ap1 the analyst

23
1 PT ANGKASA PURA 1 Bagian Daftar Isi 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2.Metode Analisis 2. Analisis Situasi 2.1.Identifikasi Masalah 2.2.Memilah Masalah 3. Analisis dan solusi 3.1. Antisipasi Pemisahaa ATS 3.2.Memaksimalkan Kap untuk Menghasilkan Sebagai Salah Satu K Investasi 3.3. Kebijakan Pembiaya Ngurah Rai 3.4. Optimalisasi Kebijak 3.5. Komposisi Struktur Optimal 3.6. Antisipasi Resiko Ak Nilai Tukar Mata Ua 4. Kesimpulan Daftar Pustaka an Pengelolaan pasitas Aset Pendapatan Kebijakan aan Bandara kan Investasi Modal yang kibat Fluktuasi ang Asing Halaman 1 2 2 2 3 3 6 8 8 9 17 18 19 20 20 23

Upload: iskandar-muda

Post on 13-May-2015

779 views

Category:

Business


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ap1 the analyst

1

PT ANGKASA PURA 1

Bagian Daftar Isi

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2.Metode Analisis

2. Analisis Situasi 2.1.Identifikasi Masalah 2.2.Memilah Masalah

3. Analisis dan solusi 3.1. Antisipasi Pemisahaan Pengelolaan

ATS 3.2.Memaksimalkan Kapasitas Aset

untuk Menghasilkan Pendapatan Sebagai Salah Satu Kebijakan Investasi

3.3. Kebijakan Pembiayaan Bandara Ngurah Rai

3.4. Optimalisasi Kebijakan Investasi3.5. Komposisi Struktur Modal yang

Optimal 3.6. Antisipasi Resiko Akibat Fluktuasi

Nilai Tukar Mata Uang Asing

4. Kesimpulan Daftar Pustaka

Antisipasi Pemisahaan Pengelolaan

Memaksimalkan Kapasitas Aset untuk Menghasilkan Pendapatan Sebagai Salah Satu Kebijakan

Kebijakan Pembiayaan Bandara

Optimalisasi Kebijakan Investasi Struktur Modal yang

Antisipasi Resiko Akibat Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang Asing

Halaman

1

2 2 2

3 3 6

8 8

9

17

18 19

20

20

23

Page 2: Ap1 the analyst

2

PT ANGKASA PURA 1

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Dalam kasus PT. Angkasa Pura 1 (selanjutnya disebut

yang akan berhubungan dengan

Permasalahan-permasalahan yang ditemui antara lain:

a. Efektivitas pengelolaan kas

b. Pemilihan Bank Partner

c. Strategi investasi dalam

d. Adanya pemisahan fungsi pelayanan ATS dari AP1 yang berpotensi menyebabkan

kehilangan pendapatan sebesar 34%

e. Resiko keuangan akibat fluktuasi nilai tukar mata uang asing terhadap Rupiah

f. Pemilihan sumber pendanaan untuk pembangunan ban

Dalam pemecahan masalah

digunakan yaitu metode “Minaut Indonesia”. Yaitu sebuah metode yang dikembangkan dan

dipopulerkan oleh PPM School of Management sebagai metode yang

komprehensif dan efektif dalam memecahkan masalah.

1.2. Metode Analisis

Kerangka proses berpikir berdasarkan Metode Minaut adalah

Kerangka Proses Minaut Indonesia. Sumber: Minaut Indonesia. Penerbit PPM, 2008

Metode ini memungkinkan untuk menganalisis situasi yang sedang terjadi, kemudian mencari

sebab atas penyimpangan yang menyebabkan persoalan, mengambil keputusan

Menganalisis

Sebab (Analisis Persoalan)

PT ANGKASA PURA 1

Dalam kasus PT. Angkasa Pura 1 (selanjutnya disebut AP1) ini, AP1 menghadapi masalah

yang akan berhubungan dengan keberlanjutan (sustainability) perusahaannya di masa depan.

permasalahan yang ditemui antara lain:

Efektivitas pengelolaan kas

Pemilihan Bank Partner

Strategi investasi dalam pengelolaan idle cash

Adanya pemisahan fungsi pelayanan ATS dari AP1 yang berpotensi menyebabkan

kehilangan pendapatan sebesar 34%

Resiko keuangan akibat fluktuasi nilai tukar mata uang asing terhadap Rupiah

Pemilihan sumber pendanaan untuk pembangunan bandara Ngurah Rai di Bali

Dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, metode pendekatan yang

metode “Minaut Indonesia”. Yaitu sebuah metode yang dikembangkan dan

dipopulerkan oleh PPM School of Management sebagai metode yang

dalam memecahkan masalah.

Kerangka proses berpikir berdasarkan Metode Minaut adalah sebagai berikut:

Kerangka Proses Minaut Indonesia. Sumber: Minaut Indonesia. Penerbit PPM, 2008

Metode ini memungkinkan untuk menganalisis situasi yang sedang terjadi, kemudian mencari

sebab atas penyimpangan yang menyebabkan persoalan, mengambil keputusan

Analisis Situasi - Mengidentifikasi Masalah

- Memilah Masalah

- Memprioritaskan Masalah

- Melokasi Masalah

Menganalisis

Sebab (Analisis Persoalan)

Memilih

Alternatif (Analisis Keputusan)

Mengamankan

Keputusan (Analisis Persoalan

Potensial)

) ini, AP1 menghadapi masalah

perusahaannya di masa depan.

Adanya pemisahan fungsi pelayanan ATS dari AP1 yang berpotensi menyebabkan

Resiko keuangan akibat fluktuasi nilai tukar mata uang asing terhadap Rupiah

dara Ngurah Rai di Bali

dan pengambilan keputusan, metode pendekatan yang

metode “Minaut Indonesia”. Yaitu sebuah metode yang dikembangkan dan

dipopulerkan oleh PPM School of Management sebagai metode yang logis, sistematis,

sebagai berikut:

Kerangka Proses Minaut Indonesia. Sumber: Minaut Indonesia. Penerbit PPM, 2008

Metode ini memungkinkan untuk menganalisis situasi yang sedang terjadi, kemudian mencari

sebab atas penyimpangan yang menyebabkan persoalan, mengambil keputusan atas alternatif

Analisis Situasi Mengidentifikasi Masalah

Memilah Masalah

Memprioritaskan Masalah

Melokasi Masalah

Mengamankan

Keputusan (Analisis Persoalan

Potensial)

Page 3: Ap1 the analyst

3

PT ANGKASA PURA 1

yang ada dan mengamankan keputusan berdasarkan manajemen resiko yang mungkin timbul.

Proses-proses tersebut dapat berjalan secara terpisah sesuai kebutuhan, namun dapat juga

berjalan sebagai suatu alur. Metode yang di

analisis yang berbentuk alur. Diawali

masalah dengan menguraikan dan memilah masalah serta memprioritaskan masalah sesuai

tingkat dampak dan kegentingannya.

Analisis situasi ini terdiri dari beberapa langkah , yaitu:

a. Identifikasi masalah: Pada tahap ini akan dibuat daftar masalah

b. Memilah masalah: Menguraikan masalah kompleks menjadi masalah

c. Memprioritaskan masalah: Menyusun prioritas dari masalah

d. Melokasi masalah: Menetapkan tahap selanjutnya dari pemecahan masalah, apakah untuk

mencari sebab (gunakan Analisis Persoalan), mengambil keputusan (gunakan Analisis

Keputusan), atau mengamankan situasi (gunakan Analisis Persoalan Potensia

Berdasarkan analisis situasi yang telah dilakukan, maka dapat dirumuskan

strategis untuk memecahkan masalah.

memilih diantara beberapa alternatif yang muncul. Pada

Persoalan Potensial yang menggambarkan t

dari pengambilan keputusan, sehingga dapat diambil langkah

keputusan yang telah diambil.

2. Analisis Situasi

2.1. Identifikasi Masalah

Untuk dapat mengidentifikasi masalah yang sedang terjadi, dibutuhkan input informasi yang

dapat menggambarkan kondisi perusahaan saat ini dan gambaran kondisi perusahaan selama

beberapa tahun terakhir. Gambaran ini dapat diperoleh mel

seperti ROE, ROA dan Debt to Equity Ratio. Informasi mengenai kinerja perusahaan serta

tantangan yang akan dihadapinya juga dapat dilihat dari analisis PESTEL (Politics, Economics,

Social, Technology, Environment, and Law

saat ini:

yang ada dan mengamankan keputusan berdasarkan manajemen resiko yang mungkin timbul.

proses tersebut dapat berjalan secara terpisah sesuai kebutuhan, namun dapat juga

ai suatu alur. Metode yang digunakan dalam pemecahan masalah AP1 yaitu

ng berbentuk alur. Diawali dari Analisis Situasi yang tujuannya mengidentifikasi

masalah dengan menguraikan dan memilah masalah serta memprioritaskan masalah sesuai

tingkat dampak dan kegentingannya.

diri dari beberapa langkah , yaitu:

Identifikasi masalah: Pada tahap ini akan dibuat daftar masalah-masalah yang ditemui

Memilah masalah: Menguraikan masalah kompleks menjadi masalah

Memprioritaskan masalah: Menyusun prioritas dari masalah-masalah yang ada

Melokasi masalah: Menetapkan tahap selanjutnya dari pemecahan masalah, apakah untuk

mencari sebab (gunakan Analisis Persoalan), mengambil keputusan (gunakan Analisis

Keputusan), atau mengamankan situasi (gunakan Analisis Persoalan Potensia

Berdasarkan analisis situasi yang telah dilakukan, maka dapat dirumuskan

untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini akan digunakan Analisis K

memilih diantara beberapa alternatif yang muncul. Pada tahap terakhir aka

Persoalan Potensial yang menggambarkan tingkat resiko dan persoalan yang mungkin timbul

dari pengambilan keputusan, sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk mengamankan

keputusan yang telah diambil.

Untuk dapat mengidentifikasi masalah yang sedang terjadi, dibutuhkan input informasi yang

dapat menggambarkan kondisi perusahaan saat ini dan gambaran kondisi perusahaan selama

beberapa tahun terakhir. Gambaran ini dapat diperoleh melalui analisis rasio

seperti ROE, ROA dan Debt to Equity Ratio. Informasi mengenai kinerja perusahaan serta

tantangan yang akan dihadapinya juga dapat dilihat dari analisis PESTEL (Politics, Economics,

Social, Technology, Environment, and Law). Berikut ini adalah beberapa gambaran kondisi AP1

yang ada dan mengamankan keputusan berdasarkan manajemen resiko yang mungkin timbul.

proses tersebut dapat berjalan secara terpisah sesuai kebutuhan, namun dapat juga

n masalah AP1 yaitu

dari Analisis Situasi yang tujuannya mengidentifikasi

masalah dengan menguraikan dan memilah masalah serta memprioritaskan masalah sesuai

masalah yang ditemui

Memilah masalah: Menguraikan masalah kompleks menjadi masalah-masalah tunggal

masalah yang ada

Melokasi masalah: Menetapkan tahap selanjutnya dari pemecahan masalah, apakah untuk

mencari sebab (gunakan Analisis Persoalan), mengambil keputusan (gunakan Analisis

Keputusan), atau mengamankan situasi (gunakan Analisis Persoalan Potensial)

Berdasarkan analisis situasi yang telah dilakukan, maka dapat dirumuskan langkah-langkah

Pada tahap ini akan digunakan Analisis Keputusan untuk

tahap terakhir akan dilakukan Analisis

ingkat resiko dan persoalan yang mungkin timbul

langkah untuk mengamankan

Untuk dapat mengidentifikasi masalah yang sedang terjadi, dibutuhkan input informasi yang

dapat menggambarkan kondisi perusahaan saat ini dan gambaran kondisi perusahaan selama

alui analisis rasio-rasio keuangan

seperti ROE, ROA dan Debt to Equity Ratio. Informasi mengenai kinerja perusahaan serta

tantangan yang akan dihadapinya juga dapat dilihat dari analisis PESTEL (Politics, Economics,

Berikut ini adalah beberapa gambaran kondisi AP1

Page 4: Ap1 the analyst

4

PT ANGKASA PURA 1

Data-data di atas dapat memberikan informasi sebagai bahan analisis terhadap kondisi AP1

yang sebenarnya. Data-data finansial disajikan dengan membandingkan rasio keuangan AP1

-

0.02

0.04

0.06

0.08

0.10

0.12

0.14

0.16

0.18

2005 2006 2007

-

0.02

0.04

0.06

0.08

0.10

0.12

0.14

2005 2006 2007 2008

ROA

-

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

2005 2006 2007 2008

Debt to Equity Ratio

data di atas dapat memberikan informasi sebagai bahan analisis terhadap kondisi AP1

data finansial disajikan dengan membandingkan rasio keuangan AP1

2008 2009

ROE

PT. Angkasa Pura 1

Malaysia Airport

Holding BerhardSingapore Air Traffic

ServicePT. Angkasa Pura 2

2008 2009

ROA

PT. Angkasa Pura 1

Malaysia Airport

Holding Berhard

Singapore Air Traffic

Service

PT. Angkasa Pura 2

2008 2009

Debt to Equity Ratio

PT. Angkasa Pura 1

Malaysia Airport

Holding Berhard

Singapore Air Traffic

Service

PT. Angkasa Pura 2

data di atas dapat memberikan informasi sebagai bahan analisis terhadap kondisi AP1

data finansial disajikan dengan membandingkan rasio keuangan AP1

Page 5: Ap1 the analyst

5

PT ANGKASA PURA 1

sejak tahun 2005-2009 terhadap rasio keuangan industri

pembanding diambil perusahaan dari Malaysia dan Singapore dengan alasan kedekatan geografis

dan kemiripan karakteristik bisnis. Selain itu, kedua perusahaan pembanding

dikenal reputasinya di tingkat internasional.

memiliki Return on Equity dan Return on Asset yang rendah dibandingkan perusahaan sejenis.

Padahal jumlah assets yang dimiliki sangat besar. Berarti, AP1 kurang berhasil mengoptimalkan

fungsi asset dan modal yang dimilikinya. B

belanja modal, terlihat bahwa AP1 cenderung membiarkan cash

Adapun bila AP1 memutuskan untuk berinvestasi, maka investasinya cenderung berupa belanja

modal dalam bentuk asset tetap. Hal ini yang menyebabkan jumlah asset dan idle cash AP1

sangat besar. Kedua hal ini dapat mengakibatkan tertutupinya masalah yang sebenarnya pada

AP1, yaitu masalah efisiensi pengelolaan cash.

Rendahnya Debt to Equity Ratio juga

AP1. Karena ini berarti AP1 dalam setiap proyeknya belum mampu mengoptimalisasikan

komposisi struktur pembiayaan antara hutang dan ekuitasnya.

proyek pembangunan bandara Ngurah Rai di Bali.

sendiri seharusnya sudah melalui

komposisi pembiayaan yang dapat memaksimalkan n

juga diperhatikan dalam perusahaan yait

memaksimalkan nilai perusahaan dan dapat dimanfaatkan sebagai pengurang pajak yang cukup

signifikan. Hal ini sepertinya belum dilakukan oleh pihak AP1, sehingga perlu dilakukan

evaluasi atas Struktur Modal dari perusahaan.

Selain permasalahan finansial, permasalahan lainnya juga dapat dilihat melalui analisis

PESTEL. Melalui analisis tersebut, di masa datang AP1 akan kehilangan salah satu bisnis

intinya, yaitu pengelolaan pelayanan

Kehilangan bisnis inti ini dapat mengakibatkan berkurangnya pemasukan hingga 34%.

AP1 perlu mengantisipasi kondisi ini di masa datang. Bila dirangkum, permasalahan yang

sedang dialami oleh AP1 antara lain:

1. Efektivitas pengelolaan asset

2. Pengelolaan Idle Cash

3. Ancaman kehilangan salah satu core business dari sektor Air Traffic Service

4. Skema pembiayaan untuk proyek pembangunan Bandara Ngurah Rai di Bali

kebijakan struktur modal bagi A

2009 terhadap rasio keuangan industri-industri sejenis. Dalam hal ini sebagai

pembanding diambil perusahaan dari Malaysia dan Singapore dengan alasan kedekatan geografis

dan kemiripan karakteristik bisnis. Selain itu, kedua perusahaan pembanding

dikenal reputasinya di tingkat internasional. Dari perbandingan di atas, terlihat bahwa AP1

memiliki Return on Equity dan Return on Asset yang rendah dibandingkan perusahaan sejenis.

Padahal jumlah assets yang dimiliki sangat besar. Berarti, AP1 kurang berhasil mengoptimalkan

fungsi asset dan modal yang dimilikinya. Bila dilihat lebih jauh pada data optimalisasi dana dan

, terlihat bahwa AP1 cenderung membiarkan cash-nya dalam bentuk liquid.

Adapun bila AP1 memutuskan untuk berinvestasi, maka investasinya cenderung berupa belanja

etap. Hal ini yang menyebabkan jumlah asset dan idle cash AP1

sangat besar. Kedua hal ini dapat mengakibatkan tertutupinya masalah yang sebenarnya pada

AP1, yaitu masalah efisiensi pengelolaan cash.

Rendahnya Debt to Equity Ratio juga tidak dapat dipandang sebagai suatu nilai lebih bagi

AP1. Karena ini berarti AP1 dalam setiap proyeknya belum mampu mengoptimalisasikan

ayaan antara hutang dan ekuitasnya. Begitu pula dalam hal pembiayaan

proyek pembangunan bandara Ngurah Rai di Bali. Kecenderungan untuk menggunakan

sendiri seharusnya sudah melalui analisis Cost of Capital. Tujuannya untuk mendapatkan

komposisi pembiayaan yang dapat memaksimalkan nilai dari proyek itu sendiri. Satu hal yang

diperhatikan dalam perusahaan yaitu mengatur komposisi hutang perusahaan agar dapat

memaksimalkan nilai perusahaan dan dapat dimanfaatkan sebagai pengurang pajak yang cukup

Hal ini sepertinya belum dilakukan oleh pihak AP1, sehingga perlu dilakukan

dari perusahaan.

Selain permasalahan finansial, permasalahan lainnya juga dapat dilihat melalui analisis

PESTEL. Melalui analisis tersebut, di masa datang AP1 akan kehilangan salah satu bisnis

intinya, yaitu pengelolaan pelayanan navigasi penerbangan atau Air Traffic Service (ATS).

Kehilangan bisnis inti ini dapat mengakibatkan berkurangnya pemasukan hingga 34%.

AP1 perlu mengantisipasi kondisi ini di masa datang. Bila dirangkum, permasalahan yang

sedang dialami oleh AP1 antara lain:

Efektivitas pengelolaan asset

dan kebijakan investasi

Ancaman kehilangan salah satu core business dari sektor Air Traffic Service

Skema pembiayaan untuk proyek pembangunan Bandara Ngurah Rai di Bali

kebijakan struktur modal bagi AP1

industri sejenis. Dalam hal ini sebagai

pembanding diambil perusahaan dari Malaysia dan Singapore dengan alasan kedekatan geografis

dan kemiripan karakteristik bisnis. Selain itu, kedua perusahaan pembanding ini sudah cukup

di atas, terlihat bahwa AP1

memiliki Return on Equity dan Return on Asset yang rendah dibandingkan perusahaan sejenis.

Padahal jumlah assets yang dimiliki sangat besar. Berarti, AP1 kurang berhasil mengoptimalkan

data optimalisasi dana dan

nya dalam bentuk liquid.

Adapun bila AP1 memutuskan untuk berinvestasi, maka investasinya cenderung berupa belanja

etap. Hal ini yang menyebabkan jumlah asset dan idle cash AP1

sangat besar. Kedua hal ini dapat mengakibatkan tertutupinya masalah yang sebenarnya pada

ng sebagai suatu nilai lebih bagi

AP1. Karena ini berarti AP1 dalam setiap proyeknya belum mampu mengoptimalisasikan

Begitu pula dalam hal pembiayaan

Kecenderungan untuk menggunakan modal

pital. Tujuannya untuk mendapatkan

yek itu sendiri. Satu hal yang

u mengatur komposisi hutang perusahaan agar dapat

memaksimalkan nilai perusahaan dan dapat dimanfaatkan sebagai pengurang pajak yang cukup

Hal ini sepertinya belum dilakukan oleh pihak AP1, sehingga perlu dilakukan

Selain permasalahan finansial, permasalahan lainnya juga dapat dilihat melalui analisis

PESTEL. Melalui analisis tersebut, di masa datang AP1 akan kehilangan salah satu bisnis

atau Air Traffic Service (ATS).

Kehilangan bisnis inti ini dapat mengakibatkan berkurangnya pemasukan hingga 34%. Untuk itu

AP1 perlu mengantisipasi kondisi ini di masa datang. Bila dirangkum, permasalahan yang

Ancaman kehilangan salah satu core business dari sektor Air Traffic Service

Skema pembiayaan untuk proyek pembangunan Bandara Ngurah Rai di Bali dan

Page 6: Ap1 the analyst

6

PT ANGKASA PURA 1

5. Resiko keuangan akibat nilai tukar mata uang asing terhadap Rupiah

6. Pemilihan Bank sebagai mitra untuk pengelolaan kas

Permasalahan-permasalahan di atas mungkin saja berupa masalah yang saling terkait, masalah

yang membentuk sistem, maupun terpisah sebag

selanjutnya adalah memilah masalah untuk mengetahui bentuk dari setiap permasalahan.

2.2. Memilah Masalah

Dari permasalahan tersebut, ada beberapa permasalahan yang sesungguhnya merupakan

sebab akibat. Hubungan seba

Stairstepping, dimana bagian yang bawah

atas adalah akibat. Sedangkan

atau merupakan masalah tunggal.

Pengelolaan

Fungsi Air Traffic

Service

Pembiayaan

Proyek Bandara

Ngurah Rai

ROA rendah

Return << Aset

Pengelolaan Aset

Kurang Efektif

Jumlah Idle Cash

yang besar

Kebijakan investasi

yang kurang tepat

Resiko keuangan akibat nilai tukar mata uang asing terhadap Rupiah

Pemilihan Bank sebagai mitra untuk pengelolaan kas

permasalahan di atas mungkin saja berupa masalah yang saling terkait, masalah

yang membentuk sistem, maupun terpisah sebagai masalah tunggal. Untuk itu, langkah

selanjutnya adalah memilah masalah untuk mengetahui bentuk dari setiap permasalahan.

Dari permasalahan tersebut, ada beberapa permasalahan yang sesungguhnya merupakan

sebab akibat. Hubungan sebab akibat tersebut dapat ditunjukkan menggunakan metode

bagian yang bawah merupakan penyebab, sedangkan bagian yang di

. Sedangkan yang lainnya merupakan masalah-masalah yang berdiri sendiri

atau merupakan masalah tunggal. Berikut ini gambaran pemilahan masalah

Pembiayaan

Proyek Bandara

Ngurah Rai

Resiko nilai tukar

mata uang asing

Return << Aset

Pengelolaan Aset

ROE rendah

Return << modal

Kebijakan Struktur

Modal kurang optimal

Kebijakan investasi

yang kurang tepat

Resiko keuangan akibat nilai tukar mata uang asing terhadap Rupiah

permasalahan di atas mungkin saja berupa masalah yang saling terkait, masalah

ai masalah tunggal. Untuk itu, langkah

selanjutnya adalah memilah masalah untuk mengetahui bentuk dari setiap permasalahan.

Dari permasalahan tersebut, ada beberapa permasalahan yang sesungguhnya merupakan

b akibat tersebut dapat ditunjukkan menggunakan metode

merupakan penyebab, sedangkan bagian yang di

masalah yang berdiri sendiri

Berikut ini gambaran pemilahan masalah-masalah AP1:

Return << modal

Kebijakan Struktur

Modal kurang optimal

Page 7: Ap1 the analyst

7

PT ANGKASA PURA 1

2.3. Memprioritaskan Masalah

No Masalah

1 Pengelolaan aset kurang

efektif

2 Kebijakan struktur

modal kurang optimal

3 Pemisahan Fungsi

Pengelolaan ATS

4 Pembiayaan proyek

bandara Ngurah Rai

5

Resiko akibat fluktuasi

nilai tukar mata uang

asing

6 Kebijakan investasi

yang kurang tepat

Keterangan:

5 : Sangat tinggi

4: Tinggi

3: Sedang

2: Rendah

1: Sangat rendah

Dengan cara di atas, kita dapat memutuskan mana hal yang menjadi prioritas berdasarkan

tingkat kegawatan, kemendesakan dan trend perkembangannya. Setelah menetapkan prioritas

maka dapat dipilih jenis analisis yang harus dilakukan terhadap permasalahan tersebut. Analisis

keputusan dilakukan untuk memutuskan langkah mana yang sebaiknya ditempuh dari alternatif

alternatif yang ada. Pada bab

ditempuh oleh AP1 untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sedangkan Analisis Persoalan

Potensial lebih bersifat mempersiapkan sesuatu yang pasti atau direncanaka

berguna untuk melihat resiko apa saja yang mungkin timbul dan langkah

dapat ditempuh untuk menghadapinya.

dan Melokasi Masalah

Gawat Mend

esak Trend Alasan

4 5 5

Kerugian yang

terselubung, berpotensi

menjadi masalah yang

akut

3 4 5

Berpotensi menyebabkan

tidak optimalnya nilai

perusahaan

5 5 5

Pasti terjadi dan

berpotensi mengurangi

pendapatan hingga 34%

sehingga harus

diantisipasi segera

5 4 4

Investasi jangka panjang

dan project yang sudah

berjalan

3 4 4

Kondisi yang relatif sulit

dikontrol, hanya mungkin

untuk diantisipasi

3 4 5

Menyebabkan rendahnya

ROI dan idle cash yang

besar

AK: Analisis Keputusan

APP: Analisis Persoalan Potensial

Dengan cara di atas, kita dapat memutuskan mana hal yang menjadi prioritas berdasarkan

kemendesakan dan trend perkembangannya. Setelah menetapkan prioritas

maka dapat dipilih jenis analisis yang harus dilakukan terhadap permasalahan tersebut. Analisis

keputusan dilakukan untuk memutuskan langkah mana yang sebaiknya ditempuh dari alternatif

lternatif yang ada. Pada bab-bab selanjutnya akan ditawarkan berbagai alternatif yang dapat

ditempuh oleh AP1 untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sedangkan Analisis Persoalan

Potensial lebih bersifat mempersiapkan sesuatu yang pasti atau direncanaka

berguna untuk melihat resiko apa saja yang mungkin timbul dan langkah-

dapat ditempuh untuk menghadapinya.

Prioritas Lokasi

Kerugian yang

terselubung, berpotensi

menjadi masalah yang 100 (2) AK

Berpotensi menyebabkan

tidak optimalnya nilai

perusahaan

60 (4) AK

Pasti terjadi dan

berpotensi mengurangi

pendapatan hingga 34%,

sehingga harus

diantisipasi segera

125 (1) APP

Investasi jangka panjang

dan project yang sudah 90 (3) AK

Kondisi yang relatif sulit

dikontrol, hanya mungkin

untuk diantisipasi

48 (5) APP

Menyebabkan rendahnya

ROI dan idle cash yang 60 (4) AK

Dengan cara di atas, kita dapat memutuskan mana hal yang menjadi prioritas berdasarkan

kemendesakan dan trend perkembangannya. Setelah menetapkan prioritas

maka dapat dipilih jenis analisis yang harus dilakukan terhadap permasalahan tersebut. Analisis

keputusan dilakukan untuk memutuskan langkah mana yang sebaiknya ditempuh dari alternatif-

bab selanjutnya akan ditawarkan berbagai alternatif yang dapat

ditempuh oleh AP1 untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sedangkan Analisis Persoalan

Potensial lebih bersifat mempersiapkan sesuatu yang pasti atau direncanakan terjadi. Analisis ini

-langkah apa saja yang

Page 8: Ap1 the analyst

8

PT ANGKASA PURA 1

3. Analisis dan Solusi

3.1. Antisipasi Pemisahan Fungsi

Untuk mengantisipasi pemisahan fungsi ATS dari AP1 akan digunakan metode pendekatan

Analisis Persoalan Potensial. Berikut ini akan dibahas analisis sesuai dengan tahap

Deskripsi rencana : Pemisahan Fungsi Pengelolaan ATS dari Operator Bandara kepada

Operator Terp

Daerah-daerah kritis yang harus diperhatikan

1. Besar pendapatan yang hilang

2. Besar beban operasional yang bisa dihemat

3. Besar beban gaji operator yang dapat dihemat

4. Besar biaya perawatan dan pembelian

alat komunikasi)

Besar pendapatan yang hilang dari pemisahan ini sekitar kurang lebih sebesar 34%. Namun

penghematan yang mungkin dilakukan juga cukup besar dari hilangnya fungsi ATS ini.

Mengingat jumlah operator ATS yang

Selain itu, biaya perawatan yang pada tahun 2009 mencapai 110,207 Miliar Rupiah

berpotensi untuk mengalami penghematan sebesar 2

selama ini membutuhkan biaya perawatan yang cukup besar

tinggi. Pemisahan wewenang ini dapat dikatakan hal yang tidak dapat dihindari, namun bila

dihitung secara spesifik besarnya kerugian tidak akan serta merta sebesar 34% sebab di sisi lain

juga ada penghematan dan efisiensi

20%. Hal yang mendesak saat ini yaitu perlu segera dilakukan penghitungan yang spesifik

terhadap setiap pos bisnis yang ada

beban pada laporan keuangan

dari setiap bidang usaha AP1.

Untuk mengganti pos pemasukan yang hilang dari

langkah yang dapat dilakukan oleh AP1

sdm pada single provider yang baru, AP1 dapat berperan sebagai konsultan

pengalaman pengelolaan selama bertahun

menjadi lembaga training dan pelatihan bagi calon operator ATS.

karena untuk menjadi seorang operator ATS perlu lisensi khusus.

1 Air Traffic Service, 2008. http://hubud.dephub.go.id

Pemisahan Fungsi Pengelolaan ATS

pemisahan fungsi ATS dari AP1 akan digunakan metode pendekatan

Analisis Persoalan Potensial. Berikut ini akan dibahas analisis sesuai dengan tahap

Deskripsi rencana : Pemisahan Fungsi Pengelolaan ATS dari Operator Bandara kepada

Operator Terpisah

daerah kritis yang harus diperhatikan :

1. Besar pendapatan yang hilang

operasional yang bisa dihemat

3. Besar beban gaji operator yang dapat dihemat

. Besar biaya perawatan dan pembelian peralatan yang bisa dihemat

Besar pendapatan yang hilang dari pemisahan ini sekitar kurang lebih sebesar 34%. Namun

penghematan yang mungkin dilakukan juga cukup besar dari hilangnya fungsi ATS ini.

TS yang dimiliki AP1 sebanyak 520 orang1.

Selain itu, biaya perawatan yang pada tahun 2009 mencapai 110,207 Miliar Rupiah

mengalami penghematan sebesar 20%. Hal ini disebabkan peralatan ATS

selama ini membutuhkan biaya perawatan yang cukup besar dikarenakan berunsur teknologi

Pemisahan wewenang ini dapat dikatakan hal yang tidak dapat dihindari, namun bila

dihitung secara spesifik besarnya kerugian tidak akan serta merta sebesar 34% sebab di sisi lain

juga ada penghematan dan efisiensi yang cukup besar yang kami perkirakan akan mencapai

20%. Hal yang mendesak saat ini yaitu perlu segera dilakukan penghitungan yang spesifik

terhadap setiap pos bisnis yang ada pada AP1. Ke depannya kami mengusulkan

an dilakukan pada setiap bidang usaha, agar dapat dilihat e

AP1.

Untuk mengganti pos pemasukan yang hilang dari bidang usaha ATS ini, ada beberapa

langkah yang dapat dilakukan oleh AP1. Selama masa transisi pengalihan

pada single provider yang baru, AP1 dapat berperan sebagai konsultan

pengalaman pengelolaan selama bertahun-tahun. Selain itu, dapat dijajaki kemungkinan AP1

menjadi lembaga training dan pelatihan bagi calon operator ATS. Hal ini sangat dimungkinkan,

karena untuk menjadi seorang operator ATS perlu lisensi khusus. Untuk dapat menjadi seorang

http://hubud.dephub.go.id

pemisahan fungsi ATS dari AP1 akan digunakan metode pendekatan

Analisis Persoalan Potensial. Berikut ini akan dibahas analisis sesuai dengan tahap-tahapnya:

Deskripsi rencana : Pemisahan Fungsi Pengelolaan ATS dari Operator Bandara kepada

(radar, ruang kontrol,

Besar pendapatan yang hilang dari pemisahan ini sekitar kurang lebih sebesar 34%. Namun

penghematan yang mungkin dilakukan juga cukup besar dari hilangnya fungsi ATS ini.

Selain itu, biaya perawatan yang pada tahun 2009 mencapai 110,207 Miliar Rupiah

. Hal ini disebabkan peralatan ATS

dikarenakan berunsur teknologi

Pemisahan wewenang ini dapat dikatakan hal yang tidak dapat dihindari, namun bila

dihitung secara spesifik besarnya kerugian tidak akan serta merta sebesar 34% sebab di sisi lain

yang cukup besar yang kami perkirakan akan mencapai

20%. Hal yang mendesak saat ini yaitu perlu segera dilakukan penghitungan yang spesifik

pada AP1. Ke depannya kami mengusulkan agar pencatatan

, agar dapat dilihat efisiensi

bidang usaha ATS ini, ada beberapa

elama masa transisi pengalihan kepemilikan aset dan

pada single provider yang baru, AP1 dapat berperan sebagai konsultan mengingat

tahun. Selain itu, dapat dijajaki kemungkinan AP1

Hal ini sangat dimungkinkan,

Untuk dapat menjadi seorang

Page 9: Ap1 the analyst

9

PT ANGKASA PURA 1

Pengatur Lalu Lintas Udara harus mengikuti pendidikan khusus Pengatur Lalu Lintas Udara,

yang saat ini hanya ada di Diklat

dilaksanakan selama 2 (dua) tahun (DII) sebagai pemegang license Junior ATC, dan 3 (tiga)

tahun (DIII) sebagai pemegang license Senior ATC. Pendidikan ini kemudian diteruskan dengan

Diklat Radar selama kurang

(empat) tahun (DIV) sesuai kebutuhan di lapangan.

Solusi lainnya yaitu dengan memaksimalkan potensi aset yang dimiliki untuk

memaksimalkan pendapatan. Dengan pemaksimalan aset ini, kekurangan

pemisahan bidang usaha ATS akan dapat tertutupi.

3.2. Memaksimalkan Kapasitas Aset untuk Menghasilkan Pendapatan

Kebijakan Investasi

Salah satu permasalahan yang juga dihadapi oleh AP1 adalah rendahnya rasio Return on

Asset. Nilai ROA AP1 hanya setengah dari rata

menjadi penyebabnya antara lain:

a. Kemampuan aset untuk menghasilkan keuntungan sudah maksimal, atau dengan kata

lain aset yang besar tersebut hanya mampu menghasilkan ke

berarti AP1 telah berinvestasi pada aset yang kurang tepat

b. Kemampuan aset yang dimiliki belum dapat dimaksimalkan, atau dengan kata lain saat

ini baru sebagian kecil dari potensi aset yang berhasil diberdaya gunakan

Hal ini sangat disayangkan, mengingat jumlah aset AP1 sangat besar. AP1 mengelola 13

bandara, jumlah tersebut cukup besar

atau Malaysia maupun AP2. Namun pendapatan yang dapat mereka hasilkan dari aset mereka

rata-rata hampir mencapai satu setengah

Berikut ini adalah perbandingannya:

Perusahaan

PT. Angkasa Pura I

PT. Angkasa Pura II

Singapore Air Traffic Service

Malaysia Airport Holding Benhard

2 ibid

Pengatur Lalu Lintas Udara harus mengikuti pendidikan khusus Pengatur Lalu Lintas Udara,

yang saat ini hanya ada di Diklat-Diklat Perhubungan Udara di seluruh Indonesia. Pendidikan

dilaksanakan selama 2 (dua) tahun (DII) sebagai pemegang license Junior ATC, dan 3 (tiga)

tahun (DIII) sebagai pemegang license Senior ATC. Pendidikan ini kemudian diteruskan dengan

Diklat Radar selama kurang lebih 3 (tiga) bulan, dan atau mengikuti pendidikan selama 4

(empat) tahun (DIV) sesuai kebutuhan di lapangan.2

Solusi lainnya yaitu dengan memaksimalkan potensi aset yang dimiliki untuk

memaksimalkan pendapatan. Dengan pemaksimalan aset ini, kekurangan

pemisahan bidang usaha ATS akan dapat tertutupi.

Memaksimalkan Kapasitas Aset untuk Menghasilkan Pendapatan

Salah satu permasalahan yang juga dihadapi oleh AP1 adalah rendahnya rasio Return on

Asset. Nilai ROA AP1 hanya setengah dari rata-rata perusahaan sejenis

menjadi penyebabnya antara lain:

Kemampuan aset untuk menghasilkan keuntungan sudah maksimal, atau dengan kata

lain aset yang besar tersebut hanya mampu menghasilkan keuntungan yang sedikit. Ini

berarti AP1 telah berinvestasi pada aset yang kurang tepat

Kemampuan aset yang dimiliki belum dapat dimaksimalkan, atau dengan kata lain saat

ini baru sebagian kecil dari potensi aset yang berhasil diberdaya gunakan

at disayangkan, mengingat jumlah aset AP1 sangat besar. AP1 mengelola 13

cukup besar bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis di Singapore

. Namun pendapatan yang dapat mereka hasilkan dari aset mereka

satu setengah kali lipat dari yang dapat dihasilkan oleh AP1

Berikut ini adalah perbandingannya:

Perusahaan Total Aset 2009

(Jutaan Rp)

Rata

ROA (5 th)

8,622,338

7,326,466

Singapore Air Traffic Service 13,339,292

Malaysia Airport Holding Benhard 14,672,793

Pengatur Lalu Lintas Udara harus mengikuti pendidikan khusus Pengatur Lalu Lintas Udara,

ubungan Udara di seluruh Indonesia. Pendidikan

dilaksanakan selama 2 (dua) tahun (DII) sebagai pemegang license Junior ATC, dan 3 (tiga)

tahun (DIII) sebagai pemegang license Senior ATC. Pendidikan ini kemudian diteruskan dengan

lebih 3 (tiga) bulan, dan atau mengikuti pendidikan selama 4

Solusi lainnya yaitu dengan memaksimalkan potensi aset yang dimiliki untuk

memaksimalkan pendapatan. Dengan pemaksimalan aset ini, kekurangan pemasukan akibat

Memaksimalkan Kapasitas Aset untuk Menghasilkan Pendapatan Sebagai Salah Satu

Salah satu permasalahan yang juga dihadapi oleh AP1 adalah rendahnya rasio Return on

rata perusahaan sejenis. Hal yang mungkin

Kemampuan aset untuk menghasilkan keuntungan sudah maksimal, atau dengan kata

untungan yang sedikit. Ini

Kemampuan aset yang dimiliki belum dapat dimaksimalkan, atau dengan kata lain saat

ini baru sebagian kecil dari potensi aset yang berhasil diberdaya gunakan

at disayangkan, mengingat jumlah aset AP1 sangat besar. AP1 mengelola 13

bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis di Singapore

. Namun pendapatan yang dapat mereka hasilkan dari aset mereka

dari yang dapat dihasilkan oleh AP1.

Rata-rata

ROA (5 th)

0,06

0,09

0,10

0,06

Page 10: Ap1 the analyst

1

0

PT ANGKASA PURA 1

Saat ini, optimalisasi aset bandara adalah hal yang sangat populer di seluruh dunia. Bahkan

berbagai konferensi internasional diadakan sebagai bentuk kerjasama dan pe

antar bandara. Tema yang banyak diusung yaitu tentang Optimasi Aset Bandara, Peningkatan

Efisiensi Operasional dan yang terbaru adalah

Untuk mengembangkan pendapatan

program yaitu:

Sumber: Airport Revenue News. Airport Revenue Conference and Exhibition 2009. Denver, USA

Dengan menganalisis semua aspek di atas,

optimalisasi aset yang dimiliki oleh AP1.

1. Merumuskan Misi Pengembangan Pendapatan Melalui Aset yang dimiliki oleh AP1:

a. Merespon kebutuhan customer dan memberikan nilai serta pelayanan yang baik

dalam setiap aktiv

b. Memaksimalkan pendapatan dari bidang usaha non

riset customer dan feedback

c. Memaksimalkan

sewa

d. Menjaga program

konsep dan pelayanan baru

e. Mengimplementasikan

konsesi

Rencana

Bisnis

Input

Pemangku

Kebijakan

Saat ini, optimalisasi aset bandara adalah hal yang sangat populer di seluruh dunia. Bahkan

berbagai konferensi internasional diadakan sebagai bentuk kerjasama dan pe

antar bandara. Tema yang banyak diusung yaitu tentang Optimasi Aset Bandara, Peningkatan

Efisiensi Operasional dan yang terbaru adalah dalam menyongsong era Carbon

Untuk mengembangkan pendapatan, hal-hal yang harus menjadi acuan dalam merumuskan

Sumber: Airport Revenue News. Airport Revenue Conference and Exhibition 2009. Denver, USA

Dengan menganalisis semua aspek di atas, kita dapat merumuskan langkah

optimalisasi aset yang dimiliki oleh AP1.

Misi Pengembangan Pendapatan Melalui Aset yang dimiliki oleh AP1:

Merespon kebutuhan customer dan memberikan nilai serta pelayanan yang baik

dalam setiap aktivitas bisnis yang kita lakukan

pendapatan dari bidang usaha non-airline, dengan berdasarkan pada

riset customer dan feedback

Memaksimalkan bisnis-bisnis lokal berskala UMKM dengan pendekatan sistem

Menjaga program-program kita tetap segar dan dinamis dengan memperkenalkan

konsep dan pelayanan baru

Mengimplementasikan Standar Desain Arsitektur yang mendukung kebijakan

Mengembang

kan

Pendapatan

Membuat

Visi dan

Menetapkan

Target

Kenali Aset

yang Dimiliki

Kenali

Customer

Kenali

Pembatas

dan

Kemampuan

Analisis

Kompetitif

Input

Pemangku

Kebijakan

Saat ini, optimalisasi aset bandara adalah hal yang sangat populer di seluruh dunia. Bahkan

berbagai konferensi internasional diadakan sebagai bentuk kerjasama dan penjalinan jaringan

antar bandara. Tema yang banyak diusung yaitu tentang Optimasi Aset Bandara, Peningkatan

menyongsong era Carbon Trading.

hal yang harus menjadi acuan dalam merumuskan

Sumber: Airport Revenue News. Airport Revenue Conference and Exhibition 2009. Denver, USA

kita dapat merumuskan langkah-langkah untuk

Misi Pengembangan Pendapatan Melalui Aset yang dimiliki oleh AP1:

Merespon kebutuhan customer dan memberikan nilai serta pelayanan yang baik

airline, dengan berdasarkan pada

bisnis lokal berskala UMKM dengan pendekatan sistem

dan dinamis dengan memperkenalkan

Standar Desain Arsitektur yang mendukung kebijakan

Page 11: Ap1 the analyst

1

1

PT ANGKASA PURA 1

f. Merekrut suplier food and beverage lokal terbaik

bisnis retail

g. Membuat dan mengelola program penawaran konsesi kelas satu untuk industri retail

ternama, terutama untuk merk lokal dan nasional

2. Kenali Aset yang dapat dioptimalisasi

Dengan mengenali aset yang dapat dioptimalisasi, kita dapat membuat strategi yang

tepat untuk meningkatkan pendapatan dari aset tersebut.

3. Kenali Customer

Segmentasi Customer Airport sebagai sumber pendapatan non

dibagi berdasarkan segment sebagai berikut:

Aset

Dalam Terminal

Luar Terminal

Merekrut suplier food and beverage lokal terbaik untuk mendukung strategi

mengelola program penawaran konsesi kelas satu untuk industri retail

ternama, terutama untuk merk lokal dan nasional

Kenali Aset yang dapat dioptimalisasi:

Dengan mengenali aset yang dapat dioptimalisasi, kita dapat membuat strategi yang

meningkatkan pendapatan dari aset tersebut.

Segmentasi Customer Airport sebagai sumber pendapatan non-aviation. Customer dapat

dibagi berdasarkan segment sebagai berikut:

Dalam Terminal

Konsesi Retail

Kios dan space temporer

Advertising

Akses dan Sarana Eksklusif

Lokasi penyewaan untuk Event

Luar Terminal

Berhubungan dengan

Penumpang

Parkir

Hotel dan Pusat

Konferensi

Berhubungan dengan

Penerbangan

Kargo Udara

Perawatan Pesawat

Pembuatan Komponen

Berhubungan dengan

Transportasi

Logistik

Pusat Distribusi

Berhubungan dengan Bisnis

Taman Industri

Retail

Penggunaan Komersial

untuk mendukung strategi konsep

mengelola program penawaran konsesi kelas satu untuk industri retail

Dengan mengenali aset yang dapat dioptimalisasi, kita dapat membuat strategi yang

aviation. Customer dapat

Parkir

Hotel dan Pusat

Konferensi

Kargo Udara

Perawatan Pesawat

Pembuatan Komponen

Logistik

Pusat Distribusi

Taman Industri

Retail

Penggunaan Komersial

Page 12: Ap1 the analyst

1

2

PT ANGKASA PURA 1

Dengan menggambarkan segmentasi seperti di atas, kita akan dapat

sesungguhnya sumber pendapatan tidak hanya datang dari penumpang, namun dapat

berasal dari berbagai segment di atas. Pemanfaatan aset harus dirancang sedemikian

rupa agar dapat menjaring seluruh segment yang ada.

4. Kenali Pembatas dan Kemampuan

Faktor-faktor yang dapat menjadi batasan antara lain:

a. Kebutuhan aeronautical di masa depan

b. Perjanjian dan aspek legal hukum

c. Struktur ekonomi pada regional tersebut

d. Izin dan Undang-Undang

Setiap rencana pengembangan strategis tentu harus mempertimbangkan b

di atas, terutama bila terkait dengan aspek hukum dan legalitas.

5. Lakukan Analisis Kompetitif

Langkah selanjutnya yaitu kita perlu juga melakukan analisis kompetitif yang sekiranya

mempunyai kemungkinan mengganggu atau menghambat rencana pe

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi antara lain:

a. Airport lain

b. Pusat retail lokal

c. Perusahaan developer real estate yang berdekatan dengan bandara

d. Pasar nasional

e. Segment pasar

6. Input bagi Pemangku Kebijakan

Segmentasi Pendapatan non

B2B

AeronauticalNon-

Aeronautical

Dengan menggambarkan segmentasi seperti di atas, kita akan dapat

sesungguhnya sumber pendapatan tidak hanya datang dari penumpang, namun dapat

berasal dari berbagai segment di atas. Pemanfaatan aset harus dirancang sedemikian

rupa agar dapat menjaring seluruh segment yang ada.

Kenali Pembatas dan Kemampuan

yang dapat menjadi batasan antara lain:

Kebutuhan aeronautical di masa depan

Perjanjian dan aspek legal hukum

Struktur ekonomi pada regional tersebut

Undang

Setiap rencana pengembangan strategis tentu harus mempertimbangkan b

di atas, terutama bila terkait dengan aspek hukum dan legalitas.

Lakukan Analisis Kompetitif

Langkah selanjutnya yaitu kita perlu juga melakukan analisis kompetitif yang sekiranya

mempunyai kemungkinan mengganggu atau menghambat rencana pe

faktor yang dapat mempengaruhi antara lain:

Perusahaan developer real estate yang berdekatan dengan bandara

Pemangku Kebijakan

Segmentasi Pendapatan non-Aviation

Aktivitas

Eksternal

B2C

Penumpang Non-Penumpang

Pengantar dan

penjemputPengunjung

Dengan menggambarkan segmentasi seperti di atas, kita akan dapat melihat bahwa

sesungguhnya sumber pendapatan tidak hanya datang dari penumpang, namun dapat

berasal dari berbagai segment di atas. Pemanfaatan aset harus dirancang sedemikian

Setiap rencana pengembangan strategis tentu harus mempertimbangkan batasan-batasan

Langkah selanjutnya yaitu kita perlu juga melakukan analisis kompetitif yang sekiranya

mempunyai kemungkinan mengganggu atau menghambat rencana pengembangan.

Perusahaan developer real estate yang berdekatan dengan bandara

Aviation

Penumpang

Penduduk

lokalPekerja

Page 13: Ap1 the analyst

1

3

PT ANGKASA PURA 1

Setiap keputusan investasi maupun

tanggapan dari para pemangku kebijakan yang terkait dan para pemegang saham. Untuk

itu perlu dipersiapkan informasi

proyek ini. Informasi-

a. Bisnis yang telah eksis dan operatornya

b. Customer

c. Airline-airline yang menjadi mitra

d. Pihak expert yang dilibatkan

e. Otoritas pemerintah yang terlibat dan yang berwenang

7. Rencana Bisnis

Setelah melalui tahap

dengan misi yang telah ditetapkan sebelumnya dalam rangka meningkatkan keuntungan

dari aset yang ada. Adapun rencana pengembangan yang kami ajukan dengan segala

pertimbangan di atas antara lain:

a. Mengoptimalkan penyewaan area bagian dalam dan bagian

rincian seperti bagan pada tahap 2

b. Membuat Area Bisnis Terpadu yang terdiri dari :

• Hotel dan Ruang Konferensi

• Restoran

• Area perbelanjaan dan p

Carefour atau Hypermart dengan

produk-produk lokal dan UKM

berada.

• Sarana-sarana olahraga dan kebugaran yang diminati oleh masyarakat luas seperti

lapangan futsal dan bulu tangkis

• Counter-counter produk

Konsep-konsep di atas akan menjadikan bandara sebagai sarana penunjang industri

pariwisata. Dimana penumpang yang tadinya

duta pariwisata dengan cinderamata khas yang diperolehnya. Waktu tunggu yang

seringkali lama dapat dimanfaatkan dengan beraktivitas olahraga maupun berjalan

jalan. Kerja sama dengan jaringan distributor dan kargo sangat

membentuk semacam factory outlet

Setiap keputusan investasi maupun pengembangan tentu harus memperhatikan

tanggapan dari para pemangku kebijakan yang terkait dan para pemegang saham. Untuk

itu perlu dipersiapkan informasi-informasi yang harus dapat mereka peroleh terkait

-informasi tersebut meliputi:

Bisnis yang telah eksis dan operatornya

airline yang menjadi mitra

Pihak expert yang dilibatkan

Otoritas pemerintah yang terlibat dan yang berwenang

Setelah melalui tahap-tahap di atas, kami mengajukan suatu rencana bisnis

dengan misi yang telah ditetapkan sebelumnya dalam rangka meningkatkan keuntungan

dari aset yang ada. Adapun rencana pengembangan yang kami ajukan dengan segala

pertimbangan di atas antara lain:

Mengoptimalkan penyewaan area bagian dalam dan bagian luar dari terminal dengan

rincian seperti bagan pada tahap 2

Membuat Area Bisnis Terpadu yang terdiri dari :

Hotel dan Ruang Konferensi

Area perbelanjaan dan pertokoan ritel bekerja sama dengan ritel ternama seperti

Carefour atau Hypermart dengan kesepakatan yang mendukung terakomodasinya

produk lokal dan UKM-UKM khas wilayah dimana bandara tersebut

sarana olahraga dan kebugaran yang diminati oleh masyarakat luas seperti

lapangan futsal dan bulu tangkis

counter produk kerajinan dan produk kreatif khas daerah

konsep di atas akan menjadikan bandara sebagai sarana penunjang industri

a. Dimana penumpang yang tadinya hanya sekedar transit dapat menjadi

duta pariwisata dengan cinderamata khas yang diperolehnya. Waktu tunggu yang

seringkali lama dapat dimanfaatkan dengan beraktivitas olahraga maupun berjalan

jalan. Kerja sama dengan jaringan distributor dan kargo sangat

membentuk semacam factory outlet atau wholeseller. Harga yang murah dapat

pengembangan tentu harus memperhatikan

tanggapan dari para pemangku kebijakan yang terkait dan para pemegang saham. Untuk

informasi yang harus dapat mereka peroleh terkait

tahap di atas, kami mengajukan suatu rencana bisnis sesuai

dengan misi yang telah ditetapkan sebelumnya dalam rangka meningkatkan keuntungan

dari aset yang ada. Adapun rencana pengembangan yang kami ajukan dengan segala

luar dari terminal dengan

ertokoan ritel bekerja sama dengan ritel ternama seperti

kesepakatan yang mendukung terakomodasinya

UKM khas wilayah dimana bandara tersebut

sarana olahraga dan kebugaran yang diminati oleh masyarakat luas seperti

kerajinan dan produk kreatif khas daerah

konsep di atas akan menjadikan bandara sebagai sarana penunjang industri

hanya sekedar transit dapat menjadi

duta pariwisata dengan cinderamata khas yang diperolehnya. Waktu tunggu yang

seringkali lama dapat dimanfaatkan dengan beraktivitas olahraga maupun berjalan-

memungkinkan untuk

. Harga yang murah dapat

Page 14: Ap1 the analyst

1

4

PT ANGKASA PURA 1

diperoleh karena tidak ada biaya distribusi dari bandara ke lokasi bisnis tersebut.

Sehingga kita dapat memanfaatkan layanan pesawat menjadi sarana distribusi.

Berikut ini adalah contoh

bandara di seluruh dunia:

Areal pertanian memanfaatkan tanah kosong di sekitar bandara

diperoleh karena tidak ada biaya distribusi dari bandara ke lokasi bisnis tersebut.

Sehingga kita dapat memanfaatkan layanan pesawat menjadi sarana distribusi.

rikut ini adalah contoh-contoh penerapan konsep semacam ini pada bandara

bandara di seluruh dunia:

Area bisnis di dalam bandara di Denver

Areal pertanian memanfaatkan tanah kosong di sekitar bandara

diperoleh karena tidak ada biaya distribusi dari bandara ke lokasi bisnis tersebut.

Sehingga kita dapat memanfaatkan layanan pesawat menjadi sarana distribusi.

contoh penerapan konsep semacam ini pada bandara-

Areal pertanian memanfaatkan tanah kosong di sekitar bandara

Page 15: Ap1 the analyst

1

5

PT ANGKASA PURA 1

Memphis International Airport Retail Rotunda

Amsterdam Schiphol’s World Trade Center Complex

Memphis International Airport Retail Rotunda

terdam Schiphol’s World Trade Center Complex

Page 16: Ap1 the analyst

1

6

PT ANGKASA PURA 1

London Heathrow Retail Cluster

Brisbane Airport Direct Factory Outlets

Page 17: Ap1 the analyst

1

7

PT ANGKASA PURA 1

Philadelphia Airport City Visioning Sessio

Sumber foto-foto : Airport Revenue News. Airport Revenue Conference and Exhibition 2009.

3.3. Kebijakan Pembiayaan Proyek Bandara Ngurah Rai

Proyek pembangunan Bandara Ngurah Rai di Bali adalah salah satu proyek strategis yang

harus berjalan dengan lancar. Dalam membiayai suatu proyek, sumber pendanaan dapat berasal

dari biaya sendiri atau dengan modal internal dan dapat pula berasal dari sumber eksternal atau

hutang. Setiap alternatif sumber pembiayaan, baik modal maupun hutang mempunyai biaya yang

disebut Cost of Capital. Kemampuan menyusun komposisi yang optimal antara persen

dan hutang dapat berdampak pada optimalisasi proyek itu sendiri. Tidak selamanya penggunaan

modal sendiri selalu lebih baik. Untuk itu perlu dilakukan analisis Cost of Capital bagi proyek

pembangunan Bandara Ngurah Rai ini. Berikut ini adalah an

Bandara Ngurah Rai di Bali dengan usia proyek diasumsikan mulai tahun 2010

dimulai sejak 2009)

Proses penghitungan optimasi menggunakan metode Iteration with Solver Application by

Microsoft Excel 2007, berikut ini adalah hasil optimasi Cost of Capital untuk proyek

pembangunan Bandara Ngurah Rai di Bali:

Philadelphia Airport City Visioning Session

: Airport Revenue News. Airport Revenue Conference and Exhibition 2009.

Denver, USA

Kebijakan Pembiayaan Proyek Bandara Ngurah Rai

Proyek pembangunan Bandara Ngurah Rai di Bali adalah salah satu proyek strategis yang

harus berjalan dengan lancar. Dalam membiayai suatu proyek, sumber pendanaan dapat berasal

sendiri atau dengan modal internal dan dapat pula berasal dari sumber eksternal atau

Setiap alternatif sumber pembiayaan, baik modal maupun hutang mempunyai biaya yang

disebut Cost of Capital. Kemampuan menyusun komposisi yang optimal antara persen

dan hutang dapat berdampak pada optimalisasi proyek itu sendiri. Tidak selamanya penggunaan

modal sendiri selalu lebih baik. Untuk itu perlu dilakukan analisis Cost of Capital bagi proyek

pembangunan Bandara Ngurah Rai ini. Berikut ini adalah analisis Cost of Capital dari proyek

Bandara Ngurah Rai di Bali dengan usia proyek diasumsikan mulai tahun 2010

Proses penghitungan optimasi menggunakan metode Iteration with Solver Application by

berikut ini adalah hasil optimasi Cost of Capital untuk proyek

pembangunan Bandara Ngurah Rai di Bali:

: Airport Revenue News. Airport Revenue Conference and Exhibition 2009.

Proyek pembangunan Bandara Ngurah Rai di Bali adalah salah satu proyek strategis yang

harus berjalan dengan lancar. Dalam membiayai suatu proyek, sumber pendanaan dapat berasal

sendiri atau dengan modal internal dan dapat pula berasal dari sumber eksternal atau

Setiap alternatif sumber pembiayaan, baik modal maupun hutang mempunyai biaya yang

disebut Cost of Capital. Kemampuan menyusun komposisi yang optimal antara persentase modal

dan hutang dapat berdampak pada optimalisasi proyek itu sendiri. Tidak selamanya penggunaan

modal sendiri selalu lebih baik. Untuk itu perlu dilakukan analisis Cost of Capital bagi proyek

alisis Cost of Capital dari proyek

Bandara Ngurah Rai di Bali dengan usia proyek diasumsikan mulai tahun 2010 – 2012 (sudah

Proses penghitungan optimasi menggunakan metode Iteration with Solver Application by

berikut ini adalah hasil optimasi Cost of Capital untuk proyek

Page 18: Ap1 the analyst

1

8

PT ANGKASA PURA 1

Dengan komposisi sumber modal seperti di atas, hasil simulasi menunjukkan komposisi dan

nominal dari setiap instrument agar

menunjukkan bahwa penggunaan modal sendiri sebagai sumber utama tidak selalu merupakan

keputusan yang terbaik.

3.4. Optimalisasi Kebijakan Investasi

Dalam merumuskan kebijakan investasi, ada dua pilihan investas yaitu pada Free Risk Asset

atau pada Risky Asset. Instrument Free Risk Asset terdiri dari instrument investasi yang bebas

resiko seperti SUN, SBI, atau ORI. Instrument ini disebut bebas resiko

pemerintah, dan idealnya pemerintah tidak mungkin bangkrut. Dengan kata lain, resiko yang

Instrument

NP-PT.Bank BNI

NP-PT.Bank Mandiri

NP-CIMB Niaga

NP-PT. Bank BRI

NP-PT.Bank Permata

NP-PT.Bank Mandiri

Bonds XR004

Bonds XR005

Bonds XR006

Bonds XR007

Cost of prefered stock

Cost of retained earnings

Cost of common stock

Total

Cost of Debt (COD)

Cost of Equity (COE)

Cost of Capital (COC)

Risk free (%)

Return market (average) (%)

Beta

Cost of common stock

Cost common stock (perusahaan publik)

Target Cell

Constrain

Changing Cell

Dengan komposisi sumber modal seperti di atas, hasil simulasi menunjukkan komposisi dan

nominal dari setiap instrument agar dapat meminimalkan Cost of Capital.

menunjukkan bahwa penggunaan modal sendiri sebagai sumber utama tidak selalu merupakan

Optimalisasi Kebijakan Investasi

Dalam merumuskan kebijakan investasi, ada dua pilihan investas yaitu pada Free Risk Asset

Instrument Free Risk Asset terdiri dari instrument investasi yang bebas

resiko seperti SUN, SBI, atau ORI. Instrument ini disebut bebas resiko

pemerintah, dan idealnya pemerintah tidak mungkin bangkrut. Dengan kata lain, resiko yang

Interest (%) Nominal Bobot

9.60 128,260,869,591.72 0.075

10.00 128,260,869,564.53 0.075

6.00 128,260,869,573.85 0.075

8.00 128,260,869,569.19 0.075

13.00 128,260,869,557.54 0.075

12.00 128,260,869,559.87 0.075

10.00 128,260,869,564.53 0.075

11.00 128,260,869,562.20 0.075

12.00 128,260,869,559.87 0.075

13.00 128,260,869,557.54 0.075

10.00 139,130,434,780.87 0.082

12.00 139,130,434,776.21 0.082

9.47 139,130,434,782.10 0.082

1,700,000,000,000.00

7.89

2.58

10.47

9.65

0.14

0.019

9.47

Cost common stock (perusahaan publik)

Constrain:

Target Pembiayaan 1,700,000,000,000.00

Max per instrument

Total Cost 1,700,000,000,000.00

Total cost from Equity

Total cost from Debt 1,282,608,695,660.82

Maximum Debt 1,318,939,000,000

Dengan komposisi sumber modal seperti di atas, hasil simulasi menunjukkan komposisi dan

dapat meminimalkan Cost of Capital. Simulasi di atas juga

menunjukkan bahwa penggunaan modal sendiri sebagai sumber utama tidak selalu merupakan

Dalam merumuskan kebijakan investasi, ada dua pilihan investas yaitu pada Free Risk Asset

Instrument Free Risk Asset terdiri dari instrument investasi yang bebas

resiko seperti SUN, SBI, atau ORI. Instrument ini disebut bebas resiko karena dijamin oleh

pemerintah, dan idealnya pemerintah tidak mungkin bangkrut. Dengan kata lain, resiko yang

Bobot interest

0.724296675

0.754475703

0.452685422

0.603580563

0.980818414

0.905370844

0.754475703

0.829923274

0.905370844

0.980818414

0.818414322

0.982097187

0.774981893

1,700,000,000,000.00

150,000,000,000.00

0

100%

1,700,000,000,000.00

417,391,304,339.18

1,282,608,695,660.82

1,318,939,000,000

Page 19: Ap1 the analyst

1

9

PT ANGKASA PURA 1

dimaksud disini adalah resiko gagal bayar.

Frontier, dimana tujuannya adalah memaksimalkan return de

investasi pada Free Risk Asset dan pada Risky Asset.

cenderung berinvestasi pada aset yang minim resiko, maka kami mengajukan skema investasi

pada Free Risk Asset.

Adapun komposisi jumlah investasi pada masing

disimulasikan menggunakan Solver Application by Microsoft Excel 2007.

masing-masing instrument berdasarkan kepada Kebijakan Umum pengelolaan dana

Kep.139/KU.04/2008

Dengan simulasi di atas, kita dapat melihat bahwa untuk memaksimalkan return maka

investasi terbaik yaitu pada instrument Free Risk Asset dengan komposisi:

53% diinvestasikan pada SUN

40% diinvestasikan pada Reksadana DPLK BRI Fix

Dan 7% diinvestasikan pada sa

saham dengan PER tertinggi.

permasalahan cash yang terlalu besar dapat diselesaikan. Selain itu, return yang dihasilkan dari

investasi yang dilakukan akan semakin optimal.

3.5. Komposisi Struktur Modal yang Optimal

Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, AP1 memiliki komposisi struktur modal

yang kurang optimal. Indikasinya terlihat dari rendahnya DER. Ini dapat berpotensi tidak

optimalnya nilai perusahaan, selain itu dapat menyebabkan tingginya pajak terhadap perusaha

Dengan mengkombinasikan komposisi yang optimal, maka perusahaan dapat memaksimalkan

nilainya, sekaligus berkesempatan untuk mendapatkan pengurangan pajak.

Instrument Constrain

SBI

SUN

Reksadana DPLK BRI Fix

Deposito BNI

Saham

dimaksud disini adalah resiko gagal bayar. Penentuan komposisi dapat menggunakan Metode

Frontier, dimana tujuannya adalah memaksimalkan return dengan menentukan komposisi antara

investasi pada Free Risk Asset dan pada Risky Asset. Sesuai dengan kebijakan perusahaan yang

cenderung berinvestasi pada aset yang minim resiko, maka kami mengajukan skema investasi

jumlah investasi pada masing-masing instrument Free Risk Asset dapat

disimulasikan menggunakan Solver Application by Microsoft Excel 2007.

masing instrument berdasarkan kepada Kebijakan Umum pengelolaan dana

an simulasi di atas, kita dapat melihat bahwa untuk memaksimalkan return maka

investasi terbaik yaitu pada instrument Free Risk Asset dengan komposisi:

53% diinvestasikan pada SUN

40% diinvestasikan pada Reksadana DPLK BRI Fix

Dan 7% diinvestasikan pada saham. Adapun rate pada saham dihitung berdasarkan revenue dari

saham dengan PER tertinggi. Dengan kebijakan investasi yang tepat dan optimal, maka

permasalahan cash yang terlalu besar dapat diselesaikan. Selain itu, return yang dihasilkan dari

investasi yang dilakukan akan semakin optimal.

Komposisi Struktur Modal yang Optimal

ng telah dibahas pada bab sebelumnya, AP1 memiliki komposisi struktur modal

yang kurang optimal. Indikasinya terlihat dari rendahnya DER. Ini dapat berpotensi tidak

optimalnya nilai perusahaan, selain itu dapat menyebabkan tingginya pajak terhadap perusaha

Dengan mengkombinasikan komposisi yang optimal, maka perusahaan dapat memaksimalkan

nilainya, sekaligus berkesempatan untuk mendapatkan pengurangan pajak.

Constrain Rate Composition

10% 6.90%

60% 11% 53%

40% 11.90% 40%

20% 6.50%

20% 9.00%

100%

Penentuan komposisi dapat menggunakan Metode

ngan menentukan komposisi antara

Sesuai dengan kebijakan perusahaan yang

cenderung berinvestasi pada aset yang minim resiko, maka kami mengajukan skema investasi

masing instrument Free Risk Asset dapat

disimulasikan menggunakan Solver Application by Microsoft Excel 2007. Constrain dari

masing instrument berdasarkan kepada Kebijakan Umum pengelolaan dana

an simulasi di atas, kita dapat melihat bahwa untuk memaksimalkan return maka

ham. Adapun rate pada saham dihitung berdasarkan revenue dari

Dengan kebijakan investasi yang tepat dan optimal, maka

permasalahan cash yang terlalu besar dapat diselesaikan. Selain itu, return yang dihasilkan dari

ng telah dibahas pada bab sebelumnya, AP1 memiliki komposisi struktur modal

yang kurang optimal. Indikasinya terlihat dari rendahnya DER. Ini dapat berpotensi tidak

optimalnya nilai perusahaan, selain itu dapat menyebabkan tingginya pajak terhadap perusahaan.

Dengan mengkombinasikan komposisi yang optimal, maka perusahaan dapat memaksimalkan

nilainya, sekaligus berkesempatan untuk mendapatkan pengurangan pajak.

Return

0% 0

53% 0.058797347

40% 0.0476

0% 0

7% 0.59%

100% 0.1123

Page 20: Ap1 the analyst

2

0

PT ANGKASA PURA 1

Berikut ini adalah hasil simulasi untuk mendapatkan komposisi yang paling optimal

terhadap nilai perusahaan. Dengan komposisi tersebut, maka DER dari AP1 menjadi 0.66, yang

mendekati rata-rata perusahaan sejenis dengan reputasi internasional.

3.6. Antisipasi Resiko Akibat

Pengaruh fluktuasi nilai tukar

bisnis. Yang mampu diantisipasi adalah melakukan sistematika lindung nilai (

jatuh tempo pembayaran atau penerimaan baik dalam bentuk utang atau piutang, untuk

menyelamatkan dan meminima

dengan pihak ketiga mengenai satuan/ harga mata uang asing untuk alat pembayaran di masa

mendatang. Kerjasama ini ditempuh dengan pihak Bank misalnya dengan menyepakati satuan

mata uang per lembarnya sehingga pada saat jatuh tempo pihak perusahaan harus membayar

sesuai satuan yang disepakati. Jika kurs lebih tinggi, pihak perusahaan dapat membatalkan

perjanjian dengan membayar fee kompensasi yang disetujui sebelumnya. Cara seperti ini biasa

disebut dengan Currency SWAP Mechanism.

Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan membeli Surat Berjangka Negara Asing.

Dengan melakukan hal tersebut, uang kas yang dimiliki perusahaan dapat terjaga dan terlindungi

nilainya saat terjadi pembayaran atau

4. Kesimpulan

Permasalahan yang terjadi di tubuh AP1 hanya dapat diselesaikan dengan melakukan

pembenahan yang menyeluruh. Saran

secara simultan, agar semua aspek dapat dioptimalisasi secara menyeluruh. Apabila tidak

Growth

Target pendapatan (tumbuh 15%)

Year Debt

2010 621,949,000,000 940,813,000,000

Current Debt

Total Debt

Maximum debt

EV Scenario 1

DER

Berikut ini adalah hasil simulasi untuk mendapatkan komposisi yang paling optimal

perusahaan. Dengan komposisi tersebut, maka DER dari AP1 menjadi 0.66, yang

rata perusahaan sejenis dengan reputasi internasional.

Antisipasi Resiko Akibat Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang Asing

nilai tukar mata uang asing memang tidak dapat dihindarkan dalam

bisnis. Yang mampu diantisipasi adalah melakukan sistematika lindung nilai (

jatuh tempo pembayaran atau penerimaan baik dalam bentuk utang atau piutang, untuk

menyelamatkan dan meminimalkan resiko, perusahaan disarankan untuk melakukan perjanjian

dengan pihak ketiga mengenai satuan/ harga mata uang asing untuk alat pembayaran di masa

mendatang. Kerjasama ini ditempuh dengan pihak Bank misalnya dengan menyepakati satuan

arnya sehingga pada saat jatuh tempo pihak perusahaan harus membayar

sesuai satuan yang disepakati. Jika kurs lebih tinggi, pihak perusahaan dapat membatalkan

perjanjian dengan membayar fee kompensasi yang disetujui sebelumnya. Cara seperti ini biasa

Currency SWAP Mechanism.

Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan membeli Surat Berjangka Negara Asing.

Dengan melakukan hal tersebut, uang kas yang dimiliki perusahaan dapat terjaga dan terlindungi

nilainya saat terjadi pembayaran atau perolehan pendapatan dengan alat tukar mata uang asing.

Permasalahan yang terjadi di tubuh AP1 hanya dapat diselesaikan dengan melakukan

pembenahan yang menyeluruh. Saran-saran yang kami berikan di atas, sebaiknya dilakukan

secara simultan, agar semua aspek dapat dioptimalisasi secara menyeluruh. Apabila tidak

3%

Target pendapatan (tumbuh 15%) 620,084,600,000

Equity Needs Debt Equity

940,813,000,000 1,562,762,000,000 39.80% 60.20%

696,990,000,000

1,318,939,000,000

1,318,939,000,000

3.77634E+13

0.66

Berikut ini adalah hasil simulasi untuk mendapatkan komposisi yang paling optimal

perusahaan. Dengan komposisi tersebut, maka DER dari AP1 menjadi 0.66, yang

g asing memang tidak dapat dihindarkan dalam

bisnis. Yang mampu diantisipasi adalah melakukan sistematika lindung nilai (hedging). Sebelum

jatuh tempo pembayaran atau penerimaan baik dalam bentuk utang atau piutang, untuk

lkan resiko, perusahaan disarankan untuk melakukan perjanjian

dengan pihak ketiga mengenai satuan/ harga mata uang asing untuk alat pembayaran di masa

mendatang. Kerjasama ini ditempuh dengan pihak Bank misalnya dengan menyepakati satuan

arnya sehingga pada saat jatuh tempo pihak perusahaan harus membayar

sesuai satuan yang disepakati. Jika kurs lebih tinggi, pihak perusahaan dapat membatalkan

perjanjian dengan membayar fee kompensasi yang disetujui sebelumnya. Cara seperti ini biasa

Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan membeli Surat Berjangka Negara Asing.

Dengan melakukan hal tersebut, uang kas yang dimiliki perusahaan dapat terjaga dan terlindungi

perolehan pendapatan dengan alat tukar mata uang asing.

Permasalahan yang terjadi di tubuh AP1 hanya dapat diselesaikan dengan melakukan

saran yang kami berikan di atas, sebaiknya dilakukan

secara simultan, agar semua aspek dapat dioptimalisasi secara menyeluruh. Apabila tidak

Equity COD COE WACC

60.20% 7.89% 2.58% 4.69%

Page 21: Ap1 the analyst

2

1

PT ANGKASA PURA 1

memungkinkan untuk dilakukan secara simultan, maka susunan solusi yang kami berikan sudah

sesuai dengan metode Minaut (bab 1), dimana setiap permasalahan dan solusi sudah diberi

peringkat prioritas berdasarkan dampak, kemendesakan dan trend. Karena itu da

solusi yang paling prioritas untuk diterapkan.

Berikut ini adalah Rangkuman Permasalahan dan solusi yang kami tawarkan:

Prioritas Masalah

1 Pemisahan Fungsi Pengelolaan

ATS

2 Pengelolaan aset kurang efektif

memungkinkan untuk dilakukan secara simultan, maka susunan solusi yang kami berikan sudah

sesuai dengan metode Minaut (bab 1), dimana setiap permasalahan dan solusi sudah diberi

peringkat prioritas berdasarkan dampak, kemendesakan dan trend. Karena itu da

solusi yang paling prioritas untuk diterapkan.

Berikut ini adalah Rangkuman Permasalahan dan solusi yang kami tawarkan:

Masalah Solusi

Pemisahan Fungsi Pengelolaan • Evaluasi kehilangan pendapatan dan

penghematan yang mungkin

• Konsultan dan training bagi single provider

yang baru dibentuk, mengingat pengalaman

dan fasilitas pelatihan yang dimiliki selama

ini

• Bila memungkinkan menjadi penyedia

tenaga operator yang berpengalaman

• Optimalisasi aset yang saat ini telah dimi

Pengelolaan aset kurang efektif Membuat Area Bisnis Terpadu yang terdiri dari :

• Hotel dan Ruang Konferensi

• Restoran

• Area perbelanjaan dan pertokoan ritel

bekerja sama dengan ritel ternama seperti

Carefour atau Hypermart dengan

kesepakatan yang

terakomodasinya produk

UKM-UKM khas wilayah dimana bandara

tersebut berada.

• Sarana-sarana olahraga dan kebugaran yang

diminati oleh masyarakat luas seperti

lapangan futsal dan bulu tangkis

• Counter-counter produk kerajinan dan

produk kreatif khas daerah

memungkinkan untuk dilakukan secara simultan, maka susunan solusi yang kami berikan sudah

sesuai dengan metode Minaut (bab 1), dimana setiap permasalahan dan solusi sudah diberi

peringkat prioritas berdasarkan dampak, kemendesakan dan trend. Karena itu dapat dipilih

Berikut ini adalah Rangkuman Permasalahan dan solusi yang kami tawarkan:

Evaluasi kehilangan pendapatan dan

penghematan yang mungkin dilakukan

Konsultan dan training bagi single provider

yang baru dibentuk, mengingat pengalaman

dan fasilitas pelatihan yang dimiliki selama

Bila memungkinkan menjadi penyedia

tenaga operator yang berpengalaman

Optimalisasi aset yang saat ini telah dimiliki

Membuat Area Bisnis Terpadu yang terdiri dari :

Hotel dan Ruang Konferensi

Area perbelanjaan dan pertokoan ritel

bekerja sama dengan ritel ternama seperti

Carefour atau Hypermart dengan

kesepakatan yang mendukung

terakomodasinya produk-produk lokal dan

UKM khas wilayah dimana bandara

sarana olahraga dan kebugaran yang

diminati oleh masyarakat luas seperti

lapangan futsal dan bulu tangkis

counter produk kerajinan dan

duk kreatif khas daerah

Page 22: Ap1 the analyst

2

2

PT ANGKASA PURA 1

3 Pembiayaan proyek bandara

Ngurah Rai

4 Kebijakan investasi yang

kurang tepat

4 Kebijakan struktur modal

kurang optimal

5 Resiko akibat fluktuasi nilai

tukar mata uang asing

Pembiayaan proyek bandara Optimalisasi Cost of Capital dengan

mengoptimalkan komposisi sumber pendanaan

internal dan eksternal

Kebijakan investasi yang Optimalisasi investasi pada Instrument Free Risk

Asset

Kebijakan struktur modal Optimalisasi struktur modal dengan parameter

mengoptimalkan nilai perusahaan

Resiko akibat fluktuasi nilai

tukar mata uang asing

Menerapkan kerjasama den

dalam bentuk Currency SWAP Mechanism dan

Pembelian Surat Berharaga Negara Asing

Optimalisasi Cost of Capital dengan

mengoptimalkan komposisi sumber pendanaan

Optimalisasi investasi pada Instrument Free Risk

Optimalisasi struktur modal dengan parameter

mengoptimalkan nilai perusahaan

Menerapkan kerjasama dengan pihak ketiga

dalam bentuk Currency SWAP Mechanism dan

Pembelian Surat Berharaga Negara Asing

Page 23: Ap1 the analyst

2

3

PT ANGKASA PURA 1

Air Traffic Service, 2008. http://hubud.dephub.go.id Annual Report Malaysia Airport Holding Benhard, 2009 Annual Report PT. Angkasa Pura I, 2008 Annual Report PT. Angkasa Pura II, 2009 Annual Report Singapore Air Traffic Service, 2009 Appold, Stephen J. and John D. Kasarda

Managing Airport Cities. London: Damodaran, Aswath. 2001. Corporate Finance: Theory and Practice

Sons, Inc. Heck, Patrick. 2009. Revenue Development

Conference and Exhibition Lees, Eliot. 2006. Airport Commercialization and Maximizing Non

Inc. Lawrence, Stephen R. Excel Tutorial: Solver Application

Administration, University of Colorado. Pranoto, L.Hardi, Bambang Adi Subagiyo, Andi Ilham Said. 2008.

Efektif Peecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Zenglein, Max J. and Jürgen Müller

Evaluating Performance Measurement for a Changing Value PropositionEconomics.

Daftar Pustaka

http://hubud.dephub.go.id

Annual Report Malaysia Airport Holding Benhard, 2009.

Report PT. Angkasa Pura I, 2008.

Annual Report PT. Angkasa Pura II, 2009.

Annual Report Singapore Air Traffic Service, 2009.

Stephen J. and John D. Kasarda, edited by John D. Kasarda . 2010. London: Insight Media.

Corporate Finance: Theory and Practice. New York: John Willey &

Revenue Development Denver International Airport. Airport Revenue Conference and Exhibition.

Airport Commercialization and Maximizing Non-Airline Revenues

. Excel Tutorial: Solver Application. College of Business and Administration, University of Colorado.

Pranoto, L.Hardi, Bambang Adi Subagiyo, Andi Ilham Said. 2008. Minaut Indonesia: Metode Efektif Peecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. Jakarta:Penerbit PPM.

Max J. and Jürgen Müller. 2010. Non-Aviation Revenue in the Airport Business uating Performance Measurement for a Changing Value Proposition

2010. Strategically

. New York: John Willey &

Airport Revenue

Airline Revenues. SH&E,

. College of Business and

Minaut Indonesia: Metode . Jakarta:Penerbit PPM.

Aviation Revenue in the Airport Business – uating Performance Measurement for a Changing Value Proposition. Berlin School of