bab 1

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bertambahnya tingkat kemakmuran masyarakat menyebabkan penurunan tingkat kelahiran. Penurunan ini terjadi sebagai akibat penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi. Wanita sekarang mengalami menarche lebih dini dan mulai melakukan hubungan seksual lebih dini pula dalam kehidupannya. Walaupun jumlah wanita menyusui meningkat akhir-akhir ini, tetapi durasi penyusuan mereka relative singkat, dan kontribusinya terhadap kontrasepsi di dunia maju tidak signifikan. (Kontrasepsi hormonal) Di Indonesia program keluarga berencana sudah ada sejak tahun 1957. Organisasi keluarga berencana pertama kali di Indonesia yaitu Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang diprakarsai oleh Dr. Soeharto, tetapi pemerintah belum memberikan dukungan sepenuhnya. Pemerintah Indonesia mulai menerima gagasan KB sejak tahun 1970 dengan membantu Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang pada awalnya langsung diprakarsai oleh Presiden lebih mantap dalam pelaksanaannya. (Manuaba) Alat kontrasepsi memang sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu,

Upload: laili-khairani

Post on 02-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ilmu kesehatan Masyarakat

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bertambahnya tingkat kemakmuran masyarakat menyebabkan penurunan tingkat

kelahiran. Penurunan ini terjadi sebagai akibat penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi.

Wanita sekarang mengalami menarche lebih dini dan mulai melakukan hubungan seksual

lebih dini pula dalam kehidupannya. Walaupun jumlah wanita menyusui meningkat akhir-

akhir ini, tetapi durasi penyusuan mereka relative singkat, dan kontribusinya terhadap

kontrasepsi di dunia maju tidak signifikan. (Kontrasepsi hormonal)

Di Indonesia program keluarga berencana sudah ada sejak tahun 1957. Organisasi

keluarga berencana pertama kali di Indonesia yaitu Perkumpulan Keluarga Berencana

Indonesia (PKBI) yang diprakarsai oleh Dr. Soeharto, tetapi pemerintah belum memberikan

dukungan sepenuhnya. Pemerintah Indonesia mulai menerima gagasan KB sejak tahun 1970

dengan membantu Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang pada

awalnya langsung diprakarsai oleh Presiden lebih mantap dalam pelaksanaannya. (Manuaba)

Alat kontrasepsi memang sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu

diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu,

setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya.

Pelayanan kontrasepsi (PK) adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia.

Sebagian besar akseptor KB memilih dan membayar sendiri berbagai macam metode

kontrasepsi yang tersedia. Faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor dalam memilih metode

kontrasepsi antara lain :

1. Faktor pasangan

a. Umur

b. Gaya Hidup

c. Frekuensi senggama

d. Jumlah keluarga yang diinginkan

e. Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu

f. Sikap kewanitaan dan kepriaan

Page 2: Bab 1

2. Faktor kesehatan

a. Status kesehatan

b. Riwayat haid

c. Riwayat keluarga

d. Pemeriksaan fisik

e. Pemeriksaan panggul

3. Faktor metode kontrasepsi

a. Efektivitas

b. Efek samping

c. Biaya

Selain faktor-faktor tersebut masih banyak faktor lain yang mempengaruhi pemilihan

jenis kontrasepsi seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama,

dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi

keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang

dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda.

Angka kegagalan KB atau Keberhasilan KB

Dari penelitian Dwi Mardiantari, mengenai hubungan pengetahuan ibu tentang KB

suntik dengan sikap dalam memilih KB suntik, mendapatkan hasil yaitu terdapatnya

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik dengan sikap

dalam memilih KB suntik. Berarti semakin tinggi tingkat pengetahuan mengenai KB suntik

akan memiliki kencenderungan sikap yang semakin mendukung dalam memilih KB Suntik.

(Dwi Pengetahuan)

Berdasarkan dari hasil data Pencapaian Peserta KB Aktif tahun 2013 di Kecamatan

Narmada pada bulan Maret 2013 didapatkan dari 8.973 Pasangan Usia Subur, yang

menggunakan kontrasepsi sebanyak 6.112 peserta dengan penggunakan KB terbanyak yaitu

KB Suntik sebanyak 2.684 peserta (43,9%), kemudian diikuti peserta pengguna PIL KB

sebanyak 1.151 peserta (18,83%), kemudian pengguna KB IUD sebanyak 1.089 peserta

(17,81%), pengguna implant/susuk 850 peserta (13,9%), kontrasepsi mantap wanita 225

peserta (3,68%), pengguna kondom 66 peserta (1,08%) dan yang terakhir kontrasepsi mantap

pria 47 peserta (0,77%).

Page 3: Bab 1

Berdasarkan data pengguna KB di Kecamatan Narmada, jenis Kontrasepsi yang

paling banyak digunakan adalah suntik padahal jenis kontrasepsi suntik bukanlah jenis

kontrasepsi jangka panjang. Oleh sebab itu perlu diadakan pengkajian lebih lanjut mengenai

factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam memilih

jenis kontrasepsi yang digunakan.

1.2. Rumusan Masalah

Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Akseptor KB Suntik dalam pemilihan KB

Suntik di wilayah kerja Puskesmas Narmada?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Akseptor KB Suntik dalam pemilihan KB

suntik di wilayah kerja Puskesmas Narmada.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik akseptor KB suntik (usia, paritas dan tingkat pendidikan)

di wilayah kerja Puskesmas Narmada.

b. Untuk mengetahui apakah faktor pengetahuan KB secara umum memiliki pengaruh

terhadap pemilihan KB suntik di wilayah kerja Puskesmas Narmada.

c. Untuk mengetahui apakah faktor pengetahuan KB suntik memiliki pengaruh terhadap

pemilihan KB suntik di wilayah kerja Puskesmas Narmada

d. Untuk mengetahui apakah faktor pelayanan KB memiliki pengaruh terhadap pemilihan

KB suntik di wilayah kerja Puskesmas Narmada

e. Untuk mengetahui apakah peran suami memiliki pengaruh terhadap pemilihan KB suntik

di wilayah kerja Puskesmas Narmada.

f. Untuk mengetahui apakah faktor agama memiliki pengaruh terhadap pemilihan KB

suntik di wilayah kerja Puskesmas Narmada.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Akseptor KB Suntik dalam

pemilihan KB Suntik yang digunakan.

Page 4: Bab 1

1.4.2. Dapat mencari data tentang distribusi tingkat pendidikan, usia dan jumlah anak Akseptor

KB suntik.

1.4.3. Dapat mengetahui tingkat pengetahuan Akseptor KB Suntik mengenai macam-macam

KB dan penggunaannya.

1.4.4. Dapat mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB suntik mengenai KB Suntik yang

digunakan.

1.4.5. Dapat mengetahui pengaruh pelayanan KB terhadap pemilihan KB suntik yang

digunakan.

1.4.6. Untuk mengetahui peran suami dalam pemilihan KB Suntik.

1.4.7. Untuk mengetahui pengaruh agama yang dianut terhadap pemilihan KB Suntik.