aspirasi pneumonia new bogel

34
PNEUMONIA ASPIRASI PENDAHULUAN Pneumonia adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. (1) Pneumonia dikenal 2 kelompok utama yaitu pneumonia nosokomial (PN) dan pneumonia komunitas (PK). PN adalah pneumonia yang terjadi >48 jam setelah dirawat di rumah sakit sedangkan PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi di luar RS. Pneumonia aspirasi (PA) dapat terjadi di rumah sakit maupun di luar rumah sakit, sehingga dapat dimasukkan ke dalam kedua kelompok pneumonia di atas, yakni pneumonia aspirasi nosokomial (PAN) dan pneumonia aspirasi komunitas (PAK) 1 Pneumonia aspirasi (Aspiration pneumonia) adalah pneumonia yang disebabkan oleh terbawanya bahan yang ada diorofaring pada saat respirasi ke saluran napas bawah dan dapat menimbulkan kerusakan parenkim paru. Kerusakan yang terjadi tergantung jumlah dan jenis bahan yang teraspirasi serta daya tahan tubuh. Sindrom aspirasi dikenal dalam berbagai bentuk berdasarkan etiologi dan patofisiologi yang berbeda dan cara terapi yang juga berbeda. 1 1

Upload: bogelzrealnames-apryansyah

Post on 24-Jul-2015

473 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

PNEUMONIA ASPIRASI

PENDAHULUAN

Pneumonia adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada parenkim paru,

distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli,

serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.(1)

Pneumonia dikenal 2 kelompok utama yaitu pneumonia nosokomial (PN) dan

pneumonia komunitas (PK). PN adalah pneumonia yang terjadi >48 jam setelah dirawat

di rumah sakit sedangkan PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi di luar RS.

Pneumonia aspirasi (PA) dapat terjadi di rumah sakit maupun di luar rumah sakit,

sehingga dapat dimasukkan ke dalam kedua kelompok pneumonia di atas, yakni

pneumonia aspirasi nosokomial (PAN) dan pneumonia aspirasi komunitas (PAK) 1

Pneumonia aspirasi (Aspiration pneumonia) adalah pneumonia yang disebabkan

oleh terbawanya bahan yang ada diorofaring pada saat respirasi ke saluran napas bawah

dan dapat menimbulkan kerusakan parenkim paru. Kerusakan yang terjadi tergantung

jumlah dan jenis bahan yang teraspirasi serta daya tahan tubuh. Sindrom aspirasi dikenal

dalam berbagai bentuk berdasarkan etiologi dan patofisiologi yang berbeda dan cara

terapi yang juga berbeda. 1

INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

Beberapa studi menunjukkan bahwa 5-15% dari 4,5 juta kasus pneumonia yang

diperoleh masyarakat merupakan aspirasi pneumonia. Sekitar 10% dari pasien yang

dirawat di rumah sakit setelah overdosis obat akan menjadi pneumonitis aspirasi. Aspirasi

pneumonia dianggap sebagai penyakit yang umum, tetapi tidak ada statistik yang

tersedia. Kematian yang terkait dengan meniru yang diusahakan pneumonia aspirasi

masyarakat pneumonia sekitar 1% dan sampai dengan 25% jumlah pasien di rumah sakit

yang membutuhkan pengobatan. Tingkat kematian tergantung pada komplikasi penyakit

untuk pneumonitis kimia (sindrom Mendelson) bisa sampai 70%. 2

Di Amerika, pneumonia aspirasi yang terjadi pada komunitas (PAK) adalah

sebanyak 1200 per 100.000 penduduk per tahun, sedangkan pneumonia aspirasi

nosokomial (PAN) sebesar 800 pasien per 100.000 pasien rawat inap per tahun.

1

Page 2: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Pneumonia Aspirasi lebih sering dijumpai pada laki-laki dibandingkan perempuan,

terutama usia anak atau usia lanjut. 1, 2

ETIOLOGI

Pneumonia Aspirasi dapat disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia

akibat aspirasi bahan toksik, akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau

lambung, edema paru, dan obstruksi mekanik simpel oleh benda padat. 1

Infeksi terjadi secara endogen oleh kuman orofaring yang biasanya polimikrobal

namun jenisnya tergantung kepada lokasi, tempat terjadinya, yaitu dikomunitas atau di

RS. Pada PAK, kuman pathogen terutama berupa kuman anaerob obligat (41-46%) yang

terdapat disekitar gigi dan dikeluarkan melalui ludah, misalnya Peptococcus yang juga

dapat disertai Klebsiella peumonia dan Stafilokokkus, atau Fusobacterium nucleatum,

Bacteriodes melaninogenicus, dan Peptostreptococcus. Pada PAN pasien di RS

kumannya berasal dari kolonisasi kuman anaerob fakultatif, batang Gram negatif,

Pseudomonas, Proteus, Serratia dan S. aureus di samping bisa juga disertai oleh kuman

anaerob obligat di atas. Pada pasien yang berasal dari rumah perawatan (nursing home)

dapat terinfeksi patogen seperti halnya pada infeksi nosokomial. Maniefestasi pneumonia

aspirasi dapat berupa bronkopneumonia, pneumonia lobar, pneumonia nekrotikans, atau

abses paru dan dapat diikuti terjadinya empiema. 1

Faktor predisposisi terjadinya aspirasi berulangkali adalah :

Penurunan kesadaran yang menganggu proses penutupan glottis, refleks batuk

(kejang, strok, pembiusan, cedera kepala, tumor otak).

Disfagia sekunder akibat penyakit esophagus atau saraf (kanker nasofaring,

skleroderma)

Kerusakan sfingter esofagus oleh selang nasogatrik. Juga berperan jumlah bahan

aspirasi, hygiene gigi yang tidak baik, dan gangguan mekanisme klirens saluran

nafas. 1

ANATOMI

Struktur sistem respirasi dimulai pada cavitas nasi dan berakhir pada pulmo,

terbentang dari kepala, melalui colli dan sampai di dalam cavum thoracis. Cavitas nasi

2

Page 3: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

selain merupakan saluran udara respirasi, berfungsi juga untuk menyaring udara dan

partikel-partikel debu dan membuat temperatur udara inspirasi menjadi sesuai dengan

suhu tubuh. Pada dinding cavum nasi terdapat reseptor nervus olfactorius untuk mengenal

bau dan menerima stimulus sistema limbicum. Larings yang berada di dalam colli

mempunyai fungsi tambahan, yaitu menghasilkan bunyi (plica vocalis). Dinding toraks

mempunyai peranan yang menentukan dalam mengembangkan dan mengempeskan

pulmo. Dinding toraks yang terangkat, menyebabkan cavum thorac menjadi luas,

memberi kesempatan pulmo mengembang, dan terjadilah inspirasi. Ekspirasi terjadi

secara pasif sebagai akibat dari elastisitas dinding thoraks dan jaringan pulmo sendiri.

Fungsi lainnya dari dinding toraks dalam melindungi viscera thoracis. 3

Gambar 1. Anatomi sistem respirasi(Dikutip dari kepustakaan 4)

Paru-paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut, dan terletak dalam

rongga dada atau toraks. Mediastinum sternal yang berisi jantung dan beberapa pembuluh

darah besar memisahkan paru tersebut. Setiap paru mempunyai apeks (bagian atas paru)

dan dasar. Pembuluh darah paru dan bronchial, bronkus, saraf dan pembuluh limfe

memasuki tiap paru pada bagian hilus dan membentuk hilus pulmo. Paru kanan lebih

besar daripada paru kiri dan dibagi menjadi tiga lobus oleh fissura interlobaris. Paru kiri

dibagi menjadi dua lobus. 3,5

3

Page 4: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Paru-paru dibentuk oleh parenkim yang berada bersama-sama dengan bronkus

dan percabangan-percabangannya. Bentuk menyerupai konus, dipengaruhi oleh organ-

organ disekitarnya. 3,5

Paru-paru kanan

Dibagi oleh dua buah incisura interlobaris. Fissura oblik memisahkan lobus

inferior daripada lobus medius dan lobus superior, fissura ini adalah sesuai dengan fissura

oblik pada pulmo sinistra. Fissura minor memisahkan lobus superior dari lobus medius,

terletak horisontal, ujung dorsal bertemu dengan fissure oblique, ujung ventral terletak

setinggi pars cartialginis costa IV. Pada facies mediastinalis fissura horisontalis (fissura

minor) melampaui bagian dorsal hilus pulmonis. Lobus medius adalah lobus yang

terkecil dari lobus lainnya, dan berada di bagian ventro-caudal, bentuk pulmo dekstra

bentuknya lebih kecil tetapi lebih berat dan total kapasitasnya lebih besar. 3

Paru-paru kiri

Terdiri atas dua lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior yang dipisahkan

oleh fissura oblique (incisura interlobaris) yang meluas dari facies costalis sampai pada

facies mediastinalis, baik di sebelah cranial atau di sebelah caudal hilus pulmonalis.

Fissura oblik dapat diikuti mulai dari hilus, berjalan ke dorso-cranial, menyilang margo

posterior kira-kira 6 cm dari apeks pulmonis, lalu berjalan ke arah caudo-ventral pada

facies costalis menyilang margo inferior, dan kembali menuju hilus pulmonis. Dengan

demikian lobus superior meliputi apeks pulmonis, margo inferior, sebagian dari facies

costalis dan sebagian besar dari facies mediastinalis. Lobus inferior lebih besar dari lobus

superior, dan meliputi sebagian besar dari facies costalis, hampir seluruh facies

diphragmatica dan sebagian dari facies mediastinalis (bagian dorsal). 3

Pembagian Segmen Paru-paru

Lobus-lobus Pulmo dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen

bronkusnya. Paru kanan dibagi menjadi 10 segmen sedangkan paru kiri dibagi menjadi 8.

Proses patologis seperti pneumonia seringkali terbatas pada satu lobus dan segmen. 3

Segmen bronkopulmonis terbentuk sesuai dengan percabangan bronchus yang

terletak pada lobus pulmonis. 3

4

Page 5: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Lobus superior dekstra terbagi menjadi:

- Segmen apical

- Segmen posterior

- Segmen anterior

Lobus medius dekstra terbagi menjadi:

- Segmen lateral

- Segmen medial

Lobus inferior dekstra terbagi menjadi:

- Segmen apical

- Segmen mediobasalis

- Segmen anterobasalis

- Segmen laterobasalis

- Segmen posterobasalis

Lobus superior sinistra terbagi menjadi:

a. bagian superior

- Segmen apicoposterior

- Segmen anterior

b. bagian inferior

- Segmen lingula superior

- Segmen lingula inferior

Lobus inferior sinistra terbagi menjadi:

- Segmen apical

- Segmen anteromediobasalis

- Segmen laterobasalis

- Segmen posterolaterali. (3)

Pleura merupakan suatu lapisan tipis kontinu yang mengandung kolagen dan

jaringan elastis, melapisi rongga dada (pleura parietalis) dan menyelubungi setiap paru

(pleura viseralis). Diantara pleura parietalis dan viseralis terdapat suatu lapisan tipis

cairan pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama

5

Page 6: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

pernapasan dan untuk mencegah pemisahan toraks dan paru, yang akan saling melekat

jika ada air. Hal yang sama juga berlaku pada cairan pleura di antara paru dan toraks.

Tidak ada ruangan yang sesungguhnya memisahkan pleura parietalis dan pleura viseralis

sehingga apa yang disebut sebagai rongga pleura atau kavitas pleura hanyalah suatu

ruang potensial. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfer,

sehingga mencegah kolaps paru. Bila terserang penyakit, pleura mungkin mengalami

peradangan, atau udara atau cairan dapat masuk ke dalam rongga pleura, menyebabkan

paru tertekan atau kolaps. 5

Gambar 3. Anatomi paru-paru tampak anterior(Dikutip dari kepustakaan 7)

PATOFISIOLOGI

Pneumonia aspirasi mengarah kepada konsekuensi patologis akibat sekret

orofaringeal, nanah, atau isi lambung yang masuk ke saluran napas bagian bawah.

Kebanyakan individu mengaspirasi sedikit sekret orofangeal selama tidur, dan sekret

6

Page 7: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

tersebut akan dibersihkan secara normal tanpa gejala sisa melalui mekanisme pertahanan

normal. Aspirasi dapat terjadi lebih sering dan dapat menjadi lebih berat pada individu

dengan derajat kesadaran yang terganggu (misalnya alkoholik, penyalahgunaan obat,

pasien setelah kejang, stroke, atau anestesi umum), disfungsi neurologis orofaring dan

gangguan menelan atau mekanisme impedimen (misalnya pipa nasogastrik dan

endotrakea). Adanya refleks batuk yang terganggu atau disfungsi makrofag mukosiliaris

atau alveolar akan meningkatkan resiko pneumonia.5, 8, 9

Tiga sindrom aspirasi berbeda harus dibedakan karena perbedaan sifat bahan yang

diaspirasi, tanda dan gejala, serta patofisiologinya.5

1. Infeksi

Aspirasi mikroorganisme patologik yang berkoloni pada orofaring adalah cara

infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang tersering dan menyebabkan pneumonia

bakteri. Pneumonia anerobik disebabkan oleh aspirasi sekret orofaringeal yang terdiri

dari mikroorganisme anaerob seperti Bacteroides, Fuscobacterium, Peptococcus, dan

Pepetostreptococcus yang merupakan spesies yang tersering ditemukan diantara pasien-

pasien dengan kebersihan gigi yang buruk. Pneumonia anaerobik paling sering mengenai

pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit dan orang dengan alkoholisme kronik dengan

infeksi pada gusi dan predisposisi mengalami aspirasi. Akhir-akhir ini, semua kasus

pneumonia yang didapat di rumah sakit disebabkan oleh campuran mikroorganisme

anaerobik dan aerobik (misal, basal gram-negatif, S. aureus). 5

2. Aspirasi Asam

Sindrom aspirasi tipe kedua yang disebut sindrom Mendelson berkaitan dengan

regurgitasi dan aspirasi isi asam lambung. Bertolak belakang dengan pneumonia

abaerobik yang berawitan lambat, pneumonitis berkembang dalam waktu beberapa jam

dan sangat parah. Inhalasi masif isi gaster dapat menyebabkan kematian mendadak akibat

obstruksi, sedangkan aspirasi sedikit isi gaster dapat menyebabkan edema yang meluas,

takipnea, dispnea, takikardia, demam, leukositosis, dan gagal napas. Luas dan beratnya

kondisi pasien sering tergantung kepada volume dan keasaman cairan lambung. Jumlah

asam lambung yang banyak dapat menimbulkan gangguan pernapasan akut dalam waktu

7

Page 8: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

1 jam setelah obstruksi sebagai akibat dari aspirat atau cairan yang masuk ke saluran

napas. Namun biasanya aspirasi sedikit hingga hanya menimbulkan sakit ringan. 5

Penumonia bakterial yang berkembang sebagian oleh bahan kimia akibat reaksi

cairan gaster dan sebagian lagi akibat superinfeksi bakterial yang timbul setelah beberapa

hari dari organisme yang mungkin hidup di mulut atau di lambung.1,5

3. Aspirasi Non Asam

Jenis ketiga sindrom aspirasi berkaitan dengan bahan yang diaspirasi (biasanya

makanan) atau cairan bukan asam (misalnya, karena hampir tenggelam atau saat

pemberian makanan) yang menyebabkan obstruksi mekanik. Bila cairan teraspirasi,

trakea harus segera diisap untuk menghilangkan obstruksinya. Bila yang diaspirasi adalah

bahan padat, maka gejala yang terlihat akan bergantung pada ukuran bahan tersebut dan

lokasinya dalam saluran pernapasan. Jika bahan itu tersangkut dalam bagian trakea, akan

menyebabkan obstruksi total, apnea, aphonia, dan dapat terjadi kematian cepat. Bila

bahan tersebut tidak dapat dikeluarkan dengan bantuan jari atau dengan manuver

Heimlich, maka harus segera dilakukan trakeotomi (krikotirotomi). Jika bahan (misalnya,

kacang) tersangkut pada bagian saluran pernapasan yang kecil, tanda dan gejala yang

timbul dapat berupa batuk kronik dan infeksi berulang. Pengobatan dengan cara

mengeluarkan bahan yang tersangkut, biasanya dengan bronkoskopi. 5

Gambar 4. Patofisiologi Pneumonia

(Dikutip dari kepustakaan 10)

8

Page 9: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Gambar 5. Patofisiologi Pneumonia Aspirasi(Dikutip dari kepustakaan 11)

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, gambaran radiologi, pemeriksaan

laboratorium dan pemeriksaan histopatologis. Keempat hal tersebut sedapatnya

menyokong adanya kemungkinan aspirasi yaitu pada pasien yang beresiko untuk

mengalami pneumonia aspirasi.1

GEJALA KLINIS

Gejala klinisnya yaitu pasien yang mendadak batuk dan sesak sesudah makan

atau minum. Umumnya pasien datang 1-2 minggu sesudah aspirasi, dengan keluhan

demam menggigil, nyeri pleuritik, batuk, dan dahak purulen berbau (pada 50% kasus).

Kemudian bisa ditemukan nyeri perut, anoreksia, dan penurunan berat badan. Pada

pneumonia aspirasi akibat infeksi, awitan gejala biasanya terjadi secara perlahan-lahan

selama 1 hingga 2 minggu, dengan demam, penurunan berat badan, anemia, leukositosis,

dispnea, dan batuk disertai produksi sputum berbau busuk. 1, 5

Pada pneumonia aspirasi akibat aspirasi asam, yang terjadi dengan segera adalah

sesak nafas dan peningkatan denyut jantung. Gejala lainnya berupa demam, dahak

9

Page 10: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

kemerahan dan sianosis. Pada pneumonia aspirasi akibat aspirasi non asam, penyumbatan

mekanik saluran pernafasan bisa disebabkan oleh terhirupnya partikel atau benda asing.

Anak kecil beresiko tinggi karena sering memasukkan benda ke dalam mulutnya dan

menelan mainan kecil atau bagian-bagian dari mainan. Obstruksi juga dapat terjadi pada

orang dewasa, terutama jika daging terhirup pada saat makan. Jika benda menyumbat

trakea, pasien tidak dapat bernafas atau bicara. Jika benda tersebut tidak dikeluarkan

dengan segera penderita akan segera meninggal. Dilakukan Manuver Heimlich, untuk

mengeluarkan benda asing dan tindakan ini biasanya dapat menyelamatkan nyawa

penderita. Jika benda asing tertahan di bagian yang lebih bawah dari saluran pernafasan,

bisa terjadi batuk iritatif menahun dan infeksi yang berulang. benda asing biasanya

dikeluarkan dengan bronkoskopi.12

GAMBARAN RADIOLOGIS

Foto Toraks

Pemeriksaan radiologi pilihan untuk pneumonia aspirasi adalah foto toraks.13

Gambaran radiologi pneumonia aspirasi bervariasi tergantung pada beratnya penyakit dan

lokasinya. Lobus bawah dan lobus tengah kanan paling sering terkena, Tetapi lobus

bawah kiri juga sering. Ditemukan area-area ireguler yang tidak berbatas tegas yang

mengalami peningkatan densitas. Pada tahap awal area densitas tinggi tersebut hanya

lokal, akan tetapi pada tahap lanjut akan berkelompok/ menyatu (infiltrat). Pada beberapa

kasus pneumonia aspirasi bersifat akut dan akan bersih dengan cepat ketika penyebab

yang menimbulkan aspirasi telah teratasi. Pada beberapa kasus, pneumonia disebabkan

oleh penyakit kronik dan aspirasi berulang akan mengakibatkan pneumonitis basis paru

kronik yang menampilkan bercak berawan (perselubungan inhomogen). 14,15

10

Page 11: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Gambar 6. Aspiration pneumonia. Memperlihatkan infiltrat pada paru

(Dikutip dari kepustakaan 15)

Gambaran radiologi klasik dari pneumonia adalah perselubungan inhomogen

(konsolidasi) dengan air bronchograms sign, dengan distribusi segmental atau lobar.

Pneumonia aspirasi dapat terjadi pada pasien yang kesulitan menelan. Pneumonia

disebabkan oleh aspirasi bahan-bahan yang terinfeksi dari orofaring dan esophagus ke

dalam saluran napas bawah. Keadaan ini sering ditemui pada pasien yang tidak sadar dan

pada pasien dengan penyakit neuromuscular atau kelainan esophagus yang menimbulkan

refluks (refluks gastroesofageal) Segmen posterior lobus atas kanan atau segmen

superior lobus bawah kanan yang sering terkena. Infiltrat pada basis lobus bawah

bilateral juga pertanda pneumonia aspirasi. Aspirasi dalam jumlah kecil tetapi berulang-

ulang akan memberikan gambaran infiltrate difus. 16

Pada foto toraks terlihat gambaran infiltrat pada segmen paru unilateral yang

dependen dan mungkin disertai kavitasi dan efusi pleura. Lokasi tersering adalah lobus

kanan tengan dan/atau lobus atas, meskipun lokasi ini tergantung kepada jumlah aspirat

dan posisi badan pada saat aspirasi.8

11

Page 12: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Gambar 7. Foto toraks seorang pasien dengan pneumonia aspirasi besar dari paru kanan(Dikutip dari kepustakaan 16)

Gambar 8. Aspirasi pneumonia. Seorang pria berusia 84 tahun dengan kondisi umum baik, demam dan batuk. Foto toraks PA tampak radioopak pada lobus bawah kiri.

(Dikutip dari kepustakaan 17)

12

Page 13: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Gambar 9. Aspirasi pneumonia.

Pasien 84 tahun. Foto Thoraks lateral. Lokasi kelainan di lobus bawah kiri.

(Dikutip dari kepustakaan 18)

Computed Tomography Scanning (CT scan) Toraks

Pemeriksaan CT scan lebih unggul dibanding dengan foto konvensional dalam

menentukan sifat, luas, dan komplikasi aspirasi. Multidetektor CT (MDCT) telah terbukti

efektif dalam mengevaluasi adanya benda asing atau cairan. Pada pasien yang diduga

aspirasi benda asing, dalam hubungannya dengan MDCT, dapat menggambarkan lokasi

yang sesungguhnya. CT scan juga dapat menentukan kelainan anatomi di kepala, leher,

dan toraks. Temuan ini mungkin dapat membantu penyebab aspirasi seperti fistulla atau

tumor tenggorokan, laring, atau kerongkongan.18

Gambaran CT scan yang dapat kita peroleh pada pneumonia aspirasi adalah

adanya peningkatan densitas dari paru-paru yang terkena bahan aspirasi berupa bayangan

opak. Bayangan ini terlihat seperti konsolidasi dan ground-glass opacities.13,15

13

Page 14: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Gambar 10a. Aspirasi pneumonia. CT scan melalui bronkus lobus bawah menunjukkan benda logam di kiri bawah bronkus lobus.

(Dikutip dari kepustakaan 18)

Magnetic Resonance Imaging (MRI) Toraks

Beberapa penelitian besar dari MRI yang didedikasikan untuk penyakit aspirasi

pneumonia ini telah dilakukan. Namun, hasil dari studi kasus dipublikasikan untuk

mengkonfirmasi akurasi pencitraan MRI untuk kondisi-kondisi seperti peradangan akut,

granuloma, dan fibrosis. MRI berkerja baik dalam mendefinisikan sifat aspirasi dan

reaksi tubuh terhadap aspirasi. Beberapa penulis telah menemukan bahwa MRI lebih

unggul daripada CT scan dalam diagnosis lipoid aspirasi.18

Gambar 10b. gambaran pneumonia dengan menggunakan MRI terlihat

pada panah yang terbesar.

Kedokteran Nuklir

14

Page 15: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Sebuah salivagram radionuklida bisa menunjukkan aspirasi air liur. Salivagrams

dapat menjelaskan aspirasi liur sebagai sumber pneumonia berulang, sering pada anak-

anak dengan gangguan neurologis. 18

Gambar 10c. Pneumonia dengan radiography nuklir

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pada pemeriksaan dengan pewarnaan gram terhadap bahan sputum saluran napas

dijumpai banyak neutrofil dan kuman campuran.Terdapat leukositosis dan laju endap

darah (LED) meningkat. Perlu dilakukan pemeriksaan elektrolit, BUN dan kreatinin,

analisis gas darah dan kultur darah.1

HISTOPATOLOGI

Pneumonia interstisial dapat dikatakan sebagai pneumonia fokal/difus, di mana

terjadi infiltrasi edema dan sel-sel radang terhadap jaringan interstisial paru. Septum

alveolus berisi infiltrat limfosit, histiosit, sel plasma dan neutrofil. Dapat timbul pleuritis

apabila peradangan mengenai pleura visceral. .8

15

Page 16: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Gambar 11. Gambaran patologi anatomi pada pasien Aspirasi Pneumonia(Dikutip dari kepustakaan 17)

Gambaran 12. Gambaran histopatologis dari aspirasi pneumonia dengan defisit neurologis. Terdapat reaksi foreign-body giant cell. Kasus otopsi.

(Dikutip dari kepustakaan 19)

DIAGNOSIS BANDING

1. Atelektasis

Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang

tidak mengandung udara dan kolaps. Atelektasis sebenarnya bukan penyakit,

tetapi ada kaitannya dengan penyakit parenkim paru. Atelektasis timbul karena

alveoli menjadi kurang berkembang atau tidak berkembang. Terdapat dua

penyebab utama kolaps yaitu atelektasis absorpsi sekunder dari obstruksi bronkus

atau beronkiolus, dan atelektasis yang disebabkan oleh penekanan. 5

16

Page 17: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Gambaran 13. Atelektasis. Lobus kiri atas tertarik. Tampak bagian atas aorta knob. (Dikutip dari kepustakaan 20)

2. Efusi pleura

Efusi Pleura (Fluid in the chest; Pleural fluid) adalah pengumpulan cairan

di dalam rongga pleura. Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara

selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada.Dalam keadaan normal, hanya

ditemukan selapis cairan tipis yang memisahkan kedua lapisan pleura. Jenis

cairan lainnya yang bisa terkumpul di dalam rongga pleura adalah darah, nanah,

cairan seperti susu dan cairan yang mengandung kolesterol tinggi. 21

Gambaran 14. Gambar Foto toraks posisi PA tegak menunjukkan efusi pleura sisi kiri dan hilangnya sudut costophrenikus kiri lateral.

(Dikutip dari kepustakaan 22)

17

Page 18: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

3. Massa di Paru

Karsinoma bronkogen dimulai sebagai bayangan noduler kecil di perifer

paru dan akan berkembang menjadi suatu massa sebelum terjadi keluhan.

Biasanya massa di paru sebesar 4-12 cm berbentuk bulat atau oval yang berbenjol

(globulated) dan kadang-kadang pada pemeriksaan tomografi terlihat gambaran

radiolusen yang menunjukkan adanya nekrosis di dalam tumor . 23

Gambar 15. Foto Toraks. Massa paru kanan atas.

Gambar ini adalah X-ray dada dari seseorang dengan massa paru-paru. Massa di kanan atas paru-paru ditunjukkan dengan tanda panah

(Dikutip dari kepustakaan 24)

PENGOBATAN

Pada orang dewasa, pencegahan aspirasi penting pada pasien yang beresiko.

Penanganan untuk membebaskan dari ketergantungan zat dan ketergantungan alkohol

dapat sangat mengurangi intoksikasi sehingga aspirasi dapat dicegah. Pemberian

makanan dengan posisi tegak akan mengurangi resiko aspirasi pada pasien dysphagia,

pasien yang diberikan makanan dengan slang misalnya nasogastric tube atau orogastric

18

Page 19: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

tubes, atau dengan gastrostomy tube atau jejunostomy tubes. Meningkatkan pH asam

lambung dengan pemberian antasida (empat kali sehari) atau proton pump inhibitors

(omeprazole 20 mg/d orally) akan menurunkan derajat kerusakan paru pada silent

aspiration. 9, 25

Obat-obat prokinetik yang meningkatkan tonus sfingter bawah esophagus dan

yang merangsang pengosongan lambung bermanfaat dalam menangani refluks

gastroesofageal sehingga dapat mencegah aspirasi pada pasien yang beresiko. Obat-obat

tersebut misalnya bethanecol 25 mg empat kali sehari, metoclopramide 10 mg sebelum

makan dan saat mau tidur, dan cisapride 10 mg sebelum makan dan pada saat mau tidur. 9, 25

Untuk pasien yang telah mengalami aspirasi akut yang simptomatik, maka

obstruksi saluran napas harus diatasi dengan cepat dan ventilasi harus dinilai dengan

cepat. Hipoksia harus diatasi dengan pemberian oksigen, dan intubasi jika perlu.

Aerosolized bronchodilators bermanfaat untuk spasme bronkus akibat aspirasi. Pada

pasien yang syok, pemberian cairan intravena, dan kalau perlu diberikan vasopressor.9, 25

Pasien yang mengalami aspirasi tetapi tidak mengalami hipoksia dan tidak

memperlihatkan infiltrat pada foto thoraks dapat diobservasi untuk melihat kemungkinan

terjadinya infeksi. Dan kemungkinan tidak memerlukan antibiotik. Pasien usia lanjut atau

pasien penyakit kronik yang memperlihatkan tanda dan gejala-gejala infeksi harus

diberikan antibiotik. Secara umum, harus dilakukan kultur darah, kultur urin atau kultur

sputum jika ada dan sebelum hasil kultur ada diberikan terapi antibiotik. Bakteri anaerob

mendominasi pada pneumonia aspirasi dan antibiotik yang terbukti efektif adalah

clindamycin 450 sampai 900 mg IV setiap 8 jam untuk orang dewasa, atau cefoxitin 2.0

g IV setiap 8 jam untuk orang dewasa, atau ticarcillin-clavulanate 3.1 g IV setiap 6 jam,

atau piperacillin-tazobactam 3.375 g IV setiap 6 jam. 9, 25

Dapat dilakukan bronkoskopi untuk pasien yang mengaspirasi benda-benda besar

yang masuk ke saluran napas bawah. Pada pasien yang mengaspirasi bahan kental atau

sekret kental harus dilakukan bronchoalveolar lavage untuk mengeluarkannya. Pasien

yang mengalami hemoptisis berwarna kopi harus menjalani pemeriksaan bronkoskopi

untuk mengetahui apakah terjadi aspirasi serta untuk penanganan. 24

19

Page 20: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Pada anak, pada aspirasi isi lambung akut harus segera dicegah dengan suction

orofaring dan memperbaiki posisi anak.. Dilakukan intubasi trakea jika refleks saluran

napas tidak adekuat atau jika terdapat gagal napas. Harus diberikan bantuan oksigen.

Berikutnya infeksinya ditangani. 25

Jika tidak terdapat tanda-tanda infeksi maka dilakukan observasi. Jika berikutnya

terdapat tanda infeksi maka diberikan antibiotik empiris sebelum hasil kultur ada.

Pneumonia yang di dapat diluar rumah sakit (dalam masyarakat) diberikan golongan

penisilin sedangkan infeksi nosokomial kombinasi klindamisin dan gentamisin. Jika

resisten terhadap penisilin maka biasanya digunakan klindamisin atau tikarsilin

klavulanat. 25

Gambar 16. Algoritma penanganan pasien Pneumonia Aspirasi

(Dikutip dari

kepustakaan 11)

PROGNOSIS

20

Page 21: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

Angka mortalitas pneumonitis yang tidak disertai komplikasi adalah sebesar 5%,

sedangkan pada aspirasi massif dengan/tanpa disertai Sindrom Mendelson mencapai

70%.1

21

Page 22: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo, A; Setiyohadi, B; Alwi, I; dkk. Pneumonia Bentuk Khusus. Dalam: Ilmu

Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta : FKUI; 2006. Hal.974, 982-3

2. Swaminathan, A. Overview Pneumonia Aspiration. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/807600-overview Updated May 5, 2009

3. Luhulima JW. Anatomi Systema Respiratorium. Makassar: Bagian Anatomi FK Unhas; 2004. Hal. 25-32

4. NN, Anatomy of the Respiratory System . Available from: http://www.nebraskamed.com/manageHealth/libraries

5. Wilson, L. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan dan Penyakit Pernapasan Restriktif. Dalam: Patofisologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol. 2 Edisi 6. Jakarta : EGC; 2006. Hal. 736-9, 804-10

6. Pabst, R ; Putz, R. Atlas Anatomi Manusia SOBOTTA, Edisi 22. Jakarta:EGC; 2007 Bagian 2. Hal. 94

7. NN, Mesothelioma & Asbestos Pictures Gallery. Available from: http://mesotheliomacg.com/mesothelioma-pictures-gallery.php

8. Stead L. G, Stead S. M, Kaufman M. S. Aspiration Pneumonia in First Aid for the

Emergency Medicine Clerkship. Singapore: The McGraw-Hill Companies; 2002.

p. 116

9. Karlinsky JB, King TE, Crapo JD, Glassroth J. Aspiration Pneumonia in Anaerobic and other Infection Syndromes. In: Baum’s textbook of pulmonary diseases.7th Ed. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins; 2004.p. 405-8.

10. NN, pathophysiology of aspiration pneumonia. Available from: http://www.health-res.com/pathophysiology-of-aspiration-pneumonia

11. NN, Hospital Acquired Aspiration Pneumonia. Available from: http://www.health-res.com/index.php/

12. NN, Pneumonia Aspirasi (Aspiration pneumonia). Available from: http://medicastore.com/penyakit/451/Pneumonia_Aspirasi_Aspiration_pneumonia.html

13. Mettler AF. Chest dalam Essentials of Radiology. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005. p 94

22

Page 23: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

14. Eisenberg, Ronald L. Aspiration Pneumonia. In: Comprehensive Radiographic Pathology. United States of America: Mosby Elsevier; 2007. p 48

15. Gurney WJ, Muram, Winer HT. Aspiration Pneumonia. In: Pocket Radiologist Chest Top 100 Diagnoses. China: Amirsys; 2003. p. 6-8

16. Swaminathan, A.; Pneumonia Aspiration: Multimedia. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/807600-media. Updated May 5, 2009

17. NN, Aspiration Pneumonia. Available from: http://www.brown.edu/Courses/Digital_Path/systemic_path/pulmonary/aspiration.html

18. Lee, J. Aspiration Pneumonia: Imaging. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/353329-imaging. Updated Dec 17, 2008

19. NN, Aspiration Pneumonia, Classification and External Resources. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Aspiration_pneumonia

20. Madappa,T. Atelectasis: Multimedia. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/296468-media. Updated Aug 25, 2009.

21. NN, Efusi Pleura. Available from: http://medicastore.com/penyakit/147/Efusi_Pleura.html

22. Mechem, C. Pleura; Multimedia. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/807375-media. Updated Nov 13, 2009/

23. Rasad S, Kusumawidjaja K. Tumor Ganas Paru. Dalam: Radiologi Diagnostik edisi II. Jakarta: FKUI; 2009. Hal 148-9

24. NN, Lung Disease. Overview. Available from: http://www.umm.edu/ency/article/000066.htm. Updated Agust 29, 2008

25. Goldman L, Ausiello. Aspiration Pneumonitis. In: Chapter 90 Physical, Chemical, and Aspiration Injuries of the Lung. Cecil Textbook of Medicine 22nd Edition. United States of America: Saunders an Imprint of Elsevier; 2004. p. 542-3

23

Page 24: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

LAMPIRAN

24

Page 25: Aspirasi Pneumonia NEW Bogel

25