bab 1 doga aaa.docx

Upload: gilang-pratama

Post on 05-Jul-2018

277 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    1/70

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar belakangIndonesia dalam bidang kesehatan sedang mengalami double burden

    penyakit, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit menular yang sekaligus

    menjadi permasalahan.Penyakit tidak menular utama misalnya hipertensi dan

    diabetes mellitus sedangkan penyakit menular masih tertuju pada penyakit

    tuberkulosis (Kemenkes RI, 2014 . Penyakit tidak menular tertentu dapat

    mempengaruhi keadaan penyakit tidak menular lainnya maupun mempengaruhi

    penyakit menular. !iabetes mellitus dapat menimbulkan hipertensi maupunmempermudah terjadinya in"eksi seperti tuber#ulosis ($% (&uyono, 200' . aktor

    risiko P$) antara lain merokok dan keterpaparan terhadap asap rokok, minum

    minuman beralkohol, diet*pola makan, gaya hidup, kegemukan, obat+obatan, dan

    ri ayat keluarga (keturunan (&uyono, 200' .

    Pada tahun 1-- , diperkirakan ada - juta pasien $% baru dan / juta

    kematian akibat $% diseluruh dunia. !iperkirakan - kasus $% dan -

    kematian akibat $% didunia, terjadi pada negara+negara berkembang. Pre alensi

    penduduk Indonesia yang didiagnosis $% paru oleh tenaga kesehatan tahun 201/

    adalah 0.4 persen dengan angka kematian sebesar 0,/ dari jumlah kasus. 3ima

    pro insi dengan $% paru tertinggi adalah a a %arat (0.5 , Papua (0.' , !KI

    akarta (0.' , 6orontalo (0. , %anten (0.4 dan Papua %arat (0.4

    (Riskesdas, 201/ . Pre alensi tuber#ulosis di Kota !epok sebanyak 1// orang per

    100.000 penduduk. Pada tahun 201/ jumlah kasus $% paru lama dan baru di kota

    !epok berjumlah 1.14- kasus dengan 1.12- kasus baru dan 21 kasus lama

    (!inkes Kota !epok, 201/ .Pre alensi $% paru klinis usia 1+4 tahun di puskesmas

    ke#amatan %eji sebanyak - kasus atau sebesar 1,1/ kunjungan pasien anak

    prasekolah. Pada usia +14 tahun sebanyak 110 kasus dan pada usia 1 +44 sebesar

    22 kasus. (Pro"il Kesehatan 7P$ Puskesmas %eji, 201/ . !ari seluruh penduduk

    yang didiagnosis $% paru oleh tenaga kesehatan, hanya 44.4 diobati dengan

    obat program (Riskesdas, 201/ .

    Pre alensi !) di seluruh dunia telah meningkat se#ara dramatis selama

    dua dekade terakhir, dari /0 juta kasus diperkirakan pada tahun 1- menjadi 2

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    2/70

    juta pada 2010. %erdasarkan ke#enderungan saat ini, ederasi !iabetes

    Internasional memproyeksikan bah a 4/ juta orang akan menderita diabetes

    pada tahun 20/0 (Po ers, 2012 . 8rganisasi Kesehatan !unia (9:8

    memperkirakan pada tahun 20/0 penyandang diabetes di Indonesia sebanyak 21,/

    juta orang. Kondisi ini akan menjadikan Indonesia menduduki peringkat ke empat

    setelah ;merika &erikat, & !epok, 201/ .Pre alensi !) di Puskesmas ke#amatan %eji

    sebesar -42 kasus atau 2.5 dari jumlah kunjungan pasien (Pro"il Kesehatan

    7P$ Puskesmas %eji, 201/ .

    Pre alensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada

    umur ?1 tahun sebesar 2 , persen, tertinggi di %angka %elitung (/0,- , diikuti

    Kalimantan &elatan (/0, , Kalimantan $imur (2-,' dan a a %arat (2-,4

    (Riskesdas, 201/ . Pre alensi hipertensi primer di kota !epok sebesar 1-25

    kasus atau /,- dari seluruh kejadian penyakit tidak menular di kota !epok

    (!I=K>& !epok, 201/ . Pre alensi hipertensi primer di Puskesmas ke#amatan%eji sebesar 5 kasus atau sebesar 1',2' dari jumlah kunjungan pasien.

    (Pro"il Kesehatan 7P$ Puskesmas %eji, 201/ .

    $ingginya pre alensi, dan banyaknya "a#tor resiko yang berpengaruh,

    menyebabkan ketiga penyakit tersebut memerlukan perhatian yang lebih guna

    men#egah terjadinya perburukan lebih lanjut. :al tersebut dapat dilakukan dengan

    pelayanan dokter keluarga yang holistik komprehensi", kontinu, integrati", dan

    koordinati". Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terke#il yangdapat dioptimalkan dalam men#apai status kesehatan yang lebih baik.:al tersebut

    dapat mendukung salah satu program kementerian kesehatan tahun 201 +201-

    yaitu meningkatnya status kesehatan masyarakat (Renstra, 201 .

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    3/70

    I.2. Rumusan Masalah

    %erdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil kasus pasien

    $uberkulosis paru kasus putus obat dengan diabetes mellitus disertai hipertensi

    grade II. Kasus terjadi pada keluarga inti dengan "aktor risiko penyakit tidak

    menular berupa merokok,diet*pola makan, gaya hidup, stress pekerjaan,

    pengobatan yang tidak terkontrol, dan ri ayat keluarga (keturunan serta "aktor

    resiko penyakit menular berupa keadaan penyakit !), daya tahan tubuh yang

    sedang menurun serta ditemukan kemungkinan sumber penularan dari tetangga

    pasien. hal tersebut di"ahami dan diselesaikan melalui pendekatan kedokteran

    keluarga.

    I.3. Tu uan

    1.3.1. Tu uan umum

    )engetahui penatalaksanaan penyakit dengan mengidenti"ikasi

    masalah klinis pada pasien dan keluarga serta "aktor resiko yang

    berpengaruh terhadap penyakit pasien sehingga dapat menyelesaikan

    masalah klinis pasien, mengubah prilaku kesehatan pasien serta

    mendorong partisipasi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan

    dengan pendekatan kedokteran keluarga.

    1.3.2. Tu uan khusus

    1. )engetahui penilaian keluarga, struktur keluarga dan komposisi

    keluarga pasien, termasuk kedalamnya Family Mapping ,

    6enogram dan &iklus kehidupan keluarga pasien.

    2. )engidenti"ikasi masalah keluarga pasien dalam hubungan dengan

    penyakit pasien

    /. )engetahui "aktor resiko yang mempengaruhi keadaan penyakit pasien

    4. )enentukan diagnosis holistik dan diagnosis keluarga pasien

    . )enentukan tindak lanjut terhadap pasien dan keluarga

    '. )engetahui hasil Coping Score keluarga dan hasil pembinaan

    pasien dan keluarga

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    4/70

    5. )engedukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit yang sedang

    dialami pasien

    . )engedukasi pasien dan keluarga mengenai #ara penatalaksanaan

    dan mengontrol penyakit pasien.

    -. Pasien dapat lebih memperhatikan keadaan penyakit yang sedang

    dialaminya

    10. Pasien dapat disiplin terhadap pengobatan dan dapat menjaga pola

    hidup sehat sesuai keadaan peyakit pasien.

    11. Keluarga dapat berperan menjadi pengontrol dalam

    penatalaksanaan keadaan penyakit pasien se#ara menyeluruh

    12. Pasien dan keluarga dapat mengerti pengaruh keadaan penyakit

    pasien terhadap anggota keluarga lainnya khususnya yang tinggal

    dalam satu rumah. hal tersebut diharapkan seluruh anggota

    keluarga memiliki kesadaran untuk dilakuka pemeriksaan dan

    pen#egahan se#ara menyeluruh.

    I.!. Man"aat

    I.!.1 Man"aat Te#r$t$s)engaplikasikan ilmu pengetahuan mengenai Kedokteran

    Keluarga yang telah didapatkan selama menjalani pendidikan di akultas

    Kedokteran 7ni ersitas Pembangunan =asional @AeteranB akarta.

    I.!.2 Man"aat Prakt$sI.!.2.1 Man"aat Bag$ Pas$en %an &eluarga

    1. Pasien dan keluarga mengetahui mengenai penyakit yang dialami

    pasien, pen#egahan, bagaimana #ara penularannya,pengontrolandan penatalaksanaannya sehingga dapat men#egah keadaan

    penyakit pasien lebih lanjut serta men#egah timbulnya kasus baru

    tuberkulosis paru.

    2. Pasien dan keluarga mengetahui "aktor risiko yang dapat

    memperburuk perjalanan penyakit pasien atau kambuhnya

    penyakit pasien, sehingga keluarga sebagai pelaku ra at dapat

    selalu mengingatkan pasien.

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    5/70

    /. Pasien dan keluarga dapat melakukan penanganan se#ara

    menyeluruh terhadap keadaan status kesehatan pasien dan

    keluarga.

    I.!.2.2 Man"aat Bag$ Un$'ers$tas)elaksanakan tanggung ja ab uni ersitas yang tertuang

    dalam tridharma perguruan tinggi dengan melaksanakan "ungsi dan

    tugas perguruan tinggi sebagai lembaga penyelenggaraan pendidikan,

    penelitian, dan pengabdian masyarakat.I.!.2.3 Man"aat Bag$ Mahas$s(a

    )endapatkan pengalaman belajar mengenai penatalaksanaan

    pasien dengan penyakit kasus $% paru putus obat dengan !) dan

    hipertensi pada keluarga inti dengan "aktor risiko penyakit tidak

    menular berupa merokok,diet*pola makan, gaya hidup, stress

    pekerjaan, pengobatan yang tidak terkontrol, dan ri ayat keluarga

    (keturunan serta "aktor resiko penyakit menular berupa keadaan

    penyakit !), daya tahan tubuh yang sedang menurun serta

    ditemukan kemungkinan sumber penularan dari tetangga pasien.

    BAB II

    LANDA)AN TE*RI

    II.1 TUBER&UL*)I) PARU

    II.1.1 De"$n$s$

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    6/70

    $uberkulosis adalah penyakit in"eksi kronis yang disebabkan oleh bakteri

    )y#oba#terium $uber#ulosis (dan kadang+kadang oleh ). bo is dan

    a"ri#anum .8rganisme ini disebut pula sebagai basil tahan asam.Penyakit ini dapat

    mengenai hampir semua organ tubuh, baik organ saluran na"as (paru maupun di

    luar tubuh, seperti kelenjar lim"a, meningen, tulang dan sendi, hati, lim"a, saluran

    #erna dan lain sebagainya (ekstra pulmonal .(Pedoman =asional Pengendalian

    $uberkulosis, 2014 .

    II.1.2 Penularan kuman M+,#ba,ter$um tuber,ul#s$s

    Kuman dibatukkan atau dibersinkan oleh penderita $% menjadi droplet

    nu#lei (partikel ke#il yang merupakan gabungan antara sel tubuh dan sel yang

    sudah terin"eksi . &etiap kali penderita $% batuk akan dikeluarkan /000 droplet

    yang in"ekti" (memiliki kemampuan mengin"eksi , partikel in"eksi ini dapat hidup

    pada udara bebas selama 1+2 jam, tergantung ada tidaknya sinar ultra iolet,

    entilasi yang baik dan kelembaban. !alam suasana lembab kuman dapat hidup

    berhari+hari.

    &e#ara umum si"at kuman $% ()y#oba#terium tuber#ulosis antara lainC

    • %entuk batang dengan panjang 1+10 mikron, lebar 0,2+0,' mikron.• %ersi"at tahan asam dalam pe arnaan dengan metode Diehl =eelsen.• )emerlukan media khusus untuk biakan antara lain 3o enstein ensen,

    8ga a.• Kuman =ampak berbentuk batang ber arna merah dalam pemeriksaan

    diba ah mikroskop• $ahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka

    aktu lama pada suhu antara 4 derajat < sampai minus 50 derajat

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    7/70

    $erdapat 4 tahapan perjalanan alamiah penyakit. $ahapan tersebut meliputi

    tahap, in"eksi, menderita sakit dan meninggal dunia yang dapat dilihat pada tabel

    berikutC

    Tabel 2.1. Per alanan alam$ah TB

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    8/70

    &umber C (Pedoman =asional Pengendalian $uberkulosis, 2014

    -ambar 2.1. akt#r Res$k# &e a%$an TB /0er%han$ 2 4

    II.I.! Pat#"$s$#l#g$ Tuberkul#s$s

    &ebagian besar kuman )y#oba#terium tuberkulosis masuk ke jaringan

    paru melalui airborne in"e#tion yang terhirup. )asuknya kuman akan merangsang

    mekanisme imun nonspesi"ik, makro"ag al eolus akan mem"agositosis kuman $%

    dan biasanya sanggup menghan#urkan sebagian besar kuman $%, dengandemikian masuknya kuman tidak selalu menimbulkan penyakit, terjadinya in"eksi

    dipengaruhi oleh irulensi dan banyaknya kuman $% serta daya tahan tubuh yang

    terkena. ika irulensi kuman tinggi dan jumlah kuman banyakatau daya tahan

    tubuh menurun maka makro"ag tidak mampu menghan#urkan kuman $% dan

    kuman akan bereplikasi dalam makro"ag tersebut. Kuman $% yang terus

    berkembangbiak akan menyebabkan makro"ag lisis, dan kuman $% akan

    mmbentuk koloni yang disebut okus Primer 6hon. (Pedoman =asionalPengendalian $uberkulosis, 2014 .

    !ari okus Primer tersebut kuman $% dapat menyebar melalui saluran

    lim"e menuju ke kelenjar lim"e regional yang akan menyebabkan terjadinya

    in"lamasi di saluran lim"e (3im"angitis dan kelenjar lim"e tersebut (3im"adenitis .

    Kompleks Primer merupakan gabungan antara okus Primer.3im"angitis dan

    3im"adenitis regional.)asa inkubasi yaitu sampai terbentuknya Kompleks Primer

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    9/70

    biasanya berlangsung dalam aktu 4+ minggu.(Pedoman =asional Pengendalian

    $uberkulosis, 2014 .

    ;pabila irulensi kuman rendah atau jumlah kuman sedikit atau dayatahan tubuh yang baik Kompleks Primer akan mengalami resolusi se#ara

    sempurna membentuk "ibrosis dan kalsi"ikasi setelah mengalami nekrosis

    perkijuan dan enkapsulasi. %egitu juga kelenjar lim"e regional akan mengalami

    "ibrosis dan enkapsulasi, tetapi resolusinya biasanya tidak sesempurna okus

    Primer di jaringan paru. Kuman $% dapat tetap hidup dan menetap selama

    bertahun+tahun dalam kelenjar ini (dormant .(Pedoman =asional Pengendalian

    $uberkulosis, 2014 .

    II.1.5 Man$"estas$ &l$n$s

    Penderita $% paru akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti

    batuk berdahak kronis, demam sub"ebril, berkeringat tanpa sebab di malam hari,

    sesak napas, nyeridada, dan penurunan na"su makan. &emuanya itu dapat

    menurunkan produkti itas penderita bahkan kematian. 6ejala klinik $% paru

    dapat dibagi menjadi 2 golonganC (Pedoman =asional Pengendalian $uberkulosis,

    2014 .

    6ejala Respiratorik

    • $ergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan

    sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru+paru akibat

    penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan

    suara @mengiB, suara na"as melemah yang disertai sesak.• Kalau ada #airan dirongga pleura (pembungkus paru+paru , dapat

    disertai dengan keluhan sakit dada.• %ila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti in"eksi tulang

    yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada

    kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar #airan nanah.• Pada anak+anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak dan

    disebut sebagai meningitis (radang selaput otak , gejalanya adalah

    demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang+kejang.• %atuk lebih dari / minggu

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    10/70

    • !ahak (sputum• %atuk darah• &esak na"as (Pedoman =asional Pengendalian $uberkulosis, 2014 .

    6ejala &istemik

    • !emam dan menggigil• Penurunan berat badan• Rasa lelah dan lemah (malaise• %erkeringat banyak terutama di malam hari• =a"su makan menurun

    II.1.6 D$agn#s$s Tuberkul#s$s

    !iagnosis penyakit tuber#ulosis didasarkan padaC (Pedoman =asional

    Pengendalian $uberkulosis, 2014 , (P!PI,2011 .

    II.1.6.1. Anamnes$s

    6ejala utama pasien $% paru adalah batuk berdahak selama 2+/ minggu

    atau lebih. %atuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak ber#ampur

    darah, batuk darah, sesak na"as, badan lemas, na"su makan menurun, berat badan

    menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan "isik,demam meriang

    lebih dari satu bulan.

    II.1.6.2.Pemer$ksaan $s$k

    Pada pemeriksaan "isik dapat ditemukan tanda+tandaC

    • In"iltrat (redup, bron#hial, ronkhi basah .•

    Penarikan paru, dia"ragma, dan mediastinum.• &ekret di saluran na"as dan ronkhi.• &uara na"as am"orik karena adanya ka itas yang berhubungan

    langsung dengan bron#hus.

    II.1.6.3.Lab#rat#r$um

    • Pemeriksaan &putum

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    11/70

    Pemeriksaan dahak ber"ungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai

    keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan.Pemeriksaan dahak

    untuk penegakan diagnosis pada semua suspek $% dilakukan dengan

    mengumpulkan / spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan

    yang berpijatan berupa dahak &e aktu+Pagi+&e aktu (&P& .Kriteria %$; positi"

    apabila ditemukan / batang kuman %$; pada satu sediaan. !engan kata lain

    diperlukan 000 kuman dalam 1 ml sputum. (Pedoman =asional Pengendalian

    $uberkulosis, 2014 ,(P!PI,2011 .

    • )antouE $est* $uberkulin $est

    !ipakai untuk membantu menegakan diagnosis tuber#ulosis terutama pada

    anak+anak (balita .

    • %iakan positi" )y#obakterium $uber#olosae (6old &tandar ;meri#an

    $hora#i# &o#iety dan 9:8• Radiologis

    oto $horaks P; dan lateral.6ambaran "oto toraks yang menunjang

    diagnosis $%.yaituC

    o 6ambaran yang di#urigai lesi $% ;kti"o %ayangan berber#ak (nodular atau bera an (pat#hy di api#al dan

    posterior lobus atas paru dan superior lobus ba ah paru.o ;danya ka itas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan

    opak bera an atau nodular.o Kelainan bilateral, terutama di lapangan atas paru.o %ayangan ber#ak miliero

    >"usi pleura unilateral (umumnya atau bilateral (jarang .

    !iagnosis tuberkulosis paru sebaiknya di#antumkan status klinis, status

    bakteriologis, status radiologis, dan status kemoterapi.Pada pasien dengan gejala

    klinis minimal berupa demam (dianggap sebagai "e er o" ukno n origin dan

    hasil laboratorium*sputum menunjukan negati", diberikan per#obaan terapi dengan

    8;$ seperti I=: dan >tambutol selama 2 minggu.%ila keluhan membaik terapi

    dengan obat anti tuberkulosis dilanjutkan sebagaimana mestinya.%ila tidak ada

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    12/70

    perbaikan maka pemberian obat anti tuberkulosis dihentikan.(Pedoman =asional

    Pengendalian $uberkulosis, 2014 ,(P!PI,2011 .

    -ambar 2.2 Alur %$agn#s$s %an t$n%ak lan ut TB 7aru 7a%a 7as$en %e(asa

    (Pedoman =asional Pengendalian $uberkulosis, 2014 .

    II.1.8. Tata Laksana

    $ujuan Pengobatan

    Pengobatan $% bertujuan untuk menyembuhkan pasien, men#egah

    kematian, men#egah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan

    men#egah terjadinya resistensi kuman terhadap 8;$. enis obat yang

    digunakan pada lini pertama adalah

    I=:,Ri"ampisin,PiraFinamid,&treptomisin,>tambutol. enis obat lainnya (lini

    ke+2 adalah (Kanamisin, ;mikasin,Kuinolon, makrolid dan amoksilin G

    asam kla ulanat , 8bat tunggal terpisah (I=:, ri"ampisin, piraFinamid,

    etambutol , Kemudian 8bat kombinasi dalam dosis tetap ( iEed !ose

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    13/70

    Prinsip pengobatan

    Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip + prinsip sebagai

    berikutC

    • 8;$ harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat,

    dalam jumlah #ukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori

    pengobatan.• 7ntuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan

    penga asan langsung dengan metode !8$& !ire#tly 8bser ed

    $reatment &hort#ourse oleh seorang Penga as )enelan 8bat(P)8 .

    Pengobatan $% diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensi" dan

    lanjutan.

    1.$ahap a al (intensi"

    • Pada tahap intensi" (a al pasien mendapat obat setiap hari dan

    perlu dia asi se#ara langsung untuk men#egah terjadinya resistensi

    obat.• %ila pengobatan tahap intensi" tersebut diberikan se#ara tepat,

    biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun aktu

    2 minggu.

    2.$ahap 3anjutan

    • Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,

    namun dalam jangka aktu yang lebih lama.• $ahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten sehingga

    men#egah terjadinya kekambuhan

    Panduan 8;$ yang digunakan oleh Program =asional Penanggulangan

    $uberkulosis di IndonesiaC

    • Kategori 1 C 2(:RD> *4(:R /.• Kategori 2 C 2(:RD> &*(:RD> * (:R />/.• Kategori / C 2:RD*2:R

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    14/70

    • Kategori 4 C tidak dapat diaplikasikan (mempertimbangkan penggunaan obat+

    obatan barisan kedua , tipe )!R diberikan : saja seumur hidup atau sesuai

    rekomendasi 9:8.

    enis dan dosis 8;$

    Paket Kombipak

    Paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Ri"ampisin, PiraFinamid

    dan >tambutol yang dikemas dalam bentuk blister.Paduan 8;$ ini disediakan

    program untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang mengalami e"ek

    samping 8;$ K!$.Paduan 8bat ;nti $uberkulosis (8;$ disediakan dalam

    bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan

    menjamin kelangsungan (kontinuitas pengobatan sampai selesai.

    Pada pengobatan pasien $% perlu diperhatikan keadaan klinisnya.%ila

    keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi ra at, pasien dapat diberikan ra at

    jalan.&elain 8;$ perlu pengobatan tambahan atau suporti"* simptomatis

    untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau mengatasi gejala* keluhan.

    (Pedoman =asional Pengendalian $uberkulosis, 2014 .

    II.2. D$abetes Mel$tus

    II.2.1 De"$n$s$

    !iabetes melitus merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan

    adanya hiperglikemi kronis serta terganggunya metabolisme karbohidrat,

    lemak dan protein yang berkaitan dengan kurangnya jumlah atau kerja

    dari insulin se#ara relati" maupun absolut.(%ennett, 1--4

    II.2.2 E7$%em$#l#g$ D$abetes Mel$tus

    Pre alensi !) di seluruh dunia telah meningkat se#ara dramatis selama

    dua dekade terakhir, dari /0 juta kasus diperkirakan pada tahun 1-

    menjadi 2 juta pada 2010. %erdasarkan ke#enderungan saat ini, ederasi

    !iabetes Internasional memproyeksikan bah a 4/ juta orang akan

    menderita diabetes pada tahun 20/0 (Po ers, 2012 . 8rganisasi Kesehatan

    !unia (9:8 memperkirakan pada tahun 20/0 penyandang diabetes di

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    15/70

    Indonesia sebanyak 21,/ juta orang. Kondisi ini akan menjadikan Indonesia

    menduduki peringkat ke empat setelah ;merika &erikat, & !epok, 201/ .Pre alensi !) di Puskesmas ke#amatan

    %eji sebesar -42 kasus atau 2.5 dari jumlah kunjungan pasien (Pro"il

    Kesehatan 7P$ Puskesmas %eji, 201/ .

    II.2.3 &las$"$kas$ Et$#l#g$ %an akt#r Res$k# D$abetes Mel$tus

    Tabel 2.2 . Klasi"ikasi >tiologi !iabetes )elitusKlasi"ikasi !iabetes )elitus enis >tiologi$ipe 1 !estruksi sel J, umumnya menjurus ke

    de"isiensi insulin absolut

    ;utoimun

    Idiopatik

    $ipe 2 %er ariasi, mulai dari resistensi insulin

    yang disertai de"isiensi insulin relati" hingga de"ek sekresi.

    $ipe lain !e"ek genetik "ungsi sel J

    !e"ek genetik kerja insulin

    1. $ype ; insulin resistan#e

    2. 3epre#haunism

    /. Rabson+)endenhall syndrome

    4. 3ipodystrophy syndromes

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    16/70

    Penyakit eksokrin pan#reas C

    pankreatitis, pankreatektomi, neoplasia,

    #ysti# "ibrosis, hemo#hromatosis,

    "ibro#al#ulous pankreatopati, mutations in

    #arboEyl ester lipase

    >ndokrinopati C akromegaly,

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    17/70

    ;merika, Kepulauan Pasi"ik&ebelumnya diidenti"ikasi dengan I 6, I6$, atau ;1< ,5+',4&ejarah 6!) atau melahirkan bayiM 4 kg:ipertensi (tekanan darah ? 140*-0 mm:g

    $ingkat kolesterol :!3 N/ mg * d3 (0,-0 mmol * 3 dan * atau tingkattrigliseridaM 2 0 mg * d3 (2, 2 mmol * 3&indrom o arium polikistik atau a#anthosis nigri#ansRi ayat penyakit kardio askular

    Sumber : dikutip dari ;meri#an !iabetes ;sso#iation, 2011.

    II.2.! Pat#"$s$#l#g$ D$abetes Mel$tus

    Bagan 2.1 e"ek akut !iabetes melitus

    (sher ood, 2012

    !e"isiensi Insuin

    Peningata

    penguraia protein

    Penurunan

    penyerapanasam aminooleh sel

    Peningkatan

    lipolisis

    Peningkatan

    sistesistrigliserida

    Penurunan

    penyerapanglukosa olehsel

    Peningkatan

    pengeluaranglukosa olehhati

    Pen#iutanotot

    Peningkatanasam amino

    darah

    Peningkatanasam lemak

    darah

    !e"isiensiglukosaintrasel

    :iperglkemia

    6lukosuria

    Penuru bera

    &umber energi

    alternati"

    Peningkatanglukoneogenesis

    Poli"agia

    !iuresisosmotik

    :iperglikemiasemakin parahketosisPolidipsia

    Poliuri

    Peningkatanentiasi

    ;sidosismetabolik

    Pen#iutansel!ehdrasi

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    18/70

    II.2.!.1. E"ek akut %$abetes mel$tus

    -ambar 2.3 ;kibat;kut !iabetes )elitus

    (&ilbernagl dan 3ang, 2005

    II.2.!.2 m7l$kas$ lan ut %$abetes mel$tus /H$7ergl$kem$a4 +ang

    berke7an angan

    Koma diabetes)al"ungsisistem sara"

    Aolume darahturun

    Penurunanaliran darah

    otak

    Kegagalansirkulasi peri"er

    KematianGagal ginjal

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    19/70

    -ambar 2.! k#m7l$kas$ lan ut %$abetes mel$tus

    (&ilbernagl dan 3ang, 2005

    II.2.5 -e ala &l$n$s D$abetes Mel$tus

    6ejala khas pada diabetes melitus terdiri dari C polyuria, polydipsia,

    poli"agia, dan berat badan meurun tanpa sebab yang jelas, sedangkan

    gejala tidak khas diabetes melitus diantaranya adalah C lemas, kesemutan,

    luka yang sulit sembuh, gatal, mata kabur, dis"ungsi ereksi pada pria dan

    pruritus ul a pada anita.

    II.2.6 D$agn#sa DM

    Table 2.! &r$ter$a %$agn#se D$abetes Mel$tus

    Kriteria diagnose !iabetes )elitus6ejala diabetes ditambah konsentrasi glukosa plasma se aktu ? 11.1 mmol*3

    (200 mg*d36lukosa puasa plasma ? 5.0 mmol*3 (12' mg*d3;1< M '. atau6lukosa plasma dua jam ? 11,1 mmol * 3 (200 mg * d3 selama tes toleransi

    glukosa oral&umber C ;meri#an !iabetes ;sso#iation, 2011

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    20/70

    Tabel 2.5 k#nsentras$ gluk#sa %arah se(aktu %an 7uasa sebaga$

    7at#kan 7en+ar$ng %an %$agn#s$s DM /mg9%l4

    %ukan !) %elum pasti

    !)

    !)

    Konsentrasi

    glukosa

    darah se aktu

    mg*d3

    Plasma ena N 100 100 + 1-- ? 200

    !arah kapiler N -0 -0 + 1-- ? 200

    Konsentrasi

    glukosa darah

    puasa

    (mg*d3

    Plasma ena N 100 100 + 12 ? 12'

    !arah kapiler N -0 -0 + -- ? 100

    &umber C &uyono, 200-

    II.2.8 m7l$kas$ DM

    !iabeti# ketoa#idosis (!K; dan hiperglikemia hiperosmolar state

    (::& adalah komplikasi akut diabetes. &edangkan komplikasi kronik

    diabetes melitus terdapat pada table 2.' diba ah ini

    Tabel 2.6 m7l$kas$ &r#n$s D$abetes Mell$tus

    )ikro askuler penyakit mata Retinopati (nonproli"erati e * proli"erati" edema ma#ula sakit sara" &ensorik dan motorik (mono+dan polineuropati 8tonom =e"ropati)akro askular Penyakit jantung #oroner Penyakit arteri peri"er penyakit serebro askular 3ain 6astrointestinal (gastroparesis, diare Kemih (uropathy * dis"ungsi seksual !ermatologi# In"eksi Katarak 6lau#oma penyakit periodontal

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    21/70

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    22/70

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    23/70

    otot, penurunan lemak tubuh, dan penurunan berat badan..Pada

    pasien dengan diabetes, ;!; merekomendasikan 1 0 menit *

    minggu (didistribusikan selama setidaknya / hari akti itas "isik

    aerobik moderat.

    II.2.:.1.!. Pemantauan T$ngkat -l$kem$k

    Pengukuran glukosa darah pasien memberikan gambaran kontrol

    glukosa darah jangka pendek, sedangkan ;1< men#erminkan

    kontrol glukosa darah rata+rata selama 2+/ bulan sebelumnya.

    II.2.:.2. Tera7$ armak#l#g$

    %erdasarkan #ara kerjanya, 8bat antihiperglikemik oral (8:8

    dibagi menjadi 4 golongan C

    II.2.:.2.1. Pemi#u sekresi insulin (sekretagok insulin C sul"onilurea

    dan glinid

    II.2.:.2.2. Penambah sensiti itas terhadap insulin ( insulin sensitizing C

    biguanid, tiaFolidindion

    II.2.:.2.3. Penghambat glukoneogenesis (met"ormin

    II.2.:.2.!. Penghambat absorpsi glukosa (penghambat al"a

    glukosidase CII.3. H$7ertens$

    II.3.1. De"$n$s$ H$7ertens$

    :ipertensi adalah tekanan sistolik M140 mm:g dan tekanan diastolik M-0

    mm:g se#ara kronik. %erdasarkan penyebabnya :ipertensi dibagi menjadi 2

    golongan (Kasper !3 et al , 200/ , yaitu C

    1. :ipertensi essensial*primer. enis hipertensi yang penyebabnya masih belumdapat diketahui. disebut juga hipertensi idiopatik. &ekitar -0 penderita

    hipertensi menderita jenis hipertensi ini. 8leh karena itu, penelitian dan

    pengobatan lebih banyak ditujukan bagi penderita hipertensi essensial ini.

    2. :ipertensi sekunder atau hipertensi renal. enis hipertensi yang menjadi

    penyebabnya dapat diketahui, sering disebut hipertensi renal karena kelainan

    ginjal menjadi penyebab tersering. Penyebab hipertensi sekunder ini antara

    lain kelainan pada pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, atau

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    24/70

    penyekit kelenjar adrenal.$erdapat pada sekitar kasus. Penyebab

    spesi"iknya diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi

    askular renal, hiperaldosteronisme primer dan sindrom

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    25/70

    oleh #urah jantung dan tahan peri"er. %erbagai "aktor yang mempengaruhi #urah

    jantung dan tahanan peri"er akan mempengaruhi tekanan darah, seperti yang

    telihat pada bagan 1 (=oer )&, 200/ .

    %agan 1. aktor yang %erpengaruh $erhadap $ingginya $ekanan !arah

    &elain #urah jantung dan tahanan peri"er, sebenarnya tekanan darah

    dipengaruhi juga oleh tekanan atrium kanan. 8leh karena tekanan atrium kanan

    mendekati nol, nilai tersebut tidak mempunyai banyak pengaruh.

    )ekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat asomotor pada medula di otak. !ari pusat asomotor ini bermula jaras

    sara" simpatis yang berlanjut ke ba ah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna

    medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat

    asomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke ba ah melalui

    sara" simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

    asetilkolin yang akan merangsang serabut sara" pas#aganglion ke pembuluh darah,

    dimana dengan dilepaskannya norpine"rin mengakibatkan kontriksi pembuluhdarah (%runner, 2002 .

    %erbagai "aktor seperti ke#emasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

    pembuluh darah terhadap rangsangan asokontriktor. Indi idu dengan hipertensi

    sangat sensiti" terhadap norpine"rin, meskipun tidak diketahui dengan jelas

    mengapa hal tersebut bisa terjadi (

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    26/70

    Korteks adrenal mengsekresikan kortisol dan steroid lainnya yang dapat

    memperkuat respon asokontriktor pembuluh darah. Aasokontriksi yang

    mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal dapat menyebabkan pelepasan

    renin. Renin merangsang pembentukkan angiotensin I yang kemudian diubah

    menjadi angiotensin II, suatu asokontriktor kuat, yang pada gilirannya

    merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. :ormon ini menyebabkan

    retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal sehingga menyebabkan peningkatan

    olume intra askuler. &emua "aktor tersebut #end rung men#etuskan keadaan

    hipertensi (%runner, 2002 .

    Perubahaan struktural dan "ungsional pada sistem pembuluh darah peri"er

    bertanggung ja ab pada perubahaan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia.

    Perubahaan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan

    penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang menyebabkan

    penurunan distensi dan daya regang pembuluh darah. ;kibat hal tersebut, aorta

    dan arteri besar mengalami penurunan kemampuan dalam mengakomodasi

    olume darah yang dipompa oleh jantung ( olume sekun#up sehingga

    mengakibatkan penurunan #urah jantung dan peningkatan tahanan peri"er

    (

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    27/70

    %agan 2. )ekanisme berbagai &ascular 'ro(th Promotors dalam menimbulkan

    hipertensi

    )engenai kelainan "ungsi membran sel, pada binatang per#obaan dan pasien

    hipertensi, 6aray (1--0 telah membuktikan adanya de"ek transpor =a G dan atau

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    28/70

    terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan olume plasma, #urah

    jantung, dan tekanan darah. Peningkatan asupan garam ini akan diikuti oleh

    peninggian ekskresi garam sehingga ter#apai kembali keadaan hemodinamik yang

    normal. Pada pasien hipertensi primer, mekanisme (peningkatan ekskresi garam

    tersebut terganggu, selain adanya "aktor lain yang ikut berperan.

    &istem renin, angiotensin, dan aldosteron berperan pada timbulnya hipertensi.

    Produksi renin dipengaruhi oleh berbagai "aktor antara lain stimulasi sara"

    simpatis. Renin berperan pada proses kon ersi angiotensin I menjadi angiotensin

    II yang mempunyai e"ek asokonstriksi. ;ngiotensin II menyebabkan sekresi

    aldosteron yang mengakibatkan retensi natrium dan air. Keadaan tersebut

    berperan pada timbulnya hipertensi. Peran sistem renin, angiotensin dan

    aldosteron pada timbulnya hipertensi primer masih merupakan bahan perdebatan.

    :al ini disebabkan oleh "akta yang menunjukan bah a 20+/0 pasien hipertensi

    primer mempunyai kadar renin rendah, 0+'0 kadar renin normal, sedangkan

    kadar renin tinggi hanya 1 .

    II.1.! akt#r r$s$k# %an ge ala kl$n$s

    aktor risiko terjadinya hipertensi, adalah antara lain (!epkes, 200' C1. 8besitas (Kegemukan .

    )erupakan #iri khas penderita hipertensi. 9alaupun belum diketahui se#ara

    pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bah a daya

    pompa jantung dan sirkulasi olume darah penderita obesitasobesitas dengan

    hipertensi lebih tinggi daripada penderita hipertensi dengan berat badan

    normal

    2. &tres.!iduga melalui akti asi sara" simpatis (sara" yang bekerja pada saat kita

    berakti itas . Peningkatan akti itas sara" simpatis mengakibatkan

    meningkatnya tekanan darah se#ara intermitten (tidak menentu .

    /. aktor Keturunan (6enetik .

    ;pabila ri ayat hipertensi didapat pada keuda orang tua, maka dugaan

    hipertensi essensial akan sangat besar. !emikian pula dengan kembar

    monoFigot (satu sel telur apabila salah satunya adalah penderita hipertensi.

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    29/70

    4. enis Kelamin (6ender .

    Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada

    anita. :ipertensi berdasarkan gender ini dapat pula dipengaruhi oleh "aktor

    psikologis. Pada anita seringkali dipi#u oleh perilaku tidak sehat (merokok,

    kelebihan berat badan , depresi dan rendahnya status pekerjaan. &edangkan

    pada pria lebih berhubungan dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang

    nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.

    . 7sia.

    !engan semakin bertambahnya usia, kemungkinan seseorang menderita

    hipertensi juiga semakin besar.

    '. ;supan garam.

    )elalui peningkatan olume plasma (#airan tubuh dan tekanan darah yang

    akan diikuti oleh peningkatan eksresi kelebihan garam sehingga kembali pada

    keadaan hemodinamik (sistem pendarahan yang normal. Pada hipertensi

    essensial mekanisme inilah yang terganggu

    5. 6aya hidup yang kurang sehat.

    9alaupun tidak terlalu jelas hubungannya dengan hipertensi namun kebiasaan

    merokok, minum minuman beralkohol dan kurang olahraga dapat pulamempenegaruhi peningkatan tekanan darah.

    ;dapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya

    berupaCPusing, )udah marah,$elinga berdengung, &ukar tidur, &esak na"as, Rasa

    berat di tengkuk, )udah lelah, )ata berkunang+kunang, )imisan (jarang

    dilaporkan .

    Peninggian tekanan darah tidak jarang merupakan satu+satunya tanda pada

    hipertensi primer.bergantung pada tingginya tekanan darah yang timbul dapat berbeda+beda. Kadang+kadang hipertensi primer berjalan tanpa gejala, dan baru

    timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal,

    mata, otak, dan jantung.

    6ejala seperti sakit kepala, epistaksis, pusing, dan migrain dapat ditemukan

    sebagai gejala klinis hipertensi primer meskipun tidak jarang yang tanpa gejala.

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    30/70

    II.1.5 D$agn#s$s

    &eperti laFimnya pada penyakit lain, diagnosa hipertensi esensial ditegakkan

    berdasarkan data anamnesis, pemeriksaan jasmani, pemeriksaan laboratorium

    maupun pemeriksaan penunjang. Pada saat pasien berkonsultasi perlu ditanyakan

    ri ayat hipertensi orang tuanya, mengingat 50+ 0 kasus hipertensi esensial

    diturunkan dari kedua orang tuanya. Perlu juga ditanyakan tentang pengobatan

    yang sedang dijalaninya pada saat itu. ;da beberapa obat+obatan dapat

    menimbulkan hipertensi seperti golongan obat kortikosteroid. Pada anita,

    keterangan mengenai hipertensi pada kehamilan, ri ayat eklamsia (kera#unan

    kehamilan , ri ayat persalinan dan penggunaan pil kontrasepsi diperlukan pada

    saat konsultasi. &elain itu, data mengenai penyakit yand diderita seperti diabetes

    melitus (ken#ing manis , penyakit ginjal, serta "aktor resiko terjadinya hipertensi

    seperti rokok, alkohol, stress, data berat badan juga perlu ditanyakan. Peninggian

    tekanan darah seringkali merupakan satu+satunya tanda klinis hipertensi esensial,

    sehingga diperlukan pengukuran tekanan darah se#ara akurat. aktor+"aktor yang

    dapat mempengaruhi tingginya tekanan darah adalah C "aktor pasien, "aktor alat

    dan tempat pengukuran. ;gar didapat pengukuran yang akurat, sebaiknya

    pengukuran dilakukan setelah pasien beristirahat dengan #ukup, minimal setelah menit berbaring dan dilakukan pada posisi berbaring, duduk dan berdiri sebanyak

    /+4 kali pemeriksaan, dengan inter al antara +10 menit. $empat pemeriksaan

    dapat pula mempengaruhi hasil pengukuran. Pengukuran di tempat praktek,

    biasanya mendapatkan hasil yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan

    pengukuran di rumah. :asil pengukuran lebih tinggi di tempat praktek disebut

    o""i#e hypertension. )engingat hal tersebut di atas, untuk keperluan "ollo up

    pengobatan sebaiknya dipakai pegangan hasil pengukuran tekanan darah dirumah. Pengukuran yang pertama kali belum dapat memastikan adanya hipertensi,

    akan tetapi dapat merupakan petunjuk untuk dilakukan obser asi lebih lanjut

    (Kasper !3 et al 200/ .

    > aluasi pasien hipertensi mempunyai tiga tujuanC

    1. mengidenti"ikasi penyebab hipertensi

    2. menilai adanya kerusakan organ target dan penyakit kardio askular, beratnya

    penyakit, serta respons terhadap pengobatan

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    31/70

    /. mengidenti"ikasi adanya "aktor risiko kardio askular yang lain atau penyakit

    penyerta, yang ikut menentukan prognosis dan ikut menentukan panduan

    pengobatan

    !ata yang diperlukan untuk e aluasi tersebut diperoleh dengan #ara

    anamnesis, pemeriksaan "isis, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan

    penunjang.

    Pada 50+ 0 kasus hipertensi primer didapatkan ri ayat hipertensi dalam

    keluarga meskipun hal ini belum dapat memastikan diagnosis. ika didapatkan

    ri ayat hipertensi pada kedua orang tua dugaan terhadap hipertensi primer makin

    kuat. &ebagian besar hipertensi primer terjadi pada usia 2 +4 tahun dan hanya

    pada 20 terjadi pada diba ah usia 20 tahun dan diatas 0 tahun.

    ika sudah diketahui mengidap hipertensi sebelumnya diperlukan in"ormasi

    mengenai pengobatan yang telah diperoleh yaitu tentang e"ekti"itas dan e"ek

    samping obat. :al ini diperlukan untuk menentukan jenis dan dosis obat yang

    akan digunakan. Keterangan mengenai obat yang sedang diminum pasien yang

    mungkin menimbulkan hipertensi seperti golongan kortikosteroid, golongan

    penghambat monoamin oksidase (monoamine oEidase inhibitors , dan golongan

    simpatonimetik sangat diperlukan. Kebiasaan makan makanan yang banyak mengandung garam perlu ditanyakan untuk mendapatkan gambaran tentang

    jumlah asupan garam pada pasien. Pada anita diperlukan keterangan mengenai

    ri ayat hipertensi pada kehamilan, ri ayat ekslamsia, ri ayat persalinan, dan

    penggunaan pil kontrasepsi.

    Keterangan lain yang diperlukan adalah tentang penyakit lain yang diderita

    seperti diabetes melitus, penyakit ginjal, serta "aktor risiko untuk terjadinya

    hipertensi seperti rokok, alkohol, "aktor stres, dan data berat badan. Ri ayatkeluarga mengenai penyakit ginjal polikistik, kanker tiroid, "eokromositoma, batu

    ginjal, dan hiperparatiroidisme perlu ditanyakan untuk melengkapi anamnesis.

    II.1.6 Penatalaksanaan

    Penanganan*pengobatan hipertensi (Kasper et al, 200/ C

    1. Pengobatan =on+"armakologis.$erkadang dapat mengontrol tekanan darah

    sehingga pengobatan "armakologis tidak diperlukan, atau minimal ditunda.

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    32/70

    2. Pengobatan armakologi. Pengobatan dengan menggunakan obat+obatan

    kimia i.

    Penatalaksanaan "aktor risiko dilakukan dengan #ara pengobatan se#ara non

    "armakologis, antara lainC

    1. )engatasi 8besitas. dengan melakukan diet rendah kolesterol, namun kaya

    dengan serat dan protein. !ianjurkan pula minum suplemen potassium dan

    kalsium. )inyak ikan yang kaya dengan asam lemak omega / juga

    dianjurkan. !iskusikan dengan dokter ahli*ahli giFi sebelum melakukan diet.

    2. )engurangi asupan garam ke dalam tubuh. :arus memperhatikan kebiasaan

    makan penderita hipertensi. Pengurangan asupan garam se#ara drastis akan

    sulit dilaksanakan, jadi sebaiknya dilakukan se#ara bertahap dan tidak dipakai

    sebagai pengobatan tunggal.

    /. )enghindari stress.

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    33/70

    4. pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan

    kemungkinan besar untuk seumur hidup

    . pengobatan menggunakan algoritma berdasarkan =< AII (6ambar 1

    ;logaritma berdasarkan =< AII

    ;ntihipertensi yang sering digunakan adalah sebagai berikut (6una an2001 C

    1 !iuretikaC &pironola#tone, :

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    34/70

    demikian tekanan darah akan menurun dan daya tekanan darah

    rendahnya baik.

    4 8bat yang bekerja sentralC

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    35/70

    II.1.8 m7l$kas$

    Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu jika tekanan

    diastolik ? 1/0 mm:g atau pada kenaikan tekanan darah yang terjadi se#ara

    mendadak dan tinggi.

    %eberapa negara mempunyai pola komlikasi yang berbeda+beda. !i epang,

    gangguan serebro askular lebih men#olok dibandingkan dengan kelainan organ

    yang lain, sedangkan di ;merika dan >ropa komlikasi jantung ditemukan lebih

    banyak. !i Indonesia belum ada data mengenai hal ini, akan tetapi komlikasi

    serebro askular dan komlikasi jantung sering ditemukan.

    Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi adalah pada mata,

    ginjal, jantung, dan otak. Pada mata berupa pendarahan retina, gangguan

    penglihatan sampai dengan kebutaan. 6agal jantung merupakan kelainan yang

    sering ditemukan pada hipertensi berat disamping kelainan koroner dan miokard.

    Pada otak sering terjadi pendarahan yang disebabkan oleh pe#ahnya

    mikroaneurisma yang dapat mengakibatkan kematian. Kelainan lain yang dapat

    terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara

    (transient is#haemi# atta#k . 6agal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi

    hipertensi yang lama dan pada proses akut seperti pada hipertensi maligna (=oer )&, 200/ .

    II.!. D#kter &eluarga

    II.!.1 Pengert$an D#kter &eluarga

    !okter keluarga memilki berbagai ma#am pengertian. )enurut

    98=

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    36/70

    of Family Practice tahun 1-'- mengatakan bah a dokter keluarga adalah

    dokter yang memilki tanggung ja ab menyelenggarakan pelayanan

    kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh

    yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga

    dan

    apabila dokter keluarga tidak menanggulanginya dapat meminta bantuan

    konsultasi dari dokter ahli. The )merican )cademic of 'eneral Practice

    mengatakan bah a dokter keluarga adalah dokteryang melayani

    masyarakat sebagai kontak pertama yang merupakan pintu masuk ke

    sistem pelayanan kesehatan dan menyelenggarakan pelayanan kedokteran

    perseorangan dalam satu atau beberapa #abang ilmu kedokteran serta

    merujuk pasien ke tempat peayanan lain yang tersedia namun tetap

    menjaga kesinambungan pelayanan, mengembangkan tanggung ja ab

    untuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan serta

    bertindak sebagai koordinator pelayanan kesehatan, menerima tanggung

    ja ab untuk pera atan total pasien termasuk konsultasi sesuai dengan

    keadaan lingkungan pasien yakni keluarga atau unit sosial yang sebanding

    serta masyarakat. &edangkan menururt Singapore College of 'eneral

    Practitioners dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan

    pelayanan kesehatan personal,tingkat pertama, menyeluruh dan

    berkesinambungan kepada pasiennyayang terkait dengan keluarga,

    komunitas serta lingkungan di mana pasien tersebutberada.

    =amun se#ara umum dokter keluarga adalah setiap dokter yang

    mengabdikan dirinya dalam bidang pro"esi kedokteran maupun kesehatanyang memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan khusus

    di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai e enang untuk

    menjalankan praktek dokter keluarga.

    II.!.2. Pr$ns$7 Pela+anan atau Pen%ekatan &e%#kteran &eluarga

    Prinsip dalam pelayanan atau pendekatan kedokteran keluarga yaitu memberikan C

    1. Pelayanan yang holistik dan komprehensi".

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    37/70

    2. Pelayanan yang kontinu./. Pelayanan yang mengutamakan pen#egahan.4. Pelayanan yang koordinati" dan kolaborati".

    . Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari

    keluarganya.'. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan

    lingkungan tempat tinggalnya.5. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.

    . Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.-. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungja abkan

    (;F ar,2005

    II.!.3. Tugas D#kter &eluarga

    ;dapun tugas seorang dokter keluarga, meliputi C

    1. )enyelenggarakan pelayanan primer se#ara paripurna menyuruh, dan

    bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan.2. )endiagnosis se#ara #epat dan memberikan terapi se#ara #epat dan tepat./. )emberikan pelayanan kedokteran se#ara akti" kepada pasien pada saat

    sehat dan sakit.4. )emberikan pelayanan kedokteran kepada indi idu dan keluarganya.

    . )embina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatantara" kesehatan, pen#egahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.

    '. )enangani penyakit akut dan kronik.5. )elakukan tindakan tahap a al kasus berat agar siap dikirim ke rumah

    sakit.. $etap bertanggung+ja ab atas pasien yang dirujukan ke !okter &pesialis

    atau dira at di R&.-. )emantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan.10. %ertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya.

    )engkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien.11. )enyelenggarakan rekam )edis yang memenuhi standar.12. )elakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran se#ara umum

    dan ilmu kedokteran keluarga se#ara khusus (;F ar, 2005

    II.!.!. 0e(enang D#kter &eluarga

    &eorang dokter keluarga dalam menjalankan tugasnya memiliki e enang

    berupaC

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    38/70

    1. )enyelenggarakan Rekam )edis yang memenuhi standar.2. )elaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat./. )elaksanakan tindak pen#egahan penyakit.4. )engobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer.

    . )engatasi keadaan ga at darurat pada tingkat a al.'. )elakukan tindak prabedah, beda minor, ra at pas#abedah di unit

    pelayanan primer.5. )elakukan pera atan sementara.

    . )enerbitkan surat keterangan medis.-. )emberikan masukan untuk keperluan pasien ra at inap.10. )emberikan pera atan dirumah untuk keadaan khusus (;F ar, 2005

    II.!.5. Man"aat &e%#kteran &eluarga

    )an"aat yang dapat dirasakan dengan adanya pelayanan kedokteran keluarga,

    antara lain yaitu C

    1. $erselenggaranya penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya,

    bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.2. $erselenggaranya pelayanan pen#egahan penyakit dan dijamin

    kesinambungan pelayanan kesehatan./. ;pabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik

    dan terarah, terutama ditengah+tengah kompleksitas pelayanan kesehatansaat ini.

    4. ;kan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga

    penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah

    lainnya.. ika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan maka segala

    keterangan tentang keluarga tersebut baik keterangan kesehatan ataupun

    keterangan keadaan sosial dapat diman"aatkan dalam menangani masalah

    kesehatan yang sedang dihadapi.'. ;kan dapat diperhitungkan berbagai "aktor yang mempengaruhi timbulnya

    penyakit, termasuk "aktor sosial dan psikologis.5. ;kan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata#ara

    yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan

    meringankan biaya kesehatan.. ;kan dapat di#egah pemakaian berbagai peralatan kedokteran #anggih

    yang memberatkan biaya kesehatan. (;F ar, 2005

    II.!.6. Ruang L$ngku7 &e%#kteran &eluarga

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    39/70

    Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga men#akup bidang amat luas

    sekali. ika disederhanakan se#ara umum dapat dibedakan atas dua ma#am C

    Kegiatan yang dilaksanakan pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter

    keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    40/70

    dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin, tidak juga oleh organ

    tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang

    bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagaidisiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak,

    ilmu kebidanan dan kendungan, ilmu bedah serta ilmu kedokteran ji a

    yang se#ara keseluruhan membentuk satu kesatuan yang terpadu,

    diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu+ilmu klinik, dan

    karenanya mampu mempersiapkan setiap dokter agar mempunyai peranan

    unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian

    masalah, pelayanan konseling serta dapat bertindak sebagai dokter pribadiyang menkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.

    #. Pelayanan kedokteran keluarga

    %entuk pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak

    ma#amnya. &e#ara umum dapat dibedakan atas tiga ma#am C

    1. )enyelenggarakan pelayanan ra at jalan.

    Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan ra at jalan saja.!okter yang

    menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan

    pelayanan kunjungan dan pera atan pasien di rumah atau pelayanan ra at

    inap di rumah sakit.&emua pasien yang membutuhkan pertolongan

    diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. ika kebetulan pasien

    tersebut memerlukan pelayanan ra at inap, pasien tersebut dirujuk ke

    rumah sakit.2. )enyelenggarakan pelayanan ra at jalan, kunjungan dan pera atan

    pasien dirumah.Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek

    dokter keluarga men#akup pelayanan ra at jalan serta pelayanan

    kunjungan dan pera atan pasien di rumah.Pelayanan bentuk ini laFimnya

    dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan

    rumah sakit./. )enyelenggarakan pelayanan ra at jalan, kunjungan dan pera atan

    pasien di rumah, serta pelayanan ra at inap di rumah sakit (;F ar, 2005

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    41/70

    II.5 D$agn#st$k H#l$st$k

    II.5.1. Pengert$an D$agn#st$k H#l$st$k

    !iagnostik holistik adalah salah satu standar dalam praktek pelayanan

    kedokteran keluarga dimana dokter melihat pasien sebagai bagian dari

    komunitasnya yang meliputi keluarga, tempat kerja, budaya, negara dan

    memahami bah a pasien merupakan seorang makhluk yang utuh yang terdiri

    dari "isik, psikis dan ji a.

    II.5.2. As7ek

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    42/70

    tidak mampu melakukan pekerjaan

    ringan

    mampu bekerja ringan

    )asih mampu mera at diri, namun

    sebagian besar akti itas haya duduk danberbaring

    4 $idak melakukan akti itas

    kerja,tergantung pada anggotakeluarga

    Pera atan diri oleh orang lain, hanya

    berbaring pasi"

    $ergantung pada pelaku pera at

    II.6.Rumah sehat

    )enurut Keputusan )enteri Kesehatan Republik Indonesia =o.

    2-*)enkes*&K*AII*1---. Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah

    sebagai berikutC

    Bahan bahan bangunan

    • $idak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan Fat yang dapat

    membahayakan kesehatan, antara lainC• !ebu total kurang dari 1 0 mg per meter persegiO• ;sbestos kurang dari 0, serat per kubik, per 24 jamO• $imbal (Pb kurang dari /00 mg per kg bahanO• $idak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya

    mikroorganisme patogen.•

    m7#nen %an 7enataan ruangan

    • 3antai kedap air dan mudah dibersihkan• !inding rumah memiliki entilasi, di kamar mandi dan kamar #u#i kedap

    air dan mudah dibersihkanO• 3angit+langit rumah mudah dibersihkan dan tidak ra an ke#elakaanO• %umbungan rumah 10 m dan ada penangkal petirO• Ruang ditata sesuai dengan "ungsi dan peruntukannyaO• !apur harus memiliki sarana pembuangan asap

    Pen,aha+aan

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    43/70

    Pen#ahayaan alam dan*atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat

    menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal '0 luE dan

    tidak menyilaukan mata.

    &ual$tas u%ara

    • &uhu udara nyaman, antara 1 H /0 o

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    44/70

    3uas kamar tidur minimal meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk

    lebih dari 2 orang tidur.

    BAB III

    ILU)TRA)I &A)U)

    III.1 I%ent$tas Pas$en =ama C $n. )7mur * tgl lahir C 2 tahun, 2 uli 1-'/;lamat C Pondok #ina no.5 , Rt 04 * R 0-, Kemiri

    )uka , %eji kota !epok enis Kelamin C 3aki+laki

    ;gama C IslamPendidikan C &1 >konomiPekerjaan C P=& Kementerian KoperasiKedudukan dalam keluarga C kepala keluarga&tatus pernikahan C menikah;suransi Kesehatan C ;skes

    III.2 Anamnes$s

    ;namnesis dilakukan se#ara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan istri pasien.

    ;. Keluhan 7tama C Pasien batuk lama sejak 2 bulan yang lalu%. Keluhan $ambahan C %erat badan menurun,na"su makan

    berkurang, keringat berlebih pada malam hari, sesak, sering ken#ing

    pada malam hari, sering merasa lapar, sering merasa haus.

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    45/70

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    46/70

    Pada tangggal 2 ;gustus 201 pasien berobat ke klinik dr spesialis

    dan dilakukan pemeriksaan gula darah dan rontgen dan diminta kembali

    melakukan pengobatan $%, gula dan tensinya (minum obat dari dr

    spesialis paru tanggal 2 . Pada tanggal 2' ;gustus pasien ke puskesmas

    untuk melakukan tes dahak dan tanggal 25 ;gustus mengambil hasil tes

    dahak dan dilakukan pengobatan $%. Pasien di puskesmas di diagnosa $%

    paru kasus baru dengan %$; G dan setelah dilakukan pendekatan

    kedokteran keluarga ternyata pasien memiliki !) dengan hipertensi yang

    tidak terkontrol dengan ri ayat putus obat $%.Pasien menyangkal pernah mengalami nyeri dada kiri, menyangkal

    pernah bengkak pada kedua tungkai ba ah. %;% dan %;K normal.)ual(G jika batuk, muntah disangkal.!. Ri ayat penyakit dahulu

    )engetahui terdapat penyakit tekanan darah tinggi, gula dan

    tuberkulosis sejak tahun 201/. Ri ayat penyakit jantung disangkal,

    ri ayat penyakit ginjal disangkal>. Ri ayat Penyakit Keluarga dan lingkunganC

    • Ri ayat alergi disangkal•

    Ri ayat batuk lama pada anggota keluarga lainnya disangkal• ;sma disangkal• :ipertensi disangkal• !) (G ayah pasien (sudah meninggal• Penyakit jantung disangkal• Penyakit keturunan lain (+

    • Ri ayat kontak C $etangga pasien ( arga setempat yang biasa

    bergaul dengan pasien memilik ri ayat $% paru dan telah

    melakukan pengobatan selama ' bulan, dan saat ini sudahdinyatakan sembuh.

    . Ri ayat &osial >konomi

    a 3ingkunganPasien tinggal di lingkungan padat penduduk. Rumah satu dengan

    yang lain berdekatan. :ubungan antara pasien dengan tetangga dan

    keluarga dekat baik. &ebelum sakit, jika tidak sedang tugas pasien akti"

    pada kegiatan so#ial (kerja bakti,pembina organisasi kepemudaan yang

    ada di R$ tempat pasien tinggal. Pasien memiliki tetangga dengan

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    47/70

    ri ayat batuk+batuk lama dan baru selesai pengobatan $% serta

    dinyatakan sembuh. b Rumah

    Pasien tinggal bersama istri dan ke / anaknya. ;nak pertama

    sudah menikah dan tinggal di sebelah rumah pasien. Rumah pasien

    terdiri dari 2 lantai, dimana pada lantai 1 terdapat 1 kamar tidur dan

    lantai 2 terdapat / kamar tidur dengan ukuran sedang.Rumah pasien

    dilengkapi juga oleh 2 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 ruang

    tamu dan 1 ruang keluarga. Rumah pasien berdinding tembok, entilasi

    baik dan sering terbuka dan terkena sinar matahari. 3antai terbuat dari

    kramik dan pen#ahayaan di dalam rumah #ukup. Kebersihan baik dan

    rumah tertata dengan baik dan rapih.# Pekerjaan

    Pasien adalah seorang pega ai negri sipil di kementrian koperasi

    bidang internasional. Pembiayaan kebutuhan sehari+hari dan kesehatan

    dihasilkan dari gaji bulanan dan jaminan kesehatan ;&K>&. ;kti itas

    pasien setiap hari adalah bekerja di kantor dan sering tugas dinas luar

    negri.d Ri ayat Kebiasaan Perorangan

    Pasien mengaku makan sehari / kali dan suka makan dan minumyang manis+manis. Pasien merokok sejak kelas 1 smp sekitar 2 bungkus

    per hari namun semenjak sakit di $hailand pasien merokok setengah

    bungkus perhari. Pasien mengaku jarang berolahraga dan sering stress

    dengan pekerjaan kantor terutama jika akhir bulan (harus membuat

    laporan dan menghadapi audit %PK . Pasien dalam keadaan sakit tidak

    menggunakan masker dan sering buang dahak batuk di sembarangan

    tempat .

    III.3 Pemer$ksaan $s$k

    Pemeriksaan dilakukan pada hari Rabu, 2 &eptember 201 pukul 0-.00 9I%;. Keadaan 7mum dan tanda+tanda ital

    Keadaan umum C $ampak sakit sedang

    Kesadaran C

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    48/70

    $inggi badan 1' #m, berat badan 1 kg (a al masuk puskesmas

    %)I C 1 .0'

    %% saat tgl 2/ september / kg, $% C1'

    %)I C 1 ,5-

    $anda italC

    $ensi C 150*100

    =adi E*menit, e*ual , #ukup, reguler &uhu /'. 0<3aju Pernapasan (RR 22 E*menit

    %. &tatus 6eneralis1 Kepala

    + %entuk C meso#hepal, simetris+ Rambut C arna hitam, tidak mudah di#abut,

    distribusi merata, tidak rontok + =yeri tekan C (+

    2 )ata+ Palpebra C edema (+*+ ptosis (+*++ Konjungti a C anemis (+*++ lera C ikterik (+*++ Pupil C re"lek #ahaya (G*G , P%I 2+ >Eopthalmus C (+*++ 3ensa C keruh (+*++ 6erak mata C normal+ $ekanan bola mata C nomal

    / $elinga+ =ormotia, normosepta, bentuk telinga normal simetris

    kanan dan kiri. kesan tidak terdapat gangguan

    pendengaran.+ nyeri tekan (+*+

    4 :idung+ na"as #uping hidung (+*++ de"ormitas (+*+ de iasi septum (+*+

    + dis#harge (+*+)ulut+ bibir sianosis (++ bibir kering (++ lidah kotor (+

    "aring tidak hiperemis, tonsil tidak membesar ($1*$1

    ' 3eher+ $rakhea C de iasi trakhea (+*++ Kelenjar lymphoid C tidak membesar, nyeri (++ Kelenjar thyroid C tidak membesar

    + AP C nampak, tidak kuat angkat

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    49/70

    5 !adaa Paru

    + Inspeksi C bentuk dada simetris, ketinggalan gerak (+ ,

    retraksi (+ , jejas (+

    + Palpasi C o#al "remitus kanan kiri ketinggalan gerak kanan kiri

    + Perkusi C sonor pada lapang paru kiri dan kanan+ ;uskultasi C suara esikuler sama kanan dan kiri

    suara tambahan rhonki basah halusditemukan pada lapang paru kiri

    b antung+ Inspeksi C i#tus #ordis tidak nampak

    Palpasi C i#tus tidak kuat angkat+ Perkusi C batas jantung kanan atas C &I< II 3P&!

    %atas jantung kiri atas C &I< II 3P&&%atas jantung kanan ba ah C &I< A 3P&!%atas jantung kiri ba ah C &I< A 3)kstrimitas+ &uperior C de"ormitas (+ , jari tabuh (+*+ , edema (+*++ In"erior C de"ormitas (+ , jari tabuh (+*+ , edema (+*+

    III.! Pemer$ksaan 7enun ang

    a $es sputum &P& (dilakukan di Puskesmas tanggal 2' ;gustus 201(se aktu, pagi, se aktu C +GG

    b oto rongten thoraks (dilakukan tgl 2 ;gustus 201 di Klinik

    %ahar )edika depok+ In"iltrat luas lapang paru kiri

    # Pemeriksaan glukosa darah tgl 15+0 +201 C 6!& /0 mg*d3% !arah lengkap (tidak dilakukan

    III.5 Usulan Pemer$ksaan Penun ang• Pemeriksaan lab darah lengkap.• Kimia klinik (&68$,&6P$• :b;1<• 6!P 62PPIII.6 Pen$la$an keluargaIII.6.1 N$la$ AP-AR keluarga

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    50/70

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    51/70

    Gro#t" dukungan keluarga ter"adap "al$"al yang baruyang dilakukan anggota keluarga tersebut

    2

    A%e&tion "ubungan kasi" sayang dan interaksi antaranggota keluarga

    2

    'esol(e kepuasan anggota keluarga tentangkebersamaan dan #aktu yang di"abiskanbersama anggota keluarga yang lain

    1

    $otal skorC

    +10 "ungsi keluarga sehat

    4+5 "ungsi keluarga kurang sehat

    0+/ "ungsi keluarga sakit

    !ari tabel ;P6;R keluarga diatas total nilai skoringnya adalah -, ini

    menunjukan "ungsi kemitraan keluarga sehat.

    III.6.2 am$l+ ),reem

    ;spek &umber daya Patologi

    • &osial. Pasien dapat hidup berinteraksi dengan baik pada lingkungan

    sekitar.• Kultural. Pasien dan keluarga pasien memiliki budaya, tata karma dan

    sopan santun yang #ukup baik.• Religius. Pasien dan keluarga pasien memeluk agama islam. )ereka rajin

    dan selalu mendirikan sholat aktu, istri pasien juga sering ikut

    pengajian dan bimbingan agama dengan ustad di masjid.• >konomi. Pasien dan keluarga pasien merasa keadaan ekonomi keluarga

    baik dan memiliki tabungan masa deepan.• Pendidikan. Pasien berpendidikan sarjana ekonomi serta anak nya pun

    sudah ada yang lulus sarjana dan bekerja.• Kesehatan Pasien menggunakan pelayanan kesehatan dari Puskesmas, dan

    mempunyai ;&K>&. Pasien baru pertama kali menggunakan ;&K>& yang

    ia miliki karena biasanya berobat ke klinik dokter spesialis dengan biaya

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    52/70

    pribadi dan melakukan pemeriksaan kesehatan di klinik kantor. &aat ini

    pasien berkata ingin meman"aatkan jaminan kesehatan yang dimilikinya.%erdasarkan aspek sumber daya total nilai ', dimana termasuk

    kedalam keluarga sehat.

    III.>I.I -en#gram

    Bagan 3.1. -en#gram

    )n*' +y , )n A +y*-

    +y*.+y*/ )n* 66t"n

    +y*69 t"n

    )n A62 t"n

    )n*, )n*

    )n*52 t"n

    )

    +y*+y* 57t"n

    +y + 45t"n

    +.*23 t"n

    An*+ 8t"n

    An -16 t"n

    An*/21 t"n

    )n*,23

    t"nGenogram

    Keluarga Tn.Muhidin,

    Dibuat olehGilang, 13September

    2015

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    53/70

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    54/70

    12

    3

    4

    5

    6zz67

    8

    6ambar /./. &iklus Kehidupan !u all

    III.>I.II. 3.1 Tabel karakter$st$k %em#gra"$ keluarga

    N#

    .

    Nam

    a

    &e%u%uka

    n %alam

    keluarga

    -en%e

    r L9P

    Umur Pen%$%$ka

    n

    Peker aan

    1. $n .) Kepala

    keluarga

    3 2 $hn &1 P=&

    2. =y.= Istri P 4 th &); Ibu rumah tangga/. ;n. ;nak 3 2/th &1 Karya an4. ;n. & ;nak P 21 th !/ Pemerintahan depok

    . ;n.A ;nak P 1' th &); +'. ;n.= ;nak P thn &! +

    III.>I. I%ent$"$kas$ "ungs$ keluarga

    III.>I.I. ungs$ B$#l#g$s

    Pasien mengetahui memiliki penyakit $% paru, !), :ipertensi sejak

    =o ember 201/ dan hanya melakukan pengobatan selama dua bulan. Pasien

    merasakan gejala !) sejak tahun 2012 dan gejala $% ;gustus 201/. Pasien

    mengeluh gejala $% timbul kembali dan dialami sudah / bulan terakhir. Pasien

    memiliki ri ayat keluarga dengan penyakit !) yaitu ayah dan nenek pasien yang

    sudah meninggal. Pada anggota keluarga lainnya yang tinggal satu rumah tidak

    ada yang sedang mengalami sakit.

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    55/70

    Pasien saat pertama masuk puskesmas memiliki status giFi yang kurang

    dengan %)I 1 .0', 6!& tanggal 15+0 +201 sebesar /0 mg*d3 dan pasien

    mengaku pemeriksaan glukosa darah biasanya diatas 200 mg*d3. :asil

    pemeriksaan rontgen menunjukkan in"iltrate luas pada lapang paru kiri dengan

    hasil seputum dahak &P& +GG. $ekanan darah pasien saat masuk puskesmas

    1-0*110 dan setelah inter ensi (tanggal 2/ september sebesar 150*100 namun

    pasien mengaku biasanya tekanan darahnya 120* 0 sampai 1/0* 0 dan pernah

    1 0*-0. Pasien adalah seorang perokok sejak sekolah smp, dalam sehari diakui

    pasien dapat menghisap 2 bungkus rokok. Pasien pun senang makanan dan

    minuman manis.

    III.>I.II. ungs$ Ps$k#l#g$s

    :ubungan pasien dengan keluarga baik dan harmonis. &esama anggota

    keluarga berkomunikasi dan menunjukkan sikap saling perhatian yang #ukup baik

    satu sama lainnya.Pasien selalu menghubungi istrinya jika sedang istirahat dalam

    bekerja dan bertanya keadaan anak+anaknya. &esama anggota keluarga saling

    bertukar pikiran dan mendukung dalam karir misalnya, anak perempuan pasien

    akan bekerja di pemerintahan kota depok atau di perbankan dan hal tersebut di

    diskusikan dalam keluarga. !alam keluarga jarang terjadi pertengkaran dan jika

    terdapat permasalahan selalu di selesaikan se#ara diskusi. Pada malam hari

    seluruh anggota keluarga berkumpul di rumah pasien dan saling berkomunikasi

    mengenai keadaan seluruh anggota keluarga serta bertukar pikiran.

    III.>I.III. ungs$ )#s$al

    :ubungan pasien dengan lingkungan keluarga #ukup baik alaupun

    pasien hampir setiap hari bekerja dan pulang malam dan tugas luar negri. 9aktu

    berkumpul pasien dengan seluruh anggota keluarga diakui istri pasien sedikit

    berkurang dan lebih sering dilakukan pada malam dan pada hari libur. &e#ara

    emosional lingkungan keluarga pasien mendukung pasien untuk sembuh, namun

    pasien sendiri tidak disiplin dan kurang memperhatikan kesehatannya.

    Pada lingkungan tempat tinggal alaupun sibuk dalam bekerja pasien

    masih akti" dalam kegiatan sosial seperti a#ara kumpul dengan anak+anak yatim,

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    56/70

    kegiatan perayaan hari besar. Pasien di lingkungan R$ tempat ia tinggal masih

    menjadi pembina organisasi kepemudaan.

    III.>I.>I. ungs$ ek#n#m$

    Perekonomian pasien dan keluarganya (istri #ukup dan berlebih sehingga

    masih bisa menabung untuk masa depan. Penghasilan di dapat dari uang hasil gaji

    pasien sebagai pega ai di kementerian koperasi urusan internasional. Pendapatan

    per bulan dari gaji dan tunjangan serta bonus tugas luar negri kurang lebih Rp

    40.000,00. dimana 7pah )inimal Regional (7)R di Kota !epok tahun 201

    adalah Rp. 2.50 .000 memang termasuk penghasilan diatas 7)R. Penghasilan

    pasien #ukup untuk kebutuhan primer seperti makan,pakaian dan tempat tinggal,

    sekunder serta tersier seperti barang me ah (mobil . !ana kesehatan keluarga

    pasien ditanggung ;&K>&. Pasien dan istrinya berkata baru pertama

    menggunakan jaminan kesehatan ;&K>& karena setiap kali berobat selalu ke

    dokter spesialis dan tidak mengetahui ternyata ;&K>& yang dimilikinya dapat

    mengklaim biaya kesehatannya. Pasien dan istrinya pun mengaku bah a

    keluarganya jarang sakit sehingga jarang pergi untuk berobat.

    III.>I.>. ungs$ a%a7t$"

    Keluarga ini memiliki kemampuan untuk mengatasi se#ara e"ekti"

    terhadap keadaan+keadaan yang tengah terjadi dalam keluarga dan masyarakat

    lingkungannya.Keluarga mudah berbaur dengan tetangga dan orang sekitar.

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    57/70

    III. >II. I%ent$"$kas$ Per$laku &esehatan

    Pasien tidak disiplin dalam pengobatan $%, !) dan hipertensi. &elama ini

    pasien berobat ke layanan kesehatan jika keluhan sudah benar+benar mengganggu.

    pasien tidak memakai masker alaupun ia sedang sakit dan sering membuang dahak sembarangan. istri pasien mendukung pasien untuk melakukan pengobatan penyakitnya

    dengan teratur namun pasien tetap mengabaikannya hingga timbul kembali keluhan

    yang benar+benar mengganggu.

    Pola makan pasien tidak teratur, dan pasien senang ngemil makanan yang

    manis+manis dan minuman kemasan yang manis serta makanan asin. !alam sehari

    pasien 2+/ kali makan. )enu makanan yang biasa pasien makan adalah lauk pauk

    (daging ayam*daging sapi*daging kambing*udang goreng dengan nasi porsi #ukup banyak. Pasien masih suka merokok setengah bungkus per hari saat ini.

    III.>III. &ea%aan rumah %an l$ngkungan sek$tar

    Keadaan rumah memiliki kebersihan dan kerapihan yang baik serta lingkungan

    rumah di sekitar rumah pasien dalam keadan bersih dan rapih. Keadaan rumah #ukup

    luas, entilasi berupa jendela yang #ukup, penerangan #ukup, barang+barang tertata

    dengan rapi,namun rumah menempati ka asan padat penduduk sehingga mudah

    menjangkitkan penyakitHpenyakit menular seperti in"eksi perna"asan $b paru dan I&P;.

    Rumah pasien terdiri dari 2 lantai, dimana pada lantai 1 terdapat 1 kamar tidur

    dan lantai 2 terdapat / kamar tidur dengan ukuran sedang.terdapat juga 2 kamar mandi, 1

    dapur, 1 ruang makan, 1 ruang tamu dan 1 ruang keluarga, air bersih didapat dari air

    P;). Rumah pasien berdinding tembok, entilasi baik dan sering terbuka serta terkena

    sinar matahari, lantai terbuat dari kramik dan pen#ahayaan di dalam rumah

    #ukup.kebersihan baik dan rumah tertata dengan baik dan rapih.

    &inar matahari dapat masuk ke dalam kamar karena terdapat 4 entilasi berupa

    jendela di bagian depan lantai satu rumah dan 4 di bagian depan lantai dua rumah dan

    dibuka saat pagi hari,siang dan sore. Kebersihan dan kerapihan kamar tidur , ruang

    57

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    58/70

    keluarga, dan dapur baik. Pembuangan air limbah dialirkan ke selokan dan alirannya

    lan#ar.$empat sampah terdapat 2, terletak di dapur dan dekat tangga ruang atas. &umber

    air untuk men#u#i dan mandi berasal dari P;).&umber air minum berasal dari air galon

    kemasan.

    Pada setiap kamar termasuk kamar pasien terdapat 1 kasur springbed. !i dapur

    terdapat 1 kompor dan jarang digunakan, istri pasien akhir+akhir ini lebih sering membeli

    makanan dari luar namun dapur tetap dibersihkan setiap hari sehingga dapur tera at

    dengan baik. !apur memiliki entilasi langsung ke luar pada atapnya. Kasur dijemur

    diluar sebulan sekali, namun tidak rutin.. %iaya membayar listrik dibayar oleh istri pasien

    se#ara langsung.Rumah pasien termasuk dalam lingkungan padat penduduk dimana

    tembok rumah langsung menjadi satu dengan tembok rumah milik tetangga tanpa jendela

    di kanan+kiri rumah, namun rumah+rumah berjejer rapi.

    III.I? D$agn#s$s H#l$st$k

    ;spek Personal C ;lasan kedatangan pasien untuk konsul hasil pemeriksaan dahak karena

    batuk lama sejak 2 bulan lalu. Pasien juga mengeluh %% menurun, sesak,na"su makan

    menurun, keringat berlebih pada malam hari, sering ken#ing pada malam hari, sering

    merasa lapar, sering merasa haus. :arapan pasien keluhan yang dialaminya dapat

    sembuh dan tidak kambuh lagi dikemudian hari. &aat ini pasien sangat kha atir keadaan

    penyakit $% nya semakin memburuk dan tidak bisa di obati serta kha atir menularkan

    penyakit $% yang ia alami kepada anggota keluarga lain. Pasien juga kha atir penyakit

    !) dan hipertensi yang di alaminya tidak dapat terkontrol dengan baik karena sempat

    berhenti pengobatan.

    ;spek Klinis C $uberkolusis paru kasus putus pengobatan dengan !) tipe II dan

    hipertensi grade II.

    • I

    culture ,>11 ( Non+insulin+dependent diabetes mellitus I.1 ( secondary hypertensi

    ;spek Indi idual C pasien seorang laki+laki dengan usia 2 tahun dapat menjadi "aktor

    resiko terjadinya penyakit yang di derita pasien. aktor resiko lainnya adalah kebiasaan

    58

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    59/70

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    60/70

    III.?I. Da"tar masalah %an ren,ana $nter'ens$

    III.?I.I. Da"tar masalah

    Keluarga inti dengan pasien sebagai kepala keluarga yang memiliki beban

    pekerjaan yang banyak dan tinggiya stress pekerjaan disertai dengan berkurangnya

    pertemuan dengan keluarga.

    Keadaan pasien yang memiliki kondisi kesehatan berupa tuberkulosis paru

    dengan !) dan hipertensi namun kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga pasien

    mengenai penyakit $% paru, !) dan hipertensi itu sendiri. Pasien memiliki ri ayat !)

    dalam keluarga. Pasien memiliki kesadaran yang rendah mengenai pentingnya pola hidup

    sehat seperti jarangnya olahraga dan senang makanan dan minuman yang manis. Pasien

    tidak disiplin dalam minum obat,tidak pakai masker,membuang dahak disembarang

    tempat. lingkungan rumah (daerah beji banyak kasus $%. Pasien merupakan perokok

    akti". hal tersebut dapat menjadi "aktor resiko terhadap penyakit pasien.

    III.?I.II.Ren,ana Inter'ens$

    7ntuk menindaklanjuti permasalahan kesehatan pasien dan keluarganya,

    dilakukan ren#ana penatalaksanaan se#ara "armakologis dan non"armakologis meliputi

    tindakan terhadap pasien, keluarga dan lingkungan sekitarnya sebagai berikutC

    Penatalaksanaan $%

    Penatalaksanaan armakologis

    Pada kunjungan pertama, setelah didiagnosis $% paru pasien mendapatkan

    pengobatan $% kategori 2 yaitu 2(:RD> &*(:RD> * (:R />/ disesuaikan dengan %%

    pasien. $erapi tersebut diberikan dengan tujuan dapat mengurangi dan menyembuhkan

    gejala*keluhan pasien dan untuk hipertensi diberikan

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    61/70

    Penatalaksanaan =on"armakologis

    • >dukasi ke P)8 yaitu istri pasien agar rutin mengontrol pasien untuk meminum

    8;$ dan mengambil obatnya, men#ari tahu keluarga dan tetangga dekat rumah yang

    menderita $% paru dengan #ara skreening $% paru di"okuskan pada keluarga pasiendan lebih jauh lagi dapat dilakukan oleh para tetangga dekat yang di#urigai $%,

    dengan memeriksa dahak di puskesmas atau tempat kesehatan.• )emoti asi memperthankan prilaku pintu dan jendela #ukup terbuka sehingga

    pertukaran udara dan #ahaya dapat masuk.• )emoti asi agar kasur dijemur 1 bulan sekali se#ara rutin.• )emoti asi pasien dan keluarga untuk menggunakan masker sebagai alat pelindung

    pen#egahan se#ara langsung.• )emberikan edukasi giFi dan pola makan sehat yaitu @giFi seimbangB untuk pasien

    dengan !), dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari

    @kuantitasB dan @kualitasB yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak dan

    terjamin untuk kebersihannya.

    Penatalaksanaan !)

    Pada pasien untuk penatalasanaan !) pertama dilakukan terapi non+"armakologi

    berupa edukasi penyakit !) terhadap pasien dan keluarganya, olahraga (latihan "isik

    aerobi# moderat selama 1 0 menit*minggu* dalam/ kali dengan dibarengi pengukuran

    kadar glukosa darah sebelum,selama dan setelah latihan serta kadar ;1< untuk mengukur

    tingkat gikemik jangka panjang. :al tersebut dibarengi oleh terapi nutrisi medis sesuai

    perhitungan kalori per hari.

    Menghitung ,alori basal tubuh pasien dengan cara -

    %% / kg, $% 1' #m

    IMT /In%eks Massa Tubuh4 @ BB @ 1 1 ,0' status giFi under eight

    /TB %alam m4 2 (1,' 2

    BBI /Berat Ba%an I%eal4 @ /TB ,m

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    62/70

    Kalori basal pasien '1.2 E /0kg 1 /' kkal

    &ebutuhan kal#r$ basal =

    !isesuaikan menurut O usia M 40 tahun C +

    ;kti"itas bed restC G 10 , ringan C 20 , sedangC G /0 , berat C 40

    ika terdapat obesitas C + 20

    Pada pasien kebutuhan kalori basal* hari adalah kalori basal G (+ G 20

    1 /'G(+ G20

    2111,4 Kkal*hari

    .Sumber - "ep,es R/! "ire,torat %ina 'izi Masyara,at! 01123

    ika terapi non+"armakologi tidak dapat mengontrol kadar glukosa darah sesuai target maka

    dibarengi dengan pemberian terapi "armakologi pada dosis minium (7ntuk pasien dapat

    diberi obat met"ormin / Q 00 mg . pada pasien diberikan moti asi untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah dan minum obat serta olahraga se#ara teratur, tidak makan dan

    minum yang manis+manis serta menghimbau keluarganya untuk selalu mengingatkan pasien

    untuk minum obat dan jangan makan makanan dan minuman yang manis serta mengingatkan

    pasien agar berolahraga dan makan sesuat jumlah kalori yang sudah ditentukan.

    Penatalaksanaan :ipertensi

    Pada pasien dilakukan penatalaksanaan non+"armakologi berupa edukasi agar

    pasien menghindari stress pekerjaan dengan tidak mengakhir+akhirkan pekerjaan, tidak

    memakan makanan yang asin+asin serta melakukan pengobatan teratur dari penyakit !)

    nya karena hipertensi dapat merupakan komplikasi dari penyakit !). Pasien dianjurkan

    untuk olahraga sesuai yang telah dianjurkan.Keluarga atau istri untuk senantiasa

    memperhatikan himbauan yang ditujukan pada pasien.Penatalaksanaan "armaklogis dapat

    diberikan obat ;mlodipine 1 E 10 mg.

    III. ?II In%$kat#r &eberhas$lan

    Pasien dapat disiplin dalam pengobatan $%, !) dan hipertensi sehingga

    memperbaiki kualitas hidupnya. Pasien dapat memperbaiki kebiasaan perorangan dalam

    mengatur pola hidup sehat dengan tidak makan dan minum yang manis+manis,asin+asin,

    62

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    63/70

    rajin berolah raga, menghindari stress pekerjaan dengan tidak menunda pekerjaan dan

    berhenti merokok. Pemeriksaan seputum dahak selanjutnya dapat negati" hingga

    dinyatakan sembuh,kadar gula darah se aktu diba ah atau sama dengan 140mg*d3.

    $ekanan darah se aktu diba ah atau sama dengan $!& N140mm:g $!! N-0 mm:g.

    7ntuk !) dan hipertensi diharapkan terkontrol dengan baik sehingga tidak

    memperburuk dan memper#epat progresi"itas penyakit dan men#egah terjadiya koplikasi

    lebih lanjut dari ketiga penyakit tersebut.

    Indikator keberhasilan pada keluarga pasien adalah istri pasien dapat menjadi

    P)8 pada pasien sehingga pasien taat dan teratur dalam minum 8bat ;nti $uberkulosis

    (8;$ , obat !) dan obat tekanan darah tinggi. Keluarga pasien memahami keadaan

    penyakit yang sedang diderita pasien dan mendukung dalam proses pengobatan penyakit

    pasien. &eluruh keluarga pasien melakukan s#reening untuk penyakit tuberkulosis.

    III.?III. $ng ),#re

    !ilakukan penilaian terhadap penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi,

    penilaian kemampuan mengatasi masalah se#ara keseluruhan dan kemampuan adaptasi

    dengan skala C

    • C dapat diselesaikan sepenuhnya oleh pasien dan keluarganya• 4 C penyelesaian hampir seluruhnya oleh keluarga dengan sedikit petunjuk dari

    orang lain * dokter * pelayanan kesehatan• / C penyelesaian hanya sedikit atas partisipasi keluarga• 2 C partisipasi keluarga hanya berupa keinginan saja karena tidak mampu,

    penyelesaian oleh orang lain * dokter * pelayanan kesehatan• 1 C tidak ada partisipasi, tidak ada penyelesaian alaupun sarana ada• -- C tidak dapat dinilai.

    63

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    64/70

    =o )asalah Ren#ana Inter ensi :asil =ilaiKoping

    ; al ;khir

    1 ungsi %iologisC

    a Pasien menderita

    penyakit $%

    paru sempat

    putus obat

    b Pasien menderita

    penyakit !)

    dan hipertensi

    tidak terkontrol

    # Kurangnya

    pengetahuan

    pasien tentang

    penyakit $%

    paru,!),

    :ipertensi

    d %)I pasien

    masuk dalam

    kategori

    under(eight

    e Pasien memiliki

    kebiasaan

    merokok, makan

    dan minum

    manis+manis,

    • Pasien meminum

    8;$ teratur sesuai

    jad al

    • Pasien minum obat

    !) dan hipertensi

    teratur

    • >dukasi mengenai

    penyakit $% paru,

    !), :ipertensi.

    penyebab, #ara

    penularan($% Paru ,

    "a#tor resiko,

    kepatuhan minumobat dan komplikasi.

    • &elain pengobatan

    !) diberikan

    makanan diet !)

    sesuai kebutuhan

    Pasien diedukasi untuk

    bahaya yang dapat

    ditumbulkan oleh

    perokok dan orang lain

    yang menghisap asap

    • Pasien meminum 8;$

    sesuai jad al

    Pasien minum obat

    teratur sesuai anjuran

    dokter.

    • Pasien mengerti

    mengenai penyakit $%

    paru, !), :ipertensi

    yang terkena pada

    pasien

    • %erat badan pasien

    sudah mengalami

    peningkatan (%% a al

    kedatangan 1 kg ,

    kunjungan ke+2

    /kg

    • Pasien sudah

    berhentikan merokok

    dan tidak makan dan

    minum yang mani+

    manis, berolahraga

    minimal satu minggu

    2

    2

    2

    2

    2

    4

    4

    4

    4

    4

    64

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    65/70

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    66/70

    mengetahui

    bah a mereka

    dan dapat

    tertular.

    # Pasien buang

    dahak

    sembarangan

    d Pelaku ra at

    pasien yaitu istri pasien sendiri

    yang berperan

    sebagai P)8

    keluarga lain

    >dukasi pasien untuk

    tidak membuang

    dahak sembarangan

    dan membuang dahak

    pada tempat yang

    sesuai.

    • )emoti si istri

    pasien agar tidak lupa

    bersama dengan pasien menggambil

    8;$ di puskesmas,

    memberikan 8;$

    kepada pasien se#ara

    rutin setiap hari serta

    mengingatkan untuk

    kontrol dan meminum

    obat !) danhipertensi se#ara

    rutin.

    Pasien sudah tidakmembuang dahak

    sembarangan.

    • Istri pasien rutin

    datang ke puskesmassetiap 10 hari sekali

    untuk pengambilan

    8;$ namun pernah

    diper#epat

    pengambilan karena

    pasien akan pergi tugas

    ke

    66

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    67/70

    PEMBAHA)AN

    !alam penanganan kasus ini dilakukan pendekatan kedokteran keluarga untuk

    memberikan pelayanan kesehatan yang holistik, komprehensi", berkesinambungan, terpadu dan

    paripurna, dengan memandang pasien sebagai bagian dari dirinya sendiri, keluarga danlingkungannya .

    &tudi kasus kedokteran keluarga dilakukan pada pasien $n.), usia 2 tahun yang datang

    ke Puskesmas %eji dengan keluhan ingin konsul hasil pemeriksaan dahak dan pengobatan $%

    Pasien memiliki ri ayat batuk lama sejak / bulan yang lalu, pasien sempat dira at 2 tahun lalu

    dan di diagnosis $%, !) dan hipertensi. 6ejala yang timbul batuk lebih 2 bulan dan batuk darah,

    penurunan %%, keringat dingin pada malam hari, penurunan na"su makan.pasien tahun 2012

    merasakan gejala sering %;K pada malam hari, sering lapar, dan sering terasa haus. Pasien

    sempat melakukan pengobatan untuk $%,!) dan hipertensi selama 2 bulan saat itu namun

    karena merasa baik hingga tidak dilanjut pengobatan dan kontrol rutin. Pasien pada bulan juli

    merasakan keluhannya timbul kembali disertai sesak sehingga berobat ke dr spesialis dan

    dilanjutkan pengobatan di puskesmas.dengaan dilakukan kedokteran keluarga diketahui pasien

    memiliki "a#tor resiko ri ayat !) dari ayah dan neneknya,senang makanan dan minuman

    manis, jarang olah raga, stress pekerjaan.

    Pada pemeriksaan "isik pasien, didapatkan keadaan umum baik, kesadaran #ompos

    mentis. $;nda ital C $! C 150*100 =adi E*menit, e*ual , #ukup, reguler, &uhu /'. 0< 3aju

    Pernapasan (RR 22 E*menit, %% sebelum sakit '1 dan %% a al ke puskesmas 1 dan setelah

    inter ensi 2 minggu menjadi / kg. Pemeriksaan paru terdengar suara ronkhi basah halus pada

    lapang paru kiri, keadaan generalis lainnya dalam batas normal .pada pemeriksaan rontgen

    didapatkan in"iltrat pada lapang paru kiri dan pemeriksaan sputum dahak & (+ P(G & (G dan tes

    6!& /0 .

    Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien saat datang ke puskesmas %eji disesuaikan

    dengan keluhan yang dialami pasien, hasil pemeriksaan sputum dahak maka pasien diberikan8;$ ,ategori 0! obat "M dan $ipertensi dan diberikan

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    68/70

  • 8/15/2019 bab 1 doga aaa.docx

    69/70

    PENUTUP

    >.1 &es$m7ulan

    !alam studi kasus ini diterapkan berbagai upaya untuk men#apai tujuan pelayanan

    kedokteran keluarga berupa pelayanan kesehatan yang holistik, komprehensi", terpadu,

    berkesinambungan. Pada kasus ini disiplin pasien dalam pengobatan penyakit yang dialami

    pasien serta pengetahuan mengenai penyakitnya sangat perlu ditingkatkan. Pada pasien

    ditemukan "aktor resiko usia, genetik (ri ayat !) dalam keluarga , senang makan dan minum

    yang manis+manis, jarang olah raga, merokok, ri ayat kontak pasien dengan pengobatan $%.

    Prilaku pasien sehari+hari juga tidak menggunakan masker dan sering buang dahak sembarangan

    yang menjadi keha atiran menjadi sumber penularan.

    1. Keluarga terdiri atas 2 generasi, yaitu orang tua dan anak+anak dengan kedekatan pasiendengan anggota keluarga dinilai baik. siklus kehidupan masuk kedalam siklus '.

    2. )asalah keluarga pasien terdapat dari segi "ungsi biologi, "ungsi perilaku kesehatan pasien,

    da pengetahuan pasien dan kelurga mengenai penyakit pasien yang rendah./. aktor resiko yang terdapat pada pasien adalah usia, genetik (ri ayat keluarga !) , senang

    makan dan minum yang manis+manis, jarang olahraga, stress beban pekerjaan.4. !iagnosis holistik pasien dinilai dari aspek personal, klinis, indi idual, psikososial, dan

    "ungsional. !iagnosis keluarga adalah keluarga inti dengan kepala keluarga adalah pasien,

    dan beban keluarga di