arsitektur-jepang
TRANSCRIPT
11/3/2009
1
1
AR 2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
KULIAH 12
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
ARSITEKTUR JEPANG
2
JEPANG
1. Kebudayaan Jepang
• Pemujaan arwah leluhur: Patrilinial keturunan ayah• Festival: matsuri: menghadap dan mengabdi kepada Dewa• Pandangan hidup:
– Dunia sebagai fenomena absolut
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
– Segala benda memiliki roh dipersonifikasikan– Mencintai alam: ikebana, bonsai, haiku untuk mencari keselarasan
dengan alam– Toleransi sebagai ciri kedewasaan penerimaan pengaruh luar,
selama tidak merusak struktur sosial & hukum tentang hubungan manusia
• Negara = Bangsa– Peperangan hanya antar penguasa; rakyat tidak tersangkut kota
tanpa benteng pelindung.
3
2. Peninggalan Arsitektur Jepang
• Pit Dwelling (Rumah pada galian tanah, + 60 cm), zaman Prasejarah Yõmon
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
4
3. Sejarah Perkembangan Arsitektur Jepang
1. Periode Prasejarah ( … s/d tengah abad ke-6 M)• Yõmon : Pit dwelling• Yayoi : Pit dwelling + Bangunan tropik (s/d abad XIV)• Tumulus : Kuburan bangsawan, model-model rumah, pertumbuhan
Shinto Shrine
2. Periode Asuka Nara (550-794 M)• Pemerintahan koalisi• Tengah abad ke-6: masuk karakter (tulisan) Cina dan Budhisme. (Cina:
abad ke 1 M Korea: abad ke 4 M Jepang: abad ke 6 M)
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
abad ke-1 M Korea: abad ke-4 M Jepang: abad ke-6 M)• Komunikasi dengan Cina: perubahan pada pola-pola kota (Grid-Iron)
3. Periode Heian (794-1185 M)• Pejuang tnah air (warrior) militeristik• Biara di gunung, berkembang• Abad ke-9 M: putus hubungan dengan Cina• Muncul Worship Hall• Muncul arsitektur hunian Shinden Style• Abad ke-8 M: pengaruh arsitektur Budha terhadap kuil Shinto
5
4. Periode Kamakura-Muromachi (1185-1573 M)• Tumbuhnya arsitektur Jepang• Tuntutan kehidupan rumah tangga mulai kompleks
diperlukan banyak ruang dan penyekat/partisi
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
5. Periode Momoyama-Edo (1573-1868 M)• Perkembangan gaya Shoin• Manusia the: Chaseki (ruang upacara teh)• Puncak perkembangan arsitektur hunian• Masuknya agama Kristen & peradaban Barat
6
4. Arsitektur Kuil Budha1. Amida Hall (main hall); rumah bagi Amida (Patung Budha)2. Pagoda (jumlah atap selalu ganjil)3. Rumah Genta (bell house)4. Ruang pemujaan (worship hall)
5. Arsitektur Domestik/RumahMinka & Non-Minka, pembedaan berdasarkan strata sosial masyarakat
feodal Jepang• Minka: (people house, folk house): rumah tinggal rakyat. Lokasi:
– di kota;
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
di kota; – di desa: tanah datar (petani sawah), pegunungan, pantai (nelayan)
11/3/2009
2
7
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
8
• Non-Minka (rumah bangsawan, aristokrat, orang kaya)1 Gaya Shinden (periode Heian)
Minka
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
1. Gaya Shinden (periode Heian)2. Gaya Shoin (periode Moromachi dan Momoyama), merupakan
sumber arsitektur tradisional Jepang3. Senne-ya: rumah samurai (+ petani)
• Perbedaan Minka dan Non-Minka, pada:1. Tampak2. Penampilan luar (kebun), dsb.3. Detail struktural
9
Sanne-Ya (rumah samurai)
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
10
Karakteristik Umum Arsitektur• Penonjolan karakteristik alamiah bahan kayu: serat, warna, tekstur, bentuk
bulat atau persegi• Kesan ringan dan halus• Kesederhanaan, kejelasan, kejujuran; tanpa ornamen logika struktur• Tidak memiliki sifat kemegahan (sense of grandeur) dan rasa berat (feeling
of weight)• Menyatu dengan alam: horisontalisme, garis lurus
Ruang• Tidak dipahami sebagai wujud fisik, tetapi sebagai:
R k k l k i l
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
– Rekayasa kompleksitas pengalaman– Memiliki kualitas “chi” (energi hidup)
• Kebiasaan duduk di lantai langit-langit rendah• Ruang tanpa perabot harus kosong bila tidak dipergunakan• Fleksibilitas ruang dengan memaki:
1. Fusuma (partisi sorong)2. Shoji (pintu sorong)3. Amado (tirai hujan/rain shutters)
• Sistem modular: Tatami1. Kyoma (sistem Kyoto)2. Inakama (sistem provincial)
11
Teknologi• Struktur atap yang cukup besar dan tebal ~ menahan beban salju
dan sebagai insulasi panas/dingin• Perapian dalam rumah (Hibachi) menggunakan batubara
sehingga tidak timbul asap dan tidak memerlukan cerobong asapHibachi
Cahaya matahari
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
• Sun shading: – Permainan transparansi dinding/partisi– Beranda
• Struktur tahan gempa: teknik membangun cepat, tanpa ornamen, organik, “piled up” pagoda, berorientasi lingkungan
12
Pilled-Up Pagoda
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
11/3/2009
3
13
6. Taman Jepang
• Sebagai pengalihan jagad raya (makro kosmos) ke dalam bentuk simbolik jagad kecil (mikro kosmos), yang lahir sebagai:
1. Tanda kerinduan pada alam2. Ukuran kemakmuran3. Tuntutan kebutuhan mental spiritual
• Taman Jepang kuno: Danau + Pulau + Jembatan.Taman semula disebut Shima (pulau)
• Klasifikasi umum:1 Tsuki Yama (taman berbukit) miniatur alam
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
1. Tsuki-Yama (taman berbukit)-miniatur alam2. Hira-Niwa (taman datar)
• 3 gaya penyelesaian:1. Shin (halus)2. Gyo (sedang)3. Sho (kasar)
• Pengembangan bentuk:1. Taman batu kering (Kare-Sansui): pasir, gravel, efek visual2. Taman air3. Taman para pujangga4. Taman the (Chaseki/Chaniwa)
14
Tsuki-Yama
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
15Ornamen taman Jepang:1. Batuan:
• Vertikal: pasif, simbol ketenangan;
• Horisontal: aktif, simbol pengejaran
2. Lentera taman3. Pagoda4. Tempayan5. Pembatas taman6. Gerbang
7. Sumber air8. Jembatan9. Pondok10. Danau11. Air terjun12. Sungai13. Pulau14. Kolam itik15. Saluran16. Tumbuhan
F l f h t J
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
Falsafah taman Jepang:1. Suasana alami2. Integrasi Ruang Dalam – Ruang Luar (borrowing Space/Scenery) –
Shakkei3. Segitiga dasar4. Ungkapan karakter dan nilai simbolik5. Hirarki:
– Tanah/bukit ≈ kaisar– Batuan ≈ pejabat / daimyo– Air ≈ rakyat
• Kaisar harus dilindungi dari rongrongan rakyat bukit/tanah harus dilindungi oleh batu dari erosi air
16
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
17
7. Arsitektur untuk Upacara Teh / Tea House• Upacara teh (chanoyu): “sebagai kecintaan pada
keindahan kehidupan sehari-hari” (pengaruh ajaran Zen)• Di Chaseki (bangunan untuk upacara teh): minum the
dilakukan sambil diskusi tentang karya seni
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
g y• Penyucian diri: dengan mencuci tangan dan mulut• “Humble Entrance”: pintu masuk yang pendek;
menimbulkan rasa rendah hati dan membuang kesombongan
• Ketenangan, kesederhanaan, konsentrasi pikiran
18
Cha-Niwa (tea house)
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
11/3/2009
4
19
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
20
Perbandingan Hubungan Rumah dengan Taman pada Berbagai Bangsa
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
21
Perbandingan Urutan Visual Rumah Barat & Rumah Jepang
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
22
Perkembangan Shrine
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
23
Susunan Dasar Kuil (Shrine)
A) Shyaden: kuil (shrine) utama
B) Kagura Den: bangsal tari
C) Sui Ban Sha: bangsal penyucian diri
D) Massha: kuil (shrine) kecil untuk dewa lain
E) Sha Musho: kantor
AR2131 Arsitektur Nusantara dan Asia
Program Studi Arsitektur - ITB
E) Sha Musho: kantorF) Chonaiko: gudangG) Batu namaH) ToriiI) Perkerasan BatuJ) Lentera BatuK) Koma-Inu: Anjing
SingaL) Tangga BatuM) PlazaN) Hutan