antazolin hcl.docx

12
Preformulasi eksipient 1. Metil selulosa (Hope 6th, 438 Pemerian : putih, bubuk berserat atau granul, tidak berbau dan berasa, berwarna putih suspensi dalam air bereaksi netral terhadap lakmus p, mengembang dalam air dan membentuk suspensi yang hernih hingga oplesen, kental, koloid Kelarutan : tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam kloroform, larut dalam asam asetat glasial dan dalam campuran volume sama etanol dan kloroform Ph : 5,0-8,0 Stabilitas Panas : solusi viskositas berkurang sampai pembentukan gel terjadi sekitar 5080c Cahaya : bahan ini harus disimpan dalam wadah kedap udara dan tempat yang kering Incompatibilitas : metil selulosa incom dengan aminacine hidroklorida, chrorocresol kloroda merkuri, fenol, resorsinol, as. Tannic, perak nitrat, kloroda cetyl pyridinium, metil paraben propil paraben dan butyl paraben Kesimpulan : bahan ini stabil meskipun sedikit hidroskopis dan juga pada pemanasan viskositas akan berkurang sampai pembentukan gel Pedekatan formula 1. Antazolin HCl 0,5% = zat aktif, turunan etilendramin adalah antihistamin yang digunakan secara topikal untuk pengobatan konjugtivitas alergi (martindale hal 564) dan juga memiliki daya kerja sedatif yang lebih ringan 2. Benzalkonium klorida 0,01 % (0,01 – 0,02 %) = digunakan sebagai pengawet antimikroba, walaupun otm yang dibuat dalam bentuk steril, tetapi perlu penambahan pengawet karena otm yang digunakan dalam multidose, sehingga besar kemungkinan terjadi kontaminasi mikroba saat otm dibuka.dipilih benzilkonium klorida sebagai pengawet

Upload: gledys-tham-puti

Post on 05-Nov-2015

295 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

antazolin hcl.docx

TRANSCRIPT

Preformulasi eksipient1. Metil selulosa (Hope 6th, 438Pemerian: putih, bubuk berserat atau granul, tidak berbau dan berasa, berwarna putih suspensi dalam air bereaksi netral terhadap lakmus p, mengembang dalam air dan membentuk suspensi yang hernih hingga oplesen, kental, koloidKelarutan: tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam kloroform, larut dalam asam asetat glasial dan dalam campuran volume sama etanol dan kloroformPh: 5,0-8,0StabilitasPanas: solusi viskositas berkurang sampai pembentukan gel terjadi sekitar 5080cCahaya: bahan ini harus disimpan dalam wadah kedap udara dan tempat yang keringIncompatibilitas: metil selulosa incom dengan aminacine hidroklorida, chrorocresol kloroda merkuri, fenol, resorsinol, as. Tannic, perak nitrat, kloroda cetyl pyridinium, metil paraben propil paraben dan butyl parabenKesimpulan : bahan ini stabil meskipun sedikit hidroskopis dan juga pada pemanasan viskositas akan berkurang sampai pembentukan gel

Pedekatan formula1. Antazolin HCl 0,5% = zat aktif, turunan etilendramin adalah antihistamin yang digunakan secara topikal untuk pengobatan konjugtivitas alergi (martindale hal 564) dan juga memiliki daya kerja sedatif yang lebih ringan2. Benzalkonium klorida 0,01 % (0,01 0,02 %) = digunakan sebagai pengawet antimikroba, walaupun otm yang dibuat dalam bentuk steril, tetapi perlu penambahan pengawet karena otm yang digunakan dalam multidose, sehingga besar kemungkinan terjadi kontaminasi mikroba saat otm dibuka.dipilih benzilkonium klorida sebagai pengawet karena efektif dalam jumlah yang rendah 0,01-0,02 %, sangat aktif terhadap pseodemonas aeruginas, tidak ada pengawet yang dijamin efektif terhadap semua pseudemonas dan reaksi antimikrobanya cepat dn stabilitas baik pada rentang ph luas3. Dinatrium edta 0,02 % (0,005-0,1 %)= dinatrium edta sebagai agen pengkelat sering digunakan pada konsentrasi 0,02 % untuk meningkatkan aktifitas antimikroba dalam menghambat strain pseudomonas ( hope 6th 56)4. Metil selulosa 1 %= metil selulosa sebagai peningkat viskositas ditambahkan untuk meningkatkan waktu kontak sediaan kornea sehingga jumlah zat aktif yang berpenetrasi ke dalam mata akan semakin tinggi sehingga dicapai terapan efek terapi5. Sodium fosfat monobasik 0,8687 % = pendapar/ dapar fosfat memiliki nilai pka yang paling dekat dengan ph cairan tubuh sehingga akan mempermudah sistem fosfat secara maksimal.6. Sodium fosfat dibasic 0,0709 %= = pendapar/ dapar fosfat memiliki nilai pka yang paling dekat dengan ph cairan tubuh sehingga akan mempermudah sistem fosfat secara maksimal.7. Nacl 0,3035 %= natrium klorida secara luas digunakan dalam sediaan perentral dan non perenteral, dimana secra umum untuk menghasilkan larutan isotonis.8. Air ad 20 mL= pembawa/ air umumnya digunakan sebgai cairan pembawa pada beberapa sediaan, cairan pembawa sedapat mungkin mencapai ph.Perhitungan isotonisBahan%LisoBMEMassa Nacl (%)

Na. Edta0,10,200,02

Na. Fosfat Monobasik0,86870,490,425

Na. Fosfat Dibasic0,07090,290,020

Benzilkonium Klorida0.010,150,0015

Jumlah NaCl dalam sediaan0,5965

Jumlah Nacl yang perlu ditambahkan0,9-0,5965= 0,3035 %

Perhitungan daparPh zat aktif: 5-6,5Rentang ph dapar: 4,4-9,0Ph stabil yang dipilih : 6Pka: 7,2

Pka= - log ka72 = - log kaKa =10-72Ka = 6,3095 x 10-8 = 6,3 x 10-8 Ph = - log (H+)6 =- log (H+)(H+)= 10-6 Ph = pka + log g/a6 = 7,2 + g/a6-7,2 = log g/a-1,2 = log g/aGaram =0,063

Penyiapan alat/wadah/bahan1. AlatNoNama alatjumlahCara sterelisasi

1Gelas ukur 50 mLAutoclave 1210c

2Batang pengadukOven 1600c

3Beker glass 50 mLAutoclave 1210c

4 Spatel logamOven 1600c

5Pipet tetesOven 1600c

6Kaca arlojiOven 1600c

7Pipet volume 5 mLAutoclave 1210c

8Vial 50 100 mLOven 1600c

9Tutup karetalkohol

2. WadahNoNama alatjumlahCara sterelisasi

1Vial 20 mLOven 1600c 120 menit

2Penutup vial karetAlkohol 70% 24 jam

3Penutup aluminiumOven 1600c 120 menit

Penimbangan bahan1. Antazolin Hcl x 20 mL = 0,1 gram2. Na. Fosfat monobasik = x 20 mL= 0,174 gram3. Na. Fosfat dibasik = x 20 mL= 0,0141 gram4. Benzilkonium klorida = x 20 mL= 0,002 gram5. Na. Edta = x 20 mL= 0,02 gram6. Metil selulosa = x 20 mL= 0,2 gram7. NaCl = x 20 mL= 0,607 gram8. Aquadest = (100 (0,5+0,8687+0,0709+0,01+0,1+1+0,3035)= 100-(2,8531)= 97,1469= X 20 mL= 19,4293

Presedur kerja Grey area(ruang sterilisasi) = sterilisasi alat: alat-alat akan digunakan dibungkus dengan kertas perkamen , alat disterilkan menggunakan autoclave, oven atau zat kimia sesuai dengan kompatibilitas alat-alat tersebut, untuk alat yang berupa plastik atau karet direndam dalam alkohol 70% selama 24 jam, kemudian dimasukkan diwhite grey melalui pass box Grey area(ruang penimbangan)= seluruh bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan OTM ditimbang sesuai dengan perhitungan dan diletakkan diatas kaca arloji, kaca arloji diberi label yang menjelaskan nama bahan dan dibungkus dengan aluminium foil sampai tertutup secara keseluruhan. Bahan bahan dimasukkan dalam pass box yang berada di grey area yang kemudaian diambil di white area. White area(ruang pencampuran) 1. Bahan- bahan diambil dalam pass box di white area2. Meja kerja dan sarung tangan dibersihkan terlebih dahulu dengan alkohol 70%3. Kalibrasi vial 100 ml ad 50 ml4. Larutkan metil selulosa kedalam gelas kimia 50 ml dengan 5 ml air, aduk sampai terbentuk mucilago, kemudian dibilas kaca arloji dengan 1 ml aqua destillata 3x(camp 1)5. Larutkan antazolin dengan aqua destillata dalam gelas kimia, bilas kaca arloji dengan aqua destillata 1 ml sebanyak 3x6. Larutkan garam fosfat dengan aqua destillata dalam gelas kimia, bilas kaca arloji dengan aqua destillata 1 ml sebanyak 3x7. Larutkan dinatrium edta dengan aqua destillata dalam gelas kimia, bilas kaca arloji dengan aqua destillata 1 ml sebanyak 3x8. Larutkan benzilkonium klorida dengan aqua destillata dalam gelas kimia, bilas kaca arloji dengan aqua destillata 1 ml sebanyak 3x9. Larutkan NaCl dengan aqua destillata dalam gelas kimia, bilas kaca arloji dengan aqua destillata 1 ml sebanyak 3x10. Masukkan antazolin Hcl dalam mucilagi, bilas gelas kimia dengan 1 ml aqua destillata sebanyak 3x aduk sampai homogen11. Masukkan larutan benzilkonium dengan dinatrium edta12. Dituang larutan tersebut kedalam gelas ukur dan ditambahkan aquadest hingga 90% volume akhir yang diinginkan13. Dilakukan 1 pencampuran, kemudian di add volume akhir sesuai yang diinginkan14. Disaring dengan membran filter 0,45 m untuk bebas paartikulat diwujudkan dengan membran filter 0,22 m untuk menyaring bakteri Grey area (ruang penutupan ampul)Lautan yang telah ditebar partikulatkan dan bebas bakteri dimasukkan ke dalam buret, lalu diisi ke dalam botol bebas Grey area (ruang evaluasi)Dilakukan evaluasi mutu terhadap sediaan

Obat tetes hidung (fenilefrin HCl)Pemerian: kristal putih atau praktis putih, tidak berbau berasa pahitKekarutan: mudah larut dalam etanolStabilitasPanas: - untuk mencegah oksidasi fenilefrin harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, fenilefrin harus disimpan pada temperatur kurang dari 400c Larutan fenilefrin menjadi warna gelap jika terpapar udara,cahaya, panas dan membentuk prosipitatPh: 4-7,5Bentuk zat aktif yang digunakan: bentuk garamBentuk sediaan: obat tetes hidungCara sterilisasi: aseptis

Analisis preformulasi zat aktif Dilihat dari kelarutan fenilefrin, maka zat aktif tesebut cocok untuk dalam bentuk sediaan kelarutan, dimana definisi dari kelarutan itu sendiri adalah suatu sediaan homogen dimana zat terlarut larut dalam zat pelarutnya, biasanya pelarut yang digunakan adalah air atau pelarut non air seperti gliserin, alkohol dll Menurut literatur AHFS:drug information jilid 3, fenilefrin dapat dibuat dalam bentuk larutan obat tetes mata dan hidung, dimana larutan obat tetes hidung maupun tetes mata haruslah steril karena langsung dimasukkan dalam membran mukosa tubuh sehingga dlam hal ini formulasi yang akan dibuat adalah formulasi sediaan steril Dalam formula ini,metode sterilisasi untuk bahan-bahan yang tidak tahan panasdan dikerjakan didalam ruangan aseptis

EksipienNa.cmc (Hope 6th,45) Pemerian: serbuk putih, tidak berbau,berasa, bubuk granular Kelarutan : mudah terdispersi dalam air, membentuk suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol (95%)p, dalam eter Stabilitas: tahan terhadap panas, na-cmc dapat disterillisasi dalam bentuk kering dalam larutan dapat menyebabkan penurunan viskositas Incompatibilitas: Na-cmc tidak kompatibel dengan asam kuat dalam larutan dan dengan garam larut dari besi dan beberapa logam lain seperti Al,Hg dan ZnDisodium edetat Pemerian : kristal putih, tidak berbau, bubuk dengan sedikit rasa asam Kelarutan: parktis tidak larut dalam kloroform dan eter, sedikit larut dalam etanol (95%), larut 10 bagian dalam 1 bagian air Stabilitas : dinatrium edetat lebih stabil dan asam edetat, akan terjadi kristalisasi jika dipanaskan hingga 1280c Incompatibilitas: bereaksi dengan bagian untuk membentuk ikatan hidrogenPendekatan formula1. Nacl 0,282%= pengisotonis/nacl digunakan sebagai larutan pengisotonis agar sediaan irigasi setara dengan 0,9% larutan Nacl,dimana larutan tersebut mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan cairan tubuh2. Sodium fosfat monobasik 0,8687 % = pendapar/ dapar fosfat memiliki nilai pka yang paling dekat dengan ph cairan tubuh sehingga akan mempermudah sistem fosfat secara maksimal.3. Sodium fosfat dibasic 0,0709 %= = pendapar/ dapar fosfat memiliki nilai pka yang paling dekat dengan ph cairan tubuh sehingga akan mempermudah sistem fosfat secara maksimal.4. Na-cmc 0,5 %= peningkat viskostas/ untuk menghasilkan viskositas larutan yang seimbang dengan viskositas mucus hidung(agar aksi cici tidak terganggu) Na-cmc yang digunakan untuk OTH 0,5-2%5. Benzilkonium klorida 0,02%= pengawet/merupakan pengawet yang digunakan dalam sediaan farmasi,umumnya dikombinasikan dengan dinatrium edta untuk meningkatkan efektivitas antimikroba terhadap strain pseudomonas dihidung6. Na-edta 0,1%=pengkelat/untuk meningkatkan stabilitas dari benzilkonium klorida yang berperan sebagai pengawet7. Air ad 15 mL pembawa/ air umumnya digunakan sebgai cairan pembawa pada beberapa sediaan, cairan pembawa sedapat mungkin mencapai ph.

Perhitungan tonisitasbahan%LisoBMEMassa Nacl (%)

fenilefrin0,50,300,15

Na-fosfat monobasik0,86870,490,425

Na-fosfat dibasik0,07090,290,020

Benzilkonium klorida0,020,150,003

Na. edta0,10,200,02

Jumlah Nacl dalam sediaan0,618

Jumlah Nacl yang perlu ditambahkan0,9- 0,618=0,282%

NoNama alatjumlahCara sterelisasi

1Gelas ukur 50 mLAutoclave 1210c selama 15 menit

2Batang pengadukOven 1600c selama 1 jam

3Beker glass 50 mLdioven 1600c selama 1 jam

4 Spatel logamOven 1600c

5Pipet tetesOven 1600c selama 1 jam

6Plu setpemijaran

NoNama alatjumlahCara sterelisasi

1Vial 20 mLOven 1600c 120 menit

2Penutup vial karetAlkohol 70% 24 jam

3Penutup aluminiumOven 1600c 120 menit

Penimbangan bahan1. fenilefrin x 15 mL = 0,075 gram2. Na. Fosfat monobasik = x15mL= 0,1gram3. Na. Fosfat dibasik = x 15 mL= 0,01gram4. Benzilkonium klorida = x 15 mL= 0,003 gram5. Na. Edta = x 15 mL= 0,015 gram6. Na-Cmc = x 15 mL= 0,075 gram7. NaCl = x 15 mL= 0,042 gram8. Aquadest = (100 (0,5+0,8687+0,0709+0,02+0,1+0,1+0,282)= 100-(2,3416)= 97,658= X 15 mL= 14,6487

Grey area(ruang sterilisasi) = - disterilisasikan semua peralatan yang akan digunakan Disterilkan semua bahan yang akan digunakan Grey area(ruang penimbangan)= ditimbang bahan pada kaca arloji sesuai dengan formula White area(ruang pencampuran) Mucilago Na-cmc dengan menggunakan 1/3 dari air formula(campuran A) Dilarutkan dapar fosfat dengan menggunakan air formula dan dilihat dari dapar yang diinginkan(campuran B) Dilarutkan fenilefrin, benzilkoniumnklorida,disodium edetat, dan nacl dengan menggunakan formula(campuran C) Dicampurkan larutan A dan larutan C, menjadi yang homogen kemudian dilihat kesesuaian ph larutan sesuai dengan ph target (campuran D) Dicampurkan larutan B kedalam larutan D sehingga menjadi larutan yang homogen Dituang larutan tersebut kedalam gelas ukur dan ditambahkan aquadest hingga 90% volume akhir yang diinginkan Dilakukan 1 pencampuran, kemudian di add volume akhir sesuai yang diinginkan Disaring dengan membran filter 0,45 m untuk bebas paartikulat diwujudkan dengan membran filter 0,22 m untuk menyaring bakteri Grey area (ruang penutupan ampul)Lautan yang telah ditebar partikulatkan dan bebas bakteri dimasukkan ke dalam buret, lalu diisi ke dalam botol bebas Grey area (ruang evaluasi) Dilakukan evaluasi mutu terhadap sediaan