bab 1

Download BAB 1

If you can't read please download the document

Upload: eko-cahyono

Post on 06-Feb-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan tingkah laku ikan bab 1

TRANSCRIPT

I

5

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tingkah laku ikan dipengaruh lingkungan sekitar, ikan beradaptasi dengan lingkungannya melalui gerakan tubuh. Organ yang paling berperan dalam menentukan tingkah laku ikan adalah mata. Mata pada ikan dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, karena adanya cahaya matahari menentukan cara makan dan merupakan penanda ikan fototaksis terhadap arah datangnya cahaya. Oleh karena itu dikenal ikan nokturnal yaitu ikan yang aktif bergerak mencari makan pada malam hari kebanyakan dari ikan demersal di dasar laut yang tidak ada cahaya sama sekali. Sedangkan ikan diurnal ikan yang bergerak aktif pada siang hari untuk mencari makan.

Ikan dapat memepertahankan suhu tubuh agar tetap hangat (endotermi), misalnya pada kelompok ikan tertentu, namun sebagian besar ikan bersifat poikilotermi yaitu suhu tubuh bergantung pada lingkungan. Ikan tidak dapat mempertahankan temperatur tubuh yang berbeda dengan lingkungannya, karena sistem pergerakan panas dalam otot-ototnya sebanding dengan melalui insang, sebagian besar panas dalam darah ditransfer ke otot melalui pembuluh arteri yang merupakan tempat pertukaran panas. Agar suhu tubuhnya tetap stabil, ikan melakukan pergerakan misalnya, diurnal, nokturnal dan musiman. Apabila disuatu daerah suhu air menjadi hangat maka ikan-ikan akan bergerak ke bawah, ke bagian yang lebih dingin atau bermigrasi ke daerah lain. Demikian pula sebaliknya untuk menghindari suhu yang terlalu dingin (Fujaya, 2004).

Peranan ilmu fisiologi dan tingkah laku ikan sangat signifikan dala menunjang perkembangan ilmu dan teknologi penangkapan ikan. Prinsip tingkh laku ikan yang menjadi sasaran harus didukung pemahaman terhadap indra utama ikan (sense organ) khususnya indra penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, gurat sisi (linea lateralis) yang merupakan indra penting pada ikan yang berhubungan dengan natural behaviour menentukan tingkah laku berkelompok pada ikan (schooling behaviour) (Purbayanto, 2010).

Sebagai media eksternal, air berfungsi sebagai habitatnya. Peran air bagi kehidupan biota perairan sangat penting atau esensial maka dalam perikanan, kuantitas (jumlah) dan kualitasnya (mutunya) harus dijaga sesuai dengan kebutuhan organisme yang dibudidayakan. Biota air membutuhkan lingkungan yang nyaman agar dapat hidup sehat dan tumbuh optimal. Bila lingkungan tersebut tidak memenuhi syarat, biota air dapat mengalami stres, mudah terserang penyakit yang akhirnya akan menyebabkan kematian (Kordi, 2007).

Perikanan merupakan bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang. Sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan ikan. Karenanya, begitu pentingnya praktikum Tingkah laku ikan dalam ilmu perikanan karena bertujuan untuk mengetahui volume schooling ikan berkaitan dengan alat tangkap yang akan digunakan, serta bentuk desain dari alat tangkap. Selain itu, pentingnya mempelajari Tingkal laku ikan agar mempermudah dalam penangkapan ikan. Oleh karena itu, harus terus dikaji dan dikembangkan terutama oleh dosen dan mahasiswa perikanan sebagai ujung tombak pengembangan dan penerapan alat tangkap perikanan.

Ikan sebagai hewan air memiliki mekanisme fisiologis yang tidak dimiliki hewan darat. Ikan memiliki problem dalam pernapasan yang berat ke insang akibat rendahnya kandungan oksigen dalam air. Selain itu ikan tidak dapat mempertahankan suhu tubuh yang berbeda dengan suhu lingkungannya. Sistem penginderaan ikan juga sedikit berbeda dengan hewan darat, ikan memiliki linea lateralis untuk medeteksi arus dan gelombang. Manfaat yang dapat diambil, membantu menciptakan teknologi pemiaraan budaya, dan penangkapan ikan. Teknologi ini dapat terus dikembangkan dan disempurnakan melalui percobaan dan penelitian (Fujaya, 2004).

Terkait dengan pengembangan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan maka diperlukan pemahaman terhadap metode penangkapan ikan dalam respons terhadap proses penangkapan dengan tiga metode mengendalikan tingkah laku ikan (pemikatan - attraction, penggiringan repulsion, penjeratan deception). Pengetahuan tingkah laku ikan sebenarnya telah sejak lama diaplikasikan dalam perikanan tangkap untuk meningkatkan efektivits dan efisiensi penangkapan, seperti tingkah laku mendekati sumber cahaya dari sekelompok ikan fototaksis positif pada light fishing. Maka pentingnya pendekatan ilmu fisiologi tingkah laku ikan dalam pengembangan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan. Melalui pendekatan ini, diharapkan pengembangan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan di Indonesia dapat terwujud dan memenuhi kriteria tindak bertanggung jawab yang telah menjadi tuntutan global bagi setiap negara (Purbayanto, 2010).

Pada kebanyakan ikan, mata adalah reseptor penglihatan yang sangat sempurna. Mata ikan memiliki sistem optikal yang mampu melakukan pengumpulan cahaya dan membentuk suatu fokus bayangan untuk dianalisis oleh retina. Lensa mata ikan mengikuti aturan dasar fisik pembengkokan cahaya sampai retina. Untuk ikan laut dalam kemampuan mengumpulkan cahaya tergantung pada besarnya mata, meskipun secara proporsional mata yang lebih besar dalam habitat ini tidak mengumpulkan cahaya sesuai dengan proporsinya. Sebaliknya, ikan daerah litoral yang hidup membenamkan diri di dasar berpasir mempunyai mata yang kecil. Hal ini menandakan bahwa ada kekuatan selektif lain yang disesuaikan dengan besarnya mata. Selain itu, beberapa jenis ikan memiliki pigmen retina yang sangat banyak untuk menyerap sinar sebelum mencapai reseptor. Bererapa ikan yang memiliki kemampuan penglihatan yang sangata rendah, sebagai gantinya ikan-ikan tersebut memiliki linea lateralis, indra pembau yang lebih peka terhadap keadaan lingkungan (Fujaya, 2004).

Tubuh ikan mengetahui perubahan lingkugan karena dilengkapi alat penerima rangsang (indra), baik fisik maupun kimia. Misalnya, mata yang bertugas merekam perubahan cahaya, linea lateralis merekam perubahan arus dan gelombang, telinga dalam merekam perubahan arah dan gravitasi, indra pembau, dan pengecap. Perubahan lingkungan yang direkam alat indra tersebut dilaporkan ke otak untuk selanjutnya dilakukan penyesuaian dengan cara perubahan tingkah laku atau metabolisme untuk mengatasi gangguan keseimbangan. Perubahan tingkah laku akibat perubahan lingkungan yang direkam alat indra penting diketahui karena dapat digunakan dalam pengembangan teknologi penangkapan dan pembudidayaan ikan. Sifat fototaksis positif ikan telah digunakan untuk mempermudah penangkapan ikan dengan cara menempatkan sumber cahaya di sekitar alat tangkap, misalnya pada bagang. Kepekaan terhadap bau-bauan tertentu juga digunanakan untuk menambah nafsu makan ikan (Fujaya, 2004).

Tujuan

Tujuan pelaksanaan praktikum Tingkah Laku Ikan antara lain adalah untuk:

Mengetahui struktur mata ikan dan lapisan sel fotoreseptorMenganalisis sumbu penglihatan pada ikan (visual axis)Menganalisis jarak pandang maksimum (maximum sighting distance) pada ikanMenganalisis ketajaman penglihatan (visual acuity) pada ikan Mengetahui respon dan pola tingkah laku ikan terhadap gelombang suaraMengetahui respon dan pola tingkah laku ikan terhadap perubahan suhu

Waktu dan Tempat

Praktikum Tingkah Laku Ikan dilaksanakan hari Rabu dan Kamis, tanggal 5 dan 6 Oktober 2011 bertempat di Laboratorium Fishing Gear Pemanfaatan Suberdaya Perikanan Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Diponegoro, Jl. Prof Sudharto SH, Tembalang Semarang.