bab 2 landasan teori - library & knowledge...
TRANSCRIPT
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Internet
2.1.1 Pengertian Internet
Menurut Strauss, El-Ansary, Frost (2003: 8) “Internet adalah seluruh jaringan
yang saling terhubung satu sama lain. Beberapa komputer- komputer dalam jaringan
ini menyimpan file, seperti halaman web, yang dapat diakses oleh seluruh jaringan
komputer.”
Pengertian internet secara umum adalah kumpulan jaringan komputer yang
terhubung baik secara langsung ataupun secara tidak langsung, antara satu
perangkat ke perangkat lainnya yang bertujuan untuk pertukaran data menggunakan
protokol TCP/IP.
2.1.2 Website
Website adalah suatu halaman web yang saling berhubungan yang umumnya
berisikan kumpulan informasi yang disediakan secara perorangan, kelompok, atau
organisasi. Halaman website dapat diakses dengan menggunakan software web
browser. Sebuah website biasanya ditempatkan setidaknya pada satu web server
yang dapat diakses melalui jaringan seperti Internet, ataupun jaringan wilayah lokal
(LAN) melalui alamat Internet yang dikenali sebagai URL. Gabungan atas semua
situs yang dapat diakses publik di Internet disebut pula sebagai World Wide Web
atau lebih dikenal dengan singkatan WWW.
Berikut adalah hal-hal yang berhubungan dengan website:
• World Wide Web
Menurut Darma dan Shenia (2009), “World Wide Web, biasa lebih terkenal
disingkat sebagai WWW adalah suatu ruang informasi yang dipakai oleh pengenal
global yang disebut Pengidentifikasi Sumber Seragam untuk mengenal pasti sumber
10
daya berguna.” WWW sering dianggap sama dengan Internet secara keseluruhan,
walaupun sebenarnya ia hanyalah bagian daripada Internet.
Dapat disimpulkan bahwa, World Wide Web atau www adalah kumpulan Web
server dari seluruh dunia yang berfungsi menyediakan data dan informasi untuk
dapat digunakan bersama. Berbagai informasi dapat Anda temukan pada WWW,
seperti informasi politik, ekonomi, sosial, budaya, sastra, sejarah, teknologi,
pendidikan dan lain-lain.
• Web browser
Menurut Sunarto (2005: 23), “web browser adalah sebuah program aplikasi
yang digunakan untuk menjelajahi dunia maya dan menampilkan web page yang
ada di internet.”
Menurut Comer (2007: 209), “web browser adalah program yang
menampilkan dan menyediakan akses dokumen hypermedia yang ada di internet.”
Dapat disimpulkan bahwa web browser adalah software yang dapat
menampilkan halaman website yang ada pada internet.
• Web server
Menurut Zaki (2008: 21), “web server adalah sebuah hardware dan software
yang bertugas melakukan interpretasi HTTP request untuk kemudian melakukan
respon atas HTTP request tersebut dalam bentuk kode HTML, dan kode - kode
lainnya yang bisa dipahami browser.” Ada banyak sekali web server yang bisa
dipakai antara lain :
1. Apache Tomcat
2. Microsoft Windows Server 2003 Internet Information Service ( IIS )
3. Lighttpd
4. Sun Java System Web server
5. Xitami Web server
6. Zeus Web server
• Hypertext Transfer Protocol ( HTTP )
Menurut Sunarto (2005: 22) “HTTP adalah sebuah protocol yang menentukan
aturan main antara software client dan software server dalam penyediaan dokumen
yang diminta browser.”
11
• Uniform Resource Locator ( URL )
Menurut Suyanto (2009: 195), URL adalah “alamat sebuah file yang dapat
diakses di internet, berisi nama protocol internet yang dibutuhkan untuk mengakses
file, nama computer yang berisi file tersebut, dan direktori dimana file tersebut
berada.” Secara umum, URL dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama
menunjukkan protocol yang dipakai seperti http: // atau https: //. Bagian kedua
menunjukkan alamat host seperti www.yahoo.com . Bagian ketiga menunjukkan
path direktori file, yaitu tempat dimana file yang ingin diakses disimpan dalam
server.
• Transmission Control Protocol / Internet Protocol ( TCP / IP )
Menurut Blank (2004: 2), TCP/IP adalah “kumpulan protocol yang
memungkinkan komunikasi antar komputer.”
TCP/IP merupakan gabungan dari protokol TCP (Transmission Control
Protocol) dan IP (Internet Protocol) sebagai sekelompok protokol yang mengatur
komunikasi data dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer
lain di dalam jaringan internet yang akan memastikan pengiriman data sampai ke
alamat yang dituju. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang
protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan
protokol yang paling banyak digunakan saat ini, karena protokol ini mampu bekerja
dan diimplementasikan pada lintas perangkat lunak (software) di berbagai sistem
operasi Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.2.1 Pengertian Data, Informasi dan Knowledge
Menurut Rainer, Turban, Potter (2007: 5) “Data adalah sebuah deskripsi
dasar akan sebuah benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang terekam,
terklasifikasikan dan tersimpan, namun tidak terorganisir untuk menyampaikan
suatu maksud tertentu.” Data dapat berupa huruf, angka, suara, atau gambar. Contoh
dari data adalah misalnya nilai dari seorang murid atau jumlah jam kerja seorang
karyawan pada minggu tertentu.
12
Menurut Vardiansyah (2008: 3) Data adalah “catatan atas kumpulan fakta.”
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa data adalah
sesuatu kumpulan atas fakta yang mentah, belum diolah dan tidak terorganisir untuk
menyampaikan sesuatu.
Menurut Rainer, Turban, Potter (2007: 5), “Informasi adalah data yang telah
diolah maka mereka menjadi memiliki arti, dan nilai tertentu bagi yang
menerimanya.” Contohnya, nilai seorang murid adalah data, namun ketika
dikombinasikan dengan nama dari murid tersebut maka data tersebut telah menjadi
informasi. Penerima informasi tersebut menginterpretasikan artinya dan dapat
menarik konklusi dan implikasi dari informasi tersebut.
Menurut Rainer, Turban, Potter (2007: 5), Knowledge atau pengetahuan
adalah “Data dan atau informasi yang telah dikumpulkan secara terorganisir dan
diproses untuk menyampaikan suatu pengertian, pengalaman, pembelajaran yang
terakumulasi, dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah tertentu.”
2.2.2 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Rainer, Turban, Potter (2007: 6), Sistem Informasi adalah “Sistem
yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan
informasi untuk suatu tujuan tertentu.” Sistem Informasi berbasis komputer adalah
suatu sistem informasi yang menggunakan teknologi komputer untuk melakukan
tugas-tugasnya.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012: 4), Sistem Informasi adalah
“Suatu kumpulan dari komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan,
memproses, menyimpan, dan menyediakan output dari suatu informasi yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis.”
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012: 5), Systems analysis atau
analisis sistem adalah “aktivitas yang memungkinkan seseorang untuk dapat
mengerti dan menspesifikasikan apa yang dapat dicapai dari suatu sistem.”
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012: 5), Systems design atau
perancangan sistem adalah “aktivitas yang memungkinkan seseorang untuk
mendefinisikan dan mendeskripsikan secara detail akan suatu sistem yang
memenuhi kebutuhan.”
13
2.2.3 Database
Menurut Connolly dan Begg (2010: 65), database merupakan “sekumpulan
data yang berhubungan secara logical dan dideskripsikan serta dirancang untuk
memenuhi kebutuhan sistem informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi.”
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 373) database adalah
“kumpulan dari data yang tersimpan secara terintegrasi, di-manage dan dikontrol
secara terpusat.”
Menurut Rainer, Turban dan Potter (2007: 6) Database adalah “kumpulan file
yang berhubungan atau tabel yang berisi data.”
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 373) database terdiri dari dua
bagian yang berhubungan; yaitu physical data store dan schema. Physical data
store menampung data bit dan byte mentah yang dibuat dan digunakan oleh sistem
informasi (misalnya nama, harga, saldo). Sedangkan schema menampung informasi
deskriptif tentang data yang ditampung dalam physical data store, yang mencakup:
• Organisasi akan data individual yang tersimpan dalam tabel.
• Asosiasi antara tabel atau class.
• Detail akan organisasi physical data store, mencakup type, lengths, location,
dan indexing dari data tersebut.
• Pengendalian akan akses dan konten, mencakup nilai data yang
diperbolehkan untuk suatu data, ketergantungan nilai antar data, dan daftar
pengguna yang diperbolehkan untuk melakukan read atau write terhadap
suatu data tertentu.
DBMS (Database Management System)
Menurut Connolly dan Begg (2010: 66), Database Management System
(DBMS) adalah “suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna
untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke database.”
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 373) Database
Management System (DBMS) adalah “komponen sistem software yang mengelola
dan mengendalikan satu atau lebih database.”
14
Berikut adalah komponen DBMS menurut Connolly dan Begg (2010: 68)
yang terdiri atas 5 komponen, yaitu :
1. Hardware
DBMS membutuhkan hardware untuk menjalankan aplikasi - aplikasinya
yang meliputi PC, mainframe, dan suatu jaringan computer.
2. Software
Komponen perangkat lunak yang meliputi software DBMS itu sendiri,
program aplikasi, sistem operasi, termasuk dan sistem jaringan.
3. Data
Data merupakan komponen yang paling penting dalam DBMS, berasal dari
sudut pandang dari end-user. Data berperan sebagai penghubung antara mesin dan
pengguna.
4. Procedure
Prosedur merupakan instruksi dan aturan yang mengatur perancangan dan
penggunaan database.
5. People
Komponen terakhir adalah manusia yang berhubungan langsung dengan
sistem. Komponen ini meliputi Database Adminstrator, Database Designers,
Application Developers, dan end-user.
2.3 Konsep E-commerce dan E-Business
2.3.1 Pengertian E-commerce
Menurut Varmaat (2007: 83), E-commerce merupakan “transaksi bisnis yang
terjadi dalam jaringan elektronik seperti internet. Siapapun yang mempunyai
jaringan internet dapat berpartisipasi dalam kegiatan E-commerce.”
Menurut Rainer, Turban dan Potter (2007: 177), E-commerce adalah “proses
membeli, menjual, mentransfer, atau bertukar barang, ataupun informasi, melalui
jaringan komputer, termasuk internet.”
15
Menurut Wong (2010: 33), E-commerce adalah “pembelian, penjualan dan
pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik. Seperti televisi, radio dan
jaringan komputer atau internet.”
Dapat disimpulkan bahwa E-commerce adalah segala bentuk transaksi bisnis
yang terjadi melalui internet. E-commerce merupakan bagian dari e-business, di
mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar proses jual beli saja, tetapi
mencakup juga kolaborasi antar mitra bisnis, pelayanan pelanggan, pemasaran, dan
lain lain. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga memerlukan teknologi
basisdata atau database, pemanfaatan surat elektronik (e-mail), dan teknologi
lainya.
2.3.2 Jenis-Jenis E-commerce
Menurut Rainer, Turban dan Potter (2007: 179), ada beberapa tipe dari E-
Commerce:
• Business to Consumers (B2C), yaitu tipe e-commerce dimana
perusahaan menjual produk atau layanan yang ditawarkanya kepada
pembeli.
• Business to Business (B2B), yaitu tipe e-commerce dimana penjual
dan pembelinya adalah perusahaan.
• Consumers to Consumers (C2C), yaitu tipe e-commerce dimana
konsumen yang menjual secara langsung ke konsumen. Contoh:
ebay.com. www.800webmall.com. www.auctionanything.com.
• Business to Employee (B2E), tipe e-commerce dimana perusahaan
menggunakannya untuk menyediakan informasi dan layanan kepada
karyawan-nya. Perusahaan mengizinkan karyawan untuk mengelola
tunjangan dan mengambil kelas pelatihan secara elektronik. Selain itu,
karyawan dapat membeli asuransi berdiskon, paket wisata, dan tiket
event pada intranet perusahaan.
• E-Government, yaitu pemerintah menggunakan teknologi internet, e-
commerce, khususnya, untuk menyampaikan informasi tentang
layanan publik kepada masyarakat, dan juga melayani transaksi
dengan partner bisnis.
16
• Mobile commerce (m-commerce), yaitu tipe e-commerce dimana
transaksi dilakukan pada lingkungan yang wireless. Misalnya
penggunaan telepon seluler untuk membeli barang melalui internet.
2.3.3 Pengertian E-Business
Menurut Rainer, Turban dan Potter (2007: 177), E-Business adalah “konsep
yang lebih luas dari E-commerce. Dimana selain melakukan transaksi jual beli akan
barang dan jasa, E-Business juga mencakup pelayanan kepada customer,
berkolaborasi dengan partner bisnis, dan melakukan transaksi elektronik dalam
suatu organisasi. “
2.4 Variabel Penelitian
2.4.1 Information Quality
Kualitas informasi secara umum dapat diartikan sebagai ‘seberapa baik suatu
informasi dapat digunakan oleh penggunanya’. Menurut Xu dan Koronios (2004)
Information Quality atau kualitas informasi “merupakan suatu building block yang
sangat penting bagi E-Business.”
Xu dan Koronios (2004) mengemukakan beberapa dimensi dari Information
Quality:
1. Accessibility, yaitu seberapa mudah suatu data dapat diakses.
2. Appropriate Amount of Data, yaitu volume data yang sesuai.
3. Consistent Representation, yaitu konsistensi akan representasi data.
4. Timeliness, yaitu seberapa up-to-date kah data yang digunakan.
5. Understandability, yaitu seberapa mudah data yang ditampilkan dapat
dimengerti.
Information Quality sebelumnya juga pernah diteliti oleh sejumlah peneliti
lain dalam literatur yang membahas e-commerce. Contohnya adalah Rozekhi,
17
Hussin, dan Noor (2014) dalam jurnalnya yang berjudul Attributable E-commerce
toward Purchase Intention: Online Search of Food Product.
2.4.2 Website Quality
Menurut Hasan dan Abuelrub (2008), “karakteristik akan suatu Website
merupakan hal yang penting, hal ini telah menjadi pembahasan di penelitian dari
berbagai bidang dan sangat banyak dipelajari khususnya pada literatur E-
commerce.”
Hasan dan Abuelrub (2008) mengemukakan bahwa dimensi dari Website
Quality adalah sebagai berikut:
Gambar 2-1 : Dimensi Website Quality
Sumber: Hasan dan Abuelrub (2008)
1. Content Quality
yaitu kualitas konten website, yang mencakup beberapa indikator:
• Timely, yaitu seberapa konten yang ada pada website up to date.
• Relevant, yaitu seberapa konten yang ada pada website dapat
digunakan.
• Multilanguage / Culture, yaitu konten yang ada pada website sesuai
dengan bahasa dan budaya penggunanya.
• Variety of Presentation, yaitu konten ditampilkan menggunakan
presentasi yang variatif (text, video, audio).
18
• Accuracy, yaitu konten yang ditampilkan tepat, tidak ada salah ketik
dan sebagainya.
• Objective, yaitu konten yang ada dipresentasikan secara objektif.
• Authority, yaitu konten ditampilkan pada website melalui otoritas
yang jelas.
2. Design Quality
yaitu kualitas rancangan website, aspek - aspek karakteristik visual
yang dapat menarik perhatian pengguna terhadap website tersebut, yang
mencakup beberapa indikator:
• Attractive, yaitu seberapa inovatif dan aestetis(menarik) kah
rancangan website, dan seberapa mampukah rancangan tersebut
mengundang rasa nyaman bagi penggunanya.
• Appropriateness, yaitu kepantasan, seberapa rancangan website yang
digunakan sesuai dengan tujuan pembuatanya. Gambar-gambar yang
digunakan sesuai dengan tujuan, dan keseimbangan antara text, warna
dan gambar.
• Color, yaitu warna-warna yang digunakan pada website. Pada
background color, lebih baik untuk menggunakan warna ringan,
sedangkan untuk warna font text, warna yang digunakan sebaiknya
tidak melebihi 4 jenis warna.
• Image/Sound/Video, yaitu elemen-elemen non text yang ada pada
website. Perlu diperhatikan ukuran dari media supaya tidak terlalu
berat yang akan menyebabkan halaman website menjadi lebih lama
untuk dimuat.
• Text, yaitu karakteristik akan text yang digunakan pada website.
3. Organization Quality
yaitu kualitas organisasi website, seperti konsistensi dan tata letak
yang digunakan. Indikatornya:
19
• Index, yaitu terdapatnya index (navigasi) untuk menuju ke semua
halaman website pada halaman utama.
• Mapping, yaitu terdapatnya mapping pada setiap halaman website,
supaya user dapat mengetahui, ia sedang berada di page yang mana.
• Consistency, yaitu tata letak yang digunakan dalam rancangan website
konsisten.
• Links, yaitu link yang digunakan bekerja dengan benar; penempatan
link yang baik supaya user dapat kembali ke halaman utama dari
setiap halaman website. Penggunaan warna link yang sesuai dan
menunjukan mana link telah dituju dan yang belum.
• Logo, yaitu tersedianya logo perusahaan di setiap halaman website.
• Domain, yaitu nama domain yang digunakan sesuai dengan tujuan
dan identitas perusahaan.
4. User-friendly Quality
yaitu seberapa mudah suatu website untuk digunakan bagi para
penggunanya. Indikatornya:
• Usability, yaitu seberapa mudah suatu website untuk digunakan,
dimengerti, dioperasikan untuk mencari informasi, dan dinavigasikan.
• Reliability, yaitu penggunaan nama yang mudah untuk diingat,
download time yang cepat, multi browser support, dan dapat bekerja
dengan baik pada screen setting yang berbeda-beda.
• Interactive features, yaitu suatu website mempunyai instruksi yang
jelas dalam penggunaan bagian yang berbeda. Fungsi pembantu dan
error message tersedia. Tersedianya alat internal search tool untuk
membantu user mencari informasi pada website.
• Security/Privacy, yaitu website menggunakan mekanisme yang efektif
yang dapat menjaga keamanan transaksi.
• Customization, yaitu proses yang kustomisasi pada batas tertentu yang
dapat menyesuaikan kebutuhan user yang berbeda-beda terhadap
website.
20
Website Quality sebelumnya juga pernah diteliti oleh sejumlah
peneliti lain dalam literatur yang membahas e-commerce. Contohnya adalah
Ranganathan, Dey, dan Ganapathy (2002) dalam jurnal yang berjudul Key
Dimensions of Business-to-Consumer Sites, Information and Management.
2.4.3 E-Shopping Intention
E-Shopping Intention secara umum dapat digambarkan sebagai ‘minat
untuk membeli produk melalui website.’ Cao dan Mokhtarian (2005)
mengemukakan beberapa dimensi dari E-Shopping Intention:
1. Purchasing from e-shopping sites, yaitu membeli melalui e-shopping
site.
2. Using e-shopping site, yaitu menggunakan website e-shopping.
3. Recommending others to use e-shopping sites, yaitu merekomendasikan
orang lain untuk menggunakan website e-shopping.
4. Creating an account on e-shopping sites, yaitu kemauan untuk membuat
akun pada website e-shopping.
5. Positive remarks on e-shopping sites, yaitu kesan positif terhadap
website e-shopping.
2.5 Metode Penelitian
2.5.1 Jenis-jenis penelitian
Menurut Sugiyono (2003: 11) penelitian berdasarkan tingkat
eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang
lain.
21
2. Penelitian komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan. Disini variabelnya masih sama dengan variabel mandiri
tetapi untuk Sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
3. Penelitian asosiatif
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan deskriptif
dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang
dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Menurut Sugiyono, (2003: 14) terdapat beberapa jenis penelitian
antara lain:
1. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data
yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
2. Penelitian kualitatif, data kualitatif adalah data yang berbentuk
kata, skema, dan gambar.
2.5.2 Metode Penelitian Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2012: 7), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai “metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.” Teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisa data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif sering juga disebut
metode tradisional, positivistik, ilmiah / discovery dan metode discovery. Metode
kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (discovery) karena metode ini telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional
dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini
22
dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut
metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisa
menggunakan statistik.
Selain itu metode penelitian kuantitatif juga dikatakan sebagai metode yang
lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena
sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan
kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang
di tentukan dan di ukur dengan memberikan nilai angka yang berbeda-beda sesuai
dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut.
2.5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
2.5.3.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2012), “Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan
alat ukur yang digunakan.” Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur
yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dihitung dengan membandingkan
nilai r hitung dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka pernyataan
tersebut dapat dinyatakan valid.
2.5.3.2 Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006: 154), “reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”
Menurut Ghozali (2009), “reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.” Uji reliabilitas digunakan dengan melihat
nilai Cronbach’s Alpha dimana nilai di atas 0,60 menunjukan bahwa data dapat
dikatakan reliabel.
23
2.5.4 Uji Korelasi
Menurut Fraenkel dan Wellen (2008), Penelitian korelasi atau korelasional
adalah “suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara
dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut.”
Menurut Emzir (2009), “Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai
bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya
terbatas pada penafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan
kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya
seperti penelitian eksperimen.”
Teknik uji korelasi yang digunakan dalam penulisan ini adalah Teknik Uji
Korelasi Spearman. Menurut Rokhman (2009), Teknik korelasi Spearman
dipergunakan untuk menganalisa data penelitian yang mempunyai karakteristik:
1. Hipotesis yang diajukan hipotesis asosiatif.
2. Skala data ordinal.
3. Data tidak harus berdistribusi normal.
Menurut Sugiyono (2012), ukuran korelasi yang dapat digunakan adalah
sebagai berikut:
• 0,00 - 0,199 ; menunjukan derajat asosiasi yang sangat rendah.
• 0,20 - 0,399 ; menunjukan derajat asosiasi yang rendah.
• 0,40 - 0,599 ; menunjukan derajat asosiasi yang sedang / moderat.
• 0,60 - 0,799 ; menunjukan derajat asosiasi yang kuat.
• 0,80 - 1,000 ; menunjukan derajat asosiasi yang sangat kuat.
2.5.5 Populasi, Sample, dan Teknik Pengambilan Sample
2.5.5.1 Populasi
Arikunto (2006), mengemukakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Menurut Sugiyono (2012: 115) “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
24
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.”
2.5.5.2 Sample
Sugiyono (2012: 116) mengemukakan bahwa, “Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, perlu adanya
teknik sampling yang tepat seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:
116), bahwa “Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan di gunakan dalam penelitian, terdapat beberapa
teknik sampling yang digunakan.”
2.5.5.3 Teknik Pengambilan Sample
Sugiyono (2012: 81) mengemukakan bahwa teknik sampling adalah
merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Jenis-jenis teknik
sampling adalah sebagai berikut.
Gambar 2-2: Jenis-jenis teknik sampling
Sumber: Sugiyono (2012: 92)
25
Metode Slovin
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1992), sebagai berikut:
Keterangan:
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi
kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin
kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi.
Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 10% berarti memiliki tingkat
akurasi 90%. Penelitian dengan batas kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi
98%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan,
semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.
2.6 Analisa dan Perancangan Sistem
2.6.1 Object Oriented Analysis and Design
Pendekatan Object Oriented Analysis and Design (OOAD) merupakan
pendekatan analisa dan perancangan yang digunakan oleh penulis. Berikut ini
adalah beberapa teori yang terkait dengan pendekatan ini.
2.6.1.1 Pengertian Object Oriented Analysis and Design
Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 241) mendefinisikan Object Oriented
Approach atau pendekatan berorientasi objek sebagai “pengembangan sistem
26
berdasarkan cara pandang bahwa suatu sistem adalah sekumpulan objek yang
bekerja bersama.”
Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 241) mendefinisikan suatu Object
sebagai “sesuatu di dalam sistem informasi yang merespon suatu pesan dengan
mengeksekusikan sebuah function atau method.”
Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 241) mendefinisikan Object Oriented
Analysis (OOA) sebagai “suatu proses mengidentifikasikan dan mendefinisikan
use case dan kumpulan Object atau Class pada sistem.”
Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 241) mendefinisikan Object Oriented
Design (OOD) sebagai “suatu proses mendefinisikan semua tipe Object yang
diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan peralatan dalam sistem,
menunjukan bagaimana suatu Object berinteraksi untuk menyelesaikan tugas.”
2.6.2 UML ( Unified Modeling Language)
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 46), Unified Modeling Language
adalah “suatu set standar konstruksi model dan notasi yang didefinisikan oleh
Object Management Group. Dengan menggunakan UML, analis dan pengguna
dapat mengerti berbagai variasi diagram yang digunakan dalam projek
pengembangan sistem.” Sebelum adanya UML, tidak ada standar, sehingga
diagram dapat menjadi membingungkan, karena pembuatannya berbeda dari
perusahaan ke perusahaan lain, (atau dari buku ke buku). Selanjutnya penulis
akan membahas mengenai teori model yang akan digunakan dalam penulisan,
yaitu meliputi Activity Diagram, Domain Model Class Diagram, Multilayer
Sequence Diagram, Use Case Diagram, dan Use Case Description.
2.6.3 Activity Diagram
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 57), “sebuah Activity Diagram
mendeskripsikan aktivitas dari user (atau sistem); siapa yang mengerjakan setiap
aktivitas, dan alur berurutan akan aktivitas tersebut.” Berikut adalah simbol-
simbol yang digunakan dalam Activity Diagram:
27
Gambar 2-3 : Simbol Activity Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 57)
Gambar diatas menunjukan simbol-simbol dasar yang digunakan pada
Activity Diagram. Lingkaran oval menggambarkan suatu aktivitas. Panah
menggambarkan alur berurutan dari setiap aktivitas. Lingkaran hitam
menggambarkan awal dan akhir dari workflow. Bentuk diamond
menggambarkan decision point dimana alur akan mengikuti satu arah atau yang
lainya. Swimlane menunjukan siapa yang mengerjakan aktivitas tersebut. Garis
hitam tebal menggambarkan synchronization bar yang berfungsi menunjukan
aktivitas yang dilakukan secara bersamaan. Berikut adalah contoh Activity
Diagram yang menggambarkan proses online checkout:
28
Gambar 2-4 : Activity Diagram; Online Checkout
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 59)
2.6.4 Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 69), sebuah Use case adalah
“sebuah aktivitas yang dilakukan oleh sistem, sebagai respon akan request yang
dilakukan oleh user.”
29
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 78), Use Case Diagram adalah
“model UML yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antar Use case
dengan Actor yang mengerjakanya.”
Gambar 2-5 : Use Case Diagram ‘Customer Account Subsystem’
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 82)
Gambar diatas menunjukan contoh Use Case Diagram. Actor
digambarkan dengan stick figure, dan garis lurus digunakan untuk
menggambarkan relasi antar Actor dan use case. Dalam relasi antar use case,
terdapat 2 jenis hubungan khusus, yaitu:
30
• <<includes>>; yaitu hubungan antar use case yang menunjukan bahwa
satu use case termasuk dalam use case lain.
• <<extends>>; yaitu hubungan antar use case yang menunjukan bahwa
satu use case memiliki kemungkinan untuk dilanjutkan ke use case lain.
2.6.5 Fully Developed Use Case Description
Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 121) mengemukakan bahwa Use Case
Description "adalah suatu model textual yang mendaftarkan dan mendeskripsikan
proses apa saja yang dilakukan dalam sebuah use case.”
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 122) Fully Developed Use Case
Description adalah “metode yang paling formal dalam mendokumentasikan
sebuah use case.” Dalam sebuah Fully Developed Use Case Description, baris
pertama digunakan untuk menjelaskan nama use case. Baris kedua digunakan
untuk menjelaskan scenario yang ada pada use case tersebut. Baris ketiga
digunakan untuk menjelaskan event apa yang memicu terjadinya use case. Baris
keempat digunakan untuk menjelaskan brief description atau deskripsi singkat
akan use case tersebut. Baris kelima digunakan untuk menjelaskan actor yang
terlibat dalam use case. Baris keenam digunakan untuk menjelaskan use case lain
yang terlibat dengan use case. Baris ketujuh digunakan untuk menjelaskan
stakeholder yang terlibat dalam use case. Baris kedelapan - preconditions,
menjelaskan keadaan apa yang harus dipenuhi sebelum use case dilakukan. Baris
kesembilan - postconditions, menjelaskan keadaan apa yang harus dipenuhi
setelah use case dijalankan. Baris kesepuluh digunakan untuk menjelaskan alur
aktivitas antara actor dan sistem. Baris kesebelas digunakan untuk menjelaskan
exception conditions, yaitu keadaan alternatif yang mungkin terjadi. Berikut
adalah contoh sebuah Fully Developed Use Case Description yang
menggambarkan use case create customer account:
31
Gambar 2-6 : Fully Developed Use Case Description ‘Create Customer Account’
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 123)
2.6.6 Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 101) sebuah class adalah
“sebuah kategori atau klasifikasi dari sebuah benda atau objek.” Sedangkan domain
class adalah “sebuah class yang mendeskripsikan objek dari problem domain.”
Domain Model Class Diagram adalah sebuah class diagram yang hanya
memasukan class dari problem domain. Berikut adalah contoh gambar yang
menggambarkan sebuah Domain Model Class Diagram untuk sebuah bank:
32
Gambar 2-7 : Domain Model Class Diagram untuk sebuah bank
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 103)
Dan berikut adalah gambar yang menjelaskan tentang multiplicity pada class
diagram:
Gambar 2-8 : Multiplicity pada Class Diagram.
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 102)
33
2.6.7 Multilayer Sequence Diagram
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 332) Sequence Diagram adalah
“sebuah tipe diagram interaksi yang menekankan urutan dari pesan yang
dikirimkan antara objek untuk sebuah use case tertentu.” Berikut adalah contoh
gambar yang menggambarkan sebuah System Sequence Diagram:
Gambar 2-9 : SSD untuk use case ‘Create Customer Account’
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 333)
Multilayer Sequence Diagram adalah “Sequence Diagram yang
menggambarkan interaksi antar objek dalam sistem dengan menggunakan View
Layer, Domain Layer, dan Data Layer.” Berikut adalah contoh gambar Multilayer
Sequence Diagram:
34
Gambar 2-10 : Contoh Multilayer Sequence Diagram menggunakan View Layer,
Domain Layer, dan Data Layer.
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2010: 454)
35
2.7 Kerangka Pikir
Gambar 2-11 : Kerangka Pikir
Sumber: Data olahan penelitian, 2015