askep rematik pada lansia

25
Askep rematik pada lansia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta

Upload: aulia-rahman

Post on 12-Aug-2015

477 views

Category:

Documents


78 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Rematik Pada Lansia

Askep rematik pada lansia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan

makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga

usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak

pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya

dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan

penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan

muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan

makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.

Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat

menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan

fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih

dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik.

Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya

dapat dimengerti.

Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom

dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup

banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan

para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan

dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada

sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta

adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan

gangguan gerak. (Soenarto, 1982)

Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia

lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik

Page 2: Askep Rematik Pada Lansia

akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo,

1994)

1.2  Tujuan penulisan

Pembaca akan memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien lansia dengan

rematik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar

2.1.1        Proses Menua

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi

tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan

jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya

sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang

diderita (Constantindes, 1994)

Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau

tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.

Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga

suatu kecacatan. Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya

tahan tubuh dalam nenghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun

demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering

menghinggapi kaum lanjut usia.

Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa.

Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan

jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada

batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada

setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal

pencapain puncak maupun menurunnya

Perubahan Fisiologis pada Proses Menua

Pada perubahan fisiologis pada proses menjadi tua, ada jangka periode

waktu tertentu dimana individu paling mudah mengalami perubahan

musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja

karena pertumbuhan atau perkembangan yang cepat atau timbulnya terjadi pada

usia tua. Perubahan struktur system muskuloskeletal dan fungsinya sangat

bervariasi diantara individu selama proses menjadi tua. Perubahan yang terjadi

Page 3: Askep Rematik Pada Lansia

pada proses menjadi tua merupakan suatu kelanjutan dari kemunduran yang

dimulai dari usia pertengahan. Jumlah total dari sel-sel bertumbuh berkurang

akibat perubahan jaringan prnyambung, penurunan pada jumlah dan elasitas dari

jaringan subkutan dan hilangnya serat otot, tonus dan kekuatan.

Perubahan fisiologis yang umum adalah:

ü  Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 6-10 cm pada maturasi usia

tua.

ü  Lebar bahu menurun.

ü  Fleksi terjadi pada lutut dan pangkal paha

2.1.2        Sistem Muskuloskeletal

a        Anatomi dan Fisiologi

Muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, fasia,

bursae dan persendian.

v  Tulang

Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang

berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses

“osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut

Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat menimbunya garam kalsium.

Fungsi tulang adalah sebagai berikut:

ü  Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh.

ü  Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan lunak.

ü  Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan)

ü  Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema topoiesis).

ü  Menyimpan garam-garam mineral, Misalnya kalsium, fosfor.

Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan bentuknya

ü  Tulang panjang (femur, humerus ) terdiri dari satu batang dan dua epifisis.

Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.epifisis dibentuk oleh spongi

bone (Cacellous atau trabecular )

ü  Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan

suatu lapisan luar dari tulang yang padat.

ü  Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan

lapisan luar adalah tulang cancellous.

ü  Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.

ü  Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang

berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon danjaringan

fasial,missal patella (kap lutut)

Page 4: Askep Rematik Pada Lansia

v  Otot

Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk

menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh.

 Kelompok otot terdiri dari:

ü  Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi untuk

memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan menghasilkan

panas

ü  Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran

perkemihan dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom dan

kontraksinya tidak dibawah control keinginan.

ü  Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah

control keinginan.

v  Kartilago

Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat.

Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai

kesel-sel kartilago

dengan proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di

perichondrium (fibros yang menutupi kartilago) atau sejumlah serat-serat

kolagen didapatkan pada kartilago.

v  Ligament

Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana merupakan

akhir dari suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.

v  Tendon

Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus

setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang

mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada pergelangan tangan dan tumit.

Pembungkus ini dibatasi oleh membrane synofial yang memberikan lumbrikasi

untuk memudahkan pergerakan tendon.

v  Fasia

Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan

langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus

tebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang membungkus otot, saraf

dan pembuluh darah.bagian ahair diketahui sebagai fasia dalam.

v  Bursae

Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat,

dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi pada kulit dan

tulang, antara tendon dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai

Page 5: Askep Rematik Pada Lansia

penampang antara bagian yang bergerak sepaerti pada olecranon bursae, terletak

antara presesus dan kulit.

v  Persendian

Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang

tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian, tatu letah dimana

tulang berada bersama-sama. Bentuk dari persendian akan ditetapkan berdasarkan

jumlah dan tipe pergerakan yang memungkinkan dan klasifikasi didasarkan pada

jumlah pergerakan yang dilakukan.

Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu:

o   Sendi synarthroses (sendi yang tidak bergerak

o   Sendi amphiartroses (sendi yang sedikit pergerakannya)

o   Sendi diarthoses (sendi yang banyak pergerakannya)

b       Masalah Muskulskeletal pada Lansia

Masalah pada musculoskeletal lebih banyak dialami oleh lanjut usia, sekitar

40% lansia menderita arthritis  dan 17% dilaporkan menderita penyakit kronis

lainnya yang terkait dengan system musculoskeletal. Penyakit pada system

musculoskeletal biasanya tidak berakibat fatal tetapi dapat menyebabkan

penyakit kronis. (Calkins, 1992).

Kondisi kronis pada sistem musculoskeletal dapat berdampak pada gangguan

fungsi dan ketidakmampuan lansia dalam merawat diri dan mobilisasi. Kemampuan

dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti: mandi, berpakaian, makan akan

terganggu. Tidak hanya itu, kemampuan lansia dalam mempersiapkan segala

kebutuhan dan peralatan yang dibutuhkannya terkait dengan kebutuhan sehari-

hari seperti menyiapkan makanan, mengatur keuangan, transportasi dan merawat

rumah juga akan terganggu. Gangguan fungsional yang dapat menghancurkan orang

dewasa yang lebih tua yang ingin mempertahankan kemandiriannya, dan ketika

ketergantungan terjadi maka akan mengakibatkan hilangnya harga diri, persepsi

penurunan kualitas hidup dan depresi

2.1.3 Rematik

a. Definisi

Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti

mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan

struktur lain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain,

Page 6: Askep Rematik Pada Lansia

setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem

muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat.

Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur jaringan

sekitarnya (tendon ligament, sinovia, otot sendi, dan tulang). Penyakit ini

tidak terbatas menyerang sendi bisa juga mengenai organ lain.

b. Klasifikasi

Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :

1. Osteoartritis.

Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang

berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai

dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi –

sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.

2. Artritis Rematoid.

Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan

manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.

Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini

berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat

juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.

OSTEOARTHRITIS

a.       Defenisi

Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia

lanjut. Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai

pada usia diatas 60 tahun.

b.      Etiologi

Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa

faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah :

1. Umur.

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah

yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan

bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada

umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.

2. Jenis Kelamin.

Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih

sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara

keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada

Page 7: Askep Rematik Pada Lansia

laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi osteoartritis lebih banyak

pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada

patogenesis osteoartritis.

3. Genetic

Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu

dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal

terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan

anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada

ibu dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.

4. Suku.

Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat

perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha

lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia.

Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada

orang kulit putih.

Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada

frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.

5. Kegemukan

Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk

timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata

tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban,

tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).

c.       Patofisiologi

Pada OA terdapat proses degenerasi, reparasi dan inflamasi yang terjadi

dalam jaringan ikat, lapisan rawan, sinovium dan tulang subkondral. Pada saat

penyakit aktif, salah satu proses dapat dominan atau beberapa proses terjadi

bersama dalam tingkat intensitas yang berbeda. OA lutut berhubungan dengan

berbagai defisit patofisiologi seperti instabilitas sendi lutut, menurunnya

lingkup gerak sendi (LGS) lutut, nyeri lutut sangat kuat berhubungan dengan

penurunan kekuatan otot quadriceps yang merupakan stabilisator utama sendi

lutut dan sekaligus berfungsi untuk melindungi struktur sendi lutut. Pada

penderita usia lanjut kekuatan quadriceps bisa menurun 1/3 nya dibandingkan

dengan kekuatan quadriceps pada kelompok usia yang sama yang tidak menderita

OA lutut. Penurunan kekuatan terutama disebabkan oleh atrofi otot tipe II B

yang bertanggungjawab untuk menghasilkan tenaga secara cepat.

d.      Manifestasi klinis

Page 8: Askep Rematik Pada Lansia

Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama

waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku,

kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan

pada pergerakan sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan

gaya berjalan.

e.       Penatalaksanaan

Obat obatan

Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk

osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang

diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan

mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja

sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat

memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.

Perlindungan sendi

Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang

kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.

Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga

perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk

(pronatio).

Diet

Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus

menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan

seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.

Dukungan psikososial

Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena

sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak

pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang

lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan

untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.

Persoalan Seksual

Page 9: Askep Rematik Pada Lansia

Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada

tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai

dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.

Fisioterapi

Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang

meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian

panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan

kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat

gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai

seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi

paraffin dan mandi dari pancuran panas.

Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot

yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric

lebih baik dari pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi

rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena

berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot.

Operasi

Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan

sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang

dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau

ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan

sendi, pebersihan osteofit.

REUMATHOID ARTHRITIS

a        Defenisi

Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang

manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit

ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)

Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian

(biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan,

sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan

kerusakan bagian dalam sendi.

Page 10: Askep Rematik Pada Lansia

b  Etiologi

Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa

hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :

·         Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor

Rematoid

·         Gangguan Metabolisme

·         Genetik

·         Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)

c   Patofisiologi

Cidera mikro vascular dan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium merupakan

lesi paling dini pada sinovisis remotoid. Sifat trauma yang menimbulkan respon

ini masih belum diketahui. Kemudian, tampak peningkatan jumlah sel yang

membatasi dinding sinovium bersama sel mononukleus privaskular. Seiring dengan

perkembangan proses sinovium edematosa dan menonjol kedalam rongga sendi

sebagai tonjolan-tonjolon vilosa.

Pada penyakit Rematoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :

ü  Stadium Sinovisis

Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai

hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat

bergerak, bengkak dan kekakuan.

ü  Stadium Destruksi

Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga

pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.

ü  Stadium Deformitas

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,

deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

d  Tanda dan Gejala

Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti

ü   Nyeri persendian

ü   Bengkak (Rheumatoid nodule)

ü   Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari

ü   Terbatasnya pergerakan

ü   Sendi-sendi terasa panas

ü   Demam (pireksia)

ü   Anemia

ü   Berat badan menurun

Page 11: Askep Rematik Pada Lansia

ü   Kekuatan berkurang

ü   Tampak warna kemerahan di sekitar sendi

ü   Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal

ü   Pasien tampak anemik

Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :

ü   Gerakan menjadi terbatas

ü   Adanya nyeri tekan

ü   Deformitas bertambah pembengkakan

ü   Kelemahan

ü   Depresi

e   Pemeriksaan Diagnostik

·               Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.

-       Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.

-       Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.

-       LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu

gejala-gejala meningkat

-       Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.

-       SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.

JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.

-       Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai

penyebab AR.

-       Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,

erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )

berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan

subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.

-       Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium

-       Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/

degenerasi tulang pada sendi

-       Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari

normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-

produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas

dan komplemen ( C3 dan C4 ).

-       Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan

panas.

Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang

simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta

Page 12: Askep Rematik Pada Lansia

menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan

atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.

Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association ( ARA )

adalah:

-          Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness ).

-          Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu

sendi.

-          Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada

salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.

-          Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.

-          Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.

-          Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.

-          Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid

-          Uji aglutinnasi faktor rheumatoid

-          Pengendapan cairan musin yang jelek

-          Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia

-          gambaran histologik yang khas pada nodul.

Berdasarkan kriteria ini maka disebut :

-          Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6

minggu

-          Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya

selama 6 minggu.

-          Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-

kurangnya selama 4 minggu.

f   Penatalaksanaan

-          Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan

prognosis penyakit ini

-          Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat

-          Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini

bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien

-          Termoterapi

-          Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat

-          Pemberian Obat-obatan :

g  Komplikasi

-          Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses

granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule

-          Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot

Page 13: Askep Rematik Pada Lansia

-          Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli

-          Terjadi splenomegali

2.2 Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang harus

dilakukan secara sistematis agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang

tepat untuk klien. Adapun beberapa hal yang perlu dikaji adalah sebagai

berikut:

Ø   Identitas Umum

Yang perlu diketahui disini meliputi; nama,alamat, umur, jenis kelamin,

agama/suku, warga Negara, bahasa yang digunakan, penanggung jawab/orang yang

bisa dihubungi (nama, alamat, hubungan dengan klien), cara masuk, alasan

masuk, tanggal masuk, diagnosa medic, dan lain sebagainya.

Ø  PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON

·         Persepsi dan Penanganan Kesehatan

ü  Apakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendi

ü  Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya

ü  Riwayat keluarga dengan RA

ü  Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun

ü  Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll

·                    Nutrisi – Metabolic

ü  Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang banyak

mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein)

ü  Riwayat gangguan metabolic

·        Eliminasi

ü  Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?

·        Aktivitas dan Latihan

ü  Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit

ü  Jenis aktivitas yang dilakukan

ü  Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas

ü  Tidak mampu melakukan aktifitas berat

·        Tidur – Istirahat

ü  Apakah ada gangguan tidur?

ü  Kebiasaan tidur sehari

ü  Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur

ü  Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?

Page 14: Askep Rematik Pada Lansia

·        Kognitif-persepsi

ü  Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?

·        Persepsi diri – Konsep diri

ü  Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?

ü  Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya

·        Peran – Hubungan

ü  Bagaimana hubungan dengan keluarga?

ü  Apakah ada perubahan peran pada klien?

·        Seksualitas dan Reproduksi

ü  Adakah gangguan seksualitas?

·        Koping - Toleransi Stress

ü  Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?

·        Nilai Kepercayaan

ü  Agama yang dianut?

ü  Adakah gangguan beribadah?

ü  Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan

2.2.1 Diagnosa Keperawatan

Kemungkinan masalah keperawatan yang akan muncul pada penyakit rematik yang

dialami lansia adalah:

·        Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi

cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

·        Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi dan penurunan

integritas tulang

·        Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,

penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

·        Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan

perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan

penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

Diagnosa I: Nyeri kronik

Definisi  :  Definisi: serangan mendadak atau pelan intensitsnya  dari 

ringan  sampai  berat, konstan atau berulang  tanpa akhir yang dapat 

diantisipasi/siprediksi  dan  durasi waktunya lebih dari 6 bulan.

Batasan karakteristik:

-        Perubahan berat badan

Page 15: Askep Rematik Pada Lansia

-        Laporan  secara  verbal  dan  nonverbal  atau  fakta  dari  observasi atas 

tingkah  laku  melindungi, iritabilitas,  fokus  pada diri sendiri, gelisah,

depresi

-        Atropi yang melibatkan beberapa otot

-        Ketidakmampuan  untuk melanjutkan  aktivitas sebelumnya

NOC

Kontrol nyeri

-        Mengenali faktor penyebab

-        Mengenali onset (lamanya sakit)

-        Menggunakan metode pencegahan

-        Menggunakan  metode  nonanalgetik untuk mengurangi nyeri

-        Menggunakan  analgetik  sesuai kebutuhan  

-        Mengenali gejala-gejala nyeri

-        Mencatat  pengalaman  nyeri sebelumnya

-        Melaporkan nyeri sudah terkontrol

Tingkatan nyeri

-        Melaporkan adanya nyeri

-        frekuensi nyeri dan panjangnya episode nyeri

-        ekspresi nyeri  pada wajah

-        kurangnya istirahat

-        ketegangan otot

NIC:

Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik non farmakologi

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak

berhasil

Analgesic Administration

Page 16: Askep Rematik Pada Lansia

Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika

pemberian lebih dari satu

Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal

Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

Dignosa 2: Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuataan pada sendi

dan penurunan intergritas tulang

Defenisi : keadaan ketika seorang individu mengalami atau beresiko mengalami

keterbatasan gerak fisik, tetapi bukan immobile.

Batasan Karakteristik

·         Kesulitan berpidah

·         Keterbatasan kemampuan untuk gerak

·         Keterbatasan rentang gerak

·         Pergerakan yang lambat

·         Tidak terkoordinasinya gerakan

NOC:Ambulasi : berjalan (0200)Defenisi : kemampuan berjalan dari tempat ke tempat

-        Pertahanan berat

-        Berjalan dengan langkah efektif

-        Berjalan dengan langkah lambat

-        Berjalan dengan langkah sedang

-        Berjalan dengan cepat

-        Berjalan dengan langkah naik

-        Berjalan dengan langkah turun

-        Berjalan dengan miring ke atas

-        Berjalan dengan miring ke bawah

-        Berjalan dengan jarak jauh

Posisi badan : inisiatif sendiri (0203)

Defenisi : kemampuan merubah posisi sendiri

-        Telentang ke duduk

-        Duduk ke telentang

-        Duduk ke berdiri

Page 17: Askep Rematik Pada Lansia

-        Berdiri ke duduk

-        Berdiri ke berlutut

-        Berlutut ke berdiri

-        Berdiri ke jongkok

-        Jongkok ke berdiri

-        Melengkungkan punggung

Perpindahan sendi : aktif (0206)Defenisi : Rentang gerak dari sendi dengan perpindahan sendi dengan inisiatif sendiri

-        Jari kanan dan kiri

-        Ibu jari kanan dan kiri

-        Pergelangan kanan dan kiri

-        Siku kanan dan kiri

-        Bahu kanan dan kiri

-        Lutut kanan dan kiri

-        Pinggang kanan dan kiri

Tingkat mobilitas (0208)

Defenisi : kemampuan untuk berpindah

-        Keseimbangan penampilan

-        Posisi tubuh

-        Perpindahan otot dan sendi

-        Ambulansi : berjalan

-        Ambulansi dengan kursi roda

NIC

Hambatan mobilitas fisik

Defenisi : keadaan dimana individu mengalami keterbatasan kemampuan fisik

dalam berpindah yang mandiri

·         Peningkatan latihan

·         Terapi latihan : ambulansi

·         Pengajaran : aktifitas/latihan yang ditentukan

·         Terapi latihan : keseimbangan

·         Terapi latihan : mobilitas sendi

Tirah baring

Defenisi: peningkatan kenyamanan dan keamanan serta pencegahan komplikasi dari

pasien yang mengalami keterbatasan kemampuan untuk tidur

-        Penyediaan tempat tidur yang terapeutik

-        Pencegahan terjadinya footdroop/kaki jatuh

-        Mengontrol kondisi kulit

-        Aktifitas pasif/aktif sebagai peningkatan dari latihan

Page 18: Askep Rematik Pada Lansia

Pengaturan Energi

Defenisi : pengaturan energi yang digunakan untuk mencegah kelelahan dan untuk

fungsi optimis

-        Tentukan batasan fisik pasien

-        Tentukan apa dan berapa banyak aktifitas yang dibutuhkan untuk membangun

kesabaran

-        Amati pemberian nutrisi untuk membuktikan sumber energi yang adekuat

-        Amati lokasi dan tempat ketidaknyamanan/nyeri selama beraktifitas

-        Kurangi ketidaknyaman fisik yang bisa dikaitkan dengan fungsi kognitif dan

pengamatan dalam/pengaturan aktifitas

Peningkatan latihan

Defenisi : memfasilitasi latihan fisik secara berkala untuk memelihara, atau

meningkatkan tingkat yang lebih tinggi melalui latihan kebugaran dan kesehatan

-        Meyakinkan kesehatan pasien mengenai latihan fisik

-        Menganjurkan perasaan verbal tentang latihan atau kebutuhan untuk latihan

-        Melibatkan keluarga pasien dalam perencanaan dan perawatan program latihan

-        Mengajarkan pasien mengenai jenis latihan yang tepat untuk tingkat kesehatan,

dalam berkolaborasi dengan dokter dan atau latihan psikologis

-        Memberitahukan pasien tentang frekuensi keinginan, lama, dan intensitas

program latihan

Diagnosa 3: Resiko Jatuh Berhubungan Dengan Arthritis,Kesulitan Berjalan Dan

Masalah Pada Kaki

Definisi  : Meningkatnya kelemahan terjatuh dikarenakan kerusakan fisik

NOC

Level Mobilitas

Definisi: Kemampuan untuk berpindah

-        Keseimbangan

-        Posisi badan

-        Pergerakan Otot

-        Keseimbangan antar tulang

-        Ambulasi: Berjalan

-        Ambulasi : Kursi roda

Status Penuaan Fisik (0113)Definisi: Perubahan fisik yang biasanya terjadi pada usia lanjut.

o   Densitas tulang

Page 19: Askep Rematik Pada Lansia

o   Kapasitas Vital

o   Tekanan darah

o   Elastisitas kulit

o   Kekuatan otot

o   BMR

o   Pola distribusi lemak

o   Fungsi seksual

Status Keamanan (Mencegah Jatuh) (1909)Definisi: tindakan individu atau penolong untuk mengurangi faktor resiko yang mungkin muncul-     Penempatan pelindung untuk mencegah jatuh

-     Gunakan secara tepat bangku yang bersandar dan tangga

-     Gunakan sepatu yang pas

-     Penyesuaian tinggi toilet jika diperlukan

-     Penyesuaian tinggi tempat duduk jika diperlukan

-     Penyesuaian tinggi tempat tidur jika dibutuhkan

-     Gunakan pencegahan ketika pengobatan dapat menyebabkan resiko jatu

-     Gunakan prosedur pemindahan yang aman

-     Kompensasi untuk keterbatasan fisik

NICAlat bantu

·         Penempatan pelindung untuk mencegah jatuh

·         Gunakan alat bantu penglihatan

·         Kompensasi untuk keterbatasan fisik

Page 20: Askep Rematik Pada Lansia

BAB III

PENUTUP

1.1  Kesimpulan

Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur jaringan

sekitarnya (tendon ligament, sinovia, otot sendi, dan tulang). Penyakit ini

tidak terbatas menyerang sendi bisa juga mengenai organ lain.

Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :

1. Osteoartritis.

2. Artritis rematoid.

Kemungkinan masalah keperawatan yang akan muncul pada penyakit rematik yang

dialami lansia adalah:

·        Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi

cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

·        Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi dan penurunan

integritas tulang

·        Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,

penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi

1.2  Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan agar tenaga kesehatan akan lebih

dapat memahami tentang konsep dasar dan pemberikan asuhan keperawatan pada

pasien lansia dengan rematik

Page 21: Askep Rematik Pada Lansia

DAFTAR PUSTAKA

Gloria, M.B. (2004). Nursing Intervention Classification. America: Mosby Elsevier.

Herdman, T.H. (2009). NANDA International Nursing Diagnoses: Defenitions and

Classification edition 2009-2011. United Kingdom: Willey Blackwell.

http://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-osteoarthritis-

oa/, diakses 17 Oktober 2011

http://www.slideshare.net/sibermedik/osteoartritis-2809824, diakses 17 Oktober

2011

http://mukipartono.com/osteoartritis/ diakses 17 Oktober 2011

Lueckenotte, A.G. (1996). Gerontologic Nursing. America: Mosby.

Masjoer, A, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran (edisi ketiga). Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia: Media Aesculapius.

Moorhead. (2004). Nursing Outcomes Classification (fourth edition). America: Mosby

Elsevier

Purwoastuti, E. (2009). Waspadai Gangguan Rematik. Yogyakarta: Kanisius.

Wiyayakusuma, H. (2007). Atasi Rematik dan Asam Urat Ala Hembing. Jakarta: Puspa

Swara.