bab 2 pijat

45
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA I. Konsep Pijat 1. Defenisi dan Sejarah Perkembangan Pemijatan Pijatan adalah sentuhan yang dilakukan dengan sadar, terutama saat ibu melakukan pemijatan dengan lembut dan tenang ( Nanayakkara, 2006 ). Menurut Carol Fallows dan Theodora Russel (2003), pemijatan adalah hal yang dilakukan dengan rasa tenang dan rileks yang diikuti saling bercengkrama. Menurut sejarah perkembangan, pemijatan adalah terapi tertua yang dikenal manusia yang paling populer. Pijat juga adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Pengurus Ebers yaitu catatan kedokteran pada zaman Mesir Kuno. Di India juga ditemukan Ayur- Veda, buku kodekteran tertua(sekitar 1800 SM) yang menuliskan tentang pijat, diet dan olah raga, sebagai

Upload: indra-hizkia-perangin-angin

Post on 21-Jul-2016

79 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 PIJAT

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

I. Konsep Pijat

1. Defenisi dan Sejarah Perkembangan Pemijatan

Pijatan adalah sentuhan yang dilakukan dengan sadar, terutama saat

ibu melakukan pemijatan dengan lembut dan tenang ( Nanayakkara, 2006 ).

Menurut Carol Fallows dan Theodora Russel (2003), pemijatan adalah hal yang

dilakukan dengan rasa tenang dan rileks yang diikuti saling bercengkrama.

Menurut sejarah perkembangan, pemijatan adalah terapi tertua yang

dikenal manusia yang paling populer. Pijat juga adalah seni perawatan kesehatan

dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Laporan tertua

tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Pengurus Ebers yaitu catatan

kedokteran pada zaman Mesir Kuno. Di India juga ditemukan Ayur-Veda, buku

kodekteran tertua(sekitar 1800 SM) yang menuliskan tentang pijat, diet dan olah

raga, sebagai cara penyembuhan utama masa itu. Selain itu, 5000 tahun lalu, para

dokter di Cina dari Dinasti Tang meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari

empat tehnik pengobatan yang penting ( Roesli, 2006 ). Hingga kini, dokter dan

ahli kesehatan dari segala macam budaya seperti Jerman, Jepang dan Cina telah

menggunakan tehnik pemijatan sebagai bagian integral dari praktek pelayanan

kesehatan dimana terapi pijat bekerja sama dengan dokter sebagai tim pelayanan

kesehatan. Bahkan di Cina, terdapat rumah sakit yang memiliki bangsal khusus

untuk pemijatan serta departemen pijat yang terdiri dari dua tingkat. Dari sebuah

survei tentang pengobatan alternatif dipublikasikan di New England Journal of

Page 2: BAB 2 PIJAT

Medicine, terpi pemijatan yang menduduki peringkat ketiga yang paling sering

dugunakan ( Collinge, 1996 ).

2. Manfaat Pemijatan

2.1. Manfaat Secara Umum

Secara fisiologis, pemijatan yang menurunkan kerja sistem saraf

simpatik dan meningkatkan kerja sistem parasimpatik, dapat meningkatkan

perasaan rileks dan menurunkan ketegangan neuromuskular sehingga berpengaruh

mengurangi frustasi dan stress yang menyebabkan kecemasan di malam hari

(Linardakis dan Dixon, 2004). Melalui tehnik pemijatan juga dapat mengurangi

nyeri sehingga dapat memberikan rasa nyaman ( Taylor, dkk, 2003; Okvat,

Mehmet, Ting & Narrow, 2002; Field, dkk, 2002 ).

Selain manfaat di atas, terdapat manfaat lain seperti: kekuatan dan

kelenturan pikiran, tubuh dan emosi dapat ditingkatkan, tidur dapat berkualitas,

restrukturisasi tulang, otot, dan organ dapat dibantu, cedera lama dan baru dapat

disembuhkan, konsentrasi dan ingatan dapat ditingkatkan ( Starr White, 2006 ).

2.2. Manfaat Pada Anak

Menurut Roesli (2006), pada bayi/anak, pijat ini juga memberikan

manfaat yang tertentu seperti :

2.2.1. Efek biokimia yang positif

1) Menurunkan kadar hormon stress (catechlamine)

2) Meningkatkan kadar serotonin

2.2.2. Efek fisik/klinis

1) Meningkatkan jumlah dan sitotoksitas dari sistem immunitas

(sel pembunuh alami).

Page 3: BAB 2 PIJAT

2) Mengubah gelombang otak secara positif.

3) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan.

4) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan.

5) Meningkatkan kenaikan berat badan.

6) Mengurangi depresi dan ketegangan.

7) Meningkatkan kesiagaan.

8) Membuat tidur lelap.

9) Mengurangi rasa sakit.

10) Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut).

11) Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayinya

(bonding).

12) Meningkatkan volume air susu ibu.

2.2.3. Manfaat lain dari pijat bayi/anak

1) Orang tua yang masih remaja (teenage parents)

Orang tua yang masih remaja, umumnya tidak ada atau

belum siap untuk menjadi orang tua karena mereka sendiri belum cukup dewasa.

Pada kasus ini pijat bayi akan meningkatkan percaya diri mereka, meningkatkan

rasa penerimaan atas keadaannya menjadi orang tua dan meningkatkan harga diri

mereka sebagai orang tua.

2) Orang tua yang rasa keterikatan dengan bayinya kurang

Biasanya terjadi pada kasus seperti kehamilan atau anak

yang tidak dikehendaki, komplikasi kehamilan dan pemisahan ibu dan bayi untuk

waktu tertentu karena kesehatan fisik/mental ibu atau kesehatan bayi. Keadaan

seperti ini, pijat bayi dapat mendekatkan hubungan orang tua dengan anaknya.

Page 4: BAB 2 PIJAT

Apalagi orang tua tersebut mengikuti kelas pijat bayi, maka mereka akan merasa

mendapat dukungan dan perhatian, serta melihat orang tua yang lain bergaul

penuh kasih sayang dengan bayinya. Sehingga akan timbul rasa percaya diri dan

keinginan untuk mempunyai hubungan mesra dengan bayinya sendiri.

3) Orang tua angkat

Karena orang tua angkat tidak merasakan kedekatan dengan

bayinya. Maka pijat bayi akan membantu mereka untuk menciptakan ikatan yang

lebih kuat antara orang tua dan bayinya.

4) Bedah caesar

Bayi yang dilahirkan melalui bedah caesar tidak akan

menerima rangsangan taktil seperti bayi yang dilahirkan dengan normal. Selain

itu, umumnya bayi ini akan kurang siaga (alert) karena pengaruh obat-obatan yang

diberikan kepada ibu. Maka pijat bayi akan lebih cepat menyatukan orang tua dan

bayinya.

5) Sakit perut (colik)

Colik atau sakit perut pada bayi ditunjukkan oleh bayi

secara khas yaitu dengan “tangis sakit” yang melengking. Untuk mengurangi

kolik ini, para orang tua dianjurkan untuk memijat bayinya pada waktu kolik

berlangsung.

6) Asma

Pijat telah menunjukkan keberhasilan untuk melebarkan

saluran napas/udara yang menyempit karena salah satu manfaat pijat adalah

relaksasi. Sehingga dapat mengurangi gelsah dan depresi.

Page 5: BAB 2 PIJAT

7) Janin dari ibu pecandu kokain

Penelitian terakhir membuktikan bahwa pemijatan yang

diberikan pada bayi yang ibunya pecandu kokain menunjukkan berkurangnya

kejadian komplikasi dan kenaikan berat badan yang lebih baik dari pada bayi yang

tidak dipijat.

8) Bayi dari ibu HIV positif

Penelitian menyimpulkan bahwa pemijatan pada bayi

dengan HIV-positif menghasilkan kenaikan berat badan, perkembangan motorik

yang lebih baik dan mendapat skala angka yang lebih pada tes Brazelton.

9) Bayi yang dirawat di rumah sakit

Jarum suntik dan pemeriksaan-pemeriksaan yang

menyakitkan di rumah sakit telah memberi kesan pada bayi adanya hubungan

perabaan dengan rasa sakit. Dengan pijat bayi maka akan mengetahui bahwa

perabaan juga menyenangkan, menenangkan dan penuh kasih sayang.

10) Bayi kurang bulan (premature infant)

Bayi premature mengalami kehangatan dan kenyamanan

dalam waktu yang singkat. Selanjutnya mereka akan lebih sering disuntik dan

mengalami pemeriksaan laboratorium yang menyakitkan. Dengan adanya pijat

bayi maka mereka akan merasakan bahwa perabaan juga menyenangkan dan

penuh kasih sayang.

3. Kapan dan waktu dilakukan pijat bayi

Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai

keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijitan, bayi akan

Page 6: BAB 2 PIJAT

mendapat keuntungan yang lebih besar, terlebih jika pemijatan dapat dilakukan

setiap hari dari sejak kelahiran sampai berusia 6-7 bulan.

Waktu yang terbaik untuk dilakukan pemijatan bayi adalah pada

waktu pagi hari, yaitu pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru,

dan pada waktu malam hari yaitu sebelum tidur ( Roesli, 2006 ).

4. Pedoman pijat bayi

Sebelum dilakukan pemijatan pada bayi, terlebih dahulu diketahui

tahap-tahap yang akan dilakukan.

4.1. Persiapan sebelum memijat

a) Tangan bersih dan hangat

b) Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan

padakulit bayi

c) Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap

d) Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar

e) Secara khusus menyediakan waktu untuk tidak diganggu minimum

selama 15 menit guna melakukan seluruh tahapan pemijatan

f) Duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang

g) Baringkanlah bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut dan

bersih

h) Siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby

oil/lotion)

i) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara

membelai wajah kepala bayi sambil mengajaknya bicara.

Page 7: BAB 2 PIJAT

4.2.Perhatikan cara pemijatan sesuai umur bayi

a. 0-1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan

halus. Sebelum tali pusat bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan

pemijatan daerah perut.

b. 1-3 bulan, disarankan gerakan halu disertai dengan tekanan ringan

dalam waktu yang singkat.

c. 3 bulan -3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan

tekanan dan waktu yang semakin meningkat.

4.3.Urutan pemijatan bayi

Catatan : Setiap gerakan pada tahap pemijatan ini dapat diulang

sebanyak enam kali.

1.1.1. Kaki

a. Perahan cara India

Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang

pemukul soft ball.

Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti

memerah susu.

b. Peras dan putar

Pegang kaki pada pangkal paha dengan kedua tangan secara

bersamaan.

Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari

pangkal paha ke arah mata kaki.

Page 8: BAB 2 PIJAT

c. Telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara

bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di

seluruh telapak kaki.

d. Tarikan lembut jari

Pijatlah jari-jarinya satu per satu dengan gerakan memutar

menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang

lembut pada tiap ujung jari.

e. Gerakan peregangan (strecth)

Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak

kaki mulai dari batas jari-jari ke arah tumit, kemudian

ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit.

Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut

punggung kaki daerah pangkal kaki ke arah tumit.

f. Titik tekanan

Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh

permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.

g. Punggung kaki

Dengan menggunakan kedua ibu jari secara bergantian

pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-

jari secara bergantian.

h. Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)

Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan

ibu jari dan jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi.

Page 9: BAB 2 PIJAT

i. Perahan cara Swedia

Peganglah pergelangan kaki bayi.

Gerakkan tangan secara bergantian dari pergelangan kaki

ke pangkal paha.

j. Gerakan menggulung

Peganglah pangkal paha dengan kedua tangan.

Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju

pergelangan kaki.

k. Gerakan akhir

Setelah gerakan a sampai k dilakukan pada kaki kanan dan

kiri, rapatkan kedua kaki bayi.

Letakkan kedua tangan secara bersamaan pada pantat dan

pangkal paha.

Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke

arah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian

kaki.

1.1.2. Perut

Catatan : hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang

rusuk.

a. Mengayuh sepeda

Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh

pedal sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan

tangan dan kiri.

Page 10: BAB 2 PIJAT

b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat

Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan.

Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian

atas sampai ke jari-jari kaki

c. Ibu jari ke samping

Letakkan kedua ibu jari di samping kanan-kiri pusar perut.

Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri.

d. Bulan-Matahari

Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri

mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu)

ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah

membentuk gambar matahari{M}) beberapa kali.

Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah

lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai

bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan

{B}).

Lakukan kedua gerakan ini secara bersama-sama. Tangan

kiri selalu yang membuat bulatan penuh (matahari),

sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah

lingkaran (bulan).

e. Gerakan “I Love You”

“I” Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke

bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan

membentuk huruf “I”.

Page 11: BAB 2 PIJAT

“LOVE” Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L”terbalik,

mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri

atas ke kiri bawah.

“YOU” Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik,

mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ka atas,

kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut

kiri bawah.

f. Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers)

Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian

kanan.

Gerakkan jari-jari pada perut bayi dari bagian kanan ke

bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung

udara.

1.1.3. Dada

a. Jantung besar

Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan

meletakkan ujung-ujung dari kedua telapak tangan di tengah

dada bayi/ulu hati.

Buatlah gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke

samping di atas tulang selangka, lalu kebawah membentuk

jantung dan kembali ke ulu hati.

b. Kupu-kupu

Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu,

dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat

Page 12: BAB 2 PIJAT

menyilang dari tengah dada/ulu hati ke arah bahu kanan, dan

kembali ke ulu hati.

Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri bayi dan kembali ke ulu

hati

1.1.4. Tangan

a. Memijat ketiak (armpits)

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke

bawah. Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar

di daerah ketiak, sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.

b. Perahan cara India

Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan

seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang

pergelangan tangan bayi.

Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak kearah

pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari

pundak kearah pergelangan tangan.

Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan kiri

kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah

memerah susu sapi.

c. Peras dan putar (squeeze and twist)

Cara lain adalah dengan menggunakan kedua tangan secara

bersamaan.

Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari

puncak ke pergelangan tangan.

Page 13: BAB 2 PIJAT

d. Membuka tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan

tangan kearah jari-jari.

e. Putar jari-jari

Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju kearah ujung jari

dengan gerakan memutar.

Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung

jari.

f. Punggung tangan

Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan anda.

Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan kearah

jari-jari dengan lembut.

g. Peras dan putar pergelangan tangan (wrist ciscle)

Peraslah sekeliling pergelangan tangan ibu jari dan jari

telunjuk.

h. Perahan cara Swedia

Arah pijatan cara Swedia adalah dari pergelangajn tangan

kearah badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah

kejantung dan paru-paru.

Gerakkan tangan kanan dan kiri anda secara bergantian

mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak.

Lanjutklan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi kearah

pundak.

Page 14: BAB 2 PIJAT

i. Gerakan menggulung

Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua

telapak tangan.

Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju

kearah pergelangan tangan/jari-jari.

1.1.5. Muka

Umumnya tidak perlukan minyak untuk daerah muka.

a. Dahi : Menyetrika dahi (open book)

Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi.

Tekankan jari-jari anda dengan mlembut mulai dari tengah

dahi keluar kesamping kanan dan kiri seolah menyetrika

dahi atau membuka lembaran buku.

Gerakkan kebawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran-

lingkaran kecil didaerah pelipis, kemudian gerakkan

kedalam melalui daerah pipi dibawah mata.

b. Alis : Menyetrika alis

Letakkan kedua ibu jari Anda di antara kedua alis mata.

Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada

alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke

samping seolah menyetrika alis.

c. Hidung : senyum I

Letakkan kedua ibu jari Anda pada pertengahan alis.

Page 15: BAB 2 PIJAT

Tekankan ibu jari Anda dari pertengahan kedua alis turun

melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan

ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

d. Mulut bagian atas : Senyum II

Letakkan kedua ibu jari Anda di atas mulut dibawah sekat

hidung.

Gerakkan kedua ibu jari Anda dari tengah ke samping dan

ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

e. Mulut bagian bawah : Senyum III

Letakkan kedua ibu jari Anda di tengah dagu.

Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah

ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat

bayi tersenyum.

f. Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)

Dengan kedua jari tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil

didaerah rahang bayi.

g. Belakang telinga

Dengan menggunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan

lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.

Gerakkan ke arah pertengahan dagu dibawah dagu.

1.1.6. Punggung

a. Gerakan maju mundur (kursi goyang)

Tengkurapkan bayi melintang didepan Anda dengan kepala

di sebelah kiri dan kaki disebelah kanan Anda.

Page 16: BAB 2 PIJAT

Pijatlah sepanjang punggung bayidengan gerakan maju

mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah

leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.

b. Gerakan menyetrika

Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.

Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah

sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat

bayi seolah menyetrika punggung.

c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan

kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai

ke tumit kaki bayi.

d. Gerakan melingkar

Dengan jari-jari kedua tangan Anda, buatlah gerakan-

gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun

ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai

ke pantat.

Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil didaerah leher,

kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

e. Gerakan menggaruk

Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan Anda

pada punggung bayi.

Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke

pantat bayi.

Page 17: BAB 2 PIJAT

5. Hal yang tidak dianjurkan dilakukan pemijatan

Memijat bayi langsung setelah makan,

Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan,

Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat,

Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat

Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.

( Roesli, 2006 )

6. Efek samping pemijatan

Pemijatan adalah tehnik relaksasi yang lembut dan jarang

menyebabkan efek samping. Namun bila pemijatan dilakukan terlalu dalam, dapat

menyebabkan perdarahan pada organ vital seperti hati dengan adanya

pembentukan penggumpalan darah (Tran, 2001).

II. Konsep Tidur

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme

untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan,

memiliki manfaat untuk memperbaharui dan memulihkan tubuh baik secara fisik

maupun emosional serta diperlukan untuk bertahan hidup (Foramen & Wykle,

1995). Sepertiga again dari kehidupan manusia dihabiskan dengan tidur (Craven

& Hirnle, 2000) dan tanpa tidur yang cukup, kemampuan seseorang untuk

berkonsentrasi, membuat keputusan serta melakukan kegiatan sehari-harinya

dapat menurun (Potter & Perry, 2003).

Page 18: BAB 2 PIJAT

2.1.Fisiologi Tidur

Siklus tidur dan bangun diatur secara terpusat di otak dan dipengaruhi oleh

kebiasaan sehari-hari dan faktor lingkungan (White, 2003) serta mempengaruhi

pengaturan fungsi tubuh seperti pada sistem saraf perifer, hormonal,

kardiofaskuler, pernafasan dan sistem otot (Guyton & Hall, 1997) dan respon

pelaku (Potter & Perry, 2003). Pengaturan tidur tergantung pada keselarasan

hubungan timbal balik antara dua mekanisme otak yaitu Reticular Activating

System (RAS) yang menyebabkan bangun dan Bulbar Synchronizing Region

(BSR) yang menyebabkan tidur. Pembentukan mekanisme RAS berada dibatang

otak dan akan memberi pengaruh melalui Medula, Pons, Otak Tengah dan masuk

ke Hipotalamus ( Taylor, Lilis, & LeMone, 2001 ).

RAS ini terdiri dari banyak sekali sel-sel dan serabut saraf yang

menyampaikan berbagai impuls ke korteks serebral dan susunan saraf tulang

belakangyang menyebabkan seseorang tetap terjaga/bangun (Taylor, Lilis &

Lemone, 2001). Saat seseorang mencoba untuk tidur, stimulus terhadap RAS pada

batang otak menurun dari korteks serebral dan bagian luar tubuh dan beberapa

waktu kemudian BSR mengambil alih menyebabkan seseorang tidur dan akan

terbangun saat adanya stimulus dari lingkungan atau dari korteks serebral yang

merangsang saraf-saraf di RAS ( Potter & Perry , 2003 ).

Berbagai neurotransmiter juga terlibat dalam proses terjadinya tidur seperti

norepinefrin, Acetylcholin, Sorotonin, dopamin, dll (Taylor, Lilis dan Lemone,

2001) yang berfungsi sebagai komunikasi antara saraf-saraf di RAS yang

dilepaskan dari axon untuk mengikatkan dirinya dengan reseptor spesifik pada sel

saraf lainnya (Craven & Hirnle, 2000). Serotonin adalah neurotransmiter utama

Page 19: BAB 2 PIJAT

yang menurunkan aktivitas RAS sehingga menyebabkan tidur dan pada keadaan

sadar, saraf-saraf dalam RAS melepaskan kotekolamin seperti norepinefrin

(Tarwoto & Wartonah, 2003).

2.2 Tahap Tidur

Tahapan tidur normal ada dua yaitu tahapan tidur Non Rapid Eye

Movement (NREM) dan tahapan tidur Rapid Eye Movement (REM). Tahapan

tidur ini memiliki karakteristik tertentu yang dianalisis dengan bantuan

Electroencefalograph (EEG) yang menerima dan merekam gelombang otak,

Electrooculogram (EOG) yang merekam pergerakan mata dan Electromyograph

(EMG) yang merekam tonus otot ( Taylor, Lilis & LaMone, 2001 ).

2.2.1 Tidur Non Rapid Eye Movement (NREM)

Craskadon & Dement (1994, dalam Craven & Hirnle, 2001)

menyebutkan bahwa karakteristik dari tidur NREM adalah 75% sampai 80% dari

total waktu tidur seorang dewasa yang normal yang ditandai dengan aktivitas

mental tubuh yang minimum. Tidur NREM ini terdiri dari empat stadium tidur

yang memiliki karakteristik tertentu. Pada setiap stadium dari tidur NREM akan

mengalami beberapa perubahan seiring dengan pertambahan usia dimana terdapat

peningkatan kuantitas dari stadium satu dan dua serta penurunan kuantitas dari

stadium tiga dan empat ( Staab & Hodges, 1996 ).

Stadium 1. merupakan stadium tidur paling ringan yang artinya jika seseorang

tidur, masih dapat dibangunkan dengan mudah. Seseorang akan merasa

mengantuk, dunyut jantung dan pernafasan menurun secara perlahan dan pada

EEG tampak gelombang otak berada pada tegangan yang rendah. Stadium ini

akan berakhir dalam 10 menit setiap satu siklus (Kozier & Erb, 1987; DeLaune &

Page 20: BAB 2 PIJAT

Ladner, 2001 ; White, 2003). Seiring dengan pertambahan usia, durasi dari tidur

stadium 1 akan meningkat secara bertahap dari 5% dari tidur dewasa normal

sampai 7% hingga 12% dari tidur lansia. Pada awal tidur malam hari, lansia sering

mengalami periode mengantuk yang panjang tanpa benar-benar mengalami tidur

yang sebenarnya

Stadium 2. Tidur masih tergolong tidur yang ringan dan masih relatif mudah

dibangunkan. Aktivitas fungsi tubuh terus meurun dan relaksasi menigkat walau

belum semua otot-otot tonik dalam keadaan rileks (Musadik, 1988).

Kira-kira 50% total waktu tidur dewasa normal dihabiskan pada stadium ini.

Stadium 2 berlangsung selama 20 menit setiap satu siklus (Potter & Perry, 2003).

Pada lansia, stadium 2 tidak berubah secara signifikan (Miller, 1999).

Stadium 3. Merupakan stadium awal memasuki tidur dalam yang juga disebut

dengan tidur delta dimana seseorang yang tidur pada stadium ini akan sulit untuk

membangunkannya. Jarang terjadi pergerakan tubuh dan mata, tanda-tanda vital

tubuh menurun namun dalam irama yang teratur. Stadium ini berlangsung dalam

waktu 15 menit sampai 30 menit sebelummemasuki stadium 4 ( Dewitt, 2001 ;

Potter & Perry, 2003 ).

Stadium 4. sangat sulit untuk membangunkan seseorang yang tidur pada stadium

ini. Hanya rangrasangan atau stimulus tertentu yang dapat membangunkannya.

Pada stadium ini denyut nadi, jumlah pernafasan, dan tekanan darah menurun.

Otot rileks, metabolisme lambat, suhu tubuh rendah pada EEG tampak gelombang

otak yang terekam lambat.Stadium 3 dan stadium 4 sangat bermanfaat untuk

pemulihan tubuh baik secara fisik atau psikologik karena hormon pertunbuhan

manusia disekresikan pada malam hari dan mencapai puncaknya saat stadium 3

Page 21: BAB 2 PIJAT

dan stadium 4 ( Potter & Perry, 2001 ; Taylor, Lilis & LeMone, 2001; White,

2003 ).

2.2.2 Tidur Rapid Eye Movement (REM)

Tahapan tidur REM ternyata merupakan suatu dimensi

tersendiri. Dari dalam tidurnya, ia dapat dikatakan sebagai tidur yang dalam tetapi

dari bentuk gelombang yang terekam, ia mempunyai gelombang tidur yang

ringan. Karena itu tidur REM juga disebut Paradoxical sleep (Musadik, 1988).

Masuk dalam tahapan ini biasanya 90 menit setelah tidur dimulai dan ditandai

denagan aktivitas otot yang rendah atau pun tidak ada aktivitas otot (atonia otot),

tekanan darah, frekwensi pernafasan, frekwensi nadi dan sekresi kaster

meningkat.Mimpi sering terjadi pada tahapan tidur ini (Potter & Perry, 2003).

Tidur REM ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam

belajar, memori dan adaptasi (Tarwoto & Wartonah, 2003). Semakin tercukupinya

kebutuhan tidur REM, semakin seseorang semakin cukup beristirahat. Pada

dewasa normal, 20% sampai 25% dari total tidur malamnya merupakan tahapan

tidur REM (DeLaune & Laddner, 2002). Dement et al. (1985, dalam Miller,1999)

menyebutkan bahwa pada lansia, tidur REM berkurang dalam proporsi jumlah

total waktu tidurnya, namun tidak berubah secara signifikan sampai usia yang

sangat lanjut dimana perubahan tidur REM nya akan menunjukkan perubahan

secara signifikan. Tidur REM cenderung timbul dalam siklus yang sama pada

dewasa yang normal, namun durasi dari setiap siklus REM tersebut berkurang

( Miller, 1999 ).

Page 22: BAB 2 PIJAT

2.3 Siklus Tidur

Saat tidur, seseorang akan melewati 4 sampai 6 siklus tidur yang lengkap

dimana disetiap siklus terdiri dari 4 stadium NREM dan 1 tahapan REM. Siklus

tidur biasanya semakin meningkat dari stadium 1 sampai stadium 4 NREM yang

diikuti pembalikan dari stadium 4 ke stadium 3, kemudian ke stadium 2 dan

diakhiri dengan periode tahapan tidur REM. Dengan satu siklus yang berurutan,

stadium 3 dan stadium 4 akan memendek dan tahapan tidur REM memanjang.

Siklus tidur pada setiap orang berbeda karena memiliki total waktu tidur yang

berbeda pula ( Potter & Perry, 2003 ).

Pada satu siklus sampai tiga siklus pertama, stadium 3 dan stadium 4

NREM mendominasi sementara pada akhir siklus ke tiga stadium 2 dan tahapan

tidur REM mendominasi dan stadium 4 NREM dapat tidak muncul (Craven &

Hirnle, 2001). Jika individu terbangun atau dibangunkan dari tidurnya, maka

individu tersebut akan kembali tidur dengan mengulangi siklus tidur dari stadium

1 NREM ( Taylor, Lilis, & LeMone, 2001 ).

3.2. Kebutuhan dan Pola Tidur Normal

Pada bayi memiliki jumlah jam tidur yang berbeda dengan orang dewasa

bahkan dengan lansia. Jumlah jam tidur pada bayi pada umumnya tergantung

dengan situasi dan kondisi dari lingkungan dan keadaan bayi itu sendiri. Untuk

anak yang berusia 0-1 tahun rata-rata memiliki jumlah jam tidur 10,5 - 18 jam /

hari. Pada anak umur 0-2 bulan paling sering jumlah jam tidur ini dipenuhi

(Sekartini, 2006). Menurut Perry & Potter (2001), untuk neonatus sampai bayi

umur 3 bulan kebutuhan jam tidur sekitar 16 jam sehari dan pada bayi usia 3

bulan ke atas sudah mengalami pola tidur malam. Bayi tertidur beberapa kali pada

Page 23: BAB 2 PIJAT

siang hari dan biasanya pada malam hari tidur rata-rata 8 sampai 10 jam. Pada

usia ini pula anak memiliki sifat tidur antara lain :

Pola tidur yang tidak teratur (hingga usia 6-8 minggu) yang berhubungan

dengan rasa lapar

Periode tidur yang multipel pada siang dan malam hari

tidurnya bersifat aktif : tersenyum, menghisap, pergerakan badan

Hal-hal penting yang berhubungan dengan kemampuan tidur :

Tidur dengan punggungnya untuk mencegah SIDS

* Fasilitas tidur malam

* Buatlah lingkungan tidur yang positif dan aman

* Kenalilah tanda-tanda saat bayi mengantuk (Sekartini, 2006).

3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur

Sejumlah faktor mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur. Terlebih

pada faktor fisiologis, psikologis dan lingkungan dapat mempengaruhi dan

mengubah kualitas dan kuantitas tidur. Beberapa diantaranya adalah :

3.3.1. Penyakit Fisik

Pada orang dewasa hal ini berpengaruh seperti adanya nyeri dan

ketidaknyamanan fisik antara lain hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit

pernafasan dan lain-lainnya. Pada bayi ada juga pengaruh seperti demam, adanya

trauma saat lahir yang lama dan lain-lain.

Page 24: BAB 2 PIJAT

3.3.2. Gaya Hidup

Gaya hidup dari keluarga dapat juga berpengaruh terhadap tidur

anak seperti orang tua yang memiliki banyak aktivitas sehingga untuk pengaturan

jam tidur pada anak tidak terlalu diperhatikan dengan baik.

3.3.3. Lingkungan

Lingkungan fisik sangat berbengaruh terhadap tidur dewasa dan

terutama pada anak. Ventilasi udara tempat tidur, ukuran dan kekerasan serta

posisi tempat tidur yang baik juga mempengaruhi kualitas tidur.

Suara juga dapat mempengaruhi tidur karena jika terdapat suara

yang keras atau bising maka akan mengganggu kualitas tidur terlebih pada bayi,

anak dan lansia. Tetapi pada orang dewasa terkadang suara yang kuat dapat

membantu untuk tidur lelap. Untuk bayi dan anak biasanya tidak tahan akan suara

yang tinggi (keras) karena masih suka akan ketenangan dan kesenyapan.

Cahaya juga dapat mempengaruhi akan kualitas tidur baik untuk

orang dewasa terlebih pada masa bayi dan anak. Cahaya yang terang atau terlalu

terang akan mengganggu tidur karena mengakibatkan mata silau, biasanya anak

lebih suka cahaya yang remang-remang saat tidur

Suhu juga dapat mempengaruhi kualitas tidur karena suhu yang

terlalu panas akan mengganggu dan membuat gelisah, begitu juga dengan suhu

yang terlalu dingin akan mengganggu dan membuat gelisah pula.

Page 25: BAB 2 PIJAT

3.3.4. Pola Tidur yang Biasa dan Mengantuk yang Berlebihan pada

Siang hari (EDS)

Pola tidur yang mengantuk pada siang hari dapat sering terjadi

pada orang dewasa karena adanya aktivitas dimalam hari atau pekerjaan yang

tidak dapat ditunda sehingga harus ada lembur di malam hari. Pada anak dapat

pula terjadi karena adanya aktivitas dari anak yang berlebihan pada pagi hari

hingga siang hari, makan makanan yang berlebihan sehingga terasa kenyang yang

kemudian membuat rasa sangat mengantuk.

3.3.5. Asuhan Makanan dan Kalori

Asuhan makanan yang berlebihan dapat mempengaruhi kualitas

tidur. Di mana makanan yang mengandung lemak serta jumlah makanan yang

banyak dapat mengganggu tidur karena membuat beban cerna pada saluran cerna

tinggi yang diakibatkan banyaknya bahan makanan yang harus dicerna. Pada bayi,

terbangun pada malam hari dan menangis atau kolik dapat disebabkan alergi susu

yang membutuhkan penggunaan ASI ibu atau formula bukan susu.

Page 26: BAB 2 PIJAT

Skema 1. Siklus Tidur Normal

Mengantuk

Stadium 1 NREM Stadium 2 NREM Stadium 3 NREM Stadium 4 NREM

REM

Stadium 2 NREM Stadium 3 NREM

Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkardian yang merupakan siklus 24

jam dari kehidupan manusia sehari-hari. Keteraturan irama sirkardian ini juga

mempengaruhi keteraturan tidur seseorang. Jika terganggu maka fungsi fisiologik

dapat terganggu pula ( Potter & Perry, 2003 ).

2.4 Fungsi Tidur

Fungsi tidur masih belum jelas (Potter & Perry, 2003). McCance &

Huether, (2002, dalam Potter & Perry, 2003) menyebutkan bahwa salah satu teori

mengatakan bahwa tidur adalah saat untuk memulihkan dan mempersiapkan

energi untuk periode bangun berikutnya. Denyut nadi saat tidur juga menurun

yang dapat memelihara jantung.

McCance & Huether, (2002, dalam Potter & Perry, 2003) juga

menyebutkan tidur dapat memulihkan proses biologis dimana selama tahapan

Page 27: BAB 2 PIJAT

NREM stadium 4 tubuh mengeluarkan hormon pertumbuhan yang memperbaiki

dan memperbaharui sel-sel epitel penting seperti sel-sel otak. Sintesa protein juga

berlangsung selama tidur.

Tahapan tidur REM penting untuk pemulihan kognitif dengan

meningkatnya kelancaran aliran darah serebral, meningkakan aktivitas kortisol,

meningkatkan komsumsi oksigen yang membantu penyimpanan memoridan

proses belajar (Potter & Perry, 2001). Individu yang tidak mendapat tidur yang

cukup, sering mengalami rasa kantuk yang sangat pada siang hari, merasa

kelelahan, penurunan konsentrasi dan ingatan bahkan dapat menyebabkan

kecelakaan ( DeWitt, 2001 ).

3 Kualitas Tidur

3.1 Pengkajian Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan yang dapat dilihat dari

kemampuan individu dalam mempertahankan tidur mendapat kebutuhan tidur

yang cukup dari tidur REM dan Non-REM (Kozier & Erb, 1987). Kualitas tidur

dapat diketahui dengan melakukan pengkajian yang meliputi data subjektif dan

objektif (Craven & Hirnle, 2000).

Data subjektif merupakan kriteria yang sangat penting untuk

menentukan kualitas tidur seseorang melalui pernyataan subjektif mengenai

kualitas tidur yang dialaminya. Pernyataan subjektif ini sangat bervariasi pada

individu. Contohnya, ada seseorang yang tidur selama 4 jam namun sudah merasa

puas dengan tidurnya sementara yang lain membutuhkan tidur selama 10 jam

untuk merasa puas akan tidurnya (Potter & Perry, 2001). Dalam pernyataan

subjektif, individu biasanya melaporkan pengalaman tidur yang dialami berkaitan

Page 28: BAB 2 PIJAT

total waktu tidur, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk tertidur, frekwensi

seringnya terbangun pada malam hari dan waktu bangun dipagi hari ( Craven &

Hirnle, 2000 ).

Data subjektif merupakan kriteria yang sangat penting untuk

menentukan kualitas tidur seseorang melalui pernyataan subjektif mengenai

kualitas tidur yang dialaminya. Pernyataan subjektif ini sangat bervariasi pada

individu. Contohnya, ada seseorang yang tidur selama 4 jam namun sudah merasa

puas dengan tidurnya semtara yang lain membutuhkan tidur selama 10 jam untuk

merasa puas akan tidurnya (Potter & Perry, 2001). Dalam pernyataan subjektif,

individu biasanya melaporkan pengalaman tidur yang dialami berkaitan total

waktu tidur, lamanya waktu yang dibutuhkan unuk tertidur, frekwensi seringnya

terbangun pada malam hari dan waktu bangun dipagi hari ( Craven & Hirnle,

2000 ).

Data objektif dapat dilihat dari pemeriksaan fisik dan diagnostik

(Tarwoto & Wartonah, 2003). Pemeriksaan fisik dapat diobservasi dari

penampilan wajah seperti adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu dan

konjungtiva merah. Dapat juga dilihat dari perilaku dan tingkat energi inividu

seperti perilaku iritabel, kurang perhatian, respon lambat, sering menguap,

menaeik diri dan bingung, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor dan kurang

koordinasi.

Dari pemeriksaaan diagnostik dapat dilakukan dengan merekam proses tidur

dengan alat-alat seperti EEG (Electroencephalogram) untuk pengukuran tonus

otot dan EOG (Electroocologram) untuk melihat pergerakan mata. Untuk melihat

aktivitas listrik otak dengan menggunakan EEG, elektroda hanya di tempatkan

Page 29: BAB 2 PIJAT

pada dua daerah saja yakni pada daerah frontosentral dan oksipital dan didapatkan

empat jenis gelombang yaitu gelombang Alfa, Beta, Teta dan Delta ( Musadik,

1988 ).

Gelombang Alfa. Dengan frekuensi 8 sampai 12 Hz, dengan

amplitude gelombang antara 10 sampai 15 mV. Gambaran gelombang Alfa yang

terjelas terdapat pada daerah oksipital atau parietal. Pada keadaan mata tertutup

dan ralaks, gelombang Alfa akan muncul, dan akan menghilang saat kita

membuka mata. Pada keadaan mengantuk didapatkan gambaran yang jelas yaitu

kumparan tidur yang berupa gambaran waxing dari gelombang Alfa.

Gelombang Beta. Dengan frekuensi 14 Hz atau lebih dan

amplitodo gelombang kecil rata-rata 25 mV. Gambaran gelombang Beta yang

terjelas terdapat pada daerah frontal. Gelombang ini merupakan gelombang

dominant pada keadaan jaga terutama bnila mata terbuka. Pada keadaan tidur

REM juga muncul gelombang Beta.

Gelombang Teta. Dengan frekuensi antara 4 sampai 7 Hz dengan

amplitodo gelombang bervariasi dan lokalisasi bervariasi juga. Gelombang Teta

dengan amplitudo rendah tampak pada keadaan jaga pada anak-anak sampai usia

25 tahun dan masa usia lanjut di atas 60 tahun. Pada keadaan normal orang

dewasa, gelombang Teta muncul pada keadaan tidur (stadium 1 sampai 4).

Gelombang Delta. Dengan frekuensi antara 0 sampai 3 Hz dengan

amplitudo serta lokalisasi bervariasi. Pada keadaan normal, gelombang Delta

muncul pada keadaan tidur (stadium 2 sampai stadium 4).