asuhan keperawatan hepatoma

Upload: cyon-siiee-djavu

Post on 02-Jun-2018

257 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    1/33

    Asuhan Keperawatan HepatomaWritten By Saktya Yudha on Senin, 03 Februari 2014 | 08.32

    2.2 Definisi

    Karsinoma hepatoseluler atau hepatoma adalah tumor ganas hati primer dan paling sering

    ditemukan daripada tumor ganas hati primer lainnya seperti limfoma maligna, fibrosarkoma,

    dan hemangioendotelioma. Hepatocellular Carcinoma (HCC) atau disebut juga hepatoma

    atau kanker hati primer atau Karsinoma Hepato Selular (KHS) adalah satu dari jenis kanker

    yang berasal dari sel hati (Misnadiarly, 2007). Hepatoma biasa dan sering terjadi pada

    pasien dengan sirosis hati yang merupakan komplikasi hepatitis virus kronik. Hepatitis virus

    kronik adalah faktor risiko penting hepatoma, virus penyebabnya adalah virus hepatitis B

    dan C. kebiasaan merokok juga dikenali sebagai faktor resiko, khususnya disertai kebiasaan

    minum minuman keras.

    Karsinoma merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia , di Asia Pasifik terutamaTaiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tumor-tumor ganas lainnya.

    Perbandingan antara laki : wanita sama dengan 4-6: 1. Umur tergantung dari lokasi

    geografis. Terbanyak mengenai usia 50 tahun. Di Indonesia banyak dijumpai pada usia

    kurang dari 40 tahun bahkan dapat mengenai anak-anak.

    2.3 Etiologi

    Belum diketahui penyebab penyakit ini secara pasti, tapi dari kajian epidemiologi dan biologimolekuler di Indonesia sudah terbukti bahwa penyakit ini berhubungan erat dengan sirosis

    hati, hepatitis virus B aktif ataupun hepatitis B carrier, dan hepatitis virus C dan semua

    mereka ini termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang berisiko tinggi untuk

    mendapatkan kanker hati ini.

    Tumor metastasis dari tempat primer lain ditemukan dalam hati pada sekitar separuh dari

    seluruh kasus kanker stadium lanjut. Tumor maligna pada akhirnya cenderung mencapai

    hati melalui system portal atau saluran limfatik, atau melalui perluasan langsung dari tumor

    abdominal. Lebih lanjut, hati merupakan tempat ideal bagi kelangsungan hidup sel-sel

    http://istanakeperawatan.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-hepatoma.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/--q6TePxcQzQ/Ue9YgxRgjjI/AAAAAAAAASg/hlo5FAV1Hnk/s1600/p103.jpghttp://istanakeperawatan.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-hepatoma.html
  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    2/33

    maligna ini. Biasanya bukti pertama adanya kanker dalam organ abdomen adalah

    manifestasi mestastasis hati dan tanpa melakukan operasi eksplorasi atau autopsi tumor

    primer tidak pernah dapat teridentifikasi.

    2.4 Patofisiologi

    Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama/menahun. Khususnya yang disebabkan

    oleh alkoholik dan post nekrotik . Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya

    kerusakan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai

    pembesaran hati mendadak. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 %

    kematian akibat kanker.

    Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumor

    yang luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi.

    Stadium Hepatoma

    - Stadium I : Satu fokal tumor berdiameter < 3 cm

    - Stadium II : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada segment I

    atau multi-fokal tumor terbatas padlobus kanan atau lobus kiri hati.

    - Stadium III : Tumorpada segment I meluas ke lobus kiri (segment IV) atau ke lobus

    kanan segment V dan VIII atau tumordengan invasi peripheral ke sistem pembuluh darah

    (vascular) atau pembuluh empedu (biliary duct) tetapi hanya terbatas pada lobus kanan

    atau lobus kiri hati.

    - Stadium IV :Multi-fokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus kiri

    hati. atau tumor dengan invasi ke dalam pembuluh darah hati (intra hepaticvaskuler )

    ataupun pembuluh empedu (biliary duct) atau tumor dengan invasi ke pembuluh darah di

    luar hati (extra hepatic vessel) seperti pembuluh darah vena limpa (vena lienalis) atau vena

    cava inferior-atau adanya metastase keluar dari hati (extra hepatic metastase)

    2.5 Tanda dan Gejala

    Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan gejala gangguan

    nutrisi seperti penurunan berat badan yang baru saja terjadi, kehilangan kekuatan,

    anoreksia dan anemia. Nyeri abdomen dapat ditemukan, disertai dengan pembesaran hati

    yang cepat serta permukaan yang teraba ireguler pada palpasi. Gejala ikterus hanya tejadi

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    3/33

    jika sluran empedu yang besar tersumbat oleh tekanan nodul malignan dalam hilus hati.

    Asites timbul setelah nodul tersebut menyumbat vena portal atau bila jaringan tumor

    tertanam dalam rongga peritoneal.

    2.6 Pemeriksaan Diagnostik

    Diagnosis kanker hati di buat berdasarkan tanda-tanda dan gejala klinis, riwayat penyakit,

    hasil pemeriksaan fisik, laboratorium serta radiologi. Peningkatan kadar bilirubin, alkali

    fosfatase, asparat aminotransferase (AST: Glutamic Oxalocetic transaminase [SGOT] dan

    lactic dehidrogenase [LDH] dapat terjadi. Leukositosis, eritrositosis, hiperkalsemia,

    hipoglikemia dan hiperkolesterolemia jug dapat terlihat dalam pemeriksaan laboratorium.

    Kadar Alfa fetrptein serum yang berfungsi sebagai penanda tumor akan mengalami kenaikan

    yang abnormal pada 30% dan 40% penderita kanker hati. Kadar antigen karsinoembrionikyang berfungsi sebagai penanda kanker saluran cerna dapat meningkat. CEA dan AFP

    secara bersama-sama dapat membantu membedakan antara tumor metastasis hati dan

    kanker primer hati.

    Banyak pasien tumor primer hati yang telah mengalami metastasis pada saat diagnosis

    ditegakkan. Metastasis terutama terjadi pada paru meskipun juga dapat ditemukan pada

    kelenjar limfe regional, kelenjar adrenal, tulang, ginjal, jantung, pancreas dan lambung.

    Pemeriksaan radiologi, pemindai hati, pemindai CT, USG, MRI dan laparoskopi menjadi

    bagian dalam menegakkan diagnosa dan menentukan derajat atau luas penyakit kanker

    tesebut.

    2.7 Penatalaksanaan

    Pemilihan terapi kanker hati ini sangat tergantung pada hasil pemeriksaan radiologi dan

    biopsi. Sebelum ditentukan pilihan terapi hendaklah dipastikan besarnya ukuran

    kanker,lokasi kanker di bahagian hati yang mana, apakah lesinya tunggal (soliter) atau

    banyak (multiple), atau merupakan satu kanker yang sangat besar berkapsul, atau kanker

    sudah merata pada seluruh hati, serta ada tidaknya metastasis (penyebaran) ke tempat lain

    di dalam tubuh penderita ataukah sudah ada tumor thrombus di dalam vena porta dan

    apakah sudah ada sirrhosis hati. Tahap penatalaksanaan dibagi menjadi dua yaitu tindakan

    non-bedah dan tindakan bedah.

    a) Tatalaksana Non Bedah

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    4/33

    Meskipun reseksi tumor hati dapat dilakukan pada beberaa pasien, sirosi yang mendasari

    keganasan penyakit ini akan meningkatkan resiko pada saat dilakukan pembedahan. Terapi

    radiasi dan kemoterapi telah dilakukan untuk menangani penyakit malignan hati dengan

    derajat keberhasilan yang bervariasi. Meskipun terapi ini dapat memperpanjang

    kelangsungan hidup pasien dan memperbaiki kualitas hiduo pasien dengan cara mengurangi

    rasa nyeri serta gangguan rasa nyaman, namun efek utamanya masih bersifat paliatif.

    Terdapat beberapa jenis tatalaksana non bedah yaitu terapi radiasi, kemoterapi, dan

    drainase bilier perkutan.

    Pada terapi radiasi nyeri dan gangguan rasa nyaman dapat dikurangi secara efektif dengan

    terapu radiasi pada 70% dan 90 % penderita. Gejala anorexia, kelemahan dan panas juga

    berkurang dengan terapi ini. Injeksi Etanol Perkutan (Percutaneus Etanol Injeksi = PEI)Pada kasus-kasus yang menolak untuk dibedah dan juga menolak semua tindakan atau

    pasien tidak mampu membiayai pembedahan dan tak mampu membiayai tindakan lainnya

    maka tindakan PEI-lah yang menjadi pilihan satu-satunya. Tindakan injeksi etanol perkutan

    ini mudah dikerjakan, aman, efek samping ringan, biaya murah, dan hasilnya pun cukup

    memberikan harapan.

    Kemoterapi telah digunakan untuk mempebaiki kualitas hidup pasien dan memperpanjang

    kelangsungan hidupnya. Bentuk terpi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajufan setelahdilakukan reseksi tumor hati. Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infuse regional

    merupakan dua metode yang digunakan untuk memberikan preparat antineoplastik kepada

    pasien tumor primer dan metastasis tumor hati.

    Drainase Bilier perkutan atau drainase transhepatik digunakan untuk melakukan pintasan

    saluran empedu yang tersumbat oleh tumor hati, pankreas atau saluran empedu pada

    pasien tumor yang itdak dapat di operasi atau pada pasien yang dianggap beresiko. Dengan

    bantuan fluoroskopi, sebuah kateter dimasukkan melalui dinding abdomen dengan melewati

    lokasi obstruksi kedalam duodenum. Prosedur ini dikerjakan untuk membentuk kembali

    system drainase bilier, mengurangi tekanan serta rasa nyeri karena penumpukan empedu

    akibat obstruksi, dan meredakan gejala pruritus serta ikterus. Sebagai hasil dari prosedur

    ini, pasien merasa lebih nyaman, dan kualitas hidup serta kelangsungan hidupnya

    meningkat. Selma beberapa hari setelah di pasang, kateter tersebut di buka untuk drainase

    eksternal. Cairan empedu yang mengalir keluar diobservasi dengan ketat untuk mengetahui

    jumlah, warna dan adanya darah serta debris.(Brunner & Suddarth, 2002)

    b) Tatalaksana Bedah

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    5/33

    Lobektomi hati untuk penyakit kanker dapat sukses dikerjakan apabila tumor primer hati

    dapat dilokalisir atau pada kasus metastasis, apabila lokasi lokasi primernya dapat dieksisi

    seluruhnya dan metastasis terbatas. Meskipun demikian, metastasis kedalam hati jarang

    bersifat terbatas atau soliter. Dengan mengandalkan pada kemampuan sel-sel hati untuk

    beregenerasj, sebagian dokter bedah telah melakukan pengangkatan 90% dari organ hati

    dengan hasil yang baik. Meskipun demikian, adanya sirosis akan membatasi kemampuan

    hati untuk beregenerasi.

    Transplantasi hati meliputi pengangkatan total hati yang sakit dengan menggantikan hati

    yang sehat. Pengangkatan hati yang sakit akan menyediakan tempat bagi hati yang baru

    dan memungkinkan rekonstruksi anatomis vaskuler hati serta saluran bilier mendekati

    keadaan normal. Transplantasi hati ini digunakan untuk mengatai penyakit hati stadium-terminal yang mengancam jiwa penderitanya setelah bentuk terapi yang lain tidak mampu

    menanganinya. Keberhasilan transplantasi tergantung keberhasilan terapi imunosupresi.

    (Brunner & Suddarth, 2002)

    2.8 Komplikasi dan Penanganan

    Komplikasi yang sering terjadi pada sirosis adalah asites, perdarahan saluran cerna bagian

    atas, ensefalopati hepatika, dan sindrom hepatorenal. Sindrom hepatorenal adalah suatukeadaan pada pasien dengan hepatitis kronik, kegagalan fungsi hati, hipertensi portal, yang

    ditandai dengan gangguan fungsi ginjal dan sirkulasi darah Sindrom ini mempunyai risiko

    kematian yang tinggi. Terjadinya gangguan ginjal pada pasien dengan sirosis hati ini baru

    dikenal pada akhir abad 19 dan pertamakali dideskripsikan oleh Flint dan Frerichs.

    Penatalaksanaan sindrom hepatorenal masih belum memuaskan, masih banyak kegagalan

    sehingga menimbulkan kematian. Prognosis pasien dengan penyakit ini buruk.

    Diagnosa Keperawatan

    Berdasarkan pengkajian di atas maka diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah:

    1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan adanya penurunan ekspansi

    paru (ascites dan penekanan diafragma)

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    6/33

    2. Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan dengan adanya penumpukan

    cairan dalam rongga abdomen (ascites).

    3. Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya

    asupan nutrisi.

    4. Ansietas berhubungan dengan pembesaran abdomen

    1. Intervensi Keperawatan

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    7/33

    No Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi Rasional

    1 Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungandengan adanya

    penurunanekspansi paru(ascites dan

    penekanandiafragma)

    Setelahdilakukantindakankeperawatandiharapakan

    pernapasanefektif

    kembali

    Tidakmengeluhsesak napas,RR 20 24X/menit. HasilLab BGA

    Normal

    a.PertahankanPosisi semifowlerb.Observasi gejalakardinal danmonitor tanda tanda

    ketidakefektifan pola napasc.Berikan

    penjelasantentang

    penyebab sesakdan motivasiutuk membatasiaktivitas

    d. Kolaborasi

    dengan timmedis (dokter)

    a. Posisi inimemungkinkantidak terjadinya

    penekanan isi perut terhadapdiafragmasehingga

    meningkatkanruangan untukekspansi paruyang maksimal.Disamping itu

    posisi ini jugamengurangi

    peningkatanvolume darah

    paru sehinggamemperluas

    ruangan yangdapat diisi oleh

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    8/33

    dalam pemberian

    diuretik, batasiasupan cairan,dan punctieaspirasi asites

    udarab.Pemantau lebihdini terhadap

    perubahan yangterjadi sehinggadapat diambiltindakan

    penanganansegerac.Pengertian klienakanmengundang

    partispasi kliendalam mengatasi

    permasalahanyang terjadi

    d.untukmeneurangiasites dan cairandalam cavum

    pleura sehingga pola nafaskembali norma(16-20x/menit)

    2. Gangguan rasa

    nyaman nyeriabdomen berhubungandengan

    pereganggancapsul glyser

    Setelah

    dilakukantindakkankeperawatandiharapaknnyeri dapat

    berkurangatau Pasien

    bebas darinyeri

    Tidak

    mengeluhnyeriabdomen,tidak meringis,

    Nadi 70 80x/menit

    a.Lakukan

    kolaborasidengan dokterdalam pemberiananalgesik(perhatikanfungsi faalhepar)b. Atur

    posisi klien yangenak sesuaidengankeadaanc. Awasi

    responemosional klienterhadap prosesnyeri

    d.Ajarkan teknik pengurangannyeri denganteknik distraksi

    e. Observasitanda-tanda vital

    a. Analgesik

    bekerjamengurangireseptor nyeridalam mencapaisistim sarafsentralb. Dengan

    posisi miring kesisi yang sehatdisesuaikandengan gayagravitasi,maka

    dengan miringkesisi yang sehatmaka terjadi

    pengurangan penekanan sisiyang sakitc.Keadaanemosionalmempunyaidampak padakemampuanklien untukmenangani nyeri

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    9/33

    d. Teknikdistraksimerupakanteknik

    pengalihan perhatiansehinggamengurangiemosional dankognitif

    e. Deteksi diniadanya kelainan

    3. Gangguannutrisi : Kurangdari kebutuhan

    berhubungandengan tidakadekuatnyaasupan nutrisi

    Kebutuhannutrisiterpeniuhi

    berat badannaik, klienmaumengkonsumsimakanan yangdi sediakan

    a.Kolaborasidengan dokterdalam pemberianvitaminb.Jelaskan padaklien tentang

    pentingnyanutrisi bagitubuh dan diityang di tentukandan tanyakankembali apa

    yang telah dielaskanc. Bantuklien dankeluargamengidentifikasidan memilihmakanan yangmengandungkalori dan

    protein tinggi

    d. Identifikasi busana klien buat padan yangideal dantentukankenaikan berat

    badan yangdiinginkan berat

    badan ideal

    e. Sajikanmakanan dalamkeadaan menarik

    a. Dengan pemberianvitaminmembantu

    prosesmetabolisme,mempertahankanfungsi berbagaiaringan dan

    membantu pembentukan sel barub.

    Pengertian kliententang nutrisimendorong klienuntukmengkonsumsimakanan sesuaidiit yangditentukan danumpan balikklien tentang

    penjelasan

    merupakan tolakukur penahananklien tentangnutrisic. Denganmengidentifikasi

    berbagai jenismakanan yangtelah di tentukan

    d.Diharapkanklien kooperatif

    e. Dengan

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    10/33

    dan hangat

    f.Anjurkan padaklien untukmenjagakebersihan mulut

    g.Monitorkenaikan berat

    badan

    penyajian yangmenarikdiharapkan dapatmeningkatkanselera makan

    f. Dengankebersihanmulutmenghindarirasa mualsehinggadiharapkanmenambah rasa

    g. Denganmonitor berat

    badanmerupakansarana untukmengetahui

    perkembanganasupan nutrisiklien

    4. Ansietas berhubungan

    dengan pembesaranabdomen

    Setelahdilakukan

    tindakan perawatandiharapkancemas

    berkurang

    Klien tenang,klien mampu

    bersosialisasi

    a.Berikandorongan pada

    klien untukmendiskusikan perasaannyamengemukakan

    persepsinyatentangkecemasannyab.Jelaskan padaklien setiapmelakukan

    prosedur baik

    keperawatanmaupun tindakanmedis.c.Kolaborasidengan dokteruntuk penjelasantentang

    penyakitnya

    a. Membantuklien dalam

    memperolehkesadaran danmemahamikeadaan diriyangsebenarnyab.Dengan

    penjelasandiharapkan klienkooperatif danmengurangi

    kecemasanklienc. Dengan

    penjelasan dari petugaskesehatan akanmenambahkepercayaanterhadap apayang dijelaskansehingga cemasklien berkurang

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    11/33

    H E P A T O M A

    I. PENGERTIANHepatoma sinonim = Kanker Hati Primer, Karsinoma Hepatoseluler adalah : proses

    keganassan pada hati.

    Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu

    atau metastase dari tumor jaringan lainnya.

    PATOFISIOLOGI

    Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama/menahun. Khususnya yang disebabkanoleh alkoholik dan postnekrotik.

    Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapatdijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak.

    Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain. Matastase kehati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untukkeganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan kecenderunganuntuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.

    Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumoryang luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi. \

    1. PATOLOGI

    a. Ada 2 type :

    1. Type masif - tumor tunggal di lobus kanan.

    2. Type Nodule - tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang tidak sama.

    Penyebarannya :

    1. Intrahepatal.

    2. Ekstrahepatal.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    12/33

    ETIOLOGI

    Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C Bahan-bahan Hepatokarsinogenik :

    Aflatoksin

    Alkohol

    Penggunaan steroid anabolic

    Penggunaan androgen yang berlebihan

    Bahan kontrasepsi oral

    Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosis)

    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    Laboratorium:

    Darah lengkap ; SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein 500 mg/dl, HbsAg positfdalam serum, Kalium, Kalsium.

    Radiologi ; Ultrasonografi (USG)/C-7 Scan (Sidik Tomografi Komputer),CT-Scan,

    Thorak foto, Arteriography, Angiografi Hepatik, Skintigrafi Hepatik

    Biopsi jaringan hati dilakukan dengan tuntunan USG atau laparoskopi

    PENGOBATAN

    Reseksi segmen atau lobus hati

    Pemberian kemoterapi secara infus

    Penyinaran .

    PROGNOSA

    Tumor ganas memiliki prognosa yang jelek dapat terjadi perdarahan dan akhirnya kematian. Danproses ini berlangsung antara 2 - 6 bulan atau beberapa tahun.

    Fase dini : Dengan tindakan operasi berupa reseksi dari tumor prognosa baik, penderitadapat hidup dalam waktu yang cukup lama.

    Fase lanjut : Dimana tindakan tidak mempunyai arti lagi, kematian dapat terjadi dalam 2 6 bulan setelah diagnosa ditegakkan.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    13/33

    PENYULIT

    1. Metastasis.

    2. Ruptur.

    ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HEPATOMA

    I. PENGKAJIAN

    1. Biodata

    Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang, status sosialekonomi, adat / kebudayaan, dan keyakinan spiritual, sehingga mudah dalamkomunikasi dan menentukan tindakan keperawatan yang sesuai.

    2. Riwayat Keperawatan

    Keluhan utama : Adanya pembesaran hepar yang dirasakan semakin mengganggusehingga bisa menimbulkan keluhan sesak napas yang dirasakan semakin berat

    disamping itu disertai nyeri abdomen.

    a. Riwayat Penyakit sekarang

    Riwayat Penyakit Sekarang dapat diperoleh melalui orang lain atau dengan klien itusendiri.

    b. Riwayat Penyakit Dahulu

    Riwayat Penyakit Dahulu dikaji untuk mendapatkan data mengenai penyakit

    yang pernah diderita oleh klien.

    c. Riwayat Penyakit Keluarga

    Riwayat Penyakit Keluarga dikaji untuk mengetahui data mengenai penyakityang pernah dialami ol eh anggota keluarga.

    3. Pemeriksaan Fisik

    2. Gejala klinik

    Fase dini : Asimtomatik.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    14/33

    Fase lanjut :Tidak dikenal simtom yang patognomonik.

    Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia,rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual. Bila ada metastasiske tulang penderita mengeluh nyeri tulang.

    Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan :

    1. Ascites

    2. Ikterus

    3. Splenomegali, Spider nevi, Eritema palmaris, Edema.

    Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan kasus Hepatoma, meliputi :

    Gangguan metabolisme

    Perdarahan

    Asites

    Edema

    Hipoalbuminemia

    Jaundice/icterus

    Komplikasi endokrin

    Aktivitas terganggu akibat pengobatan

    3. II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    Berdasarkan pengkajian di atas maka diagnosa keperawatan yang sering munculadalah:

    1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan adanya penurunan ekspansiparu (ascites dan penekanan diapragma)

    2. Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan dengan adanya penumpukancairan dalam rongga abdomen (ascites).

    3. Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnyaasupan nutrisi.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    15/33

    4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan nyeri.

    5. Gangguan aktifitas berhubungan dengan sesak dan nyeri

    6. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yangdiderita.

    RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

    1. Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan pernapasan berhubungan dengan adanyapenurunan ekspansi paru (ascites dan penekanan diapragma)

    Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan pernapasan efektifkembali

    Kriteria : Tidak mengeluh sesak napas, RR 20 24 X/menit. Hasil Lab BGA Normal

    Intervensi :

    1) Pertahankan Posisi semi fowler.

    Rasional : Posisi ini memungkinkan tidak terjadinya penekanan isi perut terhadapdiafragma sehingga meningkatkan ruangan untuk ekspansiparu yang maksimal. Disamping itu posisi ini juga mengurangipeningkatan volume darah paru sehingga memperluas ruangan yangdapat diisi oleh udara.

    2) Observasi gejala kardinal dan monitor tanda tanda ketidakefektifan jalannapas.

    Rasional : Pemantau lebih dini terhadap perubahan yang terjadi sehingga dapatdiambil tindakan penanganan segera.

    3) Berikan penjelasan tentang penyebab sesak dan motivasi utuk membatasiaktivitas.

    Rasional : Pengertian klien akan mengundang partispasi klien dalam mengatasipermasalahan yang terjadi.

    4) Kolaborasi dengan tim medis (dokter) dalam pemberian Oksigen danpemeriksaan Gas darah.

    Rasional : Pemberian oksigen akan membantu pernapasan sehingga eskpasi parudapat maksimal.

    Pemeriksaan gas darah untuk mengetahui kemampuan bernapas.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    16/33

    2. Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungandenganadanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites).

    Tujuan : Setelah dilakukan tindakkan keperawatan diharapakn nyeri dapatberkurang atau Pasien bebas dari nyeri.

    Kriteria : Tidak mengeluh nyeri abdomen, tidak meringis, Nadi 70 80 x/menit.

    Intervensi :

    5) Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.

    Rasional : Analgesik bekerja mengurangi reseptor nyeri dalam mencapai sistimsaraf sentral.

    6) Atur posisi klien yang enak sesuai dengan keadaan.

    Rasional : Dengan posisi miring ke sisi yang sehat disesuaikan dengan gayagravitasi,maka dengan miring kesisi yang sehat maka terjadipengurangan penekanan sisi yang sakit.

    7) Awasi respon emosional klien terhadap proses nyeri.

    Rasional : Keadaan emosional mempunyai dampak pada kemampuan klienuntuk menangani nyeri.

    8) Ajarkan teknik pengurangan nyeri dengan teknik distraksi.

    Rasional : Teknik distraksi merupakan teknik pengalihan perhatian sehinggamengurangi emosional dan kognitif.

    9) Observasi tanda-tanda vital.

    Rasional : Deteksi dini adanya kelainan

    3. Diagnosa keperawatan: Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungandengan tidak adekuatnya asupan nutrisi.

    Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpeniuhi.

    Kriteria : Kriteria berat badan naik, klien mau mengkonsumsi makanan yang disediakan.

    Intervensi :

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    17/33

    1) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin.

    Rasional : Dengan pemberian vitamin membantu proses metabolisme,mempertahankan fungsi berbagai jaringan dan membantupembentukan sel baru.

    2) Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan diit yang ditentukan dan tanyakan kembali apa yang telah di jelaskan.

    Rasional : Pengertian klien tentang nutrisi mendorong klien untuk mengkonsumsimakanan sesuai diit yang ditentukan dan umpan balik klien tentangpenjelasan merupakan tolak ukur penahanan klien tentang nutrisi

    3) Bantu klien dan keluarga mengidentifikasi dan memilih makanan yangmengandung kalori dan protein tinggi.

    Rasional : Dengan mengidentifikasi berbagai jenis makanan yang telah ditentukan.

    4) Identifikasi busana klien buat padan yang ideal dan tentukan kenaikan beratbadan yang diinginkan berat badan ideal.

    Rasional : Diharapkan klien kooperatif.

    5) Sajikan makanan dalam keadaan menarik dan hangat.

    Rasional : Dengan penyajian yang menarik diharapkan dapat meningkatkanselera makan.

    6) Anjurkan pada klien untuk menjaga kebersihan mulut.

    Rasional : Dengan kebersihan mulut menghindari rasa mual sehingga diharapkanmenambah rasa.

    7) Monitor kenaikan berat badan

    Rasional : Dengan monitor berat badan merupakan sarana untuk mengetahuiperkembangan asupan nutrisi klien.

    4. Diagnosa keperawatan : Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dannyeri.

    Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapakn tidur terpenuhi sesuaikebutuhan

    Kriteria : klien mengatakan sudah dapat tidur.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    18/33

    Intervensi :

    1) Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen dan analgesik

    Rasional : Dengan penambahan suplay O 2 diharapkan sesak nafasberkurang sehingga klien dapat istirahat.

    2) Beri suasana yang nyaman pada klien dan beri posisi yang menyenangkanyaitu kepala lebih tinggi:

    Rasional: Suasana yang nyaman mengurangi rangsangan ketegangan dansangat membantu untuk bersantai dan dengan posisi lebih tinggidiharapkan membantu paru paru untuk melakukan ekspansioptimal.

    3) Berikan penjelasan terhadap klien pentingnya istirahat tidur.

    Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien termotivasi untukmemenuhi kebutuhan istirahat sesuai dengan kebutuhan.

    4) Tingkat relaksasi menjelang tidur.

    Rasional : Diharapkan dapat mengurangi ketegangan otot dan pikiran lebihtenang.

    5) Bantu klien untuk melakukan kebiasaannya menjelang tidur.

    Rasional : Dengan tetap tidak mengubah pola kebiasaan klien mempermudahklien untuk beradaptasi dengan lingkungan.

    5. Diagnosa keperawatan : Gangguan aktifitas berhubungan dengan sesak dan nyeri.

    Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan klien dapat melakukanaktivtas dengan bebas.

    Kriteria : Klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

    Intervensi :

    1) Bimbing klien melakukan mobilisasi secara bertahap.

    Rasional : Dengan latihan secara bertahap klien dapat melakukan aktivitas sesuaikemampuan.

    2) Latih klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya.

    Rasional : Diharapkan ada upaya menuju kemandirian.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    19/33

    3) Ajarkan pada klien menggunakan teknik relaksasi yang merupakan salah satuteknik pengurangan nyeri.

    Rasional : Pengendalian nyeri merupakan pertahanan otot dan persendiandengan optimal.

    4) Jelaskan tujuan aktifitas ringan.

    Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif.

    5) Observasi reaksi nyeri dan sesak saat melakukan aktifitas.

    Rasional : Dengan mobilisasi terjadi penarikan otot, hal ini dapat meningkatkanrasa nyeri.

    6) Anjurkan klien untuk mentaati terapi yang diberikan.

    Rasional : Diharapkan klien dapat kooperatif.

    6. Diagnosa Keperawatan : Cemas berhubungan dengan kurangnyapengetahuan tentang penyakit yang diderita.

    Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan cemas berkurang.

    Kriteria : Klien tenang, klien mampu bersosialisasi.

    Intervensi :

    1. Berikan dorongan pada klien untuk mendiskusikan perasaannyamengemukakan persepsinya tentang kecemasannya.

    Rasional : Membantu klien dalam memperoleh kesadaran dan memahamikeadaan diri yang sebenarnya.

    2. Jelaskan pada klien setiap melakukan prosedur baik keperawatan maupun

    tindakan medis.

    Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif dan mengurangikecemasan klien

    3. Kolaborasi dengan dokter untuk penjelasan tentang penyakitnya.

    Rasional : Dengan penjelasan dari petugas kesehatan akan menambah kepercayaanterhadap apa yang dijelaskan sehingga cemas klien berkurang.

    ASKEP HEPATOMA

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    20/33

    A. DEFINISI HEPATOMA Hepatoma ( Karsinoma Hepatoseluler ) adalah kanker yang berasal dari hepatosit

    (karsinoma hepatoseluler) atau dari duktus empedu (kolangiokarsinoma). (Corwin, 2009). Hepatoma adalah massa abnormal pada sel hati,tumor hati dapat berupa benigna atau

    maligna.tumor dapat berupa tumor primer atau metastase dari jaringan lain (Timby,1999)

    ETIOLOGI HEPATOMA 1) Penyebab pasti Hepatoma belum diketahui secara pasti

    2) Studi epidemiologi menunjukkan hepatoma berhubungan dengan Sirosis

    Hepatis,hepatitis kronis, Hepatitis B dan Hepatitis C. Virus hepatitis B dapat

    menyebabkan kanker hati karena adanya kombinasi peradangan kronis dan

    integrasi genom virus ke dalam DNA pasien. Risiko kanker hati seumur hidup

    dari pasien hepatitis C adalah 5%, dan terjadi setelah 30 tahun terinfeksi.3) Bahan-bahan Hepatokarsinogenik :

    Aflatoksin. Karsinogen hati ini adalah hasil dari kontaminasi jamur pada bahan makanan diAfrika dan Asia Tenggara. Hal ini menyebabkan kerusakan DNA dan mutasi gen p53 .

    Biasanya aflatoksin terdapat pada kacang-kacangan atau makanan yang disimpan dalamwaktu lama

    Alkohol. Risiko kanker hati lebih besar terjadi setelah pasien berhenti minumalkohol, karena peminum berat tidak bertahan cukup lama untuk

    mengembangkan kanker. Pecinta alkohol yang minum lebih dari 80 g/d atau lebihdari 6-7 gelas per hari, dapat meningkatkan risiko kanker hati hingga 5 kali lipat.

    Penggunaan steroid anabolic Penggunaan androgen yang berlebihan Bahan kontrasepsi oral Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosis)

    PATOFISIOLOGI HEPATOMA Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama/menahun. Khususnya yang disebabkan

    oleh alkoholik dan postnekrotik. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat

    dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain. Matastase

    ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar,khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain jugamemperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-

    paru, uterus, dan pankreas.

    Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumoryang luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    21/33

    Ada 2 type : 1. Type masif : tumor tunggal di lobus kanan. 2. Type Nodule : tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang tidak sama. Penyebarannya :

    1. Intrahepatal. 2. Ekstrahepatal.

    TANDA DAN GEJALA 1. Terdapatnya suatu masssa yang besar, yang dapat dirasakan/diraba di perut kanan bagian

    atas. 2. Demam 3. Keluhan sakit perut atau rasa penuh ataupun ada rasa bengkak di perut kanan atas

    4. Nafsu makan berkurang, 5. Berat badan menurun, dan rasa lemas. 6. Keluhan lain terjadinya perut membesar karena ascites (penimbunan cairan dalam rongga

    perut), mual, tidak bisa tidur, nyeri otot, berak hitam, demam, bengkak kaki, kuning, muntah,

    gatal, muntah darah, perdarahan dari dubur, dan lain-lain.

    KOMPLIKASI Komplikasi yang sering terjadi pada sirosis adalah asites, perdarahan saluran cerna bagian

    atas, ensefalopati hepatika, dan sindrom hepatorenal. Sindrom hepatorenal adalah suatu

    keadaan pada pasien dengan hepatitis kronik, kegagalan fungsi hati, hipertensi portal, yang

    ditandai dengan gangguan fungsi ginjal dan sirkulasi darah Sindrom ini mempunyai risikokematian yang tinggi.

    STADIUM

    m I : Satu fokal tumorberdiameter \ hati.

    m II : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada segment I atau

    multi-fokal tumor terbatas padlobus kanan atau lobus kiri hati.

    m III : Tumor pada segment I meluas ke lobus kiri (segment IV) atau ke lobus kanansegment V dan VIII atau tumor dengan invasi peripheral ke sistem pembuluhdarah (vascular) atau pembuluh empedu (biliary duct) tetapi hanya terbatas pada

    lobus kanan atau lobus kiri hati.

    m IV :Multi-fokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus kiri hati.

    - atau tumor dengan invasi ke dalam pembuluh darah hati (intrahepaticvaskuler ) ataupun pembuluh empedu (biliary duct)

    - atau tumor dengan invasi ke pembuluh darah di luar hati (extra hepatic vessel)

    seperti pembuluh darah vena limpa (vena lienalis)

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    22/33

    - atau vena cava inferior-atau adanya metastase keluar dari hati (extra hepatic

    metastase)

    PENATALAKSANAAN 1. Tindakan bedah bagi tumor yang kecil dan berada pada salah satu lobus hati

    Dapat di lakukan dengan reseksi segmen atau lobus yang terkena tumor,meski hasil

    akhirnya cenderung buruk karena metastase intra hepatic yang dapat kambuh. 2. Kemoterapi dapat dilakukan untuk menurunkan ukuran tumor dan untuk mengurangi nyeri 3. Transplantasi liver dapat di lakukan pada stadium akhir tumor hati

    Pasca transplantasi liver perlu pemberian obat imunosupresan untuk mencegah terjadinya

    penolakan tubuh.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium: Darah lengkap ; SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein 500 mg/dl, HbsAg positf dalamserum, Kalium, Kalsium. Alkaline fosfatase naik, 2. Radiologi : Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Magnetic Resonance Imaging(MRI), Arteriography ataupun Positron Emission Tomography (PET. 3. Biopsi dan Peritoneoscopy jaringan liver.

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEPATITIS

    A. PENGKAJIAN 1. Identitas Meliputi

    Nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tgl mrs,diagnosa medis.

    2. Keluhan Utama. Pada umumnya pasien hepatitis mempunyai keluhan malas makan, sesak nafas, minum 1-2gls/hari, perut mual muntah, kembung dan sebah, klien mengeluh kaki lemas tidak bisa

    berjalan nyeri saat dibuat jalan dan perut membesar. 3. Riwayat Kesehatan Sekarang

    Keadaan yang menyebabkan kx MRS biasanya ditandai dengan fatique (lemah) malaise,

    perut membesar, kembung, mual, muntah, nafsu makan menurun, konstipasi atau diare, BB

    menurun. Biasanya ada perubahan pada warna urine.

    a. Hepatitis A ( masa Inkubasi, 3 5 minggu )

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    23/33

    Gejala Prodromal : lelah, anoreksia, malaise, sakit kepala, demam ringan, mual, muntah.Pada saat ini sangat menular, biasanya 2 minggu sebelum ikterik

    Fase Ikterik : Jaudice, urine berwarna seperti teh, feses berwarna tanah, nyeri dan nyeri tekan

    di kuadran kanan atas. Gejala lebih ringan pada anak anak

    b. Hepatitis B ( masa inkubasi 2 5 minggu) Gejala Prodromal (awitan tersembunyi) : lelah, anoreksia, ketidaknyamanan abdominal,

    mual, muntah, sakit kepala Dapat juga mengalami mialgia, fotopobia, artritis, angiodema urtikaria, ruam

    makulopapular, vaskulitis. Fase Ikterik terjadi 1 minggu sampai 2 minggu setelah awitan gejala.

    c. Hepatitis C ( Masa inkubasi 1minggu sampai beberapa bulan) Hampir sama dengan HBV tetapi tidak begitu parah

    d. Hepatitis D (Masa inkubasi tidak jelas) Hampir sama dengan HBV tetapi tidak begitu parah

    Riwayat pasien : Tanyakan tentang penggunaan obat obatan dan transfusi darah, kontak dengan orang

    yang terinfeksi (termasuk aktivitas seksual), perjalanan kedaerah endemik, danmengkonsumsi makanan atau minuman yang mungkin terkontaminasi untuk menentukan

    penyebab hepatitis.

    4. Pola-pola Fungsi Kesehatan a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.

    Bagaimana persepsi klien tentang tata laksana hidup sehat. b. Pola nutrisi dan metabolik.

    Pada hepatitis mengeluh nafsu makan menurun, mual, muntah. c. Pola eliminasi.

    Eleminasi alvi : sukar BAB, diare. Eleminasi urine : warna urine lebih kuning teh kecoklatan seperti teh (gelap).

    d. Pola istirahat tidur. Pola istirahat periode akut dengan keadaan lemah, bangun tidur kepala sering pusing, tidurtidak nyenyak karena merasa mual, dan muntah.

    e. Pola aktivitas dan latihan. Badan terasa lemah, letih, dan kemampuan kerja menurun, hal ini disebabkan karena kurangtersedianya tenaga atau kalori dalam tubuh sebagai akibat adanya gangguan metabolisme.

    f. Pola persepsi dan konsep diri.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    24/33

    Pengaruh status kesehatan seperti mempengaruhi persepsi hidup sehat dan pengetahuantentang keperawatan diri biasanya hygiene yang kurang, sedih, marah, dan depresi

    g. Pola sensori dan kognitif. - Sensori : merasa nyari terutama pada perut sebelah kanan atas. - Kognetif : proses berfikir.

    h. Pola produksi sexsual. Pola hubungan sexsualitasnya merasa ada gangguan menstruasi atau haid sedang pada laki-laki ada pengerutan testis.

    i. Pola hubungan dan peran. Terjadinya perubahan peran yang dapat menggangu hubungan interpersonal yaitu klienmerasa tidak berguna, menarik diri.

    j. Pola tata nilai dan kepercayaan.

    Biasanya pada klien hepatitis timbul stress dalam spritual serta kebiasaan ibadahnya.

    5. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum

    Sesak nafas, panas, perut membesar, lemah dan pucat. b. Gejala Vital

    Suhu badan meningkat, takikardi, tensi darah, meningkat nafas cepat dan dangkal, kesadaran

    compos metis. c. Pemeriksaan Kepala dan Leher

    Pada umumnya pada Px hepatitis adalah pada rambut mengalami kerontokan, kepala tidak

    terdapat benjolan dan mata terdapat ikterus pada sklera serta konjungtiva anemis. d. Sistem Respirasi

    Anatomi dada/thorak biasanya pada Px hepatitis terdapat spindernerviretruris otot, pernafasan

    + gerakan dada dan perut tidak seirama, sesak nafas, pernafasan dangkal, pernafasan cupinghidung.

    e. Sistem Cardiovakuler Pada Px hepatitis biasanya ditemukan peningkatan nadi dan tensi darah meningkat.

    f. Sistem Gastro Internal Pada umumnya Px hepatitis di temukan adanya autes, hati bisa mengecil atau membesar dankaput mendora, nyeri tekan perut atas kanan, muntah berwarna hitam, diare kecoklatan

    sampai hitam, acites, bising usus menurun. g. Sistem Gastro Urinaria

    Pada klien hepatitis biasanya di temukan etropi testis penurunan libido, haid pada wanita,

    warna urin lebih kuning tua / kecoklatan. h. Sistem Muskulas

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    25/33

    Adanya edema pada tungkai, kelemahan gerak. i. Sistem Endokrin

    Pada klien hepatitis tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

    B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis : 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman

    di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan

    masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah. 2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami

    inflamasi hati dan bendungan vena porta. 3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap

    inflamasi hepar. 4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis. 5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder

    terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu. 6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus.

    C. INTERVENSI Dx I : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidaknyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan,

    kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual danmuntah. Tujuan : klien memiliki nafsu makan kembali. : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normaldan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.

    Rencana tindakan : 1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.

    R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan. 2. Awasi pemasukan diet / jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering.

    R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkankapasitasnya.

    3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan

    R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yangmenurunkan nafsu makan.

    4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak. R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.

    5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak.

    R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulituntuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    26/33

    Dx II : Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang

    mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta. Tujuan : berkurangnya rasa nyeri.

    KH : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,menangis intensitas dan lokasinya). Rencana tindakan :

    1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk

    intensitas nyeri. R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat

    peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami

    perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri. 2. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri

    - Akui adanya nyeri. Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya. R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa iamengalami nyeri.

    3. Berikan informasi akurat dan Jelaskan penyebab nyeri. R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnyaakan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak

    terdapat penjelasan). 4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi.

    R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.

    Dx III : Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap

    inflamasi hepar. ujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu H : suhu tubuh normal (36 C - 37 C) encana Tindakan :

    1. Monitor tanda vital : suhu badan. R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi.

    2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari)untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.

    R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi. 3. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    27/33

    R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit denganmerangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan.

    4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat. R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akanmengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.

    D. IMPLEMENTASI Pada tahap ini ada pengolahan dan perwujudan dari rencana perawatan yang disusun pada

    tahap perencanaan perawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi

    kebutuhan secara optimal.

    E. EVALUASI Evaluasi adalah perbandingan yang ritemik dan terencana tentang kesehatan pasien

    dengan tujuan yang telah ditetapkan dan di lakukan dengan cara berkesinambungan denganmelihat pasien dari tenaga kesehatan lain.

    ASUHAN KEPERAWATAN PADAKLIEN DENGAN HEPATOMA

    A. PENGKAJIAN

    1. Biodata Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang, status sosial ekonomi,adat / kebudayaan, dan keyakinan spiritual, sehingga mudah dalam komunikasi danmenentukan tindakan keperawatan yang sesuai.

    1. Riwayat Keperawatan Keluhan utama : Adanya pembesaran hepar yang dirasakan semakin mengganggu sehingga

    bisa menimbulkan keluhan sesak napas yang dirasakan semakin berat disamping itu disertai

    nyeri abdomen.

    a. Riwayat Penyakit sekarang Riwayat Penyakit Sekarang dapat diperoleh melalui orang lain atau dengan klien itu sendiri.

    Dikaji untuk mendapatkan kemungkinan adanya penyakit yang mendasari hepatoma sepertihepatitis dan sirosis hepatic.

    b. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Dahulu dikaji untuk mendapatkan data mengenai penyakit yang pernah

    diderita oleh klien. c. Riwayat Penyakit Keluarga

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    28/33

    Riwayat Penyakit Keluarga dikaji untuk mengetahui data mengenai penyakit yang pernahdialami oleh anggota keluarga, adanya anggota keluarga yang menderita penyakit yangsama.

    2. Pemeriksaan Fisik Fase dini : Asimtomatik. Fase lanjut :Tidak dikenal simtom yang patognomonik. Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia, rasa penuhsetelah makan terkadang disertai muntah dan mual. Bila ada metastasis ke tulang penderitamengeluh nyeri tulang.

    Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan :

    1. Ascites 2. Ikterus 3. Splenomegali, Eritema palmaris, Edema.

    Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan kasus Hepatoma, meliputi: Gangguan metabolisme

    Perdarahan Asites Edema Hipoalbuminemia Jaundice/icterus Komplikasi endokrin Aktivitas terganggu akibat pengobatan

    B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Berdasarkan pengkajian di atas maka diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah:

    1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan adanya penurunan ekspansi paru(ascites dan penekanan diafragma)

    2. Nyeri akut abdomen berhubungan dengan adanya penumpukan cairan dalam ronggaabdomen (ascites).

    3. Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya asupannutrisi.

    4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan nyeri. 5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan sesak dan nyeri 6. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    29/33

    C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

    Dx 1 : Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan adanya penurunan ekspansi paru

    (ascites dan penekanan diafragma) uan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan pernapasan efektif kembali teria : Tidak mengeluh sesak napas, RR 20 24 X/menit. Hasil Lab BGA Normal ervensi :

    1) Pertahankan Posisi semi fowler. Rasional : Posisi ini memungkinkan tidak terjadinya penekanan isi perut terhadap diafragma sehingga

    meningkatkan ruangan untuk ekspansi paru yang maksimal. Disamping itu posisi ini jugamengurangi peningkatan volume darah paru sehingga memperluas ruangan yang dapat diisioleh udara.

    2) Observasi gejala kardinal dan monitor tanda tanda ketidakefektifan jalan napas. Rasional : Pemantau lebih dini terhadap perubahan yang terjadi sehingga dapat diambil tindakan

    penanganan segera. 3) Berikan penjelasan tentang penyebab sesak dan motivasi utuk membatasi aktivitas.

    Rasional : Pengertian klien akan mengundang partispasi klien dalam mengatasi permasalahan yangterjadi.

    4) Kolaborasi dengan tim medis (dokter) dalam pemberian Oksigen dan pemeriksaan Gas

    darah. Rasional : Pemberian oksigen akan membantu pernapasan sehingga eskpasi paru dapat

    maksimal. Pemeriksaan gas darah untuk mengetahui kemampuan bernapas.

    Dx 2 : Nyeri akut abdomen berhubungan dengan adanya penumpukan cairan dalam ronggaabdomen (ascites).

    Tujuan : Setelah dilakukan tindakkan keperawatan diharapakn nyeri dapat berkurang atau Pasien bebas dari nyeri.

    riteria : Tidak mengeluh nyeri abdomen, tidak meringis, Nadi 70 80 x/menit. ervensi :

    1) Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik. Rasional : Analgesik bekerja mengurangi reseptor nyeri dalam mencapai sistim saraf sentral.

    2) Atur posisi klien yang enak sesuai dengan keadaan. Rasional : Dengan posisi miring ke sisi yang sehat disesuaikan dengan gaya gravitasi,maka dengan

    miring kesisi yang sehat maka terjadi pengurangan penekanan sisi yang sakit. 3) Awasi respon emosional klien terhadap proses nyeri.

    Rasional : Keadaan emosional mempunyai dampak pada kemampuan klien untuk menangani nyeri. 4) Ajarkan teknik pengurangan nyeri dengan teknik distraksi.

    Rasional : Teknik distraksi merupakan teknik pengalihan perhatian sehingga mengurangi emosional dankognitif.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    30/33

    5) Observasi tanda-tanda vital. Rasional : Deteksi dini adanya kelainan

    Dx 3 : Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya asupannutrisi.

    : Kebutuhan nutrisi terpeniuhi. ia : Kriteria berat badan naik, klien mau mengkonsumsi makanan yang di sediakan.

    nsi : 1) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin.

    asional : Dengan pemberian vitamin membantu proses metabolisme, mempertahankan fungsi berbagai jaringan dan membantu pembentukan sel baru.

    2) Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan diit yang di tentukan dan

    tanyakan kembali apa yang telah di jelaskan. Rasional : Pengertian klien tentang nutrisi mendorong klien untuk mengkonsumsi makanan sesuai diit

    yang ditentukan dan umpan balik klien tentang penjelasan merupakan tolak ukur penahanan

    klien tentang nutrisi 3) Bantu klien dan keluarga mengidentifikasi dan memilih makanan yang mengandung kalori

    dan protein tinggi. asional : Dengan mengidentifikasi berbagai jenis makanan yang telah di tentukan.

    4) Identifikasi busana klien buat padan yang ideal dan tentukan kenaikan berat badan yangdiinginkan berat badan ideal.

    Rasional : Diharapkan klien kooperatif. 5) Sajikan makanan dalam keadaan menarik dan hangat.

    Rasional : Dengan penyajian yang menarik diharapkan dapat meningkatkan selera makan. 6) Anjurkan pada klien untuk menjaga kebersihan mulut.

    Rasional : Dengan kebersihan mulut menghindari rasa mual sehingga diharapkan menambah rasa. 7) Monitor kenaikan berat badan

    Rasional : Dengan monitor berat badan merupakan sarana untuk mengetahui perkembangan asupan

    nutrisi klien.

    Dx 4 : Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan nyeri. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapakn tidur terpenuhi sesuai kebutuhan

    : klien mengatakan sudah dapat tidur. ensi :

    1) Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen dan analgesik Rasional : Dengan penambahan suplay O 2 diharapkan sesak nafas berkurang sehingga klien dapat

    istirahat. 2) Beri suasana yang nyaman pada klien dan beri posisi yang menyenangkan yaitu kepala lebih

    tinggi:

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    31/33

    Rasional: Suasana yang nyaman mengurangi rangsangan ketegangan dan sangat membantu untuk bersantai dan dengan posisi lebih tinggi diharapkan membantu paru paru untuk melakukanekspansi optimal.

    3) Berikan penjelasan terhadap klien pentingnya istirahat tidur. asional : Dengan penjelasan diharapkan klien termotivasi untuk memenuhi kebutuhan istirahat sesuai

    dengan kebutuhan. 4) Tingkat relaksasi menjelang tidur.

    asional : Diharapkan dapat mengurangi ketegangan otot dan pikiran lebih tenang. 5) Bantu klien untuk melakukan kebiasaannya menjelang tidur.

    asional : Dengan tetap tidak mengubah pola kebiasaan klien mempermudah klien untuk beradaptasidengan lingkungan.

    Dx 5 : Gangguan aktifitas berhubungan dengan sesak dan nyeri. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan klien dapat melakukan aktivtas dengan

    bebas. ia : Klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. ensi :

    1) Bimbing klien melakukan mobilisasi secara bertahap. Rasional : Dengan latihan secara bertahap klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan.

    2) Latih klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya. Rasional : Diharapkan ada upaya menuju kemandirian.

    3) Ajarkan pada klien menggunakan teknik relaksasi yang merupakan salah satu teknik

    pengurangan nyeri. Rasional : Pengendalian nyeri merupakan pertahanan otot dan persendian dengan optimal.

    4) Jelaskan tujuan aktifitas ringan. Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif.

    5) Observasi reaksi nyeri dan sesak saat melakukan aktifitas. Rasional : Dengan mobilisasi terjadi penarikan otot, hal ini dapat meningkatkan rasa nyeri.

    6) Anjurkan klien untuk mentaati terapi yang diberikan.

    Rasional : Diharapkan klien dapat kooperatif.

    Dx 6 : Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan cemas berkurang. Kriteria : Klien tenang, klien mampu bersosialisasi. Intervensi :

    1. Berikan dorongan pada klien untuk mendiskusikan perasaannya mengemukakan persepsinyatentang kecemasannya.

    Rasional : Membantu klien dalam memperoleh kesadaran dan memahami keadaan diri yang sebenarnya. 2. Jelaskan pada klien setiap melakukan prosedur baik keperawatan maupun tindakan medis.

  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    32/33

    Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif dan mengurangi kecemasan klien 3. Kolaborasi dengan dokter untuk penjelasan tentang penyakitnya.

    Rasional : Dengan penjelasan dari petugas kesehatan akan menambah kepercayaan terhadap apa yang

    dijelaskan sehingga cemas klien berkurang.

    DAFTAR PUSTAKA

    Gale, Danielle, Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi , Jakarta: EGC.

    Joyce, M. 1993 . Luckmann and Sorensens Medical Surgical Nursing: A Psychophysiologic Approach . Fourth Edition. Philadelphia: W.B Saunders Company.

    Corwin, J. Elizabeth. 2009. buku saku patofisiologi edisi 3. Jakarta ; EGC

    Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta :EGC, 1997.

    Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, AndryHartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

    Sylvia Anderson Price, Ph D. R.N. dan L.Mc.Carty Wilson, Ph D. R.N, Pathofisiologi proses-proses penyakit , edisi I, Buku ke empat.

    Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam , UI Pres Buku I, Edisi Ke 2

    Timby, Barbara, Jeanne C Scherer, Nancy E Smith. 1999. Introductory Medical-Surgical Nursing .Seventh Edition. Lippincott Williams & Wilkins: Philadelphia.

    Doengus.RN,NSN.MA. Cs dan M.F. Moorhouse R. N. CCP.R.N. A.C. Geissler R.N. R.N.BsN.CERN. Nursing Care Plans . Guideliner for Planing and documenting Patien Care.\

    Barbidero, Mary. 2008. Asuhan Keperawatan Endokrin. EGC. Jakarta

    Black, Joyce. M. 1993. Medica Surgical Nursing H. WB. Saundea Company : Phyladelpia.

    Dongoes, Marlyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan , edisi 3, EGC Jakarta.

    Japaries, Willie. 1991. Hepatitis , Arcan : Jakarta.

    http://www.penyakithepatiitis.com//

    http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-hepatitis.html

    Price, Sylviana Anderson. 1985. Patofisiologi Konsep Klinik Proses Penyakit EGC : Jakarta.

    http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-hepatitis.html
  • 8/11/2019 Asuhan Keperawatan Hepatoma

    33/33

    Sabatine,Marcs S. 2004. Buku Saku Klinis. Perpustakaan Nasional Hipokrates. EGC :Jakarta.