apron-by 5th - class c -2010 print
TRANSCRIPT
BAB VII
APRON
7.1. Pendahuluan
Apron merupakan tempat pesawat parkir yang konstruksi perkerasannya sama
dengan runway dan taxiway yang berfungsi sebagai tempat naik turun penumpang/
barang dari pesawat, namun dalam perencanaan luasnya berbeda dengan perencanaan
geometrik runway dan taxiway.
Dalam Ensiklopedia Online Internasional, Wikipedia disebutkan bahwa
“The airport ramp or apron is part of an airport. It is usually the area where
aircraft are parked, unloaded or loaded, refueled or boarded. Although the use
of the apron will be covered by regulations, such as lighting on vehicles, it is
typically more accessible to users than the runway or taxiway. However, the
apron is not usually open to the general public and a licence would be required
to gain access.”
Apron: Bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parkir,
menunggu, mengisis bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat barang dan
penumpang. Perkerasannya dibangun berdampingan dengan terminal building.
Menurut Canada Air Transport dalam website resminya menyebutkan
“Apron. That part of an aerodrome, other than the manoeuvring area, intended
to accommodate the loading and unloading of passengers and cargo, the
refuelling, servicing, maintenance and parking of aircraft, and any movement of
aircraft, vehicles and pedestrians necessary for such purposes.”
Yang dimaksud apron adalah bagian dari aerodrome tidak termasuk dalam
manouevring area, apron digunakan untuk bongkar muat, penumpang dan kargo,
pengisian bahan bakar, pelayanan, perawatan dan parkir pesawat dan pergerakan
pesawat, kendaraan dan pejalan kaki dengan tujuan tertentu.
Dalam annex 14, Aerodrome Volume I disebutkan “ Apron is defined Area, on a
land aerodrome, intended to accommodate aircraft for purposes of loading, or
unloading passenger, mail or cargo, fuelling, parking or maintenance.” Jadi yang
dimaksud apron adalah suatu area tertentu di daratan Aerodrome yang dimaksudkan
untuk menampung pesawat dengan tujuan bongkar muat penumpang, pos atau kargo,
pengisian bahan bakar, parkir atau pemeliharaan pesawat.
Pelataran pesawat (bahasa Inggris: apron) adalah bagian dari bandar udara yang
digunakan sebagai tempat parkir pesawat terbang. Selain untuk parkir, pelataran
pesawat digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan penumpang, dan mengisi
penumpang pesawat terbang. Pelataran pesawat berada pada sisi udara (airport side)
yang langsung bersinggungan dengan bangunan terminal, dan juga dihubungkan
dengan jalan rayap (taxiway) yang menuju ke landas pacu.(wikipedia.ci.id)
ICAO merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut :
a. Apron hendaknya dibuat nyaman untuk bongkar muat penumpang, kargo atau
pos sebaik memberikan pelayanan kepada pesawat tanpa mengganggu
traffic lainnya di aerodrome tersebut.
b. Seluruh area apron hendaknya mampu digunakan untuk expeditious handling
traffic di aerodrome tersebut pada saat traffic padat.
c. Setiap bagian dari apron hendaknya dapat digunakan untuk pesawat yang
akan segera ditangani walau beberapa bagian apron memang dikhususkan
untuk dipakai jika traffic padat saja.
d. Slope di apron termasuk aircraft stand taxilane dibuat agar air tidak
tergenang.
e. Slope terbesar pada aircraft stand adalah 1%
f. Setiap aircraft stand harus memiliki jarak yang aman terhadap aircraft stand
yang lain, bangunan- bangunan didekatnya, dan benda- benda lain di apron.
Berikut ini adalah jarak aman antar aircraft stand :
1) Code letter A : 3 m
2) Code letter B : 3 m
3) Code letter C : 4,5 m
4) Code letter D : 7,5 m
5) Code letter E : 7,5 m
6) Code letter F : 7,5 m
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
Untuk pesawat dengan Code letter D,E,F jika lingkungan sekitar
memungkinkan jaraknya bisa dikurangi dengan model nose in parking.
Dengan memperhatikan :
a) Terminal, termasuk garbarata, dan nose pesawat.
b) Beberapa stand menggunakan azimut guidance dan yang sebagian
lagi menggunakan visual docking guidance system.
7.1.1. Daerah Parkir Pesawat (Parking Apron)
Untuk perawatan yang perlu waktu di tanah agak lama. Sebaiknya disediakan parking
apron terpisah untuk pesawat-pesawat type executive general aviation.
Holding apron: Bagian dari aerodrom area yang berada didekat ujung landasan yang
dipergunakan oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari semua instrumen dan mesin
pesawat sebelum take off. Dipergunakan juga untuk tempat menunggu sebelum take
off.
(Hendra Taufik, ST, M.Sc& Dr. Ari Sandhyavitri, M.Sc.,2005)
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
7.1.2.Kriteria Dimensi Apron
Dalam perencanaan bandara yang baru ataupun pengembangannya, masalah
pengaturan ruang parkir harus diperhatikan sejak awal, mengingat hal ini merupakan
faktor yang cukup mendasar bagi perencanaan lay-out suatu apron. Dalam
perencanaannya banyak sekali variasi lay-out yang dimungkinkan, mengingat bahwa
banyak sekali kemungkinan pengaturan terminal, kemungkinan sudut miring parkir,
kombinasi pesawat dan kemungkinan parkir.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan apron adalah
sebagai berikut:
1) Konfigurasi bangunan terminal
2) Ramalan kebutuhan parkir pesawat selama periode jam puncak dan informasi
mengenai pesawat campuran
3) Dimensi pesawat, berat dan jari-jari belokan
4) Konfigurasi parkir pesawat
5) Wing tip clearence terhadap pesawat lain atau objek yang berhenti
6) Efek semburan minyak jet (jet blast)
7) Instalasi hidran BBM
8) Kebutuhan jalur pelayanan di apron
9) Kebutuhan peralatan parkir
10) Kemiringan apron
11) Marking apron
Areal yang dibutuhkan oleh pesawat untuk parkir sangat tergantung pada
besarnya pesawat, cara parkir pesawat dan sudut kemiringan pesawat terhadap gedung
terminal. Pergerakan pesawat untuk mendekati atau menjauhi ruang parkir dapat
dilakukan dengan tenaga sendiri ataupun dangan ditarik, atau kombinasi dari keduanya.
Untuk menghitung luas apron yang dibutuhkan harus diketahui jenis dan jumlah
pesawat yang akan dilayani pada jam tersibuk. Luas tersebut berdasarkan radius
terbesar pesawat terbang ditambah jarak antara dua sayap pesawat terbang atau
terhadap objek tetap yang dikenal dengan wing tip clearence. Besarnya wing tip
clearence untuk masing-masing tipe pesawat dihimpun dalam Tabel 2.11 berikut:
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
Tabel 2.11 Wing Tip Clearence Pesawat Terbang
Kode Huruf Bentang Sayap (m) Clearence (m)
A
B
C
D
E
< 15
15 – 24
24 – 36
36 – 52
52 - 60
3.0
3.0
4.5
7.5
7.5
Sumber: Basuki (1990)
7.2. KETENTUAN - KETENTUAN UMUM
Umum
Rekomendasi
apron harus disediakan jika perlu untuk memungkinkan-dan off-loading penumpang,
barang dan pos serta pembayaran pesawat tanpa mengganggu dengan lalu lintas bandar
udara.
Ukuran apron
Rekomendasi
Luas apron total harus memadai untuk memungkinkan penanganan yang cepat dari
bandar udara kepadatan lalu lintas maksimum diantisipasi.
Kekuatan apron
Rekomendasi
Setiap bagian dari apron harus mampu menahan lalu lintas pesawat itu
dimaksudkan untuk melayani, pertimbangan diberikan kepada kenyataan
bahwa beberapa bagian dari apron akan dikenakan lebih tinggi kepadatan lalu lintas
dan, sebagai akibat dari lambat bergerak atau stasioner pesawat, untuk lebih
menekankan dari landasan pacu.
Lereng apron
Rekomendasi
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
termasuk yang pada berdiri taxilane pesawat, harus cukup untuk mencegah akumulasi
air di permukaan apron tetapi harus dijaga tingkat persyaratan drainase izin.
Lereng pada apron
Rekomendasi .
Pada pesawat berdiri kemiringan maksimum tidak boleh melebihi 1 persen.
a) antara terminal, termasuk penumpang tetap jembatan, dan hidung pesawat terbang,
dan
b) atas bagian manapun dari stand yang disediakan dengan azimut bimbingan oleh
sistem panduan visual docking.
Catatan .- Pada apron, pertimbangan juga harus diberikan kepada penyediaan layanan
jalan dan untuk manuver dan penyimpanan daerah untuk peralatan tanah (lihat Desain
Bandar Udara Manual, Bagian 2, untuk panduan dalam penyimpanan peralatan tanah).
POSISI PARKIR PESAWAT TERPENCIL
Sebuah posisi pesawat terisolasi parkir harus ditunjuk atau menara kontrol bandar udara
harus diberitahu tentang area atau area yang cocok untuk parkir pesawat terbang yang
diketahui atau diyakini menjadi subyek yang melanggar hukum, atau yang karena
alasan lain kebutuhan isolasi dari normal kegiatan bandar udara.
Pesawat terisolasi
Rekomendasi
posisi parkir harus berada pada jarak maksimum praktis dan dalam hal apapun tidak
pernah kurang dari 100 m dari lainnya posisi parkir, bangunan atau tempat umum, dll
Perawatan harus diambil untuk memastikan bahwa posisi tidak terletak di atas utilitas
bawah tanah seperti gas dan bahan bakar penerbangan dan, sejauh mungkin, listrik atau
komunikasi kabel.
Fasilitas De-icing/anti-icing
Catatan .- Aman dan operasi pesawat yang efisien dari utama pentingnya dalam
pengembangan deicing pesawat / anti-icing fasilitas. Untuk panduan lebih lanjut, lihat
Manualdi Lapangan Pesawat De-icing/Anti-icing Operasi (Doc
9640).
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
Umum
Rekomendasi
fasilitas Pesawat yang harus disediakan di bandar udara di mana icing
kondisi yang diharapkan terjadi.
Lokasi fasilitas De-icing/anti-icing
Rekomendasi
harus disediakan baik di pesawat terbang atau berdiri di tertentu daerah-daerah
terpencil di sepanjang taxiway menuju runway berarti untuk take-off, asalkan
pengaturan drainase yang memadai untuk pengumpulan dan pembuangan yang aman
dari de-icing/anti-icing kelebihan cairan yang tersedia untuk mencegah pencemaran air
tanah. Pengaruh tingkat volume arus lalu lintas dan keberangkatan harus juga
dipertimbangkan.
Catatan 1 .- Salah satu faktor utama yang mempengaruhi lokasi fasilitas de-icing/anti-
icing adalah untuk memastikan bahwa peninggalan waktu pengobatan anti-icing masih
berlaku di akhir taxi dan ketika take-off clearance dari diperlakukan pesawat diberikan.
Catatan fasilitas 2 .- Remote kompensasi untuk mengubah
kondisi cuaca ketika kondisi icing atau salju yang
diharapkan terjadi di sepanjang rute taksi yang diambil oleh pesawat
ke landasan pacu dimaksudkan untuk take-off.
Kontrol de-icing/antiicing
Rekomendasi
fasilitas harus ditempatkan menjadi jelas hambatan keterbatasan permukaan yang
ditentukan dalam Bab 4, tidak menyebabkan gangguan terhadap alat bantu navigasi
radio dan terlihat jelas dari menara kontrol lalu lintas udara kliring diperlakukan
pesawat.
The remote de-icing/antiicing
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
Rekomendasi
fasilitas harus begitu berkedudukan sebagai untuk memberikan untuk arus lalu lintas
cepat, mungkin dengan konfigurasi bypass, dan tidak memerlukan manuver taxi biasa
masuk dan keluar dari bantalan. Catatan. - Efek Ledakan jet disebabkan oleh pesawat
bergerak di pesawat lain menerima pengobatan anti-icing atau taxi belakang harus
dipertimbangkan untuk mencegah degradasi pengobatan.
Ukuran dan jumlah de-icing/anti-icing bantalan
Catatan .- Sebuah pad de-icing/anti-icing pesawat terdiri dari
a) suatu daerah dalam untuk parkir pesawat diperlakukan, dan
b) wilayah luar untuk pergerakan dari dua atau lebih mobile de-icing / anti-icing
peralatan.
Ukuran de-icing/antiicing
Rekomendasi
pad harus sama dengan area parkir yang dibutuhkan oleh paling menuntut pesawat
dalam kategori tertentu dengan minimal 3,8 m area beraspal yang jelas sepanjang
semua pesawat untuk gerakan kendaraan de-icing/anti-icing.
Catatan .- mana lebih dari satu pad de-icing/anti-icing adalah disediakan, pertimbangan
harus diberikan untuk menyediakan deicing / gerakan anti-icing daerah kendaraan
pembalut yang berdekatan yang tidak tumpang tindih, tetapi pad eksklusif untuk
masing-masing. Pertimbangan juga perlu diberikan untuk melewati daerah dengan
lainnya pesawat dengan jarak bebas yang ditentukan dalam 3.14.9 dan 3.14.10.
Jumlah de-icing/antiicing
Rekomendasi
bantalan yang diperlukan harus ditentukan berdasarkan kondisi meteorologi, jenis
pesawat yang akan diperlakukan, metode penerapan fluida de-icing/anti-icing, ketik
dan kapasitas alat meracik yang digunakan, dan keberangkatan aliran tarif.
Catatan .- Lihat Manual Aerodrome Design, Bagian 2.
Lereng pada bantalan de-icing/anti-icing
Rekomendasi
harus disediakan dengan lereng yang sesuai untuk memastikan memuaskan drainase
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
daerah tersebut dan untuk memungkinkan koleksi semua kelebihan
de-icing/anti-icing cairan berjalan dari pesawat terbang. kemiringan memanjang
maksimum harus sesedikit praktis dan kemiringan melintang tidak boleh melebihi 1
persen.
Kekuatan de-icing/anti-icing bantalan
Rekomendasi
bantala de-icing/anti-icing harus mampu menahan lalu lintas pesawat itu dimaksudkan
untuk melayani, pertimbangan diberikan kepada kenyataan bahwa pad de-icing/anti-
icing (seperti apron) akan dikenakan kepadatan lalu lintas dan yang lebih tinggi,
sebagai akibat dari slowmoving atau stasioner pesawat, lebih tinggi daripada tegangan
landasan pacu.
Clearance jarak pada pad de-icing/anti-icing
Rekomendasi
harus menyediakan jarak bebas minimum yang ditentukan dalam 3.12.6 untuk
pesawat berdiri. Jika tata letak pad seperti untuk memasukkan bypass konfigurasi, jarak
jarak minimum yang ditentukan dalam Tabel 3-1, kolom 12, harus disediakan.
Rekomendasi .- mana yang de-icing/antiicing
Fasilitas ini terletak berdampingan dengan taxiway teratur, taxiway jarak jarak
minimum ditentukan dalam Tabel 3-1, kolom 11, harus disediakan. (Lihat Gambar 3-
3.)
Pertimbangan lingkungan
Catatan .- Cairan de-icing/anti-icing kelebihan berjalan mengeluarkan
pesawat menimbulkan risiko pencemaran air tanah dalam Selain mempengaruhi
gesekan permukaan perkerasan karakteristik.
Letak de-icing/anti-icing
Rekomendasi
kegiatan yang dilakukan, drainase permukaan harus direncanakan untuk
mengumpulkan run-off secara terpisah, mencegah campurannya dengan
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
permukaan normal run-off sehingga tidak mencemari tanah air.
(Annex 14 – 1999)
7.3. TIPE-TIPE DAN KONFIGURASI APRON
Beberapa tipe apron dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Apron Kargo
Pesawat-pesawat yang khusus mengangkut kargo biasanya diparkir di daerah
apron yang berdekatan dengan gedung kargo, yang berjarak agak jauh dari
aktifitas penumpang lainnya. Apron yang khusus diperuntukkan melayani
pesawat-pesawat ini disebut sebagai apron kargo.
Dalam perencanaan hendaknya dialokasikan areal yang cukup luas untuk
mengakomodasikan sebanyak mungkin pesawat-pesawat dapat diparkir secara
simultan. Jika pengoperasian pesawat kargo tidak begitu banyak, maka areal
apron di dekat terminal dapat digunakan sementara. Syaratnya adalah bahwa
prosedur pengoperasiannya tidak bertentangan dengan pengoperasian lainnya.
Konfigurasi apron untuk pesawat kargo ini secara umum sama dengan konfigurasi
apron bagi pesawat penumpang biasa.
2. Apron Terminal
Apron terminal adalah areal yang diperuntukkan bagi manuver pesawat dan juga
parkir pesawat di dekat terminal. Areal ini merupakan daerah dimana penumpang
dapat turun dari ataupun naik pesawat. Selain untuk fasilitas penumpang, apron
terminal ini juga dilengkapi dengan fasilitas pengisian bahan bakar ataupun
fasilitas perawatan kecil.
3. Apron Parkir
Suatu bandara terkadang memerlukan apron parkir yang agak terpisah, sebagai
tambahan apron terminal. Pada apron parkir, pesawat dapat diparkir dalam waktu
yang lebih lama. Apron jenis ini digunakan selama para crew pesawat beristirahat,
ataupun karena diperlukan perbaikan kecil terhadap pesawat. Meskipun letaknya
agak terpisah dari apron terminal, hendaknya tidak terlalu jauh. Untuk pesawat
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
kargo dan pesawat angkut, lokasi apron parkir untuk pesawat ini hendaknya dekat
dengan lokasi bongkar muat. Hal ini untuk memungkinkan adanya penambahan
waktu tunggu. Apron jenis ini sering digunakan untuk perawatan ataupun
perbaikan pesawat. Pengaturan posisi parkir atau spacing-nya serupa dengan
apron untuk pesawat penumpang biasa.
Untuk pesawat kecil atau pesawat eksekutif, hendaknya diperhatikan kemungkinan
penggunaan dari kedua jenis pesawat tersebut. Areal parkir untuk kedua jenis
pesawat ini diletakkan di dekat base-nya dan agak jauh dari lokasi lainnya, agar
tidak mengganggu aktifitas pesawat kargo ataupun pesawat angkut. Konfigurasi
apronnya tergantung pada tipe dan jumlah pesawat yang akan dilayani.
4. Apron Hanggar dan Apron Service
Apron hanggar merupakan areal/ tempat pesawat keluar masuk hanggar.
Sedangkan apron service adalah areal di dekat hanggar perbaikan yang digunakan
untuk perbaikan ringan.
5. Isolated Apron
Isolated apron adalah apron yang digunakan bagi pesawat-pesawat yang perlu
diamankan, misalnya dicurigai membawa bahan peledak. Lokasi apron ini
biasanya diletakkan agak jauh dari apron biasa ataupun dari bandara dan bangunan
lainnya.
7.3.1 Konfigurasi Apron
Secara umum dikenal empat jenis konfigurasi apron, yaitu konfigurasi frontal,
konfigurasi jari, konfigurasi satelit dan konfigurasi terbuka (lihat Gambar 2.11).
Pembedaan tipe apron ini didasarkan pada pengaturan penambatan pesawat dan juga
hubungan antara terminal dengan pesawat tersebut. Uraian mengenai jenis-jenis
konfigurasi apron di atas adalah sebagai berikut:
1) Konfigurasi Frontal (linier)
Konfigurasi apron dengan konfigurasi frontal sangat cocok untuk bangunan
terminal dengan empat pintu atau kurang. Jika bangunan terminal membutuhkan
lebih dari empat pintu, maka sirkulasi penumpang manjadi sulit dan biaya
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
pengaturan posisi pintu menjadi bertambah. Jika dibutuhkan 9 pintu atau lebih,
maka sistem yang ekonomis adalah dengan konfigurasi jari.
2) Konfigurasi Jari (finger system)
Jarak antara ticket counter ke pesawat hendaknya sekitar 300 m. Jika
menggunakan konfigurasi jari tunggal, jarak antara pintu pesawat ke ticket
counter akan sangat tergantung dengan banyaknya jumlah pintu (gate). Sistem
jari tunggal dengan 14 pintu akan menyebabkan jarak antara ticket counter ke
pintu pesawat antara 210 m (terpendek) dan 360 m (terpanjang). Sistem jari
ganda akan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan konfigurasi tunggal
jika jumlah pintu yang diperlukan lebih dari 12 buah. Dalam menentukan tipe jari
yang akan digunakan, hendaknya didasarkan pada jumlah pintu yang diperlukan
pada awal pembangunan dan jumlah pintu pada akhir pengembangan (ultimate).
Jika jumlah pintu pada pengembangan awal adalah 8 dan pengembangan akhir 12
maka konfigurasi jari tunggal akan lebih memadai. Jika kebutuhannya
diperkirakan antara 8 sampai 20 pintu, maka sistem jari ganda akan lebih cocok.
Jika kondisi lahan memungkinkan konfigurasi “Y” atau ”T” dapat
dipertimbangkan, namun sistem ini tidak begitu efisien. Jika jumlah pintu lebih
dari 30 maka konfigurasi multi finger akan lebih efisien.
3) Konfigurasi satelit
Konfigurasi satelit biasanya dibuat untuk memungkinkan adanya ruang apron
yang bebas dari gangguan, dan untuk memungkinkan adanya pola parkir pesawat
yang rapat. Sistem ini menyebabkan jarak antara pintu pesawat ke ticket counter
menjadi lebih jauh. Dilihat dari jarak ini, maka konfigurasi satelit ini tidak begitu
efisien dari banyaknya pintu yang dapat dialokasikan/ disediakan.
4) Konfigurasi apron terbuka
Konfigurasi ini merupakan sistem dimana pesawat diparkir di depan terminal
dengan lebih dari dua barisan parkir. Hubungan antara pesawat dengan gedung
terminal dilakukan dengan berjalan ataupun dengan kendaraan tertutup. Sistem
ini akan sangat memadai jika hubungan antara gedung terminal dan pesawat
dilakukan dengan mobile lounge. Jenis kendaraan ini akan mampu mengangkut
50 orang penumpang dari gedung terminal ke pesawat dan sebaliknya. Dengan
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
sistem ini pula pesawat dapat diparkir di tempat yang paling memadai.
Keuntungan lainnya adalah bahwa jarak taxi dari runway ke apron menjadi jauh
berkurang.
Apron merupakan tempat pesawat parkir yang konstruksi perkerasannya sama
dengan runway dan taxiway yang berfungsi sebagai tempat naik turun penumpang/
barang dari pesawat, namun dalam perencanaan luasnya berbeda dengan perencanaan
geometrik runway dan taxiway. Beberapa tipe apron dapat diuraikan sebagai berikut:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan:
Pengembangan wilayah
jenis operasi pesawat ; komersial atau militer, lokal atau internasional, dll)
jarak antar terminal udara dan ke moda transportasi lainnya
keadaan topografi
cuaca
daya pandang (visibility)
Penghalang (obstruction)
Keadaan ekonomi
Konfigurasi dari bandar udara sangat tergantung pada pengaturan runway dan sistem
pengendalian operasi pesawat yang dilayani.
Beberapa konfigurasi apron (konfigurasi parkir pesawat ada 4 ) yaitu :
1. Apron Kargo
Pesawat-pesawat yang khusus mengangkut kargo biasanya diparkir di daerah
apron yang berdekatan dengan gedung kargo, yang berjarak agak jauh dari
aktifitas penumpang lainnya. Apron yang khusus diperuntukkan melayani
pesawat-pesawat ini disebut sebagai apron kargo.
2) Apron Terminal
Apron terminal adalah areal yang diperuntukkan bagi manuver pesawat dan juga
parkir pesawat di dekat terminal. Areal ini merupakan daerah dimana penumpang
dapat turun dari ataupun naik pesawat. Selain untuk fasilitas penumpang, apron
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
terminal ini juga dilengkapi dengan fasilitas pengisian bahan bakar ataupun
fasilitas perawatan kecil.
3) Apron Parkir
Suatu bandara terkadang memerlukan apron parkir yang agak terpisah, sebagai
tambahan apron terminal. Pada apron parkir, pesawat dapat diparkir dalam waktu
yang lebih lama. Apron jenis ini digunakan selama para crew pesawat beristirahat,
ataupun karena diperlukan perbaikan kecil terhadap pesawat. Meskipun letaknya
agak terpisah dari apron terminal, hendaknya tidak terlalu jauh. Untuk pesawat
kargo dan pesawat angkut, lokasi apron parkir untuk pesawat ini hendaknya dekat
dengan lokasi bongkar muat. Hal ini untuk memungkinkan adanya penambahan
waktu tunggu. Apron jenis ini sering digunakan untuk perawatan ataupun
perbaikan pesawat. Pengaturan posisi parkir atau spacing-nya serupa dengan
apron untuk pesawat penumpang biasa.
Untuk pesawat kecil atau pesawat eksekutif, hendaknya diperhatikan kemungkinan
penggunaan dari kedua jenis pesawat tersebut. Areal parkir untuk kedua jenis
pesawat ini diletakkan di dekat base-nya dan agak jauh dari lokasi lainnya, agar
tidak mengganggu aktifitas pesawat kargo ataupun pesawat angkut. Konfigurasi
apronnya tergantung pada tipe dan jumlah pesawat yang akan dilayani.
4) Apron Hanggar dan Apron Service
Apron hanggar merupakan areal/ tempat pesawat keluar masuk hanggar.
Sedangkan apron service adalah areal di dekat hanggar perbaikan yang digunakan
untuk perbaikan ringan.
5) Isolated Apron
Isolated apron adalah apron yang digunakan bagi pesawat-pesawat yang perlu
diamankan, misalnya dicurigai membawa bahan peledak. Lokasi apron ini
biasanya diletakkan agak jauh dari apron biasa ataupun dari bandara dan bangunan
lainnya.
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
Gambar 2.4 : Tempat parkir pesawat (Apron) Bandara SSK II
(Sumber : Heri Kuswandi, 2009)
(Sumber : Heri Kuswandi, 2009)
Jika hubungan antara pesawat dan ticket counter sama sekali tidak dilindungi
oleh apapun, dan jika pesawat menggunakan tenaganya sendiri untuk merapat dan
menjauhi posisi pintu, maka konfigurasi- konfigurasi berikut perlu dipertimbangkan.
(lihat Gambar 2.12)
1) Nose-in dan Angled Nose-in
Konfigurasi parkir pesawat Angle Nose-in, yaitu sistem parkir pesawat udara dengan hidung pesawat menghadap gedung terminal membentuk sudut 45° terhadap gedung terminal.
a). Keuntungan-keuntungannya:
- Kebisingan akibat pergerakan pesawat selama taxi tidak begitu mengganggu.
- Tidak ada semburan jet yang mengarah ke gedung terminal pada waktu
setempat.
- Pintu depan pesawat lebih dekat ke gedung terminal.
b). Kerugian-kerugiannya:
- Dibutuhkan tenaga yang cukup besar untuk berputar, karena pesawat saat
menjauhi pintu sudah terisi penuh. Selain itu, semburan jet pada gedung
terminal akan terasa keras.
- Jika letak pesawat terlalu dekat dengan terminal, maka kebisingan yang
tercipta akibat turbin dan knalpot ekor akan langsung mengarah pada gedung
terminal.
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
- Pintu belakang pesawat menjadi jauh dari gedung terminal.
2) Nose-out dan Angled Nose-out
Konfigurasi parkir pesawat Angle Nose-Out : yaitu sistem parkir pesawat udara dengan hidung pesawat membelakangi terminal membentuk sudut 45° terhadap gedung terminal.
a). Keuntungan-keuntungannya:
- Momentum yang dihasilkan pesawat dan juga karena ringannya pesawat
memungkinkan pesawat untuk manuver dengan mudahnya dengan tenaga
minimum. Dengan demikian kebisingan yang timbul relatif lebih sedikit.
- Jika letak pesawat terlalu dekat dengan gedung terminal, maka kebisingan
yang disebabkan semburan jet tidak mengarah ke gedung terminal.
- Pintu belakang pesawat menjadi dekat ke gedung terminal.
- Kebutuhan areal apron lebih sedikit.
b). Kerugian-kerugiannya:
- Kerugian utama dari konfigurasi ini adalah efek semburan jet yang mengarah
langsung pada gedung terminal pada saat meninggalkan apron.
3) Parkir Paralel
Konfigurasi Parkir Pesawat Palalel, yaitu sistem parkir pesawat udara sejajar dengan bangunan terminal.
Konfigurasi parkir yang terbaik ditinjau dari sirkulasi penumpang adalah
sistem paralel ini. Hal ini disebabkan karena muka dan belakang pesawat
mempunyai jarak relatif sama ke arah terminal. Konfigurasi ini membutuhkan
lebih banyak ruang. Selain itu semburan jet dan kebisingan yang ditimbulkan
mengarah langsung ke pintu terminal.
7.5. CLEARING DISTANCE
Jarak Clearance
Rekomendasi .- Sebuah pesawat harus berdiri memberikan jarak bebas
minimum sebagai berikut antara pesawat menggunakan berdiri dan setiap
bangunan yang berdekatan, pesawat yang lain berdiri dan objek lainnya:
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
Kode huruf Clearance
A 3 m
B 3 m
C 4,5 m
D 7,5 m
E 7,5 m
F 7,5 m
Ketika keadaan khusus sehingga menjamin, ini mungkin jarak berkurang pada hidung
pesawat, di mana huruf kode D, E, atau F:
7.6 MARKING APRON
7.6.1.Pelampuan Landasan Hubung
Baik setelah mendarat atau pada saat akan lepas landas, penerbangharus
menjalankan pesawatnya melalui landas hubung menujunkke atau dari terminal dan
hanggar. Di Bandar ngaudara yang besar, sistem landas hubung dapat sangat rumit
sehingga harus disediakan alat bantu pelampuan yang memadai untuk bergerak
perlahan dari dank e landas hubung di malam hari dan juga di siang hari ketika jarak
pandang sangat jelek. Kriteria perancangan berikut ini berlaku untuk alat bantu visual
bagi landas hubung:
a. Landas hubung harus jelas dan mudah dikenali sehingga tidak terkacau dengan
landasan pacu.
b. Tanda ke luar dari landasan pacu harus jelas. Hal ini terutama berlaku untuk
jalan ke luar kecepatan tinggi, dimana penerbang harus dapat menentukan letak titik
belok, 1200 sampai 1500 kaki sebelum pesawat sampai di titik belok.
c. Harus terdapat pedoman arah yang memadai di sepanjang landas hubung.
d. Landas hubung khusus harus mudah dikenali penerbang.
e. Perpotongan landas hubung dengan landas hubung dan antara landas hubung
dengan landasan pacu harus jelas ditandai.
f. Rute yang lengkap dari landasan pacu ke apron harus mudah dikenali.
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
Pengumpulan Data
Hitung Luas Apron
Konfigurasi Apron
Selesai
Mulai
Karakteristik Pesawat Rencana
Tentukan Lebar Sayap dan Jarak Pemisahannya
Jumlah Pesawat yang Dilayani
Terdapat dua tipe lampu, yang pertama menerangi sisi landas hubung dan yang kedua
menerangi garis-garis tengah landasan hubung. Lampu sisi landas hubung berwarna
biru dan lampu garis tengah landas hubung berwarna hijau.
7.6.2.Lampu sisi landas hubung
Lampu-lampu dua arah yang terletak diatas perkerasan biasanya diletakkan denagn
jarak tidak lebih dari 200 kaki disetiap sisi landas hubung. Jarak yang tepat dipengaruhi
oleh denah fisik landas hubung. Jarak yang lebih rapat diperlukan pada belokan. Lampu
terletak tidak lebih dari 10 kaki dari perkerasan kekuatan penuh. Lampu tidak boleh
setinggi lebih dari 30 inchi di atas perkerasan.
7.6.3.Pelampuan Garis Tengah Landas Hubung.
Untuk jalan keluar dari landas hubung normal, lampu garis-tengah berakhir di tepi
landasan pacu. Pada perpotongan landas hubung, lampu menerus melintasi perpotongan
landas hubung.
7.7.BAGAN ALIR PERENCANAAN APRON
Bagan Alir Perencanaan Apron Metoda ICAO
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
Gambar 2.13 Bagan alir perencanaan apron metoda ICAO
Konfigurasi Bandar Udara (Bandara)
Oleh: Dr. Ari Sandhyavitri dan Indrayadi Talha, ST
UNRI, 2005
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
DAFTAR PUSTAKA
(Annex 14, 1999)
Richard de neufville, Amedeo Odoni.Airpot system planning,design, and management. 2003. Mc-GrawHill Companies : United States of America
Robert Horonjeff, Francis X.Mc Kelvey.Perencanaan dan perancangan bandar udara.1983. Mc-GrawHill Companies : United States of America
http://dimasmonde.blogspot.com/2010/06/trip-report-pertama-gua.html
http://www.google.co.id/imglanding?
q=apron+pesawat+terbang&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-
US:official&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=-iQ44ejDGC0zKM:&imgrefurl=http://
www.indoflyer.net/forum/tm.asp%253Fm%253D175143&imgurl=http://
4sythe.typepad.com/photos/babo/
slide31.jpg&zoom=1&w=500&h=375&iact=hc&ei=9_T8TPagJ4G8cOPMpPQO&oei=
NvT8TJX8NoyqrAet5djYCA&esq=3&page=2&tbnh=135&tbnw=198&start=18&ndsp
=18&ved=1t:429,r:1,s:18&biw=1360&bih=582
http://dedesutarman.tripod.com/halaman/bandara_hang_nadim.htm
http://img840.imageshack.us/img840/4581/220920101354.jpg
http://www.google.co.id/imglanding?
q=apron+pesawat+terbang&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-
US:official&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=ChfWILh8JdBAmM:&imgrefurl=http://
aerotek.blogspot.com/2010_03_01_archive.html&imgurl=http://1.bp.blogspot.com/__-
UuxCz7VY0/S6_b7QASGpI/AAAAAAAAAIA/m2KZFYIXy_w/s1600/
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
images.jpg&zoom=1&w=400&h=300&ei=gPn8TP2HIcT4cZuX2fQO&iact=hc&oei=
NvT8TJX8NoyqrAet5djYCA&esq=17&page=11&tbnh=136&tbnw=223&start=184&n
dsp=18&ved=1t:429,r:8,s:184&biw=1360&bih=582
http://www.google.co.id/imglanding?
q=apron+pesawat+terbang&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-
US:official&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=lBFpt28Q10FE9M:&imgrefurl=http://
simflight.com/2010/11/25/aerosoft-munich-x-review/&imgurl=http://simflight.com/
wp-content/uploads/2010/11/Apron-2-
area.jpg&zoom=1&w=1280&h=720&iact=hc&ei=jfn8TMSuE4PJcde5-
fMO&oei=NvT8TJX8NoyqrAet5djYCA&esq=19&page=13&tbnh=101&tbnw=180&s
tart=223&ndsp=18&ved=1t:429,r:12,s:223&biw=1360&bih=582
http://en.wikipedia.org/wiki/Lennart_Meri_Tallinn_Airport
http://www.indoflyer.net/forum/tm.asp?m=320789
http://www.faa.gov/air_traffic/publications/atpubs/aim/Chap2/aim0203.html
http://aviationglossary.com/?s=apron&submit=Search
http://www.pilotfriend.com/training/flight_training/communication/
taxiway_markings.htm
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010
Beny Hamdi Rhoma Putra – Gandari Septi Sujana – M.Akbar Muttaqin – Rifaatul Mahmudah – Engineering Faculty – Civil Engineering - University Of Riau - 2010