asuhan keperawata baru

Upload: grandisdeka

Post on 06-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    1/25

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Parotitis merupakan penyakit pada anak-anak yang pada 30-40% kasusnya

    merupakan infeksi asimtomatik. Infeksi ini disebabkan oleh virus. Infeksi terjadi

     pada anak-anak kurang dari 1 tahun sebelum penyebaran imunisasi. Penyebaran

    virus terjadi dengan kontak langsung! per"ikan ludah! bahan mentah mungkin

    dengan urine. #ekarang penyakit ini sering terjadi pada orang de$asa muda

    sehingga menimbulkan epidemi se"ara umum. Pada umumnya parotitis epidemika

    dianggap kurang menular jika dibanding dengan morbili atau vari"ela! karena

     banyak infeksi parotitis epidemika "enderung tidak jelas se"ara klinis &ulginiti!

    1'(().*alam perjalanannya parotitis epidemika dapat menimbulkan komplikasi

    $alaupun jarang terjadi. +omplikasi yang terjadi dapat berupa meningoen"epalitis!

    artritis! pan"reatitis! miokarditis! ooporitis! or"hitis! mastitis dan ketulian. Insidensi

     parotitis epidemika dengan ketulian adalah 1, 1.000. eningiti s yang terjadi

     berupa meningitis aseptik . Insidensi dari paro ti tis eningoen"ephalitis

    sekitar 0/100.000 kasus. #ekitar 10% dari kasus ini penderitanya berumur kurang

    dari 0 tahun. ngka rata-rata kematian akibat parotitis meningoen"ephalitis adalah

    %. +elainan pada mata akibat komplikasi parotitis dapat berupa neutitis opti"us!

    da"ryoadenitis! uveokeratitis! s"leritis dan trombosis vena "entral retina. gangguan

     pendengaran akibat parotitis epidemika biasanya unilateral! nanum dapat pula

     bilateral. angguan ini seringkali bersifat permanen 2vonne! 1''').

    #elain parotitis! penyakit kelenjar saliva lain diantaranya adalah sialadenitis.

    #ialadenitis terjadi karena penurunan fungsi duktus oleh karena infeksi!

     penyumbatan atau trauma menyebabkan aliran saliva akan berkurang atau bahkan

    terhenti. atu ludah paling sering didapatkan di kelenjar submandibula. Pada

    glandula utama! gangguan sekresi akan menyebabkan stasis penghentian atau

     penurunan aliran) dengan inspissations  pengentalan atau penumpukan) yang

    seringkali menimbulkan infeksi atau peradangan. landula saliva utama yang

    mengalami gengguan aliran saliva akan mudah mengalami serangan organisme

    melalui duktus atau pengumpulan organisme yang terba$a aliran darah.

    Periode akut dari sialadenitis dapat dikontrol dengan kombinasi antibiotik. Padakeadaan yang lebih parah! gejala yang ada dapat dikontrol dengan pengikatan

    duktus atau parotidektomi permukaan. #etelah saldo "airan telah dipulihkan! dapat

    direkomendasikan permen asam tanpa gula atau permen. ereka dapat merangsang

    tubuh memproduksi air liur lebih banyak. ika infeksi tidak membaik! mungkin

    memerlukan pembedahan untuk membuka dan tiriskan kelenjar. ika sialadenitis

    disebabkan oleh batu di saluran! batu itu mungkin perlu dihilangkan dengan

    operasi.

    Parotitis dan sialadenitis yang tidak ditangani dengan tepat dan segera dapat

    menimbulkan berbagai komplikasi serius. 5leh karena hal tersebut! melalui

    makalah ini kami memberikan solusi yang dapat memberikan pengetahuan dan "ara

     pen"egahan dari penyakit parotitis dan sialadenitis sehingga angka kejadian penyakit tersebut dapat menurun dan bermanfaat pula bagi pera$at yakni mampu

    1

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    2/25

    melaksanakan asuhan kepera$atan pada pasien dengan gangguan kelenjar saliva

    parotitis dan sialad nitis) dengan tepat dan benar.

     

    1.2 Rumusan Masalah

    1..1 agaimanakah anatomi dari kelenjar saliva61.. agaimanakah konsep dari parotitis6

    1..3 agaimanakah asuhan kepera$atan pada pasien dengan parotitis6

    1..4 agaimanakah konsep dari sialadenitis6

    1.. agaimanakah asuhan kepera$atan pada pasien dengan sialadenitis6 

    1.3 Tujuan

    1.3.1 7ujuan 8mum

      engetahui +onsep dan suhan +epera$atan pada pasien dengan gangguan

     parotitis dan sialadenitis

    1.3. 7ujuan +husus1. *apat mengetahui konsep anatomi dari kelenjar saliva

    . *apat mengetahui konsep dari parotitis

    3. *apat merumusan asuhan kepera$atan dari parotitis

    4. *apat mengetahui konsep dari sialadenitis

    . *apat merumuskan asuhan kepera$atan dari sialadenitis

     

    2

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    3/25

    BAB 2

    PEMBAHASAN

     

    2.1 Anatm! "elenjar Sal!#a

    +elenjar saliva sesuai dengan fungsinya terdiri dari kelenjar saliva mayor dankelenjar saliva minor. +elenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis! kelenjar 

    submandibularis/submaksilaris! dan kelenjar sublingualis. asing-masing

     berjumlah buah. #edangkan kelenjar saliva minor terletak pada bibir! pipi! dan

    lidah Prasetyo! 009).

    +elenjar saliva termasuk kelenjar sekretori! yang mempunyai duktus atau

    saluran untuk mengeluarkan sekresinya ke dalam rongga mulut. +elenjar saliva

    merupakan organ yang terbentuk dari sel-sel khusus yang mensekresi saliva. #aliva

    adalah suatu "airan mulut yang kompleks! tidak ber$arna! yang disekresikan dari

    kelenjar saliva mayor dan minor untuk mempertahankan homeostasis dalam rongga

    mulut merongan!1''1: +idd dan e"hal!1''). Pada orang de$asa yang sehat!

    diproduksi saliva lebih kurang 1! liter dalam $aktu 4 jam. #ekresi salivadikendalikan oleh sistem persarafan! terutama sekali oleh reseptor kolinergik.

    ;angsang utama untuk peningkatan sekresi saliva adalah melalui rangsang

    mekanik merongan!1''1).

    #aliva mempunyai beberapa fungsi penting di dalam rongga mulut!

    diantaranya sebagai pelumas! aksi pembersihan! pelarutan! pengunyahan dan

     penelanan makanan! proses bi"ara! sistem buffer dan yang paling penting adalah

    fungsi sebagai pelindung dalam mela$an karies gigi merongan! 1''1: I- #aif!

    1''1: +idd dan e"hal!1'').

    +elenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar! terletak se"ara

     bilateral di depan telinga! antara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus

    dengan bagian yang meluas ke muka di ba$ah lengkung

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    4/25

    menjadi kelenjar mukus anterior dan kelenjar "ampuran posterior. +elenjar 

    lingualis posterior berhubungan dengan tonsil lidah dan margin lateral dari lidah.

    +elenjar ini bersifat murni mukus ;ensburg! 1'').

     +elenjar bukalis dan kelenjar labialis terletak pada pipi dan bibir. +elenjar 

    ini bersifat mukus dan serus. +elenjar palatinal bersifat murni mukus! terletak pada

     palatum lunak dan uvula serta regio posterolateral dari palatum keras. +elenjar glossopalatinal memiliki sifat sekresi yang sama dengan kelenjar palatinal! yaitu

    murni mukus dan terletak di lipatan glossopalatinal ;ensburg! 1'')

     

    2.2 "nse$ Part!t!s

    2.2.1 De%!n!s! Part!t!s

    Parotitis umps atau penyakit gondongan) adalah suatu peradangan pada

    kelenjar parotis dan merupakan respon atas infeksi oleh virus pamy?ovirus yang

    menyerang kelenjar ludah diantara telinga dan rahang sehingga menyebabkan

     pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian ba$ah >ong! 00').Parotitis ialah penyakit virus akut yang biasanya menyerang kelenjar ludah

    terutama kelenjar parotis sekitar @0% kasus). ejala khas yaitu pembesaran

    kelenjar ludah terutama kelenjar parotis. Pada saluran kelenjar ludah terjadi

    kelainan berupa pembengkakan sel epitel! pelebaran dan penyumbatan saluran.

    Pada orang de$asa! infeksi ini bisa menyerang testis buah

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    5/25

     berbeda menunjukkan virulensi yang berbeda. Parotitits epidemika virus bersifat

    sitopatik! mempunyai hubungan antigenik dengan grup my?ovirus termasuk virus

    Parainfluen

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    6/25

    Penularan atau penyebaran virus dapat ditularkan melalui kontak langsung!

     per"ikan ludah! bahan muntah! mungkin dengan urine. Airus tersebut masuk tubuh

     bisa melalui hidung atau mulut. iasanya kelenjar yang terkena adalah kelenjar 

     parotis. Infeksi akut oleh virus mumps pada kelenjar parotis dibuktikan dengan

    adanya kenaikan titer Ig dan Ig se"ara bermakna dari serum akut dan serum

    konvalesens. #emakin banyak penumpukan virus di dalam tubuh sehingga terjadi proliferasi di parotis/epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia ikurnya

    virus ke dalam aliran darah) dan selanjutnya virus berdiam di jaringan

    kelenjar/saraf yang kemudian akan menginfeksi glandula parotid. +eadaan ini

    disebut parotitis =e$is! 000).

    Perjalanan penyakit klasik dimulai dengan demam! sakit kepala! anoreksia

    dan malaise. *alam 4 jam anak mengeluh sakit telinga yang bertambah dengan

    gerakan mengunyah! esok harinya tampak glandula parotis yang membesar dan

    "epat bertambah besar! men"apai ukuran maksimal dalam 1-3 hari.biasanya demam

    menghilang 1-@ hari dan suhu menjadi normal sebelum hilangnya pembengkakan

    kelenjar.bagian ba$ah daun telinga terangkat keatas dan keluar oleh

     pembengkakan glandula parotis. Pembengkakan dapat disertai nyeri hebat: nyerimulai berkurang setelah ter"apai pembengkakan maksimal berlangsung kira-kira

    selama @-10 hari. iasanya satu glandula parotis membesar kemudian diikuti yang

    lainnya dalam beberapa hari. dakalanya kanan dan kiri membesar 

     bersamaaan.parotis unilateral ditemukan kira-kira % erker! 004)

    +ondisi parotitis memberikan berbagai masalah kepera$atan pada

     pasien . adanya respons inflamasi sistemik memberikan manifestasi peningkatan

    suhu tubuh. anifestasi respons ketidaknyamanan sakit kepala dan anoreksia

    memberikan manifestasi peningkatan suhu tubuh. anifestasi respon

    ketidaknyamanan sakit kepala dan anoreksia memberikan manifestasi nyeri dan

    ketidak seimbangan pemenuhan nutrisi.

    2.2.( "m$l!kas! Part!t!s

    +omplikasi parotitis menurut Prasetyo antara lain,

    1. +etulian yang disebabkan terjadinya neuritis pada saraf pendengaran. +eluhan

    dimulai dari tinitus! ataksia dan muntah-muntah! yang diikuti dengan ketulian

     permanen. Pada kebanyakan kasus terjadi ketulian unilateral dengan insiden 1

     per 1.000 kasus.

    . +omplikasi neurologis yang lain adalah mielitis dan neuritissaraf fasialis

    demir"i). +omplikasi yang terjadi pas"a ensefalitis sangat fatal seperti epilepsi!

    gangguan motorik! retardasi mental! iritabel! emosi tidak stabil! sulit tidur!

    halusinasi aneuresis! anak jadi perusak! tindakan asosial yang lain! stenosis

    aEuadu"tus dan hidrosefalus.

    3. *iabetes melitus sebagai komplikasi parotitis telah lama diteliti namun sampai

    saat ini patogenesis timbulnya diabetes masih belum jelas. #e"ara in vitro virus

     parotitis dapat merusak sel beta pankreas tapi kerusakan pankreas tidak pernah

    terdokumentasi.

    4. iokarditis juga dilaporkan sebagai komplikasi parotitis meskipun kejadiannya

    sangat jarang. Perubahan F+ yang terjadi adalah depresi segmen #7!

     perubahan gelombang 7 dn pemanjangan interval P; dapat mengarahkan

    diagnosis pada miokarditis. ejala yang timbul adalah bradikardia! kelelahan!yang sering didapatkan pada de$asa.

    6

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    7/25

    . Cepatitis masih diragukan sebagai komplikasi parotitis! karena sangat sulit

    menentukan apakah disebabkan parotitis atau infeksi oleh virus hepatitis pada

    saat yang bersamaan.

    @. +omplikasi hematologi seperti trombositopenia dan anemia hemolitik pernah

    dilaporkan tapi sangat jarang terjadi.

    9. rtritis sangat jarang ditemukan pada anak-anak. +ejadian ini lebih banyak ditemukan pada de$asa. =utut! pergelangan kaki dan tangan serta bahu adalah

    sendi yang paling sering dikeluhkan nyeri. ejala akan menghilang dalam

     beberapa hari sampai 3 bulan dengan median minggu.

    (. 7iroiditis timbul setelah satu minggu setelah onset parotitis. 7iroiditis sangat

     jarang terjadi pada anak-anak! yang ditandai pembengkakan kelenjar tiroid dan

     peningkatan antibodi antitiroid.

    2.2.) Penatalaksanaan Part!t!s

    Parotitis merupakan penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya self-

    limited) berlangsung kurang lebih dalam kurun $aktu satu minggu. Pengobatan parotitis seluruhnya simptomatis dan suportif! tidak ada terapi spesifik bagi infeksi

    virus GumpsH.

    Pasien dengan parotitis harus ditangani dengan kompres hangat! sialagog

    seperti tetesan lemon! dan pijatan parotis eksterna. airan intravena mungkin

    diperlukan untuk men"egah dehidrasi karena terbatasnya asupan oral. ika respons

    suboptimal atau pasien sakit dan mengalami dehidrasi! maka antibiotik intravena

    mungkin lebih sesuai.

    7ata laksana yang sesuai dengan kasus yang diderita adalah sebagai berikut,

    1. Penderita ra$at jalan

    Penderita baru dapat dira$at jalan bila tidak ada komplikasi atau keadaan umum

    "ukup baik.

    a. Istirahat yang "ukup! di berikan kompres.

     b. Pemberian diet lunak dan "airan yang "ukup

    ". +ompres panas dingin bergantian

    d. edikamentosa

    nalgetik-antipiretik bila perlu

    1. metampiron , anak J @ bulan 0 D 00 mg/hari maksimum g/hari

    . parasetamol , 9! D 10 mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis

    3. hindari pemberian aspirin pada anak karena pemberian aspirin berisiko

    menimbulkan #indrom ;eye yaitu sebuah penyakit langka namun

    mematikan. 5bat-obatan anak yang terdapat di apotik belum tentu bebasdari aspirin. spirin seringkali disebut juga sebagai Gsali"ylateG atau

    Ga"etylsali"yli" a"idG.

    . Penderita ra$at inap

    Penderita dengan demam tinggi! keadaan umum lemah! nyeri kepala hebat! gejala

    saraf perlu ra$at inap diruang isolasi

    a. *iet lunak! "air dan 7+7P

     b. nalgetik-antipiretik 

    ". erikan kortikosteroid untuk men"egah komplikasi

     3. 7atalaksana untuk komplikasi yang terjadi

    a. Fn"ephalitis

    simptomatik untuk en"ephalitisnya. =umbal pungsi berguna untuk mengurangisakit kepala.

    7

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    8/25

     b. 5rkhitis

    1. istrahat yang "ukup

    . pemberian analgetik 

    3. sistemik kortikosteroid hidrokortison! 10mg /kg/4 jam! peroral! selama -

    4 hari

    ". Pankreatitis dan ooporitis#imptomatik saja

     

    2.2.* Pen+egahan Part!t!s

    Imunisasi pasif dengan immunoglobulin tidak efektif men"egah infeksi

    setelah terpapar oleh virus parotitis. ntibodi yang didapat dari ibu melalui

     plasenta dapat melindungi bayi dari parotitis sampai 1 tahun. Imunisasi aktif 

    dengan virus parotitis hidup terseda dalam bentuk vaksin monovalen atau

    kombinasi dengan vaksin "ampak dan rubella yang disebut ; 

    parotitis/mumps! measles! rubella). Penggunaan vaksin kombinasi ini

    menghasilkan respon imun yang sama dengan pemberian terpisah. &aktor-faktor yang mempengaruhi serokonversi dari vaksinasi adalah umur saat vaksinasi.

    +ebanyakan bayi yang lahir dari ibu dengan antibodi terhadap parotitis akan

    seronegatif dlam 4 bulan. ika diberikan vaksinasi pada usia @ bulan terjadi

    serokonversi 90% dan vaksinasi pada usia '-1 bulan terjadi serokonversi '0%.

    #erokonversi pada de$asa biasanya lebih rendah dbandingkan anak-anak.

    Penelitian uji klinis a"ak terkontrol mendapat daya guna vaksin men"apai '1-''%!

    namun hasil guna yang didapat di lapangan saat terjadi $abah parotitis selalu lebih

    rendah yakni sekitar 9(-'1%.

    ntibodi netralisasi yang terbentuk setelah vaksinasi lebih rendah

    dibandingkan dengan setelah infeksi parotitis alamiah! namun penelitian

    mendapatkan anak yang tervaksinasi tidak menderita parotitis selama 1 tahun

    follo$ up dibandingkan dengan anak yang tidak mendapat vaksinasi. Penelitian

    lain juga mendapatkan titer antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi lebih rendah

    dari pada infeksi alamiah! namun penurunan titer setelah 1 tahun lebih besar 

    (0%) pada anak dengan infeksi alamiah dibandingkan dengan yang mendapat

    vaksinasi.

    *i Indonesia vaksinasi parotitis diberikan pada anak berumur 1-1( bulan

    dalam bentuk vaksin kombinasi ;). Aaksin ini diberikan se"ara subkutan

    dalam atau intramuskuler dan harus digunakan dalam $aktu 1 jam setelah

    ter"ampur dengan pelarutnya. =ebih dari 10 galur vaksin parotitis yang digunakan

    diseluruh dunia. Aaksin yang digunakan di Indonesia adalah dari galur eryl =ynndan 8rabe m-'.

    2.2., Pemer!ksaan D!agnst!k Part!t!s

    *iagnosis parotitis mudah ditegakkan berdasarkan gejala klinik! namun jika

    manifestasi klinik yang kurang la

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    9/25

    3. 7anda meningitis aseptik.

    Pada kasus klasik pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan. Pada keadaan

    tanpa parotitis menyebabkan kesulitan mendiagnosa! sehingga diperlukan

     pemeriksan laboratorioum. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan

    adalah,

    1. Pemeriksaan laboratorium rutin! yang memberikan hasil tidak spesifik dansering menunjukkan adanya leu"openia dengan limfositosis relative atau kadang

    normal.

    . *apat meningkatkan "-rea"tive protein ;P).

    3. 7es serologi! dimana didapat kenaikan antibioti" spesifik terdapat parotitis

    seperti "omplement fi?ation test &)! hemagglutination-inhibitor CI)! en

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    10/25

    Intake nutrisi tidak adekuat, anoreksia,

    Invasi Virus Paramyxovirus ke kelenjar arotis

    !"# $iertermi !"# %yeri !"# &isiko ketidakseim'an(an nutrisi

    )ensitivitas sera'ut sara* lokal&esons in+amasi sistemik

    &esons in+amasi lokal

    Parotitis

    !en(in*eksi saluiran kelenjar saliva 'a(ian arotis

    . =esi pada rumus mandibula karena osteomielitis. Pada kondisi ini

     pembengkakan biasanya menetap.

    @. Pembesaran kelenjar limfe pada bagian proksimal dari kelenjar parotis! biasanya

    disertai konjungtivitis.

    9. 8veaparotid fever adalah manifestasu dari sarkoidasis yang sering

    membingungkan dengan parotitis epidemika.(. #indroma ikuli"

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    11/25

    2.3 "nse$ S!ala4en!t!s

    2.3.1 De%!n!s! S!ala4en!t!s

    #ialadenitis adalah infeksi bakteri dari glandula salivatorius! biasanya

    disebabkan oleh batu yang menghalangi atau hypose"retion kelenjar. Prosesinflamasi yang melibatkan kelenjar lidah disebabkan banyak faktor etiologi.

    Proses ini dapat bersifat akut dan dapat menyebabkan pembentukan abses

    terutama sebagai akibat infeksi bakteri. +eterlibatannya dapat bersifat unilateral

    atau bilateral seperti pada infeksi virus! sedangkan sialadenitis kronis nonspesifik 

    merupakan akibat dari obstruksi du"tus karena sialolithiasis atau radiasi eksternal

    atau mungkin spesifik! yang disebabkan dari berbagai agen menular dan

    gangguan imunologi uliarti!).

    #ialadenitis adalah infeksi berulang-ulang di glandula submandibularis

    yang dapat diserati adanya batu sialolith) atau penyumbatan. iasanya sistem

    duktus menderita kerusakan! jadi serangan tunggal sialadentis submandibularis jarang terjadi. +elenjar ini terasa panas! membengkak! nyeri tekan dan

    merupakan tempat serangan nyeri hebat se$aktu makan. Pembentukan abses

    dapat terjadi didalam kelenjar maupun duktus. #ering terdapat batu tunggal atau

    multiple ordon! 1''@).

    2.3.2 Et!lg! S!ala4en!t!s

    #ialadenitis biasanya terjadi setelah obstruksi hipose"retion atau saluran

    tetapi dapat berkembang tanpa penyebab yang jelas. 7erdapat tiga kelenjar 

    utama pada rongga mulut! diantaranya adalah,

    a +elenjar parotis

     b #ubmandibula

    " #ublingual

    #ialadenitis paling sering terjadi pada kelenjar submandibularis dan

     biasanya terjadi pada pasien dengan umur 0an-@0an. 5rganisme yang

    merupakan penyebab paling umum pada penyakit ini adalah: staphylo"o""us

    aureus! strepto"o""us koli! dan berbagai bakteri anaerob.

    2.3.3 "las!%!kas! S!ala4en!t!s

    a #ialadenitis akut

    #ialadenitis akut akan terlihat se"ara klinik sebagai pembengkakan atau

     pembesaran glandula dan salurannya dengan disertai nyeri tekan dan rasa tidak 

    nyaman serta sering juga diikuti dengan demam dan lesu. *iagnosis dari keadaan

    sumbatan biasanya lebih mudah ditentukan dengan berdasar pada keluhan

    subjektif dan gambaran klinis. Penderita yang terkena sialadenitis akut seringkali

    dalam kondisi menderita dengan pembengkakan yang besar dari glandula yang

    terkena. ;egio yang terkena sangat nyeri bila dipalpasi dan sedikit terasa lebih

    hangat dibandingkan daerah dekatnya yang tidak terkena. Pemeriksaan muara

    duktus akan menunjukkan adanya peradangan! dan jika terliaht ada aliran saliva!

     biasanya keruh dan purulen.

    11

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    12/25

    Pasien biasanya demam dan hitung darah lengkap menunjukkan

    leukositosis yang merupakan tanda proses infeksi akut. Pemijatan glandula atau

    duktus untuk mengeluarkan se"ret) tidak dibenarkan dan tidak akan bisa ditolerir 

    oleh pasien. Probing pelebaran duktus) juga merupakan kotraindikasi karena

    kemungkinan terjadinya inokulasi yang lebih dalam atau masuknya organisme

    lain! yang merupakan tindakan yang harus dihindarkan. #ialografi yaitu pemeriksan glandula se"ara radiografis mensuplai medium kontras yang

    mengandung iodine! juga sebaiknya ditunda. ila terdapat bahan purulen!

    dilakukan kultur aerob dan abaerob ordon! 1''@).

     b. #ialadenitis kronis

    Infeksi atau sumbatan kronis membutuhkan pemeriksaan yang lebih

    menyeluruh! yang meliputi probing! pemijatan glandula dan pemeriksaan

    radiografi. Palpasi pada glandula saliva mayor yang mengalami keradangan

    kronis dan tidak nyeri merupakan indikasi dan seringkali menunjukkan adanya

     perubahan atrofik dan kadang-kadang fibrosis noduler. #ialadenitis kronisseringkali timbul apabila infeksi akut telah menyebabkan kerusakan atau

     pembentukan jaringan parut atau pembentukan jaringan parut atau perubahan

    fibroti" pada glandula.

    7ampaknya glandula yang terkena tersebut rentan atau peka terhadap

     proses infeksi lanjutan. #eperti pada sialadenotis akut! pera$atan yang dipilih

    adalah kultur saliva dari glandula yang terlibat dan pemberian antibioti" yang

    sesuai. Probing atau pelebaran duktus akan sangat membantu jika sialolit ini

    menyebabkan penyempitan duktus sehingga menghalangi aliran bebas dari saliva.

    ila kasus infeksi kronis ini berulang-ulang terjadi! maka diperlukan sialografi

    dan pemerasan untuk mengevaluasi fungsi glandula. ika terlihat adanya

    kerusakan glandula yang "ukup besar! perlu dilakukan ekstirpasi glandula.

    Pengambilan submandibularis tidak memba$a tingkat kesulitan bedah dan

    kemungkinan timbulnya rasa sakit sebagaimana pengambilan glandula parotidea.

    +arena kedekatannya dengan n. fa"ialis dan kemungkinan "edera selama

     pembedahan! maka glandula parotidea yang mengalami gangguan biasanya

    dipertahankan lebih lama daripaa jika kerusakan mengenai glandula

    submandibula ordon! 1''@).

    ". #ialadenetis supuratif 

    #ialadenitis supuratif akut lebih jarang terjadi pada glandulasubmandibularis! dan jika ada! seringkali disebabkan oleh sumbatan duktus dari

     batu saliva atau oleh benturan langsung pada duktus. *ilakukan pemeriksaan

    kultur dari sekresi purulen dan terapi antibioti". ika batu terletak pada bagian

    distal duktus intraoral)! batu harus dikeluarkan. ika sialolit terletak pada duktus

     proksimal. +adang-kadang glandula harus dipotong untuk mengontrol infeksi

    akut ordon! 1''@).

    12

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    13/25

    2.3.& Man!%estas! "l!n!s S!ala4en!t!s

    enurut uliarti! gejala umum penyakit sialadenitis meliputi gumpalan

    lembut yang nyeri di pipi atau di ba$ah dagu! terdapat tonjolan pus dari glandula

    ke ba$ah mulut dan pada kasus yang parah terjadi demam! menggigil! dan

    malaise bentuk umum rasa sakit).

    2.3.' Pat%!s!lg! S!ala4en!t!s

    7erjadi penurunan fungsi duktus oleh karena infeksi! penyumbatan atau

    trauma menyebabkan aliran saliva akan berkurang atau bahkan terhenti. atu

    ludah paling sering didapatkan di kelenjar submandibula. Pada glandula utama!

    gangguan sekresi akan menyebabkan stasis penghentian atau penurunan aliran)

    dengan inspissations  pengentalan atau penumpukan) yang seringkali

    menimbulkan infeksi atau peradangan. landula saliva utama yang mengalami

    gengguan aliran saliva akan mudah mengalami serangan organism melalui duktusatau pengumpulan organism yang terba$a aliran darah ordon! 1''@).

    2.3.( "m$l!kas! "l!n!s S!ala4en!t!s

    +omplikasi klinis #ialadenitis diantaranya adalah,

    1 +omplikasi yang paling serius dari sialadenitis akut adalah pembentukan

    abses.

    +omplikasi kronis dan sialadenitis autoimun yang paling sering gigi di alam

    karena penurunan fungsi kelenjar dan efek perlindungan yang diberikan

    terhadap karies.

    3 Peradangan kronis dari kelenjar dengan atau tanpa kalkuli sering membuatkelenjar sulit untuk "ukai karena hilangnya pesa$at jaringan normal.

    2.3.) Penatalaksanaan S!ala4en!t!s

    Pera$atan a$al harus men"angkup hidrasi yang memadai!kebersihan

    mulut baik! pijat berulang pada kelenjar dan antibioti" intravena.Fvaluasi 8#

    atau "omputed tomography7) akan menunjukkan apakah pembentukan abses

    telah terjadi. #ialography merupakan kontraindikasi. Insisi dan drainasi paling

     baik dilakukan dengan mengangkat penutup parotide"tomy standard dan

    kemudian menggunakan hemostat untuk membuat beberapa bukaan kedalam

    kelenjar ! terbesar di arah umum dari syaraf $ajah. #ebuah saluran kemudian

    ditempatkan diatas kelenjar dan luka tertutup. *alam beberapa kasus!

    dimungkinkan untuk melakukan aspirasi jarum yang dipandu 7 atau 8# D 

     pada abses parotis!yang dapat membantu menghindari prosedur operasi terbuka.

    Cal ini juga untuk diingat bah$a fluktuasi kelenjar parotis tidak terjadi sampai

    fase sangat terlambat karena beberapa investasi fasia dalam kelenjar. adi! adalah

    mustahil untuk menentukan adanya pembentukan abses a$al berdasarkan

     pemeriksaan fisik saja.

    13

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    14/25

    Intake nutrisi tidak adekuat, anoreksia,

    -akteri sta$ylo.o..us aureus, streto.o..us koli, dan 'er'a(ai 'akteri anaero'

    !"# $iertermi !"# %yeri

    &esons in+amasi lokal

    !"# &isiko ketidakseim'an(an nutrisi

    )ialadenitis

    )ensitivitas sera'ut sara* lokal&esons in+amasi sistemik

    !en(in*eksi saluiran kelenjar saliva 'a(ian su'mandi'ulari

    2.3.* Pemer!ksaan D!agnst!k S!ala4en!t!s

    1 *alam mengevaluasi pasien dengan sialadenitis! langkah yang harus diambil

    dalam urutan sebagai berikut, ri$ayat! pemeriksaan fisik! budaya!

    laboratorium investigasi! radiografi! dan jika diindikasikan! halus spirasi

     jarum biopsi lihat #ejarah dan Ilmu). Penelitian laboratorium harus dimulai dengan budaya kelenjar menyinggung

    jika mungkin! sebelum pemberian antibiotik).

    3 +ultur darah harus diperoleh pada pasien menunjukkan bakteremia atau

    sepsis .

    4 #ebagai aturan! jarum aspirasi abses diduga tidak diindikasikan.

    Flektrolit rutin dan jumlah sel darah lengkap dengan diferensial harus

    diperoleh untuk menilai untuk setiap bukti infeksi dehidrasi atau sistemik.

    @ ika diagnosis autoimunitas yang terhibur! analisis serum untuk antibodi

    antinuklear! ##-! ##-! dan laju endapan darah harus dilakukan

    2.3., Prgns!s S!ala4en!t!s

    1 Prognosis sialadenitis akut sangat baik. +ebanyakan kasus mudah diobati

    dengan manajemen medis konservatif! dan penerimaan adalah penge"ualian!

     bukan aturan. ejala akut menyelesaikan dalam $aktu 1 minggu! namun!

    edema di daerah tersebut dapat berlangsung beberapa minggu.

    Pas"aoperasi! pasien sering sudah mengakui dengan antibiotik intravena yang

    tepat. Pasien-pasien ini memiliki prognosis yang sama.

    3 Pasien dengan sialadenitis kronis sering memiliki program kambuh dan

    timbul.Prognosis tergantung pada etiologi.

    4 Pasien dengan sialolithiasis memerlukan pera$atan bedah definitif dalam

     banyak kasus! yang menghasilkan prognosis yang sangat baik.

    Pasien dengan #jKgren atau penyakit autoimun lainnya "enderung memiliki

    kursus yang berkepanjangan terkait dengan keterlibatan sistemik.

    @ Pasien dengan sialadenosis memiliki prognosis yang baik! jika masalah yang

    mendasari mereka "uLMkup dikendalikan. ahkan jika kontrol di"apai!

     pembengkakan bilateral mungkin persisten.

    2.3.1- /0 S!ala4en!t!s

    14

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    15/25

    BAB 3

    ASUHAN "EPERAATAN

     3.1 Asuhan "e$era5atan $a4a Pas!en 4engan Part!t!s

    +asus #emu,n.F jenis kelamin perempuan berusia 10 tahun datang ke rumah sakit

    dengan keluhan nyeri pada daerah ba$ah telinga dan pipi kiri! demam! dan nyeri

    otot sejak sekitar satu minggu yang lalu. #ulit menelan dan kaku rahang. n.F juga

    mengatakan bah$a teman akrabnya di kelas menderita penyakit yang sama.

    3.1.1 Pengkaj!an

     Identitas ,

     Bama , n. F

    8mur , 10 tahun

    #uku/angsa , a$a / Indonesiagama , Islam

    Pendidikan , Pelajar 

    lamat , l. anyar 0 #urabaya

    Penanggung ja$ab biaya , Ibu n.

    lamat , l. anyar 0 #urabaya

     

    +eluhan 8tama,

    Pasien mengeluhkan nyeri pada daerah ba$ah telinga dan pipi kiri! demam dan

    nyeri otot

    ;i$ayat Penyakit #ekarang,

    n. F sejak seminggu lalu mengalami keluhan nyeri pada daerah ba$ah telinga

    dan pipi kiri! demam! dan nyeri otot. eberapa hari kemudian timbul bengkak dan

    kemerahan di sekitar daerah nyeri dan bengkak menyebar ke daerah pipi kanan.

    n. F menjadi sukar menelan dan nafsu makan menurun. a$al adalah 3kg!

    kemudian saat ini turun menjadi 'kg. #udah hari tidak dapat mengikuti

     pelajaran di sekolah akibat penyakit ini.

     ;i$ayat Penyakit *ahulu,

    n.F sebelumnya tidak pernah dira$at di rumah sakit dengan gejala yang

    sama. 7idak punya ri$ayat penyakit menular! dan tidak punya ri$ayat alergi.elum pernah di imunisasi ; umps! orbili! ;ubela).

    ;i$ayat Penyakit +eluarga

    #emua anggota keluarga n.F dahulu sudah pernah mengalami gejala yang

    sama dengan n.F. +emungkinan tertular teman akrab sekelasnya.

     Pemeriksaan &isik 

    7anda-tanda Aital,

    #uhu , 3(

     Badi , 10@ ?/menit

    ;; , 1' ?/menit7ensi , -

    15

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    16/25

     

    +eadaran , ompos entis

    1 breathing) , Bormal

    blood) , kelemahan fisik dan takikardi

    3 brain) , n. F "ompos mentis! mengalami ke"emasan dan terus menerus

    gelisah akibat manifestasi klinis dari parotitis! sakit kepala dankaku leher 

    4 bladder) , normal

    bo$el) , porsi makan menurun! sulit menelan! berat badan turun

    @ bone) , kelemahan otot! malaise

     

    Pemeriksaan Penunjang

    Pada n.F telah dilakukan pemeriksaan darah di dapatkan leu"openia!

    kadar leukosit N 4 ? 10'/= darah. *an di lakukan Pemeriksaan kadar amilase

    dalam serum! terbukti kadar amilase naik J13@ 8/= darah.

    nalisis *ata

     Bo

    .*ata Ftiologi asalah +epera$atan

    1 *ata subjektif,

    Pasien mengeluhkan nyeri

     pada daerah ba$ah telinga

    dan pipi kiri

    *ata 5bjektif,

    #aat dipalpasi pada daerah

     ba$ah telinga dan pipi

    kiri terdapat pembengkakan dan pasien

    men"oba untuk  

    menghindari daerah nyeri

    yang ditekan.

     parotitis

    ;espon inflamasi lokal

    #ensitivitas serabut saraf 

    lokal

     Byeri

    nyeri

    . *ata subjektif ,

    #ulit menelan!nafsu

    makan menurun.

    *ata objektif ,

    turun menjadi 'kg

    dari semula yang

    3kg.

    Parotitis

    #ulit menelan

    Intake menurun

     Butrisi kurang dari

    kebutuhan

    Perubahan nutrisi

    kurang dari kebutuhan

    tubuh

    3 *ata subjektif,

    Pasien mengeluhkan

    demam

    *ata objektif,

    #uhu tubuh meningkat

    3(O

    Parotitis

    ;espon inflamasi lokal

    ;espon inflamasi sistemik 

    Cipertermi

    Cipertermi

    16

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    17/25

    3.1.2 D!agnsa "e$era5atan

    1. Byeri berhubungan dengan #ensitivitas serabut saraf lokal sekunder akibat

    respon inflamasi lokal terhadap parotitis.

    . Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan sekunder akibat kesulitan menelan.

    3. Cipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik.

    3.1.3 6nter#ens! "e$era5atan

    1. *iagnosa , Byeri berhubungan dengan #ensitivitas serabut saraf  

    lokal sekunder akibat respon inflamasi lokal terhadap parotitis.

    7ujuan , *alam $aktu 1?4 jam menunjukkan nyeri berkurang

    sampai hilang setelah dilakukan tindakan kepera$atan

    +riteria hasil , Byeri berkurang sampai dengan hilang

    Intervensi ;asional

    +aji karakteristik nyeri! lokasi!

    frekfensi

    engetahui tingkat nyeri sebagai

    evaluasi untuk intervensi selanjutnya

    +aji faktor penyebab timbul nyeri

    takut ! marah! "emas)

    *engan mengetahui faktor penyebab

    nyeri menentukan tindakan untuk 

    mengurangi nyeri

    jarkan tehnik relaksasi tarik nafas

    dalam

    7ehnik relaksasi dapat mengatasi rasa

    nyeri+olaborasi dengan dokter untuk 

     pemberian analgetik 

    nalgetik efektif untuk mengatasi

    nyeri

    . *iagnosa , Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan penurunan intake makanan sekunder akibat kesulitan menelan.

    7ujuan, *alam $aktu 3?4 jam menunjukkan peningkatan berat badan

    men"apai rentang yang diharapkan.

    +riteria hasil, erat badan kembali ke rentang normal

     BoIntervensi ;asional

    1 erikan makan lembut sedikit demi sedikitdan makanan ke"il tambahan yang tepat.

    enghindari makanan asam

    akanan yang keras tidak mampu dikunyah oleh pasien

     parotitis. akanan asam

    menmbah rasa tidak nyaman

     pada pasien parotitis.

    erikan diet "air atau makanan selang

    /hiperalimentasi bila diperlukan

    ila masukan kalori gagal

    untuk memenuhi kebutuhan

    metaboli"! dukungan nutrisi

    dapat digunakan untuk 

    men"egah malnutrisi

    3 erikan minum yang sedikit-sedikit tetapisering

    embasahi selaput lendir mulut yang kurang basah

    17

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    18/25

    karena jarang digunakan

     

    3. *iagnosa kepera$atan , Cipertermi berhubungan dengan respon inflamasi

    sistemik.

    7ujuan ,  *alam $aktu 1 ? 4 jam setelah diberikan tindakan kepera$atan

    suhu tubuh kembali normal.

    +riteria Casil ,

    a. Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang

    diberikan.

     b. Pasien mampu termotivasi untuk melaksanakan penjelasan yang telah

    diberikan.

     B

    o

    Intervensi ;asional

    1 +aji pengetahuan pasien dan keluarga

    tentang "ara menurunkan suhu tubuh.

    #ebagai data dasar untuk 

    memberikan intervensi

    selanjutnya. njurkan keluarga untuk membatasi

    aktivitas pasien.

    Penurunan aktivitas akan

    menurunkan laju

    metabolisme yang tringgi

     pada fase akut parotitis!

    dengan demikian membantu

    menurunkan suhu tubuh.

    3 tur lingkungan yang kondusif. +ondisi ruang yang sejuk!

    tenang! sedikit pengunjung

    memberikan effektivitas

    terhadap preoses

     penyembuhan. Pada suhu

    ruangan kamar yang tidak 

     panas akan terjadi

     perpindahan suhu pasien ke

    lingkungan radiasi dan

    konveksi). Pera$at

    melakukan intervensi

     penting agar suhu kamar 

    tidak berubah se"ara tiba-

    tiba karena memberikan

    resiko penurunan suhu tubuh

    yang begitu "epat dan

     berpengaruh terhadap tingkat

    toleransi anak.

    4 eri kompres dengan air dingin pada

    a?ial! lipatan paha bila terjadi panas.

    #e"ara konduksi panas akan

     berpindah dari tubuh ke

    material yang dingin. rea

    yang digunakan adalah areayang mempunyai pembuluh

    18

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    19/25

    darah arteri besarsehingga

    meningkatkan efektivitas

     penurunan dari proses

    konduksi.

    njurkan keluarga untuk untuk  

    memakaikan pakaian yang dapat

    menyerap keringat seperti katun.

    Pakaian yang mudah

    menyerap keringat sangat

    efektif meningkatkan efek 

    dari evaporasi.

    @ +olaborasi dengan dokter dalam

     pemberian obat antipiretik.

    ntipiretik bertujuan untuk 

    memblok respons panas

    sehingga suhu pasien dapat

    lebih "epat menurun

    3.2 Asuhan "e$era5atan $a4a Pas!en 4engan 7angguan S!ala4en!t!s

    3.2.1 Pengkaj!an

    Identitas

    Pada penyakit sialadenitis tidak dipengaruhi oleh ras! jenis kelamin!

    agama tapi sialadenitis sering terjadi pada usia tertentu yakni antara 0an-@0an.

    ;i$ayat Penyakit #ekarang

    Pasien mengalami keluhan gejala seperti gumpalan lembut yang nyeri di

     pipi atau di ba$ah dagu! terdapat tonjolan pus dari glandula ke ba$ah mulut dan

     pada kasus yang parah! pasien mengalami demam! menggigil! dan malaisebentuk umum rasa sakit).

    ;i$ayat Penyakit *ahulu

    Pasien dengan gangguan sialadenitis biasanya pada penyakit terdahulu

    mengalami obstruksi hipose"retion atau saluran kelenjar saliva yang

    menyebabkan saliva sedikit.

    ;i$ayat Penyakit +eluarga

    Penyakit ini tidak berhubungan dengan genetik dari klien dan

    keluarganya. Bamun! penyakit ini dapat merupakan ba$aan kongenital).

    5bservasi dan Pemeriksaan &isik 

    77A, ;; , 1(-4 ?/menit

     B , @0-100 ?/menit

    # , 3( O

    7* , 10/(0 mmhg

    i 1 #istem Pernafasan)

    7idak tmengalami gangguan.

    ii #istem +ardiovaskuler)

    7idak mengalami gangguan.

    iii 3 #istem Persyarafan)

    7erdapat gangguan rasa nyeri di pipi atau di ba$ah dagu

    iv 4 #istem Perkemihan)

    19

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    20/25

    7idak tmengalami gangguan

    v #istem Pen"ernaan)

    a anoreksia

     b #ulit menelan

    " 7imbulnya nyeri tekan

    vi @ #istem uskuloskeletaldan Integumen)a). alaise

    3.2.2 D!agnsa "e$era5atan

    1 Byeri berhubungan dengan #ensitivitas serabut saraf lokal sekunder akibat

    respon inflamasi lokal terhadap parotitis.

    ;isiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan ketidakadekuatan intake makanan sekunder akibat kesulitan

    menelan.

    3 Cipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik.

    3.2.3 6nter#ens! "e$era5atan

    1.*iagnosa , Byeri berhubungan dengan #ensitivitas serabut saraf lokal

    sekunder akibat respon inflamasi lokal terhadap parotitis.

    7ujuan , *alam $aktu 1?4 jam menunjukkan nyeri berkurang

    sampai hilang setelah dilakukan tindakan kepera$atan

    +riteria hasil , Byeri berkurang sampai dengan hilang

    Intervensi ;asional

    +aji karakteristik nyeri! lokasi!

    frekfensi

    engetahui tingkat nyeri sebagai

    evaluasi untuk intervensi selanjutnya

    +aji faktor penyebab timbul nyeri

    takut ! marah! "emas)

    *engan mengetahui faktor penyebab

    nyeri menentukan tindakan untuk 

    mengurangi nyeri

    jarkan tehnik relaksasi tarik 

    nafas dalam

    7ehnik relaksasi dapat mengatasi rasa

    nyeri

    +olaborasi dengan dokter untuk 

     pemberian analgetik 

    nalgetik efektif untuk mengatasi

    nyeri

    .;esiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

    ketidakadekuatan intake makanan sekunder akibat kesulitan menelan.

    7ujuan ,

    *alam $aktu 1? 4 jam pemenuhan intake nutrisi dapat dimengerti pasien

    +riteria Fvaluasi,

     pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang

    diberikan.pasien mampu termotifasi untuk melaksanakan anjuran yang

    diberikan.

    Intervensi ;asional

    +aji pengetahuan keluarga pasien

    tentang intake nutrisi.

    7ingkat pengetahuan dipengaruhi

    oleh kondisi so"ial ekonomi pasien.

    2

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    21/25

    Pera$at menggunakan pendekatan

    yang sesuai dengan kondisi

    individu pasien. dengan

    mengetahui tingkat pengetahuan

    tersebut pera$at dapat lebih teraradalam memberikan pendidikan

    yang sesuai dengan pengetahuan

     pasien se"ara efisien dan efektif.

    Fvaluasi adanya alergi makanan! dan

    kontraindikasi makanan.

    eberapa pasien mungkin

    mengalami alergi terhadap

     beberapa komponen makanan

    tertentu dan beberapa penyakit lain!

    seperti diabetes mellitus! hipertensi!

    goute! dan lainnya memberiukan

    manifestasi terhadap persiapan

    komposisi yang akan diberikan

    ulai dengan makanan ke"il dan

    tingkatkan sesuai dengan toleransi.

    +andungan makanan dapat

    mengakibatkan ketidak toleransian

    I! memerlukan perubahan pada

    ke"epatan atau tipe formula.

    erikan diet se"ara rutin Pemberian diet sedikit tapi sering

    merupakan intervensi yang tidak 

    efektif dan tidak efisien apabila

     pasien mendapat reseptor C!dimana pemberian sedikit tapi

    sering akan merangsang

     pengeluaran kembali asam lambung

    yang berakibat meningkatkan

     perasaan tidak nyaman pada

    gastrointestinal. Pemberian sedikit

    tapi sering di rumah sakit

    merupakan intervensi yang jarang

    dilakukan karena tidak efisien

    dalam mengatur pola pemberian

    dan persiapan makanan! makanan

     pun juga sudah dingin membuat

    selera makan klien menjadi kurang.

    Pemberian rutin tiga kali sehari

    dengan ditunjang pemberian

    reseptor penghambat C! memiliki

    arti peningkatan efisiensi dan

    efektivitas dalam persiapan

    material makanan dan makananmasih dalam keadaan hangat! serta

    21

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    22/25

    memudahkan pera$at dan ahli gi

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    23/25

    tiba-tiba karena memberikan resiko

     penurunan suhu tubuh yang begitu "epat

    dan berpengaruh terhadap tingkat toleransi

    anak.

    eri kompres dengan air dingin pada

    a?ial! lipatan paha bila terjadi panas.

    #e"ara konduksi panas akan berpindah

    dari tubuh ke material yang dingin. rea

    yang digunakan adalah area yang

    mempunyai pembuluh darah arteri

     besarsehingga meningkatkan efektivitas

     penurunan dari proses konduksi.

    njurkan keluarga untuk untuk 

    memakaikan pakaian yang dapat

    menyerap keringat seperti katun.

    Pakaian yang mudah menyerap keringat

    sangat efektif meningkatkan efek dari

    evaporasi.

    +olaborasi dengan dokter dalam

     pemberian obat antipiretik.

    ntipiretik bertujuan untuk memblok 

    respons panas sehingga suhu pasien dapatlebih "epat menurun

     

    23

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    24/25

    BAB &

    PENUTUP

     

    &.1 "es!m$ulan

    Pembengkakan akut pada kelenjar saliva dapat berupa parotitis dan sialadenitis.Parotitis umps atau atau penyakit gondongan) adalah suatu peradangan pada kelenjar 

     parotis dan merupakan respon atas infeksi oleh virus pamy?ovirus yang menyerang

    kelenjar ludah diantara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada

    leher bagian atas atau pipi bagian ba$ah. ejala yang ditimbulkan berupa

     pembengkakan! rasa sakit! kemerahan! dan kelembutan pada saluran kelenjar ludah!

    namun juga terjadi kelainan berupa pelebaran dan penyumbatan saluran. angguan

     parotitis "enderung menyerang anak-anak diba$ah usia 1 tahun sekitar (%

    kasus). #ialadenitis adalah infeksi bakteri dari glandula salivatorius! biasanya

    disebabkan oleh batu yang menghalangi atau hypose"retion kelenjar. gejala umum

     penyakit sialadenitis meliputi gumpalan lembut yang nyeri di pipi atau di ba$ah dagu!

    terdapat tonjolan pus dari glandula ke ba$ah mulut dan pada kasus yang parah terjadidemam! menggigil! dan malaise.

     

    &.2 Saran

     

    #ebaiknya sedini mungkin penanganan dia$ali dengan berbagai tes

    laboratorium! disusul pada pemberian antibiotik! hingga akhirnya diadakan operasi

    karena banyak komplikasi yang ditimbulkan oleh peradangan kelenjar saliva ini. Proses

    asuhan kepera$atan yang tepat juga akan menentukan proses penyembuhan dari

     penyakit parotitis dan sialadenitis tersebut.

     

    24

  • 8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru

    25/25

    DA8TAR PUSTA"A