anti korupsi (autosaved).docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang jumlah penduduknya termasuk dalam 5
besar penduduk terbesar di dunia (menurut departemen perdagangan US) dengan alam yang
luar biasa indahnya. Disamping semua kelebihan tersebut Indonesia memiliki masalah yang
sangat pelik dan tak kunjung usai yaitu “ Korupsi dan Narkoba” , Korupsi dan narkoba tak
henti – hentinya menggerogoti Indonesia seperti semut yang tak bisa lepas dari tumpukan
gula.
Korupsi merupakan permasalahan yang sangat pelik di negeri kita, saat ini Indonesia
berada pada peringkat 107 dari 175 negara di dunia diukur dari tingkat kebersihan negaranya
dari korupsi, melihat peringkat Indonesia menunjukkan bahwa korupsi di Indonesia masih
sangat besar, yang menyebabkan banyak munculnya permasalahan, seperti : Kemiskinan,
pembangunan yang tidak kunjung usai, kriminalitas dan masih banyak lainya.
Gerakan Anti Korupsi harus terus dilakukan bukan hanya digaungkan tetapi harus
dilakukan, generasi muda memiliki peranan yang sangat penting dalam membasmi para
koruptor dan seluruh bibit koruptor, pemuda haruslah peka dan kritis terhadap yang terjadi
dilingkunganya sehingga orang akan takut untuk melakukan tindak pidana korupsi. Gerakan
anti korupsi akan terwujud jika pemerintah juga ikut aktif dalam menjalankanya mulai
dengan memberikan hukuman yang tegas tanpa grasi kepada setiap orang yang melakukan
korupsi bahkan harusnya diancam hukuman seumur hidup agar tidak ada lgi yang ingin
menjadi koruptor. Korupsi menghambat perkembangan negara kita dan membuat jarak yang
semakin jauh untuk menjadi negara maju.
Narkoba merupakan permasalahan yang juga sangat mengganggu stabilitas sosial
dilingkungan anak muda saat ini, wabah narkoba sudah menjaring semua orang hampir di
setiap lini tapi pemuda merupakan target utama dari penjualan narkoba, sudah sangat banyak
generasi muda Indonesia yang sebenarnya memiliki masa depan cerah, harus mati sia – sia
disebabkan benda haram tersebut. Gerakan anti narkoba merupakan gerakan yang sangat
pantas di lakukan saat ini melihat semakin meningkatnya pengguna narkoba setiap harinya
dan ini sangat membuat penduduk Indonesia resah, layaknya penyakit menular narkoba juga
seperti itu dari satu kelompok ke kelompok lainya, oleh karena dibutuhkan tindakan
1
pencegahan segera sebelum masalah ini menjadi lebih pelik dan angka penggunanya semakin
meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengambil masalah, yaitu :
“ Mengapa perlu adanya Gerakan Anti Narkoba dan Korupsi”
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengapa dibutuhkan
gerakan yang bergerak melawan dan membasmi narkoba dan korupsi.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu :
1. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang korupsi dan narkoba.
2. Memberikan pemahaman dampak dari korupsi dan narkoba.
3. Memberikan pemahaman akan pentingnya gerakan anti korupsi dan narkoba.
2
Bab II
Studi Kepustakaan
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Korupsi
Korupsi dan koruptor berasal dari bahasa latin corruptus, yakni berubah dari kondisi
yang adil, benar dan jujur menjadi kondisi yang sebaliknya (Azhar, 2003:28). Menurut Dr.
Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan
jabatan guna mengeduk keuntungan, dan merugikan kepentingan umum. Di dalam Kamus
Lengkap Oxford (The Oxford Unabridged Dictionary) korupsi didefinisikan sebagai
penyimpangan atau perusakan integritas dalam pelaksanaan tugas-tugas publik dengan
penyuapan atau balas jasa. Sedangkan pengertian ringkas yang dipergunakan World Bank,
korupsi adalah penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi (the abuse of public
office for private gain). Serta pada UU No. 20 Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa
korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang
lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Ada sembilan tindakan kategori korupsi dalam UU tersebut, yaitu: suap, illegal profit, secret
transaction, hadiah, hibah (pemberian), penggelapan, kolusi, nepotisme, dan penyalahgunaan
jabatan dan wewenang serta fasilitas negara.
Korupsi terjadi karena adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang dimiliki
oleh pejabat atau pegawai untuk kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pribadi atau
keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa
seorang pejabat dikatakan melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari
seseorang yang bertujuan mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang
menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan
hadiahdalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam korupsi.
Ada beberapa penyebab terjadinya korupsi menurut Merican (1971) sebab-sebab
terjadinya tindak pidana korupsi adalah sebagai berikut :
Peninggalan pemerintahan kolonial.
Kemiskinan dan ketidaksamaan.
Gaji yang rendah.
3
Persepsi yang populer.
Pengaturan yang bertele-tele.
Pengetahuan yang tidak cukup dari bidangnya.
Tindak pidana korupsi tidak hanya berdampak ketika baru dilakukan, tetapi korupsi
memiliki dampak jangka panjang, adapaun dampak – dampak dari tindak pidana korupsi,
yaitu :
Pemborosan sumber-sumber, modal yang lari, gangguan terhadap penanaman
modal, terbuangnya keahlian, bantuan yang lenyap.
Ketidakstabilan, revolusi sosial, pengambilan alih kekuasaan oleh militer,
menimbulkan ketimpangan sosial budaya.
Pengurangan kemampuan aparatur pemerintah, pengurangan kapasitas
administrasi, hilangnya kewibawaan administrasi.
Selanjutnya Mc Mullan (1961) menyatakan bahwa akibat korupsi adalah
ketidakefisienan, ketidakadilan, rakyat tidak mempercayai pemerintah, memboroskan
sumber-sumber negara, tidak mendorong perusahaan untuk berusaha terutama perusahaan
asing, ketidakstabilan politik, pembatasan dalam kebijaksanaan pemerintah dan tidak
represif.
Jenis korupsi yang lebih operasional juga diklasifikasikan oleh tokoh reformasi, M.
Amien Rais yang menyatakan sedikitnya ada empat jenis korupsi, yaitu (Anwar, 2006:18):
Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha
kepada penguasa.
Korupsi manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan
ekonomi kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat peraturan atau UU
yang menguntungkan bagi usaha ekonominya.
Korupsi nepotistik, yaitu terjadinya korupsi karena ada ikatan kekeluargaan,
pertemanan, dan sebagainya.
Korupsi subversif, yakni mereka yang merampok kekayaan negara secara
sewenang-wenang untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah
keuntungan pribadi.
2.1.2 Narkoba
4
Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat
mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk
ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan
lain sebagainya.
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Pengertian narkotika sendiri juga telah diatur dalam UU No. 22 tahun 1997 yang
menyatakan, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat
tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh :
ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan
betametadol.
Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.
2. Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan
lagi menjadi 4 kelompok adalah :
Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui
manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD,
STP, dan ekstasi.
5
Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan
metakualon.
Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan
fleenitrazepam.
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon,
dumolid ) dan diazepam.
3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :
Rokok
Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang
bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008).
BNN menyampaikan, bahwa diperkirakan di tahun 2014, jumlah pengguna narkoba akan
menyampai angka 5,1 juta orang. Seperti diketahui penggunaan narkoba telah banyak
menyebabkan over dosis, kehilangan keluarga, kehilangan pekerjaan, kehilangan
produktivitas, , bunuh diri, tindakan kekerasan, menjadi pelupa, terjangkit virus HIV/AIDS
dan tidak sedikit yang berakhir kematian. Sebelum nasi menjadi bubur, sebaiknya Anda
mengetahui jenis-jenis narkoba, efek narkoba, dan ciri-ciri penggunanya
Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Diah Setia Utami mengatakan
zat-zat dalam narkotika tersebut akan meninggalkan jejak yang sulit dihilangkan di dalam
otak. “Kalau rehabilitasinya tidak dijalankan dengan tuntas atau karena pengaruh lingkungan,
orang yang dikiranya sudah pulih bisa kembali lagi menggunakan narkotika. Sensasi
kenikmatannya itu sulit dihilangkan di memori otak kita. Sedikit trigger saja bisa membuat
dia kembali jadi pemakai”
Dijelaskan Diah, ada dua ciri pengguna narkotika yang dikategorikan sebagai pecandu.
6
Pertama, dosis obat-obatan yang digunakannya terus meningkat. Dosis yang sedikit
sudah tidak mempan lagi. Dia akan menambah terus dosisnya setiap hari, bahkan
dengan jenis narkotika yang lebih tinggi.
Ciri kedua, timbulnya gejala sakau apabila dihentikan, contohnya pada pengguna
heroin. Kalau sudah kecanduan heroin, untuk berhentinya memang sangat susah. Dia
akan merasa kesakitan sampai teriak-teriak minta obat. Tidak hanya heroin,
penggunaan narkotika jenis ampetamin tipe stimulan atau ATS juga bisa bikin
kecanduan, walaupun tingkat keparahannya lebih rendah.
Narkoba sendiri memiliki dampak terhadap penggunanya, disini ada dua dampak dari
penggunaan narkoba, yaitu:
Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia
Gangguan pada jantung
Gangguan pada hemoprosik
Gangguan pada traktur urinarius
Gangguan pada otak
Gangguan pada tulang
Gangguan pada pembuluh darah
Gangguan pada endorin
Gangguan pada kulit
Gangguan pada sistem syaraf
Gangguan pada paru-paru
Gangguan pada sistem pencernaan
Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes,
TBC, dll.
Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia
Menyebabkan depresi mental.
Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
Menyebabkan bunuh diri
Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.
Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau
kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi
7
dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan
melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar.
2.1.3 Gerakan Anti Korupsi dan Anti Narkoba
Gerakan Anti Korupsi dan Anti Narkoba merupakan aksi yang timbul dari respon
masyarakat terhadap permasalahan yang ada di Indonesia. Gerakan ini bertujuan utama untuk
menghilangkan dan membasmi habis para koruptor dan pengedar narkoba yang ada di
Indonesia, serta memberikan rehabilitasi kepada pecandu yang sudah lama terjerat narkoba.
Gerakan Anti Korupsi merupakan gerakan yang pro aktif mendukung pemerintah
dalam memerangi kejahatan korupsi, gerakan ini tidak hanya timbul dari kalangan anak
muda, tetapi gerakan ini ada disetiap lini masyarakat. Semua orang bertanggung jawab
terhadap aset serta semua barang berharga yang memiliki kemungkinan untuk dikorupsi,
sehingga tidak ada yang berani melakukan kejahatan tersebut. Seluruh masyarakat baik
pemuda maupun orang tua haruslah kritis terhadap pejabat yang ada di sekitar kita, terus
awasi karena tidak cukup jika hanya KPK dan POLRI yang hanya berjuang dalam
menghentikan kejahatan ini.
Gerakan Anti Narkoba merupakan hal wajib yang harus dilakukan melihat angka
pecandu dan pengedar terus meningkat baik dalam negeri maupun luar negeri. Narkoba
memiliki dampak yang sangat besar di masa depan, karena jika terus dibiarkan seluruh
generasi bangsa akan terpengaruh dan memberikan dampak yang sangat mengerikan, pada
kegiatan ini tidak hanya sebatas usaha untuk menghentikan peredaran, tetapi juga aktif dalam
mengarahkan para pecandu yang merupakan korban dari lingkungan yang bebas ini untuk
mengikuti rehabilitasi sehingga bisa kembali ke kondisi normal seperti sebelumnya.
Oleh karena banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan oleh korupsi dan narkoba,
gerakan ini harus terus digalakkan, karena permasalahan ini bukan hanya permasalahan
sekelompok orang atau pribadi tapi permasalahan ini merupakan permasalahan seluruh
masyarakat Indonesia untuk itu setiap orang harus mau berperan aktif dalam mendukung
gerakan ini sehingga indonesia bersih korupsi dan narkoba menuju Indonesia yang lebih baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
8
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Bogdan dan
Taylor (1975) dalam Moleong (2002:3) menyatakan bahwa metodologi kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna generalisasi. Dengan
kata lain, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.
Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variable mandiri yaitu tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan varibel lainya (Sugiyono,2002:6).
Metode kualitatif-deskriptif adalah penelitian yang memberi gambaran secara cermat
mengenai individu atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi
(Koentjaraningrat, 1993:89).
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah Indonesia.Republik Indonesia disingkat RI atau
Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada di
antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, iadi disebut juga
sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Terdiri dari 17.508 pulau, Indonesia adalah
negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun
2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.
Indonesia saat ini secara de facto terdiri dari 34 provinsi. Provinsi dibagi menjadi 403
kabupaten dan 98 kota yang dibagi lagi menjadi kecamatan dan lagi menjadi kelurahan,
desa, gampong, kampung, nagari, pekon, atau istilah lain yang diakomodasi oleh Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Tiap
provinsi memiliki DPRD Provinsi dan gubernur; sementara kabupaten memiliki DPRD
Kabupaten dan bupati; kemudian kota memiliki DPRD Kota dan walikota; semuanya
dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu dan Pilkada.
9
Indonesia yang terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik merupakan posisi yang sangat strategis dan penting dalam
kaitannya dengan perekonomian. Indonesia berada pada persimpangan lalu lintas dunia.
Letak geografis merupakan salah satu determinan yang menentukan masa depan dari
suatu negara dalam melakukan hubungan internasional.
3.3 Jenis Data Yang Digunakan
Ditinjau dari sumbernya, data terbagi kedalam data primer dan data sekunder.
Pengertian data primer menurut Umi Narimawati,SE.,M.Si (2008;98) dalam bukunya
“Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan Aplikasi” bahwa: “Data primer
ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk
terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau
dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang
yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data”. Sedangkan data
sekunder menurut Sugiyono (2009;137) yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud
selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta
situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
BAB IV
10
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Tersangka Narkoba Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Berdasarkan tabel diatas, bisa dilihat jumlah tersangka pengguna narkoba di Indonesia
tahun 2008 – 2014 pada siswa SD, SMP,SMA dan mahasiswa Perguruan Tinggi. Pada Tahun
2008 jumlah pengguna narkoba adalah 44.711 orang, angka ini berubah pada tahun 2012
menjadi 32.743 dengan pembagian siswa SD 4.624 orang, siswa SMP 8.806 orang, siswa
SMA 18.314 orang, dan mahasiswa perguruan tinggi 999 orang. Dengan persentase total dari
tahun 2008 – 2014 siswa SD 12.30%, siswa SMP 24.84%, siswa SMA 60.13% dan
Mahasiswa 2.72%. Persentase tersangka narkoba terbesar adalah lulusan SMA yaitu sebesar
60,13 persen.
4.2 Prevalensi Pengguna Narkoba di Indonesia
11
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Narkotika Nasional, prevalensi pengguna
narkoba di Indonesia terus mengalami peningkatan. Peningkatan penggunaan narkoba dari
tahun 2004 sampai 2009 sebesar 1 persen. Peningkatan tersebut terus meningkat tiap 1
persen sampai tahun 2015.
4.3 Data Kasus Tindak Pidana Narkoba
12
Berdasarkan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskim Polri dan BNN, Maret 2012
bahwa tindak pidana terbanyak dikarenakan Narkoba. Persentase kasus tindak pidana
narkoba dari tahun 2009 hingga tahun 2011 terus meningkat.
4.4 Indeks Partai Korupsi
13
Dilihat dari Indeks Partai Korupsi periode 2002 sampai 2014, Indeks Korupsi PDIP terbesar
yaitu sebesar 7,7 persen dengan jumlah koruptor 113 orang sedangkan Indeks partai korupsi
terendah adalah PKS.
4.5 Tabel Indeks Persepsi Korupsi
14
Berdasarkan Tabel Indeks Persepsi Korupsi, Pada tahun 2014 Negara Kamboja
berada di tingkat 156, Indonesia berada di peringkat 107 di dunia pada tahun 2014 ini
menunjukkan betapa korupnya Indonesia, dan untuk di kawasan Asia Tenggara singapura
merupakan negara terbersih dari korupsi.
4.6 IPK Indonesia di ASEAN
15
Dari grafik diatas bisa dilihat bahwa Indonesia berada di peringkat ke-3 negara
terkorup di kawasan Asia Tenggara dengan skor IPK 2.3, diatas myanmar dan kamboja.
Singapura menduduki peringkat terakhir negara terkorup di ASEAN, menunjukkan bahwa
Singapura merupakan negara terbersih yang ada di ASEN pada tahun 2009.
BAB V
16
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengguna narkoba ada dari berbagai tingkat dari siswa SD sampai mahasiswa
perguruan tinggi, sehingga mengganggu proses pendidikan. Hal ini menyebabkan
kualitas SDM Indonesia menurun dan meningkatkan angka kriminalitas.
2. Indonesia berada di peringkat 107 negara terbersih di dunia, jauh tertinggal dari
singapura yang menduduki peringkat 7 negara terbersih di dunia.
5.2 Saran
1. Gerakan Anti Korupsi harus terus dilakukan, gerakan ini harus di lakukan oleh
seluruh aspek masyarakat, pemerintah dan seluruh pejabatnya harus terus diawasi dan
jangan takut untuk menegur serta melaporkan ketika terdapat tindak pidana korupsi
yang dilakukan.
2. Gerakan Anti Narkoba harus terus dilestarikan khhususnya dikalangan pemuda
dengan menggunakan komunitas – komunitas, membuat kegiatan positif sambil
mengkampanyekan bahayanya narkoba.
3. Menjaga Indonesia agar bersih dari narkoba dan korupsi bukan hanya tugas pihak
berwenang atau pemerintah, tetapi merupakan tugas dari seluruh rakyat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
17
Azhar, Muhammad, 2003, Pendidikan Antikorupsi, Yogyakarta: LP3 UMY, Partnership, Koalisis Antarumat Beragama untuk Antikorupsi.
Kasim,M.2009.”Makalah Masalah Pendidikan di Indonesia” diunduh dari (http:
//meilanikism.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-pendidikan-di-Indonesia/)20
September 2013
Koentjaraningrat.1993.”Metode-Metode Penelitian Masyarakat”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
http://www.bnn.go.id/10 april
http://www.kompasiana.com/10 april
18