artikel ilmiah pandangan islam tentang wisata kolam renang.docx

12
Artikel Ilmiah PANDANGAN ISLAM TENTANG WISATA KOLAM RENANG Posted by : dery ariswantoSenin, 14 Juli 2014 PANDANGAN ISLAM TENTANG WISATA KOLAM RENANG 15. Dery Ariswanto ______________________________________________________________ ________ Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memberikan manfaat kepada orang Islam agar lebih memperhatikan aspek-aspek syari’at di kolam renang. Karya ilmiah ini disusun menggunakan metode observasi atau pengamatan langsung ke beberapa kolam renang yang dijadikan sebagai sampel. Dari penelitian itu didapatkan bahwa di dalam kolam renang banyak terjadi pelanggaran syari’at. Pelangggaran syari’at itu disebabkan karena pengelola dan pengunjung yang kurang sadar akan penyelewengan itu sendiri. Meskipun saat ini sudah bermunculan kolam renang syari’ah atau kolam renang khusus muslimah tetapi pada kenyataannya di dalamnya masih terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ketidaksesuaian kolam renang dengan syari’at itu menyebabkan terjadinya konflik di lingkungan sekitarnya. Sehingga banyak ulama’ yang mengritik adanya kolam renang akibat pelanggaran- pelanggaran yang terjadi. Perlu adanya regulasi baru mengenai tata kelola kolam renang agar terciptanya kondisi kolam renang yang sesuai dengan syari’at. Kata Kunci: Kolam renang, Islam. ______________________________________________________________ ________ I. Pendahuluan Di era modern seperti ini telah menjamur berbagai macam tempat pemandian umum di berbagai penjuru daerah. Maraknya tempat pemandian umum itu dikarenakan daya tarik yang tinggi dari masyarakat terhadap tempat pemandian umum, sehingga mengakibatkan banyak kalangan yang sadar bahwa bisnis membuka kolam renang itu merupakan bisnis yang sangat menguntungkan.

Upload: dhirochs-aquuariuzgrlis

Post on 11-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Artikel Ilmiah PANDANGAN ISLAM TENTANG WISATA KOLAM RENANGPosted by : dery ariswantoSenin, 14 Juli 2014PANDANGAN ISLAM TENTANG WISATA KOLAM RENANG15. Dery Ariswanto______________________________________________________________________

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk memberikan manfaat kepada orang Islam agar lebih memperhatikan aspek-aspek syariat di kolam renang.Karya ilmiah ini disusun menggunakan metode observasi atau pengamatan langsung ke beberapa kolam renang yang dijadikan sebagai sampel. Dari penelitian itu didapatkan bahwa di dalam kolam renang banyak terjadi pelanggaran syariat. Pelangggaran syariat itu disebabkan karena pengelola dan pengunjung yang kurang sadar akan penyelewengan itu sendiri. Meskipun saat ini sudah bermunculan kolam renang syariah atau kolam renang khusus muslimah tetapi pada kenyataannya di dalamnya masih terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.Ketidaksesuaian kolam renang dengan syariat itu menyebabkan terjadinya konflik di lingkungan sekitarnya. Sehingga banyak ulama yang mengritik adanya kolam renang akibat pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Perlu adanya regulasi baru mengenai tata kelola kolam renang agar terciptanya kondisi kolam renang yang sesuai dengan syariat.Kata Kunci:Kolam renang, Islam.

______________________________________________________________________I.PendahuluanDi era modern seperti ini telah menjamur berbagai macam tempat pemandian umum di berbagai penjuru daerah. Maraknya tempat pemandian umum itu dikarenakan daya tarik yang tinggi dari masyarakat terhadap tempat pemandian umum, sehingga mengakibatkan banyak kalangan yang sadar bahwa bisnis membuka kolam renang itu merupakan bisnis yang sangat menguntungkan. Antusias tinggi dari masyarakat itu dikarenakan olahraga renang merupakan olahraga yang sangat kompleks dan banyak manfaatnya sehingga banyak orang yang menyukai olahraga ini. Disamping itu, kolam renang merupakan tempat yang sangat menarik untuk berlibur.Berkembangnya kolam renang di berbagai daerah mengakibatkan munculnya konflik sosial dalam masyarakat. Konflik itu terjadi karena ketidaksesuaian kolam renang dengan syariat Islam sehingga para ulama banyak yang mengritik adanya kolam renang tersebut. Mereka berkeinginan untuk merubah citra negatif kolam renang dan mengurangi konflik yang ada di lingkungan masyarakat sehingga mereka sering melakukan lobi-lobi dengan pihak pengelola kolam renang untuk menyelesaikan konflik itu.Sering terlepas dari perhatian khalayak ramai, didalam kolam renang terdapat masalah-masalah yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Ketidaksesuaian itu didasarkan pada aspek-aspek keislaman, sehingga di dalam kolam renang dapat diketahui persoalan-persoalan yang bertentangan dengan ajaran-ajaran agama Islam. Islam dengan tegas mewajibkan setiap muslim/ muslimah untuk menutup auratnya dan melarang memerlihatkan auratnya kepada orang lain yang selain mahromnya. Lebih khususlagi, wanita muslimah dilarang menampakkan auratnya kepada wanita lain yang non-muslim.Adapun persoalan-persoalan yang terdapat pada kolam renang diantaranya: (1) Bercampur-baurnya antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom serta dengan non-muslim (2) Pengunjung kolam renang banyak yang menggunakan pakaian yang pendek dan ketat (3) Kurang terjaganya kebersihan air kolam itu sendiri.Dari berbagai persoalan tersebut, maka dapat diambil rumusan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan pada tulisan ini, yaitu: (1) Bagaimanakah hukumnya perempuan muslimah mandi di kolam renang? (2) Bagaimanakah hukumnya mendirikan kolam renang? (3) Bagaimana kondisi kolam renang khusus muslimah pada saat ini? (4) Apa dampak positif dan negatifnya dari pendirian kolam renang?.Dari pemaparan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan penulisan ini yaitu: (1) Dapat mengetahui hukum perempuan muslimah mandi di kolam renang (2) Dapat mengetahui hukumnya mendirikan kolam renang (3) Untuk mengetahui bagaimana kondisi kolam renang khusus muslimah pada saat ini (4) dapat mengetahui apa dampak positif dan negatifnya dari pendirian kolam renang.Secara umum, tujuan dari penulisan ini adalah agar dapat menyadarkan dan mengingatkan kaum muslim/ muslimah untuk lebih memperhatikan aspek-aspek keislaman dimanapun mereka berada, khususnya ketika akan mengunjungi kolam renang. Oleh karena itu, maka perlu adanya kajian yang mendalam mengenai regulasi kolam renang itu sendiri. Maka dari itu, tulisan ini akan mengupas tentang berbagai persoalan tersebut dan dikemas secara ringkas serta dengan pembahasan yang menarik.

II.Pembahasan2.1Pandangan Umum tentang Batasan-batasan Aurat dalam IslamAdapun batasan aurat dalam mazhab Syafii adalah sebagai berikut:a.Aurat wanita merdeka dalam shalat dalam artian wajib ditutupinya adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.b.Aurat wanita merdeka di luar shalat dalam artian haram memandangnya oleh laki-laki ajnabi (bukan mahramnya) adalah seluruh tubuh tanpa kecuali, yaitu termasuk wajah dan telapak tangan.c.Aurat wanita merdeka di luar shalat dalam artian wajib menutupinya sama dengan aurat dalam shalat, yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.d.wajib menutup wajah dan telapak tangan di dalam dan diluar shalat atas wanita apabila diketahuinya ada pandangan laki-laki ajnabi kepadanya.Jumhur ulama mengatakan bahwa aurat wanita dihadapan wanita lain adalah antara pusar dan lutut. Mereka mengiyaskan aurat wanita dihadapan wanita dengan aurat laki-laki di hadapan laki-laki, dan yang mengumpulkan antara keduanya adalah persamaan jenis kelamin.Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa aurat wanita di depan wanita sama dengan auratnya di depan mahram yaitu semua badannya kecuali tempat perhiasan yang nampak seperti kepala, telinga, leher, dada bagian atas, pergelangan tangan, pergelangan kaki. Mereka berdalil dengan firman AllahSwt.: [/31Yang artinya: Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam (Qs. An-Nuur: 31).Meskipun jumhur ulama berpendapat bahwa aurat wanita di hadapan wanita adalah antara pusar dan lutut, bukan berarti bahwasanya seorang wanita muslimah hanya menutup antara pusar sampai kedua lutut ketika dihadapan wanita lain, tapi hendaknya seorang muslimah tetap menjaga rasa malu dan kehormatannya dengan berpakaian di hadapan wanita lain seperti ketika dia berada diantara mahramnya.Aurat wanita di hadapan wanita seperti aurat laki-laki di hadapan laki-laki yaitu antara pusar dan lutut, akan tetapi ini bukan berarti bahwa wanita memakai pakaian pendek yang tidak menutup kecuali apa yang ada diantara pusar dan lutut, karena ucapan seperti ini tidak pernah dikatakan oleh para ahli ilmu, akan tetapi maknanya adalah bahwasanya seorang wanita apabila mengenakan pakaian yang luas, tebal, panjang kemudian apabila nampak sebagian kakinya atau lehernya atau yang lainnya, di depan wanita lain maka ini tidak berdosa.

2.2Gambaran Umum tentang Kondisi Kolam RenangDewasa ini telah berkembang berbagai macam tempat pemandian umum diberbagai penjurudaerah. Maraknya tempat pemandian umum itu dikarenakan daya tarik yang tinggi dari masyarakat terhadap tempat pemandian umum, sehingga mengakibatkan banyak kalangan yang sadar bahwa bisnis membuka kolam renang itu merupakan bisnis yang sangat menguntungkan. Antusiasyangtinggi dari masyarakat itu dikarenakan olahraga renang merupakan olahraga yang sangat kompleks dan banyak manfaatnya sehingga banyak orang yang menyukai olahraga ini. Disamping itu, kolam renang merupakan tempat yang sangat menarik untuk berlibur.Banyak berdirinya kolam renang di berbagai daerah mengakibatkan munculnya konflik sosial dalam masyarakat. Konflik itu terjadi karena ketidaksesuaian kolam renang dengan syariat Islam sehingga paraulama banyak yang mengritik adanya kolam renang tersebut. Mereka berkeinginan untuk merubah citra negatif kolam renang dan mengurangi konflik yang ada dilingkunganmasyarakat sehingga mereka sering melakukan lobi-lobi dengan pihak pengelola kolam renang untuk menyelesaikan konflik itu.Sering terlepas dari perhatian khalayak ramai, didalam kolam renang terdapat masalah-masalah yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Ketidaksesuaian itu didasarkan pada aspek-aspek keislaman sehingga didalam kolam renang dapat diketahui persoalan-persoalan yang bertentangan dengan ajaran-ajaran agama Islam. Islam dengan tegas mewajibkan setiap muslim/ muslimah untuk menutup auratnya dan melarang memerlihatkan auratnya kepada orang lain yang selain mahromnya. Lebih khusus, wanita muslimah dilarang menampakkan auratnya kepada wanita lain yang non-muslim.Adapun persoalan-persoalan yang terdapat pada kolam renang diantaranya adalah: Bercampur-baurnya antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom serta dengan non-muslim, pengunjung kolam renang banyak memakai pakaian yang pendek dan ketat, dan kurang terjaganya kebersihan air kolam itu sendiri.

2.3Kondisi Kolam Renang Khusus MuslimahSekarang sudah marak berdiri kolam renang khusus muslimah di berbagai daerah. Berdirinya kolam renang khusus muslimah itu untuk menjawab citra negatif kolam renang biasa. Dari citra negatif kolam renang biasa itu mengakibatkan timbul upaya untuk mendirikan kolam renang yang sesuai dengan syariat Islam yaitu dengan mendirikan kolam renang khusus muslimah.Pada awalnya, adanya kolam renang khusus muslimah menjadikan pilihan yang sangat tepat bagi wanita Islam. Wanita muslimah pasti banyak yang beralih dari kolam renang biasa yang bercampurbaur dengan laki-laki kemudian berganti ke kolam renang khusus muslimah. Akan tetapi, dengan berjalannya waktu ternyata kolam renang khusus muslimah itu hanya meninggalkan namanya saja. Hal itu dikarenakan walupun namanya kolam renang muslimah, tetapi didalamnya masih terdapat lawan jenis, yaitu para petugas yang menggunakan jasa laki-laki.Pada asalnya boleh bagi seorang muslimah berenang di kolam renang khusus muslimah selama tetap menjaga batasan-batasan syariat, misalnya seluruh wanita muslimah yang berenang di kolam renang tersebut menutup aurat mereka supaya pandangan tidak terjatuh pada sesuatu yang diharamkan.Dalam kitab Fathul Bari karangan Ibnu Hajar Asqalany menjelaskan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: Yang artinya: Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki, dan janganlah seorang wanita melihat aurat wanita lain. (HR. Muslim, dari Abu Said Al-Khudry radhiallahu anhu)Beliau juga bersabda: Yang artinya: Jagalah auratmu kecuali dari istrimu atau budakmu. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzy, Ibnu Majah, dari Muawiyah bin Haidah radhiyallahu anhu, dan dihasankan Syaikh Al-Albany)Hadist ini menunjukkan dilarangnya melihat aurat orang lain selain yang disebutkan di atas, yaitu laki-laki melihat aurat laki-laki, dan wanita melihat aurat wanita.Berkata Syeikh Abdul Muhsin Al-Abbaad hafidzahullah: Yang artinya: Tidak mengapa para wanita berenang bersama wanita-wanita lain selama mereka dalam keadaan tertutup dengan pakaian mereka.(Syarh Sunan Abu Dawud)Selain itu kolam renang tersebut harus aman dari pandangan laki-laki, kamera, dan yang serupa dengan itu, apabila dikhawatirkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang banyak terjadi di zaman sekarang, maka tentunya menghindari kerusakan lebih didahulukan daripada mendatangkan mashlahat/ kebaikan (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah,1926:343).Meski diperbolehkan dengan syarat-syarat di atas, tentunya tidak diragukan lagi bahwa, tetap tinggalnya seorang wanita muslimah di rumah tentu lebih baik dan lebih aman baginya, dan sering keluarnya seorang wanita ke tempat-tempat seperti itu tentunya hal yang tidak baik dan akan membawa fitnah. AllahSwt.berfirman:[ [/33Dan tetaplah kalian berada di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias seperti berhiasnya orang-orang jahiliyyah dahulu. (Qs. Al-Ahzab: 33)Pada hakikatnya keluarnya seorang wanita dari apa yang sudah digariskan bagi mereka di dalam agama akan menyebabkan kerusakan bagi dirinya dan orang lain. Seorang wanita apabila dia belajar berenang di rumahnya maka tidak ada yang melarangnya, namun apabila dia keluar rumah ke tempat-tempat latihan berenang dengan sifat di atas dan dengan pakaian yang tidak menutup auratnya, maka yang demikian itu menyelisihi syariat. Kewajiban para wali adalah bertaqwa kepada Allah Swt. di dalam urusan anak-anak wanita mereka, dan menjaga amanat tersebut, sesungguhnya Allah Swt. yang akan menanyai mereka kelak (Majallah Al-Buhuuts Al-Islaamiyyah, 1968:54).

2.4Pandangan Islam tentang Wanita Muslimah yang Mandi di Kolam RenangDitinjau dari pandangan syari, sebagian para ulama melarangwanita memasuki pemandian umum jika di dalamnya terdapat ikhtilath (bercampur baur) dengan lawan jenis, begitu juga memasuki kamar mandi umum walaupun sendirian. Karena meski sendirian, kamar mandi tersebut juga dipakai oleh laki-laki, maka hukumnya tidak boleh kecuali ketika darurat. Seperti haid, nifas, janabat, sakit, atau mandi yang tidak mungkin mereka kerjakan di rumahnya karena ditakutkan akan bertambah sakitnya atau akan ada madharat-madharat yang lain.Maka dari itu, diperbolehkan wanita mandi di kolam renang dengan catatan bahwa didalam kolam renang jangan sampai ada yang melanggar syariat.Sedangkan sebagian lain dari para ulama menolak dengan keras adanyakolam renangditempat kaum muslimin. Penolakan itu dikarenakankolam renang yang seperti itudapat menyingkap aurat wanita sesama wanita walaupun ia memakai pakaian yang syari sekalipun.Adapun memasuki pemandian umum khusus wanita, hukumnya bisa diperbolehkan jika tidak ada illah (sebab) yang menjadikan penghalang. Yaitu ketidakamanan tempat sehingga menyingkap aurat dan menimbulkan madhorot-madhorot lain. Jika illah tersebut tidak ada, maka hukum memasukinya menjadi dibolehkan.Meski demikian, sebagai bentuk kehati-hatian dan menjaga iffah seorang muslimah lebih baik menghindari tempat pemandian umum, sebab sebaik-baik wanita adalah yang menjaga kehormatannya dihadapan laki-laki dan wanita asing.Berenang merupakan perkara yang mubah dan tidak wajib. Karena sebagaimana yang diketahui, banyak manfaat yang dapat diambil dari olahraga tersebut. Namun kolam renang termasuk ke dalam pemandian umum yang terlarang bagi para wanita untuk memasukinya. Sebagaimana Rasulullahsawbersabda:Tidak ada seorang wanita pun yang melepas bajunya bukan di rumahnya sendiri kecuali dia telah membuka aib antara dirinya dengan AllahSwt.Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, pada asalnya hukum haditsmemasuki pemandian umumitutidak diperbolehkan karena beberapa sebab,sepertitempatnya yangtidak aman, aurat dapat terlihat oleh orang lain, menimbulkan bahaya-bahaya yang lain, dan menimbulkan fitnah. Namun jika di kolam renangitutidakterdapatpenghalang-penghalangyang menyebabkan adanya ketidaksesuaian dengan ajaran Islam, makahal itudiperbolehkan seorang wanita berenang di dalamnya.Tetapi banyak wanita pada zaman sekarang ini yang pergi ke tempat-tempat pemandian umum, khususnya kolam renang. Para pengelola tempat pemandian itu tidak memelihara kehormatan kaum wanita dan bahkan tidak menjaga aurat mereka. Lebih dari itu, kebanyakan dari penyelenggara ini adalah orang-orang pengabdi hawa nafsu dan memiliki tujuan-tujuan keji.Ketika mandi atau singgah di tempat-tempat seperti itu, seorang muslimah akan saling melihat aurat mereka satu dengan yang lainnya dan auratnya akan terlihat oleh wanita non-muslim jika di dalam kolam renang itu terdapat wanita yang non-muslim, bahkan tidak jarang banyak laki-laki khususnya penyelenggara tempat-tempat itu yang melihat aurat para wanita yang ada di sana.Oleh karena itu, wanita muslimah dilarang mengunjungi atau mandi di kolam renang yang tidak memperhatikan aspek-aspek keislaman. Aspek yang mendasar sehingga diperbolehkannya seorang wanita muslimah mandi di kolam renang adalah didalam kolam renang itu seluruhnya harus wanita, baik itu pengunjung ataupun karyawannya dan memakai pakaian yang longgar dan tidak ketat.

2.5Pandangan Islam tentang Mendirikan Kolam RenangPadadasarnya, Islam memperbolehkan seseorang mendirikan berbagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya. Dengan catatan bahwa usaha yang mereka lakukan itu tidak melanggar apa yang sudah menjadi ketentuan hukum Islam. Oleh karena itu, usaha mendirikan kolam renang hukum asalnya yaitu boleh, tetapi masih harus memerhatikan aspek-aspek keislaman,seperti mengkhususkan kolam renang itu untuk wanita atau laki-laki, menganjurkan pengunjung untuk memakai pakaian yang tidak ketat dan pendek, jangan sampai ada pengunjung ataupun karyawan yang membuka auratnya,danlebih memerhatikan kebersihan air kolam dan memperbaiki sistem keamanan pengunjung. Pada intinya, pihak pengelola kolam renang harus melakukan regulasi baru mengenai sistem didalamnya dan menjaga agar tidak terjadi persoalan-persoalan yang tidak sesuai dengan syariat Islam di kolam renang.Jika seseorang ingin mendirikan kolam renang, maka mereka perlu memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjaga agar kolam renang itu sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Adapun syarat-syaratnyaadalah sebagai berikut:a.Tidak ikhtilat (campurbaur) dengan laki-lakib.Hendaknya tempat tersebut tersebut tertutup di setiap sisinya, yang tidak mungkin orang asing melakukan tindak kejahatanc.Hendaknya tempat tersebut aman, terlebih aman dari jangkauan laki-lakid.Hendaknya tempat tersebut terdapat penghalang untuk menutupi auratnyae.Hendaknya tempat tersebut dilindungi oleh kaum muslimin yang terpercayaf.Hendaknya tempat tersebut terhindar dari perkara-perkara haram, seperti khamr, lesbi, homo, gambar-gambar porno, sihir, dll,.

2.6Dampak yang Ditimbulkan dari Adanya Kolam Kenang.Dengan maraknya kolam renang, tentunya terdapat manfaat dan kekurangannya sehinggga pengunjung dapat mengetahui yang lebih besar antara dampak negatif atau positif yang ditimbulkan. Hal itu akan memberikan pengaruh bagi calon pengunjung ketika akan mendatangi kolam renang.2.6.1Dampak PositifAdapun dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya kolam renang adalah sebagai berikut:a)Menjadikan tempat libuaran yang sangat menarik untuk melepassejenak penat dan masalah-masalah yang ada;b)Menyehatkan badan dengan menggerakkan seluruh tubuh ketika pengunjung berenang di kolam renang;c)Dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi siswa-siswi yang mempelajari tentang olahraga renang;d)Dapat melahirkan atlit-atlit renang dari non-klub.

2.6.2Dampak NegatifAdapun dampak negatif dari maraknya kolam renang adalah sebagai berikut:a)menimbulkan berbagai kecaman dari para ulama islam karena kolam renang yang ada itu banyak yang melanggar syariat islam;b)akan menimbulkan fitnah,pelecehan seksual, pemerkosaan, dan sebagainya;c)aurat dapat terlihat oleh yang bukan mahram;d)akan menimbulkan kejahatan dari orang yang tidak bertanggung jawab.

III.PenutupSebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, pada asalnya hukum mandi di kolam renang tidak diperbolehkan karena beberapa sebab, diantaranya karena tempat tidak aman, aurat dapat terlihat oleh orang lain, menimbulkan bahaya-bahaya yang lain, dan menimbulkan fitnah. Namun jika di kolam renang tersebut tidak ada penghalang-penghalang yang disebutkan, maka diperbolehkan seorang wanita berenang atau mandi di dalamnya.Wanita muslimah dilarang mengunjungi atau mandi di kolam renang yang tidak memperhatikan aspek-aspek keislaman.Aspek yang mendasar sehingga diperbolehkannya seorang wanita muslimah mandi di kolam renang adalah didalam kolam renang itu seluruhnya harus wanita, baik itu pengunjung ataupun karyawannya dan memakai pakaian yang longgar dan tidak ketat.Berdasarkan pemaparan sebelumnya maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:a.kaum muslim harus menutup auratnya ketika mandi di tempat umum;b.wanita muslimah wajib menutup auratnya ketika mandi di tempat mandi yang dikhaskan untuk wanita;c.melihat suasana tempat mandi umum itu, wanita hendaklah menghindari kolam renang yang di dalamnya tidaksesuai dengan syariat islam, hal itu bertujuan untuk menjaga kesucian iman dan pandangan;d.wanita hendaklah memelihara sungguh-sungguh sifat malu dan mesti sentiasa berhati-hati di dalam setiap perbuatan, khususnya yang melibatkan aurat mereka, contohnya ketika menukar pakaian.

Daftar PustakaAl-Asqalani. Ibnu Hajar. 1996.Fathu al-Baari bi Syarhi Shahih al-Bukhari, Bairut: Dar al-Fikr.Rahmah, Annisa. 2013. Hukum Wanita Memasuki Pemandian Umum, (Online), (http://ghaza-author.blogspot.com/2013/04/hukum-wanita-memasuki-pemandian-umum.html, diakses 7 Juni 2014).Saif, Muhammad. 2012. Aurat Wanita Merdeka Menurut Madzhab Syafii, (Online), (http://www.saif1924.wordpress.com/2012/11/03/batasan-aurat-wanita-menurut-madzhab-syafii/, diakses 7 Juni 2014)