bab 2 landasan teori 2.1 sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-2-00615-if...

47
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O’Brien (2003, p8), sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang terorganisasi. Pendapat O’Brien ini lebih menekankan sistem pada keterkaitan atau hubungan elemen- elemen sistem dan proses yang terjadi dalam elemen-elemennya untuk memungkinkan terjadinya suatu keluaran. Sistem menurut O’Brien itu tampak lebih dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut McLeod (2001, p14), sistem adalah kelompok elemen yang saling terintegrasi dengan maksud yang sama guna mencapai suatu tujuan. Sistem dapat pula didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama (Prahasta, 2005, p37). Dalam penjabaran lainnya, ia menuliskan beberapa definisi sistem lainnya yang di dapat dari beberapa sumber. Salah satunya Gordon (1989), yang mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan objek yang terangkai dalam interaksi dan saling ketergantungan yang teratur. Menurut definisi yang telah telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kesatuan objek yang saling berinteraksi guna mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu.

Upload: doantuong

Post on 03-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG)

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut O’Brien (2003, p8), sistem adalah sekumpulan komponen yang saling

berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerima

masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang terorganisasi.

Pendapat O’Brien ini lebih menekankan sistem pada keterkaitan atau hubungan elemen-

elemen sistem dan proses yang terjadi dalam elemen-elemennya untuk memungkinkan

terjadinya suatu keluaran. Sistem menurut O’Brien itu tampak lebih dapat berinteraksi

dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut McLeod (2001, p14), sistem adalah kelompok elemen yang

saling terintegrasi dengan maksud yang sama guna mencapai suatu tujuan.

Sistem dapat pula didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut saling

keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama (Prahasta,

2005, p37). Dalam penjabaran lainnya, ia menuliskan beberapa definisi sistem lainnya

yang di dapat dari beberapa sumber. Salah satunya Gordon (1989), yang mendefinisikan

sistem sebagai suatu kumpulan objek yang terangkai dalam interaksi dan saling

ketergantungan yang teratur.

Menurut definisi yang telah telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa

sistem adalah suatu kesatuan objek yang saling berinteraksi guna mencapai suatu sasaran

atau tujuan tertentu.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

 

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Prahasta (2005, p30), disebutkan bahwa pengertian Informasi adalah

data yang ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya [John83]. Dalam

penulisannya, ia menuliskan pula beberapa definisi lainnya seperti menurut pustaka

[Its86], disebutkan bahwa informasi adalah makna atau pengertian yang dapat diambil

dari suatu data dengan menggunakan konvensi konvensi yang umum digunakan dalam

representasinya.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi pasti dimiliki oleh semua organisasi. Menurut Prahasta (2005,

40), sistem informasi adalah entity (kesatuan) formal yang terdiri dari berbagai

sumberdaya fisik maupun logika.

Sedangkan menurut pustaka [Budihar95], sistem informasi adalah suatu sistem

manusia-mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi

operasi, management, dan pengambilan keputusan dalam organisasi.

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Geografis

Pada umumnya sistem informasi geografis adalah gabungan dari tiga unsur

pokok yaitu sistem, informasi dan geografis. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya,

SIG merupakan salah satu sistem informasi dengan tambahan unsur “Geografis” atau

suatu sistem yang menekankan pada unsur “informasi geografis”.

Istilah “Geografis” mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi:

permukaan dua atau tiga dimensi. Sedangkan, istilah “informasi geografis” mengandung

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

 

pengertian informasi mengenai tempat tempat yang terletak di permukaan bumi,

pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di permukaan bumi dan

informasi mengenai atribut yang terdapat di permukaan bumi, dan informasi mengenai

keterangan yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui.

Oleh karena itu, dengan memperhatikan pengertian sistem informasi dan

ditambahkan dengan unsur geografis, SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri

dari berbagai sumberdaya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek2 yang terdapat

di permukaan bumi. Sehingga, SIG juga merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat

digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran

informasi geografis berikut atribut-atributnya (Prahasta, 2005, p49).

SIG juga merupakan suatu bidang yang digunakan oleh berbagai disiplin ilmu,

dan berkembang dengan cepat. Sehingga definisi SIG selalu bertambah, dan bervariasi.

Salah satunya disebutkan bahwa SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang

digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG

dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis objek objek dan

fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk

dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat

kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi:

a. Masukan,

b. Manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data),

c. Analisis dan manipulasi data,

d. Keluaran (Aronaff, 1989).

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

10 

 

2.1.5 Subsistem Sistem Informasi Geografis Sistem informasi geografis terbagi menjadi beberapa subsistem, yaitu : 1. Data Input

Subsistem ini bertugas mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan

atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab dalam

mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam

format yang dapat digunakan oleh sistem informasi geografis.

2. Data Output

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian

basis data baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk harcopy seperti

tabel, grafik, peta, dan lain-lain.

3. Data Management

Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam

sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui,

maupun diperbaiki.

4. Data Manipulation and Analysis

Subsistem ini menghasilkan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh

sistem informasi geografis. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi

dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Berikut adalah contoh dari penjelasan diatas mengenai subsistem SIG (lihat

gambar 2.1). Selain itu, subsistem SIG dapat diperjelas lagi berdasarkan uraian

jenis masukan, proses, dan jenis keluarannya (lihat gambar 2.2).

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

11 

 

Gambar 2.1 Subsistem-subsistem SIG

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

12 

 

Gambar 2.2 Uraian Subsistem-subsistem SIG

2.1.6 Komponen Sistem Informasi Geografis

SIG merupakan sistem yang kompleks. Sistem SIG terdiri dari beberapa komponen

berikut [Gistut94]:

1. Perangkat Keras / Hardware

Perangkat keras yang biasanya digunakan dalam aplikasi SIG adalah:

a. CPU

Perangkat ini merupakan bagian dari sitem komputer yang bertindak sebagai

tempat untuk pemrosesan semua instruksi dan program (processor). Selain itu

CPU juga mengendalikan seluruh operasi yang ada di dalam lingkungan

sistem komputer yang bersangkutan.

b. RAM

Digunakan untuk menyimpan (sementara) data dan program yang dimasukkan

melalui input device baik untuk jangka waktu yang panjang maupun pendek.

c. Storage

Digunakan untuk penyimpanan data secara permanen atau semi permanen

(temporary).

d. Input device

Digunakan untuk memasukkan data ke dalam SIG. Yang termasuk dalam

perangkat ini adalah keyboard, mouse, digitizer, scanner, digital camera, dan

sebagainya.

e. Output device

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

13 

 

Untuk merepresentasikan data dan informasi SIG. Yang termasuk ke dalam

perangkat ini adalah layar monitor, printer, plotter, dan sebagainya.

2. Perangkat Lunak / Software

Pemilihan perangkat lunak SIG bergantung pada sejumpah faktor, tujuan

aplikasi, biaya pembelian dan pemeliharaan, dan sebagainya. WGIAC (wyoming

geographic information advisory council) telah membuat standart umum [Wgiac20]:

a. Sistem Operasi

Berbasiskan UNIX (X Windows) atau Windows (Win95, Win98, WinNT).

b. Model Data Spasial

Raster dan vektor, tetapi dengan prioritas tinggi kepada model data spasial

vektor.

c. Basisdata

Jika menggunakan basisdata relasional, harus sesuai dengan standart SQL.

Jika tidak menggunakan basisdata relasional, maka basisdata tersebut harus

mampu melakukan eksport/import ke dan basisdata relasional (SQL).

3. Data dan informasi geografi

Beberapa pustaka menyebutnya sebagai komponen basisdata. SIG dapat

mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan secara tidak

langsung dengan cara meng-import-nya dari perangkat lunak. Selain itu, SIG dapat

menyimpan data tersebut secara langsung dengan cara mendigitasi data spasial dari

peta dan memasukan data atribut dari tabel secara manual melalui keyboard.

4. Manajemen

Manajemen menurut beberapa pustaka disebut juga sumber daya manusia atau

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

14 

 

brainware, termasuk pengguna. Suatu proyek SIG akan berhasil jika di-manage

dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang ahli pada bidangnya.

2.1.7 Kemampuan Sistem Informasi Geografis

Pada dasarnya, dengan melihat pengertian, definisi, dan cara kerjanya,

kemampuan SIG sudah dapat dikenali. Kemampuan ini pun dapat dinyatakan dengan

fungsi analisis spasial dan atribut yang dilakukan, jawaban , atau solusi yang dapat

diberikan terhadap pertanyaan yang diajukan (Prahasta, 2005, p70).

Secara eksplisit, kemampuan SIG dapat dilihat dari pengertiannya. Kemampuan

SIG dari sudut pandang pengertiannya adalah sebagai berikut:

a. Memasukkan dan mengumpulkan data geografi (spasial dan atribut).

b. Mengintegrasikan data geografi.

c. Memeriksa dan meng-update data geografi.

d. Menyimpan dan memanggil kembali data geografi.

e. Merepresentasikan atau menampilkan data geografi.

f. Mengelola data geografi.

g. Memanipulasi data geografi.

h. Menganalisa data geografi.

i. Menghasilkan keluaran (output) data geografi dalam bentuk-bentuk : peta

tematik (view dan layout), tabel, grafik, laporan, dan lainnya baik dalam

bentuk hardcopy maupun softcopy.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

15 

 

Selain itu, kemampuan SIG juga dikenali dari fungsi-fungsi analisis. Secara

umum,terdapat dua jenis fungsi analisis yaitu fungsi analisis spasial dan analisis atribut

(basisdata atribut).

Fungsi analisis atribut terdiri dari operasi dasar sistem pengelolaan basis data

(DBMS) dan perluasannya:

a. Operasi dasar basis data mencakup:

1. Membuat basis data baru (create database).

2. Menghapus basis data (drop database).

3. Membuat tabel basis data (create table).

4. Menghapus tabel basis data (drop table).

5. Mengisi dan menyisipkan data (record) ke dalam tabel (insert).

6. Membaca dan mencari data (field atau record) dari tabel basis data

(seek, find, search, retrieve).

7. Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam tabel basis data

(update, edit).

8. Menghapus data dari tabel basis data (delete, zap, pack).

9. Membuat indeks untuk setiap tabel basis data .

b. Perluasan operasi basis data:

1. Membaca dan menulis basis data dalam sistem basis data yang lain

(export dan import).

2. Dapat berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain (misalnya

dengan menggunakan driver ODBC).

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

16 

 

3. Dapat menggunakan bahasa basis data standar SQL (structured query

language).

4. Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin digunakan di

dalam sistem basis data.

Sedangkan fungsi analisis spasial yang dapat dilakukan oleh kemampuan SIG

terdiri dari:

1. Klasifikasi (reclassify)

Fungsi ini mengklasifikasikan suatu data spasial menjadi data spasial baru

dengan menggunakan kriteria tertentu, misalnya dengan menggunakan data

spasial ketinggian permukaan bumi (topografi), akan dapat diturunkan data

spasial kemiringan atau gradien permukaan bumi yang dinyatakan dalam

presentase nilai-nilai kemiringan. Nilai-nilai presentase kemiringan ini dapat

diklasifikasikan hingga menjadi data spasial baru yang dapat digunakan untuk

merancang perencanaan pengembangan suatu wilayah. Contohnya adalah untuk

mendapatkan data spasial kesuburan tanah dari data spasial kesuburan tanah dari

data spasial kadar air atau kedalaman air tanah, dan sebagainya.

2. Jaringan (network)

Fungsi ini merujuk data spasial titik (point) atau garis (line) sebagai suatu

jaringan yang tak terpisahkan. Fungsi ini sering digunakan di bidang-bidang

transportasi dan utility, seperti misalnya aplikasi jaringan kabel listrik,

komunikasi, pipa minyak dan gas, air minum, dan saluran pembuangan). Sebagai

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

17 

 

contoh, dengan fungsi analisis spasial network, cari seluruh kombinasi jalan-jalan

yang menghubungkan titik awal dan titik akhir. Pada setiap kombinasi, hitung

jarak titik awal dan akhir dengan mengakumulasikan jarak dari jalan-jalan yang

membentuknya. Kemudian pilih jarak terpendek dari kombinasi-kombinasi yang

ada.

3. Overlay

Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang

menjadi masukannya. Sebagai contoh, bila untuk menghasilkan wilayah-wilayah

yang sesuai untuk budidaya tanaman tertentu, misalnya padi, dimana data-data

yang diperlukan adalah ketinggian permukaan bumi, kadar air tanah, dan jenis

tanah, maka fungsi analisis spasial overlay akan dikenakan terhadap data-data

spasial tersebut.

4. Buffering

Fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk polygon atau

zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukannya. Data

spasial titik akan menghasilkan data spasial baru yang berupa lingkaran-

lingkaran yang mengelilingi titik pusatnya. Untuk data spasial grafis akan

menghasilkan data spasial baru yang berupa polygon yang melingkupi garis-

garis. Demikian pula untuk data spasial polygon, akan menghasilkan data spasial

baru yang berupa polygon yang lebih besar dan konsentris.

5. 3D analysis

Fungsi ini terdiri dari beberapa subfungsi yang berhubungan dengan

presentasi data spasial dalam ruang 3 dimensi. Fungsi analisis spasial ini banyak

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

18 

 

menggunakan fungsi interpolasi. Sebagai contoh adalah untuk menampilkan data

spasial ketinggian, tataguna tanah, jaringan jalan dan utility dalam bentuk model

3 dimensi.

6. Digital image processing

Fungsi ini dimiliki oleh perangkat SIG yang berbasiskan raster. Karena data

spasial permukaan bumi (citra digital) banyak didapat dari perekaman data satelit

yang berformat raster, maka banyak SIG raster yang juga dilengkapi dengan

fungsi analisis ini.

2.2 Data

2.2.1 Pengertian Data

Data merupakan bahasa, mathematical, dan simbol-simbol pengganti lain yang

disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktifitas,

konsep, dan objek-objek penting lainnya. Singkatnya, data adalah kenyataan apa adanya

(raw facts) (Prahasta, 2005, p30).

Data adalah aliran fakta-fakta kasar yang merepresentasikan kejadian-kejadian

yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik sebelum disusun dalam sebuah

bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh manusia (Laudon, 2004, p8).

2.2.2 Jenis-jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis

Jenis Data yang digunakan dalam sistem informasi geografis adalah data spasial

(peta atau geometris) dan data atribut (keterangan atau non-spasial). Perbedaan diantara

dua jenis data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Data atribut

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

19 

 

Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karateristik atau fenomena

yang dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai

hubungan posisi geografis. Contoh : data atribut sebagai sungai berupa

kedalaman, kualitas air, habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis dan

lain sebagainya. Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif.

Pada pendeskripsian secara kualitatif , kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi,

label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek yang lain,

misalnya : rumah sakit, hotel dan sebagainya. Bila dilakukan secara

kuantitatif, data objek dapat diukur atau dinilai secara skala ordinat atau

tingkatan, interval atau selang dan rasio atau perbandingan dari suatu titik

tertentu. Contohnya : populasi sungai 10 sampai 15 ekor ikan, kadar kimia air

pada sungai tersebut buruk, dan sebagainya.

b. Data spasial

Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada suatu dimensi

ruang, dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial. Data

spasial memiliki beberapa unsur pokok (Paryono, 1994, p7), yaitu :

a. Atribut, merupakan ciri dasar suatu objek yang memberikan nama,

label, dan jenis objek pada peta.

b. Lokasi keruangan, yang berhubungan dengan tempat dan kedudukan

suatu objek dalam ruang tertentu berdasarkan letak objek yang menjadi

patokan. Hubungan antar dua objek yang kemungkinan terjadi adalah :

bagian dari, terdiri dari, terdapat pada, dan batas dari.

c. Posisi geografis, merupakan letak objek dalam peta yang berdasarkan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

20 

 

sistem koordinat lintang atau bujur.

d. Waktu, merupakan saat dimana peta/data spasial itu dibuat.

Selain memiliki beberapa unsur pokok, data spasial juga memiliki

beberapa model data yang diklasifikasikan sebagai berikut

(www.ilmukomputer.com) :

1. Model data raster

Model data raster merupakan representasi dari obyek-obyek geografi

yang terekam sehingga dapat dikenali dan diproses oleh komputer.

Model data raster memberikan informasi spasial terhadap permukaan

di bumi dalam bentuk gambaran yang di generalisasi. Representasi dunia

nyata disajikan sebagai elemen matriks atau piksel yang membentuk grid

yang homogen. Pada setiap piksel mewakili setiap obyek yang terekam

dan ditandai dengan nilai-nilai tertentu. Secara konseptual, model data

raster merupakan model data spasial yang paling sederhana.

2. Model data vektor

Model data vektor merupakan model data yang paling banyak

digunakan. Model ini berbasiskan pada titik (point) dengan nilai

koordinat (x,y) untuk membangun objek spasialnya. Objek yang dibangun

terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan

area (polygon).

a. Titik

Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana

untuk suatu objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

21 

 

dapat diidentifikasi diatas peta dan dapat ditampilkan pada layar

monitor menggunakan simbol-simbol (Prahasta, 2005, p111).

Titik tidak dapat mewakili objek tertentu berdasarkan skala yang

ditentukan, misalnya : sudut-sudut bangunan atau suatu gedung

pada peta yang memiliki skala besar.

b. Garis

Garis adalah bentuk linear yang akan menghubungkan paling

sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek

satu dimensi. Batas-batas poligon merupakan garis, demikian

pula jaringan listrik, komunikasi pipa air minum, saluran

pembuangan, dan keperluan lainnya (Prahasta, 2005, p112).

c. Poligon

Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua

dimensi. Sungai, danau, batas propinsi, batas kota, adalah tipe-

tipe entity yang pada umumnya direpresentasikan sebagai

poligon. Suatu poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang

saling terhubung diantara ketiga titik tersebut (Prahasta, 2005,

p113).

Titik Garis Poligon

Gambar 2.3 Model data vektor

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

22 

 

2.3 Basisdata

2.3.1 Pengertian Basisdata

Dari sisi sistem, basisdata merupakan kumpulan tabel-tabel atau files yang saling

berelasi. Sementara dari sisi manajemen, basis data dapat dipandang sebagai kumpulan

data-data (file) non-redudant yang saling terkait satu sama lainnya (dinyatakan oleh

atribut-atribut kunci dari tabel-tabelnya/struktur data dan relasi-relasi) di dalam usaha

untuk membentuk bangunan informasi yang penting (enterprise) (Prahasta, 2005, p189).

Ada beberapa pengertian lain dari basisdata yang dikembangkan atas dasar sudut

pandang yang berbeda dan diambil dari pustaka [Fathan99] :

a. Himpunan kelompok data (file/arsip) yang saling berhubungan dan

diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali

dengan cepat dan mudah.

b. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan dan disimpan di dalam

media penyimpanan elektronik.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), basisdata adalah kumpulan-kumpulan

data logis, merupakan deskripsi dari data tersebut, dan dirancang untuk menemukan

serta memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan dari suatu organisasi atau

persusahaan yang bersangkutan.

2.3.2 Data Base Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), DBMS adalah sebuah sistem perangkat

lunak yang memperbolehkan user untuk mendefinisi, membuat, memelihara, dan

mengendalikan akses terhadap sebuah sistem basis data.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

23 

 

Menurut Atzeni, Ceri, Paraboschi, dan Torlone (2003, p3) DBMS adalah sebuah

sistem perangkat lunak (software) yang memungkinkan untuk mengelola koleksi-koleksi

data yang besar, terbagi, dan konstan.

Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh suatu DBMS adalah sebagai berikut

(Connolly dan Begg, 2005, pp16-17) :

1. Pendefinisian suatu basisdata menggunakan Data Definition

Languange (DDL).

2. Penambahan, pengubahan, penghapusan, serta pengambilan

data dari basisdata menggunakan Data Manipulation

Languange (DML).

3. Penyediaan akses yang terkontrol ke basisdata, contohnya

dapat memberikan :

a. Sistem keamanan (security system), mencegah pengguna yang tidak

berhak mengakses basisdata.

b. Sistem integritas (integrity system), memelihara konsistensi data yang

disimpan.

c. Sistem kontrol akses yang bersamaan (concurrency control system),

mengijinkan akses basisdata bersama.

d. Sistem kontrol perbaikan (recovery control system), mengembalikan

basisdata ke kondisi konsisten sebelumnya setelah terjadi kegagalan

perangkat keras atau perangkat lunak.

e. Katalog pengguna (user-accessible catalog), berisi deskripsi data dalam

basisdata.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

24 

 

DBMS mempunyai beberapa komponen utama seperti (Connolly dan Begg,

2005, pp18-21) :

a. Perangkat keras (Hardware)

Untuk menjalankan sebuah DBMS dan aplikasi-aplikasi, membutuhkan

perangkat keras. Perangkat keras dapat berupa komputer pribadi, mainframe

tunggal, sampai jaringan komputer.

b. Perangkat lunak (Software)

Komponen perangkat lunak mengandung perangkat lunak DBMS itu

sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk

perangkat lunak jaringan jika DBMS digunakan melalui jaringan.

c. Data

Komponen yang paling penting dari DBMS yaitu data. Data bertindak

sebagai jembatan antara komponen mesin dan komponen manusia. Basisdata

terdiri dari data operasional dan meta-data, data mengenai data sendiri.

Struktur basisdata ini disebut skema.

d. Prosedur

Prosedur menunjuk pada instruksi dan aturan yang mempengaruhi desain

dan kegunaan basisdata. Pengunaan sistem dan staf yang mengatur basisdata

membutuhkan prosedur yang didokumentasikan mengenai bagaimana

menggunakan atau menjalankan sistem.

e. Pengguna

Komponen terakhir adalah pengguna yang dilibatkan dengan sistem.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

25 

 

2.3.3 Sistem Basisdata

Menurut Prahasta (2005, p195), pengertian dari sistem basisdata terkadang

bervariasi dan tidak mudah untuk dibedakan dengan pengertian (batas-batasnya) DBMS

di dalam beberapa literatur. Maka dari itu, ia menuliskan beberapa definisi dari beberapa

sumber.

Menurut pustaka [Elmasri20], sistem basisdata merupakan perangkat lunak

DBMS bersama dengan datanya (basisdata), dan terkadang juga mencakup perangkat

lunak aplikasi didalamnya.

Menurut [Freiling82], sistem basisdata merupakan kombinasi perangkat keras dan

perangkat lunak yang memungkinkan dan memudahkan untuk menjalankan satu atau

lebih tugas yang melibatkan penanganan sejumlah besar informasi.

2.3.4 Komponen Sistem Basisdata

Sebagai suatu sistem, sistem basisdata terdiri dari komponen-komponen yang

membentuknya (Prahasta, 2005, p196). Komponen-komponen tersebut adalah :

a. Perangkat keras

b. Pengguna (user)

c. Sistem operasi, bersifat optional (tidak harus ada)

d. Sistem pengelolaan basisdata (DBMS)

e. Program aplikasi lain

f. Basisdata

Komponen perangkat keras yang umum digunakan untuk sistem basisdata meliputi

CPU (processor), memori (RAM), storage (harddisk, disket, CD, dll.), keyboard,

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

26 

 

monitor, mouse, media pendukung jaringan (jika komputernya merupakan bagian dari

suatu network, maka memerlukan kabel-kabel jaringan beserta card pendukungnya),

beserta pheripherals lainnya.

Komponen pengguna sistem basisdata terbagi ke dalam beberapa kelompok seperti

berikut :

1. Database administrator

Pengguna memiliki kewenangan sebagai pusat pengendali seluruh sistem baik

basisdata maupun program-program yang mengaksesnya.

2. Application programmes

Pengguna ini merupakan para programmer aplikasi yang profesional

berinteraksi dengan sistem melalui pemanggilan DML (data manipulation

language) yang dimasukkan (embedded) ke dalam program yang ditulis dalam

program yang ditulis dalam bahasa pemrograman dasarnya (misalnya, C,

pascal, PL/I, Cobol, dll).

3. Sophisticated users

Pengguna ini berinteraksi dengan sistem tanpa harus menuliskan sendiri

programnya.

4. Specialized users

Pengguna ini termasuk dari sophisticated user yang menuliskan program

aplikasi basisdata yang tidak sesuai dengan framework proses data tradisional.

5. Naive users

Pengguna ini merupakan kebanyakan pengguna yang berinteraksi dengan

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

27 

 

sistem dengan cara memanggil salah satu program aplikasi yang telah

disediakan.

2.3.5 Model Basisdata Relasional

Sebagai model basisdata yang paling terkenal di dalam DBMS, model relasional

sangat sering dan banyak digunakan di dalam SIG. Beberapa DBMS yang menggunakan

model basisdata relasional adalah:

a. Dbase (*.dbf) -- digunakan oleh ArcView GIS.

b. Dbase (*.dbf) -- digunakan oleh PC Arc/Info dan SIG lain yang berbasiskan

PC.

c. INFO -- digunakan di dalam Arc/Info

d. Oracle -- digunakan oleh Arc/Info, Geovision, dan lainnya.

e. Empress -- digunakan oleh System/9

2.3.5.1 Terminologi di dalam Model Basidata Relasional

1. Relasi

Di dalam konteks model basisdata relasional, istilah tabel dan relasi sering

digunakan secara bergantian dan saling tertukar. Kedua istilah ini mengandung

makna yang sama karena suatu tabel, sebenarnya, juga merepresentasikan relasi

yang ada.

Definisi relasi yang lain adalah setiap baris data (record) memiliki beberapa

atribut (fields). Jangkauan nilai-nilai atributyang mungkin (domain) untuk suatu

field juga didefinisikan.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

28 

 

2. Kunci

Kunci sering disebut juga sebagai super key atau key dari suatu relasi adalah

bagian (subset) dari atribut-atribut dengan ciri-ciri berikut:

a. Dapat didefinisikan secara unik: nilai data setiap field kunci tidak ada yang

sama untuk setiap tuple-nya. Atau, dengan kata lain, atribut ini dapat

mengidentifikasi secara unik suatu kejadian tertentu dari suatu entity.

b. Non-redudancy: tidak ada satu atribut-atribut kunci-pun yang dapat

dihapus tanpa merusakkan ke-unikkan atribut kunci.

Atribut yang memiliki ciri-ciri diatas disebut juga candidate key (atribut yang

berpotensi menjadi kunci). Candidate key yang dapat mewakili setiap kejadian

dari suatu entity disebut primary key. Candidate key yang tidak terpilih menjadi

primary key disebut alternate key. Sedangkan foreign key adalah primary key

yang ditempatkan pada tabel-tabel lain untuk menyatakan hubungan antar tabel

yang bersangkutan.

3. Queries

Data definition language (DDL) digunakan untuk menentukan data-data mana

saja yang akan disimpan di dalam basisdata dan menentukan bagaimana data-data

tersebut direalisasikan. Data manipulation language (DML) digunakan untuk

menambah, memanggil kembali, meng-update, dan menghapus data di dalam

DBMS. Query sering diambil sebagai pernyataan (statement) atau sekumpulan

pernyataan baik pada DDL, DML, atau keduanya.

4. Normalisasi

Normalisasi adalah teknik yang digunakan untuk menstrukturkan data sedemikian

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

29 

 

rupa sehingga mengurangi atau mencegah timbulnya masalah-masalah yang

berhubungan dengan pengolahan basisdata (Prahasta, 2005, p208).

2.3.6 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2005, p388), normalisasi merupakan suatu teknik

formal untuk menghasilkan kumpulan hubungan dengan kepemilikan yang dikehendaki,

yang memiliki kebutuhan dari sebuah perusahaan, dan berfungsi untuk menganalisis

relasi berdasarkan primary key (atau candidate key) dan functional dependency.

Tahapan-tahapan normalisasi menurut Connolly dan Begg (2005, pp403-4011),

yaitu :

1. Unnormalized Form, merupakan sebuah tabel yang mengandung satu atau

lebih kelompok perulangan.

2. First Normal Form (1NF), merupakan suatu relasi dimana perpotongan antara

setiap baris dan kolom memiliki tepat satu nilai. Fungsi 1NF adalah untuk :

a. Menghilangkan perulangan (redudansi) dan perhitungan.

b. Memecah data yang redundansi menjadi tabel yang baru.

c. Menentukan primary key.

3. Second Normal Form (2NF), merupakan sebuah relasi di dalam 1NF dan

pada setiap atribut yang non-primary key memiliki ketergantungan

fungsional secara penuh terhadap primary key. Fungsi 2NF adalah untuk

menghilangkan ketergantungan yang bersifat parsial (ketergantungan).

4. Third Normal Form (3NF), merupakan sebuah relasi yang terdapat pada 1NF

dan 2NF dan tidak memiliki atribut yang bukan primary key yang memiliki

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

30 

 

ketergantungan transitif terhadap primary key. Fungsi 3NF adalah untuk

menghilangkan ketergantungan transitif yang bersangkutan.

2.3.7 Entity-Relationship Modeling

Menurut Connolly dan Begg (2005, p342) Entity-Relationship Modeling (ER

Modeling) adalah pendekatan top-down pada perancangan basisdata, yang dimulai

dengan indetifikasi data yang penting, disebut juga entitas, dan hubungan antar entitas

yang harus direpresentasikan model.

Pada dunia nyata, ER diterjemahkan atau di transformasikan dengan

menggunakan sejumlah perangkat konseptual sehingga menjadi sebuah diagram relasi

antar entity. Komponen utama pembentuk model ER adalah relasi dan entities (Prahasta,

2005, p104).

2.3.7.1 Entity

Entity merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata eksistensinya dan

dapat dibedakan dengan yang lainnya (Prahasta, 2005, p104). Pengertian dan definisi

mengenai entity telah banyak dituliskan di beberapa pustaka, diantaranya adalah:

1. Suatu objek yang dapat dibedakan dengan objek-objek lainnya berdasarkan

atribut-atributnya [Korth91].

2. Fenomena dunia nyata yang tidak dapat dibagi lagi (elementer atau dasar)

menjadi fenomena yang sama atau sejenis [Bern92].

2.3.7.1.1 Entity types

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

31 

 

Menurut Connolly dan Begg (2005, p343), tipe entitas adalah kumpulan dari

objek-objek dengan properti yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan yang

mempunyai eksistensi yang independen.

Menurut Connolly dan Begg (2005, pp354-355), tipe entitas dibedakan menjadi

2, yaitu tipe entitas kuat dan tipe entitas lemah. Tipe entitas kuat adalah tipe entitas yang

keberadaannya tidak bergantung pada entitas yang lain, sedangkan tipe entitas lemah

adalah tipe entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas yang lain.

Menurut Silberschatz (2006, p204) ada tiga konsep dasar dalam model data E-R,

yaitu :

1. Entity sets

Entity adalah ”sesuatu” atau ”objek” dalam dunia nyata yang dapat

dibedakan dari objek objek lainnya. Sedangkan entity sets adalah sekelompok

objek dengan property yang sama, atau attributes.

2. Relationship sets

Relationship adalah kaitan (asosiasi) antara beberapa entitas. Sedangkan

relationship sets adalah sekumpulan relationship yang memiliki tipe sama.

3. Attributes

Attributes merupakan properti-properti khusus dari entitas. Setiap

attributes memiliki nilai yang disebut domain. Attributtes dapat

dikelompokkan menjadi :

a. Simple and Composite attributes.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

32 

 

Simple attribute maksudnya atribut yang sederhana dan tidak

dapat dibagi-bagikan ke dalam sub-sub bagian atribut lagi, sedangkan

composite attribute masih dapat dibagi-bagikan ke sub-sub atribut.

b. Single-Valued and Multi-valued attributes

Dikatakan single-valued attributes apabila sebuah atribut hanya

memiliki satu nilai, sedangkan multi-valued attributes dapat memiliki

lebih dari satu nilai.

c. Derived attributes

Derived attribute hanya digunakan pada saat diperlukan sehingga

tidak disimpan.

Model E-R merepresentasikan kendala-kendala yang mana isi dari basis data

harus sesuai. Salah satu kendalanya adalah mapping cardinalities, yang menjelaskan

jumlah entitas yang dapat diasosiasikan oleh entitas lain lewat relationship sets.

Mapping cardinalities yang mungkin terdapat dalam binari relationship sets antara

entity sets A dan B adalah :

a. One to One : Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak

satu entitas di B dan sebaliknya.

b. One to Many : Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas

di B, namun entitas di B hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu

entitas di A.

c. Many to One : Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak

satu entitas di B, namun entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih

entitas di A.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

33 

 

d. Many to Many : Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih

entitas di B, dan sebuah entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih

entitas di A.

2.3.8 Data Flow Diagram

Menurut Pressman (2000, p305) DFD atau diagram aliran data adalah sebuah

teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan

pada saat data bergerak dari input menjadi output. Bentuk dasar dari DFD dapat disebut

juga data flow graph atau bubble chart.

Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p344), Data Flow Diagram

(DFD) merupakan model proses yang digunakan untuk menggambarkan suatu aliran

data melalui sebuah sistem dan tugas atau sebuah proses yang dilakukan oleh sistem.

Simbol-simbol yang terdapat pada DFD :

1. Processes

Tugas yang dikerjakan oleh suatu sistem dalam tanggapan terhadap aliran

data yang masuk atau keadaan. Simbolnya adalah :

2. External Entity

Merupakan entity (orang, unit organisasi, sistem, atau organisasi) yang

berasal dari luar yang berinteraksi dengan sistem. Simbolnya adalah :

3. Data Stores

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

34 

 

Merupakan data yang tersimpan yang bertujuan untuk kegunaan yang

akan datang, dan dapat digunakan apabila sewaktu-waktu data tersebut

dibutuhkan kembali. Simbolnya adalah :

4. Data Flows

Merupakan tanda yang menggambarkan data yang masuk atau keluar

menuju atau dari suatu proses yang ada. Simbolnya adalah :

Data Flow Diagram dapat menginformasikan kepada user sistem yang berlaku

dan sebagai alat untuk berinteraksi dengan user dalam bentuk representasi.

Tingkatan-tingkatan dalam DFD :

1. Diagram Konteks

Merupakan level tertinggi yang menggambarkan masukkan dan keluaran

dari sistem. Pada diagram konteks hanya terdapat satu proses dan tidak ada data

store.

2. Diagram Nol

Pada diagram nol terdapat data store. Diagram yang tidak rinci pada akhir

nomor diberi tanda *.

3. Diagram Rinci

Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level diatasnya. Proses-

proses pada diagram ini sebaiknya tidak lebih dari 7 atau maksimum 9.

2.3.9 State-Transition Diagram

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

35 

 

Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p673), State-Transition Diagram

(STD) merupakan suatu alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi

screens yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna. Notasi-notasi yang digunakan

dalam STD yaitu (gambar 2.4):

1. Kotak digunakan untuk menggambarkan State sistem.

2. Anak panah menunjukan arah perubahan state.

3. Kondisi dinyatakan dengan tulisan yang diberi garis bawah.

4. Aksi dinyatakan dengan tulisan tanpa garis bawah. Biasanya terletak di bawah

kondisi.

Gambar 2.4 Notasi yang digunakan dalam STD

2.4 Peta Sistem Informasi Geografis

2.4.1 Pengertian Peta

Peta mempunyai pengaruh besar atas kegiatan manusia. Sekarang ini, kebutuhan

peta menjadi lebih besar dari sebelumnya. Peta mempelihatkan berbagai macam ciri suatu

daerah seperti batas bidang tanah, topografi, jenis tanah dan rute-rute transportasi. Dalam

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

36 

 

bidang kerekayasaan, lokasi proyek, dan desain fasilitas merupakan sebagian dari

kegunaan peta. (Wirshing, James, 1995, p333)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Peta adalah “Gambar atau lukisan pada

kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut,sungai, gunung, dan

sebagainya. Representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat-sifat

seperti batas daerah, sifat permukaan“.

Menurut Rockville, peta adalah suatu representasi konvensional (miniatur) dari

unsur-unsur fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian atau keseluruhan

permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu (Prahasta, 2002, p129).

2.4.2 Tipe Peta

Secara umum, ada dua tipe pokok peta yang digunakan dalam operasi survai :

a. Peta daerah (area map)

Peta daerah biasanya digunakan untuk pengembangan suatu daerah seperti

proyek real estate, tata letak pabrik, tata letak transportasi seperti jalan rel,

jalan, jaringan pipa, dan yang paling penting adalah jalan raya.

b. Peta lajur (strip map)

Peta yang biasanya berbentuk lajur dan biasanya digunakan untuk mencari

lokasi dari lajur a ke lajur b (Wirshing, James, 1995, p333).

2.4.3 Jenis-jenis peta

Jenis-Jenis Peta Peta dapat diklasifikasi menjadi dua jenis, yakni :

1. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang manampilkan bentuk fisik permukaan bumi suatu

wilayah. Contoh : Peta jalan dan gedung wilayah DKI Jakarta.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

37 

 

2. Peta Khusus

Peta khusus adalah peta yang menampakkan suatu kondisi khusus suatu daerah

tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya adalah peta persebaran hasil

tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan, dan lain sebagainya.

2.4.4 Bagian-bagian Peta

Bagian-bagian pokok peta, antara lain :

a. Judul Peta

Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta Anda dapat segera

mengetahui data dan daerah mana yang tergambar dalam peta tersebut.

Contoh: 1. Peta penyebaran penduduk pulau Jawa.

2. Peta bentuk muka bumi Asia.

3. Peta Indonesia.

Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum

pembaca memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya.

Judul peta hendaknya memuat/mencerminkan informasi yang sesuai dengan

isi peta. Selain itu, judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda

pada peta.

Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul

peta dapat juga diletakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak

mengganggu kenampakan dari keseluruhan peta.

b. Garis Astronomis

Garis astronomis berfungsi untuk menentukan lokasi suatu tempat.

Umumnya, garis astronomis dibuat dengan memberi tanda di tepi atau garis

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

38 

 

tepi dengan menunjukkan angka derajat, menit, dan detiknya tanpa membuat

garis bujur atau lintang.

c. Inset

Inset menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya

dengan daerah sekitar yang lebih luas. Tujuan memberikan inset pada peta

adalah untuk memperjelas salah satu bagian dari peta untuk menunjukkan

lokasi yang penting, tetapi kurang jelas dalam peta.

d. Garis Tepi Peta

Garis tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi peta ini dapat

membantu dalam membuat peta pulau, kota, ataupun wilayah yang tepat

ditengah- tengahnya.

e. Skala Peta

Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak pada

peta dengan jarak sesungguhnya. Penulisan skala diletakkan di bawah judul

peta. Skala merupakan hal penting sebab pengguna peta dapat mengetahui

jarak yang sebenarnya dari perbandingan skala tersebut.

Menurut James R.Wirshing Skala peta diberikan menurut tiga cara, yaitu:

1. Bentuk pecahan atau perbandingan, seperti 1/2000 atau 1:2000.

2. Persamaan, seperti 1 in = 200 ft.

3. Grafik. Sekalipun kertas peta diubah ukurannya, dua skala grafik yang

tegak lurus satu sama lain akan menghasilkan pengukuran yang akurat

dan akan apabila dibuat salinan (copy) yang lebih kecil pun skala yang

dihasilkan tetap memadai.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

39 

 

f. Sumber Peta dan Tahun Pembuatan Peta

Sumber peta digunakan sebagai informasi dari mana sumber peta

diperoleh. Tahun pembuatan peta sangat diperlukan terutama untuk peta

dengan data yang mudah berubah, misalnya peta penyebaran penduduk, peta

hasil perkebunan, dan lain-lain.

Gambar 2.5 Sumber Peta dan Tahun Pembuatan Peta

g. Penunjuk Arah/Tanda Orientasi

Petunjuk arah juga penting artinya pada peta. Gunanya untuk

menunjukkan arah Utara, Selatan, Timur dan Barat. Tanda orientasi perlu

dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Petunjuk arah pada

peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk

ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak mengganggu

kenampakan peta.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

40 

 

Gambar 2.6 Petunjuk arah/tanda orientasi

h. Simbol Peta

Pada peta, Anda juga akan melihat simbol-simbol, gunanya agar

informasi yang disampaikan tidak membingungkan. Simbol-simbol dalam

peta harus memenuhi syarat, sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang

digambarkan dengan tepat. Syarat-syarat tersebut adalah: sederhana, mudah

dimengerti dan bersifat umum (seperti disepakati oleh para kartografer).

Macam-macam simbol pada peta adalah:

1. Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya.

Kalau Anda perhatikan, pada sebuah peta banyak terdapat simbol-

simbol. Berikut ini kita akan pelajari mengenai simbol-simbol

berdasarkan bentuknya.

a) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data

posisional, seperti simbol kota, titik trianggulasi (titik ketinggian)

tempat dari permukaan laut.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

41 

 

Gambar 2.7 Contoh simbol titik

b) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis seperti

simbol sungai, batas wilayah, jalan, dsb.

Gambar 2.8 Contoh simbol garis

c) Simbol luasan (area), digunakan untukmenunjukkan kenampakan area

seperti: padang pasir, rawa, hutan.

Gambar 2.9 Contoh simbol area

d) Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

42 

 

Gambar 2.10 Contoh peta pola pengiriman kopi

Berdasarkan simbol aliran pada gambar 2.10 dapat disimpulkan

bahwa pengiriman kopi terbesar di dunia adalah dari wilayah Afrika

Barat menuju wilayah Eropa.

e) Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu

harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya.

Gambar 2.11 Peta tercermin Pada tinggi/ panjang batang.

Berdasarkan simbol batang yang terdapat pada peta dan harga setiap

ruasnya (1 ruas harganya 100.000 ton padi), dapat disimpulkan

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

43 

 

wilayah propinsi) yang produksi padinya terbanyak adalah

Kalimantan Selatan dan paling sedikit adalah Kalimantan Timur.

f) Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah)

dalam bentuk prosentase. Pada simbol lingkaran, luas lingkaran

mencerminkan jumlah data.

Gambar 2.12 Peta dengan simbol lingkaran.

2. Macam-macam simbol peta berdasarkan sifatnya.

Simbol-simbol yang Anda lihat pada peta, ada yang menyatakan

jumlah dan ada yang hanya membedakan. Berdasarkan sifatnya, simbol

peta dibedakan menjadi dua macam yaitu: simbol yang bersifat kualitatif

dan bersifat kuantitatif.

Simbol berdasarkan sifatnya dibagi atas:

a) Simbol yang bersifat kualitatif.

Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda yang

digambarkan. Misalnya untuk menggambarkan daerah penyebaran hutan,

jenis tanah, penduduk dan lainnya.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

44 

 

Gambar 2.13 Simbol yang bersifat kualitatif

Simbol ini bersifat kualitatif dan digunakan hanya untuk

membedakan daerah A, B, C saja.

b) Simbol yang bersifat kuantitatif. Simbol ini digunakan untuk

membedakan atau menyatakan jumlah.

Gambar 2.14 Simbol yang bersifat kuantitatif

Simbol luasan yang bersifat kuantitatif, untuk membedakan tingkat

kepadatan yang makin tinggi dari A, B, ke C.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

45 

 

3) Macam-macam simbol berdasarkan fungsinya.

Penggunaan simbol pada peta tergantung fungsinya, untuk

menggambarkan bentuk-bentuk muka bumi di daratan, di perairan atau

bentuk-bentuk budaya manusia.

Berdasarkan fungsinya simbol peta dapat dibedakan menjadi: simbol

daratan, simbol perairan dan simbol budaya.

a) Simbol daratan, digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi di

daratan.

Gambar 2.15 Simbol daratan

b) Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan.

Gambar 2.16 Simbol perairan

c) Simbol budaya, digunakan untuk simbol-simbol, bentuk hasil budaya.

Gambar 2.17 Simbol budaya

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

46 

 

i. Warna Peta

Warna peta digunakan untuk menggambarkan keadaan objek tertentu,

misalnya: warna biru digunakan untuk melambangkan lautan / perairan, warna

hijau digunakan untuk dataran rendah, warna kuning digunakan untuk dataran

tinggi, warna coklat digunakan untuk pegunungan, warna merah digunakan

untuk bentang hasil budi daya manusia, dan warna putih digunakan untuk

puncak pegunungan salju. Perubahan warna sewaktu-waktu gradual, artinya

warnanya sama tetapi tua mudanya warna berbeda.

Warna berdasarkan sifatnya, ada dua macam yaitu warna bersifat

kualitatif dan bersifat kuantitatif. Di bawah ini contoh warna yang bersifat

kualitatif dan bersifat kuantitatif.

Gambar 2.18 Warna kualitatif

Warna kualitatif penggunaan warna banyak memperlihatkan perbedaan

(Sandi, Esensi, Kartografi, 1976).

Gambar 2.19 Warna kuantitatif

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

47 

 

Warna kuantitatif. Perbedaan warna untuk memperlihatkan perbedaan

tekanan (gradasi) atau perbedaan besar dan kecil (Sandi, Esensi, Kartografi,

1976).

j. Legenda

Legenda juga merupakan komponen penting pada peta. Karena peta tanpa

legenda.keterangan petanya, sulit untuk dibaca. Jadi agar mudah dibaca dan

ditafsirkan, peta harus dilengkapi dengan legenda/ keterangan. Legenda

menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta.

Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda

peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak

mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.

Gambar 2.7 Legenda/Keterangan Peta

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

48 

 

k. Lettering

Merupakan semua tulisan atau angka-angka untuk mempertegas arti dari

simbol-simbol yang ada. Lettering jangan terlalu sering digunakan dan

biasanya ditulis dengan huruf cetak kecil.

l. Penggunaan Tulisan pada Peta

Judul peta harus ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi huruf

harus disesusaikan dengan besar peta dan kenampakan di air menggunakan

huruf miring, besar kecilnya berdasarkan strategisnya.

2.5 Base Transceiver Station (BTS)

2.5.1 Pengertian Base Transceiver Station (BTS)

Menurut kamus komputer dan teknologi informasi, Base Transceiver Station

adalah stasiun pemancar dan penerima sinyal komunikasi dari handphone ke perusahaan

operatornya.

Base Transceiver Station adalah perangkat dalam suatu jaringan telekomunikasi

seluler yang berbentuk sebuah tower dengan ketinggian tertentu lengkap dengan antena

pemancar dan penerima serta perangkat telekomunikasi di dalam suatu shelternya.

BTS sangat penting dalam suatu jaringan telekomunikasi, karena

menghubungkan jaringan suatu operator telekomunikasi seluler dengan pelanggannya.

BTS memiliki daerah cakupan yang luasannya tergantung dari kuat lemahnya pancaran

daya dari sinyal yang dikirimkan ke pelanggan. Selain itu, faktor lingkungan dan

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

49 

 

interferensi dari BTS operator lain juga cukup berpengaruh pada kemapuan BTS dalam

meng-cover daerah yang luas.

BTS memiliki beberapa tipe antena dengan fungsi yang berbeda-beda. Secara

umum dibagi menjadi dua, antena ke arah pelanggan dan antena ke arah BSC atau BTS

lain. Minilink akan memancarkan daya ke arah BSC, BTS lain atau perangkat BTS milik

operator lainnya, terantung posisi dan peran yang dijalankannya dalam suatu jaringan

telekomunikasi seluler (GSM dan 3G). Ukuran dari Minilink dan Pasolink ini akan

tergantung dari kapasitas dan kemampuan dari perangkat itu. Semakin besar kapasitas

bandwidth suatu Minilink/Pasolink maka ukurannya akan menjadi semakin besar juga.

Suatu BTS mampu menampung permintaan panggilan beberapa user tergantung

dari settingan awal dan kepadatan populasi coverage areanya.Biasanya di daerah

perkotan yang padat trafiknya akan digunakan DCS dengan frekuensi 1800 MHz.

2.5.2 Spesifikasi BTS

BTS sendiri sebenarnya terdiri dari tiga bagian utama. Yakni, tower, shelter dan

feeder. Dari ketiga komponen utama itu, towerlah yang paling jelas terlihat. Di bawah

tower, biasanya ada sebuah bangunan yang biasanya berukuran 3 x 3 meter. Inilah yang

disebut shelter. Di dalam terdapat berbagai combiner, module per carrier, core module

(module ini power supply, fan (kipas) pendingin, dan AC / DC converter).

Seluruh perangkat dalam shelter BTS seperti rak-rak besi. Rak besi ini disebut

juga sebagai BTS equipment (BTSE). Untuk mentenagai perangkat tadi rata-rata

diperlukan range antara 500 sampai 1500 watt, tergantung module dan hardware yang

digunakan.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

50 

 

BTS hanyalah salah satu bagian dari seluruh rangkaian proses pengiriman sinyal,

yang sebenarnya juga terdiri dari tiga komponen utama. Takni BBS, SSS dan intelligent

network. BTS sendiri termasuk dalam komponen BSS (Base Station Subsystem). Selain

BTS, dalam BSS juga dikenal BSC (Base Station Controler), dimana dalam alur sistem,

beberapa BTS ditangai oleh satu BSC . Pada umumnya satu BSC menangani sekitar 200

BTS.

Untuk mendirikan sebuah Base Transceiver Station diperlukan syarat-syarat dan

ketentuan yang sangat diperhitungkan. Ciri-ciri BTS yang dapat diterapkan dengan baik

adalah sebagai berikut:

a. Tinggi menara antara 15-92 meter, tergantung kepada kondisi lingkungan

daerahnya.

b. Power pancar efektif maksimum 100watt

c. Antena yang digunakan dalam satu cell dapat lebih dari satu (sektorisasi)

d. Pada BTS tersedia combiner untuk menghubungkan beberapa pemancar

pada antena.

e. Antara BTS dengan MSC dihubungkan dengan kabel berkecepatan 2 MBPS

f. BTS hanya menyalurkan informasi dari MS ke MSC atau sebaliknya.

g. Power pancar satu BTS menentukan lebar cakupan sebuah cell.

2.5.2.1 Jenis dan Kelas BTS

BTS juga memiliki pembagian kelas. Seperti untuk penempatan BTS, dibagi

kedalam kelas indoor dan outdoor. BTS indoor mempunyai spesifikasi desain yang

lebih ramping atau simpel, dan relatif lebih awet karena ditempatkan di dalam ruangan.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

51 

 

Namun BTS indoor juga memiliki kelemahan pada penempatan ruangan tersendiri yang

harus dilengkapi AC (Air Conditioner) sebagai pendingin. Rentang suhu yang dapat

diterima komponen BTS antara -5 hingga 55 derajat celcius. Umumnya perangkat BTS

ini yang terdapat di dalam shelter dan mall-mall.

Selain itu terdapat BTS outdoor yang mempunyai spesifikasi tidak memerlukan

ruangan khusus. Dapat ditempatkan pada dinding (wall mounted), terowongan, dan

pinggir jalan. Sifatnya yang lebih fleksibel, tapi punya kelemahan desain yang lebih

besar dan berat. Perbedaan biasanya hanya pada rack, tapi isi module-nya hampir sama

dengan BTS indoor.

2.5.2.2 Macam-macam BTS

Cell dalam BTS mempunyai kaitan erat dengan converage (area layanan). Besar

kecilnya cell tentu berpengaruh pada performa jaringan yang diterima oleh pelanggan.

Penyediaan cell pun tidak terlepas dari faktor kontur permukaan bumi. Seperti tanah

lapang, pegunungan dan daerah gedung bertingkat mempunyai pengaruh tersendiri

dalam pemasangan cell BTS. Bentuk-bentuk BTS yang tersedia adalah sebagai berikut:

1. Macro Cell

Bentuk Base Transceiver Station ini adalah yang paling sering kita

jumpai di sekitar kita. Jenis ini yang paling gampang dilihat, sebab

ditempatkan di atas gedung tinggi atau tower dengan ketinggian sekitar 50

meter. Ciri macro cell yakni memiliki transmit power yang lebih tinggi, dan

coverage lebih luas. Umumnya macro cell banyak ditempatkan di daerah

pinggiran kota yang mempunyai kepadatan rendah (low traffic) dan sesuai

bagi pelanggan yang membutuhkan mobilitas tinggi. Jarak jangkauan bisa

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

52 

 

berbeda antar operator, tergantung desain yang dibutuhkan. Maksimum macro

cell mempunyai jangkauan hingga 35 km, pada realitanya macro cell hanya

beroperasi hingga 20 km saja. Ini disebabkan adanya halangan-halangan yang

mengganggu penetrasi signal.

2. Micro Cell

Cell jenis ini biasanya ditempatkan di pinggiran jalan atau di sela-sela

pojok gedung. Macro cell dirancang bagi komunikasi pelanggan dengan

kepadatan tinggi, namun bermobilitas rendah. Ciri micro cell yakni coverage

nya kecil namun kapasitas besar dengan transmit power yang rendah.

Biasanya antenanya cukup dipasang di plafon atau langit-langit suatu ruangan,

ada juga tanpa antena alias ditempel pada dinding. Micro cell sendiri dibagi ke

dalam micro cell standar, pico cell, dan nano cell. Maksimum micro cell

mempunyai jangkauan antara 300 meter hingga 500 meter dengan ketinggian

rata-rata 10-15 meter.

3. Mobile Cell

Mobile Cell terdiri dari unit kontrol, transceiver dan antena. Unit kontrol

biasanya terdiri dari perangkat telepon, tombol-tombol, indikasi audio/visual

untuk menunjukkan proses penyambungan. Gain antena yang biasa digunakan

oleh Mobile cell rata-rata 2dB dengan power pancar rata-rata 23dBm

(tergantung pada jarak mobile cell terhadap BTS). Pada saat idle, mobile cell

berada pada kanal kontrol BTS. Mobile cell pun dapat merubah-rubah

frekuensi yang digunakan untuk disesuaikan dengan salah satu frekuensi BTS.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem ... - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00615-IF Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian

53 

 

2.5.3 Frekuensi

Frekuensi sebuah band yang biasa digunakan adalah 800,900 dan 1800 MHZ.

Lebar frekuensi setiap band pada umumnya adalah 25 MHZ. Jumlah kanal/slot tiap cell

antara 10-50 buah tergantung kepadatan traffic cell tersebut. Frekuensi reuse akan

digunakan apabila pita frekuensi yang tersedia terbatas, power transceiver mobile cell

terbatas, dan pelanggan yang banyak dan tersebar. Tetapi dalah hal ini frekuensi reuse

mengalami sedikit kendala. Kendala yang dihadapi dalam frekuensi reuse adalah :

a. Interferensi

b. Akses mobile cell ke BTS

c. Pengaturan lebar cell

d. Pengaturan frekuensi dalam satu cell

e. Pengaturan level transmit BTS