asma ppt

39
ASMA

Upload: mirah-artana

Post on 01-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

farmakologi

TRANSCRIPT

ASMA (Asthma Bronchiale)

Antagonis leukotrienAntibodi IgEStatus AsthmaticusCiri-cirinya :Serangan asma hebat pada penciutan bronchi menjadi lebih kuat, yg bertahan abnormal lama (selama 24 jam)Tachycadia dan tidak bisa berbicara lancar (tersendat-sendat) akibat napas sengal-sengal. (Tjay & Rahardja , 2013)Asma AlergisPada umumnya sudah dimulai sejak masa kanak-kanak dan di dahului oleh gejala alergi lain. Faktor keturunan menjadi faktor pemicu asma jenis ini. Pasien asma memiliki kepekaan terhadap infeksi saluran napas, kebanyakan terhadap virus. Akibatnya adalah peradangan bronchi yg juga dapat menimbulkan serangan asma. (Tjay & Rahardja , 2013)Patogenesis AsmaBahan asing ke alergen menyebabkan pembentukan IgE, yg mengikat sel mast di mukosa saluran nafas. Pada bahan asing berulang ke alergen yg sama terjadi interaksi antigen-antibodi di permukaan sel mast yg memicu pelepasan mediator anafilaksis (PGD2), leukontrien C4, dan platelet-activating factor (PAF). Bahan bahan ini memicu kontraksi sel otot polos saluran napas, memnyebabkan penurunan segera FEV1. Bahan asing ulang ke alergen menyebabkan pembentukan dan pelepasan berbagai sitokinin; interleukin 4 dan 5, granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-SCF), faktor nekrosis tumor (TNF), dan faktor pertumbuhan jaringan (tissue growth factor, TGF) dari sel T dan sel mast. Berbagai sitokinin ini pada gilirannya menarik dan mengaktifkan eosinofil dan neutrofil, yg produk-produknya mencakup eoshinophil cationic pritein (ECP), major basic protein (MBP), protease, dan platelet-activating factor. Berbagai mediator ini menyebabkan edema, hipersekresi , mukus, kontraksi otot polos, dan peningkatan reaktivitas bronkus yg berkaitan dengan respons asma lambat yg ditunjukkan oleh penurunan kedua FEV1, 3-6 jam setelah benda asing. (Katzung, et.al, 2012)

Mekanisme repons terhadap terhirupnya inhalanSaluran napas digambarkan secara mikrospkopis oleh gambar potong-lintang dinding dengan ujung-ujung cabang sensorik vagus terletak disamping lumen. Berkas-berkas aferen di saraf vagus berjalan ke SSP; berkas eferen berjalan dari SSP ke ganglion eferen. Serat pascaganglion mengeluarkan asetilkolin (ACh), yg berkaitan dengan reseptor muskarinik di otot polos saluran napas. Bahan yg terhirup dapat memicu bronkokonstriksi melalui beberapa mekanisme. Pertama, bahan-bahan itu dapat memicu pelepasan mediator kimiawi dari sel mast. Kedua, mereka mungkin merangsang reseptor aferen untuk melalui bronkokonstriksi refleks atau untuk membebaskan takinin (mis. Substansi P) yg secara langsung merangsang kontraksi otot polos. (Katzung, et.al, 2012)Obat obat yg digunakan untuk asmaBronkodilator (reliever) : Agonis -2 / obat-obat simpatomimetik obat-obat metilxanthin AntimuskarinikAntiinflamasi (preventer): Kortikosteroid Stabilisator sel mast dan sel lainObat-obat simpatomimetik(Agonis adrenoreseptor) Efek farmakologik : Melemaskan otot polos saluran nafas Menghambat kebocoran microvaskular Menghambat pelepasan mediator bronkokonstriksi dari sel mast Meningkatkan transpor mukosilia dg memperbesar aktivitas silia. Menyebabkan takikardia dan tremor otot rangka sebagai suatu efek samping. (Katzung, et.al, 2012)

Non selektif 2 : Epinefrin Bronkodilator kerja cepat yang efektif bila disuntikkan subkutan atau dihirup dalam bentuk microaerosol dari tabung yang bertekanan (320 mcg per puff).

Bronkodilatasi max 15 menit (60-90 menit)

Epinefrin merangsang reseptor-reseptor dan 1 sama kuat dg 2takikardia, aritmia, dan perburukan angina pektoris.

Efek kardiovaskular epinefrin untuk mengobati vasodilatasi akut dan syok serta bronkospasme pada anafilaksis

Ephedrin durasi kerja dan aktivitas lebih lama dibanding epinefrin pada per-oral efek-efek sentral yang lebih menonjol potensi yang jauh lebih lemah

isoproterenolbronkodilator kuatDalam bentuk microaerosol, dosis 80-120 mcg akan menghasilkan bronkodilatasi max 5 menit (60-90 menit).Obat 2-Selektif: Albuterol, Terbutalin, Metaproterenol, Pributerol bronkodilatasi max 15-30 menit (3-4 jam ) albuterol dan terbutalin tablet Dosis 2-3 x sehari 1 tablet. Efek samping : tremor otot rangka, gelisah, kelemahan pada saat tertentu. Ini dapat diatasi dengan pemberian dosis awal separuh dosis biasa selama 2 minggu pertama.Lanjutan terbutalin subkutan (0,25 mg)Indikasi : utk rute ini serupa dg indikasi pemberian epinefrin subkutan.Inhalator agonis 2 adrenergikKerja singkat (short-acting) [1-3 jam]Epineprin *IsoproterenolIsoetarinKerja sedang (intermediate-acting) [3-6 jam]SalbutamolBitolterolFenoterolMetaproterenolPributerolTerbutalinKerja lama (long-acting) [> 12 jam]FormoterolSalmeterolBambuterol

* Obat pilihan pertama

TeofilinSuatu bronkodilator dengan potensi sedang. Paling efektif . Indikasi : sebagai terapi penunjang untuk asma kronis yang gejalanya masih sulit dikontrol oleh kombinasi agonis 2 dan obat antiinflamasi.Mekanisme :Menghambat aktivitas fosfodiesterase yang dihasilkan oleh peningkatan kadar cAMP dalam otot polos saluran nafas, hal ini berlaku pada dosis lebih besar dari dosis terapi. Memblok reseptor adenosin. Menghambat degranulasi sel mastosit, mengurangi kebocoran mikrovaskular, dan meningkatkan bersihan mukosiliar.

AntiinflamasiLanjutan Terapi aerosol merupakan cara terbaik utk menhindari efek samping sistemik terapi kortikosteroid.Efek samping : penurunan ketahanan lokal dari mukosa terhadap infeksi dg akibat timbulnya infeksi ragi Candida albicans di mulut 5% dan suara parau akibat iritasi tenggorokan dan pita suara. Bersin, pendarahan, dan atrofia mukosa hidung. Contoh obat : beklometason, budesonid, triamsinolon, flunisolid, dan flutikason.

Antagonis leukotrienTurut menimbulkanenase bronchokontriksi dan sekresi mucus. Berkerja spesifik dan efektif pada pemeliharaan asma.Mekanisme kerja :penghambatan sintesa LT (Leukotrien) dg jalan blokade enzim lipoksigenase atan berdasarkan penempatan reseptor LT dengan LT C4/D4-blockersMontelukas dan ZarfilukasMekanisme kerja :Menghambat reseptor D4 leukotrienEfek samping :Gangguan sal. Pencernaan, sakit kepala, dan reaksi alergi pada kulit.Pemakaian klinis :Profilaksis asma khususnya pada anak dan pada asma imbas aspirinOral, masa kerja beberapa jamToksisitasnya : minimal Omalizumab Mekansime kerja :menghambat pengikatan IgE ke sel mast tetapi tidak mengaktifkan IgE yg telah terikat ke sel-sel ini shg tidak memicu degranulasi sel mast. Antibodi murine telah secara genetis dimanusiakan dg mengganti semua asam aminonya, kecuali sebagian kecil, dg yg terdapat pada protein manusia, dan bahan ini tampaknya tidak menyebabkan sensitisasi jika diberikan kepada manusia.Efek :Mengurangi frekuensi kekambuhan asma, sekaligus mengurangi kebutuhan akan kortikosteroid.Pemberian omalizumab pada pasien asma selama 10 minggu menurunkan kadar IgE ketingkat yg tidak terdeteksi dan secara signifikan mengurangi derajat respon bronkospastik dini dan lambat terhadap pemberian antigen.LanjutanTahap 2 dan 3. Asma Sedang Serangan > 1-2x seminggu Serangan noktural >2x sebulan Aktivitas dan istirahan penderita terganggu Penderita memerlukan agonis 2 hampir setiap hari PEFR atau FEV1 60-80% dengan variabilitas 20-30%

Tahap 4. Asma berat Frekuensi serangan lebih banyak (sering kambuh) Gejala terus-menerus Gejala noktural lebih sering Aktivitas penderita terbatas PEFR atau FEV1 30%

PengobatanAsma ringan 2 agonis kerja singkat inhalasi, bila perlu tidak lebih dari 3x seminggu Na-Kromoglikat atau 2 agonis kerja singkat inhalasi sebelum kerja fisikAsma sedangKombinasi: Kortikosteroid inhalasi (beklometason dipropionat 200-500 g/hari, bila perlu 400-750 g/hari)Atau Na-kromoglikat/nedokromil Agonis 2 kerja singkat inhalasi, bila perlu tidak lebih dari 3-4x/hari (Dapat dipertimbangkan pemberian antikolinergik inhalasi [Ipratropium bromida])LanjutanAsma beratKombinasi : Kortikosteroid inhalasi (beklometason dipropionat 800-1000 g/hari) (Dapat dipertimbangkan pemberian antikolinergik inhalasi [Ipratropium bromida]) Teofilin lepas lambat atau agonis 2 oral atau agonis 2 kerja lama inhalasi (terutama untuk gejala noktural) dengan atau tanpa agonis 2 kerja singkat inhalasi 1x/hari Agonis 2 kerja singkat inhlasi, bila perlu tidak lebih dari 3-4x/hari Agonis 2 kerja singkat, bila perlu tidak lebih dari 3-4x/hariDaftar pusatakaPrasetyo, B. 2010. Seputar Masalah Asma. Yogyakarta: Diva Press.Tjay, T. H. & Rahardja, K. 2013. Obat-obat Penting : Khasiat,Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya ed. IV cetakan ke 3. Jakarta :PT. Elex Media Komputindo Gramedia.Katzung, B. G., Masters S. B., Trevor A. J. 2012. Farmakologi Dasar & Klinik ed.12. Jakarta: Buku Kedokteran ECG.Thank You