asesmen portofolio

Upload: wiendhagusanmutez

Post on 10-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Asesmen PortofolioAsesmenBerdasarkan kelemahan-kelemahan pada pembelajaran konvensional, seperti kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada guru, orientasi pada hasil yang lebih kuat daripada proses, bahan-bahan ajar yang disajikan dalam bentuk informasi, posisi siswa yang pasif dalam menerima pelajaran, aspek pengetahuan lebih dominan daripada aspek sikap dan keterampilan, berfikir kognitif yang rendah, penggunaan metode mengajar terbatas, komunikasi yang cenderung searah dan situasi pembelajaran yang terkadang kurang menyenangkan, maka model pembelajaran konvensional bergeser menjadi model pembelajaran berbasis kompetensi.Perbedaan yang jelas terlihat pada pembelajaran berbasis kompetensi dibanding dengan pembelajaran konvensional adalah pembelajaran berbasis kompetensi lebih menekankan pada proses, berkarya, pelatihan keterampilan dan aktivitas siswa, menggunakan multimedia dan sumber pembelajaran, guru sebagai fasilitator, berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan kelas sebagai ruang belajar dapat digunakan sebagai laboratorium sosial.Menurut para ahli, asesmen merupakan sarana yang secara kronologis dapat membantu guru dalam memonitor siswa (Wiggins, 1984). Asesmen seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran yang bukan hal yang terpisahkan (Popham, 1995). Asesmen bukan hanya mengungkap konsep yang telah dicapai tetapi juga tentang proses perkembagan bagaimana suatu konsep itu diperoleh (Marzano, 1994). Asesmen yang autentik dapat mengungkap perkembagan suatu proses dan dapat dilakukan melalui kumpulan dan review hasil kerja siswa secara portofolio, portofolio proses belajar siswa menyangkut aspek belajar secara menyeluruh baik kognitif, afektif dan psikomotor (Grace & Cathy, 1992)Asesmen dapat diartikan sebagai penilaian yang meliputi proses dan hasil belajar siswa, sehingga dengan sistem penilaian ini berbagai cara penilaian bisa dilaksanakan dan berbagai aspek dari siswa dapat pula dinilai. Dengan cara ini hasil penilaian menjadi lebih lengkap karena segala usaha dan kemampuan yang dimiliki siswa (termasuk kognitif, afektif, dan psikomotorik) dapat terungkap dan bisa dihargai berupa nilai. Hasil penilaian menjadi sangat objektif sehingga mencerminkan kondisi siswa secara individu maupun kelompok. Cara penilaian dengan asesmen ini, bisa menggunakan tes, angket, wawancara, observasi, rubrik, vignet, jurnal, catatan lapangan, atau portofolio.

2.2 Pengertian Asesmen PortofolioPortofolio (portfolio) bisa diartikan sebagai kumpulan (dokumen, berkas, bundel) bukti fisik tentang aktivitas. Jadi portofolio berarti kumpulan bukti fisik aktivitas-kinerja (individu, kelompok, atau lembaga) sebagai data otentik yang dilakukan oleh yang bersangkutan. Asesmen portofolio merupakan salah satu cara penilaian terhadap unjuk kerja dan hasil kerja, sehingga segala aktivitas yang dilakukan bisa dihargai dengan nilai.Karakteristik Asesmen portofolio adalah:1. Dapat menggambarkan perkembangan kemajuan siswa dalam satu bidang studi secara komperhensif2. Memberi kesempatan pada siswa untuk memilih dan melakukan self evaluation3. Dapat digunakan sebagai bukti otentik yang mengambarkan kemampuan belajar siswa.4. Dapat meningkatkan refleksi diri dan penilaian diri siswa5. Berperan sebagai alat dalam proses pembelajaran yang menjembatani dan meudahkan dialog antara guru dengan siswa.Dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan suatu portofolio adalah tujuan dan komponen-komponen portofolio. Pemilihan dokumen untuk membangun suatu portofolio harus mengacu pada tujuan penggunaan portofolio tersebut. Apabila seorang guru ingin menggali informasi melalui portofolio maka terlebih dahulu ia harus merumuskan tujuannya. Misalnya, guru ingin mengetahui bagaimana siswa mengerti komputer serta menghayati komputer dalam aspek yang lebih luas setelah kurun waktu tertentu. Setelah itu baru menentukan komponen-komponen yang diperlukan dalam upaya menggapai tujuan tadi. Selanjutnya harus ditentukan pula aspek apa saja yang ingin diketahui yang akan membentuk komponen dari portofolio. Tiap guru biasanya menginginkan format portofolio yang berbeda.Misalnya, Robinson (1998), seorang guru komputer yang ingin mengetahui kemajuan siswa-siswanya dalam perancangan basis data akan meminta murid-muridnya untuk memasukkan hal-hal seperti proyek kelompok, tugas pekerjaan rumah setiap hari, hasil ulangan, tugas tulisan, , catatan kelas, dan hal-hal lain yang dianggap penting dalam menunjukkan kemajuan mereka dalam basis data. Mengingat dokumen-dokumen yang membangun portofolio ini sangat diharapkan bervariasi, maka diperlukan tenggang waktu yang cukup bagi siswa untuk mengerjakan dan mengkoleksinya. Contoh pengembangan portofolio yang dikemukakan di atas paling tidak memerlukan waktu satu semester perkuliahan. Dengan demikian proses belajar (long-term learning process) berikut hasil belajar yang telah dilakukan siswa secara menyeluruh diharapkan akan tergambarkan dengan lengkap.Terdapat 5 (lima) dimensi yang menjadi landasan pengembangan asesmen portofolio. Yang menjadi dimensi pertama adalah usaha yang sengaja dilakukan, terencana dan memiliki tujuan. Tujuan belajar harus bermakna, realistik, positif, dan sesuai kemampuan siswa. Dimensi kedua adalah dokumen sebagai bukti. Portofolio bukanlah work folder ataupun kumpulan kerja siswa seabgai suatu dokumen yang dihimpun siswa. Dimensi ketiga adalah tingkat perkembangan, pengalaman dan pencapaian. Hakikat pencapaian meliputi:1. Pengetahuan2. Penalaran3. Keterampilan4. Produk5. EfektifPembuatan dokumen dapat menyertakan kelima aspek di atas atau menyertakan beberapa aspek saja sesuai dengan karakteristik bidang studi. Dimensi keempat adalah kemampuan menilai diri sendiri (reflektif). Penilaian diri dapat memotivasi siswa karena siswa memperoleh kesempatan mengkaji ulang dan merevisi hasil kinerjanya serta mencari solusi untuk meningkatkan kinerjanya. Dimensi kelima adalah dilakukan dalam selang waktu tertentu. Penentuan selang waktu berfungsi sebagai pembatas dan gambaran fluktuasi pencapaian siswa.

2.3 Kelebihan dari Asesmen Portofolio dibandingkan dengan Tes Biasa2.3.1 Menekankan pada proses2.3.4 Melibatkan peran siswa2.3.3 Kemampuan siswa diukur berdasarkan siswa sendiri2.3.4 Bersifat kolaboratif2.3.5 Bertujuan untuk kepentingan siswa2.3.6 Mencerminkan perkembangan usaha siswa2.3.7 Bagian integral dari pembelajaran2.3.8 Menyangkut aspek belajar menyeluruh baik kognitif, afektif maupun psikomotor2.3.9 Dapat merefleksikan proses belajar siswa secara nyata dan keseluruhan

2.4 Keuntungan Penggunaan Asesmen Portofolio2.4.1 Memberikan penilaian tentang diri siswa secara individual yang komprehensif, adil dan bijaksana2.4.2 Dapat melihat secara jelas kemajuan belajar siswa2.4.3 Dapat memfokuskan pekerjaan terbaik siswa sehingga memberikan pengaruh positif dalam belajar2.4.4 Dapat membandingkan hasil kerja siswa dengan hasil kerja sebelumnya2.4.5 Memberi motivasi belajar bagi siswa2.4.6 Siswa mampu menilai pekerjaannya sendiri2.4.7 Dapat memberikan penilaian terhadap perbedaan individu2.4.8 Memberi komunikasi kemajuan belajar siswa dengan orang tua/ wali siswa

2.5 Mengevaluasi PortofolioMengevaluasi portofolio tidak semudah mengevaluasi dengan tes, sebab tidak pernah ada portofolio yang tepat sama. Hal ini disebabkan karena setiap individu dapat menyiapkannya item-item yang berbeda sesuai dengan kelebihan yang dimilikinya. Oleh karena itu mengevaluasi portofolio bukan merupakan tugas yang gampang. Salah satu cara untuk mengevaluasi portofolio ialah menggunakan rubrik. Cara ini tidak lain dari skala nilai yang digunakan untuk memberi skor pada item yang mengharuskan siswa menjawab dalam bentuk tulisan dari soal atau pertanyaan yang terbuka (open-ended item). Pada soal ini siswa dapat menjawab secara bebas dan terdapat banyak cara untuk memperoleh jawaban. Jika rubrik digunakan untuk menskor portofolio, guru dapat memberitahukan komponen apa yang perlu dimuat dalam suatu portofolio dan menggunakan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya untuk memperoleh nilai secara keseluruhan (Heddens & Speer, 1997).Guru dapat menggunakan portofolo untuk menemukan apakah ada indikasi tentang strategi pemecahan masalah, komunikasi yang jelas, berpikir dan refleksi, penggunaan notasi dan istilah yang tepat, kaitan dengan kehidupan sehari-hari, ataupun disposisi yang positif terhadap matematika. Berikut adalah contoh rubrik yang dapat digunakan untuk menilai soal-soal terbuka.

Skor Kriteria4 Lengkap dan kompeten3 Memenuhi kompetensi dasar2 Jawaban parsial1 Jawaban coba-coba0 Tidak ada respon

Selain menggunakan rubrik, cara mengevaluasi portofolio juga bisa dikembangkan sendiri oleh guru, misalnya dengan menentukan beberapa persyaratan mendasar yang harus dipenuhi. Persyaratan dasar itu misalnya banyaknya entri minimal yang harus ada, nilai guna dan nilai eksplanasi dokumen, dan waktu penyerahan. Seorang siswa dapat mengumpulkan beberapa entri melebihi entri minimal yang ditentukan. Siswa yang seperti ini tentu saja memiliki nilai lebih dari siswa yang hanya mengumpulkan entri minimal. Sedangkan tingkat kebermaknaan dokumen dapat ditunjukkan misalnya dengan prestasi yang ditunjukkan seperti nilai tes/tugas yang tinggi, piagam, partisipasi dalam menyelesaikan proyek, atau apa saja yang menunjukkan peningkatan

2.6 Asesmen Portofolio bagi SiswaTelah diungkapkan pada pembahasan terdahulu bahwa untuk mengevaluasi siswa tidak cukup hanya dengan tes untuk mengukur kemampuan akademik aspek kognitif saja, akan tetapi penilaian harus dilakukan secara objektif dan otentik meliputi berbagai aspek psikologis siswa. Guru harus mengases siswa dengan berbagai cara dan berbagai segi aktivitas siswa.

2.7 Asesmen Portofolio bagi GuruPada saat ini telah sedang dilakukan penilaian portofolio bagi guru berkaitan dengan sertifikasi guru, yaitu kegiatan mengases kinerja guru dalam jabatan yang meliputi kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Penilaian yang dipakai adalah dengan melalui portofolio dengan maksud agar bisa dilaksanakan secara efisien dan efektif. Efisien dalam hal waktu, asesor, biaya, dan proses sehingga tujuan sertifikasi tetap bisa dicapai, meskipun di sana-sini ada unsur kekurangan. Komponen portofolio untuk sertifikasi guru terbagi ke dalam tiga aspek (unsur), yaitu kualifikasi dan tugas pokok, pengembangan profesi, dan pendukung profesi. Secara rinci adalah1. Unsur kualifikasi dan tugas pokok (tiap sub unsur tidak nol)2. Unsur pengembangan profesi3. Unsur pendukung profesiAsesmen Portofolio dalam Penilaian Hasil Belajar Siswa

Asesmen Portofolio dalam Penilaian Hasil Belajar Siswa

MenurutBloombahwa hasil belajar meliputi 3 aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor sehingga untuk mengukur dan menilai ketiga aspek tersebut, tidaklah cukup dengan hanya menggunakan satu alat penilaian tetapi perlu melibatkan berbagai alat ukur yang sesuai dengan aspek yang akan diukur. MenurutMills, asesmen portofolio merupakan alternatif dalam penilaian karena portofolio memberikan keleluasaan kepada guru untuk melakukan penilaian dengan banyak cara. Asesmen portofolio merupakan penilaian alternatif yang tidak hanya memanfaatkan penilaian produk tetapi juga penilaian terhadap proses belajar dengan melibatkan siswa dalam penilaian dan refleksi diri siswa.Grace & Cathymendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa serta catatan tentang kemajuan belajarnya, yaitu tentang dua hal :(1)( 1 )Apa yang telah dipelajari dan bagaimana keberhasilan mereka belajar;(2)( 2 )Bagaimana siswa tersebut berpikir, bertanya, menganalisa, mensintesis, memproduksi dan berkreasi serta bagaimana siswa tersebut berinteraksi secara intelektual, emosional, dan sosial dengan yang lain. Lebih lanjutGrace& Cathymengemukakan bahwa, portofolio harus merangkum keseluruhan aktivitas belajar siswa. Data tentang aktivitas belajar siswa tersebut dikumpulkan secara kronologis sehingga dapat dibuat deskripsi serta penafsiran tentang proses belajarnya. Asesmen portofolio melibatkanself assesmentoleh siswa sehingga siswa yang bersangkutan dapat turut menilai proses serta hasil belajarnya berdasarkan kumpulan pekerjaan dan hasil belajar mereka. Dengan demikian proses penilaian menjadi lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Pelaksanaanself assesmentdapat dilakukan siswa secara tertulis melalui jurnal, daftar cek atau dilakukan secara lisan melalui wawancara.Tierney et almengemukakan bahwaself assesmentmerupakan salah satu keterlibatan siswa di dalam proses penilaian yang hasilnya selain dapat memberikan umpan balik untuk perbaikan belajar siswa juga membantu guru untuk mengetahui kesulitan belajar siswa dan kemajuan belajarnya, sehingga guru dan siswa dapat merencanakan metode dan teknik belajar yang tepat. Heddens & Speermengemukakan bahwa salah satu cara untuk mengevaluasi portofolio ialah dengan menggunakan rubrik. Cara ini tidak lain dari skala nilai yang digunakan untuk memberi skor pada item yang mengharuskan siswa menjawab dalam bentuk tulisan dari soal atau pertanyaan yaaang terbuka (open-ended item). Salah satu contoh rubrik adalah seperti yang disajikan dalam skema berikut yang merupakan hasil diskusiCharles, Lester, ODaffer dan Stenmark.SkorKriteria

Pekerjaan tidak memadai

0Pekerjaan tidak berarti; siswa gagal memperlihatkan informasi mana yang cocok bagi masalah tersebut.

1Siswa benar pada langkah awal, tetapi responnya tidak lengkap karena mereka menemui jalan buntu, atau salah menafsirkan ide-ide yang terkandung dalam masalah.

2Respon pada arah yang tepat; tetapi siswa banyak membuat kesalahan; respon memperlihatkan beberapa hal pokok dalam pengertian bahwa ide kunci dikenali tetapi hubungan antara ide-ide itu tidak dijelaskan.

Pekerjaan memadai

3Siswa mencoba pemecahan yang masuk akal, tetapi sedikit kesalahan terjadi dalam notasi atau bentuk; beberapa penjelasan mungkin kurang tepat, tetapi tidak ada kesalahan yang pokok dalam alasan siswa.

4Pemecahan lengkap; semua ide penting dikenali, dan arti serta hubungan ide-ide tersebut didiskusikan.

Dengan menggunakan skala ini, untuk suatu item seorang siswa dapat memperoleh skor 0 sampai 4 tergantung dari apa yang terdeteksi oleh guru berdasarkan hasil kinerja siswa.

Asesmen Portofolio

Asesmen Portofolio

A.Sejarah Perkembangan Asesmen PortofolioMenurut sejarahnya, portofolio pertama kali digunakan pada dunia seni, merujuk pada kumpulan karya seorang seniman secara kronologis yang merupakan cerminan perkembangan berkeseniannya. Dalam bidang pendidikan, portofolio pertamakali digunakan dalam pendidikan seni. Selanjutnya portofolio berkembang ke bidang pendidikan bahasa, matematika dan sains, dan ilmu-ilmu sosial. Dalam bidang pendidikan bahasa, portofolio banyak digunakan sebagai bahan penilaian kemampuan membaca dan menulis.Dalam kurun waktu dua dekade terakhir ini, asesmen portofolio telah digunakan dalam dunia pendidikan, utamanya di negara-negara berkembang. Keberadaannya menjadi semakin penting karena adanya perubahan-perubahan dalam cara memandang bagaimana mestinya penilaian perkembangan belajar dilakukan, sejalan dengan pandangan bahwa individu belajar bersifat holistik sekaligus individual. Kini, asesmen portofolio digunakan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Universitas Tokyo adalah salah satu perguruan tinggi pertama yang menggunakan portofolio sebagai bahan pertimbangan penerimaan mahasiswa baru. Di negara-negara maju, asesmen portofolio telah lama digunakan untuk menilai perkembangan profesional seorang calon guru (teacher education). Di Amerika Serikat bahkan beberapa distrik dan negara bagian telah menggunakan asesmen portofolio secara formal, seperti di San Diego dan Vermont. Di Indonesia, wacana tentang asesmen portofolio banyak terdengar sejak lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dimana asesmen portofolio merupakan salahsatu pendekatan asesmen yang paling komprehensif yang digunakan.

B.Pengertian PortofolioIstilah portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio itu adalah bundel, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test), dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), ketrampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif).Hermana dalam Ine Kusuma Ariyani mengemukakan bahwa portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur, maka portofolio sangat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan pemahaman siswa serta memberikan gambaran mengenai sikap dan minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan. Diungkapkan oleh Dasim Budimansyah kata kunci dari portofolio adalah hasil karya terpilih siswa. Maknanya adalah bahwa yang harus menjadi akumulasi dari segala sesuatu yang ditemukan para siswa dari topik mereka harus memuat bahan-bahan yang menggambarkan usaha terbaik siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, serta mencakup pertimbangan terbaik tentang bahan-bahan mana yang paling penting. Oleh karena itu, portofolio bukanlah kumpulan bahan yang tidak memperlihatkan signifikasi sama sekali. Yang demikian bukanlah portofolio, tetapi hanya kumpulan bahan-bahan lepas yang tidak tampak validiatasnya. Portofolio dengan demikian bukan keranjang sampah (garbage collector).Portofolio menyimpan sejumlah informasi tentang diri siswa secara lengkap dan menyeluruh termasuk kenerja siswa. Dokumen ini dicatat secara sistematis yang bersifat relatif, sehingga merupakan metode utama yang profesional dalam melihat ketrampilan dan prestasi belajarsiswa. Secara substansial portofolio siswa dapat dilihat sebagai gambaran dari hasil- hasil tulisan, interpretasi, maupun aktifitasnya di dalam kelas atau di luar kelas. Dalam pengertian lain, penilaian dengan portofolio dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:1)Portofolio dalam bacaan (portofolio in reading) dan2)Portofolio dalam tulisan (portofolio in writing)Ada satu hal yang perlu digaris bawahi, bahwa portofolio tidak hanya merupakan satu alat untuk menyimpan data yang autentik guna penilaian, lebih dari itu portofolio merupakan suatu metode pendekatan model penilaian dan pengajaran.Portofolio bukan merupakan sesuatu yang baru atau konsep yang tidak berarti, karena menggunakan portofolio sangat ditentukan oleh siapa yang melakukannya dan apa harapan atau tujuannya. Sejumlah bukti fisik tentang kemajuan belajar siswa terdapat didalamnya, sehingga portofolio bagi guru merupakan investasi berharga tentang kinerja siswa dalam semua peristiwa yang pernah terjadi dan dialami oleh siswa. Koleksi ini menunjukkan cakupan partisipasi mereka dalam menyeleksi bahan kajian belajar, penentuan kriteria bahan yang bermanfaat dan buktibukti dari refleksi mereka sendiri. Pengertian portofolio berarti mengandung proses mengoleksi, menyeleksi, dan merefleksi.Johston dalam Johar Permana. Kumpulan bukti-bukti tersebut dapat dikatakan portofolio bila sudah dirancang secara berencana dan disengaja melalui pengalaman langsung siswanya. Dengan kata lain, bahwa portofolio dapat dikatakan sebagai prosedur penilaian hasil belajar melalui pengalaman, yang dikenal dengan istilah hasil belajar melalui pengalaman atau HBMP (assesssment of experiential learning). Maka portofolio identik dengan berita acara tentang kemajuan belajar siswa.C.Prinsip Asesmen PortofolioBerbeda dengan penilaian lainnya, keterlibatan peserta didik dalam penilaian portofolio merupakan sesuatu yang harus dikerjakan. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio, diantaranya adalah:a)Saling percaya,b)Kerahasiaan bersama,c)Milik bersama,d)Kepuasan dan kesesuaian,e)Penciptaanbudaya mengajar,f)Refleksi bersama,g)Proses dan hasil.

D.Karakteristik Asesmen PortofolioMenurut Mac Isaac dan Jacson, terdapat lima karakteristik asesmen portofoliuo, yaitu: struktur, dokumentasi, pencatatan, kolaborasi, dan catatan reflektif. Struktur membantu siswa dalam menentukan jenis fakta-fakta yang dilibatkan. Dokumentasi hasil belajar adalah untuk menggambarkan evolusi dari belajar. Pencatatan secara selektif hasil ulangan dan prestasi selama pengujian. Kolaborasi dengan orang lain, merupakan proses latihan dan kerjasama. Catatan reflektif adanya catatan setiap bagian fakta disertai dengan suatu penjelasan.Menurut pendapat Faichmey, Eddy M. Hidayat dan Maryani, karakteristik portofolio adalah:1.Menggambarkan perkembangan kemajuan anak dalam satu bidang secara lebih komprehensif,2.Memberi kesempatan bagi anak untuk memilih dan melakukan self evaluation,3.Sebagai bukti autentik yang menggambarkan kemampu an belajar anak,4.Meningkatkan refleksi diri dan penilaian diri siswa,5.Sebagai alat dalam proses belajar mengajar yang menjebatani dan memudahkan dialog antara guru dan siswa.Asmawi Zainul dan Agus Mulyana, berpendapat, karakteristik asesmen portofolio, adalah1.Asesmen yang menuntut ditunjukkan hasil kerja sama antara guru dan siswa,2.Asesmen portofolio tidak sekedar kumpulan hasil karya siswa tetapi yang terpenting adalah adanya proses seleksi yang didasarkan kriteria,3.Asesmen portofolio mengumpulkan hasil karya siswa dari waktu ke waktu. Koleksi karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi sehingga dalam prosesnya asesmen portofolio merupakan suatu asesmen diri yang memungkinkan siswa dapat mengenal kekuatan dan kelemahan sendiri. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat digunakan sebagai tujuan proses pembelajaran berikutnya,4.Kriteria penilaian hasil karya harus jelas baik bagi guru siswa, dan diterapkan secara konnsisten.E.Hakikat Asesmen PortofolioAsesmen portofolio adalah suatu prosedur pengumpulan informasi mengenai perkembangan dan kemampuan siswa melalui portofolionya, dimana pengumpulan informasi tersebut dilakukan secara formal dengan menggunakan kriteria tertentu, untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap status siswa.Dalam suatu portofolio terdapat paling sedikit tujuh elemen pokok, yaitua)Adanya tujuan yang jelas, dan dapat mencakup lebih dari satu ranah,b)Kualitas hasil (outcome),c)Bukti-bukti otentik yang mencerminkan dunia nyata dan bersifat multi sumber,d)Kerjasama siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru,e)Penilaian yang integratif dan dinamis karena mencakup multidimensi,f)Adanya kepemilikan (ownership) melalui refleksi diri dan evaluasi diri,g)Perpaduan asesmen dengan pembelajaran.Salah satu alasan asesmen portofolio digunakan dalam dunia pendidikan dewasa ini adalah karena adanya ketidak puasan terhadap penggunaan tes-tes baku yang dianggap tidak mampu menampilkan kemampuan siswa secara menyeluruh. Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan tes baku adalah tes-tes yang secara tradisional digunakan untuk mengukur perkembangan belajar. Tes-tes tersebut kebanyakan berbentuk tes objektif dimana hanya ada satu pilihan jawaban yang benar. Tes-tes tersebut dikembangkan dalam format pilihan ganda, satu butir tes disediakan tiga hingga lima kemungkinan jawaban. Sebelum digunakan, tes-tes tersebut distandarisasi terlebih dahulu. Dalam perkembangan berikutnya, tes-tes di kelas pun, yang sifatnya formatif, juga menggunakan bentuk-bentuk tes baku tersebut.F.Ciri-ciri dari Asesmen Portofolio dan Tes Baku De Fina, merangkum ciri-ciri dari asesmen portofolio dan tes baku sebagai berikut.NoASESMEN PORTOFOLIOTES BAKU

1Terjadi pada situasi alamiahSituasi ujian, tidak alamiah

2Memberi kesempatan siswa menunjukkan kelebihan maupun kelemahannyaMenunjukkan kelemahan siswa dalam suatu hal tertentu

3Informasinya bersifat langsung, pada saat itu (hands-on)Tidak memberikan informasi diagnostik

4Asesmen dapat dilakukan bersama-sama antara guru, orangtua, dan bahkan siswaMenunjukkan ranking

5Bersifat terus-menerus (ongoing), sehingga memberikan kesempatan beragam untuk dilakukan asesmenKesempatan hanya sekali untuk mengases kemampuan dalam suatu hal tertentu

6Mengases hal-hal secara realistis dan bermaknaMengases hal-hal secara artificial, tidak sesuai dengan keseharian yang ada

7Memberi kesempatan siswa melakukan refleksi terhadap karya dan pengetahuannyaMengharapkan hanya satu respons yang benar

8Memberi kesempatan refleksi bagi orang lain yang berkepentingan, mengenai pengetahuan siswa dan karya-karyanyaMemberikan data-data numeric yang kadangkala menakutkan dan secara esensial tidak bermakna

9Mendorong temu wicara (conference) antara guru dan siswaMengharuskan pertemuan antara guru dengan administrator

10Menempatkan siswa sebagai pusat proses pendidikan karena gambaran keadaannya berguna untuk perbaikan kurikulum dan pembelajaranMendukung kurikulum sebagai pusat proses pendidikan

Dari perbandingan di atas dapat dilihat bahwa asesmen portofolio menunjukkan beberapa kelebihan yang tidak diperoleh dari tes objektif, yaitu seperti adanya penilaian yang berkelanjutan, menghargai siswa sebagai individu dengan keunikan masing-masing, dan adanya pengembangan metakognisi melalui refleksi dan evaluasi diri.Kemp dan Toperoff, mengatakan dengan kelebihan-kelebihan ini portofolio dapat memacu keterlibatan (involvement) dalam belajar, meningkatkan motivasi, dan prestasi.Asesmen portofolio mengandung tiga elemen penting yaitu:1.Sampel Karya SiswaSampel karya siswa menunjukkan perkembangan belajarnya dari waktu ke waktu. Sampel tersebut dapat berupa tulisan/karangan, audio atau video, laporan, problem matematika, maupun eksperimen. Isi dari sampel tersebut disusun secara sistematis tergantung pada tujuan pembelajaran, preferensi guru, maupun preferensi siswa. Asesmen portoflolio menilai proses maupun hasil. Oleh karena itu proses dan hasil sama pentingnya. Meskipun asesmen ini bersifat berkelanjutan, yang berarti proses mendapatkan porsi penilaian yang besar (bandingkan dengan asesmen konvensisonal yang hanya menilai hasil belajar) tetapi kualitas hasil sangat penting. Dan memang, penilaian proses yang dilakukan tersebut sesungguhnya memberi kesempatan. .Wyaatt III dan Looper, mengatakan ada tiga jenis portofolio berdasarkan teknik penyusunannya yaitu portofolio karya terbaik, portofolio perkembangan, dan portofolio berdasarkan topik.Portofolio karya terbaik adalah portofolio mengenai karya-karya terbaik yang dihasilkan oleh siswa. Mengingat portofolio bersifat kolaboratif sekaligus individual, pemilihan karya terbaik dilakukan siswa bersama dengan temannya (peer evaluation) maupun guru (dalam student-teacher conferences). Dalam konferensi dengan siswa, guru biasanya menanyakan kenapa dia memilih karya tersebut sebagi karya terbaiknya. Refleksi ini dapat pula dilakukan secara tertulis2.Evaluasi Diri dalam Asesmen PortofolioEvaluasi diri merupakan analisis terhadap sikap dan proses belajar siswa, dimana informasi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan dan proses belajar yang berkelanjutan. Dalam asesmen portofolio, evaluasi diri merupakan komponen yang sangat penting.OMalley dan Valdez Pierce, mengatakan bahwa self-assessment is the key to portfolio. Hal ini disebabkan karena melalui evaluasi diri siswa dapat membangun pengetahuannya serta merencanakan dan memantau perkembangannya apakah rute yang ditempuhnya telah sesuai. Melalui evaluasi diri siswa dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement goal). Dengan demikian siswa lebih bertanggung jawab terhadap proses belajarnya dan pencapaian tujuan belajarnya.Refleksi dan evaluasi diri merupakan cara untuk menumbuhkan rasa kepemilikan (ownership) siswa terhadap proses dan hasil belajarnya. Siswa akan mengerti bahwa apa yang dilakukannya dan dihasilkannya melalui proses belajar tersebut memang merupakan hal yang berguna bagi diri dan kehidupannya.Rolheiser dan Ross (2005) mengajukan suatu model teoretik untuk menunjukkan kontribusi evaluasi diri dalam proses belajar.

Model evaluasi diri mereka menekankan bahwa, ketika mengevaluasi sendiri performansinya, kegiatan ini mendorong siswa untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi (goals). Untuk itu, siswa harus melakukan usaha yang lebih keras (effort). Kombinasi dari goals dan effort ini menentukan prestasi (achievement); selanjutnya prestasi ini berakibat pada penilaian terhadap diri (self-judgment) melalui kontemplasi seperti pertanyaan, Apakah tujuanku telah tercapai? Akibatnya timbul reaksi (self-reaction) seperti Apa yang aku rasakan dari prestasi ini?Goals, effort, achievement, self-judgment, dan self-reaction dapat terpadu untuk membentuk kepercayaan diri (self-confidence) yang positif. Kedua penulis menekankan bahwa sesungguhnya, evaluasi diri adalah kombinasi dari komponen self-judgment dan self-reaction dalam model di atas.Evaluasi diri adalah suatu unsur metakognisi yang sangat berperan dalam proses belajar. Oleh karena itu, agar evaluasi dapat berjalan dengan efektif, Rolheiser dan Ross menyarankan agar siswa dilatih untuk melakukannya.Kedua peneliti mengajukan empat langkah dalam berlatih melakukan evaluasi diri, yaitu:1)Libatkan semua siswa dalam menentukan kriteria penilaian,2)Pastikan semua siswa tahu bagaimana caranya menggunakan kriteria tersebut untuk menilai kinerjanya sendiri,3)Berikan umpan balik pada mereka berdasarkan hasil evaluasi dirinya, dan4)Arahkan mereka untuk mengembangkan sendiri tujuan dan rencana kerjanya.Untuk langkah pertama, yaitu menentukan kriteria penilaian. Siswa diajak untuk menetapkan kriteria penilaian. Curah pendapat (brainstorming) sangat tepat dilakukan. Guru sebaiknya menyiapkan terlebih dahulu rambu-rambu criteria penilaian tersebut agar diskusi bias berjalan lancer dan terarah. Kriteria ini dilengkapi dengan bagaimana cara mencapainya. Dengan kata lain, kriteria penilaian adalah produknya, sedangkan proses mencapai kriteria tersebut dipantau dengan menggunakan ceklis evaluasi diri. Cara mengembangkan kriteria penilaian sama dengan mengembangkan rubrik penilaian dalam asesmen kinerja. Ceklis evaluasi diri dikembangkan berdasarkan hakikat kegiatan/tugas yang dilakukan siswa tersebut dan bagaimana cara mencapainya. Langkah-langkah selanjutnya sudah jelas, dan guru sudah terbiasa melakukannya.3.Kriteria Penilaian yang Jelas dan TerbukaBila pada jenis-jenis asesmen konvensional kriteria penilaian menjadi rahasia guru atau pun tester, dalam asesmen portofolio justru harus disosialisasikan kepada siswa secara jelas. Kriteria tersebut dalam hal ini mencakup prosedur dan standar penilaian. Para ahli menganjurkan bahwa sistem dan standar asesmen tersebut ditetapkan bersama-sama dengan siswa, atau paling tidak diumumkan secara jelas. Adanya kriteria penilaian terkait dengan tujuan pembelajaran. Dalam asesmen portofolio, yang mungkin ada adalah tujuan kelas dan individual. Karena itu, Salvia dan Ysseldyke mengatakan bahwa harus jelas tujuan dan ranah belajar yang hendak dicapai. McLaughin dan Voght (1996) mengatakan dengan asesmen portofolio dimungkinkan menetapkan lebih dari satu ranah secara bersama-sama dan multidimensi. yaitu asesmen pada proses maupun konstruk. Proses melibatkan siswa dan guru yang bekerja secara kolaboratif dalam membangun portofolio. Konstruk adalah folder, binder , atau pun kotak dimana bahan-bahan asesmen dikumpulkan.Seperti telah dikemukakan di atas, asesmen portofolio bersifat komprehensif dimana berbagai karya siswa yang mencerminkan kinerja belajarnya dapat ditelusuri disana. Berbagai strategi asesmen dapat masuk kedalam porofolio siswa, seperti asesmen kinerja, esai, projek, maupun hasiltes objektif (bila masih dilakukan). Dengan kata lain, asesmen portofolio dapat merupakan kumpulan (koleksi) kinerja siswa dari berbagai cara pengumpulan data tentang prestasi belajar siswa. Namun, cara-cara asesmen tersebut dapat pula dilakukan secara sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan.G.Model Asesmen PortofolioBerikut ini adalah modifikasi dari model asesmen portofolio oleh Moya dan OMalley, Model tersebut (Portfolio Assessment Model) disesuaikan dengan tiga komponen pembelajaran, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, dan Analisis dan Pelaporan.1.Perencanaana.Menentukan tujuan dan fokus (standar kompetensi, kompetensi dasar, kriteria keberhasilan)b.Merencanakan isi portofolio, yang meliputi pemilihan prosedur asesmen, menentukan isi/topik, dan menetapkan frekuensi dan waktu dilakukannya asesmen.c.Mendesain cara menganalisis portofolio, yaitu dengan menetapkan standar atau kriteria penilaian, menetapkan cara memadukan hasil penilaian dari berbagai sumber, dan menetapkan waktu analisis.d.Merencanakan penggunaan portofolio dalam pembelajaran, yaitu berupa pemberian umpan balik.e.Menentukan prosedur pengujian keakuratan informasi, yaitu menetapkan cara mengetahui reliabilitas informasi dan validitas penilaian.2.Implementasi model (terpadu dengan pembelajaran)a.Mengumumkan tujuan dan fokus pembelajaran kepada siswa.b.Menyepakati prosedur asesmen yang digunakan serta kriteria penilaiannya.c.Mendiskusikan cara-cara yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil maksimal.d.Melaksanakan asesmen portofolio (folder, evaluasi diri)e.Memberikan umpan balik terhadap karya dan evaluasi diri3.Analisis dan pelaporana.Mengumpulkan folderb.Menganalisis berbagai sumber dan bentuk informasic.Memadukan berbagai informasi yang adad.Menerapkan kriteria penilaian yang telah disepakatie.Melaporkan hasil asesmenH.Fungsi Asesmen PortofolioPortofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik, tetapi merupakan sumber informasi untuk guru dan peserta didik. Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan dalam mata pelajaran tertentu, serta pertumbuhan kemampuan peserta didik. Hal ini nampak pada ciri-ciri portofolio yaitu:1)Disusun oleh siswa, artinya semua berkas hasil kerja / karya siswa didokumentasikan siswa itu sendiri,2)Portofolio memberikan secara rinci latar pengalaman hasil belajar yang jelas sehingga tidak diperlukan lagi informasi tambahan,3)Portofolio disusun terdiri dari:a.Biodata,b.Paparan umum mengenai persepsi siswa tentang tujuan belajar yang ingin dicapainya, serta upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut,c.Rincian kronologi proses pengalaman belajar atau kinerja yang telah dilaluinya,d.Rincian pengalaman belajar (kinerja) yang secara eksplisit dikaitkan dengan butir-butir HPMB yang telah diperoleh, baik yang bersifat konseptual maupun terapan, Lampiran bukti-bukti yang relevan.Dopham, Ross dan Faichney, mengemukakan lebih rinci tentang ciri-ciri portofolio yaitu:1)Ada keterlibatan langsung hasil kerja/karya siswa secara nyata,2)Mengumpulkan beberapa hasil kerja/karya yang terbaik,3)Mengumpulkan dan menyimpan hasil kerja siswa,4)Memilih kriteria untuk menilai portofolio hasil kerja siswa,5)Mengharuskan siswa untuk menilai sirinya sendiri secara terus menerus berdasarkan hasil portofolionya,6)Menentukan waktu untuk membahas portofolio,7)Melibatkan orang tua dalam proses penilaian portofolio.Dari uraian tersebut Nampak tiga hal yang menjadi ciri utama portofolio yaitu:Adanya nilai kejujuran yang dimiliki oleh siswa dalam menentukan sesuatu yang terbaik,Terdapat alokasi waktu yang jelas dan manusiawi,Menjadikan penghubung yang sangat berarti bagi guru, siswa dan orang tua/masyarakat.Dalam penilaian portofolio, mengharuskan peserta didik untuk mengkoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka. Karena itu portofolio dapat dijadikan sebagai salah satu alat penilaian autentik (authentic assessment). Asesmen autentik sebagai salah satu hasil dari pendekatan dari asesmen dapat dijadikan alternatif solusi dalam menilai perkembangan belajar siswa secara lebih komprehensif dan objektif mengingat asesmen autentik yang lebih menekankan pada pengembangan alat asesmen yang lebih secara akurat mencerminkan dan mengukur apa yang kita nilai dalam pendidikan.I.Tujuan dan Manfaat Asesmen PortofolioTujuan digunakannya portofolio dalam proses penilaian adalah untuk mengumpulkan informasi secara apa adanya tentang hasil belajar siswa, pengetahuan, dan sikapnya secara nyata.Dikemukakan pula oleh Ross, bahwa portofolio bertujuan mendokumentasikan berkas-berkas bukti kemajuan belajar secara lengkap.Nitko, mengungkapkan bahwa portofolio bertujuan untuk mengkoleksi bukti perkembangan dari kemajuan belajar siswa sebagai bahan untuk memberikan konstribusi terhadap penilaian yang sesungguhnya.Pendapat dan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa portofolio digunakan dengan tujuan untuk mendokumentasikan berkas-berkas pada proses dan hasil belajar siswa atau merupakan berkas-berkas hasil kerja/hasil karya siswa secara nyata dan autentik dapat dijadikan sebagai dasar penilaian perkembangan dan kemajuan belajar siswa.Manfaat yang dapat dirasakan sebagai dampak penggunaan portofolio dalam penilaian adalah:Penilaian portofolio dapat memberikan gambaran yang utuh tentang perkembangan kemampuan siswa. Artinya melalui penilaian portofolio, informasi yang didapatkan bukan hanya sekedar pengetahuan saja, akan tetapi juga sikap dan ketrampilan,Penilaian portofolio merupakan penilaian autentik, artinya penilaian portofolio memberikan gambaran nyata tentang kemampuan siswa yang sesungguhnya. Mengapa demikian? Karena portofolio adalah dokumen asli yang berisi tentang ekumpulan karya siswa. Melalui dokumen itulah tergambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya,Penilaian portofolio merupakan teknik penilaian yang dapat mendorong siswa pada pencapaian hasil yang lebih baik dan lebih sempurna, siswa dapat belajar optimal, merasa tertekan. Hal ini dimungkinkan disebabkan penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus. Setiap hasil kerja siswa dimonitor dan diberi komentar,Penilaian portofolio dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, oleh sebab itu respon siswa dalam proses pembelajaran diberikan reinforcement, dengan demikian siswa akan segera mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang dilakukannya,Penilaian portofolio dapat mendorong para orang tua siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini disebabkan setiap perkembangan siswa yang digambarkan melalui hasil kerja siswa, orang tua dimintai komentarnya.Maka nampak jelas, bahwa asesmen portofolio adalah salah satu teknik menilai proses belajar yang mempertimbangkan variasi aspek kemampuan individual berdasarkan kumpulan bukti karya, usaha dan kemampuan siswa selama proses belajar berlangsung, sehingga diperoleh penilaian proses belajar sebagai hasil akhirnya, bukan sekedar penilaian hasil belajar yang cenderung menekankan kemampuan kognitif atau afektif semata.J.Keunggulan dan Kelemahan Asesmen PortofolioBelajar merupakan proses yang panjang, untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang sesuatu, siswa memerlukan banyak pengalaman (banyak membaca, banyak merenungkan, banyak komunikasi, memecahkan banyak masalah, dan sebagainya). Pembentukan gambar tentang kompetensi siswa juga memerlukan berbagai instrumen penilaian. Portofolio yang berisi koleksi produk siswa, dan laporan proses yang dilalui oleh siswa, yang meliputi rentang waktu yang panjang, dapat memberikan gambaran yang relative lengkap tentang perkembangan dan kompetensi siswa yang bersangkutan.1.Keunggulan Asesmen Portofolio Adalah:Wina Sanjaya, mengemukakan keunggulan penggunaan portofolio dalam penilaian, adalah(1)Penilaian portofolio dapat menilai kemampuan siswa secara menyeluruh,(2)Penilaian porotfolio dapat menjamin akuntabilitas,(3)Penilaian portofolio merupakan penilaian yang bersifat individual,(4)Penilaian portofolio merupakan penilaian yang terbuka,(5)Penilaian portofolio bersifat self evaluation.Gronlund, berpendapat, portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut:(1)Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas,(2)Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar,(3)Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain,(4)Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik,(5)Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum),(6)Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.2.Kelemahan dari Asesmen portofolio adalah:a.Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian besar siswa,b.Penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu dari guru untuk melakukan penskoran, alagi kalau kelasnya besar.Kelemahan lain penggunaan asesmen portofolio adalah:Memerlu kan waktu dan kerja keras bagi guru dibandingkan penilaian lain,Penilaiaan portofolio memerlukan perubahan cara pandang baik dari guru itu sendiri, dari masyarakat termasuk perubahan cara pandang orang tua,Penilaian portofolio memerlukan perubahan gaya belajar,Penialaian portofolio memerlukan perubahan sistem pembelajaran.Perbedaan tes dan Asesmen Portofolio Sebagian orang mempertanyakan mengapa harus digunakan penilaian portofolio. Apakah tidak cukup hanya dengan menggunakan tes?. Ada beberapa perbedaan esensial antara portofolio dengan tes. Penilaian portofolio memiliki kelebihan dalam beberapa hal, terutama lebih objektif dilihat dari hasil kerja peserta didik yang sesungguhnya, lebih terbuka dimana peserta didik ikut serta menilai pekerjaan yang dilakukannya, dan secara langsung berhubungan dengan proses kegiatan pembelajaran.asesmen portofolio

Pengertian Portofolio, Secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata, yaitu port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap. Jadiportofolio berarti laporan lengkapsegala aktivitas seseorang yang dilakukannnya (Erman S. A., 2003 dalam Nahadi dan Cartono, 2007). Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Terdapat beberapa macam portofolio. Dalam kesenian misalnya,portofolio berartikumpulan hasil karya terbaik dari seorang seniman yang sengaja diadakan untuk keperluan galeri pameran. Dalam dunia pendidikan portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja yang ditentukan guru atau oleh siswa bersama guru.Portofolio dalam pendidikan adalahbagian dari usaha dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Sehingga tidak setiap kumpulan karya siswa disebut sebagai portofolio. Paulson (1991) dalam Nahadi dan Cartono (2007) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan bukti refleksi diri.

Menurut Gronlund (1998 : 159) portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang tertarik berkepentingan.

Portofolio dapat digunakan untuk mendokementasikan perkembangan siswa. Kerena menyadari proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.

Portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan bagi kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan dengan siswa, orang tua serta pihak lain yang berkepentingan. Sehingga portofolio dapat digunakan untuk mendokumentasikan perkembangan siswa dalam setiap kegiatan dan proses pembelajaran. Secara umum, dalam dunia pendidikan portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnalyang dibuat siswa.

Portofolio adalahkumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari uasaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum.

Portofolio dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga portofolio untuk penilaian atau portofolio penilaian.

Pengertian Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984). Aspek yang diukur dalam penilaian portofolio adalah tiga domain perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Penilaian Portofolio

Portofolio dapat diartikansebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai ajektif. Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test) dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun sikap (afektif). Adapun sebagai suatu ajektif portofolio seringkali dihubungkan dengan konsep pembelajaran atau penilaian yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio atau penilaian berbasis portofolio.

Portofolio Sebagai benda fisik (bundle atau dokumen) Sebagai suatu proses social Sebagai adjective (Pembelajaran portofolio, assesmen portofolio)

Portofolio sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Portofolio dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrument penilaian atau salah satu komponen dari instrument penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga portofolio untuk penilaian atau asesmen portofolio.

Berdasarkan pengertian tentang evaluasi, penilaian, asesmen dan portofolio, maka dapat disimpulkan bahwa asesmen portofolio dalam pembelajaran kimia dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses, hasil pertumbuhan, perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumen pengalaman belajarnya di dalam pembelajaran kimia. Dalam konteks penilaian, asesmen portofolio juga diartikan sebagai upaya menghimpun kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu (Surapranata S dan Hatta M, 2004 dalam Nahadi danCartono, 2007).

Portofolio siswa untuk penilaian atau assesmen portofolio merupakan kumpulan produksi siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:

1. Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.2. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan.3. Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan.4. Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah dalam mata pelajaran yang bersangkutan.5. Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata pelajaran atau antar mata pelajaran.6. Penyelesaian soal-soal terbuka.7. Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya.8. Laporan kerja kelompok.9. Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam vidio, alat rekam audio dan computer.10. Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.11. Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugaskan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan).12. Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan.13. Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.14. Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran.

Untuk menerapkan asesmen portofolio dibutuhkan suatu rubrik atau pedoman terperinci penilaian. Asesmen portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan kepada keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru, tetapi lebih ditekankan pada proses berfikir siswa yang terdapat atau tersirat dalam isi portofolio. Penilaian berbasis kompetensi mempunyai prinsip belajar tuntas (mastery learning), siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. Salah satu model yang cocok dengan prinsip tersebut adalah model asesmen portofolio.

Model asesmen portofolio menggunakan acuan penilaian kriteria, yang intinya adalah bahwa:

Semua anak memiliki kemampuan yang sama dan bisa belajar apa saja, hanya waktu yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tertentu berbeda. Standar ketuntasan harus ditentukan terlebih dahulu. Hasil penilaian;lulus atau tidak lulus.

Aspek yang diukur dalam asesmen portofolio adalah tiga ranah perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.1. Prilaku kognitif

Berdasarkan taksonomi kognitive Bloom, terdapat enam tingkatan kognitif berfikir: Pengetahuan (knowledge) : kemampuan mengingat (misal mengingat rumus) Pemahaman (comprehension) : kemampuan memahami (menyimpulkan suatu paragraph) Aplikasi (application) : kemampuan penerapan (misalnya menggunakan informasi atau pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah). Analisis (analysis) : kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil (misalnya menganalisis bentuk, jenis atau arti) Sintesis (synthesis) : kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi kesimpulan (misalnya memformulasikan hasil penelitian). Evaluasi (evaluation) : kemampuan mempertimbangkan mana yang baik untuk mengambil tindakan tertentu.

2. Prilaku afektif

Mencakup penilaian perasaan, tingkah laku, minat, kesukaan, emosi dan motivasi.

3. Prilaku psikomotorik

Mencakup penilaian keahlian. Penilaian psikomotorik adalah penilaian pembelajaran yang banyak menggunakan praktek seperti agama, kesenian, olahraga, sains dan bahasa, sementara itu untuk mata pelajaran yang tidak terdapat kegiatan praktek, tidak terdapat penilaian psikomotoriknya. Bentuk instrument dan jenis tagihan yang digunakan untuk assesmen portofolio adalah tes tertulis (obyektif dan non-obyektif), tes lisan (wawancara), tes perbuatan (lembar pengamatan), non-tes (angket, kuisioner), dan hasil karya (daftar cek, produk dan laporan.

asesmen kinerja dan asesmen portofolio

Asesmen KinerjaPenilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam prose dan produk. Assesmen kinerja lebih ditekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Assesmen ini sangat cocok digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Musalnya penilaian terhadap kemampuan siswa merangkai alat praktikum untuk percobaan sederhana dilakukan selama siswa merangkai alat, bukan sebelum atau setelah alat dirancang.Hal-hal yang harus kita pahami tentang assesmen kinerja adalah kita mendesain dan mengembangkan assesmen kinerja untuk digunakan kelak di kelas kita sendiri. Metodologi assesmen kinerja bukanlah suatu obat yang mujarab, bukan penyelamat guru, dan juga bukan merupakan suatu kunci untuk menilai kurikulum yang sebenarnya. Assesmen ini semata-mata merupakan alat yang memberikan cara-cara yang efisien dan efektif untuk menilai beberapa hasil-hasil dari proses pendidikan yang dipandang berguna.TujuanAssesmentKinerjaPerformance assessmentbertujuan untuk mengetahui seberapa baik subyek belajar telah mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang telah ditentukan dan berfokus pada penilaian secara langsung yakni dalam arti langsung dari kinerja atau apa yang ditampilkan oleh peserta didik, berlangsung kontinyu, dengan mengkaitkannya dengan berbagai permasalahan nyata yang dihadapi peserta didik.Berdasarkan cara melaksanakan assesmen kinerja, dapat dikelompokkan menjadi:1.Assesmen kinerja klasikal digunakan untuk mengases kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas keseluruhan2.Assesmen kinerja kelompok untuk mengases kinerja siswa secara berkelompok3.Assesmen kinerja individu untuk mengases kinerja siswa secara individuPada pelaksanaannya, guru dapat mengatur secara fleksibel kinerja-kinerja yang akandiases dalam kurun waktu tertentu.Untuk merealisasikan assesmen kinerja ini, dimulai denganmembuat perencanaan assesmen kinerja yang meliputi tiga fase penting, yaitu:1.Fase 1 : mendefinisikan kinerja. Pada tahap ini ditentukan jenis kinerja apa yang ingin dinilai. Misalnya,Kemampuan untuk menemukan ciri-ciri benda padat, menemukan ciri-ciri bena cair, mampu memberikan contoh yang termasuk dalam golongan benda padat, memberikan contoh yang termasuk dalam golongan benda cair dan membedakan benda padat dan cair.2.Fase 2 : mendesain latihan-latihan kerja. Setelah kinerja yang akan dinilai ditentukan tahap berikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek kinerja yang akan dinilai dapat muncul. Misalnya guru akan menilai kemampuankemampuan membedakan benda cair dan padat, maka KBM yang di persiapkan adalah praktikum mencari ciri-ciri benda cair dan padat kemudian baru dapat membedakan yang termasuk bendda cair dan padat.3.Fase 3 : melakukan penskoran dan perekaman/pencatatan hasil4.Berikut ini adalah contoh assesmen kinerja dalammembedakan benda cair dan padatdengan teknik penilai daftar ceklis.NoAspek penilaianSkala

YaTidak

1Menemukan ciri-ciri benda cair

2Menemukan ciri-ciri benda padat

3Memberikan contoh benda padat

4Memberikan cntoh benda cair

5Membedakan antara benda cair dan padat

Assesmen Portofolioadalah assesmen otentik yang menggambarkan kemajuan belajar siswa dengan bukti-bukti yang diseleksi bersama oleh guru dan siswa. Bukti-bukti yang dikumpulkan dalam portofolio merupakan hasil seleksi bersama antara siswa dan guru yang dianggap karya terbaik dan berarti bagi siswa. Kumpulan karya siswa yang akan dikumpulkan sebagai dokumen portofolio terlebih dahulu direview oleh guru, sehingga bersama guru siswa dapat menentukan bukti-bukti nyata yang menggambarkan perkembangan dirinya.Portofolio sebagai assesmen otentik dapat digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu 1. Mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu, 2. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki, 3. Membangkitkan kepercayaan diri dan memotivasi untuk belajar, 4. Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.Adapun bentuk-bentuk assesmen portofolio diantaranya sebagai berikut:1.Catatan Anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnyaproses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar rekaman kejadian2.Ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa3.Skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa4.Respon-respon siswa terhadap pertanyaan5.Tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnay siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatan lapangan.

Prinsip Asesmen PortofolioBerbeda dengan penilaian lainnya, keterlibatan peserta didik dalam penilaian portofolio merupakan sesuatu yang harus dikerjakan. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio, diantaranya adalah:(a) Saling percaya,(b) Kerahasiaan bersama,(c) Milik bersama,(d) Kepuasan dan kesesuaian,(e) Penciptaan budaya mengajar,(f) Refleksi bersama,(g) Proses dan hasil.

Tujuan dan Manfaat Asesmen PortofolioTujuan digunakannya portofolio dalam proses penilaian adalah untuk mengumpulkan informasi secara apa adanya tentang hasil belajar siswa, pengetahuan, dan sikapnya secara nyata.Dikemukakan pula oleh Ross, bahwa portofolio bertujuan mendokumentasikan berkas-berkas bukti kemajuan belajar secara lengkap.Nitko, mengungkapkan bahwa portofolio bertujuan untuk mengkoleksi bukti perkembangan dari kemajuan belajar siswa sebagai bahan untuk memberikan konstribusi terhadap penilaian yang sesungguhnya.Pendapat dan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa portofolio digunakan dengan tujuan untuk mendokumentasikan berkas-berkas pada proses dan hasil belajar siswa atau merupakan berkas-berkas hasil kerja/hasil karya siswa secara nyata dan autentik dapat dijadikan sebagai dasar penilaian perkembangan dan kemajuan belajar siswa.

Manfaat yang dapat dirasakan sebagai dampak penggunaan portofolio dalam penilaian adalah:(1) Penilaian portofolio dapat memberikan gambaran yang utuh tentang perkembangan kemampuan siswa. Artinya melalui penilaian portofolio, informasi yang didapatkan bukan hanya sekedar pengetahuan saja, akan tetapi juga sikap dan ketrampilan,(2) Penilaian portofolio merupakan penilaian autentik, artinya penilaian portofolio memberikan gambaran nyata tentang kemampuan siswa yang sesungguhnya.Mengapa demikian? Karena portofolio adalah dokumen asli yang berisi tentang ekumpulan karya siswa. Melalui dokumen itulah tergambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya,(3) Penilaian portofolio merupakan teknik penilaian yang dapat mendorong siswa pada pencapaian hasil yang lebih baik dan lebih sempurna, siswa dapat belajar optimal, merasa tertekan. Hal ini dimungkinkan disebabkan penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus. Setiap hasil kerja siswa dimonitor dan diberi komentar,(4) Penilaian portofolio dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, oleh sebab itu respon siswa dalam proses pembelajaran diberikan reinforcement, dengan demikian siswa akan segera mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang dilakukannya,(5) Penilaian portofolio dapat mendorong para orang tua siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini disebabkan setiap perkembangan siswa yang digambarkan melalui hasil kerja siswa, orang tua dimintai komentarnya.

Ciri-ciri dari Asesmen Portofolio dan Tes Baku De Fina, merangkum ciri-ciri dari asesmen portofolio dan tes baku sebagai berikut.NoASESMEN PORTOFOLIOTES BAKU

1Terjadi pada situasi alamiahSituasi ujian, tidak alamiah

2Memberi kesempatan siswa menunjukkan kelebihan maupun kelemahannyaMenunjukkan kelemahan siswa dalam suatu hal tertentu

3Informasinya bersifat langsung, pada saat itu (hands-on)Tidak memberikan informasi diagnostik

4Asesmen dapat dilakukan bersama-sama antara guru, orangtua, dan bahkan siswaMenunjukkan ranking

5Bersifat terus-menerus (ongoing), sehingga memberikan kesempatan beragam untuk dilakukan asesmenKesempatan hanya sekali untuk mengases kemampuan dalam suatu hal tertentu

6Mengases hal-hal secara realistis dan bermaknaMengases hal-hal secara artificial, tidak sesuai dengan keseharian yang ada

7Memberi kesempatan siswa melakukan refleksi terhadap karya dan pengetahuannyaMengharapkan hanya satu respons yang benar

8Memberi kesempatan refleksi bagi orang lain yang berkepentingan, mengenai pengetahuan siswa dan karya-karyanyaMemberikan data-data numeric yang kadangkala menakutkan dan secara esensial tidak bermakna

9Mendorong temu wicara (conference) antara guru dan siswaMengharuskan pertemuan antara guru dengan administrator

10Menempatkan siswa sebagai pusat proses pendidikan karena gambaran keadaannya berguna untuk perbaikan kurikulum dan pembelajaranMendukung kurikulum sebagai pusat proses pendidikan

Keunggulan Asesmen Portofolio Adalah:AWina Sanjaya, mengemukakan keunggulan penggunaan portofolio dalam penilaian, adalah:(1) Penilaian portofolio dapat menilai kemampuan siswa secara menyeluruh,(2) Penilaian porotfolio dapat menjamin akuntabilitas,(3) Penilaian portofolio merupakan penilaian yang bersifat individual,(4) Penilaian portofolio merupakan penilaian yang terbuka,(5) Penilaian portofolio bersifat self evaluation.

AGronlund, berpendapat portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut:(1) Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas,(2) Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalambelajar,(3) Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain,(4) Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik,(5) Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum),(6) Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.

Kelemahan dari Asesmen portofolio adalah:(1) Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian besar siswa,(2) Penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu dari guru untuk melakukan penskoran, alagi kalau kelasnya besar.

Kelemahan lain penggunaan asesmen portofolio adalah:(1) Memerlu kan waktu dan kerja keras bagi guru dibandingkan penilaian lain,(2) Penilaiaan portofolio memerlukan perubahan cara pandang baik dari guru itu sendiri, dari masyarakat termasuk perubahan cara pandang orang tua,(3) Penilaian portofolio memerlukan perubahan gaya belajar,(4) Penialaian portofolio memerlukan perubahan sistem pembelajaran.

Perbedaan tes dan Asesmen Portofolio Sebagian orang mempertanyakan mengapa harus digunakan penilaian portofolio. Apakah tidak cukup hanya dengan menggunakan tes?. Ada beberapa perbedaan esensial antara portofolio dengan tes. Penilaian portofolio memiliki kelebihan dalam beberapa hal, terutama lebih objektif dilihat dari hasil kerja peserta didik yang sesungguhnya, lebih terbuka dimana peserta didik ikut serta menilai pekerjaan yang dilakukannya, dan secara langsung berhubungan dengan proses kegiatan pembelajaran.

Perbedaan antara penilaian portofolio dan tes sebagai alat evaluasi, secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:TesPenilaian Portofolio

Menilai peserta didik berdasarkan sejumlah tugas yang terbatasa. Menilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai.

b. Menilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas.b. Peserta didik turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangan yang berlangsung selama proses pembelajaran.

c. Menilai semua peserta didik dengan menggunakan satu kreteria.c. Menilai setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masingmasing, dengan mempertimbangkan juga factor perbedaan individual.

d. Proses penilaian tidak kolaboratifd. Mewujudkan proses penilaian yang (tidak ada kerja sama, terutama antara guru, peserta didik, dan orang tua).

e. Penilaian diri oleh peserta didk bukan merupakan suatu tujuan.e. Peserta ndidik menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan.

f. Yang mendapat perhatian dalam penilaian hanya pencapaian.f. Yang mendapat perhatian dalam penilaian meliputi kemajuan, usaha dan pencapaian.

g. Terpisah antara kegiatan pembelajaran, testing dan pengajaran. kolaboratif.g. Terkait erat kegiatan penilaian, pengajaran, dan pembelajaran

Terdapat tiga tahapan dalam menerapkan portofolio1.Tahap persiapan yang meliputi:a.Menetukan jenis portofolio yang akan dikembangkanb.Menetukan tujuan penyusunan portofolioc.Memilih kategori-kategori pekerjaan yang akan dimasukkan portofoliod.Meminta siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolioe.Guru mengembangkan rubrik untuk menyekor pekerjaan siswa. Rubrik merupakan kriteria penilaian yang menjadi patokan dalam menentukan kualitas portofolio. Rubrik dapat disepakati bersama oleh guru dan siswa.2.Mengatur portofolioPortofolio diatur sesuai kesepakatan selama satu semester. Siswa harus diinformasikan bahwa semua tugas atau beberapa tugas tersebut akan dijadikan bukti dalam portofolio. Tugas-tugas yang dijadikan dokumen harus sesuai dengan tujuan portofolio kemudian ditata dan diorganisir sesuai dengan ciri pribadi masing-masing. Portofolio dapat disimpan di dalam folder khusus untuk setiap siswa. Setiap bukti pekerjaan siswa yang masuk dan telah dipilih diberi tanggal.3.Pemberian nilai akhir portofolioBagian akhir yaitu menilai portofolio yang telah lengkap. Aspek yang dinilai meliputi isi portofolio, dan kelengkapan portofolio yang meliputi pemberian sampul, nama pengembang dan perencana (siswa dan guru), daftar isi serta refleksi diri.

Contoh implementasi portofolioMata pelajaran: IPAKelas/semester: II(tiga)/gasalSekolah: SD 01 Undaan KudusLangkah-langkah penyusunan portofolio:a.Persiapan, meliputi:Menetukan jenis portofolio yang akan dikembangkan yaitu portofolio individuMenentukan tujuan penyusunan portofolio yaitu mengetahui gambaran perkembanganpemahaman siswa tentangIPA, mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa, serta mengetahui perkembangan kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugasIPAMemilih kategori-kategori pekerjaan yang akan dijadikan dokumen bukti portofolio, misalnya hasil tes formatif, hasil observasi guru tentang aktivitas belajar, hasil pengamatan guru tentang kemandirian, hasil wawancara guru dan sebagainyaMeminta siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolioGuru mengembangkan rubrik untuk menyekor pekerjaan siswa. Rubrik merupakankriteria penilaian yang menjadi patokan dalam menentukan kualitas portofolioMemutuskan bagaimana menilai portofolio yang sudah lengkap dan terorganisasi dengan baik (nilai akhir portofolio)

b.Mengatur portofolioSiswa mengumpulkan dan mengkoleksi portofolio selama satu semester. Tugas-tugas yang akan dijadikan bukti dalam portofolio dimasukkan dalam file folder. Setiap bukti yang dikumpulkan harus diberi tanggal. Selanjutnya siswa menata dan mengorganisir tugas-tugas yang sudah terkumpul. Untuk kelas satu langkah ini dapat dibantu oleh guru.

c.Memutuskan bagaimana portofolio tersebut dinilai. Penilaian akhir portofolio meliputi isi yang mengacu pada rubrik yang telah dibuat

ASESMEN PORTOFOLIO

APA ???

Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984). Seluruh hasil belajar peserta didik (hasil tes, hasil tugas perorangan, hasil praktikum atau hasil pekerjaan rumah) dicatat dan diorganisir secara sistematik.Asesmen portofolio merupakan asesmen ptentik yang menggambarkan kemajuan belajar siswa dengan bukti bukti yang diseleksi bersama oleh siswa dan guru.Istilah portofolio diambil dari bidang seni, yakni istilah yang berarti suatu kumpulan karya sesuai maksud (Stecher, dalam Fredman et al., 2001). Suatu portofolio, menurut Collins (dalam Collette & Chiappetta, 1994), adalah suatu tempat yang berisi sekumpulan bukti dari keterampilan, pengetahuan, minat, dan kecenderungan seseorang. Bahan dalam portofolio tersebut digunakan untuk membuat keputusan tentang kualitas kinerja individu yang mengembangkan portofolio itu.Portofolio digunakan dalam berbagai bidang. Para artis mengembangkan portofolio kerja seni mereka. Mereka menyeleksi hasil kerja yang menunjukkan bukti-bukti kemampuan sebagai artis dan kualitas kerjanya. Fotografer juga menghasilkan portofolio dari foto-foto yang telah diambilnya. Mereka memasukkan foto-foto yang memperlihatkan kualitas kerjanya.Bukti bukti yang dikumpulkan dalam portofolio merupakan hasil seleksi bersama antara siswa dan guru yang dianggap karya terbaik dan berarti bagi siswa. Kumpulan kara siswa yang akan dikumpulkan sebagai dokumn portofolio terlebih dahulu direview oleh guru, sehinga bersama guru sehingga siswa dapat menentukan bukti bukti nyata yang menggambarkan perkembangan dirinya.

TUJUAN

Secara kontinum portofolio bertujuan sebagai berikut :1.)Untuk penilaian formatif dan diagnostik, untuk memonitor perkembangan peserta didik.2.)Untuk memberi evidence (bukti penilaian) formal.3.)Untuk mengikuti pekembangan peserta didik, berfokus pada proses dan hasil.4.)Untuk mengoleksi hasil pekerjaan yang telah selesai, berfokus pada penilaian sumatif.

FUNGSI ???

Adapun fungsi dari portofolio dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah sebagai alat pengajaran dan penilaian, sebagaimana dikatakan oleh Arnold (1999:286), yaitu sebagai berikut:The language portfolio serves two main function in the total learning process:Pedagogic function: a tool for self-organized language learning. Learners learn to collect authentic data of their own work, record it in suitable ways and reflect on their language learning biography.Reporting function: a tool for reporting language learning outcomes to teachers, institutions and other relevant stakeholders (parents, administrators, other educational institutions, employers, etc).Dari kutipan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa portofolio berfungsi sebagai alatuntuk melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar, perluasan dimensi belajar, pembaharuan kembali proses belajar mengajar dan pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar serta digunakan sebagai alat untuk menilai perkembangan peserta didik secara otentik.Fungsi penilaian fortopolio adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan kompetensi yang telah dicapai peserta didik dan mendiagnosiskesulitan belajar peserta didik, memberikan umpan balik untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan KBM. Kumpulan hasil pekerjaan peserta didikdapat berupa:PuisiKaranganGambar/tulisanPeta/denahDesainPaperLaporan observasiLaporan eksperimenSinopsisNaskah pidato/khotbahNaskah dramaDoaRumusKartu ucapanSuratKomposisi musikTeks laguResep masakan

MENGAPA MENGGUNAKAN PORTOFOLIO?

Karena penggunaan portofolio untuk asesmen siswa memungkinkan siswa dan guru menyelenggarakan proses pembelajaran melalui asesmen (Freidman et al., 2001). Dengan kata lain penggunaan portofolio akan menjadikan asesmen merupakan bagian tak terpisahkan dari pembelajaran. Hal ini berimplikasi bahwa prosedur asesmen tidak hanya melalui pengukuran dan penguatan terhadap hasil belajar, akan tetapi lebih ke arah penguatan pengembangan strategi-strategi, sikap-sikap, keterampilan-keterampilan, dan proses kognitif yang esensial untuk pembelajaran sepanjang hayat.

MANFAAT

Freidman et al. (2001) memperinci manfaat portofolio, sebagai berikut :1.)Sumbangan portofolio terhadap asesmen. Sumbangan ini meliputi asesmen terhadap hasil pembelajaran, penyediaan bukti-bukti kinerja, penggambaran bukti-bukti yang dikumpulkan dalam jangka waktu tertentu, kemajuan siswa sebagai hasil belajar, serta asesmen formatif dan sumatif.2.)Berfokus pada atribut-atribut kepribadian siswa. Manfaat dalam area ini misalnya menyediakan bukti-bukti personal dan profesional dalam pembelajaran siswa, menyediakan umpan balik terhadap nilai-nilai, perasaan, dan cara untuk penanganan sejumlah pengalaman yang signifikan terhadap kepribadiannya.3.)Menguatkan hubungan antara guru dan siswa. Memungkinkan adanya dialog antar siswa dan dengan guru, mengingatkan siswa bahwa pembelajaran adalah proses dua arah, cerminan kerja siswa dan guru, meningkatkan harapan guru terhadap kemampuan berpikir dan pemecahan masalah siswanya.4.)Merangsang penggunaan strategi-strategi reflektif. Memfasilitasi penggunaan pengalaman masa lalu untuk pembelajaran dan mengenali kemajuan, merangsang penggunaan keterampilan reflektif, menggunakan strategi-strategi analisis dalam proses metakognitif, dan memungkinkan guru untuk memisahkan kualitas bukti dari kemampuan siswa dalam merefleksikan bukti tersebut.5.)Meluaskan pemahaman terhadap kompetensi profesional. Persepsi siwa dan interpretasinya terhadap pengalamannya akan menumbuhkan pemahaman siswa terhadap pertumbuhan profesional. Oleh karena itu, portofolio sangat bernilai untuk siswa.Hal lain yang bernilai adalah bahwa portofolio itu nyata(tangible), sehingga merupakan sarana efektif untuk berkomunikasi dengan siswa, orang tua, guru lain, dan kepala sekolah tentang kemajuan siswa (Jones, 2001).

BENTUK-BENTUK PORTOFOLIOCole, Ryan, & Kick, (1995) dalam Suryapranata dan Hatta mengatakan "bahwa pada hakekat nya terdapat dua bentuk portofolio, yaitu portofolio produk dan portofolio proses."1) Portofolio ProsesPortofolio proses yaitu jenis portofolio yang menunjukan tahap belajar dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draft awal, bagaimana proses awal itu terjadi, dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai. Hasil kerja peserta didik dalam portofolio jenis ini biasanya proses pembuatan suatu karya atau pekerjaan didiskusikan antara peserta didik dan guru maupun peserta didik dengan peserta duidik lainnya.Salah satu bentuk portofolio proses adalah portofolio kerja(working portfolio),yaitu bentuk yang digunakan untuk memilih koleksievidencepeserta didik yang dilakukan dari hari ke hari. Keberhasilan portofolio kerja bergantung kepada kemampuan untuk merefleksikan dan mendokumentasikan kemajuan proses pembelajaran. Proses semacam ini akan membuat guru mengenal tentang kemajuan peserta didik dan memungkinkan guru menolong peserta didik untuk mengidentifikasikan kelemahan dan kelebihan pekerjaan peserta didik.2) Portofolio ProdukPortofolio produk adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserta didik, tanpa memperhatikan bagaimana proses untuk mencapaievidenceitu terjadi. Portofolio semacam ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai. Penilaian bentuk ini biasanua memerlukan peserta didik untuk mengkoleksi semua pekerjaan mereka, dimana pada suatu saat mereka harus menunjukanevidenceyang terbaik. Contoh portofolio produk adalah portofoliio tampilan(shows portfolio)dan portofolio dokumenasi(documentary portfolio).(a) Portofolio Tampilan(show fortfolios)Portofolio tampilan adalah bentuk portofolio yang digunakan untuk memilihevidenceyang paling baik yang dikerjakan oleh peserta didik ataupun kelompok peserta didik. Dalam portofolio ini hanya berisi pekerjaan peserta didik yang telah selsai, tidak mencakup proses pekerjaan, perbaikan, dan penyempurnaan pekerjaan peserta didik. Dan portofolio ini sangat berguna untuk penilaian yang bergantung kepada seberapa tepatevidencepeserta didik telah menunjukan kemampuan yang sebenarnya.(b) Portofolio Dokumentasi(documentary porfolios)Portofolio dokumentasi adalah penilaian terhadap koleksi pilihan dari sekumpulanevidencepeserta didik selama kurun waktu tertentu. Bentuk portofolio ini dirancang untuk menilaievidencepeserta didik yang terbaik dalam satu kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasil belajar dalam kurun waktu tertentu termasuk didalamnya proses yang digunakan untuk menghasilkan karya tersebut.Portofolio dokumentasi sangat berguna untuk penilaian yang bergantung kepada seberapa tepat evidence peserta didik telah menunjukan kemampuan peserta didik yang sebenarnya dan kemampuan yang dituntut oleh kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar.Evidencepeserta didik yang digunakan dalam bentuk portofolio ini dapat berasal dari catatan guru atau kombinasiantara catatan guru dan kegiatan peserta didik.

BAGAIMANA MENERAPKANNYA ???

Terdapat 3 tahapan dalam menerapkan portofolio yaitu :Fase 1:PersiapanMenentukan jenis portofoilo yang akan dikembangkanMenentukan tujuan penyusunan portofolioMemilih kategorikategori pekerjaan yang akan dimasukkan portofolioMeminta siswa untuk memasukkan tugas tugas yang akan dimasukkan dalam potofolioGuru mengembangkan rubrik untuk menyekor pekrjaan siswa. Rubrik mepakan kriteria penilaian yang menjadi patokan dalam meentukan kualitas portoflio. Rubrik dapat disepakati besama oleh guru dan siswa.Fase 2: Mengatur PortoflioPortofolio diatur sesuai kesepakatan selama satu semester. Siswa harus diinformasikan bahwa smua tugas atau beberapa tugas akan dijadikan bukti dalam portofolio. Tuga- tugas yag dijadikan dokumen harus sesuai dengan tujuan portofolio kemudian fditata dan diotganisir sesuai dengan ciri khas pribadi msing-masing. Portofolio dapat dismpan dalam folder khusus untuk setiap siswa. Setiap bukti pekerjaan siswa yang masuk dan telah dipilih diberi tanggal.Fase 3: Pemberian Niai Akhir PorofolioBagian akhir yaitu meniai prtfolio yang telah lengkap. Aspek yang dinilai melipui isi portofolio, dan kelengkapan portofolio yang meiputi pemberian sampul, nama pengembang dan perencana (siswa dan guru), daftar isi serta refleksi diri.

BAGAIMANA PENILAIANNYA ???Adapun tahapan-tahapan penilaian portofolio yaitu:Penentuan Tujuan PortofoliOPenentuan isi portofolioMengembangkan kriteria penilaianMenyusun format penilaianPengamatan dan penilaian portofolioKoleksiSeleksiRefleksiSumber dan pengorganisasian

PERBEDAAN TEKNIK PENILAIAN PORTOFOLIO DAN TESNoTesPenilaian Portofolio

1Menilai peserta didik berdasarkan sejumkah tugas terbatasMenilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai.

2Menilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas.Peserta didik turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangan yang berlangsung selama proses pembelajaran.

3Menilai semua peserta didk dengan menggunakan kriteriaMenilai setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masing-masing, dengan memperimbangkan juga faktor perbedaan individual.

4Proses penilaian tidak kolaboratif (tidak ada kerja sama, terutama antara guru, peserta didik, dan orang tua)Mewujudkan proses penilaian yang kilaboratif.

5Penilaian diri oleh peserta didik bukan merupakan suatu tujuan.Peserta didik menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan.

6Yang mendapat perhatian dalam penilaian hanya pencapaian.Yang mendapat perhatian dalam penilaian meliputi kemajuan, usaha, dan pencapaian.

7Terpisah antara: kegiatan pembelajaran, testing, dan pengajaran.Terkait erat antara kegiatan penilaian, pengajaran, dan pembelajaran

KELEBIHAN DAN KEKURANGANKelebihan model penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut:1.)Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.2.)Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreatifitas peserta didik.3.)Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan, baik dikelas maupun diluar kelas dalam rangka implementasi program pembelajaran.4.)Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian.5.)Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.6.)Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogenantara peserta didik yang pandai dan kurang pandai.Adapun kekurangan penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut:1.)Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.2.)Penilaian portofolio dianggap kurang reliable dibandingkan dengan bentuk penilaian yang lain.3.)Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses penilaian kurang mendapat perhatian.4.)Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas.5.)Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua dan pesesrta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.6.)Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.7.)Dapat Menjebak pesrta didik jika terlalu sering menggunakan format yang lengkap dan detail.