arsitektur bugis makassar
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
1/62
Arsitektur Bugis Makassar
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
2/62
Pendahuluan
Bangunan tradisional Bugis Makassarmempunyai bentuk dan sistem struktur didasari
budaya dan lingkungan (geografi, geologi, iklim)
dalam waktu yang lama telah membentuk daya
cipta/kreasi suku Bugis Makassar dalammemenuhi kebutuhan akan wadah tempat
tinggalnya.
Bentuk bangunan dan struktur serta lingkungan
perumahan Bugis Makassar dilandasi atas falsafahbudaya dan norma serta teknik yang dibawa
secara turun-temurun.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
3/62
Perkembangan
Pada masa sekarang akibat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang terlihat di
daerah Sulawesi Selatan pada umumnya dan
khususnya Ujung Pandang sebagai Habitatsuku Bugis Makassar sangat kurang didapati
bangunan tradisional Bugis Makassar. Baik
dalam bentuk bangunan maupun penggunaan
struktur dan bahan
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
4/62
Tinjauan Bentuk Bangunan Tradisional
Bugis Makassar
Sebelum agama Islam datang, penduduk
Bugis Makassar menganut kepercayaan yang
menganggap adanya roh-roh yang terdapatpada benda-benda seperti batu-batu besar,
pohon-pohon besar dan puncak-puncak
gunung.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
5/62
Kepercayaan
Cara-cara penyembahan disebut attau
riolong (orang dahulu/agama leluhur). Ada
beberapa dewa yang dipuja dalam
kehidupan masyarakat, seperti dewa Langi(dewa langit), dewa Malino (dewa yang
berdiam di bumi) dan dewa Uwae (dewa
yang tinggal di air). Dewa-dewa ini dikepalai
oleh dewa tertinggi yang disebut DewataSeuwae
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
6/62
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
7/62
1. Dari mitologi
Orang Sulawesi Selatan disebut tentang
penciptaan dunia mengikuti susunan alam
semesta yaitu adanya langit, dunia dan duniadi bawah bumi (Mattulada, 1992 : 2).
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
8/62
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
9/62
2. Bentuk fisik
rumah merupakan cerminan dari tubuhmanusia yang terdiri atas kepala, badan dankaki.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
10/62
3. Kepercayaan
Kepercayaan akan komponen pembentuk
bumi yang terdiri air, tanah, angin dan api atau
disebut sulapa appakang/sulapa eppa yang
dianggap sebagai unsur kejadian manusia. Pengejawantahannya terlihat dari bentuk
denah di mana umumnya dikenal hanya
dengan yang berbentuk segi empat. Bentuk
denah yang demikian itu diartikan sebagaiusaha untuk menyempurnakan diri.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
11/62
Jadi urutan tersebut dapat kita simpulkan bahwa rumah
tradisional adalah pengejawantahan dari
Usaha menyempurnakan diri secara terusmenerus yang dicerminkan melalui denahyang segi empat.
Pemahaman atau pandangan akan adanyakesatuan antara diri dan lingkungan yangdicerminkan dalam bentuk rumah di bagi tigabagian : kepala, badan, dan kaki.
Pencerminan dari adanya tingkatan alam yanglebih luas yang juga terbagi yaitu : alam ataudunia atas, tengah dan bawah
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
12/62
Pola Perkampungan
Kampung kuno orang Bugis Makassarumumnya terdiri dari sejumlah keluarga,
antara 10 sampai 200 rumah yang berderet,
menghadap selatan atau barat.
Pusat dari kampung lama merupakan suatu
tempat keramat (possi tama) dengan suatu
pohon beringin yang besar, dan kadang-
kadang dengan satu rumah pemujaan(saukang). Selain tempat keramat, kampung
umumnya memiliki langgar atau masjid.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
13/62
Pola Perkampungan
Pola perkampungan orang Bugis umumnyaadalah mengelompok padat dan menyebarterdapat di dataran rendah, dekat persawahan,pinggir laut, dan danau.
Pola menyebar terdapat di pegunungan atauperkebunan. Letak paling ideal bila dibangundekat dengan anggota keluarga baik keluargasuami atau isteri maupun famili lain. Membangunrumah dekat dengan jalan setapak atau jalan
raya, dekat dengan tempat pekerjaan, dekatsungai atau sumber-sumber air dan pusatpemasaran hasil produksi.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
14/62
Pola Perkampungan
Perkampungan orang Bugis Makassar dibedakanberdasarkan tempat pekerjaan, seperti pallaonruma (kampung petani), pakkaja (kampungnelayan)dan matowa (kepala kampung).
Pada kampung Bugis Makassar juga terdapatpasar kampung, kuburan dan masjid/mushala.
Pandangan kosmologis Bugis Makassarmenganggap dunia ini segi empat dimanakeempat arah mata angin sama kedudukannya.
Sehingga rumah dapat saja menghadap ke salahsatu arah mata angin (boleh menghadap ke timur,barat, selatan atau utara).
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
15/62
Orientasi Bangunan
Arah rumah yang paling baik menghadaptimur ke tempat terbitnya matahari (enre-enreesso) yang disimbolkan sebagai naiknya rejeki(enre-enrekeng dalle/senno-sennoang). Bilatanahnya miring ke utara, rumah harusmenghadap ke timur karena adanya
peraturan adat bahwa air pelimpahan harusmengalir ke kiri. Tanah yang dipilih sebaiknya
rata atau tanah yang tinggi di sebelah baratatau di sebelah selatan.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
16/62
Dalam penentuan lokasi rumah, maka tanah
yang paling baik memenuhi syarat :
Rasa tanah yang paling baik adalah yang agak
kemanis-manisan dan di dalamnya terdapat
sarangani-ani.
Kecocokan tanah dengan pemilik rumah yangdiuji dengan meletakkan sebuah bila (buah
majah) berisi air pada tempat possi bola selama
satu malam. Kalau air dalam bila bertambah
maka pertanda cocok dan baik sebaliknya bilavolume air tetap maka pertanda tidak cocok.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
17/62
Bagian-Bagian Rumah Tradisional Bugis
Makassar
Kepercayaan makro kosmos mempengaruhibentuk rumah tradisional (mikro kosmos) BugisMakassar dalam bentuk rumah panggung yangterdiri atas tiga tingkatan, yaitu :
1) Bagian atas (Bugis = Rakkeang/Makassar =Pammakang)
2) Bagian tengah (Bugis = ale bola/ Makassar =kale balla)
3) Bagian bawah (Bugis = awa sao/Makassar =siring)
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
18/62
1) Bagian atas (Bugis =
Rakkeang/ Makassar = Pammakang)
Bagian rumah paling atas, yang terdiri dari
loteng dan atap rumah, tempat melekat langit
rumah, tempat atap menaungi, tempat
menyimpan benda-benda pusaka/benda yangdianggap keramat, tempat berdandan dan
bersembunyi bagi gadis-gadis menjelang
perkawinan, tempat menyiapkan hidangan-
hidangan apabila ada hajatan dalam keluarga,juga sebagai lumbung.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
19/62
1) Bagian atas (Bugis =
Rakkeang/ Makassar = Pammakang)
Bentuk atap adalah pelana, dimana
bagian depan dan belakang dibuat
susunan atap sebagai penutup yang
disebut timpa laja/timba selaberfungsinya sebagai ventilasi, dan
penerangan. Dari tingkat susunannya,
timpa laja/timba sela dapat diketahuiderajat sosial pemiliknya
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
20/62
Timpa Laja Bugis
Di daerah Bugis, timpa laja 5 susun dipakai
pada rumah raja yang sedang memegang
kekuasaan di daerah itu. Timpa laja 4 susun
hanya boleh dipakai pada rumah raja yangmerangkap panglima perang. Timpa laja 3
susun dipakai oleh raja yang tidak memegang
jabatan lagi. Timpa laja 2 susun dipakai oleh
keturunan raja saja dan timpa laja satu susun(tidak bersusun) untuk rumah rakyat biasa.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
21/62
Timpa Laja Makassar
Di daerah Makassar, rumah jabatan raja
memiliki 5 susuntimba sela. Rumah raja
tidak berkuasa (bekas raja) memakai 4
susun timba sela. Rumah bangsawanpertama (karaeng) memakai 3 susun
timba sela. Rumah bangsawan kedua
(daeng) memakai 2 susun timba sela danrumah rakyat biasa memakai timba sela
tidak bersusun.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
22/62
2) Bagian tengah (Bugis = ale bola/
Makassar = kale balla)
Sebagai tempat tinggal atau tempat
melakukan aktifitas rutin.
Badan rumah yang terdiri dari lantai dan
dinding, terletak antara lantai dan loteng.
Terbagi atas beberapa ruang yang
mempunyai fungsinya sendiri-sendiri
ditutupi oleh dinding yaitu kanan, kiri,muka dan belakang
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
23/62
3) Bagian bawah (Bugis = awa
sao/ Makassar = sir ing)
Dasar rumah atau kolong rumah yang terletakpada bagian bawah antara lantai dengantanah. Kolong rumah digunakan untukmenyimpan alat-alat bercocok tanam,peralatan pertukangan, pertanian danperalatan lainnya, tempat menyimpan hewanpeliharaan, bertukang, tempat pelimpahan airkotor bekas cucian, tempat melangsungkan
kegiatan khusus seperti pertemuan,perkawinan dan lain-lain.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
24/62
3) Bagian bawah (Bugis = awa
sao/ Makassar = siring)
Bagian bawah berupa tiang-tiang (aliri) yangmulanya ditanam di dalam tanah, perkembangansampai sekarang diletakkan di atas batu yangdisebut pallangga balla. Fungsi tiang ialahsebagai dasar melekatnya ramu-ramuan dasardari rumah.
Rumah-rumah tradisional Bugis Makassar untukbangsawan sekurang-kurangnya terdiri dariempat petak dan tiang sekuarang-kurangnya 25
buah tiang yang disebut bola lima-lima, sedanguntuk rakyat biasa sebanyak-banyaknya tigapetak dengan 16 buah tiang disebut bola eppa-eppa.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
25/62
3) Bagian bawah (Bugis = awa
sao/ Makassar = siring)
Ketiga bagian rumah terpusat pada posi bola,tempat pada rumah yang dianggap suci. Ditempat itu didirikan tiang pusat (aliri posi) rumah.Kebahagiaan hanya akan tercapai bila hubunganmakrokosmos dengan mikro kosmos tetap terjalindengan harmonis.
Orang Bugis Makassar juga mengenal sistemtingkatan sosial yang sangat berkait denganarsitektur. Pelapisan sosial tersebut antara lain
adalah anakarung/karaeng (bangsawan), tomaradeka/ana cera (rakyat biasa), danata/tosama (hamba sahaya).
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
26/62
Berdasarkan lapisan sosial penghuninya, berdampak pada pola bentuk
rumah yang disimbolkan berbeda-beda, yaitu :
1)Sao-raja (sallasa), adalah rumah besar yang
didiami keluarga keturunan raja atau kaum
bangsawan (anakarung) tingkat tinggi yang
mempunyai jabatan di pusat pemerintahan.Mempunyai ukuran yang lebih luas dengan
tiang paling banyak 48 buah atau 6 deretan ke
samping dan 8 dereten ke belakang. Ale bola
mempunyai timpa laja/timba sela lima susundan kembarnya mempunyai tiga susun timpa
laja/timba sela.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
27/62
Berdasarkan lapisan sosial penghuninya, berdampak pada pola bentuk
rumah yang disimbolkan berbeda-beda, yaitu :
2) Sao-piti, bentuknya lebih kecil tanpa
sapana, dan memiliki bubungan yang
bersusun dua.
3) Bola/balla, merupakan rumah bagimasyarakat umumnya. Jumlah anak tangga
berkisar 3, 5, 7 dan 9 serta terbuat dari
kayu/bambu yang letaknya tidak langsung
menumpuk pada rumah tetapi pada lego-legoatau searah dengan lebar rumah.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
28/62
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
29/62
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
30/62
Berdasarkan lapisan sosial penghuninya, berdampak pada pola bentuk
rumah yang disimbolkan berbeda-beda, yaitu :
Rumah bangsawan terdiri atas rumah tinggal danlumbung padi (landrangase). Bentuknya lebih kecil
dari saoraja. Terdapat juga bangunan tempat
musyawarah atau upacara yang disebut baruga.
Derajat sosial pemiliknya tampak dari perbedaantinggi lantai baruga, yaitu :
1) Baruga mattamping wali, untuk raja dan
keturunannya dan lantai setinggi kepala.
2) Baruga mattamping sewali, untuk bangsawantinggi dan lantainya setinggi bahu.
3)Baruga mattamping riolo, untuk bangsawan biasa
dan lantainya setinggi lutut.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
31/62
Berdasarkan lapisan sosial penghuninya, berdampak pada pola bentuk
rumah yang disimbolkan berbeda-beda, yaitu :
golonganTo Maradeka bisa membangun
tempat upacara komunal yang bersifat
umum, disebut saropa atau kalampang.
Disinilah dilaksanakan berbagai upacaradesa, adat dan agama yang mencakup
kepentingan seluruh warga desa.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
32/62
Bahan Rumah Tradisional Bugis Makassar
Untuk golongan bangsawan, kayu yang dipakai
yang berkualitas baik, yaitu kayusappu, kayu besi,
kayu ipi, kayu hitam, kayu bayam dan kayu bitti.
Golongan rakyat dipergunakan kayu yangberkualitas sedang namun awet seperti kayu jati.
Golongan hambasahaya, bahannya dari bambu
atau kayu lainnya yang kualitasnya tidak boleh
sama dengan yang digunakan oleh golongan diatasnya.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
33/62
Mitos Material Bangunan
Waktu yang baik untuk menebang kayu atau
bambu untuk peralatan rumah agar tahan
lama harus pada waktu embun yang melekat
pada daun-daunan sudah habis menguap(kering) atau maruttunni namo-namoe.
Yang pertama harus dicari adalah kayu untuk
tiang pusat rumah
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
34/62
Kayu cendana tidak boleh dijadikan tangga karena kayu ini tidak bisa
diinjak dan dianggap sebagai rajanya kayu.
Bahan yang tidak boleh dijadikan bahan, yaitu :
1) Kayu yang pernah terkena halilintar/petir.
2) Kayu yang bergesek ujungnya atau
dahannya ketika masih hidup.
3) Kayu yang ketika tumbang menindismakhluk hidup.
4) Kayu yang pada waktu tumbuh dibelit oleh
tumbuhan lain.
5) Kayu yang dilubang oleh kumbang.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
35/62
Struktur Rumah Tradisional Bugis
Makassar
Berdasarkan atas pandangan masyarakat Bugis
Makassar yang membagi kosmos dalam tiga
tingkatan, sebagai mana aplikasinya dalam
bentuk rumah, dalam struktur pun digolongkan dalam tiga bagian dengan sistem
utama adalah sistem rangka berbentuk rumah
panggung, yaitu :
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
36/62
1) Struktur dan konstruksi bawah rumah
Terdiri dari beberapa konstruksi/ sambungan
kayu dimana tiang adalah konstruksi utama.
Bahan tiang tersebut dari segi kualitas
dibedakan menurut status sosialnya. Adapunbentuk tiang di daerah Makassar yaitu bentuk
bulat untuk rakyat biasa dan bentuk segi
empat untuk bangsawan. Untuk di daerah
Bugis yaitu bentuk bulat untuk bangsawan
dan bentuk segiempat untuk rakyat biasa
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
37/62
1) Struktur dan konstruksi bawah rumah
Ditinjau dari tempatnya dapat dibedakan atas
tiang tengah (aliri tengnga/benteng palalang)
dan tiang pinggir (aliri passeppi/benteng
pakkai). Ditinjau dari fungsinya dibedakan atas tiang
kepala (aliri ulu), tiang hati (aliri ati), tiang
pusat (possi bola) yang berarti bersifat
wanita, tiang kaki (aliri pakka), tiangsanresang addeneng bersifat laki-laki dan
tiang tamping.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
38/62
1) Struktur dan konstruksi bawah rumah
Tahap yang paling penting dalam sistemstruktur bangunan adalah pembuatan tiang(aliri), yaitu tiang yang merupakan dasarberdirinya sebuah rumah. Diantara semua
tiang yang digunakan pada rumah Bugis, adadua buah tiang yang memegang peranan
penting, yaitu aliri posi bola (tiang pusatrumah) dan aliri pakka (tiang tempat
bersandarnya tangga depan) atau biasadisebut sanreseng addengeng.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
39/62
1) Struktur dan konstruksi bawah rumah
Tiang pusat rumah (aliri posi bola) sebagai simbolseorang wanita (ibu rumah tangga) yang harusmenyimpan dan memelihara semua hasil yang diperolehsuaminya dan menjaga keharmonisan hidup keluarga didalam rumah.
Pembuatan tiang dimulai dengan membuat posi bola(tiang pusat rumah).
Bila rumah terdiri dari dua petak maka letak tiang pusatialah pada baris kedua dari depan dan baris kedua darisamping kanan.
Bila tiga petak atau lebih maka letak tiang pusat adalahbaris ketiga dari depan dan baris kedua dari sampingkanan.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
40/62
1) Struktur dan konstruksi bawah rumah
Tiang sandaran tangga (aliri pakka) sebagai simbol laki-laki (kepala rumah tangga) yang memikul tanggungjawab hidup berumah tangga.
Dia harus mencari nafkah untuk keluarga dan semuabahan kebutuhan harus melalui suami. Karena itu dalam
rumah Bugis dilarang menaikkan/memasukkan sesuatuke rumah melalui pintu/tangga belakang atau jendela,tetapi semuanya harus melalui pintu/tangga depan (aliripakka).
Sebuah rumah baru dianggap sempurna bila memiliki
kedua tiang tersebut karena sebagai kehidupan rumahtangga barulah sempurna bila ada jalinan kerjasamayang baik antara suami dan istri.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
41/62
Dalam berdirinya tiang, ditunjang oleh
beberapa konstruksi/sambungan, yaitu :
a) Pattodo (Makassar)/pattolo riawa (Bugis)
b) Pallangga (Makassar)/arateng (Bugis)
c) Pondasi (umpak tiang)
d) Tangga (Bugis = addengeng/Makassar = tuka)
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
42/62
a) Pattodo (Makassar)/pattolo riawa
(Bugis)
Balok-balok panjang yang menghubungkanjajaran tiang bagian bawah, terbuat dari balokpanjang pipih yang panjangnya sama denganlebar rumah. Berfungsi untuk menghubungkanantara tiang satu dengan tiang lainnya denganarah melebar rumah.
Bahannya biasanya dari kayu jati, batangkelapa/lontar, bambu, kayu bitti dan lain-lain.Panjangnya lebih sedikit dari lebar rumah, namunsecar tradisional ukurannya berdasarkan darijumlah lilitan tali pada perut si istri (jumlahlilitannya biasanya 7 lilitan).
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
43/62
b) Pallangga (Makassar)/ arateng (Bugis)
Terbuat dari balok pipih yang panjangnya lebih sedikitdari panjang rumah (induk rumah), berfungsi sebagaipenahan berdirinya tiang-tiang rumah dan sebagai dasartempat meletakkan tunebba/palangga caddi yangmerupakan dasar meletakkan/bertumpunya lantai.
Secara tradisional diukur berdasarkan jumlah lilitan talipada perut si suami (biasanya 11 lilit), maksudnya agarsupaya murah rejeki. Balok yang digunakan dari bahankayu bitti, pohon kelapa/lontar yang umum digunakan.
Pada rumah bangsawan, jumlah pallangga biasanya 5-6 (disesuaikan petak rumah), sedangkan untuk rakyatbiasa jumlahnya 4 batang.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
44/62
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
45/62
c) Pondasi (umpak tiang)
Pada mulanya tiang rumah tradisional BugisMakassar ditanam dalam tanah, namun dalamdalam perkembangan selanjutnya telah berada diatas batu yang berfungsi sebagai pondasi dimanabahannya dari batu alam.
Dalamnya tiang tergantung dari statuspenghuninya. Semakin tinggi kedudukan orangtersebut, semakin dalam tiang itu ditanam.
Cara mengukur tiang untuk kolong rumah secara
tradisional, diukur dari telapak kaki sampai kepaladitambah acungan 1 tangan + 1 kepal tinju(standar dari suami).
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
46/62
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
47/62
d) Tangga (Bugis = addengeng/ Makassar =
tuka) Penghubung dan tangga memberikan perbedaan
umum bentuk rumah tradisional Bugis Makassar.
Menurut tempatnya, dibagi atas tangga depan dantangga belakang. Cara memasangnya langsung
padaale bola (kale balla) dan dipasang pada lego-lego (paladang).
Arahnya ada yang mengarah sesuai dengan arahpanjang rumah (massojo) dan ada yang mengarahsesuai dengan lebar rumah. Jika mengarah padalebar rumah sampai pada tiang ke lima makamenandakan rumah raja, jika sampai pada tiangketiga menandakan rakyat biasa.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
48/62
Menurut bahannya, tangga terbagi atas :
Tangga sapana, tangga dari bambu dengan tigainduk yang biasanya tanpa pegangan
(accakuccureng/cocorang) hanya dapat
digunakan oleh kalangan bangsawan, sedangkan
untuk dua induk untuk rakyat biasa.
Tangga kayu, yaitu tangga saoraja (bangsawan)
dilengkapi dengan pegangan tangga
(accakuccureng/cocorang) dan bola-bola
addengeng serta bentuknya lurus ke pintu(massojo) sedangkan tangga bola (rumah rakyat)
tidak mempunyai pegangan.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
49/62
Menurut jumlah anak tangga
Jumlah anak tangga harus ganjil dimana bilangangenap dipercaya sebagai perangkap orang mati,sehingga anak tangga harus ganjil yaitu3,5,7,9,11,13, 15.
Jumlah anak tangga juga menunjukkan tingkatderajat. Untuk daerah Makassar yaitu 35 buahuntuk rakyat biasa, 79 buah untuk daeng(turunan raja) dan 13-15 buah untuk karaeng.Untuk daerah Bugis berlaku induk tangga SaoRaja tiga buah dan anak tangganya 11-15sedangkan induk tangga bola hanya dua buahdan anak tangganya berjumlah 3-9.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
50/62
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
51/62
Struktur dan konstruksi badan rumaha) Konstruksi lantai (Bugis = dapara/Salima atau Makassar = dasere)
b) Konstruksi balok anak (pallanga/tunebba)
c) Konstruksi dindingd) Konstruksi pintu (Bugis = babang/tange atau Makassar = pekkebbu)
e) Konstruksi jendela (Bugis = tellongeng/Makassar = tontongan)
f) Struktur dan konstruksi bagian atas rumah
1) Balok makelar (soddu/Bugis, suddu/Makassar)
2) Kaki kuda-kuda (pasolla)
3) Balok bubungan (coppo)
4) Balok pengerat (pattolo riase/Bugis, pannodo/Makassar.
5) Balok blender (bare/Bugis, panjakkala/Makassar)
6) Balok skor (padongko keke/Makassar, pattolo/Bugis)
7) Barakapu
8) Rakkeang/Bugis, Pammakang/Makassar (plafon)
9) Konstruksi sambulayang, timpa laja/Bugis, timba sela/Makassar.
10) Listplank (ciring-ciring)
11) Atap
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
52/62
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
53/62
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
54/62
Ornamen/Hiasan
1) Flora
2) Fauna
3) Kaligrafi
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
55/62
Flora
Ragam hias flora bunga parengreng yang artinya
bunga yang menarik, hidupnya menjalar berupa sulur-sulur yang tidak ada putus-putusnya, bentuknyamenjalar kemana-mana tidak ada putusnya. Artinyarezeki yang t idak putus-putusnya sepert i menjalarnyabunga parengreng.
Ragam hias ini biasanya ditempatkan pada papanjendela, induk tangga atau tutup bubungan (anjong)yang merupakan tempat yang mudah dilihat.
Ragam hias flora yang berupa sulur-sulur bunga yangmenjalar biasanya menggunakan teknik pahat tigadimensi yang membentuk lobang terawang. Bentuk
demikian selain makin menampakkan keindahankarena adanya efek pencahayaan yang dibiaskan jugadapat menyalurkan angin dengan baik.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
56/62
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
57/62
Fauna Kepala kerbau ,diperuntukkan bagi tiga orang
raja yaitu Raja Gowa, Raja Bone dan RajaLuwu yang dianggap mempunyai hakmenggunakan ornamen tersebut atau jelasnyadari keturunan yang sama yaituTo Manurung.
Bentuk kepala kerbau ini diartikan sebagaisimbol bumi yang subur melambangkankekayaan dan status sosial, penunjuk jalandan diartikan sebagai tunggangan untukkeperluan tertentu. Ragam hias kerbau padaumumnya ditempatkan di pucuk bubungan(anjong) rumah bangsawan/raja baik bagianmuka maupun belakang.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
58/62
Fauna Ayam jantan (manuk) , melambangkan keberanian
dan kehidupan yang baik, suatu keuletan dankeberanian, ditempatkan di pucuk bubungan rumah(anjong) baik bagian depan maupun belakang denganmaksud agar kehidupan keluarga dalam rumahsenantiasa baik dan tentram. Keberanian diharapkansebagai unsur kehidupan yang diteladani oleh
masyarakat. Naga/ular besar , yang hidup di langit merupakan
pelambang kekuatan yang maha dashyat. Biasanyaditempatkan di puncak bubungan (anjong) atau induktangga. Pola hias rambut yang dikembangkan menjadibentuk naga, dalam hal ini merupakan bagian dari
konsepsi kosmos yang disebut sebagai ular. Ular dapatdiartikan sebagai simbol perempuan yang sifatnyalembut.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
59/62
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
60/62
Kaligrafi
Ragam hias berupa bulan sabit dan tulisan-tulisan indah dari ayat-ayat Al Qur`an yangbiasanya ditempatkan di dinding mesjid,mimbar dan rumah-rumah pribadi.
Ayat-ayat yang dijadikan bahan adalah ayat-ayat yang selalu diingat dan dipedomanidalam kehidupan seperti kalimat sahadat,basmalah, dan sebagainya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengembangkan danmemantapkan ajaran-ajaran Islam dalamkehidupan.
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
61/62
Pelaksanaan Lapangan
Rumah raja (saoraja/salassa) ditentukan olehkeahlian panrita bola,
Rumah rakyat(bola/balla) cukup dikerjakan olehpanre bola (tukang rumah).
Pelaksanaan pembangunan selalu melibatkanseorang dukun adat (sanro bola) yangmenentukan hari baik dan melaksanakanupacara-upacara adat sebelum dan sesudah
mendirikan rumah (makkarawa bola,mappatettang bola, menre bola baru danmeccera bola).
-
8/11/2019 Arsitektur Bugis Makassar
62/62
Sekian