bab 1 full
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang UPT Puskesmas Kopo.
UPT Puskemas Kopo merupakan Puskesmas berjenis Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)
tanpa perawatan. Terletak di Jalan Kopo No. 369 RT 02 RW 07 di Kelurahan Kebonlega,
Kecamatan Bojongloa Kidul, Wilayah Tegalega Kota Bandung.
Wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo terdiri atas 44 RW dan 262 RT dengan jumlah
penduduk 68.186 jiwa, meliputi 6 kelurahan yaitu Kelurahan Kebonlega, Kelurahan
Situsaeur, Kelurahan Cibaduyut, Kelurahan Cibaduyut Kidul, Kelurahan Cibaduyut Wetan
dan Kelurahan Mekarwangi. Batas-batas wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo meliputi
Kecamatan Astana Anyar (utara), Kecamatan Bojongloa Kaler dan Kecamatan Babakan
Ciparay (barat), Kecamatan Bandung Kidul (timur) dan Kabupaten Bandung (selatan).
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo
1
Visi UPT Puskesmas Kopo adalah “Puskesmas perkotaan yang berkualitas”.
Sedangkan misi UPT Puskesmas Kopo adalah memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu, responsif dan terjangkau oleh seluruh masyarakat; memberdayakan masyarakat
untuk mandiri dalam bidang kesehatan; menjalin kemitraan dengan lintas sektor dan
organisasi masyarakat; menggali potensi masyarakat dalam pembangunan masyarakat;
melaksanakan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi secara sinergis antara sumber daya
manusia.
1.2 Analisis Situasi
1.2.1 Masukan (Input)
Masukan atau input dapat adalah kumpulan elemen/bagian sistem yang diperlukan
agar sistem dapat berfungsi dengan baik. Masukan Puskesmas terdiri dari berbagai sumber
daya yaitu 5M yaitu man, money, material, method dan market.
1.2.1.1 Man
Man yang dimaksudkan di sistem Puskesmas adalah sumberdaya manusia (SDM),
yang terbagi kepada dua bagian besar yaitu tenaga kesehatan dan tenaga non-kesehatan. SDM
diorganisasikan dan didayagunakan sesuai tugas pokok dan fungsinya dikaitkan dengan
berbagai program yang dijalankan oleh Puskemas.
Tabel 1.1 Komposisi Tenaga Kerja UPT Puskesmas KopoJenis Tenaga Jumlah Tersedia Standar Puskesmas Kurang
Kepala Puskesmas 1 1 -Dokter Umum 4 6 2Dokter Gigi 2 1 -Tata Usaha 6 7 1Perawat dan Perawat Gigi 8 11 3Bidan 6 8 2Asisten Apoteker 1 4 3Kesehatan Lingkungan 1 3 2Ahli Gizi 1 3 2Tenaga Laborotorium 1 1 -Pengemudi 1 1 -Keamanan 0 5 5
Kebersihan 0 2 2
Jumlah 32 53 21Sumber : Laporan Tahunan UPT Puskesmas Kopo 2011
2
Kebutuhan SDM UPT Puskesmas Kopo dihitung menggunakan standar penghitungan
SDM metode Workload Indicator Staff Need (WISN). Metode WISN adalah metode
penghitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh
tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan
menggunakan metode ini adalah ia mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis
mudah diterapkan, komprehensif, dan realistis.
UPT Puskesmas Kopo masih kekurangan jumlah tenaga kerja, untuk jenis ketenagaan
dokter umum, perawat, ahli gizi, keamanan, bidan, asisten apoteker, ahli gizi dan kebersihan.
1.2.1.2 Money
Money adalah sumber keuangan atau dana yang diterima oleh Puskesmas untuk
menjalankan fungsinya. Sumber pembiayaan UPT Puskesmas Kopo dipisahkan menjadi
pendapatan dan penerimaan.
Pendapatan berasal dari pembayaran retribusi pelayanan kesehatan. Dana ini akan
diberikan kepada Dinas Kesehatan dan pengelolaan sepenuhnya diserahkan pada Dinas
Kesehatan.
Sedangkan penerimaan berasal dari beberapa sumber dan dikelola oleh Puskesmas untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan. Penerimaan tidak sepenuhnya dimanfaatkan
untuk kepentingan Puskesmas terutama dana Jamkesmas. Kelebihan dana penerimaan akan
dimasukkan ke kas negara. Sumber penerimaan berasal dari APBD kota, APBD provinsi,
APBN, dan Jamkesmas.
1.2.1.3 Material
Sarana prasarana di UPT Puskesmas Kopo berupa gedung dengan peralatan kesehatan
dan non - kesehatan. Sarana kesehatan adalah semua tempat di mana pelayanan kesehatan
3
disediakan. Terdapat sejumlah 135 sarana kesehatan yang memiliki ijin praktek di wilayah
kerja UPT Puskesmas Kopo.
Prasarana kesehatan yang dimiliki UPT Puskesmas Kopo berupa gedung yang terdiri
atas 3 lantai dan dalam keadaan baik. Lantai 1 dan lantai 2 difokuskan sebagai tempat
pelayanan kesehatan dan pada lantai 3 terdapat Aula dan Ruangan Tata Usaha.
Prasarana transportasi di UPT Puskesmas Kopo berupa sebuah kendaraan Puskesmas
Keliling dan 3 buah motor yang digunakan untuk kegiatan Pusling dan sebagai sarana
transportasi tenaga kesehatan dalam melakukan kegiatan penyuluhan, imunisasi, konseling,
dan pelayanan kesehatan lainnya yang berlangsung di luar gedung. Saat ini terdapat
kekurangan sarana transportasi menyebabkan banyak kegiatan tidak dapat dilaksanakan
secara optimal. Tambahan sarana trasportasi diikuti dengan tambahan tenaga kerja
diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas
dalam menjangkau masyarakat.
Peralatan kesehatan yang tersedia di UPT Puskesmas Kopo saat ini sebagian besar
berada dalam kondisi baik namun jumlahnya masih kurang. Peralatan seperti tensimeter air
raksa dan stetoskop perlu ditambah karena merupakan alat yang sering digunakan di semua
pelayanan kesehatan di Puskesmas. Timbangan bayi juga perlu ditambah jumlahnya untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan bayi yaitu sebagai salah satu upaya penting untuk
kesehatan ibu dan anak.
Perlengkapan mebeler di UPT Puskesmas Kopo saat ini berada dalam kondisi yang
baik. Namun, jumlah mebeler terutama meja, kursi dan lemari arsip tidak mencukupi
dibanding dengan jumlah banyaknya ruangan yang ada. Ini menimbulkan masalah untuk
penyimpanan data Puskesmas dan cara kerja petugas Puskesmas. Kursi buat pasien juga
kurang mencukupi terutama saat pasien sedang banyak, sehingga menyebabkan
ketidaknyamanan kepada pasien saat menunggu.
4
Peralatan kantor untuk keperluan administrasi saat ini kondisinya masih baik namun
masih belum mencukupi terutama peralatan wajib seperti komputer dan printer yang sangat
diperlukan untuk merekapitulasi data Puskesmas Kopo. Jumlah dan jenis peralatan kantor
lainnya seperti lemari es, dispenser, kompor gas, tabung gas 12 kg, dan kipas angin untuk
menunjang pelayanan telah mencukupi.
Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo adalah seperti
berikut:
Tabel 1.2 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas KopoNo. Jenis Sarana Kesehatan Jumlah Lokasi1 Rumah Sakit Umum 1 Kel. Situsaeur2 Rumah Sakit Khusus - -3 Puskesmas 1 Kel. Kebonlega4 Posyandu 54 6 Kelurahan5 Dokter Umum 35 6 Kelurahan 6 Dokter Spesialis - -7 Dokter Gigi 7 Mekarwangi,Situsaeur,Kebonlega8 Dokter Gigi Spesialis 1 Kebonlega,9 Bidan Praktek 15 Situsaeur, Kebonlega, Cibaduyut Kidul,
Cibaduyut, Mekarwangi10 Poliklinik - -11 Pengobat Tradisional 8 Kebonlega, Situsaeur, Cibaduyut Kidul,
Mekarwangi12 Klinik CT SCAN - -13 Laboratorium 1 Situsaeur14 Klinik Rontgen/Radiologi Swasta - -15 Rumah Bersalin 2 Kebonlega17 Salon Kecantikan 9 Mekarwangi16 Optikal 2 Situsaeur, Kebonlega
Sumber : Laporan Tahunan UPT Puskesmas Kopo 2011
1.2.1.4 Method
Method adalah upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas baik dalam bentuk
program wajib maupun pengembangan, baik nasional ataupun lokal serta Sistem Informasi
Puskemas (SIMPUS). Secara umum, program wajib di Puskesmas adalah basic six yaitu
promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak (KIA) serta keluarga berencana (KB), kesehatan
lingkungan, penanggulangan penyakit penular (P2M), perbaikan gizi masyarakat dan
pengobatan.
5
1.2.1.5 Market
Masyarakat di wilayah kerja serta masyarakat di luar wilayah Puskesmas yang datang
memperoleh pelayanan di Puskesmas adalah market (sasaran) sebuah Puskesmas.
Untuk memberi pelayanan kesehatan yang baik, ciri masyarakat yang mendapatkan
pelayanan harus diketahui dengan jelas.
1.2.1.5.1 Analisis Kependudukan/Demografi
Analisis kependudukan/demografi yang berkaitan dengan status kesehatan dan
menjadi masalah spesifik daerah, mencakup hal-hal seperti; 1) jumlah penduduk dan
komposisi penduduk; 2) pertumbuhan penduduk dan penyebaran penduduk; 3) tingkat
pendidikan penduduk; 4) mata pencaharian penduduk; dan 5) jumlah penduduk miskin.
1.2.1.5.2 Jumlah Penduduk dan Komposisi Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo adalah sebanyak 68.186
jiwa, 34.093 orang berjenis kelamin laki – laki dan 33.283 orang berjenis kelamin perempuan
seperti tabel di bawah.
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo
Kelompok Jumlah Laki-laki 34903Perempuan 33283Total 68186
Berdasarkan Standar Nasional Pelayanan Puskesmas yang tertulis dalam Keputusan
Menteri Kesehatan No. 128/Menkes/SK/II/2004, menyatakan bahwa setiap puskesmas
dimaksudkan untuk melayani 30.000 jiwa penduduk. Dengan jumlah penduduk di wilayah
kerja UPT Puskesmas Kopo yang berjumlah 68.186, menunjukkan beban kinerja Puskesmas
yang tinggi dalam melayani kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan
6
Gambar 1.2 Jumlah dan Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo
0-5 th 6-9 th 10-19 th 20-44 th 45-59 th >60 th0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
5818 5698
12041
29272
10671
4686
Laki-lakiPerempuanJumlah
Gambar di atas menggambarkan penduduk di kecamatan Bojongloa Kidul didominasi
oleh penduduk dalam usia produktif mulai usia 20 tahun sehingga 44 tahun sebanyak 29.272
orang.
1. 2.1.5.3 Pertumbuhan dan Penyebaran Penduduk
Tabel 1.4 Pertumbuhan dan Penyebaran Penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo.No Kelurahan Jumlah Rumah
Tangga (KK)Rata-rata Jiwa/KK
Kepadatan Penduduk (KM2)
Pertumbuhan Penduduk (%)
1 Kebonlega 3.659 5 25.984 0,352 Situsaeur 5.131 4 17.458 0,233 Cibaduyut 4.664 2 14.707 1,774 Cibaduyut Kidul 1.778 4 11.887 0,735 Cibaduyut Wetan 1.436 4 5.888 12,526 Mekarwangi 2.045 4 6.421 23,72
JUMLAH 18.723 4 12.816 3,82
Tabel diatas menunjukkan laju pertumbuhan dan penyebaran penduduk Kecamatan
Bojongloa Kidul dari masing-masing kelurahan. Kelurahan Mekarwangi mendapatkan laju
pertumbuhan penduduk terbesar di wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo. Laju pertumbuhan
penduduk terendah terdapat di Kelurahan Situsaeur. Pengendalian kependudukan bila tidak
diikuti kebijakan kependudukan yang tepat akan berdampak pada pertumbuhan penduduk
yang tidak terkendali.
7
Jumlah
Usia
1.2.1.5.4 Tingkat Pendidikan Penduduk
Gambar 1.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo
Tidak/
Belum se
kolah
TidakT
amat
SD
Belum ta
mat SD
Tamat
SD SMP
SMA
Akadem
i/Sarj
ana M
uda
Sarjan
a0
40008000
120001600020000
8675
3138
8380
1770213428 12389
2453 2021
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo mayoritas
adalah tamat SD yaitu sebanyak 17.702 orang (26%) dan minoritas berpendidikan sarjana
sebanyak 2.021 orang (2.9%).
Tingkat pendidikan masyarakat suatu wilayah sangat mempengaruhi perilaku
kesehatannya. Hal ini karena tingkat pendidikan berpengaruh pada perilaku masyarakat
terhadap pencarian pelayanan kesehatan, lingkungan, makanan, sikap mereka dalam
memandang konsep sehat dan sakit, serta penentuan program promotif dan preventif yang
akan dilakukan. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah penerimaan mereka
dalam informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan perilaku kesehatannya.
Dilihat dari besarnya angka pendidikan yang rendah, yaitu dihitung dari SLTP
sehingga tidak tamat SD, dibutuhkan cara-cara yang efektif dan efisien dalam penyampaian
informasi sehingga masyarakat dengan mudah dapat menyerap informasi. Petugas kesehatan
harus mencari solusi yang tepat agar informasi yang disampaikan bisa diterima semaksimal
mungkin.
8
Jumlah
1.2.1.5.5 Mata Pencaharian Penduduk
Gambar 1.4 Distribusi Penduduk Menurut Status Pekerjaan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo
Pedag
ang
PNS
TNI/P
OLRI
Pelajar
/Mah
asisw
a
Pegaw
ai sw
asta
Tani
Pensiu
nan
Lain-la
in0
10000
200009308
1578 178
2070714089
287 1055
20989Jumlah
Jumlah
Di wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo, sebagian besar penduduk berstatus pekerjaan
yaitu sebanyak 20 989 orang. Status pekerjaan penduduk diurutkan berdasarkan banyaknya
yaitu lain-lain, pelajar/mahasiswa, pegawai swasta, pedagang, PNS, pensiunan, tani, dan
TNI/POLRI.
1.2.1.5.6 Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah seluruh penduduk miskin di wilayah kerja di Puskesmas Kopo adalah
sebanyak 32029 orang (49.97% dari jumlah penduduk). Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.7.
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Miskin Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas KopoJumlah Penduduk % Penduduk
MiskinMampu Miskin Total
JUMLAH 36.157 32.029 68.186 46.97
Tingkat kemiskinan yang tinggi secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku
hidup bersih dan sehat. Apabila keadaan ekonomi tidak ditingkatkan, perubahan perilaku
akan sehat akan sangat sulit terjadi meskipun pengetahuan telah ditingkatkan.
1.2.2 Proses
Secara sederhana, komponen proses merupakan fungsi manajemen yang terdiri dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
9
Jenis Pekerjaan
pengawasan (controlling) dan penilaian (evaluation). Proses dilaksanakan dengan
mendayagunakan semua sumberdaya serta potensi yang ada agar dapat memberi pelayanan
yang optimal kepada masyarakat.
Proses adalah bagian atau elemen dari sistem yang berfungsi melakukan
transformasi/konversi yakni mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Proses
mengubah masukan menjadi keluaran dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dan
pelayanan kesehatan Puskesmas yang ditunjang oleh pelaksanaan standar mutu dan standar
prosedur operasional serta Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus). Berbagai jenis
proses yang dilakukan di UPT Puskesmas Kopo di antaranya kegiatan dalam gedung,
kegiatan luar gedung, dan sistem manajemen Puskesmas.
Kegiatan dalam gedung mencakup keseluruhan upaya kesehatan wajib yang berupa
basic six. Sedangkan kegiatan luar gedung di antaranya posyandu, posbindu, penyuluhan dan
home visit upaya perawatan kesehatan masyarakat. Sistem manajemen Puskesmas yang rutin
dilakukan di antaranya lokakarya bulanan (lokbul) yang diadakan setiap bulan dan
merupakan evaluasi dari kegiatan per bulan Puskesmas, lokakarya mini (lokmin) yang
diadakan tiap tiga bulan dan merupakan pelaporan hasil evaluasi kepada pemerintah kota
untuk selanjutnya ditindaklanjuti, pertemuan lintas sektoral, dan sebagainya.
1.2.3 Keluaran (Output)
Keluaran adalah hasil/produk dari sistem Puskesmas yang dapat berupa pelayanan di
dalam dan di luar gedung kepada masyarakat. Pelayanan ini terdiri dari peningkatan
(promotive), pencegahan (preventive), pengobatan (curative) dan pemulihan (rehabilitative).
Keberhasilan Puskemas dalam mengeluarkan pelayanan terbaik dapat dilihat dengan melihat
indikatornya yaitu upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya
kesehatan wajib adalah berdasarkan cakupan pelayanan Puskesmas pada program basic six.
10
1.2.3.1 Pengobatan
1.2.3.1.1 Pasien rawat jalan
Tabel 1.6 Cakupan Rawat Jalan Umum di UPT Puskesmas Kopo Periode April-Juni 2012
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Jumlah Penduduk Pencapaian 20463 68293 30%
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa cakupan rawat jalan umum di UPT Kopo
pada periode April-Juni 2012 mencapai 30%.
1.2.3.1.2 Sepuluh Penyakit Terbanyak
Berdasarkan hasil pencatatan pasien rawat jalan, didapatkan 10 penyakit terbanyak
yang ada di UPT Puskesmas Kopo periode April – Juni 2012.
Tabel 1.7 10 Penyakit Terbanyak di UPT Puskesmas Kopo Periode April-Juni 2012
No Penyakit Jumlah1 Nasofaringitis akut (common cold) 17512 Hipertensi primer (esensial) 15233 ISPA atas tidak spesifik 14604 Gastroduodenitis tidak spesifik 8645 Myalgia 8576 Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan
yang tidak terklasifikasikan349
7 Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 3448 Diare dan gastroenteritis 339
9 Demam yang tidak diketahui sebabnya 29210 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 218
Sumber : Data LB1 UPT Puskesmas Kopo Bandung Tahun 2012
Dari data di atas diperoleh gambaran pola penyakit terbanyak pada seluruh kelompok
umur di UPT Puskesmas Kopo Bandung. Secara umum 10 penyakit tersebut dapat
dikelompokkan menjadi penyakit pada saluran napas, penyakit kardiovaskuler (hipertensi),
gangguan otot, penyakit saluran cerna, penyakit kulit, dan gangguan pada gigi. Penyakit
nasofaringitis akut adalah penyakit dengan jumlah terbanyak.
1.2.3.1.3 Pemakaian 10 Obat Terbanyak
11
Tabel 1.8 Pemakaian 10 Obat Terbanyak di UPT Puskesmas Kopo Periode April-Juni 2012No Obat Jumlah
1 Paracetamol 759452 Amoksisilin 425233 Klorfeniramin Maleat/CTM 350844 Vit. B Complex 306905 Antasida DOEN tablet 186216 Ambroxol 174177 Dexamethasone 158858 Gliseril Guaiakolat 156659 Ranitidine 1116410 Hydrochlorothiazide 9702
Sumber : Data LB2 UPT Puskesmas Kopo Bandung Tahun 2012
1.2.3.2 Promosi Kesehatan
Program promosi kesehatan terdiri dari aktivitas dalam dan luar gedung.
Kegiatan di dalam gedung antara lain penyuluhan dan komunikasi
interpersonal/konseling. Sementara kegiatan luar gedung antara lain, program UKBM
(Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) yaitu pembinaan Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu), pembinaan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu), pos UKK
(Upaya Kesehatan Kerja), Dana Sehat, TOGA (Tanaman Obat Keluarga), RW Siaga,
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan penyuluhan luar gedung. Secara
keseluruhan, kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan di UPT Puskesmas Kopo
adalah seperti berikut:
a. Kegiatan Dalam dan Luar Gedung
Tabel 1.9 Kegiatan Dalam dan Luar Gedung UPT Puskesmas Kopo periode April - Juni 2012
Bulan Dalam Gedung Luar Gedung
Penyuluhan KIP/K
Penyuluhan PembentukanRW Siaga
Posyandu
April 14 287 36 40 Pratama Madya Purnama MandiriMei 11 226 29
0 6 41 7Juni - 235 -Jumlah 25 748 65 40 54
b. Kegiatan Pembinaan Posyandu
12
Tabel 1.10 Jumlah Posyandu di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo periode April - Juni 2012Posyandu aktif Sasaran Pencapaian(%) Target(%) Kesenjangan(%)
54 54 100 82.0 +18
Dari data di atas, target pembinaan Posyandu Aktif di Puskesmas Kopo sudah tercapai.
c. Kegiatan Pembinaan Rw Siaga
Tabel 1.11 Jumlah RW Siaga di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo periode April-Juni 2012Jumlah RW siaga Jumlah RW Pencapaian(%) Target(%) Kesenjangan(%)
40 44 90.9 80.0 +10.9
Dari tabel di atas, jumlah RW Siaga di wilayah kerja Puskesmas Kopo mencapai target.
d. Kegiatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Kegiatan PHBS di Puskesmas Kopo meliputi pelaksanaan Rumah Tangga sehat dan
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Pencapaian program ini pada tahun 2012 dapat dilihat dari
gambar dibawah.
Gambar 1.5 Persentase Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Kopo tahun 2011
34%
66%
Presentase Rumah Tangga Sehat
RumahTangga SehatRumah Tidak Sehat
Dari gambar ini, masih banyak rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Kopo
belum mencapai target yang di harapkan yaitu 66%.
Gambar 1.6 Persentase Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) di wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo tahun 2011
81%
19%Status KADARZI
% KADARZI%Tidak KADARZI
13
Dari gambar di atas, jumlah Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) di wilayah kerja
Puskesmas Kopo masih kurang dari target yang ditentukan yaitu 100%.
1.2.3.3 Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan (kesling) dapat dinilai melalui pemeriksaan sarana-sarana dasar
yaitu Tempat-Tempat Umum (TTU), Tempat Pengolahan Makanan (TPM), Sarana Air
Bersih (SAB), Jamban Keluarga (JAGA), Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS),
Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL), dan Rumah Sehat (RS).
Setiap bulan ditentukan target jumlah pemeriksaan untuk tiap jenis sarana dan
diharapkan cakupan pemeriksaan dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Cakupan
pemeriksaan kesehatan lingkungan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.12 Jumlah Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Kopo Bulan April – Juni 2012
No Sarana Sasaran Jumlah Diperiksa Persentase (%) Target (%) Kesenjangan (%)
1 TTU 46 34 73,9 75 -1,1
2 TPM 32 11 34,37 75 -40,63
3 SAB 247 290 117 80 +37
4 Rumah Sehat 272 293 107 75 +32
6 JaGa 250 293 117 75 +42
7 SPAL 248 293 118 80 +78,8
Tabel 1.13 Jumlah Sarana yang Memenuhi Syarat Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo Bulan Bulan April – Juni 2012
No Sarana
Sarana yang Diperiksa MS
Persentase (%) Target (%) Kesenjangan (%)
1 TPM 34 26 76,4 75 +1,4
2 TTU 11 11 100 75 -25
3 SAB 290 279 96,2 80 +16,2
4 Rumah Sehat 293 232 79,18 75 +19,8
6 JaGa 293 40 13,16 75 -61,84
7 SPAL 293 52 17,74 80 -62,26
14
Pada Tabel 1.13 dapat dilihat bahwa sebagian besar persentase cakupan pemeriksaan
sarana sebagian besar sudah mencapai Target Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) sehingga
tingkat kesehatan lingkungan di wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo sudah dapat ditentukan.
Sarana air bersih, TTU, TPM, SAB, dan rumah di wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo
sebagian besar memenuhi syarat. Sedangkan untuk sarana JAGA dan SPAL, jumlah yang
memenuhi syarat hanya sedikit sekali karena sejak Tahun 2011 telah disepakati kriteria baru
untuk syarat JAGA dan SPAL dimana JAGA wajib disalurkan ke septic tank dan SPAL wajib
disalurkan ke selokan tertutup untuk diolah lebih lanjut, sedangkan menurut kesepakatan
sebelumnya JAGA dan SPAL memenuhi syarat bila tidak mencemari tanah dan sumber air
bersih.
Dalam wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo, terdapat industri rumah tangga dan sarana
kesehatan yang limbahnya potensial menimbulkan polusi. Industri rumah tangga yang
terbanyak adalah perajin sepatu dan pengolah makanan. Limbah yang dihasilkan berupa sisa
sampah kulit dan sisa-sisa makanan. Dalam penanganan sampah, perajin sepatu dapat
memanfaatkan sisa sampah kulit tersebut untuk kerajinan lain seperti dompet dan tas.
Sampah lainnya dikelola oleh pengurus setempat bekerja sama dengan PD Kebersihan.
Limbah medis yang berasal dari sarana kesehatan sebagian dibuang dan dikelola oleh
pihak lain yang berwenang dan sebagian lain dibakar. Penanganan limbah medis secara
sistematis penting untuk menghindari potensial menimbulkan polusi.
Dari hasil wawancara dengan petugas Kesling dan observasi langsung ditemukan
bahwa ventilasi rumah-rumah yang digunakan sebagai tempat operasional industri rumah
tangga perajin sepatu sebagian besar kurang serta kurang terkena sinar matahari karena
jendela dan ventilasi terhalang tumpukan bahan baku sehingga rumah menjadi berdebu dan
lembab. Hal ini dapat dikaitkan dengan angka kejadian ISPA yang tinggi di wilayah ini
khususnya pada anak-anak.
15
Cibaduyut, Terminal Leuwipanjang, dan Pasar Leuwipanjang adalah tiga lokasi yang
berpotensial menjadi tempat perkembangbiakan vektor tertentu, maka ketiga lokasi tersebut
harus mendapat penanganan masalah sanitasi. Penanganan sisa limbah industri sepatu dan
sampah terminal maupun pasar selama ini oleh pihak-pihak terkait cukup baik namun bila
terjadi penumpukan sampah, hal ini dapat menjadi tempat perkembangbiakan lalat sebagai
vektor penyakit diare.
1.2.3.4 Kesehatan ibu dan anak (KIA) serta keluarga berencana (KB)
Proses pencatatan dan pelaporan KIA-KB didapatkan dari program yang dilakukan di
dalam dan luar gedung. Sumber data yang diperoleh untuk program di dalam gedung
diantaranya: kartu pemeriksaan ibu hamil dan nifas, Buku KIA, KMS, dan kartu status
peserta KB. Sedangkan sumber data yang diperoleh untuk program yang dilakukan di luar
gedung, yaitu: laporan posyandu, kunjungan rumah dan laporan bidan praktek swasta.
Data-data yang didapatkan baik dari dalam gedung maupun luar gedung dimasukkan
ke dalam kohort ibu, kohort bayi dan kohort balita.. Data yang terdapat dalam kohort
seterusnya akan dilaporkan setiap bulannya dalam LB 3 yang akan dicantumkan dalam
laporan puskesmas ke dinas kesehatan setiap bulan. Selain kohort, pencatatan juga dapat
dilakukan pada PWS (Pemantauan Wilayah Setempat).
1.2.3.4.1 Kesehatan Ibu
Tabel 1.14 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 UPT Puskesmas Kopo periode April – Juni 2012
April Mei Juni Jumlah Sasaran per tahun
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
152 142 143 437 1921 22,75 23,76 -1,01
Dari data bulan April sampai Juni hanya 437 orang ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan K4 sehingga cakupannya adalah 22,75%. Target yang harus dicapai adalah
23,76%. Jadi terdapat kesenjangan sebesar -1,01%.
16
Tabel 1.15 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan UPT Puskesmas Kopo periode April – Juni 2012
April Mei Juni Jumlah Sasaran per tahun
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
147 141 138 426 1833 23,24 22,5 +0,74
Dari data bulan April sampai Juni 2012 hanya 426 orang ibu yang mendapat
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sehingga cakupannya adalah 23,24%. Target
yang harus dicapai adalah 22,5%. Jadi tidak terdapat kesenjangan, malah melebihi target
sebesar +0,74%.
Tabel 1.16 Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi Yang Ditangani UPT Puskesmas Kopo pada Periode April – Juni 2012
April Mei Juni Jumlah Sasaran per tahun
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
25 23 26 74 384 19,27 20,01 -0,74
Dari data bulan April sampai Juni 2012 hanya 74 orang ibu hamil risiko tinggi
sehingga cakupannya adalah 19,27%. Target yang harus dicapai adalah 20,01%. Jadi terdapat
kesenjangan sebesar -0,74%.
Tabel 1.17 Cakupan Pelayanan Nifas UPT Puskesmas Kopo pada Periode April – Juni 2012
April Mei Juni Jumlah Sasaran per tahun
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
147 141 138 426 1833 23,24 22,5 +0,74
Dari data bulan April sampai Juni 2012 hanya 426 orang ibu yang mendapatkan
pelayanan nifas sehingga cakupannya adalah 23,24%. Target yang harus dicapai adalah
22,5%. Jadi tidak terdapat kesenjangan, malah melebihi target sebesar +0.74%.
17
Tabel 1.18 Cakupan Peserta KB UPT Puskesmas Kopo pada periode April – Juni 2012
April Mei Juni Jumlah Sasaran Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
9845 9990 10049 29884 34775 87 70 +17
Dari data bulan April sampai Juni 2012 terdapat 29884 peserta KB aktif sehingga
cakupannya adalah 87%. Target yang harus dicapai adalah 70%. Jadi tidak terdapat
kesenjangan, malah melebihi target sebesar +17%.
1.2.3.4.2 Kesehatan Bayi
Tabel 1.19 Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang Ditangani pada Periode April – Juni 2012
April Mei Juni JumlahSasaran
per TahunCakupan
(%)Target
(%)Kesenjangan
(%)18 18 14 50 254 19,69 20,01 -0,32
Dari data bulan April sampai Juni terdapat 50 orang neonatus dengan komplikasi yang
dapat ditangani, sehingga cakupannya adalah 19,69%. Target yang harus dicapai selama 3
bulan adalah 20,01%. Jadi terdapat kesenjangan sebesar -0,32%.
Tabel 1.20 Cakupan Kunjungan Bayi (29 hari - 11 bulan) UPT Puskesmas Kopo pada Periode April – Juni 2012
April Mei Juni JumlahSasaran
per Tahun
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
142 130 104 376 1694 22,19 22,5 -0,31
Jumlah bayi yang mendapat pelayanan kesehatan pada bulan April sampai Juni 2012
adalah 376 orang. Sehingga cakupan kunjungan bayi pada periode bulan April sampai Juni
2012 adalah 22,19%. Jadi terdapat kesenjangan sebesar -0.31%.
1.2.3.4.3 Kesehatan Balita
18
Tabel 1.21 Cakupan Pelayanan Balita (12-59 bulan) UPT Puskesmas Kopo periode April – Juni 2012
April Mei Juni JumlahSasaran
per Tahun
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
595 318 64 977 5225 18,7 22,5 -3,8
Definisi operasional cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 sampai 59
bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun,
pemantauan perkembangan (SDIDTK) minimal 2 kali setahun, serta pemberian Vitamin A 2
kali setahun.
Dari data bulan April sampai Juni hanya 977 anak balita yang mendapatkan pelayanan
anak balita sehingga cakupannya adalah 18,7%. Target yang harus dicapai selama April
sampai Juni tahun 2012 adalah 65%. Jadi terdapat kesenjangan sebesar -3,8%.
1.2.3.5 Penanggulangan Penyakit Menular (P2M)
Indikator keberhasilan pelayanan P2M adalah berdasarkan cakupan imunisasi dan
penyakit menular.
1.2.3.5.1 Imunisasi
Data cakupan imunisasi di wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo periode April
sehingga Juni 2012 didapatkan dari dalam dan luar gedung.
Imunisasi adalah pemberian lima imunisasi lengkap yaitu vaksin BCG, hepatitis B
(HepB) , Difteri Pertusis Tetanus (DPT), polio dan campak. Cakupan imunisasi dapat dilihat
di tabel berikut:
Tabel 1.22 Cakupan Imunisasi BCG di UPT Puskesmas Kopo Periode April hingga Juni 2012
April Mei JuniCakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Kebonlega 43.8 26.64 +17,16 46.3 33.3 +13 51.2 40 +11,2Situsaeur 51.7 26.64 +25,06 65.6 33.3 +32,3 77.1 40 +37,1
19
Cibaduyut 32.7 26.64 +6,06 42.5 33.3 +9,2 54.7 40 +14,7Cibaduyut
Kidul36.1 26.64 +9,45 77.1 33.3 +43,8 85.9 40 +45,9
Cibaduyut Wetan
33.1 26.64 +6,46 34.9 33.3 +1,6 40.7 40 +0,7
Mekarwangi
52.8 26.64 +25,16 62.5 33.3 +29,2 67 40 +27
Dari tabel menunjukkan target telah dicapai di setiap kelurahan.
Tabel 1.23 Cakupan Imunisasi DPTHB 3 di UPT Puskesmas Kopo Periode April hingga Juni 2012
April Mei JuniCakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Kebonlega 38.2 26.64 +11,56 47.5 33.3 +14,2 52.8 40 +12,8Situsaeur 41.7 26.64 +15,06 50.1 33.3 +16,8 55.2 40 +15,2Cibaduyut 27.5 26.64 +0,86 36.7 33.3 +3,4 47.1 40 +7,1Cibaduyut
Kidul33.9 26.64 +7,26 50 33.3 +16,7 58.9 40 +18,9
Cibaduyut Wetan
29.1 26.64 +2,46 31.4 33.3 -1,9 39 40 -1
Mekarwangi
38.1 26.64 +1,46 44.3 33.3 +11 48.1 40 +8,1
Dari tabel, masih terdapat kesenjangan di Kelurahan Cibaduyut Wetan pada bulan Mei
dan bulan Juni sebesar -1,9% dan -1% masing-masing. Hal ini disebabkan masih belum
terdapat sinkronisasi dalam mendata bayi yang telah diimunisasi antara kader dan petugas
kesehatan.
Tabel 1.24 Cakupan Imunisasi Polio 4 di UPT Puskesmas Kopo Periode April hingga Juni 2012April Mei Juni
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Kebonlega 36.6 26.64 +9,96 46.5 33.3 +13,2 50.7 40 +10,7Situsaeur 39.9 26.64 +13,26 48.1 33.3 +14,8 54.7 40 +14,7Cibaduyut 24.5 26.64 -2,14 31.5 33.3 -1,8 41 40 +1Cibaduyut
Kidul33.9 26.64 +7,26 49.5 33.3 +16,2 56.8 40 +16,8
Cibaduyut Wetan
34.3 26.64 +7,66 34.9 33.3 +1,6 41.9 40 +1,9
Mekarwangi
40.3 26.64 +13,66 46 33.3 +12,7 49.4 40 +9,4
Dari tabel dapat dilihat di Kelurahan Cibaduyut masih terdapat kesenjangan pada bulan
April sebesar -2,14% dan bulan Mei sebesar -1,8%. Hal ini disebabkan pencatatan dan
20
pelaporan di lapangan tidak tercatat semasa bayi diimunisasi di posyandu dan petugas serta
kader sinkron antara satu dengan yang lain.
21
Tabel 1.25 Cakupan Imunisasi Campak di UPT Puskesmas Kopo Periode April hingga Juni 2012
April Mei JuniCakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Kebonlega 30.1 26.64 +3,46 38 33.3 +4,7 42.4 40 +2,4Situsaeur 22.9 26.64 -3,74 29 33.3 -4,3 39.4 40 -0,6Cibaduyut 29.7 26.64 +3,06 37 33.3 +3,7 41.6 40 +1,6Cibaduyut
Kidul24 26.64 -2,64 32.3 33.3 -1 39.1 40 -0,9
Cibaduyut Wetan
26.2 26.64 -0,44 26.7 33.3 -6,6 34.9 40 -5,1
Mekarwangi
35.2 26.64 +8,56 37.5 33.3 +4,2 49.4 40 +9,4
Dari tabel dapat dilihat masih terdapat kesenjangan di Kelurahan Situsaeur pada bulan
April sebesar -3,74% bulan Mei sebesar -4,3% dan bulan Juni sebesar -0,6%. Kelurahan
Cibaduyut Kidul juga masih terdapat kesenjangan di bulan April sebesar -2,64%, bulan Mei
sebesar -1% dan bulan Juni sebesar -0,9%. Pada Kelurahan Cibaduyut Wetan terdapat
kesenjangan di bulan April sebesar -0,44%, bulan Mei sebesar -6,6% dan bulan Juni sebesar -
5,1%.
1.2.3.4.2 Penyakit menular
Penyakit menular yang ditangani di UPT Puskesmas Kopo adalah penyakit diare,
pneumonia, tuberkulosis (TB), demam berdarah dengue (DBD), campak dan HIV/AIDS.
Data kasus didapatkan dari kader dan petugas kesehatan mencakup data dalam dan luar
gedung. Tabel menunjukkan cakupan penyakit menular pada bulan April hingga Juni 2012 di
UPT Puskesmas Kopo.
Tabel 1.26 Cakupan penyakit menular di UPT Puskesmas Kopo Periode April 2012April
Jumlah Sasaran Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Diare 126 2998 4,20 25 -20,8Pneumonia 82 729 11,2 28,66 -17,46
TB 24 78 33,33 26.6 +6.73
22
Tabel 1.27 Cakupan penyakit menular di UPT Puskesmas Kopo Periode Mei 2012Mei
Jumlah Sasaran Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Diare 149 2842 5,24 31 -25,76Pneumonia 55 692 7,94 36 -28,06
TB 26 90 28,88 35,3 -6,42
Tabel 1.28 Cakupan penyakit menular di UPT Puskesmas Kopo Periode Juni 2012Juni
Jumlah Sasaran Cakupan (%)
Target (%)
Kesenjangan (%)
Diare 123 2147 5,72 37,5 -31,78Pneumonia 57 522 10,91 43 -32,09
TB 32 90 35,55 40 -4,45
Secara keseluruhan masih terdapat kesenjangan pada cakupan penyakit diare,
pneumonia, dan TB. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat akan pentingnya
pengobatan masih kurang; kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit ISPA;
pencatatan dan pelaporan penderita di lapangan belum optimal; pasien banyak yang berobat
ke dokter swasta dan data tidak terekapitulasi; dan masyarakat merasa penyakit diare bukan
penyakit berbahaya dan melakukan pengobatan sendiri.
Cakupan penderita DBD, campak dan HIV/AIDS berdasarkan jumlah kasus yang
ditangani di UPT Puskesmas Kopo dapat dilihat di tabel berikut:
Tabel 1.29 Cakupan penyakit DBD, Campak dan HIV/AIDS di Puskesmas Kopo periode April-Juni 2012
Penyakit April Mei Juni JumlahDBD 1 4 4 9Campak 0 1 0 1HIV/AIDS 0 0 1 1
Berdasarkan tabel di atas, diketahui jumlah penderita DBD yang ditangani di UPT
Puskesmas Kopo periode April hingga Juni 2012 adalah sebanyak 9 orang, sementara
penderita campak 1 orang dan HIV/AIDS adalah sebanyak 1 orang.
23
1.2.3.6 Upaya Perbaikan Gizi
Kegiatan upaya perbaikan gizi di UPT Puskesmas Kopo bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan bayi, balita, ibu hamil, dan ibu nifas serta tujuan lainnya
adalah memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.
Data mengenai perbaikan gizi masyarakat diambil dari Laporan Bulanan 3 (LB 3)
UPT Puskesmas Kopo. Kegiatan upaya perbaikan gizi yang dilakukan di UPT Puskesmas
Kopo adalah sebagai berikut:
12.3.6.1 Kegiatan Penimbangan Balita
Terdapat penurunan jumlah balita yang datang untuk ditimbang pada bulan Mei
berbanding dengan jumlah balita yang datang untuk ditimbang pada bulan April namun pada
bulan Juni terdapat peningkatan jumlah balita yang ditimbang. Tabel 1.43 menunjukkan data
penimbangan balita pada kegiatan posyandu periode April hingga Juni 2012.
Tabel 1.30 SKDN Balita di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo Periode April – Juni 2012Bulan S K D N BGMApril 5189 5103 4196 2835 30Mei 5089 4912 4136 2667 42Juni 5188 5025 4204 2763 34
Keterangan:K = Jumlah balita yang memiliki KMS bulan ini di wilayah kerja PosyanduD = Jumlah balita yang ditimbang bulan ini di wilayah kerja PosyanduN = Jumlah balita yang naik berat badannya pada bulan ini di wilayah kerja PosyanduS = Jumlah seluruh balita di wilayah kerja Posyandu BGM = Jumlah anak balita dengan berat badan dibanding umur berada di bawah garis merah pada KMS
1.2.3.6.2 Persentase Balita yang Naik Berat Badannya
Tabel 1.31 Balita terdaftar yang mempunyai KMS per seluruhnya (K/S%) di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo Periode April – Juni 2012
K S K/S % Target (%) Kesenjangan (%)
April 5103 5189 98.34 90 +8.34Mei 4912 5089 96.5 90 +6.5Juni 5025 5188 96.9 90 +6.9Total 15040 15466 97.24 90 +7.24
Sumber : Laporan LB 3 Gizi
Tabel 1.32 Balita terdaftar yang ditimbang per seluruhnya (D/S%) di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo Periode April – Juni 2012
D S D/S % Target (%) Kesenjangan (%)April 4169 5189 80.34 85 -4.66Mei 4136 5089 81.27 85 -3.73
24
Juni 4204 5188 81.03 85 -3.97total 12509 15466 80.88 85 -4.12
Sumber : Laporan LB 3 Gizi
Tabel 1.33 Balita terdaftar yang naik berat badan per ditimbang (N/D%) di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo Periode April – Juni 2012
N D N/D % Target (%)Kesenjangan
(%)April 2835 4169 68 70 -2Mei 2667 4136 64.48 70 -5.52Juni 2763 4204 65.72 70 -4.28total 8265 12509 66.07 70 -3.93
Sumber : Laporan LB 3 Gizi
Tabel 1.34 Balita Gizi Buruk (BGM/S%) di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo Periode April – Juni 2012
BGM S BGM/S % Target (%) Kesenjangan (%)
April 30 5189 0.58 <1 0.42Mei 42 5089 0.83 <1 0.17Juni 34 5188 0.66 <1 0.34total 21 15466 0.14 <1 0.86
Sumber : Laporan LB 3 Gizi
Gambar 1.7 Proporsi D/S, N/D, K/S, dan BGM/S di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo Periode April – Juni 2012
Keterangan: Target pencapaiannya adalah sebesar:1. K/S (tingkat liputan program) = 90%2. D/S (tingkat partisipasi masyarakat)= 85%3. N/D (tingkat keberhasilan program penimbangan)= 70%4. BGM/S (Balita Gizi Buruk) = < 1%
Dari gambar di atas, dapat dilihat tingkat partisipasi masyarakat dalam program
posyandu meningkat sepanjang bulan April hingga Juni namun target minimal yang
ditetapkan masih belum dicapai. Tingkat liputan program telah mencapai target minimal yang
telah ditetapkan yaitu sebanyak 90%. Persentase balita yang naik berat badannya dibanding
25
dengan jumlah balita yang datang ke posyandu masih belum mencapai target 70%. Ini
menunjukkan masih banyak balita dengan status gizi buruk tidak terdeteksi sepanjang periode
April hingga Juni 2012. Definisi gizi buruk yang digunakan di puskesmas adalah pengukuran
berat badan dibanding umur (BB/U) dan dilihat berdasarkan WHO 2005. Persentase balita
dengan gizi buruk sepanjang bulan April sehingga bulan Juni tidak melebihi dari target
maksimal yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 1%.
1.2.3.6.3 Pemberian Vitamin A pada Balita
Tabel 1.48 Distribusi Vitamin A pada Balita 6-11 bulan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo Tahun 2011-2012
PERIODE Balita 6-11 bulanJumlah Sasaran Cakupan (%) Target (%) Kesenjangan (%)
Februari 2011 673 947 71.07 85 -13.93Agustus 2011 695 1153 60.28 85 -24.72Februari 2012 570 1092 52.25 85 -32.75
Sumber : Laporan Hasil Kegiatan Gizi 2011-2012
Tabel 1.49 Distribusi Vitamin A pada Balita 12-59 bulan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo Tahun 2011-2012
PERIODE Balita 12-59 bulanJumlah Sasaran Cakupan (%) Target (%) Kesenjangan (%)
Februari 2011 4196 4353 96.39 85 +11.39Agustus 2011 3701 3922 94.37 85 +9.37Februari 2012 3916 3950 99.14 85 +14.14
Sumber : Laporan Hasil Kegiatan Gizi 2011-2012
Tabel di atas menunjukkan masih terdapat kesenjangan pada pemberian vitamin A
yang besar pada balita dengan usia 6-11 bulan dengan masing-masing kesenjangan sebanyak
-13.9% pada bulan Februari 2011, -24.72% pada bulan Agustus 2011 dan terbesar pada bulan
Februari 2012 sebanyak -32.75%. Distribusi vitamin A pada Balita usia 12-59 bulan sudah
mencapai target minimal yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 85%.
1.2.3.6.4 Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
Berdasarkan tabel 1.50 pemberian vitamin A pada ibu nifas sepanjang bulan April
sampai Juni 2012 sudah mencapai target minimal yang ditetapkan yaitu sebanyak 90% .
Tabel 1.50 Distribusi Vitamin A pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo Periode April – Jun 2012
Bulan Jumlah Sasaran Cakupan (%) Target (%) Kesenjangan (%)April 147 152 96.71 90 +6.71
26
Mei 141 149 94.63 90 +4.63Juni 138 126 109.52 90 +19.52Total 426 427 99.76 90 +9.76
1.2.3.6.5 Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil
Tabel 1.51 Distribusi Tablet Fe3 pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo Periode April – Juni 2012
Bulan Jumlah Sasaran Cakupan(%) Target (%) Kesenjangan (%) April 253 1920 13.18 7.99 +5.19Mei 210 1920 10.93 7.99 +2.94Juni 221 1920 11.51 7.99 +3.52Total 684 1920 35.62 23.96 +11.65
Berdasarkan tabel di atas, pemberian tablet Fe3 pada ibu hamil sepanjang bulan April
sehingga bulan Juni sudah mencapai target kumulatif minimal yang ditetapkan yaitu
sebanyak 23.96%.
1.2.3.6.6 ASI Eksklusif pada Bayi umur 0- 6 Bulan
Berdasarkan Tabel 1.52, pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0 sampai 6 bulan
sepanjang bulan April sampai Juni 2012 masih belum mencapai target kumulatif minimal
yang ditetapkan yaitu sebanyak 26.64%.
Tabel 1.52 ASI Eksklusif pada Bayi umur 0 - 6 Bulan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo Periode April – Juni 2012
Bulan Jumlah Sasaran Cakupan(%) Target (%) Kesenjangan (%)April 52 1834 2.83 8.88 -6.04Mei 53 1834 2.89 8.88 -5.99Juni 73 1834 3.98 8.88 -4.9Total 178 1834 9.7 26.64 -16.94
1.3 Identifikasi Masalah
Masalah adalah adanya ketidaksesuaian antara kenyataan dengan yang diharapkan.
Untuk mengatasi masalah tersebut , dapat menggunakan berbagai cara, salah satunya dengan
menggunakan Skilus Pemecahan Masalah (Problem Solving Cycle). Berikut adalah siklus
pemecahan masalah:
27
Gambar 1.8 Siklus Pemecahan Masalah
Dalam pemecahan masalah, langkah pertama yang harus diambil adalah identifikasi
yang dilakukan dengan cara mengintervensi atau mengumpulkan masalah-masalah yang ada.
Di bidang kesehatan masyarakat, masalah dibagi menjadi masalah kesehatan dan masalah
pelayanan kesehatan.
1.3.1 Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan dapat dilihat berdasarkan angka kesakitan (morbiditas), angka
kematian absolut (mortalitas) dan masalah gizi. Masalah kesehatan juga merupakan masalah
kesehatan global berdasarkan Millenium Development Goals (MDGs), dan masalah nasional
berdasarkan Visi Indonesia Sehat 2015. Masalah kesehatan juga dapat dilihat melalui
masalah lokal yang didapatkan dari data di UPT Puskesmas Kopo.
1.3.1.1 Mortalitas
28
Identifikasi Masalah
Prioritas Masalah
Penentuan Penyebab Masalah
Penentuan Alternatif
Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
Pelaksanaan Pemecahan
Masalah
Penilaian Hasil Kegiatan
Angka kematian digambarkan melalui angka kematian ibu (AKI), angka kematian
bayi (AKB), dan angka kematian balita. Di UPT Puskesmas Kopo, angka ini tidak dapat
dihitung karena dibutuhkan pembagi sebanyak 100.000 penduduk untuk mendapatkan angka
tersebut.
Sepanjang periode April hingga Juni 2012, tidak terdapat kematian ibu. Sementara itu,
terdapat 2 kematian bayi selama periode April hingga Juni 2012 dan terdapat sebanyak 1
kematian balita sepanjang periode tersebut.
1.3.1.2 Morbiditas
Angka kesakitan dilihat dari sepuluh penyakit dengan kunjungan terbanyak yang ada
di wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo untuk periode April sampai Juni 2012.
Tabel. 1. 53 10 Penyakit Terbanyak di UPT Puskesmas Kopo Periode April-Juni 2012
No Penyakit Jumlah1 Nasofaringitis akuta (common cold) 17512 Hipertensi primer (esensial) 15233 ISPA atas tidak spesifik 14604 Gastroduodenitis tidak spesifik 8645 Myalgia 8576 Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang tidak
terklasifikasikan349
7 Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 3448 Diare dan gastroenteritis 339
9 Demam yang tidak diketahui sebabnya 29210 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 218
1.3.1.3 Status gizi
Masih terdapat banyak balita di Bawah Garis Merah (BGM) di wilayah UPT Kerja
Puskesmas Kopo yaitu sebanyak 105 orang anak balita. Kasus gizi buruk seperti kwasiorkor
29
dan marasmus tidak ditemukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Kopo sepanjang periode
April hingga Juni 2012.
1.3.2 Masalah Pelayanan Kesehatan
Masalah pelayanan kesehatan merupakan masalah yang berhubungan dengan program
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas. Masalah pelayanan kesehatan dapat
dilihat dari sistem manajemen dan cakupan program.
1.3.2.1 Sistem Manajemen
Sistem manajemen terbagi atas sumber daya manusia dan sistem informasi pencatatan
dan pelaporan data. Dari kedua hal di atas ditemukan adanya masalah, yaitu kurangnya
jumlah dan kedisiplinan sumber daya manusia serta sistem pencatatan dan pelaporan data
yang kurang efisien.
1.3.2.2 Cakupan Program
Dari beberapa program yang ada di puskesmas, ditemukan adanya kesenjangan, yang
dapat dilihat pada tabel 1.53.
Tabel 1.54 Pencapaian Pelayanan UPT Puskesmas Kopo Periode April-Juni 2012
No Indikator Cakupan (%)
Target (%) Kesenjangan (%)
1 Jamban Keluarga (JaGa) 13.65 77 -63.352 Pengawasan dan Pembuangan Sampah dan Limbah (SPAL) 17.74 55 -37.263 Pemberian Vitamin A Balita 6-11 bulan 60.71 85 -24.294 Kunjungan BP MTBS 76.96 100 -23.045 Cakupan ASI Eksklusif 9.7 26.64 -16.946 Kunjungan Klinik Lansia 12.29 17.49 -5.27 TPM 76.47 81.6 -5.138 Persentase Balita terdaftar yang ditimbang per seluruh balita 80.88 85 -4.129 Persentase Balita yang berat badan naik per yang ditimbang 66.07 70 -3.9310 Pelayanan Balita 18.7 22.5 -3.811 Kunjungan K4 22.75 23.76 -1.0112 Komplikasi Bumil 19.27 20.01 -0.74
30
13 Komplikasi Neonatal 19.69 20.01 -0.3214 Kunjungan Bayi (1-12 bulan) 22.19 22.5 -0.31
Urutan besarnya masalah diatas tidak menggambarkan prioritas masalah yang harus
diutamakan. oleh karena itu, diperlukan analisis lebih lanjut terhadap pentingnya masalah
yang akan dipecahkan.
1.4 Prioritas Masalah
Prioritas masalah adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
menggunakan metode tertentu untuk menentukan kriteria atau urutan masalah. Prioritas
masalah dilakukan dengan meningatkan banyaknya masalah yang mungkin muncul akan
tetapi kemampuan mengatasi masalah ada batasnya seperti keterbatasan sumber daya,
teknologi dan keterkaitan antara satu masalah dengan masalah yang lain.
Terdapat 2 teknik penentuan prioritas masalah, yaitu teknik skoring dan non-skoring.
Teknik skoring antara lain adalah Matriks Kriteria, Hanlon, Pan American Health
Organization (PAHO) dan teknik USG. Untuk teknik non-skoring antara lain adalah Metode
Delbecq dan Metode Delphi.
1.4.1 Prioritas Masalah Pelayanan Kesehatan
Prioritas masalah pelayanan kesehatan ditentukan berdasaran kesenjangan dan
menggunakan metode USG.
Tabel 1.55 Prioritas Masalah Pelayanan Kesehatandi Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kopo
No Indikator Cakupan (%) Target (%) Kesenjangan (%)
1 Jamban Keluarga (JaGa) 13.65 77 -63.35
2Pengawasan dan Pembuangan Sampah dan Limbah (SPAL)
17.74 55 -37.26
3 Pemberian Vitamin A Balita 6-11 bulan 60.71 85 -24.29
4 Kunjungan BP MTBS 76.96 100 -23.04
31
5 Cakupan ASI Eksklusif 9.7 26.64 -16.94
6 Kunjungan Klinik Lansia 12.29 17.49 -5.2
7 TPM 76.47 81.6 -5.13
8Persentase Balita terdaftar yang ditimbang per seluruh balita
80.88 85 -4.12
9Persentase Balita yang berat badan naik per yang ditimbang
66.07 70 -3.93
10 Pelayanan Balita 18.7 22.5 -3.8
11 Kunjungan K4 22.75 23.76 -1.01
12 Komplikasi Bumil 19.27 20.01 -0.74
13 Komplikasi Neonatal 19.69 20.01 -0.32
14 Kunjungan Bayi (1-12 bulan) 22.19 22.5 -0.31
1.4.1.1 Metode USG
Salah satu cara untuk menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik skoring
adalah dengan menggunakan Metode USG. Proses metode USG dilaksanakan dengan
memperhatikan urgensi dari masalah yang timbul, tingkat keseriusan masalah yang dihadapi,
serta kemungkinan untuk masalah tersebut untuk berkembang menjadi lebih besar. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari ketersediaan waktu, apakah mendesak atau
tidak masalah tersebut untuk diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yaitu dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja serta pengaruhnya terhadap
keberhasilan.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah, yakni apakah masalah tersebut
berkembang sehingga sulit untuk dicegah.
Cara perhitungan ketiga indikator yaitu dengan mengumpulkan sejumlah ahli yang
kemudian akan memberikan skor (skala 1 sampai 8) untuk setiap indikator dari masing–
masing masalah. Skor dari masing–masing indikator dari setiap masalah kemudian akan
32
dirata–ratakan. Setelah itu nilai skor dari masing–masing indikator dikalikan sesuai masalah.
Ranking ditentukan berdasarkan skor yang tertinggi sampai yang terendah. Total skor yang
tertinggi merupakan prioritas masalah.
Tabel 1.56 Metode USG Pada Indikator yang Masih Memiliki Kesenjangan
Indikator Urgency Seriousness Growth UxSxG
Pelayanan Balita 6 6 5 180Pelayanan Ibu Hamil K4
7 8 7 392
Melalui analisis dan diskusi bersama pihak puskesmas, masalah pelayanan kesehatan
kami pilih sebagai masalah yang kami prioritaskan. Alasan pemilihan masalah pelayanan
kesehatan adalah karena permintaan dari pihak puskesmas yang menghendaki prioritas
masalah diambil dari kedua masalah di bidang kesehatan masyarakat yaitu masalah kesehatan
dan masalah pelayanan kesehatan.
Dari data yang diperoleh selama tiga bulan terakhir, pelayanan balita merupakan
masalah pelayanan yang masih mempunyai kesenjangan dan termasuk dalam Standar
Pelayanan Minimal. Berdasarkan perkiraan USG, masalah pelayanan balita berada dalam
urutan kedua tertinggi setelah pelayanan ibu hamil K4. Masalah kunjungan ibu hamil K4
tidak kami ambil sebagai prioritas masalah karena berdasarkan informasi dari bidan pembina
wilayah, kunjungan ibu hamil K4 berkurang karena kebanyakan ibu hamil yang menerima
pelayanan kesehatan adalah pasien musiman menyebabkan pencatatan kohort tidak lengkap.
Gambar 1.7 : Mind – mapping Tentang Pemecahan Masalah Kunjungan K4 Ibu Hamil
33
Setelah diskusi lebih lanjut dengan pihak puskesmas, kami memilih masalah
kunjungan balita sebagai masalah utama pelayanan kesehatan yang akan kami tanggulangi
dengan pertimbangan bahwa masih terdapat kesenjangan dalam masalah kunjungan balita,
kunjungan balita penting dalam memantau perkembangan anak dan pihak puskesmas juga
memerlukan bantuan dalam memperbaiki jumlah kunjungan balita.
Gambar 1.8 : Mind – mapping Tentang Pemecahan Masalah Pelayanan Balita
34
1.5 Rumusan Masalah
Pelayanan kesehatan balita adalah kunjungan balita ke pelayanan kesehatan yang harus
mencakup minimal 8 kali kunjungan dalam setahun berupa penimbangan berat badan,
pemberian vitamin A 2 kali setahun dan pemeriksaan SDIDTK 2 kali setahun. Masalah
kunjungan balita ke pelayanan kesehatan merupakan masalah pelayanan kesehatan yang
masih mempunyai kesenjangan di UPT Puskesmas Kopo dengan nilai sebanyak -3.8%.
1.6 Identifikasi Penyebab Masalah
Identifikasi penyebab masalah dilakukan untuk memahami sebab-sebab utama
munculnya masalah. Identifikasi penyebab potensial dilakukan dengan menggunakan analisis
faktor resiko berdasarkan faktor input (man, money, material, method, market).
Tabel 1.57 Prioritas Penyebab Masalah
Penyebab Masalah Biaya Kesulitan teknis
Dampak Penolakan terhadap
perubahan
Waktu yang diperlukan
Total
PMT-Penyuluhan tidak menarik
3 3 3 3 3 243
Pencatatan dan pelaporan belum optimal
3 3 3 2 3 162
1.7 Identifikasi Alternatif Penyelesaian Masalah
Alternatif penyelesaian masalah adalah mencari cara untuk menangani masalah
tersebut. Untuk masalah ini, kurangnya variasi dalam penyediaan PMT-penyuluhan
menyebabkan kunjungan balita berkurang ke Posyandu. Berikut adalah beberapa alternatif
untuk mengatasi masalah tersebut :
1. Penyuluhan tentang memvariasikan makanan untuk menarik minat balita ke
posyandu namun tetap sesuai dengan anggaran
35
2. Penyuluhan tentang dana usaha
1.8 Prioritas Penanggulangan Masalah
Karena keterbatasan waktu, dana dan sumber daya manusia, maka tidak mungkin
seluruh alternatif pemecahan masalah tersebut dilaksanakan. Perlu dilakukan pemilihan untuk
menentukan alternatif mana yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Pemilihan dilakukan
dengan pemeringkatan solusi masalah menggunakan teknik skoring 1 hngga 3 untuk kategori:
biaya, kesulitan teknis, dampak, penolakan terhadap perubahan dan waktu yang diperlukan.
Tabel 1.58 Prioritas Penanggulangan Masalah
Tindakan Biaya Kesulitan teknis
Dampak Penolakan terhadap
perubahan
Waktu yang diperlukan
Total
Penyuluhan tentang memvariasikan makanan untuk
menarik minat balita ke posyandu namun tetap sesuai dengan
anggaran
1 3 3 3 3 81
Penyuluhan tentang dana usaha 3 1 3 1 1 9
Dari pemeringkatan solusi masalah, solusi masalah dengan nilai tertinggi adalah
penyuluhan kepada ibu kader mengenai pemvariasian makanan PMT-Penyuluhan.
Kelurahan Situsaeur dipilih sebagai tempat pelaksanaan solusi karena di kelurahan
tersebut mempunyai jumlah kunjungan balita yang rendah ke posyandu, jumlah penduduk
yang padat, dan sosio-ekonomi menengah ke bawah.
36