askepmiomauteri

Upload: tickaa-tickoo-ii

Post on 04-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    1/21

    1

    ASUHAN KEPERAWATAN MIOMA UTERI

    A. Pengertian

    Mioma uteri adalah tumor yang paling umum pada traktus genitalis (Derek

    Llewellyn- Jones, 1994).

    Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya (www.

    Infomedika. htm, 2004).

    Mioma uteri terbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari otot polos

    jaringan fibrosus, sehingga mioma uteri dapat berkonsisten padat jika jaringan

    ikatnya dominan dan berkonsentrasi lunak jika otot rahim yang dominan.

    Mioma uteri biasa juga disebut leiomioma uteri, fibroma uteri,

    fibroleiomioma, mioma fibroid atau mioma simpel. Mioma terdiri atas

    serabut- serabut otot polos yang diselingi dengan jaringan ikat dan dikelilingi

    kapsul yang tipis. Tumor ini dapat berasal dari setiap bagian duktus muller,

    tetapi paling sering terjadi pada miomatreium. Disini beberapa tumor dapat

    timbul secara serentak. Ukuran tumor dapat bervariasi dari sebesar kacang

    polong sampai sebasar bola kaki. Degenarasi ganas mioma uteri, ditandaidengan terjadinya perlunakan serta warna yang keabu- abuan, terutama jika

    mioma tumbuh dengan cepat atau ditemukan pada pot menopause. Adanya

    bagian nekrotik, lunak dan perdarahan pada potongan mioma perlu diwaspadai

    adanya proses ganas. Bila berasal dari miometrium, maka dinding uterus

    menebal, sehingga terjadi pembesaran uterus.

    Mioma uteri terjadi kira kira 5% wanita selama masa reproduksi.

    Tumor ini tumbuh dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinispada kehidupan dekade ke- 4. pada dekade ke 4 ini insidennya mencapai

    kirakira 20%. Mioma sering terjadi pada wanita nulipara atau wanita yang

    hanya mempunyai satu orang anak.

    Bentuk mikroskopis sering sulit dibedakan dengan mioma uteri yang

    hiperselluler. Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling sering

    ditemukan satu dari empat wanita selama masa reproduksi yang aktif.

    Kejadian mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    2/21

    2

    memberikan keluhan dan memerlukan tindakan operasi. Mioma uteri tidak

    memberikan tanda dan gejala klinik yang bermakna namun lebih sering pada

    dekade ke- 4 serta pada wanita kulit hitam dan sekitar 5 10 % merupakan

    submukosa.

    Diet dan lemak tubuh juga berpengaruh terhadap resiko terjadinya

    mioma. Marshall (1998), Sato (1998) dan Chiaffarino menemukan bahwa

    resiko mioma meningkat seiring bertambahnya indeks massa tubuh dan

    konsumsi daging dan ham. Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa

    reproduksi, karena diduga berhubungan dengan aktivitas estrogen. Dengan

    demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum menarke dan akan mengalami

    regresi setelah menopause, atau bahkan bertambah besar maka kemungkinan

    besar mioma uteri tersebut telah mengalami degenerasi ganas menjadi

    sarkoma uteri. Bila ditemukan pembesaran abdomen sebelum menarke, hal itu

    pasti bukan mioma uteri tetapi kemungkinan besar kista ovarium dan resiko

    untuk mengalami keganasan sangat besar.

    B. Etiologi dan Patologi

    Etiologi

    Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan

    diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma

    merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik

    dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas

    kromosom, khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang

    mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi genetik,

    adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone.1. Estrogen.

    Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Seringkali terdapat

    pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen

    eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan

    ovarium. Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen

    seperti endometriosis (50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%),

    adenomyosis (16,5%) dan hiperplasia endometrium (9,3%).Mioma uteri

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    3/21

    3

    banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan

    sterilitas. 17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah

    estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang

    pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen

    yang lebih banyak daripada miometrium normal.

    2. Progesteron

    Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron

    menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B

    hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.

    3. Hormon pertumbuhan

    Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon

    yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat

    pada periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari

    leiomioma selama kehamilan mingkin merupakan hasil dari aksi sinergistik

    antara HPL dan Estrogen.

    Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga

    kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :

    1. Umur :Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan

    sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling

    sering memberikan gejala klinis antara 3545 tahun.

    2. Paritas :Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil,

    tetapi sampai saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan

    mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas,

    atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.

    3. Faktor ras dan genetik :Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian

    mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada

    wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    4/21

    4

    4. Fungsi ovarium :Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan

    mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah

    kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause. Pemberian agonis

    GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat

    mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma

    mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap

    reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi

    reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin-like

    growth factor yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah

    mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih

    banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting

    pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan

    karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah

    menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini

    kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah

    ooforektomi bilateral pada usia dini.

    Patologi

    Jika tumor dipotong, akan menonjol diatas miometrium sekitarnya

    karena kapsulnya berkontraksi. Warnanya abu keputihan, tersusun atas berkas-

    berkas otot jalin- menjalin dan melingkar- lingkar didalam matriks jaringan

    ikat. Pada bagian perifer serabut otot tersusun atas lapisan konsentrik dan

    serabut otot tersusun atas lapisan konsentrik serta serabut otot normal yang

    mengelilingi tumor berorientasi sama. Antara tumor dan miometrium normal,terdapat lapisan jaringan areolar tipis yang membentuk pseudokapsul, tempat

    masuknya pembuluh darah kedalam mioma.

    Pada pemeriksaan mikroskopis, kelompok kelompok sel otot

    berbentuk kumparan dengan inti panjang dipisahkan menjadi berkas berkas

    oleh jaringan ikat. Karena seluruh suplai darah mioma berasal dari beberapa

    pembuluh darah yang masuk ke pseudokapsul, berarti pertumbuhan tumor

    tersebut selalu melampaui suplai darahnya. Ini menyebabkan degenerasi,

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    5/21

    5

    terutama pada bagian tengah mioma. Mula mula terjadi degenerasi hyalin,

    mungkin menjadi degenerasi kistik, atau kialsifikasi dapat terjadi kapanpun

    oleh ahli ginekologi pada abad ke 19 disebut sebagai batu rahim. Pada

    kehamilan, dapat terjadi komplikasi. dengan dikuti ekstravasasi darah

    diseluruh tumor yang memberikan gambaran seperti daging sapi mentah.

    Kurang dari 0,1% terjadi perubahan tumor menjadi sarkoma.

    C. Simtomatologi

    Gejala tergantung pada besar dan posisi mioma. Kebanyakan mioma

    kecil dan beberapa yang besar tidak menimbulkan gejala dan hanya terdeteksi

    pada pemeriksaan rutin. Jika mioma terletak subendometrium, mungkin

    disertai minoragia. Jika perdarahan yang hebat menetap, pasien mungkin

    mengalami anemia. Ketika uterus berkontraksi, dapat timbul nyeri kram.

    Mioma subendometrium yang bertangkai dapat menyebabkan perdarahan

    persisten dari uterus.

    Dimanapun posisinya didalam uterus, mioma besar dapat

    menyebabkan gejala penekanan pada panggul, disuria dan sering kencing serta

    konstipasi atau nyeri punggung jika uterus yang membesar menekan rectum.Mioma servic dapat menyebabkan nyeri panggul dan kesulitan melakukan

    hubungan seksual. Mioma fibrosa dapat tidak menunjukan gejala/

    menyebabkan perdarahan vagina abnormal. Gejala lain akibat tekanan pada

    organ organ sekitarnya mencakup nyeri, sakit kepala, konstipasi dan

    masalah masalah perkemihan. Menorrhagi dan metroragi terjadi karena

    fibroid (dapat merusak lapisan uterus).

    D. Klasifikasi

    Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena.

    1. Lokasi

    Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.

    Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus

    urinarius. Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali

    tanpa gejala.

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    6/21

    6

    2. Lapisan Uterus

    Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi

    tiga jenis yaitu :

    Mioma Uteri SubserosaLokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan

    saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus

    melalui tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam

    ligamentum latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter. Mioma

    yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa.

    Perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya

    menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke

    omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga

    mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas

    dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis

    parasitik.

    Mioma Uteri IntramuralDisebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila

    masih kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akanmenyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan

    berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang

    berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah

    perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma

    subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam

    otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan

    otot rahim dominan). Mioma Uteri Submukosa

    Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak.

    Mioma bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada

    keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini

    memperluas permukaan ruangan rahim.

    Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih

    penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    7/21

    7

    subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi

    sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada

    jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan

    perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga

    sebagai terapinya dilakukan histerektomi.

    Atropi : setelah menopause dan rangsangan estrogen menghilang.

    Degenerasi hialin (merupakan perubahan degeneratif yang paling umum

    ditemukan):

    Jaringan ikat bertambah Berwarna putih dan keras Disebut mioma durum

    Degenerasi kistik:

    Bagian tengah dengan degenerasi hialin mencair Menjadi poket kistik

    Degenerasi membatu (calcareous degeneration) :

    Terdapat timbunan kalsium pada mioma uteri. Padat dan keras Berwarna putih

    Red degeneration (carneous degeneration) :

    Terjadi paling sering pada masa kehamilan. Estrogen merangsang tumbuh kembang mioma. Aliran darah tidak seimbang (edema sekitar tungkai dan tekanan

    hamil).

    Terjadi kekurangan darah menimbulkan nekrosis, pembentukantrombus, bendungan darah dalam mioma, warna merah

    (hemosiderosis/hemofusin).

    Proses ini biasanya disertai nyeri, tetapi dapat hilang sendiri.Komplikasi lain yang jarang ditemukan meliputi: kelahiran preterm,

    ruptur tumor dengan perdarahan peritoneal, shock dan bahkan

    mencetuskan DIC.

    Degenerasi Mukoid :

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    8/21

    8

    Daerah hyaline digantikan oleh bahan gelatinosa yang lembut. Biasanya

    terjadi pada tumor yang besar, dengan aliran arterial yang terganggu.

    Degenerasi Lemak:

    Lemak ditemukan di dalam serat otot polos.

    Degenerasi sarkomatous (transformasi maligna)

    Terjadi pada kurang dari 1% mioma. Kontroversi yang ada saat ini adalah

    apakah hal ini mewakili sebuah perubahan degeneratif ataukah sebuah

    neoplasma spontan. Leiomyosarkoma merupakan sebuah tumor ganas yang

    jarang terdiri dari sel-sel yang mempunyai diferensiasi otot polos.

    E. Gambaran Klinik

    Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada

    pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan

    apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam

    uterus. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik meliputi :

    1. Besarnya mioma uteri.2. Lokalisasi mioma uteri.3. Perubahan-perubahan pada mioma uteri.Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 %50% dari pasien yang terkena.

    Adapun gejala klinik yang dapat timbul pada mioma uteri:

    Perdarahan abnormal, merupakan gejala klinik yang sering ditemukan(30%). Bentuk perdarahan yang ditemukan berupa: menoragi, metroragi,

    dan hipermenorrhea. Perdarahan dapat menyebabkan anemia defisiensi Fe.

    Perdarahan abnormal ini dapat dijelaskan oleh karena bertambahnya area

    permukaaan dari endometrium yang menyebabkan gangguan kontraksiotot rahim, distorsi dan kongesti dari pembuluh darah di sekitarnya dan

    ulserasi dari lapisan endometrium.

    Penekanan rahim yang membesar :o Terasa berat di abdomen bagian bawah.o Gejala traktus urinarius: urine frequency, retensi urine, obstruksi

    ureter dan hidronefrosis.

    o Gejala intestinal: konstipasi dan obstruksi intestinal.

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    9/21

    9

    o Terasa nyeri karena tertekannya saraf. Nyeri, dapat disebabkan oleh :

    o Penekanan saraf.o Torsi bertangkai.o Submukosa mioma terlahir.o Infeksi pada mioma.

    Infertilitas, akibat penekanan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi dicornu. Perdarahan kontinyu pada pasien dengan mioma submukosa dapat

    menghalangi implantasi. Terdapat peningkatan insiden aborsi dan

    kelahiran prematur pada pasien dengan mioma intramural dan submukosa.

    Kongesti vena, disebabkan oleh kompresi tumor yang menyebabkanedema ekstremitas bawah, hemorrhoid, nyeri dan dyspareunia.

    Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan.Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling

    mempengaruhi :

    Kehamilan dapat mengalami keguguran. Persalinan prematuritas. Gangguan proses persalinan. Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infentiritas. Pada kala III dapat terjadi gangguan pelepasan plasenta dan

    perdarahan.

    Biasanya mioma akan mengalami involusi yang nyata setelah kelahiran.

    Pengaruh kehamilan dan persalinan pada mioma uteri :

    Cepat bertambah besar, mungkin karena pengaruh hormon estrogenyang meningkat dalam kehamilan.

    Degenerasi merah dan degenerasi karnosa : tumor menjadi lebihlunak, berubah bentuk, dan berwarna merah. Bisa terjadi gangguan

    sirkulasi sehingga terjadi perdarahan.

    Mioma subserosum yang bertangkai oleh desakan uterus yangmembesar atau setelah bayi lahir, terjadi torsi (terpelintir) pada

    tangkainya, torsi menyebabkan gangguan sirkulasi dan nekrosis pada

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    10/21

    10

    tumor. Wanita hamil merasakan nyeri yang hebat pada perut

    (abdoment akut).

    Kehamilan dapat mengalami keguguran. Persalinan prematuritas. Gangguan proses persalinan. Tertutupnya saluran indung telur sehingga menimbulkan infertilitas. Pada kala III dapat terjadi gangguan pelepasan plasenta dan

    perdarahan.

    Mioma yang lokasinya dibelakang dapat terdesak kedalam kavumdouglasi dan terjadi inkarserasi.

    Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan :

    Subfertil (agak mandul) sampai fertil (mandul) dan kadang- kadanghanya punya anak satu. Terutama pada mioma uteri sub mucosum.

    Sering terjadi abortus. Akibat adanya distorsi rongga uterus. Terjadi kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma yang

    besar dan letak sub serus.

    Distosia tumor yang menghalangi jalan lahir, terutama pada miomayang letaknya diservix.

    Inersia uteri terutama pada kala I dan kala II. Atonia uteri terutama paska persalinan ; perdarahan banyak, terutama

    pada mioma yang letaknya didalam dinding rahim.

    Kelainan letak plasenta. Plasenta sukar lepas (retensio plasenta), terutama pada mioma yang

    sub mukus dengan intra mural.

    Penanganan berdasarkan pada kemungkinan adanya keganasan,

    kemungkinan torsi dan abdomen akut dan kemungkinan menimbulkan

    komplikasi obstetrik, maka :

    Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsaharus dikeluarkan.

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    11/21

    11

    Waktu yang tepat untuk operasi adalah kehamilan 1620 minggu. Operasi yang dilakukan pada umur kahamilan dibawah 20 minggu

    harus diberikan substitusi progesteron :

    - Beberapa hari sebelum operasi.- Beberapa hari setelah operasi, sebab ditakutkan korpus luteum

    terangkat bersama tumor yang dapat menyebabkan abortus.

    Operasi darurat apabila terjadi torsi dan aboment akut. Bila tumor agak besar dan lokasinya agak bawah akan menghalangi

    persalinan, penanganan yang dilakukan :

    - Coba reposisi, kalau perlu dalam narkosa.- Bila tidak bisa persalinan diselesaikan dengan sectio cesarea

    dan jangan lupa, tumor sekaligus diangkat.

    F. Komplikasi

    1) Perdarahan sampai terjadi anemia.2) Torsi tangkai mioma dari :

    a) Mioma uteri subserosa.b) Mioma uteri submukosa.

    3) Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.4) Pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan.

    Pengaruh mioma terhadap kehamilan. Infertilitas. Abortus. Persalinan prematuritas dan kelainan letak. Inersia uteri. Gangguan jalan persalinan. Perdarahan post partum. Retensi plasenta.

    Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri Mioma cepat membesar karena rangsangan estrogen. Kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai.

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    12/21

    12

    G. Diagnosis

    Diagnosis mioma uteri ditegakkan berdasarkan:

    1. Anamnesisa. Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.b. Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air

    besar.

    c. Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.2. Pemeriksaan fisik

    a. Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.b. Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan

    tumor tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.

    c. Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.3. Gejala klinis

    a. Adanya rasa penuh pada perut bagian bawah dan tanda massa yangpadat kenyal.

    b. Adanya perdarahan abnormal.c. Nyeri, terutama saat menstruasi.d. Infertilitas dan abortus.

    4. Pemeriksaan luara. Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan

    tumor dapat terbatas atau bebas.

    5. Pemeriksaan dalam.a. Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat

    terbatas atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan.

    6.

    Pemeriksaan penunjanga. USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan

    endometriium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga

    dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua

    pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik

    USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak

    dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya

    membutuhkan diagnosa jaringan.

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    13/21

    13

    b. Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena polagemanya pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga

    bergabung dengan uterus; lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk

    tak teratur.

    c. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di ronggapelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.

    d. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosadisertai dengan infertilitas.

    e. Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.f. Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi

    hati, ureum, kreatinin darah.

    g. Tes kehamilan.

    H. Diagnosis banding

    1. Tumor solid ovarium.2. Uterus gravid.3. Kelainan bawaan rahim.4. Endometriosis, adenomiosis.5. Perdarahan uterus disfungsional

    I. Penanganan

    Penanganan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu penanganan

    secara konservatif dan penanganan secara operatif.

    1. Penanganan konservatif sebagai berikut : Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan. Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.

    Pemberian zat besi.

    Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3

    menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan

    pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi

    gonadotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang serupa

    yang ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    14/21

    14

    mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu. Terapi agonis

    GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena

    memberikan beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah

    selama pembedahan, dan dapat mengurangi kebutuhan akan transfusi

    darah. Namun obat ini menimbulkan kahilangan masa tulang

    meningkat dan osteoporosis pada wanita tersebut.

    Catatan : Baru-baru ini, progestin dan antipprogestin dilaporkan

    mempunyai efek terapeutik. Kehadiran tumor dapat ditekan

    atau diperlambat dengan pemberian progestin dan

    levonorgestrol intrauterin

    2. Penangananoperatif, bila : Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.

    Pertumbuhan tumor cepat.

    Mioma subserosa bertangkai dan torsi.

    Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.

    Hipermenorea pada mioma submukosa.

    Penekanan pada organ sekitarnya.

    Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa :

    a) Enukleasi Mioma

    Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau

    mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya

    aman, efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak

    dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atausarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini

    seharusnya dibatasi pada tumor dengan tangkai dan jelas yang dengan

    mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat yang

    menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium, kehamilan

    berikutnya harus dilahirkan dengan seksio sesarea.

    Kriteria preoperasi menurut American College of Obstetricians

    Gynecologists (ACOG) adalah sebagai berikut :

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    15/21

    15

    Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.

    Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.

    Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan

    kehamilan dan keguguran yang berulang.

    b) Histerektomi

    Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita

    yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala.

    Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut:

    Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat

    teraba dari luar dan dikeluhkan olah pasien.

    Perdarahan uterus berlebihan :

    o Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulangselama lebih dari 8 hari.

    o Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis. Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi :

    o Nyeri hebat dan akut.o Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang

    kronis.o Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan

    tidak disebabkan infeksi saluran kemih.

    c). Miomektomi

    Miomektomi adalah pengambilan mioma saja tanpa pengangkatan

    uterus. Apabila wanita sudah dilakukan miomektomi kemungkinan dapat

    hamil sekitar 30 50%. Dan perlu disadari oleh penderita bahwa setelah

    dilakukan miomektomi harus dilanjutkan histerektomi.Lama perawatan :

    - 1 hari pasca diagnosa keperawatan.- 7 hari pasca histerektomi/ miomektomi.

    Masa pemulihan :

    - 2 minggu pasca diagnosa perawatan.- 6 minggu pasca histerektomi/ miomektomi.

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    16/21

    16

    c) Penanganan Radioterapi

    Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk

    patient).

    Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.

    Bukan jenis submukosa.

    Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.

    Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan

    menopause.

    Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    17/21

    17

    ASUHAN KEPERAWATAN

    PADA PASIEN MIOMA UTERI

    1. Pengkajian.

    Data subjektif :

    - Pasien mengeluh nyeri saat menstruasi.- Pasien mengatakan ada perdarahan abnormal.- Pasien merasa penuh pada perut bagian kanan bawah.- Pasien mengeluh adanya perubahan pola BAK dan BAB.- Pasien merasa haidnya tidak teratur.

    Data objektif :

    - Ada benjolan pada perut bagian bawah yang padat, kenyal, permukaantumor rata serta adanya pergerakan tumor.

    - Pemeriksaan ginekologi dengan pemeriksaan bimanual di dapat tumormenyatu dengan rahim atau mengisi kavum douglas.

    - Infertilitas atau abortus.

    2. Diagnosa.

    - Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan adanya penekanan

    syaraf.

    - Resiko terjadi anemi berhubungan dengan perdarahan abnormal yangditandai dengan perdarahan pervagina berlebihan, pasien lemah, sklera

    pucat.

    -

    Gangguan pola eliminasi; disuria berhubungan dengan pembesaran uterusyang menekan vesika urinaria.

    - Gangguan pola eliminasi; konstipasi berhubungan dengan pembesaranuterus yang menekan rektum.

    - Resiko terjadinya infertilitas berhubungan dengan penutupan saluranindung telur.

    - Resiko terjadinya abortus berhubungan dengan adanya distorsi ronggauterus.

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    18/21

    18

    3. Perencanaan

    a. DiangnosaGangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan adanya penekanan

    pada organ dan syaraf viseral.

    Tujuan : Nyeri dapat mengalami penurunan / berkurang.

    Intervensi :

    - Kaji tingkat nyeri pasien (skala)- Kolborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgetik.- Atur posisi tidur senyaman mungkin.- Ajarkan teknik relaksasi/ distraksi untuk mengurangi nyeri.

    b. Diangnosa

    Resiko terjadi anemi berhubungan dengan perdarahan abnormal yang

    ditandai dengan perdarahan pervagina berlebihan, pasien lemah, sklera

    pucat.

    Tujuan : Anemia dapat dicegah

    Intervensi :

    - Monitor jumlah darah yang keluar.- Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan

    cek Hb dan Ht.

    - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penatalaksanaan nutrisiadekuat.

    - Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat penambahdarah (SF)

    -

    Kaji TTV.

    c. Diagnosa

    Gangguan pola eliminasi; disuria berhubungan dengan pembesaran uterus

    yang menekan vesika urinaria.

    Tujuan : Disuria dapat dicegah.

    Intervensi :

    - Kaji tingkat nyeri.

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    19/21

    19

    - Berikan penjelasan pada pasien mengenai penyebab nyeri.- Anjurkan kepada pasien agar tidak takut untuk miksi.- Anjurkan pada pasien untuk menarik nafas panjang sewaktu

    terasa nyeri.

    - Kolaborasi dengan doter untuk pemberian obat analgetik.

    d. Diagnosa

    Gangguan pola eliminasi; konstipasi berhubungan dengan pembesaran

    uterus yang menekan rektum.

    Tujuan : konstipasi dapat dicegah

    Intervensi :

    - kaji adanya tanda - tanda adanya konstipasi- kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pencahar- anjurkan pasien untuk relaksasi- anjurkan pasien untuk banyak minum- anjurkan pasien untuk banyak makan makanan berserat

    e. Diangnosa.Resiko terjadinya infertilitas berhubungan dengan penutupan saluran

    indung telur.

    Tujuan : Infertilitas dapat dicegah

    Intervensi :

    - Kolaborasi dengan ahli radiologi (USG) untuk menentukanjenis tumor, letak mioma.

    -

    Kolaborasi dengan ahli histerografi dan histeroskopi.- Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk cek darah

    lengkap.

    - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi yangadekuat.

    - Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan selanjutnya(operasi, pengobatan infertilitas).

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    20/21

    20

    f. Diagnosa

    Resiko terjadinya abortus berhubungan dengan adanya distorsi rongga

    uterus.

    Tujuan : abortus dapat teratasi

    Intervensi :

    - Kaji tandatanda perdarahan dan jumlah darah.- Observasi dengah pemeriksaaan pelvis secara periodik setiap 3

    6 bulan.

    - Kolaborasi pemberian obat penguat janin, obat anemi (zatbesi).

    - Anjurkan pasien un tuk lebih banyak istirahat (bedrest total).- Ajarkan pasien untuk relaksasi.- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang

    adekuat.

    4. Evaluasi.

    Anemi dapat teratasi Rasa nyeri berkurang Pola eliminasiBAK BAB teratasi Infertilitas dapat dicegah Abortus dapat dicegah.

  • 7/31/2019 ASKEPMIOMAUTERI

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Brunner and Suddarth. 2002.Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. EGC http: //www. InfoMedika.com/ mioma uteri. Htm Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 1991.

    Standar pelayanan medik obstetri dan ginekologi. POGI. Jakarta

    Sarjadi. 1995. Patologi Ginekologi Hipokrates. Fakultas KedokteranUniversitas Diponegoro. Jakarta

    Sarwono Prawirahardjo. 1976. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka.Jakarta

    Wiknjosastro Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirahardjo. Jakarta