asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan halusinasi pendengaran

41
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN A. Pengkajian Keperawatan 1. Identitas a. Identitas klien Nama : Tn. RR Umur : 37 Tahun Kelamin : Laki – laki Agama : Kr. Protestan Pendidikan : STM Pekerjaan : TIdak ada Alamat : Kleak lingkungan V Manado Suku / bangsa : Minahasa / Indonesia Tgl Masuk : 09 – 10 – 2007 Tgl pengkajian : 10 – 09 – 2007 No R.M : 2233 Diagnosa medis : Skizofrenia b. Penanggung Jawab Nama : Ny. A.R. Umur : 56 thn Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Agama : Kr. Protestan Alamat : Kleak lingkungan V manado Hubungan : Ibu kandung 2. Riwayat Kesehatan

Upload: ridho-ndut-rimba-mania

Post on 16-Aug-2015

257 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

keperawata

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN

A. Pengkajian Keperawatan

1. Identitas

a. Identitas klien

Nama : Tn. RR

Umur : 37 Tahun

Kelamin : Laki – laki

Agama : Kr. Protestan

Pendidikan : STM

Pekerjaan : TIdak ada

Alamat : Kleak lingkungan V Manado

Suku / bangsa : Minahasa / Indonesia

Tgl Masuk : 09 – 10 – 2007

Tgl pengkajian : 10 – 09 – 2007

No R.M : 2233

Diagnosa medis : Skizofrenia

b. Penanggung Jawab

Nama : Ny. A.R.

Umur : 56 thn

Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Agama : Kr. Protestan

Alamat : Kleak lingkungan V manado

Hubungan : Ibu kandung

2. Riwayat Kesehatan

a. Alasan MRS : Ingin berobat supayah sembuh

b. Keluhan Utama

- Saat MRS : klien marah – marah, mengamuk dan melempar barang.

- Saat dikaji :

Page 2: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

a. Klien mengatakan mendengar suara / bisikan yang menyuruhnya latihan

karate.

b. Klien banyak bicara, suka tertawa dan bicara sendiri

c. Klien menggerak – gerakan tangan saat bercerita.

3. Faktor Predisposisi

a. Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa, bahkan sudah empat kali masuk

keluar RS jiwa yaitu :

No Tanggal MRS Tanggal Keluar

1. 29-01-1997 10-12-1997

2. 11-10-2001 02-06-2003

3. 06-07-2003 09-12-2003

4. 09-10-2005

-Sekarang

b. Pengobatan sebelumnya

Pengobatan sebelumnya kurang behasil karena klien sudah tidakmau minum obat lagi

(klien putus obat)

c. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Dalam keluarga hanya klien yang mengalami gangguan jiwa.

d. Pengalaman masa lalu yang menyenangkan dan tidak menyenangkan

1. Saat dikaji klien mengatakan pengalaman yang menyenangkan waktu menjadi

juara karate.

2. Keluarga mengatakan klien sudah tidak bias ikut kuliah karena sakit, sehingga

klien marah-marah, membentak dan melempar barang.

Masalah keperawatan :

- Perilaku kekerasan

- Resiko mencederai orang lain dan lingkungan

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kesadaran : Compos mentis

b. Tanda vital :

TD : 110/80 mmHg SB : 36° C N : 82 x/m R : 21 x/m

c. BB : 54 Kg TB : 160 Cm

Page 3: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

5. Psikososial

a. Genogram

b. Konsep Diri

- Citra tubuh

Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, saat ditanya bagian

tubuh yang disukai adalah tangan.

- Identitas

Klien dapat menyebutkan identitas dirinya, klien mengatakan bahwa

dirinya adalah seorang laki-laki.

- Peran

Sebelum sakit dirumah klien mempunyai tanggungjawab sebagai anak,

klien dapat melakukan pekerjaan dirumah.Klien rajin mengikuti kegiatan ibadah.

Tetapi setelah sakit klien dirawat dirumah sakit jiwa. Klien mengatakan bahwa

dirumah sakit klien adalah seorang pasien yang mendapat pengobatan.

- Ideal diri

Klien berharap dapat segera pulang dirumah,membantu org tua dan latihan karate

- Harga diri

Klien mengatakan jika sudah pulang dirumah klien ingin bergaul dengan

teman-temannya klien menerima keadaan klien dan mengatakan bahwa klien

tidak malu jika dia dirawat dirumah sakit jiwa

c. Hubungan social

- Orang terdekat : ibu kandung klien

- Peran serta dalam masyarakat

Sebelum sakit klien sering mengikuti kegiatan masyarakat seperti kerja bakti

dan kegiatan pemuda. Setelah di rumah sakit, klien jarang mengikuti kegitan

dalam masyarakat.klien hanya mengikuti kegiatan dalam rumah sakit dan itupun

jika klien suka.

d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Sebelum sakit klien adalah org yang pemalu,tetapi setelah sakit klien banyak

bicara, frekuensi bicara cepat.saat dirumah sakit. Klien suka menyendiri dan tidak

Page 4: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

mau berbicara dengan teman-teman diruangan. Dengan teman-teman didalam

ruangan,klien kebanyakan duduk ditempat tidur.

Masalah keperawatan : isolasi sosial ; menarik diri

6. Status Mental

a. Penampilan

Cara berpakain rapi, penampilan sesuai usia, kebersihan cukup, postur tubuh

sedang, ekspresi wajah kadang serius saat bercerita, kontak mata tajam, status

kesehatan secara umum baik (tidak ada penyakit serius yang diderita), cara berjalan

baik.

b. Pembicaraan

Frekuensi bicara cepat, volume suara keras,kata – kata yang diucapkan jelas tapi

dalam memberi jawaban terlalu panjang.

c. Aktivitas motorik

- Klien suka jalan- jalan diruangan, dapat melakukan aktivtas jika disuruh perawat.

- Klien tampak bersemangat, klien suka menggerak – gerakan tangan saat bicara

d. Interaksi selama wawancara

Klien kooperatif, dapat menjawab pertanyaan dengan baik, kontak mata kadang

tidak mau menatap perawat.ekspresi wajah saat bercerita serius, klien senang saat

diajak bicara, klien tampak malu-malu saat bercerita.

Masalah Keperawatan : Isolasi sosial ; menarik diri.

e. Alam perasaan

Klien mengatakan rasa senang.

f. Afek

Labil (tidak sesuai)

g. Persepsi

Klien sering mengatakan sering mendengar suara / bisikan ditelinga yang

menyuruhnya latihan karate

Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran

h. Isi pikir

Page 5: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

Klien mengatakan bahwa ia akan latihan karate, klien mengatakan bahwa ia akan

memenangkan pertandingan dan akan menjadi juara. Saat menceritakan hal ini,

ekspresi klien menjadi serius.

Masalah keperawatan : Perubahan isi pikir

i. Proses piker

Arus pikir cukup baik, klien mampu menjawab pertanyaan.ekspresi diri saat

berbicara kadang kurang jelas, tetapi sulit bagi klien un tuk mengganti topik

pembicaraan jika tidak ditanyakan perawat.

j. Tingkat kesadaran

Orentasi waktu, orang dan tempat baik

k. Memori

Daya ingat jangka panjang baik, daya ingat jangka pendek baik. klien dapat

menyebutkan kejadian penting yang ia alami.

l. Tingkat kosentrasi dan kalkulasi

- Klien dapat menghitung sederhana misalnya 20 – 7 = 13

- Klien dapat melakukan kalkulasi dan mengurangi secara berurutan misalnya

mengurangi 3 dari 100 secara berurutan.

m. Kemampuan penilaian

Klien dapat mengambil keputusan sederhana, klien dapat memberikan penilaian

terhadap benda / sesuatu yang dilihatnya jika ditanyakan.

n. Daya tilik diri

Klien mengatakan bahwa dirinya berada dirumah sakit dan sebagai pasien yang

dirawat di RS. klien mengatakan bahwa klien sudah sembuh dan ingin pulang di

rumah.

7. Kebutuhan Perenanaan Pulang

a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

Makan disiapkan oleh perawat dirumah sakit dan orang tua dirumah. Pakaian

dirumah sakit diberikan oleh perawat dan keluarga perawat kesehatan diri

memerlukan bantuan minimal oleh perawat di RS

b. Kegiatan hidup sehari-hari

1) Perawatan diri

Page 6: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

a. Mandi : Dilakukan sendiri, frekuensi 2x sehari, mandi menggunakan

sabun mandi gosok gigi pakai pasta gigi tiap pagi. mandi dikamar

mandi.

b. BAB : Frekuensi 1x / hari, dapat dilakukan ditoilet.

c. BAK : Frekuensi 4 – 5 x / hari, dapat dilakukan ditoilet.

2) Ganti pakaian : Dapat dilakukan sendiri, tiap pagi hari ganti pakaian

sehabis mandi menggunakan kaus dan celana pendek.

c. Nutrisi

Klien mengatakan menyukai makan disini frekuensi 3x / hari jenis nasi, ikan,

sayur, buah, (siang hari) frekuensi kudapan 1x / hari siang hari nafsu makan ; baik,

porsi dihabiskan, BB sekarung ; 54 kg.

d. Istirahat dan tidur

Masalah tidur ; ada

Saat bangun tidur klien mengatakan rasah lesu, tidur malam jam 12.00, bangun

pagi ; 02.30.

Gangguan tidur ; klien mengatakan sulit untuk tidur dan bangun terlalu pagi.

Masalah keperawatan : gangguan pola tidur.

e. Penggunaan obat

Pasien minum obat terlalu dimavitor oleh perawat yang bertugas

f. Pemeliharahan kesehatan.

Pasien mendapatkan perawatan lebih lanjut dan system pendukung (keluarga)

untuk memelihara kesehatan.

g. Aktivitas dalam rumah

Klien melakukan kegiyatan seperti menyapu mengepel dan mencuci pakaian

sendiri.

h. Aktivitas diluar rumah

Pasien sering jalan – jalan disekitar rumah.

8. Mekanisme Koping

Saat halusinasi : klien suka marah, memberontak, melempar barang

(displacement).

Page 7: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

Pasien suka jalan diruangan, Jika ada masalah suka pukul teman, tidak mau bicara

dengan orang lain.

9. Aspek Medik.

Diagnosa medic : Skizofrenia

Therapi medis : CPZ : Cloropomazin 100 mg 3 x 1

THP : 2 mg 3 x 1,5 mg

Haloperidol : 5mg 3 x 2 mg

Page 8: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

B. Analisa Data

No Data / Sign Masalah /Problem

1 Ds :

Klien mengatakan mendengar suara/ bisikan yang

menyuruhnya latihan karate

Do :

Klien suka bicara sendiri, tertawa dan senyum sendiri

klien banyak bicara

Gangguan persepsi

sendiri :

Halusinasi

pendengaran.

2 Ds :

Keluarga mengatakan klien suka marah, melempar

barang jika sakit

Do :

Klien bicara cepat dank eras.

Saat bercerita klien suka menggerak-gerakkan tangan.

Ekspresi wajah serius saat bercerita

Kontak mata tajam

Resiko mencederai

orang lain dan

lingkungan

3 Ds :

Keluarga mengatakan klien suka mengurung diri

dirumah dan bicara sendiri

Do :

- Klien suka berdiam diri dalam kamar

- Klien tidak suka berbicara dengan teman-

temannya dalam ruangan

- Klien tampak malu-malu saat bercerita dengan

perawat

Isolasi sosial/

menarik diri

4 Ds :

Klien mengatakan sulit untuk tidur malam dan sering

bangun cepat

Do :

Tidur malam jam 12.00 ,bangun pagi jam 03.00

Ganguan pola tidur

Page 9: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

Masalah Keperawatan

1) Halusinasi pendengaran

2) Resiko mencederai orang lain dan lingkungan

3) Isolasi sosial ; Menarik diri

4) Gangguan pola tidur

C. Diagnose Keperawatan

1. Resiko mencederai orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi

pendengaran

2. Gangguan persepai sesori berhubungan dengan menarik diri

3. Isolasi social ; menarik diri berhubungan dengan respon pasca trauma

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan halusinasi pendengaran

D. Perencanaan Keperawatan

No/

Tgl

Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan Keperawatan

TujuanKriteria

EvaluasiIntervensi Rasional

10-09

2007

Resiko

mencederai

orang lain dan

lingkungan

perilaku

berhubungan

dengan

perubahan

persepsi

sensori :

TUM :

Tidak terjadi

tindakan

kekerasan

yang akan

mencederai

diri sendiri,

orang lain dan

lingkungan.

TUK :

Page 10: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

halusinasi

pendengaran.

yang ditandai

dengan

Ds :

Keluarga

mengatakan

klien suka

marah:”,

melempar

barang jika

sakit

Do :

Klien bicara

cepat dan

keras.

Saat bercerita

klien suka

menggerak-

gerakkan

tangan

Ekspresi

wajah serius

1.

Klien dapat

membina

hubungan

saling

percaya.

1.1 Klien

dapat

mengungkap

kan

perasaanya

secara verbal.

1.1.1

Bina hubungan

saling percaya

-          Salam

terapeutik

-          Perkenalan

diri

-          Jelaskan

tujuan interaksi

-          Ciptakan

lingkunga yang

tenang

-          buat kontrak

yang jelas

-          tepat waktu.

1.1.2.

Dorong dan beri

kesempatan klien

untuk

mengungkapkan

perasaannya.

1.1.1

Hubungan

saling percaya

sebagai dasar

inteaksi yang

terapeutik

perawat dan

klien.

1.1.2

Ungkapkan

perasaan klien

kepada perawat

sebagai bukti

klien mulai

mempercayai

perawat.

Page 11: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

saat bercerita

Kontak mata

tajam

TUK 2:

2.

Klien dapat

mengenal

halusinasi.

2.1

Klien dapat

membedakan

hal nyata dan

tidak nyata.

2.1.1

Adakan kontak

yang sering dan

singkat secara

bertahap,

2.1.2

Observasi

tingkah laku

verbal yang

berhubungan

dengan halusinasi

-  Isi bicara,

mata melotot,

tiba-tiba melotot,

tiba-tiba tetawa,

2.1.1

Mengurangi

waktu kosong

bagi klien

sehingga

mengurangi

frekuensi

halusinasi

klien.

Page 12: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

2.1.3

Gambarkan

tingkah laku

halusinasi pada

klien. apa yang

klien dengar.

2.1.4

Terima hal-hal

yang nyata bagi

klien tetapi tidak

bagi perawat

2.1.3

Klien mungkin

tidak mampu

untuk

mengungkapka

n perasaannya,

maka perawat

dapat

memvalidasi

klien untuk

ungkapkan rasa

terbuka.

2.1.4

Meningkatkan

orientasi realita

klien dan rasa

percaya diri

2.2.1

Klien dapat

menyebutkan

situasi yang

tidak

menimbulkan

2.2.1

Bersama klien

mengidentifikasi

situasi yang

menimbulkan dan

tidak

2.2.1

Peran serta

aktif klien

sangat

menentukan

efektivitas

Page 13: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

halusinasi :

sifat, waktu,

frekuensi.

menimbulkan

halusinasi.

2.2.2

Bersama klien

menentukan

faktor pencetus

halusinasi.

2.2.3

Dorong klien

mengungkapkan

perasaannya

ketika sedang

berhalusinasi

tindakan

perawat yang

dilaukan.

2.2.2

Membantu

klien untuk

mengontrol

halusinasinya

bila factor

pencetusnya

telah diketahui

2.2.3

Upaya untuk

memutus

halusinasi,perl

u dilakukan

klien sendiri

agar

halusinasinya

tidak berlanjut.

3.

Klien dapat

mengontrol

3.1

Klien dapat

menyebutkan

3.1.1

Mengidentifikasi

bersama klien,

3.1.1

Tindakan yang

bias dilakukan

Page 14: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

halusinasi

4.

Klien dapat

memanfaat

kan obat

untuk

mengontrol

halusinasi

tindakan yang

bias dilakukan

bila sedang

berhalusinasi

4.1

Klien dapat

minum obat

secara teratur

sesuai aturran

dan indikasi

tindakan apa

yang dilakukan

bila sedang

berhalusinasi

3.1.2

Beri pujian

tehadap

ungkapan klien

tetang

tindakannya.

4.2.1

Diskusikan

dengan klien

tentang obat

untuk magontrol

halusinasi

klien

merupakan

upaya

memutus

halusinasi.

3.1.2

Memberikan

hal yang

positif,

pengakuan

akan

menigkatnya

harga diri

4.2.1

Meningkatkan

pengetahuan

dan motifasi

klien untuk

melakuakan

hal-hal yang

positif

4.2.2

Memastikan

Page 15: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

4.2.2.

Bantu untuk

mamastikan klien

telah minum obat

secara teratur

untk mengontrol

halusinasi

klien dapat

minum obat

secara teratur

10-09

2007

Perubahan

persepsi

sensori :

halusinasi

pendengaran

berhubungan

dengan

menarik diri

ditandai

dengan : Klien

mengatakan

mendengar

suara/ bisikan

TUM :

Klien dapat

berhubungan

dengan

orangan lain

sehingga

halusinasinya

dapat dicegah.

TUK :

1.

Klien dapat

membina

hubungan

1.1

Klien dapat

menerima

kehadiran

1.1.1

Bina hubungan

saling percaya,

sikap terbuka dan

1.1.1

Kejujuran,

kesedihan, dan

penerimaan,

Page 16: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

yang

menyuruhnya

latihan karate

Do :

Klien suka

bicara sendiri,

tertawa dan

senyum

sendiri klien

banyak bicara

saling percaya

dengan

perawat.

2.

Klien dapat

mengenal

perasaan yang

menyebabkan

perilaku

menarik diri.

perawat

2.1

Klien dapat

menyebutkan

penyebab

menarik diri.

empati, terima

klien apa adanya,

sapa klien dengan

ramah, tepat janji,

jelaskan tujuan

pertemuan,

pertahankan

kontak mata.

2.1.1

Pengetahuan

klien tentang

menarik diri.

meningkatkan

kepercayaan

hubungan

antara perawat

klien.

2.1.1

Mengetahui

sejauh mana

klien tentang

menarik diri

sehingga

perawat dapat

merencanakan

selanjutnya.

3.

Klien dapat

berhubungan

dengan orang

lain secara

bertahan.

3.1

Klien dapat

menyebutkan

cara

berhubungan

dengan orang

3.1.1

Berikan

kesempatan pada

klien untuk

mengungkapkan

perasaan

3.1.1

Mengetahui

pemahaman

klien tehadap

informasi yang

diberikan.

Page 17: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

4.

klien

mendapatkan

dukungan dari

keluarga

lain:

-    Membalas

sapaan

perawat

-    Menatap

mata

-    Mau

berinteraksi

4.1.

Klien dapat

memelihara

hubungan

dengan

keluarga

penyebab

menarik diri.

3.1.2

Dorong klien

untuk

menyebutkan

cara berhubungan

dengan orang lain

4.1.1

Libatkan klien

dalam kegiatan

tak dan adc

diruangan

4.1.2

Disesuaikan

tentang manfaat

berhubungan

dengan anggota

keluarga

3.1.2

Membantu

klien dalam

mempertahank

an hubungan

Interpersonal.

4.1.1

Mengidentifika

si hambatan

untuk

dirasakan klien

Page 18: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran
Page 19: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

E. IMPLEMENTASI

Tanggal No Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan

11-9-2007

09.00-09.50

Dx.I dan II

TUK 1

Salam terapeutik”selamat pagi”

(tersenyum), meperkenalkan

diri, berjabat tangan, duduk

berhadapan, mengingatkan

konterak, ”nama saya Tino,

saya mahasiswa Akper

Bethesda Tomohon praktik

disini selama 3 hari, nama anda

siapa?

Senang dipanggil apa? apakah

anda mempunyai masalah?

Apa yang dipikirkan R, saya

akan membantu R?

Selamat pagi R

- Mengingatkan kontrak topik,

waktu dan tempat “apakah

masih ingat dengan pertemuan

kita tadi, sekarang akan

membicarakan apa?”

- Mengevaluasi kemampuan

klien “TUK 1 apakah anda

masih ingat dengan saya?”

S : Klien dapat

meyebutkan identitas

“Nama saya R, senang

dipanggil R

O : Bicara spontan,

suara terdengar jelas,

ekspresi tampak tenang,

senyum, mengaruk

kepala.

A : Hubungan saling

percaya harus di

tingkatkan

P : Pertemuan

berikutnya 10.00

Page 20: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

TUK 2

- Membantu klien

mengidentifikasi situasi yang

menyebabkan halusinasinya?

- “Apakah R mendengar suara,

pada saat kapan saja R

mendengar suara itu? apa isi

suara itu?”

- Mendorong klien

mengungkapkan perasaan R

“bagaimana perasaan R saat

itu?”

- Memberi pujian atas

ungkapan R saat itu

”bagus R karena R telah

mengungkapkan perasaan R.”

- Menyimpulkan kemampuan

klien selama interaksi”R tadi

mengatakan mendengar suara

tersebut,itu yang namanya R

sedang berhalusinasi.memang

R dapat mendengar suara itu,

tapi hanya R yang bisa dan

saya tidak mendengar suara

S : Saya mendengar

suara “di telinga yang

menyuruh saya latihan

karate.

O : Kontak mata tajam,

tangan digerak-gerakkan,

bicara cepat dan keras.

Page 21: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

itu.”

- Mengakhiri petemuan :

”baiklah pertemuan kita sampai

disini”

- Mengadakan kontrak untuk

pertemuan berikutnya, topic,

waktu, dan tempatnya

”sebentar kita ketemu lagi ya?

jam 11.00 kita akan

membicarakan cara mengontrol

halusinasi.

- Mengingatkan kontrak

“apakah R masih ingat kita

akan membicarakan apa?”

- Mengevaluasi kemampuan

klien.

TUK 1. R, masih ingat saya?

- Membantu klien

mengidentifikasi situasi yang

menyebabkan halusinasi

“apakah R mandengar suara”?

saat sedang apa? apa isi suara

itu?”

A : Klien mengenal

halusinasi, TUK 2

tercapai.

P : Pertemuan

berikutnya pukul 02.00

siang. topik mengontrol

halusinasi

Page 22: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

- Memberi pujian atas

ungkapan klien

”bagus R, R dapat

mengungkapkan perasaan R”

- Mengakhiri pertemuan

berikutnya ,tempat,waktu,kita

ketemu lagi H? jam 12.00 kita

akan bicara cara mengontrol

halusinasinya? apakah R setuju

Salam terapeutik :salam siang

R “nampaknya kamu baru

bangun?

- Meningatkan kontrak

”apakah R masih ingat,

sekarang kita akan

membicarakan apa.”

mengevaluasi kemampuan

- Klien pada tuk sebelumnya

“apakah R masih ingat

halusinasi R”.

- Mengkaji tindakan apa yang

sering dilakukan klien untuk

mengontrol

S : Untuk mengontrol

halusinasi ada 4 cara-

caranya yaitu :

- Mengatakan

tidak mau

- Harus menyapu

dan mengepel

- Minta tolong

perawat

- Rajin minum

obat

O : Kontak mata ada,

bicara sedikit pelan,

sering tertawa dan

tersenyum

Page 23: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

12-09- 2007

12.45-13.00

TUK 3 halusinasinya”.selama ini apa

yang R lakukan untuk

mengontrol halusinasi R.

- Mendiskusikan dengan klien

cara untuk memutuskan

halusinasi”untk mengontrol

halusinasi ada 4 cara.

Pertama : harus berani

melawan dengan mengatakan

tidak mau mendengar suara itu

lagi. Kedua :

melakukan banyak aktivitas

(menyapu, mengepel)

Ketiga : meminta tolong.

perawat bila sedang halusinasi.

keempat : minum obat teratur

- Menyuruh klien mengulang

apa yang sudah didiskusikan

”coba ulangi apa yang saya

katakan”.

- Memberikan pujian atas

kemampuan klien “R

tadi sudah menyebutkan cara

A : TUK 3 tercapai,

klien dapat menyebutkan

cara memutus/atau

mengontrol halusinasi

P : Membuat konrak

baru, lanjutkan intervansi

lainnya.

Page 24: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

untuk memutuskan halusinasi,

itu bagus sekali, nanti R coba

lagi”.

- Mengakhiri kontrak.

”baiklah R, sampai ketemu

lagi?”

- Mengadakan kontrak untuk

petemuan selanjutnya”.

- Salam terapeutik “selamat

siang R” mengingatkan kontrak

dan waktu.

- Mengevaluasi kemampuan

klien tetang tuk sebelumnya

”apakah R masih ingat tentang

cara mengontrol

halusinasinya”.

- Diskusikan dengan klien obat

yang diminum ”saat

ini minum obat 3 jenis, nama

obat cpz (kuning dan orange)

halloperidol (putih kecil)

terhadap (putih kecil) diminum

3x sehari. Kegunaan obat

S : Klien dapat

mengenali jenis

dan jumlah obat diminum

- Klien menyebutkan

warna masing-masing

obat

- Klien akan minum

obat teratur.

O : Klien

memperhatikan obat

yang dijelaskan oleh

Page 25: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

TUK4

mengendalikan emosi, semua

obat haru diminum secara

teratur, agar suara tidak datang

lagi.

- Meminta klien untuk

mengulangi seperti apa yang

telah didiskusikan ”coba

R sebutkan apa yang

didiskusikan tadi”.

- Memberikan pujian

“bagus, R pintar”.

- Mengakhiri kontrak “.

- Mengadakan fase terminasi

“besok ses tidak lagi disini

akan pindah ruangan”

- Menilai respon klien

“,ia mantri tapi kalau ada

waktu dating lagi ya ses”.

perawat

- Klien menanyakan

satu-persatu obat yang

diberikan.

- Klien minum obat

sebelum makan siang.

A : TUK 4 tercapai,

klien dapat menyebutkan

jenis nama dan guna

obat, untuk mengontrol

halusinasi klien.

Page 26: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.R. dengan perubahan

persepsi sensori : halusinasi pendengaran melalui pendekatan proses keperawatan yang

dilaksanakan mulai hari senin 10 September 2007 sampai dengan 12 September 2007 maka

penulis menyimpulkan bahwa adanya kesenjangan antara teori dan praktik keperawatan

jiwa. yaitu :

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan secara pribadi antara penulis dan klien dan melakukan kerja

sama antara perawat ruangan. dalam teori keperawatan jiwa pengkajian yang di

lakukan kepada klien untuk memperoleh data bukanlah hal yang mudah dilakukan

karena memerlukan waktu yang cukup panjang. setelah penulis melakukan

pengkajian kepada klien Tn. R. di mana A RSU Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang

manado, maka penulis menyatakan bahwa pengkajian yang dilakukan ternyata tidak

memakan waktu yang lama dan tergolong mudah, hal ini disebabkan oleh kerena

klien sudah sering masuk keluar rumah sakit, dan klien ini sudah lama mendapat

perawatan sehingga untuk berinteraksi dengan klien dapat dilakukan dengan mudah.

2. Diagnosa keperawatan

Penetapan diagnosa keperawatan memerlukan penganalisaan data yang cukup

rumit, karena bukanlah mudah untuk menimbulkan suatu diagnosa tanpa data yang

akurat. Setelah penulis menyelesaikan masalah dan kebutuhan klien diagnosa yang

muncul 4 diagnosa keperawatan. jika ditinjau lebih lagi, sebenarnya dalam teori, klien

dengan diagnosa medik skizofrenia banyak memunculkan diagnosa keperawatan

Page 27: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

tetapi setelah penulis mengkaji dan menganalisa maka masalah yang muncul pada

klien dengan skizofrenia ini, hanyalah 4 diagnosa keperawatan.

3. Perencanaan

Perencanaan yang dibuat penulis berdasakan berbagai sumber disesuaikan dengan

prioritas masalah keperawatan. rencana perawatan yang dibuat penulis tentunya

sangat diharapkan untuk dapat dilaksanakan tetapi mengingat keterbatasan waktu, alat

dan media penunjang lainnya maka tidak semua rencana tindakan dapat di

implementasikan. pada implementasi juga penulis banyak mengalami kesulitan

mengingat yang diberikan implementasi adalah klien dengan gangguan jiwa maka

penulis sangat berusaha keras untuk menggunakan ilmu dan diri penulis agar

implementasi tersebut berhasil guna.

4. Evaluasi

Penilaian keberhasilan tindakan keperwatan sangatlah penting untuk dilakukan,

hal ini merupakan hal yang sangat penting, kerena tanpa evaluasi maka apa yang

dilakukan penulis beserta respon klien tehadap tindakan keperawatan yang dilakukan

tidak dapat diukur. dalam evaluadi ini, penulis banyak mengamati respon atau prilaku

klien selama 3 hari setelah penulis memberikan inplementasi keperawatan.

Jadi secara umum penulis menyimpulkan bahwa dalam studi kasus yang penulis

angkat saat ini memberi gambaran kepada kita tentang kesenjangan antara teori dan

prktik keperawatan jiwa melalui pendekatan proses keperawatan jiwa yang telah

diterapkan oleh penulis pada klien dengan perubahan persepsi sensori halusinasi

pendengaran.

Page 28: Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI (2000) Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa 1, Teori dan

Tindakan keperawatan (Penerbit Dep-kes RI Jakarta)

Keliat, Budi Ana (2006) Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi Dua, Penerbit, Buku

Kedokteran, ECG, Jakarta

Stuart,gail w (2007) Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 5, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta

Suliswati,dkk (2005) Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa,Cetakan 1, Penerbit Buku

Kedokteran, EGC, Jakarta

Rasmun (2001) Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga

Cetakan 1, Penerbit CV. Sabung Seto, JAKARTA

Zaidin ali (2002) Buku Dasar”Keperawatan Profesional, Cetakan 1, Penerbit: Widya Medika

Jakarta.