asuhan keperawata baru
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
1/25
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Parotitis merupakan penyakit pada anak-anak yang pada 30-40% kasusnya
merupakan infeksi asimtomatik. Infeksi ini disebabkan oleh virus. Infeksi terjadi
pada anak-anak kurang dari 1 tahun sebelum penyebaran imunisasi. Penyebaran
virus terjadi dengan kontak langsung! per"ikan ludah! bahan mentah mungkin
dengan urine. #ekarang penyakit ini sering terjadi pada orang de$asa muda
sehingga menimbulkan epidemi se"ara umum. Pada umumnya parotitis epidemika
dianggap kurang menular jika dibanding dengan morbili atau vari"ela! karena
banyak infeksi parotitis epidemika "enderung tidak jelas se"ara klinis &ulginiti!
1'(().*alam perjalanannya parotitis epidemika dapat menimbulkan komplikasi
$alaupun jarang terjadi. +omplikasi yang terjadi dapat berupa meningoen"epalitis!
artritis! pan"reatitis! miokarditis! ooporitis! or"hitis! mastitis dan ketulian. Insidensi
parotitis epidemika dengan ketulian adalah 1, 1.000. eningiti s yang terjadi
berupa meningitis aseptik . Insidensi dari paro ti tis eningoen"ephalitis
sekitar 0/100.000 kasus. #ekitar 10% dari kasus ini penderitanya berumur kurang
dari 0 tahun. ngka rata-rata kematian akibat parotitis meningoen"ephalitis adalah
%. +elainan pada mata akibat komplikasi parotitis dapat berupa neutitis opti"us!
da"ryoadenitis! uveokeratitis! s"leritis dan trombosis vena "entral retina. gangguan
pendengaran akibat parotitis epidemika biasanya unilateral! nanum dapat pula
bilateral. angguan ini seringkali bersifat permanen 2vonne! 1''').
#elain parotitis! penyakit kelenjar saliva lain diantaranya adalah sialadenitis.
#ialadenitis terjadi karena penurunan fungsi duktus oleh karena infeksi!
penyumbatan atau trauma menyebabkan aliran saliva akan berkurang atau bahkan
terhenti. atu ludah paling sering didapatkan di kelenjar submandibula. Pada
glandula utama! gangguan sekresi akan menyebabkan stasis penghentian atau
penurunan aliran) dengan inspissations pengentalan atau penumpukan) yang
seringkali menimbulkan infeksi atau peradangan. landula saliva utama yang
mengalami gengguan aliran saliva akan mudah mengalami serangan organisme
melalui duktus atau pengumpulan organisme yang terba$a aliran darah.
Periode akut dari sialadenitis dapat dikontrol dengan kombinasi antibiotik. Padakeadaan yang lebih parah! gejala yang ada dapat dikontrol dengan pengikatan
duktus atau parotidektomi permukaan. #etelah saldo "airan telah dipulihkan! dapat
direkomendasikan permen asam tanpa gula atau permen. ereka dapat merangsang
tubuh memproduksi air liur lebih banyak. ika infeksi tidak membaik! mungkin
memerlukan pembedahan untuk membuka dan tiriskan kelenjar. ika sialadenitis
disebabkan oleh batu di saluran! batu itu mungkin perlu dihilangkan dengan
operasi.
Parotitis dan sialadenitis yang tidak ditangani dengan tepat dan segera dapat
menimbulkan berbagai komplikasi serius. 5leh karena hal tersebut! melalui
makalah ini kami memberikan solusi yang dapat memberikan pengetahuan dan "ara
pen"egahan dari penyakit parotitis dan sialadenitis sehingga angka kejadian penyakit tersebut dapat menurun dan bermanfaat pula bagi pera$at yakni mampu
1
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
2/25
melaksanakan asuhan kepera$atan pada pasien dengan gangguan kelenjar saliva
parotitis dan sialad nitis) dengan tepat dan benar.
1.2 Rumusan Masalah
1..1 agaimanakah anatomi dari kelenjar saliva61.. agaimanakah konsep dari parotitis6
1..3 agaimanakah asuhan kepera$atan pada pasien dengan parotitis6
1..4 agaimanakah konsep dari sialadenitis6
1.. agaimanakah asuhan kepera$atan pada pasien dengan sialadenitis6
1.3 Tujuan
1.3.1 7ujuan 8mum
engetahui +onsep dan suhan +epera$atan pada pasien dengan gangguan
parotitis dan sialadenitis
1.3. 7ujuan +husus1. *apat mengetahui konsep anatomi dari kelenjar saliva
. *apat mengetahui konsep dari parotitis
3. *apat merumusan asuhan kepera$atan dari parotitis
4. *apat mengetahui konsep dari sialadenitis
. *apat merumuskan asuhan kepera$atan dari sialadenitis
2
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
3/25
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Anatm! "elenjar Sal!#a
+elenjar saliva sesuai dengan fungsinya terdiri dari kelenjar saliva mayor dankelenjar saliva minor. +elenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis! kelenjar
submandibularis/submaksilaris! dan kelenjar sublingualis. asing-masing
berjumlah buah. #edangkan kelenjar saliva minor terletak pada bibir! pipi! dan
lidah Prasetyo! 009).
+elenjar saliva termasuk kelenjar sekretori! yang mempunyai duktus atau
saluran untuk mengeluarkan sekresinya ke dalam rongga mulut. +elenjar saliva
merupakan organ yang terbentuk dari sel-sel khusus yang mensekresi saliva. #aliva
adalah suatu "airan mulut yang kompleks! tidak ber$arna! yang disekresikan dari
kelenjar saliva mayor dan minor untuk mempertahankan homeostasis dalam rongga
mulut merongan!1''1: +idd dan e"hal!1''). Pada orang de$asa yang sehat!
diproduksi saliva lebih kurang 1! liter dalam $aktu 4 jam. #ekresi salivadikendalikan oleh sistem persarafan! terutama sekali oleh reseptor kolinergik.
;angsang utama untuk peningkatan sekresi saliva adalah melalui rangsang
mekanik merongan!1''1).
#aliva mempunyai beberapa fungsi penting di dalam rongga mulut!
diantaranya sebagai pelumas! aksi pembersihan! pelarutan! pengunyahan dan
penelanan makanan! proses bi"ara! sistem buffer dan yang paling penting adalah
fungsi sebagai pelindung dalam mela$an karies gigi merongan! 1''1: I- #aif!
1''1: +idd dan e"hal!1'').
+elenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar! terletak se"ara
bilateral di depan telinga! antara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus
dengan bagian yang meluas ke muka di ba$ah lengkung
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
4/25
menjadi kelenjar mukus anterior dan kelenjar "ampuran posterior. +elenjar
lingualis posterior berhubungan dengan tonsil lidah dan margin lateral dari lidah.
+elenjar ini bersifat murni mukus ;ensburg! 1'').
+elenjar bukalis dan kelenjar labialis terletak pada pipi dan bibir. +elenjar
ini bersifat mukus dan serus. +elenjar palatinal bersifat murni mukus! terletak pada
palatum lunak dan uvula serta regio posterolateral dari palatum keras. +elenjar glossopalatinal memiliki sifat sekresi yang sama dengan kelenjar palatinal! yaitu
murni mukus dan terletak di lipatan glossopalatinal ;ensburg! 1'')
2.2 "nse$ Part!t!s
2.2.1 De%!n!s! Part!t!s
Parotitis umps atau penyakit gondongan) adalah suatu peradangan pada
kelenjar parotis dan merupakan respon atas infeksi oleh virus pamy?ovirus yang
menyerang kelenjar ludah diantara telinga dan rahang sehingga menyebabkan
pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian ba$ah >ong! 00').Parotitis ialah penyakit virus akut yang biasanya menyerang kelenjar ludah
terutama kelenjar parotis sekitar @0% kasus). ejala khas yaitu pembesaran
kelenjar ludah terutama kelenjar parotis. Pada saluran kelenjar ludah terjadi
kelainan berupa pembengkakan sel epitel! pelebaran dan penyumbatan saluran.
Pada orang de$asa! infeksi ini bisa menyerang testis buah
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
5/25
berbeda menunjukkan virulensi yang berbeda. Parotitits epidemika virus bersifat
sitopatik! mempunyai hubungan antigenik dengan grup my?ovirus termasuk virus
Parainfluen
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
6/25
Penularan atau penyebaran virus dapat ditularkan melalui kontak langsung!
per"ikan ludah! bahan muntah! mungkin dengan urine. Airus tersebut masuk tubuh
bisa melalui hidung atau mulut. iasanya kelenjar yang terkena adalah kelenjar
parotis. Infeksi akut oleh virus mumps pada kelenjar parotis dibuktikan dengan
adanya kenaikan titer Ig dan Ig se"ara bermakna dari serum akut dan serum
konvalesens. #emakin banyak penumpukan virus di dalam tubuh sehingga terjadi proliferasi di parotis/epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia ikurnya
virus ke dalam aliran darah) dan selanjutnya virus berdiam di jaringan
kelenjar/saraf yang kemudian akan menginfeksi glandula parotid. +eadaan ini
disebut parotitis =e$is! 000).
Perjalanan penyakit klasik dimulai dengan demam! sakit kepala! anoreksia
dan malaise. *alam 4 jam anak mengeluh sakit telinga yang bertambah dengan
gerakan mengunyah! esok harinya tampak glandula parotis yang membesar dan
"epat bertambah besar! men"apai ukuran maksimal dalam 1-3 hari.biasanya demam
menghilang 1-@ hari dan suhu menjadi normal sebelum hilangnya pembengkakan
kelenjar.bagian ba$ah daun telinga terangkat keatas dan keluar oleh
pembengkakan glandula parotis. Pembengkakan dapat disertai nyeri hebat: nyerimulai berkurang setelah ter"apai pembengkakan maksimal berlangsung kira-kira
selama @-10 hari. iasanya satu glandula parotis membesar kemudian diikuti yang
lainnya dalam beberapa hari. dakalanya kanan dan kiri membesar
bersamaaan.parotis unilateral ditemukan kira-kira % erker! 004)
+ondisi parotitis memberikan berbagai masalah kepera$atan pada
pasien . adanya respons inflamasi sistemik memberikan manifestasi peningkatan
suhu tubuh. anifestasi respons ketidaknyamanan sakit kepala dan anoreksia
memberikan manifestasi peningkatan suhu tubuh. anifestasi respon
ketidaknyamanan sakit kepala dan anoreksia memberikan manifestasi nyeri dan
ketidak seimbangan pemenuhan nutrisi.
2.2.( "m$l!kas! Part!t!s
+omplikasi parotitis menurut Prasetyo antara lain,
1. +etulian yang disebabkan terjadinya neuritis pada saraf pendengaran. +eluhan
dimulai dari tinitus! ataksia dan muntah-muntah! yang diikuti dengan ketulian
permanen. Pada kebanyakan kasus terjadi ketulian unilateral dengan insiden 1
per 1.000 kasus.
. +omplikasi neurologis yang lain adalah mielitis dan neuritissaraf fasialis
demir"i). +omplikasi yang terjadi pas"a ensefalitis sangat fatal seperti epilepsi!
gangguan motorik! retardasi mental! iritabel! emosi tidak stabil! sulit tidur!
halusinasi aneuresis! anak jadi perusak! tindakan asosial yang lain! stenosis
aEuadu"tus dan hidrosefalus.
3. *iabetes melitus sebagai komplikasi parotitis telah lama diteliti namun sampai
saat ini patogenesis timbulnya diabetes masih belum jelas. #e"ara in vitro virus
parotitis dapat merusak sel beta pankreas tapi kerusakan pankreas tidak pernah
terdokumentasi.
4. iokarditis juga dilaporkan sebagai komplikasi parotitis meskipun kejadiannya
sangat jarang. Perubahan F+ yang terjadi adalah depresi segmen #7!
perubahan gelombang 7 dn pemanjangan interval P; dapat mengarahkan
diagnosis pada miokarditis. ejala yang timbul adalah bradikardia! kelelahan!yang sering didapatkan pada de$asa.
6
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
7/25
. Cepatitis masih diragukan sebagai komplikasi parotitis! karena sangat sulit
menentukan apakah disebabkan parotitis atau infeksi oleh virus hepatitis pada
saat yang bersamaan.
@. +omplikasi hematologi seperti trombositopenia dan anemia hemolitik pernah
dilaporkan tapi sangat jarang terjadi.
9. rtritis sangat jarang ditemukan pada anak-anak. +ejadian ini lebih banyak ditemukan pada de$asa. =utut! pergelangan kaki dan tangan serta bahu adalah
sendi yang paling sering dikeluhkan nyeri. ejala akan menghilang dalam
beberapa hari sampai 3 bulan dengan median minggu.
(. 7iroiditis timbul setelah satu minggu setelah onset parotitis. 7iroiditis sangat
jarang terjadi pada anak-anak! yang ditandai pembengkakan kelenjar tiroid dan
peningkatan antibodi antitiroid.
2.2.) Penatalaksanaan Part!t!s
Parotitis merupakan penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya self-
limited) berlangsung kurang lebih dalam kurun $aktu satu minggu. Pengobatan parotitis seluruhnya simptomatis dan suportif! tidak ada terapi spesifik bagi infeksi
virus GumpsH.
Pasien dengan parotitis harus ditangani dengan kompres hangat! sialagog
seperti tetesan lemon! dan pijatan parotis eksterna. airan intravena mungkin
diperlukan untuk men"egah dehidrasi karena terbatasnya asupan oral. ika respons
suboptimal atau pasien sakit dan mengalami dehidrasi! maka antibiotik intravena
mungkin lebih sesuai.
7ata laksana yang sesuai dengan kasus yang diderita adalah sebagai berikut,
1. Penderita ra$at jalan
Penderita baru dapat dira$at jalan bila tidak ada komplikasi atau keadaan umum
"ukup baik.
a. Istirahat yang "ukup! di berikan kompres.
b. Pemberian diet lunak dan "airan yang "ukup
". +ompres panas dingin bergantian
d. edikamentosa
nalgetik-antipiretik bila perlu
1. metampiron , anak J @ bulan 0 D 00 mg/hari maksimum g/hari
. parasetamol , 9! D 10 mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis
3. hindari pemberian aspirin pada anak karena pemberian aspirin berisiko
menimbulkan #indrom ;eye yaitu sebuah penyakit langka namun
mematikan. 5bat-obatan anak yang terdapat di apotik belum tentu bebasdari aspirin. spirin seringkali disebut juga sebagai Gsali"ylateG atau
Ga"etylsali"yli" a"idG.
. Penderita ra$at inap
Penderita dengan demam tinggi! keadaan umum lemah! nyeri kepala hebat! gejala
saraf perlu ra$at inap diruang isolasi
a. *iet lunak! "air dan 7+7P
b. nalgetik-antipiretik
". erikan kortikosteroid untuk men"egah komplikasi
3. 7atalaksana untuk komplikasi yang terjadi
a. Fn"ephalitis
simptomatik untuk en"ephalitisnya. =umbal pungsi berguna untuk mengurangisakit kepala.
7
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
8/25
b. 5rkhitis
1. istrahat yang "ukup
. pemberian analgetik
3. sistemik kortikosteroid hidrokortison! 10mg /kg/4 jam! peroral! selama -
4 hari
". Pankreatitis dan ooporitis#imptomatik saja
2.2.* Pen+egahan Part!t!s
Imunisasi pasif dengan immunoglobulin tidak efektif men"egah infeksi
setelah terpapar oleh virus parotitis. ntibodi yang didapat dari ibu melalui
plasenta dapat melindungi bayi dari parotitis sampai 1 tahun. Imunisasi aktif
dengan virus parotitis hidup terseda dalam bentuk vaksin monovalen atau
kombinasi dengan vaksin "ampak dan rubella yang disebut ;
parotitis/mumps! measles! rubella). Penggunaan vaksin kombinasi ini
menghasilkan respon imun yang sama dengan pemberian terpisah. &aktor-faktor yang mempengaruhi serokonversi dari vaksinasi adalah umur saat vaksinasi.
+ebanyakan bayi yang lahir dari ibu dengan antibodi terhadap parotitis akan
seronegatif dlam 4 bulan. ika diberikan vaksinasi pada usia @ bulan terjadi
serokonversi 90% dan vaksinasi pada usia '-1 bulan terjadi serokonversi '0%.
#erokonversi pada de$asa biasanya lebih rendah dbandingkan anak-anak.
Penelitian uji klinis a"ak terkontrol mendapat daya guna vaksin men"apai '1-''%!
namun hasil guna yang didapat di lapangan saat terjadi $abah parotitis selalu lebih
rendah yakni sekitar 9(-'1%.
ntibodi netralisasi yang terbentuk setelah vaksinasi lebih rendah
dibandingkan dengan setelah infeksi parotitis alamiah! namun penelitian
mendapatkan anak yang tervaksinasi tidak menderita parotitis selama 1 tahun
follo$ up dibandingkan dengan anak yang tidak mendapat vaksinasi. Penelitian
lain juga mendapatkan titer antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi lebih rendah
dari pada infeksi alamiah! namun penurunan titer setelah 1 tahun lebih besar
(0%) pada anak dengan infeksi alamiah dibandingkan dengan yang mendapat
vaksinasi.
*i Indonesia vaksinasi parotitis diberikan pada anak berumur 1-1( bulan
dalam bentuk vaksin kombinasi ;). Aaksin ini diberikan se"ara subkutan
dalam atau intramuskuler dan harus digunakan dalam $aktu 1 jam setelah
ter"ampur dengan pelarutnya. =ebih dari 10 galur vaksin parotitis yang digunakan
diseluruh dunia. Aaksin yang digunakan di Indonesia adalah dari galur eryl =ynndan 8rabe m-'.
2.2., Pemer!ksaan D!agnst!k Part!t!s
*iagnosis parotitis mudah ditegakkan berdasarkan gejala klinik! namun jika
manifestasi klinik yang kurang la
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
9/25
3. 7anda meningitis aseptik.
Pada kasus klasik pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan. Pada keadaan
tanpa parotitis menyebabkan kesulitan mendiagnosa! sehingga diperlukan
pemeriksan laboratorioum. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan
adalah,
1. Pemeriksaan laboratorium rutin! yang memberikan hasil tidak spesifik dansering menunjukkan adanya leu"openia dengan limfositosis relative atau kadang
normal.
. *apat meningkatkan "-rea"tive protein ;P).
3. 7es serologi! dimana didapat kenaikan antibioti" spesifik terdapat parotitis
seperti "omplement fi?ation test &)! hemagglutination-inhibitor CI)! en
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
10/25
Intake nutrisi tidak adekuat, anoreksia,
Invasi Virus Paramyxovirus ke kelenjar arotis
!"# $iertermi !"# %yeri !"# &isiko ketidakseim'an(an nutrisi
)ensitivitas sera'ut sara* lokal&esons in+amasi sistemik
&esons in+amasi lokal
Parotitis
!en(in*eksi saluiran kelenjar saliva 'a(ian arotis
. =esi pada rumus mandibula karena osteomielitis. Pada kondisi ini
pembengkakan biasanya menetap.
@. Pembesaran kelenjar limfe pada bagian proksimal dari kelenjar parotis! biasanya
disertai konjungtivitis.
9. 8veaparotid fever adalah manifestasu dari sarkoidasis yang sering
membingungkan dengan parotitis epidemika.(. #indroma ikuli"
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
11/25
2.3 "nse$ S!ala4en!t!s
2.3.1 De%!n!s! S!ala4en!t!s
#ialadenitis adalah infeksi bakteri dari glandula salivatorius! biasanya
disebabkan oleh batu yang menghalangi atau hypose"retion kelenjar. Prosesinflamasi yang melibatkan kelenjar lidah disebabkan banyak faktor etiologi.
Proses ini dapat bersifat akut dan dapat menyebabkan pembentukan abses
terutama sebagai akibat infeksi bakteri. +eterlibatannya dapat bersifat unilateral
atau bilateral seperti pada infeksi virus! sedangkan sialadenitis kronis nonspesifik
merupakan akibat dari obstruksi du"tus karena sialolithiasis atau radiasi eksternal
atau mungkin spesifik! yang disebabkan dari berbagai agen menular dan
gangguan imunologi uliarti!).
#ialadenitis adalah infeksi berulang-ulang di glandula submandibularis
yang dapat diserati adanya batu sialolith) atau penyumbatan. iasanya sistem
duktus menderita kerusakan! jadi serangan tunggal sialadentis submandibularis jarang terjadi. +elenjar ini terasa panas! membengkak! nyeri tekan dan
merupakan tempat serangan nyeri hebat se$aktu makan. Pembentukan abses
dapat terjadi didalam kelenjar maupun duktus. #ering terdapat batu tunggal atau
multiple ordon! 1''@).
2.3.2 Et!lg! S!ala4en!t!s
#ialadenitis biasanya terjadi setelah obstruksi hipose"retion atau saluran
tetapi dapat berkembang tanpa penyebab yang jelas. 7erdapat tiga kelenjar
utama pada rongga mulut! diantaranya adalah,
a +elenjar parotis
b #ubmandibula
" #ublingual
#ialadenitis paling sering terjadi pada kelenjar submandibularis dan
biasanya terjadi pada pasien dengan umur 0an-@0an. 5rganisme yang
merupakan penyebab paling umum pada penyakit ini adalah: staphylo"o""us
aureus! strepto"o""us koli! dan berbagai bakteri anaerob.
2.3.3 "las!%!kas! S!ala4en!t!s
a #ialadenitis akut
#ialadenitis akut akan terlihat se"ara klinik sebagai pembengkakan atau
pembesaran glandula dan salurannya dengan disertai nyeri tekan dan rasa tidak
nyaman serta sering juga diikuti dengan demam dan lesu. *iagnosis dari keadaan
sumbatan biasanya lebih mudah ditentukan dengan berdasar pada keluhan
subjektif dan gambaran klinis. Penderita yang terkena sialadenitis akut seringkali
dalam kondisi menderita dengan pembengkakan yang besar dari glandula yang
terkena. ;egio yang terkena sangat nyeri bila dipalpasi dan sedikit terasa lebih
hangat dibandingkan daerah dekatnya yang tidak terkena. Pemeriksaan muara
duktus akan menunjukkan adanya peradangan! dan jika terliaht ada aliran saliva!
biasanya keruh dan purulen.
11
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
12/25
Pasien biasanya demam dan hitung darah lengkap menunjukkan
leukositosis yang merupakan tanda proses infeksi akut. Pemijatan glandula atau
duktus untuk mengeluarkan se"ret) tidak dibenarkan dan tidak akan bisa ditolerir
oleh pasien. Probing pelebaran duktus) juga merupakan kotraindikasi karena
kemungkinan terjadinya inokulasi yang lebih dalam atau masuknya organisme
lain! yang merupakan tindakan yang harus dihindarkan. #ialografi yaitu pemeriksan glandula se"ara radiografis mensuplai medium kontras yang
mengandung iodine! juga sebaiknya ditunda. ila terdapat bahan purulen!
dilakukan kultur aerob dan abaerob ordon! 1''@).
b. #ialadenitis kronis
Infeksi atau sumbatan kronis membutuhkan pemeriksaan yang lebih
menyeluruh! yang meliputi probing! pemijatan glandula dan pemeriksaan
radiografi. Palpasi pada glandula saliva mayor yang mengalami keradangan
kronis dan tidak nyeri merupakan indikasi dan seringkali menunjukkan adanya
perubahan atrofik dan kadang-kadang fibrosis noduler. #ialadenitis kronisseringkali timbul apabila infeksi akut telah menyebabkan kerusakan atau
pembentukan jaringan parut atau pembentukan jaringan parut atau perubahan
fibroti" pada glandula.
7ampaknya glandula yang terkena tersebut rentan atau peka terhadap
proses infeksi lanjutan. #eperti pada sialadenotis akut! pera$atan yang dipilih
adalah kultur saliva dari glandula yang terlibat dan pemberian antibioti" yang
sesuai. Probing atau pelebaran duktus akan sangat membantu jika sialolit ini
menyebabkan penyempitan duktus sehingga menghalangi aliran bebas dari saliva.
ila kasus infeksi kronis ini berulang-ulang terjadi! maka diperlukan sialografi
dan pemerasan untuk mengevaluasi fungsi glandula. ika terlihat adanya
kerusakan glandula yang "ukup besar! perlu dilakukan ekstirpasi glandula.
Pengambilan submandibularis tidak memba$a tingkat kesulitan bedah dan
kemungkinan timbulnya rasa sakit sebagaimana pengambilan glandula parotidea.
+arena kedekatannya dengan n. fa"ialis dan kemungkinan "edera selama
pembedahan! maka glandula parotidea yang mengalami gangguan biasanya
dipertahankan lebih lama daripaa jika kerusakan mengenai glandula
submandibula ordon! 1''@).
". #ialadenetis supuratif
#ialadenitis supuratif akut lebih jarang terjadi pada glandulasubmandibularis! dan jika ada! seringkali disebabkan oleh sumbatan duktus dari
batu saliva atau oleh benturan langsung pada duktus. *ilakukan pemeriksaan
kultur dari sekresi purulen dan terapi antibioti". ika batu terletak pada bagian
distal duktus intraoral)! batu harus dikeluarkan. ika sialolit terletak pada duktus
proksimal. +adang-kadang glandula harus dipotong untuk mengontrol infeksi
akut ordon! 1''@).
12
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
13/25
2.3.& Man!%estas! "l!n!s S!ala4en!t!s
enurut uliarti! gejala umum penyakit sialadenitis meliputi gumpalan
lembut yang nyeri di pipi atau di ba$ah dagu! terdapat tonjolan pus dari glandula
ke ba$ah mulut dan pada kasus yang parah terjadi demam! menggigil! dan
malaise bentuk umum rasa sakit).
2.3.' Pat%!s!lg! S!ala4en!t!s
7erjadi penurunan fungsi duktus oleh karena infeksi! penyumbatan atau
trauma menyebabkan aliran saliva akan berkurang atau bahkan terhenti. atu
ludah paling sering didapatkan di kelenjar submandibula. Pada glandula utama!
gangguan sekresi akan menyebabkan stasis penghentian atau penurunan aliran)
dengan inspissations pengentalan atau penumpukan) yang seringkali
menimbulkan infeksi atau peradangan. landula saliva utama yang mengalami
gengguan aliran saliva akan mudah mengalami serangan organism melalui duktusatau pengumpulan organism yang terba$a aliran darah ordon! 1''@).
2.3.( "m$l!kas! "l!n!s S!ala4en!t!s
+omplikasi klinis #ialadenitis diantaranya adalah,
1 +omplikasi yang paling serius dari sialadenitis akut adalah pembentukan
abses.
+omplikasi kronis dan sialadenitis autoimun yang paling sering gigi di alam
karena penurunan fungsi kelenjar dan efek perlindungan yang diberikan
terhadap karies.
3 Peradangan kronis dari kelenjar dengan atau tanpa kalkuli sering membuatkelenjar sulit untuk "ukai karena hilangnya pesa$at jaringan normal.
2.3.) Penatalaksanaan S!ala4en!t!s
Pera$atan a$al harus men"angkup hidrasi yang memadai!kebersihan
mulut baik! pijat berulang pada kelenjar dan antibioti" intravena.Fvaluasi 8#
atau "omputed tomography7) akan menunjukkan apakah pembentukan abses
telah terjadi. #ialography merupakan kontraindikasi. Insisi dan drainasi paling
baik dilakukan dengan mengangkat penutup parotide"tomy standard dan
kemudian menggunakan hemostat untuk membuat beberapa bukaan kedalam
kelenjar ! terbesar di arah umum dari syaraf $ajah. #ebuah saluran kemudian
ditempatkan diatas kelenjar dan luka tertutup. *alam beberapa kasus!
dimungkinkan untuk melakukan aspirasi jarum yang dipandu 7 atau 8# D
pada abses parotis!yang dapat membantu menghindari prosedur operasi terbuka.
Cal ini juga untuk diingat bah$a fluktuasi kelenjar parotis tidak terjadi sampai
fase sangat terlambat karena beberapa investasi fasia dalam kelenjar. adi! adalah
mustahil untuk menentukan adanya pembentukan abses a$al berdasarkan
pemeriksaan fisik saja.
13
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
14/25
Intake nutrisi tidak adekuat, anoreksia,
-akteri sta$ylo.o..us aureus, streto.o..us koli, dan 'er'a(ai 'akteri anaero'
!"# $iertermi !"# %yeri
&esons in+amasi lokal
!"# &isiko ketidakseim'an(an nutrisi
)ialadenitis
)ensitivitas sera'ut sara* lokal&esons in+amasi sistemik
!en(in*eksi saluiran kelenjar saliva 'a(ian su'mandi'ulari
2.3.* Pemer!ksaan D!agnst!k S!ala4en!t!s
1 *alam mengevaluasi pasien dengan sialadenitis! langkah yang harus diambil
dalam urutan sebagai berikut, ri$ayat! pemeriksaan fisik! budaya!
laboratorium investigasi! radiografi! dan jika diindikasikan! halus spirasi
jarum biopsi lihat #ejarah dan Ilmu). Penelitian laboratorium harus dimulai dengan budaya kelenjar menyinggung
jika mungkin! sebelum pemberian antibiotik).
3 +ultur darah harus diperoleh pada pasien menunjukkan bakteremia atau
sepsis .
4 #ebagai aturan! jarum aspirasi abses diduga tidak diindikasikan.
Flektrolit rutin dan jumlah sel darah lengkap dengan diferensial harus
diperoleh untuk menilai untuk setiap bukti infeksi dehidrasi atau sistemik.
@ ika diagnosis autoimunitas yang terhibur! analisis serum untuk antibodi
antinuklear! ##-! ##-! dan laju endapan darah harus dilakukan
2.3., Prgns!s S!ala4en!t!s
1 Prognosis sialadenitis akut sangat baik. +ebanyakan kasus mudah diobati
dengan manajemen medis konservatif! dan penerimaan adalah penge"ualian!
bukan aturan. ejala akut menyelesaikan dalam $aktu 1 minggu! namun!
edema di daerah tersebut dapat berlangsung beberapa minggu.
Pas"aoperasi! pasien sering sudah mengakui dengan antibiotik intravena yang
tepat. Pasien-pasien ini memiliki prognosis yang sama.
3 Pasien dengan sialadenitis kronis sering memiliki program kambuh dan
timbul.Prognosis tergantung pada etiologi.
4 Pasien dengan sialolithiasis memerlukan pera$atan bedah definitif dalam
banyak kasus! yang menghasilkan prognosis yang sangat baik.
Pasien dengan #jKgren atau penyakit autoimun lainnya "enderung memiliki
kursus yang berkepanjangan terkait dengan keterlibatan sistemik.
@ Pasien dengan sialadenosis memiliki prognosis yang baik! jika masalah yang
mendasari mereka "uLMkup dikendalikan. ahkan jika kontrol di"apai!
pembengkakan bilateral mungkin persisten.
2.3.1- /0 S!ala4en!t!s
14
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
15/25
BAB 3
ASUHAN "EPERAATAN
3.1 Asuhan "e$era5atan $a4a Pas!en 4engan Part!t!s
+asus #emu,n.F jenis kelamin perempuan berusia 10 tahun datang ke rumah sakit
dengan keluhan nyeri pada daerah ba$ah telinga dan pipi kiri! demam! dan nyeri
otot sejak sekitar satu minggu yang lalu. #ulit menelan dan kaku rahang. n.F juga
mengatakan bah$a teman akrabnya di kelas menderita penyakit yang sama.
3.1.1 Pengkaj!an
Identitas ,
Bama , n. F
8mur , 10 tahun
#uku/angsa , a$a / Indonesiagama , Islam
Pendidikan , Pelajar
lamat , l. anyar 0 #urabaya
Penanggung ja$ab biaya , Ibu n.
lamat , l. anyar 0 #urabaya
+eluhan 8tama,
Pasien mengeluhkan nyeri pada daerah ba$ah telinga dan pipi kiri! demam dan
nyeri otot
;i$ayat Penyakit #ekarang,
n. F sejak seminggu lalu mengalami keluhan nyeri pada daerah ba$ah telinga
dan pipi kiri! demam! dan nyeri otot. eberapa hari kemudian timbul bengkak dan
kemerahan di sekitar daerah nyeri dan bengkak menyebar ke daerah pipi kanan.
n. F menjadi sukar menelan dan nafsu makan menurun. a$al adalah 3kg!
kemudian saat ini turun menjadi 'kg. #udah hari tidak dapat mengikuti
pelajaran di sekolah akibat penyakit ini.
;i$ayat Penyakit *ahulu,
n.F sebelumnya tidak pernah dira$at di rumah sakit dengan gejala yang
sama. 7idak punya ri$ayat penyakit menular! dan tidak punya ri$ayat alergi.elum pernah di imunisasi ; umps! orbili! ;ubela).
;i$ayat Penyakit +eluarga
#emua anggota keluarga n.F dahulu sudah pernah mengalami gejala yang
sama dengan n.F. +emungkinan tertular teman akrab sekelasnya.
Pemeriksaan &isik
7anda-tanda Aital,
#uhu , 3(
Badi , 10@ ?/menit
;; , 1' ?/menit7ensi , -
15
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
16/25
+eadaran , ompos entis
1 breathing) , Bormal
blood) , kelemahan fisik dan takikardi
3 brain) , n. F "ompos mentis! mengalami ke"emasan dan terus menerus
gelisah akibat manifestasi klinis dari parotitis! sakit kepala dankaku leher
4 bladder) , normal
bo$el) , porsi makan menurun! sulit menelan! berat badan turun
@ bone) , kelemahan otot! malaise
Pemeriksaan Penunjang
Pada n.F telah dilakukan pemeriksaan darah di dapatkan leu"openia!
kadar leukosit N 4 ? 10'/= darah. *an di lakukan Pemeriksaan kadar amilase
dalam serum! terbukti kadar amilase naik J13@ 8/= darah.
nalisis *ata
Bo
.*ata Ftiologi asalah +epera$atan
1 *ata subjektif,
Pasien mengeluhkan nyeri
pada daerah ba$ah telinga
dan pipi kiri
*ata 5bjektif,
#aat dipalpasi pada daerah
ba$ah telinga dan pipi
kiri terdapat pembengkakan dan pasien
men"oba untuk
menghindari daerah nyeri
yang ditekan.
parotitis
;espon inflamasi lokal
#ensitivitas serabut saraf
lokal
Byeri
nyeri
. *ata subjektif ,
#ulit menelan!nafsu
makan menurun.
*ata objektif ,
turun menjadi 'kg
dari semula yang
3kg.
Parotitis
#ulit menelan
Intake menurun
Butrisi kurang dari
kebutuhan
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
3 *ata subjektif,
Pasien mengeluhkan
demam
*ata objektif,
#uhu tubuh meningkat
3(O
Parotitis
;espon inflamasi lokal
;espon inflamasi sistemik
Cipertermi
Cipertermi
16
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
17/25
3.1.2 D!agnsa "e$era5atan
1. Byeri berhubungan dengan #ensitivitas serabut saraf lokal sekunder akibat
respon inflamasi lokal terhadap parotitis.
. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan sekunder akibat kesulitan menelan.
3. Cipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik.
3.1.3 6nter#ens! "e$era5atan
1. *iagnosa , Byeri berhubungan dengan #ensitivitas serabut saraf
lokal sekunder akibat respon inflamasi lokal terhadap parotitis.
7ujuan , *alam $aktu 1?4 jam menunjukkan nyeri berkurang
sampai hilang setelah dilakukan tindakan kepera$atan
+riteria hasil , Byeri berkurang sampai dengan hilang
Intervensi ;asional
+aji karakteristik nyeri! lokasi!
frekfensi
engetahui tingkat nyeri sebagai
evaluasi untuk intervensi selanjutnya
+aji faktor penyebab timbul nyeri
takut ! marah! "emas)
*engan mengetahui faktor penyebab
nyeri menentukan tindakan untuk
mengurangi nyeri
jarkan tehnik relaksasi tarik nafas
dalam
7ehnik relaksasi dapat mengatasi rasa
nyeri+olaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik
nalgetik efektif untuk mengatasi
nyeri
. *iagnosa , Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan intake makanan sekunder akibat kesulitan menelan.
7ujuan, *alam $aktu 3?4 jam menunjukkan peningkatan berat badan
men"apai rentang yang diharapkan.
+riteria hasil, erat badan kembali ke rentang normal
BoIntervensi ;asional
1 erikan makan lembut sedikit demi sedikitdan makanan ke"il tambahan yang tepat.
enghindari makanan asam
akanan yang keras tidak mampu dikunyah oleh pasien
parotitis. akanan asam
menmbah rasa tidak nyaman
pada pasien parotitis.
erikan diet "air atau makanan selang
/hiperalimentasi bila diperlukan
ila masukan kalori gagal
untuk memenuhi kebutuhan
metaboli"! dukungan nutrisi
dapat digunakan untuk
men"egah malnutrisi
3 erikan minum yang sedikit-sedikit tetapisering
embasahi selaput lendir mulut yang kurang basah
17
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
18/25
karena jarang digunakan
3. *iagnosa kepera$atan , Cipertermi berhubungan dengan respon inflamasi
sistemik.
7ujuan , *alam $aktu 1 ? 4 jam setelah diberikan tindakan kepera$atan
suhu tubuh kembali normal.
+riteria Casil ,
a. Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang
diberikan.
b. Pasien mampu termotivasi untuk melaksanakan penjelasan yang telah
diberikan.
B
o
Intervensi ;asional
1 +aji pengetahuan pasien dan keluarga
tentang "ara menurunkan suhu tubuh.
#ebagai data dasar untuk
memberikan intervensi
selanjutnya. njurkan keluarga untuk membatasi
aktivitas pasien.
Penurunan aktivitas akan
menurunkan laju
metabolisme yang tringgi
pada fase akut parotitis!
dengan demikian membantu
menurunkan suhu tubuh.
3 tur lingkungan yang kondusif. +ondisi ruang yang sejuk!
tenang! sedikit pengunjung
memberikan effektivitas
terhadap preoses
penyembuhan. Pada suhu
ruangan kamar yang tidak
panas akan terjadi
perpindahan suhu pasien ke
lingkungan radiasi dan
konveksi). Pera$at
melakukan intervensi
penting agar suhu kamar
tidak berubah se"ara tiba-
tiba karena memberikan
resiko penurunan suhu tubuh
yang begitu "epat dan
berpengaruh terhadap tingkat
toleransi anak.
4 eri kompres dengan air dingin pada
a?ial! lipatan paha bila terjadi panas.
#e"ara konduksi panas akan
berpindah dari tubuh ke
material yang dingin. rea
yang digunakan adalah areayang mempunyai pembuluh
18
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
19/25
darah arteri besarsehingga
meningkatkan efektivitas
penurunan dari proses
konduksi.
njurkan keluarga untuk untuk
memakaikan pakaian yang dapat
menyerap keringat seperti katun.
Pakaian yang mudah
menyerap keringat sangat
efektif meningkatkan efek
dari evaporasi.
@ +olaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antipiretik.
ntipiretik bertujuan untuk
memblok respons panas
sehingga suhu pasien dapat
lebih "epat menurun
3.2 Asuhan "e$era5atan $a4a Pas!en 4engan 7angguan S!ala4en!t!s
3.2.1 Pengkaj!an
Identitas
Pada penyakit sialadenitis tidak dipengaruhi oleh ras! jenis kelamin!
agama tapi sialadenitis sering terjadi pada usia tertentu yakni antara 0an-@0an.
;i$ayat Penyakit #ekarang
Pasien mengalami keluhan gejala seperti gumpalan lembut yang nyeri di
pipi atau di ba$ah dagu! terdapat tonjolan pus dari glandula ke ba$ah mulut dan
pada kasus yang parah! pasien mengalami demam! menggigil! dan malaisebentuk umum rasa sakit).
;i$ayat Penyakit *ahulu
Pasien dengan gangguan sialadenitis biasanya pada penyakit terdahulu
mengalami obstruksi hipose"retion atau saluran kelenjar saliva yang
menyebabkan saliva sedikit.
;i$ayat Penyakit +eluarga
Penyakit ini tidak berhubungan dengan genetik dari klien dan
keluarganya. Bamun! penyakit ini dapat merupakan ba$aan kongenital).
5bservasi dan Pemeriksaan &isik
77A, ;; , 1(-4 ?/menit
B , @0-100 ?/menit
# , 3( O
7* , 10/(0 mmhg
i 1 #istem Pernafasan)
7idak tmengalami gangguan.
ii #istem +ardiovaskuler)
7idak mengalami gangguan.
iii 3 #istem Persyarafan)
7erdapat gangguan rasa nyeri di pipi atau di ba$ah dagu
iv 4 #istem Perkemihan)
19
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
20/25
7idak tmengalami gangguan
v #istem Pen"ernaan)
a anoreksia
b #ulit menelan
" 7imbulnya nyeri tekan
vi @ #istem uskuloskeletaldan Integumen)a). alaise
3.2.2 D!agnsa "e$era5atan
1 Byeri berhubungan dengan #ensitivitas serabut saraf lokal sekunder akibat
respon inflamasi lokal terhadap parotitis.
;isiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakadekuatan intake makanan sekunder akibat kesulitan
menelan.
3 Cipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik.
3.2.3 6nter#ens! "e$era5atan
1.*iagnosa , Byeri berhubungan dengan #ensitivitas serabut saraf lokal
sekunder akibat respon inflamasi lokal terhadap parotitis.
7ujuan , *alam $aktu 1?4 jam menunjukkan nyeri berkurang
sampai hilang setelah dilakukan tindakan kepera$atan
+riteria hasil , Byeri berkurang sampai dengan hilang
Intervensi ;asional
+aji karakteristik nyeri! lokasi!
frekfensi
engetahui tingkat nyeri sebagai
evaluasi untuk intervensi selanjutnya
+aji faktor penyebab timbul nyeri
takut ! marah! "emas)
*engan mengetahui faktor penyebab
nyeri menentukan tindakan untuk
mengurangi nyeri
jarkan tehnik relaksasi tarik
nafas dalam
7ehnik relaksasi dapat mengatasi rasa
nyeri
+olaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik
nalgetik efektif untuk mengatasi
nyeri
.;esiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakadekuatan intake makanan sekunder akibat kesulitan menelan.
7ujuan ,
*alam $aktu 1? 4 jam pemenuhan intake nutrisi dapat dimengerti pasien
+riteria Fvaluasi,
pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang
diberikan.pasien mampu termotifasi untuk melaksanakan anjuran yang
diberikan.
Intervensi ;asional
+aji pengetahuan keluarga pasien
tentang intake nutrisi.
7ingkat pengetahuan dipengaruhi
oleh kondisi so"ial ekonomi pasien.
2
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
21/25
Pera$at menggunakan pendekatan
yang sesuai dengan kondisi
individu pasien. dengan
mengetahui tingkat pengetahuan
tersebut pera$at dapat lebih teraradalam memberikan pendidikan
yang sesuai dengan pengetahuan
pasien se"ara efisien dan efektif.
Fvaluasi adanya alergi makanan! dan
kontraindikasi makanan.
eberapa pasien mungkin
mengalami alergi terhadap
beberapa komponen makanan
tertentu dan beberapa penyakit lain!
seperti diabetes mellitus! hipertensi!
goute! dan lainnya memberiukan
manifestasi terhadap persiapan
komposisi yang akan diberikan
ulai dengan makanan ke"il dan
tingkatkan sesuai dengan toleransi.
+andungan makanan dapat
mengakibatkan ketidak toleransian
I! memerlukan perubahan pada
ke"epatan atau tipe formula.
erikan diet se"ara rutin Pemberian diet sedikit tapi sering
merupakan intervensi yang tidak
efektif dan tidak efisien apabila
pasien mendapat reseptor C!dimana pemberian sedikit tapi
sering akan merangsang
pengeluaran kembali asam lambung
yang berakibat meningkatkan
perasaan tidak nyaman pada
gastrointestinal. Pemberian sedikit
tapi sering di rumah sakit
merupakan intervensi yang jarang
dilakukan karena tidak efisien
dalam mengatur pola pemberian
dan persiapan makanan! makanan
pun juga sudah dingin membuat
selera makan klien menjadi kurang.
Pemberian rutin tiga kali sehari
dengan ditunjang pemberian
reseptor penghambat C! memiliki
arti peningkatan efisiensi dan
efektivitas dalam persiapan
material makanan dan makananmasih dalam keadaan hangat! serta
21
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
22/25
memudahkan pera$at dan ahli gi
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
23/25
tiba-tiba karena memberikan resiko
penurunan suhu tubuh yang begitu "epat
dan berpengaruh terhadap tingkat toleransi
anak.
eri kompres dengan air dingin pada
a?ial! lipatan paha bila terjadi panas.
#e"ara konduksi panas akan berpindah
dari tubuh ke material yang dingin. rea
yang digunakan adalah area yang
mempunyai pembuluh darah arteri
besarsehingga meningkatkan efektivitas
penurunan dari proses konduksi.
njurkan keluarga untuk untuk
memakaikan pakaian yang dapat
menyerap keringat seperti katun.
Pakaian yang mudah menyerap keringat
sangat efektif meningkatkan efek dari
evaporasi.
+olaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antipiretik.
ntipiretik bertujuan untuk memblok
respons panas sehingga suhu pasien dapatlebih "epat menurun
23
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
24/25
BAB &
PENUTUP
&.1 "es!m$ulan
Pembengkakan akut pada kelenjar saliva dapat berupa parotitis dan sialadenitis.Parotitis umps atau atau penyakit gondongan) adalah suatu peradangan pada kelenjar
parotis dan merupakan respon atas infeksi oleh virus pamy?ovirus yang menyerang
kelenjar ludah diantara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada
leher bagian atas atau pipi bagian ba$ah. ejala yang ditimbulkan berupa
pembengkakan! rasa sakit! kemerahan! dan kelembutan pada saluran kelenjar ludah!
namun juga terjadi kelainan berupa pelebaran dan penyumbatan saluran. angguan
parotitis "enderung menyerang anak-anak diba$ah usia 1 tahun sekitar (%
kasus). #ialadenitis adalah infeksi bakteri dari glandula salivatorius! biasanya
disebabkan oleh batu yang menghalangi atau hypose"retion kelenjar. gejala umum
penyakit sialadenitis meliputi gumpalan lembut yang nyeri di pipi atau di ba$ah dagu!
terdapat tonjolan pus dari glandula ke ba$ah mulut dan pada kasus yang parah terjadidemam! menggigil! dan malaise.
&.2 Saran
#ebaiknya sedini mungkin penanganan dia$ali dengan berbagai tes
laboratorium! disusul pada pemberian antibiotik! hingga akhirnya diadakan operasi
karena banyak komplikasi yang ditimbulkan oleh peradangan kelenjar saliva ini. Proses
asuhan kepera$atan yang tepat juga akan menentukan proses penyembuhan dari
penyakit parotitis dan sialadenitis tersebut.
24
-
8/18/2019 ASUHAN KEPERAWATA Baru
25/25
DA8TAR PUSTA"A