bab 2 tinjauan pustaka 2.1 definisi dan mekanisme...

Download BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Mekanisme …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40839/4/Chapter II.pdf · Daerah yang dianestesi oleh teknik ini adalah mukosa bukal

If you can't read please download the document

Upload: ngodung

Post on 06-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi dan Mekanisme Kerja Anestesi Lokal

    Anestesi lokal merupakan suatu kondisi hilangnya berbagai sensasi seperti rasa

    sakit yang terjadi di sebagian tubuh.1 Bahan anestetikum lokal bekerja dengan

    menghambat pengiriman impuls ke ujung syaraf bebas dengan menghasilkan blokade

    gerbang sodium sehingga terjadi penurunan sensasi, terutama rasa sakit yang bersifat

    sementara di sebagian tubuh.2,3,9 Bahan anestetikum lokal mengubah proses

    pembentukan dan pengiriman impuls dengan beberapa cara, yaitu dengan mengubah

    potensial istirahat dasar dari membran sel syaraf, mengubah potensial ambang batas

    (threshold), mengurangi rasio depolarisasi, atau dengan menambah rasio repolarisasi.

    Perubahan yang terjadi dapat diakibatkan oleh salah satu atau lebih dari satu cara

    tersebut. Banyak teori yang menggambarkan cara kerja dari anestesi lokal, salah

    satunya yang sering digunakan adalah teori spesifik reseptor. Bahan anestetikum

    lokal melekat pada reseptor yang ada di dekat gerbang sodium pada membran sel,

    lalu mengurangi permeabilitas ion sodium sehingga dapat menghambat konduksi

    impuls. Ion sodium yang seharusnya berikatan dengan reseptor pada membran sel

    untuk meningkatkan permeabilitas dan membuka gerbang sodium akan berkompetisi

    dengan bahan anestetikum lokal untuk berikatan dengan reseptor pada membrane sel.

    Setelah bahan anestetikum lokal berikatan dengan reseptor, terjadi penurunan

    permeabilitas membran sel sehingga menghasilkan blokade gerbang sodium. Hal ini

    mengakibatkan terjadinya penurunan konduksi sodium dan rasio depolarisasi

    sehingga terjadi kegagalan dalam mencapai potensial ambang batas (threshold) dan

    mengakibatkan kegagalan dalam potensial aksi. Keadaan ini mengakibatkan

    terhambatnya pengiriman impuls sehingga sensasi seperti rasa sakit dapat dihilangkan

    atau terjadi pati rasa.3

    Di bidang kedokteran gigi, anestesi lokal sering digunakan dalam perawatan

    pasien. Anestesi lokal digunakan sebagai penghilang rasa sakit sehingga pasien

    Universitas Sumatera Utara

  • merasa nyaman selama perawatan dan dokter gigi menjadi lebih tenang dalam

    melakukan perawatan. Kerja sama yang baik dengan pasien juga dapat dilakukan

    karena pada anestesi lokal pasien masih dalam keadaan sadar selama perawatan.

    Penggunaan anestesi lokal juga lebih ekonomis sehingga banyak digunakan dalam

    kedokteran gigi.1,5,10

    2.2 Bahan Anestetikum Lokal

    Bahan anestetikum lokal sudah mengalami banyak perkembangan sejak tahun

    1855 sampai sekarang. Pada zaman itu, seorang ahli kimia asal Prancis bernama

    Gaedcke melakukan ekstraksi daun tanaman Erthroxylon coca dan mengisolasi

    alkaloid pada tanaman tersebut. Pada tahun 1860, Albert Niemann mengisolasi

    alkaloid dalam bentuk murni yang dinamakannya menjadi kokain. Penggunaan

    kokain sebagai anestesi akhirnya diawali oleh Carl Koller pada tahun 1884. Setelah

    itu banyak perkembangan macam bahan anestetikum lokal yang ditemukan seiring

    perkembangan zaman. Lignokain atau lidokain ditemukan oleh N. Lofgren pada

    tahun 1943 dan diperkenalkan pada praktik klinis pada tahun 1946. Setelah itu

    muncul bahan lain seperti mepivakain pada tahun 1956 dan prilokain pada tahun

    1959.1 Sampai saat ini, bahan anestetikum lokal secara umum dapat dibedakan

    menjadi dua golongan besar. Golongan pertama adalah bahan yang mengandung

    senyawa ester seperti kokain, prokain, kloroprokain, tetrakain, dan benzokain.

    Golongan kedua adalah bahan yang mengandung ikatan amida seperti lidokain,

    prilokain, bupivakain, dibukain, dan ropivakain.1,3,9,11

    Dari beberapa jenis bahan anestetikum lokal yang berkembang di bidang

    kedokteran gigi, bahan tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai bahan

    anestetikum lokal yang ideal. Bahan anestetikum lokal mempunyai persyaratan yaitu

    harus poten, bersifat sementara, tidak menimbulkan reaksi lokal, sistemik, maupun

    alergi, onset of action singkat, duration of action cukup untuk melakukan perawatan,

    tidak mengiritasi jaringan, tidak menimbulkan kerusakan pada syaraf, tidak

    menimbulkan efek toksisitas, harus stabil dalam larutan, dapat disterilkan, serta

    terjangkau dari segi ekonomi. Apabila syarat ini dipenuhi oleh suatu bahan

    Universitas Sumatera Utara

  • anestetikum lokal, maka bahan anestetikum lokal tersebut sudah layak untuk

    digunakan di dalam perawatan.1,3,9

    Lidokain merupakan bahan anestetikum lokal yang sering digunakan di bidang

    kedokteran gigi. Jika dibandingkan dengan prokain, lidokain memiliki onset of action

    yang lebih cepat dengan duration of action yang lebih lama. Penggunaan lidokain

    juga hanya membutuhkan sedikit penambahan vasokonstriktor karena lidokain tidak

    atau sedikit menyebabkan vasodilatasi. Penambahan vasokonstriktor pada lidokain

    HCl 2% dapat menambah durasi kerja anestesi. Vasokonstriktor yang sering

    ditambahkan pada lidokain adalah adrenalin 1:80.000 atau 1:100.000. Dengan

    penambahan vasokonstriktor, durasi kerja menjadi lebih lama dari -2 jam menjadi

    3-4 jam. Waktu onset of action dari lidokain juga bervariasi, sekitar 3-10 menit.

    Walaupun penggunaan lidokain bersifat toksik, jika digunakan dengan dosis yang

    tepat, maka tidak dapat menimbulkan masalah yang serius. Dengan penambahan

    vasokonstrikor, dosis maksimal yang dapat diterima pada orang dewasa adalah sekitar

    350 mg atau maksimal sekitar 6 mg/kgBB. Pada praktiknya, 2% lidokain HCl

    umumnya dikemas dalam bentuk ampul 2 ml atau sama dengan 36 mg, sehingga

    dosis maksimum pengunaan lidokain pada orang dewasa adalah sekitar 8-10

    ampul.1,3,9,11

    Berbagai bahan anestetikum lokal selain lidokain juga banyak digunakan dalam

    perawatan di bidang kedokteran gigi. Mepivakain merupakan salah satu bahan

    anestetikum yang sering digunakan di bidang kedokteran gigi sebagai bahan

    anestetikum lokal. Bahan anestetikum lokal ini sudah mulai terkenal sejak pertama

    kali digunakan secara klinis sejak tahun 1950. Kecepatan onset of action, duration of

    action, potensi dan toksisitasnya hampir mirip dengan lidokain. Sifat vasokonstriktor

    mepivakain lebih rendah daripada lidokain. Pada umumnya, mepivakain digunakan

    dalam bentuk larutan dengan penambahan adrenalin 1:80.000. Dosis maksimal yang

    dapat digunakan dengan penambahan vasokonstriktor adalah 5 mg/kg berat badan.1

    Onset of action mepivakain tidak berbeda jauh dengan lidokain. Efek anestesi

    mepivakain timbul setelah 3 menit penyuntikan dengan duration of action sekitar 2-

    2 jam.12

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 1. Syaraf mandibula bagian posterior.14

    2.3 Anatomi Persyarafan pada Mandibula

    Bahan anestetikum lokal bekerja dengan menghambat pengiriman impuls ke

    syaraf. Di bidang kedokteran gigi dikenal beberapa syaraf yang penting, salah satunya

    adalah syaraf trigeminus. Syaraf trigeminus merupakan salah satu syaraf yang

    memiliki serat sensorik dan juga serat motorik. Syaraf trigeminus terbagi atas tiga

    divisi yaitu syaraf ophthalmikus, syaraf maksilaris, dan syaraf mandibularis.5,13

    Syaraf mandibularis terdiri dari serat sensorik dan motorik. Syaraf mandibularis

    terbagi menjadi dua cabang utama, yaitu bagian anterior dan posterior. Pada cabang

    bagian anterior terdapat beberapa syaraf motorik yang berhubungan dengan otot-otot

    seperti masseter, deep temporal, dan lateral pterygoid. Selain itu, pada bagian

    anterior juga terdapat buccal nerve yang meninervasi kulit dan mukosa bagian dagu

    serta bagian bukal gingiva dari prosesus alveolar mandibula di bagian molar dan

    premolar. Pada bagian posterior terdapat syaraf auriculotemporal, syaraf alveolaris

    inferior, dan syaraf lingualis. Syaraf auriculotemporal merupakan salah syaraf yang

    jarang berhubungan dalam bidang kedokteran gigi. Syaraf lingualis merupakan syaraf

    sensorik yang menginervasi bagian 2/3 anterior lidah, termasuk persepsi terhadap

    sensasi maupun sensasi terhadap pengecapan. Syaraf alveolaris inferior merupakan

    cabang terbesar dari divisi syaraf mandibula. Syaraf ini mempunyai cabang-cabang

    kecil seperti nervus mylohyoid, dental branches, serta pada bagian ujungnya adalah

    nervus inscisive dan nervus mental.3,5,13,14

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 2. Ilustrasi mental nerve block.16

    2.4 Anestesi Lokal Blok Mandibula

    Berdasarkan basis anatominya, anestesi lokal dapat dibedakan menjadi tiga

    yaitu anestesi topikal, anestesi infiltrasi, dan anestesi regional atau sering disebut

    dengan anestesi blok.1 Anestesi blok juga dapat dibedakan menjadi anestesi blok pada

    maksila dan anestesi blok mandibula.1,3,5

    Secara garis besar, terdapat beberapa jenis anestesi lokal yang sering digunakan

    di mandibula, yaitu lingual nerve block, incisive nerve block, mental nerve block,

    long buccal nerve block, dan inferior alveolar nerve block. Nervus lingualis biasanya

    diblokade di ruang pterygomandibular yang terletak pada anteromedial syaraf

    alveolaris inferior mandibula, sekitar 1 cm dari permukaan mukosa. Oleh karena itu,

    anestesi blok syaraf lingualis bisa dilakukan sebelum atau sesudah anestesi blok

    alveolaris inferior mandibula dilakukan. Incisive nerve block merupakan salah satu

    pilihan pada anestesi lokal mandibula yang terbatas pada gigi anterior. Anestesi blok

    syaraf insisivus memberikan anestesi pulpa pada sekitar gigi anterior seperti insisivus

    dan kaninus sampai foramen mental. Mental nerve block bertujuan untuk

    menganestesi syaraf mental dan ujung dari cabang syaraf inferior alveolar mandibula.

    Syaraf mental terletak pada foramen mental yang berada di antara apikal premolar

    satu dan premolar dua. Daerah yang dianestesi oleh teknik ini adalah mukosa bukal

    bagian anterior, daerah foramen mental sekitar gigi premolar dua, midline dan kulit

    dari bibir bawah.3,5,15,16

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 3. Ilustrasi buccal nerve block.16

    Long buccal nerve block atau sering disebut buccal nerve block dan buccinators

    nerve block menganestesi nervus buccal yang merupakan cabang dari syaraf

    mandibula bagian anterior. Daerah yang dianestesi adalah jaringan lunak dan

    periosteum bagian bukal sampai gigi molar mandibula. Anestesi ini sering digunakan

    pada perawatan yang melibatkan daerah gigi molar. Keuntungan dari teknik long

    buccal nerve block adalah mudah dilakukan dan tingkat keberhasilannya tinggi.3,5,16

    Pada anestesi blok syaraf alveolaris inferior, terdapat tiga metode yang sering

    digunakan, yaitu Inferior Alveolar Nervus Block (IANB), Gow-Gates Technique, dan

    Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block. Inferior Alveolar Nervus Block (IANB)

    terdiri dari dua metode, yaitu direct dan indirect. Metode indirect IANB sering

    disebut dengan metode Fischer.2,6,7

    Menurut hasil penelitian Neeta Mohanty dan Susant Mohanty, tingkat

    keberhasilan anestesi blok mandibula paling tinggi yang dilakukan kepada 120 orang

    berusia 16-50 tahun adalah Gow-Gates Technique sebesar 92,5%. Sedangkan tingkat

    keberhasilan Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block dan Classical IANB atau

    metode Fischer adalah 90% dan 72,5%. Dari hasil penelitian ini juga didapatkan

    bahwa metode Classical IANB paling banyak menimbulkan rasa sakit selama

    penyuntikan sebesar 60%. Sedangkan Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block

    Universitas Sumatera Utara

  • paling sedikit sebesar 25%. Onset of action yang paling singkat adalah Classical

    IANB metode Fischer yaitu 2,15 menit, sedangkan untuk duration of action yang

    paling lama adalah Gow-Gates Technique selama 69,3 menit.5

    Berdasarkan hasil penelitian Sobhan Mishra yang membandingkan antara

    metode direct IANB dan Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block, didapatkan bahwa

    96% syaraf inferior alveolar berhasil dianestesi, dan 100% syaraf lingual dan bukal

    berhasil di anestesi dengan sekali penyuntikan dengan metode direct IANB.

    Sedangkan pada teknik Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block, 84% syaraf inferior

    alveolar dan syaraf lingual berhasil di anestesi dengan sekali penyuntikan, sedangkan

    80% syaraf bukal berhasil dianestesi dengan sekali penyuntikan.14

    2.4.1 Anestesi Lokal Blok Mandibula Metode Fischer

    Inferior Alveolar Nervus Block atau yang sering juga disebut dengan blok

    mandibula merupakan metode anestesi lokal blok mandibula yang sering digunakan

    di kedokteran gigi. Metode Inferior Alveolar Nervus Block dibagi menjadi dua

    metode yaitu direct IANB dan indirect IANB. Metode Indirect IANB sering juga

    disebut dengan metode Fischer atau fissure 1-2-3 technique dengan penambahan

    anestesi syaraf bukal.2,6

    Metode ini menganestesi nervus inferior alveolar, nervus incisive, nervus

    mental, dan nervus lingual. Nervus buccal juga bisa ditambahkan dalam beberapa

    prosedur yang melibatkan jaringan lunak di daerah posterior bukal. Daerah yang

    dianestesi dengan metode ini adalah gigi mandibula sampai ke midline, body of

    mandible, bagian inferior dari ramus, mukoperiosteum bukal, membrane mukosa

    anterior sampai daerah gigi molar satu mandibula, 2/3 anterior lidah dan dasar dari

    kavitas oral, jaringan lunak bagian lingual dan periosteum, external oblique ridge,

    dan internal oblique ridge.2,6

    Indikasi Inferior Alveolar Nervus Block adalah untuk prosedur pencabutan

    beberapa gigi mandibula dalam satu kuadran, prosdur pembedahan yang melibatkan

    jaringan lunak bagian bukal anterior sampai molar satu serta jaringan lunak bagian

    lingual. Kontraindikasi Inferior Alveolar Nervus Block adalah pasien yang mengalami

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 4. Ilustrasi Inferior Alveolar Nervus Block.16

    infeksi atau inflamasi akut pada daerah penyuntikan serta pasien dengan gangguan

    kontrol motorik menggigit bibir atau lidah secara tiba tiba.6

    2.4.2 Prosedur Anestesi Lokal Blok Mandibula Metode Fischer 1,3,5,16,17,18

    1. Pasien didudukkan dengan posisi semisupine atau setengah telentang.

    2. Intruksikan pasien untuk membuka mulut selebar mungkin agar

    mendapatkan akses yang jelas ke mulut pasien. Posisi diatur sedemikian rupa

    agar ketika membuka mulut, oklusal dari mandibula pasien sejajar dengan

    lantai.

    3. Posisi operator berada pada arah jam 8 dan menghadap pasien untuk rahang

    kanan mandibula, sedangkan untuk rahang kiri mandibula posisi operator

    berada pada arah jam 10 dan menghadap ke pasien.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 5. Posisi operator untuk mandibula kiri dan kanan.6

    4. Jarum 25 gauge direkomendasikan untuk pasien dewasa dengan panjang

    jarum sekitar 42 mm atau 1,625 inchi. Hal ini diperlukan karena bagian

    jarum yang masuk ke jaringan adalah sekitar 20 mm.

    5. Aplikasikan antiseptik di daerah trigonom retromolar.

    6. Jari telunjuk diletakkan di belakang gigi terakhir mandibula, geser ke lateral

    dan palpasi linea oblique eksterna pada ramus mandibula, kemudian telunjuk

    digeser ke median untuk mencari linea oblique interna. Ujung lengkung

    kuku berada di linea oblique interna dan permukaan samping jari berada di

    bidang oklusal gigi rahang bawah.

    7. Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku dari sisi rahang yang tidak

    dianestesi tepatnya dari regio premolar dan jarum dengan bevel mengarah ke

    tulang sampai jarum kontak dengan tulang (Posisi I). Arah jarum hampir

    tegak lurus dengan tulang.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 6. Posisi jarum di foramen mandibula.5,15

    Gambar 7. Insersi spuit pada anestesi lokal blok mandibula.15

    8. Spuit digeser kesisi yang akan dianestesi, sejajar dengan bidang oklusal dan

    jarum ditusukkan sedalam 5 mm, lakukan aspirasi bila negatif keluarkan

    anestetikum sebanyak 0,5 ml untuk menganestesi N. Lingualis (Posisi II).

    9. Spuit digeser ke arah posisi I tapi tidak penuh sampai sekitar region kaninus

    lalu jarum ditusukkan sambil menyelusuri tulang sedalam kira-kira 10-15

    mm. Aspirasi dan bila negatif keluarkan anestetikum sebanyak 1 ml untuk

    menganestesi N. Alveolaris inferior (Posisi III). Setelah selesai spuit ditarik

    kembali.

    Metode Fischer sering juga dimodifikasi dengan penambahan anestesi untuk

    syaraf bukal setelah kita melakukan posisi III, pada waktu menarik kembali spuit

    sebelum jarum lepas dari mukosa tepat setelah melewati linea oblique interna ,jarum

    digeser kelateral ke daerah trigonom retromolar, aspirasi dan bila negatif keluarkan

    Universitas Sumatera Utara

  • anestetik sebanyak 0,5 ml untuk menganestesi syaraf bukal dan kemudian spuit

    ditarik keluar.

    2.4.3 Keberhasilan Anestesi Lokal Blok Mandibula Metode Fischer

    Keberhasilan dari anestesi lokal blok mandibula metode Fischer dapat diketahui

    dengan memeriksa keadaan bibir bagian bawah dan lidah dari regio yang dianestesi.

    Jika terjadi pati rasa pada daerah tersebut, maka dapat dijadikan indikator bahwa

    nervus lingualis dan nervus mentalis yang merupakan cabang dari nervus inferior

    alveolar sudah dianestesi dengan baik. Keberhasilan dari anestesi lokal blok

    mandibula metode Fischer juga dapat dilihat secara objektif pada pasien apabila

    selama perawatan pasien tersebut tidak mengeluhkan rasa sakit.5 Kegagalan dapat

    terjadi akibat jumlah anestetikum yang tidak adekuat saat penyuntikan atau karena

    variasi anatomi tiap individu sehingga prosedur anestesi lokal blok mandibula tidak

    menganestesi syaraf yang dituju dengan tepat. Bentuk mandibula yang berbeda tiap

    individu menyebabkan perbedaan letak foramen mandibula tampat keluarnya nervus

    inferior alveolar.1,10 Untuk mengatasi kegagalan diperlukan beberapa pertimbangan

    sebelum melakukan tindakan anestesi. Selain teknik dan keterampilan yang bagus

    dari operator, pemilihan bahan anestetikum juga dapat mempengaruhi keberhasilan.

    Bahan anestetikum golongan lidokain ditambah dengan adrenalin merupakan gold

    standard untuk tindakan anestesi lokal.19

    2.4.4 Komplikasi Anestesi Lokal Blok Mandibula

    1. Jarum patah

    Keadaan jarum patah pada anestesi lokal sangat jarang dijumpai. Sangat sulit

    untuk menemukan patahan jarum yang tertinggal. Komplikasi ini sering terjadi pada

    anestesi lokal blok mandibula. Ukuran dan panjang jarum harus diperhatikan untuk

    mengantisipasi komplikasi ini. Kerja sama yang baik dengan pasien juga harus

    diperhatikan karena kondisi jarum patah juga dilaporkan pernah terjadi akibat

    pergerakan kepala pasien yang terkejut ketika dilakukan penyuntikan.1,5,20-22

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. Hematoma

    Hematoma merupakan pembengkakan jaringan yang terjadi pada sisi medial dari

    ramus mandibula setelah deposisi bahan anestetikum. Hematoma bisa terjadi akibat

    penetrasi jarum yang mengenai pembuluh darah dan darah menyebar ke jaringan di

    sekitarnya. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan es pada daerah hematoma

    sekitar 5 menit untuk meredakan gejala.1,5,20,22

    3. Trismus

    Trismus merupakan kondisi spasme otot rahang sehingga kesulitan untuk

    membuka mulut. Keadaan ini sering terjadi akibat larutan anastetik yang masuk ke

    intramuskular bagian medial ruang pterygomandibula. Komplikasi ini sering terjadi

    2-5 hari setelah tindakan anestesi lokal blok mandibula.1,5,10,11,20

    4. Facial nerve anaesthesia

    Komplikasi ini sering terjadi pada anestesi lokal blok mandibula akibat dari

    deposisi larutan anestetikum ke kelenjar parotis. Gejala klinis yang dapat dilihat dari

    komplikasi ini adalah kesulitan pasien untuk menutup kelopak mata bagian bawah

    dan bibir yang melorot pada sisi yang dianestesi.1,5,10,11

    Universitas Sumatera Utara

  • Kerangka Teori

    Anestesi lokal blok mandibula

    N. inferior alvolar

    Indirect (Fischer)

    Lingual nerve block

    Incisive nerve block

    Mental nerve block

    Long buccal nerve block

    Inferior alveolar

    nerve block

    Direct technique

    N. lingualis

    Universitas Sumatera Utara

  • Kerangka Konsep

    Tindakan anestesi lokal blok mandibula metode Fischer: Data pasien:

    - Umur - Jenis kelamin

    Data operator: - Frekuensi melakukan

    tindakan Jenis tindakan:

    - Pencabutan gigi - Odontektomi - Pembedahan lain

    Variabel tidak terkendali: - Keterampilan operator - Variasi anatomi

    Keberhasilan pati rasa pada anestesi lokal blok mandibula metode Fischer: Pati rasa:

    - Bibir - Lidah - Keduanya

    Onset of action: - 1-3 menit - 4-6 menit - 7-10 menit - Lebih dari 10 menit

    Universitas Sumatera Utara