askeb hepatitis.docx

8
ASKEB HEPATITIS A. Definisi Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toxin, seperti kimia atau obat atau agen penyebab infeksi. ( Suriadi, dkk. 2001 ) Hepatitis adalah penyakit infeksi dengan gejala utama berhubungan dengan adanya nekrosis pada hati. Biasanya disebabakan oleh virus yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan virus-virus yang lainnya. ( Arif, Mansjoer. 2001 ) Hepatitis adalah radang hati akut karena infeksi oleh virus hipototropik. Hepatitis viral memberikan suatu spektrum tanda-tanda klinis dan manifestasi laboratorium yang luas. Ini dapat berkisar, menurut parahnya penyakit yang tidak  jelas ( inapperent ), infeksi yang asimtomatik, sampai penyakit yang fulminan, yang dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja. Kebanyakan pasien hepatitis viral menunjukkan pola penyakit yang khas ( atypicalpatten ) ditemukan  pada sebagian yang kecil saja. ( Standar Asuhan Keperawatan RSI Siti Hajar Sidoarjo. 2009 ) Etiologi Hepatitis Hepatitis biasanya terjadi karena virus terutama salah satunya dari kelima virus hepatitis, yaitu virus hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis juga bisa terajadi karena infeksi virus lainnya seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning, cytomegalovirus, varicella zoster, herpes virus, Epstein Barr Virus ( ER V ), rubbeladan coxakie B. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. ( Suriadi, dkk. 2006 ) 1.1.1. Manifestasi Klinis Stadium praikterik, berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot dan perut kanan atas. Urin menjadi lebih coklat.  b. St adium ikter ik, yang berlangsung selama 3-6 miggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan  berkurang, tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin  berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.

Upload: adambitor8950

Post on 02-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/11/2019 ASKEB HEPATITIS.docx

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-hepatitisdocx 1/8

ASKEB HEPATITIS

A.  Definisi

Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toxin,

seperti kimia atau obat atau agen penyebab infeksi. ( Suriadi, dkk. 2001 )

Hepatitis adalah penyakit infeksi dengan gejala utama berhubungan dengan

adanya nekrosis pada hati. Biasanya disebabakan oleh virus yaitu virus hepatitis

A, virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan virus-virus yang lainnya. ( Arif,

Mansjoer. 2001 )

Hepatitis adalah radang hati akut karena infeksi oleh virus hipototropik.

Hepatitis viral memberikan suatu spektrum tanda-tanda klinis dan manifestasi

laboratorium yang luas. Ini dapat berkisar, menurut parahnya penyakit yang tidak

 jelas ( inapperent ), infeksi yang asimtomatik, sampai penyakit yang fulminan,

yang dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja. Kebanyakan pasien

hepatitis viral menunjukkan pola penyakit yang khas ( atypicalpatten ) ditemukan

 pada sebagian yang kecil saja. ( Standar Asuhan Keperawatan RSI Siti Hajar

Sidoarjo. 2009 )

Etiologi HepatitisHepatitis biasanya terjadi karena virus terutama salah satunya dari kelima

virus hepatitis, yaitu virus hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis juga bisa terajadi

karena infeksi virus lainnya seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning,

cytomegalovirus, varicella zoster, herpes virus, Epstein Barr Virus ( ER V ),

rubbeladan coxakie B. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol

dan obat-obatan. ( Suriadi, dkk. 2006 )

1.1.1.  Manifestasi Klinis

Stadium praikterik, berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit

kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot dan perut kanan

atas. Urin menjadi lebih coklat.

 b. Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3-6 miggu. Ikterus mula-mula

terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan

 berkurang, tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin

 berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.

8/11/2019 ASKEB HEPATITIS.docx

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-hepatitisdocx 2/8

c. Stadiun pascaikterik ( rekonvalensi ). Ikterus mereda, warna urin dan tinja

menjadi normal lagi. Penyenbuhan pada anak-anak lebih cepat dari orang dewasa.

Ganbaran klinis hepatitis virus bervariasi, mulai dari yang tidak merasakan apa-

apa atau hanya mempunyai keluhan sedikit saja sampai keadaan yang berat,

 bahkan koma dan kematian dalam beberapa hari saja.

Pada golongan hepatitis enapparent, tidak ditemukan gejala. Hanya

diketahui bila dilakukan pemeriksaan faal hati ( peningkatan serum transamilase )

dan biopsi menunjukkan kelainan.

Pada hepatitis anikterik, keluhan sangat ringan dan samar-samar, umumnya

noreksia dan gangguan pencernaan. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan

hiperbilirubinemia ringan dan bilirubinuria. Urin secara makroskopik berwarna

seperti teh tua dan apabila dikocok akan memperlihatkan busa berwarna kuning

kehijauan.

Bentuk hepatitis akut yang ikterik paling sering ditemukan dalam klinis. Biasanya

 perjalanan jinak dan akan sembuh dalam waktu kira-kira 8 minggu.

Hampir semua hepatitis fulminan mempunyai prognosis jelek. Kematian biasanya

terjadi dalam 7-10 hari sejak mulai sakit. Pada waktu yang singkat terdapat

gangguan neurologi, for hepatik dan muntah-muntah yang persisten. Terdapat

demam dan ikterus yang menghebat dalam waktu singkat. Pada pemeriksaan

didapatkan hati yang mengecil, purpura dan perdarahan saluran cerna.

Pada hepatitis persisten, tidak terdapat kemajuan dari periode akut dan seluruh

 perjalanan penyakit. Penurunan bilirubin dan transaminase terjadi perlahan-lahan.

Pasien masih mengeluh lemah dan cepat leleh, meskipun nafsu makan telah

membaik. Pekerjaan fisik akan memperburuk hasil pemeriksaan fungsi hati.

Golongan ini akan sembuh sempurna dalam waktu antara1-2 tahun.Ada pula bentuk hepatitis yang subakut atau submassive hepatic necrosis yang

 perjalanan penyakitnya progresif. Pemeriksaan biokimiawi lebih menunjukkan

tanda-tanda obstruksi dengan peninggian fosfatase alkali dan kolestrol dalam

serum. Sesudah masa ikterus yang lama, biasanya pasien akan sembuh dalam

waktu 12 bulan.

Pada hepatitis kolangitik, ikterusnya hebat disertai pruritus, biasanya

 berlangsung lebih dari 4 minggu. Sedangkan pada sindroma pascahepatitis,

8/11/2019 ASKEB HEPATITIS.docx

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-hepatitisdocx 3/8

 beberapa pasien, terdapat keluhan-keluhan subyektif menetap seperti anoreksia,

lemah, perasaan tidak enak di perut, atau gangguan pencernaan, atau berat badan

yang tidak naik. Pemeriksaan fungsi hati biasanya sudah kembali normal. ( Arif,

Mansjoer. 2001 )

1.1.4. Patofisiologi Hepatitis

Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat

 pada hypatocytes oleh sel mononukleus. Proses ini dapat menyebabkan degenerasi

dan nekrosis sel parenchym hati.

Respon peradangan menyebabkan pembengkakan dan memblokir sistem

drainage hati. Keadaan ini menjadikan stasis empedu ( biliary ), dan empedu tidak

dapat diekskresikan ke dalam kantong empedu dan bahkan ke dalam usus.

Sehingga meningkatkan dalam darah sebagai hyperbilirubinemia, dalam urine

sebagai urobilinogen dan kulit hepatocelluler joundice.

Hepatitis tejadi dari yang asymtomatic sampai dengan timbulnya sakit

dengan gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2-3

 bulan, lebih gawat lagi bila dengan nekrosis sel hati dan bahkan kematian.

Hepatitis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dengan terjadinya gangguan

 pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai carrier penyakit dan

risiko berkembang menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati.

Ada lima utama hepatitis dengan nama alphabet. Pertama hepatitis A (

infectious hepatitis ) dan hepatitis B ( viral hepatitis ). Hepatitis A ditularkan

melalui saluran gastrointestinal ( oral fecal ), hepatitis B melalui darah (

 bloodborne ), hepatitis D ( delta ) juga melalui darah tetapi lebih pada penggunaan

obat-obat melalui intravena, dan individu dengan hemopilia. Hepatitis nonA dan

nonB melalui darah, tetapi dengan kausatif virus tanpa isolasi. Kemudian hepatitisenularannya melalui ( oral fecal ) pada orang dewasa.

Hepatitis A masa inkubasinya kira-kira 28-30 hari ( dengan jarak 15 hari ).

epatitis B masa inkubasi 1-6 bulan ( dengan jarak 3-4 bulan ), hepatitis C masa

inkubasinya 4-12 minggu. (Suriadi, dkk. 2006 )

1.1.5. Komplikasi

- Gangguan fungsi hati

- Penyakit kronik hati seperti cirrhosis atau hepatitis kronik persisten

8/11/2019 ASKEB HEPATITIS.docx

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-hepatitisdocx 4/8

- Carcinoma hepatic

- Kematian karena gagal fungsi hati (Suriadi, dkk. 2006 )

1.1.6. Pencegahan

Terhadap virus hepatitis A

• Penyebaran secara fecal-oral , pencegahan masih sulit karena adanya

karier dari

irus hepatitis A yang sulit ditetapkan.

• Virus ini resisten terhadap cara-cara sterilisasi biasa, termasuk klorinasi.

Sanitasi yang sempurna, kesehatan umum dan pembuangan tinja yang sangat baik

sangat penting. Tinja, darah dan urin pasien dianggap infeksius. Virus dikeluarkan

di tinja melelui sekitar 2 minggu sebelum ikterus.

Terdapat virus hepatitis B

• Dapat ditularkan melalui darah dan produk darah. Dar ah tidak dapat

disterilkan dari virus hepatitis. Pasien hepatitis sebaiknya tidak menjadi donor

darah.

• Usaha pencegahan yang paling efektif adalah iminisasi . imunisasi hepatitis B

dilakukan terhadap bayi-bayi setelah dilakukan penyaringan HbsAg ibu-ibu hamil.

 Namun saat ini, dibeberapa negara ( termasuk Indonesia dengan program

 pengembangan imunisasinya ) bayi-bayi yang lahir diberi vaksinasi hepatitis B

tanpa melakukan pemeriksaan penyaringan pada ibunya.

Pencegahan dengan imonoglobulin.

Pemberian imonoglobulin ( HBIg ) dalam pencegahan hepatitis infeksiosa

memberi pengaruh yang baik, sedangkan pada hepatitis serum masih diragukan

kegunaanya. Diberikan dalam dosis 0,02 ml/kg BB secara IM dan ini dapat

mencegah timbulnya gejala pada 80-90 %. Diberikan pada mereka yang dicurigaiada kontak dengan pasien. ( Arif, Mansjoer. 2001 )

1.1.7. Pemeriksaan Diagnostik

- Riwayat jaundice

- Riwayat kebersihan dan mungkin ada limbah pabrik

- Pemeriksaan fungsi hati, SGOT, SGPT, bilirubin dan sedimen

- Identifikasi antigen ( IgM anti-HAV dan IgM anti HBV )

- Biopsi hati (Suriadi, dkk. 2006 )

8/11/2019 ASKEB HEPATITIS.docx

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-hepatitisdocx 5/8

1.1.8. Penatalaksanaan

Terdiri dari istirahat, diet dan pengobatan medikametosa.

a. 

Istirahat

Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat

mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kekecualian diberikan

kepada mereka dengan umur tua dan keadaan umum yang buruk.

 b. Diet

Jika pasien mual, tidak nafsu makan atau mual muntah sebaiknya diberikan

infus. Jika sudah tidak mual muntah lagi, diberikan makanan yang cukup kalori (

30-35 kal/ kg BB ) dengan protein cukup ( 19/ kg BB ). Pemberian lemak

sebaiknya tidak perlu dibatasi. Dulu ada kecenderungan untuk membatasi lemak,

karena disamakan dengan penyakit kantung empedu. Dapat diberikan diet hati II

dan III.

c. Medikamentosa

• Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan

 bilirubin darah. Kortikosteroid dapat digunakan pada kolestasis yang

 berkepanjangan, dimana transaminase serum sudah kembali normal tetapi

 bilirubun masih tinggi. Pada keadaan ini dapat diberikan prednison 3x10 mg

selama 7 hari kemudian dilakukan tapering off.

• Berikan obat-obatan yang bersifat melindyngi hati.

• Antibiotik tidak jelas kegunaanya. 

• Jangan diberi antimetik. Jika perlu sekali dapat diberikan golongan

fenotiazin.

• Vit K diberikan pada kasus dengan kecenderungan perdarahan. Bila pasien

dalam keadaan prekoma atau oma.d. Pemberian hidrasi dan nutrisi yang adekuat.

1.2. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

1.2.1. Definisi

Kebutuhan Cairan dan Elektrolit adalah suatu proses dinamika karena

metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap

stressor fisiologis dan lingkungan.

8/11/2019 ASKEB HEPATITIS.docx

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-hepatitisdocx 6/8

( Tarwoto, 2003 )

1.2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan

Elektrolit

a. Usia, variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh metabolisme yang

diperlukan dan berat badan.

 b. Temperatur lingkungan, panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat.

Seseorang dapat kehilangan NaCL melalui keringat sebanyak 15-30 g /hari.

c. Diet, pada saat tubuh kekurangan nutrisi tubuh akan memecah cadangan energi,

 proses akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intra seluler.

d. Stress dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan da elektrolit, melelui

 proses peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan

metabolism sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat

menimbulkan retensi natrium dan air.

e. Sakit pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk

memperbaikinya sel membutuhkan proses pemenuhan kebutuhan cairan yang

cukup. Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan hormonal yang dapat

mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan. ( Uliya, Misrifatul, dkk. 2006 )

1.2.3. Pergerakan Cairan Tubuh

a. Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak

dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan

dan elektrolit didifusikan menembus membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi

oleh molekul, konsistensi larutan dan temparatur.

 b. Osmosis adalah pergerakan pelarut bersih seperti air, melalui membran

semi permiabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang

lebih tinggi yang sifatnya menarik.c. Transpor aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi

adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

( Tarwoto, 2003 )

1.2.4. Tanda dan Gejala Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

a. Karakteristik cairan

Karakteristik jaringan yang relevan untuk menentukan adanya kekurangan

cairan, diantaranya :

8/11/2019 ASKEB HEPATITIS.docx

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-hepatitisdocx 7/8

- Keringnya kulit dan selaput lender.

- Mukosa mulut dan bibir mungkin tertutup suatu lapisan keputih-putihan

dan pacah-pecah.

- Getah lendir yang dikeluargan menjadi lebih lekat.

- Jaringan yang kehabisan cairan akan menimbulkan satu ciri yang khas

 pada mata, seperti tenggelam karena bantalan-bantalan lemak untuk bola mata

telah mengalami dehidrasi.

- Pada bayi ubun-ubunya cekung.

- Turgor menurun karena sel-sel jaringan kehilangan elastisnya (cairan

interstiti berkurang).

 b. Manifestasi

- Coma.

- Disorientasi (linglung).

- Halusinasi.

- Hiperaktivity.

- Menarik diri.

c. Pengukuran

- Kenaikan suhu badan biasanya menyertai kekurangan cairan,

 pertumbuhan/ penyusutan sebanyak 1 kg setara dengan 1 liter air.

- Hasil tes darah dan air seni.

( Tarwoto, 2003 )

1.2.5. Masalah Keseimbangan Cairan

a. Hipovolemik

Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstra Seluler(CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastronteitestinal,

 perdarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.

Gejala : Pusing, lemah, letih, aneroksia, mual muntah, rasa haus, gangguan

mental, konstipasi dan oligurasi, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat,

turgor kulit menurun, lidah kering dang kasar, begitu juga mukosa mulut kering.

 b. Hipervolemik

Adalah penambahan/ kelebihan volume CES dapat terjadi karena:

8/11/2019 ASKEB HEPATITIS.docx

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-hepatitisdocx 8/8

- Stimulasi kronis ginjal menahan natrium dan air.

- Fungsi ginjal abnormal dengan penurunan ekskresi natrium dan air.

Kelebihan pemberian cairan.

- Perpindahan cairan intersital ke plasma.

( Tarwoto, 2003 )

1.2.6. Tindakan Untuk Mengatasi Masalah/ Gangguan Kebutuhan Cairan

dan Elektrolit

a. Pemberian cairan melalui infus.

Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan cara

memasukkan cairan melalui intravena dengan bantuan perangkat infus. Tujuannya

 pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan

 pemberian makanan.

 b. Transfusi darah.

Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang

membutuhkan darah dengan cara memasukkan darah melalui vena dengan

menggunakan seperangkat alat tranfusi, tujuannya adalah untuk memenuhi

kebutuhan darah dan memperbaiki perkusi jaringan. ( Uliya, Misrifatul, dkk. 2006

)