asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik

27
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK A. Pengertian Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible, yang menyebabkan kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan maupun elektrolit, sehingga timbul gejala uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam). Klasifikasi GGK atau CKD (Cronic Kidney Disease) : Stage Gbran kerusakan ginjal GFR (ml/min/1,73 m 2 ) 1 Normal atau elevated GFR ≥ 90 2 Mild decrease in GFR 60-89 3 Moderate decrease in GFR 30-59 4 Severe decrease in GFR 15-29 5 Requires dialysis ≤ 15 B. Angka kejadian Setiap tahun lebih 21.000 pasien baru di diagnosa gagal ginjal tahap akhir. 20% pasien gagal ginjal akut mengalami kerusakan ginjal yang berat. 50.000 orang Amerika meninggal karena gagal ginjal menetap. C. Penyebab/ etiologi Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak nefron ginjal. Sebagian besar merupakan penyakit parenkim ginjal difus dan bilateral.

Upload: ahsanudin-zaen

Post on 22-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

A. Pengertian

Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible, yang

menyebabkan kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan

keseimbangan cairan maupun elektrolit, sehingga timbul gejala uremia (retensi urea dan

sampah nitrogen lain dalam).

Klasifikasi GGK atau CKD (Cronic Kidney Disease) :

Stage Gbran kerusakan ginjal GFR (ml/min/1,73 m2)

1 Normal atau elevated GFR ≥ 90

2 Mild decrease in GFR 60-89

3 Moderate decrease in GFR 30-59

4 Severe decrease in GFR 15-29

5 Requires dialysis ≤ 15

B. Angka kejadian

Setiap tahun lebih 21.000 pasien baru di diagnosa gagal ginjal tahap akhir.

20% pasien gagal ginjal akut mengalami kerusakan ginjal yang berat.

50.000 orang Amerika meninggal karena gagal ginjal menetap.

C. Penyebab/ etiologi

Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak nefron

ginjal. Sebagian besar merupakan penyakit parenkim ginjal difus dan bilateral.

1. Infeksi : pielonefritis kronik

2. Penyakit peradangan : glomerulonefritis

3. Penyakit vaskuler hipertensif : nefrosklerosis benigna

nefrosklerosis maligna

stenosis arteri renalis

4. Gangguan jaringan penyambung : SLE

Poli arteritis nodosa

Sklerosis sistemik progresif

5. Gangguan congenital dan herediter: Penyakit ginjal polikistik

Asidosis tubuler ginjal

6. Penyakit metabolic : DM, Gout, Hiperparatiroidisme, Amiloidosis

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

7. Nefropati obstruktif : Penyalahgunaan analgetik

nefropati timbale

8. Nefropati obstruktif : Sal. Kemih bagian atas:

Kalkuli, neoplasma, fibrosis, netroperitoneal

Sal. Kemih bagian bawah:

Hipertrofi prostate, striktur uretra, anomali

congenital pada leher kandung kemih dan uretra

D. Faktor predisposisi

Faktor-faktor predisposisi dalam perkembangan infeksi saluran kemih dan pielonefritis

kronik adalah sebagai berikut:

1. Ostruksi aliran kemih.

2. Jenis kelamin

3. Umur.

4. Kehamilan.

5. Refluks vesikoureter.

6. Peralatan kedokteran (terutama kateter tertinggal).

7. Kandung kemih neurogenik.

8. Penyalahgunaan analgesik secara kronik.

9. Penyakit ginjal (pielonefritis , glomerulonefritis, nefrosklerosis hipertensif, stenosis

arteria renalis)

10.Penyakit metabolik (diabetes, gout, batu)

E. Faktor pencetus

Faktor pencetus timbulnya Gagal Ginjal Cronis antara lain :

1. Trauma dengan perdarahan

2. Luka bakar.

3. Peritonitis.

4. Obat anti hipertensi atau obat vasodelator.

5. Stenosis atau trombosis arteri renalis.

6. Asidosis berat.

7. Kenaikan kapasitas vaskuler (infeksi, sepsis, reaksi anafilaksis)

8. Kegagalan pompa jantung (syok cardiogenik, chf, infark jantung)

9. Haluaran melalui gastro intestinl (muntah, diare)

10.Syok hipovolemik.

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

F. Patofisiologi

Perjalanan umum GGK melalui 3 stadium:

1. Stadium I : Penurunan cadangan ginjal

-Kreatinin serum dan kadar BUN normal

-Asimptomatik

-Tes beban kerja pada ginjal: pemekatan kemih, tes GFR

2. Stadium II : Insufisiensi ginjal

-Kadar BUN meningkat (tergantung pada kadar protein dalam diet)

-Kadar kreatinin serum meningkat

-Nokturia dan poliuri (karena kegagalan pemekatan)

Ada 3 derajat insufisiensi ginjal:

a. Ringan

40% - 80% fungsi ginjal dalam keadaan normal

b. Sedang

15% - 40% fungsi ginjal normal

c. Kondisi berat

2% - 20% fungsi ginjal normal

3. Stadium III: gagal ginjal stadium akhir atau uremia

-kadar ureum dan kreatinin sangat meningkat

-ginjal sudah tidak dapat menjaga homeostasis cairan dan elektrolit

-air kemih/urin isoosmotis dengan plasma, dengan BJ 1,010

Patofisiologi umum GGK

Toksik Uremik

Gagal ginjal tahap akhir↓

↓GFR

Kreatinin ↑ Prod. Met. Prot. Tertimbun ↑ phosphate serum Dalam darah ↓ kalsium serum

Sekresi parathormon

Tubuh tdk berespon dgn N Kalsium di tulang ↓ Met.aktif vit D↓

Perub.pa tulang/osteodistrofi ginjal

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

Hipotesis Bricker (hipotesis nefron yang utuh)

“Bila nefron terserang penyakit maka seluruh unitnya akan hancur,

namun sisa nefron yang masih utuh tetap bekerja normal”

Jumlah nefron turun secara progresif

Ginjal melakukan adaptasi (kompensasi)

-sisa nefron mengalami hipertropi

-peningkatan kecepatan filtrasi, beban solute dan reabsorbsi

tubulus tiap nefron, meski GFR untuk seluruh massa nefron menurun di bawah normal

Kehilangan cairan dan elektrolit dpt dipertahankan

Jk 75% massa nefron hancur

Kecepatan filtrasi dan bebab solute bagi tiap nefron meningkat

Keseimbangan glomerulus dan tubulus tidak dapat dipertahankan

Fleksibilitas proses ekskresi & konversi solute &air ↓

Sedikit perubahan pada diit mengakibatkan keseimbangan terganggu

Hilangnya kemampuan memekatkan/mengencerkan kemih

BJ 1,010 atau 2,85 mOsml (= konsentrasi plasma)

poliuri, nokturia

nefron tidak dapat lagi mengkompensasi dgn tepat

terhadap kelebihan dan kekurangan Na atau air

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

G. Pathway

Glomerulus Nefritik KronikObstruksi & Infeksi

Gagal Ginjal Kronik

Filtrasi Ginjal

Penimbunaan cairan & garam

Amonia dalam darah

HCO3 Uremia Masa hidup

Hipertensi

Renin, AngiotensinaAldosteron

Udema

H

Nyeri akutPola nafas tidak aktifIntoleransi aktivitas

Gangguan keseimbangan elektrolit (Asidosis metabolik)

Kelebihan volume cairan

Hiperventilasi

Asidosis

Sesak nafas & Nyeri dada

Met.bakteri

Gastrointestinal

Nafsu makan berkurang,

mual, muntah

Ketidakseimbangan nutrisi< kebutuhan

tubuh

Resiko cedera

Kerusakan integritas

kulit

Gatal

Penimbunan urokrom

Kelemahan otot

Perdarahan

Fe

Eritrocyt

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

H. Tanda dan gejala

1. Kelainan Hemopoesis, dimanifestasikan dengan anemia

a. Retensi toksik uremia → hemolisis sel eritrosit, ulserasi mukosa sal.cerna,

gangguan pembekuan, masa hidup eritrosit memendek, bilirubuin serum

meningkat/normal, uji comb’s negative dan jumlah retikulosit normal.

b. Defisiensi hormone eritropoetin

Ginjal sumber ESF (Eritropoetic Stimulating Factor) → def. H eritropoetin →Depresi

sumsum tulang → sumsum tulang tidak mampu bereaksi terhadap proses

hemolisis/perdarahan → anemia normokrom normositer.

2. Kelainan Saluran cerna

a. Mual, muntah, hicthcup

Dikompensasi oleh flora normal usus → ammonia (NH3) → iritasi/rangsang

mukosa lambung dan usus

b. Stomatitis uremia

Mukosa kering, lesi ulserasi luas, karena sekresi cairan saliva banyak

mengandung urea dan kurang menjaga kebersihan mulut.

c. Pankreatitis

Berhubungan dengan gangguan ekskresi enzim amylase

d. Perdarahan gusi

Perubahan aktifitas platelet.

3. Sistem Respirasi

-hiperventilasi, dispnoe

-type pernapasan kussmaul

-edema pulmonum, disertai tanda pneumonia : Toxin uremic dalam pleura &

jaringan paru.

-respirasi berbau urine (uremia): urea dirubah → amonia oleh bakteri mulut.

- asam basa (asidosis metabolik): retensi asam organik hasil metabolisme

4. Sistem Kardiovaskuler

- Hipertensi, edema : Overload cairan mekanisme renin angiotensin

- Congestif Heart Failure : kelebihan cairan uremia

- Aterosklerosis Heart Disease : Hipertensi kronis pengapuran jaringan lunak.

Pericarditis : toxin uremic dalam pericardium

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

5.Sistem Endokrine

-Gangguan seksual(penurunan libido + ereksi) : penurunan produk testoteron &

spermatogenesis.

-Infertility : mekanismenya belum diketahui dengan jelas

-Gangguan menstruasi samapi dengan amenorrhoc : Rangsangan parathyroid

meningkat.

-Gangguan intoleransi karbohidrat :

-menurunnya sensitivitas pada insulin didalam jaringan perifer.

- penundaan produksi insulin oleh pancreas.

- meningkatnya waktu hidup insulin

- Hiperlipidemia :

- meningkatnya produksi serum Triglyserid

- Produk glyserides meningkat dalam hati → akibat dari insulin meningkat.

- Hiperparathyroid : fosfat dalam serum meningkat → Ca + dalam serum menurun

→ merangsang parathyroid.

6. Sistem Saraf Dan Otot

- Restless Leg Sindroma : pegal ditungkai bawah & selalu menggerakan kakinya

- Burning Feet Sindroma : rasa semutan seperti terbakar, terutama di telapak kaki.

- Encephalopati metabolik.

- Letih, sakit kepala, gangguan tidur : Toxin uremic.

7. Intugumen

a. kulit

- Kulit kuning : penimbunan urochrom

- pucat/ pallor : anemia

- kering & bersisik : penurunan aktifitas kelenjar keringat (semua kelenjar).

- pruritus/ gatal-gatal : kulit kering endapan fosfat

b. kuku

- Tipis & Rapuh : terbuangnya protein + Ca↓

c. rambut

- Kering & Rapuh :- aktifitas semua kelenjar ↓

- terbuangnya protein

d. sistem lain

- Tulang : klasifikasi metatastik

8.Psikososial

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

I. Pemeriksaan penunjang

a. Radiologi

ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat dari komplikasi yang

terjadi.

-Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (batu atau obstruksi).

Dehidrasi akan memperburuk keadaan ginjal oleh sebab itu penderita diharapkan

tidak puasa.

-USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan

parenkim ginjal, anatomi sistem pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta

prostat.

-IVP (Intra Vena Pielografi) untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter.

Pemeriksaan ini mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada keadaan tertentu,

misalnya : usia lanjut, DM, dan Nefropati Asam Urat.

-Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan (vaskuler,

parenkim, ekskresi), serta sisa fungsi ginjal.

-Pemeriksaan Pielografi Retrograd bila dicurigai obstruksi yang reversibel.

-Pemeriksaan radiologi jantung untuk mencari kardiomegali, efusi perikardial.

-Pemeriksaan radiologi paru untuk mencari uremik lung : yang terakhir ini dianggap

sebagai bendungan.

-Pemeriksaan radiologi tulang untuk mencari osteodistrofi (terutama untuk falanks

jari), kalsifikasi metastasik

b. EKG untuk melihat kemungkinan : hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis,

aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia)

c. Biopsi ginjal.

d. Pemeriksaan Laboratorium yang umumnya dianggap menunjang kemungkinan

adanya suatu Gagal Ginjal Kronik :

- Laju Endap Darah : meninggi yang diperberat oleh adanya anemia dan

hipoalbuminemia.

- Anemia normositer normokrom dan jumlah retrikulosit yang rendah.

- Ureum dan kreatinin : meninggi, biasanya perbandingan antara ureum dan

kreatinin lebih kurang 20 : 1. perlu diingat perbandingan bisa meninggi oleh

karena perdarahan saluran cerna, demam, luka bakar luas, pengobatan steroid,

dan obstruksi saluran kemih.

Perbandingan ini berkurang : Ureum lebih kecil dari kreatinin, pada diit rendah

protein, dan test Klirens Kreatinin yang menurun.

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

- Hiponatremi : umumnya karena kelebihan cairan.

- Hiperkalemia : biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama dengan

menurunnya diuresis.

- Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia : terjadi karena berkurangnya sintesis 1, 24

(OH)2 vit D3 pada Gagal Ginjal Kronik.

- Fosfatase lindi meninggi akibat ganguan metabolisme tulang, terutama Isoenzim

fosfatase lindi tulang.

- Hipoalbuminemis dan Hipokolesterolemia : umumnya disebabkan gangguan

metabolisme dan diet rendah protein.

- Peninggian Gula Darah, akibat gangguan metabolisme karbohidrat pada gagal

ginjal (resistensi terhadap pengaruh insulin pada jaringan ferifer)

- Hipertrigliserida, akibat ganguan metabolisme lemak disebabkan peninggian

hormon insulin, hormon somatotropik dan menurunnya lipoprotein lipase.

- Asidosis metabolik dengan kompensasi respirasi menunjukan pH yang menurun,

HCO3 yang menurun, PCO2 yang menurun, semuanya disebabkan retensi asam-

asam organik pada gagal ginjal.

J. Penatalaksanaan

Managemen terapi

GGK

Terapi konservatif

Penyakit ginjal terminal

Dialisis HD di RS, Rumah, CAPD

Transplantasi ginjal

Penatalaksanaan konservatif

Tujuan : - mencegah dan mengoreksi gangguan metabolik serta mempertahankan fungsi

ginjal yang masih tersisa.

- meringankan keluhan uremia.

- mengurangi gejala uremia dengan memperbaiki metabolisme.

Terdiri dari:

- Pengaturan cairan dan elektrolit dengan pengontrolan yang ketat terhadap diet

dan cairan

- Pengontrolan TD/ hipertensi dengan obat

- Peningkatan kenyamanan pasien.

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

Indikasi penatalaksanaan konserfatif :

- pada GGK & tahap insufisiensi ginjal.

- Faal ginjal 10-50% atau creatinin serum 2 mg% - 10%.

Modifikasi diit:

- protein dibatasi 0,6-0,7 gram/ kg BB/ Hari, untuk mengurangi produk nitrogen.

- Kalori memadai 35-50 kkal/ kg BB/ hari.

- Kalium dibatasi 40 mEq/ hari.

- Fosfat 800-1000 mg/ hari

- Natrium dan air sesuai kondisi kardiovaskuler, pada keadaan status cair stabil:

sebanyak urine keluar ditambah IWL

- Magnesium diluar diit dihindari

Terapi simptomatik: Suplemen alkali, transfuse, obat-obat local&sistemik, anti hipertensi

Terapi pengganti: HD (Hemodialisis), PD (Peritonial Dialisis), transplantasi ginjal, CRRT

(Continous Renal Replacement Therapi )

K. Komplikasi

-Hipertensi

-hiperkalemia

-anemia

-asidosis metabolic

-osteodistropi ginjal

-sepsis

-neuropati perifer

-hiperuremia

L. Prognosis

- Kematian biasanya disebabkan oleh penyakit penyebab, bukan gagal ginjal itu sendiri.

- Prognosa buruk pada pasien lanjut usia dan bila terdapat gagal organ lain.

- Penyebab kematian tersering adalah :

- Infeksi 30-50 %

- Perdarahan saluran cerna 10-20 %

- Jantung 10-20 %

- Gagal nafas 15 %

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

M. Pengkajian

Perubahan-perubahan yang sering terjadi pada GGK

A. Riwayat keperawatan :

- Riwayat penyakit infeksi ginjal.

- Penyakit batu/ obstruksi saluran kemih.

- Penggunaan obat-obatan

- Penyakit endokrin.

- Penyakit vaskuler.

- Penyakit jantung

- Pola berkemih.

- Penambahan BB/ edema.

B. Pemeriksaan fisik

1. Aktifitas dan istirahat/ tidur:

- lelah, lemah/ malaise.

- Gangguan pola tidur (insomnia/ restlessness)

- Tonus otot turun

- ROM <<

- Palpitasi, angina/ chest pain.

- Hipertensi, distensi vena jugularis.

- Cardiac dysrhythmias.

- Orthostatic hypotension

- Pucat, kulit kekuningan

- Mudah terjadi perdarahan

2. Eliminasi

3. Nutrisi/ cairan

4. Neurosensori

5. Nyeri/ rasa nyaman

6. Respirasi

7. Keamanan :

- infeksi berulang

- Pruritus

- Demam

- Petechiae, echimosis

8. Seksual

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

C. Pengkajian Psikososial

- integritas ego

- interaksi sosial

- tingkat pengertian klien tentang penyakit dan penatalaksanaannya.

D.Pengkajian hasil diagnostik

N. Diagnosa keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Pola Nafas tidak efektif b/d hiperventilasi, penurunan energi / kelelehan

Setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 jam NOC : Respiratory status :

Ventilation Respiratory status : Airway

patency Vital sign Status

Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan batuk

efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)

Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada sua

Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)

NIC : Airway Management Buka jalan nafas,

guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

Lakukan fisioterapi dada jika perlu

Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

Berikan bronkodilator bila perlu

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

Monitor respirasi dan status O2

Terapi Oksigen Bersihkan mulut, hidung

dan secret trakea Pertahankan jalan nafas

yang paten Atur peralatan oksigenasi Monitor aliran oksigen Pertahankan posisi

pasien Observasi adanya tanda

tanda hipoventilasi Monitor adanya

kecemasan pasien terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring Monitor TD, nadi, suhu, dan

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

2. Kelebihan volume cairan b/d perubahan mekanisme regulasi, edema

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan

NOC : Electrolit and acid base

balance Fluid balance Hydration

Kriteria Hasil:o Terbebas dari edemao Bunyi nafas bersih, tidak ada

dyspneu/ortopneuo vital sign dalam batas normalo Terbebas dari kelelahan,

kecemasan atau kebingunganoMenjelaskan indikator

kelebihan cairan

RR Catat adanya fluktuasi

tekanan darah Monitor VS saat pasien

berbaring, duduk, atau berdiri

Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas

Monitor kualitas dari nadi Monitor frekuensi dan irama

pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan

abnormal Monitor suhu, warna, dan

kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing

triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)

Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

NIC :Fluid managemento Pertahankan catatan

intake dan output yang akurat

o Pasang urin kateter jika diperlukan

o Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt osmolalitas urin )

o Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP

o Monitor vital signo Monitor indikasi retensi /

kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher, asites)

o Kaji lokasi dan luas edema

o Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian

o Monitor status nutrisio Kolaborasikan pemberian

diuretik sesuai indikasio Batasi masukan cairan

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l

o Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk

Fluid Monitoringo Tentukan riwayat jumlah

dan tipe intake cairan dan eliminasi

o Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll )

oMonitor berat badanoMonitor serum dan elektrolit

urineoMonitor serum dan

osmilalitas urineoMonitor TD, HR, dan RRoMonitor tekanan darah

orthostatik dan perubahan irama jantung

oMonitor parameter hemodinamik infasif

o Catat secara akutar intake dan output

oMonitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB

oMonitor tanda dan gejala dari odema

o Beri obat yang dapat meningkatkan output urin

3 Intoleransi aktivitas b/d

fatigue

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

NOC : Energy conservationSelf Care : ADLs

Kriteria Hasil :o Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR

o Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

NIC :Energy Managemento Observasi adanya

pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

o Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan

o Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan

o Monitor nutrisi dan sumber energi tanga adekuat

o Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

o Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas

o Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

Activity Therapyo Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

o Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social

o Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan

o Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek

o Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai

o Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang

o Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

o Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas

o Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan

o Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual

4. Kerusakan intergritas kulit b/d edema dan menurunnya tingkat aktivitas

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 x 24 jam diharapkan

NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes

Kriteria Hasil : Integritas kulit yang baik

bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)

Tidak ada luka/lesi pada kulit

Perfusi jaringan baik Menunjukkan pemahaman

dalam proses perbaikan

NIC : Pressure Management Anjurkan pasien untuk

menggunakan pakaian yang longgar

Hindari kerutan pada tempat tidur

Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

Monitor kulit akan adanya kemerahan

Oleskan lotion atau

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang

Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami

minyak/baby oil pada derah yang tertekan

Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

Monitor status nutrisi pasien

Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d pembatasan cairan, diit, dan hilangnya protein, Ketidakmampuan untuk mengunyah makanan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan NOC : Nutritional Status : food and

Fluid Intake Nutritional Status : nutrient

Intake Weight controlKriteria Hasil : Adanya peningkatan berat

badan sesuai dengan tujuan Mampu mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi Menunjukkan peningkatan

fungsi pengecapan dari menelan

Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC :Nutrition Management Kaji adanya alergi

makanan Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

Berikan substansi gula Yakinkan diet yang

dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring BB pasien dalam batas

normal Monitor adanya

penurunan berat badan Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa dilakukan

Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit Monitor kekeringan,

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

rambut kusam, dan mudah patah

Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin,

total protein, Hb, dan kadar Ht

Monitor makanan kesukaan

Monitor pertumbuhan dan perkembangan

Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

Monitor kalori dan intake nutrisi

5 Kecemasan b/d kurang pengetahuan, pengobatan yang lama

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam NOC : Anxiety control Coping

Kriteria Hasil : Klien mampu

mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas

Vital sign dalam batas normal

Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

NIC :Anxiety Reduction (penurunan kecemasan) Gunakan pendekatan

yang menenangkan Nyatakan dengan jelas

harapan terhadap pelaku pasien

Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

Dorong keluarga untuk menemani anak

Dengarkan dengan penuh perhatian

Identifikasi tingkat kecemasan

Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

Jelaskan pada pasien tentang pengobatan yang harus dijalani

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2,

EGC, Jakarta

Bongard, Frederic, S. Sue, darryl. Y, 1994, Current Critical, Care Diagnosis and Treatment, first Edition, Paramount Publishing Bussiness and Group, Los Angeles

McCloskey, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC), Mosby, USA

Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006, Philadelphia USA

Price, Sylvia A and Willson, Lorraine M, 1996, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-

Proses penyakit, Edisi empat, EGC, Jakarta

www. Us. Elsevierhealth.com, 2004, Nursing Diagnosis: for guide to Palnning care,

fifth Edition

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

GAGAL GINJAL KRONIK

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH K M B

(KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH)

DISUSUN OLEH :

ENDANG HASTOWATI

NIM : N1B 006 006

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

PURWOKERTO

2007