bab 2 landasan teori 2.1 teori umum 2.1.1 pengertian...

43
12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem M enurut Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p92), sistem adalah salah satu pengetahuan dasar atau filosofi fundamental yang dapat mengikuti pembahasan selanjutnya. Menurut McLeod (2005, p9), dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh, sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. M enurut Hall (2005, p5) dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Jusuf, sistem ialah sekelompok dan atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama ( common purpose). M aka dari itu, kesimpulan dari pengertian-pengertian mengenai sistem diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.

Upload: hoangminh

Post on 25-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

  12

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p92), sistem adalah

salah satu pengetahuan dasar atau filosofi fundamental yang dapat

mengikuti pembahasan selanjutnya.

Menurut McLeod (2005, p9), dalam bukunya yang diterjemahkan

oleh Hendra Teguh, sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi

dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.

Menurut Hall (2005, p5) dalam bukunya yang diterjemahkan oleh

Jusuf, sistem ialah sekelompok dan atau lebih komponen-komponen yang

saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu

untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).

Maka dari itu, kesimpulan dari pengertian-pengertian mengenai

sistem diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan

elemen-elemen yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

13

 

2.1.2 Pengertian informasi

Menurut Hall (2005, p14), Informasi menyebabkan pemakai

melakukan suatu tindakan yang dapat dilakukan atau tidak dilakukan.

Informasi ditentukan oloeh efeknya pada pemakai, bukan oleh bentuk

fisiknya.

Menurut McLeod (2005, p12) Informasi adalah data yang telah

diproses atau yang sudah lebih memiliki arti tertentu bagi kebanyakan

pengguna. Agar suatu sistem berguna haruslah memiliki beberapa ciri

atau karakteristik, yaitu:

a. Dapat dipercaya (Reliable)

Informasi harus bebas dari kesalahan dan haruslah akurat dalam

mempresentasikan suatu kejadian atau kegiatan dari suatu organisasi.

b. Cocok atau Sesuai (Relevan)

Informasi yang relevan harus memberikan arti kepada pembuat

keputusan. Informasi ini bisa mengurangi ketidakpastian dan bisa

meningkatkan nilai dari suatu kepastian.

c. Tepat Waktu (Timely)

Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan dan bisa

mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

14

 

d. Lengkap (Compelete)

Informasi yang disajikan termasuk didalamnya semua data yang

relevan dan tidak menghabiskan kepentingan yang diharapkan oleh

pembuat keputusan.

e. Dapat Dimengerti (Understandable)

Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang sudah

dimengerti oleh pembuat keputusan.

Berdasarkan pengertian-pengertian mengenai informasi tersebut

dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi

bentuk yang berguna bagi pemakainya dan dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Whitten (2005, p10), sistem informasi adalah pengaturan

orang, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk

mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai

output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi.

Menurut McLeod (2005, p12), sistem informasi adalah susunan

dari orang, data, proses, penyajian informasi, dan teknologi informasi

yang berinteraksi untuk mendukung dan mengembangkan pengoperasian

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

15

 

sehingga dapat membantu dalam penyelesaian masalah dan pembuatan

keputusan yang dibutuhkan oleh manajemen dan user.

Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi dapat merupakan

kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan

komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan

menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

adalah gabungan dari orang-orang, hardware, software, dan jaringan

yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan sumber daya data dan

mengubahnya menjadi suatu informasi untuk mendukung pembuatan

keputusan yang dibutuhkan oleh manajemen dan user.

2.1.4 Pengertian Audit Sistem Informasi

Menurut Gondodiyoto (2007, p433), Audit Sistem Informasi

dimaksudkan untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian antara sistem

informasi dengan prosedur bisnis (business process) perusahaan atau

kebutuhan pengguna, (user needs), untuk mengetahui apakah suatu

sistem informasi telah didesain dan diimplementasikan secara efektif,

efisien, dan ekonomis, memiliki mekanisme pengamanan aset, serta

menjamin integritas data yang memadai.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p783), “information system

audit reviews the general and application controls of an accounting

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

16

 

information system (AIS) to users its compliance with internal control

politics and procedured and its effectiveness in safeguarding audit”.

Yang diartikan sebagai berikut: “Audit Sistem Informasi

mengulas pengendalian umum dan pengendalian aplikasi dari sistem

informasi akuntansi untuk menilai ketaatan sistem terhadap kebijakan dan

prosedur pengendalian internal serta efektivitas dalam melindungi aset”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa audit sistem informasi merupakan

suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian terhadap sistem informasi

berdasarkan prosedur pengendalian yang telah ditetapkan, untuk

menentukan apakah sistem informasi dapat melindungi aset, memelihara

integritas data, dan mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien

yang memberikan manfaat bagi perusahaan secara maksimal.

2.1.4.1 Tujuan Audit Sistem Informasi

Menurut Gondodiyoto (2007, p474-476), tujuan dari audit

sistem informasi adalah sebagai berikut:

a. Pengaman Aset

Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat

keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber

daya manusia, file/ data dan fasilitas lain harus dijaga

dengan sistem pengendalian intern yang baik agar tidak

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

17

 

terjadi penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian

sistem pengamanan aset perusahaa merupakan suatu hal

yang sangat penting dan harus dipenuhi oleh perusahaan.

b. Efektifitas Sistem

Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki

peranan penting dalan proses pengambilan keputusan.

Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem

informasi tersebut sudah dirancang dengan benar (doing

the right thing), telah sesuai dengan kebutuhan user.

c. Efisiensi Sistem

Efisiensi menjadi sangat penting ketika sumber

daya kapasitasnya terbatas. Jika cara kerja dari sistem

aplikasi komputer menurun maka pihak manajemen harus

mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau

harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat

dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi

kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang

minimal.

d. Ketersedian (Availability)

Berhubungan dengan ketersediaan dukungan/

layanan teknologi informasi (TI). Teknologi informasi

dapat mendukung secara terus-menerus terhadap proses

bisnis (kegiatan perusahaan). Makin sering terjadi

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

18

 

gangguan (system down) maka berarti tingkat ketersediaan

sistem rendah.

e. Kerahasian (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi merupakan faktor penentu

perusahaan bertahan atau tidak. Jika informasi

confidentiality perusahaan sampai tersebar keluar, maka

akan sangat membahayakan perusahaan. Fokusnya ialah

pada proteksi terhadap informasi dan supaya terlindung

dari akses dari pihak-pihak yang tidak berwenang.

f. Kehandalan (Realibility)

Berhubungan dengan kesesuaian dan keakuratan

bagi manajemen dalam pengelolaan organisasi, pelaporan,

dan pertanggungjawaban.

g. Menjaga Integritas Data

Integritas data (data integrity) adalah suatu konsep

dasar dari sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut

seperti: Kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan. Jika

integritas data tidak terpelihara dengan baik, maka suatu

perusahaan tidak akan lagi memiliki informasi/ laporan

yang benar, bahkan perusahaan dapat menderita karena

pengawasan tidak tepat atau keputusan-keputusan yang

salah.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

19

 

2.1.5 Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Menurut Gondodiyoto (2007, p78), sistem pengendalian internal

meliputi metode dan kebijakan yang terkoordinasi di dalam perusahaan

untuk mengamankan kekayaan perusahaan, menguji ketepatan waktu,

dan kehandalan catatan atau data akuntansi serta untuk mendorong

ditaatinya kebijakan menejemen.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

pengendalian internal adalah proses yang dapat dipengaruhi manajemen

dan karyawan dalam menyediakan secara layak suatu kepastian

mengenai presentasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya

tentang bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya

efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan operasional perusahaan dan

diterapkannya peraturan dan hukum yang berlaku agar ditaati oleh

semua pihak.

2.1.5.1 Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Hall (2005, p150), “The internal control system

is summarized policies, practices, and procedures employed by

the organization to achieve four broad objectives:

a. To safeguard assets of the firm

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

20

 

b. To ensure the accuracy and reliability of accounting

records and information

c. To promote efficiency in the firm’s operation

d. To measure compliance with management’s prescribe

policies and procedures.”

Maksudnya secara umum ialah sistem pengendalian

internal merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang

digunakan oleh organisasi untuk mencapai empat tujuan utama,

yaitu:

a. Untuk menjaga aktiva perusahaan.

b. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkan catatan

dan informasi akuntansi.

c. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan.

d. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan

prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Menurut Gondodiyoto (2007, p260), tujuan disusunya

sistem kontrol atau pengendalian internal terkomputerisasi

adalah untuk:

1. Meningkatkan pengamanan (improve safeguard) assets

sistem informasi (data/ catatan akuntansi) yang bersifat

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

21

 

logical assets, maupun physical assets seperti hardware

infrastructure, dan sebagainya.

2. Meningkatkan integritas data (improve data integruty),

sehingga dengan data yang benar dan konsisten akan

dapat dibuat laporan yang benar.

3. Meningkatkan efektivitas sistem (improve system

effectiveness).

2.1.5.2 Elemen-Elemen Pengendalian Internal

Menurut Gondodiyoto (2007, p144-149), pengendalian

internal terdiri dari lima unsur atau komponen yang saling

berintegrasi, diantaranya:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Komponen yang berperan dalam membangun atmosfer yang

konduktif bagi para karyawan mengenai kesadaran

pentingnya control, sehingga dapat menciptakan, suasana

yang membuat karyawan dapat menjalankan dan

menyelesaikan tugas control dan tanggung jawab masing-

masing.

2. Penaksiran Resiko (Risk Assesment)

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

22

 

Merupakan proses identifikasi diananalisis resiko yang dpaat

menghambat atau berhubungan dengan pencapaian tujuan

perusahaan, serta menentukan cara bagaimana resiko

tersebut ditangani.

3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Merupakan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk

memastikan dilaksanakannya kebijakan manajemen dan

bahwa resiko sudah diantisipasi dan dapat membantu dalam

memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk

penanganan resiko telah dilakukan sesuai dengan apa yang

telah direncanakan.

4. Informasi dan Komunikasi

Komponen ini menjelaskan bahwa sistem informasi

sangatlah penting bagi keberhasilan atau peningkatan untuk

operasional organisasi.

5. Pemantauan (Monitoring)

Merupakan proses yang menilai kualitas dari kinerja sistem

dan internal control dari waktu ke waktu yang melakukan

aktivitas monitoring dan melakukan evaluasi secara terpisah.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

23

 

2.1.6 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Berdasarkan pendapat Rama dan Jones diterjemahkan oleh

Wibowo (2008, p6) Sistem informasi Akuntansi merupakan suatu

subsistem dari SIM yang meyediakan informasi dan keuangan, juga

informasi lain yang diperoleh dari pengalaman rutin atas informasi

akuntansi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi

merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan, khususnya kebutuhan

akan informasi yang terkait dengan kegiatan akuntansi dan keuangan,

yang didalamnya terkait dengan sumber daya seperti manusia dan

peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.

2.1.7 Pengertian UML

Menurut Fowler (2005), Unified Modelling Language (UML)

adalah sekumpulan dari notasi grafis yang membantu dalam

menggambarkan dan merancang sistem software, terutama sistem

software yang mengunakan pendekatan object oriented (OO).

Berdasarkan pendapat Rama dan Jones diterjemahkan oleh

Wibowo (2008, p62) UML merupakan suatu bahan yang digunakan

untuk menentukan, mengvisualisasikan, membangun, dan

mendokumentasikan suatu sistem informasi.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

24

 

Menurut Rama dan Jones (2008, p111), UML merupakan suatu

bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan,

membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. UML

dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis berorientasi objek dan

desain tetapi dapat juga digunakan untuk memahami dan

mendokumentasikan berbagai sistem informasi.

Unified Modelling Language (UML) pada dasarnya adalah suatu

standart yang relatif terbuka, yang dikontrol oleh Object Management

Group (OMG), sebuah konsorsium terbuka dari industri komputer. OMG

membentuk standart sehingga mendukung suatu sistem yang dapat saling

beroperasi satu sama lain.

Dalam melakukan perancangan terhadap suatu sistem software,

tidak cukup hanya satu permodelan saja, karena satu model saja tentu

tidak akan cukup menggambarkan sistem secara keseluruhan.

2.1.8 Pengertian Event

Menurut Rama dan Jones (2006,p18) "Event are things that

happen at a point in time". Yang diartikan sebagai berikut: “Event adalah

kejadian yang terjadi pada suatu waktu tertentu”. Jadi dapat disimpulkan

bahwa event table merupakan suatu tabel yang menggambarkan urutan

kejadian-kejadian yang terjadi dalam suatu proses bisnis.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

25

 

2.1.9 Pengertian Activity Diagram

Menurut pendapat Rama dan Jones (2005,p68) menyebutkan

bahwa “activity diagram play the role of a map in understanding business

processes by showing the sequence of activities in a processes”. Yang

diartikan sebagai berikut: “Activity diagram memiliki aturan yang sama

seperti sebuah peta memahami proses bisnis dan menunjukan serangkaian

aktivitas dalam proses”.

Menurut Bennet , Mcrobb , dan Farmer (2006, p113) “Activity

Diagram can be used to model different aspect of a system at a high level,

they can be used to model business activity in an existing or potential

system”. Yang diartikan sebagai berikut: “Activity Diagram dapat

digunakan untuk membuat model tingkat tinggi dari sebuah sistem

dengan aspek yang berbeda, activity diagram dapat digunakan untuk

memodelkan aktivitas bisnis dalam sebuah sistem yang ada atau

potensial”.

Jadi Activity Diagram dapat disimpulkan sebagai salah satu jenis

diagram dalam Unified Modelling Languages (UML) yang

menggambarkan serangkaian aktivitas dalam proses kegiatan bisnis dari

sebuah sistem secara berurutan.

2.1.10 Pengertian Workflow Tabel

  Menurut Rama dan Jones (2006,p87) "Workflow is a two coloumn

table that identifies the actors and actions in a process" .

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

26

 

Yang dapat diartikan sebagai berikut: “Workflow adalah menggambarkan

dua kolom tabel yang menjelaskan actor dan actions atau kejadian dalam

suatu proses”.

2.1.11 Pengertian Detailed Activity Diagram

Berdasarkan pendapat Rama dan Jones diterjemahkan oleh

Wibowo (2008, p80), Detailed Activity Diagram adalah sebuah diagram

yang menyediakan suatu penyajian yang lebih detail dari aktivitas yang

berhubungan dengan satu atau dua kejadian yang ditunjukkan pada

Overview Activity Diagram.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

27

 

2.1.11.1Simbol-simbol Diagram Aktivitas

Langkah-langkah membuat Detailed Activity Diagram (2008, p103), yaitu:

Langkah 1: Tambah penjelasan naratif untuk menunjukkan aktivitas.

Sorot kata kerja pada narasi Anda yang menunjukkan aktivitas. Berikut adalah

contoh-contohnya:

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

28

 

‐ Telaah data

‐ Bandingkan dokumen

‐ Catat data ke dalam dokumen sumber

‐ Masukkan data ke dalam sistem komputer

‐ Catat data dalam file transaksi

‐ Perbaharui file

‐ Pelihara file induk kirim informasi keagen lainnya

Langkah 2: Buatlah tabel arus kerja.

Buatlah seluruh tabel dengan format dua kolom. Sebagaimana ditunjukkan pada

tabel ini, kejadian bisnis diidentifikasi di mana aktivitas dihubungkan.

Actor Activity

1.

2a). Masukkan pelaku untuk aktivitas pertama di kolom sebelah kiri

2b).Masukkan setiap aktivitas yang dilakukan oleh pelaku ini di kolom sebelah

kanan. Deskripsikan tindakan tersebut dengan menggunakan kata kerja aktif.

Sebagai contoh, ubah kalimat “pesanan melalaui telepon diterima oleh petugas

pemesanan” menjadi “petugas penerima pesanan menerima pesanan melalui

telepon.”

2c). Identifikasilah aktivitas berikutnya:

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

29

 

‐ Jika aktivitas berikutnya dilakukan oleh pelaku yang sama, masukkan

aktivitas tersebut pada kolom sebelah kanan tetapi tidak mengulang nama

pelaku di kolom sebelah kiri.

‐ Jika aktivitas berikutnya dilakukan oleh pelaku yang berbeda, masukkan

pelaku yang tepat di kolom sebelah kiri dan aktivitas tersebut di kolom

sebelah kanan.

2d). Beri nomor aktivitas secara berurutan.

2e). Ulangi Langkah 2c dan 2d sampai Anda memasukkan seluruh aktivitas dalam

narasi di tabel arus kerja.

Langkah 3: Identifikasilah diagram terperinci yang diperlukan.

Anda mungkin untuk memilih detailed diagram yang terpisah untuk setiap kejadian

dalam proses bisnis Anda. Sebagai alternatif, jika terdapat banyak detail pada

kejadian tertentu, Anda bisa memasukkan lebih dari satu kejadian pada detailed

diagram tersebut jika diinginkan.

Langkah 4: Untuk setiap detailed diagram, lakukan Langkah 4a sampai

dengan 4g.

4a. Buatlah swimmlane untuk agen-agen yang terlibat pada satu atau beberapa

kejadian yang ditunjukkan pada detailed diagram.

4b. Tambahkan segi empat panjang untuk setiap aktivitas di dalam kejadian yang

didokumentasikan pada detailed diagram tersebut. Aculah tabel arus kerja untuk

mengidentifikasi aktivitas. Sebagaimana pada overview diagram, buatlah segi

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

30

 

empat panjang tampak yang ditunjukkan di kolom komputer karena agen

manusia digunakan dalam aktivitas individu sebagaimana dilihat pada tabel arus

kerja, jadi segi empat panjang tampak di swimmlane komputer pada detailed

diagram.

4c. Gunakan garis tanpa putus untuk menunjukkan urutan aktivitas. Anda mungkin

perlu menggunakan pencabangan sebagaimana dijelaskan terlebih dahulu.

4d. Atur dokumen yang dibuat atau digunakan oleh aktivitas-aktivitas di di dalam

diagram itu.

4e. Gunakan garis putus-putus untuk menghubungkan aktivitas dan dokumen.

4f. Dokumentasikan setiap tabel yang dibuat, dimodifikasi, atau digunakan oleh

aktivitas dalam diagam yang ada dalam kolom komputer.

4g. Gunakan garis putus-putus untuk menghubungkan aktivitas dan tabel.

2.1.12 Pengertian Master File

Berdasarkan pendapat Rama dan Jones diterjemahkan oleh

Wibowo (2008, p51), Master File (File Induk) merupakan suatu file yang

berisi informasi tentang entitas-entitas selain dari kejadian. Data di file

induk harus merupakan salah satu data acuan atau ringkasan.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

31

 

2.1.13 Pengertian File Transaksi

Berdasarkan pendapat Rama dan Jones diterjemahkan oleh

Wibowo (2008,p43), File Transaksi merupakan file yang mempunyai ciri

seperti, menyimpan data tentang kejadian, mencakup suatu field untuk

tanggal transaksi, mencakup informasi kuantitas dan harga.

2.1.14 Pengertian Database

Berdasarkan pendapat McLeod dan Schell (2005, p17), Database

adalah suatu kumpulan data dalam komputer yang terintegrasi, diatur dan

disimpan menurut suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali

data-data tersebut.

Berdasarkan pendapat O’brien (2005, p211), Database adalah

kumpulan terintegrasi dari elemen data yang secara logika saling

berhubungan.

2.1.15 Pengertian ERP

Menurut Wijaya dan Darudiato (2009, p27), ERP merupakan

konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan,

yaitu berupa paket aplikasi program terintegrasi dan multi modul yang

dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam

perusahaan (to serve and support multiple business functions), sehingga

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

32

 

pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat memberikan pelayanan lebih

bagi konsumen, yang akhirnya dapat menghasilkan nilai tambah dan

memberikan keuntungan maksimal bagi semua pihak yang

berkepentingan (stakeholder) atas perusahaan.

Menurut O’Brien (2005, p194), pengertian Enterprise Resource

Planning (ERP) adalah tulang punggung perusahaan lintas fungsi yang

mengintegrasi dan mengotomatisasi banyak proses bisnis internal dan

sistem informasi dalam fungsi penjualan dan distribusi, produksi, logistik,

akuntansi, dan sumber daya manusia sebuah perusahaan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Enterprise Resource

Planning (ERP) adalah aspek perencanaan dalam organisasi/perusahaan

berupa aplikasi program yang mengintegrasikan secara penuh sistem

informasi untuk mendukung fungsi-fungsi bisnis dalam

organisasi/perusahaan.

2.1.15.1 Infrastruktur ERP

Menurut Wijaya dan Darudiato (2009, p24)

Infrastruktur merupakan hal utama dalam perencanaan

pemakaian sistem ERP, karena dengan adanya

infrastruktur yang kuat maka dapat dikatakan bahwa

perusahaan telah membangun pondasi yang kuat. Secara

umum, Infrastruktur ERP terdiri dari :

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

33

 

a. People

Orang-orang yang terlibat dalam penerapan sistem ERP

merupakan faktor yang sangat penting terutama dalam

komitmen waktu, dukungan top management, rasa

memiliki, keterlibatan, semangat, dan rasa perlawanan

yang minimum.

b. Process

Berkaitan dengan proses bisnis yang berjalan dan proses

bisnis dengan adanya penerapan sistem ERP.

c. Technology

Penerapan sistem ERP identik dengan investasi yang

relatif besar, dimana teknologi meliputi dari infrastruktur

jaringan, hardware, sofware, dan database.

2.1.15.2 Manfaat ERP

Menurut O’Brien (2005, p322), penerapan sistem

ERP memiliki beberapa manfaaat, seperti sebagai berikut:

• Kualitas dan efisiensi. ERP menciptakan kerangka

kerja untuk mengintegrasikan dan meningkatkan

proses bisnis internal perusahaan yang menghasilkan

peningkatan signifikan dalam kualitas serta efisiensi

layanan pelanggan, produksi, dan distribusi.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

34

 

• Penurunan biaya. Banyak perusahaan melaporkan

penurunan signifikan dalam biaya pemrosesan

transaksi dari hardware, software, serta karyawan

pendukung TI, jika dibandingkan dengan sistem

warisan yang tidak terintegrasi yang digantikan oleh

sistem ERP baru mereka.

• Pendukung keputusan. ERP menyediakan informasi

mengenai kinerja bisnis lintas fungsi yang sangat

penting secara tepat untuk para manajer agar dapat

secara signifikan meningkatkan kemampuan mereka

dalam mengambil keputusan secara tepat waktu di

lintas bisnis keseluruhan perusahaan.

• Kelincahan perusahaan. Mengimplementasikan sistem

ERP meruntuhkan banyak dinding departemen dan

fungsi atau “benteng” berbagai proses bisnis, sistem

informasi, dan sumber daya informasi. Hal ini

menghasilkan struktur organisasi, tanggung jawab

manajerial, dan peran kerja yang lebih fleksibel, dan

karenanya menghasilkan organisasi serta tenaga kerja

yang lebih lincah dan adaptif, yang dapat dengan lebih

mudah memanfaatkan berbagai peluang baru bisnis.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

35

 

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Pengertian Evaluasi

Menurut Umar (2005, p36), evaluasi adalah suatu proses

untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan

tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan

suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih antara

keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila

dibandingkan dengan harapan-haraoan yang ingin diperoleh.

Jadi evaluasi merupakan teknik penilaian suatu impelmentasi

sistem atau suatu Kegiatan tertentu apakah telah sesuai dengan yang

diharapkan dan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya dengan menggunakan standar yang berlaku, yang

dilakukan secara berkala melalui metode yang tepat.

2.2.2 Pengertian Implementasi

Menurut McLeod (2005, p144), implementasi adalah kegiatan

memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual

yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.

2.2.2.1 Pendekatan Implementasi Sistem

Menurut McLeod (2005, p147), ada empat pendekatan dasar

pada tahap implementasi :

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

36

 

• Percontohan (pilot) adalah suatu sistem percobaan yang

diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi seperti

satu kantor atau daerah tertentu.

• Serentak (immediate) adalah pendekatan yang paling

sederhana, yaitu peralihan dari sistem lama ke sistem baru

pada satu hari tertentu. Namun pendekatan ini hanya layak

bagi perusahaan kecil atau sistem kecil, karena permasalahan

waktu semakin besar saat skala operasi meningkat.

• Bertahap (phased) adalah pendekatan di mana sistem yang

baru digunakan bagian per bagian pada suatu waktu.

• Paralel (parallel) adalah pendekatan dimana sistem lama

harus dipertahankan sampai sistem baru diperiksa secara

menyeluruh. Pendekatan ini memberikan pengamanan yang

paling baik terhadap kegagalan, tetapi merupakan yang paling

mahal karena kedua sumber daya dipertahankan.

2.2.3 Pengertian Kuesioner

Menurut Sugiono (2007, p135), kuesioner merupakan teknik

pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti

tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan yahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Dengan adanya kontak langsung antara

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

37

 

peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup

baik sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif

dan cepat.

2.2.4 Skala Pengukuran

Menurut Sugiono (2007, p84), skala pengukuran merupakan

kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut

bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Menurut Sugiono (2007, p86), Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang variable penelitian. Jawaban setiap item instrument yang

menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai

sangat negatif, yang dapat merupakan kata-kata antara lain :

1. Sangat Setuju / selalu / sangat positif diberi skor 5

2. Setuju / sering / positif diberi skor 4

3. Ragu-ragu / kadang-kadang / netral diberi skor 3

4. Tidak setuju / hampir tidak pernah / negative diberi skor 2

5. Sangat tidak setuju / tidak pernah / sangat negative diberi skor 1

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

38

 

Kemudian dengan teknik pengumpulan data angket, maka

instrument tersebut diberikan kepada para responden. Misalkan dari 100

user diperoleh hasil sebagai berikut :

• 25 user menjawab SS (sangat Setuju)

• 40 user menjawab ST (Setuju)

• 5 user menjawab RG (Ragu-ragu)

• 20 user menjawab TS (Tidak Setuju)

• 10 user menjawab STS (Sangat Tidak Setuju)

Berdasarkan hasil tersrebut, maka diperoleh bahwa 65 orang atau

65% user menjawab setuju dan sangat setuju. Jadi kesimpulannya

mayoritas karyawan setuju dengan metode kerja baru. Data tersebut juga

dapat dianalisis berdasarkan scoring pada setiap jawabannya dari

responden. Berdasarkan skor yang telah ditetapkan maka,

Jumlah skor untuk 25 user yang menjawab SS = 25 x 5 = 125

Jumlah skor untuk 40 user yang menjawab ST = 40 x 4 = 160

Jumlah skor untuk 5 user yang menjawab RG = 5 x 3 = 15

Jumlah skor untuk 20 user yang menjawab TS = 10 x 2 = 40

Jumlah skor untuk 10 user yang menjawab STS = 10 x 1 = 10

Jumlah seluruh skor adalah 350

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 100 = 500

Jumlah skor rendah = 1 x 100 = 100 (STS)

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

39

 

Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan terhadap metode kerja

baru itu = (350 ; 500) x 100% = 70% dan berada di daerah setuju.

2.2.5 Pengertian Resiko/Risk

Menurut Gondodinyoto (2009, p110-111), Resiko adalah suatu

chances, perusahaan dapat memperkecil resiko dengan melakukan

antisipasi berupa pengendalian/ control, namun tidak mungkin dapat

sepenuhnya menghindari adanya exposure, bahkan dengan struktur

pengendalian maksimal sekalipun. Sistem pengendalian intern yang baik

juga bukan berarti pengeluaran yang habis-habisan (at any cost). Sistem

pengendalian yang baik adalah yang optimal, seimbang, antara “biaya”

yang dibayar (bukan hanya yang bersifat pengeluaran uang tetapi juga

pengorbanan lain) dengan manfaat antisipasi terhadap resiko yang

dihadapi (harus berani menanggung pada suatu tingkat resiko atau chance

tertentu).

Jenis resiko dapat dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya

sebagai berikut:

1. Execution risk

Execution Risk adalah risiko yang berkaitan dengan tidak

tercapainya sesuatu yang seharusnya dilaksanakan. Contoh resiko

yang bersifat kegagalan dalam melakukan kegiatan yang seharusnya

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

40

 

dilaksanakan dengan baik ialah keliru di dalam mengirim barang ke

pelanggan (salah mengirim jenis barang, atau salah jenis barang ke

pelanggan (salah mengirim jenis barang, atau salah jenis kualitas

yang dipesan, atau barang dikirim ke pelanggan yang salah)

2. Information risk

Resiko Informasi yang dimaksud oleh Jones dan Rama ini

ialah resiko yang berkaitan dengan kemungkinan kesalahan antara

penyalahgunaan data /informasi. Resiko terjadi waktu mencatatat/

entri data (recording risks) serta updating risks. Contohnya ialah

salah catat pemasukan rekam/ entri data (recording risks) serta

updating risks.

3. Asset Protection Risk

Resiko yang berkaitan dengan saveguarding assets ini ialah

resiko kerusakan, hilang, atau aset tidak digunakan seperti yang

seharusnya, maupun resiko yang dapat timbul terhadap aset

perusahaan akibat keputusan yang salah. Misalnya perusahaan

mempunyai komputer note-book yang mana, sedang dibawa oleh

siapa, dan kapan, maka di sini timbul resiko terhadap aset. Resiko

lain misalnya barang-barang inventaris atau mesin kurang dirawat,

aset tidak diberi nomor atau kode identifikasi yang memadai.

Demikian juga jika perusahaan mengirim barang kepada pelanggan,

padahal penjualan itu tidak layak, maka di sini juga timbul resiko

terhadap aset.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

41

 

4. Performance Risk

Resiko kinerja ini adalah berkaitan dengan kinerja pegawai/

kinerja perusahaan yang tidak dapat dilaksanakan sesuai tujuan/

standar/ ukuran yang ditetapkan. Pada hakekatnya yang

bertanggung jawab dan akan mempertanggungjawabkan

pengelolaan perusahaan kepada para share/ stockholder adalah para

pengurus perusahaan seperti manager, dll.

5. IT Security Risks

IT Security Risks merupakan resiko yang berkaitan dengan

data integrity dan akses. Data integrity ialah keandalan dan

konsistensi data di dalam sistem manajemen data organisasi. Akses

ke komputer atau data oleh pihak tidak berwenang perlu

ditanggulangi, karena berkaitan dengan data integrity, privacy, dan

seluruh keamanan sistem. Risks menjadi semakin berpeluang

ancamannya bila sistem informasinya menggunakan jaringan

(networking). Ancaman para hacker/ craker bisa bersifat yang

paling berat, yaitu dengan membobol dan merusak sistem/ data.

6. Continuity Risks

Continuity Risks ini berkaitan dengan ketersediaan/

stabilitas (availability), back-up site, backu-up file serta recivery

pada sistem berbasis teknologi informasi. Back-up site adalah

cadangan sistem (mesin cadangan atau mungkin instalasi yang

berbeda lokasinya), sedangkan back-up file ialah cadangan file pada

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

42

 

media off-line. Recovery ialah sistem pengembalian status terakhir

bila suatu proses mengalami gangguan atau terhenti secara normal.

Menurut Peltier (2005, p78), juga membagi macam-macam

vulnerability dan dampak/impact dalam beberapa kategori, diantaranya

sebagai berikut:

1. High Vulnerability : kelemahan yang sangat besar yang ada di

dalam sistem atau operasional rutin, di mana potensi dampak bisnis

parah atau signifikan, kontrol harus ditingkatkan.

2. Medium Vulnerability : ada beberapa kelemahan, di mana potensi

dampak bisnis parah atau signifikan, pengendalian dapat dan harus

ditingkatkan.

3. Low Vulnerability : sistem ini sudah dibangun dengan baik dan

dioperasikan dengan benar. Tidak ada kontrol tambahan yang

diperlukan untuk mengurangi kerentanan.

4. Severe Impact ( High ) : cenderung mematikan perusahaan dari

bisnis atau sangat merusak prospek bisnis dan pengembangannya.

5. Significant Impact ( Medium ) : akan menyebabkan kerusakan yang

signifikan dan biaya, namun perusahaan akan bertahan.

6. Minor Impact ( Low ) : tipe dari satu dampak operasional

mengharapkan harus mengelola bagian dari kehidupan bisnis

normal.

Berikut merupakan model prioritas yang digunakan untuk

memberikan suatu penilaian terhadap prioritas yang akan dipilih:

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

43

 

1) A - tindakan perbaikan harus diimplementasikan

2) B - tindakan perbaikan harus diimplementasikan

3) C - memerlukan pemantauan

4) D - tidak ada tindakan yang dibutuhkan

Business Impact

Vulnerability

Gambar 2.2.4.1 Sample Priority Matrix

Sumber : Peltier (2005, p80)

2.2.6 FIT/ GAP Analysis

Fit/ Gap adalah sebuah pembelajaran untuk mengindentifikasi

apakah fungsionalitas sistem menyesuaikan kebutuhan pengguna, dan

jika beberapa gap diidentifikasi, mereka dicatat dalam format yang

ditentukan. Laporan fit/ gap yang dihasilkan secara khusus

menggambarkan perbedaan. Proyek fit/ gap mengevaluasi kebutuhan

High Medium Low

High A B C

Medium B B C

Low C C D

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

44

 

pengguna untuk proyek dan mengidentifikasi beberapa gap dalam

fungsionalitas sekarang dengan menggunakan fungsionalitas penuh yang

disediakan modul-modul perangkat lunak. Alternatif akan disediakan

ketika gap dalam fungsionalitas ditemukan. Beberapa gap akan disetujui

dengan perubahan pada proses bisnis, custom report, atau customization

perangkat lunak.

(www.businessanalysistherealworld.com/pdfs/Chapter21-fit-

gapAnalysis.pdf),

2.2.6.1 Manfaat FIT/GAP Analysis

Fit / Gap Analysis digunakan untuk mengevaluasi setiap

area fungsional dalam suatu proyek bisnis atau proses bisnis untuk

mencapai tujuan tertentu. Hal ini termasuk identifikasi data kunci

atau komponen yang sesuai dalam sistem bisnis dan kesenjangan

yang perlu solusi. Teknik ini mengacu pada beberapa tujuan,

semua terfokus pada penentuan komponen kunci yang diperlukan

untuk mencapai praktek terbaik dalam sebuah organisasi.

2.2.6.2 Ranking Requirement

Persyaratan harus diidentifikasi untuk tingkat prioritas.

Hal ini memungkinkan tim proyek dan proyek sponsor untuk

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

45

 

memastikan bahwa semua kritis proses bisnis yang ditampung

selama pelaksanaan sistem baru. Hal ini memungkinkan tim

proyek untuk fokus pada bidang-bidang yang paling penting

untuk organisasi dan juga menyoroti di mana fungsi yang baru

dapat menambah nilai bisnis saat ini untuk meningkatkan bisnis

proses, menyadari efisiensi atau meningkatkan pelaporan.

Peringkat setiap persyaratan di bawah ini diperoleh dari Proyek

Dokumen Persyaratan Pelaksanaan.

Berikut mengidentifikasi kode yang digunakan dalam

kolom Peringkat Fit/ Gap Analysis Laporan.

Rank Description

H-High High/ Mission Critical Requirement - Persyaratan yang

misi kritis, diperlukan untuk operasi dan tanpa mereka

organisasi tidak dapat berfungsi, mereka juga mencakup

persyaratan penting pelaporan internal dan eksternal.

M-

Medium

Medium/Value Add Requirements - Persyaratan yang

sering muncul dalam sistem bisnis proses yang tidak

terlalu kritis terhadap organisasi bisnis, akan tetapi jika

dipenuhi akan memberikan keuntungan biaya signifikan

pada organisasi.

L-Low Low/Desirable Requirements – Kebutuhan yang baik

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

46

 

untuk dimiliki dan hanya akan menambah nilai kecil ke

proses bisnis dan mungkin dipertemukan melalui work

around atau perubahan proses bisnis.

2.2.6.3 Degree of Fit

Langkah selanjutnya dalam melakukan analisis adalah

menentukan tingkat Fit, antara kebutuhan pengguna dengan

software.

Code Description

F Fit – Kebutuhan secara penuh dipenuhi oleh pernagkat

lunak.

G Gap – Perangkat lunak tidak memenuhi semua kebutuhan

ini. Comment disediakan dan alternatif disarankan dan

direkomendasikan dibuat; mungkin menghasilkan

rekomendasi untuk kustomisasi dalam perangkat lunak.

P Partial fit - Software memiliki fungsi yang memenuhi

syarat.

2.2.6.4 Gap Resolution

Ketika gap diidentifikasi dalam analisis ini, maka akan

menyediakan alternative dan solusi yang direkomendasikan untuk

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

47

 

memecahmkan gap. Ada beberapa cara untuk memecahkan gap,

seperti mengubah proses bisnis, merancang work – around,

mengkustomisasi peragkatlunak, atau interfacing dengan sistem

lama. Titik kunci utuk mengerti adalah kustomisasi ke

fungsionalitas perangkat lunak yang dihasilkan akan

meningkatkan biaya implementasi proyek seimbang dampak

negatif pada kemampuan untuk uprgrade ke new release.

Hasilnya, tim proyek seharusnya mengambil pendekatan berikut

ketika mencari resolusi pendekatan gap potensial. Berikut adalah

penjelasan berbagai pilihan untuk resolusi gap :

Package Work-Around – pertama tim akan

mengidentifikasi cara alternative pencapaian kebutuhan

dalam proses yang dihasilkan.

Membuat bisnis menyesuaikan package – jika package

work around tidak mungkin, tim seharusnya

merekomendasikan perubahan dan potensial proses bisnis

untuk menyesuaikan proses dan mengeliminasi gap.

Customization sebagai usaha terakhir – seharunya

kustomisasi diperlukan strategi yang dipilih untuk

membangun fungdionalitas eksternal baru perangkat lunak

dan menampilkan package daripada kustomisasi package-

nya sendiri.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

48

 

2.3 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Rumah Sakit

2.3.1 Pengertian Rumah Sakit

Dalam Glosarium Data dan Informasi Kesehatan 2005 dari Pusat

Data dan Informasi DepKes RI, rumah sakit adalah suatu fasilitas yang

menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan

kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi,

diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita

sakit, cidera dan melahirkan.

2.3.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

• Tugas RS :

Menurut Siregar (2005, p10) mengatakan bahwa pada umumnya,

tugas rumah sakit ialah menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan

pemulihan kesehatan.

Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil

guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan

pencegahan serta melaksanakan rujukan.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

49

 

• Fungsi RS:

Guna melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai berbagai

fungsi (Siregar (2005, p10), yaitu menyelenggarakan pelayanan medik,

pelayanan penunjang medik dan nonmedik, pelayanan dan asuhan

keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan, serta administarai umum dan keuangan. Secara

tradisional, maksud dasar keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan

perawatan penderita sakit dan terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar

ini, rumah sakit melakukan pendidikan terutama bagi mahasiswa

kedokteran, perawat, dan personel lainnya. Penelitian telah juga

merupakan fungsi penting. Dalam zaman modern ini fungsi keempat,

yaitu pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat juga

telah menjadi fungsi rumah sakit. Jadi, empat fungsi dasar rumah sakit

adalah pelayanan penderita, pendidikan, penelitian, dan kesehatan

masyarakat.

2.3.3 Jenis Pelayanan Rumah Sakit

• Pelayanan Unit Gawat Darurat

Unit Gawat Darurat merupakan pelayanan yang siap melayani

pasien selama 24 jam dalam sehari. Unit Gawat Darurat juga dilengkapi

dengan sarana penunjang medis seperti diagnosa laboratorium dan

radiologi, serta pelayanan transportasi ambulance. Dalam pelayanan

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

50

 

Unit Gawat dilengkapi dengan 10 tempat tidur, dan juga dilengkapi

dengan pelayanan bantuan media yang siap mambantu masyarakat yang

memerlukan panduan penanganan masalah kesehatan segera.

• Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan Rawat Inap merupakan pelayanan Rumah Sakit yang

diberikan kepada pasien yang harus menjalani perawatan inap di rumah

sakit. Dalam pelayanan rawat inap, pasien akan dirawat oleh tenaga-tenaga

medis profesional, dan keperawatan yang selalu siap melayani dengan

siaga. Pelayanan rawat inap selalu berupaya memberikan pelayanan yang

berkualitas, serta meningkatkan kualitas pelayanan sejalan dengan

perkembangan ilmu dan teknologi yang terus berkembang.

Jenis pelayanan yang tersedia:

o Perawatan Penyakit Dalam

o Perawatan Penyakit Bedah

o Perawatan Kebidanan

o Perawatan Penyakit Anak

o Perawatan Neurologi

o Perawatan Insentif

o Dan lain sebagainya

Jenis Kelas perawatan yang tersedia diantaranya:

o Kelas Super VIP

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

51

 

o Kelas VIP

o KelasI

o KelasII

Selain kelas perawatan, rawat inap juga memiliki nama ruangan

seperti: Teratai, Mawar, Tulip, Flamboyan, Aggrek.

• Pelayanan Farmasi

Pelayanan Farmasi merupakan pusat pelayanan obat dan juga alat

kesehatan yang dibutuhkan oleh para pasien, baik pasien rawat jalan

maupun pasien rawat inap selama 24 jam dalam sehari. Farmasi pada

Rumah Sakit OMC juga menyediakan pelayanan penukaran Resep

Dokter dari luar, sehingga para pasein dapat mendapatkan obat yang

dibutuhkan meskipun tidak melakukan perawatan di rumah sakit OMC.

Pelayanan Farmasi pada rumah sakit OMC selalu memberikan pelayanan

yang terbaik bagi pasiennya dalam pelayanan pemberian obat dan alat

kesehatan, apabila obat yang dibutuhkan pasien tidak tersedia di dalam

farmasi, maka bagian Farmasi akan segera membeli obat yang diperlukan

pasien.

• Pelayanan Laboratorium

Pelayanan Laboratorium merupakan pelayanan penunjang medis

yang tersedia di Rumah Sakit OMC. Laboratorium adalah tempat dimana

pasien melakukan pengambilan sample pasien untuk pengecekan kondisi

pasien.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

52

 

• Haemodialisa

Haemodialisa merupakan salah satu tindakan pengganti fungsi

ginjal yang diberikan kepada penderita gagal ginjal, baik yang bersifat

sementara maupun jangka panjang. Haemodialisa memberikan kualitas

hidup optimal kepadapara penderita gagal ginjal terminal. Rumah Sakit

OMC melayani cuci darah untuk penderita gagal ginjal dan siap siaga

dalam 24 jam.

2.3.4 Rekam Medik

Rekam medik adalah tempat informasi pasien dicatat dan berguna

untuk riwayat penyakit dan pengobatan di kemudian harinya. Rekam

medik berguna untuk komunikasi antara dokter, perawat, dan analisi

kesehatan, serta untuk akreditasi rumah sakit, riset ilmiah, dan

perlindungan hukum. Isi dalam rekam medik harus benar dan lengkap,

disimpan dengan baik, serta dapat diambil kembali dengan cepat.

2.3.5 Kebutuhan Komputerisasi Medis

Dalam pedomannya untuk para dokter dan karyawan kantor

praktik, ditemukan identifikasi beberapa tanda bahaya yang menandakan

kebutuhan komputer pada praktik medis.

• Pertumbuhan praktik

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

53

 

Praktik medis sedang berkembang menjadi organisasi skala besar

sewaktu ditambahkan pelayanan kesehatan yang baru dan memperluas

fungsi-fungsi dan bisnis. Kenaikan jumlah pasien dan pemasukan yang

besar mengakibatkan kenaikan dalam jumlah karyawan dan pekerjaan

pencatatan sehingga membutuhkan rutinitas kerja yang lebih efisien.

Komputer mungkin tidak akan menambah bisnis baru, tetapi mereka

dapat membantu mengatur dan mengelola pertumbuhan.

• Jadwal pengajuan penagihan tidak tercapai

Memproses laporan keuangan bulanan pasien dan klaim asuransi

merupakan suatu tugas yang menyita waktu serta membutuhkan ketelitian

dan ketepatan waktu. Hal ini dapat menjadi masalah kalau tuntunan

praktik lainnya harus diberikan prioritas. Penggunaan komputer untuk

penghitungan dan pengajuan tagihan dapat melakukan sebagian besar

pekerjaan tanpa keterlibatan staff.

• Keputusan berdasarkan informasi

Tenaga Profesional pelayanan kesehatan memerlukan sejumlah

besar informasi guna mengambil keputusan dibidang bisnis dan medis.

Banyak dari informasi yang dieprlukan tidak mudah diakses pada sistem

manual, namun sistem komputer sekarang dapat segera memberikan

informasi tentang pasien dan laporan produktivitas secara rinci.

• Pembatasan fasilitas dan ruang

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00398-ka 2.pdf12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem

54

 

Praktik medik terus menerus mencari ruang untuk menyimpan

catatan medis, menempatkan karyawan, dan menambah prosedur yang

baru. Sistem komputer biasanya memakan tempat yang lebih kecil

dibandingkan sistem manual.