artikel pengeringan
DESCRIPTION
pengeringan pada pangan umumTRANSCRIPT
![Page 1: Artikel Pengeringan](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082612/55cf8f76550346703b9c97bd/html5/thumbnails/1.jpg)
Nama : Dewi Ruhael Aprilia
NIM : 141710101076
Kelas : THP-A
Kelompok : 3
ARTIKEL PENGERINGAN
Pengeringan merupakan metoda tertua pada pengawetan bahan pangan
dengan pemindahan air dari bahan pangan. Pada kebanyakan peristiwa,
pengeringan berlangsung dengan penguapan air yang terdapat di dalam bahan
pangan dan untuk ini panas laten penguapan harus diberikan. Dua faktor proses
pengawasan penting yang dimasukkan kedalam satuan operasi pengeringan yaitu :
a) Pemindahan panas untuk melengkapi panas laten penguapan yang
dibutuhkan.
b) Pergerakan air atau uap air melalui bahan pangan kemudian keluar bahan
untuk mengetahui pemisahan dari bahan pangan
(Earle, R.L; 1969).
Menurut Taib dkk (1988), dalam proses pengeringan terjadi penurunan
kadar air yang terjadi sampai batas tertentu,sehingga memungkinkan bahan
tersebut untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama. Proses pengeringan
dapat dilakukan dalam 3 cara,yaitu:
1. Pengeringan udara, yaitu panas yang dipindahkan menembus bahan
pangan,baik dari udara maupun dari permukaan yang dipanaskan, uap air
dipindahkan dengan udara
2. Pengeringan hampa udara,dengan cara ini penguapan akan terjadi lebih
cepat pada tekanan rendah.Panas yang dipindahkan dalam pengeringan
hampa udara pada umumnya secara konduksi atau dengan cara
pemencaran.
3. Penegringan beku, yaitu uap air disublimasikan keluar dari bahan pangan
beku, struktur bahan pangan tetap dipertahankan dengan baik pada kondisi
ini
Adapun pengeringan juga terdapat perubahan pada bahan, baik yang
memberikan keuntungan maupun merugikan. Perubahan tersebut antara lain :
1. Kadar air menurun, adanya penguapan air mengakibatkan kadar air dan aw
bahan akan menurun sehingga menjadi awet.
![Page 2: Artikel Pengeringan](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082612/55cf8f76550346703b9c97bd/html5/thumbnails/2.jpg)
Nama : Dewi Ruhael Aprilia
NIM : 141710101076
Kelas : THP-A
Kelompok : 3
2. Browning, selama proses pengeringan dapat menjadi reaksi pencoklatan
baik secara enzimatis maupun non enzimatis.
3. Pengkerutan pada permukaan bahan, hal ini terjadi pada bahan yang
mempunyai struktur jaringan yang lemah.
4. Pengkerasan pada bagian luar (case hardening), pengkerasan ini terjadi
bila proses pengeringan berjalan terlalu cepat sehingga bagian luar kering
dan keras sedangkan bagian dalam masih basah.
5. Kehilangan kemampuan rehidrasi, terjadi pada setiap proses pengeringan
dan beberapa proses pengeringan menggunakan alat pengering semprot
dan pengering beku, tidak mengubah kemampuan rehidrasinya.
(Praptiningsih, Yulia; 1999).
Pengeringan memiliki beberapa tujuan yaitu mengurangi volume bahan
sehingga lebih memudahkan transportasi, pengepakan dan penyimpanan,
membuat suatu produk dengan ukuran yang dikehendaki, meningkatkan retensi
nutrien selama penyimpanan, meningkatklan nilai ekonomis bahan, memudahkan
dalam mengkonsumsi produk kering dan juga dapat menekan biaya operasional
(Gaman, 1994).
Sumber:
Earle, H.L. 1969. Satuan operasi dalam Pengolahan Pangan. Jakarta: PT Sastra
Hudaya.
Gaman, P.M. dan K.B. Sherrington. 1994. Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan,
nutrisi, dan Mikrobiologi. Yogyakarta: UGM Press.
Praptiningsih, Yulia. 1999. Buku Ajar Teknologi Pengolahan. Jember: UNEJ.
Taib, dkk. 1988. Operasi Pengeringan pada Pengolahan Hasil Pertanian.
Jakarta: PT Melton Putera.