asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kognitif

18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KOGNITIF ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KOGNITIF 1. Pengertian Fungsi kognitif adalah kemampuan untuk memberikan alasan, mengingat, persepsi, orientasi, memperhatikan, serta memberikan keputusan (Stuart dan Laraia, 1998). Sehingga gangguan kognitif merupakan respons maladaptif yang ditandai dengan adanya gangguan daya ingat, disorientasi, inkoheren, salah persepsi, penurunan perhatian serta sukar berpikir secara logis. Gangguan ini membuat individu berada dalam kebingungan, tidak mampu memahami suatu pengalaman dan tidak mampu menghubungkan kejadian saat ini dengan kejadian yang lampau. 2. Rentang Respon Kognitif Fungsi kognitif dapat berfluktuasi sepanjang rentang respons adaptif dan maladaptive (lihat gambar 1). Fluktuasi fungsi kognitif ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kecemasan klien. Gangguan kognitif kebanyakan dialami oleh klien dengan gangguan mental organik dan gangguan ini dapat terjadi secara episodik atau terus menerus.

Upload: pramudyawan

Post on 07-Feb-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KOGNITIF

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENDENGAN GANGGUAN KOGNITIF

1.      Pengertian

Fungsi kognitif adalah kemampuan untuk memberikan alasan, mengingat, persepsi,

orientasi, memperhatikan, serta memberikan keputusan (Stuart dan Laraia, 1998). Sehingga

gangguan kognitif merupakan respons maladaptif yang ditandai dengan adanya gangguan daya

ingat, disorientasi, inkoheren, salah persepsi, penurunan perhatian serta sukar berpikir secara

logis. Gangguan ini membuat individu berada dalam kebingungan, tidak mampu memahami

suatu pengalaman dan tidak mampu menghubungkan kejadian saat ini dengan kejadian yang

lampau.

2.      Rentang Respon Kognitif

Fungsi kognitif dapat berfluktuasi sepanjang rentang respons adaptif dan maladaptive

(lihat gambar 1). Fluktuasi fungsi kognitif ini sangat  dipengaruhi oleh tingkat kecemasan klien.

Gangguan kognitif kebanyakan dialami oleh klien dengan gangguan mental organik dan

gangguan ini dapat terjadi secara episodik atau terus menerus.

Respons

adaptif                                                                            Respon maladaptif

 

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

Gambar 1. Rentang Respons Kognitif (dikutip dari Stuart dan Laraia, 1998)

Selanjutnya pada bab ini akan dibahas dua kondisi yang paling sering terjadi gangguan

kognitif yaitu delirium dan dimensia.

Delirium adalah fungsi kognitif yang kacau, ditandai dengan kekacauan kesadaran, yang

meliputi salah persepsi dan perubahan proses pikir (Stuart dan Laraia, 1998; Townsend, 1993).

Umumnya gangguan ini terjadi dalam waktu yang singkat (biasanya satu minggu, jarang terjadi

lebih dari satu bulan).

Manifestasi yang muncul berfluktuasi antara agitasi, gerakan yang tidak terarah, tremor,

ketakutan, ansietas, depresi, euphoria, apatis termasuk gangguan pola tidur. Teradapat pula

kemungkinan terjadinya kekacauan bicara, inkoheren, disorientasi, gangguan memori dan

persepsi yang salah seperti ilusi dan halusinasi (Townsend, 1993).

Sedangkan dimensia adalah gangguan fungsi kognitif yang ditandai oleh penurunan

fungsi intelektual yang berat disertai kerusakan daya ingat; pemikiran abstrak dan daya nilai;

emosi dan kepribadian (Stuart dan Laraia, 1998; Wise dan Gray, 1994 dikutip dalam Townsend,

1993).

Menurut Stuart dan Laraia (1998) dimensia dapat pula terjadi pada segala usia, tetapi

yang paling banyak terjadi adalah para lansia. Tidak seperti delirium, pada dimensia proses

terjadinya perlahan-lahan. Kemampuan berbahasa individu tidak selalu terganggu, namun pada

dimensia yang berat klien dapat mengalami aphasia. Perubahan kepribadian dan gangguan

aktivitas motorik biasanya terjadi. Pada kebanyakan kasus dimensia merupakan kondisi yang

ireversibel. Pada  tabel 1 dapat dilihat perbedaan antara delirium dan dimensia.

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

Tabel 1.   Perbandingan antara delirium dan dimensia (dikutip dari Stuart dan Laraia, 199)

Delirium DimensiaProses terjadinya

Perjalanan penyakit

Tingkat kesadaran

Orientasi

Afek

Rentang perhatian

Tidur

Tingkah laku

Pembicaraan

Memori

Kognitif

Cepat (beberapa jam sampai dengan beberapa hari)

Berfluktuasi secara luas, dapat berlangsung selama berminggu-minggu bila penyebabnya tidak ditemukan

Berfluktuasi dari komposmentis sampai dengan sukar bangun dari tidur

Terjadi disorientasi, kebingungan

Fluktuasi

Selalu terganggu / rusak

Selalu terganggu

Agitasi, gelisah

Cepat, inkoheren

Rusak, khususnya untuk memori jangka pendek

Gangguan dalam memberikan alasan

Perlahan-lahan (beberapa tahun)

Kronik; perlahan tapi terus memburuk

Normal

Terjadi disorientasi, kebingungan

Labi, apatis pada tahap lebih lanjut

Mungkin tidak terganggu

Biasanya normal

Mungkin agitasi, apatis, atau berjalan tanpa tujuan

Cepat, pengulangan, inkoheren

Rusak, khususnya untuk memori jangka pendek

Gangguan dalam pemberian alasan dan kalkulasi

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

Isi pikir

Persepsi

Pengambilan keputusan

Daya tilik diri

Status mental

Inkoheren, kebingungan, waham, stereotipi

Misinterpretasi, ilusi, halusinasi

Buruk

Kadang-kadang jelas

Bervariasi, biasanya membaik selama proses penyembuhan

Disorganisasi, banyak isi pikir, waham, paranoid

Tidak ada perbedaan

Buruk, perilaku tidak tepat

Tidak ada

Cenderung memburuk

3.      Proses Keperawatan

a. Pengkajian

1)      Faktor Predisposisi

Gangguan kognitif umumnya disebabkan oleh gangguan fungsi biologis dan sistem saraf pusat.

Sistem saraf pusat memerlukan nutrisi untuk dapat berfungsi dan setiap adanya gangguan

pengiriman nutrisi dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi ini.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan kognitif adalah

a)      Faktor usia

Degenerasi yang berhubungan dengan proses menua

b)      Faktor neurobiologis

Gangguan suplay oksigen, glukosa, dan zat-zat makanan yang penting untuk fungsi otak :

         ‘Arterioschlerotic vascular’ (sklerosis pada pembuluh darah arteri)

         ‘Transient ischemic attack’ (serangan iskemik singkat)

         Perdarahan otak

         Gangguan infark pada otak kecil

c)      Penumpukan racun pada jaringan otak

d)     Penyakit lever kronis

e)      Penyakit ginjal kronis

f)       Kekurangan vitamin (khususnya tiamin/B1)

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

g)      Malnutrisi

h)      Faktor genetik

i)        Gangguan genetik

Selain itu, gangguan jiwa seperti skizophrenia, gangguan bipolar dan depresi juga dapat

mempengaruhi fungsi kognitif

2)      Faktor Presipitasi

Setiap kelainan atau gangguan pada otak dapat menjadi faktor presipitasi pada gangguan

kognitif. Kelainan atau gangguan tersebut antara lain :

a)      Hipoksia

b)      Gangguan metabolisme termasuk hipertiroidisme, hipotiroidisme, hipoglikemia, penyakit

adrenal

c)      Racun pada otak

d)     Adanya perubahan struktur otak akibat tumor atau trauma

e)      Stimulus lingkungan yang kurang atau berlebihan yang mengakibatkan gangguan sensoris

Secara spesifik stressor untuk delirium adalah racun, trauma, kekurangan atau kelebihan

stimulus. Sedangkan untuk dimensia adalah hipertensi, hipotensi, anemia, hydrocephalus

bertekanan normal, defisiensi vitamin, keracunan virus yang lambat, hiperglikemia, tumor,

hipertermia, hipotermia, atropi jaringan otak

3)      Mekanisme Koping

Seseorang yang pernah menggunakan mekanisme koping konstruktif pada masa lalu akan lebih

mampu untuk mengatasi masalah gangguan kognitif dibandingkan individu yang sebelumnya

telah memiliki kesulitan dalam penyelesaian masalah. Biasanya mekanisme koping yang dipakai

berlebihan sebagai usaha individu untuk beradaptasi terhadap kehilangan kemampuan kognitif

Perawat perlu melindungi klien dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dengan menggantikan

mekanisme koping yang dimiliki individu dengan cara mengorientasikannya kepada realitas

secara terus menerus. Mekanisme pertahanan yang terlihat pada klien gangguan kognitif antara

lain regresi, denial, dan kompensasi.

4)      Perilaku

Perilaku yang dimanifestasikan klien dengan dimensia merupakan usaha untuk mengatasi

kehilangan kemampuan kognitif. Perilaku tersebut dapat meliputi rasa curiga, bermusuhan,

depresi, mencela/memaki dan menarik diri.

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

Pada klien dengan delirium perilaku yang mungkin muncul adalah gelisah, hipersomolen,

insomnia, hiperaktivitas, tremor, depresi dan perilaku merusak diri (Townsend, 1993).

b. Masalah Keperawatan

Dalam merumuskan diagnosa keperawatan untuk klien dengan gangguan kognitif harus

dipertimbangkan kemungkinan stressor yang mendasari dan perilaku klien. Jika kemampuan

kognitif klien mengganggu peran sertanya dalam proses perencanaan perawatan mungkin perlu

melibatkan orang terdekat kliem dalam proses perumusan diagnosa keperawatan dan

perencanaan keperawatan.

Sedangkan contoh masalah keperawatan yang mungkin terdapat pada gangguan kognitif

adalah (Capernito, 1995) :

1)      Ansietas

2)      Dehidrasi

3)          Ketakutan

4)          Isolasi sosial

5)          Risiko cidera

6)          Gangguan pola tidur

7)          Perubahan proses pikir

8)          Kerusakan komunikasi

9)          Perubahan fungsi peran

10)      Koping individu tidak efektif

11)      Risiko kerusakan integritas kulit

12)      Perubahan pemeliharaan kesehatan

13)      Koping keluarga tak afektif; ketidakmampuan

14)      Defisit perawatan diri : mandiri/hygiene, berpakaian/berhias, makan, ‘toileting’

15)      Perubahan sensori persepsi (uraiakan) penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan,

penghidu.

Contoh diagnosa keperawatan untuk klien gangguan kognitif adalah sebagai berikut :

1)          Kerusakan komunikasi berhubungan dengan perubahan proses pikir

2)          Risiko mencedarai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

c. Rencana Tindakan Keperawatan

1)          Tujuan

Tujuan tindakan keperawatan untuk klien dengan gangguan kognitif pada dasarnya ditujukan

untuk perbaikan fungsi kognitif. Perawat berusaha memfungsikan klien seoptimal mungkin

sesuai dengan kemampuan klien yang ada.

Tujuan umum seringkali sukar ditetapkan karena agak sulit mengetahui kedalaman kerusakan

yang terjadi. Sehingga tindakan keperawatan kemudian lebih diarahkan kepada tujuan jangka

pendek yaitu pemenuhan kebutuhan dasar klien antara lain adalah :

a)      Kebutuhan tidur

b)      Kebutuhan nutrisi

c)      Kebutuhan perawatan diri

d)     Kebutuhan peningkatan orientasi terhadap realitas

e)      Kebutuhan pemeliharaan pola eliminasi yang optimal

f)       Kebutuhan pemenuhan spiritual

2)          Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan di bawah ini difokuskan pada masalah delirium dan dimensia

a)      Prinsip tindakan keperawatan pada delirium adalah:

         Pengaturan cahaya lampu

         Orientasikan klien pada realita dengan menyebutkan nama klien maupun perawat, waktu, dan

tujuan tindakan setiap kali berinteraksi dengan klien

         Pastikan alat bantu pendengaran dan kaca mata berfungsi dengan baik

         Hindari untuk memegang, menjalankan tindakan keperawatan atau mengubah posisi klien secara

kasar

         Kurangi pemaksaan makanan

         Tinggikan kepala klien atau berikan posisi setengah duduk karena halusinasi visual akan

meningkat jika klien berada pada posisi terlentang

         Perkenalkan setiap objek dalam ruangan

         Sarankan anggota tim untuk bekerja sesuai dengan kondisi klien

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

         Berikan penugasan terhadap perawat yang sama untuk memberikan asuhan keperawatan kepada

klien

         Berikan kehangatan dan rasa aman

         Pertahankan sikap empati dan tegas saat berhadapan dengan klien yang berperilaku bermusuhan

         Sarankan untuk mengungkapkan perasaan secara verbal dan non verbal

         Berikan kegiatan yang sederhana dan bertujuan

         Lindungi klien dari situasi yang menuntut kemampuan intektual

         Susun jadwal pengobatan/tindakan keperawatan agar tidak mengganggu waktu tidur dan makan

         Batasi pengobatan dan tindakan keperawatan, jadwalkan secara teratur

         Sediakan jam dan kalender harian yang cukup besar

         Beritahukan klien tentang perkembangan kondisinya

         Berikan kesempatan kepada klien untuk mengetahui/mengenal lingkungan sesuai dengan

kemampuannya

         Kenali faktor budaya yang mempengaruhi respons klien dan yang mempengaruhi stimulus

terhadap klien

b)      Prinsip tindakan keperawatan pada dimensia adalah :

(1)   Orientasi

         Pasang nama klien dengan jelas pada pintu kamar atau tempat tidur klien

         Anjurkan klien untuk menyimpan barang-barang dalam kamar

         Gunakan lampu malam

         Sediakan jam dan kalender

         Sediakan buku bacaan dan bahas isinya bersama klien

         Orientasikan kepada realitas secara teratur

(2)   Komunikasi

         Perkenalkan diri perawat

         Tunjukkan rasa penghargaan kepada klien dengan tulus

         Gunakan komunikasi verbal yang jelas dan singkat

         Minta klien untuk melakukan suatu aktivitas sederhana (satu per satu)

         Pelajari kehidupan masa lampau klien

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

         Sarankan penggunaan mekanisme koping yang konstruktif

         Kurangi agitasi dengan memberikan rasa aman dan nyaman

         Berikan penjelasan yang dibutuhkan klien secara spesifik

         Tawarkan pilihan kepada klien (jika klien mampu)

         Sediakan jadwal kegiatan

         Hindari perebutan kekuatan (jika klien menolak permintaan, perawat sebaiknya tidak memaksa,

tinggalkan klien sebentar dan kembali lagi beberapa menit kemudian)

         Libatkan klien dalam asuhan keperawatan jika memungkinkan

         Libatkan anggota keluarga

         Gunakan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat

         Buatkan jadwal kegiatan

Prinsip tindakan pada klien dengan gangguan kognitif dapat menggunakan pendekatan prinsip

konservasi Myra Levines (lihat tabel 3)

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

Tabel 2. Prinsip Konservasi Myra Levines

Prinsip Rasional Tindakan KeperawatanKonservasi energi (pemulihan energi)

Konservasi integritas struktur

Gangguan fisiologis menyebabkan peningkatan energi yang digunakan untuk kelangsungan hidup sebelum dipergunakan untuk fungsi tubuh lainnya. Fungsi kognitif dapat ditingkatkan apabila tersedia energi yang memadai. Kelangsungan hidup dan rasa aman klien selalu menjadi prioritas utama dalam kegiatan asuhan keperawatan

Gangguan kognitif melibat-kan gangguan sensoris dan persepsi yang dapat membahayakan klien, sehingga bantulah klien dengan cara mengkaji fungsi sensoris dan perseptualnya, tempatkan alat bantu penglihatan dan pendengaran dan juga tongkat pada tempat yang mudah dicapai

-      Pertahankan nutrisi yang adekuat

-      Pantau pemasukan dan pengeluaran makanan dan cairan

-      Berikan kesempatan untuk istirahat dan stimulasi

-      Bantu dalam kegiatan kebersihan diri sesuai kebutuhan

-      Berikan asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan gangguan fisiologis yang dirasakan

-      Identifikasi situasi yang menimbulkan stress dan bantu klien untuk menghindarinya

-      Kaji suasana hati klien dan bantu untuk mengurangi gangguannya

-      Beri kaca mata, alat bantu dengar dan tongkat

-      Ciptakan lingkungan yang aman dan hindarkan klien dari hal-hal yang dapat membahayakannya (lantai licin, penerangan yang kurang, rintangan)

-      Awasi pengobatan klien-      Lindungi klien dan kecelakaan

selama terjadinya agitasi dan berikan asuhan keperawatan satu perawat satu klien

-      Lakukan orientasi realitas

Konservasi integritas personal

Gangguan kognitif dapat mengancam harga diri. Penghargaan terhadap hal-hal yang dapat dicapai akan meningkatkan harga diri. Hubungan perawat dan klien yang baik akan membantu

-      Bina hubungan saling percaya-      Anjurkan klien untuk mandiri-      Identifikasi minat dan

keterampilan kemudian berikan kesempatan kepada klien untuk mengguna-kannya

-      Bantu klien untuk

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

Konservasi integritas sosial

klien untuk mengemukakan rasa takut, dan memberikan rasa aman terhadap lingkungan

Hubungan yang penuh perhatian terhadap orang lain dapat meningkatkan konsep diri. Hal ini akan mempengaruhi komunikasi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari dan dalam hubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari dan dalam hubungan dengan orang lain yang belum dikenal akan memberikan arti tersendiri untuk klien. Keluarga dan teman dapat membantu dengan cara mengetahui kebiasaan-kebiasaan klien. Keterlibatan orang-orang yang berarti dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien sering membantu untuk mengatasi stress akibat masalah kesehatan yang dialami klien

mengungkapkan pikiran dan perasaannya

-      Berikan pujian yang tulus terhadap keberhasilan yang sudah tercapai

-      Awali kontak dengan orang-orang yang berarti dalam kehidupan klien

-      Berikan motivasi untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara individu maupun dalam kelompok

-      Berikan pendidikan pada keluarga dan klien tentang masalah yang dihadapi serta perencanaan tindakan keperawatan selanjutnya

-      Libatkan keluarga atau orang yang berarti bagi klien untuk membantu merawatnya

-      Adakan pertemuan keluarga atau pertemuan dengan teman-teman dekat klien untuk berbincang-bincang dengan klien secara teratur

-      Ikutsertakan keluarga dan klien dalam perencanaan pulang

Pada tabel tiga dapat dilihat rencana pendidikan kesehatan yang dapat digunakan dalam

memberikan asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan kognitif dalam konteks keluarga.

Tabel 3.   Rencana Pendidikan Kesehatan untuk Keluarga Klien dengan Gangguan Kognitif

Isi Kegiatan EvaluasiMenjelaskan penyebab gangguan kognitif

-      Menjelaskan faktor predisposisi dan presipitasi yang menyebab-kan gangguan kognitif

-      Memberikan materi secara tertulis

-      Keluarga dapat meng-identifikasi penyebab gangguan kognitif

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

Menjelaskan orientasi waktu, tempat dan orang

Menjelaskan hubungan fungsi kognitif terhadap kemampuan ber-komunikasi

Menjelaskan efek gangguan kognitif dalam pengendalian perawatan diri

Rujukan kepada nara sumber

-      Menguraikan tiga aspek orientasi dengan cara bermain peran, respons interpersonal terhadap disorientasi

-      Menjelaskan dampak gangguan hubungan kognitif terhadap komunikasi

-      Mensimulasikan komunikasi yang efektif dengan menggunakan video dan diskusi

-      Menguraikan terjadinya kehilangan kebiasaan atau kemampuan merawat diri yang diakibatkan oleh gangguan kognitif

-      Memberikan dorongan dalam tindakan keperawatan klien

-      Memberikan petunjuk secara tertulis

-      Memberikan catatan dari narasumber

-      Membuatkan jadwal dengan anggota staf dan program komunitas

-      Melakukan program kunjungan

-      Keluarga dapat meng-identifikasi disorientasi pada klien dan melakukan reorientasi untuknya

-      Keluarga dapat mengguna-kan pendekatan komunikasi dalam ber-interaksi dengan klien

-      Keluarga dapat membantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan sosial-spiritual

-      Keluarga dapat menyebut-kan macam-macam program yang tepat yang diberikan sesuai kebutuhan klien dan keluarga

-      Keluarga dapat melakukan kontak sesuai dengan program yang dibutuhkan

d. Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari klien dengan gangguan kognitif harus realistis tetapi tidak

pesimis. Evaluasi ditujukan pada kemampuan klien dalam berorientasi terhadap waktu, tempat,

dan orang; berinteraksi sosial; melakukan perawatan diri secara mandiri; meningkatkan status

nutrisi; meningkatkan fungsi kognitif (perhatian, konsentrasi, berpikir rasional).

1)      Evaluasi pada klien dengan delirium

Pada klien delirium fungsi kognitif dapat kembali sepenuhnya kepada fungsi semula. Klien dapat

berorientasi kepada realitas secara optimal, berperan dalam aktivitas sehari-hari dan memelihara

keseimbangan fisiologis

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Kognitif

2)      Evaluasi pada klien dengan dimensia

Pada klien dimensia terjadi proses kemunduran intelektual, perilaku dan fisiologis. Pada

kebanyakan kasus sedikit sekali kemungkinan klien untuk dapat kembali ke fungsi semula.

Evaluasi untuk klien dimensia lebih diarahkan kepada kemampuan klien untuk melakukan

perawatan diri seoptimal mungkin serta terpeliharanya hubungan dengan orang-orang terdekat