askep kemoterapi

Click here to load reader

Upload: rita-wahyuningsih

Post on 30-Dec-2014

552 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Ns. Sujarwanto, S.Kep

PengertianKanker adalah penyakit di mana ada pertumbuhan sel tubuh secara tidak normal dan tidak terkontrol sehingga kemudian tampak menjadi benjolan yang disebut tumor. Pertumbuhan tidak normal tersebut dapat terjadi di hampir semua bagian dan alat tubuh sehingga namanya disesuaikan, misalnya kanker paru, kanker payudara, kanker usus besar dan sebagainya.

PenyebabTumor terdiri dari tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak adalah pertumbuhan sel abnormal yang tidak melewati batas jaringan. Sedang tumor ganas yang umumnya merupakan penyebab kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang meluas keluar jaringan asal itulah yang disebut kanker.

Sel kanker dapat lepas dari sel kanker asal (primary cancer atau kanker primer) melalui aliran darah atau saluran limfatik dan menyebar ke bagian tubuh lain. Apabila sel tersebut mencapai bagian lain (menyebar) dari tubuh dan berkembang membentuk tumor baru di bagian itu disebut tumor sekunder (secondary tumor) atau metastasis. Kadang-kadang sel-sel induk darah di sumsum tulang juga dapat memperbanyak diri secara tidak wajar, dan dikenal sebagai kanker darah (leukemia), myeloma multipel dan limfoma malignum.

PENGOBATAN KANKER Pengobatan kanker bergantung pada jenis atau

tipe kanker yang diderita, darimana asal kanker tersebut atau pola penyebarannya. Umur, kondisi kesehatan umum serta sistem pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan kanker.

Pengobatan yang umumnya diberikan adalah melalui Pembedahan atau operasi, di mana tumor diambil bila memungkinkan Kemoterapi dengan obat-obatan sitostatika (obat membunuh sel kanker) Radioterapi (menggunakan sinar radiasi). Terapi hormonal Terapi biologik (molekuler atau menggunakan obat non-sitstatika khusus)

Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan di atas, misalnya pembedahan yang diikuti oleh kemoterapi, bahkan seringkali ketiga cara pengobatan tersebut di atas digunakan.

Tujuan utama operasi adalah mengangkat kanker secara keseluruhan, karenanya hanya dapat sembuh kalau yang belum menjalar ketempat lain. Sedangkan kemoterapi dan radiasi bertujuan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel kanker atau paling tidak memperlambat perkembangan sel kanker baru. Sesuai dengan keadaannya ..

Jadi kanker dapat disembuhkan secara total melalui pengobatan kemoterapi dan radiasi atau setidaknya pengobatan tersebut dapat berfungsi untuk mengurangi gejalanya.

Konsep modern saat ini adalah bahwa penatalksanaan terhadap kanker tidak dapat berjalan secara sendiri-sendiri atau terpisah melainkan komprehensif dan multidispliner, dimana setiap cabang ilmu kedokteran terkait bergerak bersama, saling diskusi dan berinteraksi, sejak menetapkan penyakit (diagnosis), pengobatan (terapi) hingga rawat lanjut (follow-up dan rehabilitasi). Untuk menunjang konsep tersebut maka banyak pusatpusat pelayanan di luar maupun dalam negeri memberikan pelayanan berupa klinik onkologi (onkologi adalah ilmu yang membidangi kanker).

Pada pengobatan kemoterapi seluruh badan,

obat kemoterapi didistribusikan ke seluruh tubuh. Saat tiba di sel kanker, kandungan obat kemo rendah, seringkali tidak cukup kuat untuk membunuh sel kanker. Distribusi obat kemoterapi ke organ-organ lain juga tidak dapat diabaikan. Karena itu, efek samping kemoterapi seluruh badan besar, dengan daya bunuh kanker yang tidak terlalu memuaskan. Hal ini membuat banyak orang beralih ke kemoterapi lokal (TACE trans-arterial chemoembolisation). Dengan kateter, obat kemoterapi dapat langsung disuntikkan ke arteri terdekat yang mensupply darah ke kanker. Dengan cara ini, kandungan obat kemoterapi pada area kanker jauh lebih tinggi, tetapi ada satu kelemahan: obat dengan

KEMOTERAPI

Introduksia. Definisi Kemoterapi adalah adalah pemberian obat anti kanker (sitostatika) yang bertujuan untuk membunuh sel kanker. Tujuan kemoterapi: dapat sebagai terapi kuratif, bagian dari terapi paliatif atau sebagai radiosensitizer. Strategi pemberiannya: dapat sebagai terapi ajuvan, konsolidasi, induksi, intensifikasi, pemeliharaan, neoadjuvan, ataupun paliatif. Cara pemberiannya: dapat secara oral, intra vena, intraarterial, intraperitoneal, atau intrakavitas

b. Ruang lingkup Mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemberian

kemoterapi (pada tumor solid?) Menentukan tujuan terapi Memahami mekanisme dan cara kerja obat kemoterapi Mampu mempersiapkan pemberian kemoterapi sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku Mampu menilai respon pemberian kemoterapi Mampu melakukan monitoring efek samping kemoterapi Mampu menangani komplikasi/efek samping pemberian kemoterapi

c. Indikasi Adjuvan: kanker stadium awal atau stadium lanjut lokal setelah pembedahan Neoadjuvan (induction chemotherapy): kanker stadium lanjut lokal Paliatif: kanker stadium lanjut jauh Sensitisizer: bersama-sama dengan radioterapi

d. Kontra indikasi Status performance yang jelek Komorbiditas yang berat

e. Pemeriksaan penunjang Mandatory: Diagnosa keganasan harus sudah confirmed (tripple diagnostic) yang terdiri dari: pemeriksaan fisik, imaging dan patologi atau sitologi. Penentuan stadium: foto toraks, USG abdomen, mamografi kontralateral, bone scan dan lain-lain sesuai dengan jenis kankernya Laboratorium dasar: DL, SGOT, SGPT, BUN, S.C Tinggi dan berat badan: mengukur luas permukaan tubuh. Optional: clearance creatinin, EKG ataupun ekokardiografi, asam urat, serum elektrolit, tumor marker

Prosedur Pemberian Prosedur pemberian kemoterapi sebenarnya adalah sama dengan pemberian obat-obatan yang lain yaitu terdiri dari: Persiapan penderita Persiapan pemberian obat Penilaian respon Monitor efek samping dan penanganannya.

Persiapan penderita terdiri dari: persiapan penderita dan keluarga, aspek onkologis dan aspek medis

Persiapan penderita: Penjelasan tentang tujuan dan perlunya kemoterapi

sehubungan dengan penyakitnya Penjelasan mengenai macam obatnya, jadwal pemberian dan persiapan yang diperlukan setiap siklus obat kemoterapi diberikan Penjelasan mengenai efek samping yang mungkin terjadi pada penderita (Penjelasan mengenai harga obat) Informed consent

Aspek onkologis: Diagnosa keganasan telah confirmed baik secara

klinis (tumor diukur dengan kaliper atau penggaris), radiologis dan patologis (triple diagnostic), kalau memungkinkan diperiksakan juga tumor marker Tentukan stadium (klinis, imaging) Tentukan tujuan terapi (neoadjuvant, adjuvant, terapeutik, paliatif) Tentukan regimen kombinasi kemoterapi, dosis dan prosedur pemberiannya

Aspek medis: Anamnesa yang cermat mengenai adanya komorbiditas yang mungkin ada yang dapat mempengaruhi pemberian kemoterapi seperti usia, penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kelainan fungsi ginjal atau hati, kehamilan dan lain-lain. Pemeriksaan secara menyeluruh semua keadaan yang berhubungan dengan penyakit tersebut di atas (klinis, imaging dan laboratorium). Pemeriksaan laboratorium terdiri dari darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah puasa dan 2 jam pp (sesuai indikasi), pemeriksaan jantung (EKG) atau kalau perlu ekokardiografi. Bila fasilitas ada, dapat diperiksakan tumor marker CEA, Ca15-3 yang akan dipakai sebagai data dasar dan kelak dapat digunakan dalam follow up terapi. Pada pemberian kemoterapi siklus berikutnya, bila tidak ada kelainan pada pemeriksaan fisik cukup diperiksakan darah lengkap saja. (HB, lekosit, trombosit, netrofil) Penentuan status performance (Karnoffsky atau ECOG)

Pemberian Kemoterapi (drug administration) Keamanan penanganan obat onkologi merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan personel dokter, perawat, farmasis, penderita, gudang/distribusi

Persiapan obat: (kemoterapi dan obat emergency dan extravasation kit) Dosis: Bila tak ada ketentuan spesifik dari data tersebut dosis ditentukan dengan menggunakan luas permukaan tubuh (body surface area=BSA) yang diketahui dengan mengukur TB dan BB. Storage dan Stability: Baca petunjuk mengenai storage dan stability masing-masing obat sehingga kondisi obat dalam keadaan baik. Obat yang tidak mengandung preservasi setelah dibuka/dilarutkan (oplos) harus segera dibuang dalam waktu 8-24 jam. Preparasi (pelarutan)

Pelarut untuk masing masing obat biasanya disebutkan dalam penjelasan pemakaian masing masing obat. Kadang kadang ada pelarut yang incompatible terhadap obat obat tertentu. Secara umum pelarut yang biasa dipakai adalah: Dextrose 5% atau NaCL fisiologis Pelarutan/preparation dilakukan dalam tempat tertentu dan dilakukan oleh petugas (dokter, perawat) atau pharmacist yang terlatih.

3. Persiapan peralatan dan cairan Jarum suntik yang halus, abbocath/surflo No 20/22 Spuit disposabel 5 cc, 20 cc, 30 cc Infus set, pada obat golongan taxan telah dipakai

infus set khusus Larutan Nacl 0,9% 100 cc, NaCl 0,9% 500 cc dan Aquadest 25 cc Syringe pump (kalau ada) Alas penyuntikan, untuk menghindari kontak obat dengan sprei tempat tidur.

4. Penyuntikan Teliti protokol kemoterapi yang akan diberikan. Cek apakah informed consent sudah ada. Pilih vena yang paling distal dan lurus ( biasanya

meta carpal bagian dorsal) dan kontralateral dari kankernya. Dipastikan tidak terjadi ekstravasasi dengan memasang infus dan drip cepat. Setelah penyuntikan selesai, alat-alat atau botol bekas obat sitostatika dimasukkan dalam kantong plastik dan diikat serta dimasukkan dalam sampah medis khusus. Buat catatan pada rekaman medik penderita, catat semua tindakan.

Penilaian Respon atau Treatment Outcome:Penilaian respon kemoterapi meliputi: Penilaian respon obyektif Penilaian respon subyektif (Survival)

Penilaian respon obyektif terdiri dari: Ukuran tumor Tumor marker Objective qualitative : perubahan gejala klinis

misal pada tumor otak gejala neurologis

Respon dapat dinilai menggunakan petunjuk dari

buku who handbook for reporting results of cancer treatment Measurable disease: Complete response: tumor menghilang yang ditentukan oleh 2 orang observer < 4 minggu Partial response: ukuran total tumor mengecil > 50% yang ditentukan oleh 2 observer < 4 minggu dan tidak ditemukan adanya lesi yang baru. No Change: ukuran total tumor mengecil < 50 % atau ditemukan peningkatan ukuran tumor > 25% Progressive disease: didapatkan peningkatan > 25% ukuran tumor atau adanya lesi baru

Pada pemberian neoadjuvant chemotherapy, setiap akan memberikan kemoterapi siklus berikutnya dilakukan pengukuran tumor primernya dan setelah pemberian siklus ke 3, dilakukan penilaian respon terapi dan operabilitasnya. Bila didapatkan respon parsial dan menjadi operable, maka dilanjutkan dengan operasi. Bila respon terapi menunjukkan no change atau tidak operabel, maka dilanjutkan dengan radioterapi atau kombinasi kemoterapinya ditingkatkan menjadi second line chemotherapy.

Penanganan efek sampingPrinsip penanganan efek samping adalah: Antisipasi dan prevensi Monitor efek samping yang berhubungan dengan dosis Early treatment dari efek samping Efek samping yang sering memerlukan intervensi adalah

efek samping hematologis. Anemi dapat diberikan human recombinant erythropoietin atau transfusi PRC, netropeni diberikan GcSF sedang trombositopeni diberikan TC. Pada severe netropeni atau febrile neutropenia penderita dirawat di ruang isolasi dengan memberikan tambahan antibiotika profilaksis dan anti jamur

Teknik pemberian kemoterapi Persiapan alat-alat kesehatan, obat kemoterapi dan

obat-obat emergency Persiapan provider Pemberian di awali premedikasi dengan injeksi deksametason 10-20 mg/iv (berperan sebagai antiemetik) , cimetidin 300 mg/ranitidin 50 mg dan ondansetron 8mg/tropisetron 5 mg/granisetron 3 mg. Obat-obat kemoterapi dimasukkan sesuai dengan jenis keganasan dan protokol pemberiannya.

KEGUNAAN KEMOTERAPI Tujuan kemoterapi adalah untuk mengobati atau memperlambat pertumbuhan kanker atau mengurangi gejalanya. PENGOBATAN Beberapa jenis kanker dapat

disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis kemoterapi atau dengan kombinasi beberapa jenis kemoterapi. KONTROL Kemoterapi ada yang hanya bertujuan untuk mengontrol perkembangan kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain sehingga memungkinkan pasien hidup secara normal. MENGURANGI GEJALA Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul akibat kanker tersebut, pada pasien seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil daerah tubuh yang terserang kanker (memperkecil ukuran kanker pada daerah tubuh yang terserang).

Kemoterapi dapat diberikan sesudah atau sebelum proses pengobatan utama yaitu pembedahan. Kemoterapi neoadjuvan : Pemberian sebelum operasi biasanya menggunakan obat-obatan yang bertujuan memperkecil ukuran kanker sehingga hasil pengobatan utama akan lebih efektif, dikenal sebagai. Kemoterapi adjuvan : Pemberian kemoterapi setelah pengobatan utama bertujuan untuk membunuh sisa sel kanker yang tertinggal atau yang dapat berkembang lagi kemudian, dikenal sebagai

Pada akhirnya, kemoterapi merupakan upaya bersama, suatu joint effort. Keluarga, kerabat, atasan beserta rekan kerja amat perlu untuk mendukung dan berperan dalam proses. PASIEN ADALAH TOKOH UTAMA dalam proses ini, dituntun oleh tim dokter-perawat trampil dan biasa menghadapi pasien kanker serta menguasai perihal obat-obatan antikanker serta efek samping. Namun, keberhasilan menjadi tanggungjawab semua orang disekeliling pasien, karena di ujung jalan akan tampak bahwa pasien akan berhasil dengan dukungan orang-orang disekitarnya.