awal eksistensi komik indonesia, sebagai...

19
1 AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI PRODUK BUDAYA NASIONAL Didiek Rahmanadji Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Abstrak : Komik Indonesia merupakan hasil budaya, komik merupakan alat komunikasi massa yang menggabungkan konsepsi khayalan dan pandangan tentang kehidupan nyata yang dianggap sesuai dengan masyarakat luas. Komik menyuguhkan dunia gambar secara melimpah. Rangkaian gambar yang disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, sebagian dari komik juga diliengkapi dengan teks yang ditampilkan sebagai dialog maupun sekedar keterangan gambar. Awal keberadaan komik Indonesia banyak dipengaruhi dari Barat dan Cina, dan segera digantikan oleh periode kepribadian bangsa. Kata Kunci : Komik, gambar, cerita Abstract : Indonesian comic is the result of culture, cimic are mass communication tool that combines the conception of fantasy and real live view of what is considered in accordance with the broader community. Comic presents a picture of the world in abudance. Series of picture drawn to illustrate a story. Beside images, some of the comic also equipped with text that is displayed as dialogue or just a caption. Indonesia early comic presence heavily influenced from West and China and was immediately replaced by period of national indentity. Keyword: Comics, drawings, stories Para ahli teori komik cenderung menganggap komik sebagai salah satu bentuk akhir dari hasrat manusia untuk menceritakan pengalamanya melalui gambar dan tanda. Penggunaan grafis sebelum tulisan, yang mungkin sekedar bernilai tanda atau untuk memenuhi kepuasan estetis, merupakan pengganti kata-kata dan pengisahan lisan. Dinding pada gua Lascaux, belum mengandung sandi yang membentuknya menjadi bahasa, tetapi sudah menunjukkan sebuah ―pesan‖ sebagai upaya komunikasi nonverbal yang paling kuno. Tentu saja

Upload: phamthu

Post on 04-Feb-2018

260 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

1

AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI

PRODUK BUDAYA NASIONAL

Didiek Rahmanadji

Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Abstrak :

Komik Indonesia merupakan hasil budaya, komik merupakan alat komunikasi

massa yang menggabungkan konsepsi khayalan dan pandangan tentang

kehidupan nyata yang dianggap sesuai dengan masyarakat luas. Komik

menyuguhkan dunia gambar secara melimpah. Rangkaian gambar yang

disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, sebagian dari

komik juga diliengkapi dengan teks yang ditampilkan sebagai dialog maupun

sekedar keterangan gambar. Awal keberadaan komik Indonesia banyak

dipengaruhi dari Barat dan Cina, dan segera digantikan oleh periode

kepribadian bangsa.

Kata Kunci : Komik, gambar, cerita

Abstract :

Indonesian comic is the result of culture, cimic are mass communication tool

that combines the conception of fantasy and real live view of what is

considered in accordance with the broader community. Comic presents a

picture of the world in abudance. Series of picture drawn to illustrate a story.

Beside images, some of the comic also equipped with text that is displayed as

dialogue or just a caption. Indonesia early comic presence heavily influenced

from West and China and was immediately replaced by period of national

indentity.

Keyword: Comics, drawings, stories

Para ahli teori komik cenderung

menganggap komik sebagai salah satu

bentuk akhir dari hasrat manusia untuk

menceritakan pengalamanya melalui

gambar dan tanda. Penggunaan grafis

sebelum tulisan, yang mungkin sekedar

bernilai tanda atau untuk memenuhi

kepuasan estetis, merupakan pengganti

kata-kata dan pengisahan lisan. Dinding

pada gua Lascaux, belum mengandung

sandi yang membentuknya menjadi

bahasa, tetapi sudah menunjukkan sebuah

―pesan‖ sebagai upaya komunikasi

nonverbal yang paling kuno. Tentu saja

Page 2: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

2

agak terburu-buru jika kita

menganggapnya sebagai bentuk arkais dari

komik, istilah yang diperuntukkan suatu

genre yang sedang diusahakan untuk

didefinisikan secara jelas. Namun

setidaknya kita dapat berbicara tentang

kisah dalam gambar seperti juga yang

dapat ditemukan pada jambangan Yunani,

relief di pintu katedral, atau permadani

Bayeux. Pada abad pertengahan, di dunia

Nasrani, gambar dalam tulisan, relief, kaca

patri digunakan sebagai titik tolak kata-

kata atau penopang pemikiran dan

perenugan (Zaini, Hasan: 1989,12).

Di Indonesia, candi Borobudur

sering kali dibandingkan dengan buku batu

yang disebut sebagai katedral Abad

Pertengahan. Borobudur sebelas seri bas-

relief, yang mencakup sekitar 1460

adegan. Adegan-adegan dalam relief ini

digunakan untuk membimbing para

peziarah melakukan perenungan. Dengan

mendengarkan penjelasan pendeta,

pengunjung dapat memahami cara

membebaskan diri dari hukum karma dan

menghindari siklus reinkarnasi. Kemudian,

di sepanjang empat selasar ber-stupa

tampak relief kehidupan dan ajaran

Buddha Gautama menunjukkan jalan

menuju nirwana. Setelah mengarungi

dunia bentuk, tempat dagelan

bersinggungan dengan ajaran, tempat

keseharian dan kehidupan spiritual

bertumpang tindih, peziarah tiba di teras

teratas. Teras ini bentuknya melingkar dan

tidak ber-relief, menunjukkan bahwa

peziarah telah mencapai tahap tertinggi. Di

sini manusia mencapai kesempurnaan,

setelah bebas dari hawa nafsu dan lepas

dari urusan duniawi.

Di Prambanan, Ramayana

digunakan untuk mengajar umat. Relief

yang menggambarkan kisah kepahlawanan

dari India itu memang termashur. Para

pemahat mengungkapkan lakon-lakon

pertempuran Rama melawan Rahwana,

inkarnasi dan kejahatan, ke dalam adegan-

adegan yang sangat hidup. Rama sedang

mengejar kidang kencana, perkelahian dua

saudara Subali dan Sugriwa, dan tentara

kera pimpinan Hanoman sedang

membangun dermaga untuk menyeberangi

selat yang memisahkan Alengka dari

daratan. Sama dengan pengelihatan

seorang penceramah yang melukiskan

kisah perjalanan, urutan relief itu tidak

mengandung kisah. Gambar hanya sebagai

acuan dan patokan bagi kesinambungan

cerita.

Ramayana dan Mahabarata

merupakan epos besar yang berasal dari

mitologi India dan diperkaya oleh unsur-

unsur lokal. Epos itu merupakan dasar

peradaban Jawa yang sangat dipengaruhi

Page 3: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

3

oleh budaya Hindu, budaya Islam, dan

lama kemudian budaya barat. Misalnya,

lakon di dalam wayang menggali unsur-

unsurnya dari sumber mite keagamaan dan

legenda Jawa sebelum Islamisasi (Winata,

Yus: 1993,23).

Di Surakarta bagian selatan, di

pesisir Samudera Hindia, tepatnya didekat

Pacitan, sebuah desa bernama Gedompol

masih menyimpan beberapa gulungan

wayang beber yang menceritakan legenda

Djaka Kembang Kuning (lihat gambar 1).

Gambar-gambar pada gulungan kain itu

merupakan kisah yang dinarasikan oleh

dalang. Bentuk pengisahan ini mungkin

lebih tua daripada wayang kulit, namun

dewasa ini hampir punah karena tidak

seorang pun mengetahui adanya

petunjukan wayang Gedompol, yang

tertera di atas enam gulungan kain dan

masing-masing berisi empat gambar

(Zaini, Hasan: 1989,18). Dalam

pertunjukkan wayang beber, dalang duduk

menghadap ke penonton, kemudian

membuka gulungan satu per satu sesuai

dengan jalan cerita. Musik gamelan

mengiringi penceritaan dalang. Sama

seperti pada bas-relief Prambanan atau

iler-iler di Bali, gambar hanya melukiskan

adegan-adegan tertentu, kemudian dalang

menghubungkannya menjadi sebuah

cerita.

Gambar 1: Wayang Beber, “Legenda Djaka Kembang Kuning”

Dalam wayang kulit, rangkaian

adegan dan dukungan dari animasi

memberi tempat yang istimewa atau

setidaknya sentral kepada gambar. Dalam

bahasa Perancis, wayang kulit sering

diterjemahkan dengan theatre d’ombers.

Page 4: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

4

Kata theatre sebenarnya tidak cocok

karena mengandung makna bahwa para

pemeran begerak dalam tiga dimensi

ruang. Para pemeran berujar, selain

memanfaatkan kata-kata, juga mimic dan

gerak tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa

theatre mengacu langsung pada kenyataan.

Pada wayang kulit, hanya dalang – sesuai

dengan artinya ‗pengatur‘ – yang

―bermain‖ selama pertunjukkan

berlangsung, atau lebih tepat upacara,

karena wayang kulit berkaitan dengan

urusan religius. Dalang membuat berbagai

citra dengan bantuan boneka pipih yang

terbuat dari kulit yang telah diukir, dan

layar putih segi empat (kelir) sebagai

pembatas ruang. Citra ini terlihat sebagai

bayangan –mirip wayang Cina— oleh

penonton yang berada di balik layar.

Lakonnya dipilah-pilah seperti scenario

film, dan berlangsung dalam bentuk

rentetan cerita. Dalang mempersiapkan

banyak tokoh untuk dipentaskan sesuai

dengan kebutuhan cerita (beberapa di

antaranya sering ditampilkan). Ia

mengimprovisasi suara mereka,

menggerakkan lengan dan tangan mereka

yang bersendi, serta memindahkan mereka

sambil member petunjuk kepada gamelan

yang menyertai pementasan. Recitant

[tukang cerita], dan montreur de

marionnettes [pemain marionette] tidak

dapat dipadankan dengan dalang yang

maknanya begitu rumit. Dalang harus

memiliki bakat dalam berbagai bidang:

seni drama,seni suara, musik, pencitraan,

dan animasi. Adapun citranya, selain tokoh

yang sekian banyak itu, juga ada beberapa

jenis binatang, beberapa kelengkapan—

khususnya senjata—dan sebuah boneka

besar berbentuk daun yang disebut

gunungan yang digunakan sebagai

lambang dunia. Dalang dapat mengatur

tampilan citra dengan mengatur intensitas

cahaya yang berasal dari blencong. Ia

dapat menjauhkan atau mendekatkkan

boneka ke sumber cahaya itu, sehingga

dapat menghadirkan para tokoh protagonis

secara jelas. Untuk mengimbangi

kemiskinan unsure visual itu, dalang harus

menjelaskan situasi cerita dan merangsang

imajinasi penonton. Dalam citra yang

kabur itu, perhatian penonton terarah pada

tokoh-tokoh yang sudah sangat

dikenalnya, baik fisik, pakaian, maupun

atribut dan senjatanya. Ciri dan sifat setiap

tokoh digambarkan melalui lambang-

lambang yang cukup rumit, sementara

dalang memberi suara dan ungkapan-

ungkapan khas yang mudah

dikenali.penonton akan segera tahu siapa

tokoh yang sedang berbicara dangan

melihat bayangan tangan yang bergerak.

Hubungan antara para tokoh juga

dicitrakan melalui sandi dua dimensi,

golongan baik ditempatkan di sebelah

Page 5: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

5

kanan dalang, dan bawahan selalu berada

lebih rendah daripada atasan. Jadi, citra itu

sendiri cukup ―terbaca‖ tetapi tetap tidak

sekaya gambar. Bakat animator dalanglah

yang membuat mereka hidup. Wayang

menjadi mirip komik, terutama, seperti

halnya wayang di Bali, ketika kecepatan

pementasan merupakan salah satu unsure

penting bagi keberhasilan pertunjukan.

Sejarah komik Indonesia dapat

ditelusuri sampai ke masa prasejarah.

Bukti pertama terdapat pada monumen-

monumen keagamaan yang terbuat dari

batu itu. Kemudian, lebih dekat dengan

masa kini, ada wayang beber dan wayang

kulit yang menampilkan tipe penceritaan

dengan sarana gambar yang dapat

dianggap sebagai cikal bakal komik

(Siswoyo, Ricky: 1988). Dapat diamati

bahwa ketika para seniman Indonesia

sudah mampu membuat komik, dan ingin

memproduksi komik asli untuk

menghadapi produksi Amerika yang

mendominasi, mereka kembali ke wayang

bukan sekedar untuk menggali tema

melainkan untuk menggali teknik

dramatisasi dan konvensi pencitraan.

PERKEMBANGAN KOMIK DI

INDONESIA

a. Pengaruh Barat dan Cina (1931-1954)

Media massa adalah sarana

penyebarluasan yang ampuh, contohnya

seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Di

negeri itu komik dilahirkan dan dibesarkan

oleh media massa. Di Hindia Belanda,

komik mulai muncul dalam media massa

sebelum Perang Dunia II. Harian

berbahasa Belanda, De java Bode (1938),

memuat komik karya Clinge Doorenbos

yang berjudul Flippie Flink dalam rubrik

anak-anak. Kemudian, De Orient adalah

migguan yang pertama kalinya yang

memuat komik petualangan Flash Gordon

yang termashur itu. Di samping media

massa barbahasa Belanda, beberapa surat

kabar berbahasa Melayu pun turut memuat

komik Barat.

―Komik Timur‖ berhasil muncul

berkat surat kabar besar Sin Po, sebuah

media komunikasi Cina peranakan yang

berbahasa Melayu. Di koran inilah komik

humor dimuat. Pada 1930, surat kabar itu

setiap minggunya memuat komik strip

yang menceritakan berbagai petualangan

tokoh jenaka, karya komikus muda Kho

Wang Gie. Kemudian pada awal 1931,

tokoh gendut Put On untuk pertama

kalinya muncul, dan segera akrab dengan

pembaca. Put On yang muncul setiap hari

Jum‘at atau Sabtu itu adalah hasil sederet

percobaan yang dilakukan oleh juru

gambar untuk memperoleh tokoh jenaka

Page 6: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

6

itu. Namanya yang mirip denagn nama

Cina itu sebenarnya berasal dari permainan

anak-anak, yang dalam bahasa Inggrisnya

disebut put on. Tokoh lain di sekitarnya

adalah ibunya (Nee) dan kedua adik laki-

laki (Si Tong dan Si Peng), tetangga, dan

para sahabatnya (Si A Liuk, Si On Tek,

dan sebagainya), serta gadis-gadis cantik

yang sering kali membuat Put On salah

tingkah. Ada juga tokoh Si

Dortji,‖pacarnya‖ yang tidak pernah

sempat mendengar deklarsi cintanya (lihat

gambar 2). Put On digambarkan sebagi si

gendut yang baik hati tetapi bodoh, yang

sok pintar namun selalu gagal. Put On

adalah pemuda yang bernasib seperti Si

Lebai Malang yang selalu sial (sweesiao),

walaupun nasibnya buruk ia selalu tampil

menyenangkan.

Gambar 2: Tokoh Put On dan Si Dortji

Juru gambarnya ingin

menggambarkannya sebagai seorang Cina

yang rendah hati, Atau sebagai tokoh yang

mewakili rakyat kecil di ibu kota. Ia

berbicara dengan dialeg Jakarta, dan

hidupnya sederhana. Di musim kemarau Ia

mengangkut air, atau apabila hujan turun

Ia terbangun di tengah air yang

menggenangi kamarnya. Put On betul-

betul ditampilkan sebagai warga yang baik

(ia ingin menjadi sukarelawan ketika

Indonesia berjuang merebut Irian Barat).

Namun ia juga sering menjadi korban dari

berbagai peraturan yang simpang siur.

Dapat dipahami bila tokoh ini

sangat popular, walaupun ia sering

ditampilkan dengan citra yang begitu

karikatural dan kikuk atau dalam dagelan

yang berat. Ini berlangsung lama hingga

surat kabar Sin Po dilarang terbit (1931-

Page 7: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

7

1960). Kemudian Warta Bhakti

melanjutkan untuk membuat komik strip.

Put On berhasil menghibur masyarakat

Jakarta, sampai-sampai namanya

digunakan untuk menjuluki orang gendut

dan bodoh. Kho Wang Gie sang penulis

berhasil mengisi satu halaman penuh saja

di Pantja Warna, Majalah bulanan dan

kelompok Sin Po, hanya dengan mulai

membuat lima panel dalam Sin Po.

Kemudian kelompok media ― ―Melayu

Tiong Hoa‖. Keng Po, mencoba

mengorbitkan seorang tokoh yang serupa,

Si Tolol, dalam mingguan Star Magazine

(1939-1942). Setelah perang, mingguan

baru, Star Weekly, juga memunculkan

seorang tokoh lain yang bernama Oh

Koen. Namun, tokoh-tokoh itu tidak

pernah berhasil melebihi kepopuleran Put

On.

Meskipun komik Indonesia lahir

cukup dini, dengan seri yang mengesankan

itu, namun sebenarnya baru tumbuh pada

awal perang dunia. Di Solo, mingguan

Ratu Timur memuat legenda kuno,

Mentjari Puteri Hidjau, yang digambar

oleh Nasrun A.S. Komik itu adalah satu-

satunya yang pernah dibuatnya.

Pada masa pendudukan Jepang,

pers dibrangus dan dimanfaatkan untuk

keperluan propaganda Asia Timur Raya.

Misalnya harian Sinar matahari di

Yogyakarta, selain memuat Pak leloer

(1942), juga memuat legenda yang

termashur, Roro Mendoet. Legenda yang

juru gambarnya B. Margono ini, tidak ada

kaitannya dengan kekaisaran matahari

terbit.

Selama tahun-tahun pertama

setelah proklamasi kemerdekaan

Indonesia, berbagai ancaman yang

membebani republik ini menghambat

media massa untuk menata diri. Salah satu

ancaman itu berupa kesulitan mendapat

kertas. Keadaan ini sama sekali tindak

menguntungkan bagi penebitan komik.

Kendati demikian, pada awal 50‘-an, salah

seorang yang dianggap sebagai pelopor

komik di Indonesia, Abdulsalam, terus

memasok komiknya setiap minggu ke

harian Kedaulatan Rakjat yang terbit di

Yogyakarta. Komiknya itu berkisah

tentang kepahlawanan orang-orang yang

telah membebaskan kota itu dari Belanda

(Kisah Pendudukan Jogja) dan

pemberotakan Pangeran Diponegoro,

arketipe pahlawan patriotis yang

mengawali kisah kepahlawanan bangsa

muda yang berhasil menang melawan

kolonialisme. Kemudian harian Pikiran

Rakjat di Bandung menerbitkan kembali

seri itu, dan menjadi satu-satunya media

yang memuat kisah kepahlawanan.

Page 8: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

8

Berbagai upaya itu tidak berhasil

menahan serbuan komik Amerika dalam

media masa Indonesia. Sindikat besar

distributor komik, seperti King Feature

Syndicate, tidak menyia-nyiakan pasar

yang luas ini. Salah satunya, Tarzan hadir

di Keng Po sejak 1947. Terutama sejak

1952, banyak keluarga Indonesia mulai

mengenal tokoh-tokoh yang pernah lama

sekali memukau masyarakat Amerika,

seperti Rip Kirby, karya Alex Raymond,

Phantom, karya Wilson Mc Coy, Johny

Hazard, karya Frank Robbins, dan lain-

lain. Komik tersebut dimuat sama dengan

bentuk aslinya dengan subjudul Indonesia,

tetapi mungkin supaya tidak kosong, panel

yang aslinya tidak berteks itu diberi

penjelasan oleh penerjemah (lihat gambar

3). Komik strip yang muncul di harian atau

di suplemen minggunya segera diterbitkan

kembali dalam bentuk album. Itulah komik

buku yang pertama, dan banyak

diterbitkan oleh Gapura dan Keng Po di

Jakarta, serta oleh Perfectas di Malang.

Gambar 3: Panel asli berteks asing dan diberi pejelasan oleh penerjemah

Untuk mengimbangi pengaruh

Tarzan, atau mungkin juga untuk

memuaskan selera pembaca, yang

sebagian besar keturunan Cina, mingguan

kelompok Keng Po, Star Weekly,

menyajikan petualangan legendaries Sie

Djin Koei (Hsueh Jen-Kuei). Sie Djin Koei

adalah seorang jenderal dan pendekar yang

hidup pada masa kaisar Toay Cung (627-

649) dari wangsa Tang (lihat gambar 4).

Komik tersebut hanya disisipkan diantara

produksi komik yang hamper seluruhnya

Page 9: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

9

dari Barat, namun komik ini telah

membekas di benak pembacanya. Komik

itu patut dikutip di sini karena selain mutu

gambar Siauw Tik Kwie yang tinggi, juga

karena tokoh itu berhasil mengalahkan

kepopuleran Flash Gordon dan superhero

lainnya. Itu sebagai salah satu bukti bahwa

pengaruh Barat bukannya tanpa

kelemahan, dan dunia Asia (dalam hal ini

Cina, dan Indonesia) mampu menjadi

sumber ilham bagi komikus. Sie Djin Koei

dapat dikatakan mempelopori komik silat

yang populer sekitar tahun 1968.

Pada 1954, terjadi perubahan arah

yang ganda. Komikus Indonesia segera

berkarya setelah melihat keberhasilan

komik Amerika. Mereka mencoba

mentransposisi dengan meng-Indonesiakan

tokoh-tokoh yang popular untuk

disesuaikan dengan lingkungan. Namun di

sisi lain, karena komikus mau dibayar

rendah, banyak pula yang membuat cerita

lepas mencapai tiga puluh halaman. Sejak

saat itulah komik dikenal luas dan menjadi

produksi utama Indonesia, dan

pekembangan komik strip dalam media

massa dapat dikatakan berhenti.

Gambar 4: Cuplikan serial “Sie Djin Koei”

Page 10: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

10

Komikus Indonesia mulanya

menyulih teks asli di dalam panel ke dalam

teks Indonesia –terkadang terjemahan

harafiah--, kemudian di antara mereka

mulai ada menjiplak komik-komik terbitan

King Feature Syndicate. Tokoh-tokoh

imitasi dari hero Amerika mulai

bermunculan, misalnya Sri Asih. Komik

yang diterbitkan sejak tahun 1954, oleh

penerbit melodi di Bandung itu

melukiskan melukiskan petualangan

perempuan super –mirip dengan

Superman— dan dianggap sebagai komik

Indonesia yang pertama. Walaupun Sri

Asih bukan komik pertama yang lahir di

Indonesia, tetapi tetap dapat dijadikan

patokan bagi awal pertumbuhan komik di

Indonesia. Adapun komikusnya, Kosasih,

sekarang dianggap dan memang

sepatutnya sebagai ―bapak‖ komik

Indonesia. Komikus muda sangat

menghormatinya. Selain Kosasih, ada pula

komikus Johnlo. Dia melahirkan Puteri

Bintang dan Garuda Putih. Kedua tokoh

itu memburu Mr. Setan, spesialis penculik

ahli fisika yang bekerja di laboraturium

atom Washington. Di dalam komik itu

diceritakan, Mr. Setan menghadapi lawan

yang terlalu tangguh ketika ingin menculik

Prof. Mulyono, yang tidak lain adalah

Garuda Putih. Kedigjayaan Puteri Bintang

dan Garuda Putih itu serupa dengan

Superman, mereka selalu berhasil

menumpas kejahatan (Puteri Bintang,

lihat gambar 5).

Gambar 5: Puteri Bintang dan Garuda Putih

Page 11: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

11

Kemudian kisah kepahlawanan

Kapten Komet (karya Kong Ong). Kisah

ini serupa dengan Flash Gordon, dan

terjadi di luar planet kita. “Indonesia

dalam tahun 1975 (…) Di mana-mana

rakyat telah mengetjap kelezatan arti

kemerdekaan (…) sekolah-sekolah tinggi

untuk mendidik manusia Indonesia yang

tjerdas berdiri dimana-mana (…) rata-

rata tidak ada lagi orang yang buta huruf

(…) Kapal2 dagang Indonesia

mendjeladjah seluruh lautan, begitu pula

pesawat2 terbang rata2 model pantjargas

mengarungi seluruh angkasa…”

(pendahuluan pada komik Kapten Komet,

terbitan Casso, Bandung). Komik ini

berkisah, Indonesia memiliki kekuatan

yang tidak kalah dengan kekuatan negara-

negara lain dalam usaha menaklukkan

ruang angkasa. Tokoh yang paling

termashur adalah astronot Indonesia,

Kapten Komet. Dia dipilih untuk

memimpin ekspedisi ke Saturnus (lihat

gambar 6).

Gambar 6: Cuplikan dari komik Kapten Komet

Dalam Popo lain lagi. Komik ini

berkisah tentang permusauhan abadi antara

tikus dan kucing. Permusuhan berlangsung

dalam suasana yang sangat dikenal oleh

anak-anak Indonesia, dan bukan dunia

Mickey yang berteknologi maju. Tokohnya

Page 12: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

12

menggunakan lentera minyak tanah

sebagai penerang, ibunya berkain kebaya.

Begitu masyarakat tikus diancam oleh

musuh bebuyutannya, kepala desa

mendapat persetujuan dari penduduk (lihat

gambar 7) untuk mengusir musuh.

Bahaya yang mengancam memang besar,

tetapi berkat kerja sama semua penduduk,

desa itu kembali tenang dan tentram.

Gambar 7: Cuplikan dari komik “Popo”

Sejak akhir abad yang lalu, di

Amerika Serikat telah berkembang suatu

sarana pengisahan yang tidak hanya sangat

berpotensi untuk ―dijual‖, tetapi juga

membawa suasana baru. Di Negara baru,

seperti Indonesia, semula ada godaan

untuk mereproduksi komik yang sukses,

namun kemudian muncul usaha untuk

membatasinya, yaitu dengan mencipta

pahlawan Indonesia berdasarkan model

Amerika. Sri Asih, Kapten Komet, Popo

adalah beberapa contoh dari usaha

transposisi itu. Komik-komik lain pun

bermunculan. Di balik tokoh-tokoh Kapten

Komet, Kapten Tjahjono, Siti Gahara,

mudah sekali ditemukan figur Flash

Page 13: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

13

Gordon. Para ―jagoan‖ itu selalu berhasil

memenangkan perlombaan berbahaya di

ruang angkasa, atau di alam yang asing

dan penuh misteri. Di alam itu nalar tidak

berfungsi dan nilai-nilai kemanusiaan

tidak dihargai. Tekad dan keberanian fisik

adalah unsure paling penting bagi orang

yang ingin memasuki realitas itu. Keadaan

ini menunjukkan bahwa model Amerika

dapat di terima di seluruh dunia, dan

menjadi landasan dan acuan bagi produksi

nasional. Kendati demikian, para komikus

Indonesia selalu menggali sumber asli

untuk mencipta fiksi. Tarzan misalnya, ia

adalah arketipe manusia hewan yang hidup

di hutan belantara sebagai raja fauna dan

manusia primitive. Di Sumatra,

Kalimantan, atau Irian selalu ada Tarzan

Indonesia, laki-laki dan perempuan yang

bernama Djantaka atau Sri Rimba, Roban

atau Nina. Mereka bertugas melindungi

alam dan melestarikan bentuk aslinya.

Selama dua puluh tahun Indonesia

memproduksi komik, muncul juga tokoh-

tokoh jagoan dari Amerika Barat. Tokoh-

tokoh itu biasanya sebagai detektif

penegak hukum yang memanfaatkan

kekuatan dan kesaktian mereka untuk

membela keadilan, seperti Kit Karson dan

Mandrake (Suhardy, Eddy:1988,32).

Anak-anak juga sempat berkenalan dengan

para tokoh ciptaan Walt Disney. Dengan

sedikit perubahan pada tampilan, tokoh-

tokoh tersebut dengan mudah terjun dalam

berbagai petualangan di luar lingkungan

pencakar langit New York.

Pengaruh Barat lebih luas lagi.

Kisah-kisah Isakandar Agung, Robinson

Crusoe, Marco Polo dikenal oleh anak-

anak Indonesia melalui komik. Alice di

Negeri Ajaib dan dongeng-dongeng

Andersen akrab dengan anak-anak.

Kesusastraan Eropa memiliki stok

pahlawan dan tema yang khas (Hamlet dan

Macbeth yang disadur dari Shakespeare;

Taras Bulba dari Gogol; Si Bongkok dari

Notre Dame dari Victor Hugo; Kapal

Selam Rahasia Nautilus dari Jules Verne,

dan sebagainya). Seringkali keinginan

untuk mendidiklah yang mendorong

pemilihan tokoh dan tema susastra. Bagi

penerbit atau bagi penanggung jawab

penerbitan buku anak, ada semacam

kesepakatan bahwa ―kebudayaan Barat‖

dapat mengajarkan banyak hal melalui

komiknya yang dapat dikategorikan

sebagai ―karya sastra‖ (Siswoyo,

Ricky:1988,16)

b. Kembali ke Sumber “Kebudayaan

Nasional” (1954-1960)

Para pendidik menentang komik

yang berasal dari Barat, bahkan produk

imitasinya (Sri Asih). Mereka juga

Page 14: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

14

mengkritik komik bukan hanya dari segi

bentuknya yang dianggap tidak mendidik,

melainkan juga dari segi gagasannya yang

berbahaya. Pada 1954, para pendidik itu

sempat berpikir untuk menghentikan

penerbitan komik untuk selamanya.

Namun, beberapa penerbit seperti Melodi

di Bandung, atau Keng Po di Jakarta

bereaksi dengan memberikan orientasi

baru kepada komik Indonesia. Mereka

mengerti bahwa komik harus menggali

dari sumber ―kebudayaan nasional‖, dan

memberikan sumbangan bagi

pembangunan kepribadian bangsa untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Perkembangan tersebut merupakan akibat

dari suatu pergerakan yang lebih besar

yang menyentuh segala bidang kreasi seni.

Setelah Indonesa memperoleh

kemerdekaan politis, di bawah komando

Sukarno, berusaha membebaskan diri dari

pengaruh nilai-nilai Barat dengan

menegaskan kepribadian nasionalnya.

Mahabharata dan Ramayana yang telah

hidup berabad-abad di Indonesia,

merupakan cerminan sejati dari gagasan

dan mentalitas Jawa dan Sunda, sehingga

mampu menjawab tuntutan tersebut. Tari,

drama, wayang kulit atau wayang golek

mengisahkan dua epos yang berasal dari

India. Sejak itu, muncul komik jenis baru

yang disebut ―komik wayang‖. Terbitan

pertama muncuk antara tahun 1954 dan

1955, dengan Lahirnya Gatotkaca

(terbitan Keng Po), Raden Palasara, karya

Johnlo, seri panjang Mahabharata, karya

Kosasih (lihat gambar 8) muncul dengan

jilid-jilid pertamanya terbitan Melodi

(Kulsum, Umi:2007,14).

Gambar 8: “Mahabharata”, karya Kosasih

Page 15: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

15

Masyarakat menyambut hangat

kehadiran komik wayang, sehingga para

pendidik yang masih menentang komik

tidak punya lagi alasan untuk melontarkan

kritik. Para pendidik pun puas dengan

terbitnya majalah anak-anak Tjhahaja.

Majalah ini lebih banyak memuat cerita

bergambar dan diterbitkan setiap tengah

bulan oleh penerbit Melodi. Penerbit itu

sebenarnya vertujuan menghapus

prasangka orang terhadap komik, dan

berharap majalah itu dijadikan sebagai alat

bantu pendidikan di sekolah rakyat

[sekarang sekolah dasar], sehingga anak

dapat memperkaya wawasan sambil tetap

menghargai warisan budaya. Selain

Tjahaja, ada majalah Aladin. Majalah itu

menghadirkan tokoh-tokoh dongeng yang

lebih dikenal oleh anak-anak kecil, seperti

nelayan Pak Katung, atau Bawang Merah.

Kembali pada komik wayang.

Keberhasilannya mengakibatkan komik

Amerika diabaikan orang dan

menempatkan pengaruh Barat di tempat

kedua. Pada 1956, Bandung menjadi pusat

produksi komik. Penerbit Melodi telah

menyasar dengan tepat dan berhasil

menduduki tempat pertama. Berkat

pasokan berlimpah dari kelompok

kerjanya, dan Kosasih sebagai komikus

utamanya, Melodi tidak perlu takut

disaingi oleh penerbit lain. Ada beberapa

penerbit yang mengikuti jejaknya, yang

tersebar di Bandung (tahun 1958, ada

enam penerbit), Jakarta, dan Surabaya.

Kita tidak mungkin membahas

komik Indonesia tanpa menyebutkan

komik wayang sebagai produksi nasional

terbesar. Hingga awal tahun ‘60-an,

banyak komikus yang mendapat ilham dari

repertoar klasik wayang purwa.

Sedangkan bagi komikus yang meniru

dalang, mereka menciptakan kisah sendiri

dan hanya mempertahankan unsur-unsur

dasar yang sifatnya konvensional, seperti

tokoh-tokoh utama dari mitologi dan

gambar yang sekali pandang dikenali

sebagai wayang. Setelah tahun 1960, minat

orang pada komik wayang mulai menurun,

sehingga pada tahun 1968 penerbit terakhir

terpaksa menunda selama tiga bulan

produksinya yang hamper seluruhnya

merupakan cetak ulang. Walaupun

demikian, komik wayang sudah diakui

sebagai bagian karya budaya populer,

karena itu tetap mendapat tempat di

perpustakaan anak dan di rak-rak toko

buku besar. Memang dewasa ini komik

wayang mengalami pasang surut, tetapi

cukup banyak peluang yang terbuka

baginya.

Page 16: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

16

Dunia pewayangan begitu luas

sehingga setiap orang dapat mengambil

manfaat darinya sesuai dengan tingkat

kemampuan dan minatnya. Implikasi

filsafat dari suatu lakon dapat dirasakan

oleh cendekiawan Jawa, para penganut

kebatinan mulai meminati dunia mistik,

atau kaum wanita meneladani Srikandi dan

Sumbadra, para istri Arjuna. Demikian

pula anak-anak, mereka selain menyukai

adegan perang juga sangat menggemari

dagelan punakawan, para pelayan

pangeran dalam wayang. Dalam komik

wayang, dagelan mendapat tempat yang

penting. Segera setelah komik wayang

lahir, beberapa komikus memisahkan para

punakawan dari junjungannya untuk

menceritakan petualangan mereka.

Komikus yang lain bahkan menempatkan

mereka pada dunia masa kini, dengan

mengubah Gareng, Petruk dan Bagong

menjadi les trois mousquetaires yang

mengundang tawa dan Semar menjadi

d‘Artagnan. Tokoh-tokoh tersebut menjadi

pusat produksi komik. Mereka dikawinkan

dan diberi anak yang mirip dengan

mereka, baik fisik maupun sifatnya yang

kadang lugu, namun kadang pula licik.

Seperti juga wayang, komik dagelan

mendapat tempat istimewa di kalangan

pembaca (lihat gambar 9). Memang

keberhasilan komik dagelan di kalangan

anak-anak tidak selamanya terletak pada

kualitas humornya, namun terutama karena

isi yang mengacu pada dunia wayang.

Gambar 9: Komik dagelan “Petruk-Gareng”

Page 17: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

17

Komik wayang tidak membatasi

diri pada repetoar wayang purwa

(Ramayana atau Mahabharata).

Kesusastraan Jawa kuno dan tradisi lisan

juga merupakan repetoar luas berbagai

corak. Dari sudut pandang sejarah, corak-

corak itu dapat diklasifikasikan secara

kronologis. Berbagai kisah legenda, atau

semi-legenda dari Jawa itu dimanfaatkan

dalam berbagai bentuk karya seni yang

muncul pada zaman yang relative

mutakhir: wayang golek, wayang kelitik,

wayang topeng, ketoprak, sendaratari, dan

sebagainya.

Misalnya wayang gedog

mengambil topik cerita kisah Panji.

Wayang ini bercerita tentang pangeran

legendaris dari kerajaan Kuripan. Pangeran

ini terus-menerus mengalami cobaan

ketika mencari istrinya yang hilang,

seorang putri Kediri. Ketoprak

memasukkan dalam repetoarnya lakon-

lakon yang berlangsung pada zaman

kerajaan Kediri, imperium Majapahit atau

kesultanan Mataram. Kisah-kisah

legendaries yang diwarnai sejarah itu,

banyak yang ditranskripsi ke dalam bahasa

Indonesia modern, terutama oleh penerbit

Balai Pustaka. Kisah-kisah itu disebut

babad, yang berbeda dari dongeng

(Winata, Yus:1993,22).

Dengan gaya yang sengat mirip

dengan pengkomikan wayang purwa,

komik klasik dengan leluasa menggali dari

sumbernya. Kisah Pandji dimanfaatkan

seluasnya (Tjandra Kirana, Raden Pandji

Kudawanengpati, Pandji Wulung). Raden

Widjaja, Hajam Wuruk, dan Pitaloka,

Berdirinja Madjapahit, mengingatkan

kemegahan imperium Majapahit. Para

komikus tidak kesulitan memnentukan

tokoh utama dalam babad yang mereka

susun. (Damar wulan, Menak Djingga,

Ken Arok). Komik klasik ini hamper tidak

ada bedanya dengan komik wayang

sehingga sering dirancukan orang.

Kisah mengenai wayang sudah

tidak lagi memuaskan para pembaca.

Apalgi pembaca sudah mengenal dengan

baik budaya negerinya. Akhirnya komikus

mulai memanfaatkan legenda sebagai

bahan komik mereka, seperti legenda

Sunda (Lutung Kasarung, Sangkuriang),

legenda Jawa (Nji Rara Kidul, Lara

Djonggrang), dan bagian timur (Sedjarah

Lahirnya Rejog, Banyuwangi). Kemudian

Bawang Putih dan Bawang Merah, Andi-

Andi Lumut, Djoko Tingkir dan masih

banyak lagi tokoh dongeng Jawa

dikomikkan untuk anak-anak. Selain Jawa,

ada Madura, Bali, Sumbawa, dan

Kalimantan turut menyemarakkan dunia

komik.

Page 18: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

18

Gambar 10: Komik Legenda

KESIMPULAN

Sebagaimana negeri-negeri Barat,

Indonesia mempunyai produk nasional.

Namun berkembang secara sangat khas,

terpisah dari kalangan pers dan berbagai

lingkaran seni. Syarat-syarat penciptaan

maupun kondisi penciptaannya tidaklah

sama. Walaupun semua lapisan pembaca

potensial belum dijelajahi, tetapi pasar

yang sangat luas masih terbuka untuk

komik.

Komik merupakan faktor penting

dari budaya. Bagaimanapun, komik

merupakan alat komunikasi massa yang

menggabungkan konsepsi khayalan dan

pandangan tentang kehidupan nyata yang

dianggap sesuai dengan masyarakat luas.

Cerita yang disampaikan tidak lagi

ditentukan suatu kelompok masyarakat

terbatas (seperti pada kasus komik

wayang).

Komik menyuguhkan dunia

gambar secara berlimpah, gambar yang

tidak ada kaitannya dengan simbolisme

ataupun stilisasi seni kuno yang

dipengaruhi agama. Perhatian besar yang

diberikan harian kepada gambar

merupakan ciri khas dari suatu zaman dan

figurasi realis yang dimungkinkan dalam

komik pasti berkaitan dengan munculnya

nilai-nilai yang lebih mementingkan

materialisame dibandingkan dengan masa

lalu.

Perkembangan komik belum begitu

lama sehingga belum dapat ditarik

kesimpulan yang penting. Walaupun

demikian, penulis telah melihat berbagai

perubahan besar pada komik Indonesia

Page 19: AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA, SEBAGAI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF79F984D53BF7BC7A2D27DA... · disusun untuk menggambarkan suatu cerita. Selain gambar, ... setelah

19

sejak kemerdekaannya. Periode yang

ditandai oleh pengaruh besar dari Barat

dan Cina tidak lama; segera digantikan

oleh periode pemantapan ―kepribadian

bangsa‖, suatu hasrat murni yang

mendorong komikus kembali ke wayang

dan legenda daerah. Saat Indonesia telah

menemukan jati diri budayanya, negeri ini

memilih jalan yang benar-benar maju,

yaitu komik bernuansa kehidupan sehari-

hari.

DAFTAR RUJUKAN

Istanto, Freddy. 2000. Gambar sebagai

Alat Komunikasi Visual. Nirmana, Volume

II

Kulsum, Umi. 2007. Wayang dalam

Komik Kosasih. Kompas, 11 Juni (hlm.

37)

Riyadi, Rachmat. 1988. Komik, Komentar

Merakyat yang Santun. Tabloid Monitor,

No. 114

Siswoyo, Ricky. 1988. Cara Mambaca

Komik. Jakarta: Ekspres.

Suhardy, Eddy. 1988. Komik Impor, Suka

Tak Suka. Majalah Jakarta-Jakarta, Mei.

Wardhana, Adi. 1990. Komik Tempo Dulu.

Jakarta: Surya Jaya.

Winata, Yus. 1993. Komik Hiburan.

Jakarta: Eres Press.

Zaini, Hasan. 1989. Komik Sebagai

Produk Budaya. Jakarta: Ekspress.