asean economic comunity 2015
TRANSCRIPT
![Page 1: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/1.jpg)
![Page 2: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/2.jpg)
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015
AEC 2015 merupakan realisasi tujuan akhir dari integrasiekonomi yang sesuai denggan visi ASEAN 2020 yang secaratidak langsung merupakan turunan dari AFTA ( ASEAN FREETRADE AREA ) yang di canangkan pada Konferensi TingkatTinggi IX ASEAN di Bali tahun 2003 lalu dan menjadi sejarahbaru bagi solidaritas kawasan Asia Tenggara dengantercapainya kesepakatan Bali Concord II, karena mengusungtiga pilar kerjasama yaitu :
1. ASEAN Economic Community (AEC)
2. ASEAN Security Community
3. ASEAN Socio-Cultural Community
![Page 3: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/3.jpg)
ASEAN Economic Ministers Meeting (AEM) di Kuala Lumpur
bulan Agustus 2006 menyetujui untuk membuat suatu cetak biru
(blueprint) untuk menindak lanjuti pembentukan AEC dengan
mengindentifikasi sifat-sifat dan elemen-elemen AEC pada tahun
2015 yang konsisten dengan Bali Concord II.
Pertemuan itu menghasilkan blue print AEC yang intinya bahwa
ASEAN sebagai pusat perdagangan regional yang terintegrasi
dan dapat disejajarkan dengan Masyarakat Uni Eropa. Dalam
blue print tersebut terdapat empat prioritas dalam kerangka AEC
yaitu:
1. Adanya arus barang dan jasa yang bebas (free flow good
services)
2. Ekonomi regional yang kompetitif (competitive economic region)
3. Perkembangan ekuitas ekonomi (equitable economic
development)
4. Integrasi memasuki ekonomi global (full integration into global
economy)
![Page 4: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/4.jpg)
SISTEM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015
AEC bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis
produksi yang ditandai dengan bebasnya aliran barang, jasa,
investasi, tenaga kerja terampil dan perpindahan barang modal
secara lebih bebas. KTT juga menetapkan sektor-sektor prioritas
yang akan diintegrasikan,yaitu:
1. produk-produk pertanian 2. otomotif
3. elektronik 4. perikanan
5. produk-produk turunan dari karet 6. tekstil dan pakaian
7. produk-produk turunan dari kayu 8. transportasi udara
9. e-ASEAN (ITC) 10. kesehatan
11. Pariwisata 12. jasa logistik ( 2006 )
![Page 5: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/5.jpg)
PELUANG INDONESIA UNTUK AEC 2015
1. Indonesia merupakan pasar potensial yang memiliki luas wilayah dan
jumlah penduduk yang terbesar di kawasan (40% dari total penduduk
ASEAN). Hal ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi
yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa
depan dengan kesempatan penguasaan pasar dan investasi.
2. Indonesia merupakan negara tujuan investor ASEAN. Proporsi investasi
negara ASEAN di Indonesia mencapai 43% atau hampir tiga kali lebih
tinggi dari rata-rata proporsi investasi negara-negara ASEAN di ASEAN
yang hanya sebesar 15%.
3. Indonesia berpeluang menjadi negara pengekspor, dimana nilai ekspor
Indonesia ke intra-ASEAN hanya 18-19% sedangkan ke luar ASEAN
berkisar 80-82% dari total ekspornya, Hal ini berarti peluang untuk
meningkatkan ekspor ke intra-ASEAN masih harus ditingkatkan agar
laju peningkatan ekspor ke intra-ASEAN berimbang dengan laju
peningkatan impor dari intra-ASEAN.
![Page 6: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/6.jpg)
4. liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang
untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena
hambatan tarif dan non-tarif sudah tidak ada lagi. Kondisi pasar yang sudah
bebas di kawasan dengan sendirinya akan mendorong pihak produsen dan
pelaku usaha lainnya untuk memproduksi dan mendistribusikan barang yang
berkualitas secara efisien sehingga mampu bersaing dengan produk-produk
dari negara lain. Di sisi lain, para konsumen juga mempunyai alternatif pilihan
yang beragam yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan,
dari yang paling murah sampai yang paling mahal. Indonesia sebagai salah satu
negara besar yang juga memiliki tingkat integrasi tinggi di sektor elektronik dan
keunggulan komparatif pada sektor berbasis sumber daya alam, berpeluang
besar untuk mengembangkan industri di sektor-sektor tersebut di dalam negeri
5. Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar akan memperoleh
keunggulan tersendiri, yang disebut dengan bonus demografi. Perbandingan
jumlah penduduk produktif Indonesia dengan negara-negara ASEAN lain adalah
38:100, yang artinya bahwa setiap 100 penduduk ASEAN, 38 adalah warga
negara Indonesia. Bonus ini diperkirakan masih bisa dinikmati setidaknya
sampai dengan 2035, yang diharapkan dengan jumlah penduduk yang produktif
akan mampu menopang pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan
per kapita penduduk Indonesia.
![Page 7: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/7.jpg)
TANTANGAN INDONESIA DALAM AEC 20151. Laju Peningkatan Ekspor & Impor
tantangan yang dihadapi oleh Indonesia memasuki integrasi ekonomi ASEAN tidak hanya
yang bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih lagi persaingan dengan negara sesama
ASEAN dan negaral ain di luar ASEAN seperti China dan India
2. Laju Inflasi
tantangan lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih tergolong tinggi bila
dibandingkan denganNegara lain di kawasan ASEAN
3. Dampak Negatif Arus Modal yang bebas
Arus modal yang lebih bebasuntuk mendukung transaksi keuangan yang lebih efisien,
merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan, memfasilitasi perdagangan
internasional, mendukung pengembangan sektor keuangan dan akhirnya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi suatu negara
4. Kesamaan Produk
hal lain yang perlu dicermati adalah kesamaan keunggulan komparatif kawasan ASEAN,
khususnya disektor pertanian, perikanan, produk karet, produk berbasis kayu, dan
elektronik
![Page 8: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/8.jpg)
5. Daya Saing Sektor Prioritas Integrasi
Tantangan lain yang juga dihadapi oleh Indonesia adalah peningkatan
keunggulan komparatif di sektor prioritas integrasi
6. Dasa Saing SDM
kemapuan bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan baik secara
formal maupun informal
7. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Tingkat perkembangan ekonomi Negara-negara Anggota ASEAN hingga saat ini
masih beragam
8. Kepentingan Nasional
Disadari bahwa dalam rangka integrasi ekonomi, kepentingan nasional
merupakan yang utama yang harus diamankan oleh Negara Anggota ASEAN
9. Kedaulatan Negara
Integrasi ekonomi ASEAN membatasi kewenangan suatu negara untuk
menggunakan kebijakan fiskal, keuangan dan moneter untuk mendorong kinerja
ekonomi dalam negeri
![Page 9: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/9.jpg)
STRATEGI INDONESIA UNTUK AEC 20151. Penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi baik secara kolektif maupun individual (reformasi
regulasi);
2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia baik dalam birokrasi maupun dunia usaha ataupunprofesional;
3. Penguatan posisi usaha skala menegah, kecil, dan usaha pada umumnya;
4. Penguatan kemitraan antara sektor publik dan swasta;
5. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi ekonomi biaya tinggi, yang jugamerupakan tujuan utama pemerintah dalam program reformasi komprehensif di berbagai bidangseperti perpajakan, kepabeanan, dan birokrasi;
6 .Pengembangan sektor-sektor prioritas yang berdampak luas dan komoditi unggulan;
7. Peningkatan partisipasi institusi pemerintah maupun swasta untuk mengimplementasikan AEC Blueprint;
8. Reformasi kelembagaan dan kepemerintahan. Pada hakikatnya AEC Blueprint juga merupakanprogram reformasi bersama yang dapat dijadikan referensi bagi reformasi di Negara AnggotaASEAN termasuk Indonesia;
9. Penyediaan kelembagaan dan permodalan yang mudah diakses oleh pelaku usaha dari berbagaiskala;
10. Perbaikan infrastruktur fisik melalui pembangunan atau perbaikan infrastruktur sepertitransportasi, telekomunikasi, jalan tol, pelabuhan, revitalisasi, dan restrukturisasi industri.
![Page 10: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/10.jpg)
REGULASI HUKUM INDONESIA UNTUK AEC 2015
Jika di kaji Dalam hal pembentukan peraturan perundang-undangan di
Indonesia yang mendukung terhadap terlaksananya AEC ini,
pembentukan produk hukum tersebut harus sejalan dengan arah
pembangunan hukum nasional sebagai dasar dalam menciptakan dan
membentuk peraturan perundang-undangan yang di maksud.
Melihat pendapat dari Prof. Romli Atmasasmita yang menyatakan
bahwa pembangunan hukum nasional secara implisit mencerminkan
bahwa sampai saat ini di Indonesia masih terjadi proses perubahan
sosial menuju ke arah modernisasi yang dikemas dalam proses
legislasi yang teratur dan berkesinambungan dengan memasukkan
aspek sosiokultural yang mendukung arah perubahan tersebut, Hal ini
menunjukkan bahwa pembangunan hukum nasional kita terus
mengalami perubahan ke arah modernisasi dengan catatan
tetapmemasukkan aspek sosiokulturalnya.
![Page 11: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/11.jpg)
Walapun di lihat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025 sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2007, belum terlihat secara konkret dukungan
pembangunan hukum nasional dalam menghadapi perubahan
perdagangan internasional yang salah satunya dalam bentuk AEC
atau Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Namun memang kaitannya dengan akan berlakunya AEC atau
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Sudah seharusnya Arah
Pembangunan Hukum Nasional, yang secara tersirat sebelumnya
dalam RPJPN,diarahkan untuk mendukung dimulainya AEC
tersebut. Hal ini menjadi penting agar pelaksanaan forum AEC ini
khususnya bagi Indonesia dapat implementasikan bagi setiap
pemangku kepentingan yang terlibat. Namun demikian arah
pembangunan hukum tersebut tetap harus dengan berpedoman
kepada koridor arah Pembangunan Nasional secara umum dengan
memasukkan aspek sosiokultural yang mendukung arah perubahan
tersebut.
![Page 12: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/12.jpg)
karena jika melihat pilar blueprint AEC 2015, terdapat beberapa
pengaturan di bidang hukum yang perlu untuk segera ada
penyesuaian ( adjustment ). setidaknya terdapat 14 (empat belas)
bidang pengaturan peraturan perundang-undangan yang perlu
untuk disesuaikan dengan akan berlakunya AEC tersebut yaitu :
1. Perdagangan 2. Perindustrian
3. Investasi 4. Tenaga Kerja
5. Ketahanan Pangan 6. Pertanian
7. Kehutanan 8. Perpajakan
9. Perlindungan Konsumen 10. Hak Kekayaan Intelektual
11. Transportasi Udara 12. Pariwisata
13. Kesehatan 14. Usaha Kecil & Menengah
![Page 13: ASEAN ECONOMIC COMUNITY 2015](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022080213/55a24e221a28ab8d178b4760/html5/thumbnails/13.jpg)
Sehingga menurut seorang Ahli terdapat 2 (dua) hal yang perlu
dilakukan dalam menyesuaikan arah pembangunan hukum
nasional dengan akan diselenggarakannya AEC atau Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015. Pertama, perlunya membuat tema guna
menetukan arah pembangunan hukum nasional yang mengadopsi
nilai dan tujuan AEC atau pun forum internasional lainnya yang
dapat mempengaruhi pembangunan hukum nasional Indonesia.
Kedua, menyesuaikan substansi atau muatan yang terdapat dalam
14 (empat belas) bidang peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan pelaksanaan AEC. Dalam membuat tema pun arah
pembangunan hukum nasional serta penyesuaian peraturan
perundang-undangan dimaksud harus sejalan dengan semangat
dan tujuan yang terdapat dalam AEC atau Masyarakat Ekonomi
ASEAN dengan tetap mengedepankan koridor dalam RPJPN dan
kondisi sosiokultural masyarakat Indonesia.