asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada ny.n … · berlangsung terus menerus dapat menimbulkan...
TRANSCRIPT
i
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA
NY.N UMUR 45 TAHUN P2A0 DENGANPOLIMENOREA
DI PUSKESMAS PLUPUH II SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian AkhirPendidikan
Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
ELVA YULKHAIDAH
B.13060
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGIILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ASUHAN KEBIDAN
NY.N UMUR
DI PUSKESMAS PLUPUH II
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA
UMUR 45 TAHUN P2A0 DENGAN POLIMENOREA
DI PUSKESMAS PLUPUH II SRAGEN
Diajukan Oleh :
Elva Yulkhaidah
NIM B13060
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal .......................
Pembimbing
Muthiah Rissa P, SST., M. Kes
NIK. 201487131
AN GANGGUAN REPRODUKSI PADA
POLIMENOREA
SRAGEN
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA
NY.N UMUR 45 TAHUN P2A0 DENGANPOLIMENOREA
DI PUSKESMAS PLUPUH II SRAGEN
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh:
Elva Yulkhaidah
NIM B13060
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada tanggal........................
Penguji I Penguji II
Wijayanti, SST., M. Kes Muthiah Rissa P, SST., M. Kes
NIK. 201284105 NIK. 201487131
Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi persyaratan
Ujian Akhir Program DIII Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Siti Nurjanah, SST., M.Keb
NIK 201188093
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikanKarya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan
KebidananGangguanReproduksiPadaNy. N Umur 45 tahun P2A0 dengan
Polimenorea”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
persyaratan ujian akhir pendidikan Program Studi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ns. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. IbuMuthiahRissa Pratiwi, SST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbingyang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu Wijayanti, SST., M.Kesselaku Dosen Penguji I.
5. Dr. Abdul Aziz dan Pembimbing Lahan Puskesmas Plupuh II Sragen yang
telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan Studi Kasus.
6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikanKarya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2016
v
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016
Elva Yulkhaidah
NIM B13060
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA
NY.N UMUR 45 TAHUN P2A0 DENGANPOLIMENOREA
DI PUSKESMAS PLUPUH II SRAGEN
xi + 74 halaman + 12 lampiran
INTISARI
Latar Belakang :Menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan
jaringan mukosa melalui vaginadari uterus yang tidak hamil. Gangguan
menstruasi merupakan masalah yang cukupsering ditemukansalah satunya
polimenoreaatau siklus menstruasi dengan interval 21 hari atau kurang.
Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Plupuh II Sragen, pada bulan
Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015, menunjukkan kasus dismenorea 17
pasien (32,06%), oligomenorea 15 pasien (28,08%), menorhagia 12 pasien (23%),
polimenorea 8 pasien (15,03%). Jika tidak segera ditangani polimenorea akan
menimbulkan gangguan kesuburan.
Tujuan : Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada
Ny. N umur 45 Tahun P2A0dengan polimenorea di Puskesmas Plupuh II Sragen
dengan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney.
Metode : Studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus di
Puskesmas Plupuh II Sragen, subjektif studi kasus Ny. N umur 45 Tahun P2A0,
waktu mulai tanggal 23 Maret 2016 sampai tanggal 29 April 2016, teknik
pengumpulan data menggunakan data primer yang meliputi pemeriksaan fisik,
wawancara, observasi dan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi
pustaka.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 7 hari dilanjutkan dengan
pemantauan siklus menstruasi bulan berikutnya didapatkan ibu telah
mengkonsumsi obat kombinasi hormon estrogen dan progesterone menstruasi ibu
telah berhenti, hal ini terjadi karena ibu memasuki masa pre menopause. Satu
bulan berikutnya dilakukan kunjungan rumah dan menstruasi ibu telah kembali
normal.
Kesimpulan : Setelah dilakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial,
tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi didapatkan hasil
polimenoreapada Ny. N umur 45 Tahun P2A0 sudah sembuh dan menstruasi kembali
normal. Ditemukan terdapat kesenjangan antara teori dan praktik yang ada di
lapangan yaitu pada pengkajian tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan kadar Hb dan USG. Pada antisipasi
tindakan segera tidak dilakukan kolaborasi dengan dokter.Pada langkah
perencanaan dan implementasi diberikan konseling tentang vulva hygienedan
diberikan tablet Fe diminum 1x1 sejumlah 10 tablet hal ini dilakukan untuk
mencegah anemia.
Kata Kunci : Asuhan kebidanan, Gangguan Reproduksi, Polimenorea
Kepustakaan : 14 literatur (Tahun 2007 s/d 2014)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS.
Al-insyiroh : 6 )
2. Jadikanlah ilmu itu sebagai lentera dalam menempuh hidupmu, karena
dengan ilmu itu manusia dapat menghargai dan dihargai orang lain, dan
dengan ilmu itu pula manusia laksana seorang raja ( penulis )
3. Awali semuanya dengan doa dan senyum
4. Apa yang telah berlalu, sudah berlalu dan apa yang telah pergi tidak akan
kembali. Oleh karena itu jangan pikirkan apa yang telah berlalu, karena
sesungguhnya ia telah pergi dan tidak akan kembali ( Kahlil Gibran )
5. Beri satu kunci untuk mengenal hidup, jadikan setiap langkah kita sebagai
ibadah Insya Allah kita akan tahu tujuan hidup yang sesungguhnya.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Ayah dan bunda tercinta terima kasih atas doa restunya dan cinta
kasihnya selama ini.
2. Adikku tercinta yang selalu memberikan support setiap langkahku.
3. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis
ilmiah ini.
4. Almamater tercinta
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Elva Yulkhaidah
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 18 Juli 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jenggrik Rt 07b Kedawung Sragen
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Jenggrik 3 LULUS TAHUN 2007
2. SMP Negeri 4 Sragen LULUS TAHUN 2010
3. SMA Muhammadiyah 1 Sragen LULUS TAHUN 2013
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2013
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
INTISARI ..................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi
CURICULUM VITAE ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 3
C. Tujuan Studi Kasus................................................................. 3
D. Manfaat Studi Kasus............................................................... 5
E. Keaslian Studi Kasus .............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ............................................................................ 7
B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................. 15
C. Landasan Hukum .................................................................... 35
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus .................................................................... 36
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................. 36
C. Subjek Studi Kasus ................................................................. 37
D. Waktu Studi Kasus ................................................................. 37
E. Instrumen Studi Kasus ............................................................ 37
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 38
G. Alat-alat yang dibutuhkan ...................................................... 40
H. Jadwal Studi Kasus ................................................................. 41
ix
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ....................................................................... 42
B. Pembahasan ............................................................................ 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 72
B. Saran ....................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu ................. 44
Tabel 4.2. Riwayat KB ................................................................................... 45
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Format Askeb Gangguan Reproduksi
Lampiran 7. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial
yang utuh bukan hanyabebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek
yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya. Salah
satu proses dalam sistem reproduksi adalah menstruasi(Purwoastuti &
Walyani, 2015).
Menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan jaringan
mukosa melalui vaginadari uterus yang tidak hamil. Menstruasi dibawah
kendali hormonal dan berulang secara normal, biasanya interval sekitar
empat minggu, tanpa adanya kehamilan selama periode reproduktif
(pubertas sampai menopause) pada wanita dan beberapa spesies primata.
Haid biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh hari setelah degenerasi
korpus luteum, bersamaan dengan bagian awal fase folikular ovurium. Rata-
rata darah yang keluar saat menstruasi adalah 35-50 ml tanpa bekuan darah
(Warrilow et al, 2004).
Tahun-tahun awal menstruasi merupakan periode yang rentan terhadap
terjadinya gangguan. 75% wanita pada tahap remaja akhir mengalami
gangguan yang terkait dengan menstruasi. Menstruasi yang tertunda, tidak
teratur, nyeri, dan perdarahan yang banyak pada waktu menstruasi merupakan
2
keluhan tersering yang menyebabkan remaja wanita menemui dokter
(Sianipar et al, 2009).
Gangguan menstruasi merupakan masalah yang cukupsering ditemukan
pada pelayanan kesehatan primer. Penelitiansebelumnya mengenai prevalensi
dismenorrhea pada Mahasiswi sebuah universitas di Jakarta tahun 2004
menemukan bahwa 83,5% mahasiswi mengalami dismenorea. Padapenelitian
lain, didapatkan hanya 38% wanita yangmenganggap perdarahan yang
banyak pada menstruasisebagai masalah, padahaldokteryang menerima
kasustersebut menganggapnya sebagai kasus yang perlu dirujuk.Hal tersebut
menunjukkan masih rendahnya kesadaran wanita terhadap masalah gangguan
menstruasi. Salah satu gangguan menstruasi yaitu polimenorea (Vegas et al.
2004).
Polimenorea adalah siklus menstruasi dengan interval 21 hari atau
kurang (Proverawati dan Misaroh, 2009). Pada umumnya, polimenorea
bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya. Penderita
polimenorea harus segera dibawa ke dokter sebab jika polimenorea
berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik
seperti anemia tubuh akibat darah yang keluar terus menerus. Disamping itu,
polimenorea dapat juga menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan
karena gangguan hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan
ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan ovulasi
seringkali mengalami kesulitan untuk mendapatkan keturunan (Purwoastuti &
Walyani, 2015).
3
Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Plupuh II Sragen, pada
bulan Januari 2015 sampai dengan Oktober 2015,
menunjukkankasusdismenorea 17 pasien (32,06%), oligomenorea 15 pasien
(28,08%), menorhagia 12 pasien (23%), polimenorea 8 pasien (15,03%).
Berdasarkan data diatasmakapenulis tertarik untuk
memberikanasuhankebidanangangguanreproduksi.Makapenulistertarik untuk
mengambil kasus dengan judul“Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi
Pada Ny. N Umur 45 tahun P2A0dengan polimenorea di Puskesmas Plupuh II
Sragen.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada studi kasus ini adalah “Bagaimana memberikan
asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. NUmur 45 tahun
P2A0dengan polimenorea di Puskesmas Plupuh II Sragen?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan gangguan reproduksi
pada Ny. N Umur 45 tahun P2A0dengan polimenoreadi
PuskesmasPlupuhII Sragen dengan pendekatan manajemenkebidanan 7
langkah varney.
4
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
1) Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny.
NUmur 45 tahun P2A0dengan polimenorea di Puskesmas Plupuh
II Sragen.
2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada Ny. NUmur 45 tahun P2A0dengan
polimenoreadi Puskesmas Plupuh II Sragen.
3) Merumuskan diagnosa potensial pada Ny. NUmur 45 tahun
P2A0dengan polimenoreadi Puskesmas Plupuh II Sragen.
4) Mengantisipasi tindakan segera pada Ny.N Umur 45 tahun
P2A0dengan polimenorea di Puskesmas Plupuh II Sragen.
5) Menyusun rencana tindakan pada Ny. N Umur 45 tahun
P2A0dengan polimenorea diPuskesmas Plupuh II Sragen.
6) Melaksanakan rencana tindakan pada Ny. N Umur 45 tahun
P2A0dengan polimenoreadi Puskesmas Plupuh II Sragen.
7) Mengevaluasi tindakan pada Ny. NUmur 45 tahun P2A0dengan
polimenorea diPuskesmas Plupuh II Sragen.
b. Menganalisa kesenjangan antara teori yang ada dengan praktik yang
telah dilakukan di lahan.
5
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi penulis
Penulis diharapkan dapat memperoleh wawasan dan dapat
mengaplikasikan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny.
NUmur45tahun P2A0denganpolimenoreasesuai dengan teoriyang telah
diberikan.
2. Bagi profesi
Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan untuk
meningkatkan mutu layanan asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi
dengan polimenorea.
3. Bagi Institusi
a. Instansi Pelayanan Kesehatan
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat memberikan masukan pada
Puskesmas Plupuh II Sragen dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Terutama pada kasus gangguan reproduksi
dengan polimenorea.
b. Institusi Pendidikan
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan
tentang asuhan kebidanan reproduksidengan polimenorea.
4. Bagi Masyarakat
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat
digunakansebagaisaranauntukmeningkatkanpengetahuanmasyarakattenta
nggangguanpadasiklusmenstruasiterutamapolimenorea.
6
E. Keaslian Studi Kasus
Studi kasus gangguan reproduksi dengan polimenorea belum pernah
dilakukan.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Kesehatan Reproduksi
a. Pengertian
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan
sosial yang utuh bukan hanyabebas dari penyakit dan kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi, serta prosesnya. Salah satu proses dalam sistem reproduksi
adalah menstruasi(Purwoastuti & Walyani, 2015)
b. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :
1) Kesehatan bayi dan anak.
2) Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi,
termasuk PMS-HIV/AIDS.
3) Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi.
4) Kesehatan reproduksi remaja.
5) Pencegahan dan penanganan infertilitas.
6) Kanker pada usia lanjut dan osteopororosis.
7) Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker
serviks, mutilasi, genital, fistula, dan lain-lain (Maryanti,
2009)
8
2. Gangguan Sistem Reproduksi
a. Pengertian
Menurut Essawibawa (2011), gangguan reproduksi adalah
kegagalan wanita dalam manajemen kesehatan reproduksi.
Permasalahan dalam bidang kesehatan reproduksi salah satunya
adalah masalah reproduksi yang berhubungan dengan gangguan
sistem reproduksimencakup infeksi, gangguan infertilitas, dan lain-
lain (Yunikawuri, 2012).
b. Macam-macam gangguan reproduksi
1) Gangguan menstruasi
Menurut Varney (2006), gangguan menstruasi terdiri dari :
a) Amenore
Amenore merupakan perubahan umum yang terjadi pada
beberapa titik dalam sebagian besar siklus menstruasi
wanita dewasa (Yunikawuri, 2012).
b) Dismenorrhea
Menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada
perut bagian bawah dan punggung serta biasanya terasa
seperti kram (Yunikawuri, 2012).
c) Menoragia
Menoragia merupakan salah satu dari beberapa keadaan
menstruasi yang pada awalnya berada dibawah label
9
perdarahan uterus disfungsional (disfuncional uterine
bleeding, DUB) (Yunikawuri, 2012).
d) Metroragia
Metroragia adalah apabila menstruasi terjadi dengan
interval tidak teratur, atau jika terdapat insiden bercak darah
atau perdarahan di antara menstruasi (Yunikawuri, 2012).
e) Oligomenore
Oligomenore adalah aliran menstruasi yang tidak sering
atau hanya sedikit (Yunikawuri, 2012).
f) Polimenorea
Polimenorea adalah siklusmenstruasidengan interval 21
hariataukurang (ProverawatidanMisaroh, 2009).
g) Sindrom pramenstruasi
Perubahan siklus fisik, fisiologi dan perilaku (misalnya
perut menggembung, perubahan suasana hati, perubahan
nafsu makan) yang dicerminkan saat siklus menstruasi
terjadi hampir pada semua wanita beberapa
waktuantaramenarche dan menopause (Yunikawuri, 2012).
10
2) Nyeri abdomen dan panggul
Jenis nyeri abdomen dan panggul
a) Nyeri akut
Kemampuan untuk mengenali dan menangani nyeri
abdomen akut secara akurat merupakan keahlian penting
dalam perawatan kesehatan wanita (Yunikawuri, 2012).
b) Nyeri kronis
Wanita yang mengalami nyeri panggul kronis adalah orang
yang sering kali mengunjungi pemberi layanan kesehatan
dalam jangka waktu yang panjang (Yunikawuri, 2012).
c) Inkontinensia urine
Pengeluaran urine secara tidak sadar merupakan kondisi
yang membuat stres dan yang tidak dilaporkan karena
berbagai alasan, seperti rasa malu, pengingkaran, dan
adanya anggapan bahwa satu-satunya pilihan penanganan
adalah pembedahan (Yunikawuri, 2012).
d) Kista ovarium
Berbagai macam massa ovarium jinak dapat ditemukan oleh
bidan baik pada saat pemeriksaan panggul atau dari hasil
pemeriksaan ultrasonografi (Yunikawuri, 2012).
(1) Tanda dan gejala
(a) Rasa nyeri perut pada bagian bawah
(b) Haid yang sangat banyak atau justru terlalu sedikit
11
(c) Pada keadaan yang lanjut dapat teraba benjolan di
daerah perut
(d) Pendarahan vagina yang hebat yang tidak teratur
(e) Pembesaran perut karena adanya akibat dari
beberapa jenis kista yang aman cenderung tumbuh
semakin besar
e) Tumor/ kanker pada endometrium
Wanita yang didiagnosis mengalami kanker endometrium
setiap tahunnya, tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan
dengan kanker servik. Kemungkinan terjadi paling sering
pada wanita berusia lebih dari 50 tahun (Yunikawuri, 2012).
3. Polimenorea
a. Pengertian
Polimenorea adalah siklus haid pendek dari biasanya (kurang
dari 21 hari pendarahan). Ketika seorang wanita mengalami siklus
menstruasi yang lebih sering, dikenal dengan istilah polimenorea.
Wanita dengan polimenorea akan mengalami menstruasi hingga dua
kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah
perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia.
Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di
anatara dua waktu menstruasi. Pada metroragia menstruasi terjadi
12
dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih
sedikit.
b. Penyebab
Timbulnya menstruasi yang lebih sering ini tentunya akan
menimbulkan kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya.
Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan
sistem hormonal pada aksis hipotalamus – hipofisis – ovarium(Dewi,
2012).
Ketidakseimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan
gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau
memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu
siklus menstruasi normal sehingga didapatkan menstruasi yang lebih
sering. Gangguan keseimbangan hormon menurut Purwoastuti dan
Walyani (2015)dapat terjadi pada:
1) Pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
2) Beberapa tahun menjelang menopause
3) Gangguan indung telur
4) Stress dan depresi
5) Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa,
bulimia)
6) Penurunan berat badan berlebihan
7) Obesitas
8) Olahraga berlebihan, misal atlit
13
9) Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin,
NSAID aspirin.
c. Patofisiologi
Ketidakteraturan siklus haid disebabkan karena gangguan
hormon dalam tubuh atau bisa juga terjadi karena penyakit di dalam
organ reproduksi, contohnya tumor rahim, tumor di indung telur.
Selain itu gangguan haid disebabkan juga karena faktor lainnya
seperti stres, kelelahan, gangguan gizi dan penggunaan kontrasepsi,
Siklushaid yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibatfaktor
hormonal. Seorangwanita yang memilikihormon estrogen dan
progesterone secaraberlebihan memungkinkan terjadinya haid dalam
waktu yang lebih cepat. Jika gangguan haid dikarenakan oleh faktor
hormonal maka dapat dipastikan wanita tersebut mengalami
gangguan kesuburan. Dan dapat diatasi dengan suntikan untuk
mempercepat pematangan sel telur. Hal ini dapat terjadi 3-5 tahun
pertama setelah haid pertama dan beberapa tahun menjelang
menopause (Purwoastuti dan Walyani, 2015)
d. Penatalaksanaan
Terapi polimenoreayaitu menggunakan hormon estrogen dan
stadium sekresimenggunakan hormon kombinasi estrogen
danprogesteron (Marmi, 2013).Menurut Purwoastuti dan Walyani
(2015) pengobatan polimenorea akan diterapi menggunakan hormon,
diantaranya dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi kombinasi
14
estrogen danprogesteron 1 kali sehari. Pasien yang menerima terapi
hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan dan
kemuadian 6 bulan untuk evaluasi efek yang terjadi.
e. Prognosis
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat
sembuh dengan sendirinya, apabila polimenorea yang berlangsung
terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh
seperti anemia akibat darah yang keluar terus menerus. Disamping
itu, polimenorea dapat juga akan menimbulkan keluhan berupa
gangguan kesuburan karenagangguan hormonal pada polimenorea
mengakibatkan gangguan ovulasi(proses pelepasan sel telur). Wanita
dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan untuk
mendapatkan keturunan (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
f. Asuhan kebidanan pada polimenorea
Tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan gangguan
reproduksi dengan polimenorea:
1) Jelaskan pada ibu tentang gangguan reproduksi dengan
polimenorea
2) Beritahu ibu bahwa ini tidak perlu penanganan yang serius
3) Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
kombinasi hormon estrogen dan progesteron (Marmi, 2013).
Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015) pengobatan
polimenorea akan diterapi menggunakan hormon, diantaranya
15
dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi kombinasi estrogen
danprogesteron 1 kali sehariselama 7 hari.
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, serta ketrampilan dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada pasien (Sulistyawati, 2009).
2. Proses Manajemen Kebidahan 7 Langkah Varney
Manajemen kebidanan terdiri atas tujuh langkah yang berurutan,
diawali dengan pengumpulan data sampai dengan evaluasi. Proses ini
bersifat siklik (dapat berulang), dengan tahap evaluasi sebagai data awal
pada siklus berikutnya (Sulistyawati, 2009). Proses manajemen
kebidanan terdiri atas langkah-langkah berikut ini:
a. Langkah 1 : Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis.
Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data
16
tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan
(Sulistyawati, 2009).
1) Data Subjektif
Data subjektif adalah informasi yang dicatat mencakup
identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung
kepada pasien/klien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga
kesehatan (Sari, 2012).
a) Identitas pasien
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), identitas
meliputi:
(1) Nama : Dikaji dengan nama yang jelas
danlengkap
(2) Umur : Ditulis dalam tahun untuk mengetahui
adanya risiko, apabila dibawah 20
tahun, alat-alat reproduksi belum
matang dan jika lebih dari 35 tahun
mendekati menopause. Polimenorea
dapat terjadi pada usia menjelang
menopause antara umur 40 sampai 65
tahun (Dewi, 2012).
(3) Agama : Untuk mengetahui keyakinan pasien
tersebut untuk membimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdoa
17
(4) Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan
kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya,
sehingga bidan dapat memberikan
konseling sesuai dengan
pendidikannya.
(5) Suku/bangsa : Berpengaruh pada adat istidat atau
kebiasaan sehari-hari.
(6) Pekerjaan : Gunanya untuk mengetahui dan
mengukur tingkasosial
ekonominya,karena ini juga
mempengaruhi dalam gizi pasien.
(7) Alamat : ditanyakan untuk mempermudah
kunjungan rumah bila diperlukan.
b) Keluhan utama.
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan
pasien datang pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan
(Sulistyawati, 2009).
Padakasusgangguanreproduksidenganpolimenoreakeluhan
yang dialami pasien yaitu mengalami menstruasi hinggadua
kali ataulebihdalamsebulan (PurwoastutidanWalyani, 2015).
18
c) Riwayat kebidanan
Menurut Sulistyawati (2009), data ini penting
diketahui tenaga kesehatan sebagai data acuan jika pasien
mengalami penyulit kebidanan selama ini.
(1) Menstruasi
Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat
menstruasi ntara lain sebagai berikut :
(a) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami
menstruasi. Wanita Indonesia pada umumnya
mengalami menarche sekitar 12 sampai 16 tahun
(Sulistyawati, 2009).
(b) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi
yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam
hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32
hari(Sulistyawati, 2009). Pada
kasusgangguanreproduksidenganpolimenoreameng
alamiperubahansikluskurangdari 21 hari
(ProverawatidanMisaroh, 2009).
(c) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak
darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadangakan
19
kesulitan untuk mendapatkan data valid. Sebagai
acuan gunakan kriteria banyak, sedang, dan sedikit.
Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya
bersifat subjektif, namun kita dapat kaji lebih
dalam lagi dengan beberapa pertanyaaan yang
mendukung, misalnya sampai berapa kali
mengganti pembalut dalam sehari (Sulistyawati,
2009).Padakasusgangguanreproduksidenganpolime
noreajumlah darah yang keluar
relatifsamaataulebihbanyakdaribiasanya
(PurwoastutidanWalyani, 2015).
(d) Dismenorrhea
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang
dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya
nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau
jumlah darah yang banyak. Ada beberapa keluhan
yang disampaikan oleh pasien dapat menunjukkan
kepada diagnosis tertentu (Sulistyawati, 2009).
d) Riwayat Kesehatan
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), riwayat
kesehatan meliputi:
20
(1) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat atau penyakit akut, kronis
seperti : jantung, DM, Hipertensi, Asma
(Ambarsari dan Wulandari, 2010).
(2) Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat
ini (Ambarsari dan Wulandari, 2010).
(3) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakitkeluarga terhadap gangguan
kesehatan pasien, yaitu apabila ada penyakit keluarga
yang menyertainya (Ambarsari dan Wulandari, 2010).
(4) Riwayat Operasi
Riwayat operasi luka SC, operasi laparotomi,
apendixitis maupun operasi lainnya (Rukiyah, 2014).
e) Riwayat Obstetri
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalumeliputi:
berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak,
cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan
nifas (Ambarwati dan Wulandari, 2010)
21
f) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut
KB dengan jenis kontrasepsi apa, berapa lama,
adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
g) Riwayat Perkawinan
Menurut Sulistyawati (2009), ini penting untuk dikaji
karena dari data ini kita akan mendapatkan gambaran
mengenai suasana rumah tangga pasangan. Beberapa
pertanyaan yang dapat diajukan antara lain sebagai berikut:
(1) Berapa tahun usia ibu ketika menikah pertama kali?
(2) Status pernikahan (sah/tidak)?
(3) Lama pernikahan?
(4) Ini adalah suami yang ke?
h) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(1) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan
minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan
pantangan (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Kasus
gangguan reproduksi dengan polimenorea dapat terjadi
pada penderita gangguan makan (seperti anorexia
nervosa, bulimia)(Purwoastuti dan Walyani , 2015).
22
(2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu
kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah,
konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil
meliputi frekuensi, warna, jumlah(Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
(3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur
pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum
tidur misalnya membaca, mendengarkan
musik, kebiasaan mengonsumsi obat tidur,
kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(4) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu
menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah
genetalia (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(5) Aktifitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-
hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas
terhadap kesehatannya (Ambarwati dan Wulandari,
2010). Polimenorea dapat terjadi pada olahraga yang
23
berlebihan seperti atlit (Purwoastuti dan Walyani ,
2015).
(6) Keadaan psikologis
Untuk mengetahui tentang perasaan ibu
sekarang, apakah ibu merasa takut, tertekan atau cemas
dengan keadaan sekarang (Nursalam, 2009).
Polimenorea dapat terjadi pada seseorang dengan
depresi atau stress (Purwoastuti dan Walyani , 2015).
2) Data Objektif
Data objektif adalah pencatatan dilakukan dari hasil
pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, dan data
penunjang yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium
(seperti pemeriksaan radio diagnostik atau USG) yang dilakukan
sesuai dengan beratnya masalah (Sari, 2012).
a) Vital sign
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan
kondisi yang alaminya (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini dengan mengamati keadaan
pasien secara keseluruhan (Sulistyawati, 2009). Pada
kasus polimenorea keadaan umum baik
24
(2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan pasien,
kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran
mulai dari keadaan compos mentis (kesadaran
maksimal), sampai dengan koma (Sulistyawati, 2009).
(3) Tanda vital
Menurut AmbarwatidanWulandari, (2010).tanda vital
meliputi :
(a) Tekanan darah
Tekanan darah rata – rata normalnya 120/80
mmHg.
(b) Nadi
Denyutnadi normal orang dewasa 60-80x/m.
(c) Pernafasan
Pernapasan normal pada orang dewasa 16-24x/m.
(d) Suhu
Suhunormal pada orang dewasa 36,5-37,20C.
Pada kasus polimenoreatanda-tanda vital normal.
b) Pemeriksaan sistematik
(1) Inspeksi
(a) Rambut
Untuk mengetahui warna, kebersihan dan mudah
rontok atau tidak (Sulistyawati, 2009).
25
(b) Mata
Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna
merah muda, sklera warna putih, adakah kelainan
atau tidak, adakah gangguan penglihatan seperti
rabun jauh atau dekat (Sulistyawati, 2009).
(c) Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga bersih atau
tidak dan apakah ada gangguan pendengaran atau
tidak (Sulistyawati, 2009).
(d) Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung dari kebersihan,
ada polip atau tidak dan alergidebu atau tidak
(Sulistyawati, 2009).
(e) Mulut
Untuk mengetahui keadaan mulut dari bibir warna
dan kelembabannya, lidah bersih atau tidak, gigi
caries atau tidak dan ada gangguan pada mulut atau
tidak seperti bau mulut (Sulistyawati, 2009).
(2) Palpasi
(a) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar
limfe dan pembesaran kelenjar parotis
(Sulistyawati, 2009).
26
(b) Dada
Untuk mengetahui bentuk payudara, simetris atau
tidak, hyperpigmentasi, teraba masa atau nyeri
tidak, kolostrum, keadaan puting menonjol atau
tidak, dan kebersihan dari payudara (Sulistyawati,
2009).
(c) Abdomen
Mengetahui bentuk perut, ada bekas luka operasi
atau tidak, striae, dan linea. Pada kasus gangguan
reproduksi denganpolimenorea dilakukan palpasi
untuk memastikan apakah ada benjolan di dalam
indung telur (Sulistyawati, 2009).
(d) Genetalia
Untuk mengetahui kebersihan genetalia,
pengeluaran per vaginam, dan ada tidaknya tanda-
tanda infeksi vagina (Sulistyawati, 2009).Pada
polimenorea yang normal terdapat pengeluaran
pervagina berupa darah menstruasi yang normal
berwrna merah, encer, berbau khas, namun pada
kasus keganasan terdapat pengeluaran pervagina
seperti darah menstruasi merah kecoklatan, berbau
tidak sedap (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
27
(e) Anus
Untuk mengetahui kebersihan dan ada tidaknya
haemoroid (Sulistyawati, 2009).
(3) Perkusi
(a) Ekstremitas
Untuk mengetahui bentuk, adanya
gangguan/kelainan atau tidak, adanya oedema atau
tidak, adanya varises atau tidak(Sulistyawati,
2009).
(b) Data penunjang
Data penunjang diperlukan sebagai
pendukung diagnosa, apabila diperlukan.
Misalnya pemeriksaan laboratorium seperti
pemeriksaan indikasi USG, kadar Hb, Pemeriksaan
Hematokrit, Kadar Leukosit dan golongan darah
(Sulistyawati, 2009). Pada
polimenoreapemeriksaan penunjang kadar Hb
untuk mengetahui anemia dan USG bila ada
indikasi untuk mengetahui penyebab polimenorea.
b. Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis,
masalah, dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari
28
perumusan diagnosis atau masalah adalah pengolahan data dan
analisis dengan menggabungkan data satu dengan lainnya sehingga
tergambar fakta (Sulistyawati, 2009).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan dapat ditegakkan yang berkaitan
para, abortus, umur ibu, dan pengkajian yang menyertai
diagnosa (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Diagnosa : Ny.X umur x tahunPxAx gangguanreproduksi
denganpolimenorea.
a) Data subjektif :
(1) Ibumengatakanberumur…
(2) Ibu mengatakan
mengatakanmengalamimenstruasihinggadua kali
ataulebihdalamsebulan (PurwoastutidanWalyani,
2015).
(3) Ibu mengatakan mengalamiperubahanpolahaidsejak…
(4) Ibu mengatakan siklus menstruasinya kurang dari 21
hari.
(5) Ibu mengatakan cemas
(6) Ibu makan.. per hari, minum… per hari, jenis dan porsi
(7) Ibu melakukan aktifitas….
29
b) Data objektif :
Data objektif pada gangguan reproduksi
denganpolimenoreamenurut Sulistyawati (2009) antara lain
:
(1) Keadaan umum untuk mengetahui data ini cukup
dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan
baik atau lemah.
(2) Tanda-tanda vital
(a) Tekanan darah.
(b) Nadi untuk mengetahui denyut nadi ibu.
(c) Pernapasan.
(d) Suhu untuk mengetahui suhu badan pasien.
(3) Pemeriksaan sistematis abdomen dan genetalia.
(4) Data penunjang yaitu melakukan pemeriksaan USG dan
kadar Hb.
2) Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan
pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Masalah yang muncul
pada pasien dengan polimenoreaberkaitan dengan kekhawatiran
pasien terhadap keadaan yang dialami. Hal ini muncul karena
kurangnya pengetahuan pasien tentang polimenoreamaupun
siklus menstruasi.
30
3) Kebutuhan
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2009).
Kebutuhan pasien denganpolimenorea adalah dukungan moril
serta informasi tentang kasus dan penatalaksanaan
polimenorea(Sulistyawati, 2009).
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau
diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain
juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil terus mengamati kondisi klien
(Sulistyawati, 2009).
Dagnosa potensial pada kasus gangguan reproduksi dengan
polimenorea adalahgangguan hemodinamik tubuh seperti anemia
dan penurunan kesuburan (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
d. Langkah IV : Antisipasi masalah atau Tindakan Segera
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen
kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera
oleh bidanatau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi
paien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
31
Antisipasi pada kasus polimenorea adalah kolaborasi dengan
dokter dan kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan
penunjang (Sulistyawati, 2009)
e. Langkah V : Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa
yang telah diidentifikasi arau di antisipasi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi
pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan
dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa
yangakan terjadi berikutnya (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada
asuhangangguanreproduksidenganpolimenorea:
1) Jelaskan pada ibu
tentanggangguanreproduksidenganpolimenorea
2) Beritahu ibu bahwa ini tidak perlu penanganan yang serius
3) Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
kombinasi hormon estrogen dan progesteron (Marmi,
2013).Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015) pengobatan
polimenorea diterapi menggunakan hormon, diantaranya dengan
mengkonsumsi pil kontrasepsi kombinasi estrogen
danprogesteron 1 kali sehari selama 7 hari.
32
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisiensi
dan aman. Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan,
pasien, atau anggota keluarga yang lain. Jika bidan tidak
melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab atas
terlaksananya seluruh perencanaan. Dalam situasi dimana ia harus
berkolaborasi dengan dokter, misalnya karena pasien mengalami
komplikasi, bidan masih tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama tersebut. Manajemen yang
efisiensi akan menyingkat watu, biaya, dan meningkatkan mutu
asuhan (Sulistyawati, 2009). Pada langkah ini bidan melaksanakan
langsung tindakan yang telah direncanakan
padagangguanreproduksidenganpolimenoreaadalah :
1) Menjelaskan pada ibu tentang gangguan reproduksi dengan
polimenorea
2) Memberitahu ibu bahwa ini tidak perlu penanganan yang serius
3) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
kombinasi hormon estrogen dan progesteron (Marmi, 2013).
Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015) pengobatan
polimenorea diterapi menggunakan hormon, diantaranya dengan
mengkonsumsi pil kontrasepsi kombinasi estrogen
danprogesteron 1 kali sehariselama 7 hari.
33
g. Langkah VII : Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita
berikan kepada pasien, kita mengacu kepada beberapa pertimbangan
seperti tujuan asuhan kebidanan, efektifitas tindakan untuk
mengatasi masalah, dan hasil asuhan (Sulistyawati, 2009).
Evaluasi yang ingin dicapai
padagangguanreproduksidenganpolimenoreamenurut Marmi (2013)
yaitu menstruasi kembali normal dengan siklus 21 hari sampai 35
hari.
34
DATA PERKEMBANGAN
Menurut Walyani (2015), SOAP merupakan singkatan dari:
S : Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien melalui
anamnesa (Walyani, 2015).
O : Objektif
Mengambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil tes
laboratorium, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung asesment (Walyani, 2015).
A : Assesment
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan
(Walyani, 2015).
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assesment (Walyani, 2015).
35
C Landasan Hukum
1. Penyelenggaraan Praktik
a. Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan
pelayananan yang meliputi
1) Pelayanan kesehatan ibu
2) Pelayanan kesehatan anak, dan
3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana
b. Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam
pasal 9 huruf c, berwenang untuk :
1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
dan keluarga berencana dan
2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
36
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan laporan studi kasus dengan metode
deskriptif yaitu studi kasus yang bertujuan untuk menerangkan atau
menggambarkan masalah yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat,
waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan,
cara hidup dan lain-lain. Studi kasus yang mendiskripsikan seperangkat
peristiwa atau kondisi populasi saat itu (Hidayat, 2010).
Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu
permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal
(Notoatmodjo, 2005).
B. Lokasi Studi Kasus
Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan. Lokasi penelitian
ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut, misalnya apakah di
tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, atau institusi tertentu : sekolah,
rumah sakit, atau puskesmas (Notoatmodjo, 2012). Pengambilan
kasusdilaksanakandi Puskesmas Plupuh II Sragen.
37
C. Subjek Studi Kasus
Subjek studi kasus adalah dalam bagian ini diurakan populasi penelitian
dan sampel. Dalam populasi dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau
golongan mana yang menjadi sasaran studi kasus (Notoadmojo, 2012).
Subjek dalam laporan studi kasus ini adalah Ny. N umur 45 tahun
P2A0dengan polimenorea.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus merupakan rentang waktu yang digunakan penulis
untuk pelaksanaan studi kasus (Notoadmojo, 2010). Pengambilan
kasusdilaksanakan pada 23 Maret – 13 Juli 2016.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen studi kasus adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengupulan data (Notoadmojo, 2012). Pada gangguan reproduksi
polimenorea ini penulis menggunakan instrumen format asuhan kebidanan
gangguan reproduksi dengan 7 langkah varney dengan data perkembangan
dengan SOAP.
38
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data menggunakan cara :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
oleh orang yang melakukan studi kasus (Nursalam, 2010).
a. Pemeriksaan Fisik
Meliputi:
1) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang
dilaksanakan secara sistematis dari ujung kepala sampai ujung
kaki.
Padakasusgangguanreproduksidenganpolimenoreatidakdilakukan
pemeriksaaninspeksi untuk melihat pengeluaran pervagina berupa
darah menstruasi
2) Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera
peraba tangan jari adalah instrumen yang sensitif dan digunakan
untuk mengumpulkan data tersebut: temperatur, turgor,
bentuk,kelembapan,vibrasi dan ukuran (Nursalam, 2008).Pada
kasus gangguan reproduksi dengan
polimenoreadilakukanpemeriksaanpalpasiyaitupada abdomen
pasienuntukmemastikanadatidaknyamiomaataukista.
39
3) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop
(Nursalam, 2008). Pada kasus polimenorea auskultasi dilakukan
pemeriksaan tekanan darah.
4) Perkusi
Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk
atau membandingkan kanan atau kiri permukaan daerah tubuh
(Nursalam, 2008). Pada kasus polimenorea
tidakdilakukanpemeriksaanperkusi.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk
mendapatkan keterangan secara lisan dari klien (responden) atau
bercakap-cakap dan berhadapan dengan responden, jadi data yang
diperoleh secara langsung dari responden melalui pertemuan atau
percakapan (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus gangguan reproduksi
dengan polimenorea dilakukan wawancara pada Ny.N,keluarga
pasien, dan tenaga kesehatan yang menangani pasien.
c. Observasi
Orang sering kali mengartikan observasi sebagai salah satu
aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan
menggunakan mata (Arikunto, 2010). Observasi dilakukan dengan
40
pengamatan langsung pada pasien dengan polimenorea yaitu
mengobservasi keadaan umum, kesadaran, vital sign, pengeluaran
pervagina berupa darah menstruasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh orang-orang yang melakukan studi kasus dari sumber-sumber
yang ada (Notoatmodjo, 2005).
a. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi
yang berhubungan dengan dokumentasi bisa berupa list pasien
atau status pasien (Notoatmodjo, 2005). Pada kasus gangguan
reproduksi polimenorea studi dokumentasi yang digunakan yaitu
data dari rekam medik.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
penulis dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan
penelitian (Hidayat, 2007). Studi kasus ini diambil dari buku-buku
referensi dari tahun 2005 sampai 2015.
G. Alat-alat yang dibutuhkan
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam wawancara diantaranya :
a. Format pengkajianasuhankebidanan gangguan reproduksi
b. Buku tulis
41
c. Alat tulis (Bolpoint, penggaris, pensil, dan penghapus)
2. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam observasi meliputi :
a. Sphygmomanometer
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Handscoen steril
e. Kassa dan kapas steril
f. Bengkok
g. Penlight
h. Jam
H. JadwalStudiKasus
MenurutNotoadmodjo(2012), dalambagianinidiuraikanlangkah-
langkahkegiatandarimulaipenyusunan
KaryaTulisIlmiahsampaidenganlaporanpenilitian,
berdasarkanwaktuberjalanatauberlangsungtiapkegiatantersebut. Jadwal
penelitian terlampir
42
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Tanggal : 23 Maret 2016
Pukul : 11.30 WIB
Tempat : Puskesmas Plupuh II Sragen
a. Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny. N Nama Suami : Tn. T
Umur : 45 Tahun Umur : 47 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : D3
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Alamat : Jabung RT 03 Plupuh Sragen
b. Anamnesa (Data Subyektif)
1) Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan pada tanggal 03 Maret
2016 sampai dengan tanggal 07 Maret
2016 mengalami menstruasi dan
42
sekarang dari tanggal 20 Maret 2016
sampai hari ini masih mengalami
menstruasi. Jumlah darah menstruasi
43
sama dengan biasanya dan tidak ada
gumpalan.
2) Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama kali
pada umur 14 tahun
b) Siklus : Ibu mengatakan siklusnya 28 hari
c) Banyaknya :
Sebelum sakit : Ibu mengatakan banyaknya 2-3 kali ganti
pembalut/hari
Sesudah sakit : Ibu mengatakan banyaknya 2-3 kali ganti
pembalut/hari
d) Lama :
Sebelum sakit : Ibu mengatakan lamanya 4-5 hari
Selama sakit : Ibu mengatakan lamanya 4-5 hari
e) Teratur/Tidak : Ibu mengatakan menstruasi sebelumnya
teratur sudah 6 bulan ini (sejak bulan
Oktober) tidak teratur dan 2 bulan terakhir
mengalami menstruasi 2 kali dalam sebulan
(Bulan Februari tanggal 01 Februari - 05
Februari 2016 dan tanggal 19 Februari - 24
Februari 2016. Bulan Maret pada tanggal
03 Maret – 07 Maret 2016 mengalami
menstruasi dan sekarang dari tanggal 20
44
Maret 2016 sampai hari ini masih
mengalami menstruasi).
f) Sifat Darah :
Sebelum sakit : Ibu mengatakan darah haidnya encer
danberwarna merah
Sesudah sakit : Ibu mengatakan darah haidnya encer
danberwarna merah
g) Dismenorhoe :
Sebelum sakit : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri
pada saat menstruasi
Sesudah sakit : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri
pada saat menstruasi
3) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan perkawinan sah, menikah 1 kali, kawin umur 25
tahun suami umur 27 tahun lamanya 20 tahun, jumlah anak 2
orang.
4) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
Tabel 4.1 Riwayat Obstetri
NO Tgl/th
Partus
Tempat
Partus
Umur
Hamil
Jenis
Persalinan Penolong
Penyu
lit
Anak Nifas
Keadaan Anak
Sekarang Jenis BB PB
1 1996 BPS 40 mg Spontan Bidan - P 3200 49 ASI 2
Tahun Hidup
2 2000 RS 40 mg Spontan Dokter - L 3200 47 ASI 2
Tahun Hidup
Sumber : Data Primer 2016
45
5) Riwayat KB
Tabel 4.2 Riwayat KB
No Metode Lamanya Keluhan Alasan berhenti
1
2
Suntik
Senggama terputus
4 tahun
Sampai Sekarang
Tidak ada
Tidak ada
Ingin hamil lagi
-
Sumber : Data Primer 2016
6) Riwayat Penyakit
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita sakit seperti
batuk, pilek ataupun demam.
b) Riwayat Penyakit Sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri
pada dada bagian kiri, tidak berdebar, tidak
cepat lelah dan tidak keluar keringat dingin
saat beraktivitas
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri
pada perut bagian bawah
kanan/kiri,pinggang tidak sakit atau nyeri
saat BAK.
(3) Asma/TBC : Ibu mengatakan tidak pernah susah nafas/
Sesak nafas dan tidak batuk berdahak
yangberkepanjangan lebih dari 3 bulan.
46
(4) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata dan kuku-kuku
Jari tangan maupun kaki tidak
pernahkuning.
(5) DM : Ibu mengatakan tidak mudah lapar dan haus
di malam hari dan tidak pernahkencing
lebih dari 7 kali pada malam hari
(6) Hipertensi : Ibu mengatakan hasil tensinya tidak pernah
lebih dari 140/90 mmHg.
(7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
kejang mendadak disertai dengan
keluarbusa dari mulut.
(8) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit
lain seperti HIV / AIDS
c) Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suami
tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung,
DM dan hipertensi serta tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis dan HIV/AIDS.
d) Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi atau
tindakan bedah lainnya.
7) Riwayat Kebiasaan sehari-hari
a) Pola Nutrisi
47
Sebelum sakit : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari
dengan porsi cukup banyak (nasi, lauk
pauk, dan sayur) serta minum 6-8 gelas
air putih dan teh.
Sesudah sakit : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari
dengan porsi cukup banyak (nasi, lauk
pauk, dan sayur) serta minum 6-8 gelas
air putih dan teh.
b) Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari
konsistensi lunak, warna kuning, dan
tidak ada konstipasi. BAK 5-6 kali
sehari warna kuning jernih dan tidak
ada keluhan saat BAK.
Sesudah sakit : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari
konsistensi lunak, warna kuning, dan
tidak ada konstipasi. BAK 5-6 kali
sehari warna kuning jernih dan tidak
ada keluhan saat BAK.
c) Personal Hygiene
Sebelum Sakit : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari,
ganti baju 2 kali sehari dan ganti celana
dalam 2 kali sehari, BAB/BAK
48
dibersihkan dengan air bersih dan 2
kali ganti pembalut
SesudahSakit : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari,
ganti baju 2 sehari dan ganti celana
dalam 2 kali sehari ataupun setelah
BAK dan 2 kali ganti pembalut, ibu
membersihkan genetalia setelah BAB
dan BAK, namun ibu belum
mengetahui cara cebok yang benar
d) Pola Istirahat dan tidur
Ibu mengatakan sebelum dan sesudah sakit tidur siang
kadang-kadang ± 1 jam dan tidur malam 7-8 jam.
e) Pola Aktivitas
Ibu mengatakan sebelum dan sesudah sakit ibu bekerja
dirumah melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
memasak, membersihkan rumah, mencuci baju, menyetrika.
f) Pola hubungan seksual
Sebelum sakit : Ibu mengatakan melakukan hubungan
seksual 1-2 kali seminggu, baik ibu
maupun suami tidak ada keluhan
apapun.
Setelah sakit : Ibu mengatakan tidak melakukan
hubungan seksual.
49
g) Data Psikologis
Ibu mengatakan cemas dengan menstruasi yang dialaminya.
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1) Status Generalis
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV
(1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
(2) Respirasi : 20x/menit
(3) Suhu : 36,4oC
(4) Nadi : 78x/menit
d) TB : tidak dilakukan
e) BB : 58 kg
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
(1) Rambut : Berwarna hitam, bersih, tidak ada
ketombe dan tidak rontok
(2) Muka : Tidak pucat dan tidak ada oedema
(3) Mata
(a) Oedema : Tidak oedema
(b) Conjungtiva : Merah muda
(c) Sklera : Putih
50
(4) Hidung : Bersih, tidak ada secret dan tidak
ada benjolan
(5) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
(6) Mulut/gigi/gusi : Bersih, bibir tidak pucat, gigi tidak
ada caries, dan gusi tidak berdarah
b) Leher
(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar
gondok
(2) Tumor : Tidak ada tumor
(3) Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
kelenjar limfe
c) Dada dan Axilla
(1) Dada : Normal, simetris
(2) Mammae
(a) Membesar : Normalkanan dan kiri
(b) Tumor : Tidak ada pembesaran
(c) Simetris : Simetris kanan dan kiri
(3) Axilla
(a) Benjolan : Tidak ada benjolan
(b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
d) Abdomen
(1) Pembesaran Uterus : Tidak ada pembesaran uterus
(2) Pembesaran hati : Tidak dilakukan
51
(3) Benjolan / Tumor : Tidak ada benjolan atau tumor
(4) Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri tekan
(5) Luka Bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi
e) Anogenetal
(1) Vulva Vagina
(a) Varices : Tidak ada varices
(b) Luka : Tidak ada luka
(c) Kemerahan : Tidak kemerahan
(d) Kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran
(e) PPV
Keputihan : Tidak ada keputihan
PPV : Terdapat darah menstruasi encer
berwarna merah, bau khas, tidak ada
tanda infeksi
(2) Inspekulo : Tidak dilakukan
(3) Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
(4) Anus
(a) Haemoroid : Tidak ada haemoroid
(b) Keluhan Lain : Tidak ada
f) Ekstremitas
(1) Varices : Tidak ada varices
(2) Oedema : Tidak ada oedema
3) Pemeriksaan Penunjang
52
a) Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan
b) Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan
53
2. Interpretasi Data
Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 11.40 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. N umur 45 tahun P2A0 gangguan reproduksi
denganpolimenorea.
Data Dasar :
DS :
1) Ibu mengatakan bernama Ny. N umur 45 tahun
2) Ibu mengatakan mempunyai 2 anak belum pernah keguguran
3) Ibu mengatakan menstruasi sebelumnya teratur sudah 6 bulan ini
(sejak bulan Oktober) tidak teratur dan 2 bulan terakhir
mengalami menstruasi 2 kali dalam sebulan (Bulan Februari
tanggal 01 Februari - 05 Februari 2016 dan tanggal 19 Februari -
24 Februari 2016. Bulan Maret pada tanggal 03 Maret – 07
Maret 2016 mengalami menstruasi dan sekarang dari tanggal 20
Maret 2016 sampai hari ini masih mengalami menstruasi).
4) Ibu mengatakan selama ini belum mengetahui cara cebok yang
benar.
54
5) Pola nutrisi ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
cukup banyak (nasi, lauk pauk, dan sayur) serta minum 6-8 gelas
air putih dan teh.
6) Ibu mengatakan sebelum dan sesudah sakit ibu bekerja dirumah
melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak,
membersihkan rumah, mencuci baju, menyetrika.
DO :
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV
a) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
b) Respirasi : 20x/menit
c) Suhu : 36,4oC
d) Nadi : 78x/menit
4) Pemeriksaan fisik mata : Conjungtiva merah muda
5) Pengeluaran pervaginam
Terdapat darah menstruasi encer berwarna merah, bau khas,
tidak ada tanda infeksi.
b. Masalah
Ibu merasa cemas dengan menstruasi yang dialaminya
c. Kebutuhan
Beri dukungan moril pada ibu dan informasi tentang menstruasi yang
dialaminya.
55
3. Diagnosa Potensial
Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul: 11.45 WIB
Anemia.
4. Antisipasi / Tindakan Segera
Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 11.50 WIB
Asuhan kebidanan dilakukan secara mandiri oleh bidan dengan
memberikan KIE tentang polimenorea yang dialami dan pencegahan
anemia.
5. Perencanaan
Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 12.00 WIB
a. Beritahu ibu tentang menstruasi yang dialaminya saat ini.
b. Beri penjelasan pada ibu bahwa ini tidak perlu penanganan yang
serius.
c. Beri konseling tentang vulva hygiene.
d. Beri terapi pil kombinasi hormon estrogen dan progesteron 1x1
selama 7 hari.
e. Anjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian.
6. Implementasi
Tanggal : 23 Maret 2016
a. Jam 12.12 WIB memberitahu ibu tentang menstruasi yang
dialaminya ini merupakan hal yang normal dan merupakan salah satu
gejala yang umum terjadi mendekati masa menopause.
56
b. Jam 12.15 WIB memberitahu ibu tentang kondisi saat ini tidak perlu
penanganan yang serius karena hormon sudah tidak lagi stabil,
sehingga terapi yang dibutuhkan hanya untuk menstabilkan hormon.
c. Jam 12.22 WIB memberi konseling pada ibu tentang vulva hygiene
yaitu dengan cara membasuh daerah genetalia dengan air bersih dari
arah depan ke belakang setelah BAK maupun BAB kemudian
mengelap dengan menggunakan tissu atau kain yang bersih dan
kering serta selalu menjaga daerah genetalia agar tetap kering dan
bersih serta ganti pembalut 2 kali sehari.
d. Jam 12.25 WIB memberi terapi obat
1) Pil kombinasi hormon estrogen dan progesteron untuk
menstabilkan hormon selama 1 minggu diminum 1x1 sejumlah
7 tablet.
2) Memberikan tablet Fe diminum 1x1 sejumlah 10 tablet.
e. Jam 12.30 WIB menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau
bila ada keluhan.
7. Evaluasi
Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 12.33 WIB
a. Ibu telah mengetahui tentang menstruasi yang dialaminya.
b. Ibu sudah mengerti bahwa kondisi saat ini tidak perlu penanganan
yang serius.
c. Ibu sudah paham cara vulva hygiene yang benar dan ibu bersedia
untuk melakukannya.
57
d. Ibu telah diberi terapi obat yang sesuai dengan yang dialaminya
danibu bersedia mengkonsumsi obat yang diberikan sampai sembuh.
e. Ibu bersedia untuk kontrol ulang 1minggu lagi tanggal 30 Maret
2016 atau bila ada keluhan.
58
DATA PERKEMBANGAN I
(Kontrol Ulang)
Tanggal : 30 Maret 2016
Pukul : 10.30 WIB
Tempat : Puskesmas Plupuh II Sragen
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan ingin kontrol ulang
2. Ibu mengatakan menstruasi sudah berhenti sejak tanggal 29 Maret 2016
3. Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi semua obat yang diberikan oleh
bidan dan obat sudah habis
4. Ibu mengatakan tidak lagi cemas dengan keadaannya.
5. Ibu sudah mengerti dan sudah mepraktekkan cara menjaga kebersihan
genetalia yang benar
O : Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
Tekanan darah : 110/90 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,7°C
59
2. Palpasi Abdomen : Tidak ada nyeri tekan dan massa.
3. Pengeluaran pervaginam : Sudah tidak ada pengeluran pervaginam.
A : Assesment
Ny. N umur 45 tahun P2A0 riwayat polimenorea.
P : Planning
Tanggal : 30 Maret 2016 Pukul : 10.45 WIB
1. Jam 10.45 WIB menjelaskan pada ibu bahwa perdarahan yang dialaminya
sudah berhenti dan menjelaskan pada ibu tentang kemungkin ibu
mendekati menopause karena umur ibu sudah 45 tahun
2. Jam 10.48 WIB menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga daerah
genetalianya agar selalu dalam keadaan bersih dan kering.
3. Jam 10.50 WIB menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan
rumah 1 bulan lagi.
Evaluasi
Tanggal : 30 Maret 2016 Pukul : 10.55 WIB
1. Ibu sudah mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh bidan bahwa
kemungkinan ibu mendekati menopause karena umur ibu sudah 45 tahun.
2. Ibu bersedia untuk tetap menjaga kebersihan daerah genetalianya dengan
benar.
3. Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 bulan lagi.
60
DATA PERKEMBANGAN II
(Kunjungan Rumah)
Tanggal : 29 April 2016
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. N
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan sudah kembali haid pada tanggal 16 April- 21 April 2016,
jumlah darah normal dan tidak ada keluhan.
2. Ibu mengatakan senang karena menstruasinya normal kembali.
3. Ibu mengatakan belum mengerti tentang menopause dan belum siap
menghadapi menopause
O : Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
Tekanan darah : 110/90 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5°C
2. Pemeriksaan Abdomen : Tidak ada nyeri tekan dan massa
3. Pengeluaran pervaginam : Sudah tidak ada pengeluaran pervaginam.
61
A : Assesment
Ny. N umur 45 tahun P2A0post polimenorea.
P : Planning
Tanggal : 29 April 2016 Pukul : 09.20 WIB
1. Jam 09.20 WIB memberitahu ibu bahwa menstruasi yang dialami normal.
2. Jam 09.25 WIB memberikan penjelasan tentang menopause dan
menganjurkan ibu untuk melakukan olahraga ringan setiap hari seperti
jalan-jalan pagi dan selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi terutama
kacang-kacangan atau olahan kedelai untuk mengurangi gejala yang
mungkin di alami ibu menjelang menopause.
3. Jam 09.33 WIB menganjurkan pada ibu untuk kontrol jika ada keluhan.
Evaluasi
Tanggal : 29 April 2016 Pukul : 09.35 WIB
1. Ibu telah mengerti bahwa menstruasi ibu kembali normal.
2. Ibu mengerti tentang menopause dan bersedia untuk melakukan olahraga
ringan dan selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi.
3. Ibu bersedia untuk melakukan kontrol ulang 1 bulan atau bila ada keluhan.
62
DATA PERKEMBANGAN III
(Kunjungan Rumah)
Tanggal : 13 Juli 2016
Pukul : 13.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. N
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan pada bulan Mei mengalami menstruasi tanggal 16 Mei – 22
Mei 2016, bulan Juni ibu mengalami menstruasi tanggal 18 – 22 Juni 2016
jumlah darah normal dan tidak ada keluhan
2. Bulan Juli ini ibu belum mengalami menstruasi.
3. Ibu mengatakan senang karena menstruasinya kembali normal.
4. Ibu mengatakan sudah mengerti tentang menopause
O : Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 74 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36°C
63
2. PemeriksaanAbdomen : Tidak ada nyeri tekan dan massa
A : Assesment
Ny. N umur 45 tahun P2A0riwayatpolimenorea.
P : Planning
Tanggal : 13 Juli 2016 Pukul : 13.15 WIB
1. Jam 13.15 WIB memberitahu ibu bahwa menstruasi yang dialami normal.
2. Jam 13.20 WIB menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga daerah
genetalianya agar selalu dalam keadaan bersih dan kering.
3. Jam 13.25 WIB menganjurkan pada ibu untuk kontrol jika ada keluhan.
Evaluasi
Tanggal : 13 Juli 2016 Pukul : 13.30 WIB
1. Ibu telah mengerti bahwa menstruasi ibu kembali normal.
2. Ibu bersedia menjaga kebersihan genetalia
3. Ibu bersedia untuk melakukan kontrol ulang bila ada keluhan.
64
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan kesenjangan antara
teori yang ada dengan praktik yang dilakukan dilahan. Dalam menjelaskan
kesenjangan tersebut penulis menggunakan langkah-langkah dalam
manajemen kebidanan yaitu pengkajian, interprestasi data, diagnosa
potensial, intervensi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk dapat mengambil
kesimpulan dan pemecahan masalah, sehingga dapat digunakan sebagai
tindakan lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan
efisien khususnya pada gangguan reproduksi dengan polimenorea.
1. Pengkajian
Pada teori diperoleh data subjektif pada kasus gangguan reproduksi
dengan polimenorea keluhan yang dialami pasien yaitu mengalami
menstruasi hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, data lainnya adalah
pola kebiasaan sehari-hari yaitu ibu makan berapa kali per hari, minum
berapa liter per hari, jenis dan porsi, bagaimana ibu melakukan aktifitas
sehari-hari. Hal ini dikarenakan polimenorea dapat terjadi pada pasien
dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia) dan olahraga
berlebihan, misal atlit (Purwoastuti dan Walyani, 2015). Untuk data
objektif dari pemeriksaan pervagina kebersihan genetalia, pengeluaran
per vaginam, dan ada tidaknya tanda-tanda infeksi vagina (Sulistyawati,
2009). Pada kasus polimenorea dilakukan pemeriksaan laboratorium
seperti pemeriksaan indikasi USG, kadar Hb, Pemeriksaan Hematokrit,
65
Kadar Leukosit dan golongan darah (Sulistyawati, 2009).
Pada pengkajian yang dilakukan pada Ny.N diperoleh data
subjektif ibu mengatakan pada tanggal 03 Maret 2016 sampai 07 Maret
2016 mengalami menstruasi dan sekarang dari tanggal 20 Maret 2016
sampai hari ini kembali mengalami menstruasi. Jumlah darah menstruasi
sama dengan biasanya dan tidak ada gumpalan. Pola nutrisi ibu
mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi cukup banyak (nasi, lauk
pauk, dan sayur) serta minum 6-8 gelas air putih dan teh. Ibu mengatakan
sebelum dan sesudah sakit ibu bekerja dirumah melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci baju,
menyetrika Dari hasil pemeriksaan didapatkan tidak ada benjolan dan
nyeri tekan di perut, tidak ada keputihan dan terdapat darah menstruasi
encer berwarna merah, bau khas, tidak ada tanda infeksi.
Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori
dan praktik yaitu pada kasus tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium
seperti kadar Hb.Selain itu tidak dilakukan USG karena tidak ada
indikasi dan di Puskesmas Plupuh II Sragen belum ada fasilitas
pemeriksaan USG.
2. Interpretasi Data
Diagnosa kebidanan dapat ditegakkan yang berkaitan para,
abortus, umur ibu, dan pengkajian yang menyertai diagnosa (Ambarwati
dan Wulandari, 2010). Diagnosa kebidanan adalah Ny.X umur x tahun
PxAx gangguan reproduksi denganpolimenorea. Masalah yang muncul
66
pada pasien dengan polimenoreaberkaitan dengan kekhawatiran pasien
terhadap keadaan yang dialami. Hal ini muncul karena kurangnya
pengetahuan pasien tentang polimenoreamaupun siklus menstruasi
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalahnya, dimana kebutuhan pasien
denganpolimenorea; adalah dukungan moril serta informasi tentang
kasus dan penatalaksanaan polimenorea (Sulistyawati, 2009).
Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah Ny.N umur 45 tahun
P2A0 dengan polimenorea. Pada Ny.N umur 45 tahun P2A0 masalah yang
timbul adalah ibu merasa cemas dengan menstruasi yang dialaminya.
Kebutuhan Ny.N adalah beri dukungan moril pada ibu dan informasi
tentang menstruasi yang dialaminya.
Pada langkah kedua tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik karena diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan telah
ditetapkan sesuai dengan teori yang ada.
3. Diagnosa Potensial
Dagnosa potensial pada kasus gangguan reproduksi dengan
polimenorea adalah gangguan hemodinamik tubuh seperti anemia dan
penurunan kesuburan (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
Pada Ny.N Umur 45 Tahun P2 A0diagnosa potensial adalah
anemia, namun diagnosa potensial tidak terjadi karena Ny. N Umur 45
Tahun P2 A0 segera mendapat penanganan.
67
Pada langkah ada kesenjangan antara teori dan praktik dimana
pada teori tidak muncul diagnosa potensial penurunan kesuburan hal ini
terjadi karena pada kasus polimenorea terjadi pada pasien berumur 45
tahun yang kemungkinan mendekati menopause, hal ini sesuai dengan
Dewi (2012) yaitu usia lebih dari 35 tahun berarti mendekati menopause.
Polimenorea dapat terjadi pada usia menjelang menopause antara umur
40 sampai 65 tahun (Dewi, 2012).
4. Antisipasi
Pada langkah keempat, bidan menetapkan kebutuhan terhadap
tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien (Yulifah dan Surachmindari,
2014). Antisipasi pada kasus polimenorea adalah kolaborasi dengan
dokter dan kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan penunjang
(Sulistyawati, 2009)
Pada langkah ini dapat disimpulkan bahwa ada kesenjangan teori
dengan praktik yaitu tidak dilakukan kolaborasi dengan dokter. Hal ini
disebabkan masih ditangani di Puskesmas sehingga tidak ada dr Spesialis
Obstetri dan Ginekologi.
5. Rencana Tindakan
Perencanaan asuhan pada asuhan gangguan reproduksi dengan
polimenorea menurut Marmi (2013) adalah jelaskan pada ibu tentang
gangguan reproduksi dengan polimenorea; Beritahu ibu bahwa ini tidak
perlu penanganan yang serius;Berkolaborasi dengan dokter untuk
68
pemberian terapi kombinasi hormon estrogen dan progesterone, menurut
Purwoastuti dan Walyani (2015) pengobatan polimenorea akan diterapi
menggunakan hormon, diantaranya dengan mengkonsumsi obat
kontrasepsi kombinasi estrogen danprogesteron 1 kali sehari
Pada kasus ini rencana tindakan adalah :Beritahu ibu tentang
menstruasi yang dialaminya saat ini; Beri penjelasan pada ibu bahwa ini
tidak perlu penanganan yang serius; Beri konseling tentang vulva
hygiene; Beri terapi obat kombinasi pil kombinasi hormon estrogen dan
progesteron untuk menstabilkan hormon selama 1 minggu diminum 1x1
sejumlah 7 tablet dan memberikan tablet Fe diminum 1x1 sejumlah 10
tablet; Anjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian.
Pada langkah kelima ada kesenjangan antara teori danpraktik
dimana dilahan diberikan konseling tentang vulva hygienedan diteori
tidak ada hal ini dikarenakan pada pengkajian ibu tidak mengetahui cara
cebok yang benar. Kesenjangan lain dilahan diberikan tablet Fe diminum
1x1 sejumlah 10 tablet hal ini dilakukan untuk mencegah anemia.
6. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
menyeluruh seperti diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan
aman. Pelaksanaan asuhan disesuaikan dengan rencana tindakan
(Yulifah dan Surachmindari, 2014). Perencanaan asuhan pada
polimenorea adalah dengan menjelaskan pada ibu tentang gangguan
reproduksi dengan polimenorea. Memberitahu ibu bahwa ini tidak perlu
69
penanganan yang serius. Melakukan kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi kombinasi hormon estrogen dan progesteron
(Marmi, 2013). Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015) pengobatan
polimenorea akan diterapi menggunakan hormon, diantaranya dengan
mengkonsumsi obat kontrasepsi kombinasi estrogen danprogesteron 1
kali sehari.
Pada kasus gangguan reproduksi dengan polimenorea
implementasi adalah memberitahu ibu tentang menstruasi yang
dialaminya saat ini; memberi penjelasan pada ibu bahwa ini tidak perlu
penanganan yang serius; memberikan konseling tentang vulva hygiene;
memberikan terapi obat kombinasi pil kombinasi hormon estrogen dan
progesteron untuk menstabilkan hormon selama 1 minggu diminum 1x1
sejumlah 7 tablet dan memberikan tablet Fe diminum 1x1 sejumlah 10
tablet;menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian.
Pada langkah implementasi dapat disimpulkan tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik dimana dilahan diberikan
konseling tentang vulva hygienedan diteori tidak ada hal ini dikarenakan
pada pengkajian ibu tidak mengetahui cara cebok yang benar.
Kesenjangan lain dilahan diberikan tablet Fe diminum 1x1 sejumlah 10
tablet hal ini dilakukan untuk mencegah anemia.
70
7. Evaluasi
Menurut Marmi (2013) pada evaluasi gangguan reproduksi
dengan polimenorea yaitu pasien sudah mengetahui tentang gangguan
reproduksi dengan polimenorea, sudah dilakukan kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian terapi kombinasi hormon estrogen dan
progesterone.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 7 hari dilanjutkan
dengan pemantauan siklus menstruasi bulan berikutnya, diperoleh hasil
sebagai berikut.
Pada evaluasi hari pertama yaitu pada tanggal 23 Maret 2016
diperoleh hasil : Ibu telah mengetahui tentang menstruasi yang
dialaminya; Ibu sudah mengerti bahwa kondisi saat ini tidak perlu
penanganan yang serius; Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang
bergizi; Ibu sudah paham cara vulva hygiene yang benar dan ibu bersedia
untuk melakukannya; Ibu telah diberi terapi obat yang sesuai dengan
yang dialaminya dan ibu bersedia mengkonsumsi obat yang diberikan
sampai sembuh; Ibu bersedia untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau bila
ada keluhan.
Pada data perkembangan I yaitu pada tanggal 30 Maret 2016
diperoleh hasil : Ibu mengatakan menstruasi sudah berhenti. Kemudian
dilakukan asuhan antara lain; Menjelaskan pada ibu bahwa perdarahan
71
yang dialaminya sudah berhenti; Menganjurkan pada ibu untuk tetap
menjaga daerah genetalianya agar selalu dalam keadaan bersih dan
kering; Menganjurkan ibu untuk melakukan olahraga ringan setiap hari
seperti jalan-jalan pagi dan selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi
terutama kacang-kacangan atau olahan kedelai untuk mengurangi gejala
yang mungkin di alami ibu menjelang menopause; Menjelaskan pada ibu
bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 bulan lagi.
Pada data perkembangan II yaitu pada tanggal 29 April 2016
diperoleh hasil : Ibu mengatakan sudah kembali haid pada tanggal 16
April 2016 normal tidak ada keluhan. Kemudian dilakukan asuhan antara
lain; Memberitahu ibu bahwa menstruasi yang dialami normal;
Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga daerah genetalianya agar
selalu dalam keadaan bersih dan kering; Menganjurkan ibu untuk
melakukan olahraga ringan setiap hari; Menganjurkan pada ibu untuk
kontrol jika ada keluhan.
Pada data perkembangan III yaitu pada tanggal 13 Juli 2016
diperoleh hasil : Ibu mengatakan pada bulan mei mengalami menstruasi
pada tanggal 16 mei sampai 22 mei 2016, bulan juni ibu
mengalamimenstruasi tanggal 18 sampai 22 juni jumlah darah normal
dan tidak ada keluhan, bulan Juli ini ibu belum mengalami menstruasi.
Ibu mengatakan senang karena menstruasinya kembali normal.
72
Kemudian dilakukan asuhan antara lain; Memberitahu ibu bahwa
menstruasi yang dialami normal; Menganjurkan pada ibu untuk tetap
menjaga daerah genetalianya agar selalu dalam keadaan bersih dan
kering; Menganjurkan pada ibu untuk kontrol jika ada keluhan.
Pada langkah evaluasi antara teori dan praktik tidak terdapat
kesenjangan karena sudah sesuai dengan teori.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan gangguan reproduksi pada Ny. N umur 45
tahun P2A0dengan gangguan reproduksi polimenorea mulai dari pengkajian
sampai evaluasi, dengan demikian penulis mengambil kesimpulan bahwa :
1. Pengkajian pada kasus Ny. N umur 45 tahun P2A0dengan gangguan
reproduksi polimenorea didapatkan keluhan utama yaitu ibu mengatakan
pada tanggal 03 Maret 2016 sampai dengan tanggal 07 Maret 2016
mengalami menstruasi dan sekarang dari tanggal 20 Maret 2016 sampai
hari ini masih mengalami menstruasi. Pada pemeriksaan vagina,tampak
darah menstruasi encer berwarna merah, bau khas, tidak ada tanda
infeksi.
2. Interpretasi data pada kasus ini didapatkan diagnosa kebidanan Ny. N
umur 45 tahun P2A0dengan gangguan reproduksi polimenorea, masalah
ibu mengatakan merasa cemas dengan apa yang dialaminya dan
kebutuhan yang diberikan dukungan moril pada ibu dan informasi
tentang menstruasi yang dialaminya.
3. Pada kasus Ny. N umur 45 tahun P2A0dengan gangguan reproduksi
polimenoreadiagnosa potensial yang muncul yaitu anemia.
74
4. Tindakan segera pada kasusNy. N umur 45 tahun P2A0dengan
polimenorea yaitu dilakukan mandiri oleh bidan dengan pemberian KIE
tentang polimenorea yang dialami dan pencegahan anemia.
5. Perencanaan polimenorea yang diberikan yaitu beritahu ibu tentang
menstruasi yang dialaminya saat ini, beri penjelasan pada ibu bahwa ini
tidak perlu penanganan yang serius, beri konseling pada ibu tentang
risiko anemia, beri konseling tentang vulva hygiene dan beri terapi obat
kombinasi hormon estrogen dan progesterone, anjurkan pada ibu untuk
kontrol ulang 1 minggu kemudian.
6. Pelaksanaan pada kasus Ny. N dilakukan sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat.
7. Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama tujuh hari dan ibu telah
mengkonsumsi obat kombinasi hormon estrogen dan progesterone
menstruasi ibu telah berhenti. Satu dan tiga bulan berikutnya dilakukan
kunjungan rumah dan menstruasi ibu telah kembali normal.
8. Pada kasus Ny. N penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yang ada di lapangan yaitu pada pengkajian tidak dilakukan
pemeriksaan penunjang pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan
kadar Hb dan USG. Pada antisipasi tindakan segera tidak dilakukan
kolaborasi dengan dokter hal ini disebabkan karena masih ditangani di
Puskesmas sehingga tidak ada dr Spesialis Obstetri dan Ginekologi.Pada
langkah perencanaan dan implementasi dapat disimpulkan tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik dimana dilahan diberikan
75
konseling tentang vulva hygienedan diteori tidak ada hal ini dikarenakan
pada pengkajian ibu tidak mengetahui cara cebok yang benar.
Kesenjangan lain dilahan diberikan tablet Fe diminum 1x1 sejumlah 10
tablet hal ini dilakukan untuk mencegah anemia.
B. Saran
1. Bagi Bidan
Untuk tenaga kesehatan yang bekerja di dalam lingkungan kebidanan
khususnya bidan diharapkan dapat meningkatkan kualitas asuhan
khususnya pada polimenorea.
2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Diharapkan pada kasus gangguan reproduksi dengan polimenorea
dilakukan pemeriksaan laboratorium agar dapat menentukan tindakan
dengan tepat serta meningkatkan sarana dan prasarana agar dapat
menunjang pelayanan kesehatan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Instansi pendidikan diharapkan dapat meningkatkan dan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan sesuai prosedur tetap dalam
memberikan asuhan terutama pada kasus gangguan reproduksi dengan
polimenorea serta menambah referensi kepustakaan tentang gangguan
reproduksi dengan polimenorea.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati. E. R. Wulandari. D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Arikunto. S. 2013. Prosedur Penelitian Data Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Fajarini. 2014. Manajemen 7 Langkah Varney. Yogyakarta : Nuha Medika.
Hidayat, AA. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika
Hidayat. Aziz Almul 2010. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Maryanti D, dkk. Kesehatan Reproduksi Teori dan Praktikum. (Yogyakarta: Nuha
Medica , 2009) hal 23
Notoatmodjo. S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam, M, Nurs. 2010. Proses dan Dokumentasi. Jakarta: Salembe Medika
Porwoastuti, E dan Walyani, E, S. 2015. Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial bagi
Kebidanan. Yogyakarta: Mustaka Baru Press
Prawiroharjo, S. 2012
Proverawati, A dan Misaroh, S. 2009. Menarche. Yogyakarta: Nuha Medika
Rumiyah, A, Y. 2014. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: CV. TRANS INFO
MEDIA
Sari, R,N. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika