apotek savira
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

BAB I
PENDAHULUAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apotek
2.1.1 Definisi
Menurut Peraturan Pemerintah No.25 Tahun1980 dan Permenkes
No.922/Menkes/Per/X/1993, Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.
Pengelolaan apotek berdasarkan PP NO 25 tahun 1980 dan Permenkes No
922/Menkes/Per/X/1993. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.
I. Tugas dan fungsi apotek (PP 25 tahun 1980)
a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan
b. Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat atau
bahan obat.
c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperluka masyarakat secara meluas dan merata
Pengelolaan apotek menurut Peremenkes No 922/Menkes/Per/X/1993 meliputi :
1. pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi
lainnya.
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi :
a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi diberikan kepada
dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat.
b. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan bahaya atau
mutu suatu obat dan perbekalan farmasi lainnya. Ppelayanan informasi tersebut
di atas wajib didasarkan pada kepentingan masyarakat.

Pelayanan
Apotek wajib melayani resep Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter hewan.
Pelayanan resep adalah menjadi tanggung jawab Apoteker pengelola apotek.
Apoyeker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian
profesinya dan dilandasi pada kepentingan masyarakat. Apoteker wajib memberi
informasi tentang penggunaan obat secara tepat, aman, rasional, kepada pasien atas
permintaan masyarakat. Apoteker pengelola apotek, Apoteker pendamping atau
apoteker pengganti diizinkan menjual obat keras tanpa resep yang dinyatakan
sebagai Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA) yang ditetapkan oleh Menkes.
II. Deskripsi tugas apoteker pengelola apotek
A. Ikhtisar isi jabatan
Memimpin dan melakukan pengawasan atas seluruh aktivitas apotek sesuai
dengan peraturan perundang-undangan pemerintah di bidang farmasi.
B. Luasanya : seluruh aktivitas apotek ke luar dan ke dalam
C. Fungsi : melksanakan tugas-tugas sebagai berikut
1. Di bidang pengabdian profesi
a. Mealkukan penelitian seperlunya terhadap semua obat dan bahan obat secara
kualitatif/kuantitatif yang dibeli.
b. Mengadakan pengontrolan terhadap bagiann pembuatan (aanmaak).
c. Mengadakan pengontrolan serta pengecekan terhadap pelayanan atas resep
yang telah dibuat dan diserahkan kepada pasien.
d. Menyelenggarakan sterilisasi jika diperlukan.
e. Menyelenggarakan informasi tentang obat pada pasien, Dokter dsb.n publisitas
dsb.
f. Menyelenggarakan komunikasi dengan mengusahakan segala sesuatunya agar
dapat melancarkan hubungan keluar antara lain dengan Dokter, masalah survei
pasar, promosi d
2. Di bidang administrasi
a. Memimpin, mengatur, dan mengawasi pekerjaan tata-usaha, keuangan,
perdagangan dan statistik.
b. Membuat laporan-laporan.
c. Menyelenggarakan surat-menyurat.

d. Mengadakan pengawasan penggunaan dan pemeliharaan aktiva perusahaan.
3. Di bidang komersil
a. Merencanakan dan mengatur kebutuhan barang yaitu obat, alat kesehatan dsb
untuk satu periode tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Mengatur dan mengawasi penjualan dalam bentuk resep maupun penjualan
bebas, langganan dsb.
c. Menetukan kalkulasi harga dan kebijakan harga.
d. Berusaha meningkatkan permintaan.
e. Memupuk hubungan baik dengan para pelanggan.
f. Mencari langganan baru.
g. Menetukan kepada siapa dapat diberi kredit atas pembelian obat.
4. Tanggung jawab dan wewenang
a. Ke dalam bertangggung jawab mengenai segala aktivitas perusahaan kepada
pemilik sarana dan ke luar di bidang farmasi kepada Departemen Kesehatan
RI.
b. Memipin, mengelola sejumlah orang dalam melakukan pengabdian profesi
kefarmasian.
c. Menambah, memberhentikan dan mutasi pegawai serta pemberian gaji dan
kenaikan gaji.
III. Pengelolan apotek
Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum mendirikan apotek ialah :
1. Lokasi
2. Perundang-undangan farmasi dan ketentuan lainnya
3. Pembelian
4. Penyimpanan barang / pergudangan
5. Penjualan
6. Administrasi
7. Keuangan
8. Manajemen personalia
9. Evaluasi apotek pada akhir tahun
1. Lokasi
Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menetukan
lokasi suatu usaha. Sebagai faktor yang digunakan sebagai dasar pertimbangan

pada umumnya ialah PASAR. Pasar merupakan masalah yang tidak boleh
diabaikan dan pula faktor pembeli harus diperhitungkan dahulu. Oleh karena
itu hendaklah diperhitungkan terlebih dahulu :
a. Ada tidaknya apotek lain
b. Letak apotek yang akan didirikan, mudah tidaknya pasien untuk parkir
kendaraannya
c. Jumlah penduduk
d. Jumlah dokter
e. Keadaan sosial ekonomi rakyat setempat untuk diketahui
Selain tersebut di atas, perlu dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas kesehatan
lainnya seperti : Rumah Sakit, puskesmas, poliklinik. Sebab tempat-tempat
tersebut juga memberi obat langsung pada pasien.
2. Perundang-undangan farmasi dan ketentuan lainnya
Perundang-undangan tentang farmasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
meliputi :
a. Undang-undang RI No. 23 th. 1992 tentang Kesehatan
b. PP No. 25 th 1980 tentang apotek (perubahan atas PP No. 26 th. 1965)
c. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang ketentuan
dan tata cara pemberian izin apotek
d. Ketentuan lainnya.
Persyaratan pendirian suatu apotek hendaklah memperhatikan ketentuan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 yaitu :
Persyaratan sebagai apoteker pengelola apotek
Persayaratan apotek
Tata cara pemberian izin apotek
Perbekalan kesehatan, perbekalan administrasi dsb.
Setelah hal tersebut dipenuhi baru kegiatan di dalam suatu apotek di penuhi.
3. Pembelian
Berhasil tidaknya tujuan usaha banyak tergantung pada kebijaksanaan
pembelian. Cara pembelian dapat dilakukan antara lain sebagaii berikut
a. Pembelian dalam jumlah terbatas
b. Pembelian secara spekulasi

c. Pembelian berencana
4. Penyimpanan obat atau pergudangan
Obat atau barang yang sudah dibeli tidak semuanya langsung dapat dijual.
Oleh karena itu harus disimpan dalam gudang dahulu dengan tujuan antara lain
aman atau atau tidak hilang, tidak mudah rusak dan mudah terawasi.
Oleh karena itu gudang harus memenuhi beberapa ketentuan antara lain :
a. Merupakan ruang tersendiri dalam kompleks apotek
b. Cukup aman, kuat dan dapat dikunci dengan baik
c. Tidak kena matahari langsung
d. Tersedia rak yang cukup dan baik
e. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran, kering dan bersih
f. Lain-lain
Dalam penyimpanan obat digolingkan menurut :
Bahan baku disusun secar abjad dan dipisahkan antara serbuk, cairan, setengah
padat seperti vaselin dll. Bentuk cairan yang mudah menguap seperti asam
sulfat pekat, alkohol absolut dll disendirikan.
Obat jadi disusun menurut abjad atau menurut pabrik atau menurut bentuk
sediaannya.
Pembalut
Barang-barang yang mudah terbakar
Obat-obat yang mudah rusak atau mudah meleleh pada suhu kamar di simpan
dalam lemari es
Penyimpanan obat narkotika dilakukan di dalam lemari khusus sesuai
peraturan Menkes No. 28/Menkes/Per/I/1978. Kesemuanya menghindari
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan ialah terjadi penyalahgunaan obat
narkotik.
Penyusunan obat dalam persediaan diatur menurut golongan secara sistematis.
Obat antibiotik perlu diperhatikan mengenai tanggal kadaluwarsanya secara
khusus dan diberi kartu yang menyebutkan tanggal kadaluwarsa. Setiap terjadi
mutasi obat supaya segera di catat dalam kartu stok.
5. Kegiatan apotek
Berbagai kegiatan yang perlu diperhatikan ialah ;

a. Tata ruang apotek (layout)
Contoh :
Pembelian bebas pasien dengan resep pasien obat
b. Macam penjualan di apotek
1. Pasien membawa resep diserahkan kepada apoteker/AA
2. Apoteker/AA mengontrol
Apakah resepnya sah dan lengkap
Ada tidaknya inkompatibilitas
Apakah dosis sudah sesuai atau belum
Apoteker/AA memberi harga obatnya
Penjualan bebas
PenerimaanresepKasi
Penyerahan obat
Bagian racikan
Obat jadiObat siap

Skema penjualan obat dengan resep
A B
Resep diserahkan kepada
Pasien bayar
Harga resep
D C
Resep diserahkan
Diserahakan obatnya
Pasien bawa resep
Apoteker/AA- Resep
dikonrol- diberi harga
Kasir - Menerima uang- Resep diberi No- Pasien diberi
karcis no resep
Apoteker/AA- Obatnya
dilayani,dibuat- Diberi etiket- Kontrol lagi- Obat siap
diserhkan
Pasien - Mengembalikan
karcis nomor resep

BAB III
APOTEK SAVIRA
3.1 SEJARAH PENDIRIAN APOTEK “SAVIRA”
Apotek Savira adalah apotek yang didirikan secara mandiri oleh Bapak
Muhammad Yamin Lahay, S.Si, Apt pada bulan April tahun 2003. Nama apotek Safira
diambil dari nama kedua anaknya yaitu Sabrinisa dan Musfira. Apotek yang terletak di
Jalan Budi Utomo No. 88 Gorontalo ini dikepalai oleh seorang APA (Apoteker
Penanggung Jawab Apotek) yaitu Bapak Muhammad Yamin Lahay, S.Si, Apt, dan
dibantu oleh Asisten Apoteker Rohani Indah Wardani Singgih dan 5 orang karyawan
yang kesemuanya merupakan Lulusan SMA.
Dengan Visi “Kepuasan Pelanggan Adalah Kebanggaan Kami” Apotek Safira
telah berusaha memberikan pelayanan terbaik sehingga meningkatkan tingkat
kepercayaan dan kepuasan konsumen. Untuk mewujudkan visi tersebut, beberapa misi
yang dilaksanakan antara lain Melayani pelanggan dengan sepenuh hati dan memberikan
pelayanan terbaik oleh karyawan.
Citra dari Apotek Safira semuanya tergantung pada pelayanan dari karyawannya.
Konsumen akan senang jika pelayanan ramah dan memuaskan. Untuk itu Apotek Safira
merekrut beberapa karyawan yang disiplin dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya.

APA / PSA (PEMILIK SARANA APOTEK)Muhammad Yamin Lahay S.Si, Apt
ASISTEN APOTEKERRohani Indah Wardani Singgih
Bagian Order &Penerimaan
Barang
Silviana Laya
Bagian Administrasi &
Keuangan
Yusnita Kaiko
Bagian Bongkar Faktur
Ramsi Ahmad
Bagian Pelaporan
Obat Psikotropika
Jeane Dalope
Bagian Pemesanan Obat Bebas
Fony Yantu
3.2 STRUKTUR ORGANISASI APOTEK “SAVIRA”

Apoteker Pengelola Apotek
Tugas, Kewajiban dan Wewenang :
a. Memimpin semua kegiatan Apotek, antara lain mengelola kegiatan
Kefarmasian serta membina karyawan yang menjadi bawahan Apotek.
b. Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan dan
mengembangkan hasil usaha Apotek.
c. Mengatur dan mengawasi penyimpanan serta kelengkapan terutama diruang
peracikan.
d. Membina serta memberi petunjuk teknis Farmasi kepada bawahannya
terutama dalam memberikan informasi kepada pasien.
(Anonim, Izin Kerja Asisten Apoteker, 2003)
Asisten Apoteker

Tugas dan Kewajiban
a. Mengerjakan sesuai dengan profesinya sebagai Asisten Apoteker, yaitu :
● Dalam pelayanan obat bebas dan resep (mulai dari menerima pasien
sampai menyerahkan obat yang diperlukan).
● Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat Narkotika, obat
Psikotropika, obat KB, obat Bebas, obat Bebas Terbatas dan obat
Keras.
● Menyusun resep - resep menurut nomor urut dan tanggal lalu
disimpan.
● Memelihara kebersihan ruangan peracikan, lemari obat.
b. Dalam hal darurat, dapat menggantikan pekerjaan sebagai kasir dalam
pelayanan obat bebas maupun juru resep.
Tanggungg Jawab :
Asisten Apoteker bertanggungg jawab kepada Apoteker Pengelola
Apotek sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya, artinya bertugas atas
kebenaran segala tugas yang diselesaikannya, tidak boleh ada kesalahan,
kehilangan dan kerusakan.
Wewenang :
Asisten Apoteker berwewenang melaksanakan pelayanan kefarmasian
sesuai dengan petunjuk atau instruksi dari Apoteker Pengelola Apotek. Dan semua
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(Anonim, Izin Kerja Asisten Apoteker, 2003)
Administrasi

Tugas dan Kewajiban :
● Membuat laporan-laporan, pembukuan dan surat-menyurat.
● Keuangan
3.3 PERSONALIA
Apotek Savira memiliki personalia sejumlah 7 orang yang terdiri dari :
Apoteker : 1 orang.
Asisten Apoteker : 1 orang
Pelayanan Pembelian Obat Bebas : 3 orang
Keuangan : 2 orang
3.4 KEGIATAN APOTEK
Kegiatan pelayanan di Apotek Savira terbagi atas 2 waktu kerja (shift) yaitu
pukul 07.30 – 17.00 dan pukul 17.00 – 22.30 Wita. Untuk mendukung kelancaran
kegiatan pelayanan tersebut maka diadakan pembagian jam kerja bagi para karyawan.
Kegiatan pelayanan di Apotek Savira meliputi dua bagian yaitu
pelayanan/penjualan untuk obat bebas atau over the counter (OTC) dan pelayanan obat
dengan menggunakan Resep.
3.5 PENGELOLAAN APOTEK
Selama Apotek Savira berdiri telah dilakukan upaya-upaya pengelolaan Apotek
dengan baik, agar Apotek ini terus berkembang dan dapat bertahan dengan adanya
pesaing-pesaing baru dibidang perapotekan.
Sistem pengelolaan Apotek Savira sesuai dengan fungsi dan tugas Apotek
meliputi :

● Membuat, mengelola, meracik, mengubah bentuk, mencampur obat dan bahan obat
untuk melayani resep serta menyerahkan kepada pasien.
● Memberi pelayanan langsung tanpa resep khusus untuk obat bebas dan obat bebas
terbatas.
● Menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi, meliputi obat,
bahan obat dan alat-alat kesehatan.
Secara garis besar hal yang sangat penting dalam pengelolaan Apotek Savira
yaitu:
1. Pengelolaan Umum
● Administrasi dan Umum
Pengelolaan administrasi dan umum di Apotek Savira sebagian besar
dilakukan oleh AA dan para karyawan yang juga membantu, baik dalam penjualan
melalui resep maupun obat bebas. Laporan keuangan kemudian dibukukan dan
dilakukan rekapitulasi bulanan dan tahunan.
Pemasukan Apotek Savira antara lain berasal dari penjualan obat bebas
dan penjualan obat melalui resep. Pengeluaran antara lain untuk pembelian
perbekalan farmasi, pembayaran hutang, gaji karyawan, tunjangan dan pajak.
2. Pengelolaan Obat
a). Perencanaan Barang
Perencanaan pembelian obat di Apotek Safira dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan penjualan resep peracikan dan penjualan bebas. Barang yang
sudah habis atau stock yang sedikit dapat dilihat pada buku penjualan dan pada
kotak tempat penjualan obat dan kemudian dicatat ke dalam buku barang pesanan.
Jumlah obat yang akan dibeli disesuaikan dengan sifat barang fast moving atau
slow moving.

b). Pengadaan Barang
Pengadaan Barang dilakukan setiap hari atu setiap minggu
tergantung dari permintaan. Setiap barang yang dipesan/diadakan dengan disertai
surat pesanan ke PBF. Beberapa PBF yang menjadi sumber pengadaan
barang/obat di Apotek Savira yaitu : PT. Setia Teno, Gudang Sehat Medika, Nesa
Bena Sukses, Trisakta jaya, Kimia Farma dan PT. Indo Farma, dll. Selanjutnya
PBF mengirimkan pesanan dengan disertai faktur penjualan.
Pada saat penerimaan barang, salesman membawa SP disertai faktur
pembelian sebanyak 4 lembar, dua lembar untuk PBF, satu lembar untuk
penagihan dan satu lembar untuk apotek. Faktur ini dibuat sebagai bukti yang sah
dari pihak kreditur mengenai transaksi penjualan barang, surat pesanan digunakan
untuk mencocokan barang yang dipesan dengan barang yang dikirim. Apabila
sesuai dengan pemesanan, Apoteker Pengelola Apotek atau Asisten Apoteker
yang menerima menandatangani faktur dan memberi cap apotek sebagai bukti
penerimaan barang.
c). Penyimpanan Barang
Penyimpanan barang/obat di apotek Safira disusun berdasarkan bentuk
sediaan, indikasi disusun secara alfabetis dan menggunakan sistem FIFO (First In
First Out) dan FEFO (First Expired First Out).
Barang-barang/obat yang ada di Apotek Savira diismpan di gudang
atau di ruang racikan dan etalase (obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat
generic, obat paten).

Obat-obat yang memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu yang
dingin disimpan dalam lemari Es, Misalnya : Suppositoria, dan Injeksi
tertentu.
Penyimpanan persediaan barang / obat di Apotek Savira diperuntukan
bagi obat yang pergerakannya cepat ( fast moving ) yaitu obat dan bahan obat
yang paling banyak dan cepat terjual dan sering digunakan dan diresepkan oleh
Dokter. Dengan adanya penyimpanan barang, maka persediaan barang dapat
terkontrol sehingga dapat mencegah terjadinya kekosongan.
Untuk sediaan Narkotika dan Psikotropika, disimpan secara terpisah
dari bahan lainnya, yaitu didalam lemari khusus dan selalu dalam keadaan
terkunci. Lemari penyimpanan tersebut hanya dibuka jika terdapat permintaan
resep terhadap obat-obatan tersebut.
d). Penjualan
Pelaksanaan penjualan di Apotek
Safira meliputi pelayanan resep,
pelayanan obat bebas, alat – alat
kesehatan, dan suplemen makanan.
3. Pengelolaan Narkotik dan Psikotropika
Pengelolaan Narkotik dan Psikotropkia di Apotek Savira ditangani oleh
Asisten Apoteker yang ditunjuk dan bertanggungg jawab kepada Apoteker Pengelola
Apotek. Pengelolaan Narkotik dan Psikotropika di Apotek Savira sebagai berikut :
a. Pembelian

Pembelian Narkotik menggunakan Surat Pesanan khusus Narkotik.
Surat pesanan dibuat 4 rangkap yang telah dilegalisir di Dinas Kesehatan
Propinsi serta ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Setiap surat
pesanan Narkotik hanya berlaku untuk 1 item obat. Sedangkan untuk obat
Psikotropik menggunakan Surat Pesanan biasa dan pemesanannya boleh
dilakukan ke PBF yang menyediakan obat tersebut.
b. Penyimpanan Narkotik dan Psikotropika
Golongan obat Narkotika dan Psikotropika di Apotek Savira disimpan
dalam suatu lemari, dengan ketentuan obat-obat tersebut tertutup baik.
c. Pengeluaran Narkotik dan Psikotropik
Pengeluaran Narkotik dan Psikotropika dilakukan atas permintaan
Dokter, Apotek hanya menerima resep asli dari dokter dan tidak menerima salinan
resep yang berisi Narkotik dan Psikotropika. Pengeluaran Narkotik dan Psikotropika
dicatat dalam kartu stok yang meliputi nama obat, jumlah obat yang keluar dan sisa
obat. Untuk salinan resep yang berisi Narkotika dan Psikotropika hanya bisa dilayani
jika Apotek mempunyai atau menyimpan resep aslinya.
d. Laporan penggunaan Narkotik dan Psikotropika
Laporan Narkotik dan Psikotropika dilakukan setiap bulannya. Laporan
ini ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Madya, Balai POM, Dinas Kesehatan
Provinsi Gorontalo dan sebagai Arsip.
e.PENGHAPUSAN
Sementara untuk penghapusan obat yang sudah ED terkecuali obat-obatan golongan
narkotik, itu dilakukan dengan cara pemusnahan sendiri oleh pihak apotek, yakni obat-obatan
yang bentuk sediaan cair dimusnahkan dengan cara dialirkan pada selokan air yang mengalir,
sedangkan obat-obatan yang bentuk sediaan padat dimusnahkan dengan cara digerus terlebih
dahulu, setelah itu dibuang ditempat pembakaran yang tepatnya terletak dibelakang apotek
Savira.

Pasien Membawa Resep
Apoteker / Asisten Apoteker/ Karyawan
● resep dikontrol● resep diberi harga
Kasir ● menerima uang
Resep diserahkan kepada Apoteker / Asisten Apoteker :● Resepnya dikerjakan● Diberi etiket● Obat dikontrol lagi● Obat siap diserahkan
Obat diserahkan kepada pasien disertai dengan informasi mengenai cara penggunaan obat
3.6 PELAYANAN RESEP DOKTER DI APOTEK SAVIRA
Resep yang masuk diterima oleh Asisten Apoteker kemudian diteliti apakah
obat yang diresepkan tersedia di Apotek atau tidak, jika tersedia maka Resep diberikan
harga sesuai dengan harga yang berlaku di Apotek. Jika pembeli setuju dengan harga
yang ditawarkan, maka resep dikerjakan kemudian diberi etiket, dan diperiksa lagi oleh
Apoteker Pengelola Apotek atau Asisten Apoteker dan diserahkan kepada pasien disertai
dengan informasi mengenai aturan penggunaan obat. Bila diminta atau diperlukan
dibuatkan copy resep atau kwitansi pembelian
ALUR PELAYANAN RESEP DI APOTEK SAVIRA
Resep diserahkan kepada
Harga diberitahukan

3.7 PELAYANAN INFORMASI OBAT DI APOTEK SAVIRA
Pelayanan Informasi obat di Apotek Savira dilakukan oleh Apoteker pengelola
Apotek atau Asisten Apoteker bila Apoteker Pengelola Apotek tidak berada ditempat.
Pelayanan informasi obat dilaksanakan dalam rangka memberikan pelayanan kefarmasian
yang lebih baik kepada pasien mengenai fungsi / kegunaan obat, efek samping yang
ditimbulkan akibat penggunaan obat, cara pemakaian dan waktu pemakaiannya. Dalam
memberikan pelayanan informasi obat seorang Apoteker Pengelola Apotek atau Asisten
Apoteker memberikan informasi obat ini terbuka untuk umum segala sesuatu mengenai
obat dan ini tidak dipungut biaya.

BAB IV
PEMBAHASAN
Apotek merupakan sarana penunjang medis yang berperan penting dalam menunjang
kesehatan pasien. Sehingga sarana dan prasarana yang memadai memilki peran yang sangat
penting dalam menunjang kesehatan pasien.
Selain itu, Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu unsur dari pelayanan utama di
apotek, yakni bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan di apotek Savira yang
berorientasi kepada pelayanan pasien. Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan
terpadu, dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan obat dan kesehatan.
Akan tetapi selama kami melakukan Praktek Kerja Lapangan selama kurang lebih
sebulan, kami menemukan beberapa masalah yang cukup berpengaruh pada pelayanan
kefarmasian di Apotek Savira, yakni pada bagian Sarana prasarana, Pelayanan, dan
Manajemen Farmasi khususnya pada tempat penyimpanan perbekalan Farmasi.
Pada bagian sarana prasarana terdapat beberapa masalah yang perlu diselesaikan, salah
satunya masalah ruangan di apotek yang kurang memadai, misalnya untuk ruang peracikan
obat yang ukurannya cukup sempit, sehingga cukup menghambat kegiatan pelayanan resep di
apotek tersebut. Selain gedung, dari segi prasarana juga masih kurang memadai, seperti
kurangnya alat hitung (kalkulator) yang sering digunakan dalam pelayanan resep, baik untuk
menghitung dosis obat, harga obat, dan pembayaran pasien saat membeli obat bebas/non
resep, sehingga bisa menghambat proses pelayanan pasien di apotek. Selain itu, masalah
penataan obat baik obat generik maupun obat generik bermerek yang masih kurang teratur,
sehingga kami masih merasa sulit dalam pencarian obat-obat yang diresepkan dan obat-obat
yang dibeli bebas.
Pada bagian pelayanan kefarmasian di apotek, terdapat juga beberapa masalah yakni
bentuk model etiket yang dimiliki oleh apotek itu sendiri belum sesuai dengan model etiket
yang sebenarnya, hal ini disebabkan karena informasi obat untuk pasien yang tercantum
dalam etiket tersebut hanya sebatas aturan waktu minum obat saja, sedangkan menurut
Syamsuni (Farmasetika dasar dan Hitungan farmasi;15), etiket warna putih untuk obat dalam
dan etiket warna biru untuk obat luar harus mencantumkan:

APOTEK SAVIRAJL BUDI UTOMO 88 Tlp.822683 GORONTALO
Apoteker: M.Y.Lahay,S.SI,Apt SIK:NO:TGL,
NAMA:
X SEHARI
SESUDAH/SEMENTARA /SEBELUM MAKAN
APOTEK SAVIRAJL BUDI UTOMO 88 Tlp.822683 GORONTALO
Apoteker: M.Y.Lahay,S.SI,Apt SIK:NO:TGL,
NAMA:
X SEHARI
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan nomor SIK APA
3. Nomor dan tanggal pembuatan obat
4. Nama pasien
5. Aturan pemakaian
6. Tanda lain yang diperlukan, misalnya kocok dahulu dan tidak boleh diulang tanpa resep
baru dari dokter.
contoh etiket putih contoh etiket biru
Sehubungan dengan model etiket diatas, hal lain yang masih berkaitan dengan
pelayanan pasien di apotek savira yakni tentang penyerahan obat dan perbekalan kesehatan di
bidang farmasi di apotek savira yang telah kami amati selaku peserta PKL di tempat tersebut,
bahwa penyerahan obat khususnya pada pasien non resep hanya sebatas memberikan obat
sesuai permintaan pasien yang membeli obat bebas maupun obat bebas terbatas. Menurut
Syamsuni (Farmasetika dasar dan Hitungan farmasi;15), bahwa penyerahan obat dan
perbekalan kesehatan di bidang farmasi meliputi penyerahan obat bebas dan obat bebas
terbatas yang dibuat oleh apotek itu sendiri tanpa resep harus disertai nota penjualan yang
dilengkapi dengan etiket warna putih untuk obat dalam dan etiket warna biru untuk obat luar
yang memuat :
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan nomor SIK APA
3. Nama dan jumlah obat
4. Aturan pemakaian
5. Tanda lain yang diperlukan, misalnya kocok dahulu dan tidak boleh diulang tanpa
resep baru dari dokter.

Masalah lainnya yang kami temukan, terkait dengan manajemen kefarmasian di Apotek
Savira yakni, sistem penyimpanan dan penghapusan obat. Untuk penyimpanan obat, Apotek
savira menggunakan metode kombinasi FIFO dan FEFO, namun belum dijalankan sesuai
metode yang digunakan tersebut.
Dalam hal pelaporan obat-obatan narkotik dan psikotropik di apotek Savira yang sering
dilakukan oleh pihak BPOM pusat tiap bulannya, dan sesuai informasi yang telah kami
peroleh langsung saat menjalankan praktik kerja lapangan di apotek tersebut bahwa setiap
pemeriksaan pelaporan obat-obatan narkotik dan psikotropik selalu mengalami masalah dan
hambatan, hal ini disebabkan karena sering terjadinya ketidaksesuaian jumlah obat yang
keluar dari resep dokter dengan jumlah obat yang ada pada saat itu, sehingga apotek Savira
pernah mengalami keterlambatan pemeriksaan dari pihak BPOM pusat selama tiga bulan.
Jika dilihat dari beberapa masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab
terjadinya beberapa masalah tersebut dikarenakan terbatasnya sarana dan prasarana yang
terdapat di Apotek. Untuk itu, masalah di atas hanya dapat terselesaikan jika dilakukan
perubahan baik dari segi penempatan rak-rak obat maupun dari segi perluasan bangunan
apotek tersebut, dan juga dari segi kelengkapan alat hitung, agar bisa membantu kelancaran
karyawan apotek dalam melayani pasien.
Sedangkan dalam hal manajemen kefarmasian di apotek Savira yakni sistem
penyimpanan obat yang sebaiknya harus disimpan sesuai metode yang digunakan yaitu
kombinasi FIFO dan FEFO. Dan dalam hal sistem pelaporan obat-obat narkotik dan
psikotropik sesuai peraturan yang berlaku, bahwa setiap bulan apotek harus memeriksakan
penggunaan jumlah obat-obat narkotik dan psikotropik kepada pihak BPOM pusat.