anugerah budaya dan pariwisata jabar 2012.pdf

88
1

Upload: herry-dim

Post on 21-Jan-2016

441 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

1

Page 2: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

2

Page 3: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

3

AnugerAh BudAyA

dAn PAriwisAtA

*guBernur

JAwA BArAt

2012

Page 4: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

4

Buku AcaraAnugerAh BudAyAdAn PAriwisAtAguBernurJAwA BArAt2012

Diterbitkan olehDinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Barat

Rancang sampul & isi: Herry Dim2012

Page 5: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

5

KAtA PengAntAr

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi Robbi, atas perkenan-Nya-lah kami dapatmenyelesaikan tugas sebagai Tim Penilai untuk Penerima Anugerah Budaya. dan Pariwisata dariGubernur Jawa Barat tahun 2012.

Para calon penerima yang kami seleksi berasal dari ajuan Dinas Pariwisata dan Kebudayaankabupaten-kabupaten dan kota-kota di Jawa Barat tahun 2012, ada juga yang diambil dari daftarcalon penerima tahun 2011 yang belum berhasil mendapatkan anugerah tersebut. Tidaklah mudahbagi kami untuk menyeleksi para calon karena para calon yang memiliki prestasi membanggakanlebih dari jumlah yang ditetapkan. Untuk tahun ini, seperti juga tahun lalu, jumlah calon penerimaadalah 5 untuk bidang pariwisata dan 15 untuk bidang budaya. Untuk bidang budaya, 4 untukmereka yang sudah meninggal dan 11 untuk yang masih ada.

Setelah melakukan seleksi tahap pertama, kami melakukan survey ke daerah asal para calonpenerima untuk memastikan bahwa informasi yang kami terima memang benar adanya. Surveytidak kami lakukan untuk para calon yang sudah kami ketahui secara pasti informasi tentang calontersebut. Jadi kami hanya melakukan survey ke Kabupaten Karawang, Bekasi, Sukabumi, Bogor,Subang, Cirebon, Sumedang, dan Ciamis.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepadaanggota Tim Penilai, yaitu :Prof. Iyus Rusliana, S.Sen, H. Herman Muchtar, S.E., GustaffHariman Iskandar, S.Sen., Herry Dim, H.Soni Farid Maulana, Dr. H. Moh. Liga Suryadana,Suhendi Afriyanto, S.Kar., MM, dan Khoirul Fajri, SE.MM, yang telah bekerja keras dalammelakukan penilaian atas para calon.

Akhirul kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jawa Barat, KH. AhmadHeryawan, Lc., yang telah memberikan kepercayaan kepada kami selaku Tim Penilai. Ucapanterima kasih juga kami sampaikan kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi JawaBarat, Drs. Nunung Sobari, MM. yang telah menyediakan fasilitasi kepada kami selamamelakukan penilaian.

Ketua Tim Penilai,

Prof. Dr. Hj. Nina Herlina Lubis, M.S.

Page 6: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

6

sAMButAnguBernur JAwA BArAt

Assalammualaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Jawa Barat sebagai salah satu destinasi wisata disamping memiliki pesona dan keindahan alam,

juga memiliki keragaman dan keunikan seni budaya yang menjadi daya tarik pariwisata.

Pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan Jawa Barat membutuhkan upaya yang

berkesinambungan dan keterpaduan dalam berbagai gerak langkahnya. Hal ini menjadikan pola

kemitraan antara seluruh stakeholder menjadi hal yang sangat strategis. Kerjasama dan

kerjabersama antara pemerintah, seniman, budayawan, pelaku pariwisata, komunitas, pers, dan

seluruh elemen masyarakat merupakan aspek yang harus terus dikembangkan dan dijalin melalui

berbagai media. Melalui penguatan kemitraan inilah, bidang kepariwisataan dan kebudayaan Jawa

Barat diharapkan dapat memiliki daya ungkit bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat

Jawa Barat.

Kreativitas merupakan aspek penting dalam pengembangan daya tarik pariwisata dan

pengembangan kreativitas merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam rangkaian upaya

peningkatan ekonomi kreatif masyarakat Jawa Barat secara keseluruhan. Dengan demikian

Pemerintah harus dapat memfasilitasi pengembangan kreativitas khususnya di bidang seni, budaya,

dan pariwisata sehingga dapat menjadi modal dasar dalam pembangunan kebudayaan dan

kepariwisataan Jawa Barat.

Pemberian penghargaan bidang seni, budaya, dan pariwisata merupakan sebagian kecil dari bentuk

perhatian pemerintah kepada upaya pengembangan kreativitas ini. Sudah seharusnya pemerintah

memberikan apresiasi kepada para tokoh dan komunitas yang telah berjuang dalam

mengharumkan nama Jawa Barat. Melalui ide dan karya, para tokoh dan komunitas ini telah

Page 7: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

7

memberikan sentuhan dan nilai bagi seni, budaya, dan pariwisata Jawa Barat sehingga dapat

mencirikan keunikan dan kekhasan yang membentuk jati diri masyarakat Jawa Barat sendiri.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengucapkan selamat kepada para 20 (dua puluh) tokoh dan

komunitas seni, budaya, dan pariwisata Jawa Barat yang telah terpilih pada tahun 2012 ini. Kami

memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya dan terimakasih yang sebesar-besarnya atas

dedikasi, perjuangan, dan komitmen dalam memelihara dan membangun seni, budaya, dan

pariwisata Jawa Barat. Besar harapan kami agar perjuangan ini dapat terus dikembangkan dan

diteruskan oleh generasi penerus kita demi Jawa Barat tercinta.

Terimakasih pula kami sampaikan kepada jajaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, Tim Penilai, dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Semoga

seluruh gerak dan langkah yang kita laksanakan dapat menjadi amal ibadah. Amiin Ya Robbal

A’lamin.

Wassalammualaikum Wr. Wb

Bandung, Desember 2012

KH. Ahmad Heryawan, Lc.

Page 8: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

8

sAMButAnKePAlA disPArBud JAwA BArAt

Assalammualaikum Wr. Wb.Sampurasun.

Puji dan syukur sudah sepatutnya senantiasa kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena atas

ridla-Nya maka Anugerah Budaya dan Pariwisata Jawa Barat Tahun 2012 dapat terselenggarasesuai dengan yang telah direncanakan.Penghargaan Gubernur Bidang Seni, Budaya, dan Pariwisata Jawa Barat Tahun 2012 ini diberikankepada 20 (duapuluh) tokoh/pelaku/komunitas yang telah berdedikasi dan berkarya di bidang seni,budaya, dan pariwisata Jawa Barat. Penghargaan ini merupakan salah satu bentuk apresiasiPemerintah Provinsi Jawa Barat di bidang seni, budaya, dan pariwisata. Melalui Anugerah Budayadan Pariwisata ini, di samping diharapkan dapat menumbuh kembangkan apresiasi masyarakat dibidang seni, budaya, dan pariwisata, juga agar dapat menjadi salah satu pendorong semangatberkreasi para pelaku seni, budaya, dan pariwisata serta untuk meningkatkan jalinan kemitraandengan seluruh stakeholder.Terimakasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalampenyelenggaraan Pemberian Penghargaan Gubernur Bidang Seni, Budaya, dan Pariwisata Tahun2012, khususnya kepada para tokoh seni, budaya, dan pariwisata Jawa Barat yang tergabungdalam Tim Penilai Penghargaan Gubernur Bidang Seni, Budaya, dan Pariwisata Tahun 2012.Semoga kemitraan yang telah terjalin dengan baik selama ini dapat diteruskan di masa-masa yangakan datang.Akhir kata, semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagipembangunan seni, budaya, dan pariwisata Jawa Barat.Wassalammualaikum Wr. Wb.

Bandung, Desember 2012

Drs. Nunung Sobari, MM.

Page 9: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

9

ProfilPeneriMA AnugerAh BudAyA

dAn PAriwisAtA2012

Page 10: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

10

AtiK soePAndi, s.KAr.(1944 - 2004)

Page 11: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

11

Atik Soepandi, S.Kar., lahir di Bandung pada tanggal 15 Mei 1944, tokoh Karawitan Sunda,banyak menulis buku Karawitan maupun Pedalangan Sunda yang sampai hari ini masih tetapmenjadi salah satu rujukan keilmuan karawitan di Jawa Barat. Semasa hidupnya, ia dikenal olehbanyak kalangan seniman dan budayawan.Beberapa buku yang pernah ditulisnya antara lain: Teori Dasar Karawitan (1970), Sekar Ligar

(1970), Khasanah Kesenian Daerah Jawa Barat (1976), Metode Pendidikan Seni KarawitanSunda Untuk SMP (1983), Pergelaran Wayang Golek Purwa Gaya Priangan (1984), Ringkasan

Ceritera Pantun Gaya Priangan (1984), Lagu-lagu Pupuh Pengetahuan dan Notasinya (1984),Kakawihan Barudak Sunda (1985), Peralatan Hiburan dan Kesenian daerah Jawa Barat (1987),Kamus Istilah Karawitan Sunda (1988), Tetekon Padalangan Sunda (1988), Musik Samrah(1990), pengantin Betawi, (1990), Gambang Rancag (1991), Rebana Burdah dan Biang (1992),Topeng Gong (1992), Pencak Silat (1992), Ragam Cipta (1995), Sanghyang Wiragajati (1995),Wayang Golek Sunda, Indonesia Indah Teater Boneka (1996), serta Ensiklopedi Wayang Indone-

sia (1999).Sementara beberapa tulisan hasil penelitian yang belum dijadikan buku, di antaranya:Perkembangan Degung di Jawa Barat, Pengetahuan Tembang Sunda (1973), PengetahuanGending Sunda (1974), Penuntun Pengajaran Karawitan Sunda (1978), Apresiasi Pedalangan

(1978), Pengetahuan Pedalangan Jawa Barat (1978), Tari Wayang Jawa Barat (1978), Peranandan Pola Dasar Kendang Dalam Karawitan Sunda (1980/81), Titi Laras (1981), Kawih di

Priangan (1985), Kompendium Istilah Sistem pertanian Tradisional Jawa Barat (1985), TopengBlantek (1989), Rebana ketimpring (1990), Tari Cokek (1990), Kamus Wayang (1990),Perkembangan Kacapi di Jawa Barat dan Kemungkinannya di Masa Mendatang (1991),Komunikasi Seni Karawitan Sunda (1991), Pendokumentasian Eksistensi Kempul dan Goong di

Dalam Tata Kehidupan Gamelan Tradisi Sunda (1991), Lagu-lagu Phobin (1991), Topeng Gegot(1991), Pengantar Bentuk Penyajian Karawitan I (1994), Eksistensi Juru Kawih dalam

Pergelaran Wayang Golek Purwa di Jawa Barat (1994), Glosarium Tata Busana Sunda (1995),Keadiluhungan Sunarya Dalang Wayang Golek Purwa dari Girihardja (1997), Wayang Golek

Purwa A. Sunarya dari Giri Hardja (1997), Musik Tradisional Daerah Jawa Barat dan DKIJakarta (1999), Perkembangan Seni Karawitan di Bandung “Periodisasi Seni Kawih Tahun 1845

Page 12: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

12

-1965” (2000), serta Kehidupan Sekar Caturan Wayangan di Bandung (2000).Atik dikenal juga sebagai sosok yang gigih melakukan observasi ke seluruh wilayah Jawa Baratuntuk mendokumentasikan beberapa seni tradisi buhun bersama Enoch Atmadibrata (alm).Hasilnya kini masih terkumpul di perpustakaan pribadinya di kampung Parung Halang, KelurahanAndir, Kecamatan Bale Endah bersama buku-buku dan hasil penelitian yang telah ditulis, jugasejumlah kepingan kaset auido/video VHS khasanah seni tradisi Jawa Barat.Atik kerap diundang sebagai nara sumber dan atau pembicara utama, baik dalam seminar,workshop, sarasehan, maupun loka karya yang diadakan di tingkat regional ataupun nasional.Sejumlah tulisannya pun telah dimuat dalam beberapa majalah, surat kabar, serta jurnal ilmiah. DiMajalah Handjuang saja terdapat tulisan antara lasin: (1) Degung (1971), Joint di Hawaii (1972),Mytologi Musik Jeung Karawitan (1972), Kolot Mana Pelog jeung Salendro (1972), Macapat,

maca Opat-opat (1972), Istilah Surupan Dina Karawitan Sunda (1972), Di Guam Aya Kode(1972), Kakawen Satria (1973), Angklung Wulung (1973), Pangaruh Sora Kana Sasatoan Jeung

Tutuwuhan (1974), Aboge Almanak Karuhun Sunda (1974), Suka Wayang maring Dalang,Sukma Dalang kadungsang-dungsang (1974), Ajian gatotgaca Jadi Honda (1974), Maunatna

Jas Pusaka di Surakarta (1975), serta Maen Buntut aya dina Echolak (1977). Dalam majalahKawit, di antaranya : Jenis-jenis gamelan di Jawa Barat (1975), Bangkong Ciseke (1977),Calung Tarawangsa Cigelap-Sarana Upacara Mapag Sri (1977), Karya Raden Machyar perluDidokumentasikeun (1978), Bupati Bandung Berperan Dalam Memberi Warna Padalangan

pasundan (1980), Arnesah Juru Kawih Kreatif (1983), Keputusan Sarasehan Padalangan JawaBarat (1983),Mengenal Seni Pantun (1983), Mengenang Masa Silam Akip Prawirasuganda

(1985), Mang Koko Dalam Kenangan (1985), Beberapa Catatan tentang BinojakramaPadalangan Se-Jawa Barat ke-24 di Ciamis (1991), Unsur Islam Dalam Rebana Ketimpring

(1996), Panca Darma Dalang Indonesia Salah Sahiji Kacindek Munas III Pepadi Pusat (1996),Prabu Parikesit Ngahudangkeun Dalang Sukabumi (1996), Peningkatan Kesejahteraan Seniman

Dalam Perda No. 7 Tahun 1996 (1996), Amas Thamaswara Hanya Tinggal Ciptannya (1996).Tulisan di majalah berbahasa Sunda Mangle, di antaranya : Mapag Sri di Slangit (1977),Ngadalang dina Basa Indonesia lain Garapeun memeh Mumuluk (1977), Ngengklokan SawalaSosial Budaya Sunda (1980), Reug-reug Pageuh di nu Heubeul, Sono Bogoh di nu Anom (1987)

Page 13: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

13

Tata Cara Binojakrama Padalangan (1992), serta Pa Wagub Nganjang Ki Adjum Anu Rek

Mulang (1992). Tulisan di Buletin Kebudayaan Jawa Barat, di antaranya : Gamelan BuhunCarabalen di Ciamis (1975), Rumpun dan Jenis Kesenian Jawa Barat (1975), Tembang Sunda

Cigawiran (1976), Gamelan Sekaten Cirebon (1976), Upacara Ngaseuk Di baduy DiiringiAngklung Siang Malam (1976), Pantun Sunda (1976), Kesenian Rakyat Di Banjaran (1976),serta Ngarajah Pantun Ki Adja Cibadak (1976). Tulisan di majalah Swara Cangkurileung , diantaranya : Jurig Gangsa (hal gamelan) (1975), Seminar Tembang Sunda (1976), Rumpaka

jeung Lagu Nu Nyabut Umur (1977), Pnineungan Titim Fatimah (1995), serta KarakteristikGamelan Cirebon (1995). Tulisan di surat kabar Pikiran Rakyat, di antaranya : Musik Daerah

Jawa Barat (1977), Guru Kesenian di Sekolah-sekolah Umum Penentu Kehidupan Seni MasaMendatang (1977), dan Mendokumentasikan Wayang Golek (1985). Tulisan dalah majalahGondewa di antaranya : Suling Aing Tulang Maung (1973), dan Balen Pangemat Onom (1974).Tulisan di surat kabar Galura di antaranya : Juru Kawih jeung Claude Debussy (1975), sertaNyandra Dina Kahirupan Padalangan Pasundan (1985). Dan tulisan yang dimuat dalam JurnalSeni Panggung (terakreditasi milik ASTI-STSI Bandung) di antaranya : Pasinden di Pasundan

(1994), Evolusi Musik Bambu dalam Kehidupan Masyarakat Kanekes (1995), Pupuh ADAKISI(1997), Popularitas Wayang Golek (1997), serta Salendro Kawih Gamelan Merosot (2000).Atik Soepandi pun tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI)Bandung dan diangkat pada tahun 1972. Beberapa jabatan yang pernah diemban antara lain: (1)Ketua Jurusan Karawitan 1980 - 1984, (2) Asisten Pembantu Direktur I Bidang Pendidikan danPengajaran 1984-1986, (3) Pembantu Direktur I Bidang Pendidikan dan Pengajaran 1986 - 1989,serta (4) Koordinator Penelitian ASTI Bandung 1989 - 1992.Atik pun pernah aktif di Badan Koordinasi Kesenian Nasional Indonesia (BKKNI), LembagaKetahanan Masyarakat Desa (LKMD), dan sebelum Sang Khalik menjemputnya pada tahun 2004- ia tercatat sebagai Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Komisariat DaerahJawa Barat dan sekaligus sebagai Ketua Umum Yayasan Padalangan Jawa Barat.

(Sumber: Sekar Gumilang, disarikan oleh Suhendi Afryanto)*

Page 14: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

14

MAMAn nurJAMAn / MAMAnnoor(1958 - 2007)

Page 15: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

15

Maman Nurjaman atau akrab dipanggil Mamannoor lahir di Losari (Cirebon) 21 Agustus 1958.Perkawinannya dengan Lien Herlina, dikaruniai tiga orang anak, antaranya: Sandya Maulana, TyarRatuannisa, dan Lalitya Putri Noor Ullya, dan menempati sebuah rumah di Jalan Yupiter UtamaDalam D II/7, komplek Margahayu Barat, Kota Bandung. Pendidikan yang pernah ditempuhnyaadalah: SDN I Losari (1965-1970); SMPN I Losari (1971-1973); SMAN I Brebes (1974-1976) -jurusan Sastra-Sosial; FSRD ITB - Jurusan Seni Rupa, Studio Seni Lukis; Program S-1 (1977-1984), Program Magister S-2 (1993-1997), serta Kursus Bahasa Jerman, Goethe Institut, Berlin(1993).Pengalaman berorganisasi yang pernah diikutinya, adalah : (1) anggota dan pembina PramukaGudep 002-003, 1970-1979; (2) ketua OSIS SMPN I Losari, 1971-1973; (3) anggota PaskibraSMAN I Brebes, 1974-1976; (4) anggota Studi Teater Mahasiswa (STEMA) ITB, 1977-1980; (5)pendiri dan ketua Studi Teater Putera (STEPA) Losari, Cirebon, 1977-1987; (6) anggota GroupApresiasi Sastra (GAS) ITB, 1978-1979; (7) anggota dan sekretaris Dapur Teater 23761Bandung, 1979-1980; (8) anggota Kelompok Sepuluh Bandung, 1983-1987; (9) pendiri danbendahara Forum Sastra Bandung, 1995-19—; (10) pendiri dan ketua Yayasan Matra MediaBandung, 1994-19—; (11) sekretaris umum Dewan Kesenian Jawa Barat, 1999-2001; (12)anggota Litbang Yayasan Seni Rupa Indonesia, 1999-. Semasa hidupnya pernah bekerja diberbagai bidang yang sesuai dengan profesinya, antaranya: (1) fotografer Studio Rapi, Losari,1972-1976; (2) visualizer Idessa Sentra Desain, Bandung, 1980-1983; (3) reporter, illustrator dankarikaturis Berita ITB, 1978-1980; (4) reporter Berkala ITB, 1980-1986; (5) penata artistikmajalah Scientiae, 1980-1981; (6) redaktur pelaksana majalah Manajer, 1980-1981; (7) guru senirupa SMAK Yahya Bandung, 1983-1990; (8) penyiar di Radio Estrellita, Bandung, 1983-1990;(9) art-director PT. Adhiswara Advertising, 1983-1984; (10) desainer corak Hadtex, Bandung,1989-1990; (11) dosen Universitas Pakunegara, Bandung, 1989-1990; (12) PR dan pengelolaNikko Art Gallery, Bandung, Jakarta, dan Surabaya, 1989-1991; (13) konsultan & kurator diGaleri Mon-Decor, Jakarta, 1990-1992; (14) dosen tetap Sekolah Tinggi Seni Rupa dan DesainIndonesia (STISI), Bandung, 1990-19—-; (15) Koordinator Tingkat Pertama Bersama STISI,1990-1991 ; (16) Ketua Jurusan Desain STISI, 1991-1992; (17) Pembantu Ketua III BidangKemahasiswaan STISI, 1992-1993; (18) Pembantu Ketua I Bidang Akademik STISI, 1993-1999;(19) Anggota Senat Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI) Bandung, 1996-1999; (20) Ketua Senat Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia, 2004-2005; (21) dosenjurusan Public Relations di Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika Komputer (STIMIK),Bandung, 1991-1991; (22) konsultan dan kurator Galeri Hidayat (Bandung), Andy’s Gallery

Page 16: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

16

(Jakarta), Studio R-66 (Bandung), Festival Istiqlal, dan Museum Istiqlal (TMII-Jakarta), 1991-19—-; (23) kurator beberapa pameran tunggal dan pameran bersama, diantaranya InternationalAsian Art Exhibition - Bandung (1992), Black & White Exhibition (1992), Pameran Alumnus SeniLukis ITB (1991), Festival Istiqlal (1991 dan 1995, Grand Opening Istiqlal Museum (1997),PameranTunggal Retrospeksi Barli Sasmitawinata (1997), Pameran Tunggal Umi Dachlan,International Asian Art Exhibition - Fukuoka (1993), ko-kurator Biennale Seni Lukis Jakarta XI(1998), juri Lomba Lukis Philip Morris Indonesia (1999); (24) dosen mata kuliah teori di JurusanDesain ITENAS dan UNPAS, Bandung, 1997-1999; (25) dosen mata kuliah Estetika di SekolahTinggi Desain Indonesia (STDI) Bandung, 1999-; (26) dosen Program Magister FSRD-ITB,1999-; (27) anggota Dewan Kurator Galeri Nasional, Jakarta; (28) juri ASEAN Art Award PhilipMorris, Singapura, 2000; (29) kurator pameran Silaturahmi Budaya, Gresik; (30) kurator pameranSeni Rupa Nusantara, GNI, Jakarta; (31) kurator pameran Retrospetif A.D. Pirous, 2001-2002.

Sebagai perupa, Mamannoor pernah melakukan pameran bersama ataupun pameran tunggal,antaranya : (1) Tiap Agustus, Pameran Mid-Semester, Galeri Sumardja, FSRD-ITB, 1979-1981;(2) Pameran Studio Seni Rupa Bandung, Balai Budaya, Jakarta, 1984; (3) Pameran MatraDesember ’84, gedung RRI, Cirebon, 1984; (4) Pameran Studio Seni Rupa Bandung, GoetheInstitut, Bandung, 1985; (5) Pamer Lukisan 4 Ekspressionis Muda Studio Senirupa Bandung,Goethe Institut, Bandung, 1986; (6) Pameran Lukisan Karya Guru-guru Seni Rupa Se-JawaBarat, YPK Bandung, 1986; (7) Pameran Lukisan Seniman Bandung Jawa Barat, Gedung YPKBandung, 1986; (8) Trienale I Seni Lukis Indonesia, Taman Budaya Denpasar, Bali, 1988; (9)Pameran Surakarta dalam Sketsa, Joglo Sriwedari, Surakarta, 1988; (10) Pameran Lukisan StudioSenirupa Bandung Ultah X dan Kesetiakawanan Pelukis, Gedung YPK Bandung, 1989; (11)Pameran Simponi 2 Kota, Nikko Art Gallery, Surabaya, 1989; (12) Pameran Alumni Seni Rupa &Desain ITB, Grand Lobby Gajah Mada Plaza, Jakarta, 1989; (13) Pamer Lukisan KelompokAlumni Studio Lukis Senirupa ITB, Nikko Art Gallery, Surabaya, 1989; (14) Pameran LukisanSeniman Bandung, Galeri Hidayat, Bandung, 1990; (15) Pameran Lukisan Kelompok AlumniStudio Seni Lukis SR-ITB, Museum BALI Denpasar, Bali, 1990; (16) Pameran Seni RupaCaruban Sembilan, Perbayangsa, Keraton Kasepuhan, Cirebon, 1991; (17) Pameran Bertiga (HeyiMa’mun, Mamannoor, D.J. Rachmansyah), Galeri Bandung, Bandung, 1991; (18) ContemporaryIndonesian Art : Paintings and Prints, 6 th Asian International Art Exhibition, Tagawa Museum ofArt, Fukuoka, Jepang, 1992; (19) Pameran Internasional Seni Rupa Asia ke-7 (7th. AsianInternational Art Exhibition, Gedung Merdeka dan Bank NISP, Bandung, 1992; (20) PameranHitam Putih, Studio R-66, Bandung, 1992; (21) 8th. Asian International Art Exhibition, Fukuoka

Page 17: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

17

Museum of Modern Art, Fukuoka, Jepang, 1993; (22) Pameran Berdua : Mamannoor & HerryDim, Galeri Cemeti, Yogyakarta, 1993; (23) Pameran Rupa Wayang, Gedung Manggala WanaBhakti, Jakarta, 1993; (24) 3 rd. Asean Travelling Exhibition of Painting, Photography andChildren’s Art (pameran keliling : Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,dan Thailand), 1993 – 1994; (25) Pameran Seniman Indonesia di Kohln, Jerman, 1994; (26)Pameran Lukisan : Seni Ruang Dalam, Galeri Pradipta, Bandung, 1994; (27) Pameran Gema 49,Edwin’s Gallery, Jakarta, 1994; (28) Pameran Pesona Wanita, Edwin’s Gallery, Jakarta, 1994; (29)Pameran Rupa-rupa Seni Rupa, Taman Budaya Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta, 1994; (30)Pameran 3 Seniman Kontemporer Indonesia, Andy’s Gallery, Jakarta, 1995; (31) Pameran LukisanWong Cerbon, Hotel Puri Santika, Cirebon, 1995; (32) membantu konsep Pameran Jurusan SeniRupa STSI bersama Bambang Subarnas, 1999; dan pameran tunggal yang pernah dilakukan yaitudi Semesta Pantai, Gedung RRI, Cirebon, 1984.

Pengalaman lainnya yang pernah dilakukan Mamannoor adalah pagelaran teater dan sastra, yaitu:(1) sutradara pementasan teater (Studi Teater Putera) di Losari: Golak-golak (1977), AIUEO(1978), Lautan Bernyanyi (1979), Dag Dig Dug (1980), dan Aduh (1980); (2) pemain dalam tiappagelaran Studi Teater Mahasiswa (STEMA) ITB pada Malam Iota Tau Beta, 1977 – 1980; (3)perancang poster pagelaran Exodus, Dapur Teater 23761, Bandung, 1978; (4) pemain dalampementasan Indonesia Kamu Indonesia Kami, Dapur Teater 23761, Gedung Rumentang Siang,Bandung, 1979; (4) sutradara pementasan Kolase, Gedung Pemuda, Cirebon, 1984; (5) penataartistik panggung dan audio-visual pagelaran Discopera Ken Arok, DKSB, Bandung, 1992; (6)pelaku elemen seni rupa pagelaran Meta Teater di Gedung Sunan Ambu Bandung dan TIMJakarta, 1992; (7) pembaca puisi bersama Forum Sastra Bandung di Bengkel Teater, Depok,1993; (8) pembaca puisi pada Seminar Industri Indonesia, Technische Universiteit Berlin, Jerman,1993; dan (9) pembaca puisi Hari Sumpah Pemuda bersama Tisna Sanjaya di Kedutaan BesarRepublik Indonesia di Bonn, Jerman, 1993.

Di bidang tulis-menulis, karya yang pernah dihasilkannya adalah : (1) Antologi Puisi GAS-ITB(1979), Antologi Puisi Bebas (1979), Indonesia Kamu Indonesia Kami (1979), Pertemuan KecilPikiran Rakyat, dan Antologi Sembilan Penyair Bandung, ORBA (1993); (2) 1979 - 19— menulisartikel, esei, resensi, dan kritik seni rupa di media massa: Pikiran Rakyat, Bandung Pos, MitraDesa, Bali Pos, Surabaya Pos, Kedaulatan Rakyat, Prioritas, KOMPAS, Media Indonesia,Republika, Gatra, Matra, Gaya, Scope Magazine, Art and Islamic Culture (London), DeutcheWelle (Koln), dan TEMPO; (3) 1979 - 2—- menulis pengantar pameran untuk katalog; (4) 1994 -

Page 18: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

18

19— menulis naskah buku: Desain Tekstil Modern Indonesia (1994), 50 Tahun SR-ITB : RefleksiSeni Rupa Indonesia; Dulu, Kini, dan Esok (1999), 55 Tahun Seni Lukis Popo Iskandar (1998),Jeihan, Jeihan, Jeihan: Edisi Perancis (1999), Umi Dachlan: Imagi dan Abstraksi (1999), Jeihan,Jeihan, Jeihan: Edisi Inggris (2001), Ambang Cakrawala: Amang Rahman (2001), A.D. Pirous:Vision, Faith and A Journey in Indonesian Art : 1955-2003 (2002), Wacana Kritik Seni Rupa diIndonesia (2002), Taat Yoeda: Secerah Warnanya, Berkembang Bunganya (2003), sertaBorobudur Agitatif: Seni, Inter-Kosmologi, Magelang (2004).

Dalam kegiatan seminar di berbagai kiota di Indonesia yang pernah diikutinya antara lain: (1)pembicara pada Semiloka Penulisan Seni Rupa untuk Guru-guru Seni Rupa se-Semarang diSemarang; (2) pembicara dalam diskusi Pameran Sanggar Kamboja: Tukar-Pikiran, Galeri Semar,Malang, 2004; (3) pembicara dalam diskusi Pameran Seni Lukis: Demokrasi, Rumah SeniRajawali, Medan, 2004; (4) pembicara dalam diskusi New Painting, Galeri Kita, Bandung, 2004;(5) pembicara dalam Dialog Interaktif/Diskusi Seni Sumatransformation, Dewan KesenianLampung, 2004; (6) pembicara dalam seminar Multi-Sub-Culture, auditorium Kedutaan RepublikIndonesia di Berlin, Jerman, 2004; (7) pembicara dalam Lokakarya Proyek DUE-Like, STSISurakarta, 2003; (8) pembicara dalam diskusi Pameran Tunggal Arie Setiawan di Balai Pemuda,Surabaya, 2003; (9) pembicara dalam Temu Perupa Indonesia, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta,2003; (10) moderator dalam Seminar CP Open Biennale, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta,2003; (11) pembicara/penanggap Jim Supangkat dalam Diskusi persiapan CP Open Biennale,Rumah Nusantara, Bandung, 2003; (12) pembicara dalam diskusi Seni Rupa di Rumah SeniRajawali, Medan, 2003; (13) pembicara dalam diskusi Seni Rupa Komunitas Tapak Kaki,Semarang, 2003; (14) pembicara dalam diskusi Pameran Tunggal Antonius Kho di Galeri Puri,Malang, 2003; (15) pembicara dalam diskusi Pameran Besar Seni Rupa Sumatra Barat, Padang,Taman Budaya Sumatra Barat Padang, 2003; (16) pembicara dalam diskusi Inter-Kosmologi SeniRupa di Galeri Langgeng, Magelang, 2002; (17) pembicara dalam diskusi Tilikan Seni RupaIndonesia di Jurusan Seni Rupa, Universitas Negeri Medan, 2002; (18) pembicara dalam diskusiPameran Seni Rupa Nusantara II, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 2002; (19) pembicaradalam diskusi Kosmologi dan Kreativitas Seni Rupa, Galeri Langgeng, Magelang, 2001; (20)pembicara dalam Seminar Penerbitan Jurnal Nasional, jurusan Seni Rupa Universitas NegeriMalang, Malang, 2001; (21) pembicara dalam diskusi Pameran Seni Rupa Nusantara I di GaleriNasional Indonesia, Jakarta, 2001; (22) moderator dalam Seminar Sehari Kejahatan Hak Ciptadalam Seni Rupa, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 2001; (23) pembicara dalam diskusiPameran/Kompetisi Seni Rupa Prov. Riau, ruang pamer Dewan Kesenian Riau, Pekan Baru,

Page 19: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

19

2000; (24) pembicara dalam Seminar Supra dan Infrastruktur Seni Rupa di Taman Budaya Jambi,Jambi, 2000; (25) pembicara dalam Seminar Seni Rupa dan Otonomi Daerah, Taman BudayaSulawesi Utara, Manado, 2000; (26) pembicara dalam Diskusi Seni Rupa Kontemporer, TamanBudaya Surakarta, Solo, 2000; (27) pembicara dalam seminar Peran Ganda Seniman dalamWacana Seni Rupa di Indonesia, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 1999; (28) pembicara dalamseminar Evaluasi Perkembangan Seni Lukis Indoensia, Planetarium, Dewan Kesenian Jakarta,Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 1998; (29) pembicara dalam seminar Kedudukan dan RuangLingkup Seni Patung dalam Khasanah Pendidikan Seni Rupa di Indonesia, Taman BudayaBandar Lampung, 1998; (30) pembicara dalam diskusi Gelar Akbar Seni Rupa Jatim, TamanBudaya Jawa Timur, 1998; (31) pembicara dalam Diskusi Sehari Suprastruktur dan InfrastrukturSeni Rupa di Indonesia, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 1998; (32) pembicara dalamSarasehan Seniman Bandung, Hotel Topas Bandung, 1998; (33) pembicara dalam DiskusiKosmologi Baru Seni Rupa Indonesia Masa Kini, Akademi Seni Rupa (AKSERA), Surabaya,1997; (34) pembicara dalam Diskusi Pameran Seni Lukis Malang di Dewan Kesenian Malang,1997; (35) pembicara dalam Seminar Peran Galeri dalam Kesenirupaan, Galeri Padi, Bandung,1997; (36) pembicara dalam Seminar Kreasi Seni dan Ilmiah di IKIP Surabaya, Surabaya, 1997;(37) pembicara dalam Seminar Sehari Bahasa dan Seni Nasional, IKIP Bandung, 1997; (38)pembicara dalam Seminar Sehari Semiloka Pendidikan Tinggi Seni Rupa di FSRD Trisakti,Jakarta, 1997; (39) pembicara dalam Seminar Kosmologi Seni di STKIP Singaraja, Bali, 1997;(40) pembicara dalam Seminar Nasional Identitas Keindonesiaan dalam Fenomena Multimedia,Persepektif Bahasa, Seni Rupa, dan Musik, IKIP Yogyakarta, Yogyakarta, 1996; (41) pembicaradalam Seminar Nasional Konsep dan Implementasi Pendidikan Seni di IKIP Semarang, Semarang,1995; (42) pembicara dalam Pameran Seni Rupa Malang, Dewan Kesenian Malang, 1995; (43)pembicara dalam Seminar Budaya Melayu di Pusat Studi Melayu, Technische Universiteit Koln,TU Koln, Jerman, 1993; dan (44) pembicara dalam Seminar Bahasa Cirebon di KeratonKasepuhan, Cirebon, 1991.

Pengalaman dalam bidang penjurian, diantaranya: (1) 1977-2003 ketua/anggota Juri Lomba LukisAnak-anak dan Lomba Baca Puisi tingkat kota, provinsi, nasional di Bandung dan Jakarta; (2)1999 ketua tim juri Kompetisi Seni Rupa dalam Philip Morris Indonesia Art Award, YSRI,Jakarta; (3) 1999 ketua tim juri Kompetisi Seni Lukis Karya Mahasiswa se-Indonesia yangdiselenggarakan oleh Total, Jakarta; (4) 1999 ketua tim juri Kompetisi Seni Lukis se-Prov. Riau,Dewan Kesenian Riau, Pekan Baru; (5) 2000 anggota tim juri Phillip Moris ASEAN Art Award,

Page 20: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

20

National Art Gallery, Singapura, dan (6) 2003 ketua tim juri Kompetisi Seni Rupa dalamIndonesia/Asia Art Award, YSRI, Jakarta.

Pengalaman menjadi kurator; (1) 2004 pameran ArtClips di GSPI Bandung dan MuseumRonggowarsito - Semarang, pameran Seni Rupa Minangkabau di Galeri Nasional Indonesia -Jakarta, pameran Karya Mahasiswa Seni Rupa se-Indonesia, Galeri Nasional Indonesia – Jakarta;pameran tunggal karya Xue Jiye, roadshow di Galeri Nasional Indonesia Jakarta, Galeri CandrikaJakarta, Galeri Langgeng Magelang, GSPI Bandung, dan Galeri Semar Malang, pameran SeniRupa dan Dialog Perupa se-Sumatra (PSRDPS) : Sumatransformation, Dewan KesenianLampung; (2) 2003 kurator pameran Shelter, Museum Ronggowarsito, Semarang, pamerantunggal Arie Setiawan di Gedung Pemuda Dewan Kesenian Surabaya dan MuseumRonggowarsito Semarang, pameran Seni Rupa Indonesia Multi-Sub-Culture di Berlin, Jerman,pameran 2 in 1 Face, Griya Dom, Medan; (3) 2003-4 Visual Art 4th Indonesia Art Summit, GaleriNasional Indonesia, Jakarta; (4) 2002 pameran Seni Rupa Nusantara II, Galeri NasionalIndonesia, Jakarta, pameran kelompok Holopis Kuntul Baris Jawa Timur di Griya Seni PopoIskandar, Bandung, pameran tunggal karya Mahfoed di Griya Seni Popo Iskandar, Bandung,pameran tunggal/retrospeksi A.D. Pirous, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, pameran Seni RupaNusantara I, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta; (5) 2000 pameran seni rupa Indonesia SilaturahmiBudaya, Aula Semen Gresik, Gresik, pameran Tunggal karya Umi Dachlan, Summit Mas, Jakarta;(6) 1999 pameran tunggal karya Jeihan di Darga-Lansberg, Paris, Perancis; (6) 1996 pameran senirupa kontemporer dalam rangka pembukaan Museum Istiqlal dan Bayt Al-Qur’an, Taman MiniIndonesia Indah, Jakarta; (7) 1995 pameran seni rupa modern Festival Istiqlal II (internasional) diMasjid Istiqlal, Jakarta, pameran tunggal/restrospeksi Barli Sasmitawinata, Galeri NasionalIndonesia, Jakarta; (8) 1991 pameran International Asian Art Exhibition, Gedung Merdeka,Bandung, pameran seni rupa modern Festival Istiqlal I (nasional) di Masjid Istiqlal, Jakarta,pameran Hitam Putih di Studio R-66, Bandung; (9) 1990 pameran Seni Lukis Bandung, GaleriHidayat, Bandung, pameran di Nikko Art Gallery, Bandung, Jakarta, Surabaya, pameran AlumnusSeni Lukis FSRD-ITB, Nikko Art Gallery Surabaya dan Museum Bali, Denpasar, dan (10) 1986pameran Karya Guru SMA se-Jawa Barat, Museum Sri Baduga, Bandung.

(Sumber: dokumentasi keluarga Mamannoor, disarikan oleh HD)*

Page 21: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

21

Page 22: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

22

rucitA(1916 - 1983)

Page 23: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

23

Rucita lahir di kampung Warung Buah, Kabupaten Karawang pada tahun 1916. Bagi para Dalangdi Tatar Sunda, nama Rucita bukan orang asing - bahkan buah karyanya selalu diburu untukdijadikan sebagai koleksi pribadinya. Ia merupakan salah seorang pembuat Wayang Golek PurwaSunda yang hasil ukirannya sangat terkenal, bahkan memiliki keunggulan dibandingkan denganpembuat wayang golek di jamannya. Ukiran wayang karya Rucita dipandang berkarakter dansangat detil, sehingga hasil olahannya seperti hidup. ditambah bentuk-bentuk ornamentiknya yangsangat tajam.Kepopuleran Rucita sebagai pengukir Wayang lebih terdengar, ketimbang profesi lainnya sebagaiseorang Dalang Wayang Golek Purwa. Seperti penuturan putri keduannya di Karawang, Rucitasebenarnya juga seorang dalang yang pernah berguru pada salah seorang dalang sepuh diBandung, yaitu Ki Dalang Suhaya Atmadja.Seperti halnya yang sering dipergunakan oleh dalang-dalang lain, di mana nama guru selalu dibawaserta dijadikan sebagai label, Rucita memiliki nama populer sebagai Ki Dalang Rucita SuhayaPutra. Namun demikian, kepiawaian Rucita sebagai pengukir wayang lebih diminati yang saat itubanyak didatangi oleh beberapa kawula muda untuk berguru padanya. Bahkan kepopulerannyasampai pernah diundang ke Santa Cruz - Amerika Serikat untuk melakukan sejumlah workshopseputar memainkan wayang dan sekaligus cara membuatnya. Tepatnya tahun 1974, Rucita (dalangdan pembuat wayang) bersama Nugraha Sudiredja (guru tari Sunda), Irawati Durban (penariSunda), dan Undang (juru kendang Sunda) melakukan lawatan ke Santa Cruz tersebut selama 6(enam) bulan lamanya.

Di samping menekuni profesi sebagai dalang dan pembuat wayang, Rucita setamat sekolah diMULO (pendidikan jaman Belanda) pernah meniti karir sebagai masinis di PT Kereta Api, laluberpindah bekerja sebagai karyawan PT Pos, Telegram dan Telepon (PTT) hingga mendapatpensiun di tempat bekerjanya yang terakhir ini.

Berbicara tentang koleksi hasil ukiran Rucita, kini tersimpan dengan baik dua buah kotak wayangyang berisi lebih dari seratus buah golek (per-kotaknya) rautan Rucita yang ada di padepokan Giri

Harja II dan III. Tepatnya pada tahun 1978, Ki Ade Kosasih Sunarya (alm) memesan satukotak wayang dan selang beberapa bulan kemudian diikuti oleh adiknya Ki Asep Sunandar

Page 24: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

24

Sunarya yang juga melakukan pemesanan yang sama pada Rucita. Satu lagi koleksi Rucita yangsempat menjadi pemberitaan di media massa pada tahun 1979, adalah patung Wayang Arya Bimayang memiliki tinggi 2,25 M pesanan dari salah seorang kolektor yang juga sebagai produserperusahaan Dian Recording. Kehandalan Rucita sebagai pembuat dan pengukir wayang di masa-masa akhirnya sempat akan diturunkan kepada murid-murid salah satu sekolah dasar di KabupatenKarawang sebagai kegiatan ekstra kurikuler. Namun Tuhan berkehendak lain, pada tanggal 18 juli1983 Rucita dipanggil untuk menghadapNya dan yang tersisa sebagai peninggalan yang tak ternilaidari sang Maestro Pengukir Wayang, kini hanya tinggal dua buah wayang golek (Semar dan Bima)yang tersimpan dengan baik di rumah putrinya di Kampung Warung Kebon, RT 01/05 - BelakangSD Purwasari II - Desa Purwasari - Kecamatan Purwasari - Kabupaten Karawang. Rucitameninggal dunia di usia 67 tahun di daerah Cianjur dan dimakamkan di komplek pemakan“Pasarean” Cianjur. Sesungguhnya keterampilan mengukir Rucita sempat dilanjutkan oleh salahseorang muridnya, yaitu Abah Endin - akan tetapi Abah Endin -pun telah berpulang keRahmatullah beberapa waktu yang lalu, dan kini ilmu mengukir Rucita hanya tinggal kenangan.Mudah-mudahan ke depan akan bermunculan Rucita-rucita lainnya, sehingga jagat pewayangan diJawa Barat tidak akan kehilangan eksistensinya yang dibangun salah satunya oleh nilai artsitik darijanturan golek yang tersusun dengan rapih.

(Suhendi Afryanto - hasil wawancara 8 Nopember 2012).

Page 25: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

25

Page 26: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

26

tosin MuchtAr(1940 - 2000)

Page 27: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

27

Tosin Muchtar atau akrab disapa Mang Tosin lahir di Banjaran kabupaten Bandung pada tanggal5 September 1940 dan wafat pada tanggal 19 Agustus 2000. Semasa hidup, almarhum dikenalsebagai Juru Kendang yang handal, terutama untuk seni Wayang Golek, Ketuk Tilu, Penca Silat,

Tari Keurseus, Kiliningan, Kawih, Degung, serta Celempungan. Mang Tosin mempunyai bakatbermain kendang dari ayahnya yang pernah menjadi penabuh kendang dalam pergelaran sandiwarasunda (untuk selanjutnya menjadi dalang). Pada awalnya Mang Tosin dilarang bermain kendangoleh ayahnya, karena ayahnya berpikir menjadi seorang penabuh kendang tidak akan membuahkanhasil dan manfaat untuk kehidupan Mang Tosin sendiri.Dengan berjalannya waktu, bakat Mang Tosin terlihat sangat melesat sehingga Pak Muchtarmengijinkan sang anak untuk menjadi seorang penabuh kendang kenamaan.

Di usiannya yang relatif muda, Mang Tosin menjadi juara pertama pengendang wayang golekdalam perhelatan pasanggiri Binojakrama pedalangan yang pertama. Karir Mang Tosin semakinmelesat ketika bergabung dengan grup Pak Kodir (salah satu tokoh tari Sunda) dan pada saat itubanyak seniman yang bekerja sama dengan Mang Tosin, seperti Aim Salim, E. Tjarmedi, EutikMuchtar, dan sahabatnya Mang Samin Batu.

Meskipun Mang Tosin berlatar belakang tradisi, pada tahun 1970an Mang Tosin membantugarapan sendra tari Ramayana dengan komposer Mang Koko (penggarap gamelan Wanda Anyar).Pada saat itu Mang Koko sempat mengeluarkan komentar “sok sanajan garapan Koko jiga

gamelan brang breng brong ari geus dikendangan ku Mang Tosin mah genah kadanguna. Tah halkasebut teh dibalukarkeun Mang Tosin mah tara bauan kana garapan. Garapan naon bae pasti

ditarima ku hate anu jembar sok sanajan panginditan Man Tosin tina tradisi”.

Pada tahun 70an, Mang Tosin menjadi salah seorang anggota grup Dewi Pramanik, pimpinanGugum Gumbira (sekarang Jugala Grup), grup Gentra Madya pimpinan Nano S, Sasaka DomasGrup, Parahiyangan Grup, Malati Grup, Mang Ujang Suryana Grup dan masih banyak lagi. Takketinggalan artis terkenal pun bekerjasama dalam rekaman. Artis tersebut adalah Bimbo Grup,vokal grup yang pada masa itu sedang melejit di Nusantara. Pada masa yang sama Mang Tosinbekerjasama dengan Pak Raden untuk membuat soundtrack si Unyil dengan gaya etnik modern.

Page 28: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

28

Meskipun Mang Tosin berlatar belakang seniman beliau bekerja di Pangdam VI siliwangi sebagaiPNS. Disamping itu Mang Tosin bekerja untuk tim kesenian Pikiran Rakyat, guru kendang diKOKAR (sekarang SMKN 10 Bandung), dan terakhir sebagai dosen luar biasa di ASTI (kiniSTSI) Bandung sampai akhir hayatnya.

Dengan kendang Mang Tosin berkeliling dunia untuk menjalankan misi kesenian Sunda kemancanegara seperti Malaysia, Jepang, Hongkong, Singapura, Perancis, Jerman, dan masihbanyak negara yang pernah Mang Tosin kunjungi.

Mang Tosin mempunyai beberapa murid lokal serta internasional, di antaranya Profesor Marikodari Jepang, Profesor Andrew dari Amerika.

Atas jasa Mang Tosin dalam bidang Kesenian Sunda, beliau banyak menerima penghargaan daripemerintah daerah dan pusat juga penghargaan dari internasional. Penghargaan terakhir yangpernah beliau terima adalah Piagam Penghargaan Jaipong Award. (Sony Riza Windyagiri)*

Page 29: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

29

Suasana rapat terakhir penilaian nominee penerima Anugerah Budaya dan Pariwisata 2012,setelah serangkaian rapat sebelumnya di tempat yang sama yaitu ruang komputer kantorDisbudpar Jabar dan serangkaian perjalanan survey ke beberapa daerah.*

Page 30: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

30

drs. h. guguM guMBirA tirAsonJAyA

Page 31: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

31

Drs. H. Gugum Gumbira Tirasonjaya lahir di Bandung pada tanggal 4 April 1945. Ia dikenaloleh banyak kalangan sebagai koreografer dan sekaligus pencipta genre tari baru yang sangatpopuler dan sekaligus menjadikan buah tangannya menjadi karya seni monumental sampai dengansaat ini, yakni Jaipongan.Kreativitas yang menonjol dari seorang Gugum, tidak lain kemampuannya untuk membuka ruangberfikir yang tidak tertumpu pada satu dimensi - sebut saja, ia terlahir dan memiliki talenta seniyang ditopang oleh kemampuan manajerial yang cukup handal untuk men-direct seniman-senimanhebat ke dalam potensi kreatifnya. Sejumlah daerah dan sejumlah seniman tradisi telah ia datangiuntuk menimba ilmu serta menghasilkan sebuah pengalaman estetik yang berujungpada sebuah proses panjang untuk melahirkan karya yang terbilang unggul.

Ia mulai belajar pencak silat dan Ketuk Tilu dari Bapak Mihardja (ayahnya), Gugum terusmelakukan pengembaraan kinetiknya dengan belajar Ketuk Tilu modern pada Saleh Natasanjayadi Bandung, belajar Ketuk Tilu pada Bacih di Citarip, Bandung, pada Sanhudi dan Lurah Danadi Lembang, Djulaeha dari Situ Aksan - Bandung, serta Nandang Barmaya dari Bandung. Takhanya sebatas itu, Gugum memperluas pengetahuan dan keterampilan menarinya mulai ke luarwilayah Bandung, yakni; Ketuk Tilu gaya kaleran pada Pendul dari perkumpulan Topeng BanjetPusaka Lemah Dawur Kabupaten Karawang, Atut dan Epeng di Kabupaten Karawang.Sedangkan tari Bajidor dan Kiliningan diperoleh dari Askin di Kabupaten Karawang.

Di samping belajar Pencak Silat, Ketuk Tilu, dan Bajidoran - Gugum juga belajar tari wayang padaDrs. Syarif Musa dari Cigereleng - Bandung, tari Tayub pada Wigandi dari Bandung serta OnoLesmana dari Sumedang. Kegigihan, ketekunan, serta kesabaran dalam menapaki beberapa jenistarian yang ia pelajari, walhasil sejumlah karya ‘petingan’ terlahir dari tangan Gugum. Beberapa diantaranya: (1) Gaplek (1978), (2) Kangsreng, Keser Bojong, Toka-toka, Kuntul Manggut,Setrasari (1982), (3) Sonteng (1983), (4) Ringkang Gumiwang (1985), (5) Rawayan (1987), serta(6) Kawung Anten (1992).

Setiap kemunculan tarian yang dikreasi Gugum, tak ayal selalu menjadi Hit - bahkan mampumengungguli seni-seni industri yang berbarengan peredarannya, sehingga menempatkan karya-

Page 32: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

32

karyanya dalam puncak keemasan yang bertahan cukup lama secara signifikan. Hal ini merupakanobsesi Gugum sendiri yang ingin menempatkan seni berbasis tradisi lokal mampu hidup layak dansejajar dengan seni modern lainnya, termasuk bersaing dengan seni import sekalipun.

Fenomena Gugum Gumbira dan Tari Jaipongannya, tak dapat dimungkiri telah menorehkancatatan tersendiri di tengah-tengah kevakuman kreativitas seni (khususnya di tahun 1970-an). Olehkarena itu, sangatlah beralasan bilamana selepas kemunculan karya-karya unggulan tersebut -Gugum mendapatkan anugerah dan dipercaya pada peristiwa-peristiwa penting yang berskalanasional maupun internasional, di antaranya: (1) Festival Tari Rakyat Se-Asia di Hongkong(1978); (2) Misi Kesenian Bandung - Braunscweig (1983); (3) Festival Film Asia di Bandung(1986); (4) HUT RI di Bangkok - Thailand (1986); (5) Misi Kesenian ke Jepang (1988); (6) HUT

Yayasan Gotong Royong dan HUT Ibu Tien Soeharto (1988); (7) Menyambut Tamu NegaraSultan Brunei Darussalam (1989); (8) Opening Ceremony Asian Tourist Forum di Bangkok -

Thailand (1990); (9) Festivak Kesenian Indonesia-Amerika/KIAS (1990); (10) Kirab RemajaNasional I Tarian Massal di Jakarta (1990); (11) Misi Kesenian ke Eropa (1991); (12) Misi

Kesenian ke Malaysia (1992); (13) Kirab Remaja Nasional II di Jakarta (1993) dan III (1994);(14) Misi Kesenian ke Singapura (1994); (15) Misi Kesenian ke Korea Selatan (1996); (16) Misi

Kesenian ke Laos (1996); serta (17) Misi Kesenian ke Jepang (1997).

(Diambil dari berbagai sumber dan disarikan oleh Suhendi Afryanto)*

Page 33: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

33

PESINDEN Mamah Iyar Wiarsih(kiri) saat pegelaran ProgramPewarisan Kapesindenan MamahIyar Wiarsih, bertempat diPanggung Terbuka Wana WisataSitu Ciburuy Padalarang Kab.Bandung Barat, Kamis (15/3/2012).*

[Sumber/foto: RETNO HY/"PRLM" http://www.pikiran-rakyat.com/node/180860]

Sampul kaset Iyar Wiarsih bersama Memed, Suwanda, dan Suwanda Group dalam album "Gutak-Gitek."[Sumber: http://madrotter.blogspot.com/2011_10_01_archive.html]

Page 34: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

34

MAMAh iyAr wiArsih(Sumber foto: “Pikiran Rakyat Online”)

Page 35: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

35

Mamah Iyar Wiarsih, pengarang sekaligus pelantun tembang Mojang Priangan ini suatu ketikamewariskan lagu-lagu yang hingga kini masih tersusun rapih dalam buku catatannya, sertamewariskan juga gaya panggung dan warna suaranya pada suatu perhelatan pewarisan bagipesinden-pesinden muda.Antara tahun 1950 hingga 1960-an Mamah Iyar sempat memiliki murid sampai empat puluhorang, tapi tidak ada satupun yang menerima ilmu secara utuh dengan kemampuan sama persisdengan dirinya.“Dalam beberapa tahun ini, ada banyak calon sinden (penyanyi lagu Sunda) ataupun pesinden yangmeminta diajarkan gaya Mamah, tapi karena setelah bisa satu dua lagu tidak datang lagi, jadi tidaksemua ilmu diterima,” demikian pernyataan Mamah Iyar agak menyesalkan sekaligus melukiskanbahwa tak mudah untuk menjadi sinden itu.Mamah Iyar kini tinggal di kampung Rancabali, RT 02/02, Ds. Kertamulya, Kec. Padalarang, Kab.Bandung Barat.Sejak meninggalnya Warsa Muharam, suaminya, pada tahun 1982 bubar pula grup Sundayanayang dipimpinnya. Mamah Iyar Wiarsih pun nyaris menghentikan aktivitas berkeseniannya sebagaijuru tembang (pesinden). Tapi karena tidak ingin mengecewakan yang menggundang, sesekalimasih suka naik panggung dan menerima pesinden atau calon sinden yang berguru pada dirinya.Di sejumlah daerah priangan Mamah Iyar dikenal sebagai “Mojang Priangan,” di kawasan Pantura(Pantai Utara) dikenal sebagai “Si Jago Dermayon.” Sudah sejak usia 15 tahun naik panggung danhampir 100 lagu diciptakannya, yang dua di antaranya yang sangat legendaries adalah MojangPriangan dan Dikantun Tugas.Meski dianggap dan diakui turut andil di medan juang, hingga usia senjanya Mamah Iyar tidakmendapat pengakuan khusus apalagi santunan dari pemerintah sebagai pejuang. Karena sikaprendah hati, sederet penghargaan yang di antaranya dari Menteri Penerangan RI (1977), MenteriPendidikan dan Kebudayaan (1981), dan Bupati Bandung (1993) serta terakhir Anugerah Budayadari Disparbud Pemkot Bandung (2009), telah membuatnya bahagia.

(Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/172207-Retno.HY - diolah kembali oleh HD)

Page 36: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

36

Salasatu kegiatan latihan tari di Sanggar Indra Kusuma.*

Page 37: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

37

Sanggar Indra Kusuma didirikan pada tanggal 5 Mei 1974 di Jakarta di bawah asuhan YayasanPendidikan Indra Kusuma, dengan akte Pendirian No. 482 dari Notaris Ny. Chairunnisa SaidSelenggang, S.H. tertanggal 30 Desember 1988, bergerak di bidang kesenian tradisional dankursus-kursus keterampilan kewanitaan seperti kursus merias pengantin, tata kecantikan rambut,tata kecantikan kulit, dll., menempati lokasi di Jalan Raya Jatiwaringin No. 260 Pondok GedeKota Bekasi – Jawa Barat. Sanggar Indra Kusuma, ber-Azazkan PANCASILA dan UUD 1945dan bertujuan: Membantu Pemerintah dalam bidang Pendidikan, Kesejahteraan, Sosial, Keseniandan Keterampilan guna mencerdaskan kehidupan bangsa dan kesejahteraan untuk mencapaikemakmuran Bangsa dan Negara.Sanggar Indra Kusuma mempunyai sebuah wadah sebagai Pusat Pendidikan dan PelatihanKesenian dan Keterampilan, mendidik dan melatih para siswa agar setelah selesai mengikuti diklatpara alumninya dapat mandiri, menjadi tenaga yang berkualitas, terampil dan berprestasi.Prestasi yang telah diraih oleh Sanggar Indra Kusuma di antaranya : (1) Juara I Lomba SenamRampak Jaipong Porseni PLSM Jawa Barat II, 1992, meraih piala Gubernur Kepala DT. I JawaBarat; (2) Juara I Lomba Rampak Jaipongan Porseni PLSM Jawa Barat II, 1992, meraih pialaGubernur Kepala DT. I Jawa Barat; (3) Juara I Rampak Jaipongan Pekan Orientasi Keterampilan(PORKETA) HP-PLSM DikMas DepDikBud DaTi II Bekasi, 1992; (4) Juara I Tari Sunda padaLomba Tari Remaja Se-Jakarta Selatan, 1992; (5) Juara I Lomba Karya Cipta Tari, Hardiknas1993 Tk. Prop. Jawa Barat; (6) Juara I Penata Busana Lomba Karya Cipta Tari, Hardiknas 1993Tk. Prop. Jawa Barat; (7) Juara I Penata Tari Lomba Karya Cipta Tari, Hardiknas 1993 Tk. Prov.Jawa Barat; (8) Juara I Lomba Rampak Jaipongan Pekan Keterampilan PLSM Jawa Barat Ke III1993; (9) Penyaji Artistik Terbaik Parade Tari Daerah Tk Nasional 1993; (10) Tahun 1993 meraihpiala Adi Karya Pariwisata se Jawa Barat dari Gubernur Jawa Barat; (11) Juara I Pesona WisataBekasi Th. 1994 Padepokan Tari Indra Kusuma; (12) Juara I Tari Sunda Lomba Tari RemajaWilayah Kotamadya Jakarta Timur 1993/1994 Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Timur;(13) Penyaji Terbaik Parade Tari Daerah 1997, dalam rangka Pekan Desember TMII 1997, utusanDaerah Provinsi DKI Jakarta Tk. Nasional; (14) Juara I Tari Sunda Lomba Tari Remaja KodyaJakarta Timur Th. 1997 Gelanggang Remaja Kodya Jakarta Timur; (15) Juara I Lomba Tari LatarPesta Seni SLTA Tk. Prop. DKI Jakarta Th. 2005 Kepala Dinas Kebudayaan dan PermuseumanDKI Jakarta; (16) Juara III Pasanggiri Jaipongan Antar Kabupaten/Kotamadya Tingkat ProvinsiJawa Barat 19 Oktober Tahun 2008, Utusan Daerah Kota Bekasi; (17) Juara III Penata TariJaipongan Rampak Dewasa pada Pasanggiri Jaipongan Antar Kabupaten/Kotamadya TingkatPropinsi Jawa Barat 2008 sebagai Utusan Daerah Kota Bekasi; (18) Juara I Penyaji Kesenian

Page 38: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

38

Terbaik Se Jawa Barat meraih Piala Gubernur Jawa Barat, di Sasana Budaya Ganesha ITBBandung, 2008; (19) Juara I Pemuda Pelopor Tk. Prov. Jawa Barat Bidang Seni Budaya &Pariwisata Dinas Pemuda & Olahraga Jabar 2010; (20) Pemuda Pelopor Nasional 2010 BidangSeni Budaya & Pariwisata Kemenpora RI; (21) Juara I Tari Porseni Tk SD se Prov. DKI JakartaDinas Pemuda & Olahraga DKI Jakarta 2011; (22) Juara I Instruktur Tari Tradisional Se JawaBarat Dinas Pendidikan 2011; (23) Juara II Instruktur Tari Nasional Kemendiknas 2011; dan (24)Juara I Instruktur Tari Se Jawa Barat Dinas Pendidikan 2012.

Untuk pengelolaan kegiatan latihan dan lain-lainnya, Sanggar Indra Kusuma mempunyai gedungdan aula sendiri dengan ukuran 10 X 23 m, dilengkapi beberapa set gamelan, kostum/busanauntuk pergelaran siswa dan diasuh para pengajar/pelatih yang berpengalaman dan berpendidikanformal/informal sesuai dengan dibidangnya masing-masing. Kegiatan yang rutin dilakukanmeliputi: kursus dan pelatihan Seni Tari Tradisional, Seni Lukis, Seni Musik/Karawitan, M.C. danVocal, serta Tata Rias Pengantin. Untuk penyelenggaraan Pendidikan Anak usia Dini (PAUD),Sanggar Indra Kusuma memiliki NILEK: 02203.1.0166 dari kemendikbud dengan TandaOrganisasi nomor: 504 07 05 06 4 07 yang dikeluarkan oleh Sub Dinas Kebudayaan JakartaTimur.

Setiap bidang/jurusan pada lembaga pendidikan, diperlukan adanya jenjang tingkatan untukmenunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mengikuti latihan. Sesuai dengan Kurikulum yangsudah ditentukan, jenjang tersebut adalah (1) Tingkat Dasar; (2) Tingkat Terampil; (3) TingkatMahir; dan (4) Tingkat Pengembangan. Evaluasi Kenaikan Tingkat dilakukan setiap 6 (enam)bulan sekali. Setiap siswa yang telah dinyatakan lulus akan mendapatkan sertifikat dari YayasanPendidikan Indra Kusuma.Indra Kusuma pun memiliki galeri yang menyediakan ragam batik, ukir kulit, topeng/kedok,lukisan kaca, baju pengantin, kostum tari, alat-alat karawitan, makanan khas tradisional Indonesia.

(Sumber: Deviana - Sanggar Indra Kusuma)*

Page 39: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

39

Sebagian dari tim penilai Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012 didampingi dua penyair/jurnalis, Ahmad Syubbanuddin Alwy (paling kiri) dan Matdon (kedua dari kanan) berfotobersama Rastika (ke tiga dari kiri), saat kunjungan ke rumah tinggal sekaligus bengkel kerjanyadi daerah Gegesik, Cirebon.*

Page 40: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

40

Vredi KAstAM MArtA

Page 41: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

41

H. Vredi Kastam Marta (Drs.M.Pd., M.M.) lahir di Banten, 15 Desember 1945. Dramawanyang dikenal sebagai tokoh kesenian di Sukabumi ini, kini tengah menyelesaikan programdoktornya di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dengan kajian Pendidikan Nilai.Sebagai dramawan, karyanya yang dianggap fenomenal sekaligus kontrovesial adalah naskah SyehSiti Djenar yang dijadikan sebagai pemenang ke III sayembara penulisan naskah drama olehDewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahun 1973. Bersamaan dengan itu, kemunculan Vrediberbarengan dengan dramawan-dramawan handal lainnya, seperti Putu Wijaya, Wisran Hadi,Kuntowidjojo, Yudhistira Adi Nugraha, dll. Karena kecintaannya terhadap bidang seni drama,pada tahun 1970- Vredi mendirikan Studi Klub Teater Sukabumi dan sekaligus menjadi motorpenggeraknya. Ketokohan Vredi sebagai penggerak seni drama dengan berbagai prestasi yangdimilikinya, akhirnya pada tahun 1977 - 1987 menjadi Pembina kesenian di Kota Sukabumi.Terdapat beberapa naskah lainnya yang telah tercatat sebagai pemenang setiap perlombaan yangdiikuti Vredi, di antaranya; Teot-teot (sebagai pemenang harapan sayembara penulisan naskahdrama anak-anak DKJ tahun 1976), Bisul-bisul (1976), serta Endang Sakinah (pemenang pertamaAnugrah Vidya penulisan skenario Festival Sinetron Indonesia tahun 1988). Semenjak saat itu,Vredi dipercaya oleh salah satu stasiun televisi milik pemerintah Indonesia untuk menulis beberapaskenografi untuk tayangan sinetron.

Vredi Kastam Marta yang beralamatkan di Jalan Garuda nomor 57 - RT 02/01 - KecamatanBaros - Kota Sukabumi, di samping memiliki kecintaan terhadap seni drama dengan berbagaiprestasi yang telah diraihnya, juga aktif diberbagai kegiatan sosial lainnya, di antaranya ; KetuaKNPI Sukabumi (1975-1983), Wakil Ketua ICMI Sukabumi (1990-1993), Ketua PGRI Sukabumi(1997-2002), Ketua STIE PGRI Sukabumi (1995-1999), Ketua STKIP PGRI Sukabumi (2007-2015), serta Ketua Dewan Pendidikan Kota Sukabumi (2000-2010). Di tengah-tengah kesibukansebagai pimpinan perguruan tinggi dan kegiatan sosial lainnya, Vredi menyempatkan diri untukmenggarap sebuah oratorium berjudul “Perjalanan Sehari-hari” dalam rangka pembukaan MTQSe-Jawa Barat tahun 2001 di Kota Sukabumi.

(Suhendi Afryanto - wawancara 9 Nopember 2012)

Page 42: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

42

AdJie esA PoetrA

Page 43: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

43

Adjie Esa Poetra lahir di kota Mekah (Arab Saudi) pada tanggal 3 Nopember 1956, menempuhpendidikan formal di Akademi Pariwisata Bandung serta IKIP Bandung Jurusan Musik, selain itusecara informal pernah belajar musik dari Cathy Dewitt dan Harry Roesli.Nama Adjie Esa Putra sangat akrab di telinga penggiat musik karena prestasinya yang telahmengantarkan beberapa artis menjadi bintang seni hiburan. Beberapa yang pernah dilatihnya yaitu:Nike Ardilla (almh), Melly Goeslaw, Inka Kristy, Rita Efendi, Agus Wisman, Faisal Amir,Merry Andani, serta Budy Do Re Mi, dll. Adjie-pun pernah melatih beberapa penyanyi asingyang populer di negaranya masing-masing, di antaranya: Nazrey Raihan (Malaysia), SashaSaidin (Malaysia), Yung-yung (China/Idol), Nurul (Singapura/Idol), Surya Rahmanty(Singapura), Syikin Hamet (Singapura), Fammy (Singapura), Dorcinda Knauth (USA),Rokhanna (Perancis).Selain kesibukannya sebagai Guru vokal yang dirintisnya sejak tahun 1975 dan mendirikan StudioVokal Adjie Esa Putra, ia pun pernah dipercaya menjadi instruktur Bina Vokalia Himpunan ArtisPenyanyi dan Musisi Indonesia (HAPMI), Studio Crecendo, serta West Java Studio, serta secarakonsisten terus membina sejumlah pengamen di Jawa Barat. Kegiatan lainnya yang tercatat adalah:(1) Kolumnis Musik di berbagai media massa cetak sejak 1980 (terutama untuk Pikiran Rakyat);(2) Buku yang pernah ditulis: Revolusi Nasyid (MQ Publishing); 1001 Jurus Mudah Menyanyi /Best Seller & Jurus Jitu Jadi Penyanyi Beken (Daar Mizan); Panduan Juri Musik & Nyanyi(Nuansa Cendikia); 200 Th Seni di Bandung Bab Bandung Barometer Musik (Pusbitari Press );Pesan Kultural Pada Lagu-Lagu Rakyat di Indonesia (akan diterbitkan Daar Mizan); (3)Pembina, Produser dan Pemerhati Nasyid; (4) Pengarah vokal untuk kegiatan industri rekaman;(5) Sering melatih penyanyi untuk lomba tingkat lokal, nasional maupun internasional (FestivalNyanyi HAPMI, Pekan Seni Mahasiswa Nasional, Festival Bintang Radio Nasional, FestivalNyanyi Tingkat Dunia di Kazaksthan, Festival Nyanyi tingkat Asia di Shanghai dll.; (6) Seringmenjadi juri musik tingkat lokal & nasional; (7) Sering menjadi pembicara pada acara seminar /lokakarya / work shop / diskusi musik maupun kebudayaan; (8) Pelatih reality show FestivalNasyid Indonesia (FNI) Indosiar 2004; (9) Pelatih Reality Show Boy & Girl Band Indonesia 2012SCTV; (10) Produser & Co Produser sejumlah rekaman musik di Indonesia; (11) Vocal Directorrekaman lagu mandarin penyanyi Yung-Yung di Ghuang Zou China 2004; (12) Mengarahkanrekaman vokal untuk banyak proyek rekaman komersial yang diedarkan di Indonesia mau pun dimancanegara; (13) Menjadi Show Manager Pemprov Jabar untuk Kabaret Alih Keterampilan

Page 44: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

44

Safari Pemuda & Safari Wanita Berkarya dari 1993 s/d 1996; (14) Turut menjadi tim penysunStrategi Pembangunan Kebudayaan Jawa Barat tahun 2003; (15) Penyelenggara Reuni musisi &penyanyi Terkenal asal Bandung/Jabar angkatan 1970 s/d 2007 di Bandung (Bandung Reunion);serta (16) Beberapa kali menjadi Juri Anugrah Budaya Walikota Bandung.

Adjie yang tingga di Jalan Wijaya Kusumah nomor 72, komplek Kota baru Cibaduyut, KotaBandung, ini memiliki motto hidup: sesungguhnya pada setiap kesulitan selalu terdapat

kemudahan.

(H. Sony Farid Maulana)*

Page 45: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

45

Page 46: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

46

rAstiKA

Page 47: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

47

Rastika Lahir di Gegesik Kulon, Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat pada tahun 1942. Anakpasangan Tarsa dan Rubiyem ini belajar melukis sejak usia 10 tahun. Kepandaian sang kakek yangsemasa hidupnya terkenal sebagai seorang pengukir keris rupanya menurun kepadanya.Ketika duduk di bangku sekolah, secara diam-diam Rastika suka menggambari Sabak (batu tulis)dengan motif wayang Cirebon. Secara otodidak, Rastika mulai belajar mengenai motif batikCirebon yang menyertai seorang tokoh wayang. Tahun 1960-an, ketika berusia belasan tahun,Rastika mulai melukis di atas kertas. Tetapi, ketika ia melihat para pelukis kaca senior sepertiMaruna, Saji dan Sudarga melukis di atas kaca, secara diam-diam Rastika mencobanya di rumah,lalu ia tunjukan kepada Sudarga. “Dia bilang lukisan saya bagus,” ujarnya. Dari situlah Rastika mulai menekuni melukis di atas kacadan pembeli lukisan pertamanya bernama Sukirno, tetangganya sendiri.Narasi lukisan Rastika umumnya merupakan suatu penggambaran antara baik dan buruk, hukumandan kejahatan, angkara dan samadi, dalam pola dan motif yang berasal dari kisah-kisah legendadan pewayangan, dengan motif campuran antara Jawa-Hindu, Islam dan Cina yang telahbertranformasi.Tahun 1977, Rastika ikut serta berpameran di Pasar Seni ITB, ia diajak oleh pelukis Hariadi Suadiyang juga dosen seni grafis Fakultas Seni Rupa ITB. Waktu itu Rastika berpameran bersamaSudarga, masing-masing memamerkan lima lukisan. Lukisan “Semar dengan Dua KalimatSyahadat” karya Rastika pun terpampang, sejak itulah namanya mencuat. Suka-duka sebagai pelukis kaca yang cukup dikenal di daerah Cirebon tersebut, juga kerapdibohongi oleh calon pembelinya. “Ada juga sekelas menteri yang pesan lukisan harganya pengenmurah, tapi lukisan kacanya pengen besar dan bagus,” ujar Rastika seraya mengatakan, hal itusudah terbiasa terjadi. Rastika menyerahkan kebohongan para pejabat itu pada Yang Kuasa. “Yangberbuat jahat itu pasti ada balasannya,” ujar Rastika.Hingga kini Rastika sudah berpameran lebih dari 17 kali (sudah ada 2000 lukisan kaca), baikbersama-sama maupun tunggal. Pameran tunggal dan bersamanya antara lain di Taman IsmailMarzuki, Bentara Budaya, dan berbagai hotel di Jakarta. Lukisan kacanya juga pernah ditampilkandalam Pekan Raya Jakarta 1978, di Mitra Budaya milik perkumpulan pencinta kebudayaan diJakarta. Lukisan-lukisannya banyak dimiliki para kolektor antara lain Karna Tanding, Begawan

Page 48: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

48

Mintaraga, Anoman Obong, Aji Candrabirawa, Bima Suci, dan Kumbakarna Gugur. Salah satulukisannya diberi nama Citra Indonesia terpampang di Museum Indonesia TMII. Karya-karyaRastika kini juga bisa dilihat di Museum Wayang, Jakarta.Di rumahnya yang sederhana itu, Rastika hidup bersama anaknya, Kusdono (30), yang kinimengikuti jejaknya. Ia tetap hidup sederhana dengan pikiran sederhana. ”Jadi seniman itu otaknyaharus bagus, jangan pernah buruk sangka, harus juga punya aji rasa,” demikian Rastika bertutur.Prinsip sederhana pria jangkung ini tentu saja berdasar pengalaman hidupnya yang pahit. Terutamasaat banyak orang dan pejabat yang “mencuri” lukisan kacanya tanpa mau membayar.”Saya ini ikhlas, apalagi kalau ada pembeli yang uangnya pas-pasan atau pura-pura gak punyauang, ya saya kasih saja itu lukisan dengan harga murah. Saya tahu kok ada pejabat yang datangmau beli lukisan, lalu dia sodorkan uang sedikit, katanya gak punya uang. Padahal, saya tahu diacuma pura-pura gak punya uang,” kata Rastika tertawa lebar.Menurut Rastika kendala klasik perkembangan lukisan kaca Cirebon adalah perluasan pangsapasar, karena memang tidak mudah mengalihkan masyarakat konsumen dari kebutuhan sekunderke kebutuhan primer. Namun, Rastika juga yakin akan tetap hidup lewat lukisan kaca dan ia akantetap melukis kaca hingga akhir hidupnya. “Anak saya Kusdono nanti yang akan meneruskanperjuangan saya,” bisiknya.Ya, Rastika adalah lukisan kaca, keduanya menyatu dalam tradisi budaya Cirebon. Lukisan kacaCirebon adalah media ekspresi Rastika – yang nantinya - menjadi dokumentasi kehidupan senibudaya sosial keagamaan dan spiritualitas masyarakat Cirebon.

(Mat Don - Sinar Harapan).

Page 49: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

49

Page 50: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

50

h. useP roMli hM

Page 51: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

51

H. Usep Romli HM lahir di Garut pada tanggal 16 April 1949. Pendidikan yang pernahditempuhnya yaitu; SD di Garut (1956-1961), SMP di Garut (1961-1963), SPGN Garut (1963-1966), IKIP Bandung (1983), IAIN Sunan Gunung Jati Bandung (1986), Pondok Pesantren(1961-1967). Kolumnis bebas di beberapa surat kabar ini telah memiliki sejumlah pengalamanyang secara tidak langsung menempatkannya sebagai penulis yang cukup dikenal, di antaranya: (1)tahun 1966-1983 diangkat menjadi PNS Guru SD di Garut, sambil menjadi koresponden untukbeberapa suratkabar Bandung dan Jakarta; (2) tahun 1983-1984 menjadi Kepala SubseksiPembinaan Bahasa Daerah SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Barat; ( 3) tahun 1984-2004 : Wartawan SK Pikiran Rakyat Bandung; (4) Penulis/Kolumnis Bebas; (5) tahun 1996-menjadi Pembimbing Ibadah Haji & Umroh di BPHU “Megacitra” Kota Bandung.

Karya-karya tulis yang telah dihasilkan oleh H. Usep terbagi ke dalam dua bahasa, yaitu bahasadaerah (Sunda) dan Indonesia. Dalam bahasa Sunda di antaranya: (1) Nyi Kalimar Bulan (caritabarudak, 1971); (2) Sabelas Taun (kumpulan sajak, 1979); (3) Bentang Pasantren (novel, 1982);(4) Oray Bedul Macok Mang Konod (carita humor barudak, 1983); (5) Bongbolongan Nasruddin(carita humor barudak tarjamahan, 1983); (6) Dongeng-Dongeng Araheng (carita barudak, 1984);(7) Ceurik Santri (kumpulan carpon, 1985); (8) Nu Lunta Jauh (kumpulan sajak, 1990); (9) JiadAjengan (kumpulan carpon, 1991); (10) Paguneman jeung Firaon (kumpulan carpon, 2003); (11)Dulag Nalaktak (kumpulan humor pasantren , 2006); (12) Sanggeus Umur Tunggang Gunung(kumpulan carpon,2009); (13) Sapeuting Di Cipawening (kumpulan carpon, 2010); (14) KuahBeukah (kumpulan humor padesaan, 2011); serta (15) Tumis Bari (kumpulan humor padesaan,2011). Sementara karya tulis dalam bahasa Indonesia di antaranya: (1) Si Ujang Anak Peladang(ceritera anak-anak, 1972); (2) Pahlawan-Pahlawan Hutan Jati (ceritera anak-anak, 1973); (3)Pertaruhan Domba dan Kelinci (ceritera anak-anak bergambar, 1976); (4) Bambu Runcing AurKuning (ceritera anak-anak, 1980); (5) Aki Dipa Pemburu Tua (ceritera anak-anak, 1982); (6)Sehari di Bukit Resi (ceritera anak-anak, 1983); (7) Pahlawan Tak Dikenal (ceritera anak-anak,1984); (8) Desa Tercinta (ceritera anak-anak, 1984); (9) Berlibur ke Kaki Gunung (ceritera anak-anak, 1985); (10) Cinta Bangsa dan Negara (kumpulan hutbah Jum’at, 2002); (11) Zionis Israeldi Balik Serangan AS ke Irak (analisa, 2003); serta (12) Percikan Hikmah (kumpulan anekdotesufi, 2004).Dari kegiatannya sebagai penulis, H. Usep pernah menerima beberapa penghargaan, yaitu : (1)Penghargaan Penulisan Pariwisata dari Dinas Pariwisata Jawa Barat, 1982; (2) Hadiah SastraLBSS untuk puisi, 1995; (3) Hadiah Sastra LBSS untuk esei, 2001; (4) Hadiah Sastra LBSSuntuk esei, 2004; (5) Hadiah Sastra LBSS untuk cerpen, 2006; (6) Hadiah Rancage pikeun karya

Page 52: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

52

sastra Sunda “Sanggeus Umur Tunggang Gunung,” 2010; serta (7) Hadiah Rancage untukpenghargaan terhadap bahasa & sastra Sunda, 2011.Di sela-sela kegiatan menulisnya, H. Usep menekuni beberapa kegiatan organisasi kemasyarakatanantara lain: (1) tahun 1975-1977 menjadi Ketua PGRI Ranting Kadungora Timur Jauh KabupatenGarut; (2) tahun 1998-2002 menjadi Ketua Seksi Diklat PW Cabang Jawa Barat; (3) tahun 1998-2008 menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut; serta(4) tahun 1996-2001 menjadi Penasihat Lajnah Ta’lif wan Nasr PWNU Jawa Barat.

(Nina Herlina Lubis - sumber: H. Usep Romli HM)*

Page 53: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

53

Page 54: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

54

r. MohAMMAd AchMAd wiriAAtMAdJA

Page 55: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

55

R. Mohammad Achmad Wiriaatmadja atau yang akrab disapa dengan sebutan Aom Achmad,lahir di Sumedang tanggal 2 mei 1940 adalah Kepala Museum Prabu Geusan Ulun - YayasanPangeran Sumedang. Salah satu tokoh yang karismatik di daerah Sumedang ini, beralamat di JalanPangeran Kornel nomor 229, RT 01/02, Lingkungan warung Situ, Kelurahan Kota Kulon,Kabupaten Sumedang. Di samping mengepalai sebuah museum yang koleksinya menjadi salah satusumber rujukan budaya Sunda, Aom Achmad telah melahirkan beberapa karya tulisan diantaranya: Sejarah Leluhur Sumedang (1975), Sejarah Singkat Sumedang (1980), PangeranKornel-ceritera bergambar yang dimuat di majalah ‘Tandang’ (1985), Peninggalan InstalasiHindia Belanda Era Perang Dunia I tahun 1914-1918 di Kota Sumedang (2002), CadasPangeran (2003), Pangeran Aria Soeria Atmadja Bupati Sumedang 1882 – 1919, Cita-cita,Kepemimpinan dan Ketauladanannya (2006). Selain menghasilkan tulisan dalam bentuk buku,juga terdapat karya dalam bentuk patilasan sejarah, yaitu: Restorasi “Prasasti Cadas Pangeran”(26 Nopember 1972) dan Pembuatan Monumen di Makam Juang Pekerja Rodi, di KampungSingkup (1972), serta Lukisan Sejarah “Wawanen Pangeran Koesoemadinata / Pangeran Kornel”(1974). Sebagai kepala Museum, Aom Achmad kerapkali terlibat dalam Penyelenggaraan UpacaraMauludan di Museum Prabu Geusan Ulun – Yayasan Pangeran Sumedang sebagai TradisiTahunan, dan Mengikuti Festival Keraton Nusantara (FKN) / Pameran Benda Koleksi MuseumPrabu Geusan Ulun, di antaranya : FKN II di Cirebon (1997), FKN III di Kutai Kartanegara(2002), FKN IV di Jogjakarta (2004), FKN V di Solo (2006), FKN VII di Palembang (2010), danFKN VIII di Bau Bau, Buton (2012). Beberapa kegiatan yang berkaitan denga ke-museum-andijalani Aom Achmad dan juga menjadikan pengalaman hidupnya yang penuh makna, yaitu: PeraihNilai Tertinggi dan Penghargaan/Trophy “Adhikarya Pariwisata” Tingkat Propinsi Jawa Barat(2002), Penata Upacara Adat Pernikahan Kasumedangan di Konsulat Jendral Los AngelesCalifornia, USA (1997), mengikuti Workshop di Art Gallery of South Australia, dalam rangkaPameran “The Crescent Moon : Islamic Art and Civilization of South East Asia ; di Adelaide,Australia (2005), mengikuti Pembukaan Pameran “The Crescent Moon : Islamic Art andCivilization of South East Asia, di Canberra, Australia (2006), mengikuti Pameran di MuseumKAA Bandung, mengikuti Pameran Keliling di Gedung Pusdai Kabupaten Sumedang (2012),mengikuti Pertemuan Kepala Museum Se Indonesia di Bandar Lampung (2012), serta mengikutiPembahasan RUU tentang perlindungan Masyarakat Adat di DPR RI (2012).

Untuk mengisi di sela-sela kegiatan rutinnya sebagai budayawan dan kepala museum, Aom Acmadpun tercatat sebagai teaterawan yang pernah terlibat dalam beberapa pertunjukan, yaitu : pemeranutama tokoh “Pangeran Geusan Ulun”; di Bandung, Sukabumi, Serang – Banten (1966); penyusun

Page 56: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

56

naskah dan sutradara “Sabda Nyata Ing Rumaksa” (1975), pemeran tokoh “Eyang Mukid” dalammelodrama Cadas Pangeran, pemeran Prabu Siliwangi dalam Gending Karesmen, serta pemainsinetron (empat judul), antara lain : “Ulis Odi” – Komedi dan “Maharani” – Religi (1997). Dalambeberapa kegiatan seminar dan atau lawung budaya, Aom tidak pernah melewatkannya sebagaibagian dari tanggung jawab dirinya sebagai orang yang dipercaya memimpin suatu museum yangcukup bersejarah, di antaranya : Lawung Budaya, Srimanganti, 05 Juli 2004; Lawung Budaya,Srimanganti, 30 September 2004; Saresehan Pengenalan dan Pelestarian Pusaka / Heritage;Srimanganti 20 Agustus 2003; ”Pinton Anggon” Pakaian Tradisi Ka-Sumedangan, Srimanganti,Seminar Pengembangan Tata – Rias Pengantin Sumedang, 05 April 2005; Seminar SejarahSumedang Larang; Srimanganti, 29 Juni 1998; Bedah Buku Cadas Pangeran, tahun 2010 diGedung Negara; dan Seminar Sejarah, tahun 2012. Selaku Ketua Umum Paguyuban Adat danBudaya Sumedang, mengadakan Acara “Gunem-Catur” dalam Bahasa Sunda; dalam diskusi tetap,setiap Senin Malam Selasa, di Radio Kabupaten Sumedang, membahas seputar adat / tradisi /bahasa Sunda / tata krama / budi pekerti / seni budaya / sejarah Sumedang, pemrakarsapembangunan monumen sejarah di Cadas Pangeran, dan Pemrakarsa pembangunan Museum JatiGede.

(Sumber: R. Mohammad Achmad Wiriaatmadja - Nina Herlina Lubis)*

Page 57: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

57

Page 58: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

58

reMy sylAdo[Sumber foto: http://fotografius.wordpress.com/2011/05/29/remy-sylado/]

Page 59: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

59

Yapi Panda Abdiel Tambayong atau lebih dikenal dengan nama pena Remy Sylado (23 761),lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juli 1945 adalah salah satu sastrawan Indonesia, masakecil dan remajanya tumbuh di Semarang dan Solo tapi kemudian melanglang di Bandung.Remy yang menguasai sejumlah bahasa (termasuk bahasa Ibrani), itu memiliki sejumlah namasamaran seperti “Dova Zila,” “Alif Danya Munsyi,” “Juliana C. Panda,” “Jubal Anak PerangImanuel,” dsb yang ia gunakan di balik kegiatannya di bidang musik, seni rupa, teater, film, dll.Ia memulai kariernya sebagai wartawan majalah Tempo (Semarang, 1965), redaktur majalahAktuil Bandung (sejak 1970), dosen Akademi Sinematografi Bandung (sejak 1971), ketua TeaterYayasan Pusat Kebudayaan Bandung. Bahkan sejak usia 18 tahun telah menulis kritik yang dikemudian hari dikenal pula banya menulis kritik puisi, cerpen, novel, drama, menulis kolom, esai,sajak, roman populer, juga buku-buku musikologi, dramaturgi, bahasa, dan teologi. Di balik itusemua, Remy dikenal pula karena sikap beraninya menghadapi pandangan umum melaluipertunjukan-pertunjukan drama yang dipimpinnya. Ia pun menjadi pelopor penulisan puisimbeling.Saat ini ia bermukim di Bandung, Remy pernah dianugerahi hadiah Sastra Khatulistiwa 2002untuk novelnya Kerudung Merah Kirmizi. Remy juga dikenal sebagai seorang Munsyi, ahli dibidang bahasa. Dalam karya fiksinya, sastrawan ini suka mengenalkan kata-kata Indonesia lamayang sudah jarang dipakai. Hal ini membuat karya sastranya unik dan istimewa. Penulisannovelnya selalu didukung riset mendalam, maka kerap ke Perpustakaan Nasional untukmembongkar arsip tua, dan menelusuri pasar buku tua. Pengarang yang masih menulis karyanyadengan mesin ketik ini juga banyak melahirkan karya berlatar budaya di luar budayanya.Remy Sylado pernah dan masih mengajar di beberapa perguruan di Bandung dan Jakarta, sepertiAkademi Sinematografi, Institut Teater dan Film, Sekolah Tinggi Teologi.Beberapa karya Remy Sylado, di antaranya: (1) Orexas; (2) Gali Lobang Gila Lobang; (3) SiauLing; (4) Ca-Bau-Kan (Hanya Sebuah Dosa) (1999) - diangkat menjadi film Ca Bau Kan yangdisutradarai Nia di Nata dan dirilis tahun (2002); (5) Kerudung Merah Kirmizi (2002); (6)Kembang Jepun (2003); (7) Parijs van Java (2003); (8) Menunggu Matahari Melbourne (2004);(9) Sam Po Kong, (2004); (10) Puisi Mbeling (2005); (11) Rumahku di Atas Bukit; (12) 9 dari 10Kata Bahasa Indonesia adalah Asing; (13) Drama Musikalisasi Tarragon “Born To Win,”; serta(14) Novel Pangeran Diponegoro. Di samping karya-karya tersebut di atas, Remy jugamenghasilkan sejumlah karya film di antaranya : (1) Pesta (1991); (2) Tutur Tinular IV (1992);dan (3) Capres (Calo Presiden) (2009).

(Sumber: syairsyiar.blogspot.com/2010 diolah kembali oleh HD)*

Page 60: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

60

Ayi ruhiyAt

Page 61: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

61

Ayi Ruhiyat lahir di Kampung Walahar, Desa Bantarwaru, Kec. Haur Geulis, Kab. Indramayupada 10 September 1969. Dia adalah anak ke delapan dari pasangan Mamir Natadipura danSamnah yang sehari-hari merupakan seorang pekerja dan ibu rumah tangga. Sejak masih kecil iasudah mengenal dunia kesenian tradisional Sunda melalui Pak Omod, seorang seniman tarompet dikota Subang. Ketika masih duduk di sekolah dasar, Ayi Ruhiyat mulai mencermati kesenian SundaBuhun yang dikembangkan oleh almarhum Bapak Sukaman. Saat itu ia mulai mempelajari teknikdangding, teknik petik pada instrumen kacapi, teknik meniup suling, dsb.Pentas kesenian pertama mulai dirintis pada tahun 1980-an. Sejak saat itu Ayi Ruhiyat mulai seringtampil pada acara kawinan, sunatan, juga ruwatan di daerah Subang dan Indramayu, serta mulaidikenal sebagai pemain tarompet Sunda. Ia kerap tampil bersama para seniman tradisional dalampertunjukan Tardug, Genjring Ronyok, Singa Depok, Terbang, dsb. Pada periode ini ia sempattergabung dalam kelompok kesenian yang dikelola oleh beberapa seniman seperti Bapak Darim,Bapak Sudana, dsb. Di luar kesibukannya, pada saat itu Ayi Ruhiyat juga mulai mempelajariketerampilan dalam memainkan instrumen kacapi secara otodidak di rumahnya.Pada awal tahun 1990 Ayi Ruhiyat pindah ke kota Bandung dan menjadi pelatih kesenianSisingaan di daerah Ujungberung. Selain bekerja sebagai seniman tradisional pada saat itu ia jugabekerja serampangan sebagai tukang ojeg, pedagang keliling, tukang baso, dsb. Saat itu iaberkenalan dengan Endang Endul, seorang sarjana seni lulusan STSI Bandung yang juga dikenalsebagai seniman tradisional Sunda yang menguasai kesenian Reog, Silat, Rampak Kendang, dsb.Selanjutnya ia juga mulai menjalin hubungan dengan beberapa seniman seperti Ega Robot, EndangTariana, Atang Warsita, dsb. Pada periode ini, Ayi Ruhiyat mulai merintis kolaborasi dengankelompok kesenian di UPTK UNPAD yang dipimpin oleh Ayi Deni atau lebih sering dikenaldengan nama Abah Abo.Berkat keterampilan dalam memainkan bermacam instrumen tradisional dan mementaskanberbagai bentuk kesenian Sunda, Ayi Ruhiyat telah mendapatkan beberapa penghargaan. Salahsatu yang monumental adalah penghargaan sebagai seniman Reog dengan dogdog terbanyak diMonumen Perjuangan Bandung pada tahun 2008. Saat itu ia membantu proses aransemen musikyang menggerakan sekitar 300 seniman reog se-Jawa Barat sehingga mendapat penghargaanMuseum Rekor Indonesia (MURI). Beberapa penghargaan lain yang telah didapat antara lainadalah penghargaan seniman tarompet tradisional Sunda yang diterima dalam acara HUT TNItahun 2005 di Cilangkap. Saat itu Ayi Ruhiyat tergabung sebagai anggota tim kesenian RampakKendang Raider 323. Beberapa tahun setelahnya ia mendapatkan Penghargaan PasanggiriSisingaan di kota Subang tahun 2009.

Page 62: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

62

Ketertarikannya untuk mempelajari kesenian Pantun Buhun secara serius mulai muncul padasekitar pertengahan tahun 1990 dengan belajar kepada Aang Didi, seorang seniman pantun didaerah Ujungberung. Mulai sejak itu ia mengeksplorasi dan mengembangkan kesenian PantunBuhun, serta menampilkan kesenian ini dalam berbagai kesempatan. Pertunjukan kesenian PantunBuhun utamanya ia tampilkan dalam kegiatan ruwatan yang kerap diselenggarakan di pelosokkampung serta beberapa wilayah di sekitar kota Subang dan Indramayu. Karirnya sebagai senimanPantun Buhun juga berkembang atas dukungan dari Abah Dasep, seorang tokoh kesenian darikota Bogor. Selain itu ia juga didukung oleh Abah Dede, kepala UPTD Pagaden Subang.Pada sekitar tahun 2000-an ia mulai berkesempatan untuk menampilkan kesenian pantun dibeberapa kampus di kota Bandung semisal Universitas Padjadjaran (UNPAD), UniversitasPendidikan Indonesia (UPI), ataupun di ruang kesenian semisal Common Room. Dalamkesempatan ini Ayi Ruhiyat juga mulai mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan paraseniman akademis dan beberapa kelompok seniman serta musisi yang berasal dari latar belakangyang beragam. Beberapa kerja kolaborasi yang telah mendapatkan sentuhan kemampuannya antaralain adalah pertunjukan bersama dengan band punk Tjukimay, Trah Project, Idea Percussion, sertapenyanyi populer Mulan Jameela. Pada periode ini minatnya untuk mendalami kesenian PantunBuhun semakin berkembang. Bersama dengan beberapa seniman di kota Subang ia mulai merintisPadepokan Linggar Manik yang digunakan untuk berlatih kesenian Pantun Buhun serta berbagaikesenian tradisional di daerah Subang. Saat ini Ayi Ruhiyat tinggal dan bekerja di kota Subangserta memiliki empat orang anak.

(Gustaff H. Iskandar - wawancara)*

Page 63: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

63

Ayi Ruhiyat menyempatkan menampilkan penggalan pantun dengan lakon “Pajajaran” saatkunjungan survey tim penilai ke sanggarnya di Subang.*

Page 64: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

64

sAlAsAtu sudut ruMAh tinggAl di KAMPung AdAt KutA.*

Page 65: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

65

Kampung Adat Kuta berada di lembah curam sedalam kurang Iebih 75 meter dikelilingi tebung-tebing perbukitan, dalam bahasa Sunda disebut Kuta (artinya pager tembok).Mengenai asal-usul Kampung Kuta, dalam beberapa dongeng buhun yang tersebar di masyarakatSunda sering disebut adanya nagara burung atau daerah yang tidak jadi/batal menjadi ibukotaKerajaan Galuh. Daerah ini dinamai Kuta Pandak. Masyarakat Ciamis yang dulunya bernamaGaluh dan sekitarnya menganggap Kuta Pandak adalah Kampung Kuta di Desa Karangpaningalsekarang. Masyarakat Cisaga menyebutnya dengan nama Kuta Jero. Dongeng tersebut ternyatamempunyai kesamaan dengan cerita asal-usul Kampung Kuta. Mereka menganggap dan mengakuidirinya sebagai keturunan Raja Galuh dan keberadaannya di Kampung Kuta sebagai penungguatau penjaga kekayaan Raja Galuh.Sejak kapan berdiri Kampung Kuta, maupun asal-usul kampung tersebut, belum diketahui denganpasti. Namun demikian, ada beberapa versi asal-usul Kampung Kuta yang dituturkan kuncenKampung Kuta.Asal-usul Kampung Kuta terdiri dari atas dua bagian yang masing-masing berdiri sendiri, yaituKampung Kuta pada masa kerajaan Galuh dan pada masa kerajaan Cirebon.Versi Kampung Adat Kuta pada masa Kerajaan Galuh dimulai pada awal pendirian KerajaanGaluh. Seorang raja Galuh bernama Prabu Ajar Sukaresi sedang mengembara bersama beberapapengawal terpilih dan berpengalaman. Pengembaraan dilakukan untuk mencari daerah yang cocokuntuk mendirikan pusat pemerintahan kerajaan. Pada saat rombongan Prabu Ajar Sukaresi tiba ditepi sebuah sungai yang bernama Cijulang, raja melihat daerah di seberang sungai atau sebelahbarat cukup menarik dan menurut penglihatannya cocok untuk dijadikan pusat kerajaan. PrabuAjar Sukaresi segera memerintahkan para pengawalnya untuk beristirahat dan membangun tempatperistirahatan di tempat tersebut. Dia sendiri akan meneliti dan menunjau secara seksama daerahseberang Sungai Cijulang.Setelah melakukan penelitian, Prabu Ajar Sukaresi memerintahkan para pengawalnya untukmembongkar tempat peristirahatan sementara dan segera pindah ke seberang sungai untukmemulai persiapan membuka daerah yang akan dijadikan pusat kerajaan. Bekas tempatperistirahatan sementara yang terdapat di tepi sungai Cijulang ini, sampai sekarang disebutDodokan, artinya daerah tempat duduk atau peristirahatan raja.

Page 66: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

66

Prabu Ajar Sukaresi berkeliling ke daerah tersebut dan ternyata daerah tersebut dikelilingi tebing-tebing tinggi. Melihat kondisi ini, Prabu Ajar Sukaresi beranggapan bahwa daerah ini tidak dapatberkembang dan diperluas karena dibatasi tebing. Dengan terpaksa, segala persiapan yang telahdilaksanakan untuk membangun pusat pemerintahan dibatalkan dan ditinggalkan. Daerah inisekarang disebut Kampung Kuta. Penamaan kampung ini sesuai. dengan Ietaknya yang berada disebuah Lembah dan dikelilingi tebing. Dalam bahasa Sunda daerah dengan kondisi demikian inidisebut kuta.Prabu Ajar Sukaresi dan rombongan pun melanjutkan pengembaraan. Setelah mengembara cukupjauh dan cukup lama akhirnya berhasil menemukan daerah pertemuan dua sungai yaitu SungaiCimuntur dan Sungai Citanduy yang cocok untuk pusat pemerintahan. Daerah ini dibangunmenjadi pusat kerajaan Galuh dan sekarang menjadi kawasan situs Karangkamulyan.Setelah ditinggalkan Prabu Ajar Sukaresi, daerah Kampung Kuta tidak diketahui kelanjutanceritanya.Versi asal-usul Kampung Kuta pada masa Kerajaan Cirebon diawali oleh dua kerajaan yangmenaruh perhatian besar terhadap Kampung Kuta, yaitu kerajaan Cirebon dan kerajaan Mataramdi Solo. Perhatian kedua kerajaan tersebut, disebabkan para penguasanya mendapat amanat danwangsit dari leluhurnya untuk memelihara dan menjaga daerah bekas peninggalan Prabu AjarSukaresi.Raja Cirebon mengutus salah seorang kepercayaannya yang bernama Raksabumi agar menetap diKuta dengan tugas memelihara dan menjaga keutuhan daerah Kuta. Kepada Raksabumi, RajaCirebon berpesan bahwa apabila di Kuta telah ada utusan dari kerajaan Mataram maka sebaiknyamengalah (Sd: ngelehan maneh) dan Raksabumi (Ki Bumi) tidak boleh kembali ke Cirebon.Demikian juga Raja Solo berpesan kepada utusannya bahwa jika utusan Raja Cirebon telah ada diKuta lebih dulu maka harus mengalah dan tidak boleh kembali ke Solo. Dengan adanya perintahtersebut maka kedua utusan berusaha keras agar dapat mencapai Kuta lebih dulu.Sebenarnya kedua utusan tiba di daerah Kuta hampir bersamaan. Akan tetapi, setelah tiba didaerah Kuta tanpa sebab yang pasti utusan kerajaan Solo meninggalkan daerah Kuta. Raksabumisendiri segera membuka hutan dan membangun pemukiman di sekitar situ (danau, rawa) dandikenal dengan nama pamarakan, artinya tempat marak atau menangkap ikan dengan cara

Page 67: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

67

mengeringkan airnya. Sebagian masyarakat menyebutnya pamarekan bukan pamarekan.Pamarekan berarti dekat. Disebut demikian karena Raksabumi membangun pemukiman dekatdengan daerah yang dimaksud.Demikianlah, akhirnya Raksabumi menjadi pemimpin di Kampung Kuta atau penunggu danpenjaga daerah Kuta hingga akhir hayatnya. Setelah meninggal Raksabumi dimakamkan diCibodas dan dikenal dengan nama Ki Bumi. Dia dianggap sebagai cikal bakal dan leluhur yangmenurunkan masyarakat Kuta. Raksabumi adalah pemimpin pertama dan sampai sekarangKampung Kuta tetap dipimpin oleh keturunan Ki Bumi.Keberadaan Ki Bumi di Kampung Kuta ditugaskan oleh Raja Cirebon agar menjaga danmemelihara daerah bekas peninggalan Prabu Ajar Sukaresi yang terdapat di Kampung Kuta.Peninggalam tersebut umumnya berupa tempat di hutan keramat yang dilihat dad namanyamenunjukkan persiapan membangun pemukiman, antara lain Panday Domas (pandai besi tempatpembuatan senjata dan peralatan pembangunan), Panyipuhan (tempat menyepuh peralatan perangatau emas), Gunung Apu, Gunung Semen, dan Gunung Barang.Masyarakat Kampung Kuta percaya bahwa peninggalan itu disimpan di hutan keramat yang dijagaoleh mahluk gaib yang bernama Bima Raksa Kalijaga, Sang Maetil Putih, Kiai BimaRaksanagara, dan Prabu Mangkurat Jagat. Oleh karena itu, masyarakat sangat patuh untuktetap memelihara dan menjaga hutan keramat (1998:18).Versi lain ditulis dalam Selayang Pandang Pemukiman Tradisional Kampung Kuta, bahwaKampung Kuta telah ada sejak jaman dulu. Dimulai dengan datangnya Ambu Raksa Bima Kalijagasuruhan Prabu Siliwangi untuk membuka pusat Kerajaan Galuh di Kuta. Bukti-bukti persiapantersebut sampai kini masih tersimpan di antaranya persiapan semen merah masih tersimpan diGunung Semen; peralatan rumah tanggga tersimpan di Gunung Padaringan dan Panday Domas;peralatan kesenian tersimpan di Gunung Wayang dan Gunung Batu Goong. Namun pada saat akanmendirikan kerajaan tidak mencapai Patang Ngewu Domas pendirian keraton digagalkan, semuabarang-barang yang telah dipersiapkan semuanya disimpan di Gunung Barang.Setelah itu Kerajaan Galuh berpindah ke Karang Kamulyan, sebagai gantinya menunjuk anakbuahnya yang berasal dari Solo yang bernama Aki Batasela untuk memelihara Kampung Kuta,selanjutnya menugaskan anak buahnya yang lain yang berasal dari Cirebon yang bemama Aki

Page 68: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

68

Bumi. Di antara dua anak buah yang ditugaskan ke Kampung Kuta hanya Aki Bumi yang dapatsampai ke Kampung Kuta, sedangkan Aki Batasela karena lambat hanya sampai ke KampungCibodas, untuk selanjutnya bermukin di Cibodas sampai meninggal. Oleh sebab itu sampai kinisetiap penduduk Kampung Kuta yang meninggal akan dikuburkan di Cibodas, hal ini sebagaibentuk penghormatan terhadap leluhur yaitu Aki Batasela yang meninggal di Cibodas.Pemeliharaan Kampung Kuta selanjutnya diserahkan kepada turunan-turunan Aki Bumi secaraturun-temurun disebut dengan kuncen atau kunci. Keturunan dari Aki Bumi, yang menjadi kuncendi Kampung Kuta adalah Aki Dano, Aki Maena, Aki Surabangsa, dan Aki Rasipan. Kelimakuncen tersebut telah meninggal, selanjutnya yang menjadi kuncen di Kampung Kuta harusmerupakan keturunan Aki Rasipan.

(Sumber: Yoyo Sutarya - Skripsi STSI Bandung 2012)*

Page 69: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

69

Jalan atau situasi menuju ke arah Kampung Kuta yang melintasi/dikelilingi bebukitan.*

Page 70: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

70

KAwAh Putih(Sumber foto: http://bandungvillarental.com/2011/kawah-putih-ciwidey/)

Page 71: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

71

Destinasi wisata Kawah Putih terletak di kawasan Gunung Patuha, ditemukan manakala Dr.franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864) melakukan perjalanan ke daerah Bandung Selatan padatahun 1837. Masyarakat pada masa itu beranggapan kawasan tersebut sangat angker, tak seekorbinatang pun melintas, suasananya sangat sunyi. Junghuhn penasaran ingin mengetahui akarpenyebab hewan atau pun burung tak mau terbang di atas wilayah itu. Ia melanjutkan perjalananmenembus belantara. Menjelang tiba di puncak gunung, Junghuhn tertegun menyaksikan pesonaalam yang begitu indah. Tampak terhampar sebuah danau luas dengan air berwarna putihkehijauan. Dari dalam danau tersebut keluar semburan lava serta bau belerang. Itulah sebabnyaburung-burung enggan terbang di atasnya.Sejak itu dan lambat-laun pada perkembangannya di kemudian hari, kian banyak orang datanguntuk menikmati keindahan kawah putih serta alam sekelilingnya; kawasan itu pun tumbuhmenjadi objek kunjungan wisata.Terhitung mulai 4 Mei 2009, yaitu saat diturunkannya Surat Keputusan Direksi Perhutani nomor199/kpts/Dir/2009 kawasan wisata ini dikembangkan berdasarkan konsep KBM AEJ (KesatuanBisnis Mandiri Agroforestry, Ekowisata dan Jasa Lingkungan). Maksud dan tujuan KBM AEJ taklain demi optimalisasi wisata alam, agroforestry dan jasa lingkungan lestari -- yang pelaksanaannyadilakukan bersama masyarakat.Pembangunan dan pengembangan wana wisata, agroforestry, dengan memperhatikan keterjagaanlingkungan pun kini sudah mulai terasa. Terasa pula adanya usaha peningkatan profesionalismeSDM, penyediaan infrastruktur, hingga mulai tumbuhnya dukungan masyarakat yang ikutmengembangkan kehidupan wisata sekaligus menjaga lingkungannya. Impaknya pun relatifsignifikan, angka kunjungan wisatawan cenderung terus meningkat serta sarana demi kenyamananpendatang pun sudah mulai terasa. Wisata Perhutani yang aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramahtamah, dan penuh kenangan; tampaknya sungguh menjadi perhatian. Bukan tidak mungkinkawasan kawah putih dan sekitarnya akan mampu menjadi wahana kelestarian ekologi,pendidikan, rekreasi, dan pemberdayaan masyarakat. (HD)*

Page 72: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

72

drs. iMAM hudAyA., MM

Page 73: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

73

Drs. Imam Hudaya., MM lahir di Subang, 30 Nopember 1943, kini masih aktif menjadi direkturdi Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata Nusantara selain mengajar di STP Bandung dan AKPARNHI, serta Tourism and Hospitatity Management TEMASEK.PENDIDIKAN (1966-2004): (1) AkademiPerhotelanNasional Bandung (APN); (2) Yunior HotelExecutive Training Siam Intercontinental, Bangkok, Thailand; (3) Institute International de Glion,Section HotellerieGlion, Montreux, Switzerland; (4) Kursus Teknologi Makanan, InstitutPertanian Bogor; (5) Hotel Management Summer Course, Hogere Hotel School, The Hague,Holland; (6) LokaKarya Pembina Pendidikan Kewirausahaary Institut Pendidikandan PembinaanManajemen; (7) Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bandung; (8) Enterprise Facilitator TrainingManagement Consult Training System; (9) Magister lvlanagement UNPAS; (10) TouristDestination Course, Santiago de Compostella Spanyol.PENGALAMAN BEKERJA (1966-2005): (1) Bali Beach Intercontinental Hotel FB Dept; (2)Kepala Bagian Logistik APN Bandung; (3) Staf Pengajar STP Bandung; (4)KoordinatorPenataranBPLP Bandung; (5) Kepala Seksi Pengajaran BPLP Bandung; (6) Direktur Yayasan LembagaManajemen Pariwisata; (7) Pimpinan Proyek BPLP Bandung; (8) Konsultan Manajemen MalangRegent Park Hotel Malang; (9) Kuasa Usaha Direksi Putri Gunung Cottages, Lembang; (10)Konsultan Manajemen/Advisor Purnama Hotel, Batu, Malang; (11) Konsultan Manajemen WetaIntemational Hotel Surabaya; (12) General Manager Weta International Hotel Surabaya; (13)Penasehat dan Tim Penguji Mutu AKPAR PRAPANCA dan AKPAR SATYAWIDYA Surabaya;(14) Anggota Tim Pengawas Penguii Mutu STP TRISAKTI; (15) Koordinator PengembanganUsaha Mandiri BPLP/ILO/UNDP, Bandung; (16) ManaJemen Konsultan Bandung Park Inn; (17)Manajer “Enhaii Consult” Konsultan Pariwisata; (18)N Tim FS Hotel Kedaton Bandung; (19) TimProyek Hotel PT. Petrogas Gresik; (20) Koordinator Tim Konsultan Hotel Grand ABADI Jambi;(21) Tim Konsultan dan Operation “Lido Lake Hotel,” Lido Sukabumi; (22) Koordinator TimKonsultan Hotel Quality solo, Jawa Tengah; (23) Koordinator Tim Konsultan Hotel,’GrahaGaruda Tiara, Cileungsi Bogor - Jawa Barat; (24) General Manager Hotel “Graha Garuda TiaraHotel and Convention”; (25) Tim Pengembangan Telkom Park Dirtel Telkom Bandung; (26)Pembantu Direktur III AKPAR NHI; (27) Ketua Jurusan Manajemen Perhotelan STP Bandung;(28) Konsultan Pre Opening sampai Operation Hotel Ranggonang; (29) General Manager Hotel

Page 74: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

74

Ranggonang, Sekayu, MUBA.FEASIBILITY STUDIES & PROJECT CONSULTANCY (1981-2005): (1) Guest HouseNurtanio, IPTN Bandung; (2) Training Hotel untuk National Hotel Institute; (3) Hotel KartikaPlaza, Jakarta; (4) President Hotel jakarta; (5) Studio East Discotheque, Surabaya; (6) HotelPurnama, Batu, Malang; (7) Pengembangan Sumber Daya Manusia Caltex, Rumbai; (8) GardenPalace Hotel, Surabaya; (9) SMIP Bina Cendikia, Malang; (10) Akademi Pariwisata “Prapanca”Surabaya; (11) Weta International Hotel, Surabaya; (12) Proyek Pengembangan Tenaga KerjaPerhotelan PEMDA Tk.I, Riau; (13) Bandung Park Inn, Bandung; (14) Kuasa Direksi merangkapGeneral Manager Putri Gunung Cottages, Lembang Bandung; (15) Hotel Universal, Bandung;(16) Lido Lake Hotel, Bogor (Konsultan); (17) Jayapura City Hotel, Jayapura, IrianJaya; (18)Kuningan Apartments, Jakarta; (19) Braga Hotel Bandung; (20) Anggota Tim “Protoplan Project”Netherland bidang Usaha Mandiri; (21) Feasibility Study “Kedaton Hotel” Bandung; (22)Feasibility Study “Petro Gresik Semarang”; (23) Studi Pengembangan Potensi dan PengelolaanUsaha Pariwisata Perum Perhutani; (24) Graha Garuda Tiara 2 Convention Hotel Cileungsi,Bogor; (25) Hotel Ranggonang Sekayu, NruBA; (26) Konsultan Persiapan dan PengoperasianTraining Center Bank Niaga CiawiBogor; (27) Pelatihan Leadership Training & Pelayanan PrimaHotel Bukit Randu Lampung.LAIN – LAIN (1990 - 2011): (1) Anggota Komite Klasifikasi Hotel, Drjen Pariwisata Jakarta; (2)Pembicara di berbagai Seminar Hotel dan Akademi Pariwisata; (3) Anggota Tim PenyempumaanKriteria Klasifikasi Bintang-Hotel; (4) Anggota Tim Perumus “Standar Membangun Hotel”; (5)Tanda Penghargaan Masa kerja 20th dari Presiden RI; (6) Anggota Tim Penguji Mutu BidangManagement, “Management for Hotel” Sekolah Tingg Pariwisata Trisakti, Jakarta; (7) SatyaLencana Karya Satia 30th dari Presiden RI; (8) Assesor Standard Kompetensi Nasional Indonesia;(9) Pembicara mengenai kewirausahaan di Indonesia pada Presentasi Kewirausahaan diUniversitas Nymegen, Groeningendan ILO Office Geneva, Switzerland, Holland; (10) Dosentamu(researcher) di Universitas Groeningen, Holland; (11) Anggota Tim Perumus “Hotel BerwawasanLingkungan “Dep Bud Par”; (12) Anggota Tim Perumus Standar Usaha, Kriteria dan KlasifikasiHotel - KEMENPAREKRAF; (13) Anggota Tim Perumus Standar Usaha dan Kriteria Restoran &Bar – KEMENPAREKRAF.

Page 75: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

75

Perbincangan tim penilai dengan H. Dadang Hendar, Direksi PT. Potensi Pola Augusta (HotelAugusta) saat kunjungan survey.*

Page 76: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

76

h. dAdAng hendAr

Page 77: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

77

H. Dadang Hendar, lahir di Sukabumi, 4 Agustus 1953. Tinggal di Jl. Warnasari, Kp.Babakansitu, RT/RW. 004/004, Desa Perbawati, Kec. Sukabumi, Kab. Sukabumi.

PENDIDIKAN FORMAL: Teknik Sipil

PELATIHAN/TRAINING/PENDIDIKAN NON FORMAL: aktif Menjadi Narasumber danpeserta berbagai seminar tingkat daerah, provinsi maupun nasional.

PENGALAMAN KERJA:1. Direksi PT. POTENSI POLA AUGUSTA (HOTEL AUGUSTA)2. Dosen Luar Biasa PRODI MRL FB.IPS : UPI Bandung 2005-2012

AKTIVITAS DALAM ORGANISASI MASYARAKAT/ORGAN ISASI PROFESI1. Ketua BPC PHRI Kab. Sukabumi (1999-sekarang)2. Ketua DPK APINDO Kab. Sukabumi (2004-2009 dan 2010-2014)3. Ketua Tim Pelestarian dan Penataan Pesisir Teluk Pelabuhanratu (2004-sekarang)4. Pengurus KADIN Jawa Barat Bidang Pariwisata dan Perhubungan5. Wakil ketua Dewan Pengupahan Kab. Sukabumi (2007-2009 dan 2009-2011)6. Ketua TP Tourism Information Center Pelabuhanratu )2005-sekarang)7. Ketua Dewan Pembina BALAWISTA Pelabuhanratu (2005-sekarang)8. Pembina FK Kelompok Penggerak Pariwisata Kab. Sukabumi (2010-sekarang)9. Pembina DPC HPI Kab. Sukabumi (2009-sekarang)10. Pembina Sukabumi Surfing Association (2012-2016)11. Pembina Pengcab PORLASI (Persatuan Olahraga Layar) Kab. Sukabumi (2010-sekarang)12. Pembina Pengcab POSSI (Persatuan Olahraga Selam) Kab. Sukabumi (2010-sekarang)13. Pembina Pengcab Persatuan Renang Seluruh Indonesia (2011-sekarang)14. Anggota Project Management Officer-Integrated Coastal Management15. Penanggungjawab Recruitment Lifeguard BALAWISTA ke luar negeri16. Pengelola sarana Promosi Kepariwisataan “Visit Sukabumi” (2010-sekarang).

Page 78: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

78

nicolAus luMAnAuw. Ph.d

Page 79: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

79

Nicolaus Lumanauw. Ph.D, lahir di Manggar, Belitung, 7 Mei 1949. Kini aktif sebagai ExecutiveDirektur JBU Tour and Travel dan Chairman of Environment Tourism Social Development Center- NGO, mengelola situs www.tourismtravelnews.com dan www.voyagearchipelago.com, tinggaldi Jl. Pratista Raya 38 Antapani Bandung.

Latar Belakng Pendidikan:

SMA Regina Pacis, Magisterial of Science dari City Gild Intitute bidang Hospitality Management,Magisterial of Science dari Syracuse University bidang Recreation Education, serta telah meraihDoctoral/Ph.D.

Pelatihan-pelatihan: Akta Pendidikan – managemen – Dep. Perhubungan dan KepelatihanSurrey University dan Pendidikan Tinggi, serta mengikuti berbagai jenis kursus nasional danInternational, serta pendidikan Lemhanas, juga pelatihan untuk menjadi pelatih dan wasit tenismeja diPTMSI dan mengikuti Penataran P4-BP3.

Pengalaman Organisasi dan Pekerjaan:

1. Direktur IV Bidang pengabdian masyarakat Akademi Pariwisata Bhina Dharma2. Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata3. Chairman of Environment Tourism Social Development Center4. Direktur Akademi Pariwisata Nasional5. Pelatih Tennis Meja Jawa Barat6. Pelatih PON Tenis Meja Jawa Barat7. Pengurus PTMSI Jawa Barat8. Member of Association of Odontology – Japan – Fossil Research and museum Develoment9. Ketua Bidang Pemasaran PHRI Kota Bandung Tahun 199410. Ketua Bidang Hubungan Pemerintahan dan Masyarakat DPD ASITA Jawa Barat11. Sekretaris DPD ASITA Jawa Barat 2009 – 201312. Ketua Litbang DPP ASITA 2008 – 201213. Tim Penyusun Standard Kompetensi System Informasi Pariwisata14. Tim Ahli Kawasan Lindung Jawa barat – DPLKTS15. Staf Ahli Argo Forensty Indonesia – Association Argo Forestry16. Ketua Bidang Kepelatihan Tenis meja PTMSI Jawa Barat17. Penasehat Pensiun Karyawan Timah Belitung

Page 80: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

80

18. Ketua Pokja Transportasi DPE Kota Bandung19. Team Penyusun Standard Competensi Pariwisata20. Team Penyusun Travel Pattern21. Penyusun Travel Pattern

Pengalaman Penelitian:

1972 Pengembangan Kawasan Belitung1979 Kurikulum Pendidikan Pariwisata tingkat Alternative Academic / SLTA1989 Tourism As a Scinece1992 The tourism Information System Mobile with web base1996 Tea sebagai Produk makanan menjadi Produk Minuman – Formula Ginger Tea1992 – 2011 Penelitia dan pengembangan ICT Pariwisata2000 Penelitian penyusun Rencana Induk Pengembang Pariwisata Bangka2001 Tourism Grand Concept Strategy in Bangka Island2003 Perda Kepariwisataan2005 Penyusunan Rencana Induk Pengembang Pariwisata Bangka2005 – 2012 Peneliti – Penelitian lainnya

Pengalaman Pengabdian Masyarakat:

• Mengikuti Seminar Comparative Permuseuman (Field Museum of Natural History) olehUNESCO• Memberikan / mengikuti Seminar dan Lokakarya Permuseuman dalam dan luar negeri tentangMuseum Geology dan Budaya• International Symposium on “Biogeography of Vertrbrates in Indonesia Island and Adjacent Area(dalam rangka Cooperative research dengan Quaternary Geology Laboratory (QGL) Indonesia –Jepang) dengan Nihon University dan Kyoto University di Jepang• International Sympsium – Analyze the changes and the interaction of fauna, environmental factorand effects of early hominids in Indonesia region, (dalam rangka Cooperative research denganQuaternary Geology Laboratory (QGL) Indonesia – Jepang) dengan Nihon University dan KyotoUniversity di Jepang• Technical Assistant BMKT (Barang Muatan Kapal Tenggelam)• Memberikan Seminar dan Lokakarya Arthefact Gunung Parang – Peran dan Fungsi Museum• Team penyusun grand Strategy dan Rensra Jawa Barat 2010

Page 81: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

81

• Technical Assitent Barang Muatan Kapal Tenggelam• Team penyusun Standard Kompetensi system Informasi Pariwisata Kementerian pariwisata danekonomi Kreative• Penyusun dan Pemateri Travel Pattern Nasional untuk 33 Provinsi tahun 2010 – 2011• Memasarkan produk wisata berbagai event Pemasaran Nasional dan International; MATTA –PATTA, ICTM, Summer Festival Germany• Penyusun Travel Pattern Indonesia 2010 – 2012 Departement Pariwisata dan Ekonomi Kreative• Menyelenggarakan berbagai kegiatan pameran dan seminar Pariwsiata

Page 82: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

82

henry husAdA

Page 83: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

83

Henry Husada, pendiri dan pimpinan KAGUM GROUP.

Latar Pendidikan: Sarjana Desain Produk

Data Personal & Minat:· Memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan motivator yang hebat· Tertarik pada invensi produk baru dan program bisnis· Gemar saling-bertukar pengetahuan· Adaptif terhadap ragam lingkungan dan kebudayaan baru· Bekerja dengan efisien dan efektif· Energetik, cepat belajar, bertanggungjawab, handal, jujur dan bermotivasi tinggi· Menjaga hubungan baik antarpribadi, terampil, dan berkemauan yang kuat· Tertarik kepada setiap jenis bisnis dan selalu mengikuti informasi terbaru· Berani untuk mengambil peluang dan bertanggung jawab untuk itu· Gemar olah raga, membaca buku, dan binatangSejarah perusahaan: Pendiri dan pemilik KAGUM GROUP yang saat ini terbagi atas beberapagaris bisnis yaitu: fashion, hospitality (hotel), properti dan kuliner. Setiap lini bisnis terdiri daribeberapa unit usaha sebagai berikut:Kagum fashion [Jl. Cihampelas, Bandung] (1) Cihampelas Point; (2) Aladdin; (3) Cat Woman; (4)Superman; (5) Spiderman; (6) Galeria; (7) Korek Api; (8) Batman; (9) Super Hero; (10) IronMan; (11) Super Rambo; (12) Mr.Bean; (13) KPK; (14) Rumah ABG; [Jl. Ir. H. Juanda, Bandung](15) Jet Set; (16) Runway; (17) Gossip; (18) Anthropology; [Jl.R.E.Martadinata, Bandung] (19)Jessie James; (20) Stamp; [Jl. Riau 57 Bandung] (21) Lily’n Rose Lifestyle Store; [Jl.KebonKawung, Bandung] (22) Wanted; [Yogyakarta] (23) Disco Fashion.Kagum Hotel manajer dan pemilik beberapa hotel di Bandung dan Bali, antara lain: (1) GrandSerella; (2) Grand Seriti; (3) Banana Inn; (4) Golden Flower; (5) Carrcadin; (6) Malaka; (7)Grand Serela - Bali; (8) Amarossa; (9) Verona Palace; (10) Gino Feruci; (11) Gino Feruci Villa.Projek berjalan: (1) Bona Boni Hotel – Padalarang; (2) Grand Serela Hotel – Yogyakarta; (3)Zodiak Hotel – Bandung; (4) Banana Inn Hotel – Bali; (5) Amarossa – Bali; (6) Sun Royal – Bali;(7) Grand Seriti – Bali; (8) D’Praboe Hotel – Bandung; (9) Golden Flower Hotel – Cirebon.Kagum Property memiliki perhatian khusus pada bisnis apartment, proyek yang saat ini berjalanantara lain: (1) MT haryono Residence - Jakarta Timur; (2) The Jarrdin Aparatment – Bandung;(3) Dago Mension – Bandung; (4) Grand Asia Afrika Residence – Bandung; (5) City Light

Page 84: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

84

Residence – Bandung; (6) Starlight Residence – Bandung; (7) Goldwood Eco Village – Bandung;(8) Grand Ochard – Cirebon.Kagum Kuliner: (1) King Dynasty - Bandung; (2) The Centrum – Bandung; (3) Majapahit –Bandung.

Henry Husada juga dikenal sebagai pembicara yang sangat baik dan telah berbicara dalam banyakforum, antara lain: (1) EnterPreneurship bersama Renald Kasali, Bandung – 2006; (2) FellowshipCity Transform, Business and Professional Community – 2006; (3) Journey to a Quantum Leap –2006; (4) Strategic Management di Fakultas Ekonomi UnPar Bandung – 2008; (4) BusinessConference of Region VI, Bank Mandiri, Bandung” – 2009; (5) Inspiring Speaker, the 1st,Malaysia – Indonesia Private University Industry Linkages Conference (UIBL,2009) & 2nd WorldConference of International Entrepreneur & Family Business (IEFBA 2009) – 2009; (6) Tips &Trick in establishing Business Empire di Fakultas Ekonomi UnPar Bandung –2010; (7)Entrepreneur Talk, Universitas Tarumanegara, Jakarta - 2009; (8) Entrepreneurship, UniversitasKristen Maranatha, Bandung – 2010; (8) Entrepreneurship, Universitas Nurtanio, Bandung -2010; (9) Family for Business, Business for Family, UnPar, Bandung – 2010; (10) Eager to stepforward in order to stay a head, Universitas Bina Darma; (11) Entrepreneurship, UniversitasWidyatama, Bandung; (12) Entrepreneurship, Bank Mutiara, Jakarta; (13) Mission NotImpossible, Business Conference Corporate Banking Bank Mandiri, Batam – 2011; (14) How tofind Business Opportunities, Universitas Kristen Maranatha, Bandung - 2011; (15) Technology &Operation Transformation Through Innovative Alliance, Rapat Kerja Direktorat Technology &Operation – 2011; (16) Meledakkan Bisnis ala Raja-Raja Bisnis Bandung, Peninsula Hotel,Jakarta – 2011; Consumer Behavior, Magister Management Universitas Indonesia, Jakarta –2011; (17) How to Develop and accelerate the Business, Bank Mualamat di Manhattan Hotel –2011; (18) Developer Gathering & Grand Opneing Muamalat Consumer Center, Le MeridienHotel, Jakarta – 2012; (19) Talkshow “Give Me Five,” Maranatha, Bandung – 2012; (20)Talkshow “How To Be A Bankir & Entrepreneur,” STIE EKUITAS, Bandung – 2012; (21) Kiat-Kiat Sukses Berbisnis, 20th, Aniversary Bank Ganesha, Imah Seniman Lembang, Bandung - 2012.Radio Talk Showss (Live): (1) Christian Entrepreneur Talks, Maestro FM, Bandung, 2010; (2)Entrepreneur, PAS FM Radio, Bandung, 2010; (3) Entrepreneur, PR FM, Bandung, 2010; (4)Building & Management By Henry Husada, Trijaya FM Radio, Bandung, 2011.Acara TV: (1) Mata Rantai, AnTV; (2) Sampurasun, Jabar IMTV, 2011; (3) Hidup ini Indah,TransTV, 2011; (4) Advertising Star for bank Bukopin, setiap channel TV Indonesia, 2009; (5)Bisnis Pariwisata, IMTV, 2011; (6) Berguru menjadi Entrepreneur, PJTV, 2012.

Page 85: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

85

Majalah: (1) Akhirnya, Henry Menerbangkan Herritage Air, Majalah Swa, 2011; (2) MensObsession Henry Husada menjadikan Bandung Lautan Wisata, Men’s Obession, 2011; (3) ObsesiBesar KAGUM Group, Majalah Eksekutif, 2011; (4) Creativity Is the Key, Tourism Magazine,2011; (5) Herritage Air Bandung-Melaka, Kualatrengganu, Destinasia Magazine, 2011; (6)Dengan Serentak, Kami Serius, Properti, 2012.

Sebagai entrepreneur, banyak menerima pengakuan/penghargaan dari berbagai organisasi baik daripemerintah maupun swasta seperti berikut: (1) BTN Property Expo, atas partisipasi dalamIndonesia Property, Furniture & Electronic, Jakarta Convention Center, 2011; (2) “TerengganuDarul Iman” dari pemerintahan Terengganu, 2010; (3) “Pelestarian Bangunan Cagar BudayaBandung atas Aset Sejarah Kota Bandung” dari Bandung Heritage; (4) “Braga Festival 2011”Bandung, 2011.

[Sumber: CV Henry Husada disarikan oleh Herry Dim]*

Page 86: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

86

Page 87: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

87

Page 88: Anugerah Budaya dan Pariwisata Jabar 2012.pdf

88