askep keluarga baru menikah

24
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Pemula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga . Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru ( keluarga baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing- masing. Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga dan kelompok social lainnya.

Upload: aji-muhamad-fauzi

Post on 11-Aug-2015

323 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Keluarga Baru Menikah

Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Pemula

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga  yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan

melalui praktek keperawatan pada keluarga . Asuhan keperawatan keluarga  digunakan

untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga  dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima

oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga,

mengetahui tingkat pencapaian keluarga  dalam melakukan fungsinya. Memerlukan

pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian

asuhan keperawatan keluarga  dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga

memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru ( keluarga  baru menikah) ialah ketika

masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga  melalui perkawinan

yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing-masing.

Mempersiapkan keluarga  yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi

sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan

pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga  sendiri dan orang

tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga  dan kelompok social lainnya.

1.2    Tujuan

Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga  baru menikah .

Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada

keluarga  baru menikah.

Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga  baru

menikah.

1.3    Manfaat

Agar dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga  baru menikah .

Agar dapat mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada

keluarga baru menikah.

Agar dapat mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga  baru

menikah.

Page 2: Askep Keluarga Baru Menikah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. keluarga

 keluarga  adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau

ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga  adalah kumpulan dua

orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu

punya peran masing-masing (Friedman 1998).

Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga  sebagai unit yang perlu dirawat, ia

mendefinisikan keluarga  sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan

anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-

istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang

berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah

keluarga .

Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga  dalam suatu cara yang

komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan

kebersamaan dan keintiman”.

Hariyanto, 2005. keluarga  menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh

ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka

sebagai bagian dari keluarga .

Dapat disimpulkan bahwa keluarga  adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang /

lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.

Ciri-ciri keluarga , antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan darah,

ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil keputusan, kerjasama

diantara anggota keluarga , interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah

Ciri, ciri struktur keluarga  :

1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain

2. Ada keterbatasan,

3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.

Struktur keluarga  (ikatan darah) :

1.Patrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah

2.Matrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa

Page 3: Askep Keluarga Baru Menikah

generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu 3. Matrilokal, suami istri tinggal

pada keluarga  sedarah istri

4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah suami

5. keluarga  kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga  dan

sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.

a. Kelompok keluarga  di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar

1.PRASEJAHTERA

belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama, sandang, papan,

pangan, kesehatan atau keluarga  belum dapat memenuhi salah satu /lebih indikator KS

tahap I.

2. KELUARGA  SEJAHTERA

(KS I) telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat sosial

psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.

Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan, lantai

bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan

3. KELUARGA  SEJAHTERA II

Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama,  makan 2 kali

sehari,  pakaian berbeda,  lantai bukan tanah,  kesehatan (idem),  daging/ telur minimal 1

kali seminggu,  Pakaian baru setahun sekali,  Luas lantai 8m2 per orang,  Sehat 3 bulan

terakhir,  Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap,  Umur 10,  60

tahun dapat baca tulis,  Umur 7-15 tahun bersekolah,  Anak hidup 2 /lebih . keluarga  masih

pus saat ini berkontrasepsi.

4. KELUARGA  SEJAHTERA III

Indikator :  belum berkontribusi pada masyarakat,  ibadah sesuai agama,  pakaian berbeda

tiap keperluan,  lantai bukan tanah,  kesehatan idem,  anggota melaksanakan ibadah,

daging/telur seminggu sekali,  memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir,  luas

lantai 8 m2 perorang,  anggota keluarga  sehat dalam 3 bulan terakhir.

5.KS TAHAP III PLUS

 dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan, kontribusi pada

masyarakat,  indikator KS III + (ditambah),  memberikan sumbangan.

b. Fungsi keluarga

1. Fungsi afektif dan koping keluarga  memberikan kenyamanan emosional anggota,

membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.

2. Fungsi sosialisasi keluarga  sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan

Page 4: Askep Keluarga Baru Menikah

mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan

masalah.

3. Fungsi reproduksi keluarga  melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan

meneruskan keturunan.

4. Fungsi ekonomi keluarga  memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan

kepentingan di masyarakat.

5. Fungsi fisik, keluarga  memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk

penyembuhan dari sakit.

2.2. Tugas perkembangan keluarga  baru menikah menurut Duval (Sociological

Perspective)

1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

3.  Membina hubungan dengan keluarga  lain: teman dan kelompok sosial.

4.  Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua),

mendiskusikan rencana punya anak.

2.3. Masalah keperawatan kesehatan keluarga

Komunikasi keluarga  disfungsional

Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi orangtua, konflik

peran orangtua

Perubahan penampilan peran

Gangguan citra tubuh

Koping keluarga  tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial peningkatan

koping keluarga

risiko terhadap tindak kekerasan

perilaku mencari bantuan kesehatan,

gangguan tumbuh kembang,

risiko penularan penyakit,

2.4. Proses Keperawatan keluarga

Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua

tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka

referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan

keluarga  juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian

terhadap keluarga , identifikasi masalah keluarga  dan individu atau diagnosa keperawatan,

Page 5: Askep Keluarga Baru Menikah

rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi

perawatan.

Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga  menurut Effendi (2004)

dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga  yaitu dengan

mengadakan kontrak dengan keluarga , menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat

untuk membantu keluarga  dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga , menyatakan

kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan

keluarga  dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga .

Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga  terdiri dari lima

langkah dasar meliputi :

1.   Pengkajian

Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang

perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga  yang dibinanya.

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga . Agar

diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat

diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan

sederhana (Suprajitno: 2004).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan

cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan

dianalisa (Friendman, 1998: 56).

a.   Pengumpulan data

1)   Identitas  keluarga  yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan  tipe

keluarga .

2)   Riwayat dan Tahap Perkembangan  keluarga

a.   Tahap perkembangan keluarga  saat ini

Tahap perkembangan keluarga  ditentukan dengan anak tertua dari keluarga  inti.

b.   Tahap perkembangan keluarga  yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga

 serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

c.       Riwayat keluarga  inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga  inti, yang meliputi riwayat

penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian

terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang

biasa digunakan keluarga  serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan

Page 6: Askep Keluarga Baru Menikah

kesehatan.

d.      Riwayat keluarga  sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga  dari pihak suami dan istri.

3)   Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga

o   Kebiasaan makan

      Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .

o   Pemanfaatan fasilitas kesehatan

Perilaku keluarga  didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor

yang penting dalam penggelolaan penyakit.

o   Pengobatan tradisional

Merupakan pilihan bagi keluarga  untuk menentukan pengobatan yang diinginkan

ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.

4)  Status Sosial Ekonomi

o   Pendidikan

Tingkat pendidikan keluarga  mempengaruhi keluarga  dalam mengenal suatu

penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir  dan kemampuan

untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.

o   Pekerjaan dan Penghasilan

Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga  dalam

melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga  yang sakit salah satunya

disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa

ketidakmampuan keluarga  dalam merawat anggota keluarga  yang sakit salah satunya

disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga .

5)   Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga  mulai lahir hingga saat ini

termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau

berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga  yang belum terpenuhi

berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.

6)   Aktiftas

Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga  dapat berpengaruh terhadap

terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga .

7)   Data Lingkungan

o   Karakteristik rumah

Page 7: Askep Keluarga Baru Menikah

Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan

dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.

o   Karakteristik Lingkungan

Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.

Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan.

8)   Struktur keluarga

o   Pola komunikasi

Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah

berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman

usaha mengajak pasien dan keluarga  untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut

mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang

tinggi.

o   Struktur Kekuasaan

Kekuasaan dalam keluarga  mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan

yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.

o   Struktur peran

Menurut Friedman(1998), anggota keluarga  menerima dan konsisten terhadap peran

yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga  puas atau tidak ada konflik

dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan

maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .

9)   Fungsi keluarga

o   Fungsi afektif

keluarga  harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak menimbulkan

suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga  itu sendiri.

o   Fungsi sosialisasi        .

keluarga  memberikan kebebasan bagi anggota keluarga  dalam bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar. Bila keluarga  tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka

akan mengakibatkan anggota keluarga  menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi

menjadi labil dan mudah stress.

o   Fungsi kesehatan

Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk

berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain

diluar rumah.

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga  melakukan

pemenuhan tugas perawatan keluarga  adalah :

Page 8: Askep Keluarga Baru Menikah

a.   Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengenal masalah kesehatan, yang perlu 

dikaji adalah sejauhmana  keluarga  memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang

meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta

persepsi keluarga  terhadap masalah.

b.   Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengambil keputusan mengenai tindakan

kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;

1)    Sejauhmana kemampuan keluarga  mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah

2)    Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

3)    Apakah keluarga  merasa menyerah terhadap masalah yang dialami

4)    Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari penyakit

5)    Apakah keluarga  mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.

6)    Apakah keluarga  dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.

7)    Apakah keluarga  kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

8)   Apakah keluarga  mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi

masalah.

c.   Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga  merawat anggota keluarga  yang sakit,

termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan

yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;

1) Apakah keluarga  mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang dibutuhkan

untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.

2) Apakah keluarga  mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk

perawatan.

3) Keterampilan keluarga  mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.

4) Apakah keluarga  mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang diperlukan

5) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga

6) Apakah keluarga  kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara lingkungan

dimasa mendatang.

7) Apakah keluarga  mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

8) Apakah keluarga  sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana pandangan

keluarga  akan fasilitas tersebut.

9) Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan dan

rehabilitasi).

10) Bagaimana falsafah hidup keluarga  berkaitan dengan upaya perawatan dan

pencegahan.

Page 9: Askep Keluarga Baru Menikah

4.    Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga  adalah :

a.    Berapa jumlah anak

b.    Bagaimana keluarga  merencanakan jumlah anggota keluarga

c.    Metode apa yang digunakan keluarga  dalam upaya mengendalikan jumlah anggota

keluarga .

5.    Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga  adalah :

a.    Sejauhmana keluarga  memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan

b.    Sejauhmana keluarga  memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat sdalam upaya

peningkatan status kesehatan keluarga .

F.   Stress dan Koping keluarga

1.    Stressor jangka pendek dan panjang

a.    Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga  yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

b.   Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga  yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

2.    Kemampuan keluarga  berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga  berespon terhadap situasi/stressor.

3.    Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan keluarga  bila menghadapi permasalahan.

4.    Strategi adaptasi disfungsional

5.   Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga  bila menghadapi

permasalahan

G.  Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang

digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

H. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga  terhadap petugas

kesehatan yang ada.

10) Pola istirahat tidur

Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang

belum terselesaikan.

11)  Pemeriksaan fisik anggota keluarga

Page 10: Askep Keluarga Baru Menikah

Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga

dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga .

Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.

12)  Koping keluarga

Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga , sedangkan koping keluarga  tidak

efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga  yang berkepanjangan.

13) Pengkajian Lingkungan

a.   Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah

ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang

digunakan serta denah rumah.

b.   Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi

kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

c.   Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga  ditentukan dengan kebiasaan keluarga  berpindah tempat.

d.   Perkumpulan keluarga  dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga  untuk berkumpul serta

perkumpulan keluarga  yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga  dengan masyarakat.

e.   Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga  adalah jumlah anggota keluarga

yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga  untuk menunjang kesehatan. Fasilitas

mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga  dan

fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

2.   Diagnosa keperawatan

Diagnosa  keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia

atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat

mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan koordinasi

dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota

akan kurangnya pelayanan kesehatan.

Diagnosa keperawatan keluarga  dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada pengkajian

yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal

dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada PES

dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.

Page 11: Askep Keluarga Baru Menikah

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga  terdiri dari :

-     Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

-     Resiko (ancaman kesehatan)

-     Keadaan sejahtera (wellness)

Contoh diagnosa keperawatan keluarga  ;

Diagnosa Keperawatan keluarga  Aktual

Contoh 1

a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga  Bapak R

berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga  mengenal masalah kekurangan nutrisi.

b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga  Bapak R

berhubungan dengan ketidakmauan keluarga  mengambil keputusan/tindakan untuk

mengatasi masalah kekurangan nutrisi.

c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga  Bapak R

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga  merawat anggota keluarga  dangan

masalah kekurangan nutrisi.

Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga ) mengandung 3 unsur

yaitu ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mauan mengambil keputusan dan

ketidak mampuan merawat, maka dari 3 diagnosa tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu)

diagnosa  yaitu diagnosa yg ketiga, akan tetapi dalam metrumuskan tujuan dan intervensi

harus melibatkan ketiga etiologi tersebut

Contoh 2

Perubahan peran dalam keluarga  (bapak S) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah peran suami

Contoh 3

Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A) keluarga  bapak B berhubungan dengan

ketidakmampuan merawat anggota keluarga  dengan keterbatasan gerak (rematik).

Diagnosa Keperawatan keluarga  Resiko (ancaman)

Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah

kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak

adekuat, dsb.

Contoh

a. Resiko terjadi konflik pada keluarga  bapak B berhubungan dengan ketidaktahuan

keluarga  mengenal masalah komunikasi

b. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga  bapak B

berhubungan dengan ketidakmauan keluarga  mellakukan stimulasi terhadap Balita.

Page 12: Askep Keluarga Baru Menikah

  Diagnosa Keperawatan keluarga  Sejahtera/Potensial

Suatu keadaan dimana keluarga  dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga

dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak

menggunakan etiologi.

Contoh

a.   Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga  bapak R

b.   Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga  bapak R

c.   Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah

keluarga bapak R

3.   Menyusun prioritas

Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama

yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap

klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.

Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga  :

N

O

KRITERIA SKOR BOBOT

1 Sifat masalah

      Aktual (Tidak/kurang sehat)

      Ancaman kesehatan

      Keadaan sejahtera

3

2

1

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

      Mudah

      Sebagian

      Tidak dapat

2

1

0

2

3 Potensi masalah untuk dicegah

      Tinggi

      Sedang

      Rendah

3

2

1

1

4 Menonjolnya masalah

 Masalah berat, harus segera ditangani

 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera

ditangani

 Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Page 13: Askep Keluarga Baru Menikah

Skoring :

     Skor          _____________  x  Bobot         Angka tertinggi 

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas

-     Kriteria 1

Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang

pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga

-     Kriteria 2

Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya

faktor-faktor sebagai berikut :

  Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah

  Sumber daya keluarga  dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga

  Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.

  Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat

dan dukungan masyarakat

-     Kriteria 3

Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :

  Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah

  Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada

  Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat 

dalam memperbaiki masalah.

  Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi

untuk mencegah masalah.

-     Kriteria 4

Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga  melihat

masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi

keperawatan keluarga .

4.   Menyusun tujuan

Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang

berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif

untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.

Page 14: Askep Keluarga Baru Menikah

Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:

1.      Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik

2.      Tujuan jangka menengah

3.      Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan

2.5 Perencanaan Keperawatan keluarga

Perencanaan keperawatan keluarga  terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup

tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan

standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan

keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

2.6 Implementasi

Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga  berdasarkan perencanaan

mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga

mencakup hal-hal dibawah ini ;

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga  mengenai masalah dan kebutuhan

kesehatan dengan cara :

a.    Memberikan informasi

b.    Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

c.   Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

2.   Menstimulasi keluarga  untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :

a.   Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan

b.   Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

c.    Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan

3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga  yang sakit

dengan cara :

a.   Mendemonstrasikan cara perawatan

b.   Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

c.   Mengawasi keluarga  melakukan perawatan

4.   Membantu keluarga  untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi sehat, dengan cara ;

a.   Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

b.   Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin

5.   Memotivasi keluarga  untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :

a.   Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

b.   Membantu keluarga  menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Page 15: Askep Keluarga Baru Menikah

2.7 Evaluasi

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai

keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua

tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga

. Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga .

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.

S       :    Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga  secara subjektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan.  Misal : keluarga  mengatakan nyerinya berkurang.

O      :    Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi

keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.

A      :    Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait

dengan diagnosa keperawatan.

P       :    Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga  pada tahap

evaluasi.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan

selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

 

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

o  Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pada anggota keluarga  sehingga

dapat tumbang sesuai usia. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual. Asah,

kebutuhan pendidikan anak, untuk masa depan

Page 16: Askep Keluarga Baru Menikah

DAFTAR PUSTAKA

Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga  Pasangan Baru Menikah dengan

Masalah KB.           

http://ners86.wordpress.com/2009/03/30/asuhan-keperawatan- keluarga /

http://lensaprofesi.blogspot.com/2009/01/konsep- keluarga .html

http://blog.ilmukeperawatan.com/asuhan-keperawatan- keluarga -dengan-stroke.html