ata engantar - lapanpusfatja.lapan.go.id/upload/profil/lakin_pusfatja_2018.pdfb) dihasilkannya 20...

140
i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) LAPAN dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun Anggaran 2018. Laporan ini merupakan wujud transparansi, akuntabilitas dan pertanggungjawaban Pusfatja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan penetapan kinerja pada tahun anggaran 2018. Laporan ini memaparkan data dan analisis secara komprehensif terhadap hasil kinerja yang telah dicapai Pusfatja pada Tahun Anggaran 2018 atau tahun ke-empat dari Rencana Strategis (Renstra) Pusfatja Tahun 2015-2019. Laporan disusun secara sistematis berdasarkan capaian sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan melalui program dan kegiatan yang dijabarkan dalam DIPA Pusfatja tahun 2018 untuk menghasilkan akuntabilitas kinerja. Penyajian laporan ini disusun secara berurutan mulai dari uraian tugas dan fungsi serta organisasi Pusfatja, kemudian perencanaan kinerja yang meliputi rencana strategis tahun 2015-2019 dan penetapan kinerja tahun 2018, serta akuntabilitas kinerja tahun 2018 meliputi capaian kinerja Pusfatja beserta analisisnya dan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja Pusfatja tahun 2018. Selanjutnya sebagai penutup laporan dipaparkan simpulan umum atas capaian kinerja Pusfatja. Pada laporan ini juga dilampirkan data-data pendukung berupa Rencana Strategis Pusfatja 2015-2019,

Upload: others

Post on 03-Mar-2020

21 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

rahmat-Nya Pusat Pemanfaatan Penginderaan

Jauh (Pusfatja) LAPAN dapat menyelesaikan

Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun Anggaran 2018.

Laporan ini merupakan wujud transparansi,

akuntabilitas dan pertanggungjawaban Pusfatja

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

berdasarkan penetapan kinerja pada tahun

anggaran 2018.

Laporan ini memaparkan data dan analisis secara komprehensif terhadap hasil

kinerja yang telah dicapai Pusfatja pada Tahun Anggaran 2018 atau tahun ke-empat

dari Rencana Strategis (Renstra) Pusfatja Tahun 2015-2019. Laporan disusun secara

sistematis berdasarkan capaian sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah

ditetapkan melalui program dan kegiatan yang dijabarkan dalam DIPA Pusfatja tahun

2018 untuk menghasilkan akuntabilitas kinerja. Penyajian laporan ini disusun secara

berurutan mulai dari uraian tugas dan fungsi serta organisasi Pusfatja, kemudian

perencanaan kinerja yang meliputi rencana strategis tahun 2015-2019 dan

penetapan kinerja tahun 2018, serta akuntabilitas kinerja tahun 2018 meliputi

capaian kinerja Pusfatja beserta analisisnya dan realisasi anggaran yang digunakan

untuk mewujudkan kinerja Pusfatja tahun 2018. Selanjutnya sebagai penutup laporan

dipaparkan simpulan umum atas capaian kinerja Pusfatja. Pada laporan ini juga

dilampirkan data-data pendukung berupa Rencana Strategis Pusfatja 2015-2019,

ii

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2018, Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2018,

untuk memperkuat informasi yang dijelaskan dalam laporan.

LAKIN Pusfatja tahun 2018 ini diharapkan dapat memberikan gambaran kinerja

Pusfatja yang terkait dengan PK 2018 atau capaian tahun 2018 berdasarkan Renstra

PUSFATJA tahun 2015-2019 dan Keputusan Kepala No 251 Tahun 2015 tentang

Indikator Kinerja Utama Satuan Kerja di Lingkungan Deputi Bidang Penginderaan

Jauh. Selain itu, LAKIN tahun 2018 dapat dijadikan acuan yang berkesinambungan

dalam perencanaan serta pelaksanaan program dan kegiatan yang lebih terarah dan

bermanfaat pada perencanaan kerja periode 2015-2019 sekaligus sebagai modal

dasar untuk menambah semangat dan motivasi untuk berbuat lebih baik dan lebih

baik terus menerus. Akhir kata, kepada pihak yang telah terlibat dalam proses

pembuatan LAKIN ini, baik dalam kontribusi data, penulisan laporan maupun

analisisnya, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, Januari 2019

Dr. M. Rokhis Khomarudin, M.Si

NIP. 19740722 199903 1 006

iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Sebagaimana tercantum dalam pedoman implementasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan LAPAN, dasar kerja Pusat

Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) mengacu pada hasil Pengukuran Kinerja,

Laporan Kinerja, dan Evaluasi Kinerja tahun 2018, Rencana Strategis PUSFATJA 2015-

2019, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2018, dan Penetapan Kinerja (PK) tahun 2018.

Penetapan Kinerja yang dituangkan dalam perjanjian kinerja antara Kepala Pusfatja

dan Deputi Bidang Penginderaan Jauh digunakan sebagai pedoman pencapaian

target Pusfatja 2018. Penetapan kinerja tidak hanya dilakukan antara Kepala Pusat

dengan Deputi, namun juga antara Kepala Pusat dengan Kepala Bidang dan Kepala

Bagian, dan juga antara Kepala Bidang dan Kepala Bagian dengan anggotanya dalam

bentuk Perjanjian Kinerja Individu yang mencantumkan Indikator Kinerja Individu

sebagai target kinerja dan dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan yang dituangkan

dalam bentuk Sasaran Kerja Pegawai (SKP).

Laporan Kinerja Pusfatja berisi pencapaian sasaran strategis yang telah

ditetapkan dalam Rencana Strategis Pusfatja 2015-2019. Secara umum pelaksanaan

pencapaian sasaran strategis tesebut di atas berjalan sesuai dengan perencanaan

yang telah dibuat dengan melaksanakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pusfatja yang

tertuang dalam Keputusan Kepala No 251 Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja

Utama Satuan Kerja di Lingkungan Deputi Bidang Penginderaan Jauh. Hasil

pelaksanaan program penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan

jauh telah dihasilkan dan dimanfaatkan oleh beberapa instansi pemerintah dan

swasta, antara lain :

a) Dihasilkannya 16 Model pemanfatan, 1 prototype dan 5 bahan pedoman

pemanfaatan penginderaan jauh yang operasional untuk pemantauan sumber

daya alam, lingkungan, serta mitigasI bencana dan perubahan iklim (tercapai

100%)

iv

b) Dihasilkannya 20 makalah publikasi nasional terakreditasi di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh (tercapai 100%)

c) Dihasilkannya 6 makalah publikasi internasional yang terindeks di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh (tercapai 120%)

d) Dihasilkannya 1 judul HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh (tercapai 100%)

e) Tercapainya pelayanan terhadap 276 instansi pengguna yang memanfaatkan

layanan informasi penginderaan jauh (tercapai 306%)

f) Pelayanan hasil litbangyasa iptek penerbangan dan antariksa yang

memuaskan dengan nilai Indek Kepuasan Masyarakat 85,75 (tercapai 104.5%)

Rata capaian kinerja Pusfatja tahun 2018 adalah 138,42%, dengan kata lain

bahwa pada tahun 2018, Pusfatja telah berhasil mencapai bahkan melampaui target

dari tiap-tiap sasaran strategis yang telah ditetapkan pada PK 2018. Capaian kinerja

yang belum optimal akan menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan program dan

kegiatan tahun berikutnya, yang disusun dalam rencana aksi kinerja Pusfatja.

Jakarta, Januari 2019

Dr. M. Rokhis Khomarudin, M.Si

NIP. 19740722 199903 1 006

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR _________________________________________________ i

IKHTISAR EKSEKUTIF ______________________________________________ iii

DAFTAR ISI _______________________________________________________ v

DAFTAR GAMBAR ________________________________________________ viii

BAB I PENDAHULUAN ______________________________________________ 1

1.1. Latar Belakang _____________________________________________ 1

1.2. Tujuan Pokok dan Fungsi PUSFATJA ___________________________ 3

1.3. Struktur Organisasi __________________________________________ 4

1.4. Aspek Strategis Organisasi dan Permasalahan Utama (Strategic

Issued) _________________________________________________________ 5

1.5. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Fasilitas ______________________ 6

1.6. Gedung dan Bangunan ______________________________________ 11

1.7. Peralatan Pengolahan Data __________________________________ 14

BAB II RENCANA STRATEGIS 2015 – 2019 ____________________________ 22

2.1 Rencana Strategis 2015-2019 _________________________________ 22

2.1.1. Visi ___________________________________________________ 22

2.1.2. Misi ___________________________________________________ 22

2.1.3. Tujuan_________________________________________________ 22

2.1.4. Sasaran Strategis ________________________________________ 22

2.1.5. Target Sasaran Strategis Tahun 2018 dari Pembangunan Jangka

Menengah PUSFATJA 2015-2020 _________________________________ 23

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2018 _________________________ 27

2.3 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2018 ____________________________ 29

2.4 Mekanisme Pengumpulan Data Kinerja ________________________ 34

BAB III __________________________________________________________ 37

3.1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2018 __________________________ 37

3.2. Capaian Triwulan __________________________________________ 97

1.2.1. Evaluasi Kinerja Individu __________________________________ 108

3.2.2. Efisiensi Kinerja ________________________________________ 108

3.2.3. Reward dan Punishment _________________________________ 109

vi

3.3. Pengukuran Pencapaian Sasaran dan IKU Pusfatja Tahun 2018 ___ 110

3.4. Analisis Trend Kinerja PUSFATJA ___________________________ 112

3.5. Akuntabilitas Keuangan ____________________________________ 121

3.6. Valuasi Ekonomi __________________________________________ 122

BAB IV INISIATIF PENINGKATAN AKUNTABILITAS PUSFATJA __________ 124

4.1. Tindak Lanjut Atas Evaluasi SAKIP ___________________________ 124

4.2. Program Peningkatan Integritas _____________________________ 125

4.3. Penguatan Program Reformasi Birokrasi ______________________ 125

BAB V _________________________________________________________ 128

vii

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 SASARAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA, DAN TARGET TAHUN 2018 ........................ 23

TABEL 2.2 SASARAN STRATEGIS, IKU DAN TARGET PUSFATJA 2015-2019 ............................ 25

TABEL 2.3 RENCANA KINERJA TAHUNAN 2018 ........................................................................ 28

TABEL 2.4 PERJANJIAN KINERJA PUSFATJA TAHUN 2018 ..................................................... 30

TABEL 3.1 CAPAIAN TAHUN 2018 BERDASARKAN PERJANJIAN KINERJA 2018 ........................... 38

TABEL 3.2 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 DAN TARGET IKU 1 PUSFATJA TAHUN 2018 ....... 41

TABEL 3.3 PERBANDINGAN CAPAIAN IKU 1 DENGAN TAHUN SEBELUMNYA ............................... 41

TABEL 3.4 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 DAN TARGET IKU 2 PUSFATJA TAHUN 2018 ....... 62

TABEL 3.5 PERBANDINGAN CAPAIAN IKU 2 DENGAN TAHUN SEBELUMNYA ............................... 62

TABEL 3.6 DAFTAR MAKALAH PUBLIKASI NASIONAL YANG DITERBITKAN TAHUN 2018 ................. 62

TABEL 3.7 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 DAN TARGET IKU 3 PUSFATJA TAHUN 2018 ....... 77

TABEL 3.8 PERBANDINGAN CAPAIAN IKU 3 DENGAN TAHUN SEBELUMNYA ............................... 77

TABEL 3.9 DAFTAR MAKALAH PUBLIKASI INTERNASIONAL YANG DITERBITKAN TAHUN 2018 ......... 78

TABEL 3.10 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 DAN TARGET IKU 4 PUSFATJA TAHUN 2018 ..... 81

TABEL 3.11 PERBANDINGAN CAPAIAN IKU 4 DENGAN TAHUN SEBELUMNYA ............................. 81

TABEL 3.12 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 DAN TARGET IKU 5 PUSFATJA TAHUN 2018 ..... 82

TABEL 3.13 PERBANDINGAN CAPAIAN IKU 5 DENGAN TAHUN SEBELUMNYA ............................. 82

TABEL 3.14 MERUPAKAN DAFTAR PENGGUNA YANG MEMANFAATKAN INFORMASI PENGINDERAAN

JAUH UNTUK MASING-MASING TEMA KEGIATAN ................................................................. 83

TABEL 3.15 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 DAN TARGET IKU 6 PUSFATJA TAHUN 2018 ..... 97

TABEL 3.16 PERBANDINGAN CAPAIAN IKU 6 DENGAN TAHUN SEBELUMNYA ............................. 97

TABEL 3.17 PERBANDINGAN REALISASI TARGET TRIWULAN TAHUN 2018 ............................... 105

TABEL 3.18 PENGUKURAN TARGET DAN REALISASI TAHUN 2018 ............................................ 110

TABEL 3.19 PERBANDINGAN REALISASI TARGET PUSFATJA TAHUN 2015 – 2018 BERDASARKAN

IKU............................................................................................................................. 112

TABEL 3.20 PENCAPAIAN KINERJA 2018 TERHADAP RENCANA STRATEGIS............................. 114

TABEL 3.21 REALISASI ANGGARAN BERDASARKAN AKUN BELANJA TA 2018 .......................... 121

TABEL 3.22 REALISASI ANGGARAN BERDASARKAN IKU TA. 2018 .......................................... 122

TABEL 3.23 PAGU ANGGARAN BESERTA REALISASINYA DARI SETIAP KELUARAN PADA SATKER

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH BERDASARKAN PMK 249/2011 .................. 122

TABEL 3.24 VALUASI EKONOMI ............................................................................................ 123

viii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 FOTO BERSAMA PIMPINAN DAN SELURUH STAF PUSAT PEMANFAATAN

PENGINDERAAN JAUH ...................................................................................................... 2

GAMBAR 1.2 STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH .................... 4

GAMBAR 1.3 KOMPOSISI SDM PNS PUSFATJA BERDASARKAN JABATAN FUNGSIONAL ................. 7

GAMBAR 1.4 KOMPOSISI SDM PNS PUSFATJA BERDASARKAN USIA .......................................... 8

GAMBAR 1.5 KOMPOSISI PENELITI PUSFATJA ........................................................................... 8

GAMBAR 1.6 KOMPOSISI PEREKAYASA PUSFATJA ..................................................................... 9

GAMBAR 1.7. SDM PUSFATJA BERDASARKAN PENDIDIKAN ................................................... 10

GAMBAR 1.8 SDM PEGAWAI TIDAK TETAP DI PUSFATJA ....................................................... 11

GAMBAR 1.9 KONDISI GEDUNG BARU PUSFATJA LAPAN YANG TELAH DIBANGUN .................. 13

GAMBAR 1.10 KANTOR PUSFATJA TERBARU, BERLOKASI DI JL. KALISARI NO 8 ....................... 14

GAMBAR 1.11 SYSTEM RACK ARSITEKTUR HARDWARE ........................................................... 17

GAMBAR 1.12 JARINGAN EXISTING DI PUSFATJA 2018 ............................................................ 18

GAMBAR 1.13 VISUALISASI BEBERAPA CONTOH PERALATAN PENDUKUNG SURVEY LITBANG DAN

TEMPAT PENYIMPANAN DI PUSFATJA ............................................................................... 19

GAMBAR 1.14 VISUALISASI BEBERAPA CONTOH PERALATAN SPEKTRAL .................................... 20

GAMBAR 1.15 VISUALISASI BEBERAPA CONTOH PENGGUNAAN ALAT SURVEY DRONE ................. 21

GAMBAR 1.16.SALAH SATU KEGIATAN VIDEO CONFERENCE ANTARA PUSFATJA LAPAN DENGAN

STAKEHOLDER .............................................................................................................. 21

GAMBAR 2.1 PETA STRATEGI BALANCE SCORE CARD (BSC) LEVEL 2 PUSFATJA ................... 24

GAMBAR 2.2 SOP MEKANISME PENGUMPULAN DATA KINERJA .................................................. 36

GAMBAR 3.1 PROFIL PERTUMBUHAN TANAMAN PADI PADA LAHAN SAWAH DENGAN EVI MAX 0.55-

0.60 .............................................................................................................................. 43

GAMBAR 3.2 ANOMALI BOUGUER DI DANAU CASCADE MAHAKAM ............................................ 44

GAMBAR 3.3 CITRA SENTINEL-1 KOMBINASI RGB VV,VH,(VV/VH)*(VV-VH) DI DAERAH

KABUPATEN BANGKA YANG MEMILIKI BANYAK KAWASAN PERTAMBANGAN .......................... 45

GAMBAR 3.4 WILAYAH KAJIAN. (A) CITRA ORTHOMOSAIK LSU (B) DATA PLEIADES-1A .............. 47

GAMBAR 3.5 HASIL SEGEMENTASI DIGITAL BERBASIS OBYEK DAN PENGAMBILAN BEBERAPA

SAMPEL PADA OBYEK-OBYEK YANG MEMILIKI KESAMAAN (A), DAN HASIL KLASIFIKASI DAN

PENGKELASAN (B) DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPAN A3 TANGGAL 19 JUNI 2017 ....... 48

GAMBAR 3.6 PEROLEHAN DATA LANDSAT MULTITEMPORAL PATH/ROW 122/064, TAHUN 2014. .. 50

GAMBAR 3.7. BATIMETRI BAWEAN DARI LANDSAT 8 MENGGUNAKAN METODE RANDOM FOREST . 51

GAMBAR 3.8 INFORMASI ZPPI PESISIR PERAIRAN KABUPATEN NIAS UTARA ............................. 52

GAMBAR 3.9 INFORMASI KESESUAIAN BUDIDAYA KERAPU ....................................................... 53

GAMBAR 3.10 INFORMASI KESESUAIAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT ............................................ 54

GAMBAR 3.11 REFLECTANCE REMOTE SENSING UNTUK SELURUH TITIK SURVEI LAPANGAN ...... 55

GAMBAR 3.12 REFLEKTAN DARI WISP-3 UNTUK SELURUH TITIK SURVEI LAPANGAN ................. 55

GAMBAR 3.13 HASIL EKSTRAKSI DATA LANDSAT 8 UNTUK HABITAT TERUMBU KARANG ............ 56

GAMBAR 3.14 KLASIFIKASI ASAP KEBAKARAN MULTI-THRESHOLD (A) BAND 3 (0.31≤BAND 3<0.43),

(B) BAND 3 (0.31≤BAND 3<0.43), BAND 7 (298.39 ≤BAND 7<303.6) DAN BAND 15 (285.75

≤BAND 15<298.57), (C) BAND 3 (0.31≤BAND 3<0.43), BAND 7 (298.39 ≤BAND 7<303.6) DAN

BAND 15 (285.75 ≤BAND 15<298.57) ............................................................................. 57

ix

GAMBAR 3.15 TUMPANG SUSUN ANTARA BEBERAPA HASIL METODE IDENTIFIKASI DAERAH

GENANGAN BANJIR DENGAN TITIK SURVEY LAPANGAN KEJADIAN BANJIR DI SEKITAR DANAU

TEMPE KAB. WAJO ........................................................................................................ 59

GAMBAR 3.16 HASIL DETEKSI OIL SPILL DENGAN ADAPTIVE THRESHOLD PERAIRAN BINTAN ....... 60

GAMBAR 3.17 (A) CONTOH TAMPILAN LAYER FASE PERTUMBUHAN PADI PADA SISTEM GEONODE

SPBN PUSFATJA LAPAN. (B) CONTOH TAMPILAN MAP PADA SISTEM GEONODE SPBN

PUSFATJA LAPAN ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN (ZPPI, (C) CONTOH TAMPILAN MAP

PADA SISTEM GEONODE SPBN PUSFATJA LAPAN INFORMASI INDEKS KEKERINGAN. ........ 61

GAMBAR 3.18 PENCAPAIAN IKU DARI TAHUN 2015 – 2018 ................................................... 113

GAMBAR 3.19 HASIL PUSAT UNGGULAN IPTEK (PUI) ............................................................ 118

GAMBAR 3.20 SERTIFIKAT ISO ............................................................................................ 119

GAMBAR 3.21 SERTIFIKAT PENGHARGAAN MAPIN ................................................................. 119

GAMBAR 3.22 WEBSITE BANK DATA SPEKTRAL .................................................................... 120

GAMBAR 3.23 SIPANDORA ............................................................................................... 121

GAMBAR 4.1 SISTEM INFORMASI CHECIK-IN CHECK-OUT ...................................................... 125

GAMBAR 4.2 TAMPILAN DASHBOARD PUSFATJA .................................................................... 126

GAMBAR 4.3 E-FASILITAS PUSFATJA .................................................................................... 126

GAMBAR 4.4 SILAPJA PUSFATJA ........................................................................................ 127

GAMBAR 4.5 SIMOEL PUSFATJA .......................................................................................... 127

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) dalam

pengelolaan administrasi publik dan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah adalah wujud tanggung jawab pemerintah terhadap tuntutan dan aspirasi

masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Dalam

rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban

yang tepat dan jelas sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung

secara efektif dan efisien, bersih, dan bertanggung jawab serta bebas dari praktik

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan asas akuntabilitas yang

dirumuskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme,

bahwa asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan

hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Dalam rangka itu, pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden

Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Instruksi

Presiden tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur

penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi,

serta kewenangan dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang

dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis (strategic planning)

yang ditetapkan.

Dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban tersebut, setiap instansi

pemerintah secara periodik wajib mengkomunikasikan pencapaian tujuan dan

sasaran strategis organisasi kepada para pemangku kepentingan, yang dituangkan

di dalam Laporan Kinerja (LAKIN). Berdasarkan Sistem Akuntabilitas Instansi

Pemerintah (SAKIP), penyusunan LAKIN dilakukan melalui proses penyusunan

Rencana Strategis (Renstra), penyusunan Rencana Kinerja, Penetapan Kinerja

(PK), dan Pengukuran Kinerja.

2

Gambar 0.1 Foto bersama pimpinan dan seluruh staf Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

Sejalan dengan itu, Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA)

melaporkan kinerjanya sebagai bentuk pertanggungjawaban selama tahun anggaran

2018 sebagaimana Instruksi Presiden tersebut di atas. Laporan Kinerja (LAKIN) di

PUSFATJA tahun 2018 ini disusun untuk memenuhi ketentuan tentang pelaporan

kinerja tahunan sekaligus merupakan catatan tentang langkah-langkah kegiatan

yang telah dilaksanakan pada tahun 2018 lalu. Kegiatan tahun 2018 secara umum

merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, khususnya kelanjutan

dari kegiatan tahun 2017 yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dan

sasaran strategis tahun 2015 – 2019. Namun pelaksanaan kegiatan tahun 2018,

mempunyai arti penting bagi Pusfatja karena Pusfatja tidak hanya melaksanakan

kegiatan sebagaimana biasanya, tapi didorong oleh suatu kemauan dan komitmen

para pihak di Pusfatja, pejabat struktural, fungsional untuk dapat mempertahankan

predikat “Pusat Unggulan IPTEK di Bidang Pemanfaatan dan Diseminasi Informasi

Penginderaan Jauh” oleh kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

(Ristekdikti). Tahun 2018 juga, menjadi tahun yang penting karena merupakan

tahun ke 4 dari Renstra Pusfatja 2015-2019 sekaligus sebagai waktu yang tepat

untuk melakukan evaluasi pelaksanaan Renstra Pusfatja dan melakukan tinjauan

manajemen atas hasil-hasil yang telah dicapai dan melakukan pengendalian,

penyesuaian-penyesuaian sasaran dan target-target disesuaikan dengan

3

perkembangan-perkembangan terakhir dari perkembangan penginderaan jauh dan

tantangan dalam penguasaan dan pemanfaatannya. Selain itu, Pusfatja menjadikan

tahun 2018, sebagai tahun “penguatan mutu” untuk semua bidang, penelitian,

pelayanan dan sebagainya. Pusfatja menetapkan kebijakan dan sasaran mutu serta

menerapakan system manajemen mutu dari ISO 9001:2015 dan KNAPPP 02:2017.

1.2. Tujuan Pokok dan Fungsi PUSFATJA

Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA) merupakan salah satu

unit kerja di Deputi Bidang Penginderaan Jauh yang berkedudukan di Jl. Kalisari No.

8 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13710.

Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

No. 8 Tahun 2015 dan No. 8 Tahun 2017 Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan,

serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh;

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh;

c. Penelitian, pengembangan, dan perekayasaan di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh;

d. Pengelolaan fasilitas penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan

pemanfaatan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh;

e. Pelaksanaan kegiatan diseminasi hasil penelitian, pengembangan, dan

perekayasaan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh;

f. Pengolahan data dengan klasifikasi dan deteksi parameter geo-bio-fisik;

g. Penyiapan bahan penetapan metode dan kualitas pengolahan data;

h. Penyiapan bahan penyusunan pedoman pemanfaatan data dan diseminasi

informasi;

i. Pengelolaan dan pengembangan Sistem Pemantauan Bumi Nasional;

j. Pembinaan dan pemberian bimbingan teknis di bidang penelitian,

pengembangan, dan perekayasaan pemanfaatan penginderaan jauh;

4

k. Pelaksanaan kerja sama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh;

dan

l. Pelaksanaan administrasi keuangan, penatausahaan Barang Milik Negara,

pengelolaan rumah tangga, sumber daya manusia aparatur, dan tata usaha

pusat.

1.3. Struktur Organisasi

Gambar 0.2 Struktur Organisasi Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh terdiri atas:

a. Bagian Administrasi;

b. Bidang Program dan Fasilitas;

c. Bidang Diseminasi; dan

d. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian Administrasi mempunyai tugas melaksanakan administrasi keuangan,

penatausahaan Barang Milik Negara, pengelolaan rumah tangga, sumber daya

manusia aparatur, dan tata usaha pusat.

Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Administrasi menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan administrasi keuangan, penatausahaan Barang Milik Negara,

dan pengelolaan rumah tangga; dan

b. pengelolaan sumber daya manusia aparatur dan pelaksanaan urusan

ketatausahaan.

5

Bagian Administrasi terdiri atas:

a. Subbagian Keuangan dan Barang Milik Negara;

Subbagian Keuangan dan Barang Milik Negara mempunyai tugas melakukan

pelaksanaan administrasi keuangan, penatausahaan Barang Milik Negara,

dan pengelolaan rumah tangga.

b. Subbagian Sumber Daya Manusia dan Tata Usaha.

Subbagian Sumber Daya Manusia dan Tata Usaha mempunyai tugas

melakukan pengelolaan sumber daya manusia aparatur dan pelaksanaan

urusan ketatausahaan.

Bidang Program dan Fasilitas mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

rencana program, kegiatan, dan anggaran, pengelolaan fasilitas penelitian,

pengembangan, perekayasaan serta pemantauan dan pelaporan kinerja pusat.

Bidang Diseminasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan informasi

Sistem Pemantauan Bumi Nasional, pembinaan, pembimbingan teknis, dan

pelayanan, dokumentasi dan diseminasi hasil penelitian, pengembangan, dan

perekayasaan, serta penyiapan bahan pelaksanaan kerja sama teknis di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh.

1.4. Aspek Strategis Organisasi dan Permasalahan Utama (Strategic Issued)

Dari pengalaman pelaksanaan tugas dan fungsi PUSFATJA dalam kurun 2010-

2014 serta kaitannya dengan UU No 21 tahun 2013, terdapat beberapa hal yang

perlu mendapat perhatian dalam kurun 2015-2019:

a. Standardisasi metode pengolahan dan produk informasi,

b. Pedoman pengolahan klasifikasi dan deteksi parameter geo-bio-fisik,

c. Pedoman diseminasi,

d. Penyediaan fasilitas pengolahan untuk pengguna di luar LAPAN,

e. Memberi masukan kepada pemerintah terkait dengan pemanfaatan data

penginderaan jauh untuk mendukung pembangunan nasional

f. Memberikan supervisi pemanfaatan data penginderaan jauh khususnya data

penginderaan jauh satelit kepada Kementrian, Lembaga, Pemerintah Provinsi,

kabupaten, dan Kota

g. Penyediaan Informasi spasial berbasis penginderaan jauh untuk “Peringatan

Dini” sebagai masukan pembuat keputusan dan pengambil kebijakan pada

instansi pusat dan daerah sehingga dapat melakukan tindakan antisipasi

6

kesiapsiagaan menghadapi bencana sehingga dapat mengurangi risiko korban

jiwa dan aset.

h. Operasi sistem Pemantauan Bumi Nasional secara terus menerus dalam

memberikan dan menyediakan Informasi berbasis penginderaan jauh real time

untuk mendukung pembangunan, yaitu:

Kemaritiman (perikanan, garis pantai, dll),

Ekonomi (pajak bumi dan bangunan),

Energi (geo thermal),

Ketahanan pangan,

Surveillance (pertahanan keamanan dan daerah perbatasan),

Daerah, pengembangan wilayah, dan pembangunan desa,

Lingkungan dan mitigasi bencana (epidemic penyakit, banjir, kebakaran

hutan, dan lahan, dll).

Penataan ruang khususnya penyusunan rencana detil tata ruang (RDTR)

untuk kabupaten/ kota

i. Hilirisasi termasuk alih teknologi (penjalaran teknologi) hasil litbangyasa

pemanfaatan penginderaan jauh yang dapat dimanfaatkan oleh para pemangku

kepentingan (pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat)

1.5. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Fasilitas

Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusfatja pada tahun 2018 berjumlah 139 orang,

yang terdiri dari 91 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), 19 orang Tenaga Teknis

Strategis, 11 orang Satuan Pengamanan, 5 orang Pengemudi, dan 12 orang

Pramubakti. Secara umum komposisi SDM sudah memenuhi kaidah organisasi

litbangyasa dimana jumlah komposisi SDM administrasi sebesar 37% dan SDM

teknis sebesar 63%. Dilihat dari komposisi SDM berdasarkan jabatan fungsional,

terlihat bahwa fungsional administrasi sekitar 37% dan fungsional teknis sebesar

63%. Gambar 2. menunjukkan komposisi SDM berdasarkan jabatan fungsional.

Komposisi administrasi yang tersebar adalah administrasi umum berjumlah 20

orang, jabatan fungsional arsiparis berjumlah 2 orang, jabatan fungsional analis

kepegawaian 1 orang, tidak terdapat jabatan fungsional perencana dan jabatan

fungsional umum 21 orang. Komposisi SDM teknis terbanyak adalah jabatan

7

fungsional peneliti 41 orang, Perekayasa dengan jumlah 9 orang, Litkayasa

berjumlah 4 orang, Pranata Komputer berjumlah 7 orang. (Gambar 1.3.)

Gambar 0.3 Komposisi SDM PNS Pusfatja berdasarkan jabatan fungsional

Distribusi PNS berdasarkan usia kurang dari 30 Tahun 10 orang, 30 Tahun

sampai 39 Tahun 20 orang, 40 tahun sampai 49 Tahun 18 orang serta usia lebih dari

50 tahun berjumlah 43 orang (Gambar 3).

8

Gambar 0.4 Komposisi SDM PNS Pusfatja berdasarkan Usia

SDM Fungsional Peneliti Pusfatja tersebar dalam kelompok Peneliti Utama 3

orang, Peneliti Madya 16 orang, Peneliti Muda 18 orang dan Penelilti Pertama 9

orang (Gambar 1.5). Begitu pula SDM Fungsional Perekayasa Pusfatja tersebar

dalam kelompok Perekayasa Madya 4 orang, Perekayasa Muda 3 orang dan

Perekayasa Pertama 2 orang (Gambar 1.6).

Gambar 0.5 Komposisi Peneliti Pusfatja

9

Gambar 0.6 Komposisi Perekayasa Pusfatja

SDM Pusfatja berdasarkan pendidikan memiliki komposisi yang cukup baik,

namun masih sangat dirasakan kurang untuk SDM yang memiliki jenjang pendidikan

S3. Hanya terdapat 8 orang yang memiliki jejang pendidikan S3 tersebut. Idealnya,

sebagai lembaga riset yang menangani teknologi spesifik ini setidaknya memiliki 15-

20% SDM yang berpendidikan S3. Potensi pengembangannya sangat dimungkinkan

karena memiliki 34 orang yang berpendidikan S2, dan 29 orang yang berpendidikan

S1. Selebihnya adalah pegawai administrasi yang memiliki pendidikan kurang atau

sama dengan D3 adalah sebanyak 20 orang. Secara umum, komposisi SDM

Pusfatja ini tergolong baik karena potensi pengembangannya sangat tinggi. Gambar

1.7, diperlihatkan secara lengkap komposisi SDM berdasarkan jenjang pendidikan.

Selain jenjang formal, pendidikan dan pelatihan untuk penambahan kapasitas SDM

di bidang teknis dilakukan dengan mengirimkan SDM ke luar negeri seperti Asian

Institute of Technology, ITC Nederland, dan berbagai negara lainnya.

10

Gambar 0.7. SDM PUSFATJA berdasarkan pendidikan

Dari gambaran SDM tersebut di atas, SDM Pusfatja, masih perlu

dikembangkan tenaga peneliti dan perekayasa dan pengembangan SDM dengan

pendidikan S-3. Selain itu, SDM Pusfatja saat ini, belum banyak yang terlibat dalam

kegiatan internasional, diminta sebagai tenaga ahli, narasumber, atau pembicara

kunci pada seminar internasional dan masih sangat kurang SDM yang diminta

sebagai mitra bestari (viewer) pada Jurnal internasional Penginderaan Jauh. Untuk

Komposisi Pegawai Tidak Tetap terdiri dari 19 orang Tenaga Teknis Strategis, 11

Orang Tenaga Satuan Pengamanan, 5 orang Tenaga Pengemudi, dan 12 Orang

Tenaga Pramubhakti.

11

Gambar 0.8 SDM Pegawai Tidak Tetap di PUSFATJA

1.6. Gedung dan Bangunan

Sejak adanya kebijakan Kepala LAPAN terdahulu bahwa setiap satuan kerja

teknis mengelola gedung/bangunan sendiri, maka sejak tahun 2011, Pusfatja

mengelola pengelolaan mandiri terhadap gedung/bangunan yang diberikan sesuai

dengan kebijakan Kepala LAPAN. Saat ini Pusfatja mulai membenahi bangunan

yang ada dengan membangun Gedung D yaitu gedung baru 4 lantai yang digunakan

sebagai gedung para peneliti dan perekayasa. Pada tahun 2017 Pusfatja telah

memiliki 4 Gedung, yaitu Gedung A, Gedung B, Gedung C dan Gedung D. Gedung

A digunakan untuk Bagian Administrasi, maka Gedung A ditempati oleh Kepala

Pusfatja, Kepala Bagian Administrasi, Kasubbag Keu dan BMN, Kasubbag SDM dan

TU, Bendahara dan seluruh Staf Administrasi. Hal ini untuk memudahkan

komunikasi administrasi pimpinan dengan administrasi peneliti dan perekayasa. Di

Gedung A juga dilengkapi dengan Ruang Front Office, Ruang PPID, Ruang Display

serta RuangTraining. Namun Gedung B pada tahun 2017 di hapuskan untuk

digunakan menjadi Taman Pusfatja. Gedung C digunakan untuk Bidang Diseminasi

dan Kelompok Kegiatan Perekayasa, maka Gedung C ditempati oleh Kepala Bidang

Diseminasi, Kepala Kelompok Kegiatan Perekayasa, Staf Bidang Diseminasi,

anggota Kelompok Kegiatan Perekayasa dan ruang pengolahan data para Tenaga

12

Tekhnis Strategis. Di Gedung C juga dilengkapi dengan Ruang RSO, Ruang PNBP,

Ruang SIMBA serta ruang Server.

Gedung D digunakan untuk Bidang Program dan Fasilitas, dan Kelompok

Kegiatan Penelitian. Gedung D terdiri dari 4 lantai, dilantai 3 dan 4 Gedung D

disediakan2 ruang rapat kecil dengan daya tampung 10 orang dan 1 ruang rapat

besar dengan daya tampung 25 orang. Pada lantai 2 digunakan oleh Bidang

Program dan Fasilitas yang dilengkapi oleh ruang Kepala Bidang dan ruang stafnya,

selain itu juga terdapat Ruang Auditorium. Gedung D diperuntukan khusus untuk

para peneliti. Penataan jaringan internet ditata ulang sehingga komunikasi dan

sisteminformasi manajemen akan berlangsung dengan baik. Saat ini semua peneliti

sudahmenempati Gedung D sehingga bisa meningkatkan produktivitasnya.

Gedung dan bangunan di Pusfatja di setting agar para peneliti dan perekayasa

bisa berkarya dengan baik. Para peneliti dan perekayas menempati tempat kerja

(working station) lebih luas dibandingkan ukuran normalnya. Jika normalnya

berukuran 1.2 m x 1.2 m maka ruang kerja akan dibuat dengan luas 1.8 m x 1.8 m.

Setiap kepala kelompok baik kelompok peneliti maupun perekayasa akan

menempati ruangan sendiri dengan ukuran lebih dari 3 m x 3 m. Untuk memudahkan

diskusi, setiap lantai di gedung baru disediakan 2 ruang rapat kecil dengan daya

tampung 10 orang dan 1 ruang rapat besar dengan daya tampung 25 orang. Pada

lantai 2 terdapat suatu ruangan yang digunakan untuk pertemuan-pertemuan besar

sehingga jika ada informasi umum yang akan disampaikan bisa lebih mudah.

Untuk bagian administrasi, setelah adanya gedung baru ini atau gedung (D),

maka gedung depan (A) akan sepenuhnya ditempati oleh bagian administrasi dan

ruangan pimpinan satuan kerja. Hal ini untuk memudahkan komunikasi dalam hal

dukungan keadministrasian. Sedang para Fungsional teknis (Peneliti, Perekayasa,

Pranata Komputer, Litkayasa) menempati gedung D dan Gedung C. Sebagai

fasilitator administrasi untuk setiap lantai dari gedung dan bangunan telah

ditugasikan 1 orang sebagai fungsi penghubung administasi. Dalam rangka

meningkatkan layanan tata kelola litbangyasa baik secara fungsi administrasi

maupun komunikasi pengolahan data saat ini Pusfatja sedang mengembangan

sistem jaringan internet terpadu. Sehingga nantinya komunikasi dan sistem informasi

manajemen akan berlangsung dengan baik. Gambar 1.9. merupakan penampilan

gedung baru yang nantinya akan digunakan untuk peneliti Pusfatja.

13

Gambar 0.9 Kondisi Gedung Baru PUSFATJA LAPAN yang telah dibangun

PUSFATJA memiliki fasilitas server untuk mendukung Sistem Pemantauan

Bumi Nasional dan diseminasi informasi hasil-hasil litbangyasa. Untuk mendukung

validasi hasil-hasil litbangyasa, PUSFATJA juga memiliki fasilitas peralatan survei

lapangan yang diantaranya adalah field spectrometer (2 buah merk Ocean optics

dan 1 buah merk TriOS RAMSES), GPS, peralatan untuk mengukur kualitas

perairan (TSS, Klorofil, kedalaman, kecerahan), peralatan untuk pengukuran pH dan

suhu tanah, dan peralatan survei lainnya. Pada tahun 2017, telah dilengkapi dengan

fasilitas pesawat tanpa awak (drone) untuk mendukung kegiatan survei lapangan

terutama saat terjadi bencana kebakaran lahan dan hutan, banjir, longsor, atau

letusan gunung api yang dilengkapi dengan Laptop khusus survey lapangan.

14

Gambar 0.10 Kantor PUSFATJA terbaru, berlokasi di Jl. Kalisari No 8

1.7. Peralatan Pengolahan Data

Selain gedung/bangunan, fasilitas lain adalah komputer pengolah data yang

saat ini setiap peneliti/perekayasa memegang satu komputer sendiri. Fasilitas

software pengolahan data memang masih belum memadai namun Pusfatja memiliki

software pengolahan data berlisensi seperti ERDAS Imagine, ER MAPPER, Global

Mapper, ARCGIS, Definiens, ENVI, ECOGNITION dan beberapa software kecil

lainnya. Software-software tersebut merupakan software standard dan tersertifikasi

yang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan pengolahan data dan kegiatan

litbangyasa di Pusfatja.

Selain software dan peralatan (hardware) pengolah data Pusfatja juga memiliki

beberapa peralatan instrumentasi ukur untuk kebutuhan survey lapangan dalam

rangka kegiatan validasi dan verifikasi, seperti: Spektrofotometer, TRIOS Ramses,

GPS baik handheld maupun geodetic, pengukur suhu udara, dan peralatan survey

lapangan lainnya. Pemanfaaatan terhadap peralatan yang dimiliki Pusfatja tersebut

di atas tidak hanya dimanfaatkan untuk keperluan penelitian LAPAN saja tapi juga

untuk mendukung pelayanan pemanfaatan kerjasama dengan kementerian,

15

lembaga dan pemerintah daerah serta dimanfaatkan atau dipinjam pakai oleh

berbagai instansi seperti ITS, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan

Informasi Geospasial (BIG). Peralatan survey lapangan yang dimiliki Pusfatja masih

belum cukup memadai untuk kegiatan validasi dan verifikasi di lapangan.

Kekurangan peralatan tersebut, saat ini di atasi dengan pinjam pakai ke instansi lain

seperti Biotrop, LIPI dan sebagainya. Namun, walaupun peralatan tertentu yang

dibutuhkan tidak dimiliki oleh instansi lain sehingga kedepan harus tetap diadakan

oleh Pusfatja.

Untuk jaringan dan akses informasi, saat ini seluruh komputer yang ada di

Pusfatja terkoneksi dengan internet dan terhubung dalam satu jaringan. Pusfatja

memiliki server storage tersendiri yang memfasilitasi websitePusfatja sebagai sarana

penyebaran informasi. Fasilitas tersebut antara lain:

Software

• VMware vCenter Server Standard 5 for R720

• Microsoft Windows Server 2008 Std Edition for R620

• Vmware vSphere 5 Enterprise 2CPU for R720

• Dell Management Plug-In for Vmware vCenter

Hardware

Rack Server

Server: DELL vSTARST 50

Storage: Dell EQL6100 x 2 units (24x300GB 10K RPM)

Virtual Server: R720 x 2 units, (Intel 2 x Intel Xeon E5-2690 2.90GHz, 64GB Memory, 2x300GB)

Management Server: R420 x 1unit (Intel E5-2470 2.30GHz, 8GB Memory, 2x300GB)

Network: Dell Power Connect 7048R x 4 units

KVM: KVM Switch, Monitor 1U 17”, Keyboard+touchpad

UPS 20KVA x 6 units

HP ProLiant DL380G9-684 (SKU12016243)

16

• 2 x Xeon E5-2650v4 • 2 x 16GB RDIMM DDR4 • 2 x 800W • Rackmount (2U)

HP Server Memory 16GB PC-2400 [805349-B21]

HP 16GB (1x16GB) Single Rank x4 DDR4-2400 CAS-17-17-17 Registered

Memory Kit

HPF. Microsoft Windows Server 2016 [P00487-B21]

Windows server 2018, Standard ROK en SW

HPE Server HDD 1.2TB SAS [872479-B21]

Server HDD

Capacity 1.2TB

Interface SAS 12G

10k RPM

Small Form Factor 2.5 Inch

17

Gambar 0.11 System Rack Arsitektur Hardware

UPS & Rack Server.

Pendingin Konvensional

CPE: Router

NOC (Network Operasional Center) tapi tidak ada SOC (Security

Operations Center)

Kondisi jaringan yang ada sekarang masih sederhana dan merupakan desain

yang collapse, di mana Core untuk jaringan LAN atau kantor masih menjadi satu

dengan Core untuk Data Center. Selain itu dari sisi security juga masih belum ada

pemisahan antara traffic untuk LAN atau kantor dengan Data Center maupun

koneksi ke Pusat Teknologi Data yang secara operational berbeda entity atau

perusahaan. Dari sisi high availability juga masih belum merupakan desain yang

redundant. Selain itu untuk pengembangan ke depan, akan dibangun bangunan

baru untuk user, maka diperlukan juga penyediaan jaringan LAN untuk gedung baru

tersebut. Sebagai tambahan untuk meningkatkan mobility dan kemudahan akses

bagi user atau pengguna, diperlukan juga Wireless Fidelity (WiFi) akses. Berikut ini

adalah topologi jaringan yang ada di Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh.

18

Gambar 0.12 Jaringan existing di Pusfatja 2018

Fasilitas tersebut diatas, membantu peneliti/perekayasa untuk dapat

mengakses informasi dari luar baik literature dalam google scholar maupun literature

jurnal yang bersifat gratis. Fasilitas lainnya adalah akses jurnal science direct yang

difasilitasi oleh Biro Kerjasama, Humas dan Umum (KSHU).

Terminal yang digunakan sebagian besar menggunakan PC dan sebagian lagi

menggunakan laptop. Sistem operasi yang digunakan saat ini menggunakan system

operasi windows dan menggunakan open source Linux. Didukung dengan aplikasi

pengolahan citra seperti Ermapper, Envi, Ecognation, Arcview, Arcgis, Erdas, Qgis,

dan lain sebagainya.

Peralatan Pendukung Survey Litbang

Fasilitas lain yang dimiliki Pusfatja yakni Peralatan Pendukung Survey Litbang.

Peralatan ini digunakan untuk melakukan validasi dan mengetahui kondisi atau

karakteristik in situ / lapangan yang akan atau sedang diteliti lokasinya. penggunaan

alat ini biasanya digunakan saat kegiatan penelitian dilakukan pada pertengahan

semester atau/dan di akhir tahun anggaran berjalan. setiap kelompok pemanfaatan

19

dan pengembangan peneltian terlebih dahulu, sudah merencanakan kegiatan survey

di awal tahun anggaran berjalan.

Gambar 0.13 Visualisasi beberapa contoh peralatan Pendukung Survey Litbang dan tempat penyimpanan di Pusfatja

20

Penggunaan WISP-3 Penggunaan ASD Spectrometer

Gambar 0.14 Visualisasi beberapa contoh peralatan Spektral

Setiap kelompok penelitian mempunyai kesempatan sebanyak dua kali

melakukan survey lapangan. Peralatan Pendukung Survey Litbang yang dimiliki oleh

Pusfatja, LAPAN, diantaranya: GPS trimble, GPS Garmin, Anemometer, thermocam,

Spektrofotometer, Thermometer Laser IR Fluke, Thermometer Laser IR krisbow,

Humidity meter, Kamera Cannon, Power inverter, Laptop Toshiba, Laptop HP,

Meteran, Handy talky, Digital Voice Recorder Sony ICD- UX 533F, LCD Proyektor

INFOCUS In 3914, Fishfinder GPS, Depthmare Portable Sounder, GARMIN

Fishfinder GPSMAP 2108+Garmin GA30 Antena+Tranducer, Spectroradiometer,

GNSS Geodetik, Digital voice recorder Sony ICD-UX523F, dan sebagianya.

Peralatan Pendukung Survey Litbang ini juga, dapat digunakan oleh kegiatan

penelitian di luar Pusfatja LAPAN. namun demikian perlu dijadualkan atau

direncanakan usulan penggunaan dari Pengguna Peralatan Pendukung Survey

Litbang. Pengguna Peralatan Pendukung Survey Litbang yang melakukan

peminjaman, adalah, BIG, BNPB, BMKG, Dishidros, KKP, Pemerintah Daerah,

lembaga pendidikan/ universitas, dan sebagainya. Berikut visualisasi peralatan

Pendukung Survey Litbang di Pusfatja pada Gambar 1.12.

21

Gambar 0.15 Visualisasi beberapa contoh penggunaan alat survey drone

Laboratorium Audio Visual Litbang

Fasilitas pendukung litbang lainnya adalah Laroratorium audio visual.

Laboratorium ini berfungsi sebagai media komunikasi dua arah baik audio maupun

visual antara stakeholder nasional (BIG, BMKG, BNPB, Akademisi/Universitas, dan

Pemerintah daerah) maupun internasional (JAXA, Sentinel Asia, RSO UNSPIDER,

DLR, NASA dan sebagainya). Berikut Gambar 12, terkait dokumentasi kegiatan

yang telah dilakukan dalam kegiatan video conferenceantara Pusfatja LAPAN

dengan DLR German.

Gambar 0.16.Salah satu kegiatan video conference antara Pusfatja LAPAN dengan Stakeholder

22

BAB II

RENCANA STRATEGIS 2015 – 2019

2.1 Rencana Strategis 2015-2019

Dengan mengacu kepada Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 Tahun 2015

Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional

serta Keputusan Kepala No 251 Tahun 2015 tentang Indikator Utama Satuan Kerja

di Lingkungan Deputi Bidang Penginderaan Jauh, telah ditetapkan Visi, Misi, Tujuan

dan Sasaran Strategis PUSFATJA

2.1.1. Visi

Pusat unggulan dalam bidang pemanfaatan penginderaan jauh untuk

mewujudkan Indonesia maju dan mandiri.

2.1.2. Misi

1. Meningkatkan kualitas litbang pemanfaatan penginderaan jauh,

2. Meningkatkan kualitas pedoman dan informasi penginderaan jauh,

3. Melaksanakan dan mengelola Sistem Pemantauan Bumi Nasional.

2.1.3. Tujuan

a. Terwujudnya layanan prima di bidang pemanfaatan penginderaan jauh bagi

masyarakat,

b. Terwujudnya Sistem Pemantauan Bumi Nasional yang memenuhi kepatuhan

standard dan prosedur.

2.1.4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis yang disiapkan oleh PUSFATJA dalam kurun waktu 2015-

2019 adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh yang maju,

b. Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh yang prima.

23

2.1.5. Target Sasaran Strategis Tahun 2018 dari Pembangunan Jangka

Menengah PUSFATJA 2015-2020

PUSFATJA menetapkan pada tahun 2018 ini target capaian dari Sasaran

Kinerja tersebut sebagai berikut:

Tabel 0.1 Sasaran Kinerja, Indikator Kinerja, dan Target Tahun 2018

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju

IKU 1 Jumlah model, prototipe, dan bahan pedoman pemanfaatan penginderaan jauh yang operasional untuk pemantauan sumber daya alam, lingkungan, serta mitigasI bencana dan perubahan iklim

16 Model 1 Prototype

IKU 2 Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

20

IKU 3 Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

5

IKU 4 Jumlah HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

1

2. Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang prima

IKU 5 Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh.

90

IKU 6 Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh.

82

Penentuan IKU PUSFATJA sebagaimana yang telah dijabarkan dalam

Rencana Strategis (Renstra) PUSFATJA tahun 2015-2019 juga dibuat berdasarkan

pada Peta Strategi Balance Score Card (BSC). Pada persiapan penyusunan

Rencana Kerja (Renja) Pusfatja 2018 terdapat penyesuaian target pada IKU 1

dimana pada Rencana Strategis Pusfatja 2015-2019 total capaian

model/modul/prototype/bahan pedoman adalah 20 berubah pada Renja 2018

menjadi total 17 (16 Model dan 1 prototype) diakibatkan karena adanya penyesuaian

anggaran yang diusulkan pada Renstra dimana jumlahnya menurun saat menjadi

pagu anggaran yang ditetapkan pada Renja 2018.

24

a. Peta Strategi

Berikut adalah Peta Strategi 2015-2019 dengan Balance Score Card (BSC)

Level 2 PUSFATJA.

Gambar 0.1 Peta Strategi Balance Score Card (BSC) Level 2 PUSFATJA

b. Sasaran Strategis, IKU dan Target

Pada tabel berikut dijabarkan target dari sasaran strategis dan indikator kinerja

utama PUSFATJA 2015-2019 yang tertuang pada Renstra Pusfatja 2015-2019.

25

Tabel 0.2 Sasaran Strategis, IKU dan Target PUSFATJA 2015-2019

Sasaran Strategis

IKU Target

2015 2016 2017 2018 2019

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

SS1

Meningkatnya

penguasaan dan

kemandirian iptek di

bidang pemanfaatan

penginderaan jauh

yang maju

1

Jumlah model,

pedoman, modul dan

prototipe di bidang

penginderaan jauh

untuk pemantauan

sumberdaya alam

(SDA), lingkungan,

serta mitigasi

bencana dan

perubahan iklim

17 18 18 17 22

2

Jumlah publikasi

nasional terakreditasi

di bidang

pemanfaatan

penginderaan jauh

17 18 19 20 21

3

Jumlah publikasi

internasional yang

terindeks di bidang

pemanfaatan

penginderaan jauh

3 4 5 5 5

4

Jumlah HKI yang

diusulkan di bidang

pemanfaatan

penginderaan jauh

0 0 1 1 1

CUSTOMER PERSPECTIVE

SS2

Meningkatnya layanan

data dan informasi di

bidang pemanfaatan

penginderaan jauh

yang prima

5

Jumlah instansi

pengguna yang

memanfaatkan

layanan informasi

penginderaan jauh

45 45 50 90 95

6

Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM)

atas layanan

informasi

penginderan jauh

80 81 81 82 82

26

Sasaran Strategis

IKU Target

2015 2016 2017 2018 2019

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

SS3

Terselenggaranya

Sistem Pemantauan

Bumi Nasional sesuai

standar ISO

7

Persentase kesiapan

Sistem Pemantauan

Bumi Nasional

terhadap ISO 9001

dan ISO 27001.

50 75 75 100 100

SS4

Peningkatan kapasitas

litbang pemanfaatan

penginderaan jauh.

8

Jumlah kerjasama

internasional yang

meningkatkan

kualitas SDM dan

fasilitas litbang

pemanfaatan

penginderaan jauh.

10 12 12 12 15

9

Prosentase

pemenuhan kriteria

pusat unggulan di

bidang pemanfaatan

penginderaan jauh.

20 30 50 75 100

10

Persentase

ketersediaan fasilitas

litbangyasa

pemanfaatan

penginderaan jauh

dibandingkan total

kebutuhan

10 10 10 10

SS5

Tersedianya sub-

sistem DSS untuk

mitigasi bencana alam

dan perubahan iklim

berbasis

penginderaan jauh

11

Jumlah sub-sistem

DSS lintas sektoral

terkait mitigasi

bencana dan

perubahan iklim

berbasis

penginderaan jauh.

1 1 1 1 1

SS6

Tersedianya metode

pengolahan

(klasifikasi dan

deteksi parameter

geobiofisik), pedoman

pemanfaatan data,

dan diseminasi

informasi

penginderaan jauh.

12

Jumlah pedoman

pemanfaatan

penginderaan jauh

yang sudah

ditetapkan menjadi

standar.

10 8 8 8 8

27

Sasaran Strategis

IKU Target

2015 2016 2017 2018 2019

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE

SS7

Meningkatnya

Kapasitas dan

kompetensi SDM

Aparatur lingkup

Pusfatja

13

Persentase SDM

Pusfatja yang sudah

memenuhi

kompetensi

25% 25% 25% 25%

SS8 Meningkatnya

akuntabilitas kinerja

dan anggaran Pusfatja

14 Nilai implementasi

SAKIP Pusfatja 88 88 88 88 88

15

Persentase

Penyerapan

Anggaran Pusfatja

100 100 100 100 100

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2018

Proses penyusunan dan pengusulan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2018

dilakukan pada awal tahun 2018 sebagai masukan untuk penyusunan Rencana

Kinerja Pemerintah (RKP) tahun 2018. RKT 2018 Pusfatja disusun berdasarkan

pada Renstra PUSFATJA tahun 2015-2019 dan disesuaikan dengan Penetapan

Kinerja tahun 2017 serta disesuaikan dengan perubahan sasaran strategis dan IKU

LAPAN yang ditetapkan oleh Keputusan Kepala LAPAN Nomor 150 Tahun 2015

Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa

Nasional dan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 151 Tahun 2015 tentang Indikator

Kinerja Utama Unit Organisasi Eselon I di Lingkungan Lembaga Penerbangan dan

Antariksa Nasional, Keputusan Kepala LAPAN Nomor 251 Tahun 2015 tentang

Indikator Kinerja Utama Satuan Kerja di Lingkungan Deputi Bidang Penginderaan

Jauh, serta pertimbangan-pertimbangan lain sesuai dengan perkembangan

penginderaan jauh nasional terutama terkait dengan pelaksanaan UU No 21 Tahun

2013 tentang Keantariksaan. Terdapat penyesuaian target pada IKU 1 dimana pada

Rencana Strategis Pusfatja 2015-2019 total capaian model/modul/prototype/bahan

pedoman adalah 20 berubah pada Renja 2018 menjadi total 17 (16 Model dan 1

prototype) diakibatkan karena adanya penyesuaian anggaran yang diusulkan pada

Renstra dimana jumlahnya menurun saat menjadi pagu anggaran yang ditetapkan

pada Renja 2018.

28

Berdasarkan hal tersebut telah ditetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

PUSFATJA tahun 2018, sebagaimana tercantum dalam Tabel Rencana Kinerja

Tahunan 2018 yang disajikan pada Tabel 2.3.

Tabel 0.3 Rencana Kinerja Tahunan 2018

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1.

Meningkatnya Penguasaan dan

Kemandirian iptek di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh yang maju

IKU 1

Jumlah model, prototipe, dan bahan pedoman pemanfaatan penginderaan

jauh yang operasional untuk pemantauan sumberdaya alam,

lingkungan, serta mitigasi bencana dan perubahan iklim

16 Model 1 Prototype

IKU 2 Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan penginderaan

jauh 20 Makalah

IKU 3 Jumlah publikasi internasional yang

terindeks di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

5 makalah

IKU 4 Jumlah HKI yang diusulkan di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh 1 Usulan Judul

2.

Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang pemanfaatan

Penginderaan jauh yang prima

IKU 5 Jumlah instansi pengguna yang

memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh.

90 Instansi

IKU 6 Indeks Kepuasan Masyarakat atas

layanan informasi penginderaan jauh. 82

Sasaran strategis 1 menunjukkan bahwa PUSFATJA bermaksud

menindaklanjuti dan melaksanakan amanat UU No 21 Tahun 2013 tentang

Keantariksaan terutama terkait dengan pengaturan penyelenggaraan tata cara

penginderaan jauh nasional, berupa Peraturan Pemerintah, bahan-bahan kebijakan

di Bidang Penginderaan jauh sebagai implementasi Peraturan Presiden No.45

Tahun 2017 tentang Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan Tahun 2016-

2040 maupun bahan kebijakan untuk pedoman pemanfaatan penginderaan jauh,

berupa Peraturan Kepala, termasuk di dalamnya pengaturan untuk penyelenggaraan

penginderaan jauh. Pada tahun 2018, PUSFATJA juga fokus untuk Penguasaan dan

Kemandirian iptek di bidang pemanfaatan penginderaan melalui pengembangan

model, prototipe dan bahan pedoman aplikasi penginderaan jauh yang operasional

untuk pemantauan sumber daya alam, lingkungan, serta mitigasi bencana dan

perubahan iklim, publikasi ilmiah internasional terindeks dan jurnal nasional

terakreditasi.

29

Sasaran strategis 2 memperlihatkan bahwa PUSFATJA fokus untuk melakukan

pelayanan kepada berbagai pihak (pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat)

dalam upaya melaksanakan pembinaan sebagaimana diamanatkan UU No. 21

Tahun 2013 Tentang Keantariksaan melalui bimbingan dan bantuan teknis,

konsultansi, dan supervisi pemanfaatan penginderaan jauh untuk meningkatkan

kemampuan nasional dalam pemanfaatan penginderaan jauh sehingga dapat

berkontribusi nyata dalam pelaksanaan pembangunan nasional untuk mencapai

Indonesia maju dan mandiri sesuai dengan visi pemerintah.

Kedua sasaran strategis tersebut menunjukkan keinginan kuat untuk

mewujudkan Pusfatja yang unggul, maju, mandiri, bermanfaat dan bereputasi

internasional sebagaimana diamanatkan dalam Renstra PUSFATJA tahun 2015-

2019 yang dapat selaras dan mengacu pada Renstra LAPAN 2015-2019.

2.3 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2018

Berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) PUSFATJA tahun 2018 dan

Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL) tahun 2018

ditetapkan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2018 yang merupakan perjanjian kinerja

PUSFATJA pada tahun 2018. Pelaksanaan Perjanjian Kinerja Tahun 2018,

PUSFATJA terikat dengan perjanjian kinerja antara Deputi Bidang Penginderaan

Jauh dengan Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh. Selain perjanjian

kinerja antara Deputi dengan Kepala Pusat, perjanjian kinerja juga dilakukan antara

Kepala Pusat dengan Kepala Bidang dan juga antara Kepala Bidang dengan peneliti

dan perekayasanya melalui penetapan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) 2018.

Perjanjian Kinerja (PK) PUSFATJA antara Deputi Penginderaan Jauh dengan

Kepala PUSFATJA Tahun 2018 diuraikan pada Tabel 2.4.

Perjanjian Kinerja PUSFATJA diturunkan menjadi rencana aksi yang beirisi

penjabaran kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk menjapai IKU yang sudah

ditetapkan. Rencana aksi dibagi dalam Triwulan I, Triwulan II, Triwulan III, dan

Triwulan IV dimana setiap triwulan memiliki rencana capaian target serta

kegiatannya. Begitu pula untuk Perjanjian Kinerja setiap pegawai memiliki SKP yang

diturunkan menjadi Target Kinerja Triwulanan. Dalam Target Kinerja Triwulanan

terdapat rencana capaian dan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, monitoring

kinerja dapat mengacu pada rencana aksi atau target kinerja triwulanan yang telah

dibuat. Selain itu, penilaian kinerja juga dijadikan dasar dalam memberikan

30

penghargaan (reward) dan sanksi (punishment). Terdapat penyesuaian target pada

IKU 1 dimana pada Rencana Strategis Pusfatja 2015-2019 total capaian

model/modul/prototype/bahan pedoman adalah 20 berubah pada Renja 2018

menjadi total 17 (16 Model dan 1 prototype) diakibatkan karena adanya penyesuaian

anggaran yang diusulkan pada Renstra dimana jumlahnya menurun saat menjadi

pagu anggaran yang ditetapkan pada Renja 2018.

Tabel 0.4 Perjanjian Kinerja PUSFATJA Tahun 2018

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Waktu Penyelesaian

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.

IKU 1

Jumlah model, prototipe, dan bahan pedoman pemanfaatan penginderaan jauh yang operasional untuk pemantauan sumberdaya alam, lingkungan, serta mitigasi bencana dan perubahan iklim.

16 Model 1 Prototype

12 bulan

IKU 2

Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

20 Makalah 12 bulan

IKU 3

Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

5 Makalah 12 bulan

IKU 4

Jumlah HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

1 Usulan Judul

12 bulan

2. Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang prima.

IKU 5

Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh.

90 Instansi 12 bulan

IKU 6

Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh.

82 12 bulan

Dari tabel 2.3 Rencana Kinerja Tahun 2018 dan Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja

2018 di atas, tidak terdapat perubahan target kinerja pada IKU 1, "Jumlah model,

prototipe, dan bahan pedoman pemanfaatan penginderaan jauh yang operasional

untuk pemantauan sumber daya alam, lingkungan, serta mitigasi bencana, dan

perubahan iklim" dari Sasaran 1 yaitu "Meningkatnya penguasaan dan kemandirian

iptek di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju". Target yang ditetapkan

pada Perjanjian Kinerja Tahun 2018 sesuai IKU 1 hingga 6 yaitu 16 model dan 1

31

prototipe, 20 makalah nasional, 5 makalah internasional, 1 usulan judul HKI,

pelayanan 90 instansi, dan 82 IKM atas layanan informasi penginderaan jauh.

Pertimbangan lain adalah bahwa dari masing-masing model aplikasi yang

dikembangkan dan telah dapat dioperasionalisasikan tersebut dapat dikembangkan

pedoman pemanfaatan terkait untuk menjadi bahan kebijakan penetapan kepala

LAPAN terkait dengan amanat UU No 21 Tahun 2013 Tentang Keantariksaan

bahwa pemanfaatan penginderaan jauh wajib mengikuti pedoman pemanfaatan

penginderaan Jauh dan metode pengolahan dan kualitas pengolahan penginderaan

jauh, metode klasifikasi, dan deteksi parameter bio-geo-fisik yang ditetapkan oleh

Kepala LAPAN.

Untuk Sasaran Strategis Utama (SSU) 1:

Meningkatnya Penguasaan dan kemandirian iptek di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh yang maju.

Berikut penjelasan secara detail terhadap beberapa Indikator Kinerja Utama dari

Sasaran Strategis Utama 1, yakni:

IKU 1. Jumlah model, prototipe, dan bahan pedoman pemanfaatan penginderaan

jauh yang operasional untuk pemantauan sumber daya alam, lingkungan,

serta mitigasi bencana, dan perubahan iklim.

Definisi indikator IKU 1, yakni Model pemanfaatan penginderaan jauh

representasi atau diskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep yang

merupakan penyederhanaan atau idealisasi di bidang pemanfaatan penginderaan

jauh. Prototipe merupakan model yang dapat diimplementasikan untuk operasional.

Bahan pedoman adalah bahan petunjuk untuk melaksanakan operasional model

pemanfaatan penginderaan jauh.

Perhitungan target IKU 1, adalah dengan menghitung jumlah model, prototipe,

bahan pedoman, metode ataupun doktek di bidang penginderaan jauh yang

opersional untuk pemantauan sumber daya alam, lingkungan serta mitigasi

bencana, dan perubahan iklim dengan nilai TRL tertentu.

Rincian target IKU 1 yaitu 16 model dan 1 prototipe di bidang penginderaan

jauh yang operasional untuk pemantauan sumberdaya alam, lingkungan, serta

mitigasi bencana dan perubahan iklim.

Rencana aksi di Triwulan I sebesar 25% dengan target hasil yaitu review

modalitas, kajian state of the art, riset desain, rencana kerja penelitian, pengumpulan

32

data, monev triwulan I untuk 16 model, dan penyiapan prototipe dan infrastrukturnya

sejumlah 1 prototipe. Pada triwulan II rencana aksi ditargetkan mencapai 50%

berupa pengumpulan data, pengolahan awal, pembuatan model, monev Triwulan II

untuk 16 model, serta ujicoba 1 prototipe. Triwulan III target diharapkan mencapai

75% dengan hasil yaitu pengolahan data lanjut, verifikasi, model, analisis, monev

Triwulan III untuk 16 model, serta ujicoba dan verifikasi hasil 1 prototipe. Pada

Triwulan IV target capaian 100% dengan hasil analisis, pembuatan laporan akhir,

penulisan KTI, kolokium akhir untuk 16 model, dan operasionalisasi 1 prototipe.

IKU 2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan penginderaan

jauh

Definisi indikator IKU 2, yakni publikasi nasional yang terakreditasi adalah

karya tulis ilmiah hasil litbangyasa di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang

terakreditasi berdasarkan kriteria LIPI dan/atau DIKTI.

Perhitungan target IKU 2, adalah dengan menghitung jumlah makalah publikasi

ilmiah nasional di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang terbit pada jurnal

terakreditasi LIPI dan DIKTI. Rincian target IKU 2, terdiri atas 19 makalah di bidang

pemanfatan penginderaan jauh.

Rincian target IKU 2 yaitu 20 makalah publikasi ilmiah nasional di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh yang terbit pada jurnal terakreditasi LIPI dan DIKTI.

Rencana aksi IKU 2 terbagi dalam Triwulan I, Triwulan II, Triwulan III, dan

Triwulan IV. Triwulan I hingga IV ditargetkan mencapai 11%, 21%, 53%, dan 100%

berupa pendataan, analisis dan proses penulisan, dan submitted jurnal untuk dapat

dicapai 20 makalah diterima untuk diterbitkan pada jurnal terakreditasi LIPI dan

DIKTI.

IKU 3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh

Definisi indikator IKU 3, yakni publikasi internasional yang terindeks adalah

karya tulis ilmiah hasil litbangyasa di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang

telah diterbitkan di jurnal internasional dengan indeks SCOPUS.

Perhitungan target IKU 3, adalah dengan menghitung jumlah makalah publikasi

ilmiah internasional di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang terbit pada

jurnal terindeks SCOPUS. Rincian target IKU 3, terdiri atas 5 makalah publikasi

33

ilmiah internasional. Rencana aksi Triwulan I, II, III, dan IV ditargetkan mencapai

100% yang berupa kegiatan pendataan, analisis, proses penulisan, submitted jurnal

hingga penerbitan 5 makalah.

IKU 4. Jumlah HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

Pengertian HKI yang terdapat dalam IKU 4 merupakan hasil karya di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh untuk memperoleh hak eksklusif yang diberikan

negara bagi pencipta suatu karya untuk mendapatkan kekuatan hukum.

Perhitungan target IKU 4 dilakukan dengan menghitung jumlah HKI di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh yang telah terdaftarkan di Kementerian Hukum dan

HAM. Target IKU 4 yakni terdiri dari 1 usulan judul HKI untuk otomatisasi

pengolahan zona potensi penangkapan ikan (ZPPI).

Sasaran Strategis Utama (SSU) 1 memiliki 4 IKU dan menjadi kinerja dari Kepala

Bidang Program dan Fasilitas (Kabid Profas), Kepala Bidang Diseminasi (Kabid

Diseminasi, serta Kepala Bagian Administrasi (Kabag Administrasi) yang dituangkan

dalam Perjanjian Kinerja tahun 2018. Perjanjian kinerja tersebut ditanda tangani

antara Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Kabid Profas, Kabid

Diseminasi, serta Kabag Administrasi yang kemudian diturunkan menjadi kinerja dari

Kepala-Kepala Kelompok Pemanfaatan/ Kerekayasaan serta diturunkan ke dalam

SKP individu peneliti, perekayasa, dan perencana. Kelompok Pemanfaatan &

Kerekayasaan di Pusfatja terdiri dari Kelompok Pemanfaatan Sumber Daya Wilayah

Darat, Kelompok Pemanfaatan Sumber Daya Wilayah Laut dan Pesisir, Kelompok

Pemanfaatan Lingkungan dan Mitigasi Bencana, serta Kelompok Kerekayasaan.

Untuk Sasaran Strategis Utama (SSU) 2:

Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

yang prima.

Penjelasan secara detail terhadap beberapa Indikator Kinerja Utama dari Sasaran

Strategis Utama 2, yakni:

IKU 5. Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi

penginderaan jauh

34

Instansi pengguna yang dimaksud dalam IKU 5 meliputi masyarakat umum,

masyarakat ilmiah, perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, serta swasta

yang memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh.

Perhitungan target IKU 5 dilakukan dengan menghitung jumlah instansi

pengguna yang memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh. Rincian target

IKU 5 sebanyak 90 instansi.

IKU 6. Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam IKU 6 merupakan tingkat

kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran kuantitatif atas

pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh.

Perhitungan target IKU 6 dilakukan dengan menghitung rata-rata Indeks

Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh yang dilakukan

melalui diseminasi kuisioner kepada pengguna pemanfaatan penginderaan jauh.

Traget nilai IKM tersebut dalam IKU adalah sebesar 82.

Indikator Tujuan

Untuk melihat keberhasilan dari capaian Pusfatja tahun 2015-2019, Pusfatja

menetapkan indikator tujuan, yakni:

1. Terwujudnya pelayanan prima dibidang pemanfaatan penginderaan jauh bagi

masyarakat.

2. Terwujudnya operasional SPBN yang memenuhi standard dan prosedur (ISO

9000 dan 27000).

3. Tercapainya Pusfatja ditetapkan sebagai Pusat Unggulan IPTEK di bidang

Pemanfaatan dan Diseminasi Informasi Penginderaan Jauh.

2.4 Mekanisme Pengumpulan Data Kinerja

Perjanjian kinerja Pusfatja tahun 2018 yang ditandatangani oleh Kepala Pusat

dengan Deputi Bidang Penginderaan Jauh dan sasaran strategis Pusfatja dalam

Renstra Pusfatja tahun 2015-2019 diturunkan menjadi perjanjian kinerja Kepala

Bidang yang ditanda tangani bersama antara Kepala Pusat, Kabid Profas, Kabid

Diseminasi, Kabag Administrasi, dan Kepala Kelompok Pemanfaatan

Litbang/Kerekayasaan (Kapokfat/Kapokyasa). Perjanjian Kinerja Kabid Profas dan

Kabid Diseminasi diturunkan menjadi SKP kinerja fungsional tertentu non peneliti,

35

perekayasa, dan perencana atau fungsional umum. Perjanjian Kinerja

Kapokfat/Kapokyasa diturunkan menjadi Perjanjian Kinerja Principal Investigator (PI)

dan Group Leader. Kinerja PI dan Group Leader diturunkan menjadi SKP Peneliti

dan Perekayasa. Perjanjian Kabag Administrasi diturunkan menjadi SKP Kepala Sub

Bagian SDM dan Ketatausahaan, Kepala Sub Bagian Keuangan dan BMN, serta

SKP Staf Fungsional selain Peneliti dan Perekayasa.

Penilaian terhadap kinerja di lingkungan Pusfatja dilakukan berdasarkan

Pedoman Pengelolaan Kinerja PUSFATJA dimana penilaian kinerja tersebut

dilakukan secara berjenjang. Penilaian kinerja dilakukan langsung oleh Kepala Pusat

atas usulan Kabid Profas bagi fungsional peneliti, perekayasa, dan perencana

tingkat madya hingga tingkat di atasnya. Sedangkan, penilaian kinerja untuk pejabat

fungsional peneliti, perekayasa, dan perencana dari tingkat pertama sampai dengan

muda dilakukan oleh Kabid Profas atas usulan dari Kapokfat/Kapokyasa. Untuk

fungsional lainnya, penilaian kinerja dilakukan oleh atasan langsung dari pejabat

fungsional.

Kegiatan pemantauan kinerja eselon III, eselon IV, Kapokfat, Kapokyasa dan

pegawai dilakukan melalui laporan teknis yang wajib dibuat oleh masing-masing

pihak dan disampaikan kepada Kabid Profas. Kabid Profas kemudian

melaporkannya kepada Kepala Pusat. Selain pemantauan melalui laporan teknis

bulanan, dilakukan pula pemantauan terhadap target triwulanan melalui laporan

triwulan (Gambar 2.2.).

Untuk pemantauan pelaksanaan kegiatan penelitian dan kerekayasaan

dilakukan evaluasi laporan kemajuan per triwulan dan atau per semester. Evaluasi

laporan triwulan dan atau semester dilakukan dengan melibatkan para pihak

pemangku kepentingan atau pengguna melalui forum diskusi kelompok serta

Kolokium. Pengaturan evaluasi tersebut diatur dalam Pedoman Perencanaan,

Pelaksanaan Pemantauan Evaluasi Kegiatan, dan Pelaporan di Pusat Pemanfaatan

Penginderaan Jauh.

36

Gambar 0.2 SOP mekanisme pengumpulan data kinerja

37

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA 2018

Pada pelaksanaan kegiatan di tahun 2018 kinerja PUSFATJA mencapai capaian

kinerja untuk setiap IKU yang telah ditetapkan yang dilaporkan dalam LAKIN

PUSFATJA. Laporan kinerja harus dapat dan mudah diukur sehingga dapat

menggambarkan atau menjelaskan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan

berdasarkan hasil perumusan yang dituangkan pada Renstra 2015-2019. Bentuk

laporan kinerja tersebut merupakan akuntabilitas kinerja sebagai bentuk

pertanggungjawaban atas kinerja suatu organisasi kepada para pihak yang

mempunyai hak atau kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban.

3.1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2018

Pada pelaksanaan kegiatan di tahun 2018 sebagaimana tersebut dalam

Penetapan Kinerja, Pusfatja mencapai hasil seperti disajikan pada Tabel 3.1.

Capaian kinerja untuk tiap IKU di atas 100%, bahkan untuk beberapa IKU jauh

melebihi target, antara lain: jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh, jumlah HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh, jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan

informasi penginderaan jauh, dan Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan

informasi penginderaan jauh.

Capaian ini diperoleh dengan dukungan kegiatan riset yang telah dilakukan

oleh Pusfatja pada tahun 2018. Dari kegiatan tersebut, diperoleh 16 model dan 1

prototipe yang mencukupi kualitasnya untuk dijadikan pedoman pemanfaatan

penginderaan jauh. Model-model yang dibangun tersebut disajikan dalam

penjelasan berikutnya.

Dalam hal publikasi ilmiah nasional, Pusfatja mempublikasikan 20 judul karya

tulis ilmiah. Hal ini berarti bahwa kinerja publikasi ilmiah telah mencapai 20 jumlah

judul karya tulis ilmiah yang ditargetkan (100%). Indikator kinerja ini dicapai karena

adanya dukungan 2 jurnal ilmiah nasional penginderaan jauh yang dikelola oleh

LAPAN, dan keaktifan peneliti/perekayasa dalam mempublikasikan ke jurnal

nasional di luar LAPAN seperti GLOBE yang diterbitkan oleh BIG, serta keaktifan

peneliti dalam membimbing mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di

Pusfatja yang menghasilkan produk karya ilmiah. Peran Seminar Nasional

38

Penginderaan Jauh sangat tinggi karena mendorong peneliti/perekayasa menuliskan

hasil penelitiannya dengan lebih baik. Sinas Inderaja juga membawa pengaruh

terhadap komunikasi ilmiah secara nasional dengan para ahli penginderaan jauh di

luar LAPAN dan stakeholder lainnya. Judul-judul publikasi ilmiah pemanfaatan

penginderaan jauh sebagaimana tersebut pada tabel di atas dapat dilihat pada

Lampiran 4.

Publikasi internasional terindeks di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

mencapai 120%, yaitu 6 judul karya tulis ilmiah internasional dari 5 publikasi target

yang ditetapkan. Target publikasi ini tercapai karena keaktifan peneliti/perekayasa di

dalam kegiatan-kegiatan seminar internasional yang langsung mempublikasikan

karya tulis ilmiah yang dipersentasikan dalam publikasi ilmiah internasional

terindeks. Judul publikasi ilmiah internasional terindeks terlampir.

Tabel 0.1 Capaian Tahun 2018 Berdasarkan Perjanjian Kinerja 2018

Sasaran Strategis Utama

Indikator Kinerja Target Capaian

(1) (2) (3) (4)

1 Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju

IKU 1 IKU 2 IKU 3 IKU 4

Jumlah model, prototipe, dan bahan pedoman pemanfaatan penginderaan jauh yang operasional untuk pemantauan sumberdaya alam, lingkungan, serta mitigasi bencana dan perubahan iklim. Jumlah publikasi nasional terakreditasi dibidang pemanfaatan penginderaan jauh. Jumlah publikasi internasional yang terindeks dibidang pemanfaatan penginderaan jauh. Jumlah HKI yang diusulkan dibidang pemanfaatan

16 Model / 1 Prototipe

20 Makalah

5 makalah

1 judul

16 Model / 1 Prototipe /

(100%)

20 makalah (100%)

6 makalah (120%)

1 judul (100%)

39

penginderaan jauh

2 Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang prima.

IKU 5 IKU 6

Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh. Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh.

90 Instansi

82

123 instansi (137%)

85,75 (104 %)

Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi

penginderaan jauh seperti bimbingan teknis, bantuan teknis, supervisi/konsultansi

kepada berbagai pihak (kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, pemerintah

kabupaten, dan pemerintah kota serta dunia usaha-swasta dan masyarakat-LSM)

yang mencapai 137% dari target 90 instansi dapat terlayani sebanyak 123 instansi

setingkat eselon II. Capaian kinerja ini dicapai karena keaktifan bidang diseminasi

dalam menjalankan tugas yang bersinergi dengan kelompok pemanfaatan. Selain

itu, terdapat suatu program bimtek secara regular yang dilakukan setiap bulan

bersama dengan Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh. Permintaan-

permintaan khusus juga datang dari instansi terkait penegakan hukum seperti

dengan Badan Narkotika Nasional, Komisi Pemberantasan Korupsi, Badan Reserse

dan Kriminal POLRI. Secara lengkap perhitungan capaian kinerja tahun 2018

disajikan pada Tabel 3.1

40

Rata-rata capaian kinerja Pusfatja dengan asumsi bahwa bobot tiap IKU adalah

sama maka berdasarkan Tabel 3.1, secara keseluruhan capaian kinerja Pusfatja

sebesar 139 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2018, Pusfatja telah

berhasil mencapai bahkan melampaui target yang telah ditetapkan pada PK 2018.

Untuk masing masing sasaran strategis 1 dan strategis 2, capaian pada tahun 2018

adalah: 106% dan 205%.

Capaian Pusfatja sebagaimana tersebut di atas tidak terlepas dari upaya

Pusfatja melakukan pembenahan tata kelola penyelenggaraan atau pelaksanaan

program atau kegiatan di Pusfatja serta pengelolaan kinerja. Pelaksanaan kegiatan

penelitian, pengembangan, dan perekayasaan (litbangyasa) di Pusfatja dilakukan

oleh kelompok litbangyasa. Dimana tiap kelompok didukung oleh sub-sub kelompok

tematik litbangysa. Masing-masing sub kelompok tersebut menyusun rencana

penelitian dan target capaian selama 5 tahun (2015-2019). Namun, rencana

penelitian tersebut senantiasa dapat disesuaikan dengan melihat hasil yang telah

dicapai, kebutuhan pengguna dan prioritas LAPAN. Rencana pelaksanaan kegiatan

dari masing-masing kelompok selalu dikomunikasi dengan pengguna melalui diskusi

kelompok terfokus (FGD) dan melibatkan pakar dari perguruan tinggi. Pelaksanaan

kegiatan litbangyasa sejak perencanaan sampai evaluasi serta pelaporan tersebut

dikoordinasikan oleh Bidang Program dan Fasilitas (Profas).

Setiap bulan masing-masing ketua kelompok melaporkan semua capaian atau

proses kegiatan yang dilakukan oleh semua sub kelompok di bawahnya dan setiap

triwulan dilakukan penilaian (evaluasi). Selain laporan triwulan dilakukan pula

evaluasi semester dimana pada laporan semester senantiasa melibatkan pengguna

atau pakar dari perguruan tinggi. Kepala Bidang Profas setiap bulan senantiasa

melaporkan hasil monitoring kegiatan yang dilaporkan setiap kelompok kepada

Kapusfatja dan kepala kelompok dengan memberikan catatan (notifikasi) terhadap

laporan kelompok. Selain itu, terdapat forum konfirmasi antara Kabid Profas dengan

ketua-ketua kelompok litbangyasa untuk klarifikasi dan “update” (revisi) terhadap

laporan yang telah disampaikan. Dengan proses sebagaimana tersebut di atas,

kinerja kelompok dan target-target capaian yang telah ditetapkan pada perjanjian

kinerja Pusfatja dapat senantiasa dipantau dan dilakukan tindak lanjut untuk

menjaga setiap kelompok dapat memenuhi target kinerjanya.

Berdasarkan capaian kinerja Pusfatja seperti yang tertera dalam Tabel 3.1

dapat diuraikan penjelasannya sebagai berikut:

41

Sasaran Strategis 1: Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.

Pada sasaran strategis 1 terdapat 4 IKU, yakni:

IKU 1: Jumlah model, pedoman, modul, dan prototipe di bidang penginderaan

jauh untuk pemanfaatan penginderaan jauh untuk pemantauan sumber

daya alam (sda), lingkungan, serta mitigasi bencana, dan perubahan

iklim.

Pada persiapan penyusunan Rencana Kerja (Renja) Pusfatja 2018 terdapat

penyesuaian target pada IKU 1 dimana pada Rencana Strategis Pusfatja 2015-2019

total capaian model/modul/prototype/bahan pedoman adalah 20 berubah pada

Renja 2018 menjadi total 17 (16 Model dan 1 prototype) diakibatkan karena adanya

penyesuaian anggaran yang diusulkan pada Renstra dimana jumlahnya menurun

saat menjadi pagu anggaran yang ditetapkan pada Renja 2018. Output yang

dihasilkan pada IKU 1 berupa 16 model dan 1 prototipe pemanfaatan penginderaan

jauh/ prototipe sistem perekayasa. (Tabel 3.2). Dan Perbandingan capaian IKU 1

dengan tahun sebelumnya tertera pada Tabel.3.3

Tabel 0.2 Capaian Sasaran Strategis 1 dan Target IKU 1 PUSFATJA Tahun 2018

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

IKU 1:

Jumlah model, pedoman, modul, dan

prototipe di bidang penginderaan jauh

untuk pemanfaatan penginderaan jauh

untuk pemantauan sumber daya alam

(sda), lingkungan, serta mitigasi bencana,

dan perubahan iklim.

16 model

1 prototipe

16 model

1 prototipe

100%

Tabel 0.3 Perbandingan Capaian IKU 1 dengan Tahun Sebelumnya

IKU 1 2015 2016 2017 2018 Target

Renstra

2019

Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi Capaian

Jumlah

model,

18 20 21 17 17 100 22

42

pedoman,

modul, dan

prototipe di

bidang

penginderaan

jauh untuk

pemanfaatan

penginderaan

jauh untuk

pemantauan

sumber daya

alam (sda),

lingkungan,

serta mitigasi

bencana, dan

perubahan

iklim.

Output 16 model pemanfaatan penginderaan jauh yang telah dihasilkan oleh

Pusfatja pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:

(1) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Untuk Memantau dan Menganalisis

Fase Pertumbuhan Tanaman Padi

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pertumbuhan

tanaman padi sawah menggunakan data Landsat 8 Multitemporal di pulau

Jawa. Lokasi penelitian adalah area persawahan PT Sang Hyang Sri, Subang,

Jawa Barat dan sekitar Malang, Jawa Timur. Manfaat penelitian dapat

menentukan kelas tingkat kehijauan vegetasi (TKV) tanaman padi, memantau

fase pertumbuhan tanaman padi, dan memprediksi waktu dan luas panen

berdasarkan estimasi umur tanaman padi.

43

Gambar 0.1 Profil Pertumbuhan Tanaman Padi pada Lahan Sawah dengan EVI Max 0.55-0.60

Deteksi tanaman padi yang ditanami di lahan sawah ditentukan

berdasarkan 3 kriteria utama, yaitu EVI Maksimum, nilai EVI saat

penggenangan/awal tanam, serta perbedaan EVi Maksimum dengan EVI saat

tanam. Tahapan pengolahan data dan analisis data EVI Multitemporal Landsat

8 untuk memperoleh Profil pertumbuhannya di setiap kelas lahan sawah

disajikan dalam Gambar 3.1.

Model Pertumbuhan Tanaman Padi berdasarkan analisis regresi adalah

sebagai berikut :

Persamaan : Y = b0 + b1*X + b2*X^2 + b3*X^3

Y = 128 + 125*EVI (Data EVI 8 dari citra Landsat 8 Bit)

X = HST (Hari Setelah Tanam)’

(2) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Perairan Darat (Monitoring

Danau).

Penentuan batas tetap danau paparan banjir dapat didekati dengan hitung

perataan kuadrat terkecil. Metode yang digunakan adalah harmonic modeling

dengan menggunakan data dengan multitemporal yang lama dan diusahakan

pada rentang 1 periode pasang surut (~18,61 tahun). Metode tersebut dipantau

dengan pengamatan di citra multitemporal pada wilayah darat dan air. Wilayah

campuran darat dan air bisa ditentukan oleh metode ini sebagai darat atau

danau. Orde yang digunakan pada metode ini adalah 1.

44

Gambar 0.2 Anomali Bouguer di Danau Cascade Mahakam

Selain penentuan batas tetap danau paparan banjir, juga dilakukan

ekstraksi informasi geobiofisik bawah permukaan Danau Cascade Mahakam.

Informasi yang diekstraksi adalah gangguan gaya berat (gravity disturbance),

anomali Bouguer, dan deformasi vertical (Gambar 3.2). Gravity disturbance ini

memetakan kondisi bawa permukaan. Hal tersebut bermanfaat pada

pendeteksian potensi energi dan sumber daya mineral. Gravity disturbance ini

juga bermanfaat pada aplikasi tektonik dan vulkanik. Pada Danau Cascade

Mahakam ini belum ditemukan potensi energi. Anomali Bouguer merupakan

salah satu parameter dari grafity modeling forwad. Parameter ini bermanfaat

dalam pendeteksian potensi batuan dan non batuan yang berada di bawah

permukaan Danau Cascade Mahakam. Anomali Bouguer ini juga bermanfaat

dalam aplikasi tektonik. Anomali Bouguer juga sering digunakan untuk aplikasi

geofisika.

(3) Pemanfaatan Data Radar untuk Lingkungan Pertambangan

Kawasan pertambangan timah pada data sentinel -1 dengan kombinasi

RGB VV,VH,(VV/VH)*(VV-VH) dicirikan dengan pola yang menjari mengikuti

lembah ataupun alur sungai, dengan bentuk yang tidak teratur. Dari parameter

warna, kawasan pertambangan memiliki warna ungu gelap dengan bercak –

bercak hitam. Bercak hitam ini merupakan “kolong”. Pada data sentinel -1,

kawasan pertambangan dapat di bedakan dengan lahan terbuka non

pertambangan. Lahan terbuka non pertambangan memiliki warna merah

terang. Hal ini terjadi karena selain dipengaruhi oleh tutupan lahan, data radar

45

juga dipengaruhi oleh texture atau relief permukaan. Pada kawasan

pertambangan texture dan relief nya lebih kasar daripada lahan terbuka non

pertambangan disebabkan kegiatan pertambangan yang mengeruk tanah

untuk di gali dan ditimbun disekitarnya, sedangkan lahan terbuka non

pertambangan biasanya terdapat di daerah yang relatif datar. Pada data

sentinel-1 juga tidak dapat dibedakan antara kawasan pertambangan yang

memiliki banyak pasir kuarsa putih ataupun tidak dan tidak ada tutupan awan

karena sifat dari gelombang radar. Kedua hal tersebut mampu menutupi

kekurangan penggunaan data Landsat-8 (Gambar 3.3)

Gambar 0.3 Citra Sentinel-1 kombinasi RGB VV,VH,(VV/VH)*(VV-VH) di daerah Kabupaten Bangka yang memiliki banyak kawasan pertambangan

(4) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Tata Ruang

Perkotaan

Data kamera LSU yang memiliki resolusi spasial sangat tinggi menjadi

alternatif dan komplemen bagi data citra satelit resolusi sangat tinggi (CSRST),

salah satunya adalah Pleiades-1A. Data Pleiades-1A memiliki resolusi spasial

mencapai 50 cm, sementara itu data kamera LSU memiliki resolusi spasial

mencapai 5 cm. Dalam penelitian ini dilakukan kajian untuk membandingkan

profil spasial pada data kamera LSU dengan data Pleiades-1A. Metode yang

dilakukan dalam penelitian ini yaitu membandingkan profil spasial pada kedua

46

citra. Transek dibuat pada area yang berbeda dengan tutupan lahan yang

beragam serta memiliki topografi datar hingga landai. Hasil menunjukkan

bahwa kedua citra memiliki pola reflektan dengan intensitas yang sama. Hasil

selanjutnya menunjukkan bahwa resolusi spasial yang dimiliki data kamera

LSU 10 kali lebih tinggi daripada data Pleiades yang dilihat dari panjang

transek yang dibuat pada setiap data. Data kamera LSU memiliki pola pada

profil yang lebih detail pada jarak transek yang sama sehingga pada setiap

perubahan objek akan terlihat perubahan nilai digital yang signifikan pada

profil, sementara itu pada data Pleiades banyak ditemukan piksel campuran

yang terlihat dari pola profil karena resolusi spasialnya di bawah data kamera

LSU.

Pengolahan data dalam penelitian ini diawali dengan pembuatan citra

orthomosaik dari data foto tunggal yang telah dihasilkan pada proses akuisisi di

sebagian wilayah Muara Angke, Jakarta Utara. Setelah dihasilkan citra

termosaik sebagian wilayah Muara Angke, tahap selanjutnya yaitu melakukan

pemilihan Area of Interest (AOI) yang menjadi area sampel untuk membuat

transek profil. Sementara itu untuk data Pleiades-1A, dilakukan pemilihan AOI

pada data yang sudah di-pansharpened. Setelah dilakukan pemilihan AOI,

selanjutnya dilakukan pembuatan transek profil pada setiap AOI. Setelah itu,

tahap selanjutnya adalah analisis terhadap transek profil pada seluruh AOI,

baik itu pada data Pleiades-1A maupun data kamera LSU (Gambar 3.4)

47

(A)

(B)

Gambar 0.4 Wilayah kajian. (A) Citra orthomosaik LSU (B) Data Pleiades-1A

(5) Pemanfaatan Data LAPAN A3 untuk Monotoring Padi

Proses klasifikasi OBIA pada data LAPAN A3 yang digunakan untuk

mengidentifikasi lahan sawah yang ada di Kabupaten Subang menghasilkan 4

kelas yaitu sawah air, sawah vegetasi, sawah bera, dan non sawah. Dalam

melakukan klasifikasi data LAPAN A3 menggunakan Band green, red, dan NIR

karena memiliki resolusi spectral yang mudah digunakan dalam

mengidentifikasi vegetasi dan air. Untuk mengidentifikasi 4 kelas tersebut

digunakan beberapa sampel yang memiliki bentuk, warna dan tekstur yang

sama. Dari hasil proses segmentasi masih terdapat beberapa kenampakan

oversegmented dalam kenampakan obyek yang sama. Oversegmented ini

dikarenakan kurang tepatnya dalam pemberian nilai pada tiap-tiap parameter

algoritma ketika proses segmentasi dilakukan. Pemberian nilai sangat

berpengaruh terhadap hasil yang ditampilkan. Contohnya pada obyek sawah

air kenampakan hampir sama dengan lahan terbuka (sawah bera), hanya saja

obyek air warna lebih sedikit tua. Setelah proses pengambilan sampel

dilakukan, maka klasifikasi data LAPAN A3 menggunakan scale parameter

1000, shape (0.5) dan compactness (0.9) yang digunakan untuk

menggabungkan antar obyek. Hasil klasifikasi masih dalam bentuk raster,

48

kemudian di eksport dalam format shp yang akan digunakan dalam pengujian

nilai akurasinya dengan data Landsat 8 OLI. (Gambar 3.5)

(a) (b)

Gambar 0.5 Hasil segementasi digital berbasis obyek dan pengambilan beberapa sampel pada obyek-obyek yang memiliki kesamaan (a), dan hasil

klasifikasi dan pengkelasan (b) dengan menggunakan data LAPAN A3 Tanggal 19 Juni 2017

(6) Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN A3 untuk Identifikasi Hutan

Data satelit LAPAN-A3 dapat digunakan untuk mendeteksi parameter

geobiofisik yang indeks vegetasi (NDVI), Indeks tanah (NDSI) dan Indeks Air

(NDWI) dengan menggunakan pengembangan modifikasi formula. Formula

yang digunakan pada citra Landsat dapat digunakan pada citra satelit LAPAN-

A3 dengan modifikasi formula:

NDVI(LAPAN-A3) = NIRRED

NIRRED

,

Sedangkan NDSI yang digunakan pada data optik Landsat tidak dapat

digunakan pada citra satelit LAPAN-A3, karena satelit LAPAN-A3 tidak memiliki

band SWIR, walaupun sudah dimodifikasi dengan mengggunakan band lainnya

yaitu green, ternyata tidak dapat mengidentifikasi lahan kering, tetapi

berpotensial untuk mengidentifikasi lahan terbuka basah.

NDSI(LAPAN-A3) = NIRGreen

NIRGreen

49

dan untuk mengidentifkasi lahan yang mengandung air dapat digunakan

formula dengan memanfaatkan band red, green dan blue. Formula yang

optimal untuk mengidentifikasi lahan berair adalah :

NDWI(LAPAN-A3) = dBlue

dBlue

Re

Re

Tingkat ketelitian dari perbandingan analisis data LAPAN-A3 dengan Landsat-8

60%, dan perlu dilakukan verifikasi dan divalidasi lapangan.

(7) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Monitoring Tanaman Tebu

Metode penelitian yang digunakan adalah teknik pengolahan citra optik

untuk analisis visual citra dan teknik pengolahan digital untuk analisis digital.

Setelah dilakukan pengolahan citra Landsat multitemporal dan citra NDVI

kemudian citra dioverlay dengan peta digital blok tanaman tebu yang diperoleh

dari PTPG Subang, selanjutnya diekstrak nilai NDVI rata-rata pada setiap blok

tebu. Kemudian dilakukan pemilihan sampel berdasarkan interpretasi secara

visual pada blok-blok tebu menggunakan data Landsat multitemporal, diperoleh

beberapa sampel blok yang mewakili, yang hasil salah satu sampel blok

kemudian dianalisis pola/model pertumbuhan tebunya, kemudian dibuat model

regresi, sehingga di hasilkan pola dan persamaan kuadratik dari persamaan

regresi antara umur tanaman tebu (16 harian) dengan nilai NDVI. Gambar pola

dan persamaan regresi dari salah satu blok sampel disajikan dalam Gambar 3.

Dari hasil yang diperoleh dengan beberapa sampel blok tanaman tebu

menggunakan data Landsat multitemporal dan dianalisis pola pertumbuhan

tanaman tebu menggunakan data NDVI selama 1 periode tanam menunjukkan

kurva polinomial orde 2 dengan koefisien regresi rata-rata di atas 0.8. (Gambar

3.6)

50

Gambar 0.6 Perolehan data Landsat multitemporal path/row 122/064, Tahun 2014.

(8) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Batimetri 1

Dari data Landsat 8 dihasilkan informasi batimetri Bawean menggunakan

metode Random Forest. Dengan metode Random Forest yang relative cepat

dalam proses pengolahan, batimetri dari data Landsat 8 dapat digunakan

sebagai informasi batimetri awal dalam penyediaan dan pembaruan informasi

batimetri. Dari data SPOT 6/7 dihasilkan batimetri menggunakan metode

Random Forest dan Kanno. Metode Kanno TNP memberikan hasil yang

terbaik. Hasil analisis menggunakan 2500 titik sampel di perairan Mansuar

diperoleh RMSE sebesar 0,6567 dan koefisien determinasi R2 sebesar 0,9860.

Dengan demikian, batimetri dari data SPOT 6/7 dapat digunakan untuk

pembuatan dan pembaruan informasi batimetri dengan resolusi spasial 6 m.

Penggunaan data Pleiades untuk batimetri masih memerlukan pengembangan

lebih lanjut, pada lokasi studi area yang mewakili perairan vulkanik dan

terumbu (Gambar 3.7)

51

Gambar 0.7. Batimetri Bawean dari Landsat 8 menggunakan metode Random Forest

(9) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Informasi Zona Potensi

Penangkapan Ikan (ZPPI)

Berdasarkan hasil pengolahan data satelit yaitu suhu permukaan laut dari

SNPP VIIRS, diperoleh informasi ZPPI pesisir untuk perairan Nias Utara

tanggal 28 November 2018 seperti ditampilkan pada Gambar 3.8. Terdapat 13

titik koordinat ZPPI dan letaknya kurang dari 12 mil. Setiap titik koordinat ZPPI

mempunyai cakupan radius 3 km. Informasi ZPPI pesisir untuk perairan Nias

Utara cakupannya mulai dari 1 mil sampai 12 mil. Penentuan 1 mil dilakukan

berdasarkan hasil survei pengukuran kedalaman laut dan informasi yang

diperoleh dari nelayan Nias Utara terkait jarak lokasi penangkapan ikan dari

pantai. Untuk 1 mil dari pantai kedalamannya sudah mencapai 40 meter lebih

dan merupakan lokasi penangkapan ikan oleh nelayan pesisir..

52

Gambar 0.8 Informasi ZPPI Pesisir Perairan Kabupaten Nias Utara

(10) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi

Ekosistem Mangrove

Untuk menjawab tujuan ketiga dimulai dengan 2 kandidat model yaitu

Indeks Mangrove digunakan sendiri dan model kedua menggunakan gabungan

Indeks Mangrove dan NDVI. Untuk mengembangkan dua kandidat model

tersebut, diperlukan metode penilaian kondisi mangrove dari data lapangan

untuk digunakan sebagai input data dalam litbang dan/atau validasi. Metode

penilaian kondisi mangrove masih beragam dan belum baku, sehingga

diperlukan studi pustaka mengenai hal tersebut. Studi pustaka sdh dilakukan

dan ditulis salam satu KTI. Selain itu hasil dari studi pustaka yaitu metode-

metode penilaian digunakan dalam pemgambilan data lapangan baik di Alas

Purwo maupun Segara Anakan Cilacap. Sampai tulisan ini ditulis analisa data

lapangan dan analisa lainnya masih terus dilakukan. Salah satu hasil analisa

data lapangan di Alas Purwo digunakan dalam analisa tujuan pertama di atas.

53

(11) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Budidaya Perikanan

Analisis potensi kawasan seringkali memanfaatkan data penginderaan jauh

(inderaja). Secara umum, data inderaja merupakan sumber data bagi analisis

spatial dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penggabungan data inderaja

dan SIG dapat meningkatkan cakupan wilayah yang diestimasi baik secara

spatial dan temporal. Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk

penentuan lokasi potensi kawasan budidaya adalah muatan padatan

tersuspensi (MPT), suhu permukaan laut (SPL), klorofil a, dan kedalaman air.

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka diperoleh informasi kesesuaian

budidaya perikanan untuk 15 provinsi prioritas. Berikut adalah contoh dari

kesesuaian budidaya perikanan (Gambar 3.9 – Gambar 3.10).

Gambar 0.9 Informasi Kesesuaian Budidaya Kerapu

54

Gambar 0.10 Informasi Kesesuaian Budidaya Rumput Laut

(12) Pengembangan Model Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk

Ekstraksi Informasi Kualitas Perairan

Data citra Landsat 8 yang digunakan pada kegiatan penelitian ini terdiri dari

2 seri perekaman data yaitu tanggal 22 juli dan 23 Agustus 2018. Pelaksanaan

survei lapangan dilakukan berbarengan dengan perekaman data pada tanggal

7 Agustus 2018. Namun, pada tanggal tersebut seluruh lokasi kajian tertutupi

oleh awan tebal sehingga penggunaan data citra diambil sebelum dan sesudah

tanggal pelaksanaan survei lapangan. Total sampel yang diukur sebanyak 64

titik selama 6 hari. Kegiatan survei lapangan pada tahun ini terdapat

penambahan peralatan baru yaitu spektrometer WISP-3. Alat ini dapat

mengukur secara langsung konsentrasi dari parameter muatan padatan

tersuspensi (mg/L), klorofil-a (µg/L), atenuasi (meter), dan konsentrasi

pychocyanin yang dihasilkan oleh fitoplankton jenis tertentu. Pada kegiatan

survei kali ini, alat ini digunakan pula untuk membandingkan hasil yang

diperoleh antara penggunaan alat dengan pengukuran muatan padatan

55

tersuspensi dan klorofil-a di laboratorium. Dari hasil pengukuran parameter

tersebut terdapat nilai yang sangat jauh berbeda dan masih banyak titik-titik

pengamatan yang tidak dapat terukur menggunakan alat tersebut dengan

waktu pengamatan antara pukul 11.00 hingga pukul 14.00 yang diduga efek

sinar matahari yang terlalu tinggi dengan peringatan dari alat too much light.

Pengambilan sampel pun dilakukan hanya satu kali namun, diambil minimal 3

kali pengukuran untuk melihat kestabilan nilai yang didapatkan dari alat

tersebut. Perhitungan reflektan dari WISP-3, perlu dilakukan akses ke

websitenya http://www.waterinsight.nl/, dengan mengupload data pengukuran

dan memasukkan kondisi cuaca/iklim secara otomatis reflektan akan terhitung

dan data hasil perhitungan dapat didownload ke dalam csv atau image.

Gambar 0.11 Reflectance Remote Sensing untuk Seluruh Titik Survei Lapangan

Gambar 0.12 Reflektan dari WISP-3 untuk Seluruh Titik Survei Lapangan

56

(13) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Informasi Terumbu Karang

Algoritma Lyzenga menghasilkan identifikasi objek dibawah air dalam 4

kelas yaitu kelas karang, kelas lamun, kelas makroalga serta kelas substrat.

Algoritma dapat mengekstraksi obyek dibawah air yang selanjutnya dilakukan

klasifikasi. Proses klasifikasi dilakukan dengan menggunakan metode

klasifikasi tidak terbimbing (unsupervised). Hasil dari klasifikasi tersebut

selanjutnya dilakukan proses reclass dalam rangka reklasifikasi yang hasil

akhirnya dikelaskan menjadi 4 kelas tersebut. Proses klasifikasi memberikan

gambaran ekstraksi habitat bentik ekosistem terumbu karang yang dihasilkan

dari algoritma tersebut dengan akurasi mencapai 64%. Kajian spektral juga

dilakukan dalam kegiatan penelitian ini dalam rangka proses klasifikasi yang

akan dilakuakn secara digital untuk peningkatan akurasi hasil ekstraksi

informasi habitat bentik ekosistem terumbu karang (Gambar 3.13)

Gambar 0.13 Hasil Ekstraksi Data Landsat 8 untuk Habitat Terumbu Karang

57

(14) Pengembangan Model Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk

Kebakaran Hutan dan Lahan

Model pemanfaatan data Himawari-8 untuk deteksi hotspot dilakukan pada

tahun lalu dan menghasilkan algoritma Absolute Fire Pixel (AFP) dan Possible

Fire Pixel (PFP). Pada tahun ini, penelitian bertujuan untuk memperoleh nilai

akurasi hotspot dari data Himawari-8. Uji validasi di Provinsi Riau tahun 2015

menunjukan nilai akurasi 34,08%. Sementara itu, uji akurasi hotspot diProvinsi

Kalimantan Barat menunjukan nilai akurasi 26,11% untuk 14 kabupaten/kota

(Gambar 3.13)

(a) (b)

(c)

Gambar 0.14 Klasifikasi asap kebakaran multi-threshold (a) band 3 (0.31≤Band 3<0.43), (b) band 3 (0.31≤Band 3<0.43), band 7 (298.39 ≤Band 7<303.6) dan band 15 (285.75 ≤Band 15<298.57), (c) band 3 (0.31≤Band 3<0.43), band 7

(298.39 ≤Band 7<303.6) dan band 15 (285.75 ≤Band 15<298.57)

(15) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Mitigasi Bencana Banjir

Beberapa penelitian yang terkait dengan penggunaan pemetaan banjir oleh

sistem penginderaan jauh pasif telah dilakukan, seperti: Administrasi Kelautan

58

dan Atmosfer Nasional / Radiometer Resolusi Sangat Tinggi (NOAA / AVHRR)

yang canggih (Barton dan Bathols 1989; Islam dan Sado 2000; Domenikiotis et

al. 2003), Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS)

(Brakenridge dan Anderson 2003; Taubenböck et al. 2011), Landsat Mapper

(TM) (Schnebele dan Cervone 2013), Radiasi Emisi Termometer dan Radiasi

Termal Terdepan (ASTER) ) (Alexakis dkk. 2014), Satellite Pour l'Observation

de la Terre (SPOT) (Blasco et al. 1992) dan lain-lain. Sementara itu, beberapa

studi yang terkait dengan penggunaan pemetaan banjir oleh sistem

penginderaan jauh aktif telah dilakukan, seperti: Pengambilan Tanah Lahan

Lanjutan Array Bertahap L-band Radar Sintesis Sintetis (ALOS PALSAR)

(Chapman dkk. 2015; Yulianto dkk. 2015.), RADARSAT-1 (Mahmood dkk.

1999; Kuehn dkk. 2002), TerraSAR-X (Martinis dkk. 2009; Pradhan dkk. 2014),

ERS-1 (Badji dan Dautrebande 1997; Oberstadler et al. 1997), Envisat

Advanced Synthetic Aperture Radar (ASAR) (Henry et al. 2006; Schumann et

al. 2007) dan lain-lain. Tujuan penelitian adalah mendeteksi lokasi genangan

setelah banjir dengan cepat dan tepat saat ini sangat diperlukan, karena itu

dalam penelitian ini dilakukan pembandingan beberapa metode untuk

memperoleh metode terbaik untuk mendeteksi genangan banjir menggunakan

data SAR. (Gambar 3.15)

a. Klasifikasi

supervice b. Simulation terrain

corecction c. Theshold Kitler

59

d. Theshold Kapur e. Theshold Tsai f. Theshold Otsu

Gambar 0.15 Tumpang Susun antara beberapa hasil metode identifikasi daerah genangan banjir dengan titik survey lapangan kejadian banjir di sekitar Danau

Tempe Kab. Wajo

(16) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Deteksi Tumpahan Minyak

Pendekatan kedua yang digunakan untuk deteksi oil spill adalah

menggunakan algoritma adaptive threshold yang tersedia pada tool oil spill

detection di perangkat lunak SNAP. Pada dasarnya penerapan adaptive

threshold melalui tahapan berikut: (1) Tingkat backscatter rata-rata lokal

diperkirakan menggunakan piksel dalam ukuran window yang luas, sehingga

dalam implementasi perlu ditetapkan ukuran background window, (2)

Kemudian threshold pendeteksian ditetapkan sebesar k desibel di bawah

perkiraan tingkat backscatter rata-rata lokal. Maka piksel dalam window dengan

nilai lebih rendah dari threshold terdeteksi sebagai dark spot. k atau Threshold

Shift adalah parameter yang dipilih pengguna. (Gambar 3.16)

.

60

(a) (b)

(c)

Gambar 0.16 Hasil deteksi oil spill dengan adaptive threshold Perairan Bintan

(a) sebelum modifikasi, (b) setelah modifikasi, (c) Perairan Balikpapan setelah

modifikasi

Output 1 prototipe sistem perekayasaan pemanfaatan penginderaan jauh yang

telah dihasilkan oleh Pusfatja pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:

(1) Prototipe Perekayasaan Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN)

Penerapan sistem GeoNode dalam membangun Geoportal SPBN di

Pusfatja LAPAN telah berhasil mendiseminasikan informasi spasial dan

tekstual hasil-hasil pemanfaatan penginderaan jauh yang dilaksanakan oleh

Pusfatja LAPAN. Sistem SPBN ini bisa berperan sebagai Sistem Pendukung

Pengambilan Keputusan (Decission Support System) dalam instansi LAPAN

maupun intansi pemerintah lainnya (Gambar 3.17)

Oil Spill

Kapal

Oil Spill

Oil Spill

61

Gambar 0.17 (a) Contoh tampilan Layer Fase Pertumbuhan Padi pada sistem

GeoNode SPBN Pusfatja LAPAN. (b) Contoh tampilan Map pada sistem GeoNode SPBN Pusfatja LAPAN Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI, (c)

Contoh tampilan Map pada sistem GeoNode SPBN Pusfatja LAPAN Informasi Indeks Kekeringan.

Output 6 pedoman pemanfaatan penginderaan jauh yang telah dihasilkan oleh

Pusfatja pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:

(1) Pedoman Pemanfaatan Penginderaan Juah untuk Batimetri

(2) Pedoman Pemanfaatan Penginderaan Juah untuk Kebakaran Lahan dan

Hutan

(3) Pedoman Pemanfaatan Penginderaan Juah untuk Mitigasi Deteksi

Tumpahan Minyak

(4) Pedoman Pemanfaatan Penginderaan Juah untuk Kekeringan

(5) Pedoman Pemanfaatan Penginderaan Juah untuk Monitoring Gunungapi

(6) Pedoman Perekayasaan Sistem Pemantauan Bumi Nasional

IKU 2 : Jumlah publikasi nasional terakreditasi dibidang pemanfaatan

penginderaan jauh

(a) (b)

(c)

62

Pada tahun 2018, target publikasi ilmiah nasional terakreditasi sebanyak 20

makalah dapat tercapai. Capaian Pusfatja untuk publikasi ilmiah nasional

terakreditasi sebanyak 20 makalah atau mencapai 100% dari target (Tabel 3.4).

Tabel 3.5 Menunjukan perbandingan capaian IKU 2 dengan tahun sebelumnya.

Judul-judul Publikasi ilmiah pada jurnal nasional tercantum pada Tabel 3.6 Selain

publikasi ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi dihasilkan juga beberapa karya

tulis ilmiah yang dipaparkan pada seminar nasional atau internasional dan

diterbitkan dalam bentuk prosiding, buku atau majalah popular.

Tabel 0.4 Capaian Sasaran Strategis 2 dan Target IKU 2 PUSFATJA Tahun 2018

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

IKU 2 : Jumlah publikasi Nasional yang terakreditasi dibidang pemanfaatan penginderaan jauh

20 20 100%

Tabel 0.5 Perbandingan Capaian IKU 2 dengan Tahun Sebelumnya

IKU 2 2015 2016 2017 2018 Target Renstr

a 2019

Realisasi

Realisasi

Realisasi

Target

Realisasi

Capaian

Jumlah publikasi nasional yang terakreditasi dibidang pemanfaatan penginderaan jauh

7 19 21 20 20 100% 21

Tabel 0.6 Daftar makalah publikasi nasional yang diterbitkan tahun 2018

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

1 LAPAN-A3 Satellite Data Analysis for

Jalu Tejo Nugroho

International Journal of Remote

Volume 15 No. 1

Published No. 774/AU3/P2MI-LIPI/08/2017

63

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

Land Cover Classification (Case Study: Toba Lake Area, North Sumatra)

Sensing and Earth Science

Tahun 2018

Abstract LAPAN-A3 is the 3rdgeneration satellite for remote sensing developed by National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN). The camera provides imagery with 15 m spatial resolution and able to view a swath 120 km wide. This research analyzes the performance of LAPAN-A3 satellite data to classify land cover in Toba Lake area, North Sumatera. Data processing starts from the selection of region of interest up to the assessment of accuracy. Supervised classification with maximum likelihood approach and confusion matrix method was applied to classify and evaluate the assessment results. The land cover is classified into five classes; water, bare land, agriculture, forest and secondary forest. The result of accuracy test is 93.71%. It proves that LAPAN-A3 data could classify the land cover accurately. The data is expected to complement the need of the satellite data with medium spatial resolution.

2

Study on Potential Fishing Zones Information Based on SNPP VIIRS and Himawari-8 Satellites Data

Sartono Marpaung, Rossi Hamzah, Teguh Prayogo, Kuncoro Teguh Setiawan

International Journal of Remote Sensing and Earth Science

Volume 15 No. 1 Tahun 2018

Published No. 774/AU3/P2MI-LIPI/08/2017

Abstract Sea surface temperature (SST) data from S-NPP VIIRS satellite has different spatial resolution with SST data from Himawari-8 satellite. In this study comparative analysis of potential fishing zones information from both satellites has been conducted. The analysis was conducted on three project areas (PA 7, PA 13, PA 19) as a representation Indonesian territorial waters. The data used were daily for both satellites with a period time from August 2016 to December 2016. The method used was Single Image Detection (SIED) to detect thermal fronts. Method of mass center point for determining potential fishing zones coordinate point from result thermal front detection. Furthermore, an analysis of overlapping was done to compare the coordinate point information from both satellites. Based on data analysis that had been done, the result showed that potential fishing zones coordinate points of Himawari-8 satellite was mostly far from potential fishing zones coordinate point of S-NPP VIIRS. The coordinate points whose positionswere close together or nearly same from both satellites was only about 20 %. Differences in potential fishing zones coordinate positions occur due to the effect of

64

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

different spatial resolutions of both satellite data and the size of the front thermal events that had high variability. The ideal potential fishing zones coordinate points information was probably a combination of the potential fishing zones coordinate points of S-NPP VIIRS and Himawari-8 by making two adjacent coordinate points to be a single coordinate point. Field validation testing was required to prove the accuracy of the coordinate point.

3

Spectral Analysis of the Himawari-8 Data for Hotspot Detection from Land/Forest Fires in Sumatra

Hana Fitriana, Sayidah Sulma, suwarsono, Any Zubaidah, Indah Prasasti

International Journal of Remote Sensing and Earth Science

Volume 15 No. 1 Tahun 2018

Published No. 774/AU3/P2MI-LIPI/08/2017

Abstract Himawari-8 is the last generation of the low spatial resolution satellite imagery that has capability to detect the thermal variation on the earth of every 10 minute. This must be very potential to be used for detecting land/forest fire. This paper has explored the spectral prospective of the Himawari-8 for detecting land/forest fire hotspot. The main objective for this study is to identify the potential use of Himawari-8 for detecting of land forest fire hotspot. The study area was performed in Ogan Komering Ilir, South of Sumatra, which on 2015 occur great forest/land fire event. The main process included in this study are image projection, training sample collection and spectral statistical analysis measured by calculate statistic, they are average values, standard deviation values from reflectance visible band value and brightness temperature value, beside that validation of data obtained from medium resolution data of Landsat 8 with the similar acquisition time. The study found that the Himawari-8 has good capacity to identify land/forest fire hotspot as expressed for high accuracy assessment using band 3 and band 7.

4

Penginderaan Jauh Untuk Pendeteksian Awal Potensi Tembaga Di Sumbawa

Atriyon Julzarika

Jurnal Riset

Volume 28 No. 1 Tahun 2018

Published 730/AU3/P2MI-LIPI/04/2016

Abstract

Tembaga merupakan salah satu jenis mineral penting yang memiliki banyak fungsi

dalam berbagai aplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk pendeteksian awal tembaga

menggunakan data penginderaan jauh. Lokasi penelitian terletak di Sumbawa. Data

65

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

penginderaan jauh yang digunakan berupa Landsat, ALOS Palsar, X SAR, SRTM C,

dan Satelit Geodesi. Landsat digunakan untuk ekstraksi parameter geologi berupa

penutup lahan dan perubahannya, bentuk lahan, dan alterasi hidrotermal. ALOS

PALSAR, X SAR, dan SRTM C digunakan untuk pembuatan DTM (Digital Terrain

Model). Integrasi DTM berguna untuk ekstraksi parameter geologi lainnya berupa

struktur dan formasi geologi. DTM yang digunakan memiliki akurasi vertikal + 1,5 m.

Data Satelit Geodesi bisa digunakan untuk ekstraksi gaya berat, medan magnet,

geodinamika, serta densitas batuan. Berbagai parameter geologi ini diekstraksi dengan

metode VIDN, integrasi, dip and strike, interferometri, backscattering, alterasi

hidrotermal, geodesi fisis, dan klasifikasi digital berbasis objek. Semua parameter

geologi yang telah diekstrak dikorelasikan antar data, sehingga bisa digunakan untuk

deteksi potensi tembaga. Informasi geospasial deteksi awal tembaga dan ekstraksi

parameter geologinya merupakan produk yang dihasilkan dari penelitian ini. Informasi

geospasial ini menggunakan referensi ketelitian ASPRS Accuracy Data for Digital

Geospatial Data.

5

Kualitas Lingkungan Perairan dan Potensi Produksi Ikan Kawasan Konservasi Terubuk Bengkalis

Khairul Amri, Garot Winarso, Muchizar

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia

Volume 24 No. 1 2018

Published

RISTEKDIKTI Accreditation Number:21/E/KPT/2018, 9 July 2018

Abstract

Terubuk Bengkalis (Tenualosa macrura) yang hidup di perairan Bengkalis dinyatakan

terancam punah akibat eksploitasi berlebih dan penurunan kualitas perairan. Penelitian

ini bertujuan untuk menganalisa kualitas perairan habitat terubuk Bengkalis,

menggunakan data parameter oseanografi hasil pengukuran in-situ. Selain itu, data

penginderaan jauh berupa citra Landsat 8 digunakan untuk analisa tutupan mangrove

(hutan bakau) serta citra MODIS-Aqua (Moderate-resolution Imaging

Spectroradiometer) untuk analisis produktivitas primer (NPP). Penelitian dilaksanakan

selama April-November 2015. Hasil penelitian menunjukkan total luas tutupan mangrove

yang teridentifikasi citra Satelit Landsat 8 (2015) mencapai 11.736,2 Ha, berkurang

sekitar 4.470,8 Ha dalam waktu 12 tahun (2003-2015) dengan laju kehilangan 372,5

Ha/tahun. Dari aspek oseanografi, kawasan konservasi ikan terubuk merupakan

perairan dangkal dengan tingkat kecerahan rendah (0,54-0,95 m); suhu perairan relatif

tinggi berkisar 29,15-31,87 0C (rata-rata 300C) dan salinitas rata-rata tergolong rendah

(28,77-29,22 ppt). Nilai sebaran pH dan oksigen terlarut/DO juga rendah yakni pH 6,3-

66

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

8,9 (rata-rata pH 7) dan DO 3,90-4,98 mg/l (di bawah Baku Mutu Air Laut). Komposisi

substrat dasar didominasi lumpur, dengan prosentase 67,4-89,8%, sehingga perairan ini

umumnya keruh. Perairan ini tergolong subur (eutropik) dengan kelimpahan fitoplankton

tinggi (23.584 - 95.616 sel/l) terdiri dari 32-52 genera. Produktivitas primer juga tinggi,

rata-rata 288,87 mgC/m2/hari dengan potensi produksi ikan 3.680,2 ton/tahun.

6

Uji ketelitian DTM ALOS PALSAR terhadap pengukuran kombinasi DGNSS-Altimeter

Atriyon Julzarika, Esthi Kurnia D

Jurnal Penginderaan Jauh

2018 Published

TERAKREDITASI SINTA2, No. 21/E/KPT/2018

Abstrak

Model tinggi adalah model yang meliputi informasi data tinggi dan koordinatnya di

permukaan bumi. Model tinggi merupakan salah satu parameter geologi yang

bermanfaat untuk berbagai aplikasi survei dan pemetaan. Model tinggi berupa model

permukaan digital, model elevasi digital, model terrain digital, model terrain elevasi

digital, Geoid, dan lain-lain. Model tinggi dapat dibuat dengan data lapangan, foto udara,

interferometri radar sintetis, dan citra satelit. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji

akurasi vertikal model terrain digital ALOS PALSAR terhadap pengukuran kombinasi

diferensial sistem satelit navigasi global-Altimeter. Model permukaan digital dibuat dari

citra ALOS PALSAR dengan metode interferometri radar sintetis. Model elevasi digital

diperoleh setelah dilakukan koreksi kesalahan tinggi dan koreksi terrain model

permukaan digital. Model terrain digital diperoleh setelah dilakukan integrasi fitur sungai

dan batimetri terhadap model permukaan digital. Model terrain digital ALOS PALSAR

dilakukan uji akurasi vertikal dengan pengukuran kombinasi diferensial sistem satelit

navigasi global-Altimeter. Diferensial sistem satelit navigasi global menerima data dari

satelit GPS, Glonass, Beidou, Gagan, MSAS, SBAS, dan QZSS dan menggunakan

periode waktu 14 hari sebelum pengukuran dengan waktu saat pengukuran. Selama

pengukuran,untuk mengolah data posisi dan ketinggian. Diferensial sistem satelit

navigasi global dikoneksikan dengan server melalui jaringan internet selular. Lokasi uji

akurasi vertikal dilakukan di Kabupaten Merauke pada tahun 2016. Standar toleransi uji

akurasi vertikal ini mengacu kepada toleransi standar nasional untuk akurasi data

spasial sebesar 1,96σ (95 %). Dari dua jenis uji akurasi vertikal, yakni uji beda tinggi dan

uji profil melintang, model terrain digital ALOS PALSAR telah memenuhi toleransi

sebesar 4,996e-16 (~0)dan 80,791 cm sehinggadapat digunakan untuk berbagai

aplikasi survei dan pemetaan skala 1:10.000.

67

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

7

Mining land identification in Wetar Island using remote sensing data

Atriyon Julzarika

Journal Of Degraded And Mining Lands Management

Volume 6 No. 1 Tahun 2018

Published

RISTEKDIKTI 30/E/KPT/2018

Abstract Wetar Island is one of the 92 outer islands of Indonesia. On this island, there is a variety of geological potential that can be seen from the structure, formation and geological folds including mine geology potential energy and mineral resources. This makes the island having mining activities. Remote sensing data in the form of optical images, Synthetic Aperture Radar, microwave, laser, and others can be used to determine the mining activities in Wetar Island. This research was focused on mining land identification in Wetar Island. This study aimed to identify the mining land in Wetar Island using remote sensing data. The method used was the Vegetation Index Differencing, which calculated difference value of vegetation index temporally. Landsat satellite images of 1975, 1990, 2000 and 2005 were used for mining land identification. First Landsat satellite image must have had a geometric and radiometric correction. The results obtained were in the form of mining land identification and non- mining land area. These results are useful for monitoring the mining activities carried out on Wetar Island. The methods used may also be applied to monitor, identify, and evaluate various mining operations in other parts of Indonesia. Mining region that has been identified can be used for management and planning of maritime space.

8

Perubahan Kondisi Danau Limboto yang terdeteksi dengan Teknologi Penginderaan Jauh

Atriyon, Esthi Kurnia Dewi

Jurnal Segara

Volume 14 No. 3 Tahun 2018

Published

Sertifikat Akreditasi Nomor : 766/AU3/P2MI-LIPI/10/2016 dan berlaku mulai Oktober 2016 - Oktober 2021

Abstrak

Saat ini data penginderaan jauh sudah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam aspek sensor, wahana, maupun spesifikasi resolusinya. Data penginderaan jauh dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber daya alam dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan kondisi Danau Limboto yang Terdeteksi dengan Teknologi Penginderaan Jauh. Sumber daya perairan danau ini berupa kualitas air, luas permukaan, dan vegetasi air. Data yang digunakan adalah Landsat. Data tersebut digunakan untuk mengetahui perubahan danau secara visual serta perhitungan

68

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

kualitas air, luas permukaan, dan vegetasi air (hidrofit)nya. Pada penelitian ini, kualitas air hanya difokuskan pada parameter TSS dan kecerahan. Kedua parameter ini bisa diekstraksi dengan metode e-SMART. Metode ini menggunakan band inframerah dekat pada citra Landsat. Hasil yang diperoleh adalah informasi spasial kualitas air, luas permukaan danau, dan vegetasi air di Danau Limboto. Hasil ekstraksi kualitas air ini dilakukan uji dengan data lapangan. Uji akurasi menggunakan metode geostatistik non parameter (uji Fischer). Hasil uji akurasi yang diperoleh adalah 95 % pada tingkat kepercayaan 1,96 σ. Uji akurasi dilakukan dengan membanding hasil pengukuran di citra dengan data lapangan. Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan juga untuk membantu kegiatan nasional serupa, yaitu pemantauan 15 danau prioritas di Indonesia.

9

Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur

Mukhoriyah, Maya Sharika, Lidya Nur H

Jurnal Globe

2018 Reject, Submit ke tempat lain

Abstrak Perkembangan kota-kota besar di Indonesia khususnya Kota Jakarta yang berkembang dengan sangat pesat ditandai perkembangan pembangunan fisik yang cepat, Sehingga mempengaruhi semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pemanfaatan lahan yang mengakibatkan berkurangnya jumlah tutupan vegetasi. Permasalahan utama keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Jakarta adalah semakin berkurangnya/keterbatasan lahan dan ketidakkonsisten dalam menerapkan tata ruang. Berkurangnya RTH disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan yang relatif signifikan sehingga RTH Jakarta belum memenuhi target 30% dari total luas wilayahnya terutama di Kecamatan Kramatjati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung kebutuhan RTH dalam satu lingkup kecamatan. Metode yang digunakan adalah pengolahan data awal (koreksi radiometrik, pansharpen, mozaik, cropping) dan perhitungan nilai kerapatan vegetasi berdasarkan Normalized Defference Vegetation Indeks (NDVI). Berdasarkan hasil perhitungan NDVI menggunakan data citra Pleiades Tahun 2015, di Kecamatan Kramat Jati dengan luas wilayah 1144,11 ha terdapat 225,17 Ha merupakan daerah vegetasi, sedangkan daerah non vegetasi adalah seluas 918,93 ha. Hasil perhitungan tersebut kemudian dinilai berdasarkan tingkat kerapatan vegetasi adalah tingkat kerapatan jarang sebesar 48.595 ha, kerapatan rendah-menengah sebesar 34.446 ha, dan kerapatan menengah-tinggi sebesar 160.609 ha. Kesimpulan yang diperoleh adalah RTH di Kecamatan Kramat Jati direncanakan ruang terbuka hijau seluas 12,38 % dari seluruh wilayah Kramat Jati. Namun, berdasarkan hasil NDVI, RTH di Kramatjati sudah mencapai 19,68% dari seluruh luas kecamatan.

69

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

Jika dari segi kuantitas, maka jumlah RTH telah terpenuhi.

10

Identifikasi Kawasan Pertambangan Timah Menggunakan Data Satelit Sentinel – 1 dengan Metode Object Based Image Analysis (OBIA)

Udhi C. Nugroho, Dony Kushardono, Esthi K. Dewi

Jurnal Ilmu Lingkungan

2018 Submit for Review

Abstrak Berdasarkan data Pendapatan Nasional Indonesia 2017, sektor pertambangan dan penggalian mempunyai peran penting bagi Indonesia. Sektor ini menyumbangkan 7,57% pada produk domestik bruto Indonesia di tahun 2017 . Salah satu sektor pertambangan yang potensial di Indonesia adalah pertambangan mineral Timah di Pulau Bangka dan Belitung. Namun kegiatan pertambangan ini banyak menimbulkan dampak negatif dari sisi lingkungan. Salah satu upaya awal untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan adalah melakukan identifikasi kawasan pertambangan timah secara spasial. Teknologi yang dapat membantu untuk hal ini salah satunya adalah teknologi penginderaan jauh radar. Penelitian ini menggunakan data satelit radar sentinel-1 yang diluncurkan oleh European Space Agency (ESA). Tujuan penelitian ini adalah pemanfaatan data radar Sentinel-1 untuk identifikasi kawasan pertambangan menggunakan metode Object-Base Image Analysis (OBIA). Data sentinel-1 disegmentasi menggunakan algorithma multiresolution segmentation kemudian di klasifikasi menggunakan algorithma nearest neighbor. Masukan data yang digunakan untuk proses klasifikasi dibuat menjadi dua variasi, yang pertama adalah data standar deviasi, mean, dan brightness pada masing – masing segmen di tiap band, kemudian variasi kedua adalah penambahan data tekstur berupa nilai grey level coocurance matrix (GLCM). Hasil klasifikasi menunjukan bahwa masukan data yang menggunakan data tekstur GLCM mempunyai akurasi lebih tinggi dibandingkan dengan yang tanpa data tekstur GLCM. Secara statisktik Hasil klasifikasi dengan type satu menunjukan bahwa total akurasi nya adalah sebesar 89,0 %, dengan nilai kappa sebesar 0,48 sedangkan untuk type dua menunjukan bahwa total akurasinya adalah 89,3%, dengan kappa sebesar 0,50. Hasil klasifikasi kawasan pertambangan dapat digunakan sebagai masukan awal dalam rangka identifikasi spasial kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan.

11 Comparison of Accuracy in

Faisal Ashaari,

International

Vol 15, No 1

Published No. 774/AU3/P2

70

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

Tree Canopy Density Estimation Using Single Band, Vegetation Indices and Forest Canopy Density (FCD) Model Based on Landsat-8 Imagery (Case Study: Peat Swamp Forest in Riau Province)

Muhammad Kamal, Dede Dirgahayu

Journal of Remote Sensing and Earth Science

(2018) MI-LIPI/08/2017

Abstrak Identification of a tree canopy density information may use remote sensing data such as Landsat-8 imagery. Remote sensing technology such as digital image processing methods could be used to estimate the tree canopy density. The purpose of this research was to compare the results of accuracy of each method for estimating the tree canopy density and determine the best method for mapping the tree canopy density at the site of research. The methods used in the estimation of the tree canopy density are Single band (green, red, and near-infrared band), vegetation indices (NDVI, SAVI, and MSARVI), and Forest Canopy Density (FCD) model. The test results showed that the accuracy of each method: green 73.66%, red 75.63%, near-infrared 75.26%, NDVI 79.42%, SAVI 82.01%, MSARVI 82.65%, and FCD model 81.27%. Comparison of the accuracy results from the seventh methods indicated that MSARVI is the best method to estimate tree canopy density based on Landsat-8 at the site of research. Estimation tree canopy density with MSARVI method showed that the canopy density at the site of research predominantly 60-70% which spread evenly.

12

Deteksi Batas Tepi Danau Secara Hitung Perataan Kuadrat Terkecil dengan Multidata Penginderaan Jauh

Atriyon Julzarika, Esthi Kurnia Dewi, Luki Subehi

Jurnal Limnotek

2018 Resubmit for Review

71

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

Abstrak Saat ini teknologi dan data pengindraan jauh telah berkembang secara signifikan. Perkembangan tersebut dimulai dari data konvensional sampai menjadi data dinamis. Salah satu contoh data konvensional adalah citra satelit, sedangkan data dinamis adalah big data engine. Teknologi dan data pengindraan jauh dapat diaplikasikan dalam pemetaan sumber daya perairan darat. yang meliputi danau, , sungai, dan rawa. Sumber daya perairan darat merupakan salah satu prioritas nasional terutama dalam pemetaan danau. Salah satu permasalahan danau dengan tipe paparan banjir adalah sulit dalam menentukan batas tetap luas permukaan danaunya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemetaan batas tetap danau secara geologi forensik dengan pendekatan pengaturan kuadrat terkecil pada danau tipe paparan banjir dengan multidata pengindraan jauh. Danau tipe paparan banjir yang dikaji adalah Danau Cascade Mahakam di Provinsi Kalimantan Timur. Batas tetap luas permukaan danau ini ditentukan dengan pendekatan hitung perataan kuadrat terkecil. Salah satu metode dalam perataan adalah harmonic modeling algorithm. Pemetaan ini menggunakan multidata pengindraan jauh berupa Synthethic Aperture Radar (SAR) dan citra optik. Citra yang digunakan adalah Sentinel 1 yang diakuisisi dari tahun 2014 sampai dengan April 2018 dan Landsat dari tahun 1972sampai 2018. Hasil penggunaan algoritme ini adalah batas tetap danau Cascade Mahakam dapat ditentukan dengan toleransi tertentu. Batas tetap ini mengabaikan parameter pasang danau karena nilai pasang di danau maksimal hanya +5 cm. Hasil penelitian ini bisa diaplikasikan di danau lain yang menggunakan batas tetap danau seperti volume, luas permukaan, dan biodiversitas danau.

13

The Utilization of Remotely Sensed Data for Support Open Green Space

Hana Listi F, Sayidah Sulma, Nur Febrianti,

International Journal of Remote Sensing and Earth Science

2018 Resubmit for Review

Abstrak Open green space become critical in maintaining the balance of the environment and improving the quality of urban living a healthy life. The use of remote sensing data for calculation of Open green space has been done notably using NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) method from Landsat 8 and SPOT data. This research aims to calculate the accuracy of the classification green open space from multispectral data Landsat 8 and SPOT 6 using the methods of the NDVI. Open green space known from the value NDVI. The value of NDVI data from Landsat 8 and SPOT 6 retrieved from the channel combination Red and NIR. NDVI values obtained from Landsat 8 and SPOT 6 are then tested for accuracy using Pleiades data. Pleiades data has 50 cm panchromatic resolution and 2 m multispectral with 4 bands (B, G, R, NIR) can correctly

72

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

visualize objects. So it can be used as reference in the calculation of the calculated the accuracy of green open space (RTH) based on NDVI. Results of testing the accuracy of both the data retrieved that classification Open green space by using NDVI SPOT of 6 can increase the accuracy of 5,364% from Landsat 8.

14

Deteksi Tinggi Vegetasi di Delta Mahakam dengan Penginderaan Jauh

Atriyon Julzarika

Jurnal Oldi 2018 Submit for Review

Abstrak Tinggi pohon (vegetasi) adalah jarak tegak antara puncak pohon (vegetasi) terhadap permukaan tanah. Tinggi vegetasi menjadi salah satu parameter bagi pertumbuhan vegetasi. Terdapat berbagai metode untuk mengukur tinggi vegetasi, salah satunya dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Penelitian ini bertujuan untuk pemetaan tinggi vegetasi di Delta Mahakam dengan model tinggi dari penginderaan jauh. Model tinggi yang digunakan adalah Model Permukaan Digital (MPD) dan Model Terrain Digital (MTD). MTD dibuat dari gabungan hasil interferometri citra satelit ALOS PALSAR dengan citra XSAR, Shuttle Radar Topography Mission (SRTM), dan tinggi geodetik dari satelit Icesat/GLAS. Penggabungan ini menggunakan metode integrasi Model Elevasi Digital (MED). Bidang geoid yang digunakan adalah EGM 2008. Langkah selanjutnya adalah koreksi terhadap kesalahan tinggi pada MPD. Koreksi terrain dilakukan untuk mengubah MPD menjadi MTD. Tinggi vegetasi diperoleh dari pengurangan MPD menjadi MTD. Uji akurasi vertikal mengacu ke toleransi 1,96σ (95 %) sebesar minimal 80 cm. Pada MPD, diperoleh nilai akurasi vertikal sebesar 60,4 cm sehingga MPD ini bisa digunakan pada pemetaan 1:10.000. Sedangkan pada MTD diperoleh nilai uji akurasi vertikal sebesar 37 cm sehingga dapat juga digunakan untuk pemetaan skala 1:10.000. Berdasarkan hasil perhitungan MPD dan MTD, tinggi vegetasi di Delta Mahakam bervariasi antara 0 - 64 m.

15

Analysis of Land Use Spatial Pattern Change of Town Development Using Remote Sensing

Syamsul Afirin

International Journal of Remote Sensing and Earth Science

2018 Revission Require

Abstrak The Assessment of the physical character of a city is considered relatively easier than the social-cultural aspects. It is important to recognize the type of city form and to predict

73

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

the behavior of people in the city and its surrounding. Due to those characteristics, the study of the pattern of physical development of the city is required. The objective of research is to analyze the change of spatial pattern of the city due to the city growing by remote sensing. The multitemporal data of Landsat 5/7/8 year 2000, 2006 and 2015 in Jabodetabek area were used. The classification technique had been done and it produced five classes of land uses. Those are water, built-up area, vegetation, other land use and no data. The results of the analysis in Jabodetabek area (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi) show that there was land use changes from vegetation and other land use area to built-up area with an average accuracy of 78% in each year. The pattern of physical development of the city looks linear from year 2000 until year 2006, which is confirmed as concentric pattern from year 2006 to 2015. Based on those analysis, it confirmed that the city development in Jakarta as the center was influenced by the spatial land development of the surrounding cities of Depok, Bogor, Bekasi and Tangerang. The pattern of spatial development from 2000 to 2006 in Bogor, Bekasi and Depok areas is Linear pattern, whereas from 2006 - 2015 the pattern of spatial development shows Propagation Concentric pattern. For Tangerang Region in 2000-2015 its development is patterned Propagation Concentric.

16

Comprehensive Integration System of Saltwater Environment on Rote Island using Multidiciplinary Approach

Atriyon Julzarika, Dany Laksono, Luki Subehi, Esthi Kurnia Dewi, Hanhan, Kayat

Journal Of Degraded And Mining Lands Management

Volume 6, Number 1 (October 2018): 1553-1567

Published

RISTEKDIKTI 30/E/KPT/2018

Rote Island is one of the islands in southern of Indonesia. This region experiences very high geological and geodynamic processes. This is evidenced by the abundance of seabed rising, and there is a dead sea lake area that has a higher salinity than the sea. Biodiversity on Rote Island has endemic and unique flora and fauna. This study aims to create an integrated system of inland waters resources on Rote Island with a multidisciplinary approach. Inland water resources on Rote Island number more than 80 lakes and ponds. An inland water resource on Rote Island is a saltwater environment. The extraction of geobiophysical information on inland water resources is needed by studying various aspects of multidisciplinary. The aspects studied are limnology, water quality, conservation of forest resources, geology, geodynamics, water resources, geodesy and geomatics engineering. All geobiophysical information needs to be integrated into an integration system. This is useful for efficiency and effectiveness in the utilization of data and information. This integration system (geovisualization) is in the form of WebGIS and storytelling maps. This integration system is dynamic so it can

74

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

update its latest spatial information. This integration system can be used to promote Rote island tourism. This integration system can be accessed via the website geopark4rote.com. This integration system can be applied in other regions so reached one map policy and a system for inland water resources will be realized in Indonesia

17

Penentuan Batimetri dengan Metode Regresi Linier Berganda Menggunakan Data SPOT 7

Kuncoro Teguh setiawan, dkk

Jurnal Inderaja

2018 Resubmit for Review

TERAKREDITASI SINTA2, No. 21/E/KPT/2018

Abstrak Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari lima pulau besar dan ribuan pulau kecil yang dikelilingi perairan laut dangkal. Untuk itu diperlukan informasi batimetri yang lengkap dan akurat. Data batimetri skala besar diperairan Indonesia keberadaannya masih terbatas termasuk di wilayah perairan laut dangkal Gili Matra Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), untukmengatasi permasalahan tersebut digunakan teknologi penginderaan jauh. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh objek habitat dasar perairan laut dangkal terhadap estimasi batimetri dari citra satelit SPOT 7. Banyak metode yang dapat digunakan untuk menghasilkan estimasi batimetri dengan teknologi tersebut. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda (MLR). Data yang di gunakan adalah citra satelit SPOT 7 di perairan laut dangkal Gili Matra Provinsi NTB. Estimasi batimetri dilakukan dengan menggunakan data kedalaman insitu dengan dua modifikasi. Modifikasi yang pertama tidak memperhatikan jenis objek habitat dasar dan modifikasi kedua memperhatikan objek habitat dasar karang, lamun, makroalga dan substrat. Hasil dari penelitian ini memberikan nilai determinasi R2 yang meningkat dari 72,1% menjadi 78,6% serta penuruanan nilai RMSE dari 3,3 meter menjadi 2,9 meter.

18

Karakteristik Pola Spektral Pada Lahan Tambang Berbasis Citra Landsat

Nanik S Haryani

Jurnal Penginderaan Jauh

2018 In Process of Editing

TERAKREDITASI SINTA2, No. 21/E/KPT/2018

Abstrak Obyek yang berada di permukaan bumi mempunyai nilai spektral yang berbeda, sehingga setiap obyek yang terekam dalam citra satelit pada setiap panjang gelombang elektromagnetik akan mempunyai nilai spektral yang berbeda pula. Permasalahan yang muncul pada lahan bekas tambang ini adanya lahan terbuka yang secara visual terlihat adanya beraneka ragam kenampakan. Kondisi ini yang menarik untuk dapat dilakukan

75

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

penelitian masalah karakteristik spektral pada obyek tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik spektral pada lahan bekas tambang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data landsat multi temporal yakni citra landsat tahun 2005, 2010, dan 2015, dengan mengkonversi nilai digital menjadi nilai reflektansi, selanjutnya melakukan konversi ke spektral radiansi ToA, konversi ke reflektansi ToA, dan konversi spektral radiansi ke temperatur kecerahan. Karakteristik pola spektral pada lahan bekas tambang yang dihasilkan berdasarkan reflektansi yang diperoleh dari citra Landsat multi temporam tersebut. Hasil karakteristik pola spektral yang diteliti dari obyek pada lahan bekas tambang yang dkelaskan menjadi 4 kelas yaitu daerah terbuka secara visual berwarna abu-abu, putih terang, coklat dan kolong (bekas lahan tambang berbentuk cekung yang terisi air) yang secara visual berwarna biru. Perbedaan spektral yang terlihat jelas adalah pola spektral pada band 1, band 2, dan band 5, sedangkan band 3 dan band 4 mempunyai pola yang hampir sama. Korelasi antara nilai spektral hasil pengolahan citra landsat terhadap nilai spektral hasil pengukuran di lapangan pada lahan terbuka bekas tambang timah,mempunyai nilai korelasi terbesar pada obyek timah coklat dengan nilai korelasi sebesar 83,70 %, sedangkan nilai korelasi terkecil pada obyek kolong dengan nilai korelasi sebesar 67,90 %.

19

Pemetaan Habitat Bentik Perairan Dangkal Pulau Opak Berbasis Objek dan Piksel menggunakan Citra Satelit SPOT 7

Aiman Mufrih, Michelia, Vincentius, Gatot Winarso

Jurnal Penginderaan Jauh

2018 Submit for Review

TERAKREDITASI SINTA2, No. 21/E/KPT/2018

Abstrak Penelitian bertujuan memetakan habitat bentik Pulau Opak dengan metode klasifikasi berbasis piksel dan objek menggunakan citra multispektral dan citra hasil fusi. Algoritma support vector machine (SVM) diterapkan dengan input hasil analisis klaster bray and curties menghasilkan tujuh kelas yang diklasifikasi ulang menjadi lima kelas. Hasil uji akurasi peta habitat bentik hasil algoritma SVM dengan tujuh kelas berbasis objek menghasilkan akurasi keseluruhan sebesar 43.75% pada citra multispektral dan 34.46% pada citra hasil fusi. Klasifikasi berbasis piksel dengan tujuh kelas menghasilkan akurasi keseluruhan citra multispektral sebesar 41.67% dan citra hasil fusi sebesar 32.29%. Klasifikasi ulang menjadi lima kelas berbasis objek menghasilkan akurasi keseluruhan sebesar 65.63% pada citra multispektral dan 67.70% pada citra hasil fusi. Klasifikasi berbasis piksel dengan lima kelas menghasilkan akurasi keseluruahan citra multispektral sebesar 66.67% dan citra hasil fusi sebesar 65.58%. Penggunaan citra

76

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

NASIONAL

TERAKREDITASI

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

Akreditasi

hasil fusi mempertajam tampilan secara visual. Uji signifikansi menunjukan metode berbasis objek dan piksel pada citra fusi maupun citra multispektral tidak memberikan perbedaan yang signifikan.

20

Pengembangan Metode Klasifikasi Genus Mangrove Menggunakan Citra SPOT 6

Wikanti A, Nana Suwargana, Nanin A

Jurnal Penginderaan Jauh

2018 Submit for Review

TERAKREDITASI SINTA2, No. 21/E/KPT/2018

Abstrak Klasifikasi marga mangrove menggunakan Citra SPOT-6 dilakukan dengan memanfaatkan karakteristik spektral. Selain itu resolusi spasial 6 meter dari citra SPOT-6 juga menjadi keunggulan guna pengelolaan kawasan hutan. Penelitian ini berlokasi di kawasan pesisir Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan klasifikasi marga mangrove dari citra SPOT-6. Metode identifikasi marga mangrove dilakukan secara visual dan digital, serta diverifikasi dengan cek lapangan. Interpretasi visual dilakukan dari citra komposit yang ditajamkan, dengan unsur interpretasi warna, lokasi dan pola. Secara digital identifikasi marga mangrove dilakukan melalui nilai indeks vegetasi dengan algoritma Enhanced Vegetation Index; dimana hasilnya digunakan untuk membangun algoritma klasifikasi marga mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritma yang memanfaatkan nilai EVI dapat digunakan untuk klasifikasi marga mangrove. Pemanfaatan algoritma ini dapat mengkelaskan antara mangrove sejati dan mangrove asosiasi, yang mempunyai arti khusus secara lingkungan. Model klasifikasi ini bermanfaat untuk pengelolaan ekosistem mangrove yang banyak dijumpai di pesisir kepulauan Indonesia. .

IKU 3 : Jumlah publikasi internasional yang terindeks dibidang pemanfaatan

penginderaan jauh

Tahun 2018, Peneliti-peneliti Pusfatja telah berhasil menerbitkan karya ilmiah

internasional terideks, pada jurnal internasional terindeks dan pada media publikasi

lainnya seperti prosiding internasional terindeks. Publikasi internasional terindeks di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh mencapai mencapai 6 makalah atau 120%

dari target 5 publikasi ilmiah terindeks (Tabel 3.7). Publikasi ilmiah pada Jurnal

internasional terindeks yang dipublikasikan merupakan hasil kegiatan penelitian

77

tahun 2018. Tabel 3.8 menunjukkan perbandingan capaian IKU 3 dengan tahun

sebelumnya. Publikasi internasional yang telah diterbitkan pada publikasi

internasional terindeks (Tabel 3.9).

Tabel 0.7 Capaian Sasaran Strategis 2 dan Target IKU 3 PUSFATJA Tahun 2018

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

IKU 3 :

Jumlah publikasi

internasional yang terindeks

dibidang pemanfaatan

penginderaan jauh

5 6 120%

Tabel 0.8 Perbandingan Capaian IKU 3 dengan Tahun Sebelumnya

IKU 3 2015 2016 2017 2018 Target

Renstr

a

2019

Realisas

i

Realisas

i

Realisas

i

Targe

t

Realisas

i

Capaia

n

Jumlah

publikasi

internasional

yang

terindeks

dibidang

pemanfaatan

penginderaa

n jauh

4 10 5 5 6 120% 5

78

Tabel 0.9 Daftar makalah publikasi Internasional yang diterbitkan tahun 2018

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

INTERNASIONAL

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

1

Analysis of Agricultural drought in East Java Using vegetation Health Index

Luisa Febrina Amalo, Rahmat Hidayat, dan Sayidah Sulma

AGRIVITA Journal of Agriculture Science Terakreditasi Sinta1,No. 30/E/KPT/2018

Vol. 40, No.1, 2018

Published

Abstract Drought is a natural hazard indicated by the decreasing of rainfall and water storage and impacting agricultural sector. Agricultural drought assessment has been used to monitor agricultural sustainability, particularly in East Java as national agricultural production center. Identification of drought characteristics –correlated with El Niño-Southern Oscillation, and agricultural impact on paddy fields and rice production using VHI (Vegetation Health Index) were conducted. VHI is produced by TCI (Temperature Condition Index) and VCI (Vegetation Condition Index) derived from MODIS satellite data, LST (Land Surface Temperature) and EVI (Enhanced Vegetation Index), respectively. The results showed agricultural drought usually started in June, maximum in October and ended in November. Onset and end time drought tends to follow monsoonal rainfall pattern. El Niño 2015 showed long duration of agricultural drought (i.e. ± 5 months), high severity (i.e. mild-extreme drought; VHI 0-40) and areal extent of drought approx. 197,343 km2, while during La Niña 2010 the areal extent was approx. 28,685 km2 with mild-severe drought (VHI 10-40). Impact of agricultural drought on paddy fields showed wider (smaller) areal extent in sub-round 3 (sub-round 1) from September-December (January-April). Areal extent of drought was negatively correlated with rice production (r=-0.79) which significant in 99 % confidence level.

2

Analysis of the dynamics of land use change and its prediction based on the integration of remotely sensed data and CA Markov model, in the upstream Citarum Watershed

Fajar Yulianto, Taufik Maulana, M. Rokhis Khomarudin

International Journal of Digital Earth

2018 DOI: 10.1080/17538947.2018.1497098

Published

Abstract

79

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

INTERNASIONAL

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

In this research, the integration of remotely sensed data and Cellular Automata-Markov model (CA-Markov) have been used to analyze the dynamics of land use change and its prediction for the next year. Training phase for the CA-Markov model has been created based on the input pair of land use, which is the result of land use mapping using Maximum Likelihood (ML) algorithm. Three-map comparison has been used to evaluate process accuracy assessment of the training phase for the CA-Markov model. Furthermore, the simulation phase for the CA-Markov model can be used to predict land use map for the next year. The analyze of the dynamics of land use change and its prediction during the period 1990 to 2050 can be obtained that the land serves as a water absorbent surfaces such as primary forest, secondary forest and the mixed garden area continued to decline. Meanwhile, on build land area that can lead to reduced surface water absorbing tends to increase from year to year. The results of this research can be used as input for the next research, which aims to determine the impact of land use changes in hydrological conditions against flooding in the research area.

3

Fire Hotspot Detection using Advance Himawari Imager Sensor in Sumatra and Kalimantan Using Multithreshold Technique

Suwarsono S. Sulma, Hana Listi F, A. Zubaidah, Indah P, M. Rokhis K

Telkomnika Terakreditasi Sinta1,No. 21/E/KPT/2018

2018 In Review

Abstract In Indonesia, especially in Sumatra and Kalimantan, forest fires are a natural phenomenon that often leads to disaster. Early detection needs to be done as a precaution from the beginning before the disaster is widespread. This research tried to detect fire hotspot and burning area from Advanced Himawari Imager (AHI) data of Himawari-8, the new generation of Japanese geostationary meteorological satellites. This study is the first attempt to use the data to develop a hotspot detection algorithm as well as burned area for the region in Indonesia. The hotspot detection algorithm made is based on fire hotspot detection methods from MODIS (MOD14). The results of the study showed that fire hotspots from fire incident in large locations can be detected from AHI data by using algorithm multithreshold technique. Some limitations on the methods in this study such as the effects of daily cycles on geostationer data become inputs for further development. Keywords: fire hotspot, forest fires, Advanced Himawari Imager, Himawari-8

4

Spatio-temporal Identification of Drought Vulnerable Areas using

Jalu Tejo Nugroho

International Journal of Technology

2018 Submit for Review

80

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

INTERNASIONAL

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

CHIRPS and Landsat Data in Indramayu and Gunungkidul District, Indonesia

Abstract Drought is one of the natural disasters with result in significant loss of economic, environmental, and social impacts in Indonesia. This study is concerned with detection and identification of meteorological drought-vulnerable area on the basis of CHIRPS (Climate Hazards group Infrared Precipitation with Stations) data. Standardized Precipitation Index (SPI) is applied for drought defining and monitoring in Java Island, Indonesia during El Niño period (2015) and normal period (2017). Five categories of drought as follows; normal, mild, moderate, severe and extreme drought. Preliminary findings suggested an significant increase in drought-vulnerable areas (suffering from severe drought) during El Niño event. Total affected area of extreme category during El Niño event in 2015 was 12,505.8 km2. The increase of affected drought area for severe, moderate, and mild drought categories was 95.9%, 76.1%, and 12.6% respectively. In reverse, the area with normal category was decreased by 57.8%.

5

Effect of Image Correction, Classsification method and Site dependency on coral reef habitat mapping in Indonesia

Gatot Winarso, Masita Dwi, Syarif, Wikanti A.

Journal Remote Sensing Appication Society and Environment

2018 Submit for Review

Abstract Spatial information from satellite imagery is necessary for natural resources management and conservation, well as for coral reef ecosystem. The use of remote sensing data for the benthic habitat of coral reef mapping has been done intensively. However, the accuracy of map product was not so good, lied between 50 – 70 % of accuracy. Therefore, we need to know and understand the factor that affected to map accuracy. Multiple number of the evaluated site and the atmospheric correction were analyzed. Moreover, seven supervised classification methods were also compared: Maximum Likelihood, Neural Network, Support Vector Machine, Random Forest, Decision Tree, Naive Bayes, and Logit. The purpose of this study is to know the factor which affecting the map accuracy. The study used SPOT-6 imagery with three visible bands and one NIR bands. The research locations and field data were taken at Menjangan Island in Bali, Gili Trawangan in West Nusa Tenggara and Kapoposan Island in South Sulawesi. As a result, the performance of atmospheric correction and classification was varied

81

No JUDUL

PUBLIKASI NAMA

PENELITI

NAMA JURNAL ILMIAH

INTERNASIONAL

VOLUME/

TAHUN

KETERANGAN

(Accepted/Published)

at each site with an overall accuracy of 40-77%. Lyzenga’s 2006 atmospheric correction increases the accuracy but not more than 3%. The difference in accuracy for each classification methods varied by a margin of between 0.3-2.7 %. From this study, it can be concluded that the site dependency was the dominant factor that affected to the overall accuracy rather than other factors and the best accuracy is obtained from Lyzenga’s (2006) atmospheric correction and the Maximum Likelihood which is not much different with Random Forest classification and the site dependency was the dominant factor that affected to the overall accuracy rather than other factors.

IKU 4 : Jumlah HKI yang diusulkan dibidang pemanfaatan penginderaan jauh

Pada tahun 2018 telah diusulkan 1 judul HKI dibidang Pemanfaatan

Penginderaan Jauh. Terkait dengan peningkatan perolehan paten dan rezim HKI

lainnya, pada tahun ini Pusfatja sudah mengusulkan 1 HKI yaitu dengan judul

klasifikasi digital pada penginderaan jauh (Tabel 3.10). Tabel 3.11 menunjukkan

perbandingan capaian IKU 4 dengan tahun sebelumnya.

Tabel 0.10 Capaian Sasaran Strategis 2 dan Target IKU 4 PUSFATJA Tahun 2018

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

IKU 4 :

Jumlah HKI yang diusulkan

dibidang pemanfaatan

penginderaan jauh

1 1 100%

Tabel 0.11 Perbandingan Capaian IKU 4 dengan Tahun Sebelumnya

IKU 4 2015 2016 2017 2018 Target

Renstr

a

2019

Realisas

i

Realisas

i

Realisasi Targe

t

Realisas

i

Capaia

n

Jumlah HKI 0 0 3 HKI 1 1 100% 1

82

yang

diusulkan

dibidang

pemanfaata

n

penginderaa

n jauh

3

Copyrigh

t

Sasaran Strategis 2: Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh yang prima

Pada sasaran strategis 2 terdapat 2 IKU yakni:

IKU 5: Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi

penginderaan jauh

Pada tahun 2018 instansi pengguna (masyarakat umum, masyarakat ilmiah,

perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, serta swasta) yang telah

memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh sebanyak 123 instansi

pengguna dari target 90 instansi pengguna. Tabel 3.14 Merupakan daftar pengguna

yang memanfaatkan informasi penginderaan jauh untuk masing-masing tema

kegiatan.

Tabel 0.12 Capaian Sasaran Strategis 2 dan Target IKU 5 PUSFATJA Tahun 2018

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

IKU 5 :

Jumlah instansi pengguna

yang memanfaatkan

layanan informasi

penginderaan jauh

90 123 137%

Tabel 0.13 Perbandingan Capaian IKU 5 dengan Tahun Sebelumnya

IKU 5 2015 2016 2017 2018 Target

83

Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi Capaian Renstra

2019

Jumlah

instansi

pengguna

yang

memanfaatkan

layanan

informasi

penginderaan

jauh

72 115 110 90 123 137% 95

Tabel 0.14 Merupakan daftar pengguna yang memanfaatkan informasi penginderaan jauh untuk masing-masing tema kegiatan

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

1

Sosialisasi hasil kegiatan dan

bimtek Pemerintah daerah Provinsi

Jambi

Kegiatan Kerjasama

Dengan

PemerintahProvinsi,

sosialisasi hasil kegiatan

dan bimtek Penyediaan

dan pemanfaatan data

satelit penginderaan jauh

untuk mendukung

percepatan

pembangunan daerah

Pemprov Jambi SKPD

Kabupaten di Provinsi

Jambi

2

Sosialisasi hasil kegiatan dan

bimtek Pemerintah

daerah Provinsi

Kalimantan

Timur

Kegiatan Kerjasama

Dengan Pemerintah

Provinsi, sosialisasi hasil

kegiatan dan bimtek

Penyediaan dan

pemanfaatan data satelit

penginderaan jauh untuk

mendukung percepatan

pembangunan daerah

Pemprov Kaltim

SKPD Kabupaten

di Provinsi Kaltim

3 Sosialisasi hasil kegiatan dan Kegiatan Kerjasama Pemprov DKI

84

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

bimtek Pemerintah daerah Provinsi

DKI Jakarta

Dengan Pemerintah

Provinsi, sosialisasi hasil

kegiatan dan bimtek

Penyediaan dan

pemanfaatan data satelit

penginderaan jauh untuk

mendukung percepatan

pembangunan daerah

SKPD Kabupaten

di Provinsi DKI

4

Sosialisasi hasil kegiatan dan

bimtek Pemerintah daerah Provinsi

Kalimantan Selatan

Kegiatan Kerjasama

Dengan Pemerintah

Provinsi, sosialisasi hasil

kegiatan dan bimtek

Penyediaan dan

pemanfaatan data satelit

penginderaan jauh untuk

mendukung percepatan

pembangunan daerah

Pemprov Kalsel

SKPD Kabupaten

di Provinsi Kalsel

5

Sosialisasi hasil kegiatan dan

bimtek Pemerintah daerah Provinsi

Jawa Timur

Kegiatan Kerjasama

Dengan Pemerintah

Provinsi, sosialisasi hasil

kegiatan dan bimtek

Penyediaan dan

pemanfaatan data satelit

penginderaan jauh untuk

mendukung percepatan

pembangunan daerah

Pemprov Jatim

SKPD Kabupaten

di Provinsi Jatim

6

Sosialisasi

hasil kegiatan dan bimtek

Pemerintah daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara

Kegiatan Kerjasama

Dengan Pemerintah

Provinsi, sosialisasi hasil

kegiatan dan bimtek

Penyediaan dan

pemanfaatan data satelit

penginderaan jauh untuk

mendukung percepatan

pembangunan daerah

Pemprov Sultra SKPD

Kabupaten di Provinsi

Sultra

7

Sosialisasi

hasil kegiatan dan bimtek

Pemerintah daerah Provinsi

Maluku

Kegiatan Kerjasama

Dengan Pemerintah

Provinsi, sosialisasi hasil

kegiatan dan bimtek

Pemprov Maluku

SKPD Kabupaten

di Provinsi

85

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

Penyediaan dan

pemanfaatan data satelit

penginderaan jauh untuk

mendukung percepatan

pembangunan daerah

Maluku

8

Sosialisasi

hasil kegiatan dan bimtek

Pemerintah daerah Provinsi

Papua

Kegiatan Kerjasama

Dengan Pemerintah

Provinsi, sosialisasi hasil

kegiatan dan bimtek

Penyediaan dan

pemanfaatan data satelit

penginderaan jauh untuk

mendukung percepatan

pembangunan daerah

Pemprov Papua

SKPD Kabupaten

di Provinsi Papua

9

Sosialisasi

hasil kegiatan dan bimtek

Pemerintah daerah Provinsi

Sumatera Utara

Kegiatan Kerjasama

Dengan Pemerintah

Provinsi, sosialisasi hasil

kegiatan dan bimtek

Penyediaan dan

pemanfaatan data satelit

penginderaan jauh untuk

mendukung percepatan

pembangunan daerah

Pemprov Sumut

SKPD Kabupaten

di Provinsi Sumut

10

Sosialisasi

hasil kegiatan dan bimtek

Pemerintah daerah Provinsi

Banten

Kegiatan Kerjasama

Dengan Pemerintah

Provinsi, sosialisasi hasil

kegiatan dan bimtek

Penyediaan dan

pemanfaatan data satelit

penginderaan jauh untuk

mendukung percepatan

pembangunan daerah

Pemprov Banten

SKPD Kabupaten

di Provinsi

Banten

11

bimtek Pemerintah daerah Provinsi

Sumut

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Pemprov Sumatera

Utara

12 bimtek Pemerintah daerah Provinsi

Bengkulu

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Pemprov Bengkulu

86

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

13 bimtek Pemerintah daerah Provinsi

Lampung

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Pemprov Lampung

14 bimtek Pemerintah daerah Provinsi

PemKab Paser Kaltim

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Pemkab Paser Kaltim

-

15 bimtek Pemerintah daerah

PemKab Banyuwangi

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Banyuwangi Pemkab-

Jatim

16 bimtek Pemerintah daerah

PemKab Kebumen

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Pemkab Kebumen

Jateng -

17 bimtek Pemerintah Dinas

Kehutanan Kalteng

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Dinas Kehutanan

Kalteng

18 bimtek Direktorat Perubahan Iklim

KLHK

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Direktorat Perubahan

Iklim - KLHK

19 bimtek Balitbang KP

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Balitbang KP - KKP

20 bimtek DKP Belitung

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

DKP Belitung -

Bangka

21 bimtek Dinas PU Kota Tegal

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Dinas PU Kota Tegal -

Jateng

22 bimtek Dinas Tata Ruang Kab

Barito Timur Kalteng

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Dinas Pemetaan dan

Tata Ruang

Kab. Barito Timur -

Kalteng

23 bimtek Dinas Transmigrasi Kalsel Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data Dinas Transmigrasi -

87

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

Penginderaan Jauh Kalsel

24 bimtek OTDA Kab Banjar

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

OTDA Kab. Banjar

Kalsel -

25 bimtek Pem Kot Kota Mobagu

Sulut

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Pemkot Kotamobagu -

Sulawesi Utara

26 bimtek Dinas LHK Prov Bengkulu

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Prov.Bengkulu Dinas

LHK

27 bimtek Pem Kab Merangin Prov.

Jambi

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Pemkab Merangin

Prov. Jambi -

28 bimtek Sarreskrim Ketapang

Kalbar

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Ketapang Satreskrim -

Kalbar

29 bimtek Balitbang KLHK Surakarta

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Balitbang Teknologi

Pengelolaan KLHK -

Surakarta Jateng

30 bimtek Pem Kab Kebumen

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Pemkab - Kebumen

31 bimtek Balai Kawasan Hutan

Makasar

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Balai Pemantapan

Kawasan Hutan

Wilayah IX (KLHK) -

Ambon

32 bimtek Balai Kawasan Hutan

Wilayah IX Ambon

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Balai Pemantapan

Kawasan Hutan

Wilayah (KLHK) -

Makasar

33 Bimtek Bappeda Minahasa Sulut Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Bappeda Kab.

Minahasa -

88

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

Penginderaan Jauh Sulawesi Utara

34 Bimtek Setda Kab. Kapuas Kalteng

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Setda Kab. Kapuas -

Kalteng

35 Bimtek KKP Jakarta

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

KKP - Jakarta

36 Bimtek BOOST Center DKP

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

BOOST Center DKP -

37 Bimtek Univ. Negeri Syarif

Hidayatulloh

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Univ. Negeri Syarif

Hidayatullah -

Jakarta

38 Bimtek Dinas PU dan Tataruang

Kalteng

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Dinas PU & Tata

Ruang Kalteng

39 Bimtek Bappeda Kalsel

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Bappeda - Kalsel

40 Bimtek Dinas Perumahan Kab.

Bariti Kalteng

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Kab Barito Dinas

Perumahan - Kalteng

41

Bimtek Dinas Pertanian, Pangan

dan Kelautan Kab Bangka Selatan

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Dinas Pertanian,

Panagn dan

Perikanan Kab.

Bangka Selatan

42

Bimtek Operator Sistem dan

Analisis Pemetaan Kab Bangka

Selatan

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Operator Sistem

dan

AnalisiPemetaan

Kab. Bangka

Selatan

43 Bimtek Dinas PU dan Tataruang Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data Dinas PU & Tata

89

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

Kalbar Penginderaan Jauh Ruang Kalbar

44 Bimtek Dinas KLHK Makasar

Sulsel

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

KLHKSulsel - Makasar

45 Bimtek Balai Pengelolaan Pesisir

dan Laut Makasar

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Balai Pengelolaan

Sumberdaya Pesisir

dan Laut - Makasar

46 Bimtek BPBD Kab Temanggung

Jateng

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

BPBD Kab

Temanggung -

Jateng

47 Bimtek Bappeda DKI Jakarta

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Bappeda Jakarta -

DKI

48 Bimtek Pengelolaan Hutan Wil.

Kerja I Jabar

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Pengelolaan Hutan

Wil. Kerja I Jabar

49 Bimtek Balai Pengelolaan Pesisir

dan Laut Makasar

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Puslitbang SD. Laut &

Pesisir

50 Bimtek Universitas Sriwijaya

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Univ. Sriwijaya

41

Bimtek Dinas Pertanian, Pangan

dan Kelautan Kab Bangka Selatan

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Dinas Pertanian,

Panagn dan

Perikanan Kab.

Bangka Selatan

51 Bimtek Universitas Bengkulu

Bimbingan Teknis

Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Univ. Bengkulu

52 Koordinasi Data Inderja untuk

Jasindo

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

PT. Jasindo

90

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

53 Koordinasi Data Inderja untuk

Protata

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

PT. Protata

54 Koordinasi Data Inderja untuk

BMKG

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

BMKG

55 Koordinasi Data Inderja untuk BPS

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

BPS

56 Koordinasi Data Inderja untuk BNN

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

BNN

57

Koordinasi Data Inderja untuk

Kementerian Agraria dan

Tataruang

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Kementerian Agraria

Tata Ruang

58 Koordinasi Data Inderja untuk

Mensetneg

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Mensetneg

59 Koordinasi Data Inderja untuk

KLHK

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

KLHK

60 Koordinasi Data Inderja untuk

BNPB

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

BNPB

61 Koordinasi Data Inderja untuk IPB

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

IPB

62 Koordinasi Data Inderja untuk

Greenpeace

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Greenpeace

63 Koordinasi Data Inderja untuk

BPPT Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data BPPT

91

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

Penginderaan Jauh

64 Koordinasi Data Inderja untuk BIG

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

BIG

65 Koordinasi Data Inderja untuk

Crsesos

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Takehiro Osawa -

Jepang

66 Koordinasi Data Inderja untuk

Ristekdikti

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

RISTEK Dikti

67 Koordinasi Data Inderja untuk

G4INDO

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

G4INDO

68 Koordinasi Data Inderja untuk

Badan Otorita Danau Toba

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Badan Otorita

Danau Toba

69 Koordinasi Data Inderja untuk

MAPIN

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

MAPIN

70 Koordinasi Data Inderja PemKot

Manado

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Pemkot Manado

71

Koordinasi Data Inderja untuk

Polda Kaltim

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Polda - KALTIM

72 Koordinasi Data Inderja untuk

Dinas Kehutanan Jateng

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Dinas Kehutanan -

Jateng

73 Koordinasi Data Inderja untuk

Kemenkopolhukam

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Menkopolhukam

92

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

74 Koordinasi Data Inderja untuk

Bappeda Padang Panjang

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Bappeda - Padang

Panjang

75 Koordinasi Data Inderja untuk LIPI

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

LIPI

76 Koordinasi Data Inderja untuk BPN

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

BPN

77 Koordinasi Data Inderja untuk

ESSTI

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

ESSTI (Ethiopian

Space Science &

Technology Institute)

78

Koordinasi Data Inderja untuk

Dinas Perikanan Pemkab

Tulungagung

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Dinas Perikanan -

Pemkab

Tulungagung

79 Koordinasi Data Inderja untuk

PemKab Rejang Lebong Bengkulu

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Pemkab Rejang

Lebong - Bengkulu

80 Koordinasi Data Inderja untuk KPK

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

KPK

81 Koordinasi Data Inderja untuk ITP

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

ITP (Institut

Teknologi Padang)

82 Koordinasi Data Inderja untuk

Bappeda Sulbar

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Bappeda Sulbar

83 Koordinasi Data Inderja untuk Univ.

Negeri Semarang

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Univ Negeri

Semarang

84 Koordinasi Data Inderja untuk

Universitas Pakuan Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Univ. Pakuwan -

Bogor

93

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

Penginderaan Jauh

85 Koordinasi Data Inderja untuk

Freiburg University

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Freiburg University -

German

86 Koordinasi Data Inderja untuk PT.

Trekkon Terra Techno

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

PT. Trekkon Terra

Techno

87 Koordinasi Data Inderja untuk PT.

Angkasa Buana Cipta

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

PT. Angkasa Buana

Cipta

88 Koordinasi Data Inderja untuk JICA

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

JICA

89 Koordinasi Data Inderja untuk BRG

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Badan Restorasi

Gambut (BRG)

90 Koordinasi Data Inderja untuk

Kemenko Perekonomian

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Perekonomian Menko

91 Koordinasi Data Inderja untuk

ESRI Indonesia

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

ESRI Indonesia

92 Koordinasi Data Inderja untuk

Kemenkomar

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Kemaritiman

Kemenko

93 Koordinasi Data Inderja untuk

BAPPENAS

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

BAPPENAS

94 Koordinasi Data Inderja untuk

Komunitas ROB Pekalongan

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Forum Komunitas

Peduli ROB -

Pekalongan

94

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

95 Koordinasi Data Inderja untuk

Kemlu

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Kementerian Luar

Negeri

96 Koordinasi Data Inderja untuk

BNPB

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

BNPB

97 Koordinasi Data Inderja untuk CI

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Conservation

International

98 Koordinasi Data Inderja untuk

APRSAF

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

APRSAF

99 Koordinasi Data Inderja untuk WRI

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Research Institute)

WRI (World

100

Koordinasi Data Inderja Dinas

Perindustrian dan Energi DKI

Jakarta

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Dinas Perindustrian

& Energi - DKI

Jakarta

101 Koordinasi Data Inderja untuk KSP

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

KSP (Kantor Staf

Presiden)

102 Koordinasi Data Inderja untuk JSF

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

JSF (Japan Space

Forum)

103 Koordinasi Data Inderja untuk

World Bank Group

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

World Bank Group

104 Koordinasi Data Inderja untuk

kementrerian ESDM

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Kementerian ESDM

105 Koordinasi Data Inderja untuk PT

Tri Putra Agro Persada Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

PT Tri Putra Agro

Persada

95

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

Penginderaan Jauh

106 Koordinasi Data Inderja untuk

Pemprov. Jambi

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Pemprov JAMBI

107 Koordinasi Data Inderja untuk

Badan Pengelola Kelapa Sawit

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Badan Pengelola

Dana Perkebunan

Kelapa Sawit

108 Koordinasi Data Inderja untuk

Mabes AL

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Mabes AL

109 Koordinasi Data Inderja untuk

Puslitbang Holtikultura

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Puslitbang

Hortikultura -

Kementan

110 Koordinasi Data Inderja untuk

Kemenkes

Konsultasi dan Koordinasi

terkait Pemanfaatan Data

Penginderaan Jauh

Kemenkes

111

Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

STTAL

112 Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

Univ. Andalas

113 Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

Univ. Bangka Belitung

114 Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

UGM

115 Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

UNDIP

96

No. Tema Kegiatan Deskripsi Singkat Pengguna

116 Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

Univ. Indonesia

117 Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

UNSOED

118 Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

Univ. Riau

119 Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

UHAMKA

120 Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

Univ. Mulawarman

121 Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

Univ. Gunadarma

122 Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

Univ. Hang Tuah

123 Pembimbingan Pemanfaatan data

Inderaja untuk Universitas

Pembinaan dan

Pembimbingan

Mahasiswa

IPB

IKU 6: Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh

Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh

merupakan IKU 6 dari sasaran strategis 2. Indeks ini merupakan Indeks Kepuasan

Masyarakat Per Responden dan dihitung berdasarkan Per Ruang Lingkup

Pelayanan (Tabel 3.15). Perhitungan ini dilakukan pada triwulan I, II, III dan IV tahun

anggaran 2018, melalui pengumpulan data dengan “kuisioner”. Jumlah responden

97

yang terdiri dari berbagai pihak yang telah mendapatkan pelayanan dari Pusfatja,

seperti pembimbingan teknis (mahasiswa), bantuan teknis (instansi pemerintah

Pusat dan daerah), pemberian informasi terkait dengan mitigasi bencana, informasi

strategis untuk keperluan khusus yang diminta Kantor Staf Kepresidenan dan

instansi penegak hukum dengan ruang lingkup pelayanan. Tabel 3.16 menunjukkan

perbandingan capaian IKU 6 dengan tahun sebelumnya.

Tabel 0.15 Capaian Sasaran Strategis 2 dan Target IKU 6 PUSFATJA Tahun 2018

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

IKU 6 :

Indeks Kepuasan

Masyarakat atas layanan

informasi penginderaan jauh

82 85,75 104%

Tabel 0.16 Perbandingan Capaian IKU 6 dengan Tahun Sebelumnya

IKU 6 2015 2016 2017 2018 Target

Renstra

2019

Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi Capaian

Indeks

Kepuasan

Masyarakat

atas layanan

informasi

penginderaan

jauh

81,2 87.07 82,13 82 85,75 104%

3.2. Capaian Triwulan

Monitoring dan evaluasi juga dilakukan secara triwulan yang disampaikan dalam

LAKIN Pusftaja per-triwulan. Laporan Kinerja Triwulan juga mengevaluasi capaian

kinerja hingga efisiensi pencapaian keluaran terhadap realisasi anggaran dengan

mengacu PMK No. 249 tahun 2011.

LAKIN TRIWULAN I Tahun 2018

98

Pada Triwulan I Tahun 2018 telah tercapai:

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah model, prototipe dan bahan pedoman pemanfaatan

penginderaan jauh yang operasional untuk pemantauan sumber daya alam,

lingkungan, serta mitigasi bencana dan perubahan iklim telah tercapai adalah

inventarisasi requirement, study literatur, rencana kerja penelitian,

pengumpulan data, perancangan penyususnan engineering estimate,

penyiapan prototipe dan infrastruktur.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju. dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh. telah tercapai adalah 2 makalah dari 20 makalah yang

ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.. dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh. telah tercapai adalah 1 makalah dari 5 makalah yang

ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

telah tercapai adalah inventarisasi requirement dan study literatur dari 1

usulan HKI yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dengan indikator kinerja

yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh

telah tercapai adalah 84,88 dari 82 nilai yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh yang prima dengan indikator kinerja yaitu

Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi

penginderaan jauh telah tercapai adalah 35 instansi dari 90 instansi yang

ditargetkan.

99

Sasaran strategis dalam Terselenggaranya Sistem Pemantauan Bumi

Nasional sesuai standar ISO dengan indikator kinerja yaitu Persentase

kesiapan Sistem Pemantauan Bumi Nasional terhadap ISO 9001 dan ISO

27001 telah tercapai adalah 50 % dari 75 % yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan

penginderaan jauh dengan indikator kinerja yaitu Jumlah kerjasama

internasional yang meningkatkan kualitas SDM dan fasilitas litbang

pemanfaatan penginderaan jauh belum tercapai dari 12 kerjasama yang

ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan

penginderaan jauh dengan indikator kinerja yaitu Prosentase pemenuhan

kriteria pusat unggulan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh telah

tercapai 100% dari 30% yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Tersedianya sub-sistem DSS untuk mitigasi

bencana alam dan perubahan iklim berbasis penginderaan jauh dengan

indikator kinerja yaitu Jumlah sub-sistem DSS lintas sektoral terkait mitigasi

bencana dan perubahan iklim berbasis penginderaan jauh telah tercapai 1

sub sistem dari 1 sub sistem yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan anggaran

Pusfatja dengan indikator kinerja yaitu Persentase Penyerapan Anggaran

Pusfatja telah tercapai 11,76% dari 100% yang ditargetkan.

LAKIN TRIWULAN II Tahun 2018

Pada Triwulan II Tahun 2018 telah tercapai:

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah model, prototipe dan bahan pedoman pemanfaatan

penginderaan jauh yang operasional untuk pemantauan sumber daya alam,

lingkungan, serta mitigasi bencana dan perubahan iklim telah tercapai adalah

inventarisasi requirement, study literatur, rencana kerja penelitian,

pengumpulan data, perancangan penyususnan engineering estimate,

penyiapan prototipe dan infrastruktur.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju. dengan indikator kinerja

100

yaitu Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh. telah tercapai adalah 8 makalah dari 20 makalah yang

diargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.. dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh. telah tercapai adalah 2 makalah dari 5 makalah yang

ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

telah tercapai adalah inventarisasi requirement dan study literatur dari 1

usulan HKI yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dengan indikator kinerja

yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh

telah tercapai adalah 82,67 dari 82 nilai yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh yang prima dengan indikator kinerja yaitu

Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi

penginderaan jauh telah tercapai adalah 89 instansi dari 90 instansi yang

ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Terselenggaranya Sistem Pemantauan Bumi

Nasional sesuai standar ISO dengan indikator kinerja yaitu Persentase

kesiapan Sistem Pemantauan Bumi Nasional terhadap ISO 9001 dan ISO

27001 telah tercapai adalah 65 % dari 75 % yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan

penginderaan jauh dengan indikator kinerja yaitu Jumlah kerjasama

internasional yang meningkatkan kualitas SDM dan fasilitas litbang

pemanfaatan penginderaan jauh telah tercapai 9 kerjasama dari 12

kerjasama yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan

penginderaan jauh dengan indikator kinerja yaitu Prosentase pemenuhan

101

kriteria pusat unggulan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh telah

tercapai 100% dari 30% yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Tersedianya sub-sistem DSS untuk mitigasi

bencana alam dan perubahan iklim berbasis penginderaan jauh dengan

indikator kinerja yaitu Jumlah sub-sistem DSS lintas sektoral terkait mitigasi

bencana dan perubahan iklim berbasis penginderaan jauh telah tercapai 1

sub sistem dari 1 sub sistem yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan anggaran

Pusfatja dengan indikator kinerja yaitu Persentase Penyerapan Anggaran

Pusfatja telah tercapai 29,81% dari 100% yang ditargetkan.

LAKIN TRIWULAN III Tahun 2018

Pada Triwulan III Tahun 2018 telah tercapai:

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah model, prototipe dan bahan pedoman pemanfaatan

penginderaan jauh yang operasional untuk pemantauan sumber daya alam,

lingkungan, serta mitigasi bencana dan perubahan iklim telah tercapai adalah

6 model dari 16 model, 1 prototipe.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju. dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh. telah tercapai adalah 11 makalah dari 20 makalah yang

ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.. dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh. telah tercapai adalah 4 makalah dari 5 makalah yang

ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

telah tercapai adalah inventarisasi requirement dan study literatur dari 1

usulan HKI yang ditargetkan.

102

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dengan indikator kinerja

yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh

telah tercapai adalah 86 dari 82 nilai yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh yang prima dengan indikator kinerja yaitu

Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi

penginderaan jauh telah tercapai adalah 91 instansi dari 90 instansi yang

ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Terselenggaranya Sistem Pemantauan Bumi

Nasional sesuai standar ISO dengan indikator kinerja yaitu Persentase

kesiapan Sistem Pemantauan Bumi Nasional terhadap ISO 9001 dan ISO

27001 telah tercapai adalah 75 % dari 75 % yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan

penginderaan jauh dengan indikator kinerja yaitu Jumlah kerjasama

internasional yang meningkatkan kualitas SDM dan fasilitas litbang

pemanfaatan penginderaan jauh telah tercapai 6 kerjasama dari 12

kerjasama yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan

penginderaan jauh dengan indikator kinerja yaitu Prosentase pemenuhan

kriteria pusat unggulan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh telah

tercapai 100% dari 30% yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan

penginderaan jauh dengan indikator kinerja yaitu Persentase ketersediaan

fasilitas litbangyasa pemanfaatan penginderaan jauh dibandingkan total

kebutuhan telah tercapai 7% dari 10% yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Tersedianya sub-sistem DSS untuk mitigasi

bencana alam dan perubahan iklim berbasis penginderaan jauh dengan

indikator kinerja yaitu Jumlah sub-sistem DSS lintas sektoral terkait mitigasi

bencana dan perubahan iklim berbasis penginderaan jauh telah tercapai 1

sub sistem dari 1 sub sistem yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya Kapasitas dan kompetensi SDM

Aparatur lingkup Pusfatja dengan indikator kinerja yaitu Persentase SDM

103

Pusfatja yang sudah memenuhi kompetensi telah tercapai 25% dari 25%

yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan anggaran

Pusfatja dengan indikator kinerja yaitu Persentase Penyerapan Anggaran

Pusfatja telah tercapai 64,10% dari 100% yang ditargetkan.

LAKIN TRIWULAN IVTahun 2018

Pada Triwulan IV Tahun 2017 telah tercapai:

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah model, prototipe dan bahan pedoman pemanfaatan

penginderaan jauh yang operasional untuk pemantauan sumber daya alam,

lingkungan, serta mitigasi bencana dan perubahan iklim telah tercapai adalah

16 model, 1 prototipe dari 16 model, 1 prototipe yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju. dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh. telah tercapai adalah 20 makalah dari 20 makalah yang

ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.. dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh. telah tercapai adalah 6 makalah dari 5 makalah yang

ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dengan indikator kinerja

yaitu Jumlah HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

telah tercapai adalah 1 HKI dari 1 usulan HKI yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dengan indikator kinerja

yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh

telah tercapai adalah 85,75 dari 82 nilai yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh yang prima dengan indikator kinerja yaitu

104

Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi

penginderaan jauh telah tercapai adalah 276 instansi dari 90 instansi yang

ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Terselenggaranya Sistem Pemantauan Bumi

Nasional sesuai standar ISO dengan indikator kinerja yaitu Persentase

kesiapan Sistem Pemantauan Bumi Nasional terhadap ISO 9001 dan ISO

27001 telah tercapai adalah 75 % dari 75 % yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan

penginderaan jauh dengan indikator kinerja yaitu Jumlah kerjasama

internasional yang meningkatkan kualitas SDM dan fasilitas litbang

pemanfaatan penginderaan jauh telah tercapai 19 kerjasama dari 12

kerjasama yang diitargetkan.

Sasaran strategis dalam Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan

penginderaan jauh dengan indikator kinerja yaitu Prosentase pemenuhan

kriteria pusat unggulan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh telah

tercapai 100% dari 30% yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan

penginderaan jauh dengan indikator kinerja yaitu Persentase ketersediaan

fasilitas litbangyasa pemanfaatan penginderaan jauh dibandingkan total

kebutuhan telah tercapai 100% dari 10% yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Tersedianya sub-sistem DSS untuk mitigasi

bencana alam dan perubahan iklim berbasis penginderaan jauh dengan

indikator kinerja yaitu Jumlah sub-sistem DSS lintas sektoral terkait mitigasi

bencana dan perubahan iklim berbasis penginderaan jauh telah tercapai 1

sub sistem dari 1 sub sistem yang ditargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya Kapasitas dan kompetensi SDM

Aparatur lingkup Pusfatja dengan indikator kinerja yaitu Persentase SDM

Pusfatja yang sudah memenuhi kompetensi telah tercapai 25% dari 25%

yang dtargetkan.

Sasaran strategis dalam Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan anggaran

Pusfatja dengan indikator kinerja yaitu Nilai implementasi SAKIP Pusfatja

telah tercapai 90,34 dari 88 yang ditargetkan.

105

Sasaran strategis dalam Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan anggaran

Pusfatja dengan indikator kinerja yaitu Persentase Penyerapan Anggaran

Pusfatja telah tercapai 96,34% dari 100% yang ditargetkan.

Tabel 0.17 Perbandingan Realisasi Target Triwulan tahun 2018

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Realisasi Target

Target Akhir Tahun

Realisasi Target

Triwulan I

Realisasi Target

Triwulan II

Realisasi Target

Triwulan III

Realisasi Target

Triwulan IV

1 Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.

Jumlah model, prototipe dan bahan pedoman pemanfaatan penginderaan jauh yang operasional untuk pemantauan sumber daya alam, lingkungan, serta mitigasi bencana dan perubahan iklim.

16 model; 1

prototipe;

0 dokumen

0 dokumen

6 17

2 Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.

Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

20 makalah

2 makalah

8 makalah

11 20

3 Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.

Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

5 makalah

1 makalah

2 makalah

4 6

4 Meningkatnya penguasaan dan kemandirian

Jumlah HKI yang diusulkan di bidang

1 usulan judul

0 usulan judul

0 1

106

Iptek di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.

pemanfaatan penginderaan jauh.

6 Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.

Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh.

82 84.88 82,67 86 85.75

5 Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang prima.

Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh.

90 instansi

35 Instans

89 Instans

91 276

7 Terselenggaranya Sistem Pemantauan Bumi Nasional sesuai standar ISO

Persentase kesiapan Sistem Pemantauan Bumi Nasional terhadap ISO 9001 dan ISO 27001

75% 50 65%

8 Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan penginderaan jauh

Jumlah kerjasama internasional yang meningkatkan kualitas SDM dan fasilitas litbang pemanfaatan penginderaan jauh

12 Kerjasam

a

9 Kerjasam

a

6 19

9 Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan penginderaan jauh

Prosentase pemenuhan kriteria pusat unggulan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

30% 100 100 30 100

107

10 Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan penginderaan jauh

Persentase ketersediaan fasilitas litbangyasa pemanfaatan penginderaan jauh dibandingkan total kebutuhan

10% 7 100

11 Tersedianya sub-sistem DSS untuk mitigasi bencana alam dan perubahan iklim berbasis penginderaan jauh

Jumlah sub-sistem DSS lintas sektoral terkait mitigasi bencana dan perubahan iklim berbasis penginderaan jauh

1 sub-

sistem

1 sub-

sistem

1 DSS

1 1

12 Tersedianya metode pengolahan (klasifikasi dan deteksi parameter geobiofisik), pedoman pemanfaatan data, dan diseminasi informasi penginderaan jauh.

Jumlah pedoman pemanfaatan penginderaan jauh yang dihasilkan

8 pedoman

0

13 Meningkatnya Kapasitas dan kompetensi SDM Aparatur lingkup Pusfatja

Persentase SDM Pusfatja yang sudah memenuhi kompetensi

25% 25 25

14 Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan anggaran Pusfatja

Nilai implementasi SAKIP Pusfatja

88 90.34

15 Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan anggaran Pusfatja

Persentase Penyerapan Anggaran Pusfatja

100% 11.76% 29,81 64,10 96.34

108

1.2.1. Evaluasi Kinerja Individu

Hasil kinerja PUSFATJA merupakan hasil akumulasi dari capaian kinerja

individu yang dikelompokan dalam kelompok pemanfaatan yang dibentuk. Hasil

capaian kinerja individu tertuang dalam formulir Sasaran Kinerja Pegawai

(SKP) yang dievaluasi setiap triwulan. Pengumpulan data kinerja dan evaluasi

kinerja dilakukan setiap bulan, kemudian diakumulasi menjadi laporan triwulan

dan laporan tahunan. Tim ini terdiri dari semua pejabat struktural PUSFATJA,

Manajer Teknis, Manajer Publikasi dari setiap Kelompok Pemanfaatan

PUSFATJA.

Setiap bulan tim ini melakukan pemantauan pada presensi dan laporan

bulanan individu setiap pegawai, dan memberi penilaian terhadap kinerja

pegawai tersebut. Tim ini juga bertugas untuk membuat usulan apresiasi pada

individu pegawai dan tim kerja yang berprestasi menunjang keberhasilan

pencapaian kinerja PUSFATJA pada tingkat satker, serta membuat

rekomendasi pejabat-pejabat fungsional yang berprestasi dan berdedikasi

tinggi. Pemberian apresiasi pegawai dan tim kerja berprestasi dilakukan pada

setiap akhir tahun, untuk menambah semangat kerja bagi para pegawai.

3.2.2. Efisiensi Kinerja

Dalam rangka menghitung efisiensi kinerja yang tertuang dalam PMK 249

Tahun 2011 PUSFATJA melaksanakan monitoring dan evaluasi yang tertuang

dalam laoporan kinerja triwulan. Efisiensi PUSFATJA yang dihasilkan sampai

triwulan IV adalah 74.15 % . Nilai tersebut dihitung berdasarkan persamaan

dari PMK No.249 Tahun 2011 yaitu:

Dimana:

NE : Nilai Efisiensi

E : Efisiensi

Sesuai dengan evaluasi kinerja tahunan yang dicapai, hingga tahun 2018

beberapa target tahun 2019 telah berhasil dilakukan percepatan pencapaian

diantaranya dalah penetapan PUSFATJA sebagai PUI. Dari hasil ini dapat

menggambarkan efektivitas capaian kinerja PUSFATJA dalam mencapai target

5 tahunan. Sekaligus menggambarkan kesiapan PUSFATJA mampu melayani

109

dalam skala nasional yang dimungkinkan untuk melayani

internasional/regional. Pada tahun 2018 nilai rupiah yang berhasil

diefisiensikan sebesar Rp 255.168.129,- untuk belanja barang dalam rangka

capaian kinerja melebihi tahun sebelumnya dan untuk belanja modal nilai yang

berhasil diefisiensikan sebesar Rp 782.689.500,- dalam bentuk optimalisasi

dari sisa anggaran belanja modal pada Tahun 2018.

3.2.3. Reward dan Punishment

Reward dan punishment dilakukan dalam rangka memotivasi setiap

pegawai dalam rangka mencapai sasaran kinerja pegawai yang telah

ditetapkan. PUSFATJA telah melakukan kedua sistem tersebut dalam rangka

peningkatan monev yang dilakukan secara dinamis dan berkala. Penerapan

program reward dan punishment dilakukan dengan mengacu pada Peraturan

Kepala LAPAN No. 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perraturan Kepala

LAPAN nomor 1 tahun 2016 tentang Pemberian Tunjangan Kinerja, setiap

pegawai berhak mendapatkan reward dalam bentuk kenaikan tunjangan kinerja

sebesar 50% dari selisih Tukin 1 grade di atas, jika hasil evaluasi kinerjanya

mendapatkan kategori sangat baik. Namun pada Tahun 2018 PUSFATJA

belum menghasilkan pegawai yang dapat merealisasikan reward yang tertuang

dalam perka tersebut.

Reward

Tahun 2018 PUSFATJA memberikan reward kepada:

Tim Evaluasi Kinerja

Tim SAKIP

Tim PUI

Tim ISO 9001

Tim KNAPPP 02:2017

Tim Quick Respon Bencana

Tim Kerjasama

Fungsional berprestasi dengan mengikuti kegiatan pelatihan di luar

negeri

Punishment

110

Hukuman yang telah dilakukan PUSFATJA mengacu kepada kedisiplinan

pegawai yang dilakukan dengan mengacu kepada absensi kehadiran. Selain

dari absensi juga dilakuakn berdasarkan pengumpulan laporan bulanan baik

individu mauapun tim kegiatan. Hukuman diberikan dengan melakukan

pemotongan TUKIN sebesar 10% bila melakuakn keterlambatan dalam

pengumpulan pelaoporan tersebut.

3.3. Pengukuran Pencapaian Sasaran dan IKU Pusfatja Tahun 2018

Tahun 2018, Pusat Pemanfaatan Penginderaan jauh 6 indikator kerja yaitu 16

model dan 1 prototipe pemanfaatan penginderaan jauh, 20 publikasi nasional

terakreditasi, 5 publikasi internasional yang terindeks, 1 HKI, 90 instansi pengguna

yang memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh, dan Indeks Kepuasan

Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh bernilai 82. Berdasarkan

capaian kinerja 2018, Pusfatja telah melakukan percepatan dengan mencapai

persentase yang cukup signifikan dan melebihi target yang sudah ditetapkan.

Capaian sasaran strategis ke 1 berupa peningkatan penguasaan dan

kemandirian iptek di bidang pemanfaatan penginderaan jauh sudak dilakukan

dengam hasil yang sesuai target seperti 16 model/1 prototipe/ pemanfaatan

penginderaan jauh, 20 publikasi nasional terakreditasi, 6 publikasi internasional yang

terindeks, dan 1 HKI. Adapun persentase dari masing-masing capaian adalah 100%

model/prototipe, 100% publikasi nasional, 120% publikasi internasional, dan 100%

HKI. Peningkatan juga ditunjukan pada strategis 2 berupa peningkatan layanan data

dan informasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Peningkatan ini

menunjukan tingkat kepuasan penguna yang semakin tinggi atas hasil keinerja yang

diberikan oleh PUSFATJA. Peningkatan ini tidak terlepas dari kerjasama dan upaya

untuk terus mempertahankan predikat sebagai Pusat Unggulan Iptek.

Tabel 0.18 Pengukuran target dan realisasi tahun 2018

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase

Pencapaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

111

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase

Pencapaian

1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.

1. Jumlah model, prototipe, dan bahan pedoman pemanfaatan penginderaan jauh yang operasional untuk pemantauan sumberdaya alam, lingkungan, serta mitigasi bencana dan perubahan iklim.

16 Model/ 1

Prototipe

16 Model/ 1 Prototipe

100%

2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

20 Makalah

20 Makalah 100%

3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

5 Makalah

6 Makalah 120%

4. Jumlah HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

1 Usulan Judul

1 Usulan Judul 100%

2. Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang prima.

5. Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh.

90 Instansi

123 Instansi 137%

6. Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh.

82 85,75 104%

112

3.4. Analisis Trend Kinerja PUSFATJA

Trend kinerja dari PUSFATJA dapat dilihat dengan menampilkan hasil kerja

pada tahun-tahun sebelumnya. Tabel 3.17 menunjukan trend kinerja PUSFATJA

dalam angka. Berdasarkan Tabel berikut dapat dilihat pada masing-masing IKU

menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun kecuali jumlah HKI yang diusulkan di

bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Secara umum, peningkatan dari masing-

masing IKU menunjukan kemajuan yang cukup signifikan.

Tabel 0.19 Perbandingan realisasi target Pusfatja tahun 2015 – 2018 berdasarkan IKU

Indikator Kinerja Utama (IKU)

Realisasi Renstra 2015 - 2018

2015 2016 2017 2018

IKU 1: Jumlah model, prototipe, dan bahan pedoman pemanfaatan penginderaan jauh yang operasional untuk pemantauan sumberdaya alam, lingkungan, serta mitigasi bencana dan perubahan iklim.

18 Model/ Prototipe/ Pedoman

20 Model/ Prototipe/ Pedoman

21 Model/ Prototipe/ Pedoman

16 Model/ 1Prototipe/

IKU 2: Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

7 Makalah 19 Makalah

21 Makalah

20 Makalah

IKU 3: Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

4 Makalah 10 Makalah

5 Makalah 6 Makalah

IKU 4: Jumlah HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

0 Usulan Judul

0 Usulan Judul

3 Judul HKI

3 Copyright

1 Usulan Judul

IKU 5: Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh.

72 Instansi 115 Instansi

110 Instansi

276 Instansi

IKU 6: Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh.

81,2 87,07 82,13 85,75

Berdasarkan kondisi capaian dari tahun 2015 – 2018 pada masing-masing

indikator kerja PUSFATJA dapat dilihat peningkatan dari masing-masing IKU.

113

Peningkatan ini menunjukkan komitmen PUSFATJA dalam memberikan kontribusi

untuk Indonesia. Pada IKU 1 peningkatan hasil berupa model/prototipe dapat dilihat

trend yang meningkat dari tahun pertahun. Hal ini menunjukan komitmen

PUSFATJA untuk menghasilkan suatiu produk pemanfaatan yang berguna. IKU 2

dan 3 berupa publikasi Nasional dan internasional menunjukkan trend yang

meningkat. Trend ini menunjukan komitmen pusfatja sebagai lembaga litbangyasa

yang memperoleh penghargaan sebagai Pusat Unggulan Iptek. IKU 4 tidak

meningkat dibandingkan tahun sebelumnya namun sudah mencapai persentase

300% dibandingkan target yang ditentukan pada 2017. Penurunan dibandingkan

pada tahun sebelumnya dikarena sebagaian besar hasil HKI telah diterbitkan pada

tahun 2017. Pelayanan Pusfatja menunjukkan trend yang meningkat yang ditandai

dengan peningkatan penguna dari tahun ke tahun (IKU5). Peningkatan penguna

juga diikuti dengan peningkatan indeks kepuasan masyarakat (IKU 6). Hal ini

menunjukkan keseriusan PUSFATJA dalam memberikan pelayanan yang prima.

Gambar 0.18 Pencapaian IKU dari Tahun 2015 – 2018

114

Pencapaian Kinerja 2018 Terhadap Rencana Strategis

Tabel 0.20 Pencapaian Kinerja 2018 Terhadap Rencana Strategis

No. Tujuan Strategis

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Capaian Target

2018 2019

1 2 3 4 5 6

1

Terwujudnya layanan prima di bidang pemanfaatan penginderaan jauh bagi masyarakat.

Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju.

Indikator kinerja 1: Jumlah model, pedoman, modul, dan prototipe di bidang penginderaan jauh untuk pemantauan sumberdaya alam (SDA), lingkungan, serta mitigasi bencana dan perubahan iklim.

16 Model 1 prototipe

22 Model/

Prototipe/ Bahan

pedoman

Indikator kinerja 2: Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

20 Makalah

21 makalah

Indikator kinerja 3: Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

6 Makalah

5 makalah

Indikator Kinerja 4: Jumlah HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan

1 Usulan 1 usulan

115

No. Tujuan Strategis

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Capaian Target

2018 2019

penginderaan jauh.

Meningkatnya layanan data dan informasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang prima.

Indikator kinerja 5: Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh.

123 Instansi

95 instansi

Indikator kinerja 6: Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh.

85,75 82

2 Terwujudnya Sistem Pemantauan Bumi Nasional yang memenuhi kepatuhan standar dan prosedur.

Terselenggaranya Sistem Pemantauan Bumi Nasional sesuai standar ISO.

Indikator kinerja 7: Persentase kesiapan Sistem Pemantauan Bumi Nasional terhadap ISO 9001 dan ISO 27001.

100 100

Peningkatan kapasitas litbang pemanfaatan penginderaan jauh.

Indikator kinerja 8: Jumlah kerjasama internasional yang meningkatkan kualitas SDM dan fasilitas litbang pemanfaatan penginderaan jauh.

19 15

116

No. Tujuan Strategis

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Capaian Target

2018 2019

Indikator kinerja 9: Prosentase pemenuhan kriteria pusat unggulan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

100 100

Tersedianya sub-sistem DSS untuk mitigasi bencana alam dan perubahan iklim berbasis penginderaan jauh.

Indikator kinerja 10: Jumlah sub-sistem DSS lintas sektoral terkait mitigasi bencana dan perubahan iklim berbasis penginderaan jauh.

1 1

Pada tahun 2018, PUSFATJA tidak hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan terkait

dengan pencapaian target tahun 2018 saja, namun juga melaksanakan kegiatan

untuk mencapai target yang tertuang dalam RENSTRA PUSFATJA tahun 2015 -

2019. Capaian kinerja pada tahun 2018 menunjukkan hasil yang telah memenuhi

bahkan melampaui target yang ingin dicapai pada tahun 2019. Dengan hasil

tersebut, dapat disimpulkan bahwa capaian dari setiap sasaran strategis PUSFATJA

telah berjalan dengan optimal melebihi ekspektasi dari RENSTRA PUSFATJA 2015

- 2019.

Pada tujuan strategis pertama, “Terwujudnya layanan prima di bidang pemanfaatan

penginderaan jauh bagi masyarakat”, seluruh komponen PUSFATJA telah mampu

bekerjasama dengan baik sehingga tujuan ini dapat terpenuhi. Para

peneliti/perekayasa PUSFATJA telah mampu memenuhi capaian-capaian berupa

model, prototipe, pedoman, publikasi nasional maupun internasional, serta HKI yang

dapat mendukung layanan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh. Dari tujuan

strategis pertama, PUSFATJA memiliki dua sasaran strategis, yaitu meningkatnya

penguasaan IPTEK di bidang pemanfaatan penginderaan jauh yang maju dan

meningkatnya layanan data dan informasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

117

yang prima. Sebagian besar indikator kinerja utama yang ada pada setiap sasaran

ini memperoleh realisasi yang berada di atas target yang ditentukan untuk tahun

2019 nanti. Dari jumlah model, prototipe, dan juga pedoman yang dihasilkan,

PUSFATJA memberikan performa hanya 5% lebih kecil jika dibandingkan dengan

target pada tahun 2019. Dari sisi jumlah publikasi nasional terakreditasi, PUSFATJA

memerlukan capaian 5% lebih banyak untuk mencapai jumlah publikasi nasional

yang ditargetkan pada tahun 2019. Untuk capaian berupa makalah internasional,

PUSFATJA mampu melebihi target tahun 2019 sebanyak 12%. Aspek terakhir dari

sasaran pertama ini adalah usulan HKI yang telah dipenuhi PUSFATJA dengan

capaian 100%. Untuk indikator kinerja utama pada sasaran strategis kedua,

PUSFATJA memiliki indikator berupa jumlah instansi pengguna dan indeks

kepuasan masyarakat. Kedua indikator ini dapat dicapai dengan baik, jumlah

instansi pengguna yang menerima pelayanan dari PUSFATJA adalah 190% lebih

banyak dari target yang ditetapkan pada tahun 2019, dan demikian pula indeks

kepuasan masyarakat yang mencapai nilai 85.75 dengan target 2019 hanya 82.

Tujuan strategis PUSFATJA yang kedua adalah “Terwujudnya Sistem Pemantauan

Bumi Nasional yang memenuhi kepatuhan standar dan prosedur”. Tujuan ini

memiliki dua sasaran strategis, yaitu terselenggaranya SPBN yang sesuai standar

ISO, peningkatan kapasitas litbang, dan tersedianya sub-sistem untuk mitigasi

bencana alam dan perubahan iklim. Indikator utama untuk standar ISO adalah ISO

9001 dan ISO 27001. Terdapat dua indikator utama untuk sasaran peningkatan

kapasitas litbang, yaitu jumlah kerjasama internasional dan persentase pemenuhan

untuk pusat unggulan. Capaian pada tahun 2018 mengenai kerjasama telah memiliki

skor 26% lebih tinggi dari target yang ingin dicapai pada tahun 2019. Sasaran

strategis tersedianya sub-sistem mitigasi bencana alam dan perubahan iklim

memiliki satu indikator berupa jumlah sub-sistem DSS lintas sektoral sebanyak satu

buah, PUSFATJA sudah mampu mencapai target serupa dengan jumlah target pada

tahun 2019.

Capaian di luar IKU

Selain kinerja yang telah disebutkan di atas, pada tahun 2018 PUSFATJA memiliki

beberapa capaian lain, antara lain:

118

1. Mempertahankan status sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) dengan nilai 9,4

(skor 937,6/1000). Detail penilaian dapat dilihat pada Gambar 3.18. Selain

itu, PUSFATJA juga menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga lain yang

juga memiliki sertifikasi PUI.

Gambar 0.19 Hasil Pusat Unggulan Iptek (PUI)

2. Mempertahankan sertifikasi ISO 9001:2015 mengenai sistem manajemen

mutu (Quality Management System) untuk manajemen penelitian,

pengembangan, dan perekayasaan. Dipertahankannya sertifikasi ini

menunjukkan bahwa produksi informasi yang dihasilkan oleh PUSFATJA

telah dan masih memenuhi standar internasional.

119

Gambar 0.20 Sertifikat ISO

3. Penghargaan “Adhyasta Bumi Award” dari Masyarakat Penginderaan Jauh

Indonesia (MAPIN) sebagai instansi yang berperan aktif dalam pemanfaatan

penginderaan jauh Indonesia.

Gambar 0.21 Sertifikat Penghargaan Mapin

4. PUSFATJA telah berhasil membangun start-up company dengan PT. Marlin

untuk implementasi prototipe litbang ZPPI.

5. PUSFATJA mampu memperkuat infrastruktur, antara lain piranti keras dan

lunak pengolah data, perbaikan bangunan bengkel dan pos penjagaan, tiga

120

perangkat baru peralatan survei, dan peralatan pendukung lainnya seperti

jaringan internet, catudaya, dan catudaya darurat.

6. PUSFATJA telah membuat bank data spektral yang bekerjasama dengan tim

Bani Saleh untuk mendukung SPBN.

Gambar 0.22 Website Bank Data Spektral

7. PUSFATJA membangun sistem SPBN berbasis android (SIPANDORA) untuk

memudahkan pengguna memanfaatkan data yang ada di dalam SPBN.

121

Gambar 0.23 SIPANDORA

8. PUSFATJA telah direkomendasikan untuk memperoleh akreditasi dari Komite

Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPP) dari

Ristekdikti dengan hasil 6 temuan minor dan 2 observasi yang akan

ditindaklanjuti sebelum 23 Januari 2019. Dengan rekomendasi ini, mutu dan

efektivitas kegiatan penelitian di PUSFATJA telah dipantau dan diawasi, juga

dapat memperoleh pembinaan yang dilakukan secara terus menerus dan

berkala berdasarkan pedoman yang berlaku oleh Ristekdikti.

3.5. Akuntabilitas Keuangan

Rincian realisasi PAGU anggaran tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 3.21

dan rincian realisasi anggaran berdasarkan IKU tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel

3.22.

Tabel 0.21 Realisasi Anggaran Berdasarkan Akun Belanja TA 2018

Uraian Pagu Anggaran Realisasi Persentase

Belanja Pegawai (51) 14.617.873.000 13.361.924.702 91.41%

Belanja Barang (52) 9.966.333.000 9.876.413.646 99.10%

Belanja Modal (53) 13.053.794.000 13.022.278.400 99.76%

Total 37.638.000.000 36.260.616.748 96.34%

122

Tabel 0.22 Realisasi Anggaran Berdasarkan IKU Ta. 2018

IKU Anggaran Realisasi Persentase

Jumlah model, pedoman, modul, dan prototipe di bidang penginderaan jauh untuk pemantauan sumberdaya alam (SDA), lingkungan, serta mitigasi bencana dan perubahan iklim.

4.485.879.000 4.468.533.459 99.61%

Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

49.820.000 49.666.616 99.69%

Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

202.642.000 202.429.632 99.89%

Jumlah HKI yang diusulkan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

- -

Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan informasi penginderaan jauh

250.000.000 249.674.700 99.87%

Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan informasi penginderaan jauh

- -

TOTAL 4.988.341.000 4.970.304.407 99.63%

Adapun Pagu anggaran beserta realisasinya dari setiap keluaran pada satker Pusat

Pemanfaatan Penginderaan Jauh berdasarkan PMK 249/2011 tertera pada tabel

3.23.

Tabel 0.23 Pagu anggaran beserta realisasinya dari setiap keluaran pada satker Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh berdasarkan PMK 249/2011

Keluaran Volume Anggaran

Target (TVK)

Realisasi (RVK)

Pagu (PAK) Realisasi (RAK)

Keluaran 1 (orang)

91 91 14.617.873.000 13.361.924.337

Keluaran 2 (laporan)

17 21 7.695.000.000 7.652.444.318

Keluaran 3 (Sistem)

1 1 9.222.200.000 9.192.236.389

3.6. Valuasi Ekonomi

Kegiatan layanan PUSFATJA yang dilakukan selama tahun 2018 yang dibagikan

dalam rangkaian kegiatan yaitu Litbangyasa, pelayanan, produksi informasi, dan

123

belanja modal bila dikonversikan dalam rupiah akan memberikan dampak

keuntungan secara ekonomi. Adapun besaran dampak keuntungan yang diberikan

adalah sebesar 12.481.663.983 (masih angka perkiraan, valuasi income dihitung

dari output yang dihasilkan tahun 2018 termasuk kegiatan pelayanan)

Tabel 0.24 Valuasi Ekonomi

No. Kegiatan Pengeluaran Valuasi (“income”)

1. Kegiatan Pusfatja tahun 2018

35.877.964.417 (95.32%)

2. Litbangyasa 5.400.000.000

3. Pelayanan 16.800.000.000

4. Produksi informasi 13.202.000.000

5. Belanja modal 12.957.628.400

35.877.964.417 48.359.628.400

Valuasi (“keuntungan’) 12.481.663.983

124

BAB IV INISIATIF PENINGKATAN AKUNTABILITAS PUSFATJA

Pusfatja terus berbenah dalam upayanya meningkatkan akuntabilitas kinerja

secara optimal dan berkesinambungan. Untuk mendukung hal tersebut, Pusfatja

menyusun inisiatif strategis sebagai bentuk respons terhadap hasil evaluasi internal

dari Inspektorat Utama, arahan pimpinan LAPAN, dan agenda program Reformasi

Birokrasi

4.1. Tindak Lanjut Atas Evaluasi SAKIP

Berdasarkan hasil evaluasi internal oleh Inspektorat dan rekomendasi yang

disampaikan, maka telah dirumuskan dan dilaksanakan beberapa pembenahan

untuk peningkatan kinerja Pusfatja, yaitu:

a. Penyempurnaan cascading kinerja dari level eselon 2 hingga level individu

Pelaksanaan cascading kinerja sudah dilakukan sampai level individu, sehinga

masing-masing individu sudah menandatangani Perjanjian KInerja Individu yang

didalamnya tercantum Indikator Kinerja Individu. Selain itu juga sudah dibuat

Kisi-Kisi penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) di lingkungan Pusfatja

berdasarkan tugas dan fungsi jabatan fungsional yang dimilikinya. Sistem

reward dan punishment juga sudah mengikuti peraturan yang ada.

b. Pelaksanaan pemantauan secara berkala kinerja

Sesuai araha pimpinan LAPAN melalui Surat Edaran No 1 Tahun 2018 terkait

dengan tunjangan KInerja Pegawai LAPAN, maka telah dilaksanakan

pemantauan secara berkala pelaporan kinerja Individu bulanan, pelaporan

kinerja litbang bulanan dan pelaporan kemajuan persentase bulanan. Pelaporan

masih dilakukan dengan manual menggunakan email dan flashdisk, kedepan

akan diupgrade menjadi pelaporan online.

125

4.2. Program Peningkatan Integritas

Pada tahun 2018, Pusfatja sudah mengarah kepada Pembangunan Zona

Integritas unit kerja menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih

dan Melayani (WBBM ). Pada penilaian internal oleh Inspektorat, Pusfatja sudah

dianggap mencukup untuk diusulkan menjadi satker menuju Wilayah Bebas Korupsi

(WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Hanya saja penilaian

eksternal belum mencukupi penilaian tersebut. Tetapi Pusfatja optimis di tahun 2019

akan menjadi satker Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan

Melayani (WBBM).

4.3. Penguatan Program Reformasi Birokrasi

Pusfatja terus melakukan inovasi untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja

dan mendukung Reformasi Birokrasi. Untuk mendukung hal tersebut, Pusfatja

membangun beberapa aplikasi untuk meningkatkan efetifitas dan efisiensi pegawai

dalam bekerja.

1. SICeCeP (Sistem Informasi Check-in Check-out Pegawai)

Gambar 0.1 Sistem Informasi Checik-in Check-Out

Sistem ini dibuat untuk mempermudah kinerja bagian administrasi dalam

memonitoring pegawai yang pergi dan kembali disaat jam kerja dan memudahkan

pegawai bagian administrasi dalam menghitung waktu pegawai yang pergi dan

kembali disaat jam kerja. Adapun manfaat dari sistem ini agar pegawai lebih efektif

dan efisien dalam bekerja. Informasi yang dihasilkan sistem informasi check-in

check-out (sicecep) dapat digunakan untuk kebutuhan bagian administrasi.

126

2. Aplikasi Dashboard Pusfatja (Aplikasi Display Kepegawaian dan Keuangan)

Gambar 0.2 Tampilan Dashboard Pusfatja

Aplikasi dashboard Pusfatja dibuat untuk mempermudah monitoring data

kepegawaian, keuangan, BMN, dan PPID secara transparan pegawai bagian

administrasi dan keuangan lebih efektif dan efisien dalam bekerja. Informasi yang

dihasilkan berupa data kepegawaian dan keuangan yang dapat dilihat oleh seluruh

pegawai di Pusfatja.

3. E-Fasilitas Pusfatja (Sistem Informasi Elektronik Fasilitas)

Gambar 0.3 E-Fasilitas Pusfatja

E-fasilitas Pusfatja dibuat untuk mempermudah monitoring pemakaian dan

perawatan alat yang terdapat di bidang profas (program dan fasilitas). Informasi

yang dihasilkan sistem informasi e-fasilitas Pusfatja dapat digunakan untuk

kebutuhan monitoring pemakaian dan perawatan alat.

127

SILAPJA (Sistem Informasi E-Pelaporan Pusfatja)

Gambar 0.4 SiLAPJA Pusfatja

Sistem informasi e-pelaporan Pusfatja dibuat untuk mempermudah

pengumpulan laporan secara elektronik, memudahkan kepala Pusfatja Lapan dan

atasan dari setiap bidang dalam monitoring laporan seluruh pegawai. Data

pelaporan yang dihasilkan dapat dimonitoring langsung oleh kepala Pusfatja

maupun atasan dari masing-masing bidang.

4. SIMOEL (Sistem Informasi Monitoring Bengkel)

Gambar 0.5 SiMoel Pusfatja

Sistem informasi monitoring bengkel untuk mempermudah kepala bengkel

dalam monitoring kendaraan dinas, penjadwalan driver dan pembayaran pajak

kendaraan dinas. Informasi yang dihasilkan sistem informasi monitoring bengkel

(simoel) dapat digunakan untuk kebutuhan bagian bengkel dan pegawai struktural

128

BAB V

PENUTUP

Laporan Kinerja PUSFATJA merupakan laporan pertanggungjawaban terkait

pencapaian target yang mengacu pada Rencana Strategis PUSFATJA 2015-2019.

Laporan Kinerja ini disusun dengan berpedoman pada Peraturan Presiden Republik

indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang sistem Akuntabilitas kinerja instansi

Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

kinerja, Pelaporan kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan kinerja Instansi

Pemerintah.

Laporan ini memberikan penjelasan tentang gambaran kinerja yang telah

dilakukan oleh PUSFATJA sepanjang tahun 2018. Pada perjalanannya terdapat

penyesuaaian target IKU di Pusfatja. Rencana Kerja (Renja) Pusfatja 2018

merangkum penyesuaian target pada IKU 1 dimana pada Rencana Strategis

Pusfatja 2015-2019 total capaian model/modul/prototype/bahan pedoman adalah 20

berubah pada Renja 2018 menjadi total 17 (16 Model dan 1 prototype) diakibatkan

karena adanya penyesuaian anggaran yang diusulkan pada Renstra dimana

jumlahnya menurun saat menjadi pagu anggaran yang ditetapkan pada Renja 2018.

Di masa mendatang, PUSFATJA akan melakukan berbagai langkah untuk lebih

meningkatkan kualitas kinerja dan pelaporannya agar terwujud transparansi dan

akuntabilitas seperti yang diharapkan.

Secara umum seluruh target dari setiap sasaran strategis Pusfatja telah

berhasil dicapai sesuai dengan rencana kinerja dari sasaran strategis yang tertuang

pada PK 2018 dan sasaran strategis yang tertuang pada Renstra Pusfatja tahun

2015-2019. Capaian kinerja kegiatan Pusfatja pada tahun 2018 berdasarkan PK

tahun 2018 mencapai 138,42%. Semua capaian kinerja mencapai lebih dari 100%

dan dapat dikategorikan Sangat Berhasil.

Capaian tahun 2018 baik berdasarkan PK tahun 2018 ataupun target sasaran

kinerja tahun 2018 dari Renstra Pusfatja tahun 2015-2019 untuk menjadi “Pusat

Unggulan dalam bidang pemanfaatan penginderaan jauh untuk mewujudkan

Indonesia maju dan mandiri” telah berhasil mencapai bahkan melampaui target

129

kinerja dan dapat dijadikan sebagai acuan meningkatkan prestasi pada tahun-tahun

mendatang untuk mencapai sasaran strategis dari Renstra 2015-2019. Pada tahun

2018 ini Pusfatja berhasil mempertahankan Pusat Unggulan IPTEK oleh Ristekdikti

sehingga diharapkan dapat menjadi rujukan nasional di bidang Pemanfaatan dan

Diseminasi Penginderaan Jauh.

Pelaksanaan kegiatan Pusfatja di tahun 2018 dilaksanakan melalui peran

Kelompok Pemanfaatan dan Kelompok Perekayasa atau keduanya disingkat

sebagai Pokfatyasa atau Kelompok Jabatan Fungsional sesuai dengan struktur

organisasi pada Peraturan Kepala No 8 Tahun 2015. Sementara peran bidang lebih

berperan sebagai fasilitator, koordinator terutama terkait dengan penguatan

diseminasi dan penguatan fasilitas (infrastruktur) dan program. Untuk

mempertahankan capaian yang telah dihasilkan di tahun 2018, Pusfatja pada awal

tahun 2019 telah melakukan rapat kerja untuk menyamakan persepsi terhadap

perubahan pelaksanaan kegiatan khususnya kegiatan penelitian, pengembangan,

dan perekayasaan serta akan membangun dan menyepakati mekanisme koordinasi

dan hubungan kerja antara Kepala Bidang–Pokfatyasa dan Kepala Bagian

Administrasi, dan Prosedur Operasi Standard untuk perencanaan, pelaksanaan

kegiatan litbangyasa, diseminasi, pembinaan/ pembimbingan/ bantuan teknis,

kerjasama dalam dan luar negeri, pengembangan sumber daya manusia untuk

mengikuti kegiatan ilmiah (seminar, pelatihan, dan sebagainya) penerbitan makalah

ilmiah pada jurnal internasional dan lain-lain yang diperlukan.

Pencapaian indikator kinerja utama di Pusfatja sebagian besar sudah melebihi

indikator di tahun 2018. Oleh karena itu, untuk menjaga supaya kinerja tetap terjaga

dan mengalami peningkatan yang lebih lagi, maka perlu dilakukan revisi target

kinerja Renstra 2015-2019. Upaya mendorong peningkatan kinerja dan menghadapi

tantangan ke depan, antara lain:

a. Peningkatan kapasitas SDM dan akuntabilitas kinerja organisasi, melalui : (I)

peran aktif pimpinan untuk melibatkan secara aktif seluruh struktur

dibawahnya dalam pelaksanaan RB, (II) menetapkan ukuran kinerja individu

dan melakukan penilaian kinerja individu sebagai dasar pemberian tunjangan

kinerja (III) membangun sistem informasi kinerja pegawai secara menyeluruh

dari level kepala s.d level Individu yang dapat diakses terbuka (IV) melakukan

pengembangan kompetensi pegawai (V) penyempurnaan proses bisnis dan

SOP pelaksanaan kegiatan di organisasi.

130

b. Pemerintah yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan Nepotisme (KKN)

melalui implementasi menyeluruh terhadap kebijakan pengawasan serta

melakukan monitor dan dievaluasi secara berkala. Peningkatan layanan

publik melalui (I) menerapkan teknologi informasi secara menyeluruh (II)

pengembangan pelayanan prima (III) menetapkan rewards and punishment

pemberi dan penerima layanan terbaik.

Laporan kinerja ini diharapkan dapat memberikan informasi yang kredibel,

akuntabel dan transparan kepada stakeholders PUSFATJA. Laporan ini juga

menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan pengelolaan kinerja PUSFATJA. Akhir

kata, PUSFATJA berharap dapat terus memberikan kontribusi di bidang

pemanfaatan penginderaan jauh sebagai Pusat Unggulan dalam bidang

pemanfaatan penginderaan jauh untuk mewujudkan Indonesia maju dan mandiri.