askep colostomy

26
ASKEP COLOSTOMY Posted on 20 September 2011 by pataulanursing 1. PENGERTIAN & DESKRIPSI TINDAKAN a. Pengertian • Colostomy adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. (Keperawatan Medical Bedah,Brunner & Suddart hal 1127) • Colostomy adalah prosedur pembedahan dimana sebagian dari usus besar dibawa keluar melewati dinding abdomen untuk mengeluarkan feses atau kotoran dari tubuh. • Colostomy adalah pengalihan isi kolon yang dapat permanen atau sementara. (Rencana Asuhan Keperawatan, Doenges hal 486) b. Deskripsi tindakan Colostomy bisa dibuat sementara atau permanen. 1). Colostomy sementara / temporer dibuat untuk diversi feses oleh karena trauma atau penyakit pada sebagian usus besar sehingga memungkinkan untuk istirahat dan sembuh. 2). Colostomy yang permanen dikerjakan bila dibagian ujung usus ( usus yang paling jauh jaraknya) harus diangkat atau tersumbat dan tidak dapat dilakukan operasi. Ada tiga macam tipe colostomy bila dilihat dari segi pembedahan yaitu : 1) End colostomy Fungsi ujung akhir dari usus dibawa keluar ke permukaan perut, pembuatan stoma dilakukan dengan membalik usus dan dijahitkan kekulit, permukaan stoma biasanya tampak lembab dan berwarna merah muda. Bagian distal dari usus besar diangkat atau ditutup dengan dijahit dan ditinggalkan didalam perut. End colostomy biasanya adalah stoma yang permanen, ini biasanya disebabkan oleh karena trauma, kanker atau penyakit yang lain. 2) Double – barrel colostomy Colostomy ini termasuk pembuatan dua stoma yang terpisah di dinding perut. Stoma yang proksimal adalah stoma yang berfungsi mengeluarkan kotoran dan berhubungan dengan saluran pencernaan bagian atas. Stoma yang distal berhubungan dengan rectum dan disebut mucous fistula, mengalirkan sedikit

Upload: mumpuningtias

Post on 21-Dec-2015

124 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Colostomy

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Colostomy

ASKEP COLOSTOMYPosted on 20 September 2011by pataulanursing

1. PENGERTIAN & DESKRIPSI TINDAKAN

a. Pengertian

• Colostomy adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah.

(Keperawatan Medical Bedah,Brunner & Suddart hal 1127)

• Colostomy adalah prosedur pembedahan dimana sebagian dari usus

besar dibawa keluar melewati dinding abdomen untuk mengeluarkan

feses atau kotoran dari tubuh.

• Colostomy adalah pengalihan isi kolon yang dapat permanen atau

sementara. (Rencana Asuhan Keperawatan, Doenges hal 486)

b. Deskripsi tindakan

Colostomy bisa dibuat sementara atau permanen.

1). Colostomy sementara / temporer dibuat untuk diversi feses oleh

karena trauma atau penyakit pada sebagian usus besar sehingga

memungkinkan untuk istirahat dan sembuh.

2). Colostomy yang permanen dikerjakan bila dibagian ujung usus ( usus

yang paling jauh jaraknya) harus diangkat atau tersumbat dan tidak

dapat dilakukan operasi.

Ada tiga macam tipe colostomy bila dilihat dari segi pembedahan yaitu :

1) End colostomy

Fungsi ujung akhir dari usus dibawa keluar ke permukaan perut,

pembuatan stoma dilakukan dengan membalik usus dan dijahitkan

kekulit, permukaan stoma biasanya tampak lembab dan berwarna merah

muda. Bagian distal dari usus besar diangkat atau ditutup dengan dijahit

dan ditinggalkan didalam perut. End colostomy biasanya adalah stoma

yang permanen, ini biasanya disebabkan oleh karena trauma, kanker

atau penyakit yang lain.

2) Double – barrel colostomy

Colostomy ini termasuk pembuatan dua stoma yang terpisah di dinding

perut. Stoma yang proksimal adalah stoma yang berfungsi mengeluarkan

kotoran dan berhubungan dengan saluran pencernaan bagian atas.

Stoma yang distal berhubungan dengan rectum dan disebut mucous

fistula, mengalirkan sedikit material lendir. Stoma ini sering merupakan

Page 2: Askep Colostomy

stoma yang temporer yang dibuat untuk mengistirahatkan sebagian dari

usus dan nantinya ditutup.

3) Loop colostomy

Colostomy ini dibuat dengan membawa lengkungan usus besar (loop of

bowel) melalui sebuah sayatan di dinding perut. Lengkungan usus

ditahan dengan diluar dinding perut dengan sebuah batang plastik yang

diselipkan dibawahnya. Sebuah sayatan dibuat di usus sehingga

memungkinkan aliran kotoran melewati colostomy. Tangkai penahan

diangkat (diambil) setelah kira-kira 7-10 hari setelah pembedahan, bila

telah sembuh maka usus tidak akan tertarik kedalam perut. Loop

colostomy paling sering adalah untuk stoma yang temporer yang berguna

untuk diversi kotoran agar tidak melewati daerah usus yang obstruksi

atau adanya sepsis pelvis karena kanker usus, diverticulitis, trauma

kolorektal, trauma radiasi atau komplikasi penyakit peradangan usus

besar. Dapat pula digunakan untuk proteksi sambungan koloanal atau

adanya fistula.

Berdasarkan letaknya:

a. Colostomy acending pada perut kanan

b. Colostomy transversal pada perut tengah atas

c. Colostomy sigmoid / desenden pada perut kiri

2. INDIKASI

Kanker

Obstruksi

Penyakit peradangan usus

Divertikulum yang pecah

Iskemia usus

Trauma

3. KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan colostomy adalah

sebagai berikut :

a. Penempatan letak stoma yang tidak tepat

Dimana disini mengakibatkan pemakaian stoma bag menjadi sulit akan

cenderung menjadi bocor sehingga merusak kulit, ini akan menghalangi

aktivitas sehari-hari.

Page 3: Askep Colostomy

b. Nekrosis dan retraksi stoma

Vaskularisasi yang tidak memadai pada stoma akan segera

mengakibatkan iskemia atau nekrosis segera setelah operasi,

perkembangan nekrosis harus segera dievaluasi dan ditentukan

perluasannya. Bila nekrosis hanya terjadi pada bagian permukaan serosa

tidak perlu dilakukan tindakan segera, mungkin jaringan yang nekrotik

akan mengelupas atau perlu debridement. Bila nekrosis meluas hingga

dibawah fasia maka perlu segera dilakukan laparatomy untuk mencegah

terjadinya peritonitis.

Mobilisasi yang tidak memadai dari mesentrium atau fiksasi yang jelek

dari stoma ke kulit atau fasia mengakibatkan retraksi dari stoma,

biasanya pada masa awal periode operasi. Retraksi dibawah fasia

memerlukan tindakan segera untuk mencegah peritonitis. Retraksi diatas

fasia tidak memerlukan tindakan intervensi segera. Ini biasanya akibat

pemasangan stoma bag / appliance yang jelek.

c. Kerusakan kulit

Pengotoran cairan produk stoma dikulit sekitar stoma mengakibatkan

kulit maserasi dan rusak. Hal ini lebih sering terjadi pada ileostomi

dimana produk stomanya cair dan mengandung zat proteolitik dari enzim

pancreas, hal ini bisa pula terjadi pada colostomy di proksimal dari

pleksura lienalis atau pada kolostomi yang diare. Biasanya terjadi oleh

karena pemasangan stoma bag / appliance yang jelek sehingga bocor.

Kerusakan kulit mungkin juga terjadi oleh karena folikulitis peristomal,

dermatitis kontak / alergi. Produk ileostomi yang tinggi, penyakit crohn’s

yang kambuh, obstruksi parsial usus halus, sepsis intra abdominal

stenosis soma dan gastro enteritis juga berperan terhadap kejadian

kerusakan kulit.

Ekskoriasi kulit harus ditangani dengan pemasangan stoma bag /

appliance yang baik untuk mencegah kerusakan kulit lebih lanjut.

Dianjurkan untuk konsultasi pada stomal terapis khususnya pada

kerusakan kulit yang berat. Bila konstruksi stoma yang tidak baik dan

perawatan enterostomal yang intensif tidak membaik maka diperlukan

tindakan pembedahan untuk merekonstruksi stoma tersebut. Perhatian

harus diberikan pada ileostomi dengan produk tinggi dengan

Page 4: Askep Colostomy

menggunakan obat-obat anti diare, manipulasi dengan diet serta

penggantian cairan dan elektrolit.

d. Striktura stoma

Walaupun striktura stoma merupakan komplikasi yang terjadi kemudian,

ini biasanya terjadi karena perkembangan serositis segera setelah

periode operasi. Paling sering disebabkan oleh nekrosis dan retraksi

yang mengakibatkan lepasnya jahitan mukokutaneus sehingga serosa

menjadi terpapar dan akibatnya terjadi serositis. Dilatasi stoma biasanya

tidak efektif, diperlukan tindakan eksisi kulit dan skar dan menjahit

ulang mukosa intestinal ke kulit untuk membuat lubang stoma yang

memadai.

e. Prolap stoma

Biasanya terjadi pada saat konstruksi stoma usus dalam keadaan dilatasi

atau edema. Lubang stoma dibuat terlalu besar dan setelah itu usus

mengecil menjadi normal kembali ukurannya. Bila kasusnya colostomy

yang temporer maka diperlukan tindakan definitif menyambung usus.

Bilamana stomanya permanen maka konversi loop colostomy ke end

colostomy dengan mucous fistule pada tempat yang baru sangat

membantu. Tetapi pada prolaps kolostomi yang berlebihan perlu

didiskusikan reseksi pada bagian yang berlebihan tersebut dan

merekonstruksi stomanya.

f. Hernia para stomal

Hernia parastomal merupakan problem paling sering yang memerlukan

tindakan koreksi pembedahan berkenaan dengan konstruksi kolostomi.

Komplikasi ini terjadi mungkin karena pembuatan lubang stoma yang

terlalu besar atau peletakkan stoma diluar muskulus rektus. Indikasi

tindakan koreksinya adalah adanya gejala obstruksi, nyeri para stomal,

kesulitan perawatan stoma atau pemasangan stoma bag / appliance.

Relokasi stoma dan penutupan defek hernia adalah tindakan yang paling

efektif.

4. KONSEP PERAWATAN PRA DAN PASCA OPERASI

Pasien yang memerlukan colostomy pada pra operasi dapat dimunculkan

intervensi keperawatan sebagai berikut yaitu :

Dukungan psikososial :

Page 5: Askep Colostomy

• Pasien yang di diagnosis kanker kolon / rectum memerlukan colostomy

permanen dan merasa sedih akibat di diagnosa penyakit dan rencana

pembedahan begitu juga yang menjalani colostomy sementara dapat

mengekspresikan rasa takut dan masalah yang serupa dengan individu.

• Perawat dapat membantu mengurangi ketakutan dengan memberikan

informasi actual tentang prosedur pembedahan dan pembentukan serta

penatalaksanaan ostomi.

• Berikan pasien kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.

• Semua anggota tim kesehatan, termasuk perawat terapi enterostomal

dan keluarga harus ada di samping pasien untuk memberikan bantuan

dan dukungan.

• Berdiskusi dengan individu yang berhasil menghadapi kolostomy sering

membantu pasien.

• Menunjukkan sikap kompeten yang meningkatkan percaya diri dan

kerjasama. Konsultasi dengan ahli terapi enterostoma selama periode

praoperatif sangat membantu.

WOC……!!!

Kanker obstruksi peradangan divertikulosis kronis iskemia usus/trauma

└─────┘

Feses tidak dpt nekrosis pd striktur abses perikolik nekrosis jar.

dikeluarkan jar. usus

obstruksi obstruksi usus

pe ↑ tek intra abdm

Tindakan Operasi Colostomy

Colostomy colostomy pembatasan adanya luka ada kantong stoma tidak

tahu

transversal sigmoid atau diet post op didaerah abdomen ttg cara

desenden prawatan,

feses lunak Resti Perub Ggn Citra -malu dgn komplikasi

dan berlendir feces Nutrisi < Dari Tubuh pasngan colostomy

agak padat Kebutuhan -takut impoten

mengiritasi -takut tjd kebocoran

kulit Resti tjd – Nyeri saat aktvs seksual

konstipasi -Risiko thd infeksi -perub struktur atau

Page 6: Askep Colostomy

fungsi

Resti kerusakan Kurang

Integritas diare Pengetahuan

kulit

Resti Disfungsi

Resti kekurangan – sering mengganti kantong stoma Seksual

Volume Cairan – takut kebocoran

Ggn Pola Tidur

Deskripsi :

Dari indikasi colostomy yaitu kanker, obstruksi, peradangan,

diverticulitis kronis, iskemia usus dan trauma dapat mengakibatkan

munculnya beberapa masalah keperawatan yaitu : oleh karena adanya

kanker dan obstruksi menyebabkan feces tidak dapat dikeluarkan,

sehingga terjadi peningkatan tekanan intra abdomen sehingga dapat

diindikasikan untuk tindakan operasi. Begitu juga bila terjadi peradangan

maka bisa terjadi nekrosis pada jaringan usus sehingga timbul nyeri. Bila

terjadi diverkulosis kronik dapat mengakibatkan striktur lalu obstruksi.

Selain itu bisa terjadi abses perikolik. Pada iskemia usus atau trauma

dapat terjadi nekrosis pada jaringan dan akhirnya mengakibatkan

obstruksi usus sehingga dapat dilakukan tindakan operasi colostomy.

Pada colostomy transversal terdapat feces lunak dan berlendir yang

mengiritasi kulit sehingga timbul masalah keperawatan resti gangguan

integritas kulit. Selain itu dapat terjadi diare muncul masalah resti

kekurangan volume cairan. Oleh karena diare sehingga sering mengganti

kantong stoma dan takut terjadi kebocoran muncul masalah gangguan

pola tidur. Pada colostomy desenden atau sigmoid feses agak padat dan

sedikit mengiritasi kulit muncul masalah resti terjadi konstipasi. Dengan

adanya pembatasan diet muncul masalah resti perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh. Karena tindakan colostomy sehingga adanya luka

post operasi sehingga mungkin akan timbul rasa nyeri dan dapat

diangkat masalah keperawatan nyeri dan risiko terhadap infeksi. Adanya

kantong stoma didaerah abdomen dapat memunculkan masalah

gangguan citra tubuh, selain itu karena adanya kantong stoma bisa

muncul rasa malu dengan pasangan, takut impoten, takut kebocoran saat

Page 7: Askep Colostomy

aktivitas seksual, perubahan struktur atau fungsi sehingga muncul resti

disfungsi seksual. Pasien yang dilakukan tindakan colostomy dapat tidak

tahu tentang cara perawatan, komplikasi colostomy sehigga muncul

masalah kurang pengetahuan.

Dari WOC di atas dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan yang

mungkin muncul pada

pasien yang telah dilakukan colostomy adalah sebagai berikut :

1) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit

2) Gangguan citra tubuh

3) Nyeri (akut)

4) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan

5) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

6) Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual

7) Gangguan pola tidur

8) Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare

9) Kurang pengetahuan

10) Risiko terhadap infeksi

5. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d iritasi kimiawi

dari cairan yang keluar pada kulit yang terkena

2) Gangguan citra tubuh b/d biofisikal : adanya stoma; kehilangan kontrol

usus eliminasi dan psikososial : gangguan struktur tubuh d/d adanya

kantong stoma didaerah abdomen.

3) Nyeri (akut) b/d trauma jaringan dan spasme otot sekunder terhadap

pembedahan

4) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d gangguan

absorpsi cairan misal: kehilangan fungsi kolon

5) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b/d pembatasan masukan secara medik

6) Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual b/d perubahan struktur /

fungsi tubuh; reseksi radikal/ prosedur pengobatan, kerentanan /

masalah fisiologis tentang respons dari orang terdekat

7) Gangguan pola tidur b/d factor internal : stress psikologis, takut

kebocoran kantong / cedera stoma d /d sering mengganti kantong stoma,

takut kebocoran kantong

8) Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d penempatan ostomi pada

Page 8: Askep Colostomy

kolon sigmoid atau desenden

9) Kurang pengetahuan b/d kurang pemajanan; kesalahan interpretasi

informasi; kurang mengingat

10) Risiko terhadap infeksi b/d sisi masuknya organisme sekunder

terhadap pembedahan

6. PERENCANAAN

Pada tahap ini diawali dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan

yang dibuat dengan mengambil acuan pada rencana asuhan

keperawatan, Doenges yaitu sebagai berikut :

1) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d iritasi kimiawi

dari cairan yang keluar pada kulit yang terkena

2) Gangguan citra tubuh b/d biofisikal : adanya stoma; kehilangan kontrol

usus eliminasi dan psikososial : gangguan struktur tubuh d/d adanya

kantong stoma didaerah abdomen.

3) Nyeri (akut) b/d trauma jaringan dan spasme otot sekunder terhadap

pembedahan

4) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d gangguan

absorpsi cairan misal: kehilangan fungsi kolon

5) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b/d pembatasan masukan secara medik

6) Gangguan pola tidur b/d factor internal : stress psikologis, takut

kebocoran kantong / cedera stoma d /d sering mengganti kantong stoma,

takut kebocoran kantong

7) Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d penempatan ostomi pada

kolon sigmoid atau desenden

8) Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual b/d perubahan struktur /

fungsi tubuh; reseksi radikal/ prosedur pengobatan, kerentanan /

masalah fisiologis tentang respons dari orang terdekat

9) Kurang pengetahuan b/d kurang pemajanan; kesalahan interpretasi

informasi; kurang mengingat

10) Risiko terhadap infeksi b/d sisi masuknya organisme sekunder

terhadap pembedahan

Adapun Rencana Perawatan Yang Dapat Dilakukan Adalah :

1) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d iritasi kimiawi

dari cairan yang keluar pada kulit yang terkena

Page 9: Askep Colostomy

Tujuan : dapat mempertahankan integritas kulit

Kriteria hasil : pasien dapat mengidentifikasi factor risiko individu,

menunjukkan perilaku / tehnik peningkatan penyembuhan / mencegah

kerusakan kulit.

Rencana Tindakan Rasional

1.Lihat stoma / area kulit peristomal pada tiap penggantian kantong.

Bersihkan dengan air dan keringkan. Catat iritasi, kemerahan

2.Ukur stoma secara periodic mis: tiap perubahan kantong selama 6

minggu pertama, kmd sekali sebulan selama 6 bulan

3.Yakinkan bahwa lubang pada bagian belakang kantung berperekat

sedikit lebih besar ⅛ ukuran stoma dengan perekat adekuat menempel

pada kantong

4.Berikan pelindung kulit yang efektif

5.Kosongkan, irigasi dan bersihkan kantong ostomi dengan rutin,

gunakan alat yang tepat

6.Sokong kulit sekitar bila mengangkat kantong dengan perlahan.

Lakukan pengangkatan kantong sesuai indikasi, kemudian cuci dengan

baik

7.Selidiki keluhan rasa terbakar atau gatal atau melepuh disekitar stoma.

8.Evaluasi produk perekat dan kecocokan kantung

9.Konsul dengan ahli terapi atau enterostomal 1.Memantau proses

penyembuhan / keefektifan alat dan mengidentifikasi masalah pada area,

kebutuhan intervensi lebih lanjut. Mempertahankan kebersihan

membantu pencegahan kerusakan kulit

2.Sesuai dengan penyembuhan edema pascaoperasi (slama 6 mgg

pertama) ukuran kantong yang dipakai harus tepat sehingga feses

terkumpul sesuai aliran dari ostomi dan kontak dengan kulit dicegah

Page 10: Askep Colostomy

3.Mencegah trauma pada jaringan stoma dan melindungi kulit

periostomal. Perekatan area yang adekuat penting untuk

mempertahankan cincin kantong bila terlalu kencang menyebabkan

iritasi kulit saat pengangkatan kantong

4.Melindungi kulit dari perekat kantong dan memudahkan pengangkatan

kantong bila perlu

5.Pengosongan dan pencucian kantong dengan cairan yang tepat tidak

hanya menghilangkan bakteri dan menyebabkan kantong menjadi bau

6.Mencegah iritasi jaringan / kerusakan sehubungan dengan penarikan

kantong

7.Indikasi kebocoran feses dengan iritasi periostomal memerlukan

intervensi

8.Memberikan kesempatan untuk pemecahan masalah dan menentukan

kebutuhan intervensi lebih lanjut

9.Membantu pemilihan produk yang tepat untuk kebutuhan

penyembuhan pasien.

2) Gangguan citra tubuh b/d biofisikal : adanya stoma; kehilangan kontrol

usus eliminasi dan psikososial : gangguan struktur tubuh d/d adanya

kantong stoma didaerah abdomen.

Tujuan : menyatakan penerimaan diri sesuai situasi

Kriteria hasil :- Menerima perubahan kedalam konsep diri tanpa harga

diri yang negative Menunjukkan penerimaan dengan melihat /

menyentuh stoma dan berpartisipasi dalam perawatan diri

Menyatakan perasaan tentang stoma / penyakit

Mulai menerima situasi secara konstruktif

Rencana Tindakan Rasional

1.Pastikan apakah konseling dilakukan bila mungkin dan atau ostomi

perlu untuk didiskusikan

2.Dorong pasien / orang terdekat untuk menyatakan perasaan tentang

ostomi

Page 11: Askep Colostomy

3.Kaji ulang alasan untuk pembedahan dan harapan masa datang

4.Catat perilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan, manipulasi /

tidak terlibat pada perawatan

5.Berikan kesempatan pasien untuk menerima ostomi melalui partisipasi

pada perawatan diri

6.Rencanakan / jadwalkan aktivitas perawatan dengan pasien

7.Pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan

8.Diskusikan kemungkinan kontak dengan ostomi dan buat perjanjian

untuk kunjungan bila diperlukan 1.Memberikan informasi ttg tingkat

pengetahuan pasien / orang terdekat terhadap pengetahuan ttg situasi

pasien dan proses penerimaan

2.Membantu pasien utk menyadari perasaannya tidak biasa, perasaan

bersalah

3.Pasien dapat menerimanya ini lebih mudah bahwa ostomi dilakukan

untuk memperbaiki penyakit kronis / jangka panjang daripada sebagai

cedera traumatic meskipun ostomi hanya sementara

4.Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut

dan terapi lebih ketat

5.Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki

kepercayaan diri dan penerimaan situasi

6.Meningkatkan rasa control dan meningkatkan harga diri

7.Bantu pasien/orang terdekat utk menerima perubahan tubuh,

merasakan baik ttg diri sendiri

8.Dapat memberikan system pendukung yang baik. Memudahkan

penerimaan perubahan sesuai dengan kesadaran pasien akan hidup

harus berjalan terus dan dapat menjadi relatif normal

Page 12: Askep Colostomy

3) Nyeri (akut) b/d trauma jaringan dan spasme otot sekunder terhadap

pembedahan

Tujuan : menyatakan nyeri hilang / terkontrol

Kriteria hasil : menunjukkan nyeri hilang

mampu tidur / istirahat dengan tepat

menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan kenyamanan

umum sesuai indikasi siuasi individu

Rencana Tindakan Rasional

1.Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala0-10)

2.Dorong pasien untuk menyatakan masalah, memberikan dukungan

dengan penerimaan, mengingat pasien dan memberikan informasi yang

tepat

3.Berikan tindakan kenyamanan. Yakinkan pasien bahwa perubahan

posisi tidak akan mencederai stoma

4.Dorong penggunaan tehnik relaksasi mis : bimbingan imajinasi.

Berikan aktivitas senggang

5.Bantu melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi dini.

Hindari posisi duduk lama

6.Selidiki dan laporkan adanya kekakuan otot abdominal, kehati-hatian

yang tak disengaja dan nyeri tekan

7.Berikan obat sesuai indikasi mis: analgetik

8.Berikan rendam duduk

1.Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan membantu

dalam menentukan pilihan atau keefektifan intervensi

2.Menurunkan ansietas / takut dapat meningkatkan relaksasi dan dapat

meningkatkan kemampuan koping

Page 13: Askep Colostomy

3.Mencegah pengeringan mukosa oral dan ketidaknyamanan.

Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi dan dapat

meningkatkan kemampuan koping

4.Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan

kembali perhatian sehingga menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan

5.Menurunkan kekakuan otot /sendi. Ambulasi mengembalikan organ

keposisi normal dan meningkatkan kembalinya fungsi ketingkat normal

6.Diduga inflamasi peritoneal yang memerlukan intervensi medic cepat

7.Menurunkan nyeri dan juga meningkatkan kenyamanan

8.Menurunkan ketidaknyamanan local, menurunkan edema dan

meningkatkan penyembuhan luka perineal

4) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d gangguan

absorpsi cairan misal: kehilangan fungsi kolon

Tujuan : dapat mempertahankan hidrasi adekuat

Kriteria hasil : membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian

kapiler baik, tanda vital stabil

Rencana Tindakan Rasional

1.Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, ukur feses cair. Timbang

BB tiap hari

2.Awasi tanda vital, catat hipotensi postural, takikardia. Evaluasi turgor

kulit, pengisian kapiler dan membrane mukosa

3.Awasi hasil lab mis: Ht dan elektrolit

4.Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai indikasi 1.Memberikan indicator

langsung keseimbangan cairan.

2.Menunjukkan status hidrasi / kemungkinan kebutuhan untuk

peningkatan penggantian cairan

3.Mendeteksi homeostatis atau ketidakseimbangan dan membantu

menentukan kebutuhan penggantian

Page 14: Askep Colostomy

4.Dapat diperlukan untuk mempertahankan perfusi jaringan adekuat /

fungsi organ

5) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b/d pembatasan masukan secara medik

Tujuan : merencanakan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi /

membatasi gangguan GI

Kriteria hasil : dapat mempertahankan BB / menunjukkan peningkatan

BB bertahap sesuai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas

tanda –tanda malnutrisi

Rencana Tindakan Rasional

1.Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama

2.Auskultasi bising usus

3.Mulai dengan makanan cair perlahan

4.Konsul dengan ahli diet

5.Tingkatkan diet dari cairan sampai makanan rendah residu bila

masukan oral dimulai

6.Berikan makanan enteral atau parenteral bila diindikasikan

1.Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan untuk membantu memilih

intervensi

2.Kembalinya fungsi usus menunjukkan kesiapan untuk memulai makan

lagi

3.Menurunkan insiden kram abdomen, mual

4.Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan

pencernaan dan fungsi usus

5.Diet rendah sisa dapat dipertahankan selama 6-8 minggu pertama

Page 15: Askep Colostomy

6.Pada kelemahan atau tidak toleran pada masukan peroral,

hiperparalimentasi digunakan untuk menambah kebutuhan komponen

pada penyembuhan dan mencegah suatu katabolisme

6) Gangguan pola tidur b/d factor internal : stress psikologis, takut

kebocoran kantong / cedera stoma d /d sering mengganti kantong stoma,

takut kebocoran kantong

Tujuan : tidur / istirahat pasien tidak ada gangguan

Kriteria hasil : melaporkan peningkatan rasa sehat dan merasa dapat

istirahat

Tidak mudah marah, tidak gelisah lagi

Rencana Tindakan Rasional

1.Jelaskan perlunya pengawasan fungsi usus dalam periode pasca

operasi

2.Berikan system kantong adekuat. Kosongkan kantong sebelum tidur,

bila perlu pada jadwal yang teratur

3.Biarkan pasien mengetahui bahwa stoma tidak akan cedera bila tidur

4.Batasi masukan makanan/ minuman mengandung kafein

5.Tentukan penyebab terlalu banyaknya flatus / feses mis;rujuk pada ahli

diet ttg pembatasan makanan bila berhubungan dengan hal tersebut

6.Berikan analgesic, sedative saat tidur sesuai indikasi 1.Pasien lebih

dapat mentoleransi gangguan dari staf bila ia memahami alasan /

pentingnya perawatan

2.Flatus/feses berlebihan terjadi meski diintervensi, pengosongan pada

jadwal teratur meminimalkan kebocoran

3.Pasien akan mampu istirahat lebih baik bila merasa aman tentang

stoma dan ostominya

4.Kafein dapat memperlambat pasien untuk tidur dan mempengaruhi

tidur tahap REM, mengakibatkan pasien tidak merasa segar saat bangun

Page 16: Askep Colostomy

5.Identifikasi penyebab meningkatkan kemampuan memperbaiki

tindakan yang dapat meningkatkan tidur / istirahat

6.Obat yang tepat waktu dapat meningkatkan istirahat/ tidur selama

periode pasca operasi

7) Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d penempatan ostomi pada

kolon sigmoid atau desenden

Tujuan : membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup

dengan ketepatan jumlah dan konsistensi

Kriteria hasil : pasien dapat mengatur pola eliminasinya

Konsistensi feses lembek

Tidak terjadi diare yang berlebihan

Tidak terjadi konstipasi

Rencana Tindakan Rasional

1.Pastikan kebiasaan defekasi pasien dan gaya hidup sebelumnya

2.Tinjau ulang pola diet dan jumlah/tipe masukan cairan

3.Demonstrasikan penggunaan peralatan irigasi untuk menginjeksikan

salin normal per protocol sampai pengurangan didapatkan

4.Libatkan pasien dalam perawatan ostomi secara bertahap 1.Membantu

dalam pembentukan jadwal irigasi efektif

2.Masukan adekuat dan cairan adalah factor penting dalam menentukan

konsistensi feces

3.Irigasi yang dilakukan kadang-kadang bermanfaat pada pengosongan

usus untuk menghindari kebocoran bila direncanakan kejadian khusus

4.Rehabilitasi dapat dipermudah dengan mendorong pasien mandiri dan

terkontrol

8) Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual b/d perubahan struktur /

fungsi tubuh; reseksi radikal/ prosedur pengobatan, kerentanan /

masalah fisiologis tentang respons dari orang terdekat

Tujuan : mengungkapkan pemahaman hubungan kondisi fisik pada

Page 17: Askep Colostomy

masalah seksual

Kriteria hasil : melakukan hubungan seksual dengan tepat

Tidak malu dengan respons orang terdekat / pasangan

Tidak takut impoten

Tidak takut terjadi kebocoran saat aktivitas seksual

Rencana Tindakan Rasional

1.Tentukan hubungan seksual pasien / OT sebelum sakit/ dilakukan

pembedahan dan apakah mereka mengantisipasi masalah berkenaan

dengan adanya ostomi

2.Tinjau ulang dengan pasien/OT tentang fungsi seksual dalam

hubungannya dengan situasi masing-masing

3.Diskusikan bermain peran kemungkinan interaksi / pendekatan bila

menerima pasangan seksual baru

4.Rujuk pada konseling/terapi seksual bila ada 1.Mengidentifikasi

harapan dan keinginan yang akan datang

2.Pemahaman apakah kerusakan saraf telah mengubah fungsi normal

seksual(mis;ereksi) membantu pasien/OT memahami pentingnya metoda

kepuasaan alternative

3.Latihan membantu dalam menerima situasi actual bila hal ini

timbul,mencegah kesadaran diri tentang citra tubuh yang berbeda

4.Bila masalah menetap lebih lama beberapa bulan setelah

pembedahan,terapis terlatih dapat diperluakn untuk memudahkan

komunikasi antara pasien dan OT

7. EVALUASI

Hasil yang diharapkan pada evaluasi yaitu :

a. Dx I : dapat mempertahankan integritas kulit

b. Dx 2 : menyatakan penerimaan diri sesuai situasi

c. Dx 3 : menyatakan nyeri hilang / terkontrol

d. Dx 4 : dapat mempertahankan hidrasi adekuat

e. Dx 5 : merencanakan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi /

membatasi gangguan GI

f. Dx 6 : tidur / istirahat pasien tidak ada gangguan

Page 18: Askep Colostomy

g. Dx 7 : membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup

sesuai dengan

ketepatan jumlah dan konsistensi

h. Dx 8 : mengungkapkan pemahaman hubungan kondisi fisik pada

masalah seksual

8. PROSEDUR TINDAKAN

a. Persiapan pre operasi

1. Persiapan psikologis

Pasien yang akan menjalani operasi dengan stoma permanen akan timbul

respon kehilangan seperti syok, tidak percaya, denial, menolak, marah.

Pemahaman terhadap keadaan emosi pasien merupakan hal penting

untuk mengadakan pendekatan. Karena dengan stoma berarti pasien

akan kehilangan bagian penting dari tubuhnya yang mungkin

mempengaruhi perubahan besar dalam hidupnya. Pada keadaan ini

dorongan psikologis sangat dibutuhkan.

2. Persiapan pembedahan

a. Diit

Diberikan diit rendah serat untuk mengurangi feses pada colon, biasanya

diberikan beberapa hari sebelum operasi.

b. Persiapan colon

Persiapan colon dilakukan beberapa hari sebelum operasi. Tujuannya

untuk membersihkan colon dari feses dan menghambat pertumbuhan

bakteri di colon untuk mencegah infeksi post operasi.

– Persiapan secara mekanik dengan menggunakan laxative, lavement dan

lavage lambung dengan menggunakan cairan isotonic.

– Antibiotic juga diberikan untuk mengurangi bakteri yang ada di dalam

colon.

c. Cukur

Abdomen dan perineum dipersiapkan untuk pembedahan

d. Pemasangan nasogastrik tube mungkin diperlukan untuk mengurangi

tekanan udara dalam saluran pencernaan dan mengurangi distensi post

operasi.

3. Letak stoma

Letak stoma memungkinkan pasien ketika duduk atau berdiri, jauh dari

Page 19: Askep Colostomy

jahitan operasi dan lipatan, juga disesuaikan dengan kemampuan pasien

untuk merawat dengan baik setelah operasi.

b. Persiapan post operasi

1. Keseimbangan cairan dan elektrolit

Selama periode post operasi pengamatan balance cairan sangat penting.

Pasien dengan asending colostomy atau colostomy yang diikuti dengan

reseksi mungkin fesesnya liquid sehingga diperlukan menjaga

keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Perawatan kulit

Iritasi kulit dapat ditekan sekecil mungkin dengan perawatan yang baik

atau menggunakan kantong stoma yang mempunyai proteksi kulit. Jika

ada iritasi kulit harus dikaji secara hati-hati sehingga tindakan yang

diambil tepat.

Prinsip perawatan kulit di sekitar stoma antara lain :

a. Pencegahan primer yang bertujuan untuk proteksi :

Bersihkan dengan perlahan-lahan

Gunakan skin barrier

Ganti segera kantong bila terjadi kebocoran / rembes

b. Pencegahan sekunder / penanganan kulit yang sudah terjadi

kerusakan :

Kulit dengan eritema :

Ganti kantong colostomy tiap 24 jam

Bersihkan kulit dengan air hangat dan keringkan

Gunakan kantong colostomy yang tidak menimbulkan alergi

Kulit yang erosi :

Sama dengan eritema tetapi setelah dibersihkan olesi daerah erosi

dengan sejenis salf misalnya zinksalf

Ganti kantong tiap 24 jam

3. Diit

Pasien dengan stoma permanen dianjurkan untuk mengkonsumsi diit

yang seimbang. Diit yang dikonsumsi sifatnya individual asal tidak

menyebabkan diare, konstipasi dan menimbulkan gas. Makanan yang

dapat menimbulkan gas dan bau seperti kobis, telur, kacang- kacangan.

Page 20: Askep Colostomy

4. Irigasi colostomy

Irigasi colostomy adalah lavement melalui stoma dengan tujuan :

a. Mengeluarkan feses, gas dan lendir / mucus yang memenuhi colon

b. Membersihkan saluran pencernaan bagian bawah

c. Menetapkan suatu pengeluaran sehingga dapat melakukan aktivitas

normal

Kontraindikasi :

a. Pasien dengan diare

b. Pasien dengan terapi radiasi

c. Pasien dengan prognosa jelek

d. Pasien mempunyai riwayat inflamasi colon

e. Pasien dengan peristomal hernia

c. Latihan sebelum operasi

Pengertian :

Latihan fisik yang dilakukan oleh pasien sebelum melakukan operasi /

tindakan pembedahan

Tujuan :

Mengurangi efek narkose setelah operasi

Kebijakan :

Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus dilakukan

latihan sebelum operasi

Persiapan :

Persiapan pasien : pasien diberitahu tindakan yang harus dilakukan

Prosedur kerja :

1. Perawat menjelaskan kepada pasien untuk melakukan latihan sebelum

dilakukan tindakan operasi

2. Perawat menjelaskan latihan nafas dalam

• Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal

• Kedua tangan dikepal diletakkan keperbatasan antara perut dan dada

serta ibu jari menempel pada tulang iga terakhir

• Keluarkan nafas dengan penuh sampai tulang iga terasa turun

Page 21: Askep Colostomy

• Kemudian tarik nafas dalam melalui hidung dan mulut sampai perut

terasa naik

• Tahan nafas sampai hitungan kelima

• Kemudian keluarkan nafas dengan penuh melalui hidung mulut dan

mulut

• Ulangi sebanyak 15 kali dan istirahat setiap 5 kali

• Lakukan latihan 2 kali sehari

3. Anjurkan dan dampingi pasien untuk melakukan tindakan ini

4. Perawat mengajarkan dan menganjurkan pasien untuk melakukan

batuk efektif

• Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal

• Letakkan tangan dengan jari saling menyisip diatas perut dengan ibu

jari diatas dada

• Lakukan nafas perut seperti diatas

• Dengan mulut sedikit terbuka tarik nafas penuh

• Lakukan batuk 3 kali dengan bunyi “ huck”

• Kemudian selagi mulut terbuka tarik nafas dalam dengan cepat

• Lakukan batuk dengan kuat 1-2 kali lagi

5. Perawat menganjurkan dan mengajarkan latihan tungkai :

• Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal

• Luruskan kedua tungkai

• Angkat tungkai dengan posisi lurus secara perlahan kemudian tekuk

lutut dan tahan beberapa menit

• Turunkan tungkai secara perlahan dalam posisi lurus

• Lakukan sebanyak lima kali

6. Perawat menganjurkan dan mengajarkan pasien latihan kaki

• Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal

• Luruskan kedua tungkai

• Kemudian lakukan gerakan memutar pergelangan kaki dengan arah

yang sama

• Lakukan pemutaran dengan dua arah ( kiri/kanan)

• Lakukan gerakan ini sebanyak 5 kali

7. Selama melakukan latihan, perawat mengobservasi keadaan pasien

8. Perawat menganjurkan pasien untuk melakukan latihan terlampir

d. Perawatan colostomy

Pengertian :

Page 22: Askep Colostomy

Membersihkan stoma colostomy, kulit sekitar stoma dan mengganti

kantong colostomy secara berkala sesuai kebutuhan.

Tujuan :

1. Menjaga kebersihan dan mencegah infeksi

2. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma

3. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya

4. Memunculkan dampak psikologis terhadap stoma tersebut

Kebijakan :

1. Colostomy dibuat berdasarkan indikasi permanen dan temporer

2. Harus dapat persetujuan pasien / keluarganya

3. Pasien / keluarga wajib mendapat pendidikan tentang colostomy

Persiapan :

1. Kantong colostomy

2. 1 set rawat luka ( pinset, kom kecil, gunting)

3. Kapas, Nacl 0,9%

4. Kasa steril, plester

5. Zink salp / zink oil

6. Bengkok dan pengalas

7. Sarung tangan

8. Kantong plastic untuk sampah

Prosedur Kerja :

1. Tahap prainteraksi

Cek catatan keperawatan, siapkan alat dan cuci tangan

2. Tahap orientasi

• Beri salam, panggil nama pasien

• Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan

3. Tahap kerja

• Berikan kesempatan pasien bertanya

• Jaga privasi pasien

• Memakai sarung tangan

• Pasang pengalas dibagian kanan / kiri sesuai stoma

• Observasi produk stoma ( warna, konsistensi, dll)

• Membuka kantong stoma dengan hati-hati menggunakan pincet dan

tangan kiri menekan kulit

Page 23: Askep Colostomy

• Membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas Nacl 0,9 % atau kapas

air hangat

Keringkan kulit sekitar stoma dengan kasa steril

• Observasi stoma dan kulit sekitar stoma

• Memberika salep / zink oil tipis-tipis jika ada iritasi kulit sekitar stoma

• Mengukur stoma dan membuat lubang kantong colostomy sesuai

ukuran stoma

• Membuka satu sisi / sebagian perekat kantong colostomy

• Menempelkan kantong colostomy dengan posisi sesuai kebutuhan

• Menggunakan pincet untuk mempermudah memasukkan stoma melalui

lubang kantong colostomy

• Membuka sisa perekat dan hindari masuknya udara dalam kantong

• Merapikan pasien dan lingkungannya

• Merapikan alat dan membuang sampah

• Melepas sarung tangan dan cuci tangan

4. Terminasi

• Evaluasi hasil kegiatan

• Berikan umpan balik positif pada pasien

• Kontrak pertemuan selanjutnya

• Cuci tangan

5. Dokumentasi

Catat hasil kegiatan pada catatan keperawatan

e. Prosedur mengirigasi colostomy

Tujuan :

Colostomy diirigasi untuk mengosongkan kolon dari feses, gas atau

mucus, membersihkan saluran usus bawahdan membuat pola evakuasi

teratur sehingga aktivitas kehidupan normal dapat dilanjutkan.

Persiapan :

Waktu : yang tepat untuk irigasi dipilih, lebih disukai setelah makan

sehingga waktu ini cocok dengan pola aktivitas pasien pasca operatif.

Irigasi harus dilakukan pada waktu yang sama setiap hari.

Pasien : sebelum prosedur dilakukan pasien duduk dikursi toilet atau di

toilet itu sendiri.

Wadah pengirigasi berisi air hangat 500 sampai 1500 ml digantung 45

sampai 50 cm diatas stoma ( setinggi bahu bila pasien duduk). Balutan

atau kantung diangkat.

Page 24: Askep Colostomy

Tahap kerja :

Prosedur berikutnya diikuti, pasien dibantu untuk berpartisipasi dalam

prosedur supaya belajar melakukannya tanpa bantuan

1. Pasang pengalas irigasi di stoma. Tempatkan ujung pispot

Rasional :

Ini membantu untuk mengontrol bau, mendorong dan memungkinkan

feses dan air mengalir secara langsung kedalam pispot

2. Masukkan cairan dalam selang dan biarkan mengalir

Rasional :

Gelembung air dalam alat dilepaskan sehingga udara tidak masuk

kedalam kolon, yang akan menyebabkan nyeri / kram

3. Lumasi kateter / selang dan masukkan dengan perlahan kedalam

stoma. Pemasukan kateter tidak lebih dari 8 cm. Pegang selang dengan

perlahan, tetapi kuat terhadap stoma untuk mencegah air mengalir balik.

Rasional : langkah ini perlu untuk mencegah perforasi usus

4. Bila kateter sulit masuk, biarkan air tetap mengalir dengan perlahan

sementara kateter terus dimasukkan. Jangan pernah memasukkan

kateter secara paksa!

Rasional : kecepatan lambat aliran membantu merelakskan usus dan

memudahkan passase kateter

5. Alirkan air hangat masuk kedalam kolon dengan perlahan. Apabila

terjadi kram, klem selang dan biarkan pasien beristirahat. Air harus

mengalir dalam waktu 5 sampai 10 menit.

Rasional :

Kram yang nyeri biasanya disebabkan oleh aliran terlalu cepat atau

terlalu banyak larutan. Mungkin hanya 300 cc cairan yang diperlukan

untuk merangsang evakuasi. Selanjutnya volume untuk irigasi dapat

ditingkatkan sampai 500, 1000 atau 1500 cc sesuai kebutuhan pasien

untuk hasil yang efektif.

6. Pegang selang di tempatnya selama 10 detik setelah air dimasukkan;

kemudian dengan perlahan angkat

7. Biarkan 10 sampai 15 menit agar seluruh isinya keluar, kemudian

keringkan dasar pengalas dan lipat keatas atau pasang klem yang tepat

pada dasar pengalas

Rasional : kebanyakan air,feses dan flatus dikeluarkan dalam 10 sampai

15 menit

8. Biarkan pengalas ditempatnya selama kira-kira 30-45 menit sementara

Page 25: Askep Colostomy

pasien duduk dan bergerak

Rasional : ambulasi merangsang peristaltik & mengeluarkan seluruh

larutan irigasi

9. Bersihkan area dengan sabun ringan dan air; keringkan area tersebut

Rasional : pembersihan dan pengeringan memberikan rasa nyaman pada

pasien

10. Ganti balutan atau kantung colostomy

Rasional : pasien harus menggunakan kantung sampai colostomy

terkontrol dengan baik.

Mungkin hanya memerlukan balutan.