artikel larvasida tembelekan

12
UJI LARVASIDA EKSTRAK ETANOL BUNGA TEMBELEKAN (Lantana camara Linn.) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti L. INSTAR III Nuriah 1 , Tjut Mariam Zanaria 2 , Yusni 3 1 )Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, 2 )Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, 3 )Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala ABSTRAK Aedes aegypti L. merupakan vektor penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), demam dengue dan chikungunya. Berbagai upaya pemberantasan telah dilakukan yaitu dengan pengendalian vektor baik secara kimia maupun hayati, salah satu caranya dengan memanfaatkan tumbuhan Lantana camara Linn sebagai biolarvasida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol bunga Lantana camara Linn terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti L. instar III. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorium dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari ekstrak etanol bunga Lantana camara Linn konsentrasi 250 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, 1750 ppm, kontrol positif (abate) dan kontrol negatif (aquades). Sampel pada penelitian ini berjumlah 280 ekor larva Aedes aegypti L. Instar III yang masing-masing perlakuan berisi 10 ekor larva. Data dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan analisis probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol bunga Lantana camara Linn dapat menyebabkan kematian larva nyamuk Aedes aegypti L. dengan p-value < 0,05 (p=0,000). Hasil analisa probit menunjukkan nilai LC 50 dari ekstrak etanol bunga Lantana camara Linn adalah sebesar 813,896 ppm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol bunga Lantana camara Linn berpengaruh terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti L. Kata kunci: Aedes aegypti L., Lantana camara Linn., Larvasida

Upload: uzmil-arifa

Post on 29-Dec-2015

176 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tembelekan sebagai larvasida

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel larvasida tembelekan

UJI LARVASIDA EKSTRAK ETANOL BUNGA TEMBELEKAN

(Lantana camara Linn.) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti L.

INSTAR III

Nuriah1, Tjut Mariam Zanaria

2, Yusni

3

1)Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala,

2)Bagian Parasitologi Fakultas

Kedokteran Universitas Syiah Kuala, 3)Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas

Syiah Kuala

ABSTRAK

Aedes aegypti L. merupakan vektor penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD),

demam dengue dan chikungunya. Berbagai upaya pemberantasan telah dilakukan yaitu

dengan pengendalian vektor baik secara kimia maupun hayati, salah satu caranya dengan

memanfaatkan tumbuhan Lantana camara Linn sebagai biolarvasida. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol bunga Lantana camara Linn terhadap kematian

larva nyamuk Aedes aegypti L. instar III. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

laboratorium dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari ekstrak etanol bunga

Lantana camara Linn konsentrasi 250 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, 1750 ppm,

kontrol positif (abate) dan kontrol negatif (aquades). Sampel pada penelitian ini berjumlah

280 ekor larva Aedes aegypti L. Instar III yang masing-masing perlakuan berisi 10 ekor larva.

Data dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA)

dan analisis probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol bunga

Lantana camara Linn dapat menyebabkan kematian larva nyamuk Aedes aegypti L. dengan

p-value < 0,05 (p=0,000). Hasil analisa probit menunjukkan nilai LC50 dari ekstrak etanol

bunga Lantana camara Linn adalah sebesar 813,896 ppm. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah ekstrak etanol bunga Lantana camara Linn berpengaruh terhadap kematian larva

nyamuk Aedes aegypti L.

Kata kunci: Aedes aegypti L., Lantana camara Linn., Larvasida

Page 2: Artikel larvasida tembelekan

ABSTRACT

Aedes aegypti L. is vector of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), dengue fever and

chikungunya. Various efforts have been made to eradicate the vector either by chemical or

biological. One of them is utilize Lantana camara Linn. plant as biolarvasida. The aim of this

study is to determine the effect of ethanol extract Lantana camara Linn. flower against on the

instar III of Aedes aegypti L. mosquito larvae mortality. This research was a laboratory

experiment with 7 treatments and 4 replications. The treatment consists of the ethanol extract

of Lantana camara Linn flowers concentration 250 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm,

1750 ppm, positive control (abatte) and a negative control (aquades). The sample which use

in this study were 280 Instar III larvae of Aedes aegypti L. that each treatment contained 10

larvae. The result of this research was analyzed by using Analysis of Variance (ANOVA) and

probit analysis. The results showed that the ethanol extract of Lantana camara Linn. flower

can cause the death of mosquito larvae of Aedes aegypti L. with p-value <0,05 (p=0,000).

The results of probit analysis showed LC50 values of ethanol extract of Lantana camara Linn.

flower was 813.896 ppm. The conclusion of this study is the ethanol extract of Lantana

camara Linn. flower can affect the death larvae mosquito of Aedes aegypti L.

Keywords : Aedes aegypti L., Lantana camara Linn., Larvacidal

Page 3: Artikel larvasida tembelekan

PENDAHULUAN

Larvasida sintetik seperti abate

telah digunakan lebih dari 50 tahun

untuk mengontrol nyamuk, namun

penggunaan larvasida sintetik

memiliki efek samping terhadap

lingkungan (Rani and

Rajasekharreddy, 2009). Sutthanont

et al. (2009) berpendapat bahwa

perlu suatu upaya alternatif untuk

menghindari efek buruk dari

larvasida sintetik, salah satunya

dengan cara penggunaan bahan alami

yang bersumber dari tumbuhan. Hal

ini dikarenakan bahan alami dari

tumbuhan relatif lebih aman karena

mudah terurai (biodegradable) di

alam sehingga tidak mencemari

lingkungan. Penelitian terhadap

tanaman-tanaman yang memiliki

efek insektisida telah banyak

dilakukan, salah satunya pada

tumbuhan tembelekan (Lantana

camara L.).

Penelitian Kumar and

Maneemegalai di India tahun 2008

menggunakan daun dan bunga

tumbuhan tembelekan didapatkan

bahwa kedua bagian tumbuhan

tembelekan tersebut efektif

membunuh larva nyamuk Aedes

aegypti L. Daun tembelekan

mengandung senyawa kimia berupa

flavonoid, kardiak glikosid dan

saponin sedangkan bunga

tembelekan mengandung saponin,

triterpenoid dan kardiak glikosid.

Senyawa-senyawa tersebut diduga

bersifat sebagai larvasida (Kumar

and Maneemegalai, 2008). Selain itu

daun tembelekan juga mengandung

minyak atsiri yang berfungsi sebagai

repellent terhadap nyamuk

Anopheles, Culex dan Aedes aegypti

L. (Dua et al., 2010).

Aedes aegypti L. adalah vektor

dari demam dengue, demam

berdarah dan chikungunya (Soedarto,

2008). Demam Berdarah Dengue

(DBD) merupakan penyakit yang

mewabah di daerah tropis dan

subtropis. Virus dengue dilaporkan

menginfeksi lebih dari seratus juta

orang setiap tahun, di lebih dari 110

negara di daerah tropis (Mohan and

Ramaswamy, 2007). Indonesia

merupakan daerah endemis DBD

(Suhendro et al., 2009). DBD di

Indonesia pertama kali dilaporkan di

Surabaya tahun 1968 dan virusnya

baru bisa diidentifikasi tahun 1972.

Sejak saat itu jumlah kasus DBD

cenderung meningkat dan

penyebarannya semakin luas di

Indonesia (Lestari, 2007). Pada tahun

2010 angka kematian menurun dari

41,3% (1968) menjadi 0,87 %, tetapi

angka kesakitan belum dapat

diturunkan. Tercatat 24.362 kasus

dengan 196 kematian di Indonesia

dan Provinsi Aceh sampai bulan

Agustus tahun 2011 yang merupakan

daerah urutan ketiga tertinggi angka

kesakitan demam berdarah di

Indonesia (Kementerian Kesehatan

RI, 2011).

Angka kesakitan yang masih

tinggi kemungkinan dipengaruhi oleh

belum ditemukan vaksin untuk virus

dengue sampai saat ini, sehingga

pengendalian demam berdarah masih

ditujukan pada pemutusan rantai

penularan dengan cara pengendalian

vektor (Sukowati, 2010). Cara yang

efektif dalam pengendalian vektor

adalah memutus siklus kehidupan

nyamuk Aedes aegypti L. Salah satu

upaya pengendalian vektor adalah

dengan pengendalian kimiawi

(WHO, 2005). Hal ini juga belum

efisien untuk mengendalikan

kejadian demam berdarah karena

memiliki efek buruk terhadap

lingkungan. Hal tersebut di atas yang

menjadi dasar peneliti untuk mencari

Page 4: Artikel larvasida tembelekan

cara alternatif dengan menggunakan

larvasida yang berasal dari

tumbuhan.

Penelitian di Indonesia

menggunakan daun tumbuhan

tembelekan sudah dilakukan oleh

Wardani et al. (2010) dan Lukitasari

(2007) yang melaporkan bahwa daun

tumbuhan tembelekan mempunyai

sifat sebagai larvasida terhadap larva

Aedes aegypti L. Sampai saat ini

penelitian di Indonesia yang

menggunakan bunga tembelekan

belum pernah dilakukan. Selain itu,

karena ada kemungkinan kandungan

zat kimia yang dimiliki tumbuhan

dipengaruh oleh unsur hara pada

jenis tanah tempat tumbuhan tersebut

tumbuh, maka penulis tertarik

melakukan penelitian efek larvasida

bunga tembelekan (Lantana camara

L.) yang terdapat di Aceh terhadap

larva nyamuk Aedes aegypti L.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah metode eksperimen

laboratorium. Rancangan yang

digunakan terdiri dari 7 kelompok

perlakuan, 5 kelompok konsentrasi

ekstrak etanol bunga Tembelekan

dan 2 kelompok kontrol. Jumlah

pengulangan yang dilakukan

sebanyak empat kali berdasarkan

persamaan dalam penentuan jumlah

pengulangan yang dikutip dari

Hanafiah (2010).

Tempat dan Waktu Penelitian

Proses ekstraksi dan uji

fitokimia penelitian ini dilakukan di

Laboratorium Kimia Hayati Jurusan

Kimia Fakultas MIPA Universitas

Syiah Kuala, untuk identifikasi

sampel dilakukan di Laboratorium

Biologi (Herbarium) Fakultas MIPA

Universitas Syiah Kuala, pemilihan

larva Aedes aegypti L. dan uji hayati

dilakukan di Laboratorium

Parasitologi Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh mulai Mei 2012 hingga

Maret 2013.

Subyek Penelitian

Sampel dalam penelitian ini

adalah sejumlah larva nyamuk Aedes

aegypti L. Instar III yang didapat dari

akultas kedokteran hewan unsyiah.

Larva yang digunakan dibagi dalam

7 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 10 larva Aedes

aegypti L. instar III

Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan

pada penelitian ini adalah rotary

evaporator dan test plate, kertas

saring, timbangan analitik, gelas

plastik, spatula, pipet tetes, ovitrap,

wadah pemeliharaan larva, nampan

plastik, kandang pemeliharaan

nyamuk dan stopwatch.

Bahan yang digunakan adalah

bunga tembelekan (Lantana camara

L.) segar berwarna jingga yang sudah

mekar dengan mahkota bunga

berbentuk terompet, larva nyamuk

Aedes aegypti L., etanol 96%,

aquades, Carboxymethyl cellulose

(CMC), abate, pellet ikan, larutan

gula, vitamin B, pereaksi uji

fitokimia (reagen Meyer,

Dragendorf, Wagner, Liberman

Burchard), amoniak, kloroform,

metanol, dietil eter, N-heksana, asam

sulfat, etanol 80%, HCl 0,5 M,

serbuk Magnesium dan FeCl3.

Proses ekstraksi

Bunga tembelekan diperoleh

dari Kecamatan Peukan Bada, Banda

Aceh. Bunga yang telah diambil

kemudian dikeringkan selama 5 hari

Page 5: Artikel larvasida tembelekan

pada suhu kamar, kemudian

dihaluskan dan diperoleh dalam

bentuk serbuk. Serbuk bunga

tembelekan dimaserasi dengan

pelarut etanol 96% dengan maserasi

bertingkat selama 48 jam tiap satu

kali maserasi. Selanjutnya disaring

dengan menggunakan kertas saring.

Filtrat bunga tembelekan hasil dari

penyaringan tadi selanjutnya

dipekatkan / dikeringkan dengan

menggunakan vacum rotary

evaporator dengan suhu 40 ⁰C untuk

menghasilkan ekstrak etanol bunga

tembelekan.

Larva nyamuk Aedes aegypti L.

Larva nyamuk Aedes aegypti

L. instrar III didapatkan dari koleksi

Laboratorium Parasitologi Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas

Syiah Kuala Banda Aceh.

Uji aktivitas larvasida

Uji larvasida ini terdiri dari 3

perlakuan, yaitu berbagai konsentrasi

ekstrak, 1 kontrol positif dan 1

kontrol negatif, masing-masing

dengan 4 kali pengulangan.

Konsentrasi larutan ekstrak bunga

tembelekan yang digunakan adalah

250 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500

ppm dan 1750 ppm. Sebanyak 10

ekor larva nyamuk Aedes aegypti L.

instar III dimasukkan ke dalam

masing-masing wadah yang berisi

100 ml larutan uji (Lampiran 4).

Kemudian diamati jumlah larva yang

mati setelah 2, 4, 6, 12 dan 24 jam

larva dimasukkan kedalam wadah uji

Analisis Data

Data hasil penelitian dilakukan

uji normalitas dan homogenitas, bila

data berdistribusi normal dan

homogen maka data diolah dengan

Analisis of Variance (Anova) untuk

mengetahui pengaruh ekstrak etanol

bunga tembelekan (Lantana camara

L.) terhadap kematian larva nyamuk

Aedes aegypti L. instar III, namun

bila data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka dipilih uji

alternatifnya yaitu uji Kruskal-

Wallis. Selanjutnya dilakukan uji

Probit untuk mengetahui konsentrasi

efektif (LC50).

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 Hasil uji fitokimia bunga tembelekan (Lantana camara L.)

Uji fitokimia Sampel segar Sampel ekstrak etanol

Alkaloid ̶ ̶

Flavonoid + +

Terpenoid ̶ ̶

Steroid + +

Saponin ̶ ̶

Tanin + +

Berdasarkan hasil uji fitokimia, ekstrak etanol bunga tembelekan

mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, steroid dan tanin.

Hasil penelitian uji aktivitas larvasida ektrak Etanol bunga tembelekan dapat

dilihat pada tabel-tabel berikut:

Page 6: Artikel larvasida tembelekan

Tabel 2 Kematian larva nyamuk Aedes aegypti L. setelah paparan ekstrak etanol

bunga tembelekan dengan berbagai konsentrasi selama 2 jam

Ulangan

Rata-rata dan standar deviasi (SD) kematian larva tiap konsentrasi (ppm)

pada paparan 2 jam

Kontrol

(+) Kontrol (-) 250 500 1000 1500 1750

1 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0 0

3 1 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0 0 0

∑ % 2,50% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

Rata-

rata±SD 0,25±0,50 0,00±0,00 0,00±0,00 0,00±0,00 0,00±0,00 0,00±0,00 0,00±0,00

Tabel 3 Kematian larva nyamuk Aedes aegypti L. setelah paparan ekstrak etanol

bunga tembelekan dengan berbagai konsentrasi selama 4 jam

Ulangan

Rata-rata dan standar deviasi (SD) kematian larva tiap konsentrasi (ppm)

pada paparan 4 jam

Kontrol

(+) Kontrol (-) 250 500 1000 1500 1750

1 4 0 0 0 0 0 1

2 5 0 0 0 0 0 1

3 5 0 0 0 0 0 1

4 8 0 0 0 0 0 0

∑ % 55% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 7,50%

Rata-

rata±SD 5,50±1,73 0,00±0,00 0,00±0,00 0,00±0,00 0,00±0,00 0,00±0,00 0,75±0,50

Tabel 4 Kematian larva nyamuk Aedes aegypti L. setelah paparan ekstrak etanol

bunga tembelekan dengan berbagai konsentrasi selama 6 jam

Ulangan

Rata-rata dan standar deviasi (SD) kematian larva tiap konsentrasi (ppm)

pada paparan 6 jam

Kontrol

(+) Kontrol (-) 250 500 1000 1500 1750

1 10 0 0 0 0 1 3

2 10 0 0 0 1 0 2

3 10 0 0 0 1 1 2

4 8 0 0 0 0 1 2

∑ % 95,00% 0,00% 0,00% 0,00% 5,00% 7,50% 22,50%

Rata-

rata±SD 9,50±1,00 0,00±0,00 0,00±0,00 0,00±0,00 0,50±0,58 0,75±0,50 2,25±0,50

Tabel 5 Kematian larva nyamuk Aedes aegypti L. setelah paparan ekstrak etanol

bunga tembelekan dengan berbagai konsentrasi selama 12 jam

Ulangan

Rata-rata dan standar deviasi (SD) kematian larva tiap konsentrasi (ppm)

pada paparan 12 jam Kontrol

(+)

Kontrol

(-) 250 500 1000 1500 1750

1 10 0 0 1 1 5 6

2 10 0 0 1 3 3 10

3 10 0 0 1 5 4 8

4 10 0 0 1 3 2 5

∑ % 100,00% 0,00% 0,00% 10,00% 30,00% 35,00% 72,50%

Rata-

rata±SD 10,00±0,00 0,00±0,00 0,00±0,00 1,00±0,00 3,00±1,63 3,50±1,29 7,25±2,22

Page 7: Artikel larvasida tembelekan

Tabel 6 Kematian larva nyamuk Aedes aegypti L. setelah paparan ekstrak etanol

bunga tembelekan dengan berbagai konsentrasi selama 24 jam

Ulangan

Rata-rata dan standar deviasi (SD) kematian larva tiap konsentrasi (ppm)

pada paparan 24 jam

Kontrol

(+) Kontrol (-) 250 500 1000 1500 1750

1 10 0 0 3 8 9 10

2 10 0 0 4 8 10 10

3 10 0 0 2 7 8 10

4 10 0 0 3 8 9 10

∑ % 100,00% 0,00% 0,00% 30,00% 77,50% 90,00% 100,00%

Rata-

rata±SD 10,00±0,00 0,00±0,00 0,00±0,00 3,00±0,82 7,75±0,50 9,00±0,82 10,00±0,00

Persentase kematian larva Aedes aegypti L. setelah pemberian ekstrak

Etanol bunga tembelekan selama 2,4,6,12 dan 24 jam mulai dari pengulangan

pertama hingga keempat dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

Gambar 1. Persentase kematian larva selama 2,4,6,12 dan 24 jam

Gambar 1 memperlihatkan bahwa

semakin tinggi konsentrasi ekstrak

etanol bunga tembelekan, maka

semakin besar pula jumlah kematian

larva Aedes aegypti L. Konsentrasi

ekstrak bunga tembelekan terendah

yaitu 250 ppm belum dapat

menyebabkan kematian larva selama

24 jam pemaparan ekstrak etanol

bunga tembelekan. Kematian larva

Aedes aegypti L. dimulai pada

konsentrasi 500 ppm pada jam ke-12

dan persentase kematian selama 24

jam adalah 30%. Ekstrak bunga

tembelekan pada konsentrasi 1000

ppm dan 1500 ppm mulai

menyebabkan kematian pada jam ke-

6 dengan persentase kematian larva

Aedes aegypti L. yang disebabkan

oleh konsentrasi 1500 ppm lebih

tinggi dibandingkan konsentrasi

1000 ppm. Persentase rata-rata

kematian larva tertinggi didapatkan

pada konsentrasi ekstrak bunga

tembelekan 1750 ppm dan kontrol

positif 100%, namun kematian larva

Aedes aegypti L. pada konsentrasi

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

Kontrol negatif

250 ppm 500 ppm 1000 ppm

1500 ppm

1750 ppm

kontrol positif

Persentase kematian larva Aedes aegypti L. instar

III

2 jam

4 jam

6 jam

12 jam

24 jam

Page 8: Artikel larvasida tembelekan

1750 ppm dimulai pada jam ke-4

sedangkan pada kontrol positif

dimulai pada jam ke-2. Selain itu

kematian 100% pada konsentrasi

1750 ppm pada jam ke-24 sedangkan

pada abate pada jam ke-12.

Tabel 7 Hasil ANOVA kematian larva Aedes aegypti L. akibat pemberian ekstrak

etanol bunga tembelekan selama 24 jam

Kelompok

perlakuan n ẍ SD F P-Value

Kn 40 0,00 0,00 366,474 0,000

Kp 40 0,00 0,00

P1 40 3,00 0,82

P2 40 7,75 0,50

P3 40 9,00 0,82

P4 40 10,00 0,00

P5 40 10,00 0,00

Keterangan : α = 0,05; jika p-value < α terdapat perbedaan rerata yang signifikan

Hasil uji ANOVA seperti yang

terlihat pada tabel 7 menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan dari pemberian ekstrak

etanol bunga tembelekan terhadap

kematian larva nyamuk Aedes

aegypti L dengan p-value<0,05

(p=0,000). Hasil ini berarti bahwa

terdapat pengaruh pemberian ekstrak

etanol bunga tembelekan terhadap

kematian larva nyamuk Aedes

aegypti L. Hasil ANOVA

dilanjutkan dengan uji Beda Nyata

Terkecil (BNT) untuk melihat

perbedaan antar perlakuan. Hasil uji

BNT menunjukkan bahwa perlakuan

konsentrasi 250 ppm tidak berbeda

nyata dengan Kontrol negatif namun

berbeda nyata dengan perlakuan

lainnya. Perlakuan konsentrasi 500

ppm, 1000 ppm dan 1500 ppm

berbeda nyata dengan semua

perlakuan lainnya. Perlakuan

konsentrasi 1750 ppm tidak berbeda

nyata dengan kontrol positif namun

berbeda nyata dengan lainnya.

Hasil penelitian uji larvasida

ekstrak etanol bunga tembelekan

juga diuji dengan analisis probit

untuk memperoleh nilai LC50. Nilai

LC50 yang diperoleh dari hasil

analisis probit ekstrak etanol bunga

tembelekan yaitu sebesar 813,896

ppm.

PEMBAHASAN

Proses ekstraksi dilakukan

selama 13 hari yang dimulai dari

pengeringan sampel, maserasi

sampai proses evaporasi. Hasil

ekstraksi bunga tembelekan yang

didapat sebanyak 17,92 gram ekstrak

etanol bunga tembelekan dengan

rendemen sebesar 4,267%.

Hasil uji fitokimia bunga

tembelekan segar dan ekstrak etanol

bunga tembelekan mengandung

senyawa metabolit sekunder berupa

flavonoid, steroid dan tanin. Hasil ini

berbeda dengan penelitian yang

dilakukan di India oleh Kumar dan

Manemeegalai (2008) yang

mendapatkan bahwa bunga

tembelekan mengandung senyawa

metabolit sekunder berupa saponin,

triterpenoid dan kardiak glikosid. Hal

ini dikarenakan perbedaan lokasi

dimana tumbuhan itu tumbuh, sesuai

Page 9: Artikel larvasida tembelekan

dengan yang dinyatakan Wilsie

(1976) bahwa kandungan kimia

tumbuhan dipengaruhi oleh

perbedaan struktur tanah,

kelembaban, suhu dan cahaya.

Berdasarkan rata-rata

persentase kematian larva nyamuk

Aedes aegypti L. terlihat bahwa

persentase kematian yang sama

ditunjukkan pada ekstrak Etanol

bunga tembelekan 1750 ppm dan

kontrol positif (abate), namun waktu

kematian larva akibat pemberian

abate lebih cepat dari pada ekstrak

etanol bunga tembelekan.

Berdasarkan hasil analisis data

menggunakan ANOVA didapatkan

bahwa terdapat pengaruh dari

pemberian ekstrak etanol bunga

tembelekan terhadap mortalitas larva

nyamuk Aedes aegypti L. Hasil uji

BNT menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan mortalitas larva nyamuk

Aedes aegypti L. antar masing-

masing konsentrasi ekstrak etanol

bunga tembelekan, namum tidak

terdapat perbedaan mortalitas larva

nyamuk Aedes aegypti L. pada

konsentrasi ekstrak etanol bunga

tembelekan 250 ppm dengan kontrol

negatif. Hal ini berarti bahwa ekstrak

etanol bunga tembelekan pada

konsentrasi tersebut memiliki

kemampuan yang sama dengan

kontrol negatif yaitu tidak dapat

membunuh larva nyamuk Aedes

aegypti L. Hasil uji BNT juga

menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan mortalitas larva nyamuk

Aedes aegypti L. pada konsentrasi

ekstrak etanol bunga tembelekan

1750 ppm dengan kontrol positif,

yang berarti pada konsentrasi

tersebut memiliki efektivitas yang

sama dengan kontrol positif,

sehingga dapat disimpulkan bahwa

konsentrasi 1750 ppm dapat

menggantikan senyawa sintetik yang

terdapat pada bubuk abate.

Hasil analisis probit uji

larvasida ekstrak etanol bunga

tembelekan menunjukkan nilai LC50

sebesar 813,896 ppm. Hasil ini masih

jauh dibawah nilai LC50 standar

untuk larvasida nabati (senyawa

murni) yang berkisar antara 0,1 ppm

sampai 49 ppm (Geris et al., 2008

dalam Andriani, 2008). Hal ini

dikarenakan ekstrak yang digunakan

merupakan ekstrak kasar dan perlu

dilakukan pemisahan lebih lanjut

terhadap senyawa metabolit sekunder

yang dapat bersifat larvasida, seperti

halnya yang didapatkan oleh

Andriani (2008) bahwa nilai LC50

dari hasil fraksinasi dengan flash

chromatography lebih baik

dibandingkan nilai LC50 dari ekstrak

kasarnya yaitu 444,48 ppm menjadi

133,43 ppm.

Kematian larva nyamuk Aedes

aegypti L. diduga akibat adanya

kandungan flavonoid, steroid dan

tanin. Flavonoid merupakan senyawa

fenol yang bersifat sangat larut

dalam air (Harborne, 1987) sehingga

dapat termakan oleh larva Aedes

aegypti L. dan masuk ke tubuh larva.

Flavonoid diduga dapat menghambat

sistem pengangkutan elektron

sehingga mengganggu metabolisme

energi di dalam mitokondria.

Hambatan sistem pengangkutan

elektron akan menghalangi produksi

ATP dan menyebabkan penurunan

pemakaian oksigen oleh mitokondria

(Bloomquist, 1999 dalam Agnetha,

2005). Menurut Kreis dan Müller-Uri

(2010), steroid merupakan senyawa

yang dapat bersifat toksik karena

dapat merusak dinding traktus

digestivus larva pada konsentrasi

rendah. Tanin dapat mengganggu

sistem pencernaan larva nyamuk

Page 10: Artikel larvasida tembelekan

dengan cara mengikat substrat yang

dicerna dan menghambat enzim

pencernaan dalam saluran cerna

(Harborne, 1987).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka

diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak

etanol bunga tembelekan (Lantana

camara L.) memiliki pengaruh yang

bermakna terhadap nyamuk Aedes

aegypti L. Instar III. Perbedaan

konsentrasi ekstrak etanol bunga

tembelekan (Lantana camara L.)

menunjukkan pengaruh yang berbeda

terhadap mortalitas larva nyamuk

Aedes aegypti L.

SARAN

Sesuai dengan hasil penelitian

ini, peneliti akan memberikan saran-

saran sebagai berikut :

1) Perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut tentang karakteristik dan

cara mengisolasi senyawa aktif

yang bersifat larvasida dari

ekstrak etanol bunga tembelekan

(Lantana camara L.) terhadap

larva nyamuk Aedes aegypti

instar III.

2) Perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut untuk melihat toksisitas

dari ekstrak etanol bunga

tembelekan (Lantana camara L.)

terhadap organisme lain.

UCAPAN TERIMA KASIH

Selama proses penelitian dan

penyusunan artikel ilmiah ini,

penulis banyak mendapat dukungan

dan bantuan dari banyak pihak. Pada

kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan penghargaan dan

terima kasih kepada dra. Tjut

Mariam Zanaria, MS dan Dr. Yusni,

M.Kes,AIF selaku dosen

pembimbing dan Dr. drh. Rinidar,

M.Kes dan dr. Armyn Effendi, MS

selaku dosen penguji. Ucapkan

terima kasih terutama kepada orang

tua, ayahanda H. Junaidi dan ibunda

Hj. Rodiyah, semua sahabat terbaik

penulis dan semua pihak yang telah

membantu hingga penelitian ini

selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, A. 2008. Uji Potensi

Larvasida Fraksi Ekstrak Daun

Clinacanthus nutans L.

terhadap Larva Instar III

Nyamuk Aedes aegypti.

Skripsi. Institut Pertanian

Bogor.

Bloomquist, J.R. 1999. Insecticides:

Chemistries and Characteristics

dalam Agnetha, A. Y. 2005.

Efek Ekstrak Bawang Putih

(Allium sativum L) Sebagai

Larvasida Nyamuk Aedes Sp.

Skripsi. Universitas Brawijaya

Malang.

Dua, V.K; Pandey, A.C; Dash, A.P.

2010. Adulticidal Activity of

Essential Oil of Lantana

camara Leaves Against

Mosquitoes. Indian J Med Res.

131: pp. 434-9.

Geris, R.; Rodriguez, E.; Da Silva

HHG.; Da Silva IG. 2008.

Larvacidal effects of Fungal

Meroterpenoids in the Control

of Aedes aegypti L., in the

Main Vector of Dengue and

Yellow Fever. Chem&Biodiv

(5): 341-345 dalam Andriani,

Page 11: Artikel larvasida tembelekan

A. 2008. Uji Potensi Larvasida

Fraksi Ekstrak Daun

Clinacanthus nutans L.

terhadap Larva Instar III

Nyamuk Aedes aegypti.

Skripsi. Institut Pertanian

Bogor.

Hanafiah, K. A. 2010. Rancangan

Percobaan: Teori dan Aplikasi.

Edisi 3. Jakarta. Rajawali

Press.

Harborne, J. B. 1987. Metode

Fitokimia Cara Modern

Menganalisis Tumbuhan.

Bandung. Penerbit ITB.

Kementerian Kesehatan RI. 2011.

Informasi Umum Demam

Berdarah Dengue 2011. Ditjen

PP dan PL. Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI.

Kumar, M. S and Maneemegalai, S.

2008. Evaluation of Larvicidal

Effect of Lantana Camara Linn

Against Mosquito Species

Aedes aegypti and Culex

quinquefasciatus. Advances in

Biological Research. Vol. 2:

pp.39-43.

Kreis, W and Müller-Uri F. 2010.

Biochemistry of Sterols,

Cardiac Glycosides,

Brassinosteroids,

Phytoecdysteroids and Steroid

Saponins. In: Wink M. Annual

Plant Reviews: Biochemistry of

Plant Secondary Metabolism.

2nd

edition. Volume 40.

Blackwell Pubishing Ltd. USA.

p. 304-348.

Lestari, K. 2007. Epidemiologi dan

Pencegahan Demam Berdarah

Dengue (DBD) di Indonesia.

Farmaka. Vol. 5 (3): pp.12-29.

Lukitasari. 2007. Uji Toksisitas

Ekstrak Daun Tembelekan

(Lantana camara L.) terhadap

Larva Nyamuk Aedes aegypti

L. Skripsi. Universitas Jember.

Mohan, R. D and Ramaswamy, M.

2007. Evaluation of larvicidal

activity of the leaf extract of a

weed plant, Ageratina

adenophora, against two

important species of

mosquitoes, Aedes aegypti and

Culex quinquefasciatus.

African Journal of

Biotechnology. Vol. 6 (5): pp.

631-8.

Ramadhan, A. E. dan Phaza, H.A.

2010. Pengaruh Konsentrasi

Etanol, Suhu dan Jumlah Stage

Pada Ekstraksi Oleoresin Jahe

(Zingiber officinale Rosc)

Secara Batch. Skripsi.

Universitas Diponegoro

Semarang.

Rani, P. U and Rajasekharreddy, P.

2009. Toxic and antifeedant

activities of Sterculia foetida

(L.) seed crude extract against

Spodoptera litura (F.) and

Achaea Janata (L.). Journal of

Biopesticides. Vol. 2 (2): pp

161-4.

Soedarto. 2008. Parasitologi Klinik.

Surabaya, Airlangga University

Press.

Page 12: Artikel larvasida tembelekan

Suhendro; Nainggolan, L; Chen, K;

Pohan, H.T. 2009. Demam

Berdarah Dengue. Dalam:

Sudoyo et al. (eds) Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III.

Edisi IV. Internal Publishing

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit

Dalam. Jakarta.

Sukowati, S. 2010. Masalah Vektor

Demam Berdarah Dengue

(DBD) dan Pengendaliannya di

Indonesia dalam: Kementerian

Kesehatan RI. Buletin Jendela

Epidemiologi. Pusat Data dan

Surveilans Epidemiologi

Kementerian Kesehatan RI.

Sutthanont, N; Choochote, W;

Tuetun, B; Junkum, A;

Jitpakdi, A; Chaithong, U;

Riyong, D and Pitasawat, B.

2009. Chemical composition

and Larvicidal Activity of

Edible Plant-derived Essential

Oils Against the pyrethroid-

susceptible and -resistant

strains of Aedes aegypti

(diptera: culicidae). Journal of

Vector Ecology. Vol. 35 (1): pp

106 - 15.

Tiwari, Prashant; Kumar, Bimlesh;

Kaur, Mandeep; Kaur,

Gurpreet; Kaur, Harleen. 2011.

Phytochemical Screening and

Extraction: A Review.

Internationale Pharmaceutica

Sciencia. 1(1):98-104.

Wardani, R. S; Mifbakhuddin;

Yokorinanti, K. 2010.

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak

Daun Tembelekan (Lantana

camara) Terhadap Kematian

Larva Aedes aegypti. Jurnal

Kesehatan Masyarakat

Indonesia. Vol 6 (2).

Wilsie, Carrol P. 1976. Adaptasi dan

Distribusi Tanaman Pertanian

(Faktor-Faktor Lingkungan).

Bogor. Departemen Agronomi

Fakultas Pertanian Institut

Pertanian Bogor.

World Health Organization (WHO).

2005. Pencegahan dan

Pengendalian Dengue dan

Demam Berdarah Dengue.

Panduan Lengkap. Jakarta.

EGC.