bab 1 kti
DESCRIPTION
Manajemen administrasi RSTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit adalah insitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.(1)
Menurut pasal 4 Undang-undangRepublik Indonesia no.36 tahun 2009
tentang kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan. Hak
yang dimaksud dalam pasal ini adalah hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi tingginya. Menurut pasal 29 undang-undang republik
Indonesia no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyebutkan bahwa setiap
rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan gawat darurat kepada
pasien sesuai dengan kemampuannya serta membuat, melaksanakan dan menjaga
standar pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
(1)
Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan
medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. (1)
Sesuai dengan pasal 32 Undang-undang Republik Indonesia no.36 tahun 2009
tentang kesehatan menyebutkan bahwa dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan
kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih
dahulu. Dalam pelayanan kesehatan tersebut juga harus dilengkapi dengan
peralatan-peralatan medis dan non medis yang memadai sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan dan juga harus memenuhi standar mutu, keamanan dan
keselamatan serta mempunya izin edar sesuai dengan ketentuan
perundangundangan. (2)
Dalam peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor
147/menkes/per/I/2010 tentang perizinan rumah sakit menyebutkan bahwa untuk
mendapatkan izin operasional, rumah sakit harus memenuhi persyaratan yang
meliputi : (1) Sarana dan prasarana, (2) peralatan, (3) sumber daya manusia, dan
(4) administrasi dan managemen.4 Salah satu persyaratan izin rumah sakit lainnya
adalah Rumah sakit memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pelayanan
gawat darurat selama 24 jam sehari. Dalam melakukan pelayanan juga harus
membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten dalam melakukan upaya
kesehatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. (3)
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja sarana dan prasarana pada Instalasi Gawat Darurat RSI Ibnu
Sina Bukittinggi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui sarana dan prasarana pada Instalasi Gawat Darurat
(IGD) RSI Ibnu Sina Bukittinggi
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui ruangan atau area yang terdapat di IGD RSI Ibnu Sina
Bukittinggi.
2
2. Mengetahui Peralatan Medis dan penunjang yang terdapat di IGD RSI
Ibnu Sina Bukittinggi
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Praktis
1. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan maupun masyarakat
mengenai kelengkapan dan kelayakan fasilitas unit gawat darurat di Rumah
sakit umum pusat Dokter Kariadi Semarang dan standar operasional
pelayanan unit gawat darurat Rumah Sakit.
2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan
pelayananserta sebagai bahan acuan pendidikan.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Menjadikan tolak ukur bagi sebuah rumah sakit agar fasilitas yang tersedia
di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit harus lengkap dan layak serta sesuai
dengan standar operasional pelayanan unit gawat darurat
1.4.3 Manfaat Bagi Penulis
1. Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman observasi dalam
mengetahuisuatu masalah serta menerapkan teori yang didapat selama
dalam perkuliahan.
2. Memberikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya tentang
kelengkapan dan kelayakan fasilitas unit gawat darurat di rumah sakit
wilayah tertentu.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Rumah sakit
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (4)
2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, Rumah
Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secaraparipurna. Sedangkan fungsi rumah sakit adalah : (4)
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangkapeningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidangkesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
4
2.3 Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 340 Tahun 2010 pengklasifikasian
Rumah Sakit adalah sebagai berikut (5):
Tabel 1. Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah Sakit
Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Penilaian Mempunyaifasilitas dan kemampuanpelayanan medispaling sedikita. 4 (empat)Pelayananmedis spesialisdasarb. 5 (lima)Pelayananspesialispenunjangmedicc. 12 (dua belas)Pelayananmedis spesialislaind. 13 (tiga belas)Pelayananmedis subspesialis
Mempunyaifasilitas dankemampuanpelayanan medispaling sedikita. 4 (empat)Pelayananmedisspesialisdasarb. 4 (empat)Pelayananspesialispenunjangmedisc. 8 (delapan)Pelayananmedisspesialis laind. 2 (dua)Pelayananmedis subspesialis
Mempunyaifasilitas dankemampuanpelayananmedis palingsedikita. 4 (empat)Pelayananmedisspesialisdasarb. 4 (empat)Pelayananspesialispenunjangmedis
Mempunyaifasilitas dankemampuanpelayananmedis palingsedikita. 2 (dua)Pelayananmedisspesialisdasar
Dalam hal ini Rumah Sakit Islam Ibnu Sina termasuk dalam
pengklasifikasian Rumah Sakit tipe C
5
2.4 Instalasi Gawat Darurat (IGD)
2.4.1 Definisi IGD
Gawat darurat adalah kejadian yang mendadak atau kejadian yang tidak
disangka-sangka seperti suatu kecelakan dan lain-lain.(6)
Menurut The American Hospital Association (AHA) pengertian gawat
darurat adalah An emergency is any condition that in the opinion of the
patient, his family, or whoever assumes the responsibility of bringing the
patient to the hospital-requires immediate medical attention. This condition
continues until adetermination has been made by a health care professional
that the patient’s life or well-being is not threatened.(7)
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang
harus dapat memberikan playanan darurat kepada masyarakat yang menderita
penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar.Pelayanan di
Unit Gawat Darurat rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan 24
jam secara terus menerus 7 hari dalam seminggu.(8)
IGD juga memiliki dokter spesialis empat besar yang siap panggil (on-
call), dokter umum yang siaga di tempat (on-site) dalam 24 jam yang
memiliki kualifikasi pelayanan GELS (General Emergency Life Support) dan
atau ATLS + ACLS dan mampumemberikan resusitasi dan stabilisasi ABC
(Airway, Breathing, Circulation) serta memiliki alat transportasi untuk
rujukan dan komunikasi yang siaga 24 jam.(8)
2.4.2 Status Kegawatan Pasien
Status kegawatan pasien Instalasi gawat Darurat terdiri dari :
1. Pasien gawat darurat
6
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya akan menjadi
cacat bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
2. Pasien gawat tidak darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
3. Pasien darurat tidak gawat
Pasien akibat musibah yang dating tiba-tiba, tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayata dangkal.
4. Pasien tidak gawat tidak darurat
misalnya pasien dengan ulcus tropicum, TBC kulit, dan sebagainya. (9)
2.4.3 Kejadian Kegawatdaruratan
Kecelakaan (accident)
Suatu kejadian dimana interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik,mental dan
sosial).
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
a) Kecelakaan lalu lintas;
b) Kecelakaan di lingkungan rumah tangga;
c) Kecelakaan dilingkungan pekerjaan;
d) Kecelakaan di sekolah;
7
e) Kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya tempat rekreasi,
perbelanjaan, di arena olahraga, dan lain-lain.
2. Mekanisme kejadian :
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian :
1. Waktu perjalanan (travelling/transport time)
2. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain-lain.
3. Cedera masalah kesehatan yang didapat/ dialami sebagai akibat
kecelakaan.
4. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan
atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia,
kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan
prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan
dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan dan bantuan.
2.4.4 Lingkup Sarana Pelayanan
Suatu unit gawat darurat (UGD) harus mampu memberikan pelayanan
dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem medis akut, dengan
kriteria :
a. Unit Gawat Darurat harus buka 24 jam
8
b. Unit Gawat Darurat juga harus melayani penderita-penderita “false
emergency” tetapi tidak boleh mengganggu atau mengurangi mutu
pelayanan penderita-penderita gawat darurat.
c. Unit Gawat Darurat sebaiknya hanya melakukan “primary care”.
Sedangkan “definitive care” dilakukan di tempat lain dengan kerjasama
yang baik.
d. Unit Gawat Darurat harus meningkatkan mutu personalia maupun
masyarakat sekitarnya dalam penanggulangan penderita gawat darurat. (10)
Program Pelayanan pada UGD (8)
1. True Emergency (Kegawatan darurat)
2. False Emergency (Kegawatan tidak darurat)
3. Cito Operation
4. Emergency High Care Unit (HCU).
5. Cito Lab.
6. Cito Radiodiagnostik.
7. Cito Darah.
8. Cito Depo Farmasi.
Pelayanan Kegawatdaruratan pada UGD (8)
1. Pelayanan Kegawatdaruratan Bedah
2. Pelayanan Kegawatdaruratan Obgyn
3. Pelayanan Kegawatdaruratan Anak
4. Pelayanan Kegawatdaruratan Penyakit Dalam
5. Pelayanan Kegawatdaruratan Kardiovaskuler
9
2.4.5 Fasilitas dan alat-alat:
Fasilitas dan alat-alat Unit Gawat Darurat harus memenuhi persyaratana
sehingga penanggulangan penderita gawat darurat dapat dilakukan dengan
optimal.
Kriteria :
1. Gedung untuk pelayanan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat harus
sedemikian rupa sehingga Penanggulangan Penderita Gawat Darurat dapat
dilakukan dengan optimal.
2. Luas bangunan Unit Gawat Darurat disesuaikan dengan beban kerja
Rumah Sakit dengan memperhitungkan kemungkina penanganan korban
massal/ bencana.
3. Lokasi gedung harus berada dibagian depan Rumah Sakit, mudah
dijangkau oleh masyarakat dengan tanda-tanda yang jelas dari dalam dan
luar Rumah Sakit.
4. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu
utama (alur masuk kendaraan / pasien tidak sama dengan alur keluar.
5. Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai didepan
pintu yang areanya terlindung dari panas dan hujan
6. Pintu Unit Gawat Darurat harus dapat dilalui oleh brankar.
7. Memiliki area khusus parkir ambulans yang dapat menampung lebih dari 2
ambulans (sesuai dengan beban Rumah Sakit).
8. Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar
dan tidak terjadi “cross infection”, dapat menampung korban bencana
10
sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit, mudah dibersihkan dan
memudahkan kontrol kegiatan oleh perawat kepala jaga.
9. Area dekontaminasi ditempatkan didepan/ diluar Unit Gawat Darurat atau
terpisah dengan Unit Gawat Darurat.
10. Ruang Penerimaan (11)
Terbagi menjadi 5 (lima) bagian yaitu :
a) Ruang Tunggu (Public area), seperti informasi, toilet, telepon umum,
ATM, kafetaria, dan keamanan.
b) Ruang Administrasi, seperti pendaftaran pasien baru/rawat, keuangan
dan rekam medis
c) Ruang Triage
d) Ruang Penyimpanan Strecher
e) Ruang Informasi dan Komunikasi
11. Ruang Triage :
a) Digunakan untuk seleksi pasien sesuai dengan tingkat kegawatan
penyakitnya
b) Terletak berdampingan dengan tempat perawat kepala; chief nurse/
dokter jaga sehingga dengan mudah dapat mengawasi semua kegiatan di
pintu masuk, ruang tunggu, ruang tindakan dan ruang resusitasi.
c) Harus dapat memuat minimal 2 (dua) brankar
d) Mempunyai kit pemeriksaan sederhana, brankar penerimaan pasien,
pembuatan rekam medis khusus dan pemberian label.
Dasar-dasar Triage (11) :
a) Derajat cedera
11
b) Jumlah yang cedera
c) Sarana dan Kemampuan
d) Kemungkinan untuk bertahan hidup Pada kasus
kegawatdaruratan, kita harus dapat mengatur alur pasien yang baik,
terutama pada jumlah ruang yang terbatas, memperioritaskan pasien
terutama untuk menekan jumlah morbiditas dan mortalitas, yang
terakhir adalah pelabelan atau pengkategorian.
Merah Kuning Hijau
Gambar 1. Kode Warna di IGD
a) Emergency ( Merah/ P1 )
Penderita yang harus mendapatkan penanganan dengan segera dan mengancam
nyawa misalnya kasus trauma berat, akut miokard infark, sumbatan jalan nafas,
tension pneumotorak,luka bakar disertai trauma inhalasi
b) Urgen ( Kuning / P2 )
Penderita tidak gawat tapi darurat atau tidak darurat tetapi gawat, misalnya pada
kasus cedera vertebra, fraktur terbuka, trauma capitis tertutup, appendicitis akut.
c) Non Urgent ( Hijau / P3 )
Penderita tidak mengancam nyawa dan tidak perlu mendapatkan penanganan
dengan segera misalnya luka lecet, luka memar, demam.{DP}
12
Triage dilakukan oleh orang yang paling berpengalaman dan harus dapat
menentukan organ mana yang terganggu dan dapat menyebabkan kematian dan
menentukan penanggulangannya.
Triage Officer dapat seorang dokter ahli, dokter umum ataupun perawat sesuai
dengan kelas atau kebijaksanaan rumah sakit. (11)
2.4.6 Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas Rumah sakit tipe C
Tabel 2. Kebutuhan Ruang, Fungsi, Luasan Ruang dan Kebutuhan Fasilitas : (8)
No Nama Ruangan Fungsi Besaran Ruang /
Luas
Kebutuhan Fasilitas
A RUANG PENERIMAAN1 Ruang
Administrasi dan loket pendaftaran
Ruang ini digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi, meliputi :1. Pendataan pasien IGD2. Penandatanganan surat pernyataan dari keluarga pasien IGD.3. Pembayaran biaya pelayanan medik.
3~5 m2/ petugas
(minimal 16 m2)
Meja, kursi, lemari berkas/arsip, intercom/telepon, safety box, dan peralatan kantor lainnya.
2 Ruang TungguPengantar Pasien
Ruang di mana keluarga/ pengantar pasien menunggu. Ruang ini perlu disediakan tempat duduk denganjumlah yang sesuai aktivitas pelayanan.1~1,5 m2/ orang(min. 16 m2)
1~1,5 m2/ orang
(minimal 16 m2)
Kursi, Meja, Televisi & Alat PengkondisiUdara (AC / Air Condition)
3 Ruang Rekam Medis
Tempat menyimpan
Sesuai kebutuhan
Meja, kursi, filing cabinet/lemari arsip,
13
informasi tentangidentitas pasien, diagnosis, perjalanan penyakit, proses pengobatan dan tindakan medis serta dokumentasi hasil pelayanan. Biasanya langsung berhubungan dengan loket pendaftaran.
computer
4 Ruang Triase Ruang tempat memilah-milah tingkat kegawatdaruratan pasien dalam rangka menentukan tindakan selanjutnya terhadap pasien, dapat berfungsi sekaligus sebagai ruang tindakan.
Minimal 16 m2
Tt periksa, wastafel, kit pemeriksaan sederhana, label
5 Ruang PersiapanBencana Massal
Ruang tempat persiapan penanganan pasien korban bencana massal.
Minimal 3 m2/ pasien
bencana
Area terbuka dengan/ tanpa penutup, fasilitas air bersih dan drainase
B RUANG TINDAKAN6 Ruang Resusitasi Ruangan yang
dipergunakan untuk melakukan tindakan resusitasi terhadap pasien.
12-20 m2 Nasoparingeal, orofaringeal, laringoskop set anak, laringoskop set dewasa, nasotrakeal, orotrakeal, suction, trakeostomi set, bag valve Mask (dewasa,anak), kanul oksigen,oksigen mask (dewasa/anak), chest tube,crico/trakeostomi, ventilator transport, monitor, infussion pump, syringe pump, ECG, vena section,
14
defibrilator, gluko stick, stetoskop, termometer, nebulizer, oksigen medis, warmer. Imobilization set (neck collar, splint, long spine board, scoop strechter, kndrik extrication device, urine bag, NGT, wound toilet set, Film viewer,USG (boleh ada/tidak).
7 Ruang Tindakan Bedah
Ruang untuk melakukan tindakan bedah ringan pada pasien.
Minimal 16 m2
Meja periksa, dressing set, infusion set, vena section set, torakosintetis set, metal kauter, tempat tidur, tiang infus, film viewer
8 Ruang Tindakan Non Bedah
Ruang untuk melakukan tindakan non bedah pada pasien.
12-25 m2 Kumbah lambung set, EKG, irigator, nebulizer, suction, oksigen medis, NGT, (syrine pump, infusion pump, jarum spinal boleh ada/tidak), lampu kepala, otoscope set, tiang infus, tempat tidur, film viewer
9 Ruang Tindakan Anak
Ruang Tindakan Kebidanan
Keterangan : kedua ruangan ini bisa digabung atau dipisah.
Ruang untuk melakukan tindakan medis pada pasien anak.
Ruang untuk melakukan tindakan kebidanan pada pasien.
12-25 m2
12-25 m2
Inkubator, tiang infus, tempat tidur, film viewer
Kuret set, partus set, meja ginekologi, vacuum set, forcep set, CTG, resusitasi set, doppler, suction bayi baru lahir, laennec, tiang infus, tempat tidur, film viewer
10 R. Operasi (R. Persiapan dan kamar Operasi) :
Ruang untuk mempersiapkan pasien sebelum
Minimal 6 m2
Oksigen, suction, linen, brankar
15
Ket : boleh ada/tidak
1. Ruang Persiapan
2. Ruang Operasi
memasuki r. bedah. Kegiatan dalam ruang ini yaitu :
Ruang untuk melakukan pembedahan pada pasien.
+ 36 m2 Meja operasi, mesin anastesi, lampu (mobile/statis), pulse oximeter, monitor, meja instrumen, suction, film viewer, set bedahdasar, set laparatomi, set apendiktomi, setsectiosesaria, set bedah anak, set nephrotomi, set vascular, torakosintesis set, set neurosurgery, set orthopedic, set urologi emergency, set bedah plastik emergency, set laparoscopy, endoscopy surgery.
Tt pasien, monitor set, tiang infus, infusion set, oksigen
C RUANG OBSERVASI11 Ruang Observasi Ruangan yang
dipergunakan untuk melakukan observasi terhadap pasien setelah diberikan tindakan medis.
Min. 7,2 m2/
tempat tidur
periksa
Tempat tidur periksa, poliklinik set, tensimeter, stetoskop, termometer
D RUANG PENUNJANG MEDIS12 Ruang Farmasi/
ObatRuang tempat menyimpan obat untuk keperluan pasien gawat darurat.
Minimal 3 m2
Lemari obat
13 Ruang Linen Steril
Tempat penyimpanan bahan-bahan linen steril.
Minimal 4 m2
Lemari
14 Ruang Alat Medis
Ruangan tempat penyimpanan
Minimal 6 m2
Lemari instrument
16
peralatan medik yang setiap saat diperlukan. Peralatan yang disimpan diruangan ini harus dalam kondisi siap pakai dan dalam kondisi yang sudah disterilisasi.
15 Ruang Radiologi Tempat untuk melaksanakan kegiatan diagnostik cito.
Minimal 4 m2
Mobile X-Ray, (mobile ECG, apron timbal, automatic film processor, dan film viewer boleh ada/tidak)
16 Laboratorium Standar
Ruang pemeriksaan laboratorium yang bersifat segera/cito, tapi untuk beberapa jenis pemeriksaan tertentu.
Minimal 4 m2
Lab rutin, elektrolit, kimia darah, (analisa gas darah boleh ada/tidak)
17 Ruang Dokter Ruang Dokter terdiri dari 2 bagian :1. Ruang kerja.2. Ruang istirahat/kamar jaga.
9-16 m2 Tempat tidur, sofa, lemari, meja/kursi, wastafel.
18 Ruang Pos Perawat(Nurse Station)
Ruang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, asuhan dan pelayanan keperawatan (pre dan post conference, pengaturan jadwal), dokumentasi s/d evaluasi pasien.Pos perawat harus terletak di pusat blok yang dilayani agar perawat dpt mengawasi pasiennya secara
Min. 4 m2 Meja, kursi, wastafel.
17
efektif19 Ruang Perawat Ruang istirahat
perawat9-16 m2 Sofa, lemari,
meja/kursi, wastafel20 Ruang Kepala
IGDRuang tempat Kepala IGD melakukan manajemen instalasinya, diantaranya pembuatan program kerja dan pembinaan.
8-16 m2 Lemari, meja/kursi, sofa, komputer, printer dan peralatan kantor lainnya.
21 Gudang Kotor(Spoolhoek/Dirty Utility).
Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek berupa bak atau kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal).
4-6 m2 Kloset leher angsa, keran air bersih (Sink) Ket : tinggi bibir kloset + 80-100 m dari permukaan lantai
22 Toilet (petugas, pengunjung)
Kamar Mandi/WC 2 m2-3m2
23 Ruang Sterilisasi Tempat pelaksanaan sterilisasi instrumen dan barang lain yang diperlukanan di Instalasi Gawat Darurat.
Minimal 4 m2
Workbench, 1 sink/ 2 sink lengkap dengan instalasi air bersih & air buangan.Lemari instrumen sebagai penyimpanan instrumen yang belum disterilkan dan berada dalam tromol/pak.
24 Ruang Gas Medis
Ruang Tempat menyimpan gas medis.
Minimal 3 m2
Gas Medis
25 Ruang Parkir Troli
Tempat parkir troli selama tidak diperlukan
Minimal 2 m2
Troli
26 Ruang Brankar Tempat meletakkan tempat tidur pasien selama tidak diperlukan.
Minimal 3 m2
Tempat tidur pasien
2.4.7 Persyaratan Khusus IGD
18
Persyaratan Khusus IGD sebagai berikut : (8)
1. Area IGD harus terletak pada area depan atau muka dari tapak RS.
2. Area IGD harus mudah dilihat serta mudah dicapai dari luar tapak rumah
sakit (jalan raya) dengan tanda-tanda yang sangat jelas dan mudah
dimengerti masyarakat umum.
3. Area IGD disarankan untuk memiliki pintu masuk kendaraan yang
berbeda dengan pintu masuk kendaraan ke area Instalasi Rawat
Jalan/Poliklinik, Instalasi rawat Inap serta Area Zona Servis dari rumah
sakit.
4. Untuk tapak RS yang berbentuk memanjang mengikuti panjang jalan
raya maka pintu masuk kearea IGD harus terletak pada pintu masuk
yangpertama kali ditemui oleh pengguna kendaraan untuk masuk kearea
RS.
5. Untuk bangunan RS yang berbentuk bangunan bertingkat banyak
(SuperBlock Multi Storey Hospital Building) yang memiliki ataupun
tidak memiliki lantai bawah tanah (Basement Floor) maka perletakan
IGD harus berada pada lantai dasar (Ground Floor) atau area yang
memiliki akses langsung.
6. IGD disarankan untuk memiliki Area yang dapat digunakan
untuk penanganan korban bencana massal (Mass Disasster
CassualitiesPreparedness Area).
7. Disarankan pada area untuk menurunkan atau menaikan pasien
(Ambulance Drop-In Area) memiliki sistem sirkulasi yang
19
memungkinkan ambulan bergerak 1 arah (One Way Drive / Pass Thru
Patient System).
8. Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Inst. Bedah Sentral.
9. Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Unit Rawat Inap
Intensif (ICU (Intensive Care Unit)/ ICCU (Intensive Cardiac Care
Unit)/ HCU (High Care Unit).
10. Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Unit Kebidanan.
11. Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Inst. Laboratorium.
12. Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan Instalasi Radiologi.
13. Letak bangunan IGD disarankan berdekatan dengan BDRS (Bank Darah
Rumah Sakit) atau UTDRS (Unit Transfusi Darah Rumah Sakit) 24 jam.
20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Instalasi Gawat Darurat RSI Ibnu Sina Bukittinggi memberikan pelayanan
gawat darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan
mengalami kecelakaan, dan menyelenggarakan pelayanan gawat darurat
secara terus menerusselama 24 jam, 7 hari dalam seminggu. Interpretasi harus
mampu untuk :
a. mencegah kematian dan cacat
b. melakukan rujukan
c. menanggulangi korban bencana
Hal ini merupakan bagian dari perannya di dalam membantu keadaan
bencana yang terjadi di tiap daerah.
3.2 Sarana dan Prasarana IGD RSI Ibnu Sina Bukittinggi
3.2.1 Ruangan IGD RSI Ibnu Sina Bukittinggi
1. Ruang Kepala Instalasi/Karu
2. Ruang Dokter Jaga
3. Ruang Rekam Medis
4. Ruang Petugas wanita
5. Portir Petugas
6. Ruang Petuga laki-laki
7. Ruang Tunggu Keluarga
8. Triase Pasien
9. Ruang Non Trauma
21
10. Ruang Trauma
11. Ruang Observasi
12. Ruang Resusitasi
13. Ruangan Tindakan Bedah
14. Tempat parkir troli
15. Toilet
16. Gudang
Berdasarkan pedoman teknis fasilitas Rumah Sakit Kelas C menurut
Departemen Kesehatan RI tahun 2007, ruangan/area yang terdapat pada IGD RSI
Ibnu Sina Bukittinggi belum sepenuhnya memenuhi kriteria sebagai Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Kelas C. Ruangan/area yang belum terpenuhi
diantaranya :
1. Ukuran Ruangan belum sesuai standar
2. Ruangan Bencana Massal
3. Ruang Kebidanan
4. Ruang Neonatus
5. Ruang Farmasi/ Obat
6. Laboratorium Standar
7. Ruang Radiologi
8. Ruang Sterilisasi
9. Ruang Brangkar
10. Ruang Gas Medis
11. Ruang Linen Steril
3.2.2 Peralatan dan fasilitas IGD RSI Ibnu Sina Bukittinggi
22
Tabel 3. Peralatan dan fasilitas IGD RSI Ibnu Sina Bukittinggi tahun
2012
Peralatan dan Fasilitas Jumlah Kondisi (%)
1. Bed Pasien
2. Bedside Monitor
3. Troli obat
4. Troli emergensi
5. Tiang infus
6. corentang
7. Oksigen tabung
8. Kursi Roda
9. Timbangan Bayi
10. Elektrokardiograf (EKG)
11. Sterilisator kering
12. Suction pump
13. Ambu bag dewasa
14. Nearbeken
15. Tensimeter
16. Lemari obat
17. Lampu Operasi
18. X-ray film viewer
19. Nebulator
20. Stetoskop
21. autoskop
8
1
1
1
5
1
6
2
1
1
1
2
1
5
3
1
1
1
2
2
1
70
70
80
80
100
80
100
80
90
75
80
75
60
90
70
90
70
70
70
70
80
23
22. Laringoskop set
23. Minor set
24. Set Heating
25. Tangue spatel
26. Fasilitas air bersih / westafel
27. Timbangan ZT
28. Baki instrument
29. Lemari arsip
30. Rinoskop
1
4
4
1
2
1
3
1
2
80
90
90
90
90
70
90
90
90
Setelah membandingkan dengan pedoman teknis fasilitas Rumah Sakit
Kelas C menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2007, Peralatan dan
fasilitas/sarana yang terdapat pada IGD RSI Ibnu Sina Bukittinggi
belum sepenuhnya memenuhi kriteria sebagai Instalasi Gawat Darurat
(IGD) Rumah Sakit Kelas C. Fasilitas/sarana yang belum terpenuhi
diantaranya :
a. inkubator
b. Perlengkapan Lab rutin, elektrolit, kimia darah
c. Ambu Bag untuk anak
d. Mobile X-Ray
e. Apron timbal
f. Automatic film processor
g. Workbench
24
h. Mesin anastesi
i. Torakosintesis set
Semua Fasilitas dan peralatan yang ada di IGD dilakukan
pengecekan berkala tergantung alatnya masing-masing dengan rata-rata
jadwal pengecekan 1 kali 6 bulan.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kunjungan, dapat disimpulkan bahwa :
1 Fasilitas pelayanan yang tersedia di IGD RSI Ibnu Sina Bukittinggi belum
sepenuhnya sesuai dengan standar pelayanan Unit Gawat Darurat tetapi
masih terdapat beberapa fasilitas baik ruangan maupun peralatan yang
masih perlu dilengkapi dan dilakukan perbaikan.
2 Pengecekan dan pemeremajaan fasilitas serta peralatan masih belum
terlaksana secara terjadawal.
4.2 Saran
Karena Fasilitas pelayanan yang ada di IGD RSI Ibnu Sina Bukittinggi
belum sepenuhnya sesuai dengan standar pelayanan Instalasi Gawat Darurat
maka diharapkan pihak rumah sakit melakukan penambahan prasarana yang
masih belum lengkap serta melakukan perbaikan terhadap fasilitas-fasilitas
yang masih dalam kondisi rusak dan juga dilakukan pemeriksaan dan
pemeliharaan secara berkala serta pengelolaan lebih lanjut terhadap fasilitas
pelayanan tersebut agar dapat digunakan dengan baik tanpa adanya masalah
yang ditimbulkan dari ketidaktersediaan dan ketidaklayakan fasilitas tersebut,
sehingga pelaksanaan pelayanan pasien gawat darurat bisa lebih maksimal.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
028/menkes/per/I/ 2011 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
4. Pedoman Teknis Fasilitas Rumah Sakit Kelas C Menurut Departemen
Kesehatan Ri Tahun 2007. Diakses dari : http
://ebookbrowse.com/pedoman-teknis-fasilitas-rs-kelas-c-complete-pdf-
d426554191 .
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 340 Tahun 2010
6. Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.
Jakarta:EGC; 2002.
7. Soekanto S, Herkutanto. Aspek Medikolegal Pelayanan Gawat
Darurat.Vol. 57. Jakarta: CV Remadja Karya; 2007.
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit. Diakses Dari Http://Www.Dikti.Go.Id/ Files/Atur/Sehat/Uu-
44-2009rumahsakit.Pdf.
9. Suryaputra, Dede. Pengembangan Sistem Informasi Gawat Darurat
Berbasis Rekam Medis di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Depok:FKM UI; 2008.
27
10. Analisis Kelengkapan Fasilitas Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Pusat Dokter Kariadi Semarang Terhadap Standar Operasional Pelayanan
Unit Gawat Darurat, Laporan Hasil Karya Tulis Ilmiah Nurfadli Program
Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro Tahun 2012.
11. Musliha. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
28
Gambar.1 Gambar.2Lemari penyimpanan Cairan infuse Ruangan KARU
Gambar.3 Gambar.4
Sterilisator Ruang Observasi
Gambar.5 Gambar.6Fasilitas air bersih Ruangan Resusitasi
Gambar.7 Gambar.8 Ruang tindakan bedah Lemari Obat
29
Gambar.9 Gambar.10 Bed Pasien Kursi roda
Gambar.11 Gambar.12
Suction Pump EKG
Gambar.13 Gambar.14
Tempat sampah medis dan non medis Triage
Gambar.14 Gambar.15
Ruangan Emergensi Bedah X-ray Film Viewer
30