asas utmost good faith dalam sengketa klaim asuransi … · arif prasetiyo. nim 109048000056....

91
i ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE (Studi Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 407/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) OLEH : ARIF PRASETIYO NIM : 109048000056 K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S PROGRAM STUDI I L M U HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1435H/2014M

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

i

ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA

PT.PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

(Studi Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Nomor 407/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (SH)

OLEH :

ARIF PRASETIYO

NIM : 109048000056

K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S

PROGRAM STUDI I L M U HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1435H/2014M

Page 2: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL
Page 3: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL
Page 4: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL
Page 5: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

iv

ABSTRAK

Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST

GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA

PT.PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan Nomor 407/Pdt.G/2011/PN.Jkt. Sel). Progam Studi Ilmu Hukum,

Konsentrasi Hukum Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 1434 H/2013 M. x + 75 halaman + halaman lampiran.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana eksistensi dari prinsip asas

utmost good faith dalam bisnis perjanjian asuransi jiwa yang memang sudah

merupakan salah satu kebutuhan di era globalisasi seperti sekarang ini. Penulis ingin

mengetahui bagaimana penerapan asas itikad baik pada Putusan Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan Nomor 407/Pdt.G/2011/PN.Jkt. Sel.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi pustaka dengan

menggunakan data-data primer yang ada yaitu putusan Pengadilan Negeri Jakarta

Selatan, perundang-undangan, KUH Dagang.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada Putusan Pengadilan Negeri No

407/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel Hakim berkesimpulan bahwa baik Pihak Penanggung

maupun Pihak Tertanggung sama-sama tidak memiliki itikad baik sehingga hakim

dalam Putusan ini memutuskan kerugian atas perjanjian yang telah dibuat ditanggung

oleh kedua belah pihak.

Kata Kunci: Asas utmost good faith, PT.Prudential Life Assurance, Asuransi

Jiwa

Pembimbing : 1. Dedy Nursamsi, SH. M.Hum.

2. Ismail Hasani, SH. MH.

Daftar Pustaka : Tahun 1990 s.d Tahun 2013

Page 6: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb

Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

limpahan rahmat dan nikmatnya, sehingga pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “ANALISIS YURIDIS ASAS

UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA

PT.PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE (Studi Putusan Pengadilan Negeri Jakarta

Selatan Nomor 407/Pdt.G/2011/PN.Jkt. Sel)” ini merupakan salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penulisan ini, penulis banyak sekali mendapat bimbingan,

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. K.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Selaku

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Djawahir Hejazziey, SH, MA dan Drs. Abu Thamrin, SH,

M.Hum. Selaku Kepala dan Sekretaris Prodi Ilmu Hukum yang sudah

Page 7: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

vi

memberikan waktu luang, saran dan masukan terhadap kelancaran proses

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dedy Nursamsi, SH.,M.Hum. Selaku dosen Pembimbing 1 dan

Bapak Ismail Hasani, SH.,MH. Selaku dosen Pembimbing 2 yang dengan

sabar telah memberikan arahan dan masukan serta bimbingan terhadap

proses penyusunan skripsi ini.

4. Kedua orang tuaku ayahanda Jayus, dan Ibunda Kasirah yang sangat penulis

sayangi dan hormati, terima kasih tak terhingga atas kasih sayang, do’a,

bimbingan, nasihat, materi serta segala yang tercurah untuk ananda.

5. Adikku tercinta Nurhalimah, yang juga selalu menyemangatiku,

mengingatkanku dan terkadang menjahiliku yang dapat memberi energi

baru.

6. Teman-teman UIN ilmu Hukum angkatan 2009, Abdullah, Abi, Aldo, Anto,

Dhani, Daus, Indirawati, Iasha, Inayah, Gagat, Galih, Gretha, Farhan,

Harum, Holil, Ihsan, Imam, Jajang, Maul, Muchtar, Naomi, Pita, Ratno,

Reza, Rhoma, Siska, Silmi, Syifa, Saddam, Thoink, Vera, Vina, Wildan,

Zaki dan kawan-kawan semua yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

7. Teman-teman semasa kuliah dan dalam organisasi, PSM Uin Jakarta, HMI

fsh, KKS Sembako 2012, Macco Management, dan Kahfi Motivator School

yang telah banyak memberi support.

8. Kawan-kawanku semasa perjalanan sekolah, yaitu teman SDN 09 Jatiasih

1996, SMPN 9 Bekasi 2003, SMAN 6 Bekasi 2006, UIN Syarif

Page 8: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

vii

Hidayatullah 2009 yang banyak memberikan pengalaman dan pemikiran

yang baru guna memperkaya pemahaman bagi penulis dalam kehidupan

sampai saat ini.

9. Kepada PT Soerjono Soekamto, PT Prudential, dan Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan berkah dan karunia-Nya serta membalas

kebaikan mereka.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi

penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan

manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Jakarta,9 Januari 2014

Penulis,

Arif Prasetiyo

Page 9: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................................. v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah.................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 9

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ................................................ 10

E. Kerangka Konseptual ....................................................................... 12

F. Metode Penelitian ............................................................................. 14

G. Sistematika Penelitian ...................................................................... 16

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN ASURANSI JIWA

DAN ASAS UTMOST GOOD FAITH .................................................. 18

A. Pengertian Asuransi Jiwa ................................................................. 18

B. Perjanjian Asuransi Jiwa .................................................................. 20

Page 10: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

ix

1. Pengertian Perjanjian Asuransi jiwa……………………… ........ 20

2. Syarat Sah Perjanjian Asuransi Jiwa………………… ....... ……21

3. Asas Hukum Perjanjian Asuransi Jiwa………………… ....... ….25

4. Dasar Hukum Perjanjian Asuransi Jiwa… ....... ………………...29

5. Prinsip Perjanjian Asuransi Jiwa…………… ....... ………….….30

6. Hak dan Kewajiban Para Pihak…………… ....... ………………32

C. Asas Utmost Good Faith dalam Perjanjian Asuransi Jiwa……… ... 35

BAB III SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PADA PT. PRUDENTIAL

LIFE ASSURANCE ............................................................................. .40

A. PT.Prudential Life Assurance ............................................. ………..40

B. Prosedur pengajuan klaim asuransi di PT.Prudential Life Assurance

........................................................................................................ ..46

C. Sengketa klaim sampai di Pengadilan .............................................. 48

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PN JAKARTA SELATAN NOMOR

407/Pdt.G/2011/PN.Jkt. Sel TENTANG SENGKETA KLAIM

ASURANSI JIWA ................................................................................. 51

A. Duduk Perkara………………………………………………….…. .. 53

B. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim…………………………….. . .57

C. Amar Putusan……………………………………………………… .. 65

D. Analisis Putusan…………………………………………………… . .66

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 71

A. Kesimpulan ......................................................................................... 71

Page 11: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

x

B. Saran ................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 76

Page 12: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 407/Pdt.G/2011/PN.Jkt. Sel.

Page 13: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Asuransi jiwa merupakan suatu bentuk kerjasama antara orang-orang yang

ingin mengurangi atau menghindarkan risiko-risiko hari tua, dan kecelakaan.

Adapun unsur yang terdapat dalam asuransi ialah seperti unsur premi, unsur ganti

rugi, unsur peristiwa yang belum terjadi.1Sangat tidak mungkin bagi seseorang

untuk mengetahui apa yang akan terjadi dikemudian hari contohnya kematian.

Kematian adalah suatu peristiwa yang alamiah yang pasti akan terjadi, yang tidak

pasti adalah kapan kematian tersebut akan terjadi. Kita tidak tahu kapan kematian

akan terjadi pada diri kita, namun bila kematian tersebut menimpa seorang

kepala keluarga, maka hal tersebut akan menimbulkan kerugian materiil dan

immateriil yang ditinggalkan.

Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko-risiko yang mungkin timbul

akibat terjadi hal-hal tersebut, maka orang-orang mengadakan perjanjian asuransi

yang dibuat bersifat ‘timbal-balik’, artinya dalam diri masing-masing pihak

terdapat hak-hak dan juga mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan. Saat

ini banyak cara untuk mengerahkan dana termasuk yang ada di masyarakat, salah

satu contohnya adalah melalui usaha perasuransian yang peranannya diharapkan

1 C.S.T. Kansil Haddad, Pokok-pokok pengetahuan hukum dagang indonesia,

(Jakarta:Sinar Grafika, 2002) h.178.

Page 14: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

2

dapat meningkatkan pengerahan dana dari masyarakat untuk pembiayaan

pembangunan. Kiranya tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dengan adanya usaha

perasuransian adalah suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat, terutama

adalah kebutuhan akan asuransi jiwa, dimana ancaman kematian tidak akan

pernah bisa diduga kapan dan dimana akan menimpa seseorang.

Siklus kehidupan manusia adalah perjalanan hidup manusia yang selalu

dimulai dari kelahiran dan diakhiri dengan meninggalnya individu tersebut.

Secara normal, suatu siklus kehidupan dimulai dari kelahiran, masa kanak-kanak,

masa dewasa, lajang, masa pernikahan, masa orang tua, masa pensiun, dan

kemudian meninggal. Setiap orang akan mengalami siklus kehidupan yang

hampir sama, dalam artian bahwa tidak semua orang akan selalu melalui setiap

masa dalam siklus kehidupan, sebagai contoh adalah meninggal dalam masa

lajang, maka ia tidak akan mengalami masa menikah, masa hari tua, dan masa-

masa selanjutnya dalam siklus kehidupan manusia.

Kematian seseorang akan menimbulkan kerugian materiil, terutama jika

yang meninggal itu adalah pencari nafkah atau tulang punggung dari keluarga,

dan kapan datangnya kematian itu adalah suatu hal yang tidak dapat kita duga

datangnya walaupun kita tahu bahwa kematian pasti akan kita alami. Risiko

adalah suatu kemungkinan terjadinya suatu hal yang atau keadaan yang tidak di

inginkan atau tidak terjadinya hal yang di inginkan. Untuk mengurangi kerugian

yang disebabkan karena datangnya bahaya atau risiko yang tidak dapat kita duga

sebelumnya maka dibutuhkan suatu lembaga atau perusahaan yang berusaha

Page 15: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

3

yang bersedia untuk mengambil alih risiko kerugian tersebut. Lembaga atau

perusahaan yang dimaksud disini adalah perusahaan asuransi yang sanggup

untuk mengambil alih risiko dengan cara mengadakan perjanjian asuransi.

Usaha perasuransian pada dewasa ini dapat dikatakan sebagai salah satu

sarana investasi selain lembaga keuangan lainnya misalkan bank. Perbedaan

antara berinvestasi di bank dengan asuransi adalah bahwa berinvestasi di bank

hanya akan mendapatkan dana awal dan bunganya dengan presentase tertentu.

Namun apabila pada suatu saat kita meninggal dunia, maka tidak mendapatkan

uang pertanggungan. Investasi di perusahaan asuransi misalnya asuransi jiwa

maka kita akan mendapatkan proteksi jiwa disamping nilai tunai. Apabila kita

meninggal, uang pertanggungan akan diberikan penuh meskipun kontrak baru

berjalan beberapa bulan. Untuk mendapatkan akumulasi dana tertentu kita harus

menabung di bank dalam jangka waktu tertentu. Nasabah harus membayar penuh

dalam kurun waktu tersebut. Jika meninggal ditengah masa menabung, ia akan

mendapatkan sejumlah uang sampai dengan waktu tersebut ditambah bunga.

Pada asuransi jiwa dengan membayar premi tertentu, walaupun terjadi sesuatu

yang menimbulkan kerugian bagi tertanggung maupun keluarganya, ada

kepastian dana meskipun masa asuransi baru berjalan berlangsung beberapa

waktu sejak perjanjian ditutup. Menabung di bank membutuhkan kepastian

waktu, sedangkan di asuransi jiwa kita terjamin dari risiko ketidak pastian dari

waktu yang dimiliki. Namun ternyata banyak masyarakat Indonesia yang masih

belum paham akan proses pencairan klaim dan apa itu asuransi jiwa. Asuransi

Page 16: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

4

dibutuhkan untuk mengalihkan risiko kerugian yang mungkin terjadi melalui

suatu imbalan premi dalam jumlah tertentu. Asuransi jiwa menjamin risiko-risiko

yang dapat menimpa seseorang atau tertanggung.maksudnya ialah tidak semua

risiko ditanggung. Dalam pencairan dana asuransi membutuhkan proses yang

mesti dimengerti.

Kemudian pada abad Sembilan belas ini, seiring dengan makin

berpengaruhnya doktrin pemikiran ekonomi laissez faire, kebebasan berkontrak

menjadi prinsip umum dalam mendukung persaingan bebas.2Saat ini kebebasan

berkontrak masih menjadi asas penting dalam hukum kontrak baik dalam civil

law maupun common law3, tetapi ia tidak lagi muncul seperti kebebasan

berkontrak yang berkembang pada abad Sembilan belas. Sekarang, kebebasan

berkontrak bukanlah kebebasan tanpa batas. Negara telah melakukan sejumlah

pembatasan kebebasan berkontrak melalui peraturan perundang-undangan dan

putusan pengadilan.4 Kebebasan berkontrak tersebut setidak-tidaknya

dipengaruhi oleh dua faktor, yakni: seperti makin berpengaruhnya ajaran itikad

baik dimana itikad baik tidak hanya ada pada pelaksanaan kontrak,5 tetapi juga

2Ridwan Khairandy, Itikad baik dalam kebebasan berkontrak, Katalog Dalam Terbitan

(KDT)FHUI 2003, h.1.

3Peter de Cruz, A modern approach Comparative law (Deventer:Kluwer,1993), h.183.

4Setiawan, Aneka masalah hukum dan hukum acara perdata, (Bandung:Alumni,1992),

h.179.

5Jack Beatson dan Daniel Friedmann, eds, Good faith and faulth in contract law

(Oxford: Clarendon Press,1995), h.28.

Page 17: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

5

harus ada pada saat dibuatnya kontrak dan faktor kedua ialah makin

berkembangnya ajaran penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandigheden

atau undue influence).6 Itikad baik menjadi asas yang paling penting dalam

hukum kontrak dan diterima dalam berbagai sistem hukum, tetapi hingga kini

doktrin itikad baik masih merupakan sesuatu yang kontroversial.7 Perdebatan

utama yang timbul disini adalah berkaitan dengan definisi itikad baik itu. Dengan

perkataan lain, perdebatan ini berkaitan dengan apa sebenarnya yang dimaksud

dengan itikad baik itu.

Dalam kenyataanya sangat sulit menemukan pengertian yang jelas tentang

itikad baik. Allan E. Farnsworth bahkan menyatakan, dimana doktrin itikad baik

diterima, maka di situ pasti timbul perbedaan dalam mengartikan itikad baik

tersebut8. Akibatnya tidak ada makna tunggal itikad baik dan berkembang

banyak definisi itikad baik. Hal itu dapat dipahami, karena pengaturan itikad baik

dalam hukum kontrak sangat minim. Bahkan Negara-negara civil law yang

memasukkan ketentuan itikad baik ke kitab undang-undang hukum perdata hanya

mengatur sedikit saja. Pasal 242 BGB Jerman, Pasal 1134 ayat (3) Civil Code

Perancis, dan 1374 ayat (3) BW Belanda (lama) serta pasal 1338 ayat (3) Kitab

Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) Indonesia, hanya menyebutkan

6Ridwan Khairandy, Itikad baik dalam kebebasan berkontrak, KDT FHUI. 2003, h.1.

7David Stack, “The two standard of good faith in canadian contract law”,

vol.62(Saskatchewan law review, 1999), h.202.

8J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan yang lahir dari perjanjian, Buku II (Bandung:

Citra Aditya Bakti, 1995), h.166.

Page 18: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

6

bahwa semua kontrak dilaksanakan dengan itikad baik. Tidak ada penjelasan

lebih lanjut apa yang dimaksud itikad baik tersebut. Kalaupun ada ketentuan

yang mencoba mendefinisikan itikad baik tersebut, tetapi definisi itupun masih

juga menimbulkan kebingungan. Oleh karena itu, untuk dapat memahami makna

itikad baik yang lebih jelas harus dilihat pada penafsiran itikad baik dalam

praktik peradilan. Bahkan, menurut J.Satrio, ketentuan pengaturan itikad baik

tersebut merupakan ketentuan yang ditujukan kepada pengadilan.9 Dikatakan

demikian karena sengketa mengenai itikad baik dalam prakteknya hampir selalu

dimintakan penyelesaiannya kepada pengadilan. Termasuk pada kasus sengketa

yang terjadi pada proses penyelesaian klaim asuransi jiwa di Indonesia seperti

yang dialami oleh salah satu nasabah asuransi jiwa PT.Prudential di tahun 2011.

Dimana di awal perjanjian nasabah atau yang disebut dengan tertanggung atau

pemegang polis ini telah memberikan penjelasan mengenai dirinya dengan tidak

ada yang ditutupi dari kesehatan dirinya sendiri sepengetahuannya kepada pihak

prudential sebagai pemenuhan pengajuan polis, namun dimasa perjalanan setelah

dua tahun lebih nasabah ini mengikuti asuransi kemudian nasabah ini meninggal

yang ternyata setelah diperiksa oleh tim dokter diduga nasabah ini meninggal

akibat penyakit jantung yang dideritanya sejak empat tahun lalu. Itu berarti dua

tahun sebelum mengajukan polis asuransi jiwa si nasabah telah mengidap

penyakit jantung namun entah mengetahui atau tidak karena nasabah tidak

9J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan yang lahir dari pejanjian, buku II

(Bandung:Citra Aditya Bakti, 1995), h.166.

Page 19: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

7

pernah melakukan check up dan pihak PT.Prudential pun tidak mewajibkan

adanya syarat ketentuan surat medical check up bagi nasabahnya yang ingin

menerbitkan polis. Namun ada ketentuan pada perjanjian asuransi jiwa ini yaitu

apabila terdapat penyakit yang sudah diderita nasabah sebelum ia mengikuti

asuransi jiwa atau penerbitan polis maka penyakit tersebut tidak akan di cover.

Maksudnya ialah apabila si nasabah tersebut dirawat karena penyakit tersebut

maka biaya tidak akan ditanggung, dan apabila nasabah meninggal karena

penyakit tersebut maka uang pertanggungan tidak akan dibayarkan. Disinilah

timbul permasalahan, apakah si nasabah mengetahui atau tidak penyakit yang

dideritanya sebelum mengikuti asuransi dengan tidak berniat mencari

keuntungan, dan apakah memang pihak asuransi memiliki itikad baik dengan

perjanjian asuransi yang telah dibuatnya karena selama ini tidak mengharuskan

nasabah untuk melampirkan surat medical check up lengkap dari dokter sebelum

ia mengajukan polis asuransi. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan

di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam skripsi dengan

judul ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM

SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL LIFE

ASSURANCE (Studi kasus Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Nomor 407/Pdt.G/2011/PN.Jkt. Sel)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Page 20: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

8

Dalam penelitian skripsi ini, penulis membatasi hanya akan membahas

mengenai sengketa klaim asuransi yang terjadi pada victor joe sinaga dengan

PT. Prudential Life Insurance.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah ;

a. Bagaimana penerapan asas utmost good faith dalam perjanjian asuransi

jiwa ?

b. Bagaimana sengketa klaim pada PT.Prudential Life Assurance yang

terkait asas utmost good faith pada putusan NOMOR

407/Pdt.G/2011/PN.Jkt. Sel ?

c. Bagaimana dasar pertimbangan hakim Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta

Selatan dalam memutuskan perkara NOMOR 407/Pdt.G/2011/PN.Jkt. Sel

tentang klaim asuransi jiwa PT.Prudential life assurance terkait asas

utmost good faith ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah seperti yang diuraikan di atas penelitian ini

bertujuan sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis praktek penerapan asas

utmost good faith dalam perasuransian di Indonesia dengan studi kasus

Page 21: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

9

putusan PT Jakarta ditinjau dari UU No. 2 Tahun 1992 dan Kitab Undang-

undang Hukum Dagang. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui penerapan asas utmost good faith dalam perjanjian

asuransi jiwa.

b. Untuk mengetahui bagaimana proses penyelesaian sengketa klaim

asuransi jiwa pada PT. Prudential life assurance.

c. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim Pengadilan Tinggi Negeri

dalam memutuskan perkara NOMOR 407/Pdt.G/2011/PN.Jkt. Sel.

tentang asuransi PT.Prudential life assurance terkait asas utmost good

faith.

2. Manfaat Penelitian

Secara garis besar manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

analisis yang dilakukan terhadap putusan PT Jakarta tentang sengketa

klaim asuransi kesehatan.

b. Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu:

Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat memberikan sebuah masukan

bagi perkembangan Hukum tentang kegiatan perasuransian di Indonesia

untuk mengetahui penerapan asas-asas yang dilakukan dalam menangani

kasus sengketa klaim Prudential.

Page 22: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

10

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Dalam penelitian atau pembuatan skripsi terkadang ada tema yang

berkaitan dengan penelitian yang kita jalankan, sekalipun arah dan tujuan yang

diteliti berbeda. Dari penelitian ini, penulis menemukan beberapa penelitian lain

yang telah lebih dahulu membahas klaim asuransi kesehatan di Indonesia.

Diantara beberapa penelitian dimaksud adalah:

- Skripsi milik Wiyono yang berjudul “Penyelasian klaim asuransi kesehatan

pada rumah sakit X”, FH UI 2011. Skripsi ini menganalisis tentang

bagaimana prosedur dan kendala-kendala yang dialami selama proses

pencairan klaim asuransi terkait dengan rumah sakit X, perbedaan penelitian

Wiyono dengan penulis terletak pada materi yang dikaji, dimana penulis

mengkaji tentang penerapan asas Utmost Good Faith.

- Katalog Dalam Terbitan (KDT) karya Ridwan Khairandy, yang berjudul

“Itikad Baik dalam Kebebasan Berkontrak”, FH UI 2009. Dalam buku ini

dibahas mengenai bagaimana peran itikad baik dalam kebebasan berkontrak

masa terdahulu dan saat ini. Sementara penulis akan membahas asas utmost

good faith (itikad baik) pada perjanjian asuransi jiwa yang terjadi saat ini.

- Skripsi milik Nurhidayati yang berjudul “Kendala Dan Solusi Pelaksanaan

Prinsip Amanah (Itikad Baik) Pada Perjanjian Pembiayaan

Murabahah”, FH Universitas Brawijaya 2011. Dalam penulisan skripsi ini

penulis membahas masalah kendala dan solusi pelaksanaan prinsip amanah

Page 23: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

11

(itikad baik) pada perjanjian pembiayaan murabahah (Studi di Bank Syariah

Mandiri Cabang Malang). Hal ini dilatarbelakangi dari prinsip itikad baik

pasal 1338 ayat (3) dan prinsip amanah dalam Al Qur’an dan Hadits.

Perbedaan penelitian Nurhayati dengan penulis terletak pada objek

penelitiannya, dimana penulis nantinya akan meneliti asas utmost good faith

(itikad baik) dalam perjanjian asuransi jiwa.

E. Kerangka Konseptual

Suatu kerangka konseptual merupakan kerangka yang menggambarkan

hubungan antara konsep-konsep khusus yang ingin diteliti. Suatu konsep bukan

merupakan gejala yang akan diteliti tetapi merupakan abstraksi dari gejala

tersebut. Gejala biasanya dinamakan fakta sedangkan konsep merupakan uraian

mengenai hubungan-hubungan dalam fakta tersebut. Penulis skripsi ini

menggunakan definisi operasional sebagai berikut:

1. Asuransi Dasar

Asuransi Dasar adalah jenis pertanggungan yang merupakan pertanggungan

dasar polis.

2. Asuransi Tambahan (Riders)

Asuransi tambahan adalah jenis pertanggungan yang ditambahkan kepada

Asuransi Dasar untuk meningkatkan perlindungan dan/atau manfaat asuransi.

3. Klaim

Page 24: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

12

Klaim menurut modul lisensi AAJI adalah tuntutan yang diajukan pemegang

polis terhadap pelayanan atau janji yang diberikan penanggung pada kontrak

asuransi yang dibuat.

4. Asas Utmost Good Faith

Asas utmost good faith ialah prinsip yang mengharuskan tertanggung untuk

memberitahukan secara jelas dan teliti mengenai segala fakta penting yang

berkaitan dengan objek yang diasuransikan serta tidak mengambil untung dari

asuransi. Prinsip ini juga berlaku bagi perusahaan asuransi, yaitu kewajiban

menjelaskan risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan secara jelas dan

teliti.

5. Polis

Polis ialah Dokumen yang dikeluarkan oleh PT.Asuransi termasuk ringkasan,

tabel-tabel,rumusan perhitungan, ketentuan umum, ketentuan khusus dan

ketentuan lainnya (apabila diadakan) beserta segala tambahan/pengubahannya

yang membuat syarat-syarat perjanjian pertanggungan.

6. Tertanggung

Tertanggung adalah Orang yang atas dirinya diadakan pertanggungan dimana

jenis pertanggungannya diuraikan dalam ringkasan polis. Apabila tertanggung

meninggal, manfaat polis akan dibayarkan kepada pemegang polis.

7. Uang Pertanggungan

Uang Pertanggungan ialah Sejumalah uang yang dibayarkan perusahaan

asuransi dengan ketentuan dan syarat-syarat dalam polis.

Page 25: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

13

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kepustakaan (library research), yang bersifat yuridis normative,

yaitu penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang ada dalam

peraturan perundang-undangan, literature, pendapat ahli, makalah-makalah

dan hasil penelitian yang berkaitan kasus klaim asuransi jiwa.

2. Pendekatan Masalah

Pendekatan dalam skripsi ini dengan tipe yang digunakan adalah yuridis

normative.

3. Bahan Hukum

Bahan Hukum yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum Primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-

ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai

kekuasaan hukum yang mengikat10

. Bahan hukum primer yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Undang-undang nomor 2 Tahun 1992

10

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet.3, (Jakarta :Penerbit Universitas

Indonesia,1986), h.52.

Page 26: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

14

2) Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 251 tentang asas

utmost good faith dalam asuransi

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari

penelusuran buku-buku dan artikel-artikel yang berkaitan dengan

penelitian ini, yang memberikan penjelasan mendalam mengenai

bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang digunakan

dalam penulisan penelitian ini adalah buku-buku, skripsi, tesis, dan

disertasi mengenai hukum persaingan usaha serta artikel ilmiah dan

tulisan di internet.

c. Bahan non-hukum

Merupakan bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan

bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti Kamus

Hukum, Ensiklopedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan lain-lain.

4. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum

Adapun bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder

maupun bahan non-hukum diuraikan dan dihubungkan sedemikian rupa,

sehingga ditampilkan dalam penulisan yang lebih sistematis untuk menjawab

permasalahan yang telah dirumuskan. Selanjutnya setelah bahan hukum

diolah, dilakukan analisis terhadap bahan hukum tersebut yang akhirnya akan

diketahui bagaimana eksistensi asas utmost good faith pada pasal 251 KUHD

dalam melindungi semua pihak yang berkepentingan.

Page 27: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

15

5. Teknik Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Syariah dan Hukkum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

G. Sistematika Penelitian

Skripsi disusun dengan sistematika yang tebagi dalam lima bab. Masing-masing

bab terdiri atas beberapa sub bab guna lebih memperjelaskan ruang lingkup dan

cakupan permasalahan yang diteliti. Adapun urutan dan tata letak masing-masing

bab serta pokok pembahasannya adalah sebagai berikut.

BAB I: Pendahuluan, memuat: Latar Belakang, dilanjutkan dengan Batasan

dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan

(Review) Kajian Terdahulu, Kerangka Konseptual, Metode Penelitian,

dan Sistematika Penulisan.

BAB II: Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Asuransi Jiwa dan Asas Utmost

Good Faith: Bab ini membahas tentang Pengertian Asuransi Jiwa,

Perjanjian Asuransi Jiwa, Dasar Hukum Asuransi Jiwa, Prinsip-prinsip

Asuransi, Asas Utmost Good Faith.

BAB III: Sengketa Klaim Asuransi Jiwa pada PT.Prudential Life Assurance:

Pada bab ini penulis akan bahas mengenai PT.Prudential Life

Assurance, Prosedur Klaim Asuransi di PT. Prudential Life Assurance,

Sengketa klaim asuransi jiwa sampai di pengadilan.

Page 28: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

16

BAB IV: Analisis Penerapan Asas Utmost Good Faith dalam Sengketa Klaim

Asuransi (Studi Kasus Putusan PT Jakarta Nomor

407/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel): Bab ini akan menggambarkan bagaimana

kronologi kasus sengketa victor joe sinaga dapat terjadi, Bagaimana

gambaran sengketa klaim yang terjadi, Apa yang menjadi dasar

Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perkara, Analisis dari

putusan itu sendiri.

BAB V: Penutup, Berisi tentang Kesimpulan dan Saran: Bab ini merupakan

bab terakhir dari penulisan skripsi ini, untuk itu penulis menarik

beberapa kesimpulan dari hasil penelitian, disamping itu penulis

menengahkan beberapa saran yang dianggap perlu.

Page 29: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

17

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN ASURANSI JIWA DAN ASAS

UTMOST GOOD FAITH

A. Pengertian Asuransi Jiwa

Kata asuransi berasal dari bahasa inggris, insurance. Insurance mempunyai

pengertian: (a) asuransi, dan (b) jaminan.1 Kata asuransi dalam bahasa Indonesia

telah diadopsi ke dalam kamus besar bahasa Indonesia dengan padanan kata

pertanggungan2. Asuransi dimaksud menurut Wirjono Prodjodikoro adalah suatu

persetujuan pihak yang menjamin dan berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk

menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan

diderita oleh yang dijamin karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas.3

Pengertian asuransi di atas, akan lebih jelas bila dihubungkan dengan pasal

246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) yang menjelaskan bahwa

asuransi adalah “suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung

mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi untuk

memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena

suatu peristiwa yang tak tertentu” namun definisi tersebut merupakan definisi

1Lihat, Jhon M.Echols dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia (Jakarta:

Gramedia, 1990), h.326.

2Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta

:Balai Pustaka, 1996), h.63.

3 Wirjono, Hukum Asuransi di Indonesia (Jakarta: Intermassa, 1987), h.1.

Page 30: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

18

asuransi kerugian dan untuk saat ini sudah tidak sesuai lagi bagi definisi asuransi

jiwa, maka ada beberapa sarjana yang mendefinisikan asuransi jiwa secara

sistematis, salah satunya adalah H.M.N Purwosutjipto.

Definisi pertanggungan jiwa menurut purwosutjipto H.M.N Purwosutjipto,

yaitu bahwa:

“Pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup

(pengambil) asuransi dengan penanggung, dengan mana penutup asuransi

mengikatkan diri selama jalannya pertanggungan, sebagai akibat langsung dari

meninggalnya orang yang jiwanya di pertanggungkan atau telah lampaunya suatu

jangka waktu yang di perjanjikan, mengikatkan diri untuk membayar sejumlah

uang tertentu kepada orang yang ditunjuk oleh penutup asuransi sebagai

penikmat”4

Asuransi jiwa merupakan bentuk konkrit dari asuransi sejumlah uang, yang

artinya si penjamin berjanji memberikan uang yang jumlahnya sudah di tentukan

sebelumnya, dengan tidak disandarkan pada suatu kerugian tertentu. Sedangkan

arti kata asuransi atau dalam bahasa belanda disebut “Verzekering” yang berarti

pertanggungan. Dalam suatu pertanggungan jiwa terdapat 2 (dua) pihak, yaitu

pihak penanggung yang bersedia membayar uang jaminan (uang pertanggungan )

apabila sampai habis masa pertanggungan (perjanjian asuransi jiwa )tertanggung

tidak meninggal dunia/sakit. Sedangkan pihak lainnya, yaitu pihak pemegang

(pengambil asuransi) yang berkewajiban untuk membayar sejumlah uang (premi)

kepada pihak penanggung.5

4H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, jilid 6,cet.III,

(Jakarta: Djambatan, 1990), h.141.

5Maryadi Kusdian, “Peranan asuransi jiwa bersama bumiputera 1912 cianjur terhadap

pemegang polis dan permasalahannya,” (Skripsi S1 Fakultas Hukum, Universitas Pakuan Bogor,

2003), h.18.

Page 31: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

19

Definisi lain tentang pertanggungan jiwa terdapat di dalam pasal 1 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yaitu:

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antar dua pihak atau lebih,

dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung , dengan

menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung

karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita

tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan.”6

Kedua definisi pertanggungan tersebut telah menjelaskan bahwa

pertanggungan jiwa (asuransi jiwa) merupakan suatu perjanjian timbal balik,

artinya suatu perjanjian yang kedua belah pihak masing-masing mempunyai

kewajiban untuk membayar premi yang jumlahnya ditentukan oleh penanggung,

sedangkan penanggung mempunyai kewajiban untuk mengganti kerugian yang

diderita oleh tertanggung.

Hal ini sesuai dengan Pasal 1774 KUH Perdata, yaitu bahwa perjanjian

pertanggungan jiwa maupun perjanjian pertanggungan lainnya, termasuk ke

dalam perjanjian kemungkinan (kansovereenkomst), dikarenakan kewajiban

penanggung untuk mengganti kerugian yang diderita oleh tertanggung tergantung

dari ada atau tidak adanya peristiwa tidak tertentu (onzeker voorval).

B. Perjanjian Asuransi Jiwa

1. Pengertian Perjanjian

6Arif Djohan Tunggal, Peraturan Perundang-undangan Perasuransian Di Indonesia,

Buku 1, (Jakarta: Harvarindo, 1998), h.3.

Page 32: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

20

Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan bahwa suatu perjanjian adalah

suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

satu orang atau lebih. Menurut Subekti, perjanjian adalah suatu peristiwa yang

seorang berjanji kepada seseorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji

untuk melaksanakan suatu hal.7

Perjanjian asuransi disebutkan sebagai sebuah perjanjian di mana atas

imbalan sejumlah premi yang telah disepakati, satu pihak menyanggupi untuk

memberikan ganti kerugian kepada pihak yang lain atas subjek tertentu sebagai

akibat dari bahaya tertentu.8 Hukum asuransi pada dasarnya berisikan ketentuan

yang berkaitan dengan hak dan kewajiban para pihak sebagai akibat dari

perjanjian pengalihan dan penerimaan risiko oleh para pihak. Hukum asuransi

pada pokoknya merupakan objek hukum perdata. Dengan demikian, dapat

disimpulkan kecuali telah ditentukan lain dalam KUH Dagang sebagai suatu

ketentuan yang bersifat khusus, sebagai sebuah perjanjian, perjanjian asuransi

diatur dibawah KUH Perdata.9

2. Syarat Sah Perjanjian Asuransi Jiwa

7Subekti, Hukum Perjanjian, cet.II, (Intermassa, 2008), h.1.

8Malcom A.Clarke, a contract whereby, for an agreed premium one party undertakes

to compensate the other for loss on a specified subject by specified perils, h.4-5.

9Man S. Sastrawidjaja dan Endang, Hukum Asuransi, Perlindungan Tertanggung

Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, ed.2, cet.I, (T.tp, 1997), h.126.

Page 33: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

21

Pasal 1320 KUH Perdata menyatakan bahwa terdapat empat syarat

sahnya sebuah perjanjian, yaitu sepakat mereka yang mengikatkan dirinya,

kecakapan untuk membuat suatu perikatan, suatu hal tertentu dan suatu sebab

yang halal.

Ketentuan tersebut dapat dibandingkan dengan elemen-elemen perjanjian

asuransi pada umumnya, yaitu10

offer and acceptance, consideration, legal

object, competent parties, dan legal form sebagaimana tercantum dibawah ini.

a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri dimulai dengan terjadinya

proses offer (penawaran) dan acceptance (penerimaan) antara

tertanggung dan elemen perjanjian asuransi yang menjadi dasar bagi

para pihak bersepakat untuk mengikatkan diri. Berbeda dengan

penerapan istilah penawaran dan penerimaan pada umumnya, dalam

perjanjian asuransi, penawaran berasal dari tertanggung, sedangkan

penerimaan (risiko) berasal dari penanggung.

Suatu penawaran adalah sebuah pernyataan dari sebuah

kehendak untuk mengikatkan diri berdasarkan persyaratan-

persyaratan tertentu yang dilakukan dengan tujuan bahwa sebuah

10

Emmet J.Vaughan dan Therese Vaughan, Essential of Insurance: A Risk Management

Perspective (Canada: John Wiley Inc. 1995), h.158.

Page 34: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

22

perjanjian yang mengikat akan timbul setelah sebuah penawaran

diterima.11

Definisi Penerimaan (acceptance) dan tuntutan atas keberadaan

tujuannya memunculkan dua prinsip. Pertama, pernyataan tujuan

untuk menerima penawaran (offer) harus merupakan tanggapan atas

suatu penawaran dan menyamai (match) penawaran sepenuhnya.

Oleh karena itu, penerimaan harus nyata (unequivocal) dan tidak

bersyarat. Kedua, sekadar pengakuan terhadap penawaran saja tidak

mencukupi dan harus ada komunikasi penerimaan kepada pihak

yang menawarkan.12

Penerimaan harus dikomunikasikan dan,

kecuali ditentukan lain, harus sesuai dengan syarat-syarat

penawaran. Pemberi penawaran, kecuali telah ditentukan lain, tidak

dapat berasumsi atas keberadaan suatu perjanjian tidak adanya

penolakan yang diberitahukan oleh penerima dalam jangka waktu

tertentu. Keperluan terhadap pemberitahuan tunduk pada 2 (dua)

pengecualian, yaitu penerimaan berdasarkan aturan pos dan

penerimaan atas dasar tindakan.13

11

Paul Richards, Law of Contract, Longman, 5th

Edition, 2002, h.14.

12

Ibid, h.24.

13

Judge, Stephen, Business Law, MacMillan Law Masters, ed. 2, (T.tp, 1999), h.61.

Page 35: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

23

Dalam bisnis asuransi, acceptance timbul pada saat

pertanggungan dimulai atau polis diterbitkan, mana saja yang lebih

dahulu, tetapi proses offer dan acceptance akan tetap menjadi bagian

tidak terpisahkan dari polis asuransi yang diterbitkan kemudian.

Dengan demikian, tertanggung terikat dengan semua informasi yang

diberikan yang menjadi dasar bagi penanggung untuk melakukan

penutupan asuransi.

b. Cakap untuk membuat perikatan, yaitu bahwa para pihak adalah

pihak yang kompeten untuk membuat perikatan dalam elemen

competent parties, yaitu mereka yang telah dewasa, waras, tidak

dalam paksaan ataupun dalam pengampunan.

c. Suatu hal tertentu yang dimaksud dalam Pasal 1320 KUH Perdata

adalah objek yang menjadi dasar lahirnya perjanjian, dalam hal ini

janji dari penanggung untuk memberikan jaminan kepada

tertanggung atas imbalan sejumlah premi yang dianggap seimbang

atas risiko yang akan dijamin. Consideration dalam hal ini adalah

premi yang merupakan salah satu elemen sahnya sebuah perjanjian

asuransi dan memberikan kekuatan hukum lahirnya perjanjian

asuransi. Pasal 1314 KUH Perdata mengatur tentang perjanjian atas

beban yang bersifat timbal balik. Penggolongan perjanjian asuransi

sebagai perjanjian dengan beban atau bersifat timbal balik

Page 36: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

24

sebagaimana diatur dalam pasal tersebut masih menimbulkan

pertanyaan sebab polis asuransi hanya ditandatangani sepihak oleh

penanggung yang menjadi satu-satunya pihak yang berjanji walaupun

pemenuhan janji penanggung mempesyaratkan pemenuhan

persyaratan pemenuhan persyaratan tertentu pula oleh tertanggung.

d. Suatu sebab yang halal disebut legal object. Perjanjian asuransi yang

bertujuan untuk memberikan asuransi terhadap suatu sebab yang

dilarang oleh ketentuan perundang-undangan , melanggar kesusilaan

atau bertentangan dengan kepentingan umum, sebagaimana

tercantum dalam pasal 1337 KUH Perdata, akan batal demi hukum.

e. Elemen berikutnya legal form yang dalam hukum asuransi

mengandung pengertian bahwa perjanjian asuransi dapat dikatakan

memenuhi unsur legal form apabila polis asuransi tersebut sama atau

mempunyai subtansi yang sama dengan polis asuransi yang dianggap

sah dan harus mengikuti prosedur pengajuan dan persetujuan dari

pihak yang berwenang.14

3. Asas Hukum Sahnya sebuah Perjanjian Asuransi

Sebagaimana halnya dengan perjanjian pada umumnya, perjanjian

asuransi tunduk pada asas-asas penting bagi sahnya suatu perjanjian menurut

KUH Perdata, yaitu:

14

Emmet J.Vaughan dan Therese Vaughan, Essential of Insurance: A Risk

Management Perspective, (Canada: John Wiley Inc. 1995) h.160

Page 37: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

25

a. Asas Kebebasan Berkontrak

Asas kebebasan berkontrak terdapat dalam pasal 1338 ayat (1) KUH

Perdata yang mengatakan bahwa “semua perjanjian yang dibuat secara

sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.

Asas ini menerangkan bahwa segala perjanjian yang dibuat secara sah,

berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Tetapi,

kebebasan tersebut bukan merupakan suatu kebebasan yang tanpa batas

sebagaimana batas sebagaimana ketentuan mengenai batasan kebebasan

dalam membuat suatu perjanjian yang tercantum dalam Pasal 1337

KUH Perdata yang berbunyi, suatu sebab adalah terlarang, apabila

dilarang oleh undang-undang atau berlawanan dengan kesusilaan baik

atau ketertiban umum.

b. Asas Konsensualisme

Asas konsensualisme diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata ayat (2),

yaitu sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. Sepakat mereka yang

mengikatkan dirinya adalah asas yang esensial dari Hukum Perjanjian.

Asas ini dikenal juga sebagai asas otonomi konsensualisme, yang

menentukan “ada”nya (raison d’etre, het bestaanwaarde) perjanjian dan

merupakan sesuatu yang tidak hanya milik KUH Perdata tetapi bersifat

universal. Sejumlah ahli berpendapat bahwa perjanjian terbentuk karena

adanya kehendak (consensus) dari pihak-pihak. Perjanjian pada pokok-

pokoknya dapat dibuat bebas tidak terikat bentuk dan tercapai tidak

Page 38: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

26

secara formal tetapi cukup melalui consensus belaka.15

Praktik dalam

industry asuransi bahwa perjanjian asuransi lahir atas kesepakatan para

pihak merupakan pemenuhan terhadap ketentuan Pasal 1320 KUH

Perdata mengenai asas konsesualisme.

c. Asas Pacta Sunt Servanda

Ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menyatakan bahwa semua

perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi

mereka yang membuatnya mengandung dua asas hukum bagi sahnya

sebuah perjanjian, yaitu asas kebebasan berkontrak dan asas pacta sunt

servanda.

Menurut asas pacta sunt servanda, suatu perjanjian

mengakibatkan suatu kewajiban hukum dan para pihak terikat untuk

melaksanakan kesepakatan kontraktual, serta bahwa suatu kesepakatan

harus dipenuhi, oleh para pihak yang berlaku sebagai undang-undang.

Kehidupan kemasyarakatan hanya mungkin berjalan dengan baik jika

seseorang dapat mempercayai perkataan orang lain.

Asas pacta sunt servanda oleh sebagian pakar diartikan sebagai

asas kepastian hukum. Pemenuhan kewajiban yang telah disepakati

walaupun polis asuransi belum diterbitkan sewaktu klaim timbul

15

Herlien Budiono, Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia, cet.I,

(Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2006), h.95.

Page 39: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

27

mencerminkan asas pacta sunt servanda dalam Pasal 1338 ayat (1)

KUH Perdata dalam praktik perasuransian.16

d. Asas itikad Baik

Dalam Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata dimuat ketentuan bahwa, Suatu

perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. Mariam Darus

Badrulzaman17

melihat ayat (3) KUH Perdata tersebut sebagai

penyeimbang dari ketentuan ayat (1) untuk memberikan perlindungan

pada pihak yang lebih lemah sehingga kedudukan para pihak menjadi

seimbang. Hal ini merupakan realisasi dari asas keseimbangan. Polis

asuransi disiapkan oleh penanggung untuk tertanggung yang pada

umumnya memiliki pengetahuan asuransi yang terbatas dapat membuat

tertanggung merupakan pihak yang lemah.

Keterbatasan yang pada umumnya melekat pada salah satu pihak

dalam megikatkan diri dalam suatu perjanjian asuransi mendapat

perlindungan dari asas itikad baik yang merupakan asas penyeimbang

untuk memberikan perlindungan bagi pihak yang lemah. Dalam hukum

asuransi, asas yang berlaku bahkan lebih tinggi dari sekedar asas itikad

baik baik tetapi asas itikad sangat baik (utmost good faith) yang

16

Dr.A.Junaedy Ganie, S.H.,M.H., Hukum Asuransi Indoensia, cet.I, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2011), h.61.

17

Mariam Darus Badrulzaman dkk, Kompilasi Hukum Perikatan (Jakarta: Aditya Bakti,

2001), h.83.

Page 40: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

28

mengharuskan adanya prinsip keterbukaan yang lebih tinggi yang jika

dilanggar sepatutnya mengandung sanksi yang keras.18

e. Asas Kepribadian

Pasal 1315 KUH Perdata menyatakan, pada umumnya tak seorang dapat

mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu

janji dari pada untuk dirinya sendiri. Pasal ini secara tegas mengatur

bahwa perjanjian oleh para pihak yang mengikatkan diri hanya berlaku

bagi mereka saja. Selanjutnya, dalam Pasal 1340 KUH Perdata

dinyatakan, suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang

membuatnya. Ketentuan-ketentuan ini berarti bahwa para pihak yang

mengikatkan diri hanya mengikat kedua pihak dan tidak dapat

mengikatkan pihak lain dalam perjanjian diantara mereka tanpa

sepengetahuan dan seizin pihak lainnya.19

Dengan demikian, dalam perjanjian asuransi, penanggung dan

tertanggung tidak dapat menarik pihak lain dalam perjanjian diantara

mereka sebagai pihak yang saling mengikatkan diri tanpa seizin pihak

lain yang dimaksud. Pihak ketiga tidak dapat menuntut hak yang yang

timbul dalam perjanjian asuransi tanpa seizin para pihak.

4. Dasar Hukum Perjanjian Asuransi Jiwa

18

Dr.A.Junaedy Ganie, S.H.,M.H., Hukum Asuransi Indoensia, cet.I, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2011), h.96.

19

Ibid., h.96.

Page 41: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

29

Peran hukum dimulai sejak ada kata sepakat dari para pihak apabila ingin

bertransaksi.20

Antara satu orang dengan pihak lain atau orang lain dalam

kapasitasnya sebagai subjek hukum pasti akan menciptakan rangkaian hubungan

hukum yang sehat atau tidak. Dari hubungan hukum yang sehat akan segera

diketahui mana hak dan kewajiban masing-masing.21

Di Indonesia awal mula lembaga asuransi ada melalui Pemerintah Hindia

Belanda. Lembaga tersebut dimuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

atau Wetboek Van Koophandel melalui Stb.1847 Nomor 23 tanggal 30 April

1947 Bab 9 Pasal 246-286. Peraturan perundangan yang mengatur secara spesifik

mengenai lembaga asuransi adalah :

a. KUHD, Buku I titel 9 dan Titel 10 serta Buku II Titel 9 dan Titel 10,

yang diberlakukan di Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) tanggal 1

Mei 1848 berdasarkan asas konkordansi.

b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian

yang diundangkan pada tanggal 11 Februari tahun 1992 dan

diundangkan dalam Lembaran Negara Nomor 13 tahun 1992

sebagaimana diubah dengan;

c. PP Nomor 73 Tahun 1992 tanggal 30 Oktober 1992 yang

diundangkan dalam Lembaran Negara Nomor 120 Tahun 1992

Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian Di Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 63 Tahun 1999 Tanggal

2 Juli 1999 ,Lembaran Negara Nomor 118 tahun 1999 Tentang

Perubahan atas PP Nomor 73 tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan

Usaha Perasuransian.22

5. Prinsip Perjanjian Asuransi Jiwa

20

Prof. Dr. Sri Redjeki Hartono,S.H., Hukum Ekonomi Indonesia , Buku 2, (Malang:

Bayumedia, 2007), h.120.

21

Ibid., h.122. 22

Bronto Hartono, SH. “Prinsip Utmost Good Faith dalam Pelaksanaan Perjanjian

Asuransi Jiwa PT.Asuransi Jiwasraya (Persero) di regional office Semarang,” (Tesis S2 Fakultas

Hukum, Universitas Diponegoro Semarang, 2005), h.19.

Page 42: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

30

Beberapa prinsip yang mendasari asuransi jiwa:

a. Insurable Interest (Keterikatan Asuransi), yaitu; hubungan

kepentingan yang secara hukum dan finansial mengakibatkan

kerugian keuangan bagi si pengaju asuransi. Contoh: Orang tua dan

anak, bila orang tua meninggal maka anak akan mengalami kerugian

ekonomi karena anak memiliki ketergantungan finansial kepada orang

tuanya.

b. Utmost Good Faith (Niat Baik), yaitu; prinsip yang mengharapkan

para pihak untuk mengungkapkan semua fakta material yang disadari

atau paling tidak diketahui. Prinsip utmost good faith (itikad terbaik)

merupakan prinsip bahwa setiap tertanggung berkewajiban

memberitahukan secara jelas dan teliti mengenai segala fakta penting

yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan serta tidak

mengambil untung dari asuransi.23

c. Risk Sharing (Pembagian Risiko), yaitu; mekanisme pembagian risiko

di mana tertanggung memberikan kontribusi dalam bentuk premi

asuransi, dan dari banyaknya kontribusi dibayarkan klaim dari

sebagian kecil tertanggung yang mengalami risiko.

23

Bronto Hartono, SH. “Prinsip Utmost Good Faith dalam Pelaksanaan Perjanjian

Asuransi Jiwa PT.Asuransi Jiwasraya (Persero) di regional office Semarang,” (Tesis S2 Fakultas

Hukum, Universitas Diponegoro Semarang, 2005), h.26.

Page 43: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

31

d. Law of Large Number (Hukum Bilangan Besar), yaitu; peluang

terjadinya risiko dan ketidakpastian akan berkurang jika jumlah orang

yang diasuransikan bertambah.24

6. Hak dan Kewajiban Para Pihak

Dalam kedudukan tertentu, setiap orang pasti menjadi konsumen atas

barang atau jasa tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhannnya. Interaksi

antara konsumen dengan penyedia barang dan jasa pada umuumnya dapat terjadi

setiap saat oleh para pihak, baik secara incidental maupun secara periodik.

Interaksi dan transaksi tersebut menimbulkan hak dan kewajiban para pihak.25

Berangkat dari pemikiran tersebut dapat dicermati hak dan kewajiban

pelaku usaha dan konsumen pada kegiatan perasuransian sebagai berikut.

a. Hak pelaku usaha

1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan

kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang/jasa yang

diperdagangkan.

2) Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan

konsumen yang tidak beritikad baik.

3) Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam

penyelesaian hukum sengketa konsumen.

24

PRUsales academy.

25

Prof. Dr. Sri Redjeki Hartono,S.H., Hukum Ekonomi Indonesia, Buku 2, (Malang:

Bayumedia, 2007), h.133.

Page 44: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

32

4) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum

bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang

dan/atau jasa yang diperdagangkan.

5) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-

undangan lainnya.

b. Kewajiban pelaku usaha

1) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

2) Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi

penjelasan penggunaan, perbaikan , dan pemeliharaan.

3) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan

jujur serta tidak diskriminatif.

4) Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang

dan/atau jasa yang berlaku.

5) Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji

dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi

jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang

diperdagangkan.

6) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas

kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan

barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

Page 45: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

33

7) Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian apabila

barang dan/atau jasa yang diterima dimanfaatkan tidak sesuai

dengan perjanjian.

c. Hak Konsumen

1) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengonsumsi barang dan/atau jasa.

2) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan

barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

3) Hak katas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

4) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang

dan/atau jasa yang digunakan.

5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

6) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.

7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur

serta tidak diskriminatif.

8) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak

sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana semestinya.

Page 46: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

34

9) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-

undangan lainnya.

d. Kewajiban Konsumen

1) Membaca dan mengikuti petunjuk informasi dan prosedur

pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa demi

keamanan dan keselamatan.

2) Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang

dan/atau jasa.

3) Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.

4) Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut.

Jadi, hubungan hukum yang tercipta antara pelaku usaha/produsen pada

satu pihak dengan konsumen pada pihak yang lain sudah dilengkapi dengan:

a. Hak dan kewajiban para pihak;

b. Hal yang seharusnya dan tidak boleh dilakukan;

c. Peran Negara;dan

d. Badan perlindungan dan penyelesaian sengketa serta prosedur dan

syarat penyelesaian sengketa.

Oleh karena itu, menurut penulis undang-undang perlindungan konsumen

memberikan kedudukan yang seimbang antara pelaku usaha/produsen dengan

konsumen.26

C. Prinsip Asas Utmost Good Faith dalam Perjanjian Asuransi Jiwa

26

Prof. Dr. Sri Redjeki Hartono,S.H., Hukum Ekonomi Indonesia, Buku 2, (Malang:

Bayumedia, 2007), h.138-140.

Page 47: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

35

Prinsip utmost good faith dalam perjanjian asuransi sangat penting karena

menyangkut hak dan kewajiban tertanggung serta penanggung di lain pihak. Pada

prinsip utmost good faith tertanggung pada saat melakukan pengajuan form

aplikasi penutupan asuransi berkewajiban memberitahukan secara jelas dan teliti

mengenai segala fakta penting yang berkaitan dengan dirinya serta tidak

berusaha dengan sengaja untuk mengambil untung dari penanggung. Dengan

kata lain tertanggung tidak menyembunyikan sesuatu yang dapat dikategorikan

sebagai cacat tersembunyi atau menutup-nutupi kelemahan dan kekurangan atas

dirinya, mengingat hal ini berkaitan erat dengan risiko, penetapan pembayaran

premi serta kewajiban penanggung jika terjadi kerugian yang diderita oleh

tertanggung. Prinsip ini jika dicermati juga sesuai dengan implementasi Pasal

1320 dan Pasal 1338 KUH Perdata, bahwa perjanjian yang dibuat harus

berdasarkan atas dasar sebab yang halal serta persetujuan harus dilaksanakan

dengan itikad baik. Apakah prinsip ini hanya menjadi kewajiban dari tertanggung

(konsumen) atau juga mengikat terhadap pelaku usaha (penanggung/ lembaga

asuransi)27

. Dalam Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen ditegaskan

bahwa hak konsumen itu meliputi hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur

mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau jasa. Jelaslah kiranya bahwa

lembaga asuransi sebagai penanggung juga terikat dengan prinsip ini, yaitu

27

Swady Halim, Permasalahan Umum Nasabah Asuransi Seminar dan Lokakarya

Perkembangan Jurnalisme Ekonomi II, (Semarang, Lembaga Studi Pers dan Informasi, Tanggal 9

Oktober 2000)

Page 48: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

36

kewajiban menjelaskan risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan secara

jelas dan teliti.

Pemahaman tentang prinsip itikad baik, tertuang dalam pasal 251, 277, 281

KUHD, prinsip dasar yang harus dimiliki adalah prinsip adanya itikad baik.28

Dengan demikian dapat diketahui bahwa penanggung sebagai penjual polis perlu

dilindungi terhadap kemungkinan adanya kesalahan informasi yang diberikan

oleh calon tertanggung mengenai objek pertanggungan. Jika penanggung

mengetahuinya, ia tidak akan menerima pertanggungan tersebut atau

menerimanya tetapi dengan kondisi yang berbeda. Pasal 251 KUHD

mengaturnya

“Setiap keterangan yang keliru atau tidak benar, ataupun setiap tidak

memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh si tertanggung, betapapun itikad

baik ada padanya, yang demikian sifatnya sehingga seandainya si penanggung

telah mengetahui keadaan yang sebenarnya, perjanjian itu tidak akan ditutup,

atau tidak ditutup dengan syarat-syarat yang sama, mengakibatkan batalnya

pertanggungan”.

Biasanya sering sekali terkait pelanggaran atas prinsip itikad baik ini

dapat mengakibatkan pertanggungan menjadi batal. Kesalahan ini dapat terjadi

karena:29

1) Tidak mengungkapkan informasi material secara benar dan lengkap

(non disclosure).30

28

Ketut Sendro, Klaim Asuransi Gampang, cet.III, (Jakarta: BMAI, PPH, 2009), h.53.

29

Wiyono, “Penyelesaian klaim Asuransi Kesehatan pada Rumah Sakit X”, (Skripsi S1

Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, 2011), h.52.

Page 49: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

37

2) Menyembunyikan informasi (concealment)

Ini terjadi jika calon tertanggung dalam pengisian formulir

permintaan asuransi dengan sengaja menyembunyikan atau tidak

menyampaikan suatu informasi yang material mengenai objek

pertanggungan kepada penanggung, maka pertanggungan tersebut

juga dapat menjadi batal.

3) Informasi yang diungkapkan keliru (innocernt misrepresentation)

Kekeliruan penyampaian informasi dapat terjadi karena cara

penyampaian informasi yang salah ataupun isi atau materi dari

informasi tersebut tidak benar.

4) Memberikan informasi yang salah dengan tujuan penipuan

(fraudulent misrepresentation)

Pemberian informasi dengan tujuan penipuan dapat dilakukan

pada waktu penutupan asuransi, dapat juga terjadi pada saat

pengajuan klaim.31

30

Ketut Sendro, Klaim Asuransi Gampang, Cet.III, (Jakarta: BMAI, PPH, 2009), h.54.

31

Wiyono, “Penyelesaian klaim Asuransi Kesehatan pada Rumah Sakit X”, (Skripsi S1

Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, 2011), h.52.

Page 50: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

38

BAB III

SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PADA PT. PRUDENTIAL LIFE

ASSURANCE

A. PT. Prudential life assurance

1. Profil PT. Prudential life assurance

Prudential Indonesia didirikan pada tahun 1995. Prudential Indonesia

merupakan bagian dari Prudential plc, London, Inggris dan di Asia Prudential

Indonesia menginduk pada kantor regional Prudential Corporation Asia (PCA),

yang berkedudukan di Hongkong.1 Dengan menggabungkan pengalaman

Prudential di bidang asuransi jiwa dengan pengetahuan tata cara bisnis local,

kemudian Prudential terus mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Pada tanggal

2 November persetujuan ditandatangani antara Prudential dan Bank Bali

Indonesia untuk melakukan merger menjadi Prudential BancBali Life Assurance

(PBBL).2

Prudential Indonesia telah menjadi pemimpin pasar dalam penjualan

produk asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi (unit link) sejak pertama

kali meluncurkan produknya di tahun 1999.3 Pada 31 Desember 2012, Prudential

Indonesia memiliki kantor pusat di Jakarta dan kantor pemasaran di Medan,

Surabaya, Bandung, Denpasar, Batam dan Semarang dengan 290 kantor

1PRUsales academy.

2http://www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/aboutus/ourhistory/index.html

diakses pada 15 september pukul 12.24.

3PRUsales academy.

Page 51: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

39

keagenan (termasuk di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta, Batam,

dan Bali) di seluruh nusantara. Per 31 Desember 2012, Prudential Indonesia

melayani lebih dari 1,7 juta nasabah.4

Visi Prudential Corporation Asia

a. dalam pelayanan nasabah: Nasabah adalah kunci penting dalam

bisnis ini oleh karena itu pelayanan terhadap nasabah merupakan hal

penting bagi Prudential untuk mencapai tujuan yaitu menjadi

perusahaan jasa keuangan nomor satu di Asia.

b. dalam memberikan hasil terbaik bagi para pemegang saham:

Prudential memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan hasil

yang memuaskan kepada para pemegang saham sehingga mereka

akan terus memberikan dukungan yang lebih baik lagi demi

keberhasilan perusahaan dalam perkembangannya.

c. dalam memperkerjakan orang-orang terbaik: Untuk mendukung

keberhasilan tujuan dan visi ini. Prudential senantiasa

mengembangkan kemampuan sumber daya manusianya, baik para

tenaga pemasaran maupun karyawan. Oleh karena itu, Prudential

sangat mengutamakan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan

bagi para tenaga pemasaran dan karyawan sehingga tujuan dan misi

perusahaan dapat dicapai dengan hasil terbaik.5

Misi PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

“Menjadi perusahaan Jasa Keuangan Ritel terbaik di Indonesia,

melampaui pengharapan para nasabah, tenaga pemasaran, staf dan pemegang

saham – dengan memberikan pelayanan terbaik, produk berkualitas, staf serta

tenaga pemasaran professional yang berkomitmen tinggi serta menghasilkan

pendapatan investasi yang menguntungkan.”6

Moto Prudential

4http://www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/aboutus/index.html diakses

pada 15 september 2013 pukul 12.24.

5PRUsales academy.

6http://www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/aboutus/missionandcredo/ind

ex.html diakses pada 15 september 2013 pukul 12.24.

Page 52: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

40

“Hanya dengan mendengarkan, kami dapat memahami apa yang

dibutuhkan masyarakat, dan hanya dengan memahami apa yang dibutuhkan

masyarakat, kami dapat memberikan produk dan tingkat pelayanan sesuai dengan

yang diharapkan.”7

Empat Pilar

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Misi, PT Prudential Life

Assurance memiliki Empat Pilar (Four Pillars), yaitu fondasi yang merupakan

dasar berdiri dan berkembangnya perusahaan serta yang membedakannya dengan

perusahaan-perusahaan lain.8 Berikut ini adalah empat pilar tersebut:

a. Semangat untuk selalu menjadi yang terbaik

b. Organisasi yang memberikan kesempatan belajar

c. Bekerja sebagai suatu keluarga

d. Integritas dan keuntungan yang merata bagi semua pihak yang terkait

dengan perusahaan.

2. Produk Asuransi Jiwa PT. Prudential Life Assurance

Setiap perusahaan asuransi di dunia maupun di Indonesia pasti memiliki

produk-produk yang terus mereka kembangkan guna mendapatkan nasabah

sebanyak-banyaknya, seperti yang dilakukan pula oleh PT.Prudential Life

Assurance Dengan memahami kebutuhan-kebutuhan unik para nasabah,

7PRUsales academy.

8http://www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/aboutus/missionandcredo/ind

ex.html diakses pada 15 September 2013 pukul 12.24.

Page 53: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

41

Prudential Indonesia selalu menciptakan inovasi baru dan menawarkan produk-

produk yang sesuai untuk nasabah. Prudential Indonesia menawarkan produk-

produk asuransi jiwa dan investasi yang lengkap guna memenuhi kebutuhan para

nasabah.9 Berikut adalah produk-produk yang dimiliki oleh Prudential:

a. PRUlink assurance account (PAA)

b. PRUlink investor account (PIA)

c. PRUlink fixed pay (PFP)

d. PRUsyariah

e. PRUmajor medical

f. PRUhospital care

g. PRUaccident plus

h. PRUprotector plan

i. PRUlife cover

j. PRUlink term

k. PRUpersonal accident death

l. PRUpersonal accident death & disablement

m. PRUcrisis cover 34

n. PRUcrisis cover benefit 34

o. PRUmultiple crisis cover

p. PRUcrisis income

q. PRUearly stage crisis cover (ESCC)

r. PRUwaiver 33

s. PRUpayor 33

t. PRUspouse waiver 33

u. PRUspouse payor 33

v. PRUparent payor 33

w. PRUmed

x. PRUhospital & surgical 7510

3. Manfaat Asuransi Jiwa

9PRUsales academy.

10

PRUsales academy.

Page 54: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

42

Kebutuhan orang akan manfaat asuransi jiwa sangat bervariasi sesuai

dengan kebutuhan mereka. Dan diantara kebutuhan-kebutuhannya tersebut,

kebutuhan umum yang dapat dipenuhi oleh manfaat asuransi jiwa mencakup hal-

hal berikut ini:

a. Dependent Living Expense (Biaya Hidup Tanggungan)

Nilai jual utama asuransi jiwa adalah bahwa orang merasa perlu untuk

memberikan dukungan atau bantuan finansial bagi tanggungan mereka. Jika

orang yang menjadi tulang punggung keluarga meninggal, maka anggota

keluarga yang ditinggalkan akan menghadapi masa-masa sulit. Asuransi jiwa

menjawab hal ini dengan memberikan manfaat uang pertanggungan kepada ahli

waris untuk membiayai kehidupan mereka sepeninggal si pencari nafkah

sehingga keluarga yang ditinggalkan dapat tetap menjalani kehidupan mereka.

b. Education Fund (Biaya Pendidikan)

Salah satu tujuan utama orang tua adalah memiliki kemampuan keuangan

untuk menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya. Oleh karena kematian ayah

atau ibu sebagai pencari nafkah menyebabkan menurunnya penghasilan keluarga

sehingga biaya pendidikan tidak dapat terpenuhi. Karena itu orang tua dapat

membekali diri dan keluarga dengan progam asuransi jiwa yang dapat

memastikan dana telah tersedia untuk membiayai pendidikan putra-putri mereka

tercinta.

c. Retirement Income (Penghasilan Masa Pensiun)

Page 55: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

43

Penghasilan masa pensiun seringkali tidak mencukupi untuk membiayai

seseorang yang telah pensiun. Oleh karena itu dibutuhkan asuransi jiwa sebagai

tabungan untuk memberikan berbagai keuntungan yang dapat digunakan untuk

membiayai kehidupan seseorang di masa tua.

d. Mortgage Repayment Fund (Dana Pengembalian Jaminan Hutang)

Ketika orang memiliki utang yang harus dilunasi, seperti kredit rumah,

kendaraan, dll, untuk memberikan jaminan bahwa suatu ketidakmampuan terjadi

atas dirinya, dia dapat menggunakan nilai tunai pada polis asuransi jiwanya

sebagai jaminan atas utang tersebut. Dan ketika ia meninggal, asuransi jiwa dapat

menjamin bahwa seluruh sisa utangnya dapat tetap dibayarkan.

e. Emergencies Fund (Dana Darurat)

Ketika seseorang berencana untuk mengembangkan bisnisnya dan untuk

itu dia memerlukan dana yang cukup besar, dia bisa menggunakan polis asuransi

jiwanya untuk memperoleh dana pinjaman. Atau jika ia memiliki polis asuransi

jiwa unit link (yaitu asuransi jiwa yang juga menyertakan tabungan didalamnya),

maka ia bisa mengambil investasi yang telah terkumpul untuk membiayai

pengembangan bisnisnya tersebut.

f. Disability Income (Penghasilan Ketika Cacat)

Saat seseorang mengalami risiko cacat/ketidakmampuan, ia pun tidak

dapat lagi bekerja. Ketika ia tidak dapat bekerja maka ia pun tidak lagi dapat

memperoleh penghasilan. Dengan memiliki asuransi jiwa, ia dapat menggunakan

uang pertanggungan yang dibayarkan untuk membiayai hidupnya.

Page 56: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

44

g. Health Insurance (Asuransi Kesehatan)

Ketika seseorang menderita suatu penyakit yang membutuhkan biaya

tinggi untuk pengobatan dan penyembuhan, dengan asuransi kesehatan ataupun

asuransi jiwa dengan manfaat tambahan perlindungan kondisi kritis, tingginya

biaya rumah sakit, operasi, dll. Dapat dibayarkan.

h. Investment (Investasi)

Asuransi jiwa, terlebih asuransi jiwa unit link, dapat dijadikan sebagai

salah satu bentuk investasi jangka panjang maupun pendek yang manfaatnya

dapat digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan dan tujuan hidup seseorang.

Seperti: membeli rumah, mobil, berlibur, membangun bisnis, dll.

B. Prosedur Pengajuan Klaim

Klaim dalam Kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebgai “ Tuntutan

pengakuan atas suatu fakta bahwa sekarang berhak (untuk memiliki atau

mempunyai) atas sesuatu.11

Asuransi merupakan sebuah bentuk perjanjian,

dimana para pihaknya (tertanggung dan penanggung) mempunyai hak dan

kewajiban. Salah satu hak yang dimiliki oleh tertanggung adalah mengajukan

klaim asuransi atas peristiwa yang menimbulkan suatu kerugian. Klaim asuransi

11

WJS, Purwadaminta Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.II, h. 506.

Page 57: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

45

adalah tuntutan klaim ganti rugi dan manfaat polis asuransi yang dapat dinilai

dengan sejumlah uang.12

Jika terjadi keadaan meninggal dunia bagi si pemilik polis, maka ahli

waris dapat mengajukan klaim asuransi guna mendapatkan uang pertanggungan.

Dalam hal ini, dokumen-dokumen yang harus dibutuhkan meliputi :

1) Formulir Klaim Meninggal karena Kecelakaan yang ditandatangani

oleh Pemegang Polis atau Penerima Manfaat sesuai Tanda Tangan

pada SPAJ.

2) Surat Keterangan Dokter Klaim Meninggal.

3) Fotokopi seluruh hasil pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi.

4) Fotokopi KTP/bukti kenal diri dari Penerima manfaat.

5) Surat Keterangan Meninggal dari Dokter/ RS.

6) Surat Keterangan Meninggal dari Pemerintah setempat.

7) Fotokopi Surat Perubahan Nama Tertanggung dan Penerima Manfaat

(jika ada).

8) Surat Keterangan Kepolisian (BAP) asli jika tertanggung meninggal

karena kecelakaan.

9) Polis Asli, dan dokumen-dokumen lain yang dianggap perlu oleh

Prudential.13

Dalam hal terjadi risiko yang dipertanggungkan, maka tertanggung harus

segera mengajukan pemberitahuan secara tertulis kepada pihak penanggung.

Dalam proses penyelesaian klaim asuransi, menurut Pasal 23 ayat 1 PP No.73

Tahun 1992 dinyatakan bahwa:

“Perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dilarang melakukan

tindakan yang dapat memperlambat penyelesaian atau pembayaran klaim, atau

12

Badan Mediasi Asuransi Indonesia, Surat Keputusan Tentang Proses Penanganan

Sengketa Melalui Mediasi Dan/Atau Judikasi, SK. No. 001/SK-BMAI/09.2006,pasal 1 ayat (2).

13

http://kenapaasuransi.wordpress.com/prosedur-pengajuan-klaim/ diakses pada 15

september 2013 pukul 12.18.

Page 58: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

46

tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan yang dapat mengakibatkan

kelambatan penyelesaian atau pembayaran klaim.”14

C. Sengketa Klaim Sampai di Pengadilan

Reputasi dan hubungan yang baik serta kepercayaan yang terbentuk

diantara tertanggung dan penanggung membuat perbedaan yang timbul diantara

keduanya akan lebih mudah untuk diselesaikan dengan baik.15

Seperti dalam

contoh praktiknya ialah dalam pencairan dana klaim asuransi, Sengketa dapat

terjadi bisa saja apabila tertanggung merasa hak-haknya seperti klaim yang tidak

dibayarkan oleh penanggung atau bisa saja sengketa tersebut terjadi karena

tertanggung mengajukan klaim yang tidak benar. Tetapi tidak jarang pula

terdapat kendala-kendala dalam pencairan dana klaim asuransi yang hasilnya

klaim dapat ditolak atau terjadi sengketa dengan mediasi atau bahkan sampai di

pengadilan. Dalam hal ini, menurut butir M Keputusan Menteri Keuangan No.

422/KMK. 06/2003 dinyatakan bahwa polis asuransi harus memuat mengenai

pemilihan tempat penyelesaian.16

Apabila terjadi klaim masing-masing pihak dapat dirugikan. Penanggung

akan merugi karena harus membayar klaim yang sah. Tertanggung akan merugi

14

Indonesia, Peraturan Pemerintah No. : 3506, Pasal 23 ayat 1.

15

Dr.A.Junaedy Ganie, S.H.,M.H., Hukum Asuransi Indoensia, Cet.I, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2011), h.274.

16

Pasal 8 butir M, Keputusan Menteri Keuangan No: 422.KMK.06./2003, tentang

Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

Page 59: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

47

apabila klaim ditolak atau dibayar lebih kecil. Baik atas klaim yang melibatkan

jumlah yang besar maupun jumlah yang kecil, antara tertanggung dan

penanggung dapat timbul perbedaan yang menimbulkan persengketaan.

Persengketaan yang terjadi dalam perjanjian asuransi dapat menyangkut

segala hal tetapi pada umumnya adalah penyelesaian mengenai penyelesaian

klaim. Persengketaan klaim umumnya menyangkut 2 (dua) hal utama, yaitu

pengakuan tanggung jawab atas klaim yang timbul dari penanggung dan besaran

klaim yang dituntut atau dikabulkan.17

Apabila terjadi perselisihan antara penanggung dan tertanggung mengenai

masalah-masalah yang diakibatkan oleh hal-hal yang terkait dengan polis, maka

perselisihan atau perbedaan pendapat tersebut, pertama-tama akan diselesaikan

melalui musyawarah antara penanggung dan tertanggung. Tetapi apabila setelah

diadakan musyawarah dan ternyata para pihak masih bersengketa, maka jalan

terakhir adalah diselesaikan melalui Pengadilan Negeri atau melalui Badan

Arbitrase dalam hal ini adalah BANI.

Kendala yang dihadapi tertanggung dalam mengurus klaim adalah

pengajuan klaim merupakan suatu hak yang dimiliki oleh tertanggung atas risiko

yang dijamin oleh penanggung.18

Tentu klaim berkaitan erat dengan risiko yang

17

Dr.A.Junaedy Ganie, S.H.,M.H., Hukum Asuransi Indoensia, cet.I, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2011), h.275.

18

Wiyono, “Penyelesaian klaim Asuransi Kesehatan pada Rumah Sakit X”, (Skripsi S1

Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, 2011)

Page 60: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

48

dialami oleh tertanggung selama dalam perlindungan asuransi yang diadakan

oleh pihak penanggung. Dijelaskan dalam Pasal 8 butir L Keputusan Menteri

Keuangan No. 422/KMK.06/2003 dinyatakan bahwa polis harus memuat syarat

dan tata cara pengajuan klaim, termasuk bukti pendukung yang diperlukan

untuk mengajukan klaim.19

19

Pasal 8 butir L, Keputusan Menteri Keuangan No: 422.KMK.06/2003, tentang

Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan reasuransi.

Page 61: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

49

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN PN JAKARTA SELATAN

NOMOR 407/Pdt.G/2011/PN.Jkt. Sel

TENTANG SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA

Sebagaimana diketahui, pada umumnya cara penyelesaian sengketa

perdata dalam kegiatan bisnis dilakukan dengan cara damai (amicable solution),

di mana kedua belah pihak memusyawarahkan jalan keluar bagi sengketa

mereka.1 Dalam persengketaan klaim asuransi jiwa tahapan pertama yang

dilakukan untuk menyelesaikan konflik ialah melalui prinsip kekeluargaan.

Diupayakan masalah terselesaikan dengan adanya dua pihak yang bersengketa ini

melalui perdamaian. Hal ini sesuai dengan Pasal 130 HIR yang mengatur upaya

perdamaian masih dapat diintensifkan.2

Namun bila tak juga selesai maka para pihak bisa meminta bantuan pihak

ketiga untuk menyelesaikan masalah ini melalui jalur mediasi, yaitu upaya

penyelesaian sengketa dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak

memiliki kewenangan mengambil keputusan, yang membantu pihak-pihak yang

1Gatot Soemartono, ARBITRASE dan MEDIASI di Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2006),

h.9-10.

2Prof. DR. Krisna Harahap, SH.,MH. Hukum Acara Perdata class action, arbitrase &

alternative serta mediasi (Bandung: Grafitri. 2007), h.62.

Page 62: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

50

bersengketa mencapai solusi yang diterima oleh kedua belah pihak.3 Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mediasi diberi arti sebagai proses

pengikutsertaan pihak ketiga dalam penyelesaian suatu perselisihan sebagai

penasihat.4

Pihak ketiga yang dimaksud ialah Mediator. Mediator adalah pihak ketiga

yang membantu penyelesaian sengketa para pihak, yang mana tidak melakukan

intervensi terhadap pengambilan keputusan.5 Apabila dalam mediasi hasil yang

didapatkan juga belum memenuhi kepuasan bagi para pihak persengketaan pun

dilayangkan ke Pengadilan Negeri.

Apabila pemeriksaan perkara selesai, Majelis Hakim karena jabatannya

melakukan musyawarah untuk mengambil putusan yang akan dijatuhkan. Proses

pemeriksaan dianggap selesai, apabila telah menempuh tahap jawaban dari

tergugat. Jika semua tahap ini telah tuntas diselesaikan. Majelis menyatakan

pemeriksaan ditutup dan proses selanjutnya adalah menjatuhkan atau pengucapan

putusan.6

3Gatot Soemartono, ARBITRASE dan MEDIASI di Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2006),

h.2.

4Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988), h.569.

5Prof.Dr.Syahrizal Abbas, MEDIASI dalam Perspektif Hukum syariah, Hukum adat, dan

Hukum Nasional, Cet.I, (Jakarta: Kencana, 2009), h.59.

6 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 797.

Page 63: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

51

Putusan Majelis Hakim PN Jakarta Selatan Perkara No.

407/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel. yang didaftarkan pada tanggal 22 Juli 2011 akan

penulis analisis apakah pertimbangan majelis hakim sudah sesuai dengan pasal

251 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Sebelum menganalisis, penulis

terlebih dahulu membahas duduk perkara, pertimbangan hukum majelis hakim,

serta amar putusan.

A. Duduk Perkara

1. Kronologis (Fundamentum Petendi atau Posita)

Penggugat adalah Penerima Manfaat (beneficiary) dan/atau Ahli Waris

dari Eva Pasaribu (isteri Penggugat) selaku Tertanggung dan/atau Pemegang Hak

Polis Asuransi Jiwa No.31494813 yang dikeluarkan oleh PT.Prudential Life

Assurance dan Tergugat adalah pihak PT.Prudential Life Assurance selaku

penanggung asuransi jiwa.

Sebagaimana tertuang dalam Polis tertanggal 01 September 2008, dengan

Uang Pertanggungan Asuransi Dasar (Prulink Assurance Account) sejumlah

Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), Uang Pertanggungan Kondisi

Kritis (Pru Crisis Over 34) sejumlah Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta

rupiah) dan pertanggungan Tambahan Santunan Meninggal dan Cacat Tetap

Karena Kecelakaan (Accidental Death And Disablement Rider), dengan uang

pertanggungan sejumlah Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah);

Page 64: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

52

Bahwa Eva Pasaribu (isteri Penggugat) sebelumnya telah mengisi

dokumen-dokumen persyaratan yang disyaratkan Tergugat yaitu diantaranya

Surat Pengajuan Asuransi Jiwa yang ditandatangani oleh Eva Pasaribu (isteri

Penggugat) tertanggal 25 Agustus 2008, serta dokumen lain sebagai syarat

penerbit Polis dan setelah semua persyaratan dipenuhi, selanjutnya Eva Pasaribu

(isteri Penggugat) menyerahkan dokumen persyaratan tersebut kepada Tergugat

untuk dianalisa.

Kemudian Tergugat menyetujui Pengajuan Asuransi Jiwa Isteri

Penggugat, hal mana terbukti dengan diterbitkannya Polis Asuransi Jiwa

No.31494813 atas nama Eva Pasaribu (isteri Penggugat), oleh karenanya dengan

telah diterbitkannya Polis tersebut maka segala dokumen dan persyaratan yang

harus dipenuhi isteri Penggugat adalah telah sah dan lengkap.

Bahwa karena antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi kesepakatan

tentang Asuransi / Pertanggungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 246

KUHD Jo. Pasal 247 KUHD yang tertuang dalam Polis No.31494813 dan

Pertanggungan Tambahan Santunan Meninggal Dan Cacat Tetap Karena

Kecelakaan (Accidental Death And Disablement Rider), Kesepakatan mana telah

memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam pasal 1320 KUHPerdata

sehingga sesuai dengan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata, Perjanjian, antara

Penggugat dan Tergugat berlaku sebagai Undang-Undang bagi para pihak dan

perjanjian tersebut harus dilaksanakan dengan itikad baik;

Page 65: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

53

Bahwa kemudian pada tanggal 21 September 2009 isteri Penggugat

meninggal dunia sesuai dengan Surat Keterangan Kematian No.

053/RT.25/29/X/2009 tanggal 21 September 2009 yang dikeluarkan oleh Kantor

Pemerintahan Kota Palembang Kecamatan Ilir Barat II Kelurahan 29 Ilir Rt.025

Rw.011;

Bahwa sesuai dengan Surat Keterangan kematian yang dikeluarkan oleh

dr.Robertus ivansius selaku dokter pemeriksa RS.RK Charitas Palembang

penyebab kematian Isteri Penggugat adalah Death on Arrival.

Bahwa dalam pasal 2.1.2 Ketentuan Khusus Polis Asuransi Dasar kecuali

ditentukan lain berdasarkan butir 2.1.1 suatu jumlah senilai 100% (seratus per

seratus) Uang Pertanggungan dan Seluruh Nilai Tunai yang dihitung berdasarkan

Harga Unit pada tanggal Perhitungan terdekat setelah disetujuinya

permohonan/klaim atas pembayaran Manfaat Asuransi sehubungan dengan

meninggalnya Tertanggung akan dibayarkan sekaligus apabila Tertanggung

meninggal dunia sebelum berusia 99 (Sembilan puluh Sembilan) dan dalam masa

berlakunya Asuransi Dasar Prulink Assurance Account”.

2. Gugatan (Petitum)

Petitum berisi tuntutan apa saja yang dimintakan oleh penggugat kepada

hakim untuk dikabulkan. Selain tuntutan utama, penggugat juga biasanya

menambahkan dengan tuntutan subsider atau pengganti seperti menuntut

membayar denda atau menuntut agar putusan hakim dapat dieksekusi walaupun

Page 66: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

54

akan ada perlawanan di kemudian hari yang disebut dengan uitvoerbar bij

voorrad.7

Dalam petitum gugatannya Penggugat mengajukan beberapa hal, yaitu:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan bahwa Perjanjian Asuransi Jiwa yang tertuang dalam Polis

Progam Prulink Assurance Account No.31494813 adalah sah dan

mengikat menurut hukum;

3. Menyatakan Tergugat telah Cidera Janji (Wanprestasi) untuk

melaksanakan kewajiban sesuai yang tercantum dalam Polis;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian Penggugat yaitu

Kerugian Materiil;

a. Uang Pertanggungan akibat meninggal dunia berdasarkan Polis

Progam Prulink Assurance Account No.31494813 Sejumlah

Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah)

b. Bunga Sebesar 10% per bulan X Rp. 150.000.000,- X Banyaknya

bulan terhitung Penggugat mengajukan klaim kepada Tergugat yaitu

sejak tanggal 21 September 2009 sampai dengan Tergugat

melaksanakan kewajibannya secara keseluruhan;

c. Kerugian Immateriil sejumlah Rp.2.000.000.000,- (dua milyar

rupiah)

5. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (Dwangsom) sebesar

Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) per hari, setiap kali Tergugat lalai

melaksanakan Putusan ini;

6. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) yang

telah diletakkan diatas harta benda dan miliki Tergugat berupa:

- Alat-alat perlengkapan Kantor berupa Komputer-komputer, meja-

meja, alat-alat tulis kantor, kendaraan bermotor dan semua benda-

benda bergerak lainnya yang berada di lingkungan tetapi tidak

terbatas pada benda yang berada di Prudential Tower Jl. Jenderal

Sudirman Kav.79 Jakarta Selatan;

7. Menyatakan putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu

meskipun ada upaya hukum Verzet, Banding maupun Kasasi (Uit

Voerbaar Bij Vooraad);

7“Tentang Posita, Petitum, Replik, Duplik”, artikel diakses pada 6 November 2013 dari

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50c454b656489/tentang-posita,-petitum,-replik,-

dan-duplik.

Page 67: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

55

8. Menghukukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul

dalam perkara ini;

B. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim

Dalam suatu proses perkara perdata hakim (Majelis) yang memeriksa

perkara memerlukan bukti-bukti yang diajukan oleh pihak Penggugat yang

menuntut hak dan kepentingan hukumnya maupun dari pihak yang

menyangkal/membantah dari Tergugat yang juga berusaha mempertahankan dan

membuktikan hak dan kepentingannya.8

Bahwa untuk membuktikan dan menguatkan gugatannya Penggugat

mengajukan bukti-bukti surat yang telah dimaterai yang ditandai dengan bukti P-

1 s/d P-5 yaitu:

1. Formulir Surat Pengajuan Asuransi Jiwa no.63933854 atas nama

Calon Tertanggung Utama EVA PASARIBU, Bukti P-1.

2. Laporan transaksi tahunan a/n. Tertanggung Eva Pasaribu, Bukti P-2.

3. Berkas Kelengkapan dokumen pengajuan klaim manfaat asuransi,

Bukti P-3.

4. Surat Penolakan atas pengajuan klaim manfaat meninggal a/n

tertanggung Eva Pasaribu, bukti P-4.

8R. Soeparmono,Sh. Hukum Acara Perdata dan Yurisprudensi (Bandung: Mandar

Maju, 2005), h. 111.

Page 68: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

56

5. Surat No. 091/LEGAL/V/2011 perihal tanggapan Tergugat atas

somasi Kuasa Hukum Penggugat No.011/SOM/RMA/V/2011, Bukti

P-5.

Bahwa demikian pula Tergugat mengajukan bukti-bukti surat yang

bermaterai cukup yang ditandai dengan bukti T-1 s/d T-5, yaitu:

1. Surat Pengajuan Asuransi Jiwa (SPA) tertanggal 25 Agustus 2008,

Bukti T-1.

2. Polis Asuransi Jiwa No.31494813 atas nama EVA PASARIBU,

Bukti T-2.

3. Formulir klaim yang ditandatangani oleh Penggugat, Bukti T-3.

4. Surat Keterangan dokter yang ditandatangani dr. ALI GHANIE

beralamat di Jln. Veteran No.362 Palembang, Bukti T-4.

5. Surat dari Tergugat tertanggal 9 Maret 2010 kepada Penggugat yang

pada pokoknya menyatakan bahwa pengajuan klaim yang diajukan

Penggugat tidak dapat dibayarkan oleh Tergugat, Bukti T-5.

Pertimbangan hukum Majelis Hakim dalam mengambil putusan No.

407/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel. adalah;

1. Menimbang bahwa setiap perjanjian pada umumnya terlebih-lebih dalam

perjanjian asuransi, asas dan prinsip yang harus mendasari adalah prinsip

itikad baik (Prinsiple of Utmost good faith) dari Tertanggung maupun

Page 69: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

57

Penanggung. Tertanggung wajib menerangkan yang benar dan harus

memberitahukan hal-hal yang diketahui selengkap-lengkapnya mengenai

hal yang dipertanggungkan kepada Penanggung, agar Penanggung

mengetahui secara tepat dan jelas mengenai resiko yang akan

ditanggungnya. Sebab jika Tertanggung memberikan keterangan yang

tidak benar yang menyesatkan Penanggung mengenai besarnya resiko

yang sebenarnya, maka mana kala Penanggung mengetahuinya akan

resiko yang sebenarnya Penanggung tidak akan menutup perjanjian atau

menutup perjanjian tetapi dengan persyaratan yang berbeda. Bahkan

sesuai ketentuan pasal 251 KUHD perjanjian asuransi yang terjadi akibat

dari keterangan dan data-data yang tidak benar dari Tertanggung

berakibat batalnya perjanjian pertanggungan tersebut. Demikian

sebaliknya Perusahaan Asuransi / Penanggung yang diwakili oleh bagian

pemasaran / Agennya sewaktu berhadapan dengan calon Tertanggung

berkewajiban memberikan penjelasan yang selengkap-lengkapnya dan

sejelas-jelasnya mengenai syarat-syarat dan segala hal yang berkaitan

dengan perjanjian pertanggungan yang akan ditutup antara Penanggung

dengan Tertanggung. Jika kewajiban itu tidak dilakukan sehingga

sebenarnya Tertanggung tidak memahami akan pokok-pokok perjanjian

pertanggungannya dan bahkan jika ketidak pahamannya sampai

menyebabkan Tertanggung tidak jujur dalam memberikan keterangan

beserta resiko ketidak jujuran tersebut, yang berkaitan dengan resiko yang

Page 70: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

58

dialihkan untuk ditanggung oleh Penanggung, berakibat batalnya

perjanjian juga dengan segala resikonya;

2. Menimbang, bahwa telah ternyata sewaktu Tertanggung mengisi Surat

Pengajuan Asuransi Jiwa tertanggal 25 Agustus 2008 (Bukti P-1=bukti T-

1) tentang data kesehatan, atas pertanyaan apakah Calon Tertanggung

pernah mengalami gejala-gejala diperiksa menderita, didiagnosis,

mendapat pengobatan, disarankan untuk menjalani rawat inap, menjalani

operasi dianjurkan untuk mendapat nasihat medis atau dirujuk ke dokter

specialis untuk kelainan yang disebut mulai dari a. darah tinggi s/d

o.kelainan psikologis, dalam kolom jawaban dijawab/diisi TIDAK.

Terlepas dari si Tertanggung mengisi sendiri ataukah diisikan oleh

agennya Penanggung, tetapi Tertannggung menandatanganinya, sehingga

dipandang memahami isinya dengan segala hak dan kewajiban yang

menyertainya. Padahal berdasarkan bukti T-4 Surat Keterangan dokter

ahli Penyakit Dalam, sejak bulan Mei 2007 atau setidak-tidaknya pada

tahun 2007 Si Tertanggung didiagnosa mengidap penyakit Endocarditis

AR, MS/MR Radang katup jantung katup yang bocor. Sedangkan

penyakit yang diderita oleh Tertanggung aquo sedemikian besar dan

tinggi resikonya dan sekiranya diinformasikan secara benar sehingga

Tertanggung mengetahuinya dapat saja Tertanggung tidak akan menutup

perjanjian pertanggungan dengan mengeluarkan polis Asuransi Jiwa

No.31494813 a/n. Eva Pasaribu incasu bukti T-2, atau sekiranya menutup

Page 71: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

59

perjanjian pertanggungan ditentukan dengan syarat-syarat yang berbeda

dengan yang ada pada polis aquo. Dengan demikian calon Tertanggung

pada waktu mengisi SPAJ tentang kesehatan dan riwayat sakitnya telah

tidak jujur, atau tidak lengkap dan jelas, sehingga dapat dinilai sebagai

telah beritikad buruk yang dapat merugikan Penanggung;

3. Menimbang, bahwa tidak bisa ditampikkan lagi dan bukan lagi sebagai

rahasia umum bahwa dalam praktek tata cara kerja bagian

pemasaran/Agen Perusahaan Asuransi selalu berusaha sedemikian rupa

dengan semangat tinggi tanpa mengenal lelah dan putus asa dalam

menjaring client agar menjadi calon Tertanggung untuk perusahaan

dimana dirinya sebagai agennya. Segala cara dan usaha dicoba untuk

mempengaruhi agar seseorang menjadi calon Tertanggung dan bahkan

tidak jarang terjadi yang diutamakan adalah mendapat nasabah dengan

mengabaikan kewajibannya memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya

dan selengkap-lengkapnya;

4. Menimbang, bahwa telah ternyata Surat Pengajuan Asuransi Jiwa (SPAJ)

Nomor SPAI/Proposal 63933854 tertanggal 25 Agustus 2008 diisi oleh

Agen Berto Sinaga dan bila fakta ini dihubungkan dengan fakta bahwa

pola kerja Agen Asuransi umumnya tanpa kecuali agen Tergugat incasu

seperti dipertimbangkan diatas, maka Majelis menilai Agenpun telah

tidak melaksanakan kewajibannya sepenuhnya yaitu tidak memberikan

penerangan dan penjelasan secara sempurna terutama perihal akibat dari

Page 72: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

60

sekiranya pengisian SPAJ tidak diisi lengkap dan ada hal-hal yang

disembunyikan yang bersangkutan dengan resiko yang dialihkan untuk

ditanggung oleh Tergugat selaku Penanggung;

5. Bahwa oleh karena itu Tergugat selaku Penanggung yang diwakili

Agennya juga telah mengabaikan kewajibannya sehingga dirinya harus

dinilai sebagai telah beritikad buruk mementingkan dapat nasabah tetapi

dapat merugikan nasabah dimaksud Tertanggung;

6. Menimbang, bahwa sekiranya yang beritikad buruk adalah Tertanggung

saja maka perjanjian antara Tertanggung (yang mengisi SPAJ) dengan

Penanggung yang mengeluarkan Polis a/n Tertanggung menjadi batal

sebagaimana Pasal 251 KUHD Jo. Ketentuan umum Polis (Bukti T-2)

pasal 2.2 huruf I dengan akibat Tertanggung tidak berhak menuntut uang

pertanggungan / santunan, akan tetapi hanya berhak atas pengembalian

uang premi yang telah dibayarkan, akan tetapi pihak Penanggung /

Tergugat juga beritikad buruk, maka adilnya adalah perjanjian benefit

mana tetap sah berlaku dengan resiko kerugian dipikul oleh kedua pihak;

7. Menimbang, bahwa oleh karena perjanjian pertanggungan asuransi jiwa

mana dipandang sah berlaku, maka dengan meningggalnya Tertanggung

seharusnya Tertanggung membayar uang santunan/uang pertanggungan

sebesar Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), akan tetapi

karena Penanggung juga dalam posisi beritikad buruk sehingga kedua

belah pihak harus menanggung resiko kerugian, maka Majelis menilai

Page 73: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

61

adalah adil jika baik Penanggung maupun Tertanggung menanggung

kerugian masing-masing separo dari jumlah uang pertanggungan. Artinya

penggugat yang memperoleh manfaat dari Tertanggung tidak

memperoleh benefit penuh Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta

rupiah) akan tetapi hanya separohnya, yaitu Rp.75.000.000,- (tujuh puluh

lima juta rupiah), sebaliknya Penanggung tidak berkewajiban membayar

uang pertanggungan penuh sebesar Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh

juta rupiah), akan tetapi hanya separohnya yaitu Rp.75.000.000,- (tujuh

puluh lima juta rupiah). Dengan demikian kedua belah pihak dibebani

menanggung resiko kerugian masing-masing separohnya uang

pertanggungan;

8. Menimbang, bahwa atas dasar uraian pertimbangan tersebut maka sikap

Tergugat selaku Penanggung yang menolak sama sekali untuk membayar

uang pertanggungan kepada Penggugat yang memperoleh manfaat dari

perjanjian asuransi jiwa aquo adalah suatu perbuatan wanprestasi dan

dirinya haruslah memenuhi membayar prestasi dimaksud yang besarnya

seperti ditentukan Majelis diatas;

9. Menimbang, bahwa karena kewajiban yang dibebankan kepada Tergugat

adalah membayar sejumlah uang, sedangkan tidak diperjanjikan

mengenai bunga atas uang tersebut jika tidak segera dibayarkan, maka

tuntutan bunga sebesar 10% tiap bulan tidak diluluskan akan tetapi hanya

akan diberikan bunga yang ditentukan menurut undang-undang sebesar

Page 74: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

62

6% setahun terhitung gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan;

10. Menimbang, bahwa tentang gugatan immaterial karena tidak disertai

alasan-alasan serta tidak didukung perincian akan kerugian dimaksud,

maka tuntutan kerugian immaterial tidak dikabulkan;

11. Menimbang, bahwa oleh karena kewajiban yang dibebankan kepada

Tergugat adalah membayar sejumlah uang, maka tuntutan uang

dwangsom atau uang paksa tidak dapat diberikan sehingga tuntutan mana

ditolak;

12. Menimbang, bahwa oleh karena tidak ternyata Tergugat akan

mengalihkan dan mengasingkan asset-asetnya, maka tidak ada alasan

untuk menyita harta kekayaan Tergugat, sehingga tuntutan penyitaan

ditolak oleh Majelis;

13. Menimbang, bahwa oleh karena tidak ternyata terdapat alasan yang

sangat eksepsional dan mendesak uit voerbaar bij vooraad, maka tuntutan

agar putusan ini dinyatakan dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun

ada verzet atau banding ditolak;

14. Menimbang, bahwa oleh karena pada dasarnya tuntutan pokok dari

Penggugat dikabulkan, maka Tergugat adalah dikalahkan dan karenanya

harus dihukum untuk membayar biaya perkara;

15. Menimbang, bahwa atas dasar tuntutan-tuntutan yang dikabulkan maka

gugatan Penggugat dikabulkan untuk sebagian;

Page 75: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

63

C. Amar Putusan

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian

2. Menyatakan bahwa Perjanjian Asuransi Jiwa yang tertuang dalam Polis

Progam Prulink Assurance Account no.31494813 atas nama Pemegang Polis

EVA PASARIBU tertanggal 01 September 2008 adalah sah dan mengikat

menurut hukum;

3. Menyatakan Tergugat telah cidera janji/wanprestasi tidak membayar sama

sekali uang santunan/uang pertanggungan kepada Tergugat;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar santunan kepada Penggugat uang

Pertanggungan sebesar Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah), dengan

bunga sebesar 6% (enam persen) pertahun terhitung sejak bulan Juli 2011

sampai dengan putusan ini dilaksanakan oleh Tergugat;

5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.516.000,-

(lima ratus enam belas ribu rupiah);

6. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya;

D. Analisis Putusan

Untuk menganalisis putusan PN Jaksel Perkara No.

407/Pdt.G/2011/PN.Jkt. Sel penulis akan melihat bagaimana pertimbangan

hukum majelis hakim dalam membuat putusan. Pertimbangan hukum majelis

hakim tersebut akan dibahas oleh penulis sebagai berikut.

Page 76: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

64

1. Analisis Pertama

Pertimbangan hakim mengenai perjanjian benefit mana tetap sah berlaku

dengan resiko kerugian dipikul oleh kedua pihak dirasa penulis sangat tidak adil.

Dalam perjanjian asuransi bahwa kewajiban dari pihak tertanggung

adalah membayar premi dan kewajiban dari pihak penanggung adalah

membayarkan klaim atau kerugian dari risiko sesuai dengan Pasal 246 KUHD

yang menetapkan bahwa pertanggungan itu adalah perjanjian dimana

penanggung berkewajiban untuk mengganti kerugian bila terjadi peristiwa yang

merugikan tertanggung serta untuk menerima uang premi, sedangkan

tertanggung berkewajiban untuk membayar premi dan berhak untuk mendapat

penggantian kerugian.

Dari penjelasan sengketa klaim asuransi jiwa yang telah diuraikan telah

diketahui bahwa pihak Prudential selaku penanggung tidak bisa membuktikan

secara tertulis bahwa si tertanggung benar-benar mengetahui bahwa dia

mengidap penyakit jantung dan dengan sengaja menutup-nutupi penyakitnya

sehingga perjanjian tidak berakhir sebagaimana mestinya, sesuai pasal 251

KUHDagang,

“Setiap keterangan yang keliru atau tidak benar ataupun setiap tidak

memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh si Tertanggung, berapapun itikad

baik ada padanya, yang demikian sifatnya sehingga seandainya si Penanggung

telah mengetahui keadaan yang sebenarnya perjanjian itu tidak akan ditutup

ataupun tidak akan ditutup dengan syarat-syarat yang sama, mengakibatkan

batalnya pertanggungan.”

Page 77: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

65

Melainkan pihak penanggung diakhir penutupan klaim asuransi justru

mencari kesalahan dari polis tersebut agar klaim tersebut tidak bisa dicairkan

dengan meyertakan surat keterangan dokter bahwa nasabah telah mengidap

penyakit jantung sejak 2007 dan pihak nasabah atau tertanggung tersebut tidak

memberitahukan hal tersebut kepada pihak penanggung. Dalam hal ini tentu

pihak tertanggung bisa jadi memang tidak mengetahui akan penyakit yang baru

dideritanya ditahun 2007 tersebut karena memang tidak ada bukti keterangan

pasti bahwa pihak tertanggung mengetahui akan penyakit yang dideritanya

tersebut, semisal surat medical chek up yang dilakukan oleh tertanggung sendiri.

Dan terlebih lagi surat medicail chek up tidak dijadikan persyaratan wajib oleh

pihak penanggung, kemudian pihak asuransi (underwriting) juga seharusnya

sudah memeriksa untuk kemudian polis ini diterbitkan dan sah berlaku sebagai

undang-undang bagi kedua belah pihak.

Sudah jelas diketahui bahwa Polis diawal perjanjian telah sah dan telah

terbit dengan No.31494813 itu berarti telah terjadi sebuah perjanjian dan seperti

yang tertuang dalam KUHPer pasal 1338 ayat 1 yang menyatakan bahwa semua

perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka

yang membuatnya. Dan sebagaimana telah diketahui bahwa undang-undang tidak

berlaku surut, jadi apabila dalam perjanjian yang sudah telah sah dibuat dan

ditanda tangani oleh kedua belah pihak seperti pada kasus diatas maka perjanjian

telah sah dan tak bisa diubah dan apabila ada dari pihak dengan sengaja mencari-

cari kesalahan pihak lain terlebih mencurigai seseorang tanpa bukti yang jelas

Page 78: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

66

agar perjanjian tidak berakhir sebagaimana mestinya tentulah tindakan yang

seperti itu sangatlah dilarang, seperti dalam firman Allah yang tertuang dalam

Q.S. Al-Hujuraat ayat 12:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka

(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah

mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.

Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang

sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah

kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha

Penyayang.”(Q.S. Al-Hujuraat:12)

Apabila pihak penanggung bisa menunjukkan hasil medical check up

yang telah dilakukan oleh nasabah itu sendiri sebelum perjanjian polis yang jelas

menyatakan bahwa Almarhumah Eva mengidap penyakit jantung. Dan riwayat

ini tidak diserahkan oleh calon nasabah. Maka jelas penolakan klaim oleh

prudential itu layak diterima secara hukum. Namun jika tidak ada, atau bukti

yang diajukan adalah hasil pemeriksaan setelah yang bersangkutan meninggal.

Maka seharusnya ini bukanlah menjadi alasan dan tidak menjadi dasar

pertimbangan hakim dalam keputusan tertanngung hanya mendapat 50% uang

Page 79: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

67

pertanggungan. Terlebih lagi pihak Prudential selaku penanggung asuransi jiwa

tidak mewajibkan adanya surat medical chek up dalam pengajuan polisnya,

jelaslah bahwa seharusnya pemegang polis menerima penggantian yaitu

pencairan uang klaim sebesar Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah)

sesuai dengan perjanjian diawal yang tertera pada polis, bukan dengan

pengurangan separohnya yaitu Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah)

tanpa prasangka yang belum jelas kepastian dan buktinya.

Dan tidak menutup kemungkinan juga dari pihak penanggung yang

melalui agennya bisa saja tidak menjelaskan lebih detail mengenai syarat dan

juga ketentuan informasi yang kurang terperinci sehingga hal demikian

menyebabkan ketidakpahaman tertanggung yang pada akhirnya menyebabkan

salah dalam pengisian polis, tertera dalam Pasal 4 butir c Undang-undang No 8

Tahun 1999 Mengenai Perlindungan Konsumen, ditegaskan bahwa hak

konsumen itu meliputi hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan atau jasa. Dari pasal ini kita bisa mengetahui

bahwa yaitu kewajiban menjelaskan risiko yang dijamin maupun dikecualikan

secara jelas dan teliti dan pada kasus ini bisa saja pihak asuransi atau melalui

agennya tidak menjelaskan secara detail sehingga hal ini menyebabkan pihak

tertanggung tidak mengerti atau paham yang menyebabkan kesalahan dalam

pengisian lembar SPAJ.

Page 80: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

68

2. Analisi Kedua

Keputusan Hakim tentang kewajiban yang dibebankan kepada Tergugat

adalah membayar sejumlah uang, sedangkan tidak diperjanjikan mengenai bunga

atas uang tersebut jika tidak segera dibayarkan, maka tuntutan bunga sebesar

10% tiap bulan tidak diluluskan akan tetapi hanya akan diberikan bunga yang

ditentukan menurut undang-undang sebesar 6% setahun terhitung gugatan ini

didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan;

Menurut penulis melihat kepada KUHPerdata yang pada intinya mengatur

kewajiban debitur yang wanprestasi untuk membayar sejumlah nilai tertentu,

tanpa perlunya kreditur membuktikan lagi dasar tuntutan tersebut dan pada Pasal

1247 atau 1248 di mana kreditur harus membuktikan bahwa ganti rugi yang

dituntutnya harus merupakan “akibat langsung dari tidak dilaksanakan

perikatannya itu. Maka penulis berpendapat keputusan hakim ini sangatlah tepat.

Kemudian tentu telah kita ketahui pada Pasal 1250

“Dalam perikatan yang hanya berhubungan dengan pembayaran

sejumlah uang, penggantian biaya, kerugian dan bunga yang timbul karena

keterlambatan pelaksanaannya, hanya terdiri atas bunga yang ditentukan oleh

undang-undang tanpa mengurangi berlakunya peraturan undang-undang

khusus. Penggantian biaya, kerugian dan bunga itu wajib dibayar, tanpa perlu

dibuktikan adanya suatu kerugian oleh kreditur. Penggantian biaya,. kerugian

dan bunga itu baru wajib dibayar sejak diminta di muka Pengadilan, kecuali bila

undang-undang menetapkan bahwa hal itu berlaku demi hukum.”

Page 81: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

69

Dan selanjutnya pada Pasal 1250 KUH Perdata jo. Lembaran Negara No.

22/1948 (seharusnya Stb. No. 22/1848, red.) adalah 6%.9 Besaran bunga ini pula

yang kemudian ditentukan oleh majelis hakim tersebut yang juga memutuskan

bahwa kewajiban itu berlaku, lagi-lagi mengacu pada Pasal 1250 KUH Perdata,

“sejak gugatan Penggugat didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

3. Analisis Ketiga

Tentang keputusan hakim bahwa tentang gugatan immaterial karena tidak

disertai alasan-alasan serta tidak didukung perincian akan kerugian dimaksud,

maka tuntutan kerugian immaterial tidak dikabulkan;

Saat salah satu pihak telah melakukan Wanpretasi maka dimungkinkan

timbulnya kerugian dalam peristiwa tersebut, sebagaimana diterangkan dalam

Pasal 1246 KUHPerdata, maka ganti-kerugian tersebut terdiri dari 3 unsur yaitu

1. Biaya, yaitu biaya-biaya pengeluaran atau ongkos-ongkos yang

nyata/tegas telah dikeluarkan oleh Pihak.

2. Rugi, yaitu kerugian karena kerusakan/kehilangan barang dan/atau

harta kepunyaan salah satu pihak yang diakibatkan oleh kelalaian

pihak lainnya.

9Dikutip dari http://nasima.wordpress.com/category/perdata-2/ diakses pada 1

November 2013 pukul 9.48 WIB

Page 82: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

70

3. Bunga, yaitu keuntungan yang seharusnya diperoleh/diharapkan oleh

salah satu pihak apabila pihak yang lain tidak lalai dalam

melaksanakannya.

Atas dasar inilah penulis menganggap keputusan hakim bahwa

Tergugatlah yang membayar biaya perkara sangatlah tepat dan karena pada

dasarnya tuntutan pokok dari Penggugat dikabulkan, maka Tergugat adalah

dikalahkan, karena penggugatlah yang dirugikan dalam proses ini sehingga maka

sangat benar bila tergugatlah yang membayar semua biaya perkara ini. Selain itu

Tergugat juga harus membayar bunga sesuai analisis diatas yaitu 6%. Sedangkan

untuk uang kerugian immaterial dan dwangsom jelas ditolak karena tidak ada

alasan yang kuat dan jelas.

Page 83: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka kesimpulan penulis

adalah sebagai berikut

1. Dalam melakukan setiap kegiatan perjanjian jual beli termasuk jual

beli jasa hendaklah terdapat keterbukaan dan kejujuran dalam

prosesnya. Dengan kata lain tertanggung tidak menyembunyikan

sesuatu yang dapat dikategorikan sebagai cacat tersembunyi atau

menutup-nutupi kelemahan dan kekurangan atas dirinya,

mengingat hal ini berkaitan erat dengan risiko, penetapan

pembayaran premi serta kewajiban penanggung jika terjadi

kerugian yang diderita oleh tertanggung. Tentunya prinsip ini juga

sesuai dengan implementasi Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUH

Perdata, bahwa perjanjian yang dibuat harus berdasarkan atas dasar

sebab yang halal serta persetujuan harus dilaksanakan dengan

itikad baik. Kemudian dalam Pasal 4 Undang-Undang

Perlindungan Konsumen telah ditegaskan bahwa hak konsumen itu

meliputi hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan atau jasa. Dengan demikian

Page 84: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

72

jelaslah kiranya bahwa lembaga asuransi sebagai penanggung juga

terikat dengan prinsip ini, yaitu kewajiban menjelaskan risiko yang

dijamin maupun yang dikecualikan secara jelas dan teliti. Untuk

itu setiap pihak mempunyai kewajiban untuk menjelaskan secara

terperinci dengan tidak ada niat itikad buruk dalam melakukan

perjanjian karena apabila tidak demikian maka akan sangat

berdampak pada proses berakhirnya perjanjian dan menimbulkan

kerugian bagi salah satu pihak tentunya. Hal ini juga tertera pada

Pasal 251 KUHD yang mengaturnya, yaitu:

“Setiap keterangan yang keliru atau tidak benar, ataupun setiap

tidak memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh si tertanggung,

betapapun itikad baik ada padanya, yang demikian sifatnya

sehingga seandainya si penanggung telah mengetahui keadaan

yang sebenarnya, perjanjian itu tidak akan ditutup, atau tidak

ditutup dengan syarat-syarat yang sama, mengakibatkan batalnya

pertanggungan”.

2. Persengketaan yang terjadi dalam perjanjian asuransi dapat

menyangkut segala hal tetapi pada umumnya adalah penyelesaian

mengenai penyelesaian klaim. Persengketaan klaim umumnya

menyangkut 2 (dua) hal utama, yaitu pengakuan tanggung jawab

atas klaim yang timbul dari penanggung dan besaran klaim yang

dituntut atau dikabulkan. Apabila terjadi perselisihan antara

penanggung dan tertanggung mengenai masalah-masalah yang

diakibatkan oleh hal-hal yang terkait dengan polis, maka

perselisihan atau perbedaan pendapat tersebut, pertama-tama akan

Page 85: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

73

diselesaikan melalui musyawarah antara penanggung dan

tertanggung. Tetapi apabila setelah diadakan musyawarah dan

ternyata para pihak masih bersengketa, maka jalan terakhir adalah

diselesaikan melalui Pengadilan Negeri atau melalui Badan

Arbitrase dalam hal ini adalah BANI.

3. Analisis penulis atas putusan No 407/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel telah

menunjukkan bahwa..perjanjian polis telah sah dari awal terbit dan

proses penerbitan polis atas Eva Pasaribupun terbilang mudah

tidak terkendala, hanya saja pada proses pencairan klaim justru

pihak penanggung mempermasalahkan hal-hal persyaratan yang

terdapat diawal proses sebelum penerbitan polis yaitu mengenai

hasil diagnosis penyebab kematian tertanggung yaitu penyakit

jantung yang ternyata sudah diderita tertanggung sejak 2007

sebelum tertanggung mengajukan polis, akan tetapi tertanggung

tidak menyebutkan bahwa dirinya menderita penyakit jantung pada

saat pengisian polis. Ini menjadi permasalahan karena seharusnya

isi polis berakhir menjadi berbeda terkait kepada risiko yang

ditanggung pihak penanggung. Mengenai diketahui tidaknya

penyakit oleh ibu eva pasaribu, pihak penanggungpun mempunyai

kewajiban menjelaskan apa saja informasi yang harus diberikan

pada pihak tertanggung sehingga dalam pengisian polispun dapat

benar. Sehingga atas dasar hal-hal inilah hakim menilai bahwa

Page 86: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

74

kedua pihak memiliki kesalahan masing-masing sehingga

pantaslah adanya bila risiko dari kerugian perjanjian ini

ditanggung bersama, yaitu oleh pihak tertanggung dan

penanggung.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis merasa perlu untuk

menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Pasal 251 KUHDagang tidak menjelaskan secara terperinci sejauh mana

para pihak menjelaskan hal-hal kebenaran informasi, apa saja yang harus

diberikan dan sejauh mana informasi yang diberikan juga terkait ranah

pribadi bila ada. Saya rasa pasal ini memerlukan penambahan-

penambahan agar lebih kompleks dalam ketentuan-ketentuan untuk

pemberian informasi dalam perjanjian.

2. Seharusnya jika polis telah terbit maka polis tersebut telah sah dan otentik

dalam arti tidak bisa diganggu gugat atau diubah-ubah sehingga untuk

penyelesaian klaim lebih mudah nantinya dan tidak terjadi lagi sengketa

seperti yang penulis telah bahas pada penelitian ini. Dan untuk itu pihak

asuransi haruslah detail dalam meneliti dan tidak dengan

mudahnya/sembarangan menerbitkan polis. Pasal 1338 KUHPerdata,

Perjanjian, antara Penggugat dan Tergugat berlaku sebagai Undang-

Undang bagi para pihak dan perjanjian tersebut harus dilaksanakan dengan

Page 87: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

75

itikad baik. Itikad baik disini tidak dijelaskan seperti apa itikad baik

tersebut sehingga yang terjadi bukanlah itikad baik, karena sering sekali

itikad baik inilah yang menimbulkan permasalahan dan harus diselesaikan

di meja pengadilan.

3. Surat medical check up lengkap haruslah dijadikan persyaratan wajib guna

melakukan pendaftaran polis pada asuransi jiwa agar tidak terjadi

persengketaan dalam hal penyakit yang diduga atau ditutupi ataupun tidak

diketahui. Karena dengan adanya surat medical check up lengkap ini maka

dapat dipastikan tidak ada penyakit yang ditutupi bahwa semua penyakit

termasuk riwayat penyakit yang bahkan belum disadari calon pemegang

polis dapat diketahui, dan surat medical check up ini dapat dijadikan

sebagai bahan pengisian polis nantinya.

Page 88: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

76

76

DAFTAR PUSTAKA

Kitab Suci:

Al Qur’an dan Terjemahan

Buku-Buku:

Abbas, Syahrizal. MEDIASI dalam Perspektif Hukum syariah, Hukum adat, dan

Hukum Nasional, cet.I. Jakarta: Kencana, 2009.

Badrulzaman, Mariam Darus, dkk. Kompilasi Hukum Perikatan. Jakarta: Aditya

Bakti, 2001

Beatson, Jack and Friedman, Daniel. Good faith and faulth in contract law. Oxford:

Clarendon Press, 1995.

Budiono, Herlien. Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia, cet.I.

Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2006.

Clarke, Malcom A. a contract whereby, for an agreed premium one party undertakes

to compensate the other for loss on a specified subject by specified perils.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1996.

Ganie, A.Junaedy. Hukum Asuransi Indoensia, Cet.I. Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Haddad, C.S.T Kansil. Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia.

Jakarta: PT. Sinar Grafika, 2002.

Harahap, M.Yahya. Hukum Acara Perdata. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Harahap, Krisna. Hukum Acara Perdata class action, arbitrase & alternative serta

mediasi. Bandung: Grafitri, 2007.

Hartono, Sri Redjeki. Hukum Ekonomi Indonesia, Buku 2. Malang: Bayumedia,

2007.

Page 89: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

77

Jhon, M.Echols dan Shadily, Hassan. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia, 1990.

Judge, Stephen. Business Law, MacMillan Law Masters, eds.2, 1999.

Khairandy, Ridwan. Itikad baik dalam kebebasan berkontrak, Jakarta: Katalog Dalam

Terbitan (KDT)FHUI, 2003.

Peter de Cruz, A modern approach Comparative law. Deventer: Kluwer,1993.

Purwosutjipto, H.M.N. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, jilid 6, cet.III.

Jakarta: Djambatan, 1990.

Purwadaminta, WJS. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.II.

Richards, Paul. Law of Contract, Longman, 5th

Edition, 2002.

Sastrawidjaja, Man S. dan Endang. Hukum Asuransi, Perlindungan Tertanggung

Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, Cet.I. T.tp, 1997.

Satrio, J. Hukum Perikatan, Perikatan yang lahir dari perjanjian, Buku II. Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti, 1995.

Sendro, Ketut. Klaim Asuransi Gampang, cet.III. Jakarta: BMAI, PPH, 2009.

Setiawan, Aneka masalah hukum dan hukum acara perdata. Bandung: Alumni, 1992.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, cet.III. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia, 1986.

Soemartono, Gatot. ARBITRASE dan MEDIASI di Indonesia. Jakarta: Gramedia,

2006.

Soeparmono. Hukum Acara Perdata dan Yurisprudensi. Bandung: CV Mandar Maju,

2005.

Stack, David. “The two standard of good faith in canadian contract law”. Vol 62.

Saskatchewan law review, 1999.

Subekti, Hukum Perjanjian, cet.II. Jakarta: Intermassa, 2008.

Page 90: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

78

Swady Halim, Permasalahan Umum Nasabah Asuransi Seminar dan Lokakarya

Perkembangan Jurnalisme Ekonomi II. Semarang: Lembaga Studi Pers dan

Informasi, Tanggal 9 Oktober 2000.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988.

Tunggal, Arif Djohan. Peraturan Perundang-undangan Perasuransian Di Indonesia,

Buku 1. Jakarta: Harvarindo, 1998.

Vaughan, Emmet J. and Vaughan, Therese. Essential of Insurance: A Risk

Management Perspective. Canada: John Wiley Inc., 1995.

Wirjono. Hukum Asuransi di Indonesia. Jakarta: Intermassa, 1987.

Karya Ilmiah:

Hartono, Bronto. “Prinsip Utmost Good Faith dalam Pelaksanaan Perjanjian Asuransi

Jiwa PT.Asuransi Jiwasraya (Persero) di regional office Semarang,” Tesis S2

Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro Semarang, 2005.

Kusdian, Maryadi. “Peranan asuransi jiwa bersama bumiputera 1912 cianjur terhadap

pemegang polis dan permasalahannya.” Skripsi S1 Fakultas Hukum,

Universitas Pakuan Bogor, 2003.

Wiyono, “Penyelesaian klaim Asuransi Kesehatan pada Rumah Sakit X”, Skripsi S1

Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, 2011.

Peraturan Perundang-undangan:.

Badan Mediasi Asuransi Indonesia, Surat Keputusan Tentang Proses Penanganan

Sengketa Melalui Mediasi Dan/Atau Judikasi, SK. No. 001/SK-BMAI/09.2006.

Keputusan Menteri Keuangan No: 422.KMK.06./2003, tentang Penyelenggaraan

Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Page 91: ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI … · Arif Prasetiyo. NIM 109048000056. ANALISIS YURIDIS ASAS UTMOST GOOD FAITH DALAM SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA PT.PRUDENTIAL

79

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata.

Peraturan Pemerintah Indonesia No. : 3506 Tentang Perasuransian.

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Progam

Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha

Perasuransian di Indonesia.

Website:

“Tentang Profile Prudential”, artikel dikutip dari

http://www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/aboutus/ourhistory/i

ndex.html diakses pada 15 september pukul 12.24 WIB.

“Tentang Informasi Prudential”, artikel dikutip dari

http://www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/aboutus/index.html

diakses pada 15 september 2013 pukul 12.24 WIB

“Tentang Misi dan Kredo Prudential”, artikel dikutip dari http://www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/aboutus/missionand

credo/index.html diakses pada 15 september 2013 pukul 12.24 WIB.

“Tentang Posita, Petitum, Replik, Duplik”, artikel dikutip dari

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50c454b656489/tentang-posita,-

petitum,-replik,-dan-duplik” diakses pada 6 November 2013 pukul 9.15 WIB.

“Tentang Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi Jiwa”, http://kenapaasuransi.wordpress.com/prosedur-pengajuan-klaim/ diakses pada

15 september 2013 pukul 12.18 WIB.

“Tentang Berapa Bunga Kelalaian (Moratoir) yang Wajar”, dikutip dari

http://nasima.wordpress.com/category/perdata-2/ diakses pada 1 November

2013 pukul 9.48 WIB.