b4s4 kompilasi

119
RESUME KOMPILASI SKEN 4 BLOK 4 BY: SEKRETARIS CARDIO 2011

Upload: anggi-anggraini

Post on 19-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

p

TRANSCRIPT

RESUME KOMPILASI SKEN 4BLOK 4

BY:SEKRETARIS CARDIO 2011

SISTEM KETAHANAN TUBUH1. Sistem Imun Jenis / macam Berdasarkan sumber Bawaan Fungsi Contoh Mekanisme Ciri Respon Didapat Jenis dan Fungsi Jenis dan proses pematangan Mekanisme Ciri Respon Berdasarkan sifat Spesifik Sifat Fungsi Non Spesifik Sifat Fungsi Mekanisme Kerja Fungsi Faktor yang mempengaruhi Komponen Antigen dan antibodi Sel Jaringan Organ

Respon imun Korelasi / hubungan nutrisi dengan sistem imun Faktor-faktor pembeda sistem imun Kelainan/gangguan/imunopatologi Hipersensitivitas (alergi) Tipe/macam Definisi Ciri Tanda klinis Penyebab Pencegahan Penanganan/terapi dan obat Mekanisme Pemeriksaan Daerah alergi Kulit Kuku Pernafasan Penyakit autoimun Tipe Tanda klinis Penyebab Penanganan Mekanisme Pemeriksaan Imunodefisiensi Tipe Tanda klinis Penyebab Penanganan Mekanisme Pemeriksaan Peningkatan imun Macam Fungsi Cara Kerja

2. Sistem Integumen Kulit dan mukosa Anatomi Struktur Kelenjar Lapisan struktur Fungsi/fisiologi Nutrisi Flora normal Letak Jenis Faktor yang mempengaruhi Fungsi Histologi Patofisiologi/kelainan Sistem retikuloendotelial Anatomi Histologi Fisiologi

3. Imunisasi Jenis Vaksin berdasarkan ketahanannya

4. Parasitologi Serangga Macam Cara menghindari Penyakit yang timbul

5. Pengantar Kesehatan Lingkungan6. Organ Sistem Limfatik7. Tanda-tanda Inflamasi

1. Sistem Imun1.1 Fungsi Sistem ImunYang utama : untuk melindungi tubuh terhadap serangan dan perusakan oleh mikroorganisme dan benda asing. Sel-sel dari system imun mempunyai kemampuan untuk membedakan diri sendiri (self) dan yang bukan diri sendiri (nonself).Fungsi Spesifik :1. Pertahanan : menghasilkan resistensi terhadap agen penginvasi seperti mikroorganisme1. Surveilans : mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel tubuh sendiri yang bermutasi dan berpotensi untuk menjadi neoplasma (tumor)1. Homeostasis : membersihkan sisa-sisa sel dan zat buangan sehingga tipe-tipe sel tetap seragam dan tidak berubah.1.2 Macam-Macam Sistem Imun2.2.1 Berdasarkan Sumber2.2.1.1 Imunitas Aktif Tubuh seseorang membentuk antibodi sel-T teraktivasi maupun proses imunitas secara umum dalam responnya terhadap antigen-antigen yang masuk ke tubuh. Imunitas aktif dapat terjadi apabila terjadi stimulus yang menghasilkan antibody dan kekebalan seluler, biasanya bertahan lebih lama disbanding kekebalan pasif Ada 2 jenis kekebalan aktif, yaitu:a. Kekebalan aktif didapatYaitu kekebalan yang didapat secara alami (naturally acquired). Misalnya anak yang terkena difteri tau poliomyelitis dengan proses anak terkena infeksi kemudian terjadi silent abortive, sembuh, selanjutnya kebal terhadap penyakit tersebut.b. Kekebalan aktif dibuatYaitu kekebalan yang sengaja dibuat yang dikenal dengan imunisasi dasar dan ulangan (booster), berupa pemberian vaksin (kuman yang masih hidup namun dilemahkan). Vaksin tersebut akan berinteraksi dengan system kekebalan tubuh untuk menghasilkan respon imun. Hasil yang diproduksi akan sama dengan kekebalan seseorang yang mendapat penyakit btersebut secara alamiah. Imunitas aktif dapatan secara alamiTerjadi jika seseorang terpapar satu penyakit dan sistem imun memproduks antibodi serta limfosit khusus. Imunita dapat bersifat seumur hidup (campak dan cacar) atau sementara (gonore) Imunitas aktif dapatan secara buatan (terinduksi)Merupakan hasil vaksinasi.Vaksin dibuat dari patogen yang mati atau di lemahkan atau toksik yang diubah.

2.2.1.2 Imunitas Pasif Imunitas pasif adalah pemberian antibody yang berasal dari hewan atau manusia kepada manusia lain dengan tujuan memberi pelindungan terhadap penyakit infeksi yang bersifat sementara karena kadar antibody akan berkurang setelah beberapa minggu atau bulan. Didapat dengan cara pemberian infus antibodi, sel-T teraktivasi, ataupun kedua-duanya dari darah sesorang atau binatang lain yang telah memiliki imunitas aktif terhadap antigen tersebut Diberikan melalui injeksi Antibodi yang diproduksi oleh manusia atau hewan yang kebal karena pernah terpapar suatu antigen. Ex : Antibodi dari kuda yang kebal racun ular (SABU), diinjeksikan pada individu yang dipatuk ular sejenis.0. Kekebalan pasif menurut terbentuknya: Kekebalan pasif bawaan (passive congenital) Pasif didapat (Passive Acquired)0. Kekebalan pasif menurut lokalisasi dalam tubuh: Imunitas humoral, Terdapat dalam imunoglobulin (Ig) Imunitas seluler, Imunitas seluelr terdiri atas fagositosis oleh sel-sel retikulo-endotelial.0. Kekebalan pasif menurut prosesnya : Imunitas pasif alamiTerjadi pada janin saat antibodi IgG ibu masuk menembus plasenta.Antibodi IgG memberi perlindungan semetara pada sistem tubuh imatur. Imunitas pasif buatan

2.2.2 Berdasarkan proses2.2.2.1. Spesifik didapat Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang di anggap asing bagi dirinya. Sistem limfoid tubuh manusia bekerja sama dengan sistem monosit-makrofag (fagositosis terkait perthanan) untuk membedakan diri sendiri dengan aging. Sistem limfoid mempertahankan tubuh dari agen penginvasi melalui dua respon imun yaitu :1. Respon imun selular (diperantarai sel B)1. Respon imun homoral(diperantarai sel T) Imunitas didapat atau imunitas adaptif dihasilkan oleh sistem imun khusus yang membentuk antibodi atau mengaktifkan sel limfosit yang mampu menyarang dan menghancurkan organisme spesifik atau toksin. Imunitas didapat memberikan perlindungan yang kuat. Dalam tubuh, ada dua tipe dasar imunitas didapat yang berhubungan erat satu sama lain, yaitu yang pertama (imunitas humoral atau imunitas sel B) tubuh membentuk antibodi yang bersirkulasi, yaitu molekul globulin dalam plasma darah yang mampu menyerang agen yang masuk kedalam tubuh. Sedangkan tipe yang kedua (imunitas yang diperantarai sel atau limfosit sel T) diperoleh melalui pembentukan limfosit T teraktivasi dalam jumlah besar yang secara khusus dirancang untuk menghancurkan benda asing. Imunitas didapat tidak akan terbentuk sampai ada invasi oleh organisme asing atau toksin. Setiap toksin mengandung satu atau lebih senyawa yang membuatnya berbeda dengan senyawa lain, pada umumnya adalah protein atau plisakarida besar. Agar suatu bahan dapat bersifat antigenik, biasanya harus mempunyai berat yang besar. Proses pembentukan sifat antigenik biasanya bergantung pada pengulangan kelompok molekuler secara reguler yang diesbut epitop pada molekuler besar. Limfosit B Bila sel B dirangsang benda asing, sel tersebut akan berpoliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi yang ditemukan dalam serum. Disebut juga dengan imunitas yang diperantarai oleh antibodi Merupakan imunitas spesifik yang diproduksi imunoglobulin (antibodi) oleh limfosit B yang terstimulasi atau sel plasma yang respon terhadap suatu epitop. Sistem imun humoral yang dibantu oleh sistem komplemen, suatu sistem amplifikasi yang melengkapi kerja imunoglobulin untuk mematikan imunogen asing dan menyebabkan lisis patogen tertentu dan sel. Limfosit B : di buat di sumsum tulang dan dimatangkan di sumsum tulang. berperan dalam imunitas humoral. menyerang antigen di cairan antar sel. berperan dalam respon imun primer dan sekunder. ada 3 jenis :1. Limfosit B plasma : memproduksi antibodi.2. Limfosit B pembelah : menghasilkan limfosit B dalam jumlah banyak dan cepat.3. Limfosit B memori : menyimpan dan mengingat antigen yang pernah masuk ke tubuh.

Limfosit T Fungsi utama : pertahanan terhadap mikroorganisme yang hidup intraseluler Fungsi umumnya :1. Membantu sel B dalam memproduksi antibodi1. Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus1. Mengaktifkan makrofag dalam fagositosis1. Mengontrol ambang dan kualitas sistem imun Dibentuk dalam sumsum tulang, tetapi poliferasi dan diferensiasi terjadi dalam kelenjar timus. Digolongkan dalam tiga kelompok utama :1. Sel T pembantu: pengatur utama bagi seluruh fungsi imun dengan membentuk serangkaian protein mediator protein yang disebut dengan limfokin yang bekerja pada sel-sel lain dari sistem imun dan sel-sel dalam susmsum tulang. Limfolin yang disekresikan oleh sel T pembantu : interleukin-2, interleukin-3, interleukin-4, interleukin-5, interleukin-6, faktor perangsang koloni granulosit-monosit, interferon-1. Sel T sitotoksik: mematikan terhadap sel-sel yang telah diinvasi oleh virus. Berperan penting dalam penghancuran sel kanker, sel cangkok jantung, atau jenis-jenis sel lain yang dianggap asing oleh tubuh orang itu sendiri.1. Sel T Supresor: mencegah sel sitotoksik agar tidak menyebabkan reaksi imun berlebihan yang dapat merusak jaringan tubuh sendiri.

2.2.2.2. Non-spesififik alamiah Sifat sistem imun non spesifik: 1. In nate (ada sejak lahir)1. Tidak spesifik1. Sudah ada sebelum ada benda asing1. Tidak diperbanyak1. Tidak memiliki memori Meliputi Barier fisik, kimia, mekanik , dan humoral terhadap agen infeksius Komponen sistem imun non spesifik1. Fisik / mekanik Kulit Membrane mukosa saluran pencernaan dan pernafasan Kelenjar minyak Sel yang bersilia Selaput lender2. Larut / kimia Glandula sebasea di kulitMenghasilkan sebum yang bersifat antiseptic Air mata dan salivaMengandung lisozim yang dapat membunuh bakteri Asam lambung yang dapat membunuh bakteri (pH : asam) Vagina wanita bersifat asam, untuk mengurangi pathogen3. Seluler Fagosit, mononuclear, dan polinuklear Sel NK Sel mast Basophil1.3 Faktor yang Mempengaruhi Sistem Imun1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Imuna. KeturunanGenetis sangat berpengaruh terhadap system imun, hal ini dapat dibuktikan dangan suatu penelitian yang dibuktikan bahwa pasangan anak kembar homozigot lebih rentan terhadap suatu allergen dibandingkan dengan pasangan anak kembar yang heterozigot. Hal ini membuktikan bahwa factor hereditas mempengaruhi system imun.b. UsiaUsia juga mempengaruhi system imun, pada saat usia balita dan anak-anak system imun belum matang di usia muda dan system imun akan menjadi matang di usia dewasa dan akan menurun kembali saat usia lanjut.c. HormonePada saat sebelum masa reproduksi, system imun lelaki dan perempuan adalah sama, tetapi ketika sudah memasuki masa reproduksi, system imun antara keduanya sangatlah berbeda. Hal ini disebabkan mulai adanya beberapa hormone yang muncul.Pada wanita telah diproduksi hormone estrogen yang mempengaruhi sintesis IgG dan IgA menjadi lebih banyak (meningkat). Dan peningkatan produksi IgG dan IgA menyebabkan wanita lebih kebal terhadap infeksi. Sedangkan pada pria telah diproduksi hormone androgen yang bersifat imunosupresan sehingga memperkecil resiko penyakit autoimun tetapi tidak membuat lebih kebal terhadap infeksi.Oleh karenanya, wanita lebih banyak terserang penyakit autoimun dan pria lebih sering terinfeksi.d. SuhuSuhu tubuh dapa tmembantu mengurangi infeksi dari mikroba, karena ada beberapa mikroba yang tidak menginfeksi manusia karena tidak dapat hidup baik pada suhu 37C.e. Faktor nutrisiNutrisi sangat berpengaru dalam perbaikan sel-sel rusak dan pertumbuhan sel. Selenium, zink dan vitamin B12 adalah contoh imunosupresan yang dapat kita konsumsi untuk mengurangi resiko penyakit autoimun.f. Flora normalFlora normal di kulitdapat memproduksi berbagai bahan antimicrobial seperti bakteriosin dan asam, sehingga dapat mencegah masuknya bakteri yang dapat menjadi allergen bagi tubuh kita. Dan dalam waktu bersamaan, flora normal di kulit kita berkompetisi dengan bakteri pathogen yang akan menyerang system imun.

ORGAN2.2TymusOrgan limfoepitelial yang terletak di medostiniumMorfologi :Letak : bagian posterior thorax terhadap sternum, melapisis bagian atas jantungSifat : ukurannya mengacil seiiring perkembangan usiaFungsi :1. Menhasilkan timosin2. Tempat migrasi sel T setelah dibuat , lalu sel T tersebut mengalami diferensiasi dan poliferasi3. migrasiSel TTimus

Dibentuk di sumsum tulang

2.3LimpaLimpa terdiri dari zona sel T (center germinal ) dan zona sel B ( zona folikel). Arteriol berakhir pada sinusoid vaskular yang mengandung sejumlah eritrosit, makrofag, sel dendritik, limfosit dan sel plasma. Antigen dibawa APC masuk ke dalam limpa melalui sinusoid vaskular. Limpa merupakan tempat respon imun utama yang merupakan saringan terhadap antigen asal darah. Mikroba dalam darah dobersihkan makrofag dalam limpa. Indivisu tanpa limpa akan rentan terhadap infeksi bakteri seperti pneumokok oleh karena mikroba tersebut biasanya hanya akan disingkirkan melalui opsonisasi dan fungsi fagositosis akan terganggu bila limpa tidak ada.

Lokasi beberapa nodus limfe berdasarkan kepentingan klinis :0. Nodus sub maksilaris : terletak di bagian dasar mulut0. Nodus serviks : terletak di sepanjang otot sternokleidomastoid0. Nodus supratroklear : terletak tepat diatas lekukan siku0. Nodus aksilaris : terakumulasi jauh di dalam lengan bawah da regia dada atas0. Nodus inguinal : terletak di lipatan paha

Limpa berfungsi sebagai 2 organ: Sel darah putih tertentu (limfosit) menghasilkan antibodi pelindung dan memegang peranan penting dalam melawan infeksi. Limfosit dapat dibentuk dan mengalami pematangan di dalam bagian putih limpa.Bagian merah limpa mengandung sel darah putih lainnya (fagosit) yang mencerna bahan yang tidak diinginkan (misalnya bakteri atau sel yang rusak) dalam pembuluh darah dan memantau sel darah merah (menentukan sel yang abnormal atau terlalu tua atau sel yang mengalami kerusakan) dan menghancurkannya serta berfungsi sebagai cadangan untuk elemen-elemen darah, terutama sel darah putih dan trombosit1. Sel yang terlibatJenis sel yang terlibat dalam system imun non-spesifik :Pertahanan seluler berfungsi dalam mengenali produk mikroba esensial yang diperlukan untuk hidupnya.1. Sistem fagosit makrofag1. MonositAwal perkembangan monosit adalah :Sumsum tulang sel progenitor granulosit premonosit masuk dalam sirkulasi monosit matang menuju organ limfoid berperan sebagai APC (mengenal, menyerang mikroba dan sel kanker, memproduksi sitokin, dan merespon infeksi), menginduksi protein fase akut, remodeling dan perbaikan jaringan.

1. MakrofagMakrofag adalah monosit yang keluar dari sirkulasi dan menuju jaringan. Makrofag memiliki nama khusus sesuai dengan temoat keberadaannya. Contoh : Makrofag pada usus : makrofag intestinal, Makrofag pada kulit : sel langerhans, Makrofag pada paru-paru : makrofag alveolar, Makrofag pada jaringan ikat : histiosit, Makrofag pada hati : sel kuppfer, dsb.Makrofag diaktivasi dengan adanya kontak dengan reseptor, sel Th yang melepas sitokin dan mediator respon inflamasi.Tujuan makrofag : melepas lisozim, komplemen, interferon, dan sitokin.Proses fagositosis : Kemotaksis : gerakan fagosit ke tempat infeksi sebagai respon berbagai faktor yang dilepas pada aktivasi komplemen. Pencernaan dan pembentukan vakuola : dengan adanya reseptor yang terdapat pada makrofag dan neutrofil, sel tersebut menangkap dan menelan mikroba, dimana pada saat menelan, membran membuka dan menutup kembali. Partikel yang telah masuk menuju sitoplasma, membentuk vesikel intraseluler, dan menjadi fagosom. Fagosom yang terbentuk berikatan dengan lisosom membentuk fagolisosom. Destruksi intraselulerFagolisosom yang terbentuk mengeluarkan enzim granulisosom dan menghancurkan mikroba yang masuk untuk selanjutnya dikeluarkan. Monosit yang berkembang dalam darah untuk memberantas agen penyakit dalam jaringan Diaktivasi stimuli, contohnya: DNA bakteri, LPS, sitokin Fungsi fagositosis n pinositosis

1. Sel NK (Natural Killer) Merupakan sel bakal limfosit Pematangannya pada aliran darah Persentase limfosit darah total 5-15% (dari limfosit sirkulasi) Produknya berupa perforin (zat kimia yang menyebabkan perforasi sel) Perlindungan terhadap infeksi virus, sel tumor, alograf, sel terkena cacing

Diaktifkan sitokin yang berasal dari makrofag (IFN-, , dan IL-12) Monosit yang berkembang dalam darah untuk memberantas agen penyakit dalam jaringan

1. Neutrofil Sel matang yang dapat menyerang dan menghancurkan bakteri (bahkan dalam darh sirkulasi) Membunuh bakteri Jumlahnya meningkat, contohnya: exercise extreme, infeksi, stress, inflamasi Sel efektor utama dari innate SI Merupakan sel pertama yang menuju ke tempat inflamasi

1. Eosinofil 2% dari seluruh leukosit darah Berperan dalam sel yang diinfeksi oleh parasit Diaktivasi oleh elergen/ mediator inflamasi dengan IgE Mekanismenya : berikatan dengan parasit kemudian melepaskan: Ezim hidrolitik dengan granularnya yang dimodifikasi lisosom yang sangat reaktif (mematikan parasit) Polipeptida yang sangat larvasidal = protein dasar utama Mampu mendetoksifikasi beberapa jaringan zat pencetus peradangan yang dilepaskan sel mast dan basofil

1. Basofil dan sel mast Melepaskan factor kemotaktik eosinofil sehingga bermigrasi ke kelenjar elergik dan mencegah peradangan Melepaskan heparin ke dalam darah Melepaskan histamine, bradikinin, serotonin (saat peradangan) Berperan pada beberapa tipe reaksi alergi Basofil >>.0. SINDROM SJOGREN. ditandai : keratokonjungtivitis sikka (mata kering ) ,xerostomia (mulut kering) PA : infiltrasi sel B, sel T periductal lacrimal + hiperplasi ep + obstruksi lumen atrofi asiner, fibrosis dan perlemakan 0. Polimiositis / dermatomiositis Poliomisitis : peradangan otot skelet diperantarai kel. Imunologik. Klinik : kelemahan otot bil. Simetrik (kas : prox > dulu) Ok kerusakan serabut otot oleh sel T sitotoxic yang memasuki dan mengitari serabut otot.1. Penyakit Autoimun Sistemik 1. SLE (Sistemik Lupus Eritematosus) Penyakit demam sistemik, kronik, berulang, dengan gejala berhubungan dengan semua jar (tu sendi, kulit, membran serosa) Perjalanan klinis bervariasi Kadang gejala minimal sembuh tanpa pengobatan. Sebagian besar : kambuh berulang remisi : dapat dipertahankan dengan imunosupresan. Ketahanan hidup 10 tahun = + 70 % Ciri kas (tu) : ANA (antinuclear antibodies) Sel LE (badan LE (nukleus sel yang rusak bereaksi dengan AB antinukleus kehilangan pola kromatin) yang difagosit neutrofil / makrofag)1. Rheumatoid arthritis (RA) Poliarthritis (nyeri pada berbagai sendi) Uji serologik : reumatoid faktor (autoantibodi anti Ig G) timbul pada persendian.

2.3 ImunodefisiensiPenyakit imunodefisiensi adalah penyakit yang disebabkan kondisi yang menurunkan keefektifan system imun atau suatu keadaaan yang tidak mampu merespon antigen.Penyakit imunodefisiensi ini dibedakan menjadi dua.1. Imunodefisiensi primerPenyakit ini jarang terjadi dan lebih banyak disebabkan oleh kelainan genetik yang mempengaruhi mekanisme imun spesifik, yaitu menurunnya atau tidak memiliki sel B atau sel T.Contohnya antara lain :a. Hipogamaglobulinemia sementara pada bayi.Penyakit ini disebabkan karena penurunan kadar Ig G yang diperoleh dari ibunya.b. Penyakit bruton (Agamaglobulinemia terkait X).Pada penyakit ini terjadi kegagalan sel pra B menjadi sel B sehingga penderita tidak mempunyai antibody.c. Hipogamaglobulinema kongenital terikat pada kromosom X atau resesif autosomal.d. Defisiensi Ig A selektif.e. Defisiensi Ig M selektif.f. Kelainan respon fagosit terhadap rangsangan kemotaktik.g. Defisiensi komplemen.Defisiensi komplemen yang paling sering terjadi dan paling berat adalah defisiensi C3.Terkadang berhubungan dengan penyakit autoimun.

2. Imunodefisisensi sekunderDitemukan pada pasien malnutrisi, infeksi, kanker, penyakit ginjal atau sarkaoidosis.Penyakit ini juga terjadi pada pasien kemoterapi.Beberapa keadaan imunodefisiensi disebabkan oleh hilangnya immunoglobulin, sintesis immunoglobulin yang tidak memadai dan deplesi limfosit.Contoh : Sindrom imunodefisiensi di dapat, AIDS (acquired imunodefisiensi syndrome). AIDS adalah suatu penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV dan ditandai dengan imunosupresi berat yang menimbulkan infeksi oportunistik, neoplasma skunder dan manifestasi neurologis.Imunosupresi berat disebabakan oleh nfeksi dan hiulangnya sel T-helper serta gangguan kelangsungan hidup sel T.

PENINGKATAN SISTEM IMUNh. ProteinDalam keadaan kekurangan protein kemampuan tubuh untuk menghalangi pengaruh toksik bahan-bahan beracun ini berkurang.Seseorang yang menderita kekurangan protein lebih rentan terhadap bahan-bahan beracun dan obat-obatan.

i. Vit AVitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap pertmbuhan dan diferensiasi limposit B. disamping itu kekurangan vitamin A menurunkan respon anti bodi yang bergantung pada sel T. sebaliknya infeksi dapat memperburuk kekurangan vitamin A. dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa : (1) ada hubungan kuat antara status vitamin A dan resiko terhadap penyakit infeksi pernafasan; (2) hubungan antara vitamin A dan diare belum begitu jelas; (3) kekuranga vitamin A pada campak cenderung menimbulkan komplikasi yang dapat berakibat kematian.

j. Vit CPemeliharaan terhadap membran mukosa Fungsi vitamin C adalah vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena pemeliharaan terhadap membran mukosa atau pengaruh terhadap fungsi kekebalan. Dosis vitamin C yang tinggi dapat mencegah dan menyembuhkan pilek, namun belum dapat dibuktikan.Selain itu vitamin C juga dapat mencegah dan menyembuhkan kangker. Hal ini dikarenakan vitamin C dapat mencegah pembentukan nitrosamin yang bersifat karsinogenik. Disamping itu peranan vitamin C sebagai antioksida dapat mempengaruhi pembentukan sel-sel tumor.

k. Vit ESebagai anti oksidan (radikal bebas) Fungsi vitamin E fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal bebas. Radikal bebas adalah moleku-molekul reaktif dan dapat merusak, yang mempunyai elektron tidak berpasangan.Bila menerima hidrogen, radikal bebas menjadi tidak reaktif. Pembentukan radikal bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabilisme aerobik normal pada waktu oksigen secara bertahap diredksi menjadi air. Radikal bebas yang dapat merusak itu juga diperoleh tubuh dari benda-benda polusi, ozon, dan asap rokok. Vitamin E berada di dalam lapisan fosfolipida membran sel dan memegang peranan biologik utama dalam melindungi asam lemak-jenuh ganda dan komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas.

l. SeleniumSelenium tidak diproduksi oleh tubuh.Selenium berperan serta dalam sistem enzim yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan konsentrasi peroksida dalam sel, sedangkan vitamin E menghalagi bekerjanya radikal bebas setelah terbentuk. Dengan demikian konsumsi selesium dalam jumlah cukup menghemat penggunaan vitamin E. selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif, membantu reaksi oksigen dan hidrogen pada akhir rantai metabolisme, memindahkan ion melalui membran sel dan membantu sintesis imunoglobulin dan ubikinon. Glutation peroksidase bereran di dalam sitosol dan mitokondria sel, sedangkan vtamin E di dalam membran sel. Selenuim juga mempunyai pottensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain. Selenium juga diketahui memerbaiki fungsi kelenjar tiroid.

m. Zat besiSel T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA.Berkurangnya sintesis DNA disebabkan oleh gangguan enzim reduktase ribonukleotida yang membutuhkan besi untuk dapat berfungsi.Disamping itu sel darah putih yang menghancurkan bakteri tidak dapat bekerja secara efektif dalam keadaan tubuh kekurangan besi. Enzim lain yang berperan dalam sistem kekebalan adalah mieloperoksidase yang juga terganggu fungsinya pada difesiensi besi. Disamping itu dua protein pengikat-besi trsnsferin dan laktoferin mencegah terjadnya infeksi dengan cara memisahkan besi dari mikroorgnisme yang membutuhkannya untuk perkembangbiakan.

n. SengFungsi seng (Zn) dalam fungsi sel T dan dalam pembentukan antibodi oleh sel B. seng (Zn) juga berperan dalam metabolism tulang, transport oksigen, dan pemunahan radikal bebas, pembentukan struktur dan fungsi membrane serta proses penggumpalan darahMEKANISME ALERGIKetika suatu allergen pertama kali masuk ke tubuh kita, ia akan memicu tubuh untuk membuat antibodi yang disebut IgE. IgE akan terikat pada sel mast yang banyak tersebar di bagian tubuh kita. Contohnya : hidung. Sel mast adalah salah satu sel tubuh manusia yang memproduksi dan bisa melepas suatu senyawa yaitu histamine.Pada kondisi ini tubuh kita dikatakan tersensitisasi. Pada allergen berikutnya, allergen akan mengikat antibody IgE yang sudah menempel pada sel mast. Ikatan allergen dengan IgE yang menempel di sel mast, memicu pelepasan histamine dan histamine ini yang menyebabkan gatal, bentol, brngkak, sesak napas.Bahkan jika reaksi berat bisa syok anafilaksis yang terjadi karene histamine yang dilepaskan sangat banyak dan terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang bisa menyebabkan pingsan dan penurunan tekanan darah.

B. Zat Perantara pada Hipersensitivitas Anafilaktik0. Histamin Histamin terdapat dalam keadaan terbentuk dalam trombosit dan dalam glanula sel mast jaringannya dan basofil. Pembebasan zat ini dapat menyebabkan kontraksi otot polos (bronkospasme). Obat antihistamin dapat menghambat tempat reseptor histamin san relatif cukup efektif untuk rinitis alergi, namun tidak untuk asma. Pada manusia, histamine merupakan mediator yang penting paa reaksi alergi tipe segera (immediate) dan reaksi inflamasi. Selain itu histamine memiliki peranan penting dalam sekresi asam lambung, dan sebagai neurotransmitter dan neuromodulator. Histamine bekerja dengan menduduki reseptor tertentu pada sel yang terdapat pada permukaan membrane. 3 jenis reseptor histamine : H1,H2,H3,H4e. Reseptor H1 : terdapat pada endotel dan sel otot polos.Aktivasi H1 : menyebabkan kontraksi otot polos, meningkatkan permeabilitas pembuluh darah, dan sekresi mucus. Pada otot polos bronkus menyebabkan bronkokonstriksi.f. Reseptor H2 : terdapat pada mukosa lambung, sel otot jantung dan beberapa sel imun.Aktivasi H2 : terutama menyebabkan sekresi asam lambung, relaksasi sel otot polos bronkus.g. Reseptor H3 : berfungsi sebagai penghambat umpan balik pada berbagai sistem organ.Aktivasi H3 : di otak mengurangi pelepasan transmitter.h. Reseptor H4Reseptor histamin H4 memiliki efek pada eosinofil0. AntihistaminBekerja dengan cara menghambat kerja reseptor histaminTerdiri dari : Antagonis reseptor H1 Antagonis reseptor H20. Prostaglandin dan TromboksanZat zat ini berhubungan dengan leukotrien dan diturunkan dari asam arakidonat lewat jalur siklooksigenase. Prostagladin menyebabkan penggumpalan trombosit. Zat perantara yang terdaftar di atas menjadi aktif hanya selama beberapa menit setelah dilepas.

2.4 Pengobatan dan Pencegahan Reaksi AnafilaksisPengobatan Alergi (Farmako)Pengobatan alergi tergantung pada jenis dan berat gejalanya. Tujuan pengobatannya bukanlah menyembuhkan melainkan mengurangi gejala dan menghindari serangan yang lebih berat di masa yang akan datang. Gejala yang ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Gejala akan menghilang beberapa saat kemudian. Pengobatan yang dapat dilakukan antara lain :1. Pemberian Antihistamin biasanya bisa meringankan gatal-gatal (contohnya diphenhydramine, cyproheptadine atau hikroksizin). Cyproheptadine sangat efektif untuk mengatasi kaligata akibat dingin dan hidroksizin untuk kaligata akibat stress.1. Rasa gatal juga bisa diatasi dengan kompres dingin atau salep/bedak yang mengandung mentol, kamper, minyak ekaliptus , lidah buaya, antihistamin maupun kortison. 1. Imunoterapi alergen (suntikan alergi). Dengan imunoterapi, sejumlah kecil alergen disuntikkan di bawah kulit dan dosisnya dinaikkan secara bertahap sampai tercapai dosis pemeliharaan. Pengobatan ini merangsang tubuh untuk menghasilkan antibodi penghalang atau antibodi penetralisir yang bertindak sebagai pencegah terjadinya reaksi alergi. Pada akhirnya kadar antibodi IgE dalam darah (sebagai antigen) juga turun.Penanganan alergi yang paling tepat bukanlah dengan obat-obatan melainkan dengan cara menghindari allergen.

2.5 Pemeriksaan FisikUntuk mengetahui kemungkinan adanya reaksi alergi di dalam tubuh seseorang dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar IgE di dalam darah. Seseorang dengan kadar IgE yang berada pada ambang batas tinggi akan memiliki kecenderungan mudah mengalami reaksi alergi. Selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan alergi untuk menentukan alergen penyebab, dan berikut ini beberapa jenis pemeriksaan yang umumnya dilakukan :1. Anamnesis (wawancara dengan pasien)Dokter akan memberikan beberapa pertanyaan pada pasien terkait dengan dugaan alergi yang dialami, antara lain meliputi gejala/keluhan yang dirasakan, riwayat bagaimana keluhan itu bisa timbul (misalnya gatal-gatal muncul setelah makan udang), riwayat keluarga yang menderita alergi, dan pertanyaan lainnya yang mendukung untuk menegakkan diagnosa. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat gejala-gejala yang secara nyata terlihat.1. Skin prick test / tusuk kulit

Uji ini bekerja dengan mendeteksi IgE spesifik pada sel kulit.Uji ini biasa dilakukan jika alergen yang dicurigai berasal dari inhalan (alergen yang dihirup) atau alergi makanan.Sebelum melaksanakan uji ini, obat antihistamin harus dihentikan.Uji ini dilakukan di bagian dalam lengan bawah.Jika area tersebut terkena eksim, maka uji dapat pula dilakukan di punggung.Dalam uji ini, terdapat beberapa alergen yang diteteskan pada kulit.Kemudian, kulit ditusuk sedikit dengan ujung jarum yang sangat kecil dengan tujuan memasukkan sedikit alergen ke bagian bawah kulit.Jika uji ini positif, maka kulit menjadi gatal dan timbul bentol kemerahan. Diameter terbesar akan tercapai sekitar 15 menit dan akan menghilang dalam waktu 1 jam. Diameternya bervariasi antara 3-5 mm. Namun ukuran bentol tersebut tidak mencerminkan berat ringannya alergi yang ditimbulkan oleh alergen tersebut.Hasil uji positif menunjukkan bahwa terdapat antibodi terhadap alergen tersebut yang dapat menyebabkan gejala alergi.Uji ini relatif aman karena alergen yang digunakan sangat sedikit.Efek samping yang paling sering terjadi adalah gatal pada lokasi penusukan.Namun jika Anda pernah mengalami alergi berat, maka uji kulit ini tidak dianjurkan karena ditakutkan terjadi reaksi alergi berat berulang.1. Skin patch test / tempel kulit

Uji ini dilakukan untuk kasus dermatitis kontak (eksim). Alergen yang akan diujikan diletakkan dalam suatu patch dan ditempelkan di kulit, biasanya di punggung. Patch akan dibiarkan menempel selama 48 jam dan selama itu kulit harus dalam keadaan kering. Setelah 48 jam, kulit kemudian diperiksa apakah terdapat kemerahan, pembengkakan, dan rasa gatal. Sebelum melaksanakan uji ini, krim steroid harus dihentikan.1. Pemeriksaan darahPemeriksaan darah yang mungkin dianjurkan adalah pemeriksaan IgE (antibodi imunoglobulin E) dalam darah. Pemeriksaan ini berguna jika Anda memilikir risiko reaksi alergi berat, jika skin prick test tidak dapat dilakukan akibat eksim yang luas, jika obat antihistamin tidak dapat dihentikan akibat gejala yang berat dan berulang, dan jika alergen yang menjadi sangkaan merupakan alergen yang tidak biasa dan jarang. Pemeriksaan IgE total tidak memiliki nilai diagnostik dalam mendiagnosis atopi (kecenderungan mengalami alergi). Pemeriksaan IgE spesifik biasanya tidak lebih informatif dari uji kulit dan lebih mahal. Oleh karena itu, pemeriksaan ini disarankan jika uji lain tidak dapat dilakukan.

1. Tes kulit (Intracutaneous Test)Tes kulit dilakukan apabila ada dugaan alergi terhadap obat dengan menyuntikkan obat tersebut di kulit lengan bawah hingga dapat memasuki lapisan bawah kulit. Hasil dapat diperoleh dalam waktu 15 menit, dan bila postif akan timbul bentol merah disertai rasa gatal. Tes ini memiliki sensitifitas yang lebih baik dibandingkan dengan tes tusuk kulit, namun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menimbulkan reaksi sistemik dan seringkali memberikan reaksi positif palsu.Meski demikian, tes ini diindikasikan ketika ekstrak alergen tidak cukup kuat untuk memberikan hasil reaksi positif pada tes tusuk kulit.

1. RAST (Radioallergosorbent Test)RAST merupakan pemeriksaan darah yang akurat untuk mengukur kadar IgE spesifik dalam darah. Umumnya, terjadinya alergi akan ditandai dengan adanya peningkatan kadar IgE yang spesifik, misalnya seseorang yang memiliki alergi terhadap putih telur, akan menunjukkan peningkatan kadar IgE terhadap putih telur tersebut (IgE spesifik putih telur). Pada RAST, alergen akan ditempatkan di suatu paper discs atau polyurethane caps (CAP-RAST) dan kemudian direaksikan dengan sampel serum yang diambil dari pembuluh darah vena pasien. Pengikatan IgE spesifik terhadap alergen tersebut terdeteksi melalui suatu enzyme linked-human IgE antibodi pada reaksi kolorimetrik.Pemeriksaan RAST spesifik untuk menentukan alergen penyebab reaksi alergi, dan lebih reproducible serta lebih aman dari pemeriksaan alergi lainnya.Meski demikian, hasil RAST perlu diinterpretasikan bersama dengan hasil pemeriksaan alergi lainnya seperti anamnese, IgE serum dan test tusuk kulit untuk memperoleh diagnosa yang lebih baik.Dengan mengetahui alergen penyebab reaksi alergi, maka upaya pencegahan dan pengobatan yang tepat akan lebih mudah dilakukan. Sekali diketahui seseorang menderita alergi terhadap suatu alergen, maka sebaiknya dihindari dengan sedapat mungkin mengontrol lingkungannya agar tidak membahayakan, misalnya mengupayakan ruangan yang bersih dan bebas debu bila penyebab alerginya tungau debu rumah, tidak mengkonsumsi makanan yang diketahui sering menimbulkan reaksi alergi seperti putih telur, hazelnut, tepung gandum, dan sebagainya.Pemeriksaan alergi terutama alergi atopi sangat dianjurkan bagi seseorang dengan kecenderungan alergi dan atau memiliki riwayat keluarga menderita alergi, serta wanita hamil dengan riwayat alergi tertentu agar pencegahan terhadap paparan alergen pada bayi yang baru dilahirkan dapat dilakukan sedini mungkin. Tes ProvokasiTes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum, makanan, dapat juga untuk alergen hirup, contohnya debu.Tes provokasi untuk alergen hirup dinamakan tes provokasi bronkial.Tes ini digunakan untuk penyakit asma dan pilek alergi.Tes provokasi bronkial dan makanan sudah jarang dipakai, karena tidak nyaman untuk pasien dan berisiko tinggi terjadinya serangan asma dan syok.Tes provokasi bronkial dan tes provokasi makanan sudah digantikan oleh Skin Prick Test dan IgE spesifik metode RAST. Untuk tes provokasi obat, menggunakan metode DBPC (Double Blind Placebo Control) atau uji samar ganda. caranya pasien minum obat dengan dosis dinaikkan secara bertahap, lalu ditunggu reaksinya dengan interval 15 30 menit. Dalam satu hari hanya boleh satu macam obat yang dites, untuk tes terhadap bahan/zat lainnya harus menunggu 48 jam kemudian. Tujuannya untuk mengetahui reaksi alergi tipe lambat.Semua tes alergi memiliki keakuratan 100 %, dengan syarat persiapan tes harus benar, dan cara melakukan tes harus tepat dan benar.2.6 Penyebab AlergiAtopi merupakan predisposisi genetik seseorang untuk memproduksi IgE dalam kadar tinggi terhadap alergen. Faktor keturunan sangat penting pada atopi.Misalnya, Anda mewarisi predisposisi ini dari ibu, ayah, atau keduanya.Jadi, atopi berhubungan dengan riwayat sensitasi.2.7 AutoimunPenyakit autoimun terjadi akibat kegagalan toleransi diri imunologis yang menyebabkan respon system imun melawan sel tubuh sendiri. Toleransi imunologi adalah suatu keadaaan saat seseorang tidak mampu mengembangkan suatu respon imun melawan suatu antigen yang spesifik. Toleransi diri secara khusus menunjukkan kurangnya responsivitas imun terhadap antigen jaringannya sendiri.Dua kelompok besar mekanisme untuk menjelaskan keadaan toleran:1. Toleransi sentralMekanisme ini menunjukkan pemusnahan limfosit T dan b yang self reactive selama proses pematangannya dalam organ limfoid sentral yaitu timus untuk sel T dan sum sun tulang untuk sel 1. Toleransi periferSel T self reactive yang lolos dari seleksi negative dalam timus secara potensial dapat menimbulkan malapetaka, kecuali jika sel tersebut dimusnahkan secara efektif. Ada beberapa cara untuk memusnahkan sel T tersebut:1. Anergi.Anergi menunjukkan inaktivasi memanjang atau irreversible (daripada apoptosis)limfosit yang diinduksi melalui pertemuannya dengan antigen pada keadaaan tertentu.1. Kematian sel yang diinduksi oleh aktivasi.Melibatkan apoptosis oleh system ligan Fas Fas. Ligan fas adalah suatu protein homolog yang secara structural homolog dengan TNF sitokin dan terutama dikeluarkan pada limfosit T aktif.1. Penekanan perifer oleh sel TPenyakit autoimunOrgan tunggal atau jenis selSistemik

Tiroiditis Hashimoto, anemia hemolitik autoimun, gastritis atrofi autoimun pada anemia pernisiosa, ensefalomielitis autoimun, orkhitis autoimun, sindrom good pasture, trombositopenia autoimun.Lupus eritematosus sistemik, arthritis rematoid, sindrom sjogren, sindrom reiter.

1. Penyakit autoimun organ.2. Autoimune hemolytic anemia (AHA) :destruksi oleh AB terhadap Ag pada permukaan erythrosit (autoantibodi antierytrosit)2. Tyroiditis Hashimoto.Sebagian besar eutiroid, ttp dapat juga hipotiroid / hipertiroid.Dijumpai : Autoantibodi anti tiroglobulin. Infiltrasi limfosit, makrofag, sel plasma dalam kelenjar membentuk folikel limfoid 2. Penyakit Grave : Toxic goiter /exopthalmic goiterdijumpai Antibodi (Long acting Thyroid stimulator : LATS / TSAb = Thyroid Stimulating AB) terhadap reseptor (TSH) pada permukaan tiroid merangsang kelenjar tiroid. = T3 dan T4 >>>.2. SINDROM SJOGREN. ditandai : keratokonjungtivitis sikka (mata kering ) ,xerostomia (mulut kering) PA : infiltrasi sel B, sel T periductal lacrimal + hiperplasi ep + obstruksi lumen atrofi asiner, fibrosis dan perlemakan 2. Polimiositis / dermatomiositis Poliomisitis : peradangan otot skelet diperantarai kel. Imunologik. Klinik : kelemahan otot bil. Simetrik (kas : prox > dulu) Ok kerusakan serabut otot oleh sel T sitotoxic yang memasuki dan mengitari serabut otot.1. Penyakit Autoimun Sistemik 1. SLE (Sistemik Lupus Eritematosus) Penyakit demam sistemik, kronik, berulang, dengan gejala berhubungan dengan semua jar (tu sendi, kulit, membran serosa) Perjalanan klinis bervariasi Kadang gejala minimal sembuh tanpa pengobatan. Sebagian besar : kambuh berulang remisi : dapat dipertahankan dengan imunosupresan. Ketahanan hidup 10 tahun = + 70 % Ciri kas (tu) : ANA (antinuclear antibodies) Sel LE (badan LE (nukleus sel yang rusak bereaksi dengan AB antinukleus kehilangan pola kromatin) yang difagosit neutrofil / makrofag)1. Rheumatoid arthritis (RA) Poliarthritis (nyeri pada berbagai sendi) Uji serologik : reumatoid faktor (autoantibodi anti Ig G) timbul pada persendian.

2.8 ImunodefisiensiPenyakit imunodefisiensi adalah penyakit yang disebabkan kondisi yang menurunkan keefektifan system imun atau suatu keadaaan yang tidak mampu merespon antigen.Penyakit imunodefisiensi ini dibedakan menjadi dua.3. Imunodefisiensi primerPenyakit ini jarang terjadi dan lebih banyak disebabkan oleh kelainan genetik yang mempengaruhi mekanisme imun spesifik, yaitu menurunnya atau tidak memiliki sel B atau sel T.Contohnya antara lain :h. Hipogamaglobulinemia sementara pada bayi.Penyakit ini disebabkan karena penurunan kadar Ig G yang diperoleh dari ibunya.i. Penyakit bruton (Agamaglobulinemia terkait X).Pada penyakit ini terjadi kegagalan sel pra B menjadi sel B sehingga penderita tidak mempunyai antibody.j. Hipogamaglobulinema kongenital terikat pada kromosom X atau resesif autosomal.k. Defisiensi Ig A selektif.l. Defisiensi Ig M selektif.m. Kelainan respon fagosit terhadap rangsangan kemotaktik.n. Defisiensi komplemen.Defisiensi komplemen yang paling sering terjadi dan paling berat adalah defisiensi C3.Terkadang berhubungan dengan penyakit autoimun.

4. Imunodefisisensi sekunderDitemukan pada pasien malnutrisi, infeksi, kanker, penyakit ginjal atau sarkaoidosis.Penyakit ini juga terjadi pada pasien kemoterapi.Beberapa keadaan imunodefisiensi disebabkan oleh hilangnya immunoglobulin, sintesis immunoglobulin yang tidak memadai dan deplesi limfosit.Contoh : Sindrom imunodefisiensi di dapat, AIDS (acquired imunodefisiensi syndrome). AIDS adalah suatu penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV dan ditandai dengan imunosupresi berat yang menimbulkan infeksi oportunistik, neoplasma skunder dan manifestasi neurologis.Imunosupresi berat disebabakan oleh nfeksi dan hiulangnya sel T-helper serta gangguan kelangsungan hidup sel T.

3. Parasitologi3.1 Definisiilmu yang mempelajari organisme yang hidup/ tinggal pada atau di dalam organisme lain secara permanen atau sementara dengan tujuan untuk mengambil makanan melalui hubungan diantara keduanya (Brown, 1994).Dari definisi tersebut menunjukkan adanya dua macam organisme yang penting yaitu yang berperan sebagai parasit dan ada yang berperan sebagai hospes/inang. Hubungan yang terjadi diantaranya keduanya disebut sebagai host-parasite relationship yang meliputi ;1. Simbiosis : hubungan diantara dua organisme yang tidak saling merugikan.0. Simbiosis mutualisme : hubungan diantara dua organisme yang saling menguntungkan0. Simbiosis komensalisme: hubungan diantara organisme yang menguntungkan salah satu organisme dan tidak merugikan yang lainnya.1. Parasitisme : hubungan timbal balik diantara dua organisme yang merugikan salah satu pihak.Hospes- Hospes definitif : organisme yang merupakan hospes sebenarnya dari suatu parsit, yaitu hospes yang ditumpangi parasit dalam bentuk dewasa dan menjadi tempat berlangsungnya reproduksi seksual. Contoh: manusia merupakan hospes definitif dari Ascaris lumbricoides.- Hospes intermediet: hospes yang menjadi perantara tertularnya penyakit parasit, di dalam hospes ini parasit dalam bentuk larva dan tempat berlangsungnya reproduksi aseksual. Contoh: Nyamuk merupakan hospes intermediet dari filariasis.- Hospes paratenik: hospes yang menjadi tempat istirahat bagi stadium larva parasit tertentu.Contoh : Sistiserkus pada sapi dan babi.- Hospes reservoir: hospes yang terus-menerus bertindak sebagai sumber penularan dari penyakit parasit. Contoh: kera di daerah sumatera sebagai hospes reservoir malayan filariasis.VektorOrganisme yang dapat membawa atau memindahkan penyebab suatu penyakit parasit dari satu hospes ke hospes lainnya. - Vektor Biologis : di dalam vektor tersebut parasit dapat mengalami perkembangan : propagative development : jumlah parasit berubah : Toxoplasma cyclo-development ; bentuk/stadiumnya berubah: Filaria cyclo-propagative development : bentuk dan jumlah berubah: Plasmodium Vektor mekanis : di dalam tubuh vektor parasit tidak mengalami perubahan apapun.

3.2 Materi pembahasan Parasitologi Kedokteran : Helminthology: mempelajari parasit cacing (helminth) yang termasuk dalam phyllum berikut ini. Nemathelminthes: Nematoda Platyhelminthes: Cestoda dan Trematoda Protozoology: mempelajari organisme ber sel satu yang hidup sebagai parasit Entomology : mempelajari serangga (arthropoda) yang pending dalam ilmu kedokteran Arthropoda: Crustacea, Arachnida, Insecta / Hexapoda, Chilopoda, Diplopoda3.3 Epidemiologi Parasit: menunjukkan manifestasi penyakit parasit pada suatu komunitas atau populasi.Dikenal istilah : Endemi : apabila prevalensi suatu penyakit parasit di suatu wilayah cenderung tetap/stabil pada level moderat. Hiperendemi: apabila prevalensinya meningkat di suatu populasi Epidemi : apabila terjadi peningkatan yang tajam dari insiden atau terjadi wabah. Pandemi : apabila penyebaran penyakit meliputi wilayah yang luas di dunia. Sporadis : apabila hanya muncul kadang-kadang pada satu atu beberapa komunitas.Penularan parasit terjadi melibatkan 3 faktor :1. Sumber infeksi dan model penularan (mode of transmission)2. hospes (susceptible host)3. Lingkungan :fisik, biologis dan sosial-budaya Interaksi dari ketiga faktor tersebut terjadi pada siklus hidup yang masing-masing parasit tidak sama. Oleh karena itu upaya-upaya pencegahan dilakukan dengan memutus rantai siklus hidup.Beberapa penyakit parasit yang banyak ditemukan di Indonesia :1. Helminthology :- Askariasis- Ankylostomiasis- Enterobiasis- Filariasis- Schistosomiasis japonica- Taeniasis dan sistiserkosis- Trikuriasis2. Protozology :- Amoebiasis- Giardiasis- Malaria- Toxoplasmosis- Trikomoniasis vaginalis3. Entomology:- Skabies- Dengue fever/DHF: Aedes aegypti- Chikunguya : Aedes albopictus- Malaria: Anopheles- Insect bite : Scorpion, Black Widow Spider, Centipedes,MillipedesPada beberapa dekade terakhir terdapat kecenderungan meningkatnya prevalensi beberapa penyakit parasit di Indonesia, sehingga disebut re-emerging diseases :- demam berdarah dengue- demam chikunguya- malaria- taeniasis sistiserkosis3.4 Kontrol arthropoda1. Kontrol LingkunganCara ini merupakan cara terbaik untuk mengontrol arthropoda karena hasilnya dapat bersifat permanen. Misalnya, membersihkan tempat-tempat hidup arthropoda.2. Kontrol KimiaCara ini menggunakan golongan insektisida seperti : golongan organochlorin golongan organoposgat golongan carbomate,tetapi sering terjadi resistensi dan dapat menimbulkan kontaminasi lingkungan.

3. Kontrol BiologiDitujukan untuk mengurangi polusi lingkungan akibat pemakaian insektisida yang berasal dari bahan-bahan beracun.Misalnya, memelihara ikan.

4. Kontrol GenetikAda beberapa teknik : Steril Technique Citoplasmic Incompatibility Choromosomal Translokasi

Kotrol pada masing-masing arthropodaKontrol Mosquito1. Tindakan Anti Larva :1. Environmental Control1. Chemical Control : Mineral Oils Paris Green Synthetic Insectisida : - Fenthion Chlorpyrofos\ Abate Malathion1. Biological Control

2.Terhadap Nyamuk Dewasa1. Residual Sprays :

1. Space Sprays Pyrethrum Extract Residual Insektisida1. Genetic Control Steril Male Technique Cytoplasmic Incompatibility Chromosom Translocations Sex Distortion1. Terhadap Gigitan Nyamuk1. Mosquito Net1. Screening1. Repellent (chemis) : Diethyltoluamide Indalone Dimethyl CarboteKontrol house flies1. Environmental Control2. Insectisida Control Residual Sprays :- DDT 5%- Methoxychlor 5%- Lindane 0,5%- Chlordane 2,5% Baits : - Diazinon - Malathion - Dichlorvos Cords and Ribbons :- Diazinon- Fenthion- Dimethoate Space Sprays :- Pyrethrine- DDT- BHC Larvacid :- Diazinon 0,5%- Dichlorvos 2%- Dimethoate Fly Papers Proteksi Terhadap Lalat Pendidikan Kesehatan

Kontrol sandflies1. Insektisida : DDT 1-2 g/my Lindane 0,25 g/my Sanitasi LingkunganKontrol ste-ste fliesAda 4 teknik dalam mengontrol lalat tsetse, yaitu1. Insektisida : DDT 25% Dieldrin 18 - 20%2. Clearing of Vegetation3. Game Destruction4. Kontrol GenetikKontrol lice1. Insektisida : DDT Malathion 0,5%2. Personal HygieneKontrol scabies1. Benazyl Benzoate 25%2. BHC 0,5% - 10%3. Tetmosol 5%4. Sulfur Ointment 2,5 - 10%Kontrol fleas1. Insektisida DDT Diazinon 2% Malathion 5%2. Repellent Diethyl Toluamide Benzyl Benzoate3. Kontrol RodentKontrol tick and mites1.Insektisida DDT Chlordane Dieldrin Lindane Malathion2. Kontrol Lingkungan3. Proteksi Terhadap PekerjaKontrol cyclops1. Fisik: Penyaringan Pemasakan (suhu 60oC)2. Kimia : Chlorine 5 ppm Lime Abate 1 mg/liter3. Biologi : Memelihara ikan

Pengantar Kesehatan LingkunganDefinisi: Kajian dan upaya terhadap kondisi serta keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan. Kesehatan lingkungan sangat memengaruhi sistem imun kita. Lingkungan yang sehat akan mengopimalkan kinerja sistem imun tubuh agar bekerja tidak terlalu keras. Salah satu aspek penting dari kesling yang tidak boleh diabaikan adalah air.Dalam pengujian air, diperlukan metode-metode pengujian tertentu untuk mengetahui kandungan zat-zat terlarut ini di dalam air.

Syarat pemeriksaan air : 1. Syarat Fisik :Bening (tidak berwarna), tidak berasa, suhu lebih rendah dibandingkan suhu luar, tidak berbau.2. Syarat Bakteriologis :Bebas dari dari kontaminasi bakteri dan organisme lain 3. Syarat Kimia :Air minum yang sehat harus mengandung zat tertentu dalam jumlah tertentu yang menunjang kesehatan.No. Jenis Bahan Kadar Normal (mg/ml)

1 Fluor (F)1-1,5

2 Chlor (Cl) 250

3 Arsen (As) 0,05

4 Tembaga (Cu) 1,0

5 Besi (Fe) 0,3

6 Zat organik 10

7 pH (Keasaman) 6,5-9,0

8 CO2 0

Peranan Air dalam Transmisi Penyakit1. Water Borne Disease : penyebaran penyakit yang berkaitan erat dengan hygiene dan sanitasi seseorang. Antara lain :a. Infeksi saluran cerna : kolera, disentri, typhoidb. Infeksi Kulit dan Mukosa : Jamur kulit, conjunctivitis, scabies2. Water Washed Disease : penyakit non infeksi karena keracunan zat kimia berbahaya. Antara lain :a. Air raksa (Hg) : gangguan SSPb. Timbal (Pb) : Minamata diseasec. Fluor (F) : Dental fluorosis (gigis)d. Nitrat/Nitrogen : Methemoglobinemia (baby blue)e. Sulfat/Sulfur : gangguan pencernaan dan pernafasan3. Water based disease :Penyakit yang memerlukan host perantara yang hidup di air (Schistosomiasis yang dibawa oleh Siput)ORGAN LIMFATIK

A. ORGAN PRIMER

Organ primer diperlukan untuk pematangan, diferensiasi dan proliferasi sel T dan sel B sehingga menjadi limfosit yang dapat mengenal antigen.Karena itu organ tersebut berisikan limfosit dalam berbagai fase diferensiasi sel.

Kelenjar Thymus Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, dan di dalam torak kira-kira setinggi bifurkasi trakea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus. Kelenjar timus hanya dijumpai pada anak dibawah 18 tahun. Timus berkembang sampai masa pubertas, dan setelah itu ia akan menyusut atau digantikan oleh jaringan lemak Di dalam timus terjadi pengolahan terhadap limfosit T. Penyeleksian limfosit T : mencampurkan limfosit T dengan semua antigen sendiri yang spesifik yang berasal dari jaringan tubuh sendiri. Jika limfosit bereaksi, maka limfosit ini akan dihancurkan dan difagositosis, tetapi yang tidak bereaksi akan dilepaskan. Dari penyeleksian ini terdapat 5 - 10 % yang lolos yang bersifat non reaktif terhadap antigen tubuhnya sendiri dan hanya bereaksi terhadap antigen dari sumber di luar tubuh.

Sumsum Tulang jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian besar sel darah baru sumsum tulang tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah Pada sumsum tulang terjadi pengolahan sel B selama masa akhir kehidupan janin dan setelah lahir dan juga sebagai tempat pembentukan sel T dua jenis sumsum tulang :a. sumsum merah (dikenal juga sebagai jaringan myeloid) Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih dihasilkan dari sumsum merah ditemukan terutama pada tulang pipih seperti tulang pinggul, tulang dada, tengkorak, tulang rusuk, tulang punggung, tulang belikat, dan pada bagian lunak di ujung tulang panjang femur dan humerus b. sumsum kuning menghasilkan sel darah putih dan warnanya ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak dikandungnya ditemukan pada rongga interior bagian tengah tulang panjang. sewaktu tubuh kehilangan darah yang sangat banyak, sumsum kuning dapat diubah kembali menjadi sumsum merah untuk meningkatkan produksi sel darah A. ORGAN SEKUNDER

Organ limfosit sekunder merupakan tempat sel dendritik mempresentasikan antigen yang ditangkapnya dibagian lain dari tubuh ke sel T yang memacunya untuk proliferasi dan diferensisasi limfosit.Limpa dan KGB merupakan organ limfoid sekunder yang terorganisasi tinggi. Sedangkan jaringan limfoid yang kurang terorganisasi secara kolektif disebut MALT (Mukosal Associated Lymphoid Tissue ) yang ditemukan di berbagai tempat di tubuh. MALT merupan Sistem Imun sekretori, berada di mukosa saluran nafas bagian atas dan saluran cerna. MALT meliputi jaringan limfoid ekstranodul yang berhubungan dengan mukosa di berbagai lokasi seperti SALT di kulit, BALT di bronkus, GALT di saluran cerna, mukosa hidung, tonsil, mamae, serviks, uterus dan saluran kemih. Limpa Terdiri dari zona sel T (senter germinal) dan zona sel B (zona folikel). Merupakan tempat respon imun utama yang merupakan saringan antigen asal darah. Mikroba dalam darah dibersihkan makrofag dalam limpa. Limpa merupakan tempat utama fagosit memakan mikroba yang diikat antibodi (opsonisasi)

KGB (Kelenjar Getah Bening) Adalah agregat nodular jaringan limfoid yang terletak sepanjang jalur limfe di seluruh tubuh. Sel dendritik membawa antigen mikroba dari epitel dan mengantarkannya ke KGB. Dalam KGB ditemukan peningkatan limfosit berupa nodus tempat proliferasi limfosit sebagai respon terhadap antigen.TANDA-TANDA INFLAMASI Rubor ( kemerahan )Kemerahan terjadi pada tahap pertama dari inflamasi, akibat vasodilatasi local yang disebabkan oleh histamine yang dikeluarkan oleh sel mast. Vasodilatasi ini menyebabkan aliran darah disekitar jaringan yang rusak meningkat. Kalor Terjadi bersamaan dengan proses memerah pada peradangan akut Sebenarnya hanya reaksi peradangan yang terjadi pada permukaan tubuh Daerah peradangan menjadi lebih hangat dari daerah sekelilingnya karena lebih banyak darah (pada suhu 37C) dialirkan dari dalam tubuh ke permukaan daerah yang terkena dibandingkan dengan daerah normal. Hal ini tidak terlihat pada daerah-daerah meradang yang terletak jauh di dalam tubuh, karena jaringan-jaringan tersebut sudah memiliki suhu inti 37C dan hyperemia local tidak menimbulkan perbedaan. Dihasilkan oleh cairan dan sel-sel yang berpindah dari aliran darah ke jaringan interstisial Campuran cairan dan sel-sel ini yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat. Pada awal peradangan, sebagian besar eksudat adalah cairan seperti yang terlihat cepat di dalam lepuhan setelah luka bakar ringan pada kulit.

Tumor/Edema ( Pembengkakan )Dengan adanya peningkatkan aliran darah yang disebabkan oleh vasodilatasi local, membuat permeabilitas kapiler menjadi tinggi. Hal ini menyebabkan protein plasma dan cairan-cairan yang ada di jaringan menembus melalui kapiler menuju ke jaringan yang mengalami cedera. Penumpukan protein plasma dan cairan-cairan ke jaringan yang rusak mengakibatkan pembengkakan lokal.

Nyeri ( Dolor )Dolor bisa disebabkan karena: Pelepasan zat kimia seperti histamine yang dapat merangsang syaraf Perubahan pH local atau konsentrasi local ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung syaraf. Nyeri disebabkan oleh terjadi pembengkakan dan juga histamine yang dikeluarkan oleh sel mast

Fungsio laesa berkurangnya fungsi organ yang mengalami peradangan, akibat terbentuknya metabolit merugikan oleh sel yang mengalami trauma dan peningkatan temperature di daerah peradangan. Disebabkan karena : Bagian yang bengkak Nyeri disertai sirkulasi abnormal Lingkungan kimiawi yang abnormal

SISTEM INTEGUMEN

1. KULIT DAN MUKOSA1. ANATOMIEpidermis

Merupakan bagian terluar kulit, terdiri dari epitel berlapis pipih bertanduk dan sel-sel lain seperti melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel.Lapisan tanduknya disebut keratinosit.

Kulit1. Asal Kulit: Ektoderm Epidermis Mesoderm Dermis1. Pigmentasi: kulit mengandung melanin yang diproduksi oleh melanositCiri Sel melanosit :1. Mempunyai juluran-juluran sitoplasma1. Terdapat pada stratum basale dari epidermis1. Bereaksi tehadap DOPA, mengandung DOPA oksidase.Melanin akan dikeluarkan dri sel dan dimakan makrofag sebagai inklusi sel makrofag.

Pigmentasi dirangsang oleh sinar UV, hormone, dan trauma.1. Pigmen penting: melanin butir halus, warna coklat hitam , terdapat dlm sitoplasma sel epidermis & dermis sbg inklusi.1. Pada kulit putih : terdapat pd stratum basale 1. Pada negro: pada stratum basale & spinosum pada albino: sedikit/ (-)

Sel keratinositSel ini paling banyak jumlahnya, akan berkembang untuk membentuk keratin, lalu menyulih sitoplasma, sel akan mati dan terkelupas. Tingkat perkembangan proliferasi, diferensiasi sel, pergeseran ke permukaan kulit, kematian dan pengelupasan sel.

Perbedaan warna kulit terjadi akibat beberapa faktor berikut :1. MelanositTerletak distratum basalis, memproduksi pigmen, melanin, yang bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit dari coklat sampai hitam.1. Melindungi kulit dari sinar UV1. Perbedaan genetik hanya dalam besarnya jumlah produksi melanin dan pemecahan pigmen 1. Puting susu, areola, dan area sirkumanal, skrotum, penis, dan labia mayora adalah area terjadinya pigmentasi yang besar1. DarahPembuluh dermal dibawah lapisan epidermis dapat terlihat dari permukaan dan menghasilkan pewarnaan merah muda. Lebih terlihat pada ras kaukasoid1. KarotinHanya ditemukan pada stratum korneum dan pada sel lemak dermis dan hypodermis yang menyebabkan beberapa perbedaan warna kulit.

1. Lapisan kulit:1. Epidermis : terdiri dari epitel berlapis pipih bertanduk1. stratum basale, 1. merupakan selapis sel silindris terletak di atas lapisan membrane basalis, disebut juga stratum silindrikum1. sering mengalami mitosis sehingga disebut stratum germinativum1. disebut juga stratum Malpighi1. stratum spinosum1. terdiri dari beberapa lapis sel polihedris yang mempunyai jembatan antar sel sehingga tapak berduri1. sering mengalami mitosis, disebut juga stratum germinativum1. stratum granulosum1. terdiri dari 2-4 lapis sel polihedris rendah (diamond shape)1. sitoplasma mengandung butir-butir keratohyalin1. sel akan mati sehingga inti melarut (lisis)1. stratum lucidum1. Sel-sel mengalami kematian, inti melarut sehingga tampak sebagai lapisan yang homogeny dan transparan.1. Mengandung eleidin1. stratum korneum1. merupakan lapisan homogeny (tanduk) mengalami keratinisasi, inti tidak tampak1. stratum disjuntum1. merupakan lapisan stratum korneum yang terlepas.

1. Dermis, terdiri dari 2 lapis:1. stratum papillare1. lokasi : tepat di bawah epidermis, 1. terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur dengan sabut-sabut kolagen yang halus. 1. Mempunyai tonjolan ke arah epidermis yang disebit dermal papil. 1. Kaya akan pembuluh darah sehingga disebut stratum spongiosum1. stratum retikulare1. lokasi : di bawah stratum papillare, 1. terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur dengan sabut-sabut kolagen yang kasar, 1. kapiler jaringan, 1. sabut tampak lebih padat sehingga disebut stratum compactum

1. Jenis Kulit1. Kulit Tebal1. Epidermis tebal (400-600 mikrometer), terutama pada stratum korneum1. Dermis relatif tipis1. Tidak berambut1. Terdapat pada kulit telapak tangan dan telapak kaki1. Terdapat finger mark (sidik jari) yaitu lekukan-lekukan pada epidermis yang khas pada tiap individu dan bersifat herediter, serta polanya tidak akan berubah seiring bertambah tua umur seseorang1. Kulit Tipis1. Epidermis tipis (75-150 mikrometer), terutama pada stratum korneum1. Berambut1. Terdapat pada seluruh tubuh kecuali bagian telapak tangan dan telapak kaki

Derivat Kulit1. KukuKuku, kuku jari tangan dan kuku jari kaki adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan epidermis ke dalam lapisan dermis.1. Kuku adalah lempeng keratin keras berlekuk yang terletak di atas dasar kuku yang nutrisinya disuplai dari pembuluh darah.1. Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam di kulit. Pertumbuhan kuku kira-kira 0,5 mm per minggu.1. Kutikel (eponikium) adalah lipatan epidermis berlekuk yang menutup akar kuku. Hiponokium adalah stratum korneum tebal dibawah ujung lepas kuku.1. Lunula adalah area kaputihan berbentuk melengkung dekat kutikel.

1. RambutRambut atau pili ada pada hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar berupa rabut vellus yang kecil dan tidak berwarna. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat. Rambut ini tertanam di dalam kulit kepala, alis, dan bulu mata. Ketika masa pubertas rabut ini akan menggantikan posisi rambut vellus di area ketiak dan pubis sebagai bagian dari karakteristik seksual sekunder.1. Rambut berasal dari folikel rambut yang terbentuk sebelum lahir melalui pertumbuhan dari epidermis ke dalam dermis.1. Folikel rambut tubular membengkak pada bagian dasarnya, kemudian membentuk bulbus rambut. Bulbus ini kemudian diinvaginasi suatu massa yang tersusun dari jaringan ikat renggang, pembuluh darah, dan saraf yang disebut papila dermal yang memberi nutrisi pada pertumbuhan rambut.1. Sel-sel bulbus rambut yang terletak di atas papila disebut matriks germinal rambut, dan analog dengan sel-sel stratum basalis pads epidermis. Setelah mendapatkan nutrisi dari pembuluh darah pada papila, sel-sel matriks germinal kemudian membelah dan terdorong ke arah permukaan kulit untuk menjadi rambut yang terkratinisasi penuh.1. Rambut terdiri dari akar, bagian yang tertanam dalam folikel dan batang I bagian atas permukaan kulit.1. Kutikel adala lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati ynag bersisik.1. Lorteks adalah lapisan tengah yang terkeratinisasi, membentk bagian utama batang rambut. Bagian ini mengandung jumlah pigmen beragam yang menentukan warna rambut.1. Sebuah medula, tersusun dari dua sampai lapisan sel. Pertumbuhan medula buruk bahkan seringkali tidak terjadi, terutama pada rambu pirang.1. Otot erektor pili adalah pita tipis otot yang berhubungan dengan folikel rambut. Kontraksi otot ini menyebabkan ujung-ujung rambut berdiri (merinding) dan mengakibatkan keluarnya sekresi kelenjar sebasea.1. Pertumbuhan rambut biasanya bersifat siklus.1. Ada periode pertumbuhan pasti yang diikuti dengan fase istirahat, jika rambut telah mencapai batas pertumbuhan maksimal.1. Selama masa istirahat, bagian dasar rambut berybah menjadi suatu masa terkeratinisasi menyerupai pentungan yang tetap melekat pada folikel.1. Setelah masa istirahat bulbus rambut yang baru terbentuk dari bagian bawah massa yang lama. Rambut baru yang mendorong kelenjar rambut yang lama, sehingga rambut lama menjadi rontok.1. Di suatu saat tertentu, 90% rambut kepala sedang tumbuh dengan aktif, sedangkan 10% sisanya istirahat.1. Rambut di kulit kepala tumbuh dalam masa 2-6 tahun dan kemudian memasuki fase istirahat selama 3 bula seelum rontok.1. Rambut di tubuh tumbuh sepanjang kira-kira 0,05 inchi?/ minggu. Sedangkan rambut pada kulit kepala membutuhkan waktu sekitar 7 minggu untuk dapat tumbuh sepanjang 1 inchi.1. Kebotakan adalah suatu deteriorasi folikel yang progresif. Prevalensunya lebih besar laki-laki karena memiliki karakteristik pengaruh genetik kelamin yang akan muncul jika hormon laki-laki ada dalam tubuh.1. Penampang rambut mempengaruhi sifat rambut1. Rambut lurus mempunyai penampang melintang bundar1. Rambut berombak mempunyai penampang lonjong1. Rambut keriting mempunyai penampang elips atau seperti ginjal

1. STRUKTUR1. KELENJAR1. Kelenjar keringat (sudoriferus)Jenis sel pada bagian sekresi kelenjar keringat ( derivate kulit )0. Sel gelap : sel pyramid yang melapisi sebagian besar permukaan luminal bagian kelenjar.0. Sel bening : bagian yang tidak mengandung granula sekretoris.Terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan struktur dan lokasinya.1. Kelenjar keringat ekrin adalah kelenjar tubular simpel dan berpilin serta tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini penyebarannya meluas ke seluruh tubuh, terutama pada telapak tangan, telapak kaki, dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini mengandung air dan membantu pendinginan evaporatif tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh.1. Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat terspesialisasi yang besar dan bercabang dengan penyebaran yang terbatas. Kelenjar ini ditemukan pada aksila, areola payudara, dan regia anogenital.1. Kelenjar apokrin yang ditemukan di lipatan ketiak dan area anogenital memiliki duktus yang membuka ke bagian atas folikel rambut. Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa pubertas untuk merespon stres atau kegembiraan dengan mengeluakan semacam sekresi tidak berbau yang kemudia akan berbau jika bereaksi dengan bakteri.1. Kelenjar seruminosa pada saluran telinga menghasilkan serummen atau getah telinga, dan kelenjar silisris moll pada kelopak mata juga termasuk kelenjar apokrin.1. Kelenjar mammae adalah kelenjar apokrin termodifikasi yang mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu.1. Kelenjar sebaseaMengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke folikel rambut. Kelenjar sebasea, rambut, kelenjar keringat apokrin membentuk unit polisebasea, tetapi terbentuk pada rambut di area genetalia, bibir, putting susu, dan areola payudara.1. Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin (sel-sel sekretoro menghilang selama sekresi sebum).1. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan sel. Zat ini berfungsi sebagai emoliens atau pelembut kulit dan merupakan suatu barier terhadap evaporasi. Zat ini juga memiliki aktivitas bakterisida.

1. LAPISAN STRUKTUREpidermis adalah bagian terluar kulit. Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis yang paling tebal dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki yang mengalami stratifikasi menjadi 5 lapisan berikut:1. Stratum basale (stratum germinativum)1. Disebut stratum germinativum karena sering mengalami mitosis1. Terletak di atas lamina basalis pada erbatasan epidermis-dermis1. Sitoplasmanya mengandung pigmen disebut, pigmentosum1. Stratum spinosum1. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0.2 mmterdri dari 5-8 lapisan1. Terdiri atas sel kuboid atau agak gepeng1. Inti bulat di tengah disebut juga stratum malpigi1. Sitoplasma dengan cabang-cabang yang terisi berkas filament.1. Stratum granulosum1. Sitoplasmanya berisi granul basofilik kasar yang disebut granul keratohialin1. Mengandung protein yang kaya akan histidin berfosfor selain protein yang mengandung sistin.1. Struktur khas bila dilihat dengan mikroskop elektron dalam sel-sel stratum granulosum epidermis ialah granul lamela berselubung membrane yaitu suatu struktur lonjong/mirip batang kecil yang mengandung cakram berlamel yang dibentuk oleh lapisan lipid ganda1. Granula ini menyatu dengan membrane sel dan mencurahkan isinya kedalam ruang antar sel di stratum granulosum.

1. Stratum lusidum1. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan kaki1. Sitoplasma terutama terdiri dari filament keratin padat yang berhimpitan dalam matriks padat-elektron.1. Stratum korneum1. Lapisan paling atas terdiri atas 15-20 lapisan sel gepeng berkeratin tanpa inti1. Sitoplasma yang dipenuhi oleh skleroprotein filamentosa birefringen, yakni keratin.1. Stratum disjunctum yang terletak di atas stratum korneum (korneum yg terlepas)Sel sel pada epidermis kulit1. Keratinosit: merupakan 85 % di seluruh sel sel epidermis dan berasal dari ektodermal.1. Melanosit: membentuk pigmen melanin dan berasal dari neural crest.1. Sel langerhans: berbentuk bintang dan merupakan suatu makrofag turunan sumsum tulang.1. Sel merkel: suatu reseptor sensori dan terdapat di kulit tebal telapak kaki dan tangan.

1. Dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membran dasar atau lamina. Membran ini tersusun dari 2 lapisan jaringan ikat :0. Lapisan papilar adalah jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblast, sel mast, dan makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi pada epidermis di atasnya.0. Lapisan retikular terletak lebih dalam dari lapian papilar. Lapisan ini tersusun dari jaringan ikat ireguler yang rapat, kolagen dan serat elastis. Sejalan dengan penambahan usia, deteroisasi normal pada simpul kolagen dan serat elastik mengakibatkan pengeriputan kulit.1. Hipodermis atau lapisan subkutan (fasia superfisialis): mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ yang terdapat dibawahnya. Lapisan ini mengandung jumlah sel lemak yang beragam. Bergantung pada area tubuh dan nutrisi individu serta mengisi banyak pembuluh darah dan ujung saraf.Sebenarnya hipodermis, bukan merupkan bagian dari kulit. Hipodermis ini berfungsi untuk menghubungkan kulit dengan lapisan bawahnya. Pada tempat tertentu terdapat jarinagn lemak yang disebut Panniculus Adiposus.1. Reseptor Kulit :Kulit adalah reseptor sensorik yang paling luas.1. Ujung saraf bebas terletak di dalam: epidermis, folikel rambut, kelenjar kutaneus, dermis, dan subkutis. Ujung saraf ini sensitive terhadap rabaan, tekanan, sensasi taktil, suhu, nyeri, gatal, dan lain sebagainya.1. Ujung saraf melebar: ujung Ruffini1. Ujung saraf bersimpai: badan vater-Paccini, badan meissner, dan badan Krause.

Reseptor nyeri:1. Reseptor nyeri mekanosensitif, beberapa serat nyeri hampir seluruhnya terangsang oleh stress mekanis berlebihan atau kerusakan mekanis pada jaringan.1. Reseptor nyeri termosensitif, sensitive dengan panas atau dingin yang ekstrim.1. Reseptor nyeri kemosensitif, sensitive terhadap berbagai zat kimia.

Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain 1. Ujung Saraf BebasSerat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit.Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis.Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum.Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu.Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus.Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel).Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma.Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya.Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.

1. Korpuskulus Peraba (Meissner)Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia.Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron.Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel.Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal.Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin.Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).

1. Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.

Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus.Akson saraf banyak mengandung mitokondria.Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng).Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya.Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.

1. Korpuskulus Gelembung (Krause)Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut.Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron.Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada.Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia.Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.

1. Korpuskulus RuffiniKorpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi.Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela.Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya.Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.

1. FUNGSI / FISIOLOGI1. Fungsi Kulit1. Perlindungan,1. Epitel berlapis dengan lapisan tanduk melindungi permukaan tubuh terhadap abrasi mekanik dan membentuk sawar fisik terhadap patogen atau mikroorganisme asing.1. Lapisan glikolipid di antara sel-sel stratum granulosum menyebabkan impermeabel terhadap air dan mencegah hilangnya cairang tubuh melalui dehidrasi. 1. Peningkatan sintesis pigmen melindungi kulit dari sinar radiasi ultraviolet.1. Regulasi suhu,1. Berkeringat menyebabkan sebagian panas tubuh hilang melalui penguapan keringat dari permukaan kulit.1. Dilatasi pembuluh darah menyebabkan aliran darah mengalir maksimum ke kulit and meningkatkan pengeluaran panas.1. Konstriksi pembuluh darah menyebabkan terjadinya penurunan aliran darah ke kulit dan mempertahankan panas tubuh saat di daerah dingin.1. Resepsi sensorik,Merupakan organ sensorik bagi lingkungan luar. Banyak ujung saraf sensorik terbungkus dan bebas di dalam kulit yang berespon terhadap suhu, sentuhan, nyeri, dan tekanan.1. Ekskresi,Melalui keringat oleh kelenjar keringat, maka air, larutan garam, urea, dan produk sisa bernitrogen dapat diekskresikan melalui permukaan kulit.1. Pembentukan vitamin DJika terpapar sina ultraviolet matahari, akan terbentuk vitamin D dari molekul prekursor yang disintesis di dalam epidermis untuk absorpsi dari mukosa usus dan metabolisme mineral yang memadai.1. KomunikasiTerdapat beberapa reseptor dan merupakan media ekspresi wajah dan refleks vascular.

1. NUTRISI1. Vitamin C1. Membantu dalam sintesis kolagen yang merupakan protein utama dalam tubuh kita.1. Meningkatkan aktivitas sel-sel darah putih dan tanggapan antibodi dan menyediakan lingkungan yang sangat anti oksidan.1. Vitamin A1. Mendukung dan memperkuat DNA sel Langerhans.

Nutrisi Mukus1. ProteinUntuk pembentukan antibody IgA di lapisan mukosa1. Vitamin AMenjaga selaput lender mulut dan mukosa mulut untuk pertahanan dalam infeksi1. FePemeliharaan kesehatan gusi dan lidah serta jaringan mukosa mulut1. FlourMengatur pH asam dan basa pada rongga mulut1. ZnPenyembuhan luka pada mukosa mulut1. Makanan Prebiotik (Yoghurt, Keju, Mentega, Sari Buah, Susu)Digunakan untuk bakteri baik di lapisan mukosa usus manusia, seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium yang membantu manusia untuk membentuk vit K dan B12 serta melindungi manusia dari bakteri pathogen yang hidup di lapisan mukosa usus manusia.1. Kombinasi B2 dan Vitamin AMemelihara mukosa membrane dan epitel.

1. FLORA NORMAL1. LETAKFlora normal pada kulit Mudah kontak dengan lingkungan (air,tanah,udara) maka cenderung diketemukan kuman flora normal transientJumlah kuman flora normal tidak selalu sama pada bagian tubuh 0. Perbedaan sekresi0. Kebiasaan memakai pakaian0. Kebiasaan membersihkan badan0. Kedekatan dengan selaput lendir0. Jenis kelamin dan umurContoh : -Stafilokokkus-Enterobacter-Streptokokkus Sp-Corynebacterium

Flora normal pada mata Mikroorganisme pada konjungtiva : - Corynebacterium Xerosis- Stafilokokkus hemolitikus- Streptokokkus non hemolitikus- Hemophilus SpFlora konjungtiva pada keadaan normal dikendalikan oleh kelanjar airmata yang keluar dan mengandung lizosim.

Flora normal pada Sal Pernapasan1. Kuman yang masuk hidung telah disaring oleh bulu-bulu hidung namun masih sebagian bisa menempel sebagai penghuni flora normal1. Kuman penghuni mukosa hidung adalah :0. Streptokokkus hemolitikus0. Stafilokkus Sp0. KorinebacteriaBeberapa kuman asal mukosa hidung dapat masuk ke trakhea dan bronkhi tapi segera dikeluarkan melalui mekanisme batuk.Flora normal pada saluran pencernaanPada mulut sewaktu lahir steril dan terkontaminasi melalui jalan lahir,minum susu.Dalam 4-12 Jam setelah lahir sudah ditemukan streptokkus viridans kemudian stafilokkus,diplokokkus,mycoplasma ditambah flora-flora normal lain.Pada lambung kosong bebas dari mikroba umumnya mikroba masuk bersama dengan makanan namun mati karena PH dan asam lambung dan enzim-enzim pencernaan lain.Namun ada beberapa mikroba yang tahan terhadap PH dan asam lambung seperti : Helicobacter pylori,Salmonella,Shigella,V Colera.Flora normal pada urogenitalPada Uretra : Kuman pada uretra dapat mengakibatkan masalah seperti kontaminasi saat pengambilanspesimen dan beberapa dapat menyebabkan ISK (infeksi sal kemih)Pada vagina: Pada bayi lahir mulai muncul Lactobacilllus Bordelein yang berguna untuk mempertahankan PH asamPada masa muda campuran kokus dan basil menyebabkan PH menjadi netral kemudian setelah menjadi pubertas PH menjadi asam kembali akibat penguraian glikogen oleh lactobasilus.Pertahanan PH sangat penting untuk mencegah kolonisasi kuman patogen.

1. JENISFlora normal dibagi dalam dua kelompok :1. Flora tetap (resident flora)Terdiri atas mikroorganisme relatif menetap dan ditemukan pada bagian tubuh tertentu manusia jenisnya tergantung pada usia,jenis kelamin dan apabila berubah mereka akan segera kembali seperti semula.1. Flora sementara (Transient flora)Terdiri dari mikroorganisme non patogen atau potensial patogen tinggal dikulit dan selaput mukosa selama 1 jam sampai beberapa mingguUmumnya berasal dari lingkungan sekitar, pada kondisi normal tidak menimbulkan penyakit kecuali flora resident sedang terganggu.

1. FAKTOR YANG MEMPENGARUHIJumlah mikroorganisme sebagai flora dipengaruhi oleh berbagai faktor :1. peningkatan suhu dan kelembaban1. nutrisi1. faktor penghambat (antibiotik)1. kebersihan individu

1. FUNGSIPeran penting flora normal :1. Membantu pencernaan di usus dengan cara mempermudah penyerapan makanan di usus (Lactobasillus)1. Membuat Vit K dan B kompleks1. Mencegah kolonisasi kuman patogen 1. Menjaga keseimbangan lingkungan pada tubuh (menjaga PH tubuh)

Manfaat dari interaksi antara flora normal dan hostnya :1. Manfaat untuk bakteri adalah bahwa mereka memiliki tempat untuk bertahan hidup dan berkembang biak. 1. Manfaat untuk host manusia adalah sebagai berikut 0. Kemampuan tuan rumah untuk memberi makan sendiri meningkat. Bakteri dapat memproduksi vitamin (seperti B dan K), dan mungkin menghancurkan pangan yang biasanya dicerna oleh tuan rumah menjadi komponen-komponen yang dapat dicerna. 0. Host dilindungi terhadap infeksi oleh organisme patogen. Hal ini terjadi dalam beberapa cara. Pertama, menduduki flora normal semua celah yang tersedia untuk bakteri, sehingga menyajikan patogen yang menyerang dengan masalah menemukan tempat untuk jangkar itu sendiri. Kedua, flora normal dapat outcompete para penyerang untuk makanan yang tersedia, sehingga kelaparan penyerbu dan mencegahnya berkembang biak. Ketiga, beberapa anggota flora normal memproduksi bahan kimia antibakteri (bacteriocins) sebagai produk sampingan dari metabolisme mereka, sehingga menghasilkan efek antibiotik lokal.

Manfaat utama efek dari flora normal yang diperoleh dari studi-studi ini. 1. Flora normal mensintesis dan mengeluarkan kelebihan vitamin dalam kebutuhan mereka sendiri, yang dapat diserap sebagai nutrisi oleh tuan rumah. Sebagai contoh, bakteri enterik mengeluarkan Vitamin K dan Vitamin B12, dan bakteri asam laktat memproduksi B-vitamin tertentu. Hewan bebas kuman mungkin kekurangan Vitamin K sejauh itu perlu untuk melengkapi diet mereka. 2. Flora normal mencegah kolonisasi oleh patogen oleh lampiran bersaing untuk situs atau untuk nutrisi penting. Hal ini dianggap menguntungkan mereka yang paling penting efek, yang telah ditunjukkan dalam rongga mulut, usus, kulit, dan epitel vagina. Dalam beberapa percobaan, hewan bebas kuman dapat terinfeksi oleh bakteri Salmonella 10, sedangkan yang menular dosis untuk hewan konvensional sudah dekat 10 6 sel. 3. Flora normal dapat menimbulkan kebencian bakteri lain melalui produksi zat yang menghambat atau membunuh nonindigenous spesies. Bakteri usus menghasilkan berbagai zat mulai dari yang relatif nonspesifik asam lemak dan peroksida untuk bacteriocins sangat spesifik, yang menghambat atau membunuh bakteri lain. 4. Flora normal mendorong perkembangan jaringan tertentu, yaitu, sekum dan beberapa jaringan limfatik (Peyer's patch) dalam saluran GI. Sekum dari hewan bebas kuman diperbesar, berdinding tipis, dan berisi cairan, dibandingkan dengan konvensional organ dalam binatang. Juga, berdasarkan pada kemampuan untuk menjalani stimulasi imunologis, usus jaringan limfatik bebas kuman hewan yang kurang berkembang dibandingkan dengan hewan konvensional. 5. Flora normal merangsang produksi antibodi reaktif silang. Karena flora normal berperilaku sebagai antigen pada hewan, mereka merangsang suatu respon kekebalan, khususnya, sebuah antibodi-mediated imun (AMI) respon. Rendahnya tingkat antibodi terhadap komponen flora normal diketahui bereaksi silang dengan patogen terkait tertentu, dan dengan demikian mencegah infeksi atau invasi. Antibodi dihasilkan terhadap antigen komponen flora normal kadang-kadang disebut sebagai "alam" antibodi, dan antibodi seperti kekurangan dalam bebas kuman hewan.

Flora normal dapat merugikan jika :1. Supresi terhadap kuman flora normal menyebabkan kekosongan dan digantikan oleh mikroba lingkungan Contoh : 2. Pemakaian antibiotika terlalu lama2. Sering menggunakan bahan desinfektan pada tubuh tertentu untuk menghilangkan bau badan1. Pindah habitatnya Dari beberapa bagian tubuh manusia melalui paralatan yang tidak steril.Tangan manusia yang tidak cuci tangan1. Pada kondisi tertentu dapat menjadi patogen :2. Daya tahan tubuh menurun/stress2. Trauma/luka1. Kontaminasi pengambilan spesimenMembuat masalah apabila tidak aseptik dapat menyebabkan hasil positif palsu.

1. PATOFISIOLOGI1. SISTEM RETIKULOENDOTELIAL

IMUNISASI1. JENIS1. 1. VAKSIN BERDASARKAN KETAHANANNYA