asuransi dalam perspektifhukum islam

14
Muhamad. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Muhamad Abstract Since takafui has been operated as^a finance and insurance institution in which the investation directed to any legal sectors and the mutual sharing profit determined by two sides, itcanbejudged that this special system would not break out the islamic economical principles. Pendahuluan Gagasan takafui muncul kepermukaan karena, Islam telah menjiwai dan mewarnai perilaku manusia dalam berfikir, bersikap maupun bertindak dengan batas-batas yang telah ditetapkan, dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT. Pada suatu saat Islam bersama umatnya bangkit dan pada saat yang lain tenggelam, sebagaimana begilimya waktu slang dan malam dalam kehidupan dan sejarah. Setelah melalui perdebatan, selama berabad-abad tentang perilaku bunga uang dalam menentukan perilaku ekonomi manusia, antara diharamkan atau dibolehkan, kini muncul di hadapan kita keputusandimana terbuka jalan bagi yang mengharamkan bunga, dan bagi yang membolehkan bahkan mengharuskannya. Itulah lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syar'iah dan non syari'ah. Untuk itu, perlu dipikirkan dan dikaji berbagai kemungkinan dan kelayakan berbagai lembaga keuangan lainnya, sehingga dapat berdiri di Indonesia, sebagai altematif transaksi keuangan, di negara yang mayoritas beragama Islam. Ini semua dilakukan agar tercipta persaingan yang mengarah kepada terbentuknya efisiensi, dimana produk halal dalam bidang keuangan ini berdaya saing dan berdaya banding tinggi. Dengan kata lain, produk keuangan yang halal 151

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

Muhamad. Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

Asuransi dalam

Perspektif Hukum Islam

Muhamad

Abstract

Since takafui has been operated as^a finance and insurance institution in which theinvestation directed to anylegal sectorsand themutual sharing profit determined bytwosides, itcanbejudged that this specialsystem would notbreak outthe islamic economicalprinciples.

Pendahuluan

Gagasan takafui muncul kepermukaankarena, Islam telah menjiwai dan mewarnaiperilaku manusia dalam berfikir, bersikapmaupun bertindak dengan batas-batas yangtelah ditetapkan, dalam rangka pengabdiankepada Allah SWT. Pada suatu saat Islambersama umatnyabangkit dan pada saat yanglain tenggelam, sebagaimana begilimya waktuslang dan malam dalam kehidupan dansejarah. Setelah melalui perdebatan, selamaberabad-abad tentang perilaku bunga uangdalam menentukan perilaku ekonomimanusia, antara diharamkan atau dibolehkan,kini muncul di hadapan kita keputusandimanaterbuka jalan bagi yang mengharamkan

bunga, dan bagi yang membolehkan bahkanmengharuskannya. Itulah lembaga-lembagakeuangan yang berbasis syar'iah dan nonsyari'ah.

Untuk itu, perlu dipikirkan dan dikajiberbagai kemungkinan dan kelayakanberbagai lembaga keuangan lainnya,sehingga dapat berdiri di Indonesia, sebagaialtematif transaksi keuangan, di negara yangmayoritas beragama Islam. Ini semuadilakukan agar tercipta persaingan yangmengarah kepada terbentuknya efisiensi,dimana produk halal dalam bidang keuanganini berdaya saing dan berdaya banding tinggi.Dengan kata lain, produk keuangan yang halal

151

Page 2: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

dalam lembaga keuangan —bank maupunasuransi Islami—tidak harus mahal.Sehinggatidak ada image, bahwa produk yang halal ituharus mahal.

Sistem Perasuranslan dl Indonesia

Dilihat dari aspek legal, keberadaanlembaga perasuranslan di Indonesia diaturoleh Departemen Keuangan, khususnyaDirektorat Asuransi yang telah mengaturlembaga Ini agar tidakmerugikan masyarakat.Sebelum diberlakukannya Undang UndangNomor 2 Tahun 1992 tentang UsahaPerasuranslan dan Peraturan Pemerintah

Nomor 73 Tahun 1997 tentangPenyelenggaraan Usaha Perasuranslan,kegiatan usaha perasuranslan dl Indonesiahanya diatur dengan Keputusan MenteriKeuangan dan Ordonantie op hetLevensverzekering bec/ryf (Staatsbland 1941No. 101).'

Oleh karena Itu, setelah dlundangkannyaUU Nomor 2 Tahun 1992 tentangPerasuranslan dl lndonesla, maka dalam

usaha perusahaan asuransi berjalanmenglkuti peraturan-peraturan setiagalberikut:^

1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992tentang Usaha Perasuranslan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun

1992 tentang Penyelenggaraan UsahaPerasuranslan

3. Keputusan Menteri Keuangan. masing-masing adalah;

a. No. 223/KMK.D17/1993 tanggal 26Februarl 1993 tentang perlzinan

' perusahaan asuransi dan perusahaanreasuransi

b. No. 224/KMK.017/1993 tanggal 26Februarl 1993 tentang kesehatankeuangan perusahaan asuransi danperusahaan reasuransi.

c. No. 225/KMK.ai7/1993 tanggal 26Februarl 1993 tentang penyelenggaraan perusahaan asuransi danperusahaan reasuransi.

d. No. 226/KMK.017/1993 tanggal 26Februarl 1993 tentang perlzinan danpenyelenggaraan kegiatan usahaperusahaan penunjang usahaasuransi.

Berdasarkan peraturan di atas, makaketentuan-ketentuan yang selama inidigunakan sebagai dasar peraturan pemblnaandan pengawasan usaha perasuranslandinyatakan tidak berlaku lagi. Sebelumdiundangkannya Undang-Undang Nomor 2Tahun 1992 tentang Usaha Perasuranslankegiatan usaha perasuranslan hanya diaturdengan Keputusan Menteri Keuangan.

Aktivitas akuntansi secara konvensional

secara rill tidak dapat lepas darl pengertianasuransi. Menurut Kitab Undang-undangHukum Dagang Pasal 246 dinyatakan"asuransi atau pertanggungan adalah suatuperjanjian, dengan mana seseorangpenanggung mengikatkan diri kepada seorangtertanggung, dengan menerima suatu premiuntuk memberikan penggantlan kepadanya

'Dahtan Slamat. 1997. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Kedua. Jakarta; Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Him. 407.

2/b/d.

152 JURNAL HUKUM. NO. .18 VOL 8. OKTOBER 2001: 151 - 164

Page 3: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

Muhamad. Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

karena suatu kerugian, kerusakan, ataukehilangan keuntungan yangdiharapkan, yangmungkin terjadi karena suatu peristiwa taktertentu."^

Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun1992 tentang Usaha Perasuransian,dinyatakan: "asuransi atau pertanggunganadalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,dengan mana pihak penanggungmengikatkan diri kepada tertanggung, denganmenerima pretni asuransi untak memberikanpenggantian kepada tertanggung karenakerugian, kerusahaan atau kehilangankeuntungan yang diharapkan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yangmungkin akan diderita tertanggung, yangtimbul darisuatu peristiwa yangtidak pasti, atauuntuk memberikan suatu pembayaran yangdidasarkan atas meninggal atau hidupnyaseseorang yang dipertanggungkan."''

Asuransi dalam Perspektif Islam

Asuransi dalam perspektif Islam disebutdengan istilah takaful. Menurut etimologi-bahasa Arab istilah takaful berasal dari akar

kata kafala. Dalam ilmu tashrif atau sharaf,takaful Ini termasuk dalam barisan bina

muta'aadi, yaitu tafaa'ala yang berarti salingmenanggung. Sement'ara ada yangmengartikan dengan makna saling menjamin.Secaraterminologi, Evamy(1976) yang dikutipoieh Rahman mendefinisikan, asuransiadalah:

suatu kontrak' dimana seseorang disebutpenjamin asuransi, yang menjalankan.Sebagai balas jasa atas imbalan yangtelah disetujui yang disebut premi, untukmembayarorang lain yangdiasuransikan,yang disebuttertanggung, sejumlah uangatau yang senilai, atas suatu kejadiantertentu. Peristiwa tertentu itu harus unsur

yang tidak menentu; peristiwa tersebutmungkin berupa (a) masalah asuransijiwa, dalam kenyataan bahwa peristiwa inidapat terjadi sebagai kejadian sehari-hari,peristiwa terjadi tidak tentuwaktunya, atau(b) suatu kenyataan bahwa peristiwa yangdialami disebabkan oleh suatu

kecelakaan, yang mungkin peristiwa itutidak pernah dialami sama sekali.Kejadian terakhirdinamakan kecelakaan.^

Leblh khusus dalam bidang muamalahJuhaya S. Praja yang dikutip oleh Harahap(1997) mengatakan, takaful adalah: Salingmemikul resiko di antara sesama orangsehingga antara satu dengan lainnya menjadipenanggung atas resiko yang lainnya. Saling.pikul resiko itu dilakukan atas dasar salingtolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana ibadah {tabarru)yang ditunjukkan untuk menanggung resikotersebut.®

Sudah barang tentu, dalam asuransitakaful tidak hanyamelibatkan dua pihak yangbertakaful, yaknl orang yang saling mengikatkandirlnya untuk saling menjamin resiko. yang

^ Ibid. Him. 367.

Mb/d. Him. 367.WzalurRahman. 1996. Doktrin EkonomiIslam Jilid2. Edisi Lisensi. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.

Him. 27-28

®Sofyan Syafri Harahap. 1997. AkuntansiIslam. Jakarta: Bumi Aksara. Him. 99. • '

153

Page 4: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

diderita masing-masing, melainkan diperlukanpihakketiga. Pihak ketiga dimaksud ini adalahlembaga atau badan hukum atau perusahaanyang menjamin kegiatan kerja sama atautakaful ini terjamin berjalan dengan baik dantidak termasuk kegiatan yang dilarang olehsyari'atseperti; al-gharar, al-maisir, dan al-ribaJBerkaitan dengan ini menurut Praja, adaunsur-unsur panting yang mesti ada demiterlaksananya takaful, yaitu (a) dua ataubeberapa pihak yang bertakafui; dan (b)pengelola takaful.®

Mengingat asuransi takaful dioperasionalberdasarkan syari'ah Islam, maka dalamlembaga ini dibentuk Dewan Syari'ah. DewanSyari'ah adalah dewan yang mengeluarkankeputusan produk-produk yang dikeluarkanoleh lembaga asuransi apakah sesuai dengansyari'ah Islam atau tidak, terutama dilihat dariaspekal-gharar, al-maisir, danal-riba: Programperlindungan menurut syari'ahdikenal denganAsuransi Takaful yang bertumpu pada konsepwa ta'awanu alal birri wa fagwa® (tolongmenolong dalam kebaikan dan taqwa) dan af-ta'min (rasa aman) yang menjadikan semuapeserta asuransi sebagai.keluarga besaryangsaling menjamin dan menanggung resikosatusama lainnya.

Pandangan Ulama tentang Asuransi

Pandangan- para ulama, khususnyafuqaha', di bidang syari'ah merupakanpencerminan dari pandangan Islammengenai soal-soal kehidupan manusia, baik

Ibid.

'Ibid.

®QS.A1-Maidati:3.

di bidang ibadah maupun muamalah.Berkaitan dengan masalah asuransi yangtermasuk dalam hal muamalah, yang harusdihadapi oleh dunia Islam sebagai akibat darihubungannya dengan dunia Barat, telahmendapatkan tanggapan dari para ulama,terutama pada abad ke-20.

Para ulama yang membahas masalahasuransi beranggapan bahwa masalahmerupakan masalah yang belum pernahdikenal sebelumnya, sehingga hukumnya yangkhas tidak ditemukan dalam fiqh Islam. Cukupbanyak para ulama yang menaruh perhatianpada masalah asuransi Ini. baik yangmelontarkan pendapatnya dalam bentukfatwa maupun dalam bentuk buku, dansebagainya.

Sebagai contoh misalnya, ulama yangbermazabHanafiyah, yaitu Ibnu 'Abidin (1784-1836), yangdikutip Yafie menegaskan, bahwa:

... telah menjadikebiasaan bilamana parapedagang menyewa kapal dari seorangharby, mereka membayar upahpengangkutannya. la juga membayarsejumlah uang untuk seorang harby yangberada di negeri asal penyewa kapal,yang disebut sebagai sukarah (premiasuransi), dengan ketentuan bahwabarang-barang pemakai kapal yangberada di kapal yang disewanya itu,bilamana musnah karena kebakaran, atau

kapal tenggelam, atau dibajak dansebagainya, maka penerima uang premiasuransi itu menjadi penanggung.

154 JURNAL HUKUM. NO. 18 VOL 8. OKTOBER 2001: 151 - 164

Page 5: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

Muhamad. Asuransi datam Perspektif Hukum islam

sebagai imbalan dari uang yang diambildari pedagang itu. Penanggung itumempunyai wakil yang mendapatperlindungan yang di negeri kita berdiamdi kota-kotapelabuhan negara Islam atasseizin penguasa. Si wakil tersebutmenerima uang premi asuransi dari parapedagang itu, dan bilamana barang-barang mereka tertimpa peristiwa yangdisebutkan di atas, dia (si wakil) lah yangmembayar kepada para pedagang itusebagai uangpengganti sebesar sejumlahyang pernah diterimanya.^"^

Pendapat lain, dikemukakan olehMuhammad Abduh (1849 - 1905), di dalammajalah al-Muhamat Tahun V No. 460, Abduhmemfatwakan, bahwa pekerjaan perusahaanasuransi jiwa adalah pekerjaan mubah(hukumnya), karena persetujuan orang/seorang dengan para pemilik perusahaanasuransi tergolong syirkah al-mudharabah,dan boleh dikerjakan (ja'iz). Dengan demikianAbduh adalah ulama yang pertamamemperbolehkan asuransi jiwa dengan akadmudharabah. -

Sebagai bahan penguat pendapat paraulama tersebut, ternyata pernah di adakanseminar Fiqh Islam yang diselenggarakanoleh al-Majlis ai-A'la; IRi'ayah al-Funun waal-Adab wa al'Ulum. al-IJtima'iyah di Damsyik.Dalam membahas beberapa persoalan disekitar asuransi, seminar Ini tidak me-rumuskan suatu pendapat bersama, kecualihanya menginventrasisasikan sertamendiskusikan pendapat-pendapat yangberkembang dalam pertemuan tersebut.

Beberapa poln pendapatnya adalah sebagaiberikut:

1. Masalah asuransi adalah hal baru, tidak

ada nash-nya dalam syari'ah2. Menyanggah pendapat ulama yang

mengharamkan asuransi karenadigolongkan ke dalam jenis pertaruhanatau untung-untungan. Menurutnya, unsursaling menolong yang ada dalam asuransiitu menjauhkan dari jenis pertaruhan.

3. Menyanggah adanya kesamaran dalam'aqd al-ta'min:

4. Perusahaan asuransi memutar dana

cadangan dengan jalan riba,yang darinyakelak tertanggung dalam asuransi jiwa,apabila tetap hidup sampai berakhirnyajangka waktu pertanggungnya, mendapatsejumlah uang dengan bunganya sebagaipengganti uang.premi yang pernahdibayarnya. Ini hukumnya haram menuruthukum agama. Cara ini merupakan praktikyang dilakukan perusahaari-perusahaanasuransi, hal mana harus dipisahkandengan persoalan asuransi sendiri selakusatu sistem atau lembaga hukum.

5. Asuransi mempunyai sua bentuk: asuransibersama (perkumpulan) dan asuransiperusahaan. Bentuk pertama hendaknyadiprioritaskan, karena bersifat salingmenolong belaka. Tetapi karena mendapatbanyak kesulltan dan ketidakmampuandalam arena perekonomian, perhatianakhirnya menjadi lebih tertuju kepadaasuransi perusahaan.

6. Asuransi perusahaan halal menuruthukum syara', karena dapat dikiaskan

'"All Yafie. "Asuransi dalam Perspektif Islam." JumalKebudayaan danPeradaban Ulumul Qur'an. No.2/VII/1996. Him. 4-14.

155

Page 6: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

pada 'aqd al-muwalat menurut mazhabMaliki, nizham al-'awaqil dan sistempensiun bagi pegawai pegeri."

Dari beberapa pendapat ulama tersebuttelah memberikan gambaran jelas, walaupunmasih hams dijelajahi lebih jauh tentang hal-hal penting yang terkait dalam pemasalahanyang dibahas. Dengan pengungkapan segi-segi penting dari masalah asuransi,. sepertlperistilahan, definisi, sejarah, perkembangan.bentuk-bentuk, sifat, dan tujuan dari asuransi.maka tampak upaya memperoleh gambaranyang diperlukan sebagai titik toiak daripembahasan utama masalah ini.

Perkembangan Asuransi Takaful

Sebeium munculnya asuransi takaful diIndonesia, ternyataasuransi takaful sudah iahirdi berbagai negara baik di negara muslim(Arab, Malaysia) maupun non-muslim (Swiss,Bahamas, inggris). Di antara asuransi takafultersebut adalah tersebar di negara-negarasebagai berikut:

1. Islamic Insurance Co. Ltd. Sudan (1979)2. Islamic Arab Insurance 0. Ltd. Saudi

Arabia (1979)3. Par Al-Maal A! Islam! Geneva (1983)4. Takaful IslamI Luxemburg (1983)5. Takaful Islam Bahamas (1983)6. Al-Takaful Al-lslami Bahrain (1983)7. Syarikat Takaful Malaysia SDN. Berhad

9.

(1984)Syarikat Takaful Bmnei DarussalamAsuransi takaful Indonesia (1993)

Menurut survey yang dllakukan HarianRepublika dilaporkan bahwa asuransi Takafulterbaik adalah Syarikat Takaful Malaysia.^?Pengalaman di Malaysia ternyata cash inflowyang diterima oleh pemegang polls ternyatapada tahun pertama telah melampaui ataulebih besar dari cash inflow yang diterima dariperusahaan asuransi konvensional. Hasil inidapat dicapai karenasistem manajemen yangprofesional telah diterapkan, sedang diasuransi konvensional baru dicapai padatahun ketiga.

Prinsip Asuransi Takaful

Sesuai dengan tujuan dibentuknyaasuransi takaful, maka kerangka operasionalasuransi takaful didasarkan pada prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip inilah yang mempakanpenyangga operasionalnya asuransi takaful.Perwataatmadja (1994) mengungkapkan,bahwa "prinsip asuransi takaful adalahpenghayatan terhadap semangat salingbertanggungjawab, kerjasama danperlindungan dalam keglatan masyarakat,demi tercapainya kesejahteraan umat danmasyarakat umumnya.'^ Sementara Yusofmengungkapkan, bahwa prinsip operasionalasuransi takaful adalah;

''Ibid.

'^Harahap. Op.Cit. Him. 99.'̂ Marian Republikae6\s\3l9rQ3. Him 16.'̂ Muhamad. 2000. Lembaga-lembaga Keuangan Umat KontemporerYogyakarta: i IPress. Him. 75.

156 JURNAL HUKUM. NO. 18 VOL 8. OKTOBER 2001; 151 -164

Page 7: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

Muhamad. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam

As the essence ofinsurance could be seen

in the system of mutualhelp in relation tothecustomofbloodmoneyundertheArabtribal custom, Muslim,jurist generally accepted that the conceptof insurancedoesnot contradict with the Shariah. In fact, the

prinsiple of compensation and group responsibility was accepted by Islamand theHoly Prophet. Muslimjuristsacknowledgedthat the basis of shared responsibility inthesystem of 'aqila', as practicedbetweenMuslims ofMecca(muhajirin) and Medina(ansar) laid the foundation of mutual insurance.^^

Jadi sejak lama sistem aqila memangtelah terdapat dalam iiteratur Islam dandipraktekkan oleh masyarakat Islam. Dengankata lain, istilah tanggung renteng atau socialinsurance sudah ada sejak zaman awal Islam.Berdasarkan pemikiran tentang prinsipasuransi takaful, maka secara mendasarprinsip tersebut adalah:

a. Prinsip SalingBertanggungjawab. Banyakhadist Nabi SAW yang mengajarkanbahwa hubungan umat beriman dalamrasa kasih sayang satu sama lain, ibaratsatu badan, yang apabila salah satuanggota badannya terganggu ataukesakitan, maka seluruh badan akan Ikutmerasakan, tidak dapat tidur dan terasapanas. Islam mengajarkan agar manusiamenyucikan jiwa mengurangkan sebanyak

'5 tbid

Ibid

mungkin perasaan mementingkan dirisendiri. Rizki Allah yang berupa hartabenda hendaklah disyukuri, jangan hanyadihikmati sendiri, tetapi digunakan jugauntuk memenuhi keipentingan masyarakat,meringankan beban penderitaan danmeningkatkan taraf hidup mereka.

b. Prinsip Saling Bekerjasama atau BalingBantu Membantu. Allah memerintahkan

agar dalam kehidupan bermasyarakatditegakkan nilai tolong menolong dalamkebajikan dan taqwa.

c. Prinsip Saling mellndungi PenderitaanSatu Sama Lain. Islam mengajarkanbahwa keselamatan dan keamanan

merupakan tuntutan alami dalam hidupmanusia, seperti halnya mencari rizkiadalah merupakan tuntutan alami dalamhidup manusia.

Tiga prinsip asuransitakaful tersebuttidakrriungkin terjabarkan dalam kehidupan nyatajika tidak dilandasi iman dan taqwa kep'ada"Allah yang mantap. Niat yang ikhlas untukmembantu sesama yang mengalami-penderitaan karena musibah, ataumeringankan atau berbagi resiko dehgan orarig'yang mengalami musibah, merupakanlandasan "awal dalam asuransi takaful. Premi"yang dibayarkan kepadaperusahaanasuransitakaful harus didasarkan kepada tabarru'(sedekah), guna mendapat ridha Allah.

"Ahmad Azhar Basyir. "Takaful sebagai AlternaUfAsuransi Islam." JurnalKebudayaandan PeradabanUlumulQur'an. No. 2/V1I/1996. Him. 15-21

157

Page 8: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

Jenis-jenis Asuransi Takaful

Di dalamasuransi takaful yangsebenamyaterjadi adalah saling bertanggung jawab, bantumembantu dan melindungi para pesertasendiri. Perusahaan asuransi takaful diberi

kepercayaan (amanah) oleh para pesertauntuk mengelola premi para peserta,mengembangkan dengan jalan halal,memberikan santunan kepada yangmengalami musibah sesuai isi akta perjanjian.Berkaitan dengan itu, make asuransi takafuldapat menawarkan dua jenis pertanggungan,yaitu;

1. Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa)2. Takaful Umum (Asuransi Umum)

Takaful Keluarga adalah bentuk takafulyang memberikan perlindungan dalammenghadapi musibah kematian dankecelakaan atas dirl peserta takaful. Dalammusibah kematian yang akan menerimasantunan sesuai perjanjian adalah keluarga /ahli warisnya, atau orangyangditunjuk, dalamhal tidak ada ahli waris. Dalam musibah

kecelakaan yang tidak mengakibatkankematian, santunan akan diterima olehpeserta yang mengalami musibah. Jenistakaful keluarga meliputi;a. Takaful dengan unsur tabungan, meliputi;

Takaful Berencana I Dana Investasi;Takaful Dana Haji; Takaful Pendidikan/Dana Siswa

^b. Takaful tanpa unsur tabungan, meliputi:Takaful Berjangka; Takaful Majelis Ta'llm;

mid

Takaful Khairat Keluarga; TakafulPembiayaan; Takaful Kecelakaan Diri;Takaful Wisata dan Perjalanan; TakafulKecelakaan SIswa; Takaful PeijaiananHajidan Umroh

Takaful Umum adalah bentuk yangmemberi perlindungan dalam menghadapibencana atau kecelakaan atas harta milik

peserta takaful, seperti rumah, kendaraan,bermotor, bangunan pabrik dan sebagalnya.Jenis Takaful Umum meliputi: TakafulKebakaran; Takaful Kendaraan Bermotor;Takaful Resiko Pembangunan; TakafulPengangkutan Barang; Takaful Resiko Mesin.

Mekanisme Pengelolaan Dana Takaful

Danaasuransi Takaful Keluarga diperolehdari pemodal danpesertaasuransi didasarkanatas niat dan semangat persaudaraan untuksaling bantu membantu pada waktudiperlukan. Hal penting yang harus diikutidalam mekanisme pengelolaan dana takafuladalah bahwa dalam pengelolaan dana tidakmelibatkan unsur-unsur yang bertentangandengan syari'ah Islam. Pada Asuransi TakafulKeluarga pengolahan dananya terdlri dariduacara, yaitu premi dengan unsur tabungan danpremi tanpa unsur tabungan.

1. Premi dengan Unsur Tabungan

Alur mekanisme pengelolaan dana takafulyang disertai dengan unsur tabungan adalahsebagai berikut:^®

158 JURNAL HUKUM. NO. 18 VOL 8. OKTOBER 2001: 151 - 164

Page 9: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

Muhamad. Asuransi dalam Perspekt'if Hukum Islam

Penji ahaan

KeuntunganPemegang

Saham

Biaya OperasiPerusahaan

Hubunganal-Mudharabah

InvestasiOieh

Perusahaan

KeuntunganInvestasi

30% (Misal)

Peserta PremiPeserta

RekeningTabungan

RekeningKhusus

Peserta

Total

Dana

Terkumpul

Pendekatan ini dikeloia, bahwasetlap iuranpremi dari seorang peserta yang masuk keperusahaan takafui langsung dipecah menjadidua bagian, yaitu:

1. Rekening peserta {participant's account),yaitu rekening tabungan peserta

2. Rekening peserta khusus {participant'sspecial account atau charity account), yaitu'uang yang dinlatkan sebagai danakebajikan {tabarru) dan digunakan untukmembayarklaim (manfaat takafui) kepadaahli waris, bila ada peserta yangditakdirkan meninggal dunia. Besarnyarekening peserta khusus tergantung padatingkat usia dan jangka waktu

RekeningTabungan

RekeningKhusus

Peserta

70% (Misal)

RekeningTabungan

ManfaatTakafui

BayarKepadaPeserta

BayarKepadaPeserta

pertanggungan. Rekening ini besarnyaantara 5 sampai 30 persen dari iuranpremi. Semakin tua usia peserta, makasemakin besar tabarrunya.

Penentuan pembaglan rekening inisemata untuk berjalannya usaha perusahaansecara transparan dan menghilangkankeraguan mengenai dari mana datangnyadana untuk membayar klaim. Sejak awalpeserta sudah diminta untuk menghibahkan5 - 30 persen uang preminya yang dimasukkanke dalam rekening peserta khusus, gunamembayarklaim apabila terjadi musibahpadasebagian peserta.

159

Page 10: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

Seluruh premi takaful akan disatukan kedalam Kumpulan Dana.Peserta yangselanjutnya diinvestasikan secara syari'ah.Keuntungan yang diperoleh akan dibagikansesuai dengan perjanjian a/-muc/baraba/7 (bagihasil) yang telah disepakati bersama, yaitumisalnya 70% dari keuntungan untuk pesertadan 30%untuk perusahaan. Bagian keuntunganmilik peserta (70%) akan ditambahkan keRekening Peserta (Tabungan) dan RekeningKhusus secara proporsional. Bagian keuntunganmilik perusahaan (30%) akan digunakan untukmembiayai operasional perusahaan. Dengandemikian, rekening tabungan peserta akandibayarkan biia;

Peru; ahaan

Hubungan• al-Mudharabah

PesertaPremt

Peserta

L

'Vbid

Terkumpul

InvestasiOleh

Perusahaan

Total

Dana

Terkumpul

a.

b.

2.

Pertanggungan berakhirPeserta mengundurkan diri dalam masaperjanjianPeserta meninggal dunia dalam masaperjanjian

Rekening khusus akan dibayarkan biia:

Peserta meninggai dunia daiam masaperjanjianPertanggungan berakhir dalam haiterdapat net surplus.

Premi Tanpa Unsur Tabungan

Alur mekanisme pengeioiaan dana takafuitanpa disertai dengan unsurtabungan adaiahsebagai berikut

KeuntunganPeinegang

Saham

Biaya OperasiPerusahaan

KeuntunganInvestasi

30% (Misal)

70% (Misai)

BiayaOperas]

BiayaOperasi

BiayaOperasi

KeuntunganPerusahaan

KeuntunganInvestasi

Takaful

70% (misall

30% (misal)

KeuntunganPemegang

Polls

160 JURNAL HUKUM. NO. 18 VOL 8. OKTOBER 2001: 151 - 164

Page 11: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

Muhamad. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam

Mekanisme premi tanpa unsur tabungandilakukan dengan setiap premi Takaful yangditerima akan dimasukkan kedalam RekeningKhusus, yaitu kumpulan dana yang diniatkanuntuk tujuan kebajikan atau tabarru gunapembayaran klaim kepada peserta apabilaterjadi musibah atas harta benda pesertamengalami kerugian. Premi Takaful akandikelompokkan ke kumpulan dana pesertauntuk kemudlan dlinvestasikan secara

syari'ah. Keuntungan investasi yang diperolehakan dimasukkan ke kumpulan dana pesertauntuk kemudlan dikurangi biaya asuransi(klaim). Apabila terdapat kelebihan sisa dana,maka akan dibagikan kepada peserta danperusahaan menurut prinsip al-mudharabah(bagi hasil), 30% keuntungan untuk pesertadan 70% untuk perusahaan.

Perbedaan antara Takaful denganAsuransi Konvenslonal

Terjadi perbedaan mendasar antaraasuransitakaful dengan asuransi konvenslonal.

Asuransi konvenslonal umumnya memakaidasar ikatan pertukaran, iaiah pertukaranantara pembayaran premi asuransi denganuangpertanggungjawaban. Dalam syariah Islampertukaran tersebut harus jelas berapa yangharus dibayarkan dan- berapa yang harusditerima sehingga mengandung unsur ketidakpastian dalam agad.Permasalahan lainnyaapabila putus ditengah jalan, tidak bisadipastikan berapa haknya yang akan diperolehdan kemungklnan besar hangus sehinggamengandung unsur dholim. Dana yangdihimpun oleh lembaga asuransi kemudianmereka investasikan untuk usaha, maka dasaruntuk berpijak adalah sistem bunga sehinggamengandung unsur riba. Dengan berdasarpertimbangan tersebut, maka Majelis UlamaMalaysia, yaitu Kuasa Fatwa, pada tanggal 15Juni1972menetapkan bahwa praktik asuransijiwa konvensional hukumnya menurut islamadalah haram.

Secara prinsip perbedaan antara asuransikonvesional dengan asuransi takaful dapatdilihatdari berapa segi terangkum dalamtabelberikut:

161

Page 12: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

label 1.

Perbedaan antara Asuransi Blasa dengan Takaful

TOPIK ASURANSI BIASA TAKAFUL (ASURANSI SYARIAH)

Prinsip dasar Akad pertukaran (jual beli)• Kerja sama9 Mukum• Ekonomi• Aktuaria

Akad saling meiindungi (takaful)• Tolong menolong• Saling meiindungi• Saling bertanggung jawab• Saling bekerja saina

Sistem dan Operasional• Pengeiolaan dana

• Perusahaan sebagai pemilik dana• Dana diinvestasikan sesuai

dengan kebijakan manajemen• Bunga

• Perusahaan sebagai pemegangamanah

• Kebljaksanaan investasi sesuaidengan syari'ah

• Bagi hasil (mudharabah)

• Biaya • Biaya ditanggung pemegangpolis

• Pemegang polls hanya menanggungbiaya sebagian kecil saja berdasadcankesepakatan kedua belah pihak

• Premi • Mortalita• Biaya (alpa, beta, gamma)• Bunga

• Mortalita/harapan hidup (net premium)

Sumber; Syarikat Takafu! Indonesia.

Simpulan

Konsep Takaful bersendikan pada asassaling membantu atau gotong royong dankerjasama untuk saling membantu serta salingmeiindungi dengan penuh rasa tanggungjawabapabila ada peserta yang tertlmpa musibah.Asuransi Takaful adalah asuransi yangdidalamnya terdapat kekhususan operasional.Kekhususan sistem operas) Takafu! terietakpada dua bidang, yaitu: (1) Adanya arahanterhadap investasi dari dana yang terkumpuike sektor.sektor investasi yang tidakbertentangan dengan syari'ah Islam, dan (2)adanya porsi bagi has!! yang dapat diterimaoleh peserta asuransi I tertanggung. Denganmekanisme bagi has!! in), sehlngga masalahkeraguan apakah aktivitas takaful masuk

dalam kategori riba atau tidak, maka dapatdijelaskan. Hal demikian in) diperbolehkandalam hukum Islam.

Masalah arahan investasi agar sejalandengan prinsip-prinsip dalam syari'ah Islamdan aturan tentang Bagi Hasil bagi parapeserta asuransi/ tertanggung, belum diaturdalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1992.Namun, secara umum dapat dikatakan bahwabentuk asuransi takaful tampaknya tidakbertentangan dengan ketentuan per Undang-Undangan dan Peraturah yang berlaku.Diperkenalkannya asuransi takaful sebagaisuatu produk asuransi baru di Indonesiadiharapkan dapat memenuhi kebutuhanmasyarakat yang pada saat ini mulai tumbuh

162 JURNAL HUKUM. NO. 18 VOL. 8. OKTOBER 2001:151 - 164

Page 13: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

Muhamad. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam

kesadaran berasuransi. Sehingga di sampingikut membangun dan memperkuat sumberdaya keuangan di dalam negeri juga akanmemberikan dampak kontraksi moneter, dandengan optimalisasi dalam investasi yangdilakukan sesuai dengan prinsip syari'ah Islamakan dapat membantu pertumbuhan ekonomi.

Di samping, pertimbangan kepentinganmakro di atas, diperkenalkannya asuransitakaful sebagai produk tambahan dari program-program asuransi yang telah ada akanmenghasilkan efek sinergi yaitu terbukanyasegmen-segmen pasar bagi permintaanterhadap asuransi takaful, maka pasar bagiasuransi secara keseiuruhan akan dengansendirinya berkembang pula. Hal inidisebabkan karena di samping perusahaanasuransi akan merespons keadaan melaluiinovasi produk dan peningkatan pelayanan,juga akan terjadinya variasi dalam lingkunganpasar denganefek meningkatnya permintaan.Perkembangan yang demikian ini dalamlingkup mikro sudahbarang tentu secara relatifakan meningkatkan produksi premi masing-masing perusahaan.

Prospek perkembangan asuransi takafuldi Indonesia akan dapat dianalisis jikadipelajari tentang perkembangan asuransiyang pernah ada di Indonesia, denganmemperhatikan struktur pasar danperkembangan premi asuransi. Barangkalidata terlampir dapat dijadikan trendperkembangan, walaupun data tersebutmuncul pada sepuluh tahun yang lalu, bahwastruktur pasardan performa usahadanjumlahperusahaan asuransi jiwa dari tahun 1987sampai dengan tahun 1992 mengalamikenaikan 12%. Jika kenaikan ini dihubungkandengan perkembangan premi asuransi jiwadengan peningkatan rata-rata 20% per tahun

dalam periode tahun yang sama, maka sekilastampak bahwa pertambahan jumlahperusahaan secara elastistelahmenghasilkanpertambahan produksi premi asuransi jiwadalam jumlah lebih besar. Indikator yang samadapat dllihat juga pada perkembangan sektorasuransi kerugian dengan kenaikan jumlahperusahaan rata-rata 6% per tahun mulaitahun 1987 sampai dengan tahun 1992 danpeningkatan jumlah produksi premi sebesarrata-rata 16% per tahun.

Berkenaan dengan keberadaan asuransitakaful di Indonesia, ada beberapafaktor yangdapat dijadikan tolok ukur untuk melihatperkembangannya, selain indikator data-datadi atas. Faktor-faktor yang mempengaruhipermintaan terhadap asuransi adalah faktorendogenous dan exogenous.

Faktor endogenous diantaranya adalahtermasuk kemakmuran, tingkat pendapatan,gaya hidup, adat dan tradisi bahkan tingkatkeberagamaan. Masing-masing faktor ini akanmenentukan tingkat keputusan seseoranguntuk membell suatu jasa asuransi tertentu,walaupun keberadaannya masih sangat relatifdan tergantung pada lokalitas dan lingkungandl sekitarnya. Namun demikian. tingkatpendidikan, pengetahuan dan kesadaran akankebutuhan jasmani dan rohani masyarakatkitayang pada umumnya sudah berkembang,diharapkan dapat memicu meningkatnyapermintaan terhadap jasa-jasa asuransi yanglebih sesuai dengan kondisi sosio ekonomidan religi masyarakat.

Faktor exogenous adalah faktor dari luardiri manusia, tetapi dapat mendorongseseorang menentukan keputusan untukmembeli suatu jasa. Dengan kata lain, faktorexogenous merupakan faktor dari luar tetapidapat mendorong terjadinya permintaan,

163

Page 14: Asuransi dalam PerspektifHukum Islam

barangkali cukup relevan untuk diuraikandalam konteks ini. Faktor-faktor tersebut antara

lain, produk asuransi takaful itu sendiri, mulaidari bentuk dan batas penutupan, tingkatsukupremi, dan hal-hal yang spesifik dan menariklainnya. Faktor lain misalnya peraturanpemerintah, perpajakan atau ketentuan lainyang dapat mendorong seseorang membeliasuransi takaful. Contoh para nasabah BankMuamalat mengutamakan mengasuranslkandirinya dengan membeli asuransi jlwatakaful,dan Iain-Iain.

Dengan mencermati faktor-faktor dl atas,maka produk asuransi takaful akan memilikiprospek pasaryang cukup potensial. Satu halyangtidak bolehdilewatkan dalamoperasionaldan kajian asuransi takaful adalah aspekpenyebaran resikonya. Penyebaran resikomelaiui metode reasurans/adaiah merupakansuatu kebutuhan mutlak agar suatu asuransidapat beroperasi dengan baik, sebagaimanaprinsip ini dikenal dengan sebutan speadingof risk. Dalam kenyataannya, reasuransi tidaksekedar suatu mekanisme penyebaran resikoakan tetapi telah berkembang membentuksuatu industri reasuransi dengan para pelakuyang pada umumnya perusahaan-perusahaanyang memiliki kekuatan-kekuatan yang sangatmenentukan pergerakan dan perusahan pasarasuransi, terutama pada asuransi kerugian. •

Daftar Pustaka

Basyir, Ahmad Azhar. "Takaful sebagaiAltematifAsuransi Islam." Jurnal Kebudayaandan Peradaban Ulumul Qur'an. No.

2/VII/1996. Him. 15-21.

Departemen Agama, Al-Qur'an danTerjemahnya.

Harahap, Sofyan Syafri. 1997. AkuntansiIslam.Jakarta; BumI Aksara.

Marian Umum RepubHkae6\s\ 3 /9/'93. Him 16.

Muhamad. 2000. Lembaga-lembaga KeuanganUmat Kontemporer. Yogyakarta: UllPress.

Rahman, Afzalur. 1996. Doktrin EkonomlIslam Jilid 2. Edisi Lisensi. Yogyakarta:Dana Bhakti Wakaf.

Siamat, Dahlan. 1997.Manajemen LembagaKeuangan EdIsi Kedua. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.

Yafie, Ali. "Asuransi dalam Perspektif Islam".Jurnal Kebudayaan dan PeradabanUlumul Qur'an. No. 2/Vli/1996.

164 JURNAL HUKUM. NO. 18 VOL 8. OKTOBER 2001: 151 - 164