atk1.doc
TRANSCRIPT
MASALAH PENYELESAIAN NERACA MASA
MASALAH PENYELESAIAN NERACA MASA
Prosedur perhitungan neraca masa terdiri menghitung jumlah variabel yang tidak diketahui pada diagram alir berdasarkan jumlah persamaan independen yang menghubungkan variabel-variabel tersebut.
Hubungan yang dapat digunakan untuk menyusun persamaan independen dari variabel-variabel aliran proses meliputi:
1. Neraca masa
Untuk proses non-reaksi, bila ada N jumlah spesies (senyawa, atom, ion) yang ada dalam proses dapat disusun N neraca masa. Untuk proses reaksi, jumlah neraca masa maksimum dikurangi dengan jumlah reaksi kimia independen diantara spesies proses,
2. Neraca energi
Bila besarnya energi yang ditransfer antara sistem dan lingkungan telah tertentu atau menyangkut salah satu variabel proses yang tidak diketahui maka dapat disusun 1 persamaan neraca energi,
3. Spesifikasi proses
Ada sekurang-kurangnya 3 tipe hubungan diantara variabel proses yang umum dijumpai:
a. Recovery fraksional,
b. Hubungan komposisi,
c. Rasio laju alir.
4. Karakteristik fisika dan hukum fisika
Dari 2 variabel yang tidak diketahui yang menyangkut masa, mol dan volume dari aliran proses dapat disusun persamaan diantara variabel-variabel tersebut dengan menggunakan hukum gas ideal atau gas riil dan kondisi kesetimbangan fase,
5. Batasan fisik
Bila fraksi mol komponen aliran proses secara terpisah dinyatakan mis: x, y, dan z maka hubungan diantara komponen-komponen tersebut dapat disusun menjadi per- samaan karena jumlah total fraksi mol semua komponen = 1.
Garis besar Prosedur untuk Perhitungan Neraca Masa
1. Gambar diagram alir
2. Pilih basis perhitungan yaitu lajualir salah satu arus proses
3. Beri label variabel arus yang tidak diketahui pada diagram alir,
4. Hitung variabel yang tidak diketahui dan persamaan yang dapat disusun dari variabel tsb, keduanya harus sama,
5. Ubah arus yang dinyatakan dalam lajualir volumetrik menjadi variabel masa atau molar,
6. Ubah semua variabel dalam satu basis,
7. Susun persamaan neraca masa,
8. Selesaikan persamaan pada langkah 7 untuk menentukan variabel yang belum diketahui.
Contoh Recoveri fraksional
Umpan pada laju alir 1000 mol/j dengan komposisi sbb.:
propana : 20% mol,
i-butana : 30% mol,
i-pentana : 20% mol,
n-pentana : 30% mol.
akan dipisahkan menjadi 2 fraksi dengan distilasi.
Distilat mengandung semua propana dan 80% i-pentana yang ada pada umpan dan 40% mol i-butana. Hasil bawah mengandung semua n-pentana yang ada pada umpan.
Hitunglah komposisi distilat dan hasil bawah.
Penyelesaian
D
xprD
xpr = 0,2 xi-bD = 0,4
xi-b = 0,3 xi-pD = 1- 0,4 - xprD
xi-p = 0,2
xp = 0,3 B
N = 1000 mol/j xi-bB xi-pB = 1 xi-bB xpB xpBNeraca masa
propana : 0,2 N = D xprD (1)
i-butana : 0,3 N = 0,4 D + xi-b B (2)i-pentana : 0,2 N = D (1 0,4 xprD) + B (1 xi-b xp) (3)
pentana : 0,3 N = B xpB (4)
total : N = D + B ( 1000 = D + B (5)
recovery fraksional: 80% i-pentana diperoleh pada distilat
0,8 dari i-pentana pada umpan = i-pentana pada distilat
0,8 (0,2 N) = D (1 0,4 xprD) (6)
(1) 0,2 (1000) = D xprD ( 200 = D xprD(2) 0,16 (1000) = D (0,6 - xprD) ( 160 = 0,6 D - D xprDDari ke-2 persamaan dapat diperoleh D = 600 mol/j dan xprD = 0,333
B = 1000 600 = 400 mol/j
Dari persamaan (4)
0,3 (1000) = 400 (xpB) ( xpB = 0,75
dari persamaan (2)
0,3 (1000) = 0,4 D + xi-b B ( 300 = 0,4 (600) + xi-b 400
xi-b = 0,15Hubungan komposisi
Hubungan komposisi merupakan tipe yang paling umum dari spesifikasi proses yang dapat dinyatakan sbg kesebandingan sederhana antara komposisi spesies dari aliran yang berbeda
xji = K xjkPada proses pemisahan padatan dan larutan dari slurry dengan cara pengendapan ataupun sentrifuge bila tidak ada adsorpsi kimia maka komposisi larutan jernih sama dengan komposisi larutan yang tertinggal pada padatan
wj1 = wj2
1 - wpadatan
superskrip 1 = endapan, superskrip 2 = larutan jernih
Contoh
Pada produksi aluminium dari biji bauksit alumina harus dipisahkan dari impuritasnya. Pada proses Bayer dilakukan dg mereaksikan bauksit dengan NaOH encer untuk menghasilkan NaAlO2. NaAlO2 larut dalam air sedangkan mineral impuritas tidak, maka pemisahan dilakukan dengan pengendapan. Diperoleh larutan jernih yg merupakan campuran NaAlO2 dan NaOH sisa. Untuk mengambil NaAlO2 yang ikut pada endapan padatan endapan dicuci.
Bila umpan slurry terdiri 10% masa padatan, 11% masa NaOH, 16% masa NaAlO2 dan sisanya air dicuci dengan air yang mengandung NaOH 2% masa menghasilkan larutan jernih yang mengandung 95% masa air dan endapan yang mengandung padatan 20% masa.
Berapa banyak NaAlO2 dapat diperoleh kembali pada larutan jernih bila slurry diumpankan pada laju alir 1000 kg/j.
Penyelesaian
F1 xNaOH1 = 0,02
F2 F4
xNaOH2 = 0,11 xNaOH4
xNaAlO22 = 0,16 xH2O4 = 0,95
xpadatan2 = 0,10 F3 xNaAlO24 xNaOH3 xNaAlO23 xpadatan3 = 0,2
Neraca masa
Total : F1 + F2 = F3 + F4Padatan : 0,1 F2 = 0,2 F3Air : 0,63 F2 + 0,98 F1 = ( 0,8 xNaOH3 - xNaAlO23) F3 + 0,95 F4NaOH : 0,11 F2 + 0,02 F1 = xNaOH3 F3 + xNaOH4 F4NaAlO2 : 0,16 F2 = xNaAlO23 F3 + (0,05 xNaOH4) F4Hubungan komposisi
xNaOH3 = xNaOH4 kg NaOH/ kg padatan bebas larutan
1 - 0,2
xNaOH3 = 0,8 xNaOH4
xNaAlO23 = xNaAlO24 = 0,05 - xNaOH4
1 - 0,2
xNaAlO23 = 0,8 (0,05 - xNaOH4) = 0,04 - 0,8 xNaOH4Dari ke-2 persamaan tsb
xNaOH3 xNaAlO23 + = 0,05
1 0,2 1 0,2
xNaOH3 + xNaAlO23 = 0,04
F2 = 1000 kg/j slurry
Neraca masa padatan
F3 = (0,1 F2)/0,2 = 500 kg/j
Neraca masa total
F1 + F2 = F3 + F4F1 = F4 + 500 - 1000 = F4 - 500
Neraca masa air
0,63 F2 + 0,98 F1 = ( 0,8 xNaOH3 - xNaAlO23) F3 + 0,95 F4630 + 0,98 F1 = (0,8 0,04) 500 + 0,95 F4630 + 0,98 (F4 - 500) = 380 + 0,95 F4F4 = 8000 kg/j
F1 = 8000 500 = 7500 kg/j
Neraca NaOH
0,11 F2 + 0,02 F1 = xNaOH3 F3 + xNaOH4 F4110 + 0,02 (7500) = xNaOH3 (500) + xNaOH4 (8000)
xNaOH3 = 0,8 xNaOH4260 = 0,8 (500) xNaOH4 + 8000 xNaOH4xNaOH4 = 260/8400 = 0,03095
xNaOH3 = 0,8 (0,03095) = 0,02476
xNaAlO23 = 0,04 0,8 xNaOH4 = 0,04 0,8 (0,02476) = 0,0202
NaAlO2 yang dapat direcovery = xNaAlO24 F4 = (0,05 0,03095) 8000 kg/j
= 152,4 kg/j
Contoh rasio laju alir
Benzena dipisahkan dari output kilang minyak yang mengan- dung 70% masa benzena dan campuran parafin dan hidrokarbon napthena dengan menggunakan pelarut SO2 cair.
Bila pelarut yang digunakan 3 kg SO2 cair per kg umpan ke proses. Rafinat mengandung 1/6 SO2 dan sisanya benzena. Ekstrak mengandung: semua hidrokarbon non-benzena, SO2 cair dan kg benzena per kg hidrokarbon non-benzena.
Berapakah benzena dapat direcoveri (kg benzena pada rafinat/ kg benzena pada umpan).
Ekstrak F3 Pelarut F2
SO2 cair
Umpan F1 Rafinat F4 B = 0,7 0,167 SO2 NB = 0,3 0,833 B
Rasio laju alir pelarut dengan umpan
F2/F1 = 3
Pada ekstrak
F3 x3B x3B = 0,25 ( = 0,25
F3 x3NB x3NB
Neraca masa
Total : F3 + F4 = F2 + F1Benzena : F3 x3B + (1- 0,167) F4 = 0,7 F1Non-benzena : F3 x3NB = 0,3 F1SO2 cair : F3 (1 x3B - x3NB) + 0,167 F4 = F2Basis: F1 = 1000 kg.j
F2 = 3000 kg/j
Neraca masa Non-benzena
F3 x3NB = 0,3 F1F3 x3B = 0,25
F3 x3NB F3 x3B = 75
Neraca masa benzena
F3 x3B + (1- 0,167) F4 = 0,7 F1 ( 75 + 0,833 F4 = 0,7 (1000)
F4 = 750 kg/j
F3 = F1 + F2 - F4 = 1000 + 3000 - 750 = 3250 kg/j
x3B = 75/3250 = 0,0231; x3NB = 4 x3B = 0,09231
Benzena yang direcovery
kg Benzena rafinat
= 625/700 (100%) = 89,3%
kg Benzena umpan
NERACA MASA PADA UNIT BANYAK
Diagram alir proses unit banyak seperti pada gb berikut
A
Umpan Produk
Pada gambar terlihat ada 3 sistem atau batas sistem
1. Sistem unit proses:
A : sistem untuk seluruh proses,
C dan E : sistem untuk 1 unit proses;
2. Sistem pada titik pertemuan (mixing point): B;
3. Sistem pada titik percabangan (splitting point): D.
Campuran mengandung 50% masa aceton dan 50% masa air diekstraksi dengan methyl isobutyl keton (MIBK). Untuk 1000 kg campuran yang diumpankan ke ekstraktor 1 ditambahkan 1000 kg pelarut MIBK, sedangkan pada ekstraktor 2 750 kg MIBK.
Ekstrak 1 mengandung 27,5% masa aceton. Ekstrak 2 mengan- dung 9,0% masa aceton, 88% masa MIBK dan 3% masa air. Rafinat ke-2 sebesar 431 kg dengan komposisi 5,3% masa aceton, 1,6% masa MIBK, dan 93,1% masa air. Gabungan ekstrak didistilasi dengan hasil atas dengan jumlah 480 kg dengan mempunyai komposisi 2,0%masa MIBK, 1,0% masa air dan sisanya aceton.
Hitunglah masa dan komposisi semua aliran.
1000 kg M 750 kg M
1000 kg 431 kg
A = 0,50 0,053 A
W = 0,50 0,016 M
0,931 W
480 kg
E kg 0,97 A
ECM 0,02 M
ECA 0,01 W
ECW B kg
BA
BM BWPenyelesaian
Neraca masa pada sistem E1- E2M : 1000 + 750 = ECM + 0,016 (431) ( ECM = 1743 kg
A : 0,50 (1000) = ECA + 0,053 (431) ( ECA = 477 kg
W : 0,50 (1000) = ECW + 0,931 (431) ( ECW = 98,7 kg
Neraca masa pada titik pencampuran
Total : E1 + E2 = 1743 + 477 + 98,7 = 2320
A : 0,275 E1 + 0,090 E2 = 477
Dari ke-2 persamaan E1 = 1450 kg dan E2 = 870 kg
M : xM1 (1450) + 0,88 (870) = 1743 ( xM1 = 0,674
Neraca masa pada E1M : 1000 = 0,674 (1450) + R1M ( R1M = 22,7 kg
A : 500 = 0,275 (1450) + R1A ( R1A = 101 kg
W : 500 = (0,725 0,674) 1450 + R1W ( R1W = 426 kg
Neraca masa disekitar distilasi
Total : E = V + B ( 1743 + 477 + 98,7 = 480 + B
B = 1838,7 kg
Aceton : 477 = 0,97 (480) + BA ( BA = 11,4 kg
Air : 98,7 = 0,01 (480) + BW ( BW = 93,9 kg
MIBK : BM = 1838,7 - 11,4 - 93,9 = 1733,4 kg
Arus Balik (recycle) dan Arus Pintas (by-pass)
Arus balik
Arus balik adalah arus percabangan output suatu unit proses yang dikembalikan sebagai input unit tsb. Unit proses dengan arus balik dapat dipandang sebagai 3 sistem atau unit proses (multi-unit) yang terdiri: titik percampuran (mixing point) , unit proses, dan titik percabangan (splitting point).
Titik Titik
pencampuran percabangan
Sebagai sistem unit-banyak maka neraca masa dapat disusun pada masing-masing individu unit maupun pada keseluruhan unit. Unit titik percabangan merupakan unit yang memerlukan perhatian khusus.
Pada unit ini arus dibagi 2 atau lebih berbasis laju alir sehingga komposisi arus pada semua cabang sama dengan komposisi aliran input. Kenyataan tersebut yang disebut batasan percabangan.
Bila arus yang akan dipecah menjadi 2 percabangan mempunyai S spesies dan jumlah masing-masing komposisi yang dinyatakan dalam fraksi = 1 maka akan diperoleh S 1 persamaan yang independen.
Untuk pemecahan arus menjadi N percabangan maka persa- maan independen yang dapat disusun (N 1) (S 1).
Contoh
D = 700 mol/j
F2 Aceton 0,10
Aceton xA2 40% Acetat 0,88
Acetat xAc2 Acetat anhidrat xAca3
Acetat anhidrat xAca2 60%
F4 Aceton xA4
Acetat xAC4 F1 Aceton 0,070
Acetat 0,619
Acetat anhidrat 0,311
F5 Acetat xAc5 Acetat anhidrat xAca5Neraca masa pada titik percabangan
Total : F2 = 700 + F4Aceton : xA2 F2 = 0,1 (700) + xA4 F4Acetat : xAc2 F2 = 0,88 (700) + xAc4 F4Distilat 40% dari F2 ( D = 0,4 F2F2 = 700/0,4 = 1750 mol/j
Batasan percabangan
xA4 = xA3 = 0,10
xAc4 = xAc3 = 0,88
F4 + D = F2 ( F4 + 700 = 1750 ( F4 = 1050 mol/j
Neraca masa pada unit proses
Aceton : 0,07 F1 + 0,1 F4 = 0,1 F2
0,07 F1 + 0,1 (1050) = 0,1 (1750) ( F1 = 1000 mol/j
Total : F1 + F4 = F2 + F5 1000 + 1050 = 1750 + F5 ( F5 = 300 mol/j
Acetat : 0,619 F1 + 0,88 F4 = 0,88 F2 + xAc5 F5
0,619 (1000) + 0,88 (1050) = 0,88 (1750) + xAc5 (300)
xAc5 = 0,01
Sistem pemurnian dengan arus balik digunakan untuk memperoleh kembali pelarut Di Methyl Formamida (DMF) dari gas buang yang mengandung 55% mol DMF. Gas keluar diharapkan hanya mengandung 10% mol DMF. Hitunglah laju alir arus balik bila diperkirakan unit pemurnian dapat menghilangkan 80% DMF dari umpan.
Sistem 1
FF O
xDMF1 = 0,55 xDMF2 = 0,10
xUd1 = 0,45 xUd2 = 0,90
DMF
Basis : 1000 mol/j umpan
DMF = 0,55 (1000) = 550 mol/j
Udara = 0,45 (1000) = 450 mol/j
Komponen kunci yang dipilih udara karena tidak berubah selama proses sehingga pada output laju alir udara tetap 450 mol/j.
Neraca masa DMF pada sistem 1
DMF : 0,55 ( FF ) = DMF + (0,1/0,9) 450
DMF = 500 mol/j
Spesifikasi proses unit pemurnian : DMF yang diserap pada unit pemurnian 80%
0,8 ( xDMFMF ) ( MF ) = 500 mol/j
xDMFMF ( MF ) = 500/0,8 = 625 mol/j
Neraca masa pada titik pencampuran
Batasan percabangan : xDMFO = xDMFR = 0,1
DMF : 0,55 ( FF ) + xDMFR ( R ) = xDMFMF ( MF )
0,55 ( 1000 ) + 0,1 R = 625
R = (625 550)/0,1 = 750 mol/j
Arus pintas (by-pass)
Arus pintas merupakan arus percabangan yang tidak melewati unit proses dibawahnya. Arus pintas dapat dipandang sebagai proses unit banyak yang terdiri dari 3 sistem: titik percabangan, unit proses, dan titik pencampuran.
Titik Titik
percabangan pencampuran
Contoh
Sari jeruk segar mempunyai komposisi 12% masa padatan terlarut, gula, dan air. Untuk menurunkan biaya transportasi dari pabrik ke daerah pemasaran sari jeruk ini dipekatkan dan didaerah tujuan direkonstitusi menjadi sari jeruk dengan menambah air. Pemekatan dilakukan pada evaporator dengan waktu tinggal pendek untuk mencegah hilangnya aroma dan rasa yang sensitif terhadap panas dan mudah menguap. Karena beberapa komponen tetap hilang selama proses maka untuk meningkatkan rasa dan aroma sari jeruk pekat ditambahkan sari jeruk segar dengan aliran pintas. Bila aliran pintas 10% dari umpan dan output dari evaporator mengandung 80% padatan terlarut. Hitunglah air yang harus diuapkan dan komposisi produk akhir bila umpan sari jeruk segar 10.000 kg/j.
Air
F4
F1 F2 F5 F6 xp1 xp2 xp5 xp6 F3 xp3Neraca pada titik percabangan
Total : 10.000 = F2 + F3Padatan : 0,12 (10.000) = xp2 F2 + xp3 F3Batasan titik percabangan : xp2 = xp3Aliran pintas : F3 = 0,1 F1Dari neraca masa total dapat dihitung:
F3 = 1000 kg/j
F2 = 9000 kg/j
Dari neraca masa padatan
xp2 = xp3 = 0,12
Neraca masa pada unit evaporator
Padatan : 0,12 (9000) = 0,8 F5 F5 = 108/0,8 = 1350 kg/j
Air : 0,88 (9000) = F4 + 0,2 F5 F4 = 7920 270 = 7650 kg/j
Dari ke-2 neraca masa diperoleh
F5 = 1350 kg/j dan F4 = 7650 kg/j
Neraca masa pada titik pencampuran
Total : F5 + F3 = F6 F6 = 1350 + 1000 = 2350 kg/j
Padatan : 0,8 (1350) + 0,12 (1000) = xp6 F6 xp6 = (1080 + 120)/2350 = 0,51
Sistem pemurnian gas digunakan untuk menghilangkan senya- wa sulfur, dirancang beroperasi pada laju alir umpan sampai dengan 820 mol/j. Pada operasi sering mencapai laju alir 1000 mol/j. Bila campuran gas keluar disyaratkan mengandung 1% mol H2S dan 0,3% mol COS. Hitunglah semua laju alir pada sistem dan komposisinya bila umpan terdiri dari 15% mol CO2, 5% mol H2S, 1,41% mol COS sisanya CH4. CO2 dan CH4 tidak terserap oleh sistem pemurnian. Sistem 1
FF O
xCO21 = 0,15 xH2S2 = 0,01
xCH41 = 0,7859 xCOS2 = 0,003
xH2S1 = 0,05
xCOS1 = 0,0141
H2S
COS
Basis : 1000 mol/j umpan baru (FF)
Gas masuk sistem pemurnian = 820 mol/j
Arus pintas = 1000 820 = 160 mol/j
Komposisi umpan baru (FF)
CH4 = 0,7859 (1000) = 785,9 mol/j
CO2 = 0,15 (1000) = 150,0 mol/j
H2S = 0,05 (1000) = 50,0 mol/j
COS = 0,0141 (1000) = 14,1 mol/j
Umpan ke sistem pemurnian gas
CH4 = 0,7859 (820) = 644,4 mol/j
CO2 = 0,15 (820) = 123,0 mol/j
H2S = 0,05 (820) = 41,0 mol/j
COS = 0,0141 (820) = 11,6 mol/j
Komposisi gas output ( O )
Komponen kunci dipilih CH4 + CO2 yang tidak mengalami perubahan selama proses
CH4 = 785,9 mol/j
CO2 = 150,0 mol/j
Jumlah total ke-2 gas = 785,9 + 150,0 = 935,9 mol/j yang merupakan 98,7% dari gas total, sisanya terdiri H2S 1,0% mol dan COS 0,3% mol.
H2S = ( 1/98,7 ) x 935,9 = 9,5 mol/j
COS = ( 0,3/98,7 ) x 935,9 = 2,8 mol/j
Neraca masa pada sistem 1
H2S : 0,05 FF = H2S + 9,5 ( H2S = 0,05 (1000) 9,5
H2S yang diserap = 40,5 mol/j
COS : 0,0141 FF = COS + 2,8 ( COS = 0,0141 (1000) 2,8
COS yang diserap = 11,3 mol/j
Komposisi gas output
CH4 = 644,4 mol/j
CO2 = 123,0 mol/j
H2S = 41,0 40,5 = 0,5 mol/j
COS = 11,6 11,3 = 0,3 mol/j
NERACA MASA SISTEM REAKSI
Reaksi Tunggal
Adanya reaksi kimia dalam unit proses mengakibatkan prosedur perhitungan neraca masa menjadi rumit.
Persamaan reaksi stoikiometrik memberikan batasan jumlah relatif reaktan dan produk pada aliran input dan output.
Pada sistem reaksi ada masa spesies tertentu yang berkurang dan ada masa spesies lain yang terbentuk karena adanya reaksi sehingga neraca masa sistem reaksi:
Input + Produksi Output Konsumsi = Akumulasi
Stoikiometri
Stoikiometri adalah teori kesebandingan suatu spesies-spesies kimia bersenyawa satu sama lain.
Persamaan stoikiometri adalah reaksi kimia yang dinyatakan dalam bentuk bilangan relatif molekul atau mol reaktan dan produk yang ikut serta dalam reaksi.
Contoh
N2 + 3 H2 ( 2 NH3 2 SO2 + O2 ( 2 SO3Koefisien stoikiometrik adalah bilangan di depan spesies yang bereaksi menurut persamaan stoikiometrik.
Rasio stoikiometrik adalah rasio koefisien stoikiometrik dari 2 spesies yang ikut serta dalam reaksi.
Prinsip konservasi masa menyatakan bahwa pada sistem steady-state kontinyu laju masa atau molar input dan output dari masing-masing unsur pada sistem sama meskipun ada reaksi kimia.
Proses reaksi kimia menyangkut penyusunan kembali atom dan molekul membentuk senyawa dengan molekul berbeda, hal ini mengakibatkan laju masa atau molar pada input dan output masing-masing spesies kimia tidak sama.
Dengan adanya reaksi kimia persamaan neraca masa spesies
laju molar spesies s masuk = laju molar spesies s keluar
nS input = nS output
tidak berlaku.
Sebagai ganti ditentukan perbedaan antara laju input dan output yaitu RS = laju produksi molar spesies s
RS = nS output - nS input
FS output - FS input
RS =
MSMS = berat molekul spesies s
Contoh
Sintesa NH3 lewat reaksi N2 + 3 H2 ( 2 NH3Bila 40 mol/j H2 dan 12 mol/j N2 diumpankan ke reaktor katalitik mengahsilkan output 8 mol/j N2, 28 mol/j H2, dan 8 mol/j NH3.
RNH3 = nNH3 output - nNH3 input = 8 0 = 8 mol/j
RN2 = nN2 output - nN2 input = 8 12 = - 4 mol/j
RH2 = nH2 output - nH2 input = 28 40 = -12 mol/j
Dengan konsep laju produksi spesies, neraca masa spesies dengan adanya reaksi kimia menjadi
nS output = nS input + RS FS output = FS input + MS RSContoh
Reaksi stoikiometri sintesa NH3 : N2 + 3 H2 ( 2 NH3RNH3 2 RH2 3 RNH3 2
= = =
- RN2 1 RN2 1 - RH2 3
Untuk laju input N2 12 mol/j dan H2 40 mol/j laju produksi N2 - 4 mol/j.
Neraca masa pada reaktor dapat dihitung
RNH3 = 2 (- RN2) = 8 mol/j
RH2 = 3 (RN2) = -12 mol/j
Berdasarkan neraca masa output sbb.:
nNH3 = nNH3 input + RNH3 = 0 + 8 = 8 mol/j
nN2 = nN2 input + RN2 = 12 - 4 = 8 mol/j
nH2 = nH2 input + RH2 = 40 - 12 = 28 mol/j
Reaktan Terbatas, Reaktan Berlebih
Dua reaktan A dan B disebut ada dalam kesebandingan stoikiometrik bila rasio mol A dan B sama dengan rasio stoikiometrik yang diperoleh dari persamaan stoikiometrik.
2SO2 + O2 ( 2 SO3Kesebandingan stoikiometrik nSO2/nO2 = 2
Bila reaktan diumpankan ke reaktor kimia dalam kesebandingan stoikiometrik dan reaksi berlangsung sempurna, maka reaktan akan dikonsumsi semuanya.
Bila reaktan tidak dalam kesebandingan stoikiometrik maka reaktan yang habis lebih dahulu disebut reaktan terbatas (limiting reactant), sedangkan reaktan yang lainnya disebut reaktan berlebih (excess reactant).
Reaktan terbatas adalah reaktan yang jumlahnya lebih kecil dari kesebandingan stoikiometrik dengan reaktan yang lain.
2 SO2 + 1,5 O2 ( 2 SO3
1,2 N2 + 3 H2 ( 2 NH3Kelebihan reaktan dalam reaksi kimia dinyatakan sebagai persen (%) berlebih.
Bila n mol dari reaktan berlebih dan nS mol reaktan yang sesuai dengan kesebandingan stoikiometrik maka persen berlebih:
n - nS x 100%
nSKonversi fraksional dan Derajad reaksi
Reaksi kimia tidak selalu berlangsung cepat, sehingga tidak praktis untuk merancang reaktor untuk reaksi sempurna. Pada umum reaktan yang tidak bereaksi dipisahkan dari produk dan direcycle ke reaktor lagi.
Untuk reaksi yang berlangsung tidak sempurna diperlukan pernyataan fraksi atau persen konversi.
Fraksi konversi adalah rasio mol yang reaktan bereaksi dengan mol reaktan pada umpan
mol reaktan yang bereaksi
f =
mol reaktan pada umpan
mol reaktan mula-mula mol reaktan sisa
f =
mol reaktan mula-mula
Contoh
Bila ada 100 mol reaktan pada umpan, 90 mol bereaksi maka f = 0,90 atau 90%
Derajad reaksi ( ( ) adalah jumlah mol reaktan yang bereaksi
Bila ada ni0 mol (mol/j) reaktan atau produk Ai dengan koefisien stoikiometrik spesies (i dengan output dari reaktor ni mol (mol/j) Ai maka
ni = ni0 + (i ( (i = (i bila Ai produk
= - (i bila Ai reaktan
= 0 bila Ai inert
Contoh
Reaksi : H2 + Br2 ( 2 HBr
Pada awalnya ada 100 mol H2, 50 mol Br2 dan 50 mol HBr, 30 mol H2 bereaksi dengan Br2 membentuk HBr. Berapa banyak masing-masing spesies dalam produk.
( = 30 mol
nH2 = ( nH2 )0 + (- (H2) ( = 100 + (-1) ( 30 ) = 70 mol
nBr2 = ( nBr2 )0 + (-(Br2) ( = 50 + (-1) (30) = 20 mol
nHBr = ( nHBr )0 + (HBr ( = 50 + 2 (30) = 110 mol
Acetonitril dihasilkan dari reaksi propilen, amonia, dan oksigen
C3H6 + NH3 + 1,5 O2 ( C3H3N + 3 H2O
Komposisi umpan: 10% mol propilen, 12% mol NH3, dan 78% mol udara. Persen konversi 30% berbasis reaktan terbatas.
Tentukan reaktan terbatas, reaktan berlebih dan % kelebihanya, dan laju alir molar komponen pada produk
Basis: 100 mol umpan
100 mol
C3H6 0,100 nC3H6 NH3 0,120 nNH3 Udara : 0,780 nN2 ( 21% O2, 79% N2) nC3H3N nH2O
Umpan ke reaktor terdiri dari:
C3H3 = 0,1 (100) = 10 mol
NH3 = 0,12 (100) = 12 mol
O2 = 0,21 (0,78) (100) = 16,4 mol
N2 = 0,79 (0,78) (100) = 61,6 mol
NH3/C3H6 = 12,0/10,0 = 1,20
( NH3/C3H6 )stoik = 1/1 = 1
NH3 merupakan reaktan berlebih
O2/C3H6 = 16,4/10,0 = 1,64
( O2/C3H6 )stoik = 1,5/1 = 1,5
O2 merupakan reaktan berlebih
Propilen reaktan terbatas
Kondisi stoikiometrik
C3H6 + NH3 + 1,5 O2 ( C3H3N + 3 H2O
10 mol 10 mol 15 mol
Kondisi sebenarnya
C3H6 + NH3 + 1,5 O2 ( C3H3N + 3 H2O
10 mol 12 mol 16,4 mol
% berlebih NH3 = { (12 10)/10 } x 100% = 20%
% berlebih O2 = { (16,4 15)/15 } x 100% = 9,3%
Bila fraksi konversi 30% berdasarkan C3H6, maka
mol C3H6 mula-mula - mol C3H6 sisa
= 0,3
mol C3H6 mula-mula
mol C3H6 sisa = (1- 0,3) mol C3H6 mula-mula
= 0,7 (10) = 7,0 mol
= 3,0 mol
nNH3 = ( nNH3 )0 + (- (NH3) ( = 12 + (-1) ( 3,0 ) = 9,0 mol
nO2 = ( nO2 )0 + (-(O2) ( = 16,4 + (-1,5) (3,0) = 11,9 mol
nC3H3N = ( nC3H3N )0 + (C3H3N ( = 0 + 1 (3,0) = 3,0 mol
nN2 = ( nN2 )0 + ( 0 ) ( = 61,6 mol
nH2O = ( nH2O )0 + ((H2O) ( = 0 + (3) (3,0) = 9,0 mol
C E
B D
E1 E2
A 0,275 A 0,09
M xM1 M 0,88
W (1-0,275-xM1) W 0,03
Ekstraktor 1
Ekstraktor
2
Distilasi
Unit Proses
Unit Proses
Unit Proses
B
SF
Sistem Pemurnian
Sistem Pemurnian
R
xDMFR
MF
xDMFMF