bab 2 dasar teori - · pdf filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... pada...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB 2 DASAR TEORI - · PDF filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... Pada kasus vektor, ... merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam](https://reader037.vdocuments.net/reader037/viewer/2022103011/5a740d187f8b9ad22a8babc2/html5/thumbnails/1.jpg)
6
BAB 2
DASAR TEORI
Dalam melakukan analisis karakteristik pola perubahan land use dan land
cover di Jawa Barat, terdapat beberapa teori-teori yang menjadi dasar dalam analisis
pada tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan dalam tugas akhir ini diuraikan
dalam bab dasar teori ini dengan runutan topik yaitu teori land use dan land cover,
penjelasan mengenai beberapa aplikasi dan analisis berbasiskan Sistem Informasi
Geografis (SIG), software Google EarthTM
yang digunakan untuk verifikasi data dan
uji-t sebagai metoda uji statistik yang digunakan dalam tugas akhir.
2.1. Land Use dan Land Cover
Pada analisis lahan suatu wilayah, terdapat dua jenis data yang dikenal dengan
land use (Penggunaan Lahan) dan land cover (Tutupan Lahan). Terminologi
mengenai Land Use dan Land Cover kadang membingungkan dan dianggap sama,
namun pada dasarnya Land Use dan Land Cover merupakan dua hal yang berbeda.
(Muttaqin, 2008)
2.1.1. Pengertian Land Use dan Land Cover
Menurut Barret dan Curtis pada (Sanjaya, 2006), Land Cover (Tutupan Lahan)
adalah kenampakan alamiah bumi seperti vegetasi, salju, hutan dan sebagainya.
Sedangakan Land Use (Tata Guna Lahan) adalah kenampakan bumi hasil aktivitas
manusia, seperti sawah, ladang, bangunan dan sebagainya. Dari definisi tersebut
dapat dipahami bahwa Land Use mengacu pada kenampakan bumi atau tutupan
lahan bumi yang digunakan untuk aktivitas manusia, sedangkan Land Cover
mengacu pada kenampakan alamiah bumi tanpa adanya aktivitas manusia (Muttaqin,
2008).
![Page 2: BAB 2 DASAR TEORI - · PDF filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... Pada kasus vektor, ... merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam](https://reader037.vdocuments.net/reader037/viewer/2022103011/5a740d187f8b9ad22a8babc2/html5/thumbnails/2.jpg)
7
2.1.2. Perubahan Land Use dan Land Cover
Menurut Malingreau pada (Purwantoro & Hadi, 2006), penggunaan lahan
merupakan campur tangan manusia baik secara permanen atau periodik terhadap
lahan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan kebe.ndaan,
spiritual maupun gabungan keduanya. Oleh karena itu, perubahan penggunaan lahan
sangat bergantung pada aktivitas manusia.
Kenampakan penggunaan lahan berubah berdasarkan waktu, yakni keadaan
kenampakan penggunaan lahan atau posisinya berubah pada kurun waktu tertentu.
Perubahan penggunaan lahan dapat terjadi secara sistematik dan non-sistematik.
Perubahan sistematik terjadi dengan ditandai oleh fenomena yang berulang, yakni
tipe perubahan penggunaan lahan pada lokasi yang sama. Kecenderungan perubahan
ini dapat ditunjukkan dengan peta multi waktu. Fenomena yang ada dapat dipetakan
berdasarkan seri waktu, sehingga perubahan penggunaan lahan dapat diketahui.
Perubahan non-sistematik terjadi karena kenampakan luasan lahan yang mungkin
bertambah, berkurang, ataupun tetap.
Penyebab dari perubahan penggunaan lahan adalah adanya faktor-faktor
pendorong (driving factors) seperti: faktor demografi (tekanan penduduk), faktor
ekonomi (pertumbuhan ekonomi), teknologi, policy (kebijakan), institusi, budaya dan
biofisik (Warlina, 2007). Analisis perubahan penggunaan lahan mencari penyebab
(driver) perubahan land use dan dampak (lingkungan dan sosio ekonomi) dari
perubahan land use. Penyebab dari perubahan penggunaan adalah lima alasan yaitu
kelangkaan sumberdaya; perubahan kesempatan akibat pasar; intervensi kebijakan
dari luar; hilangnya kapasitas adaptasi dan meningkatnya kerentanan; perubahan
dalam organisasi sosial dalam akses sumberdaya dan dalam tingkah laku.
Perubahan lahan sangat bergantung pada aktivitas manusia di wilayah
sekitarnya. Hal ini menarik karena karakteristik aktivitas manusia di suatu wilayah
berbeda-beda. Hal ini menyebabkan perubahan lahan memiliki karakteristik
tersendiri untuk setiap wilayah.
![Page 3: BAB 2 DASAR TEORI - · PDF filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... Pada kasus vektor, ... merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam](https://reader037.vdocuments.net/reader037/viewer/2022103011/5a740d187f8b9ad22a8babc2/html5/thumbnails/3.jpg)
8
2.2. Sistem Informasi Geografis
Menurut Stanley Aronoff dalam pustaka (Prahasta, 2009), Sistem Informasi
Geografis adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk
menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. Sistem Informasi
Geografis dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-
objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting
atau kritis untuk dianalisa. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang
memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi
geografi:
a) Masukan data,
b) Manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data.
c) Analisis dan manipulasi data.
d) Keluaran data..
SIG mampu melakukan analisis-analisis terhadap dunia nyata dengan
berbasiskan data spasial.
2.2.1. Aplikasi SIG
Dengan memperhatikan pengertian, definisi-definisi dan cara kerja, maka SIG
mampu:
1. Pertanyaan Konseptual (queries)
Pertanyaan konseptual yang dapat dilakukan oleh SIG antara lain:
- Mencari keterangan (atribut-atribut) mengenai unsur peta yang terdapat
pada lokasi tertentu atau posisi-posisinya ditentukan.
- Mengidentifikasi unsur peta yang deskripsinya (salah satu atau lebih
atributnya) ditentukan. SIG dapat menentukan lokasi yang memenuhi
beberapa syarat atau kriteria sekaligus.
- Melakukan analisis kecenderungan perubahan atau trend spasial maupun
atribut dari berbagai unsur-unsur peta.
![Page 4: BAB 2 DASAR TEORI - · PDF filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... Pada kasus vektor, ... merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam](https://reader037.vdocuments.net/reader037/viewer/2022103011/5a740d187f8b9ad22a8babc2/html5/thumbnails/4.jpg)
9
2. Fungsi Analisis Spasial
a. Klasifikasi (reclassity)
Fungsi ini mengklasifikasikan atau mengklasifikasikan kembali suatu data
spasial (atau atribut) menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan
kriteria tertentu. Contohnya adalah pengklasifikasi ketinggian permukaan
bumi menjadi kriteria kemiringan tertentu.
b. Network (Jaringan)
Fungsi ini merujuk data spasial titik-titik (point) atau garis-garis (lines)
sebagai suatu jaringan.yang tidak terpisahkan. Fungsi-fungsi ini sering
digunakan di dalam bidang transportasi dan utility (misalnya jaringan
kabel, jaringan pipa, dan lain-lain). Salah satu aplikasi fungsi network
adalah perhitungan jarak terdekat antara dua titik.
c. Overlay
Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial
yang menjadi masukkannya. Sebagai contoh, untuk menghasilkan
wilayah-wilayah untuk budidaya tanaman dibutuhkan data ketinggian,
kadar air tanah, dan jenis tanah.
d. Buffering
Fungsi ini menghasilkan data spasial baru yang berbentuk polygon atau
zona dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkannya.
Data spasial masukan tersebut akan menjadi pusat dari zona baru yang
terbentuk.
e. 3D Analysis
Fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasi
data spasial dalam ruang 3 dimensi. Fungsi analisis spasial ini banyak
menggunakan fungsi interpolasi.
f. Digital Image Processing
Fungsi ini dimiliki oleh perangkat SIG yang berbasiskan raster. Karena
data spasial permukaan bumi banyak didapat dari perekaman data satelit
yang berformat raster.
![Page 5: BAB 2 DASAR TEORI - · PDF filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... Pada kasus vektor, ... merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam](https://reader037.vdocuments.net/reader037/viewer/2022103011/5a740d187f8b9ad22a8babc2/html5/thumbnails/5.jpg)
10
2.2.2. Klasifikasi (Reclassify)
Fungsi ini melakukan klasifikasi unsur-unsur suatu data menjadi beberapa
bagian sesuai dengan kelas-kelas yang telah ditentukan. Sebagai contoh, kemiringan
tanah dalam rentang 1-100 % dapat diklasifikasi menjadi 4 (empat) yaitu : datar (0-
15%), miring (15-30%), curam (30-55%) dan sangat curam (diatas 55%).
Pada model data raster, klasifikasi akan melakukan pengklasifikasian data
raster (yang pada umumnya berdomain bilangan real) ke dalam data raster lainnya
(pada umumnya berdomain bilangan bulat sederhana) berdasarkan batas-batas kelas
yang ditentukan oleh pengguna. Perubahan keanggotaan kelas atau kelompok piksel-
pikselnya akan secara langsung mengubah kenampakan unsur-unsur spasialnya.
Pada model data vektor, fungsi ini akan melakukan klasfikasi unsur-unsur
spasial tipe polygon berdasarkan nilai milik salah satu field yang terdapat di dalam
basis data atribut. Pada kasus vektor, kesamaan anggota sebuah kelas unsur-unsurnya
hanya ditandai oleh kesamaan warna dan simbol. Hasil proses klasifikasi data vektor
dapat dilihat pada gambar 2.2.
2.2.3. Overlay
Overlay merupakan salah satu aplikasi analisis berbasiskan Sistem Informasi
Geografis. Overlay adalah analisis spasial yang mengombinasikan dua layer tematik
yang menjadi masukkannya. Dengan menggunakan metode overlay, kedua layer
yang digabungkan akan menghasilkan layer baru berdasarkan informasi
masukannya. Secara umum, teknis mengenai analisis ini terbagi ke dalam format
datanya.
Klasifikasi
Gambar 2.2. Data vektor setelah
diklasifikasi Gambar 2.1. Data vektor sebelum
dikasifikasi
![Page 6: BAB 2 DASAR TEORI - · PDF filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... Pada kasus vektor, ... merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam](https://reader037.vdocuments.net/reader037/viewer/2022103011/5a740d187f8b9ad22a8babc2/html5/thumbnails/6.jpg)
11
Gambar 2.3. Analisis Overlay
1. Overlay Raster
Dalam terminologi data raster, fungsi analisis spasial overlay diwujudkan
dalam bentuk pemberlakuan beberapa operator aritmatika yang mencakup
kebanyakan kasus dimana dua masukan citra dijital untuk menghasilkan citra
dijital lainnya.
2. Overlay Vektor
Pada format ini, terdapat beberapa fungsi analisis yaitu:
a. Intersect
Fungsi intersect akan menghasilkan unsur spasial baru yang merupakan irisan
dari unsur-unsur spasial masukannya. Atribut dari unsur-unsur spasial yang
beririsan akan digabungkan ke dalam unsur spasial baru yang dihasilkan.
![Page 7: BAB 2 DASAR TEORI - · PDF filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... Pada kasus vektor, ... merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam](https://reader037.vdocuments.net/reader037/viewer/2022103011/5a740d187f8b9ad22a8babc2/html5/thumbnails/7.jpg)
12
Gambar 2.4. Fungsi Intersect
b. Union
Fungsi analisis digunakan untuk menggabungkan beberapa unsur spasial
masukannya menjadi satu unsur saja.
Gambar 2.5. Fungsi Union
c. Spatial Join
Fungsi ini akan menggabungkan atribut-atribut unsur spasial yang berada pada
lokasi atau koordinat yang sama dalam satu referensi koordinat.
d. Subtract
Funsi ini akan menghilangkan atau menghapus unsur-unsur spasial yang
beririsan (overlap) satu sama lain diantara dua unsur spasial.
Gambar 2.6. Fungsi Subtract
![Page 8: BAB 2 DASAR TEORI - · PDF filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... Pada kasus vektor, ... merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam](https://reader037.vdocuments.net/reader037/viewer/2022103011/5a740d187f8b9ad22a8babc2/html5/thumbnails/8.jpg)
13
2.2.4. Interpretasi Citra Dijital
Citra dijital merupakan data rekaman sensor representasi dua dimensi dari
objek di dunia nyata terlihat dari ruang angkasa atau foto udara. Sebagaimana telah
dibahas sebelumnya, citra dijital memiliki ressolusi yang berbeda-beda. Citra dijital
memiliki bebrapa resolusi, yaitu resolusi spasial, resolusi radiometrik, resolusi
temporal dan resolusi spektral.
1. Resolusi Spasial
Reolusi spasial adalah tingkat ukuran objek terkecil di permukaan bumi yand
dapat dikenali, dibedakan yang dibatasi oleh ukuran piksel, Sebagai contoh,
Landsat ETM memiliki resolusi 30 meter, dengan kata lain, satu piksel dalam
citra dijital Landsat ETM memiliki jarak terkecil 30 m.
2. Resolusi Radiometrik
Reolusi radiometrik merupakan tingkat intensitas terkecil yang dapat dideteksi
oleh system sensor satelit yang bersangkutan. Pada citra dijital, resolusi ini
dibatasi oleh tingkat kuantisasi diskrit yang digunakan untuk mendijitasi hasil
intensitas yang sebenarnya bersifat kontinyu. Dengan kata lain, ressolusi
radiometrik pada citra dijital diwakili oleh tipe yang digunakan untuk
merepresentasikan nilai-nilai intensitas yang berangkutan, seperti 8-bit, 16-bit
dan sejenisnya.
3. Resolusi Temporal
Resolusi temporal merujuk pada system satelit saat melakukan pengambilan
gambar citra dijital pada bagian permukaan bumi yang sama secara beurutan.
Sebagai contoh, resolusi temporal Landsat 5 adalah 16 hari, dengan kata lain
satelit Landsat dapat mengambil gambar yang sama setiap 16 hari.
4. Resolusi Spektral
Resolusi Spektral merupakan batas-batas spectral, domain atau lebar band
(radiasi elektromagnetik) yang direkam oleh system sensor satelit yang
bersangkutan. Dengan kata lain, resolusi ini merujuk pada kemampuan sensor
dalam mendefinisikan interval panjang gelombang elektromagnetik secara
halus.
![Page 9: BAB 2 DASAR TEORI - · PDF filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... Pada kasus vektor, ... merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam](https://reader037.vdocuments.net/reader037/viewer/2022103011/5a740d187f8b9ad22a8babc2/html5/thumbnails/9.jpg)
14
2.3. Google EarthTM
Google Earth merupakan suatu perangkat lunak yang dikembangkan untuk
representasi permukaan bumi menggunakan data citra dijital satelit yang dibuat oleh
Keyhole, Inc. Salah satu aplikasi dari Google Earth adalah identifikasi kenampakan
land use dan land cover di permukaan bumi. Google Earth menampilkan
kenampakan permukaan bumi menggunakan beberapa sumber hasil pengambilan
gambar citra dari berbagai satelit.
Spesfikiasi Google Earth (Rina, 2010):
Sistem dan Proyeksi Koordinat
Sistem koordinat internal Google Earth merupakan koordinat geografis dalam
system World Geodetic System 1984 (WGS 84). Google Earth menampilkan
dunia dalam tampilan orthogonal.
Resolusi Dasar
Amerika Serikat : 1,5 m (beberapa negara bagian 1 m atau lebih baik).
Andorra, Belanda, Britania Raya, Denmark, Jerman, Liechtenstein,
Luksemburg, San Marino, Swiss, Vatikan : 1 m atau lebih baik.
Seluruh dunia : umumnya 15 m (beberapa area, seperti Antartika resolusinya
sangat rendah), tetapi ini bergantung pada kualitas satelit/fotografi udara yang
diunggah.
Indonesia : Umumnya 15 m.
Resolusi Tinggi
Amerika Serikat : 1 m, 0.6 m, 0.3 m, 0.15 m (sangat jarang).
Eropa : 0.3 m, 0.15 m (contohnya Berlin, Hamburg, Zurich).
Resolusi Ketinggian
Resolusi ketinggian permukaan bervariasi menurut negara, sedangkan resolusi
kedalaman laut tidak tersedia.
Tahun Pengambilan Data
Google Earth merupakan software yang menggabungkan beberapa citra yang
diunggah untuk menampilkan kenampakan bumi. Kenampakan bumi suatu
wilayah pada software bergantung pada tahun pengambilan foto atau citra pada
![Page 10: BAB 2 DASAR TEORI - · PDF filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... Pada kasus vektor, ... merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam](https://reader037.vdocuments.net/reader037/viewer/2022103011/5a740d187f8b9ad22a8babc2/html5/thumbnails/10.jpg)
15
wilayah tersebut. Google Earth memberikan informasi tahun pengambilan citra
pada setiap data citranya.
Gambar 2.7. Tampilan Perangkat Lunak Google EarthTM
.
2.4. Uji-T
Uji-t (T-test) merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam
pengujian hipotesis. Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat dengan membandingkan thitung dengan ttabel.
Langkah pertama dalam uji-t yaitu penentuan hiptotesis nol (µ0) dan hipotesis
alternatif (µA). Hipotesis nol adalah pernyataan tentang nilai satu parameter atau
lebih yang biasanya menyajikan pernyataan status quo (dianggap benar) sampai
pernyataan tersebut dibuktikan salah. Sedangkan hipotesis alternatif adalah
Gambar 2.8. Cara mengetahui tahun pengambilan citra satelit pada Google Earth.
![Page 11: BAB 2 DASAR TEORI - · PDF filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... Pada kasus vektor, ... merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam](https://reader037.vdocuments.net/reader037/viewer/2022103011/5a740d187f8b9ad22a8babc2/html5/thumbnails/11.jpg)
16
pernyataan yang kontradiktif/bertentangan dengan hipotesis nol dan menyajikan
sesuatu yang kita terima apabila ada cukup bukti untuk menyatakan kebenarannya.
Hipotesis memiliki tiga kriteria, yaitu:
Satu sisi kiri 𝐻0 ∶ 𝜇 > 𝜇0
Satu sisi kanan 𝐻0 ∶ 𝜇 < 𝜇0
Kedua sisi 𝐻0 ∶ 𝜇 = 𝜇0
Dalam melakukan uji hipotesis, terdapat dua kemungkinan hasil, yaitu
hipotesis tersebut diterima atau hipotesis tersebut ditolak. Hipotesis dapat diterima
apabila nilai statistik uji terdapat pada area penerimaan, sebaliknya bila nilai tersebut
terdapat pada area penolakan maka hipotesis tersebut ditolak. Daerah penolakan
merupakan nilai numerik dari statistik uji yang dipilih sedemikian sehingga memuat
nilai statistik uji yang dapat membuat hipotesis diterima. Nilai numerik dari daerah
penolakan disebut sebagai nilai ttabel.
Untuk menguji hipotesis dilakukan uji statistik dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
𝑡 = 𝑥 − 𝜇0
(𝑠
𝑛)
Ket t = nilai t hitung.
𝑥 = rata-rata sampel.
𝜇0 = dugaan rata-rata populasi (pada contoh ini 0.7)
s = standar deviasi sampel
n = jumlah sampel
Hasil dari persamaan tersebut menjadi nilai statistik uji untuk uji hipotesis yang
disebut thitung. Parameter uji hipotesis menggunakan perbandingan thitung dengan ttabel.
Nilai ttabel didapatkan melalui perhitungan dengan menggunakan tabel nilai t uji-t
seperti dapat dilihat pada pada gambar 2.8. Nilai ttabel ditentukan dengan mencari
perpotongan nilai df (degree of freedom) dan nilai signifikasi. Nilai signifikasi
merupakan nilai kepercayaan terhadap sampel. Sebagai contoh, selang kepercayaan
![Page 12: BAB 2 DASAR TEORI - · PDF filedigunakan di dalam bidang transportasi dan utility ... Pada kasus vektor, ... merupakan salah satu uji parametrik yang digunakan dalam](https://reader037.vdocuments.net/reader037/viewer/2022103011/5a740d187f8b9ad22a8babc2/html5/thumbnails/12.jpg)
17
yang digunakan dalam penelitian adalah 95 % (0.95), maka nilai signifikasinya
adalah 0.05 untuk uji satu sisi dan 0.25 untuk uji dua sisi.
Gambar 2.9. Cara mendapatkan nilai ttabel dengan menggunakan tabel t-student.