bab 1
DESCRIPTION
bab1 pendahuluanTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anak adalah masa depan bangsa dan untuk menjadi bangsa yang besar diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM adalah memberikan Asuhan Nutrisi Pediatrik (ANP), suatu pelayanan kesehatan pencegahan yang mendasar. Asuhan Nutrisi Pediatrik yang dimaksud di sini berbeda dalam tujuan dan pelaksanaannya dengan pelayanan gizi yang dilaksanakan oleh instalasi gizi.
Asuhan Nutrisi Pediatrik dilakukan untuk anak sehat maupun anak sakit. Pada anak sehat, ANP ditujukan untuk menunjang pencapaian tumbuh kembang yang optimal, pada pasien rawat jalan agar tidak terjadi gagal tumbuh, sedangkan pada pasien rawat inap untuk mencegah terjadinya malnutrisi rumah sakit (MRS). Yang dimaksud dengan MRS pada rekomendasi ini adalah penurunan berat badan selama perawatan di rumah sakit, yang disebabkan oleh ANP yang tidak memadai.
Pada anak sakit, selain untuk tetap memelihara tumbuh kembang, pemenuhan kebutuhan nutrisi sangat bermanfaat untuk mempercepat proses penyembuhan, memperpendek masa perawatan, mengurangi terjadinya komplikasi, menurunkan morbiditas dan mortalitas serta dapat mencegah terjadinya malnutrisi akibat pengobatan atau tindakan medis4.
Prevalensi terjadinya malnutrisi pada pasien anak rawat inap cukup tinggi yaitu antara 20-40% dan makin meningkat pada pasien yang dirawat di rumah sakit lebih dari dua minggu5-6. Penelitian pendahuluan pada 4 (empat) rumah sakit di Indonesia menunjukkan lebih dari separuh pasien yang dirawat datang dengan berbagai keadaan malnutrisi baik undernutrition ataupun overnutrition, dengan status gizi kurang menempati porsi terbesar. Pada penelitian tersebut, Malnutrisi Rumah Sakit terjadi pada 13-37% pasien7-10
Disamping itu, pengawasan nutrisi perioperatif juga menjadi perhatian penting saat ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan perawatan anak dalam kondisi post operative dan anak dengan penyakit kritis. Penggunaan dan pengetahuan tentang indikasi nutrisi enteral dan parenteral juga merupakan hal yang harus diketahui terutama oleh tenaga kesehatan yang bekerja di PICU ataupun oleh anestesiolog yang menangani pasien-pasien padiatrik yang membutuhkan dukungan nutrisi perioperatif. Oleh karena itu, perlu adanya suatu panduan khusus yang disusun untuk memudahkan dalam penanganan dan pemberian nutrisi pada pediatrik.
Tujuan Nutrisi Pediatri
1. Menurunkan insidensi morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan masalah nutrisi pada populasi pasien pediatri kita
2. Meningkatkan hasil klinis pasien dengan meningkatkan nutrisi berkala, optimal, aman dan efektif biaya melalui jalur oral maupun pada anak-anak dengan penyakit krinis ataupun kronis, yang menggunakanNGT maupun nutrisi parenteral.
3. Mengidentifikasi pasien yang akan mendapatkan manfaat dari intervensi nutrisi4. Menyediakan edukasi pasien pada area diet khusus atau diet terapetik atau untuk
mengkhususkan dukungan nutrisi enteral dan parenteral.5. Untuk menyediakan tenaga kesehatan dan staf pelayanan kesehatan pada area yang
mengkhususkan nutrisi pediatrik.6. Untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur untuk mempromosikan tentang
penggunaan terapi nutrisi yang sesuai dan efektif.
Pemeriksaan (Screening) Nutrisi
Pemeriksaan inisial oleh staf perawat berdasarkan adanya hal berikut:
Makanan atau formula khusus Asupan oral yang buruk > 5 hari Ulser karena tekanan atau penyembuhan luka yang buruk Luka bakar ≥ 15 % total body surface area Masalah mengunyah dan menelan Menggunakan dukungan nutrisi khusus: enteral atau parenteral Diagnosis malnutrisi sebelumnya, kistik fibrosis, gagal tumbuh, atau diabetes mellitus
onset baru.
Penilaian Nutrisi Kompeherensif : Diagnosis dan kondisi nutrisi resiko tinggi
Kondisi atau diagnosis berikut sering indikasi nutrisi resiko tinggi :
1. Pasien dengan dukungan nutrisi2. Diagnosa atau kondisi resiko tinggi
a. Anemiab. Bronkopulmonal dysplasia/penyakit paru kronisc. Luka Bakard. Kankere. Kelainan jantung kongenitalf. Kistik Fibrosisg. Diabetes Melllitush. Gagal Tumbuhi. Gangguan/anomaly gastrointestinal; gastroscizis, enterocolitis necrotizing, dllj. Inflammmatory Bowel Diseasek. Penyakit hatil. Sindrom malabsorbsim. Gangguan neurologis/perkembangann. Preterm Infant, terutama bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (<1500 gr)o. Penyakit parup. Penyakit ginjalq. Pasien Trauma
3. Berat dibawah atau diatas standar
a. Berat/tinggi < 3 persentile pada umur dan penyakit yang sesuai dari grafik kartu pertumbuhan.
b. Tinggi atau panjang badan < 3 persentilec. Berat untuk tinggi < 3persentile atau > 95 persentiled. Kehilangan berat badan sebelumnya (lebih dari 6 bulan terakhir) dari > 10% berat
badan ideal.4. Katabolik state : Demam yang menetap, Gagal organ mayor5. Pemberian diet dan asupan pasien tidak adekuat dibandingkan kebutuhan nutrisi pasien.
a. NPO > 3 hari dimana sebelumnya anak malnutrisi atau NPO> 5 hari dimana sebelumnya pasien dengan nutrisi yang baik, tanpa nutrisi parenteral ataupun enteral.
b. Pasien dengan diet cairan jernih atau padat selama ≥ 5 hari.
Maksud dan tujuan dari dukungan nutrisi pada pasien PICU
Ketentuan dari kalori dan protein yang adekuat selama katabolisme untuk mencegah malnutrisi protein-energi, contoh; sepsis, trauma, post operasi.
Memicu peningkatan status imunologi dan penyembuhan luka untuk meminimalkan resiko dari infeksi iatrogenic.
Mencegah atau meminimalkan respon katabolic dan pemecahan dari penyimpanan protein visceral dan somatic.
Meningkatkan status nutrisi; manajemen dari defisiensi penyakit spesifik. Mengembalikan kegagalan pertumbuhan dan ketika diaplikasikan, memicu pertumbuhan
cepat.
Indikasi untuk Nutrition Support :Pasien pada Resiko Nutrisi
1. Kondisi Hipermetabolik: trauma, cedera kepala, cedera medulla spinalis 2. Pasien Post Operasi3. Penyakit kardiorespirasi: kelainan jantung kongenital, bronkopulmonal dysplasia, kistik
fibrosis, 4. Penyakit dan gangguan gastrointestinal: short gut syndrome, eksaserbasi dari
inflammatory bowel disease, hepatic failure, atresia bilier, pankreatitis.5. Neurologi, penyakit muscular: genetic syndrome, Guillan Bare, Muscular dystrophy,
riwayat cerebral palsy atau retardasi mental.
BAB 2
PENILAIAN NUTRISI PADA PASIEN PEDIATRI
Penilaian dari status nutrisi dari dari pasien pediatri ketika di rumah sakit adalah penting untuk mengidentifikasi tujuan dari intervensi nutrisi, meningkatkan kualitas pelayanan dan mendiagnosa malnutrisi. Status nutrisi dapat ditentukan melalui penilaian dari berat badan, pertumbuhan, jaringan lemak, otot skelet, penyimpanan protein visceral dan fungsi imun seluler.
Komponen yang meliputi penilaian nutrisi yaitu :
1. Penilaian pertumbuhan dan pengukuran antropometrik2. Riwayat pengobatan, perkembangan, sosial, dan personal3. Riwayat intake nutrisi dan riwayat dari alergi makanan4. Evaluasi laboratorium dari perubahan biokimia dan metabolic5. Mengevaluasi ulang penemuandari pemeriksaan fisik yang terfokus pada nutrisi6. Kebutuhan edukasi dan penghalang potensial untuk belajar
Pertumbuhan dan Pengukuran Antropometri
Pertumbuhan bayi, anak-anak dan dewasa berlangsung dari baru lahir hingga usia 20 tahun perlu dievaluasi secara rutin. Kurva standar pertumbuhan WHO dipakai untuk anak usia 0-2 tahun, sedangkan kurva pertumbuhan NCHS dipakai sampai usia 20 tahun (appendix A). Kurva pertumbuhan tersedia untuk tiap kelamin. Tinggi dan berat badan orangtua penting dalam penilaian pertumbuhan untuk menilai potensial genetik. Kurva pertumbuhan yang digunakan untuk mengetahui pengukuran antropometri sebagai berikut:
- Panjang saat telentang (< 2 tahun) atau tinggi badan saat berdiri (> 2 tahun)- Berat badan menurut umur- Berat badan menurut tinggi badan- Lingkar kepala untuk anak-anak usia dibawah 3 tahun- BMI untuk usia 2-20 tahun
Berat badan menurut usia menunjukan indikator dari keseluruhan status gizi. Berat badan kurang mengindikasikan malnutrisi akut. Tinggi badan atau panjang badan yang kurang biasanya mengindikasikan kurang nutrisi yang kronik dan gagal tumbuh.
Berat badan menurut tinggi badan menunjukan berat badan ideal untuk tinggi tersebut dan membedakan antara “wasting “ dengan dwarfism. Kurva pertumbuhan tersedia untuk penyakit spesifik seperti sindrom Down.
Pengukuran antropometri tambahanPengukuran antropometri yang lain dapat digunakan untuk mengevaluasi status nutrisi anak secara lebih pasti, yaitu dengan:Triceps skinfold (TSF) / ketebalan lipatan kulit triseps : pengukuran lapisan kulit dan lemak subkutaneus di lengan atas bagian belakang, hal ini menunjukan cadangan lemak subkutaneus. Pengukuran ini menggunakan meteran dan caliper (penjepit), lokasi pengukuran titik tengah antara akroniom dan olekranon, dengan cara mengambil kulit dan jaringan subkutan 1 cm diatas
titik tengah menggunakan penjepit (3). Untuk menjaga konsistensi nilai saat evaluasi TSF dan lingar lengan atas, pasien harus menyelesaikan pengukuran dan melakukan tiga serial pengukuran untuk satu kali pengukuran. Appendix C
Midarm Muscle Circumference (MAMC) / otot lingkar lengan atas:adalah jumlah indeks massa otot dari MAC dan TSF dengan menggunakan formula (3) (see Appendix D forpercentile tabels):
MAMC (mm) = MAC (mm) – [3.14 x TSF (mm)]
Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT): pengukuran jaringan lemak yang dinyatakan dalam berat badan (kg) / tinggi badan (m2). BMI memberikan ukuran lemak yang lebih meyakinkan dibandingkan ketebalan lipatan kulit triseps.
Penilaian Anak ObesitasEvaluasi pada anak obesitas biasanya menggunakan BMIm:
Obesitas : BMI ≥ persentil 95 menurut usia dan jenis kelamin Berat badan lebih : BMI persentil 85-94 menurut usia dan jenis kelamin
Mengacu pada kurva BMI dan usia milik NCHS.
Kecepatan pertumbuhanIndikator yang paling baik untuk menilai status gizi anak dengan melihat seberapa cepat dia tumbuh. Kecepatan pertumbuhan merupakan indikator yang sensitive sehingga memerlukan evaluasi secara berkala. Deviasi dari pertumbuhan normal anak perlu dicatat, terutama jika meningkat atau menurun 2 standar deviasi atau pengukuran dibawah persentil 5 ataupun diatas persentil 95. Penting diingat, bahwa 2/3 anak akan melewati garis kurva pertumbuhan di 2 tahun pertamanya yang disebabkan faktor genetik.
Penilaian MalnutrisiBerat badan merupakan indikator yang baik untuk menentukan status gizi akut dan kronik. Indikator ini dapat digunakan untuk menilai derajat malnutrisi pada pasien anak. Berat badan dapat diklasifikasikan menggunakan rumus berikut:
% standar = Berat badan aktual / berat badan diharapkan (persentil 50)
* 50th %-ile for age or 50th %-ile wt/ht jika anak prematur.
Kriteria Waterlow dapat digunakan untuk menilai derajat malnutrisi akut maupun kronik. Penting untuk diingat bahwa penyakit kronik seperti gagal ginjal dapat mempengaruhi pertumbuhan linier terpisah dari status gizinya. Pada kasus seperti ini kriteria Waterlow tidak dapat digunakan untuk mengetahui malnutrisi kronik.
Tabel 2.1. Kriteria Waterlow untuk Menilai status Malnutrisi
Akut(wt/50% wt untuk ht)
Kronik(ht/50% ht untuk usia)
Stadium 0 >0.90 >0.95Stadium 1 (malnutrisi ringan) 0.80 – 0.90 0.90 – 0.95Stadium 2 (malnutrisi sedang) 0.70 – 0.79 0.85 – 0.89Stadium 3 (malnutrisi berat) <0.70 <0,85
Penilaian Klinis MalnutrisiMeskipun penilaian pertumbuhan paling sering digunakan untuk menilai status gizi anak, pada malnutrisi stadium lanjut pasien akan menunjukan tanda dan gejala yang mengindikasikan kekurangan gizi yang spesifik. Tabel 2.5 menunjukan perubahan klinis yang terlihat pada anak dengan malnutrisi kronik.
Tabel 2.2. Penilaian Klinis Malnutrisi pada Anak : Tanda Fisik Kekurangan Gizi
Tanda Fisik Kekurangan GiziKeadaan umum: edema, atrofi otot, penurunan lemak subutan, gagal tumbuh
Protein dan kalori
Rambut :kusam, kering, tipis dan jarang, mudah dicabut dan perubahan warna
Protein dan kalori
Kulit : kering dan besisik, hyperkeratosis folikel, dispigmentasi, petechie, pellagrous dermatosis
Vitamin A, protein, niacin, VitaminC, riboflavin, vitamin B6,Asam lemak esensial
Mata : pucat dan kering, atau merah dan meradang, Bitot’s spot, xerosis kornea ( kusam dan kabur) atau jaringan parut, fisura di sudut mata
Vitamin A, zat besi dan asam folat
Bibir : Kemerahan dan bengkak , stomatitis di sudut bibir
Niacin, riboflavin, vitamin B6
Lidah : Bengkak ( glositis ) , “raw tounge”, warnamagenta atau keunguan , lidah halus, luka
Riboflavin, niacin
Gigi dan Gusi : gigi dapat hilang, warna gigi buruk dan pembusukan atau lubang dapat terlihat, bengkak dan perdarahan gusi, resesi gusi
Fluoride, Vitamin C
Sistem kardiovaskular : takikardia , kardiomegali, irama atau denyut jantung yang abnormal
Potassium, selenium,phosphorus, thiamine
GI Sistem : Pembesaran limpa atau hati, disfungsi gastrointestinal
Protein dan kalori
Dikutip dari: Isaacs, J, Cialone, J, Horsley, et al. Children with Special Health Care Needs: ACommunity Nutrition Pocket Guide, 1997.
Riwayat Medis
Penilaian status gizi yang lengkap harus terdapat informasi mengenai: Riwayat medis sebelumnya termasuk riwayat rawat inap Riwayat alergi Riwayat personal dan sosial Adanya penyakit kronik seperti kelainan jantung bawaan, cyctic fibrosis, penyakit ginjal,
short bowl syndrome, dan atresia gastrointestinal Pola pertumbuhan sebelumnya dengan menggunakan kurva pertumbuhan Riwayat operasi, kelainan medis atau prosedur medis lainnya yang berdampak pada
intake nutrisi, status gizi dan tatalaksananya Pengobatan Usia gestasional (anak < 3 tahun) Identifikasi bayi berat lahir rendah (BBR) Riwayat perkembangan Adanya kelainan kongenital atau genetik
Riwayat Asupan MakananRiwayat makanan dapat diperoleh degan cara:
24 jam recall (mengulang kembali) Asupan makan selama 3 hari Kuesioner frekuensi makanan Anamnesis secara umum
Hal yang perlu dinilai:Untuk semua Bayi:
Tipe susu formula dan nama merk susu Persiapan pemberian formula dan penyimpanan Substansi tambahan selain air, seperti sereal, sirup Karo Volume dan frekuensi pemberian makanan Minuman lain seperti air, Kool-aid, teh dan soda Asupan makanan padat dan teksturnya Riwayat perubahan susu formula Riwayat muntah dan diare Frekuensi dan konsistensi Buang air besar.
Untuk Bayi yang diberi ASI: Berapa lama bayi menyusu Apakah bayi menyusu dari kedua payudara Frekuesi pemberian ASI Bentuk dan frekuensi Buang Air Besar Jumlah popok/pempers basah per hari
Untuk balita dan anak: Pola makan keluarga dan penyimpanan
Suplemen vitamin dan mineral Riwayat alergi makanan atau intoleransi makanan Evaluasi keterampilan motorik mulut, pola makan, riwayat kelelahan atau sesak saat
makan. Interaksi saat makan Menentukan makanan dan hasilnya; penilaian tubuh oleh si anak Makanan tambahan
Pemeriksaan Data Laboratorium (2, 11)Hasil pemeriksaan laboratorium berguna untuk menentukan status gizi anak. Tabel 2.6 ringkasan hasil laboratorium yang sering digunakan dalam menilai status gizi anak.
Tabel 2.3 Penilaian Laboratorium untuk Status gizi
Parameter lab Interpretasi hasil Penyebab potensial untuk
Nilai rendah Nilai rendahPrealbumin
Digunakan untuk menilai status protein
Indikator sensitif dari nutriture protein dini
Waktu paruh 2–3 hari
Prematur: 9 – 33 mg/dlMatur:11 – 34 mg/dlAnak-anak: 20 – 50 mg/dl
Dehidrasi Steroid (cth: prednison)
Malnutrisi protein akutTrauma & stressInfeksiPenyakit hati kronisHidrasi agresifPenyakit hati metabolik
Transferrin Digunakan untuk
menilai status protein
Sintesis di hati untuk membawa besi didalam darah ; juga berperan sebagai reaktan fase akut
Waktu paruh : 8-10 hari
Prematur: 140 – 370 mg/dlMatur:200 – 370 mg/dlAnak-anak: 180 – 260 mg/dl
Defisiensi besiHipoksiaKehilangan darah kronikStress
Gangguan sintesisMalnutrisi proteinInfeksi kronikPenyakit hati kronikKehilangan protein enteropati
Albumin Digunakan untuk
menilai status protein
Indikator lemah dari deplasi protein karena besar masa tubuh
Waktu paruh: 15-20 hari
Prematur: 2.5 – 4.5 g/dlMatur:2.5 – 5.0 g/dl1-3 bulan: 3.0 – 4.2 g/dl3-12 bulan: 2.7 – 5.0 g/dl>1 tahun: 3.2 – 5.0 g/dl
Dehidrasi Malnutrisi proteinGangguan pencernaan atau absorbsi proteinKehilangan protein berlebihanPenyakit hati kronisKeganasan Dilusi hipervolemikInfeksi kronisHidrasi agresif
Sindroma nefrotik
BAB 3
KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI DAN ANAK
Langkah awal untuk memberikan infant dan anak yang ditetapkan pada resiko nutrisi yang paling sesuai untuk pemberian intervensi nutrisi adalah dengan menilai kebutuhan aktualnya.
Kebutuhan Nutrisi pada Penyakit Non-Kritis Bayi dan anak
Tabel berikut menunjukkan perbedaan dari kebutuhan nutrisi enteral dan parenteral untuk bayi.
Tabel 3.1. Perbedaan Kebutuhan Nutrisi Enteral dan Parenteral Pada Bayi
Kondisi/penyakitBayi
Enteral Parenteral
Kalori (kkal/kg)
Protein (g/kg)
Cairan (ml/kg)
kalori (kkal/kg)
Protein (g/kg)
Gizi baik/ AGA 90 - 110 2.0 – 3.0 150 - 200 85 - 110 2.5 – 3BPD atau CHD 120 - 150 3.0 – 4.0 120 - 130 90 - 130 2.5 – 3.5AGA = Appropriate for Gestational Age BPD = Bronchopulmonary DysplasiaCHD = Congenital Heart Disease
Dietary Reference Intakes
Dietary Reference Intakes (DRIs) dibagi menjadi 4 kategori:
Kebutuhan perkiraan rata-rata : Rata-rata asupan nutrisi harian yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhansetengah dari individu sehat pada suatu bagian kehidupan dan kelompok gender.
Diet yang direkomendasikan dan diizinkan : rata-rata asupan nutrisi yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada 97-98 persen individu sehat
Intake Adekuat : asupan harian rata-rata yang direkomendasikan berdasarkan suatu observasi atau eksperimental atau perkiraan asupan nutrisi pada sekelompok orang sehat yang dianggap cukup ketika RDA tidak dapat ditentukan
Tingkat Asupan paling tinggi yang ditoleransi: asupan nutrisi harian rata-rata tertinggi yang tidak ber resiko pada kesehatan pada hampir semua individu pada populasi pada umumya. Seiring meningkatnya asupan diatas batas atas, potensi untuk timbulnya efek samping meningkat.
Energi
Prediksi persamaan untuk berat badan normal dikembangkan dari data total energy expinditure. Persamaan untuk infant dan anak berdasarkan pada tinggi badan dan diperkirakan butuh untuk deposit energi. Persamaan untuk anak dan remaja berdasarkan pada tinggi badan, berat badan, umur, tingkat aktivitas fisik dan juga digunakan untuk penghitungan kebutuhan energi.Tabel menunjukkan nilai Estimated Energy Requirement (EER) untuk bayi dan anak; data untuk bayi dan anak berdasarkan pada berat badan ( berat normal untuk berbagai usia), dan data untuk anak
yang lebih tua dan remaja berdasarkan pada referensi berat dan tinggi serta tingkat aktivitas fisik yang berhubungan dengan sedentary atau aktifitas ringan.
Protein
Asupan yang direkomendasikan dari protein untuk bayi 0-6 bulan berdasarkan pada Adequate Intake (AI) yang menggambarkan rata-rata asupan protein oleh bayi yang sesuai dengan ASI. Untuk bayi yang lebih besar dan anak, RDA ditentukan dengan menggunakan data yang tersedia dari studi keseimbangan nitrogen, pengukuran dari laju deposit protein untu pertumbuhan, dan perkiraan dari efisiensi penggunaan protein.
Tabel 3.2 Perkiraaan Kebutuhan Energi, Protein dan Serat untuk Bayi dan Anak.
Usia Energi Kkal/kg
Protein (g/kg)
Serat (g/hari)
Laki-laki perempuan Laki-laki Perempuan Bayi 1-3 bulan 95 – 107 1.52 SDN
4-6 bulan 82 - 83 1.52 SDN7 – 12 bulan 79 – 82 1.2 SDN
Balita 1 – 3 tahun 81 - 83 1.05 19Anak-anak 3-4 tahun 75-93 72-89 0.95 25
5-6 tahun 64-80 62-77 0.95 257-8 tahun 57-70 53-66 0.95 259-10 tahun 50-62 45-57 0.95 31 2611-12 tahun 44-55 39-49 0.95 31 26
Dewasa muda
13-14 tahun 41-50 35-43 0.85 31 26
15-16 tahun 38-47 32-40 0.85 38 2617-18 tahun 35-43 30-37 0.85 38 26
SDN : Sulit Dinilai
Gizi baik/kurang:
Kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan berat badan ideal dikalikan RDA menurut usia tinggi (height age). Usia-tinggi ialah usia bila tinggi badan anak tersebut merupakan P50 pada grafik. Kebutuhan nutrien tertentu secara khusus dihitung pada kondisi klinis tertentu 13.
a. Tatalaksana Gizi Buruk menurut WHO, atau
b. Berdasarkan perhitungan target BB-ideal:
BB-ideal x RDA menurut usia-tinggi
Pemberian kalori awal sebesar 50-75% dari target untuk menghindari sindrom refeeding
Target pemberian kalori adalah
BB-ideal x RDA menurut usia tinggi
Pemberian kalori dikurangi secara bertahap sampai tercapai target.
Catatan:
- Berat badan ideal adalah berat badan menurut tinggi badan pada P50 pertumbuhan
- Pada Obesitas penatalaksanaan tidak akan berhasil tanpa disertai dengan peningkatan aktifitas fisik dan perubahan perilaku.
Anak overweight
Secara umum, untuk anak yang overweight atau obese, target penurunan berat badan 1 pound per bulan mungkin beralasan. Tujuan umum untuk anak yang overweight atau obese adalah mempertahankan berat badan dengan harapan dimana BMI akan meningkat sebagai pertumbuhan linier yang terus menerus.
Kebutuhan nutrisi anak dengan penyakit kritis
Kebutuhan nutrisi dari anak dengan penyakit kritis cukup berbeda dari Perkiraan kebutuhan energi untuk berbagai alasan. Bergantung kepada jenis cedera atau penyakit, pengobatan digunakan untuk menangani pasien atau derajat malnutrisi yang telaah ada sebelumnya., kebutuhan kalori atau protein dapat ditingkatkan atau bahkan diturunkan pada pasien pediatric dengan penyakit kritis. (9, 10).
Tabel berikut ini menunjukkan faktor-faktor, yang dapat meningkatkan atau menurunkan kebutuhan nutrisi.
Table 3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Kalori dan Protein Pada Anak dengan
Penyakit Kritis
Meningkatkan kebutuhan Menurunkan kebutuhanTrauma PembedahanSepsis DemamTumorLuka BakarAthetoid CP, HipertoniaKejangCedera Medulla Spinalis (akut)
Kekurangan aktivitas/ Bed restVentilasi mekanikSedasi medisParalisis medisHipotonia, SpasticPengurangan Insensible Water LossKondisi Hipotyroid
Peningkatan Usaha NapasPenyapihan dari ventilatorAgitasi yang menetap.
Penelitian pada pasien pediatri dengan penyakit kritis telah menunjukkan bahwa perhitungan kebutuhan energi untuk pasien dengan penyakit kritis adalah dengan mengalikan kebutuhan basal energi dengan faktor stress.
Kebutuhan energy pada sakit kritis (critical illness) : “(IDAAI)”
Kebutuhan energi = REE x faktor aktivitas x faktor stres
Menentukan total kebutuhan kalori dan protein selama penyakit kritis :
1. Memperkirakan kebutuhan energy basal (kebutuhan kalori, post-absorptif, recumbent dan pada temperature ruangan)
2. Memperkirakan kebutuhan protein pasien3. Menentukan stress faktor pada pasien
Total Kalori : BEE x Faktor StressTotal Protein : Protein RDA x faktor Stress
4. Lanjutkan untuk mengevaluasi dan menyesuaikan rekomendasi berdasarkan respon (penambahan berat badan ataupun penurunan berat badan).
Sebagai alternative, persamaan Harris dan Benedict dapat lebih sesuai diberikan pada remaja untuk menentukan dari basal energy expenditure (BEE).
Laki-laki:
BEE = 66 + (13.7 x bb dalam kg) + (5 x TB dalam cm) – (6.8 x umur dalam tahun)
Perempuan:
BEE = 655 + (9.6 x BB dalam kg) + (1.7 x TB dalam cm) – (4.7 x Umur dalam tahun)
Pencegahan dan Komplikasi dari kelebihan asupan
Pada banyak kasus, anak dengan penyakit kritis pada Pediatric Intensive Care Unit (PICU) membutuhkan kalori 60-80% dari EERs karena pertumbuhan yang terhambat, mengurangi resting energy expenditure, mengurangi kehilangan insensible, pengobatan dan penurunan aktivitas. Kelebihan asupan meliputi pemberian kalori dan/aatau substrat pada kelebihan kebutuhan untuk mempertahankan metabolic homeostasis. Dari dasar klinis tersebut, Efek yang membahayakan dari kelebihan asupan dapat berupa kondisi berikut:
Komplikasi kelebihan asupan :
1. Kelebihan produksi O2
2. Peningkatan menit ventilasi (VE)3. Kegagalan sitem pernapasan4. Edem Pulmonum5. Hiperglikemia6. Lipogenesis (peningkatan insulin, penurunan oksidasi lemak7. Kerusakan pada sel hepatic.8. Fatty Liver9. Intrahepatik kolestatis10. Imunosupresan
Kebutuhan energi untuk Pasien Luka Bakar Anak
Kebutuhan metabolik harian dari pasien luka bakar dapat diperkirakan dengan banyak formula, yang diperkirakan dari data yang didapat dari pasien dewasa, namun digunakan untuk anak dengan perbedaan metabolisme mereka. Klinisi dapat memillih untuk menggunakan beberapa dari formula berikut yang dapat dikembangkan seusai rentang kalori untuk individual pasien.
Tabel 3.4. Beberapa Formula untuk Menghitung Kebutuhan Energi dari Anak dengan Luka Bakar
Nama rumus/penulis Usia % BSAB Kaliri/hariDavis dan Liljedal Anak Rata-rata (60 kkal x BB (kg) +
(35 kkal x % luka bakar)
Curreri Junior 0-1 tahun <50 Basal* + (15 kkal x % luka bakar)
1-3 tahun <50 Basal* + (25 kkal x % luka bakar)
4-15 tahun <50 Basal* + (40 kkal x % luka bakar)
Heldreth 0-1 tahun (2100 kkal/m2
BSA**) + (1000 kkal/m2 luka bakar)
<12 tahun (1800 kkal/m2
BSA**) + (1300 kkal/m2 luka bakar)
12-18 tahun (1500 kkal/m2
BSA**) + (1500 kkal/m2 luka bakar)
*tabel diatas menunnjukkan estimasi kebutuhan energy basal
**BSA = Body Surface Area (total) perhitungan seperti :
Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan dapat dihitung dengan memperkirakan kebutuhan air normal yang disesuaikan untuk faktor yang berhubungan dengan penyakit tertentu. Begitupun, pertimbangan khusus harus diberikan untuk memantau keseimbangan cairan dari bayi dan anak yang menerima kalori tinggi, formula tinggi nitrogen, pasien yang memiliki beberapa gangguan neurologis atau dengan emesis, diare, demam, atau polyuria.
Dalam hal untuk mencegah dehidrasi dan memastikan ketentuan yang adekuat dari pemberian nutrisi enteral dan parenteral, table berikut untuk menilai kebutuhan cairan.
Tabel 3.5. Kebutuhan Cairan Rumatan Harian
BB (kg) Kebutuhan cairan maintenance
Kebutuhan cairan untuk memenuhi kebutuhan kalori dan nutrisi
2.0 – 30 120 ml/kg/hari 150 -180 ml/kg3.0 – 10.0 100 ml/kg/hari 140 – 165 ml/kg11 – 20 1.000 ml plus 50 ml/kg untuk
setiap kg > 10 kgGunakan cairan maintenance
>20 1,500 ml plus 20 ml/kg untuk setiap kg > 20 kg
Gunakan cairan maintenance
BAB 4
ENTERAL NUTRISI
PENGANTAR
Pasien pediatrik yang tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi secara oral membutuhkan pemberian nutrisi melalui alat bantu berupa selang enteral.
1. Infant dan anak yang tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi (sub – optimal) setidaknya selaa 3-5 hari atau 5-7 hari, sebaiknya harus mendapat bantuan nutrisi, rute enteral menjadi pilihan.
2. Pasien anak yang sebelumnya sudah mengalami malnutrisi, anak yang sudah mengalami trauma tau dengan penyakit yang meningkatkan resiko bagi mereka untuk mengalami gangguan nutisi dan anak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi mereka harus menerima nutrisi atau bantuan nutrisi dengan rute enteral dalam 48 jam.
Keuntungan Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral melalui tube merupakan modalitas pilihan utama untuk pasien anak dengan penyakit berat dan kronis dengan beberapa alas an:
Status fisiologis nutrisi Efek langsung / pertumbuhan dari saluran cerna Stimulasi dan pemeliharaan mukosa gaster Penurunan dari komplikasi metabolic dan infeksi Perkembangan fungsi hepar dibandingkan nutrisi parenteral Terapi cairan dan elektrolit yang sederhana Nutrisi lengkap : glutamine, serat, ferum, dan lainnya Respon efek metabolik pada pasien luka bakar Dapat menurunkan angka kejadian masuknya bakteri pathogen atau translokasi bakteri ke
rongga peritoneum atau sirkulasi Lebih murah : 10-20 dolar per hari dibanding 200-300 dolar per hari untuk nutrisi
parenteral
Pasien anak yang tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi mereka melalui nutrisi oral pemberian gizi didukung dengan pemberian makan melalui enteral tube . Tabung menyusui juga dapat digunakan untuk pasien yang telah kehilangan 10 % atau lebih dari berat badan normal dan tidak adekuat memenuhi kalori yang cukup dengan jalur nutrisi oral .
Tabel 4.1 Indikasi Secara Umum Untuk Pemberian Nutrisi Enteral Pada Pasien Anak
PretermCardiorespiratory Distress
Bronchopulmonary Dysplasia Cystic Fibrosis Penyakit Jantung Kongenital
Penyakit dan Disfungsi Gastrointestinal Inflamatory Bowel Disease Syndroma Saluran Cerna Pendek Atresia Billier Gastroesophageal Reflux Berat Protracted Diare pada Infant Pasien dengan Post Operasi Diare Kronis Non Spesifik
Penyakit GinjalStatus Hipermetabolik
Cancer Luka Bakar Trauma Berat / Cedera Kepala Tertutup / Cedera Medulla Spinalis
Penyakit Neurologis / Cerebral Palsy
Pemilihan Formula Untuk Pemberian Nutrisi Enteral
Pemilihan dari formula nutrisi enteral untuk infant dan pediatrik bergantung kepada beberapa faktor termasuk diagnosis, masalah dan kebutuhan nutrisi sebelumnya, dan fungsi gastrointestinal. Formula dan faktor yang penting untuk dipertimbangkan :
Osmolalitas (<450 mOsm/Kg untuk infant) Jumlah yang dapat dilarutkan ginjal Kepadatan dan kekentalan kalori larutan Komponen Nutrisi : tipe karbohidrat, protein, dan lemak Ketersediaan dan biaya
Memodifikasi Kalori Formula dan Kepadatan Nutrisi
Anak dengan penyakit kronis atau berat tidak data menerima jumlah formula ang dibutuhkan untuk nutrisi mereka. Formula infan dan anak harus dipersiapka berbeda untuk memenuhi kalori dan nutrisi. Kepadatan kalori dan nutrisi infan atau nutrisi enteral dapat ditingkatkan dengan beberapa contoh kombinasi berikut :
1. Konsentrasi – Peningkatan dari jumlah formula (bentuk bubuk) atau penurunan dari jumlah air yang digunakan untuk melarutkan formula. Metode ini dapat meningkatkan konsentrasi dari semua sediaan formula dan osmolalitasnya.
2. Suplementasi – dengan menambahkan makronutrien dengan tujuan untuk meningkatkan kepadatan kalori dengan tidak menambah jumlah nutrisi lainnya. Hal ini dapat dicapai dengan penambahan :
Sumber Karbohidrat : Polycose (Abbott) Sumber lemak : Microlipid (Nestle), MCT oil (Nestle, atau minyak sayuran) Sumber protein : Beneprotein (Nestle), Prosource Liquid Protein Kombunasi dari karbohidrat dan lemak : Duocal (Nutricia)
Guideline untuk menggunakan formula dengan konsentrasi dan kepadatan yang tinggi Secara unum, formula-formula yang digunakan untuk infant seharusnya tidak memiliki
konsentrasi air – densitas > 27 kkal/oz karena preparat ini tidak sesuai dengan kebutuhan air mereka.
Peningkatan kepadatan kalori formula dicapai dlam rentang 2-3 kkal/oz untuk penyesuaian dengan toleransi pasien anak
Infant dengan penyakit gastrooesophageal reflux dapat mengalami reflux yang semakin berat apabila konsentrasi formula tidak sesuai. Pada infant mungkin lebih baik menggunakan tambahan seperti Polycose atau cereal infant.
Infant dengan penyakit renal insufficiency membutuhkan peningkatan kepadatan formula dengan mencairkan formula nutrisi untuk mencegah peningkatan zat yang harus dilarutkan oleh ginjal.
Anak dengan pemberian formula nutrisi harus dipantau ketat, pemantauan meliputi balance urine, frekuensi berkemih, dan berat jenis urin, untuk memastikan kecukupan cairan anak terpenuhi.
Pemberian formula dengan konsentrasi yang tinggi memiliki efek samping berupa diare dan dehidrasi, atau sebaliknya konstipasi dapat terjadi.
Orang tua harus secara baik diberi pengarahan dan pengetahuan untuk menyiapkan formula nutrisi di rumah sebelum anak diizinkan pulang dari rumah sakit.
Konsentrasi Formula
Standar formula produk nutrisi untuk infant yang siap saji atau yang harus di larutkan berdasarkan produsen menyediakan 20 kkal/oz. tabel 5.3 menunjukkan beberapa metode untuk meningkatkan kalori menjadi 24kkal/oz atau 27 kkal/oz.
Tabel 4.2. Meningkatkan kepadatan kalori menjadi 24-27 kkal/oz
MetodeKepadatan
Kalori (kkal/oz)Resep
1 24 13 oz formula + 9 oz air2 24 2½ sendok bubuk formula + 4 oz air
3 24½ sendok bubuk formula + 4 oz formula siap
saji4 27 13 oz formula + 6 oz air5 27 5 sendok bubuk formula + 7 oz air
Kepadatan formula dapat ditingkatkan sampai 27 kkal/oz dengan menggunakan bubuk frmula atau konsentrat formula. Metode ini dapat meningkatkan osmolalitas sampai dengan > 450 mOsm/kg, dan dapat meningkatkan konsentrasi larutan di ginjal. Maka dari itu, infant dengan kepadatan kalori yang lebih tinggi harus dilakukan monitoring pada kemampuan saluran cernanya dan status cairannya.
Suplementasi Formula
Infant yang membutuhkan 27-30 kkal/ons dapat digantikan dengan pemberian 24 kkal/ons dari pemberian standar atau formula preterm sebagai zat terlarut dasar untuk mencukupi kebutuhan kepadatan larutan 27-30 kka/ons. Tabel 5.4 dan 5.5 memperlihatkan guideline untuk meningkatan kepadatan kalori sampai dengan 33kkal/ons. Secara umum, penggunaan polycose dan minyak sayur lebih berguna untuk pasien dengan nutrisi oral, disebabkan minyak sayur lebih sulit larut untuk asupan enteral. Efek dari pergeseran volume dengan penambahan polycose dan duocal (2ml volume per sendok the bubuk) dapat digunakan untuk menentukan kepadatan larutan.
Suplementasi ASI
Kepadatan kalori dan dari ASI dapat ditingkatkan dengan beberapa metode :
Metode I – Enfamil Human Milk atau Similac Human MilkFortifier Metode 2 – Menggunakan formula susu bubuk : Enfamil atau Similac bubuk
Suplementasi Formula Enteral Pediatrik
Kepadatan kalori dan nutrisi dari formula enteral dapat ditingkatkan dengan 2 metode :
Metode 1 – Menggunakan Modular : Duocal Metode 2 – Peningkatan Formua Enteral dengan menggunakan selang makan
Metode 1 : meningkatkan dengan menggunakan Modullar
Pasien dengan usia 1 – 13 tahun dengan kebutuhan nutrisi energy dan kalori yang meningkat sementara kemampuan untuk asupan air yang tidak tinggi membutuhkan manajemen nutrisi dengan menggunakan formula untuk anak seperti PediaSure (1 kkal/ml), tersedia dengan atau tanpa serat, disuplementasikan dengan menggunakan modular.
Tabel 4.3 Peningkatan Kepadatan Kalori Formula Enteral Pediatri dengan Modular
Kkal/oz Volume standard formula enteral pediatric
Duocal Bubuk (tsp) Duocal Bubuk
(berat dalam gram)
33 240 ml 2 5.7
36 240 ml 4 11.3
39 240 ml 6 17.0
Metode 2 : Meningkatkan kepadatan nutrisi dan formula dengan menggunakan selang makan
Konsentrasi dan kalori dapat ditingkatkan dengan menggunakan campuran formula nutrisi pediatric dengan formula nutrisi yang tinggi atau dengan formula nutrisi untuk dewasa. Kepadaran formula anak 1,25 kkal/ml dapat dicapai dengan mencampurkan 1:1 standar 1,0 kalori nutrisi untuk anak dan kepadatan kalori 1,5 kalori nutrisi anak (atau 1,5 kalori nutrisi untuk dewasa).
Pemberian Nutrisi dengan menggunakan selang makan
Pemberian nutrisi dengan menggunakan selang sangat bergantung kepada individu yang akan diberikan, durasi pemasangan selang makan dan kemampuan serta toleransi untuk menerima makanan serta catatan kesehatan anak sendiri. Jalur yang sering digunakan meliputi :
Nasogastric atau Orogastric Gastrostomy Transpyloric
Tabel 4.4. Menunjukkan indikasi dan tujuan pemberian nutrisi melalui jalur enteral. Meskipun pemberian jalur enteral digunakan, stimulus untuk jalur oral tetap harus dipertahankan agar reflex dan kemampuan untuk menghisap dan menelan yang dimiliki anak tidak melemah.
Tebel 4.4. Rute dari Selang Makanan dan Indikasinya
Metode Pemberian
Indikasi Umum atau Keuntungan
Kontraindikasi dan Tindakan Pencegahan
Nasogastrik atau orogastrik
Prematur (< 32 minggu EGA)
Membutuhkan adanya fungsi saluran pencernaan dengan bagian non obstruktif dari rongga mulut atau hidung ke perut. Biasanya ditunjukkan untuk penggunaan
Pasien dengan muntah berlebihan, pasien dengan risiko aspirasi, riwayat pneumonia aspirasi, adanya gastroesophageal reflux yang parah, otitis media atau sinusitis dapat menjadi komplikasi yang potensial. NG dan OG dapat mudah terlepas, dan dengan demikian
jangka pendek (< 3 bulan). Tabung bore kecil berhubungan dengan tingkatan kenyamanan. Sering digunakan untuk pemberian makan nocturnal. Tabung dapat disisipkan, dihapus, dan dimasukkan kembali dengan relatif mudah.
harus diamankan.
Pemberian makan transpilorik nasoduodenal atau nasojejunal
Untuk bayi dan anak-anak dengan risiko tinggi aspirasi, riwayat gastroesophageal reflux yang parah, bagi orang dengan gangguan lambung, untuk digunakan pada pasien dengan disfungsi lambung setelah cedera kepala, trauma, atau operasi umum.
Lebih sulit untuk menempatkan tabung, mungkin memerlukan fluoroskopik atau endoskopi penempatan tabung. Peningkatan potensi intoleransi GI seperti malabsorpsi. Perpindahan tabung dan potensi aspirasi harus menggunakan infus pump terus menerus untuk mengoptimalkan toleransi
Pemberian gastrostomy pembedahan atau PEG.
PEGs umumnya lebih murah daripada gastrostomy bedah
Diindikasikan untuk pemberian makan jangka panjang yang memerlukan pengosongan normal lambung dan isi duodenum. Diindikasikan untuk bayi dan anak-anak dengan kelainan menelan, atau bagi mereka dengan obstruksi esophagus, tetapi dengan fungsi lambung dan usus kecil. Pasien dengan riwayat GE reflux yang tidak respon dengan manajemen medis.
Harus waspada terhadap :
a. GE reflux yang berat
b. pengosongan lambung
c. muntah yang berlebihan
Tabung harus diamankan untuk mencegah obstruksi pylorus.
Yang termasuk komplikasi potensial:
a.aspirasi dengan aspirasi pneumoni
b. tabung yang bermigrasi
c. kerusakan kulit yang terlokalisir dan kebocoran isi
Mungkin diperlukan untuk pengelolaan gizi anomali kongenital yaitu TE fistula. Tabung bore besar memberikan sedikit risiko dengan formula blenderized kental.
lambung
pemberian NG direkomendasikan sebelum penempatan PEG untuk membuat toleransi terhadap
pemberian tabung.
Metode Pemberian Nutrisi dengan selang
Pemberian makan dengan selang makan secara kontinu dengan pompa atau bertahap dengan memanfaatkan gravitasi. Metode pemberian makan seperti ini bergantung kepada :
Diagnosa anak Riwayat nutrisi dan status gastrointestinal Rute pemberian makan Derajat pergerakan Toleransi untuk pemberian nutrisi scara oral Kondisi keluarga dan rumah
Tabel 4.5 menunjukkan indikasi dan keuntungan pemberian secara kontinu dengan pemberian secara bertahap
Tabel 4.5. Indikasi dan Keuntungan Pemberia Secara Kontinu dengan Pemberian Secara Bertahap
Pemberian makan secara kontinu Pemberian makan secara bertahap
Lebih baik ditoleransi daripada pemberian makan secara intermiten atau bolus terutama
pada pasien dengan luas permukaan penyerapan yang terbatas , umumnya
menghasilkan kurangnya refluks , dumping dan diare.
Lebih baik ditoleransi pada anak-anak yang sakit kritis. Di PICU, sangat baik untuk
memulai jadwal kontinu dan untuk memajukan jadwal bertahap setelah status klinis pasien
ditingkatkan,
Lebih fisiologis dan praktis untuk pemberian makanan enteral di rumah
Di indikasikan untuk anak-anak yang secara medis dalam keadaan stabil, sudah mencapai
toleransi penuh dalam pemberian makan secara kontinu dan siap untuk transisi ke lebih banyak lagi jadwal pemberian makan secara bertahap.
Memungkinkan untuk mobilitas pasien yang lebih besar, lebih tepat baik untuk rehabilitasi
maupun untuk pengaturan di rumah
Direkomendasikan untuk pengiriman nutrisi secara langsung ke usus kecil
Direkomendasikan untuk bayi dengan intoleransi pemberian makan yang persisten, ketidakstabilan pernafasan yang signifikan,
atau reseksi usus yang signifikan
Berguna untuk pemakaian nasogastric yang lama untuk anak-anak dengan penyakit kronis
seperti penyakit ginjal atau CHD
Meningkatkan siklik hormon GI seperti gastrin pada bayi preterm , sehingga meningkatkan
perkembangan dan pematangan GI
Transisi dari pemberian kontinu dibandingkan dengan pemberian bertahap
Jika infant atau anak secara kondisi medis stabil dan dapat diberikan transisi makanan secara psikologis, pemberian makan secara kontinu dapat dialihkan menjadi bertahap dengan 3 metode :
Tabel 4.6. Transisi Pemberian Makanan secara Kontinu ke Pemberian Makan Bertahap
Pedoman untuk Transisi Bertahap dari Pemberian Makan secara Kontinu Menjadi Pemberian Makan Bertahap/Bolus
Method 1 Secara progresif meningkatkan jam antara pemberian makan. Meningkatkan interval pemberian makan dari selang dari 2,3, dan 4 jam untuk menjadi pemberian 12,8, dan 6 kali pemberianper hari, masing-masing.
Method 2 Ketika mengantisipasi intoleransi untuk pemberian makan bertahap, volume yang disampaikan dalam 4 jam dapat disampaikan selama periode waktu yang
lebih singkat secara bertahap, lebih dari 3 jam, kemudian 2 jam, kemudian 1-1/2 jam dan akhirnya lebih dari 1 jam dengan menggunakan pompa infus
yang konstan
Method 3 Melanjutkan pemberiaan makan kontinu, semalaman lebih dari 8 sampai 12 jam. Membagi volume
makanan enteral harian lebih dari pemberian secara bertahap setiap 3 sampai 4 jam dalam sehari
Panduan secara umum untuk inisiasi dan perkembangan nutrisi dengan selang makan
Beberapa ini merupakan panduan dari inisiasi dan perkembangan pemberian makan melalui selang makan.
1. Untuk anak dengan gangguan dan keterbatasan neurologis yang menyebabkan resiko aspirasi tinggi, peninggian kepada setidaknya 30 derajat harus dilakukan.
2. Ketika menggunakan nutrisi yang kontinu, waktu yang digunakan sebaiknya tidak lebih dari 4 jam dalam memberikan nutrisi.
3. Ketika menggunaka metode bertahap, berikan sejumlah makanan yang mencukupi. Pemberian makanan dapat dilakukan dengan memanfaatkan gravitasi, dan harus dievaluasi tiap 30-45 menit.
4. Inisiasi dan petunjuk.5. Pemberian nutirisi dengan penyesuaian suhu kamar. Jika formula tidak digunakan atau
didinginkan dalam 48 jam, jangan digunakan lagi.6. Pada anak dengan usia 2 tahun keatas dan tidak memiliki keterbatasan untuk menerima
cairan, pemberian setidaknya 5-10 ml air, atau lebih jika diperlukan, setiap 4 jam haruus dilakukan pemeriksaan bertahap agar selang dapat tetap adekuat.
7. Pada pemberian makanan dengan tube harus langsung dengan kekuatan yang adekuat, tetapi dengan pemberian jumlah dan volume yang sedikit untuk melihat toleransi dari pemberian formula.
8. Jika dimulai dengan formula yang dilarutkan, lakukan pemeriksaan 24 jam pertama untuk menilai patensi pemberian nutrisi dan volume nutrisi yang diperlukan. Ini dapat memastikan bahwa anak tersebut menerima nutrisi yang adekuat dengan nutrisi parenteral atau dengan intravena yang lain.
9. Pada rumah sakit, pemantauan formula, rate dan kekuatan, volume residu dari lambung, urine dan feces secara berkala diperiksa.
10. Wadah dan selang yang digunakan harus diganti setiap 24 jam.
BAB 5
MANAJEMEN NUTRISI PADA KONDISI PENYAKIT NUTRISI RESIKO TINGGI
5.1 Kelainan Jantung Kongenital (CHD)
Congenital Heart Defect (CHD) hasil dari pembentukan abnormal dari jantung atau pembuluh
darah besar, salah satu yang menghambat aliran darah atau menyebabkan aliran darah yang
abnormal.Bayi dengan cacat jantung bawaan memiliki insiden yang lebih tinggi karena gizi
buruk ibu hamil, faktor genetik dan pasca kelahiran. Faktor gizi buruk berkontribusi pasca
kelahiran antara lain :
Hipoksia dan hemodinamik yang abnormal: membuat lelah, ketidak samaan
antara menghisap dan menelan dan peningkatan kerja dari pernapasan
Menurunnya asupan nutrisi: berkaitan dengan dyspnea, takipnea dan kelelahan
berhubungan dengan hipoksia kronis; mungkin juga berhubungan dengan
pembatasan cairan untuk mencegah kelebihan cairan dan kor pulmonal; mungkin
terkait dengan tertunda atau terganggu pengosongan lambung atau motilitas
karena tekanan perut menyebabkan cepat kenyang
Peningkatan pengeluaran metabolik yang berkaitan dengan peningkatan jantung
dan kerjaan pernapasan, juga terkait dengan komposisi tubuh akibat penurunan
simpanan lemak dan peningkatan massa tubuh tanpa lemak
Malabsorpsi ringan mungkin memainkan peran dalam etiologi gizi buruk bila
dikombinasikan dengan asupan gizi yang buruk dan peningkat metabolisme
tubuh.
Tujuan Nutrisi: untuk meningkatkan tumbuhan kejar pada bayi kurang gizi sebelumnya dan
anak-anak atau untuk mempertahankan pertumbuhan yang sesuai pada bayi atau anak-anak
bergizi baik untuk memungkinkan bedah tepat waktu dari kelainan jantung dan untuk
mempromosikan potensi pertumbuhan normal dan perkembangan.
5.2.Terapi Nutrisi Medis
Perkiraan kebutuhan
Meningkatkan asupan kalori dan protein diatas level yang direomendasikan dari
DRIs. Lihat pada Tabel 6.1 untuk pedoman Kalori, protein dan sodium.
Table 5.1. Kebutuhan Nutrisi Untuk Anak dengan CKD
Umur(tahun) Energi(kkal/kg) Protein (g/kg) Sodium (mg/hari)
0-0.5 120–150 2.2–3.5 2300.5-1 110–140 1.5–2.5 5001-3 100–120 1.2- 2 6504-6 80–100 1.2–1.5 9007-10 60–90 1.0- 1.5 1200
11-14 Laki-laki:55–60
Perempuan:45- 60
1.0–1.5 1800
15-18 45–55 1.0–1.5 1800
Intervensi
Meningkatkan formula kepadatan kalori melalui konsentrasi formula atau
suplemen dengan modulars kalori. Formula dapat terkonsentrasi pada 24 - 27
kkal/oz via konsentrasi dan jika diperlukan, hingga 30 - 35 kkal / oz, dengan
menggunakan Polycose dan Microlipid. Mengacu pada resep rumus dalam Bab 5.
o ASI dapat juga digunakan jika kepadatan kalori dan nutrisi yang tepat
meningkat melalui: a) suplementasi dengan susu formula bayi atau
fortifiers komersial (untuk bayi prematur), b) mencampurkan ASI dengan
tinggi rumus kalori, atau c) suplementasi dengan modular kalori.
Dukungan nutrisi enteral dengan baik secara terus menerus selama 24 jam di
rumah sakit atau dengan asupan oral setiap harinya dari kepadatan formula kalori
dan memberikan asupan pada malam hari secara terus meneruslebih dari 8 - 12
jam
o 24-hour continous feeds : mencapai asupan kalori terbesar; aman dan
efektif untuk meningkatkan status gizi; dapat mencegah disfungsi oral-
motor.
o Oral+12-hour nocturnal continuous feeds: memberikan makanan biasa
untuk perkembangan; bayi harus mendapatkan asupan kepdatan formula
kalori sebanyak mungkin selama hari 8-12 jam, dan memberikan waktu
makan pada malam hari.
o Intermittent feeds every 3-4 hours: makanan diberikan setiap beberapa
jam; pencapaian volume pada oral secara aman; dan keseimbangan
diberikan melalui NGT atau GT setelah 20 menit melalui periode oral.
Penggunaan formula rendah natrium mungkin diinginkan, asupan natrium yang
berlebihan dapat memperburuk retensi cairan dan memicu gagal jantung
kongestif.
Tips untuk meningkatkan kalori dan protein dengan asupan secara oral:
o Oral intake bisa memaksimalkan menggunakan variasi komposisi dari
waktu ke waktu.
o Untuk meningkatkan kalori untuk pasien di rumah sakit, nutrisi
suplementasi seperti PediaSure, MightyShakes, dan Ensure dapat tersedia.
Untuk pasien rawat jalan, PediaSure, Ensure, dan Boost dapat tersedia di
toko grosir; walaupun, toko ternama (seperti Target, Walmart,dan lain
lain) atau Carnation Instant Breakfast mungkin lebih ekonomis untuk
keluarga.
o Frekuensi makanan ringan mungkin perlu untuk kebutuhan protein dan
kalori.
5.2 Cystic Fibrosis
Cystic fibrosis adalah genetik, penyakit progresif multisistem menyebabkan sel-sel yang
memproduksi lendir, keringat, air liur, dan cairan pencernaan untuk membuat sekresi kental dan
lengket yang mengakibatkan insufisiensi pankreas, penyakit paru-paru kronis, kehilangan
berlebihan elektrolit keringat, dan malnutrition. Kebutuhan gizi anak dengan fibrosis kistik
meningkat karena insufisiensi pankreas dan kegagalan paru progresif. Faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap implikasi gizi meliputi:
Malabsorpsi dari lemak dan protein
Usaha napas yang meningkat dan infeksi paru berulang.
Hilangnya vitamin yang larut dalam lemak dan asam lemak esensial.
Penurunan asupan oral selama eksaserbasi pernapasan
Tujuan Nutrisi: penyediaan kalori dan protein yang cukup untuk mendukung pertumbuhan
normal dan mengatasi tuntutan peningkatan upaya pernapasan dan malabsorpsi.
5.3 Terapi Nutrisi Medis
Pertimbangan khusus pada penilaian nutrisi
Kadar vitamin larut lemak tahunan (A, D, dan E) harus diperiksa. Akan Tetapi,
vitamin A adalah negatif reaktan fase akut dan tidak boleh diperiksa sementara
pasien memiliki infeksi aktif.
Perkiraan Keebutuhan
120-150% dari DRIs kalori yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang optimal.
Untuk mencegah defisit nutrisi penting, memberikan tambahan vitamin A, D, E
dan K.
Tabel 5.2. Guideline untuk Mengganti Essensial Vitamins A, D, E dan K
EssentialVitamin Jumlah/Hari
Vitamin A 5,000 - 10,000 IU/hari
Vitamin D 400 - 800 IU/ hari
Vitamin E 25 - 50 IU untuk bayi; 100-200 IU < 8 tahun; 200-400
IU > 8 tahun
Vitamin K 2-5mg tiap minggu or 2-5 mg 2 kali seminggu untuk
pasien dengan antibiotik kronis atau jika dengan penyakit
liver kolestatis; 300-500 mcg > 8 tahun
Dosis biasa untuk vitamin larut air tambahan adalah 1 ml per hari
anakmultivitamin untuk bayi berusia 0-2 tahun.
Intervensi
Asupan oral harus dimaksimalkan sebanyak mungkin, melalui penggunaanmakanan
padat kalori, dua bagian, sering makanan ringan, suplemen gizi(Yaitu, Scandishakes),
dan modul kalori ditambahkan ke makanan (susu bubuk kering,minyak sayur, mentega,
Duocal, dll).
Kombinasi makan lisan dan tabung sering diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Feed nokturnal lebih disukai, NG untuk jangka pendek; gastrostomy untuk jangka
panjang.
ASI, susu formula standar atau MCT yang mengandung formula khusus seperti
Pregestimil sesuai. ASI dan formula harus hampir selalu tinggi kalori kepadatan> 24 kkal
/ oz.
Suplementasi NaCl untuk bayi dianjurkan dalam jumlah 4-6 mEq / kg / hari yang dapat
dicapai dengan memberikan 1/8 - 1/4 sendok teh garam per hari. Hal ini harus dibagi
antara beberapa menyusui pertama per hari. Untuk pankreas rekomendasi penggantian
enzim, lihat Tabel 6.3.
o Jika bayi bisa menelan makanan cair, partikel-partikel enzim dapat diberikan
dalam cairan asam, seperti saus apel. Partikel-partikel enzim tidak boleh diberikan
dalam cairan basa, karena hal ini akan menyebabkan degradasi selaput band’s
enterik dan denaturasi berikutnya di perut.
Algoritma Penanganan dengan Vitamin D dari Panduan Cistic Fibrosis Foundation
Anak Usia 1-10 tahun
Algoritma Penanganan dengan Vitamin D dari Panduan Cistic Fibrosis Foundation
Anak Usia>10 tahun
5.3 Penyakit Ginjal
Berkurangnya kemampuan regulasi oleh ginjal akan menyebabkan gangguan elektrolit dan
metabolik yang kuat berujung pada retensi cairan, asidosis, hiperkalemia, hiperfosfatemia, dan
hiperurisemia. Susunan diet juga akan berubah pada pasien-pasien dengan penyakit ginjal.
Tujuan manajemen nutrisi pada GGA : menyediakan nutrisi yang cukup untuk mengontrol
respon katabolik tubuh dan mempercepat penyembuhan ginjal dalam kemampuan ginjal yang
terbatas
Tujuan manajemen nutrisi pada GGK : untuk mengatur nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan
yang optimal dalam kapasitas eksresi ginjal dan kapasitas regulasi yang terbatas dan pada saat
yang sama mencegah kelebihan nitrogen, fosfat, natrium, kalium dan cairan.
5.4 Terapi Nutrisi Medis
Berat badan kering sebaiknya, sebisa mungkin, menggunakan pemeriksaan fisik yang
mengarah pada status nutrisi seperti tekanan darah, edema dan perubahan berat badan
karena dialysis
IMT sebaiknya di plot dari tinggi dan umur, pada pasien pre-pubertas dengan gangguan
pertumbuhan yang signifikan
Pengukuran lemak bawah kulit (skinfold) dan lingkar lengan atas tidak disarankan untuk
dilakukan
Kadar serum elektrolit, hormone paratiroid, dan fungsi ginjal merupakan marker
laboratorium yang penting untuk diperiksa
Kadar albumin serum umum digunakan sebagai marker dari status nutrisi karena
hipoalbuminemia merupakan faktor resiko untuk kematian, walaupun begitu, sebaiknya
kadar albumin serum digunakan untuk indikator keparahan penyakit dan inflamasi
dibandingkan status nutrisi.
Kadar 25(OH) vitamin D sebaiknya diukur setahun sekali
5.5 Perkiraan Kebutuhan
Awalnya, gunakan DRI/EER untuk umur dan berat badan atau tumbuh kejar bila
diperlukan, dan atur kebutuhan kalori berdasarkan parameter pertumbuhan. Pemenuhan
kebutuhan 80% dari DRI/EER direkomendasikan untuk pertumbuhan yang normal.
Kebutuhan protein dapat dilihat di tabel 6.4
Kebutuhan cairan pasien ditentukan berdasarkan kondisi klinis pasien
o Apabila restriksi cairan diperlukan akibat adanya edema atau hipertensi, berikan
tambahan untuk IWL (Tabel 6.5) ditambah urin yang terukur dan jumlah
kehilangan cairan lain (muntah, diare)
o Anak dengan poliuri membutuhkan sekitar 180-240ml/kgBB/hari
Secara umum, kebutuhan mikronutrien harus memenuhi 100% dari DRI for age untuk
vitamin B, seng, tembaga, asam folat, dan vitamin A, C, D, E, K.
Tabel Protein yang Direkomendasikan untuk PAsien Dialisis
Kelompok Umur Hemodialisis (g/kg) Peritonial Dialisis (g/kg)0-6 bulan 1.6 1.87 – 12 bulan 1.3 1.51-3 tahun 1.15 1.34-13 tahun 1.05 1.114-18 tahun 0.95 1.0
Tabel. Kehilangan Cairan Insensible
Kelompok Umur Kehilangan CairanBayi Prematur Hingga 40 cc/kg/hariNeonatus 20-30 cc/kg/hariAnak dan Dewasa 20 cc/kg/hari atau 400 ml/m2
Intervensi
Diet sebaiknya bersifat liberal, dengan jenis makanan yang membangkitkan selera
dan sevariatif mungkin untuk meningkatkan pertumbuhan, perkembangan dan
kualitas hidup
Suplementasi oral baik standar, PediaSure, maupun produk renal seperti Nepro atau
Suplena dapat diberikan pada pasien dengan anoreksia akibat dialysis
Secara umum, formula dengan kadar elektrolit rendah seperti Similac PM 60/40 dapat
diberikan pada pasien bayi dengan insufisiensi ginjal. Formula dari soy sebaiknya
dihindari karena mengandung fosfor yang tinggi. Formula dapat dibentuk sampai
konsentrasi 24-27 kcal/oz dan disuplementasikan sampai 30 kcal/oz menggunakan
modular.
Makanan padat sebaiknya mulai diberikan pada bayi usia 6 bulan keatas seperti bayi
normal
Suplementasi enteral perlu dipertimbangkan terutama pada bayi dan balira dengan
gangguan pertumbuhan dan pada pasien dengan polyuria yang memerlukan volume
tinggi.
Formula standart baiknya diberikan pada balita dan anak bergantung pada kadar
elektrolit pasien
Penggunaan formula tinggi kalori (1.8 kcal/ml) seperti Nepro direkomendasikan
untuk nutrisi enteral di rumah sakit pada anak diatas 24 bulan. Pada keadaan dimana
Nephro memberikan terlalu banyak protein, dapat diberikan Suplena (1.8 Kcal/ml).
Nutrisi parenteral intradialisis sebaiknya dipertimbangkan pada pasien dengan
hemodialysis dimana suplementasi oral dan enteral tidak efektif dalam koreksi
malnutrisi.
Penggunaan 1 ml multivitamin (asam folat) atau 1 tablet kunyah multivitamin per hari
dapat memenuhi kebutuha vitamin dan mineral.
Suplementasi garam jika dibutuhkan; garam dapur dapat ditambahkan ke makanan
sehari-hari. 1/8 sdt garam dapur mengandung 11 mEq natrium.
Suplementasi besi dapat diberikan untuk menambah eritropoietin dalam tatalaksana
anemia
Vitamin D harus diberikan jika terjadi defisiensi, seperti pada Tabel 6.6, walaupun
anak tersebut sudah mendapatkan calcitriol untuk mengontrol kadar PTH
Growth hormone dapat menjadi tambahan penting untuk manajemen nutrisi dalam
menangani gagal tumbuh
Tabel 5.6 Rekomendasi Suplementasi untuk Defisiensi/Insufisiensi Vitamin D pada Anak
Serum 25 (OH)
D (ng/ml)
Definisi Ergocalciferol (D2) atau Cholecalciferol
(D3) Oral/Enteral
Durasi
(bulan)
< 5 Defisiensi Berat 8000 IU x 4 minggu atau (50000 IU 2x
per bulan) x 2 bulan
3
5-15 Defisiensi Ringan 4000 IU/ hari x 12 minggu atau (50000
IU per minggu lain selama 12 minggu)
3
16-30 Insufisiensi 2000 IU/hari atau (50000 IU per 4
minggu)
3
≥ 30 Homeostastis 200-1000 IU/hari Tiap hari
Bab 6
Manajemen Nutrisi pada Keadaan Penyakit Risiko Tinggi
Tabel 6.1 Kandungan Nutrisi dalam Selected Renal Formula, per 100 kkal
6.1 Gangguan Gastrointestinal Berat (8-13)
Ganggguan pada system gastrointestinal yang berat disebabkan oleh diare kronik/malabsorpsi,
cyctic fibrosis, Chron’s disease, enteritis yang menyebar, pengosongan lambung yang melambat,
pancreatitis, HIV/AIDS, atau short bowel syndrome yang ditandai dengan:
- malabsorpsi
- diare
- gangguan elektrolit
- malnutrisi
Sasaran Nutrisi: Untuk menyediakan nutrisi yang adekuat melalui pemilihan formula yang tepat
untuk meningkatkan absorpsi total nutrisi yang lebih baik dan mencegah malabsorpsi lemak,
sensitivitas protein, dan intoleransi karbohidrat dalam rangka memperbaiki adaptasi saluran
cerna dan memberikan nutrisi yang optimal.
6.3 Terapi Nutrisi Medis
Pertimbangan Khusus dalam Penilaian Gizi
- Pada anak dengan pemberian nutrisi parenteral harus dilakukan pemantauan rutin kadar
elektrolit serum, status trace element, dan status besi.
- Anak dengan kondisi malabsorpsi harus dilakukan pengukuran terhadap kadar vitamin
larut lemak dalam tubuh, khususnya vitamin D.
- Anak dengan reseksi ileus harus dievaluasi untuk defisiensi B12
- Pertimbangkan kemungkinan defisiensi berdasarkan lokasi dari reseksi usus
Estimasi Kebutuhan
- Estimasi kebutuhan mungkin serupa dengan anak lain yang seusia dan berjenis kelamin
sama, tetapi harus dibedakan berdasarkan penyakit dan kebutuhan untuk pertumbuhan.
Malabsorpsi harus dipertimbangkan pada anak dengan kondisi seperti short bowel
syndrome.
Intervensi
- Pemilihan Formula:
Penggunaan algoritma (Gambar 6.2) dapat membantu dalam proses pengambilan
keputusan untuk memilih formula yang tepat secara klinis
Lihat Tabel 6.9 untuk melihat formula yang dipakai untuk gangguan GI berat pada
anak
Pendekatan pertama adalah mencoba protein susu formula atau ASI untuk
meningkatkan adaptasi usus dan memperbaiki toleransi GI
Walaupun nutrien dalam ASI tidak dihidrolisis akan memperbaiki adaptasi GI jika
dibandingkan dengan protein susu formula yang dihidrolisis karena garam empedu,
lipase, limfosit makrofag, peptida dan asam amino yang diserap dengan baik,
immunoglobulin, dan growth factors.
Jika susu formula atau ASI tidak dapat ditolerasi, formula yang tinggi lemak dapat
digunakan untuk mencegah alergi, pertumbuhan bakteri, dan efek trofi yang berlebihn
pada saluran cerna.
o Formula Semi-elemental yang biasanya digunakan untuk pasien dengan
gangguan saluran pencernaan ataualergi terhadap protein
o Formula Elemental biasanya digunakan ketika formula semi-elemental tidak
ditoleransi.
o Beberapa formula dengan kandungan lemak tinggi memperlambat waktu
transit, meningkatkan penyerapan, yang meningkatkan adaptasi dari saluran
cerna.
o Trigliserida rantai panjang: lebih efek trofik dalam meningkatkan adaptasi
usus
o Trigliserida rantai menengah: lebih larut dalam air, meningkatkan penyerapan
pada beberapa anak, dan memiliki efek osmolaritas yang lebih tinggi
o Waktu percobaan formula harus dilakukan dalam 3-5 hari sebelum
mengevaluasi kebutuhan untuk mengubah formula
o Pemberian EN yang terus menerus dapat menyebabkan delivery nutrisi ke jaringan
menjadi lambat, menyebabkan toleransi dan absorbsi nutrisi menjadi lebih baik
o Serat: Penambahan serat larut dalam air memperpanjang waktu transit dan kontak
nutrisi dengan mukosa meningkatkan penyerapan dan meningkatkan toleransi saluran
cerna.
o Buah Liquid pektin: Certo, SureJell
o Hydrolyzed guar gum: Sumber Daya Benefiber (versi kelembagaan)
o Penggunaan prebiotik dan probiotik dapat mengurangi diare dan mengurangi gejala
kolik.
o Solusi rehidrasi oral mungkin diperlukan pada pasien dengan output ostomy tinggi
atau pasien tanpa kolon.
o Obat-obat tertentu yang mengandung sorbitol, elixirs kalium klorida, dan antibiotik
tertentu dapat menjadi penyebab diare.
o Anak-anak yang mengalami muntah, diare, perut kembung, dan asidosis metabolik
harus dievaluasi mengenai pertumbuhan bakteri di usus kecil
Table Pannduan untuk Seleksi Formula dalam Kondisi Penyakit yang Berbeda
Kondisi Penyakit Formula yang Direkomendasikan
Cystic Fibrosis Standard polymeric; semi-elemental atau
partially hydrolyzed formula dengan
penyesuaian dosis enzim pancreas.
Crohn’s Disease Standard polymeric atau semi-elemental.
Short Bowel Syndrome Dimulai dengan semi-elemental, partially
hydrolyzed formula. Jika tidak ditoleransi,
kembali ke elemental formula. Bahkan
transisi kembali dari bentuk elemental ke
standard polymeric untuk memicu stimulasi
dan adaptasi GI yang lebih baik
Chylous Ascites / Chylothorax
Asites Chylous adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh komplikasi yang ada oklusi untuk
duktus toraks atau pembagian saluran limfatik menyebabkan kebocoran chyle di dada dan rongga
peritoneum. Akibatnya, efusi pleura, nyeri perut, anoreksia, hipoalbuminemia, hiponatremia,
hipokalsemia, hiperkolesterolemia, dan alkali tinggi fosfatase yang umum, yang menyajikan
tantangan gizi untuk dokter jika dibiarkan unmanaged. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
implikasi gizi meliputi:
Tubuh kehilangan protein
kerugian sel darah putih
Imunosupresi
kerugian Lipid
Tujuan: Untuk mempertahankan elektrolit, cairan, dan homeostasis gizi dengan menyediakan
nutrisi yang memadai tanpa merangsang aliran chyle dan meningkatkan produksi getah bening.
Terapi Nutrisi Medis
Perkiraan Kebutuhan Nutrisi :
Kebutuhan kalori adalah 1,7-1,8 x BEE.
Kebutuhan protein mungkin lebih tinggi dari normal untuk pasien dirawat di rumah sakit,
jika ada
Output tabung dada yang aktif
Intervensi
Terapi Nutrisi merupakan bagian penting dari chylothorax anak UVAalgoritma
manajemen (Lampiran M).
Diet rendah lemak (Tabel 6.10) atau formula LCT / MCT tinggi rendah biasanya
dibutuhkan.
o Penghapusan trigliserida rantai panjang (LCT) dapat menurunkan aliran limfatik
dan meningkatkan penyembuhan fistula. LCT harus dibatasi 10-20 g / hari.
o Pada bayi atau yang diberi pakan enteral, menggunakan formula khusus yang
tinggi MCT, seperti Enfaport (Mead Johnson), Monogen (Nutricia), Portagen
(Mead
Johnson), atau rendah lemak total, seperti Lipisorb (Nutricia), Vivonex (Nestle),
atau Tolerex (Nestle). Suplemen o Gizi (Sumber Breeze atau Carnation Instant
Breakfast with
susu skim) harus digunakan untuk memastikan asupan yang memadai.
Jika asupan enteral atau lisan feed tidak ditoleransi atau jika terapi yang sangat
agresifdiperlukan, nutrisi parenteral dan IV lipid dapat digunakan.
Untuk mencegah asam lemak (EFA) defisiensi penting, EFA harus mewakili 2-4% dari
kalori. Sumber yang baik dari asam lemak esensial termasuk bunga matahari, safflower,
biji rami, dan minyak canola.
o Memantau untuk asam lemak esensial (EFA) defisiensi; sebuah triene tinggi:
tetraene
Rasio merupakan indikasi kekurangan. Tanda dan gejala defisiensi EFA termasuk
lesi kulit, eksim, gangguan penyembuhan luka, trombositopenia, dan masalah
pertumbuhan.
Sebuah vitamin terapi dan mineral mungkin perlu diberikan untuk memastikan memadai
pengiriman mikronutrien.
Luka bakar (19-21)
Luka bakar membuat keadaan ekstrim stres fisiologis; hipermetabolisme adalah multifaktorial
dan karena meningkatnya sitokin yang beredar, katekolamin, glukagon, dan kortisol; yg
menguapkan kerugian dari luka bakar; dan komplikasi infeksi.Pasien dengan luka bakar
mengalami peningkatan kebutuhan kalori, protein, cairan, dan mikronutrien.
Nutrisi Tujuan: Untuk memberikan nutrisi yang cukup (termasuk kalori yang cukup, protein,
cairan, dan mikronutrien) untuk menumpulkan respon hipermetabolik, mengurangi pemborosan
massa tubuh tanpa lemak, menginduksi keseimbangan nitrogen positif atau netral, dan
mempromosikan penyembuhan luka.
Terapi Nutrisi Medis
PerkiraanKebutuhan :
Lihat Tabel 3.10 untuk persamaan pengeluaran energi prediktif.
Pasien lebih tua dari usia 6 bulan dengan
> 30% luas permukaan tubuh yang terbakar (BSAB) harus menerima 20-23% dari kalori
dari protein (2,4-4 g / kg protein). kebutuhan o Protein juga dapat ditentukan oleh RDA
untuk usia + 1 gram protein per % BSAB.
o Pantau status cairan dan BUN ketika memberikan sejumlah besar protein;
perhatikan tanda-tanda azotemia, hiperamonemia, dan asidosis. cairan
Pemeliharaan untuk pasien luka bakar dapat dihitung sebagai berikut:
2 1500 ml x m2
Jumlah cairan pemeliharaan = (35% luka bakar) xm (ml / hr) 24 jam
Intervensi
suplemen gizi Makanan ringan dan tinggi protein sering dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dalammereka yang memakai nutrisi oral.
suplementasi gizi enteral harus dipertimbangkan pada mereka yang tidak mampu
memenuhikebutuhan secara lisan, termasuk mereka yang> 20% BSAB, cedera wajah,
atau cedera inhalasi
Luka jadwal perawatan / sedasi harian akan perlu dipertimbangkan, karena pasien
umumnya NPO beberapa jam sebelum sedasi.
Semua anak harus menerima multivitamin yang sesuai dengan usia.
Mereka yang luka bakar>20% BSAB harus menerima suplementasi mikronutrien
tambahan sesuai dengan Tabel 6.11. Pediatric Vitamin , Trace Elements dan Mineral ( 1 ,
2 , 4 , 14 )
Pasien anak dalam hal pemberian nutrisi parenteral akan menerima semua atau sebagian dari
larutan MVI anak dalam vial 5 ml ( Astra Pharmaceuticals ) , hal ini bergantung pada berat
badan anak, sebagai berikut :
Bayi < 2,5 kg : Gunakan 2 ml / kg
Bayi dan anak-anak ≥ 2,5 kg : Gunakan 5 ml
Anak-anak > 40 kg : Gunakan 10 ml larutan MVI dewasa ( perlu menjadi " tipe -in aditif " ) ;
mungkin perlu menambahkan 60-75 mcg vitamin K untuk memenuhi kebutuhan anak.
Dosis trace element juga didasarkan pada berat badan pasien :
Sebanyak 0,2 ml / kg / hari harus digunakan untuk anak-anak sampai usia 5 tahun .
Tambahan 100 mcg / kg seng ditambahkan ke dalam larutan PN pada bayi prematur <2,5
kg dan pada bayi sampai 5 kg setelah dilakukan operasi jantung terbuka .
Tambahkan tambahan 50-100 mcg / kg seng untuk bayi yang menjalani operasi jantung
(pasca-operasi) < 15 kg
Anak-anak > 40 kg , gunakan Adult Trace Element Solution ( ATES ) ,yang juga
memiliki selenium .
←Dengan demikian , selenium tidak perlu dipesan secara terpisah menggunakan Peds PN
Pathway
Pertimbangan khusus untuk penyesuaian dalam penggunaan multivitamin pada anak dan trace
elemen pada anak meliputi berikut ini :
Zinc : Jika anak memiliki peningkatan diare atau ileostomy , tambahkan 10 mcg / ml dari
outputnya ( maksimum 5000 mcg / hari )
Tembaga : Dalam obstruksi / kolestasis bilier, menghilangkan ( 16 ) atau mengurangi 50
% ( 3 )
Chromium : Dalam insufisiensi ginjal , menghilangkan ( 16 ) atau mengurangi ( 3 )
Mangan : Dalam obstruksi / kolestasis bilier , menghilangkan ( 16 ) atau mengurangi 50
% ( 3 )
Selenium : Dalam insufisiensi ginjal , menghilangkan ( 16 ) atau mengurangi ( 3 )
Ketika menghilangkan tembaga dan mangan karena kolestasis , solusi PTESharus
diadakan , dan seng tambahan dan kromium kemudian harus ditambahkan sebagai aditif
yang terpisah .
Selenium
Selenium harus diberikan kepada semua bayi dan anak-anak melalui PN untuk > 4 minggu pada
tingkat 1-2 mcg / kg / hari . Dalam NICU , semua bayi prematur dan neonatus secara otomatis
akan menerima 2 mcg / kg / hari . Selenium harus diturunkan dalam keadaan insufisiensi ginjal .
Kekurangan selenium dapat terjadi pada anak-anak yang menerima TPN bebas selenium jangka
panjang. Kekurangan Selenium yang parah dapat menyebabkan :
Cardiomyopathy
nyeri otot rangka / nyeri
eritrosit makrositosis
hilangnya pigmentasi rambut dan kulit
Carnitin
Carnitine adalah penting untuk oksidasi yang optimal dari asam lemak dalam mitokondria . Pada
anak yang sehat , karnitin disintesis di hati dan ginjal dari prekursor , lisin dan metionin . Bayi
premature < 34 minggu usia kehamilan atau mereka yang SGA di PN dapat mengembangkan
defisiensi karnitin dalam waktu 6 - 10 hari . Tanda-tanda klinis dari defisiensi karnitin meliputi
berikut ini :
cardiomyopathy
encephalopathy
hipoglikemia nonketotic
hipotonia
pertumbuhan yang buruk
Suplemen karnitin telah ditunjukkan untuk menormalkan karnitin serum , memperbaiki
metabolisme asam lemak dan meningkatkan keseimbangan nitrogen . Apakah bayi prematur di
PN untuk jangka waktu lebih dari 4 minggu harus ditempatkan pada suplemen karnitin masih
kontroversial saat ini . Bayi atau anak-anak dengan hiperlipidemia yang peristen pada jangka
panjang TPN , karena tidak adanya faktor-faktor pencetus lainnya , dapat mengambil manfaat
dari suplemen karnitin dengan dosis 10-20 mg / kg / hari .
Parenteral Besi
Penggunaan dekstran besi ( Imferon ) melalui PN terus menjadi kontroversial karena potensi
efek samping berikut :
potensi peningkatan risiko septicemia gram negatif .
potensi reaksi hyersensitivity ( anafilaksis ) ; pasien dengan riwayat asma atau alergi
lainnya mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi untuk reaksi anafilaksis.
Bayi atau anak-anak yang menggunakan PN dalam jangka panjang atau mereka yang
didokumentasikan mengalami anemia defisiensi besi dapat menerima dekstran besi sesuai
dengan pedoman administrasi berikut:
1. Saat memulai terapi, tindakan pencegahan penuh harus diikuti termasuk memiliki
epinefrin, methylprednisolone, peralatan intubasi di samping tempat tidur. Seseorang
yang terampil dalam intubasi harus tersedia untuk menanggapi setiap respon anafilaksis.
2. Uji Dosis yaitu 12 - 25 mg dapat diberikan lebih dari 5 -15 menit diikuti dengan satu jam
periode untuk pengamatan untuk mengidentifikasi respon yang merugikan.
3. Pantau bayi atau anak di seluruh pemberian dosis pertama sebagai reaksi tertunda yang
mungkin terjadi.
4. Direkomendasikan Suplementasi periodik untuk Pasien TPN: Pada Sistem Kesehatan
UVA, kami telah memiliki beberapa keberhasilan menggunakan administrasi periodik
pada pasien kami pada terapi TPN kronis. Penggunaan suplemen zat besi untuk periode 1
- 3 minggu setiap 2 - 4 bulan muncul memadai bagi sebagian besar anak-anak.
Dosis: 0,5-0,8 mg / kg / hari melalui PN
Imferon dapat dipesan sebagai aditif yang terpisah.
Periksa indeks status besi sebelum dan pada akhir pengobatantermasuk: hemoglobin,
hematokrit, MCV, MCHC, besi serum dan ferritin.
Memilih Parenteral Nutrisi Pediatri
PN untuk pasien anak dapat dipilih melalui dua jalur di Epic :
Neonatal ( < 10 kg )
Pediatric ( > 10 kg )
Para ahli gizi pediatrik untuk NICU , PICU dan lantai anak dapat memerintahkan PN
sebagai "order pended", yang harus dikeluarkan oleh dokter .
Para ahli gizi neonatal akan bekerja dengan praktisi perawat neonatal untuk mendidik
intern baru pada urutan PN di NICU secara bulanan . Para ahli gizi neonatal tersedia untuk
membantu intern dan residen dengan pemesanan PN untuk bayi NICU , sesuai kebutuhan .
Bab 7
Parenteral Nutrisi
Pendahuluan
Pasien anak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang via oral atau
enteral memerlukan nutrisi parenteral. Bayi prematur kurang dari 2000 gram yang tidak dapat
makan melalui pemberian nutrisi enteral harus diberikan nutrisi parenteral paling lama 2-3 hari
setelah lahir.
Pasien anak yang membutuhkan bantuan nutrisi parenteral total ataupun parsial dengan kondisi
klinis sebagai berikut:
- Anomali sistem GI
- Necrotizing enterocolitis (NEC)
- Inflammatory Bowel Disease (IBD)
- Diare terus-menerus
- Sindrom usus pendek (short gut syndrome)
- Prematur dengan dismotilitas usus dan distress pernapasan yang berat
- Kanker sebagai penyebab malnutrisi atau membutuhkan kemoterapi ; tidak dapat
menoleransi asupan enteral
- Penyakit kritis (trauma atau sepsis) pada ileus, trauma abdominal atau intoleransi GI yang
kronis
Perifer vs Sentral Nutrisi Parenteral
Secara umum, pasien anak yang butuh nutrisi parenteral kurang dari 2 minggu atau neonates
dengan akses vena perifer adekuat dan yang mampu mentolerir 140-150 ml/kg dapat diberikan
nutrisi parenteral perifer (PPN = Peripheral Parenteral Nutrition). Umumnya osmolalitas
maksimum yang direkomendasikan untuk pemberian PPN adalah 1000-1200 mOsm/L.
Pasien anak yang membutuhkan nutrisi parenteral lebih dari 2 minggu atau memiliki kelaianan
gastrointestinal dan bedah memerlukan pemberian nutrisi parenteral sentral (CPN = Central
Parenteral Nutrition). Percutaneously inserted central catheters (PICC) lines digunakan
sebagai infus nutrisi parenteral. Selang ini dimasukan via vena di area antecubii. Setiap
konsentrasi dextrose dapat diberikan via selang PICC. Pada pasien yang tidak dapat dipasang
PICC dapat menggunakan CPN yang dipasang melalui pembedahan.
Pedoman inisasi dan pengembangan nutrisi parenteral
Penggunaan Dextrose dan Insulin
1. Bayi prematur : dimulai dengan cairan dextrose 4 – 6 mg/kg/menit dan dilanjutkan 1 – 2
mg/kg/menit atau 1 – 2 % per hari sampai batas:
- Dextrose 15 – 25 % untuk CPN (nutrisi parenteral sentral)
- Dextrose 10 -12.5% untuk PPN (nutrisi parenteral perifer)
Tujuan akhir harus cukup memenuhi kebutuhan gizi. Secara umum, bayi prematur dengan nutrisi
parenteral sebaiknya tidak mendapatkan karbohidrat lebih dari 12 mg/kg/menit
2. Bayi cukup bulan dan anak-anak : dimulai dengan cairan dextrose 10 – 15% tergantung
apakah selang perifer atau sentral, keadaan klinis dan usia anak tersebut. Dilanjutkan dengan 2.5
– 5% pada balita dan anak-anak. Sekitar 5 – 10% per hari pada orang dewasa sampai target akhir
Dextrose 10 – 12 % untuk PPN dan antara Dextrose 20 – 25% ada CPN agar memenuhi
kebutuhan nutrisi.
a. Umumnya, kebutuhan karbohidrat anak-anak sampai remaja sekitar 6 – 14 mg/kg/menit
b. Rekomendasi yang lebih spesifik:
i. bayi cukup bulan : 5 – 15 mg/kg/menit
ii.1 – 3 tahun : 5 – 12 mg/kg/menit
iii. 4 – 6 tahun : 5 – 11 mg/kg/menit
iv. 7 – 10 tahun : 6 – 10 mg/kg/menit
v. 11 – 18 tahun : 4 – 7 mg/kg/menit
3. Glucose Infusion Rate (GIR): untuk mengurangi risiko hiperglikema, overfeeding dan
disfungsi hepar dan kolestasis. GIR tidak boleh lebih dari nilai-nilai diatas. GIR dapat dihitung
dengan rumus:
GIR = Rate of TPN x % Dextrose
Wt (kg) x 6
4. Glukosa darah harus dipantau per hari sebelum menambahkan persentase dextrose dalam
larutan nutrisi parenteral.
5. Kelebihan karbohidrat dapat menyebabkan efek samping sebagai berikut:
- Hiperglikemia - Glikosuria
- Hepatotoksik - Diuresis osmotik
- Kolestasis - Hipoglikemia post infus
6. Penggunaan insulin: bayi prematur atau cukup bulan dengan hiperglikemia presisten hanya
diberikan kalori rumatan ( 70 – 75 kkal/kg) selama > 2 minggu atau mengakibatkan kenaikan
berat badan yang tidak adekuat dan pertumbuhan memerlukan infus insulin terus-menerus. Infus
insulin biasanya dimulai 0.05 unit/kg/jam. Kadar gula darah harus diperiksa per jam untuk 8 – 12
jam pertama dan infus insulin dapat disesuaikan untuk mengurangi dan menjaga kadar gula
darah antara 90 – 150 mg/dL. Pada balita sampai remaja, insulin dapat digunakan dengan metode
“sliding scale”, untuk tatalaksana awal, dan selanjutnya ditambahkan 2/3 kebutuhan insulin
kedalam kantung nutrisi parenteral. Utuk orang dewasa, dosis rekomendasi insulin adalah 1 unit
per 10-15 gram dextrose didalam larutan nutrisi parenteral; namun, untuk anak-anak lebih
bijaksana dengan memulai dosis konservatif yaitu 1 unit insulin per 20-30 gram dextrose.
Penggunaan Protein
1. Bayi prematur dan cukup bulan dibawah 2 tahun seharusnya dimulai dengan larutan asam
amino parenteral pediatric seperti Trophamine.
Tabel. Penambahan Protein pada Bayi (Kurang bulan dan cukup bulan) dan anak
Bisa hingga 4 g/kg pada bayi pematur dengan peningkatan kebutuhan: Post-
operasi,perforasi usus.
Jangan menurunkan protein pada TPN dengan peningktan moderat dari BUN,
umumnya < 50
2. Konsentrasi protein pada peripheral parenteral nutrisi sebaiknya tidak lebih dari 30-35 gr
protein/L atau tidak lebih dari 2,5-3 gr protein/kg pada bayi dalam hal ini untuk
mempertahankan osmolalitas larutan didalam rentang yang direkomendasikan.
3. Ketentuan dari kelebihan protein via PN dapat menghasilkan efek samping sebagai
berikut:
Azotemia
Kemungkinan asidosis metabolic sekunder terhadap sistein pada PN
Ketidakseimbangan serum asam amino
Hiperammonemia
Kemungkinan hepatokisisitas, kolestasis
4. Blood urea nitrogen dan kreatinin sebaiknya dimonitor setiap hari secara inisial melalui
Profil Basis Metabolik hingga tujuan asupan protein seluruhnya tercapai. Peningkatan
BUN dalam menghadapi serum creatinine normal mungkin tidak menunjukkan asupan
protein yang berlebihan, tetapi menunjukkan restriksi cairan dan kekurangan
intravascular.
Penggunaan Lipid
1. Lipid dapat dengan aman digunakan secara harian pada kebanyakan pasien. Memulai
pemberian lipid 0,5 – 2,0 g/kg dan ditingkatkan 0,5-1,0 gr/kg per hari bergantunng pada
usia anak dan lipid clearance terhadap tujuan akhir yang sesuai. Lipid seharusnya
ditingkatkan sebgai berikut :
a. Bayi premature dan cukup umur
Tabel.Inisiasi pemberian lipid dan penambahannya pada bayi premature dan cukup
umur
b. Anak dan remaja – dimulai 20% IL 1-2 g/kg dan ditingkatkan 1 gr/kg per hari untuk
mencapai 1-2,0 g/kg per hari bergantung pada usia dan status klinis.
2. Emulsi lemak intravena, yang hanya tersedia 20% intralipid (2 kcal/ml) pada UVA
Health System seharusnya menyediakan setidaknya dosis minimum 0,5-1,0 g/kg per hari
atau untuk ketentuan dari kebutuhan asam lemak esensial (EFA/Essential Fatty Acid).
Tanda dari defisiensi (EFA) yaitu :
Penurunan laju pertumbuhan
Kemunduran penyembuhan luka
Peningkatan resiko infeksi
Trombositopenia
Kulit yang kering
Pertumbuhan rambut yang terganggu
3. Lipid intravena seharusnya digunakan dengan pengawasan pada bayi dan anak dengan
kondisi berikut :
Bayi premature dengan hiperbilirubinemia berat.
Dugaan sepsis pada status klinis yang sedikit terganggu ataupun sepsis yang telah
didiagnosa; sekali kultur darah bayi dikonfirmasi dan menjadi negatif dalam 48
jam dan jika trigeliserida dalam batas normal, lipid seharusnya ditingkatkan
bertahap hingga mencapai target 3 gr/kg
Hiperlipidemia dengan serum trigeliserida > 250
Meskipun dibawah kondisi ini, jumlah minimal dari lipid untuk ketentuan dari
EFA membutuhkan 0,5-1 g/kg yang aman diberikan.
4. Pemantauan:
a. Cek level trigliserida mingguan untuk bayi dengan pemberian PN
b. Cek level trigliserida setelah tiap 1,0gr/kg meningkat dan kemudian secara mingguan
dalam: a) bayi ≤ 28 minggu usia kehamilan atau, b) bayi dengan berat lahir ≤ 1,0
gr/kg saat dalam TPN
c. Penanganan peningkatan Level Serum Trigeliserida (UVA Guidelinnes) :
Jika trigeliserida > 300, turunkan lipid sampai 0,5-1 g/kg untuk EFA,
kemudian cek kembali
Jika trigeliserida > 400, stop intralipid, cek kembali, dan sekali <300 ulangi
lagi pada 0,5 gr/kg untuk ketentuan dari kebutuhan EFA
Keseimbangan Asam Basa
Guidelines :
Jika serum bikarbonat <18 dan anak dengan asidosis, maka tingkatan asetat/turunkan
klorida pada larutan PN.
Jika serum bikarbonat > 27 dan anak dengan alkalosis, maka turunkan asetat/tingkatkan
klorida pada larutan PN.
Jika serum bikarbonat dalam batas normal, maka jangan pilih salah satu diatas, klorida
dan asetat pada larutan PN akan seimbang berdasarkan pemberian klorida.
Mengelola Metabolik dan Komplikasi Jangka Panjang pada Pemberian Nutrisi Parenteral
Saat nutrisi parenteral dapat memberikan terapi nutrisi optimal pada bayi dan anak yang system
gastrointestinalnya tidak efektif, paramedic perlu mengetahui berbagai macam komplikasi yang
dapat terjadi dan bagaimana menatalaksananya. Bayi dan anak yang diberikan nutrisi parenteral
sebaiknya dimonitor secara regular sesuai guideline. Komplikasi dapat dihindari atau dikelola
secara efektif melalui pemantauan biokimia dan intervensi yang tepat waktu. Tingkat komplikasi
dapat diminimalisasi jika nutrisi parenteral yang diberikan sesuai protokol. Komplikasi
metabolik dikategorikan sebagai berikut:
- Metabolisme glukosa
- Metabolism protein
- Metabolism lemak
- Metabolism elektrolit dan mineral
- Demineralisasi tulang
- Disfungsi hepar
Siklus Nutrisi Parenteral (18)
Bayi dan anak-anak dengan nutrisi parenteral jangka panjang, dapat diberikan siklus infus nutrisi
parenteral selama 12 – 20 jam. Infus cairan dextrose terus-menerus menyebabkan tingginya
kadar insulin dalam darah yang mengakibatkan lipogenesis, hepatomegali, perlemakan hati dan
peningkatan risiko kolestasis.
Keuntungan pemberian siklus nutrisi parenteral adalah:
- Mobilisasi cadangan lemak dan glikogen
- Menurunkan insidensi kolestasis
- Meningkatkan waktu aktivitas fisik
Siklus nutrisi parenteral total jarang diberikan pada neonates karena khawatir akan hipoglikemia.
Namun pada bayi yang stabil secara metabolik, dapat diperkenalkan dengan siklus nutrisi
parenteral dengan cara:
- Meningkatkan penambahan waktu istirahat atau jendela nutrisi parenteral total selama 1 –
2 jam bertahap sampai 16 – 20 jam
- Meningkatkan dan menurunkan periode ½ - 1 jam pada nutrisi parenteral total untuk
menurunkan risiko hipo atau hiperglikemia
- Kadar gula darah perlu diperiksa 1 – 2 jam setelah nutrisi parenteral total diturunkan
untuk memastikan euglikemia