apotek savira

31
BAB I PENDAHULUAN

Upload: novianty-uloli

Post on 14-Feb-2015

244 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: APOTEK SAVIRA

BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: APOTEK SAVIRA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Apotek

2.1.1 Definisi

Menurut Peraturan Pemerintah No.25 Tahun1980 dan Permenkes

No.922/Menkes/Per/X/1993, Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan

pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.

Pengelolaan apotek berdasarkan PP NO 25 tahun 1980 dan Permenkes No

922/Menkes/Per/X/1993. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan

pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.

I. Tugas dan fungsi apotek (PP 25 tahun 1980)

a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah

jabatan

b. Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat atau

bahan obat.

c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang

diperluka masyarakat secara meluas dan merata

Pengelolaan apotek menurut Peremenkes No 922/Menkes/Per/X/1993 meliputi :

1. pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,

penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.

2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi

lainnya.

3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi :

a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi diberikan kepada

dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat.

b. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan bahaya atau

mutu suatu obat dan perbekalan farmasi lainnya. Ppelayanan informasi tersebut

di atas wajib didasarkan pada kepentingan masyarakat.

Page 3: APOTEK SAVIRA

Pelayanan

Apotek wajib melayani resep Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter hewan.

Pelayanan resep adalah menjadi tanggung jawab Apoteker pengelola apotek.

Apoyeker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian

profesinya dan dilandasi pada kepentingan masyarakat. Apoteker wajib memberi

informasi tentang penggunaan obat secara tepat, aman, rasional, kepada pasien atas

permintaan masyarakat. Apoteker pengelola apotek, Apoteker pendamping atau

apoteker pengganti diizinkan menjual obat keras tanpa resep yang dinyatakan

sebagai Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA) yang ditetapkan oleh Menkes.

II. Deskripsi tugas apoteker pengelola apotek

A. Ikhtisar isi jabatan

Memimpin dan melakukan pengawasan atas seluruh aktivitas apotek sesuai

dengan peraturan perundang-undangan pemerintah di bidang farmasi.

B. Luasanya : seluruh aktivitas apotek ke luar dan ke dalam

C. Fungsi : melksanakan tugas-tugas sebagai berikut

1. Di bidang pengabdian profesi

a. Mealkukan penelitian seperlunya terhadap semua obat dan bahan obat secara

kualitatif/kuantitatif yang dibeli.

b. Mengadakan pengontrolan terhadap bagiann pembuatan (aanmaak).

c. Mengadakan pengontrolan serta pengecekan terhadap pelayanan atas resep

yang telah dibuat dan diserahkan kepada pasien.

d. Menyelenggarakan sterilisasi jika diperlukan.

e. Menyelenggarakan informasi tentang obat pada pasien, Dokter dsb.n publisitas

dsb.

f. Menyelenggarakan komunikasi dengan mengusahakan segala sesuatunya agar

dapat melancarkan hubungan keluar antara lain dengan Dokter, masalah survei

pasar, promosi d

2. Di bidang administrasi

a. Memimpin, mengatur, dan mengawasi pekerjaan tata-usaha, keuangan,

perdagangan dan statistik.

b. Membuat laporan-laporan.

c. Menyelenggarakan surat-menyurat.

Page 4: APOTEK SAVIRA

d. Mengadakan pengawasan penggunaan dan pemeliharaan aktiva perusahaan.

3. Di bidang komersil

a. Merencanakan dan mengatur kebutuhan barang yaitu obat, alat kesehatan dsb

untuk satu periode tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Mengatur dan mengawasi penjualan dalam bentuk resep maupun penjualan

bebas, langganan dsb.

c. Menetukan kalkulasi harga dan kebijakan harga.

d. Berusaha meningkatkan permintaan.

e. Memupuk hubungan baik dengan para pelanggan.

f. Mencari langganan baru.

g. Menetukan kepada siapa dapat diberi kredit atas pembelian obat.

4. Tanggung jawab dan wewenang

a. Ke dalam bertangggung jawab mengenai segala aktivitas perusahaan kepada

pemilik sarana dan ke luar di bidang farmasi kepada Departemen Kesehatan

RI.

b. Memipin, mengelola sejumlah orang dalam melakukan pengabdian profesi

kefarmasian.

c. Menambah, memberhentikan dan mutasi pegawai serta pemberian gaji dan

kenaikan gaji.

III. Pengelolan apotek

Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum mendirikan apotek ialah :

1. Lokasi

2. Perundang-undangan farmasi dan ketentuan lainnya

3. Pembelian

4. Penyimpanan barang / pergudangan

5. Penjualan

6. Administrasi

7. Keuangan

8. Manajemen personalia

9. Evaluasi apotek pada akhir tahun

1. Lokasi

Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menetukan

lokasi suatu usaha. Sebagai faktor yang digunakan sebagai dasar pertimbangan

Page 5: APOTEK SAVIRA

pada umumnya ialah PASAR. Pasar merupakan masalah yang tidak boleh

diabaikan dan pula faktor pembeli harus diperhitungkan dahulu. Oleh karena

itu hendaklah diperhitungkan terlebih dahulu :

a. Ada tidaknya apotek lain

b. Letak apotek yang akan didirikan, mudah tidaknya pasien untuk parkir

kendaraannya

c. Jumlah penduduk

d. Jumlah dokter

e. Keadaan sosial ekonomi rakyat setempat untuk diketahui

Selain tersebut di atas, perlu dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas kesehatan

lainnya seperti : Rumah Sakit, puskesmas, poliklinik. Sebab tempat-tempat

tersebut juga memberi obat langsung pada pasien.

2. Perundang-undangan farmasi dan ketentuan lainnya

Perundang-undangan tentang farmasi yang dikeluarkan oleh pemerintah

meliputi :

a. Undang-undang RI No. 23 th. 1992 tentang Kesehatan

b. PP No. 25 th 1980 tentang apotek (perubahan atas PP No. 26 th. 1965)

c. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang ketentuan

dan tata cara pemberian izin apotek

d. Ketentuan lainnya.

Persyaratan pendirian suatu apotek hendaklah memperhatikan ketentuan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 yaitu :

Persyaratan sebagai apoteker pengelola apotek

Persayaratan apotek

Tata cara pemberian izin apotek

Perbekalan kesehatan, perbekalan administrasi dsb.

Setelah hal tersebut dipenuhi baru kegiatan di dalam suatu apotek di penuhi.

3. Pembelian

Berhasil tidaknya tujuan usaha banyak tergantung pada kebijaksanaan

pembelian. Cara pembelian dapat dilakukan antara lain sebagaii berikut

a. Pembelian dalam jumlah terbatas

b. Pembelian secara spekulasi

Page 6: APOTEK SAVIRA

c. Pembelian berencana

4. Penyimpanan obat atau pergudangan

Obat atau barang yang sudah dibeli tidak semuanya langsung dapat dijual.

Oleh karena itu harus disimpan dalam gudang dahulu dengan tujuan antara lain

aman atau atau tidak hilang, tidak mudah rusak dan mudah terawasi.

Oleh karena itu gudang harus memenuhi beberapa ketentuan antara lain :

a. Merupakan ruang tersendiri dalam kompleks apotek

b. Cukup aman, kuat dan dapat dikunci dengan baik

c. Tidak kena matahari langsung

d. Tersedia rak yang cukup dan baik

e. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran, kering dan bersih

f. Lain-lain

Dalam penyimpanan obat digolingkan menurut :

Bahan baku disusun secar abjad dan dipisahkan antara serbuk, cairan, setengah

padat seperti vaselin dll. Bentuk cairan yang mudah menguap seperti asam

sulfat pekat, alkohol absolut dll disendirikan.

Obat jadi disusun menurut abjad atau menurut pabrik atau menurut bentuk

sediaannya.

Pembalut

Barang-barang yang mudah terbakar

Obat-obat yang mudah rusak atau mudah meleleh pada suhu kamar di simpan

dalam lemari es

Penyimpanan obat narkotika dilakukan di dalam lemari khusus sesuai

peraturan Menkes No. 28/Menkes/Per/I/1978. Kesemuanya menghindari

terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan ialah terjadi penyalahgunaan obat

narkotik.

Penyusunan obat dalam persediaan diatur menurut golongan secara sistematis.

Obat antibiotik perlu diperhatikan mengenai tanggal kadaluwarsanya secara

khusus dan diberi kartu yang menyebutkan tanggal kadaluwarsa. Setiap terjadi

mutasi obat supaya segera di catat dalam kartu stok.

5. Kegiatan apotek

Berbagai kegiatan yang perlu diperhatikan ialah ;

Page 7: APOTEK SAVIRA

a. Tata ruang apotek (layout)

Contoh :

Pembelian bebas pasien dengan resep pasien obat

b. Macam penjualan di apotek

1. Pasien membawa resep diserahkan kepada apoteker/AA

2. Apoteker/AA mengontrol

Apakah resepnya sah dan lengkap

Ada tidaknya inkompatibilitas

Apakah dosis sudah sesuai atau belum

Apoteker/AA memberi harga obatnya

Penjualan bebas

PenerimaanresepKasi

Penyerahan obat

Bagian racikan

Obat jadiObat siap

Page 8: APOTEK SAVIRA

Skema penjualan obat dengan resep

A B

Resep diserahkan kepada

Pasien bayar

Harga resep

D C

Resep diserahkan

Diserahakan obatnya

Pasien bawa resep

Apoteker/AA- Resep

dikonrol- diberi harga

Kasir - Menerima uang- Resep diberi No- Pasien diberi

karcis no resep

Apoteker/AA- Obatnya

dilayani,dibuat- Diberi etiket- Kontrol lagi- Obat siap

diserhkan

Pasien - Mengembalikan

karcis nomor resep

Page 9: APOTEK SAVIRA

BAB III

APOTEK SAVIRA

3.1 SEJARAH PENDIRIAN APOTEK “SAVIRA”

Apotek Savira adalah apotek yang didirikan secara mandiri oleh Bapak

Muhammad Yamin Lahay, S.Si, Apt pada bulan April tahun 2003. Nama apotek Safira

diambil dari nama kedua anaknya yaitu Sabrinisa dan Musfira. Apotek yang terletak di

Jalan Budi Utomo No. 88 Gorontalo ini dikepalai oleh seorang APA (Apoteker

Penanggung Jawab Apotek) yaitu Bapak Muhammad Yamin Lahay, S.Si, Apt, dan

dibantu oleh Asisten Apoteker Rohani Indah Wardani Singgih dan 5 orang karyawan

yang kesemuanya merupakan Lulusan SMA.

Dengan Visi “Kepuasan Pelanggan Adalah Kebanggaan Kami” Apotek Safira

telah berusaha memberikan pelayanan terbaik sehingga meningkatkan tingkat

kepercayaan dan kepuasan konsumen. Untuk mewujudkan visi tersebut, beberapa misi

yang dilaksanakan antara lain Melayani pelanggan dengan sepenuh hati dan memberikan

pelayanan terbaik oleh karyawan.

Citra dari Apotek Safira semuanya tergantung pada pelayanan dari karyawannya.

Konsumen akan senang jika pelayanan ramah dan memuaskan. Untuk itu Apotek Safira

merekrut beberapa karyawan yang disiplin dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya.

Page 10: APOTEK SAVIRA

APA / PSA (PEMILIK SARANA APOTEK)Muhammad Yamin Lahay S.Si, Apt

ASISTEN APOTEKERRohani Indah Wardani Singgih

Bagian Order &Penerimaan

Barang

Silviana Laya

Bagian Administrasi &

Keuangan

Yusnita Kaiko

Bagian Bongkar Faktur

Ramsi Ahmad

Bagian Pelaporan

Obat Psikotropika

Jeane Dalope

Bagian Pemesanan Obat Bebas

Fony Yantu

3.2 STRUKTUR ORGANISASI APOTEK “SAVIRA”

Page 11: APOTEK SAVIRA

Apoteker Pengelola Apotek

Tugas, Kewajiban dan Wewenang :

a. Memimpin semua kegiatan Apotek, antara lain mengelola kegiatan

Kefarmasian serta membina karyawan yang menjadi bawahan Apotek.

b. Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan dan

mengembangkan hasil usaha Apotek.

c. Mengatur dan mengawasi penyimpanan serta kelengkapan terutama diruang

peracikan.

d. Membina serta memberi petunjuk teknis Farmasi kepada bawahannya

terutama dalam memberikan informasi kepada pasien.

(Anonim, Izin Kerja Asisten Apoteker, 2003)

Asisten Apoteker

Page 12: APOTEK SAVIRA

Tugas dan Kewajiban

a. Mengerjakan sesuai dengan profesinya sebagai Asisten Apoteker, yaitu :

● Dalam pelayanan obat bebas dan resep (mulai dari menerima pasien

sampai menyerahkan obat yang diperlukan).

● Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat Narkotika, obat

Psikotropika, obat KB, obat Bebas, obat Bebas Terbatas dan obat

Keras.

● Menyusun resep - resep menurut nomor urut dan tanggal lalu

disimpan.

● Memelihara kebersihan ruangan peracikan, lemari obat.

b. Dalam hal darurat, dapat menggantikan pekerjaan sebagai kasir dalam

pelayanan obat bebas maupun juru resep.

Tanggungg Jawab :

Asisten Apoteker bertanggungg jawab kepada Apoteker Pengelola

Apotek sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya, artinya bertugas atas

kebenaran segala tugas yang diselesaikannya, tidak boleh ada kesalahan,

kehilangan dan kerusakan.

Wewenang :

Asisten Apoteker berwewenang melaksanakan pelayanan kefarmasian

sesuai dengan petunjuk atau instruksi dari Apoteker Pengelola Apotek. Dan semua

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(Anonim, Izin Kerja Asisten Apoteker, 2003)

Administrasi

Page 13: APOTEK SAVIRA

Tugas dan Kewajiban :

● Membuat laporan-laporan, pembukuan dan surat-menyurat.

● Keuangan

3.3 PERSONALIA

Apotek Savira memiliki personalia sejumlah 7 orang yang terdiri dari :

Apoteker : 1 orang.

Asisten Apoteker : 1 orang

Pelayanan Pembelian Obat Bebas : 3 orang

Keuangan : 2 orang

3.4 KEGIATAN APOTEK

Kegiatan pelayanan di Apotek Savira terbagi atas 2 waktu kerja (shift) yaitu

pukul 07.30 – 17.00 dan pukul 17.00 – 22.30 Wita. Untuk mendukung kelancaran

kegiatan pelayanan tersebut maka diadakan pembagian jam kerja bagi para karyawan.

Kegiatan pelayanan di Apotek Savira meliputi dua bagian yaitu

pelayanan/penjualan untuk obat bebas atau over the counter (OTC) dan pelayanan obat

dengan menggunakan Resep.

3.5 PENGELOLAAN APOTEK

Selama Apotek Savira berdiri telah dilakukan upaya-upaya pengelolaan Apotek

dengan baik, agar Apotek ini terus berkembang dan dapat bertahan dengan adanya

pesaing-pesaing baru dibidang perapotekan.

Sistem pengelolaan Apotek Savira sesuai dengan fungsi dan tugas Apotek

meliputi :

Page 14: APOTEK SAVIRA

● Membuat, mengelola, meracik, mengubah bentuk, mencampur obat dan bahan obat

untuk melayani resep serta menyerahkan kepada pasien.

● Memberi pelayanan langsung tanpa resep khusus untuk obat bebas dan obat bebas

terbatas.

● Menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi, meliputi obat,

bahan obat dan alat-alat kesehatan.

Secara garis besar hal yang sangat penting dalam pengelolaan Apotek Savira

yaitu:

1. Pengelolaan Umum

● Administrasi dan Umum

Pengelolaan administrasi dan umum di Apotek Savira sebagian besar

dilakukan oleh AA dan para karyawan yang juga membantu, baik dalam penjualan

melalui resep maupun obat bebas. Laporan keuangan kemudian dibukukan dan

dilakukan rekapitulasi bulanan dan tahunan.

Pemasukan Apotek Savira antara lain berasal dari penjualan obat bebas

dan penjualan obat melalui resep. Pengeluaran antara lain untuk pembelian

perbekalan farmasi, pembayaran hutang, gaji karyawan, tunjangan dan pajak.

2. Pengelolaan Obat

a). Perencanaan Barang

Perencanaan pembelian obat di Apotek Safira dilaksanakan sesuai

dengan kebutuhan penjualan resep peracikan dan penjualan bebas. Barang yang

sudah habis atau stock yang sedikit dapat dilihat pada buku penjualan dan pada

kotak tempat penjualan obat dan kemudian dicatat ke dalam buku barang pesanan.

Jumlah obat yang akan dibeli disesuaikan dengan sifat barang fast moving atau

slow moving.

Page 15: APOTEK SAVIRA

b). Pengadaan Barang

Pengadaan Barang dilakukan setiap hari atu setiap minggu

tergantung dari permintaan. Setiap barang yang dipesan/diadakan dengan disertai

surat pesanan ke PBF. Beberapa PBF yang menjadi sumber pengadaan

barang/obat di Apotek Savira yaitu : PT. Setia Teno, Gudang Sehat Medika, Nesa

Bena Sukses, Trisakta jaya, Kimia Farma dan PT. Indo Farma, dll. Selanjutnya

PBF mengirimkan pesanan dengan disertai faktur penjualan.

Pada saat penerimaan barang, salesman membawa SP disertai faktur

pembelian sebanyak 4 lembar, dua lembar untuk PBF, satu lembar untuk

penagihan dan satu lembar untuk apotek. Faktur ini dibuat sebagai bukti yang sah

dari pihak kreditur mengenai transaksi penjualan barang, surat pesanan digunakan

untuk mencocokan barang yang dipesan dengan barang yang dikirim. Apabila

sesuai dengan pemesanan, Apoteker Pengelola Apotek atau Asisten Apoteker

yang menerima menandatangani faktur dan memberi cap apotek sebagai bukti

penerimaan barang.

c). Penyimpanan Barang

Penyimpanan barang/obat di apotek Safira disusun berdasarkan bentuk

sediaan, indikasi disusun secara alfabetis dan menggunakan sistem FIFO (First In

First Out) dan FEFO (First Expired First Out).

Barang-barang/obat yang ada di Apotek Savira diismpan di gudang

atau di ruang racikan dan etalase (obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat

generic, obat paten).

Page 16: APOTEK SAVIRA

Obat-obat yang memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu yang

dingin disimpan dalam lemari Es, Misalnya : Suppositoria, dan Injeksi

tertentu.

Penyimpanan persediaan barang / obat di Apotek Savira diperuntukan

bagi obat yang pergerakannya cepat ( fast moving ) yaitu obat dan bahan obat

yang paling banyak dan cepat terjual dan sering digunakan dan diresepkan oleh

Dokter. Dengan adanya penyimpanan barang, maka persediaan barang dapat

terkontrol sehingga dapat mencegah terjadinya kekosongan.

Untuk sediaan Narkotika dan Psikotropika, disimpan secara terpisah

dari bahan lainnya, yaitu didalam lemari khusus dan selalu dalam keadaan

terkunci. Lemari penyimpanan tersebut hanya dibuka jika terdapat permintaan

resep terhadap obat-obatan tersebut.

d). Penjualan

Pelaksanaan penjualan di Apotek

Safira meliputi pelayanan resep,

pelayanan obat bebas, alat – alat

kesehatan, dan suplemen makanan.

3. Pengelolaan Narkotik dan Psikotropika

Pengelolaan Narkotik dan Psikotropkia di Apotek Savira ditangani oleh

Asisten Apoteker yang ditunjuk dan bertanggungg jawab kepada Apoteker Pengelola

Apotek. Pengelolaan Narkotik dan Psikotropika di Apotek Savira sebagai berikut :

a. Pembelian

Page 17: APOTEK SAVIRA

Pembelian Narkotik menggunakan Surat Pesanan khusus Narkotik.

Surat pesanan dibuat 4 rangkap yang telah dilegalisir di Dinas Kesehatan

Propinsi serta ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Setiap surat

pesanan Narkotik hanya berlaku untuk 1 item obat. Sedangkan untuk obat

Psikotropik menggunakan Surat Pesanan biasa dan pemesanannya boleh

dilakukan ke PBF yang menyediakan obat tersebut.

b. Penyimpanan Narkotik dan Psikotropika

Golongan obat Narkotika dan Psikotropika di Apotek Savira disimpan

dalam suatu lemari, dengan ketentuan obat-obat tersebut tertutup baik.

c. Pengeluaran Narkotik dan Psikotropik

Pengeluaran Narkotik dan Psikotropika dilakukan atas permintaan

Dokter, Apotek hanya menerima resep asli dari dokter dan tidak menerima salinan

resep yang berisi Narkotik dan Psikotropika. Pengeluaran Narkotik dan Psikotropika

dicatat dalam kartu stok yang meliputi nama obat, jumlah obat yang keluar dan sisa

obat. Untuk salinan resep yang berisi Narkotika dan Psikotropika hanya bisa dilayani

jika Apotek mempunyai atau menyimpan resep aslinya.

d. Laporan penggunaan Narkotik dan Psikotropika

Laporan Narkotik dan Psikotropika dilakukan setiap bulannya. Laporan

ini ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Madya, Balai POM, Dinas Kesehatan

Provinsi Gorontalo dan sebagai Arsip.

e.PENGHAPUSAN

Sementara untuk penghapusan obat yang sudah ED terkecuali obat-obatan golongan

narkotik, itu dilakukan dengan cara pemusnahan sendiri oleh pihak apotek, yakni obat-obatan

yang bentuk sediaan cair dimusnahkan dengan cara dialirkan pada selokan air yang mengalir,

sedangkan obat-obatan yang bentuk sediaan padat dimusnahkan dengan cara digerus terlebih

dahulu, setelah itu dibuang ditempat pembakaran yang tepatnya terletak dibelakang apotek

Savira.

Page 18: APOTEK SAVIRA

Pasien Membawa Resep

Apoteker / Asisten Apoteker/ Karyawan

● resep dikontrol● resep diberi harga

Kasir ● menerima uang

Resep diserahkan kepada Apoteker / Asisten Apoteker :● Resepnya dikerjakan● Diberi etiket● Obat dikontrol lagi● Obat siap diserahkan

Obat diserahkan kepada pasien disertai dengan informasi mengenai cara penggunaan obat

3.6 PELAYANAN RESEP DOKTER DI APOTEK SAVIRA

Resep yang masuk diterima oleh Asisten Apoteker kemudian diteliti apakah

obat yang diresepkan tersedia di Apotek atau tidak, jika tersedia maka Resep diberikan

harga sesuai dengan harga yang berlaku di Apotek. Jika pembeli setuju dengan harga

yang ditawarkan, maka resep dikerjakan kemudian diberi etiket, dan diperiksa lagi oleh

Apoteker Pengelola Apotek atau Asisten Apoteker dan diserahkan kepada pasien disertai

dengan informasi mengenai aturan penggunaan obat. Bila diminta atau diperlukan

dibuatkan copy resep atau kwitansi pembelian

ALUR PELAYANAN RESEP DI APOTEK SAVIRA

Resep diserahkan kepada

Harga diberitahukan

Page 19: APOTEK SAVIRA

3.7 PELAYANAN INFORMASI OBAT DI APOTEK SAVIRA

Pelayanan Informasi obat di Apotek Savira dilakukan oleh Apoteker pengelola

Apotek atau Asisten Apoteker bila Apoteker Pengelola Apotek tidak berada ditempat.

Pelayanan informasi obat dilaksanakan dalam rangka memberikan pelayanan kefarmasian

yang lebih baik kepada pasien mengenai fungsi / kegunaan obat, efek samping yang

ditimbulkan akibat penggunaan obat, cara pemakaian dan waktu pemakaiannya. Dalam

memberikan pelayanan informasi obat seorang Apoteker Pengelola Apotek atau Asisten

Apoteker memberikan informasi obat ini terbuka untuk umum segala sesuatu mengenai

obat dan ini tidak dipungut biaya.

Page 20: APOTEK SAVIRA

BAB IV

PEMBAHASAN

Apotek merupakan sarana penunjang medis yang berperan penting dalam menunjang

kesehatan pasien. Sehingga sarana dan prasarana yang memadai memilki peran yang sangat

penting dalam menunjang kesehatan pasien.

Selain itu, Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu unsur dari pelayanan utama di

apotek, yakni bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan di apotek Savira yang

berorientasi kepada pelayanan pasien. Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan

terpadu, dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan obat dan kesehatan.

Akan tetapi selama kami melakukan Praktek Kerja Lapangan selama kurang lebih

sebulan, kami menemukan beberapa masalah yang cukup berpengaruh pada pelayanan

kefarmasian di Apotek Savira, yakni pada bagian Sarana prasarana, Pelayanan, dan

Manajemen Farmasi khususnya pada tempat penyimpanan perbekalan Farmasi.

Pada bagian sarana prasarana terdapat beberapa masalah yang perlu diselesaikan, salah

satunya masalah ruangan di apotek yang kurang memadai, misalnya untuk ruang peracikan

obat yang ukurannya cukup sempit, sehingga cukup menghambat kegiatan pelayanan resep di

apotek tersebut. Selain gedung, dari segi prasarana juga masih kurang memadai, seperti

kurangnya alat hitung (kalkulator) yang sering digunakan dalam pelayanan resep, baik untuk

menghitung dosis obat, harga obat, dan pembayaran pasien saat membeli obat bebas/non

resep, sehingga bisa menghambat proses pelayanan pasien di apotek. Selain itu, masalah

penataan obat baik obat generik maupun obat generik bermerek yang masih kurang teratur,

sehingga kami masih merasa sulit dalam pencarian obat-obat yang diresepkan dan obat-obat

yang dibeli bebas.

Pada bagian pelayanan kefarmasian di apotek, terdapat juga beberapa masalah yakni

bentuk model etiket yang dimiliki oleh apotek itu sendiri belum sesuai dengan model etiket

yang sebenarnya, hal ini disebabkan karena informasi obat untuk pasien yang tercantum

dalam etiket tersebut hanya sebatas aturan waktu minum obat saja, sedangkan menurut

Syamsuni (Farmasetika dasar dan Hitungan farmasi;15), etiket warna putih untuk obat dalam

dan etiket warna biru untuk obat luar harus mencantumkan:

Page 21: APOTEK SAVIRA

APOTEK SAVIRAJL BUDI UTOMO 88 Tlp.822683 GORONTALO

Apoteker: M.Y.Lahay,S.SI,Apt SIK:NO:TGL,

NAMA:

X SEHARI

SESUDAH/SEMENTARA /SEBELUM MAKAN

APOTEK SAVIRAJL BUDI UTOMO 88 Tlp.822683 GORONTALO

Apoteker: M.Y.Lahay,S.SI,Apt SIK:NO:TGL,

NAMA:

X SEHARI

1. Nama dan alamat apotek

2. Nama dan nomor SIK APA

3. Nomor dan tanggal pembuatan obat

4. Nama pasien

5. Aturan pemakaian

6. Tanda lain yang diperlukan, misalnya kocok dahulu dan tidak boleh diulang tanpa resep

baru dari dokter.

contoh etiket putih contoh etiket biru

Sehubungan dengan model etiket diatas, hal lain yang masih berkaitan dengan

pelayanan pasien di apotek savira yakni tentang penyerahan obat dan perbekalan kesehatan di

bidang farmasi di apotek savira yang telah kami amati selaku peserta PKL di tempat tersebut,

bahwa penyerahan obat khususnya pada pasien non resep hanya sebatas memberikan obat

sesuai permintaan pasien yang membeli obat bebas maupun obat bebas terbatas. Menurut

Syamsuni (Farmasetika dasar dan Hitungan farmasi;15), bahwa penyerahan obat dan

perbekalan kesehatan di bidang farmasi meliputi penyerahan obat bebas dan obat bebas

terbatas yang dibuat oleh apotek itu sendiri tanpa resep harus disertai nota penjualan yang

dilengkapi dengan etiket warna putih untuk obat dalam dan etiket warna biru untuk obat luar

yang memuat :

1. Nama dan alamat apotek

2. Nama dan nomor SIK APA

3. Nama dan jumlah obat

4. Aturan pemakaian

5. Tanda lain yang diperlukan, misalnya kocok dahulu dan tidak boleh diulang tanpa

resep baru dari dokter.

Page 22: APOTEK SAVIRA

Masalah lainnya yang kami temukan, terkait dengan manajemen kefarmasian di Apotek

Savira yakni, sistem penyimpanan dan penghapusan obat. Untuk penyimpanan obat, Apotek

savira menggunakan metode kombinasi FIFO dan FEFO, namun belum dijalankan sesuai

metode yang digunakan tersebut.

Dalam hal pelaporan obat-obatan narkotik dan psikotropik di apotek Savira yang sering

dilakukan oleh pihak BPOM pusat tiap bulannya, dan sesuai informasi yang telah kami

peroleh langsung saat menjalankan praktik kerja lapangan di apotek tersebut bahwa setiap

pemeriksaan pelaporan obat-obatan narkotik dan psikotropik selalu mengalami masalah dan

hambatan, hal ini disebabkan karena sering terjadinya ketidaksesuaian jumlah obat yang

keluar dari resep dokter dengan jumlah obat yang ada pada saat itu, sehingga apotek Savira

pernah mengalami keterlambatan pemeriksaan dari pihak BPOM pusat selama tiga bulan.

Jika dilihat dari beberapa masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab

terjadinya beberapa masalah tersebut dikarenakan terbatasnya sarana dan prasarana yang

terdapat di Apotek. Untuk itu, masalah di atas hanya dapat terselesaikan jika dilakukan

perubahan baik dari segi penempatan rak-rak obat maupun dari segi perluasan bangunan

apotek tersebut, dan juga dari segi kelengkapan alat hitung, agar bisa membantu kelancaran

karyawan apotek dalam melayani pasien.

Sedangkan dalam hal manajemen kefarmasian di apotek Savira yakni sistem

penyimpanan obat yang sebaiknya harus disimpan sesuai metode yang digunakan yaitu

kombinasi FIFO dan FEFO. Dan dalam hal sistem pelaporan obat-obat narkotik dan

psikotropik sesuai peraturan yang berlaku, bahwa setiap bulan apotek harus memeriksakan

penggunaan jumlah obat-obat narkotik dan psikotropik kepada pihak BPOM pusat.