bab 2 dt fix
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
1/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
BAB II
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Definisi Fluida
Fluida adalah zat yang terdefomasi secara terus-menerus (continue) akibat
terkena tegangan geser (shear stress).Hal ini menunjukkan terdapat tegangan geser
ketika fluida mengalir.
Gambar 2.1 Definisi Fluida
Sumber: Bruce R. Munson (2013)
Keterangan:
= Tegangan geser fluida (N/m2)
= Viskositas fluida (kg/ms)
= Gradien kecepatan (m/s)
2.1.2 Macam-Macam Fluida
A. Berdasarkan Laju Deformasi dan Tegangan Geser:
1. Newtonian Fluid
Fluida Newtonian adalah fluida yang tegangan geser dan regangan
gesernya linier.Hal ini berarti Fluida Newtonian memiliki viskositas dinamis
yang tidakakan berubah karena pengaruh gaya-gaya yang bekerja
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
2/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
padanya.Viskositas Fluida Newtonian bergantung pada temperatur dan tekanan.
Gambar 2.2 Variasi Linier Tegangan Geser Terhadap Laju Regangan Geser Fluida
Sumber: Bruce R. Munson (2013)
2. Non-Newtonian Fluid
Fluida Non-Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak
berhubungan secara linier terhadap laju regangan geser. Fluida jenis ini
memiliki viskositas dinamis yang dapat berubah-ubah ketika terdapat gaya
yang bekerja pada fluida tersebut dan waktu. Contoh Fluida Non-Newtonian
adalah plastik, oli, getah karet.
Gambar 2.3 Variasi Linier Tegangan Geser Terhadap Laju Regangan Geser
Fluida Non-Newtonian
Sumber : Bruce R. Munson (2013)
B.
Berdasarkan Sifat Mampu Mampat
1.
Compressible Fluid
Compressible fluid ialah fluida yang memiliki massa jenis yang berubah
pada setiap alirannya. Dengan kata lain, massa jenis fluida ini tidak sama pada
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
3/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
setiap titik yang dialirinya. Hal ini disebabkan volume fluida ini yang berubah-
ubah, dapat membesar atau mengecil pada setiap penampang yang
dialirinya.Compressible fluid memiliki Bilangan Mach lebih besar dari 0,3.
Bilangan Mach yaitu perbandingan Antara kecepatan fluida per kecepatan
suara.Seperti pada persamaan dibawah ini.
Dimana:
V = Kecepatan fluida (m/s2)
A = Kecepatan suara (m/s2)
Ma = Bilangan mach
2. Incompressible Fluid
Incompressible fluid ialah fluida yang memiliki volume dan massa jenis
tetap pada setiap alirannya. Dengan kata lain massa jenis fluida ini sama pada
setiap titikyang dialirinya. Incompressible fluid memiliki Bilangan Mach lebih
kecil dari 0,3.
Pembagian kecepatan berdasarkan Bilangan Mach:
- Subsonic( Mach < 1,0)
- Sonic( Mach = 1.0)
- Transonic(0,8 1.0)
-
Hypersonic( Mach > 5.0)
C. Berdasarkan Sifat Aliran
1. Fluida dengan Aliran Laminer
Fluida dengan aliran laminer adalah fluida yang alirannya memiliki lintasan lapisan
batas yang panjang, sehingga seperti berapis-lapis.Aliran ini mempunyai bilangan Re
kurang dari 2300. Frank M. White, (2002:132)
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
4/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Gambar 2.4 Aliran Laminar
Sumbe r: Fluid Mechanics, Frank M. White, 2002:132
2. Fluida dengan Aliran Turbulen
Fluida dengan aliran turbulen adalah fluida yang alirannya mengalami
pergolakan (berputar-putar) dan mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.Ciri-
ciri aliran ini tidak memiliki keteraturan dalam lintasa fluida, kecepatan fluida
tinggi. Frank M. White, (2002:132)
Gambar 2.5 Aliran Turbulen
Sumber: Fluid Mechanics, Frank M. White, 2002:132
3.
Fluida dengan Aliran Transisi
Fluida dengan aliran transisi adalah fluida yang alirannya merupakan
aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.Aliran ini memiliki
bilangan Re Antara 2300-4000. Frank M. White, (2002:132)
Gambar 2.6 Aliran Transisi
Sumber: Fluid Mechanics, Frank M. White, 2002:132
Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila bilangan Reynold
kurang daripada 2300, aliran biasanya merupakan aliran laminer.Apabila
bilangan Reynold lebih besar dari pada 4000, aliran biasanya adalah
turbulen.Sedang antara 2300 dan 4000 aliran dapat laminer ke turbulen
tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
5/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
D. Berdasarkan Bentuk Aliran
1. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tidak terdapat perubahankecepatan.
Fluida statis diasumsikan tidak memiliki gaya geser.
2. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir dengan kecepatan yang
tidak seragam.Biasanya fluida ini mengalir dari luas penampang tertentu ke
luas penampang yang berbeda.
2.1.3 Hukum Bernoulli
Hukum ini diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda
dalam suatu pipa. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida
yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida
akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa
jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan
jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Syarat hukum Bernoulli
adalah:
1. Steady state
2. Densitasnya relatif konstan
3.
Gesekan diabaikan
4.
Diacu pada titik yang terletak di 1 streamline
Secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli, yang pertama
berlaku untuk aliran tak termampatkan (incompressible flow) dan yang lain untuk
fluida termampatkan (compressible flow).
a.
Aliran Tak Termampatkan
Aliran tak termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contohnya: air, minyak, emulsi, dll.
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
6/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Asal mula Bernoulli:
v2
P1 P2 v1
h2
h1
Gambar 2.7 Prinsip Bernoulli
Sumber: Suharto (2015)
Besarnya tekanan akibat gerakan fluida dapat dihitung dengan
menggunakan konsep kekelan energi atau prinsip usaha-energi.
Keterangan:
v = Kecepatan fluida (m/s)
V = Volume fluida (m3 )
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2 )
h = Ketinggian relatif terhadap suatu referensi (m)
P = Tekanan fluida (Pa)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
γ = Berat jenis fluida (N/m3)
b. Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
berubahnya besaran kerapatan masa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut.Contohnya udara, gas alam, dll.
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
7/27
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
8/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
2.1.5 Head
Head adalah energi per satuan berat, yang disediakan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair untuk dikonversikan menjadi bentuk lain. Head mempunyai satuan
meter (m).Menurut Bernoulli ada 3 macam head fluida yaitu :
1.
Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada
permukaan zat cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada
permukaan zat cair pada sisi isap.
Keterangan:
= Head tekanan(m)
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi tekan(m)
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi isap(m)
2.
Head Kinetik
Head kinetik adalah head yang diperlukan untuk menggerakkan suatu zat
darikeadaan diam sampai tempat dan kecepatan tertentu.
Keterangan: = Head kecepatan atau head kinetik (m)
= Kecepatan zat cair pada saluran tekan (m)
= Kecepatan zat cair pada saluran isap (m)
3.
Head Potensial
Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang banding (datum
plane).Jadi suatu kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
9/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
disebabkan oleh posisinya atau disebut fluida mempunyai head sebesar Z kolom
air.
Z = Zd – Zs
Keterangan
Z = Head statis total atau head potensial (m)
Zd = Head statis pada sisi tekan (m)
Zs = Head statis pada sisi isap (m)
2.1.6 Losses
Kerugian energi atau istilah umumnya dalam mekanika fluida kerugian head
(headlosses) tergantung pada :
1. Bentuk, ukuran dan kekasaran saluran.
2. Kecepatan fluida.
3. Kekentalan.
Losses umumnya digolongkan sebagai berikut:
a. Minor Losses
Minor losses disebabkan oleh alat-alat pelengkap lokal atau yang diberi
istilah tahanan hidrolis seperti misalnya, perubahan bentuk saluran atau perubahan
ukurannya. Contoh dari beberapa alat-alat pelengkap-lokal adalah sebagai berikut:
Gambar 2.8 Minor losses (a) gate, (b) orifice, (c) elbow dan (d) valve
Sumber: Suharto (2015)
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
10/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Keterangan:
h = Kerugian aliran akibat valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang (m)
k = Koefisien hambatan valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang
v = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)
b. Major Losses
Major losses adalah suatu kerugian yang dialami oleh aliran fluida dalam
pipa yang disebabkan oleh koefisien gesekan pipa yang besarnya tergantung
kekasaran pipa,diameter pipa dan bilangan Reynold. Koefisien gesek dipengaruhi
juga oleh kecepatan,karena distribusi kecepatan pada aliran laminar dan aliran
turbulen berbeda. Secara matematik dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Keterangan:
hf = Major losses (m)
f = Koefisien gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
11/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Gambar 2.9 Moody Diagram
Sumber : Fluid Mechanics, Frank M. White, 2002:349
Untuk mendapatkan harga f dapat digunakan Grafik Moody (Moody
Diagram). Misalnya akan mencari koefisien gesekan dari suatu pipa, harga bilangan
Reynold dapat dicari terlebih dahulu dengan menggunakan:
Keterangan:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
= Massa Jenis fluida (kg/m
3
)V = Kecepatan rata-rata (m/s)
D = Diameter pipa (m)
= Viskositas absolute dinamis (kg/m.s)
Kemudian angka kekasaran (ε) dibagi dengan diameter pipa didapat suatu
harga ε/d. Dari bilangan Reynold ditarik garis keatas sampai pada garis ε/d.
Kemudian ditarik ke kiri sejajar garis bilangan Reynold , maka akan didapat harga f.
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
12/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
2.1.7 Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan di dalam fluida.Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin
sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
tersebut.Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang
disebut koefisien viskositas.Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau
pascal sekon (Pa.s).Alat yang digunakanuntuk mengukur viskositas yaitu viskometer.
Rumus viskositas adalah sebagai berikut :
Keterangan:
= Tegangan geser (N/m)
= Viskositas dinamik (Ns.m-2)
= Perubahan sudut atau kecepatan sudut dari garis (m/s)
Keterangan:
v = Viskositas kinematik (m2/s)
= Viskositas dinamik (Ns.m-2 atau kg m/s)
= Densitas atau massa jenis (kg/m)
Macam-Macam Viskositas:
1. Viskositas Dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate.Viskositas
dinamik disebut juga koefisien viskositas.
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
13/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Gambar 2.10 Viskositas Dinamik
Sumber : Frank M.White (1991)
2. Viskositas Kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan densitasnya.
Viskositas ini dinyatakan dalam satuan Stoke (St) pada cgs dan m²/s pada SI.
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
14/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Gambar 2.11 Viskositas KinematikSumber: Frank M White (1991)
Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
15/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Tabel 2.1 Kerapatan dan Kekentalan Udara Pada 1 atm
Sumber: Frank M White (1991)
Tabel 2.2 Kerapatan dan Kekentalan Air Pada 1 atm
Sumber: Frank M White (1991)
b. Konsentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan
volume.Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
c. Tekanan
Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, karena semakin besar
tekanannya, cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang
dikenakannya.
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
16/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
2.1.8 Macam-Macam Katup
Katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida dengan
menutup,membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran. Beberapa macam
katup yang sering digunakan, yaitu:
a.Gate Valve
Bentuk penyekat adalah piringan, atau sering disebut wedge, yang
digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan menutup.Biasanya digunakan
untuk posisi buka atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk posisi sebagian
terbuka.
Gambar 2.12 Gate Valve
Sumber: Frank M. White (1991)
b. Globe Valve
Digunakan untuk mengatur banyaknya aliran fluida.
Gambar 2.13 Globe Valve
Sumber: Frank M. White, (1991)
c. Butterfly Valve
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di
tengahnya. Menurut desainnya, dapat dibagi menjadi concentric dan eccentric.
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
17/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Eccentric memliki desain yang lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang lebih baik
dari concentric. Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan dibandingkan
valve lainnya.
Gambar 2.14 Butterfly Valve
Sumber: Frank M. White, (1991)
d. Ball Valve
Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos
ditengahnya.
Gambar 2.15 Ball Valve
Sumber: Frank M. White, (1991)
e. Plug Valve
Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola,
melainkan silinder.Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka
cocok untuk fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur.
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
18/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Gambar 2.16 Plug Valve
Sumber: Frank M White, (1991)
Tabel 2.3 Fungsi Valve
Sumber : Diktat PLN Corporate University
2.1.9 Jenis-Jenis Flowmeter
Flowmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur debit fluida. Ada
4 jenis flowmeter , yaitu:
a. Rotameter
Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat aliran fluida dalam tabungtertutup. Tersusun dari tabung dengan pelampung di dalamnya yang kemudian
didorong oleh aliran lalu ditarik ke bawah oleh gravitasi.
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
19/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Gambar 2.17 Rotameter
Sumber: R.K. Rajput (2008)
b.
Venturi
Alat ini digunakan untuk mengetahui beda tekanan.Efek venturi terjadi
ketika fluida tersebut bergerak melalui pipa yang menyempit.
Gambar 2.18 Venturi
Sumber:R.K. Rajput (2008)
c. Nozzle
Alat ini digunakan untuk mengetahui laju aliran, kecepatan suatu fluida.
Gambar 2.19 Nozzle
Sumber: Faith A. Morrison (2012)
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
20/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
d. Orifice
Alat ini digunakan untuk mengukur besar arus aliran. Terdapat 3 jenis
orifice, yaitu :
1.
Concentric Orifice
Digunakan untuk semua jenis fluida yang tidak mengandung partikel
padat.
Gambar 2.20 Concentric Orifice
Sumber : R.K. Rajput (2008)
2. Eccentric Orifice
Digunakan untuk fluida yang mengandung partikel padat
Gambar 2.21 Eccentric Orifice
Sumber : R.K. Rajput (2008)
3. Segmental Orifice
Digunakan untuk fluida khusus.
Gambar 2.22 Segmental Orifice
Sumber : R.K. Rajput (2008)
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
21/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
2.2 Tujuan Pengujian
1. Mengetahui pengaruh faktor gesekan aliran dalam berbagai bagian pipa pada
bilangan reynold tertentu.
2.
Mengetahui pengaruh koefisien head dalam belokan 90
0
, reducer used pipe, sudden enlargement & contraction pipe, glove valve, gate valve, cock pada
bilangan reynold tertentu.
3. Mengetahui koefisien aliran untuk orifice, nozzle dan pipa venturi.
2.3 Spesifikasi Alat
Gambar 2.23 Fluid Circuit Friction Apparatus
Sumber : Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Model : FLEA-2000AL
Pompa air
Laju aliran x head : 73 liter/menit x 15 m
Motor penggerak
Daya : 0,75 kW
Tangki penyimpanan air
Kapasitas : 50 – 100 liter
Pengaturan kerugian gesek
Jaringan pipa, nominal (in) : ½ B, ¾ B, 1 B, 1 ¼ B
Perubahan penampang : Pembesaran dan pengecilan langsung,
pembesaran dan pengecilan secara berangsur-
angsur.
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
22/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Peralatan pipa : Katup pintu air (gerbang), katup bola dan
kran.
Belokan : 90o – radius kecil dengan penghubung ulir
(sekrup) dan radius besar yang disambung
dengan las.
Peralatan
Flow meter :Orifice meter, nozzle, venturimeter, rotameter
Manometer pipa U (air raksa) : 550 (air raksa tidak disuplai
Manometer pipa U terbalik (air) : 550 mm
Penunjuk tekanan : 32 point
Kebutuhan Pendukung
1. Listrik 3 fase 220 / 380 V, 50 / 60 Hz
2.
Suplai air dingin pada tekanan utama ( mains ) dan kering
Dimensi dan Berat
Panjang : 3200 mm
Lebar : 700 mm
Tinggi : 1700 mm
Volume : 8 m3
Berat : 800 kg
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
23/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Water pipe line detail
Gambar 2.24 Water Pipe Line Detail
Sumber : Modul Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (2015)
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
24/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Panel and Pressure Lead Tubes Connection Detail
Gambar 2.25 Panel and Pressure Lead Tubes Connection Detail
Sumber : Modul Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (2015)
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
25/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
Kinematic Viscosity of Water
Gambar 2.26 Kinematic Viscosity of Water
Sumber : Modul Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (2015)
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
26/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2015/2016KELOMPOK 20
2.4 Cara Pengambilan Data
A. Eksperimen Untuk Mengukur Kerugian Gesek Pada Pipa
Persiapan
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan katup
pembuangan (kontrol aliran).
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang ( gate valve),
drank ram (cock ) agar air dapat mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan udara
dari jaringan pipa.
Pengukuran
1. Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang diinginkan,
debit aliran dapat dilihat pada rotameter.
2. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).
3. Buka katup ventilasi manometer air.
4. Buka katup pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan
tekanan antara dua titik (hanya dua katup yang terbuka); apabila ingin
mengetahui perbedaan tekanan dititik yang lain, tutup katup dan buka pada
katup yang diinginkan dan seterusnya.
5. Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.
6. Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF).
B. Eksperimen Untuk Mengukur Kerugian Head Pada Peralatan Pipa
Persiapan
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan katup
pembuangan (kontrol aliran).
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang ( gate valve),
drank ram (cock ) agar air dapat mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan udara
dari jaringan pipa.
Pengukuran
-
8/19/2019 BAB 2 DT FIX
27/27
FL UID CIRCUITFRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
1. Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang diinginkan,
debit aliran dapat dilihat pada rotameter.
2. Buka katup ( gate valve, globe valve, dan cock ) dalam keadaan bukaan penuh
3. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).
4. Buka katup ventilasi manometer air.
5. Buka katup pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan
tekanan antara dua titik (hanya dua katup yang terbuka); apabila ingin
mengetahui perbedaan tekanan dititik yang lain, tutup katup dan buka pada
katup yang diinginkan dan seterusnya.
6. Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.
7. Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF).
C. Eksperimen Untuk Pengukuran dengan Orifice, Nozzle, dan Tabung Venturi
Persiapan
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan katup
pembuangan (kontrol aliran).
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang ( gate valve),
drank ram (cock ) agar air dapat mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan udara
dari jaringan pipa.
Pengukuran
1. Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang diinginkan,
debit aliran dapat dilihat pada rotameter.
2. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).
3. Buka katup ventilasi manometer air.
4. Buka katup pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan
tekanan antara dua titik (hanya dua katup yang terbuka); apabila ingin
mengetahui perbedaan tekanan dititik yang lain, tutup katup dan buka pada
katup yang diinginkan dan seterusnya.
5. Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.
6. Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF).