azmirul rufaida 3207007 - repository.unjaya.ac.id

55
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA PSIK STIKES A. YANI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta Disusun Oleh : Azmirul Rufaida NPM: 3207007 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN YOGYAKARTA 2011

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN

SPIRITUAL DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA PSIK

STIKES A. YANI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

STIKES A. Yani Yogyakarta

Disusun Oleh :

Azmirul Rufaida

NPM: 3207007

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

YOGYAKARTA

2011

Page 2: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

Page 3: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

THE CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE, SPIRITUAL INTELLIGENCE AND THE POINT OF AVERAGE OF STUDENTS IN NURSING STUDY PROGRAM OF STIKES A. YANI

YOGYAKARTA

Azmirul Rufaida1, Nuryandari2, Sulistyaningsih3

ABSTRACT

Background: The education system in Indonesian always considers a smart student as having high point of average. Success in life is not only assessed from high point of average but also a combination of some intelligence such as emotional intelligence and spiritual intelligence. Initial study done with unstructured interview to 21 students of nursing study program of STIKES A. Yani found out that 60% students confirmed their disability in controlling emotion. For spiritual intelligence, 72% students revealed that they were able to face and solve problems based on meanings and values of life. Objective: The purpose of this research is to identify the correlation between emotional intelligence, spiritual intelligence and the point of average of students in nursing study program of STIKES A. Yani Yogyakarta. Method: Method used in this study was descriptive correlation with cross sectional design. Samples were selected with proportionate simple random sampling technique. They were students of nursing study program of STIKES A. Yani Yogyakarta with enrolment years of 2007-2010 amounting to 198 persons. The instrument of research was questionnaire and its results were analyzed with Kendal tau correlation pattern and double linear regression. Result: Emotional intelligence in most students of nursing study program of STIKES A. Yani were good, 74 persons (37,4%). Spiritual intelligence in most student of nursing study program of STIKES A. Yani Yogyakarta were good, 68 persons (34,3%). Point of average of students of nursing study program of STIKES A. Yani Yogyakarta were mostly good, 89 persons (44,9%). Result of Kendal tau correlation test in the EQ variable was significant with p-value 0,000 (<0,05), strongly correlated with r = 0,662. In the Spiritual Intelligence variable, p-value was 0,003 (<0,05), fairly correlated with r = 0,598. Conclusion: There was a significant correlation between Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, and the point of average of students in nursing study program of STIKES A. Yani Yogyakarta. Keywords: Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, The Point of Average of Students. 1Student of Nursing Study Programme STIKES A.Yani Yogyakarta 2Lecturer of STIKES A. Yani Yogyakarta 3Lecturer of Nursing Study Programme STIKES A.Yani Yogyakarta

Page 4: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA

PSIK STIKES A.YANI YOGYAKARTA

Azmirul Rufaida1, Nuryandari2, Sulistyaningsih3

INTISARI

Latar Belakang: Sistem pendidikan di Indonesia selalu menilai siswa yang cerdas adalah siswa yang nilai-nilai raport sekolah atau Indeks Prestasinya (IP) tinggi. Kesuksesan hidup tidak hanya ditentukan dengan IP yang tinggi melainkan adanya gabungan dari beberapa kecerdasan diantaranya kecerdasan Emosional dan kecerdasan spiritual. Studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara tidak terstruktur kepada 21 mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta mendapatkan hasil bahwa 60% mahasiswa mengaku kurang mampu mengelola emosinya. Sedangkan untuk kecerdasan spiritual, ada 72% mahasiswa mengaku mampu menghadapi dan memecahkan persoalan sesuai dengan makna dan nilai-nilai kehidupan. Tujuan:.Mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dengan indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta. Metode: Metode dalam penelitian ini adalah korelasi deskriptif dengan rancangan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik proportionate simple random sampling yaitu mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta angkatan 2007-2010 sebanyak 198 orang. Instrumen penelitian adalah kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan rumus korelasi Kendal tau dan regresi linier berganda. Hasil: Kecerdasan emosional (EQ) pada sebagian besar mahasiswa PSIK STIKES A. Yani adalah baik sebanyak 74 orang (37,4%). Kecerdasan spiritual (SQ) pada sebagian besar mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta adalah baik sebanyak 68 orang (34,3%). Nilai indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta sebagian besar adalah baik sebanyak 89 orang (44,9%). Hasil uji korelasi Kendal tau pada variabel kecerdasan emosional bermakna dengan nilai p-value sebesar 0,000 (< 0,05), berkorelasi kuat dengan nilai r = 0,662 sedangkan pada variabel kecerdasan spiritual p-value sebesar 0.003 (< 0,05), berkorelasi sedang dengan nilai r = 0,598. Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dengan indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta.

Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Indeks Prestasi

mahasiswa

1 Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta 2 Dosen STIKES A. Yani Yogyakarta 3 Dosen PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta

Page 5: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:

“Hubungan Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Dengan Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta”

Dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana di Institusi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan A. Yani Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi ataupun Institusi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, Agustus 2011

Penulis

Azmirul Rufaida

NPM : 3207007

Page 6: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta”. Rangkaian penelitian dan penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh derajat sarjana keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak/ibu:

1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua STIKES A. Yani Yogyakarta . 2. Wenny Savitri, S.Kep.,Ns., MNS selaku Puket I Stikes A. Yani

Yogyakarta, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di institusi tersebut dan selaku Dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan serta saran terhadap skripsi ini.

3. Nuryandari, SKM., M.Kes selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingannya kepada penulis.

4. Sulistyaningsih, S.Kep., Ns selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, saran dan pendapat yang sangat berharga.

5. Seluruh dosen keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

6. Teman-teman PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta angkatan 2007-2010 yang telah bersedia membantu menjadi responden demi lancarnya penelitian ini dan telah memberikan masukan serta mau untuk berbagi pengetahuannya pada penulis.

Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan yang lebih besar dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan skripsi. Harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan dan pengembangan profesi keperawatan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, Agustus 2011

Azmirul Rufaida

Page 7: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii ABSTRACT ................................................................................................... iii INTISARI ..................................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... v MOTTO........................................................................................................ vi HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ................................................................. 7 E. Keaslian Penelitian ................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori. ......................................................................... 12

1. Indeks Prestasi................................................................. 12 a. Pengertian prestasi ...................................................... 12 b. Pengertian Indeks Prestasi .......................................... 12 c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Prestasi Belajar ........................................................................ 13

2. Kecerdasan ...................................................................... 17 a. Pengertian ................................................................... 17 b. Macam-macam Kecerdasan ........................................ 18

1) Kecerdasan Intelektual ........................................... 18 2) Kecerdasan Emosional ........................................... 19 a) Pengertian ......................................................... 19

b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional ......................................................... 22 c) Kecerdasan Emosional (EQ) Mempengaruhi Peningkatan Kecerdasan Intelektual (IQ) ........... 23 3) Kecerdasan Spiritual .............................................. 24 a) Pengertian ......................................................... 24 b) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual ............................................................ 26 c) Kecerdasan Spiritual Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan ................................ 28

Page 8: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

10

B. Landasan Teori ...................................................................... 29 C. Kerangka Teori ..................................................................... 32 D. Kerangka Konsep .................................................................. 33 E. Pertanyaan Penelitian ............................................................ 34 F. Hipotesis ............................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian.................................................................... 35 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 35 C. Variabel Penelitian ................................................................. 35 D. Definisi Operasional ............................................................... 37 E. Populasi dan Sampel .............................................................. 39 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ...................................... 41 G. Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 44 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................... 47 I. Etika Penelitian ...................................................................... 51 J. Jalannya Penelitian ................................................................. 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian ........................................................................ 54

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................... 54 2. Karakteristik Responden.................................................. 55 3. Tingkat Kecerdasan Emosional Mahasiswa PSIK

STIKES A. Yani Yogyakarta .......................................... 57 4. Tingkat Kecerdasan Emosional Mahasiswa PSIK

STIKES A. Yani Yogyakarta .......................................... 58 5. Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani

Yogyakarta ..................................................................... 59 6. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Indeks Prestasi

Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta .............. 60 7. Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Indeks Prestasi

Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta .............. 61 8. Uji Multivariat Hubungan Kecerdasan Emosional dan

Spiritual dengan Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta .......................................... 62

B. Pembahasan Penelitian ............................................................. 63 1. Kecerdasan Emosional ................................................... 63 2. Kecerdasan Spiritual........................................................ 65 3. Indek Prestasi .................................................................. 67 4. Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta .. 69

5. Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta .............. 71

6. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual dengan Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta .......................................... 73

Page 9: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

11

C. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 76 BAB V PENUTUP A. Simpulan .................................................................................. 77 B. Saran ........................................................................................ 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 10: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

12

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................................ 32

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ............................................................................ 33

Page 11: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

13

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kisi-kisi kuesioner dari kecerdasan emosional mahasiswa PSIK 42 Tabel 1.2 Kisi-kisi kuesioner dari kecerdasan spiritual mahasiswa PSIK .. 43 Tabel 1.3 Kisi-kisi daftar IP mahasiswa PSIK angkatan 2007 – 2010 ....... 43 Tabel 2 Pedoman Koefisien Korelasi..................................................... 50 Tabel 3.1 Karakteristik responden ........................................................... 55 Tabel 3.2 Tingkat Kecerdasan Emosional Mahasiswa PSIK STIKES A.

Yani Yogyakarta ...................................................................... 58 Tabel 3.3 Tingkat Kecerdasan Spiritual Mahasiswa PSIK STIKES A.

Yani Yogyakarta ...................................................................... 58

Tabel 3.4 Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta . 59 Tabel 3.5 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Hubungan Kecerdasan

Emosional terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta .................................................................. 60

Tabel 3.6 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Hubungan Kecerdasan Spiritual terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta .................................................................. 61

Tabel 3.7 Uji Multivariat Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual dengan Indeks Prestasi Mahasiswa STIKES A.Yani Yogyakarta ..................................................... 62

Page 12: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. PernyataanKesediaan Menjadi Responden

Lampiran 5. Kuesioner Kecerdasan Emosional

Lampiran 6. Kuesioner Kecerdasan Spiritual

Lampiran 7. Hasil Uji Validitas

Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 9. Tabulasi Data

Lampiran 10. Jadwal Penelitian

Lampiran 12. Lembar Konsultasi

Page 13: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pendidikan kita selama ini selalu menekankan pentingnya nilai

akademik saja. Mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke bangku kuliah,

jarang sekali dijumpai pendidikan tentang kecerdasan emosi yang mengajarkan

integritas, kejujuran, komitmen, kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan,

keadilan, prinsip kepercayaan, penguasaan diri atau sinergi (Agustian, 2010).

Selama menjalani pendidikan tinggi tersebut, prestasi belajar merupakan

tolok ukur penguasaan kompetensi mahasiswa di bidang ilmunya. Selama ini

banyak yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi belajar yang tinggi

diperlukan kecerdasan intelektual yang tinggi juga. Dalam situasi belajar yang

sifatnya kompleks dan menyeluruh serta melibatkan interaksi beberapa

komponen, sering ditemukan mahasiswa yang tidak dapat meraih prestasi

akademik yang setara dengan kemampuan intelegensinya, karena pada

dasarnya prestasi akademik merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang

berbeda antara satu individu dengan individu lainnya (Baiquni, 2007 cit.

Sahputra, 2009). Robert Cooper mengatakan bahwa kecerdasan rapor atau IQ

itu hanya menyumbangkan sekitar 4%, sedangkan 90% keberhasilan hidup

ditentukan oleh kecerdasan-kecerdasan yang lainnya (Pasiak, 2008:166-167).

1

Page 14: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

Penelitian terbaru di bidang psikologi tahun 2009 membuktikan bahwa IQ

bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang,

tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang yaitu

kecerdasan emosional (Goleman, 2009). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Goleman, dalam bukunya Emotional Intelligence (2009)

mengatakan bahwa kecerdasan emosi menyumbang 80% dari faktor penentu

kesuksesan seseorang, sedangkan 20% yang lain ditentukan oleh IQ

(Intelligence Quotient).

Mahasiswa yang berprestasi tidak hanya dilihat dari hasil indeks prestasi

yang sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai dan mengelola diri sendiri

serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain. Kemampuan

tersebut oleh Goleman disebut dengan Emotional Intelligence atau kecerdasan

emosi, karena kecerdasan tidak berarti apabila emosi yang berkuasa dalam diri

manusia. Pengembangan kecerdasan emosional akan membantu individu

mendapatkan pekerjaan, karena dapat meningkatkan soft skill mereka, seperti

komunikasi, public relation dan keterampilan interaktif. Selain itu, mereka

tidak akan menghadapi kesulitan dalam hubungan dengan teman mereka, selalu

berperilaku dengan cara yang positif, serta berkontribusi terhadap prestasi

akademik yang lebih baik. Keterampilan ini penting dalam memhasilkan

individu yang sehat dan tenaga kerja di masa depan (Goleman, 2009).

Seseorang yang cerdas secara emosi mengetahui cara untuk memotivasi diri

sendiri, mampu bertahan menghadapi frustasi, mampu mengendalikan hati dan

suasana hati serta mampu menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan

Page 15: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Itu sebab itu diperlukan

keseimbangan antara kemampuan intelektual dan kemampuan mengenali

emosi. Penemuan baru tentang kecerdasan emosional akan terus berkembang

pada abad 21 dan akan berimplikasi besar bagi segi kehidupan terutama pada

pendidikan (Goleman, 2009).

Salah satu bentuk kecerdasan lain yang saat ini tengah popular adalah

kecerdasan spiritual (SQ). kecerdasan ini adalah kecerdasan yang mengangkat

internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna

yang ada dibalik kenyataan apa adanya ini (Prasetyo, 2010). Kecerdasan

spiritual merupakan salah satu bentuk kecerdasan yang akan menjadi pondasi

utama untuk lebih mengefektifkan kecedasan intelektual (IQ) dan kecerdasan

emosional (EQ). SQ memberikan tujuan hidup yang jelas serta dapat

memberikan makna dalam pengalaman hidup. Kecerdasan spiritual

memungkinkan seseorang untuk berpikir kreatif, berwawasan jauh, membuat

atau bahkan mengubah jalan hidup seseorang lebih bermakna sehingga

membuat orang tersebut dapat berprestasi lebih baik. Secara singkat kecerdasan

spiritual mampu mengintegrasikan dua kemampuan lain yang sebelumnya telah

disebutkan yaitu IQ dan EQ. Kecerdasan spiritual mampu menjadikan manusia

sebagai makhluk yang lengkap secara intelektual, emosional dan spiritual

(Agustian, 2010). Hal tersebut juga ditulis oleh Pasiak (2008) bahwa

kesuksesan hidup tidak dapat ditentukan dengan nilai IPK (indeks prestasi

komulatif) yang tinggi melainkan adanya gabungan dari beberapa kecerdasan

diantaranya kecerdasan spiritual.

Page 16: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

Kecerdasan emosional dan spiritual menjadi sangat penting bagi semua

tenaga kesehatan khususnya mahasiswa keperawatan, hal ini sesuai dengan

beberapa penelitian yang dapat disimpulkan oleh Goleman (2009) adalah

adanya nilai yang lebih pada lingkungan medis bila dokter atau perawat mau

berempati, menyesuaikan diri dengan pasien-pasiennya, jadi pendengar dan

penasehat yang baik. Ini berarti telah mengembangkan perawatan yang

berpusat pada hubungan sosial. Hubungan semacam itu akan lebih mudah

ditingkatkan apabila pendidikan ilmu kedokteran memasukkan beberapa

perangkat dasar kecerdasan emosional, terutama kesadaran diri dan seni

berempati serta seni mendengarkan (Goleman, 2009).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Holida (2009) tentang

pengaruh pelatihan emosional spiritual quotient (ESQ) terhadap kecerdasan

emosional pada mahasiswa menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan emosional

mahasiswa sebelum mengikuti pelatihan ESQ masih rendah dengan rata-rata

sebesar 55,29% dengan kemampuan mengenali emosi diri (49,59%),

mengelola emosi (54,08%), memotivasi diri sendiri (59,76%), mengenali emosi

orang lain (57,95%) dan membina hubungan (56,67%). Setelah mengikuti

pelatihan ESQ tergolong tinggi dengan rata-rata sebesar 66,29% dengan

kemampuan mengenali emosi diri (59,18%), mengelola emosi (62,14%),

memotivasi diri sendiri (74,4%), mengenali emosi orang lain (69,14%) dan

membina hubungan (64,48%).

Konteks pendidikan di Indonesia saat ini masih lebih menghargai kecer-

dasan intelektual (Intellegence Quotient) daripada kecerdasan-kecerdasan

Page 17: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

lainnya. Peserta didik lebih sering dites IQ, namun tidak pernah diberi tes-tes

kecerdasan yang lain seperti EQ (Emotional Quotient) atau SQ (Spiritual

Quotient). Dalam sistem pendidikan di Indonesia, siswa yang cerdas adalah

siswa yang nilai-nilai raport sekolah atau Indeks Prestasinya (IP) tinggi.

Sementara sikap, kreativitas, kemandirian, emosi dan spiritualitas belum

mendapat penilaian yang proporsional (Efendi, 2005 cit Hapsari, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal

5-13 Februari 2011, peneliti memperoleh data sekunder dari Bagian

Administrasi Akademik (BAA) STIKES A. Yani Yogyakarta mengenai indeks

prestasi (IP) seluruh mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta tahun

akademik 2007-2010 yang berjumlah 390 mahasiswa dimana terdapat nilai IP

yang bervariasi yaitu IP 3,50 – 4,00 sebesar 7,88%, IP 2,76 – 3,50 sebesar

47,55%, IP 2,00 – 2,75 sebesar 35,33% dan IP < 2,00 sebesar 8,70% adapun IP

tertinggi setiap angkatan berbeda-beda, IP tertinggi diraih oleh angkatan 2007

pada semester VII yaitu 4,00 sedangkan IP terendah pada angkatan 2010 yaitu

1,13 selain melihat dari nilai IP, peneliti melakukan wawancara tidak

terstruktur kepada 21 mahasiswa PSIK STIKES A. Yani untuk mendapatkan

data primer dari setiap angkatan mengenai kecerdasan emosional, Peneliti

mendapatkan hasil bahwa 60% mahasiswa mengaku kurang mampu mengelola

emosinya disaat mendapatkan tugas kuliah yang banyak dan jam kuliah yang

padat membuat mahasiswa menjadi stres menghadapi keadaan tersebut

sehingga akan berdampak pada indeks prestasinya karena kurangnya perbaikan

dalam mengenali dan merasakan emosinya sendiri serta tidak mampu

Page 18: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

memanfaatkan emosinya secara produktif, 25% mahasiswa masih merasa

kesulitan bekerjasama dengan teman-temannya, hal ini dapat dirasakan pada

saat mendapatkan tugas kelompok, sebagian mahasiswa yang mengerjakan

tugas kelompok tidak berdiskusi dengan teman-teman satu kelompok

sebagaimana mestinya karena kurangnya keterampilan didalam membina

hubungan dan komunikasi yang baik dan 5% mahasiswa masih ada yang tidak

peduli terhadap perasaan orang lain sedangkan untuk kecerdasan spiritual, ada

72% mahasiswa mengaku mampu menghadapi dan memecahkan persoalan

sesuai dengan makna dan nilai-nilai kehidupan. Kegiatan yang berhubungan

dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang telah dilakukan

oleh pihak institusi STIKES A. Yani Yogyakarta adalah seminar tentang soft

skill dan seminar pendidikan lainnya, memfasilitasi kegiatan kemahasiswaan

seperti BEM, HIMIKA dan HIMABI, memfasilitasi kegiatan keagamaan

dengan yang diijinkan untuk menggunakan masjid kampus maupun sarana dan

prasarana lainnya. Pihak kampus juga mengadakan remedi bagi mahasiswa

yang mendapatkan nilai kurang pada setiap ujian tengah semester maupun

ujian akhir semester dan semester pendek (SP) setiap setahun sekali, hal ini

dilakukan guna meningkatkan nilai indeks prestasi mahasiswa tersebut.

Dengan melihat pentingnya kecerdasan emosional dan spiritual dalam

proses pendidikan yang nantinya akan mempengaruhi prestasi belajar terhadap

indeks prestasi mahasiswa di STIKES A. Yani Yogyakarta ini belum pernah

diteliti, maka peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul “Hubungan

Page 19: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual dengan Indeks Prestasi

mahasiswa PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta”

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang permasalahan tersebut maka peneliti merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut “Adakah Hubungan Kecerdasan Emosional

dan Kecerdasan Spiritual dengan Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A.

Yani Yogyakarta?”

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional

dan kecerdaan spiritual dengan indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES

A. Yani Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan:

a. Mengetahui tingkat kecerdasan emosional mahasiswa PSIK STIKES

A. Yani Yogyakarta.

b. Mengetahui tingkat kecerdasan spiritual mahasiswa PSIK STIKES

A. Yani Yogyakarta.

Page 20: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8

c. Mengetahui nilai indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A. Yani

Yogyakarta.

d. Mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan indeks

prestasi mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta.

e. Mengetahui hubungan antara kecerdasan spiritual dengan indeks prestasi

mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta.

f. Mengetahui keeratan hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual dengan indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A. Yani

Yogyakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan

masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan yang

berkaitan dengan kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan indeks

prestasi.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Mahasiswa keperawatan

Memberikan masukan tentang pentingnya meningkatkan kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual untuk meraih indeks prestasi yang

sempurna.

Page 21: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

9

b) Bagi Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi

institusi pendidikan keperawatan, bahwa kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual perlu diperhatikan dalam proses belajar.

c) Bagi Peneliti Lain

Menambah khasanah keilmuan yang dapat dijadikan sebagai referensi

bagi penelitian selanjutnya.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Menurut sepengetahuan peneliti, penelitian mengenai “Hubungan

Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual dengan Indeks Prestasi

Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta” belum pernah dilakukan,

akan tetapi penelitian yang serupa telah banyak dilakukan diantaranya:

1. Estherlitta, A. (2004). Skripsi. Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual

dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Kepala Ruang Perawatan

Rawat Inap di RS. Sardjito Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui hubungan antara tingkat kecerdasan spiritual dan tingkat

kecerdasan emosional terhadap kinerja kepala ruang perawatan rawat inap

di RS Dr. Sardjito Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan

penelitian kuantitatif non eksperimental dengan rancang deskriptif

corelation dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah kepala ruang

Page 22: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

10

rawat inap. Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara tingkat

kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional terhadap kinerja kepala

ruang. Persamaan penelitian ini terletak pada: a) variabel bebas, yaitu

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. b) metode penelitian

menggunakan pendekatan cross sectional. c) jenis penelitian kuantitatif non

eksperimental dengan rancangan deskriptif corelation. Adapun perbedaan

dengan penelitian ini terletak pada: a) variabel terikat, variabel terikat dalam

penelitian tersebut adalah kinerja kepala ruang. b) subjek dan lokasi

penelitian, penelitian ini dilakukan pada kepala ruang perawatan rawat inap

di RS Dr. Sardjito Yogyakarta sedangkan pada penelitian yang dilakukan

peneliti, variabel terikat adalah indeks prestasi mahasiswa, peneliti

melakukan penelitian terhadap mahasiswa PSIK STIKES A. Yani

Yogyakarta dan lokasi penelitian dilakukan di institusi STIKES A. Yani

Yogyakarta.

2. Sahputra, N. (2009). Skripsi. Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi

Akademik Mahasiswa SI Keperawatan Semester III Kelas Ekstensi PSIK

FK USU MEDAN. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi

hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa dengan

menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif. Sampelnya : semua

mahasiswa SI keperawatan semester III kelas ekstensi sebanyak 50 orang,

penentuan jumlah sampel ini dengan metode total sampling. Hasilnya :

antara konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa terdapat hubungan

yang bermakna. Persamaan penelitian ini terletak pada: a) variabel terikat,

Page 23: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

11

yaitu prestasi akademik. b) metode penelitian menggunakan pendekatan

cross sectional. c) jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif

korelatif. d) subjeknya juga menggunakan mahasiswa SI keperawatan.

Adapun perbedaan dengan penelitian ini terletak pada: a) variabel bebas,

variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsep diri. b) lokasi penelitian,

penelitian ini dilakukan di FK USU MEDAN. sedangkan pada penelitian

yang dilakukan peneliti, variabel bebas adalah kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual, adapun lokasi penelitian dilakukan di Institusi STIKES

A. Yani Yogyakarta.

3. Wahyuningsih, A.S. (2004). Skripsi. Hubungan Antara Kecerdasan

Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas II SMU Lab School

Jakarta Timur. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan

antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas II

SMU Lab School Jakarta Timur. Sampel penelitian adalah 148 siswa,

menggunakan metode proporsional random sampling. Hasil penelitian ini

yaitu ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar

pada siswa kelas II SMU Lab School Jakarta Timur. Persamaan penelitian

ini terletak pada: a) variabel terikat, yaitu prestasi belajar. b) metode

penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. c) jenis penelitian

kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelatif. Adapun perbedaan

dengan penelitian ini terletak pada: a) variabel bebas, variabel bebas dalam

penelitian ini hanya menggunakan kecerdasan emosional. b) subjek dan

lokasi penelitian, penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II di SMU Lab

Page 24: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

12

School Jakarta Timur. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti,

variabel bebas selain menggunakan kecerdasan emosional juga

menggunakan kecerdasan spiritual, adapun subjek penelitian dilakukan

pada mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta dan lokasi penelitian

dilakukan di Institusi STIKES A. Yani Yogyakarta.

Page 25: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kilas balik lahirnya STIKES A. Yani Yogyakarta diawali dari

berdirinya UNJANI (Universitas Jenderal Ahmad Yani) Cimahi Bandung

pada tahun 1984 dan diikuti dengan berdirinya AKPER (Akademi

Keperawatan) Jenderal Ahmad Yani Cimahi pada tahun 1984 dan

meleburkan diri menjadi STIKES A.Yani Cimahi pada tahun 2002

Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP) berkeinginan memberikan pengabdian

kepada masyarakat lebih diperluas lagi bukan hanya mencakup wilayah

Jawa Barat tapi Jawa Tengah , Nasional bahkan Internasional untuk

membawa perubahan dalam peningkatan kualitas, profesionalitas dan

akuntabilitas manajemen sesuai dengan tuntutan zaman. Kemudian

berdirilah Sekolah STIKES A.Yani Yogyakarta pada tanggal 15 juni 2006.

YKEP menngembangkan melalui dunia pendidikan khususnya pendidikan

kesehatan.

STIKES A. Yani Yogyakarta terletak di Jalan Ringroad Barat,

Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta, berdiri diatas lahan

seluas 12.000 m2 dengan fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar.

STIKES A.Yani memiliki 2 program studi yaitu program studi S-1

60

Page 26: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

61

keperawatan dan D-III kebidanan.

Mengembangkan tenaga perawat yang professional melalui

peningkatan kemampuan soft skill, komunikasi terapeutik, berkomunikasi

bahasa inggris secara aktif, penguasaan IPTEK dan pengembangan jiwa

kepemimpinan dan patriotisme merupakan salah satu dari misi STIKES A.

Yani Yogyakarta. Untuk mewujudkannya STIKES A. Yani tidak hanya

memberikan pendidikan kesehatan melainkan adanya berbagai pelatihan,

seminar maupun kuliah umum untuk menambah kecerdasan emosional

dan spiritualnya.

2. Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa STIKES A. Yani

Yogyakarta yang mempunyai karakteristik berbeda-beda dari jenis

kelamin, umur dan agama. Karakteristik responden tersebut diuraikan

sebagai berikut:

Tabel 3.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur dan Agama Mahasiswa PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta

No Karakter Responden Frekuensi Persentasi (%)

1 Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

85

113

42.9

57.1

Total 198 100

2 Umur

Page 27: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

62

18 – 21

22 – 25

80

118

40,4

59,6

Total 198 100

3 Agama

Islam

Kristen

Katholik

Budha

Hindu

176

17

-

3

2

88,9

8,6

0

1,5

1,0

Total 198 100

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa jenis kelamin sebagian

besar responden adalah perempuan sebanyak 57,1% ( 113 responden). Hal

ini memungkinkan mempengaruhi hasil penelitian mengenai kecerdasan

emosional, kecerdasan spiritual dan indeks prestasinya. Sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Brody dan Hall yang dimuat dalam

bukunya goleman (2009) menyatakan bahwa anak perempuan lebih cepat

terampil berbahasa dari pada anak laki-laki didalam memanfaatkan

kematangan emosinya seperti menghindari perkelahian fisik yang biasa

dilakukan oleh anak laki-laki dan sebaliknya anak laki-laki sebagian besar

mempunyai perasaan yang kurang peka akan keadaan emosinya baik pada

diri sendiri maupun dalam diri orang lain. Selanjutnya Carol dan Harvard

menyatakan bahwa kunci utama perbedaan laki-laki dan perempuan adalah

laki-laki lebih lebih bangga dengan kemandirian dan kebebasannya

Page 28: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

63

berpikir logis sedangkan perempuan lebih menyukai membina hubungan

sosial dengan orang lain (Goleman, 2009). Hal ini dapat disimpulkan

perempuan memiliki kecerdasan emosional yang lebih baik dari pada laki-

laki terutama dalam hal membina hubungan sosialnya sehingga dalam

penelitian ini akan didapatkan kecerdasan emosional dengan hasil yang

baik karena jumlah responden perempuan lebih banyak daripada laki-laki.

Umur responden sebagian besar adalah kelompok dewasa awal (22 –

25 tahun) sebanyak 59,6% (118 responden). Masa dewasa awal biasanya

dimulai pada akhir umur belasan atau permulaan umur 20-an dan

berlangsung sampai 30-an, kemandirian pribadi akan terbentuk pada masa

dewasa awal. Pada usia remaja akhir maupun dewasa awal kematangan

individu mulai berkembang, sifat yang lebih mementingkan diri sendiri

berubah menjadi lebih mementingkan orang lain. Perubahan yang terjadi

pada masa tersebut adalah adanya perubahan bilogis, kognitif dan sosial

emosional seiring dengan berkembangnya fungsi seksual, proses berpikir

abstrak sampai pada kemandirian (Santrock, 2003). Sehingga semakin

bertambahnya umur seseorang akan semakin bertambah tingkat

kematangan emosinya karena adanya peningkatan proses berpikir dan

kemandiriannya.

Karakteristik agama responden sebagian besar adalah beragama islam

sebanyak 88,9% (176 responden). Sesuai dengan teori Ary Ginanjar

(2010) tentang pentingnya kecerdasan spiritual didalam mencapai

kesuksesan hidup seseorang yaitu apabila seseorang ingin mencapai

Page 29: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

64

keberhasilan hidup dengan seutuhnya maka seorang individu harus

memiliki kecerdasan spiritual yang direalisasikan dari setiap agama yang

dianutnya selain memiliki kecerdasan emosional dan intelektual. Seluruh

responden memiliki agama/ keyakinannya untuk dapat menjalani hidup

lebih bermakna dan bernilai. Perbedaan keyakinan yang dimiliki

responden pada intinya tetap sama yaitu selalu mengajarkan kebaikan

dalam memaknai sebuah kehidupan. Hal ini ditunjukkan bahwa semua

responden memiliki agama seseuai dengan kepercayaannya masing-

masing. Sehingga pada penelitian ini akan didapatkan kecerdasan spiritual

yang baik karena semua respondennya beragama walaupun berbeda-beda.

3. Tingkat Kecerdasan Emosional Mahasiswa PSIK STIKES A.Yani

Yogyakarta

Tingkat kecerdasan emosional mahasiswa PSIK STIKES A.Yani

Yogyakarta diukur dengan menggunakan kuesioner yang dapat disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 3.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecerdasan Emosional Mahasiswa PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta

Tingkat kecerdasan emosional Frekuensi Prosentase (%) Sangat baik 26 13,1 Baik 74 37,4 Cukup 65 32,8 Kurang 33 16,7

Jumlah 198 100 Sumber: Data Primer Tahun 2011

Page 30: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

65

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar

mahasiswa PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta memiliki tingkat kecerdasan

emosional baik sebanyak 74 orang (37,4%) dan mahasiswa yang memiliki

kecerdasan emosional sangat baik jumlahnya paling sedikit sebanyak 26

orang (13,1%).

4. Tingkat Kecerdasan Spiritual Mahasiswa PSIK STIKES A.Yani

Yogyakarta

Hasil pengukuran tingkat kecerdasan spiritual mahasiswa PSIK

STIKES A.Yani Yogyakarta diketahui melalui penilaian kuesioner yang

diisi oleh responden, jawaban kuesioner kemudian dijumlahkan dan

dikategorikan pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecerdasan Spiritual Mahasiswa PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta

Tingkat kecerdasan spiritual Frekuensi Prosentase (%)

Sangat baik 29 14,6

Baik 68 34,3

Cukup 59 29,8

Kurang 42 21,2

Jumlah 198 100

Sumber: Data Primer Tahun 2011

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa PSIK

STIKES A.Yani Yogyakarta memiliki tingkat kecerdasan spiritual baik

sebanyak 68 orang (34,3%) dan mahasiswa yang memiliki kecerdasan

Page 31: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

66

emosional sangat baik jumlahnya paling sedikit sebanyak 29 orang

(14,6%).

5. Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta

Hasil penelitian terhadap indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES

A.Yani Yogyakarta dilihat dari nilai indeks prestasi komulatif responden

disajikan pada semester genap yang didapatkan dari BAA STIKES A.

Yani Yogyakarta, kemudian dijumlah dan dikategorikan pada tabel

berikut:

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta

Indeks prestasi Frekuensi Prosentase (%)

Sangat baik 23 11,6

Baik 89 44,9

Cukup 68 34,3

Kurang 18 9,1

Jumlah 198 100

Sumber data: Bagian Administrasi Akademik Tahun 2011

Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa

PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta memiliki indeks prestasi yang baik

sebanyak 89 orang(44,9%) dan mahasiswa yang memiliki indeks prestasi

kurang jumlahnya paling sedikit sebanyak 18 orang (9,1%) dari total

sampel 198 orang.

Page 32: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

67

6. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Indeks Prestasi Mahasiswa

PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta

Tabulasi silang dan hasil uji statistik hubungan kecerdasan emosional

dengan indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.5. Tabulasi Silang dan Uji Statistik Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta

Kecerdasan Indeks prestasi mahasiswa Total R p-

Emosional Sangat baik

Baik Cukup Kurang Value

F % F % F % F % F % 0,662 0,000

Sangat baik 17 8,6 7 3,5 2 1 - 0 26 13,1

Baik 5 2,5 61 30,8 6 3 2 1 74 37,4

Cukup 1 0,5 14 7,2 49 24,7 1 0,5 65 32,8

Kurang - 0 7 3,5 11 5,6 15 7,6 33 16,7

Total 23 11,6 89 44,9 68 34,9 18 9,1 198 100

Sumber: Data Primer Tahun 2011 Tabel 3.5 diketahui bahwa mahasiswa dengan kecerdasan emosional

sangat baik sebagian besar memiliki indeks prestasi sangat baik sebanyak

17 orang (8,6%). Mahasiswa dengan kecerdasan emosional baik sebagian

besar memiliki indeks prestasi baik sebanyak 61 orang (30,8%).

Mahasiswa dengan kecerdasan emosional cukup sebagian besar memiliki

indeks prestasi cukup sebanyak 49 orang (24,7%). Sedangkan mahasiswa

dengan kecerdasan emosional kurang sebagian besar memiliki indeks

Page 33: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

68

prestasi kurang sebanyak 15 orang (7,6%). Hal tersebut menunjukkan arah

hubungan yang positif.

Hasil perhitungan statistik menggunakan uji korelasi Kendal tau

seperti disajikan pada tabel 3.5, diperoleh p-value sebesar 0,000 < (0,05)

sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

kecerdasan emosional terhadap indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES

A.Yani Yogyakarta.

7. Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Indeks Prestasi Mahasiswa

PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta

Tabulasi silang dan hasil uji statistik hubungan kecerdasan spiritual

dengan indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta

Kecerdasan Indeks prestasi mahasiswa Total R p-

Spiritual Sangat baik

Baik Cukup Kurang value

F % F % F % F % F % 0,598 0,000

Sangat baik 17 8,6 9 4,5 3 1,5 - 0 29 14,6

Baik 6 3 50 25,3 11 5,6 1 0,5 68 34,3

Cukup - 0 20 10,1 39 19,7 0 0 59 29,8

Kurang - 0 10 5,1 15 7,6 17 8,6 42 21,2

Total 23 11,6 89 44,9 68 34,3 18 9,1 198 100

Sumber: Data Primer Tahun 2011

Page 34: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

69

Tabel 3.6 mengetahui bahwa mahasiswa dengan kecerdasan spiritual

sangat baik sebagian besar memiliki indeks prestasi sangat baik sebanyak

17 orang (8.6%). Mahasiswa dengan kecerdasan spiritual baik sebagian

besar memiliki indeks prestasi baik sebanyak 50 orang (25,3%).

Mahasiswa dengan kecerdasan spiritual cukup sebagian besar memiliki

indeks prestasi cukup sebanyak 39 orang (19,7%). Sedangkan mahasiswa

dengan kecerdasan spiritual kurang sebagian besar memiliki indeks

prestasi kurang sebanyak 18 orang (9,1%). Hal tersebut menunjukkan arah

hubungan yang positif.

Hasil perhitungan statistik menggunakan uji korelasi Kendal tau

seperti disajikan pada tabel 3.6, diperoleh p-value sebesar 0,000 < (0,05)

sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

kecerdasan spiritual dengan indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES

A.Yani Yogyakarta.

8. Uji Multivariat Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan

Spiritual dengan Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A.Yani

Yogyakarta

Hasil uji multivariat hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual dengan indeks prestasi mahasiswa STIKES A. Yani disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 3.7 Uji Multivariat Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual dengan Indeks Prestasi Mahasiswa STIKES A. Yani Yogyakarta

Page 35: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

70

Variabel p-value Beta

Kecerdasan emosional 0,000 0,494

Kecerdasan spiritual 0,003 0,258

Sumber: Data Primer Tahun 2011

Hasil perhitungan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Variabel kecerdasan emosional memiliki p-value 0,000 < 0,05, berarti

kecerdasan emosional memiliki hubungan yang signifikan dengan

indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A. Yani.

b. Variabel kecerdasan spiriual memiliki p-value 0,003 < 0,05, berarti

kecerdasan emosional memiliki hubungan yang signifikan dengan

indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A. Yani.

Berdasarkan table 3.7 dengan melihat nilai koefisien beta diketahui

bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap indeks prestasi

mahasiswa PSIK STIKES A Yani adalah kecerdasan emosional.

Kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap tingginya nilai indeks prestasi

walaupun tidak sebesar pengaruhnya pada kecerdasan emosional.

B. Pembahasan

1. Kecerdasan Emosional

Hasil analisis dari kecerdasan emosional mayoritas responden

memiliki kecerdasan emosional (EQ) baik sebanyak 74 orang (37,4%),

sesuai dengan hasil penelitian Salovey dan Mayer yang mengatakan bahwa

Page 36: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

71

kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan,

meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran memahami

perasaan dan maknanya serta mengendalikan perasaan secara mendalam

sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual (Steven dan

Howard, 2004). Kecerdasan emosional yang baik pada mahasiswa PSIK

STIKES A. Yani kemungkinan besar adalah pengaruh dari beberapa faktor

meliputi faktor bawaan/genetik (temperamen) dan faktor lingkungan

(keluarga) (Goleman, 2001). Lingkungan merupakan pengalaman bagi

individu dan faktor genetik atau bawaan sebagai faktor pendukung bagi

individu untuk mencapai kematangan berpikir atau emosinya. Banyaknya

mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional yang baik, diharapkan

dapat meningkatkan indeks prestasi yang lebih baik dari mahasiswa. Hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Goleman, dalam bukunya

Emotional Intelligence (2009) mengatakan bahwa kecerdasan emosi

menyumbang 80% dari faktor penentu kesuksesan seseorang, sedangkan

20% yang lain ditentukan oleh IQ (Intelligence Quotient) dengan arti lain

memiliki EQ tinggi mungkin lebih penting dalam pencapaian keberhasilan

ketimbang IQ tinggi yang diukur berdasarkan uji standar terhadap

kecerdasan kognitif verbal dan nonverbal.

Hasil analisis kecerdasan emosional juga didapatkan beberapa

responden yang memiliki kecerdasan emosional dalam kategori kurang

yaitu 16,7% (33 responden) dari total sampel 198 responden. Hal ini

menunjukkan masih banyak responden yang tidak dapat mengelola

Page 37: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

72

emosinya dengan baik didalam mengenali emosi dirinya, mengelola emosi,

memanfaatkan emosi secara produktif, berempati atau mengenali emosi

orang lain dan membina hubungan sosial secara baik. Kurangnya

kecerdasan emosional yang dimiliki responden kemungkinan karena faktor

lingkungan terutama lingkungan didalam keluarga dengan latar belakang

keluarga yang berbeda-beda.

Dalam penelitian ini, karena belum adanya skala kecerdasan

emosional yang baku di Indonesia, maka peneliti berusaha membuat

sendiri skala kecerdasan emosional sebanyak 25 item pernyataan yang

valid berdasarkan faktor-faktor yang diadaptasi dari teori Daniel Goleman

yang meliputi 5 wilayah utama yaitu: mengenali emosi diri, mengelola

emosi, memotivasi diri, empati dan membina hubungan. Sebagian besar

responden menjawab pernyataan selalu pada pernyataan tentang

kemampuan memahami perasaan diri sendiri, mampu mengelola emosinya

sehingga mampu memusatkan perhatiannya pada tugas-tugas kuliah,

mampu menerima perbedaan karakteristik orang lain, dan mampu

demokratis dalam bergaul dengan orang lain sehingga tingkat kecerdasan

emosional yang dimiliki responden sebagian besar adalah baik. Selain itu,

kecerdasan emosi juga didukung dengan kematangan usia responden

sebagian besar adalah dewasa muda dan sebagian besar mahasiswa adalah

perempuan sehingga hal ini yang memungkinkan juga tingkat kecerdasan

emosional responden dapat dihasilkan sebagian besar kategorinya baik.

Page 38: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

73

2. Kecerdasan Spiritual

Hasil penelitian terhadap kecerdasan spiritual pada mahasiswa PSIK

STIKES A. Yani sebagian besar adalah baik sebanyak 68 orang (34,3%).

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang mengangkat internal diri

yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada

dibalik kenyataan apa adanya ini (Prasetyo, 2010). Kecerdasan spiritual

(SQ) merupakan salah satu bentuk kecerdasan yang akan menjadi pondasi

utama untuk lebih mengefektifkan kecedasan intelektual (IQ) dan

kecerdasan emosional (EQ). SQ memberikan tujuan hidup yang jelas serta

dapat memberikan makna dalam pengalaman hidup. Mahasiswa memiliki

kecerdasan spiritual baik ditunjukkan dengan kesadaran diri, mempunyai

visi, fleksibilitas, berpandangan holistik, melakukan perubahan, sumber

inspirasi dan refleksi diri yang baik. Hal ini sesuai pendapat Agustian

(2010) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual

adalah inner value (nilai-nilai spiritual dari dalam) yang berasal dari dalam

diri (suara hati), seperti transparency (keterbukaan), responsibilities

(tanggung jawab), accountabilities (kepercayaan), fairness (keadilan) dan

social wareness (kepedulian sosial). Faktor kedua adalah drive yaitu

dorongan dan usaha untuk mencapai kebenaran dan kebahagiaan.

Sedangkan Taufik Pasiak (2008) dalam beberapa penelitiannya

menyebutkan bahwa kecerdasan spiritual juga dipengaruhi oleh otak

manusia. Banyaknya mahasiswa yang memiliki kecerdasan spiritual baik

diharapkan dapat meningkatkan indeks prestasi dari mahasiswa. Hal ini

Page 39: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

74

sesuai pendapat Agustian (2010) bahwa kecerdasan spiritual mampu

menjadikan manusia sebagai makhluk yang lengkap secara intelektual,

emosional dan spiritual.

Dari hasil analisis juga didapatkan mahasiswa dengan kecerdasan

spiritualnya yang masih kurang yaitu 21,2% (42 orang) dari total sampel

198 orang. Hal ini menunjukkan masih banyak responden yang kurang

mempunyai kesadaran dirinya, kurang mempunyai visi atau tujuan

hidupnya, kurang mampu bersikap fleksibel dalam bersikap, tidak

berpandangan holistik terhadap diri sendiri maupun orang lain, tidak

mampu melakukan perubahan, tidak dapat menjadi sumber inspirasi dan

tidak mampu merefleksi terhadap keadaan yang ada, semua itu dapat

diketahui dari jawaban kuesioner yang meliputi komponen tersebut diatas

dengan jawaban kadang-kadang dan tidak pernah dilakukan oleh

responden.

Penelitian tentang kecerdasan spiritual tersebut bukan merupakan

penelitian tentang kecerdasan pada agama tertentu melainkan tentang

pencerahan jiwa yang dimiliki setiap individu yang artinya individu yang

memilki kecerdasan spiritual tinggi mampu memaknai penderitaan hidup

dengan memberi makna yang positif dan melakukan perbuatan/ tindakan

yang positif. Sebagian besar responden menjawab selalu pada pernyataan

yang positif sehingga didapatkan hasil yang baik pada tingkat kecerdasan

spiritual responden tersebut.

Page 40: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

75

3. Indeks Prestasi Mahasiswa

Sebagian besar mahasiswa PSIK STIKES A. Yani memiliki indeks

prestasi yang baik sebanyak 89 orang (44,9%). Indeks prestasi menurut

Kamus Besar Indonesia (2005) adalah angka yang menunjukkan prestasi

seseorang dalam belajar. Menurut Sunaryo (2004) faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dapat di kelompokkan menjadi faktor

internal atau endogen dan faktor eksternal atau eksogen. Faktor internal

adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu terdiri dari faktor

fisiologis (kematangan fisik, keadaan indra, dan keadaan kesehatan),

peneliti telah mengendalikannya dengan menentukan mahasiswa PSIK

kelas regular angkatan 2007 – 2010 dan faktor psikologis (motivasi, emosi,

sikap, minat, bakat, kecerdasan dan kreativitas). Faktor eksternal atau

eksogen adalah faktor yang berasal dari luar individu terdiri dari faktor

sosial (orang tua, manusia yang hadir dan bukan manusia yang hadir),

faktor non sosial (alat bantu belajar mengajar yang lengkap, metode

pengajaran yang memadai) dan faktor udara, cuaca, waktu, tempat, sarana,

dan prasarana.

Indeks prestasi yang dimiliki responden dapat dikategorikan baik, hal

ini sesuai dengan teori menurut sobur (2006) bahwa prestasi akademik

merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun

kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu yang tidak

disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar tersebut

dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan maupun

Page 41: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

76

pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dapat dinilai dengan

menggunakan tes yang terstandar.

Selanjutnya menurut Sarwono (2000) yang diambil dalam bukunya

Sunaryo (2002), mengatakan inteligensi adalah kemampuan individu

untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai

lingkungan secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa

inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses

berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati

secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan

nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir secara rasional. Inti

kecerdasan intelektual ialah aktifitas sebagian kecil otak. Sehingga indeks

prestasi yang baik pada responden merupakan hasil dari proses belajar

mengajar yang didapatkan dari dosen maupun sumber yang lainnya.

Setelah itu mahasiswa akan menjalani berbagai tes yang diadakan

dikampusnya untuk memperoleh nilai indeks prestasi setiap semesternya

4. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Indeks Prestasi

Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta

Hasil uji bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

antara kecerdasan emosional terhadap indeks prestasi mahasiswa PSIK

STIKES A. Yani Yogyakarta dengan nilai koefisien korelasi sebesar

0,662 menunjukkan tingkat hubungan antara kecerdasan emosional

dengan indeks prestasi mahasiswa adalah kuat. Seseorang yang cerdas

secara emosi mengetahui cara untuk memotivasi diri sendiri, mampu

Page 42: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

77

bertahan menghadapi frustasi, mampu mengendalikan hati dan suasana

hati serta mampu menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan

kemampuan berpikir, berempati dan berdoa karena pengendalian rasa

marah, sedih, gembira, takut, membantu seseorang untuk berhasil dalam

bidang tertentu. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

Goleman (2009) bahwa kecerdasan intelektual (IQ) bukan satu-satunya

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi ada faktor

lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang yaitu

kecerdasan emosional (Goleman, 2009). Terdapat beberapa korelasi

antara kecerdasan emosional dengan kecerdasan intelektual yaitu

individu yang mempunyai IQ yang rendah cenderung memiliki EQ

rendah, pada saat IQ meningkat EQ umumnya juga meningkat.

Kecerdasan intelektual (IQ) tersebut dapat dilihat dari hasil prestasi

akademiknya. Tidak setiap individu dapat mewujudkan kecerdasan emosi

dalam perilakunya, karena tidak sedikit individu yang mempunyai

kecerdasan intelektual tinggi namun mempunyai kecerdasan emosi yang

rendah. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan kecerdasan emosi

individu maka sangatlah diperlukan melalui latihan dan bimbingan sejak

dini baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan sekolah.

Pada penelitian ini menunjukkan semakin baik memiliki kecerdasan

emosi maka semakin baik juga indeks prestasinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Wahyuningsih (2004), analisis data penelitian menunjukkan korelasi

Page 43: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

78

(rxy) sebesar 0,248 dengan p = 0.002 < 0.05 maka Ha diterima dan Ho

ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara

kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMU

Lab School Jakarta Timur. Pada penelitian tersebut didapatkan korelasi

yang lemah karena peneliti disaat melakukan penelitian menggunakan

kuesioner kecerdasan emosional dengan jumlah pertanyaan 100 item

sehingga responden terlihat malas untuk mengisinya dan akhirnya

didapatkan hasil yang kurang maksimal. Pada hasil penelitian ini juga

menunjukkan korelasi arah hubungan yang positif dan nilai p = 0,000

yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Hal tersebut menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional

dengan indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta.

Hasil penelitian ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian tentang

kecerdasan emosional di 36 negara yang mengungkapkan adanya

hubungan positif antara kecerdasan emosional dan kesuksesan dalam

kehidupan pribadi dan prestasi (Stein dan Book, 2004). Namun dari hasil

penelitian tersebut terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan teori,

hal ini terbukti pada penelitian ini terdapat 3,5% (7 orang) dengan

kecerdasan emosional kurang memiliki indeks prestasi baik dan

sebaliknya 1% (2 orang) dengan kecerdasan emosional baik memiliki

indeks presatasi kurang, hal ini kemungkinan besar adalah individu

tersebut memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritualnya

sangat baik walaupun mereka kurang memilki kecerdasan emosional.

Page 44: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

79

Karena seperti yang sudah dijelaskan bahwa untuk mendapatkan nilai IP

tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya.

5. Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual dengan Indeks Prestasi

Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta.

Hasil uji bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

antara kecerdasan spiritual terhadap indeks prestasi mahasiswa PSIK

STIKES A. Yani Yogyakarta dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,598

menunjukkan tingkat hubungan antara kecerdasan spiritual dengan indeks

prestasi mahasiswa adalah sedang. Kecerdasan spiritual memungkinkan

seseorang untuk berpikir kreatif, berwawasan jauh, membuat atau bahkan

mengubah jalan hidup seseorang lebih bermakna sehingga membuat orang

tersebut dapat berprestasi lebih baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan

Prasetyo (2010) bahwa penerapan prinsip kecerdasan spiritual yaitu

perbaikan sikap hati dapat digunakan sebagai alternatif peningkatan

produktifitas mahasiswa untuk mencapai prestasinya di dalam pendidikan.

Nilai-nilai SQ juga berperan penting didalam pembentukan prestasi belajar

secara umum. Kesalahan selama ini adalah pendewaan akan IQ walau

sebenarnya terdapat kecerdasan lain yang perlu diseimbangkan untuk

sebuah kesuksesan (Pasiak, 2008). Pada sebagian besar pemikiran

masyarakat mengarahkan orang-orang untuk mengejar kesuksesan secara

fisikal dan material, seperti karier, jabatan, kekuasaan, dan uang. Orientasi

materi dan pemisahan seperti ini dapat menjadi sebab tumbuhnya

pemikiran pesimisme bagi mereka yang memiliki kecerdasan rata-rata, lalu

Page 45: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

80

melakukan tindakan tidak etis untuk meraih sebuah kesukesan material.

Kesombongan dapat terjadi bagi mereka yang berintelektual tinggi atau

mereka yang pintar, tidak mampu menghargai teman yang akhirnya

membatasi hubungan sosialnya. Kondisi lain, mereka yang terlibat dalam

kehidupan material baik bagi yang pintar ataupun tidak adalah kemudahan

untuk tidak bisa bertahan terhadap permasalahan pribadi, mudah frustasi,

stress akibat tidak adanya keseimbangan spiritual di dalam diri manusia-

manusia modern. Untuk itu kecerdasan spiritual perlu ada di dalam diri

seseorang dalam meraih kesuksesan hidup (Pasiak, 2008).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hidayat, A. F. (2007) menunjukkan adanya hubungan antara kecerdasan

spiritual dengan motivasi belajar melalui optimisme masa depan pada

Siswa SMP N 2 Jenawi. Pola hubungan Kecerdasan Spiritual dengan

Motivasi Belajar yang sebenarnya adalah secara langsung melalui

optimisme masa depan. Sehingga penelitian tersebut, didalam pelaksanaan

manajemen sekolah dapat dilakukan berbagai upaya dan kegiatan untuk

menumbuh kembangkan kecerdasan spiritual maupun optimisme masa

depan siswa dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP N

2 Jenawi, diantaranya adalah pengenalan dan pemahaman siswa tentang

kecerdasan spiritual melalui pembinaan oleh guru Bimbingan Konseling.

Pembinaan tentang pentingnya sikap optimisme siswa terhadap masa

depan mereka oleh guru saat memberikan pelajaran, mengembangkan

kegiatan-kegiatan keagamaan diharapkan mampu menumbuh kembangkan

Page 46: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

81

kecerdasan spiritual siswa, mengadakan pelatihan untuk meningkatkan

kecerdasan spiritual dan optimisme masa depan bagi siswa.

Hubungan kecerdasan spiritual dengan indeks prestasi yang dimiliki

mahasiswa PSIK STIKES A.Yani tidak semuanya dikategorikan baik

namun ada yang tingkat kecerdasan spiritualnya kurang dengan indeks

prestasi yang kurang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa apabila mahasiswa

tersebut dapat meningkatkan kecerdasan spiritualnya dengan baik maka

akan menghasilkan indeks prestasi yang baik juga. Dari hasil penelitian

tersebut juga didapatkan mahasiswa dengan kecerdasan spiritual kurang

memiliki indeks prestasi baik sebesar 5,1% (10orang) hal ini menunjukkan

bahwa kecerdasan spiritual hanya merupakan pelengkap dari kecerdasan

emosional dan kecerdasan intelektual, sehingga kemungkinan besar

responden tersebut memiliki kecerdasan emosional dan intelektualnya

sangat baik walaupun kurang memiliki kecerdasan spiritual. Analisis

tersebut sama halnya dengan responden yang kecerdasan spiritual cukup

namun memiliki nilai indeks prestasi yang baik sebesar 10,1% (20 orang).

Ada pula yang sebaliknya, responden dengan kecerdasan spiritual baik

namun nilai indeks prestasinya cukup yaitu sebesar 5,6% (11 orang).

Tetapi keadaaan yang tidak sesuai dengan teori tersebut hanyalah terjadi

sebagian kecil saja.

Page 47: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

82

6. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual dengan

Indeks Prestasi Mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta

Hasil uji multivariat diketahui adanya hubungan yang signifikan

antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dengan indeks

prestasi mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta. Hasil perhitungan

dari regresi ganda tersebut mempunyai arah hubungan yang positif artinya

semakin baik kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual maka

semakin baik indeks prestasi mahasiswa. Kcerdasan emosional sangat

berperan besar didalam mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa

dibandingkan dengan kecerdasan spiritual hal ini ditunjukkan dari nilai

beta yang jauh berbeda, kecerdasan emosional memiliki nilai β = 0, 494

sedangkan kecerdasan spiritual memiliki nilai β = 0,258. Didalam teori

Ary Ginanjar (2010) disebutkan bahwa kecerdasan spiritual (SQ) sebagai

landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.

Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual

terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ,

EQ dan SQ. Ketiga bentuk kecerdasan yang dibahas di atas (IQ, EQ, dan

SQ), mempunyai akar neurobiologis di otak manusia. Fakta menyatakan

bahwa otak menyediakan komponen anatomisnya untuk aspek rasional

(IQ), emosional (EQ), dan spiritual (SQ). Ini artinya secara kodrat,

manusia telah disiapkan dengan tiga aspek tersebut (Pasiak, 2008).

Kecerdasan emosional ada di sistem limbik yang terdiri dari thalamus,

hypothalamus dan hippocampus. Kecerdasan intelektual ada di korteks

Page 48: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

83

serebrum atau otak besar. Sedangkan kecerdasan spiritual mempunyai

dasar neurofisiologis pada osilasi frekuensi gamma 40 Hz yang bersumber

pada integrasi sensasi menjadi persepsi beberapa obyek dalam pikiran

manusia (Zohar dan Marshall, 2000: Pasiak, 2002).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Estherlitta, A.

(2004) yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat

kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional terhadap kinerja kepala

ruang rawat inap di RS. Sardjito Yogyakarta. Pada penelitian tersebut

antara kecerdasan emosional dengan spiritual saling berkaitan didalam

kinerja kepala ruang rawat inap, hanya dari variabel dependennya berbeda

dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu indeks prestasi mahasiswa.

Sehingga ada korelasi yang positif apabila kecerdasan emosional dengan

kecerdasan spiritual diteliti secara bersamaan.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Peneliti memiliki keterbatasan didalam melakukan penelitian ini sehingga

peneliti mengukur tingkat kecerdasan emosional dan spiritual hanya

menggunakan kuesioner tertutup (angket) yang kemungkinan besar

responden akan menjawab kuesioner tersebut tidak jujur. Penelitian ini

akan lebih akurat apabila peneliti juga melakukannya dengan observasi

dan wawancara.

Page 49: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

84

2. Indeks prestasi mahasiswa dipengaruhi oleh banyak faktor, sedangkan

peneliti hanya mengendalikan faktor fisiologisnya saja. Peneliti tidak

meneliti terlalu dalam tentang faktor internal dan faktor eksternal karena

adanya keterbatasan waktu.

3. Penelitian ini tidak dapat dilakukan pada saat mahasiswa aktif kuliah

didalam kelas karena disaat dilakukan penelitian tersebut mahasiswa PSIK

STIKES A. Yani sedang menjalani semester pendek (SP) namun

respondennya sebagian tidak semuanya mahasiswa yang SP melainkan

mahasiswa yang sedang melakukan regestrasi ataupun ada kepentingan

lainnya dikampus.

Page 50: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

85

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kecerdasan emosional (EQ) pada sebagian besar mahasiswa PSIK

STIKES A. Yani adalah baik.

2. Kecerdasan spiritual pada sebagian besar mahasiswa PSIK STIKES A.

Yani adalah baik.

3. Nilai indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta

sebagian besar adalah baik.

4. Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan

indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A Yani Yogyakarta.

5. Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan spiritual dengan indeks

prestasi mahasiswa PSIK STIKES A Yani Yogyakarta.

6. Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual dengan indeks prestasi mahasiswa PSIK STIKES A

Yani Yogyakarta.

85

Page 51: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

86

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan diatas , maka

peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa keperawatan / organisasi mahasiswa (BEM)

a. Tingkat kecerdasan emosional yang dimiliki mahasiswa PSIK STIKES

A. Yani Yogyakarta yang dikategorikan baik masih kurang dari 50 %

maka penulis menyarankan untuk lebih ditingkatkan lagi kecerdasan

emosionalnya yang meliputi: inisiatif, optimis, dan kemampuan

beradaptasi/ hubungan sosial yang baik dalam bentuk kegiatan sosial

yang pernah dan rutin dilaksanakan oleh mahasiswa PSIK STIKES A.

Yani Yogyakarta melalui organisasi BEM adalah kegiatan Ospek

mahasiswa, latihan dasar kepemimpinan (LDK), pemilu BEM dan

HIMIKA secara demokratis, donor darah, outbond dan lain-lain.

Mahasiswa supaya meningkatkan kegiatan yang berhubungan dengan

kecerdasan emosional yaitu melakukan kegiatan seminar yang belum

pernah diadakan oleh mahasiswa dan dapat selalu mengadakan

kegiatan secara rutin setiap tahun seperti donor darah, outbond dan lain

sebagainya.

b. Tingkat kecerdasan spiritual yang dimiliki mahasiswa PSIK STIKES

A. Yani Yogyakarta yang dikategorikan baik masih kurang dari 50 %

maka penulis menyarankan untuk lebih ditingkatkan lagi kecerdasan

spiritualnya yang meliputi: perbaikan sikap hati dari manusia selaku

Page 52: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

87

individu dalam bentuk kegiatan keagamaan yang telah ada dikampus

seperti UKI Birohmah, Maulid Nabi, Sholat idul Adha, Buka bersama

di bulan Ramadhan dan lain-lain. Mahasiswa PSIK pernah

melaksanakan pengajian kelompok rutin pada semua agama seminggu

sekali yang sudah lama tidak aktif, supaya diadakan kembali kegiatan

pengajian tersebut agar dapat menambah kecerdasan spiritual pada

individu khususnya mahasiswa PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta.

c. Perlu meningkatkan indeks prestasi (IP) pada mahasiswa yang masih

mempunyai IP kurang yaitu dengan cara mengikuti remedi ataupun

semester pendek (SP) yang disediakan oleh kampus tersebut.

2. Bagi institusi pendidikan keperawatan khususnya STIKES A. Yani

Yogyakarta.

Hendaknya institusi dapat mengembangkan dan mengoptimalkan

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang berperan dalam

keberhasilan prestasi mahasiswa baik di kampus maupun di lingkungan

sekitarnya, maka disarankan kepada pihak institusi terutama dosen agar

memasukkan unsur-unsur kecerdasan emosioal dan kecerdasan spiritual

dalam menyampaikan materi serta melibatkan emosi mahasiswa dalam

proses pembelajaran. Sehingga didalam memberikan penilaian prestasi

belajar kepada mahasiswa hendaknya memasukkan juga unsur sikap,

kreativitas, kemandirian, emosi dan spiritualitas.

Page 53: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

88

3. Bagi Peneliti Lain

a. Perlu penelitian lebih lanjut didalam mengukur tingkat kecerdasan

emosional dan spiritual tidak hanya dilakukan dengan mengisi

kuesioner saja melainkan diperlukan observasi dan wawancara

terhadap responden agar didapatkan hasil yang lebih baik.

b. Peneliti yang akan datang diharapkan menyempurnakan hasil

penelitian ini dengan menganalisis faktor-faktor lain yang

berpengaruh terhadap indeks prestasi belajar seperti: faktor internal

dan faktor eksternal.

Page 54: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

89

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, A.G. (2010). Emotional Spiritual Quotient. Jakarta: Arga Publishing. Alwi, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, B. (2004). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Estherlitta, A. (2004). Hubungan Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Kepala Ruang Perawatan Rawat Inap di RS DR. Sardjito Yogyakarta. IKM UGM. Goleman, D. (2009). Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ______. (2001). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Prestasi Puncak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hapsari, R.P. (2010). Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa D Iv Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. [cited 2011 Februari 04 21.00]. Available from: http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/150891808201003091.pdf Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A. F. (2007). Hubungan antara kecerdasan spiritual dengan motivasi belajar melalui optimisme masa depan pada Siswa SMP N 2 Jenawi.[cited 2011 Agustus 08 09.20]. Available from: http://digilib.ums.ac.id/8743/ Holida, R.A. (2009). Pengaruh Pelatihan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Terhadap Kecerdasan Emosional pada Mahasiswa. [cited 2011 juni 20 19.00]. Available from: http://lib.unnes.ac.id/2114/ Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Edisi Revisi Rineka Cipta: Jakarta. ______. (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Page 55: AZMIRUL RUFAIDA 3207007 - repository.unjaya.ac.id

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

90

Pasiak, T. (2008). Revolusi IQ, EQ, SQ. Jakarta: Mizan Media Utama. Prasetyo, S. (2010). Edisi Lengkap IQ, EQ, SQ. Jakarta: Flash Books. Purwanto, N. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riyanto, A. (2009). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogayakarta: Nuha Medika. Sahputra, N. (2009). Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik Mahasiswa SI Keperawatan Semester III Kelas Ekstensi PSIK FK USU MEDAN. [cited 2010 Desember 24 11.00]. Available from: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14291/1/09E00579.pdf. Stein, S., Book, H. (2004). Ledakan EQ. Bandung: Kaifa. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitattif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. ______. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukmanidinata, S. (2007). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Susanto, N. (2010). Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Digibooks. Wahyuningsih, A. (2004). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas II SMU Lab School Jakarta Timur.[cited 2011 Januari 5 12.30] Available from:http: //skripsi.umm.ac.id/files/disk1/355/jiptummpp-gdl-s1-2010sairamusta- 17734-pendahul-n.PDF. Yasril. (2009). Analisis Multivariat untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia. ______. (2010). Panduan Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Tahun Akademik 2010/2011. ______. (2010). Pengaruh Indeks Prestasi Kumulatif Dan Persepsi Mahasiswa. [cited 2011 Januari 20 13.30]. Available from: http://www.baak.unikom. ac.id/evaluasi/ip.html.repository.usu.ac.id/bitstream/12345678/4072/1/ 047017016.pdf.