bab 1 (laporan prakeriin 2010 pt.kpp yoga m,s)
DESCRIPTION
this report was made by me, and eventuali carenze di questa relazione si perdoni la parola perfetta, perché non c'è solo se qualcuno vuole risolvere ciò che già esiste...TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
1. Pengertian dan Ruang Lingkup PRAKERIN
Sebuah daerah atau bangsa akan maju dan terus berkemang jika para
penerus bangsanya selalu berusaha ingin maju dan melakukan Inovasi–
inovasi baru yang menunjang kemajuan daerahnya atau bangsanya.
Sehubungan dengan hal diatas maka SMK Negeri 1 Paringin yang merupakan
salah satu “jembatan” untuk membentuk para generasi penerus yang
memiliki dedikasi tinggi dan keterampilan maka SMK Negeri 1 Paringin
memerikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada siwa-siswinya untuk
mencari dan memperoleh ilmu atau pengalaman yang bermanfaat bagi
kehidupanya. Salah satu caranya adalah dengan mewujudkan siswa–siswi
SMK Negeri 1 Paringin melaksanakan PRAKERIN ( Praktek Kerja Industri )
pada semester empat selama 3 bulan.
PRAKERIN ( Praktek Kerja Industri ) dimaksudkann sebagai tempat
siswa-siswi untuk mendapatkan pengalaman awal dan mempersiapkan diri ke
1
dunia kerja khusunya dunia kerja yang kompeten dengan program keahlian
yang dipilh oleh siswa-siswi smk negeri 1paringin.
PRAKERIN yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Paringin dilaksanakan di
berbagai perusahaan atau bengkel yamg berkaitan denagn masing – masing
program keahlian, untuk program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik,
Prakerin dilaksanakan di perusahaan pemangkit tenaga listrik ( PLN ),
perusahaan atau bengkel perbaikan peralatan listrik rumah tangga ( Ac,
kulkas, motor, dan lainya ), dan untuk program keahlian Teknik Kendaraan
Ringan di laksanakan di perusahaan tambang, bengkel sepeda motor, dealer
sepeda motor, dan dunia kerja lainya.
B. Maksud dan Tujuan PRAKERIN
1. Maksud PRAKERIN
a. Siswa
Sebagai bekal dan pengalaman dalam menghadapi dunia usaha
yang akan mendatang.
2
b. Sekolah
Untuk mendapatkan masukan positif terhadap kriteria lulusan Smk
yang diharapkan oleh dunia industri serta terjalin kerjasama dan
komunikasi yang sinergis dalam peningkatan mutu pendidikan
nasional.
c. Dunia Usaha atau Industri
Memperoleh tenaga–tenaga terampil yang sesuai dengan harapan
dunia industri guna penciptaan tenaga kerja yang kompetitif dan
produktif.
2. Tujaan PRAKERIN
PRAKERIN yang di laksanakan oleh siswa-siswi SMK Negeri 1
Paringin bertujuan :
a. sebagai wadah bagi siwa – siswi SMK Negeri 1 Paringin untuk
mrmperoleh ilmu dan pengalaman mengenai dunia kerja.
3
b. Sebagai sarana komunikasi antara sekolah dengan dunia kerja
dalam menciptakan generasi muda yang berkompeten, dan
berdedikasi tinggi.
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKERIN
a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan PRAKERIN
Tanggal : 04 Januari 2010 s/d 05 April 2010
b. Tempat Pelaksanaan Kegiatan PRAKERIN
a. Nama Industri : PT. KALIMANTAN PRIMA PERSADA
Rantau Mining.
b. Alamat : Jln. By Pass, Desa Sabah, Kec. Bungur, Kab.
Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.
c. No. tlp Industri :
c. Nama Pendamping Industri
a. Nama pembimbing industri : Bapak Sabirin Muhtar
b. No. telp Pembimbing industri : 081351137272
4
C. Profil Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Nama Industri : PT. KALIMANTAN PRIMA PERSADA
(KPP)
Bidang Usaha : Contractor and Mining Developer
Luas Areal Konsesi : 2.096 Hektare
Alamat : Kecamatan Lokpaikatan, Kabupaten Tapin
(Kaimantan Selatan), Indonesia
PT. Kalimantan Prima Persada (KPP) adalah sebuah perusahaan
Contractor & Mining Developer yang bergerak di bidang sumber daya energi
batu bara. PT. Kalimantan Prima Persada (KPP) merupkan anak / cabang dari
perusahaan PT. Pama Persada Nusantara yang beroperasi di KPP Bumi
Rantau Energi (BRE). Perusahaan ini didirikan pada tanggal 9 September
2003 dan memperoleh izin dari pemerintah daerah setempat (Kab. Tapin)
untuk mengelola mulai dari eskplorasi, eksploitasi (penambangan),crushing,
5
hauling, shipping hingga pemasaran di wilayah pemerintahan Kabupaten
Tapin.
Jarak antara ROM/CPP ke lokasi Pelabuhan Khusus kapal tongkang
pengankut batu bara, Sungai Putting 56 kilometer, dengan rincian jarak CPP
ke jalan By Pass = 7 kilometer. Lewat dari ruas jalan Raya Banjarmasin –
Balikpapan = 17 kilometer. Jarak pelabuhan Sungai Putting ke Ruas jalan
Raya = 32 kilometer.
Luas areal konsesi penambangan batu bara BRE = 2096 hektare
dengan beberapa informasi dan estimasi cadangan batu bara antara 70 juta
ampai dengan 139,5 uta ton cdangan terukur pada kedalaman 50 sampai
dengan 10 meter dari permukaan tanah.
Produksi dari tambang CPP direncanakan 3 juta ton per tahun yang
akan di tingkatkan lagi menjadi 7 juta ton / tahun, alat pengankut batu bara
dari tambang menuju ROM/CPP yang menggunakan sarana berupa Truck
Tronton berkapasitas antara 20 – 22 ton dan alat pengankut batur bara dari
CPP menuju Port Sungi Putting yang menggunakan Truck angkle.
Terminal loading batu bara ke Barge menggunakan ± 3 Barge
Convayer yang masing – masing berkapasiats 350 TPH, dan direncanakan
6
akhir tahun ini bisa mengopersikan 1 unit lagi Barge Convayer dengan
kapasitas yang mencapai 1000 TPH.
Pelabuhan Sungai Putting mampu dirapati Barge 320 feet (10.000 ton)
yang akan membawa muatan batu bara menuju kapal tongkang pengankut
(Mother Vessel) di area Tabuneo Coal Terminal Loading.
Power Point di Port Sungai Putting menggunakan Diesel bergenerator
1000 KVA (Kilo Volt Ampere) sedangkan untuk supplay distribusi mining dan
office disupplay oleh PLN dan Genset 320 KVA (Kilo Volt Ampere).
Dalam perkembangannya PT Kalimantan Prima Persada, sebagai anak
perusahaan PT Pama Persada Nusantara telah menjalin kerjasama dengan PT
Timah untuk melakukan eksplorasi hingga Mining Operation pada Job Site
Tanjung Alam Jaya (TAJA).
7
2. Lay Out Tempat Industri
8
3. Struktur Organisasi
( Departmen )
Perusahaan
3.1 Struktur Organisasi Perusahaan (Utama)
3.2 Struktur Organisasi Bagian (Divisi tempat PKL)
9
BAB II
KEGIATAN PRAKERIN
Dalam bab II ini terdapat Jurnal Kegiatan yang diketik oleh siswa sesuai form
yang ada. Jurnal kegiatan ini adalah merupakan jurnal yang dipilih oleh siswa sendiri
dengan berdasarkan persetujuan guru pendamping dari sekolah.
10
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIKSMK NEGERI 1 PARINGIN
Alamat : Jl. Ahmad Yani Desa Morgo Mulyo Paringin 71462Phone : 081349717220 (Pak Dwi) & 085249795201 (Bu Sri)
JURNAL KEGIATAN PRAKER1N III04 Januari s/dn 05 Maret 2010
1. Hari/Tanggal Kegiatan : Rabu 20-01-20102. Nama Kegiatan : Membuat Instalasi pada lamu TL
tanpa Starter3. Tempat Keiatan : PT. KPP Rantau4. Nama Pembimbing : Pak Sabirin M Kegiatan
A. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan agar :
1. Siswa dapat mengetahui bagai mana cara merakit intalasi pada lampu
TL tanpa menggunakan starter dan dengan hanya menggunakan
Ballast Electric.
11
2. Siswa mengetahui cara yang mudah untuk membuat instalasi pada
lampu TL tanpa memerlukan banyak bahan dan bekerja dengan cepat.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang dibutuhkan :
a. Avometer (manual /digital)
b. Obeng (-) dan obeng (+)
c. Tang potong
d. Tang kombinasi
2. Bahan
Bahan yang digunakan :
a. Ballast electronic (Philips)
C. Keselamatan Kerja
Untuk menjaga keselamatan kerja, maka :
1. Sebelum melakukan kegiatan alat dan bahan harus di cek dahulu.
2. Dalam melakukan kegiatan siswa tidak boleh bercanda.
3. Dalam menggunakan Avometer harus sesuai dengan kegunaanya.
4. Setelah melakukan kegiatan alat dan bahan di cek dan dirapikan.
12
D. Materi Singkat
Jika Avometer digunakan untukn memeriksa suatau rangkaian
( mengetahui benar atau salah ) instalasi, maka selector switch pada Avometer
hendaknya kita arahkan ke ohmmeter, setelah itu rangkaian instalasi yang
ingin di ukur harus dipastikan benar-benar tidak ada arus yang mengaliri
instalasi rangkaian tersebut, setelah dicek colok probe Avometer ke masing-
masing ujung kabel instalasi untuk memeriksa terhubung atau tidak dan
umumnya atau utamanya pengukuran dilakukan pada rangkaian input sumber
yang sering tertukar dan dapat diperiksa menggunakan Avometer, jika pada
saat pengukuran dilakukan, jarum atau angka digital hanya menunjukan angka
0, maka rangkaian input sumber itu tertukar dan jika jarum atau angka digital
Avometer menunjukan angka berarti rangkaian itu benar dan tidak saling
tertukar. Sehingga rangakaian instalasi tersebut dapat diberi sumber.
E. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam membuat instalasi pada lampu TL tanpa menggunakan
berikut :
1 Siapkan alat dan bahan kegiatan,
2. Ukur panjang kabel untuk membuat instalasi pada lampu TL,
3. Kupas ujung kabel dengan menggunakan tang potong dan masukan
kelubang fitting lampu TL yang berjumlah 4 buah (masing-masing 1
buah),
13
4. Setelah di masukan, bongkar fitting lampu TL dan hubung singkatkan
tembaga untuk starter (tempat starter) sehingga starter tidak digunakan
(ditiadakan),
5. Maskan kabel-kabel tadi ke “Ballast electric”, hati-hati dalam
memasukan kabel dari fitting, karena pada Ballast terdapat 4 lubang
input dan output kabel, 1, 2, 3 dan 4,
6. Pada fitting lampu juga ada 4 input dan output kabel, kita harus
memasukan keempat kabel dari fitting dan memenuhi keempat lubang
tersebut.
7. Masukan 2 kabel dari fitting ke ballast, ingat jangan semua kabel kita
masukan, hanya dua dari 1 fitting dn 2 sisa kabel lainya kita masukan ke
ballast yang satunya sesuai urutan,
8. Setelah memasukan 2 kabel ke ballast, dan 2 kabel sisa dari fitting juga
kita masukan ke ballast yang seharusnya (karena menggunakan 2
“Ballast electric”), tapi kita jangan memasukkan sembarangan, jika 2
kabel pertama dilubang 1 dan 2 di ballast pertama, maka 2 kabel sisa
juga masukdi lubang 1 dan 2 pada ballast yang ke dua,
9. Kita lakukan hal yang sama kepada fitting kedua,
10. Untuk input kabel power, pada ballast ada 3 input abel, yakni ; Netral,
Fasa, dan Ground, lubang kabel ground pada kedua ballast dapat kita
tiadakan/tidak digunakan, hanya 2 lubang yang kita gunakan dan pada
penghubung kedua Ballast, kita Maskan 2 kabel dari masing-masing
input sumber ballast (jadi ada 4 kabel), jika lubang pertama kita isi
dengan dua kabel netral pada masing-masing ballast, maka lubang
14
kedua berisi dua kabel fasa dai masing-masing ballast, (jangan di
gabung menjadi satu), jadi inputnya hanya ada 2 yaitu Fasa dan Netral,
11. Jika sudah selesai, Masukkan instalasi lampu TL tadi ke dalam box fitting
lampunya, dan tutup dengan tutup boxnya, ingat Masukan juga kabel
power sebelum ditutup.
12. Cek, rapikan, dan kembalikan alat dan bahan ketempatnya semula, dan
juga lampu sudah siap untuk di hubungkan pada sumber untuk di test.
Gambar. Rangkaian Instalasi Lampu TL tanpa menggunakan Starter.
F. Data
15
1 X TLD 36 W
Vn : 220 V ~ Pf ( λ ) : 0,90
In : 0,16 A Ta : 0 ……… 50˚ C
If : 50 / 60 Hz Tc : 65˚ C
Volume Range : 160 ……………. 253 V
Catatan :
* Data dari table yang tertera pada body “Ballast Eletric” Philips.
G. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan merangkai instalasi lampu Tl dan
mengetesnya, ternyata rangkaian lampu Tl tersebut tidak berfungsi
( lampunya tidak mrnyala pada saat rangkaian diberi sumber) walau
rangkaian terlihat baik, dan sesudah di periksa ternyata, kesalahan
terdapat di rangkaian lampu tida menyala, maka yang tertukar harus di
betulkan agar rangkaian dapat berfungsi dengan benar, jika semua
sudah di cek (rangkaian) dan masih saja lampu tidak mau menyala,
maka ada 2 kemungkinan kesalahan, yaitu ; lampu TLnya sendiri, dan
Ballast Eletricnya yang rusak, dan gantilah dengan yang tidak rusak
agar rangkaian dapat berfungsi dengan baik.
16
Mengetahui Rantau, 20/01/10
Pembimbing Industri Siswa
(…………………………….) (…………………………….)
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIKSMK NEGERI 1 PARINGIN
Alamat : Jl. Ahmad Yani Desa Morgo Mulyo Paringin 71462Phone : 081349717220 (Pak Dwi) & 085249795201 (Bu Sri)
JURNAL KEGIATAN PRAKER1N III04 Januari s/dn 05 Maret 2010
1. Hari/Tanggal Kegiatan : Kamis 04-02-20102. Nama Kegiatan : Memasang sensor cahaya pada lampu
jalan3. Tempat Keiatan : PT. KPP Rantau4. Nama Pembimbing : Pak Sabirin M Kegiatan
A. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan agar :
1. Siswa dapat mengetahui bagimana cara memasang “sensor cahaya”
dengan baik dan juga benar pada lampu penerangan jalan yang tidak
dipasangi sakelar.
2. Siswa mengetahui bentuk karkteristik dan cara kerja “sensor cahaya’’
yang di pakai pada lampu penerangan jalan.
B. Alat dan Bahan
17
1. Alat
Alat yang dibutuhkan :
a. Avometer
b. Kabel penghubung (junction)
c. Obeng puls (+)
d. Obeng min (-)
e. Tang kombinasi
2. Bahan
Bahan yang digunakan :
a. Sensor cahaya (Lumina,Photo,street lighting control)
b. Isolasi (biasa/rubber)
C. Keselamatan Kerja
Untuk menjaga keselamatan kerja, maka :
1. Sebelum melakukan kegiatan , alat dan bahan harus disipkan da dicek
dahulu,
2. Sebelm melakukan kegiatan siswa tidak boleh bercanda dalam
melakukan kegiatan,
3. Dalam melakukan kegiatan siswamharus di dampingi oleh pembimbing,
18
4. Dlam penggunaan Avometerharus sesuai dengan kegunaanya dan
sesuai dengan buku panduanya,
5. Setelah melakukan kegiatan alat dan bahan, dicek, dirapikan, dan
dikembalikan pada tempatnya semula.
D. Materi Singkat
Penggunaan sensor pada lampu penerangan jalan yang umumnya tidak
di lengkapi oleh sakelar, maka pengguna sensor cahaya sangat membantu
bahkan lebih otomatis ketimbang saklar yang di operasikan manual, karena
sensor cahaya memiliki “LDR” (resistor yang peka terhadap cahaya), yang
akan memutuskan arus yang lewapada dirinya bila terkena cahaya langsug
( pada waktu pagi), dan apabila tidak terkena cahaya (pada waktu malam) ia
akan kembali menghubungkan arus untuk meghidupkan rangkaian kontrol dan
menyalakan lampu penerang jalan, umumnya penggunan sensor chaya
dianggap lebih praktis dan hemat waktu dan juga tenaga, maka digunakanya
sensor cahaya ini sebagai saklar otomatis, yang peka terhdap rangsangan
cahaya, apa bla siang (terang) ia mematikan lampu lewat rangkaian, dan bila
petang (gelap) ia meyalakan lampu menggunakan rangkaianya, tapi
perlidiingat bahwa jangan memasang sensor pad tempat tepat di bawah sinar
lampu jalan, pasang pada tepat yang tidak terkena sinar dari lampu jalan
tersebut.
19
E. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam Memasang Sensor cahaya pada lampu penerangan
jalan adalah;
1. Siapkan alat dan bahan kegiatan,
2. Kupa ujung kabel pada sensor cahaya terlebih dahulu, kupas
seperlunya (5-6cm), untuk di sambung ke sumber,
3. Kupas kabel input sumber menuju lampu (fasa dan netral) juga (5-6cm),
4. Sambung kabel keluaran yang berwarna merah (karena pada sensor
terdapat tiga kabel yaitu; merah, putih, dan hitam), hubungkn pada
kabel fasa pada lampu, kabel hitam pada input sumber fasa, plintir dan
isolasi menggunakan iolasi yan kita siapkan tadi (agar aman),
5. lakukan juga ha yang sama pada kabel netral lampu gabung dengan
kabel berwarna putih dari sensor, diplintir dan di isolasi,
6. yang terakhir kita dapat mengetes menggunkan Avometer, dan arahkan
selector switch ke Volt meter (AC), lihat terlebih dahulu ketika kita ingin
meletakan probe merah pada kabel merah pada sensor dan probe
hitam pada kabel putih sensor, (ini jika isolasi di lepaskan) dan
hubungkan terlebih dahulu kabel hitam dan kabel putih ke sumber,
( hitam fasa dan putih netral),
7. harap berhati-hati dalam menyanbungkan kabel hitam sensor tersebut
ke sumber fasa tegangan, gunakan tang untuk menyambungnya agar
aman dari bahaya tersengat arus, lalu diisolasi agar aman,
8. lakukan hal yang sama pada kabel berwarna putih sensor ke netral
sumber dan isolasi,
20
9. Lihat pada Volt meter apakah ada angka penunjukan nila tegangan
apabila sensor ditutup menggunakan kain atau plastik hitam, jika ada
angka yang ditunjukan maka sensor sedang bekerja, menghubungkan
sumber, coba jika sensor diberi cahaya atau ditaruh di tempat
terang,apakah ada angka yang ditunjukan oleh Voltmeter, jika tidak
berarti sensor berfungsi dengan baik, dengan memutuskan sumber
tegangan bila sensor tersebut terkena cahaya,
10.Pasang kembli kabel merah dan putih pada fasa dan netral lampu, dan
pasang sensor pada bagian membelakangi lampu agar tidak terkena
cahaya lampu, seperti petunjuk pemasangan, pasang juga kaki sensor
untuk menempelkannya, kencangkan menggunakan obeng plus (+)
atau min (-),sampai kaki sensor benar-benar erat,
11.Letakkan sensor pada bagian atas lampu seperti langkah kerja no.9
tadi, pasang erat agar tidak jatuh,
12.cek, rapikan, dan kembalikan alat dan bahan pada tempatnya semula.
Gambar 1. Sensor Chaya Gambar 2. Tempat pemasanagn sensor
cahaya
21
Gambar 3. Rangkaian pemasangan sensor
F. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan , dan kita mengetahui setelah
menggunakan Voltmeter ternyata sensor tidak berfungsi walau sudah
dihubungkan ke sumber tegangan dan ditaruh ketempat gelap,ternyata sensor
tersebut rusak, yakni tidak menghubungkan tegangan melalui rangkaian
kontrol yang terdapat pada sensor, dan tidak dapat digunakan sama sekali,
tetapi juga pada saat kita memasang pastikan pada tempat yang benar dan
dapt dilihat pada kotak untuk tempat ideal pemasangan sensor, dan juga cara
penymbungan yang benar, jika menyambungnya salah mungkin sensor tidak
berfungsi atau dapat rusak karenanya, jadi pemasangan dan penyambungan
kabel harus hati-haati, perhatikan intruksi manual dari kotak kemasan sensor
dan jangan lupa berhati-hati terhadap sumber arus yang berbahaya pada saat
pengetesan menggunakan sumber yang terhubung.
22
Mengetahui Rantau, 04/02/10
Pembimbing Industri Siswa
(…………………………….) (…………………………….)
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIKSMK NEGERI 1 PARINGIN
Alamat : Jl. Ahmad Yani Desa Morgo Mulyo Paringin 71462Phone : 081349717220 (Pak Dwi) & 085249795201 (Bu Sri)
JURNAL KEGIATAN PRAKER1N III04 Januari s/dn 05 Maret 2010
1. Hari/Tanggal Kegiatan : Senin 08-02-20102. Nama Kegiatan : Memasang Amperemeter digital pada
box panel3. Tempat Keiatan : PT. KPP Rantau4. Nama Pembimbing : Pak Sabirin M Kegiatan
A. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan agar :
1. Siswa dapat mengetahui bagai mana cara memasang Amperemeter
digital dengan aik dan benar.
2. Siswa dapat mengoperasikan Amperemeter dengan benar dan juga
siswa dapat mengatur batas pengukuran alat tersebut sesuai dengan
buku panduannya.
23
3. Siswa dapat mengetahui bagai mana karakteristik dan cara kerja alat
tersebut.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang dibutuhkan :
a. Obeng min (-) dan obeng plus (+)
b. Tang potong
c. Tang kombinasi
2. Bahan
Bahan yang digunakan :
a. Amperemeter digital (otto)
b. Current transformer (otto)
C. Keselamatan Kerja
Untuk menjaga keselamatan kerja, maka :
1. Sebelum melakukan kegiatan alat dan bahan dicek terlebih dahulu,
sebelum dugunakan,
24
2. Dalam melakukan kegiatan siswa tidak boleh bercanda dan harus serius,
3. Dalam melakukan pemasangan Amperemeter digtal hendaknya siswa
didampingi oleh pembimbing,
4. Seelah melakukan kegiata alat dan bahan dicek, dirapikan, dan
dikembalikan pada tempatnya.
D. Materi Singkat
Jika pada Amperemter analog biasanya hanya ada 2 input (2 masukan
kabel dari current transformer), tetapi berbeda dengan Amperemeter digital
yang memiliki 1 input dan output (tidak seperti Amperemeter analog biasa
yang hanya memiliki 1 input dan tidak memiliki output), jadi ada 2 masukan
kabel dan 2 keluaran kabel, dan juga perbedaan terbesar ad di petunjuk angka
pengukuran , ika di Amperemeter analog biasa, yang dilengkapi oleh jarum
penunjuk angka, dan tidak perlu dilakukanya pengaturan batas ukur alat
tersebut sedangkan jauh berbeda dengan Amperemeter digital yang tidak
dilengkapi jarum penunjuk angka teapi dilengkapi oleh angka digital sebagai
penunjuk angka pengukuran dan dilengkapi oleh pengaturan batas skala ukur,
jika sudah terpasang kabel dari current transformer kita dapat hubungkan ke
input Amperemeter digital dan outputnya kita dapat hubungkan ke input atau
output pada Voltmeter,atau fasa dan netral saja, dan juga kita harus
mengkonfigurasi batas skala ukur pada Amperemeter digital tersebut, setelah
di coba, ternyata Amperemeter digital tidak menunjuka angka yang sesuai dan
apt di sebabkan oleh pengaturan batas skala ukur yang salah, danharus di
betulkan kembali agar berungsi normal.
25
E. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam memasang Amperemeter digital adalah;
1. Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan kegiatan,
2. Pasang Current transformer terlebih dahulu pada Bus bar di panel
distribusi sumber, (pasang 1 current transformer pada masing-masing
bus bar terminal didalam box panel distribusi), karena ada 3 bus bar,
3. Lepaskan penutup atas pada Current transformer, dan pasang kabel ke
kedua keluara kabel tersebut,
4. Hubungkan 2 buah kabel dari Current transformer tersebut menuju ke
input Amperemeter digital, tapi buka terlebih dahulu penutup belakang
pada bagian belakang Amperemeter untuk memasang kabel,
5. Setelah kita memasang input maka tinggal outputnya lagi yang kita
pasangi dengan kabel, kabelnya juga gunakan kabel elastis/serabut,
6. Hubungkan kabel output Amperemeter digital ke netral dan fasa (bisa
kita hubugkan ke output netral dan fasa pada Voltmeter yang ada),
7. Aatur batas skala ukur Amperemeter digital sesuai dengan buku
panduanya dan sesuai denagn Arus yang tercantum atau yang sedang
ingin digunakan pada panel tersebut, jangan sampai salah mengatur
batas skala ukur Amperemeter digital tersebut,
8. Pasang kembali penutup belakang pada Amperemeter digital tersebut,
dan kencangkan bautnya, agar lebih aman,
9. Jika kita ingin mengetesnya, barulah kita dapat mengalirkan arus listrik
(menghidupkan panel), jangan hidupkan panel ketika pada saat kita
26
sedang memasang Amperemeter digital, karena berbahaya kalau
tersengat arusnya,
10.Cek, dahulu atau mintapembimbing untuk mengecek pekerjaan kita, dan
jika benar barulah kita dapat langsung mencobanga,
11.Cek, rapikan, dan kembalikanlah alat dan juga bahan pada tempatnya
semula.
A. Current transformer B. Amperemeter digital
Gambar. Current transformer dan Amperemeter digital.
F. Data
No. Full Scale Setting Angka Penunjukan digital
27
1
On
30.0 A
2
On
50.0 A
3
On
60.0 A
4
On
70.0 A
5
On
100.0 A
6On
150.0 A
7On
200.0 A
Catatan:
*Data yang tercantum pada kertas panduan untuk mengontrol skala ukur
Amperemeter.
G. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan, Ternyata kita dapat mengetahui cara kerja
yang sangat jauh berbeda pada kedua Amperemeter dengan karakteristik dan
cara kerja yang berbeda yaitu amperemeter digital dengan pemasangan dan
pengaturanya yang terbilang rumit tetapi hail pembacaan pengukuran yang
akurat dan Amperemeter analog dengan pemasangan yang mudah dan
28
pengaturan yang terbiang tidak ada,tetapi dengan ketelitian membaca hasil
pengukuran yang di bawah Amperemeter digital, jika pada instalasi yang jelas
unggul dan mudah adalah Amperemter Analog, tetapi dalm hal urusan
penunjukan angka hasil pengukuran , Amperemeter digital jauh lebih mumpuni
dari pada Aperemeter analog, Setelah memasang Amperemeter digital
ternyata, Amperemeternya tidak berfungsi dengan benar dan
semestinya,maka kesalahan umumnya terletak pada Input dan output sumber
tegangan amperemeter digital tersebut, bia jadi tertukar atau salah hubung,
dan faktor pengaturan konfigurasi batas skala ukurnya.
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIKSMK NEGERI 1 PARINGIN
Alamat : Jl. Ahmad Yani Desa Morgo Mulyo Paringin 71462Phone : 081349717220 (Pak Dwi) & 085249795201 (Bu Sri)
JURNAL KEGIATAN PRAKER1N III04 Januari s/dn 05 Maret 2010
1. Hari/Tanggal Kegiatan : Rabu 08-02-20102. Nama Kegiatan : Memasang Voltmeter digital pada box
panel3. Tempat Keiatan : PT. KPP Rantau4. Nama Pembimbing : Pak Sabirin M Kegiatan
A. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan agar :
1. Siswa dapatmengetahui bagai mana cara memasang Voltmeter digital
dengan baik dan benar.
2. Siswa bisa tahu tentang karak teristik dan cara kinerja dari Voltmeter
digital dan Voltmeter analog biasa.
B. Alat dan Bahan
29
1. Alat
Alat yang dibutuhkan :
a. Avometer (manual/digital)
b. Obeng min (-)
c. Obeng plus (+)
2. Bahan
Bahan yang digunakan :
a. Voltmeter digital (otto)
b. Kabel serabut (NYAF 2,5 mm)
C. Keselamatan Kerja
Untuk menjaga keselamatan kerja, maka :
1. Sebelum melakukan kegiatan alat dan bahan harus di cek terlebihdahulu
sebelum kita menggunakanya.
2. Dalam melakukan kegiatan siswa tidak boleh bercanda dan siswa
dituntut serius.
3. Dalam pemasangan Voltmeter digital, hendaknya siswa didampingi oleh
pembimbing kegiatan.
4. Setelah melakukan kegiatan, alat dan bahan kegiatan di cek, dirapikan,
dan di kembalikan pada tempatnya semula.
30
D. Materi Singkat
Dalam soal karakteristik Voltmeter digital sama dengan Voltmeter
analog biasa, dandalam urusan cara keja yang berbeda tetapi menunjukan
hasil yang sama, (sama seperti Amperemeter digital dan analog), Sebelum
memasangnya kita dapat mengecek berapa besar tegangan dari panel yang
ingin kita pasangi dengan Voltmeter digital, menggunakan avometer yang
selector switchnya kita arah kan ke Voltmeter AC,bukan DC, stelah
memastikan arahkan probe merah ke fasa output pada panel, (pada panel
distribusi biasanya memiliki 3 fasa) terserah yag kita ukur fasa yang mana, dan
probe hitam kita letakan ke output netral panel tersebut, maka pada Voltmeter
maka akan terlihat angka digital pada Avometer digital dan pada Avometer
analog menunjukan jarum penunjukan hasil pengukuran, dan dilihat tegangan
yang terukur adalah 220 V, maka teganganya normal untuk ukuran sumber 1
fasa (1 fasa dan 1 netral), setelah itu kita baru dapat memasang Voltmeter
digital ke panel tersebut, (untuk lebih aman dalam pemasangan putuskan
input sumber pada panel) hubungkan kabel fasa dari panel menuju salah satu
input Voltmeter digital pada bagia belakang Voltmeter, (ada bacaan “input
voltage 3 0 – 100V 4”) pilih hubungkanke angka 3 tau 4, tertukar tidak apa-
apa, kemudian kencangkan dengan obeng min atau plus, lakukan hal yng
sama pada kabel netral dari panel, menuju nomor 4 (jika nomo 3 di tempati
kabel fasa tadi), langkah terakhir, kopel masing – masing kabel tersebut, pada
input (ada bacaan “input power supply 1 220 2”) kopel dengan kabel dari input
panel tadi, yang bernomor 4 ke nomor 1, sementara yang nomor 3 ke nomor 2,
31
kencangkan dengan obeng agar lebih aman dan tutup dengan penutup
belakang yang tadi kita lepaskan, stelah selesai kita aat mencobanya, dengan
meng hubungkan lagi panel ke sumber tegangan, dan voltmeter digital akan
secara otomatismenunjukan angka digital, (220 V untuk fasa-netral / 380 V
untuk Fasa-Fasa), jika angka sesuai dengan pengukuran kita tadi berarti
pemasangan benar.
E. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam memasang Voltmeter digital pada box panel adala
sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan kegiatan,
2. Putar selector switch pada Avometer ke Voltmeter AC,
3. Arahkan probe merah ke kabel keluaran fasa dari panel dan ,probe
hitam pada netral keluaran panel juga, lihat apakah angka yang
ditunjukan adalah angka normal untuk tegangan 1 fasa,
4. Jika kita ingin memasang, lebih baik matikan dulu sumber panelnya,
agar kita aman pada saat pemasangan Voltmeter digital,
5. Buka penutup belakang pada bagian belakang Voltmeter digital dan
akan terlihat input untuk dari “Voltage” dan iput dari “power supply”,
32
6. Hubungkan kabel fasa dan netral dari keluaran box panel tadi, dan
pasang pada input “Voltage” (di input “Voltage” ada 2 nomor yaitu 3
dan 4) pasang kabel fasa pada nomor 3 dan kabel netral pada nomor 4,
kencangkan dengan obeng,
7. Selesai memasang, tinggal input “power supply” saja yang kita bisa
kopel dengan kabel input “Voltage”,
8. Kopel input “voltage” nomor 4 ke input “power supply” nomor 1 dan
kopel juga input “Voltage” nomr 3 ke input “power supply” nomor 2.
9. Jika sudah selesai, kita pun dapat mengtesnya dengan meghubungkan
panel ke sumber tegangan, dan Voltmeter digital akan memunculkan
angka digital hasil pengukuran, jika Voltmeter tidak menunjukan angka
pengukuran yang benar bidsa jadi salah mengkopel kabel inputnya,
10.Cek, rapikan, dan kembalikan alat dan bahan padatepatnyasemula.
33
Gambar. Voltmeter digital tampak muka dan belakang
F. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan, siswapun lansung dapat mengetahui bagi
mana cara memasang Voltmeter digital dengan baik dan benar, tetapi tidak
semudah pemasangan Voltmeter analog yang hanya memiliki 1 input sumber
tegangan, dan tidak memiliki output, lain halnya dengan Voltmeter digital yang
memiliki 2 input yang berbeda, tetapi pemasanganya dapat dipermudah
seperti pemasangan Voltmeter digital, dengan metode Kopel, antara input
yang satu dan input yang lain,dan hanya menyisakan 1 input saja, tetapi tetap
dapat berfungsi lancar dan baik, pemasangan ini bertujuan agar nilai dari
pengukuran alat Voltmeter digital lebih akurat dari Voltmeter analog, yang
harus di lihat lagi untuk memastikan agar benar,jika Voltmeter digital, kita
cuma tinggal menengok pada angka digital yang muncul menunjukan hasil
pengukuran.
34
Mengetahui Rantau, 08/02/10
Pembimbing Industri Siswa
(…………………………….) (…………………………….)
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIKSMK NEGERI 1 PARINGIN
Alamat : Jl. Ahmad Yani Desa Morgo Mulyo Paringin 71462Phone : 081349717220 (Pak Dwi) & 085249795201 (Bu Sri)
JURNAL KEGIATAN PRAKER1N III04 Januari s/dn 05 Maret 2010
1. Hari/Tanggal Kegiatan : Senin 09-03-20102. Nama Kegiatan : Mengganti Rellay pada warnig lamp3. Tempat Keiatan : PT. KPP Rantau4. Nama Pembimbing : Pak Sabirin M Kegiatan
A. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan agar :
1. Siswa dapat mengetahui komponen – komponen yang terdapat pada
sebuah warning lamp.
35
2. Siswa mengetahui cara kerja dan fungsi – fungsi dari seluruh komponen
pada warning lamp.
3. Siswa tahu jenis dan type pada masing – masing komponen warning
lamp.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang dibutuhkan :
a. Obeng min (-)
b. Obeng plus (+)
c. Avometer
d. kabel penghubung (junction)
2. Bahan
Bahan yang digunakan :
a. Rellay (omron dc)
C. Keselamatan Kerja
Untuk menjaga keselamatan kerja, maka :
1. Sebelum melakukan kegiatan alat dan bahan kegiatan di cek terlebih
dahulu.
36
2. Dalam menggunakan Avometer harus sesuai dengan kegunaanya.
3. Dalam melakukan kegiatan sebaiknyan siswa tidak boleh bercanda.
4. Untuk pemasanan komponen – komponen hendaknya di dampingi oleh
pembimbing.
5. Setelah melakukan kegiatan alat dan bahan dicek, rapikan dan
kembalikan pada tempatnya.
D. Materi Singkat
Jika pada kegiatan ini Avometer digunkan untuk mengecek baik-
buruknya komponen – komponen yang ada pada warning lamp maka, tentukan
terlebih dahulu mana yang ingin dicek, karena pada warning lamp yang
didalamnya terdapat 4 komponen – kompoen utama, yaitu ; Fitting lampu,
Rellay (bisa Ac/Dc), Lampu, dan Timer, (ada juga rangkaian elektronika yang
sma fungsina seperti Timer) , jika pada kegiatan ini terjadi kerusakan pada
kompoen – komponen warning lamp maka, cek satu per satu komponen
tersebut muli dari karakteristiknya barulah cara kerjanya dan setelah diamati
ternyata pada kegiatan ini hanya rellay yang rusak dikarenakan konslet (pada
karakteristiknay), sehingga tidak dapat berfungsi untuk menhubungkan dan
memutuskan arus menuju lampu, karena rellay disini berfungsi sama seperti
saklar otomatis yang hanya menghubungkan dan memutus arus menuju
fitting, jika koil pada rellay diberi arus maka ia akan menghubungkan dan jika
koil tidak diberi arus maka rellay tidak menghubungkan arus, kita dapat
mengecek apakah ada arus ang yang di salurkan oleh relay menggunkan
Avometer dengan cara, mengarahkan selector switch pada Voltmeter AC,
37
colokkan probe merah pada output rellay menuju fiting lampu (yang berarus)
dan probe hitam di fiitng lampu (Netral lampu, dalam pengecekan ini rellay
teraliri arus jadi harus berhati – hati dalam pengecekan dan harus di dampingi
oleh pembimbing) ternyata rellay tidak menyalurkan arus sama sekali, terbukti
dengan tidak aktifnya koil sama sekali, padahal timer sudah menghubungka
arus ke koil rellay, maka rellay tersebut tidak mungkin untuk dapat digunakan
kembali dan harus diganti dengan yang jenisnya sama dan yang baik.
E. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam mengganti rellay pada warning lamp dalah ;
1. Siapkan alat dan bahan kegiatn terlebih dahulu,
2. chek terlebih dahulu rellay apakah masih dalam keadaan baik untuk
digunakan atau tidak,
3. colok probe merah Aometer, ke fitting lampu (fasa input) dan probe
hitam ke netral pada fitting lampu, (selector switch pada Avometer kita
arahkan ke voltmeter AC),
4. Lihat apakah voltmeter menunjukan angka digital atau tidak sama
sekali,
5. Jika tidak ada angka digital yang muncul dari pengukuran maka rellay
tersebut rusak karena seharusnya pada saat ada arus yang dialirkan
oleh timer menuju koil pada rellay, rellay langsung aktif dan
menghubungka arus dari NO (Normaly Open) rellay menuju fitting,
38
6. Kitapun dapat mengamati rellay dari karakteristiknya, seperti apa rellay
tersebut dalam keadaan gosong atau tidak jika gosong rellay tersebut
tidak mungkin lagi dapat digunakan dan harus diganti dengan yang
baru,
7. Cabut rellay dari rumah rellay terlebih dahulu, tetapi matikan dahulu
rangkaian dengan memutuskan sumber arus menuju NO (Normaly
Open) timer,
8. Ganti dengan rellay yang sfesifikasinya sama seperti yang baru dicabut,
karena beda sfesifikasinya, beda rumah rellaynya (kaki pada rellay yang
berbeda banyak atau posisinya),
9. Pasang rellay baru tersebut pada rumahnya kembali dan sambungkan
rangkaian ke sumber arus apakah, rangkaian warning lamp berfungsi
lancar, yakni setiap satu detik timer akan mengaktifkan koil rellay dan
rellay akan menghubungkan arus ke lampu dan lampu menyala,setelah
satu detik kmudian timer memutuskan arus pada koil rellay dan lampu
pun mati kembali,
10.Jika rangkaian tersebut sudah berfungsi seperti di atas berarti rangkaian
berfungsi lancar dan dapat dipasang kembali kedalam boxnya, dan
dipasang lagi sebgi rmabu – rambu peringatan jalan keluar masuk
kendaraan tambang,
11.Selesai kegiatan kembalikan alat dan bahan ketempatnya semula.
39
Gambar 1. Rangkaian lampu warning Lamp (timer, fitting, dan rumah rellay)
Gambar 2. Rellay Omron (dc)
F. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan, kita pun dapat mengetahui bahwa antara 1
dan semua komponen pada rangkaian warning lamp sangat berhubungan erat,
misalnya antara timer dan rellay, 2 komponen ini sangat penting pada
rangkaian warnig lamp, jika salah satunya rusak maka rangkaian warning lamp
tidakakan berfungsi sama sekali, apabila rusak salah satunya harus segera di
40
pebaiki atau digantii dengan yang baru jika keadaan fisiknya yang tidak
memungkinkan untuk digunakan (misal dalam keadaan terbakar) dan misalkan
rellay yang rusak maka lampu tidak akan menyala kecuali rellay di perbaiki
atau diganti dengan yang masih baik dan perlu diingat, rellay spesifikasinya
beda – beda (ada yang berkaki banyak dan sedikit) tergnatung berapa
amperenya dan tegangannya (AC/DC), tapi pada umumnya warning lamp
banyak menggunakan rellay bertegangan DC.
Mengetahui Rantau, 09/03/10
Pembimbing Industri Siswa
(…………………………….) (…………………………….)
41
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIKSMK NEGERI 1 PARINGIN
Alamat : Jl. Ahmad Yani Desa Morgo Mulyo Paringin 71462Phone : 081349717220 (Pak Dwi) & 085249795201 (Bu Sri)
JURNAL KEGIATAN PRAKER1N III04 Januari s/dn 05 Maret 2010
1. Hari/Tanggal Kegiatan : Kamis 25-03-20102. Nama Kegiatan : Mengukur grounding pada penangkal
petir3. Tempat Keiatan : PT. KPP Rantau4. Nama Pembimbing : Pak Sabirin M Kegiatan
A. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan agar :
1. Siswa dapat mengetahui bagai mana cara menggunakan alat “Digital
earth tester” untuk mengetahui resistansi, dengan baik dan juga benar.
2. Siswa bisa mengetahui tahanan (Ohm) tanah/bumi untuk tempat
penetralan sambaran petir dari sebuah penagkal petir, genset, ataupun
panel distribusi.
3. Siswa mengetahui keadaan tempat (kondisi tanah) yang baik untuk
dijadikan area grounding untuk sebuah penangkal petir.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang dibutuhkan :
a. Digital earth tester (KYORITSU 4105A)
b. Kabel penghubung (junction)
42
c. 2 buah stick besi (± 30 cm)
d. Buku dan pulpen
2. Bahan
Bahan yang digunakan :
a. Kabel grounding (tembaga batangan) yang sudah tertanam
C. Keselamatan Kerja
Untuk menjaga keselamatan kerja, maka :
1. Sebelum melakukan kegiatan alat dan bahan kegiatan di cek terlebih
dahulu.
2. Dalam menggunakan Avometer harus sesuai dengan kegunaanya.
3. Dalam melakukan kegiatan sebaiknyan siswa tidak boleh bercanda.
4. Untuk pemasanan komponen – komponen hendaknya di dampingi oleh
pembimbing.
5. Setelah melakukan kegiatan alat dan bahan dicek, rapikan dan
kembalikan pada tempatnya.
D. Materi Singkat
Jika pada kegiatan ini Avometer digunkan untuk mengecek baik-
buruknya komponen – komponen yang ada pada warning lamp mak, tentukan
43
terlebih dahulu mana yang ingin dicek, karena pada warning lampmyang
didalamnya terdapat 4 komponen – kompoen utama, yaitu ; Fitting lampu,
Rellay (bisa Ac/Dc), Lampu, dan Timer, (ada juga rangkaian elektronika yang
sma fungsina seperti Timer) , jika pada kegiatan ini terjadi kerusakan pada
kompoen – komponen warning lamp maka, chek satu per satu komponen
tersebut muli dari karakteristiknay barulah cara kerjanya dan setelah diamati
ternyata pada kegiatan ini hanya relly yang rusak dikarenakan konslet (pada
karakteristiknay), sehingga tidak dapat berfungsi untuk menhubungkan dan
memutuskan arus menuju lampu, karena relly disini berfungsi sama seperti
saklar otomatis yang hanya menghubungkan dan memutus arus menuju
fitting, jika koil pada rella diberi arus maka ia akan menghubungkan dan jika
koil tidak diberi arus maka Rellay tidak menghubungkan arus, kita dapat
mengecek apakahada arus ang yang di salurkan oleh relay menggunkan
Avometer dengan cara, mengarahkan switch control pada Voltmeter AC,
colokkan probe merah pada output relay menuju fiting lampu (yang berarus)
dan probe hitam di fiitnglampu (Netral lapmu, dalam penecekan ini relay
teraliri arus jadi harus berhati – hati dalam pengecekan dan harus di dampingi
oleh pembimbing) ternyata relay tidak menyalurkan arus sama sekali, terbukti
dengan tidak aktifnya koil sama sekali, padahl timer sudah menghubungka
arus ke koil relay, maka relay tersebut tidak mungkin untuk dapat digunakan
kembali dan harus diganti dengan yang jenisnya sama dan yang baik.
E. Langkah Kerja
44
Langkah kerja dalam mengukur grounding pada penagkal petir adalah ;
1. Siapkan alat dan bahan kegiatan,
2. Buka penutup padaalat “Digital earth tester” terlebihdahulu, dan
rentangkan 2 kabel penghubung “junction” alat tersebut yang berwarna
merah dan kuning,
3. Tancapkan stick besi denagn jarak rentangan kabel itu masing – masing
(1 kabel 1 stick), terserah boleh direntangkan sejajar antara kabel
merah dan kuning atau berjauhan, jepitkan penjepit pada ujung kabel ke
ujung stick yang di tancapkan tadi, jepit kabel berwarna hijau pada
kopelan kabeltembaga yang dijadikan grounding,
4. Gunakan palu/martil untuk mendalamkan stick agar lebih menacap ke
tanah,
5. Kemudian tekan tombol “press to test” pada alat “Digital earth tester”
dan arahkan switch control “test function” kearah “Earth voltage” dan
lihat angka digital yang di tunjukan, catat pada buku yang di siapkan
tadi,
6. Arahkan lagi switch pada”test function” kearah 20 Ω, 200 Ω, dan 2000
Ω,catat angka hasil pengukuran dari alaat tersebut pada buu tadi,
7. Dari seluruh hasil yang dicatat bandingkan, jika ternyata keseluruhan
rata – rata sam,seperti dari earth voltage (2V), 20 Ω (0,01 Ω), 200 Ω
(00,1 Ω), 2000 Ω ( 001 Ω), maka tahanan tanah di tempat itu kecil dan
penghantaranya sangatlah bagus,
8. Jika rata – rata angka pengukurannya lebih di atas 5 Ω, seperti 20 Ω
(0,018 Ω), 200 Ω (0,19 Ω), dan 2000 Ω (019 Ω), maka tahanan tanah di
tempat itu besr dan dan sulit menghantarkan listrik, dan kita dapat
45
memindah tempatkan penghantar ke tempat yang resistansinya kecil
agar dapat menghantarkan listrik dari sambaran petir dengan baik,
9. Setelah melakukan kegiatan alat dan bahan di cek, bersihkan dan
kembalikan pada tempatnya semula.
Gambar. Alat “Digital Earth tester” dan mengukur resistansi pada penangkal
petir
F. Data
46
RangeMeasuring
Range
Measuring Range to keep
he operating errorAccuracy
Earth
voltage
EARTH
VOLTAGEAC 0 ~ 199,9 V ± 1.0 % ± 4 dgt
20 Ω 0 ~19,99 Ω 5 ~ 19,99 Ω± 2.0 % rdg ± 0.1Ω (0-19,99
Ω)
200 Ω 0 ~ 199,9 Ω 20 ~ 199,9 Ω± 2.0 % rdg ± 3 rdg(above 20
Ω)
2000 Ω 0 ~ 1999 Ω 200 ~ 1999 ΩCat Aumillary earth resistance
: 100 Ω)
G. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan pengukuran resistansi menggunakan alat
“Digital earth tester” pada tempat penanaman penghantar yang berupa
tembaga pada penangkal petir ang di tanam ± 10 m kedalam tanah, ternyata
nilai yangdi dapat dari pengukuran, mulai dari 20 Ω, 200 Ω, dan 2000 Ω,
semuanya menunjukan angka yang melebihi standar yaitu 5 Ω, missal 10 Ω
atau lebih, dapat di karenakan faktor keadaan tempatny, seperti tanah yang
menjadi faktor utama, besar kecilnya nilai resistansi suatu grounding pada
penangkal petir. Semakin kecil nilai resistansinya (< 5 Ω) maka semakin baik
hantarannya untuk menyalurkan / menghantarkan arus dari sambaran petir
(jika terkena) langsung ke tanah untuk di netralkan, jika pada suatu tempat
memiliki nilai resistansi yang besar maka kita dapat memindahkan penghantar
47
dari tempat itu ke tempat yang nilai reistanainya kecil, tanah yang kering lebih
besar resistansinya dari tanah yang basah (bukan lumpur).
48
Mengetahui Rantau, 25/03/2010
Pembimbing Industri Siswa
(…………………………….) (…………………………….)
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan PRAKERiN, yakni selama 3 bulan (04 Januari s/d 05 April), Alhamdulilah banyak sekali ilmu yang di dapatkan oleh saya, selaku siswa PRAKERiN angkatan V dari SMKN 1 Paringin di PT. KPP Ranatu. Semua itu mustahil terjadi jika tidak ada campur tangan dari para pembimbing industri yang turut dalam program pelaksanaan PRAKERiN V ini dan banyak hal – hal baru yang di dapatkan maupun di ajarkan oleh pembimbing industri kepada saya disaat melaksanakan PRAKERiN yang belum pernah saya dapatkan atau di ajarkan dari sekolah dimana tempat saya menuntut ilmu, meskipun adanya mengalami kesulitan dalam hal penengerjaan tugas yang diberikan, tetapi semua bisa teratasi jika kita mau bertanya dan mencari jalan pemecahanya, kerjasama sangat penting dalam pengerjaan tugas dan pemecahan masalah, dalam melakukan kegiatan apapun siswa dituntut agar dapat berkerja sama denagn yang lain untuk menyelesikanya, karena manusia adalah mahkluk sosial yang saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, jadi selain saling berkerja sama siswa juga harus dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana tempatnya melaksanakan PRAKERiN.
2. Saran
Mungkin saran dari saya tidak jauh berbeda dengan kesimpulan di atas tetapi intinnya kita harus menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan kondisi atau tempat ataukeadaan dimana kita melaksanakan PRKERiN,
49
agar kita cepat beradaptasi dengab lingkungan maupun orang – orang yang ada di lingkungan dimana kita melaksanakan PRAKERiN, dan agar tidak membuat kita jenuh dengan keadaan atau kondisi sebagai mana yang ada dan tetap bersemangat walaupun kita enggan melakukan suatu kegiatan, tetapi jika di jalani dengan hatiyang ikhlas kitapun dapat melaksanakannya degan baik berbeda jika kita di paksa melakkan suatu perbuatan yang kita tidak ingin melakukannya, maka kita akan sulit untuk dapat menyelesaikannya.
DAFTAR PUSTAKA
50
LAMPIRAN
51