arachnida dan myriapoda

29
Anggota Kelompok » Anisa Ilya Basma » Irma Novita » M. Afrizal Dhiva » M. Kharisma Hartomo

Upload: ilyabasma

Post on 17-Jul-2015

318 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Anggota Kelompok

» Anisa Ilya Basma» Irma Novita

» M. Afrizal Dhiva» M. Kharisma Hartomo

Arachnida• Arachnida mempunyai tubuh yang terbagi atas

kepala yang menyatu dengan dada (cephalothoraks) dan perut (abdomen).

• Bagian abdomen terdiri dari beberapa segmen, kadang-kadang cephalothoraks dan abdomen menyatu.

• Pada cephalotoraks terdapat sepasang chelicera (alat gerak pertama), sepasang pedipalpus (alat gerak ke dua) yang berbentuk capit, dan 4 pasang kaki.

• Arachnida tidak mempunyai antena.

• Kepala kecil, terdapat beberapa mata tunggal (oceli).

• Habitatnya di darat, bernapas dengan paru-paru buku.

• Mempunyai kaki empat pasang yang terdapat pada sefalotorak.

• Pada ujung posterior abdomen, sebelah ventral anus terdapat sutera dan bermuara pada alat serupa pembuluh yang disebut spinneret.

• makanannya berupa cairan tubuh hewan lain dan diisap melalui mulut dan esofagus.

• fertilisasinya internal

• telur yang telah dibuahi diletakkan dalam kokon-kokon sutera yang dibawa ke mana-mana oleh hewan betina.

Arachnida dibagi menjadi 3 ordo

1. Scorpionida2. Araneida3. Acarina

ScorpionidaCiri – ciri :

• Tubuh terdiri dari cepalotoraks dan abdomen (bersegmen-segmen),preabdomen, dan post abdomen.

• Cepalotoraks tertutup karapas

• Memiliki umbai-umbai berbentuk cakar yang berfungsi untuk menangkap mangsa(celicera) dan cakar berbentuk penjepit (Pedipalpus).

• Bersifat vivipar dan merupakan binatang karnifora.

• Mempunyai 4 pasang kaki tanpa antenaterletak pada cepalotoraks, 2-12 mata oceli.

• Abdomen bersegmen 12, yang 7 segmen disebut mesosoma besar, dan 5 segmen terminal disebut metasoma.

• Pemanjangan pada ujung abdomen berbentuk ekor sebagai alat sengat (Telson) mengandung kelenjar toksin.

• Alat napas berupa 4 pasang paru-paru buku, terletak sebelah ventral segmen III dan XV.

Racun pada Scorpionida

Racun kalajengking termasuk sebagai

neurotoksin (racun saraf). Suatu pengecualian

adalah Hemiscorpius lepturus yang memiliki bisa

sitotoksik (racun sel). Neurotoksin terdiri dari

protein kecil dan juga natrium dan kalium, yang

berguna untuk mengganggu transmisi saraf sang

korban. Kalajengking menggunakan bisanya

untuk membunuh atau melumpuhkan mangsa

mereka agar mudah dimakan.

racun kalajengking lebih berfungsi terhadap

artropoda lainnya dan kebanyakan kalajengking

tidak berbahaya bagi manusia; sengatan

menghasilkan efek lokal (seperti rasa sakit,

pembengkakan). Namun beberapa spesies

kalajengking, terutama dalam keluarga

Kalajengking yang paling banyak menyebabkan

kematian manusia adalah Androctonus australis.

PERTOLONGAN PERTAMA SAAT TERSENGAT :

Cuci daerah yang tersengat dengan alkohol sabun dan air. Terapkan kompres dingin atau es pada daerah sengatan kalajengking kompres selama sepuluh menit dan ulangi jika perlu.

Jika tersengat kalajengking Hitam pada dahan (lengan atau kaki) akan meninggikan tingkat bisa/racun ke tingkat jantung

Araneida

• Tubuh terdiri dari cephalotoraks dan abdomen tidak bersegmen yang dihubungkan bagian sempit yang disebut pedicel.

• Mata sederhana terletak dekat ujung caput,umumnya terdiri atas 8 ocelli.

• Diatas bagian mulut terdapat Celicera (Umbai-umbai berbentuk cakar yang digunakan untuk menangkap mangsa)

• Memiliki pedipalpus berfungsi untuk membantu perkawinan yang terletak di dekat mulut.

• Laba-laba sesungguhnya bernafas dengan paru-paru buku dan juga bernafas dengan trakea.

• Mempunyai 6 pasang spinneret, yang berfungsi memintal benang sutra

• Contoh : Argyope sp

PERTOLONGAN PERTAMA SAAT TERSENGAT :

• Bersihkan terlebih dahulu area gigitan dengan sabun dan air hangat, lakukan dengan perlahan

• Setelah dibersihkan, hindari menyentuh atau menggaruk luka gigitan karena akan menyebabkan iritasi bahkan memperparah kondisi luka.

Acarina

• Kebanyakan bertubuh bula atau oval, pipih, dorsoventral, caput,torax, dan abdomen bersatu, tanpa segmen.

• Dibagi menjadi 2 kelas1. Sengkenit (Caplak)2. Tungau (Mites)

Sengkenit (Caplak)

Ukuran makroskopis, Bentuk tubuh

Bulat/oval, dorsoventral, hipostoma ada,

Gambaran badan caput, torax, dan abdomen

bersatu tanpa segmen, pedipalpi ada, chelicerae

mudah dilihat. Contoh : Rhipicephalus

sanguineus

Tungau (Mites)

1. Famili Sarcoptidae

• Abdomen menjadi satu dengan cepalotoraks

• ukuran sangat kecil (Mikroskopis)

• Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki

• Tidak memiliki mata,,tapi kadang memiliki mata

sederhana

• Hampir semua mites bertelur kecuali: Pyemote

ventricosus yang ovovivipar.

• Mulut mites tidak mempunyai ipotome

• Contoh : Sarcoptes scabei

2.Famili Trombibidae

Bentuk dewasa tungau ini hidup bebas,

sedangkan larvanya yang disebut harvesmites,

red bug atau shiger, bersifat parasitic dan dapat

menjadi vector scrub typhus. Contoh :

Letrotrombidium deliensis, Letrotrombidium

akumushi.

Bahaya Mites

• Gigitan mites dapat menyebabkan dermatitis,

dan bila digaruk dapat menyebabkan infeksi

sekunder

• Tick menghasilkan isotoksin yang dapat

mempengaruhi saraf pusat dan neuromuscular

sehinggga gigitannya dapat menyebabkan

paralise (kelumpuhan)

Myriapoda • Tubuh terdiri atas kepala (cephalo) dan perut

(abdomen) tanpa dada (toraks), dan beruas-ruas, terdiri atas ± 10 hingga 200 segmen.

• Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus). Penambahan jumlah segmen terjadi pada tiap pergantian kulit.

• Eksoskeleton terdiri dari kulit keras dari zat kitin

yang berfungsi melindungi alat-alat dalam,

tempat melekatnya otot dan memberi bentuk

tubuh.

• Kulit kitin yang tipis terletak pada perbatasan

antara dua segmen, yaitu di bawah kulit kitin

yang tebal. Dengan adanya kulit kitin yang tipis

inilah maka hewan ini dapat bergerak leluasa.

Kulit kitin ini mengalami eksdisis

Sistem Organ1. Sistem pencernaan

Saluran pencernaannya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Chilopoda bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen pertama, sedangkan Diplopoda bersifat herbivor, pemakan sampah dan daun-daunan.

2. Sistem respirasiOrgan pernapasan berupa satu pasang

trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap ruasnya.

3. Sistem peredaran darah

Sistem peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ transportasi berupa jantung yang terletak memanjang di bagian punggung tubuh. Pada Chilopoda terdapat sepasang ostium di tiap segmen, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang ostium di tiap segmen. Darah tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin (Hb), melainkan hemosianin yang larut dalam plasma. Dari jantung darah dipompa ke dalam arteri ke tiap segmen, dan kembali ke jantung lewat hemosoel (rongga tubuh yang mengambil bagian dalam peredaran darah).

4. Sistem ekskresiOrgan ekskresi berupa dua pasang

pembuluh Malpighi yang bertugas mengeluarkan cairan yang mengandung unsur Nitrogen (N).

5. Sistem syarafSistem syarafnya disebut syaraf tangga tali

dengan alat penerima rangsang berupa satu pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat peraba.

6. Sistem reproduksi Reproduksi secara seksual, yaitu dengan

pertemuan ovum dan sperma (fertilisasi internal). Myriapoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar.

Myriapoda dibagi menjadi 3 ordo

1. Chilopoda 2. Diplopoda

Chilopoda• Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan

yang beruas-ruas (15 –173 ruas).

• Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya

• Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya.

• Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut.

• Bersifat karnivora

• Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.

• Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.

• Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk.

• Contoh : Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans

Diplopoda

• Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan badan.

• Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped).

• Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.

• Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata tunggal.

• Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk.

• Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.

• Alat respirasi dua buah saluran Malpighi

• Contoh : Julus nomerensis