asuhan keperawatan keluarga yang mengalami …

13
MANUSCRIPT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA CVA INFARK DI WILAYAH PUSKESMAS GAYAMAN Oleh: RISKA DWI LESTARI NIM: 201504007 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO 2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

MANUSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI

HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA CVA INFARK DI

WILAYAH PUSKESMAS GAYAMAN

Oleh:

RISKA DWI LESTARI

NIM: 201504007

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2018

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Riska Dwi Lestari_

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infrak Di Wilayah Puskesmas Gayaman

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infark Di Wilayah Puskesmas Gayaman

Nursing Of Family Nursing Who Hurts Outstanding Physical Mobility In CVA

Infark In The Puskesmas Gyaman Area

Riska Dwi Lestari, Amd.Kep*, Dr. Muhammad Sajidin.S.Kp.,M.Kes *, Catur

Prasastia LD, S.Kep.Ns.M.Kes *Mahasiswa D3 Keperawatan, ** Dosen STIKES Bina

Sehat PPNI Mojokerto, **Dosen STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto*

ABSTRAK

CVA (Cerebro Vascular Accident) merupakan salah satu penyebab

kematian dan kecacatan neurogis yang utama. Masalah yang lazim ditimbulkan

akibat CVA adalah hambatan mobilitas fisik yaitu keterbatasan pada pergerakan

fisik tubuh atau satuatau salah satu estermitas. Tujuan dari asuhan keperawatan ini

adalah mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga pada klien yang

mengalami CVA dengan hambatan mobilitas fisik di Desa Gebangmalang dan Desa

Ngarjo Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Metode yang digunakan

adalah metode pengkajian, obswrvasi dan studi dokumentasi. Partoisipan yang

diberikan asuhan adalah 2 keluarga dengan kriteria salah satu anggota keluarga

mengalami CVA dengan hambatan mobilitas fisik. Dengan teknik pengumpulan

data meliputi wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dilakukan 4 kali

kunjungan rumah maka didapati hasil pengkajian yaitu kedua klien mengalami

hambatan mobilitas fisik yaitu pada klien 1 ekstermitas kiri atas dan bawah sekala

4 dan klien 2 ekstermitas atas sebelah kiri sekala 2 sedangkan ekstermitas bawah

kiri sekala 3. Rencana asuhan sesuai dengan yang diimplementasikan dalam asuhan

keperawatan ini. Masalah teratasi pada pertemuan ke 4 dengan, hasil klien 1 naik

sekala 5 pada ekstermitas kiri atas dan klien 2 naik sekala 3 pada ekstermitas kiri

atas. Hal tersebut terjadi karena latihan gerak otot atau ROM yang dilakukan secara

rutin dan motivasi yang besar dari keluarga. Diharapkan perawat tidak hanya

berfokus pada CVA nya melainkan juga berperan dalam pemulihan kembali klien

pasca CVA pada hambatan mobilitas fisik dengan melibatkan keluarga.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan Keluarga, CVA, Hambatan Mobilitas Fisik

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Riska Dwi Lestari_

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infrak Di Wilayah Puskesmas Gayaman

ABSTRACT

CVA (Cerebro Vascular Accident) is one of the major causes of

neurological death and disability. The usual problem caused by the CVA is the

physical mobility impediment that is the limitations on physical movement of the

body or one or one of the estermities. The purpose of this nursing care is able to

apply family nursing care to clients who experience CVA with physical mobility

barriers in Gebangmalang Village and Ngarjo Village Mojoanyar District

Mojokerto Regency. The method used is the method of assessment, obswrvasi and

study documentation. Participants who are given care are 2 families with criteria

for one family member experiencing CVA with physical mobility barriers. With

data collection techniques including interviews, observation, physical examination

and conducted 4 home visits then found the results of the assessment of the two

clients experienced physical mobility barriers that is on the client 1 eksmermitas

left and lower sekal 4 and client 2 ekstermitas on the left sekal 2 while ekstermitas

bottom left side 3. The plan of care corresponds to that implemented in this nursing

care. The problem is resolved at the 4th meeting with, the 1st client result rises 5th

in the upper left extermity and client 2 rises at 3 on the top left eksmality. This

happens because of muscle exercises or ROM exercises are done routinely and the

great motivation of the family. It is expected that nurses will not only focus on their

CVA but also play a role in the recovery of post-CVA clients on physical mobility

impediments by involving families.

Keywords: Family Nursing Care, CVA, Physical Mobility Barriers

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Riska Dwi Lestari_

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infrak Di Wilayah Puskesmas Gayaman

PENDAHULUAN

Menurut WHO Stroke

merupakan adanya tanda-tanda klinik

yang berkembang cepat akibat

gangguan fungsi otak fokal (atau

global) dengan gejal-gejala yang

berlangsung selama 24 jam atau lebih

yang menyebabkan kematian tanpa

adanya penyebab lain yang jelas

selain vaskuler (Arif Muttaqin, 2008).

Masalah yang sering terjadi pada

pasien CVA adalah kesulitan bicara,

kesulitan berjalan, kelemahan otot

wajah, gangguan penglihatan,

gangguan pada proses berfikir dan

hilangnya kontrol terhadap gerakan

motorik secara umum yang dapat

dimanifestasikan dengan disfungsi

motorik seperti hemiplegia (paralisis

pada salah satu sisi tubuh) atau

hemiparesis (kelemahan yang terjadi

pada satu sisi tubuh). Masalah

keperawatan pada pasien CVA

dengan diagnosis keperawatan

hambatan mobilitas fisik adalah

penurunan kekuatan otot (92,3%),

gangguan neuromuskular (80,8%),

nyeri (19,2%), kaku sendi (3,8%), dan

gangguan sensori perseptual (3,8%)

(Selviaharum, 2015).

Menurut data World Health

Organization (WHO, 2016) bahwa

CVA merupakan penyebab kedua

kematian dan penyebab keenam yang

paling umum dari cacat. Sekitar 15

juta orang menderita CVA yang

pertama kali setiap tahun, dengan

sepertiga dari kasus ini atau sekitar

6,6 juta mengakibatkan kematian (3,5

juta perempuan dan 3,1 juta laki-laki).

CVA merupakan masalah besar di

negaranegara berpenghasilan rendah

daripada di negara berpenghasilan

tinggi. Lebih dari 81% kematian

akibat CVA terjadi di negara-negara

berpenghasilan rendah. Presentase

kematian dini karena CVA naik

menjadi 94% pada orang dibawah

usia 70 tahun.

Pada prevelensi stroke di

Indonesia berdasarkan diagnosis

tenaga kesehatan sebesar 7 per mil

dan yang terdiagnosis tenaga

kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per

mil. Prevelensi stroke berdasarkan

diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi

utara (10,8%), di ikuti Yogyakarta

(10,3%), Bangka Belitung dan DKI

Jakarta masing-masing 9.7 per mil.

Sedangkan Sumatra Barat 7,4 per mil.

Prevelensi stroke berdasarkaan

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Riska Dwi Lestari_

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infrak Di Wilayah Puskesmas Gayaman

diagnosis Nakes dan gejala tertinggi

terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%),

di Yogyakarta (16,9%), Sulawesi

Tengah (16,6%), di ikuti Jawa Timur

sebesar 16 per mil. (Riskesdes, 2013)

Jumlah penderita stroke di

Indonesia berdasarkan Nakes tahun

2013 diperkirakan sebanyak

1.236.825 orang (7,0%), sedangkan

berdasarkan diagnosis Nakes/gejala

diperkirakan sebanyak 2.137.941

orang (12,1%). Berdasarkan Nakes

tahun 2013 Jawa Timur memiliki

estimasi jumlah penderita sebanyak

190.449 orang 6,6% dan 302.987

orang 10,5%. (Nakes,2013). Data

yang diperoleh dari wilayah kerja

Puskesmas Gayaman 6 dari 8

penderita CVA mengalami Masalah

Hambatan Mobilitas fisik.

Penyebab CVA Infark adalah

pecahnya pembuluh darah di otak

atau terjadinya trombosis dan emboli.

Gumpalan darah akan masuk ke aliran

darah sebagai akibat dari penyakit

lain atau karena adanya bagian otak

yang cedera dan menyumbat arteri

otak. akhirnya fungsi otak terhenti

dan terjadi penurunan fungsi otak

(Batticaca, 2008). Gangguan motorik

pada pasien CVA disebabkan karena

meningkatnya Tekanan Intrakranial

yang akan menekan arteri serebri

media sehingga mengakibatkan

kerusakan nervus VII, IX dan XI.

Kerusakan nervus ini akan

mengakibatkan penurunan fungsi

motorik dan muskuloskeletal. Hal ini

akan menimbulkan disfungsi motorik

(Nurarif, 2016). Disfunsi motorik

yang terjadi akan mengakibatkan

keterbatasan dalam menggerakkan

bagian tubuhnya sehingga

menimbulkan resiko terjadinya

kompikasi. Komplikasi akibat

imobilisasi menyebabkan 51%

kematian pada 30 hari pertama setelah

terjadi serangan stroke iskemik.

Imobilisasi juga menyebabkan

kelemahan sendi (kontraktur),

komplikasi ortopedik, atropi otot dan

kelumpuhan saraf akibat penekanan

yang lama (nerve pressure palsies).

Masalah yang berhubungan dengan

kondisi imobilisasi pada pasien CVA

dinyatakan sebagai diagnosa

keperawatan. Diagnosa keperawatan

utama yang sesuai dengan masalah

imobilitas pada pasien CVA adalah

hambatan mobilitas fisik. Hal ini

berdasarkan hasil penelitian Alice

Gabrielle de SC dkk pada 121 pasien

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Riska Dwi Lestari_

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infrak Di Wilayah Puskesmas Gayaman

stroke, didapatkan hasil 90% atau 109

orang pasien CVA menunjukkan

masalah keperawatan hambatan

mobilitas fisik. Diagnosis ini

didefinisikan sebagai keterbatasan

dalam melakukan pergerakan fisik

pada satu atau lebih ekstremitas

secara mandiri dan terarah

(Selviaharum, 2015).

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian ini adalah

case study atau studi kasus yaitu

rancangan penelitian yang mencakup

pengkajian satu unit penelitian secara

intensif misalnya satu klien,keluarga,

kelompok, komunitas atau institusi.

Rancangan ini bergantung pada

keadaan kasus namun tetap

mempertimbangkan factor penelitian

waktu, riwayat dan pola perilaku

sebelumnya, biasanya dikaji secara

terperinci. Keuntungan yang paling

besar dari rancangan ini adalah

pengkajian secara terperinci

meskipun jumlah respondennya

sedikit, sehingga akan didapatkan

gambaran satu unit subjek secara jelas

(Nursalam,2016).

Penelitian studi kasus ini

digunakan untuk mengeksplorasi

masalah Asuhan Keperawatan

Keluarga pada anggota keluarga yang

mengalami CVA dengan masalah

keperawatan Hambatan

MobilitasFisik.

Asuhan Keperawatan Keluarga pada

anggota keluarga yang mengalami

Hambatan Mobilitas Fisik Pada CVA

di Dusun Ngebetsari Desa

Gebangmalang dan Dusun Ngengor

Desa Ngarjo Kecamatan Mojoanyar

Kabupaten Mojokerto. Asuhan

keperawatan keluarga merupakan

proses keperawatan yang meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi, dan

evaluasi dengan format pengkajian

keperawatan keluarga. CVA adalah

suatu keadaan yang timbul karena

terjadi gangguan peredaran darah di

otak yang menyebabkan kematian

jaringan otak sehingga

mengakibatkan seseorang menderita

kelumpuhan atau kematian.

Hambatan mobilitas fisik adalah

keterbatasan pada pergerakan fisik

tubuh atau satu atau lebih ekstermitas

secara mandiri dan terarah.

Partisipan merupakan objek yang

akan diteliti dalam studi kasus yaitu

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Riska Dwi Lestari_

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infrak Di Wilayah Puskesmas Gayaman

pasien CVA yang mengalami

Hambatan Mobilitas Fisik. Jumlah

partisipan yang digunakan sebanyak

dua keluarga dengan kriteria: Salah

satu anggota keluarga yang

mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

pada kasus CVA infark, Paien CVA

tanpa komplikasi lain, Kelemahan

pada ekstermitas atas dan bawah,

Usia klien yang sakit > 40 tahun

Metode pengumpulan data

dalam studi kasus ini adalah sebagai

berikut :

Pengkajian dilakukan melalui

wawancara dengan klien atau

keluarga yang berisi tentang riwayat

keperawatan yaitu data biografi,

riwayat kesehatan sekarang, riwayat

kesehatan dahulu, riwayat kesehatan

keluarga, riwayat psikososial dan pola

fungsi kesehatan.Observasi dan

pemeriksaan fisik data yang

didapatkan dari hasil pemeriksaan

fisik. Studi dokumentasi :

didapatkan dari hasil rekam medik

klien berupa hasil pemeriksaan

penunjang dan foto thorak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penelitian studi kasus ini

dilaksanakan di wilayah Puskesmas

Gayaman, di Desa Gebangmalang

dan Ngarjo Kecamatan Mojoanyar

Kabupaten Mojokerto. Pengambilan

data studi kasus ini dilakukan pada 2

keluarga dengan salah satu keluarga

mengalami hambatan mobilitas fisik.

PEMBAHASAN

Pengkajian

Berdasarkan data yang diperoleh dari

hasil pengkajian CVA infark dengan

hambatan mobilitas fisik,

menunjukkan bahwa klien 1 berumur

Identitas

Pasien

Klien 1 Klien 2

Nama

Klien

Alamat

Pekerjaan

Agama

Suku

Bahasa

YanKes

Terdekat

Alat

Trasportasi

Tn H

Dsn.

Ngembetsari

Ds.

Gebangmalang

Jualan sayur

Islam

Jawa

Jawa

Puskesmas

Gayaman

Sepeda motor

Tn A

Dsn. Ngengor

Ds. Ngarjo

Pensiunan

pabrik

Islam

Jawa

Jawa

Puskesmas

Gayaman

Sepeda motor

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Riska Dwi Lestari_

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infrak Di Wilayah Puskesmas Gayaman

Tn. H berumur 57 tahun, sudah

menderita CVA selama 5 tahun yang

lalu, tidak pernah dibawa berobat ke

rumah sakit, namun hanya

diperiksakan ke perawat desa, klien

hanya rawan jalan, dulu pernah

kontrol rutin ke puskesmas namun

saat dirasa sudah tidak perlu kontrol

lagi klien tidak pernah kontrol lagi ke

puskesmas. Klien mengalami

kelemahan pada tangan dan kaki

sebelah kiri, aktivitas klien di bantu

keluarga. Setiap hari klien dilatih

latihan gerak seperti belajar jalan,

menekuk-nekuk tangan. Sebelumnya

klien dan keluarga tidak pernah

memeriksakan tekanan darah. Hail

pemeriksaan fisik TD: 140/100

mmHg, sekala kekuatan otot

ekstermitas atas dan bawah sebelah

kiri sekala 4. Dan klien 2 Tn A

berumur 63 tahun, menderita CVA

serangan pertama selama 9 tahun Tn

A rutin kontrol ke rumah sakit, namun

pasien mengalami serangan kedua

sejak 2 tahun yang lalu, klien masih

rutin untuk kontrol ke rumah sakit

tapi tidak pernah dilatih latihan gerak

oleh keluarganya dengan alasan takut

jika terjatuh, tangan dan kaki kiri

pasien lemah untuk digerakkan jadi

menggunakan alat bantu untuk

berjalan. Sebelumnya klien dan

keluarga sering memeriksakan

tekanan darahnya ke rumah sakit.

Hasil pemeriksaan fisik TD: 130/90

mmHg, sekala kekuatan otot pada

ekstermitas atas dan bawah sebelah

kanan bersekala 5, namun pada

ekstermitas atas kanan bersekala 2

dapat bergerak kakanan dan kiri saja,

ekstermitas bawah sebelah kiri

bersekala 3 dapat diangkat namun

langsung jatuh.

DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan

keluarga pada keluarga 1 adalah

hambatan mobilitas fisik pada pasien

CVA berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit

ditandai dengan tidak mau

memeriksakan ke rumah sakit.

Sedangkan keluarga 2 hambatan

mobilitas fisik pada pasien CVA

berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit

ditandai dengan tidak dapat melatih

gerak dengan benar.

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Riska Dwi Lestari_

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infrak Di Wilayah Puskesmas Gayaman

Hail pengkajian dari data

subjektif dan objektif digunakan

untuk menentukan diagnosa, maka

klien 1 dan 2 mengalami hambatan

mobilitas fisik berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit,

keluarga 1 tidak memeriksakan ke

rumah sakit, lebih memilih rawat

jalan, namun hanya mengajarkan

laithan gerak. Sedangkan keluarga 2

tidak mau memotivasi dan melatih

klien untuk latihan gerak,

menganggap dengan kontrol ke

puskesmas cukup memulihkan

kondisi klien.

INTERVENSI

Rencana asuhan keperawatan

yang dapat diberikan pada pasien

dengan hambatan mobilitas fisik

secara mandiri adalah :

dengan kaji kemampuan secara

fungsional dengan cara teratur

klasifikasi melalui sekala 1-5, ajarkan

gerakan ROM aktif pasif pada semua

ekstermitas, anjurkan keluarga untuk

membantu pergerakan dan latihan

gerak anggota keluarga yang sakit,

ajarkan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit, ajarkan

keluarga dalam memodifikasi

lingkungan, serta arahkan keluarga

supaya tetap melakukan kontrol ke

puskesmas untuk memantau kondisi

klien.

Hal ini menunjukkan bahwa

intervensi yang diberikan oleh penulis

sudah sesuai dengan teori yang ada,

namun tidak semua intervensi dapat

dilakukan karena harus melihat

kondisi yang ada dilapangan.

Intervensi kaji kemampuan secara

fungsional dengan cara yang teratur

klasifikasikan melalui sekala 1-5

adalah untuk menentukan kekuatan

otot yang sakit dan efeknya setelah

latihan, ajarkan latihan ROM aktif

dan pasif pada semua ekstermitas

untuk meningkatkan kekuatan otot

dan ketahanan otot, agar lebih mudah

bergerak, ajarkan keluarga untuk

membantu pergerakan dan latihan

gerak anggota keluarga yang sakit

agar terjadi koordinasi otot seimbang.

Perbedaan intervensi antara keluarga

1 dan keluarga 2 disebabkan karena

perbedaan etiologi masalah dimana

keluarga 1 jarang melakukan kontrol

secara teratur sehingga perlu

diberikan motivasi keluarga untuk

kontrol secara teratur, sedangkan

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Riska Dwi Lestari_

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infrak Di Wilayah Puskesmas Gayaman

keluarga 2 mau kontrol namun tidak

dapat melatih gerak dengan benar,

keluarga juga kurang membantu klien

dalam latihan gerak.

IMPLEMENTASI

Intervensi sudah dapat

diimplementasikan oleh penulis,

namun tidak semua intervensi dapat

diimplementasikan oleh penulis

karena melihat kondisi di lapangan.

Namun peneliti menambahkan

implementasi berupa melakukan

observasi TTV karena setiap tindakan

keperawatan perlu memperhatikan

tanda-tanda vital klien yang

menggambarkan keadaan umum

klien, dan juga mengajarkan klien

untuk latihan sendiri di rumah karena

latihan tanpa latihan yang kontinu

maka ROM aktif pasif yang diajarkan

oleh penulis tidak akan membuahkan

hasil dan tidak akan didapatkan

peningkatan sekala kekuatan otot,

namun intervensi ini hanya dilakukan

pada kunjungan ke dua karena klien

sudah bersedia untuk melakukan

latihan di rumah dengan didampingi

keluarga. Perbedaan implementasi

klien 1 dan 2 adalah dalam hal ROM,

klien 1 hanya kelemahan ringan jadi

dapat melakukakan dengan mudah,

pada klien 2 ekstermitas kiri hanya

bisa berkontraksi tidak sesuai tujuan

makan lebih sering didampingi

keluarga dalam melatih ROM.

Perbedaan kedua yaitu mengajarkan

klien 1 dan keluarga agar tetap

kontrol rutin ke puskesmas, karena

klien 1 jarang untuk kontrol. Namun

klien 2 sudah rutin kontrol ke rumah

sakit, tapi tetap diberi motivasi agar

tetap melakukan kontrol secara terus

menerus. Pada klien 2 lebih berikan

motivasi kepada untuk selalu

mendampingi klien untuk latihan

gerak atau ROM setiap hari.

Implementasi yang

komperhensif merupakan

pengeluaran dan perwujidan dari

rencana yang telah disusun pada

tahap-tahap perencanaan dapat

teratasi dengan baik apabila

berdasarkan hakekat masalah, jenis

tindakan atau pelaksanaan bisa

dikerjakan oleh perawat itu sendiri,

kolaborasi sesama tim keshatan lain

dan rujukan dari profesi lain

(Mubarak & Chayatin, 2012).

EVALUASI

Hasil asuhan keperawatan

keluarga yang diberikan dapat

mengatasi masalah hambatan

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Riska Dwi Lestari_

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infrak Di Wilayah Puskesmas Gayaman

mobilita fisik sudah berhasil

mencapai tujuan karena sudah bisa

mengalami peningkatan aktifitas

fisik. Pada klien 1 dari yang pada

ekstermitas atas kiri bersekala 4 kini

menjadi sekala 5. Keluarga juga

sudah dapat menyebutkan devinisi,

penyebab, tanda dan gejala serta cara

merawat anggota keluarga yang

mengalami hambatan mobilitas fisik

pada pasien CVA. Pada klien 2 juga

mengalami peningkatan sekala pada

ekstermitas kiri atas yang awalnya

sekala 2 menjadi sekala. Hal ini

karena latihan gerak atau ROM yang

dilakukan dengan rutin atau tidak.

Hambatan dalam melakukan asuhan

keperawatan ini pada sekala kekuatan

otot yang tidak sama pada klien 2

lebih kecil dibanding klien 1. Jadi

peningkatan sekala tidak bisa

langsung untuk mencapai kenaikan

yang siknifikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Pasien dengan salah satu

keluarga dengan hambatan mobilitas

fisik diberikan Intervensi yang

direncanakan adalah kaji kemampuan

secara fungsional dengan cara teratur

klasifikasi melalui sekala 1-5, ajarkan

gerakan ROM aktif pasif pada semua

ekstermitas, anjurkan keluarga untuk

membantu pergerakan dan latihan

gerak anggota keluarga yang sakit,

ajarkan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit, ajarkan

keluarga dalam memodifikasi

lingkungan, serta arahkan keluarga

supaya tetap melakukan kontrol ke

puskesmas untuk memantau kondisi

klien.

SARAN

Bagi Keluarga

Diharapkan kepada keluarga

mampu merawat anggota keluarga

yang mengalami hambatan mobilitas

fisik sesuai yang telah diajarkan oleh

peneliti, keluarga tetap memberikan

motivasi untuk kesembuhan klien

serta tetap datang ke pelayanan

kesehatan.

Bagi institusi pendidikan

Hendaknya lebih berperan serta

memberikan pemahaman tentang

pendidikan perawatan keluarga

dirumah khususnya berkaitan

penyakit CVA dengan hambatan

mobilitas fisik.

Bagi tenaga kesehatan

Perawat sebagai angggota tim

kesehatan yang paling banyak

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Riska Dwi Lestari_

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infrak Di Wilayah Puskesmas Gayaman

berhubungan dengan pasien di tuntut

meningkatkan secara terus-menerus

dalam hal pemberian informasi dan

pendidikan kesehatan sesuai dengan

latar belakang pasien.

Bagi penulis lain

Hendaknya selalu berusaha

memberikan asuhan keperawatan

yang terbaik bagi klien dalam upaya

meningatkan asuhan keperawatan

yang terbaik menuju perawat

profesional serta lebih giat dalam

belajar sehingga bisa menerapkan

dalam praktek. Sebagai studi litelatur

yang terbaru dapat menambah

wawasan, sehingga mampu

memberikan intervensi yang tepat

guna membantu mempercepat

penyembuhan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar

Keperawatan Keluarga. Jakarta:

EGC.

Apd Salvari, G. (2013). Buku Ajar

Asuhan Keperawatan Keluarga.

Jakarta: Tim.

Batticaca, F. B. (2008). Asuhan

Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Persarafan .

Jakarta: Salemba Medika.

Bungin, B. (2008). Metodologi

Penelitian Kuantitatif .

Jakarta: Kencana.

Carpenito, J. L. (2013). Buku Saku

Diagnosa Keperawatan Edisi

12. Jakarta: EGC.

Friedman , M. (2010). Keperawatan

Keluarga. Jakarta: EGC.

Harmilawati. (2013). Konsep dan

Proses Keperawatan

Keluarga . Sulawesi Selatan:

Pustaka As Salam.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S.

(2015). Diagnosa

Keperawatan Definisi &

Klasifikasi 2015-2017 Edisi

10. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. A. (2012). Metode

Penelitian Keperawatan dan

Teknik Analisa Data . Jakarta:

Salemba Medika.

Iswahyuni, S. (2014). Gambaran

Pelaksanaan Asuhan

Keperawatan Pada Pasien

Dengan Stroke Non

Hemoragik. Upaya Promotif,

Preventif dan Rehabilitatif

dalam Penanganan Stroke,

20-21.

Kemenkes RI. (2013). Riset

Kesehatan Dasar tahun 2013.

Jakarta: Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia.

Muttaqin, A. (2008). Asuhan

Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Neurologis .

Jakarta: Salemba Medika.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016).

Asuhan Keperawatan Praktis

Berdasarkan Penerapan Diagnosa

Nanda, Nic, Noc dalam Derbagai

Kasus . Jogjakarta: Mediaction.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG MENGALAMI …

Jurnal D3 Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto Riska Dwi Lestari_

Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Hambatan Mobilitas Fisik

Pada CVA Infrak Di Wilayah Puskesmas Gayaman

Nursalam . (2013). Konsep dan

Penerapan Metodologi Penelitian

Ilmu Keperawatan . Jakarta: Salemba

Medika.

Potter, & Perry. (2010). Keperawatan

Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Priyoto. (2015). Asuhan

Keperawatan Keluarga . Jakarta:

Salemba Medika.

Setyowari, S., & Murwani , A.

(2008). Asuhan Keperawatan

Keluarga: Konsep dan Aplikasi

Kasus. Jogjakara: Mitra Cendikia.

Subekti, I., Hariyanto, T., & Wiyono,

J. (2005). Asuhan

Keperawatan Keluarga

Konsep dan Proses. Malang :

Buntara Media.

WHO. (2016). World Health

Organization of 2016.

Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013).

KMB 2 Keperawatan Medikal

Bedah 2. Yogyakarts: Nuha

Medika.

Wilkinsim, J. M., & Ahern, N. R.

(2012). Buku Saku Diagnosa

Keperawatan: diagnosis

NANDA, Intervensi NIC,

criteria hasil NOC edisi 9.

Jakarta: EGC.